Design and Analysis of Algorithm

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Design and Analysis of Algorithm"

Transkripsi

1 Design and Analysis of Algorithm Week 3: Notasi Asymptotic dan Kelas Dasar Efisiensi Dr. Putu Harry Gunawan 1 1 Department of Computational Science School of Computing Telkom University Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 1 / 57

2 Outline 1 Review 2 Pendahuluan Pendahuluan 3 Pengantar tidak formal Pengantar informal 4 Formal Definition Notasi O Notasi Ω Notasi Θ 5 Properti notasi asimptotik Theorems 6 Kelas Dasar Efisiensi Kelas Dasar Efisiensi 7 Menggunakan Limit untuk membnadingkan orde kenaikan Limit orde 8 References References Dr. 9PutuExercise Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 2 / 57

3 Exercise 1 What the complexity of the following pseudocode x <- 0 for x <- 0 to n: for y <- 0 to n: a=c+d Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 3 / 57

4 Exercise 2 What the complexity of the following pseudocode x <- 0 for x <- 0 to n: for y <- x to n-3: a=c+d Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 4 / 57

5 Exercise 3 What the complexity of the following pseudocode x <- 0 for x <- 2 to n+2: for y <- x-1 to n: a=c+d Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 5 / 57

6 Example Example Find the time complexity of the following codes for basic operation addition (+) Some algorithms have logarithmic (base 2) complexity: 1. i = n; // i starts from n 2. while (i >= 1) 3. { 4. x = x + 1; // count this line 5. i = i / 2; // i becomes half at the end of every it 6. } Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 6 / 57

7 Example Iteration value of i (at the top of loop) number of times line 4 1 n 1 n n n 2 k 1 2 k k k+1 n Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 7 / 57

8 Example We are interested in what k is (because that s the number of times the line 4 is executed). In other words, T (n) = = (k 1) < kofthem > To derive k, we look at the relation at the last iteration (kth): Thus, T (n) = log 2 (n) 1 n 2 k = 0 log 2 ( n 2 k ) = log 2 (0) log 2 n log(2 k ) = log 2 (0) k log 2 (2) = log 2 n log 2 (0) k = log 2 n 1 Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 8 / 57

9 Outline 1 Review 2 Pendahuluan Pendahuluan 3 Pengantar tidak formal Pengantar informal 4 Formal Definition Notasi O Notasi Ω Notasi Θ 5 Properti notasi asimptotik Theorems 6 Kelas Dasar Efisiensi Kelas Dasar Efisiensi 7 Menggunakan Limit untuk membnadingkan orde kenaikan Limit orde 8 References References Dr. 9PutuExercise Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 9 / 57

10 Pendahuluan Seperti yang sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, ruang lingkup analisis efisiensi berfokus pada naiknya orde jumlah operasi dasar sebagai indikator utama pada algoritma efisien. Untuk membandingkan tingkatan dari orde kenaikan kompleksitas waktu, Computer Scientist menggunakan tiga notasi berikut: 1 O (big oh), Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 10 / 57

11 Pendahuluan Seperti yang sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, ruang lingkup analisis efisiensi berfokus pada naiknya orde jumlah operasi dasar sebagai indikator utama pada algoritma efisien. Untuk membandingkan tingkatan dari orde kenaikan kompleksitas waktu, Computer Scientist menggunakan tiga notasi berikut: 1 O (big oh), 2 Ω (big omega), dan Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 10 / 57

12 Pendahuluan Seperti yang sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, ruang lingkup analisis efisiensi berfokus pada naiknya orde jumlah operasi dasar sebagai indikator utama pada algoritma efisien. Untuk membandingkan tingkatan dari orde kenaikan kompleksitas waktu, Computer Scientist menggunakan tiga notasi berikut: 1 O (big oh), 2 Ω (big omega), dan 3 Θ (big theta). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 10 / 57

13 Pendahuluan Dalam tulisan ini, pengenalan notasi di atas akan disampaikan secara tidak formal(informal) dalam beberapa contoh dan kemudian secara formal dalam bentuk definisi. Untuk materi selanjutnya kan diperkenalkan notasi: 1 Fungsi t(n) dan g(n) merupakan fungsi tidak negatif terdefinisi pada himpunan bilangan asli. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 11 / 57

14 Pendahuluan Dalam tulisan ini, pengenalan notasi di atas akan disampaikan secara tidak formal(informal) dalam beberapa contoh dan kemudian secara formal dalam bentuk definisi. Untuk materi selanjutnya kan diperkenalkan notasi: 1 Fungsi t(n) dan g(n) merupakan fungsi tidak negatif terdefinisi pada himpunan bilangan asli. 2 Fungsi t(n) akan berupa waktu dari berjalannya algoritma (yang biasanya terindikasi pada jumlah operasi dasar C(n)). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 11 / 57

15 Pendahuluan Dalam tulisan ini, pengenalan notasi di atas akan disampaikan secara tidak formal(informal) dalam beberapa contoh dan kemudian secara formal dalam bentuk definisi. Untuk materi selanjutnya kan diperkenalkan notasi: 1 Fungsi t(n) dan g(n) merupakan fungsi tidak negatif terdefinisi pada himpunan bilangan asli. 2 Fungsi t(n) akan berupa waktu dari berjalannya algoritma (yang biasanya terindikasi pada jumlah operasi dasar C(n)). 3 Fungsi g(n) akan berupa beberapa contoh fungsi yang digunakan sebagai perbandingan. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 11 / 57

16 Outline 1 Review 2 Pendahuluan Pendahuluan 3 Pengantar tidak formal Pengantar informal 4 Formal Definition Notasi O Notasi Ω Notasi Θ 5 Properti notasi asimptotik Theorems 6 Kelas Dasar Efisiensi Kelas Dasar Efisiensi 7 Menggunakan Limit untuk membnadingkan orde kenaikan Limit orde 8 References References Dr. 9PutuExercise Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 12 / 57

17 informal O(g(n)) Secara tidak formal, O(g(n)) merupakan sebuah himpunan semua fungsi yang orde kenaikannya (order of growth) berada di bawah atau sama dengan fungsi orde kenaikan g(n). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 13 / 57

18 informal O(g(n)) Secara tidak formal, O(g(n)) merupakan sebuah himpunan semua fungsi yang orde kenaikannya (order of growth) berada di bawah atau sama dengan fungsi orde kenaikan g(n). Sebagai contoh: 1 n O(n 2 ), 2 100n + 5 O(n 2 ), n(n 1) O(n2 ). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 13 / 57

19 informal O(g(n)) Secara tidak formal, O(g(n)) merupakan sebuah himpunan semua fungsi yang orde kenaikannya (order of growth) berada di bawah atau sama dengan fungsi orde kenaikan g(n). Sebagai contoh: 1 n O(n 2 ), 2 100n + 5 O(n 2 ), n(n 1) O(n2 ). Jelas bahwa dua fungsi pertama adalah fungsi linier sehingga memiliki orde di bawah orde kenaikan fungsi g(n) = n 2. Sedangkan fungsi ke-tiga merupakan fungsi kuadratik yang memiliki orde kenaikan sama dengan fungsi n 2. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 13 / 57

20 informal O(g(n)) Dilain pihak, 1 n 3 / O(n 2 ), n 3 / O(n 2 ), 3 n 4 + n + 1 / O(n 2 ). r. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 14 / 57

21 informal O(g(n)) Dilain pihak, 1 n 3 / O(n 2 ), n 3 / O(n 2 ), 3 n 4 + n + 1 / O(n 2 ). Jelas bahwa, fungsi n 3 dan n 3 merupakan fungsi kubik yang memiliki orde kenaikan lebih dari n 2. Begitu pula dengan polinomial n 4 + n + 1 memiliki orde kenaikan orde empat. r. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 14 / 57

22 informal Ω(g(n)) Notasi ke-dua Ω(g(n)), menyatakan himpunan dari semua fungsi yang memiliki orde kenaikan lebih besar atau sama dengan g(n). Sebagai comtoh: Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 15 / 57

23 informal Ω(g(n)) Notasi ke-dua Ω(g(n)), menyatakan himpunan dari semua fungsi yang memiliki orde kenaikan lebih besar atau sama dengan g(n). Sebagai comtoh: 1 n 3 Ω(n 2 ), n(n 1) Ω(n2 ), tetapi 3 100n + 5 / Ω(n 2 ). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 15 / 57

24 informal Θ(g(n)) Terakhir, Θ(g(n)) merupakan himpunan semua fungsi yang memiliki orde kenaikan sama dengan g(n). Contoh semua fungsi kuadratik an 2 + bn + c dengan a > 0 berada pada Θ(n 2 ). Hal ini juga terjadi pada fungsi lain seperti n 2 + sin n dan n 2 + log n, kenapa? Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 16 / 57

25 Outline 1 Review 2 Pendahuluan Pendahuluan 3 Pengantar tidak formal Pengantar informal 4 Formal Definition Notasi O Notasi Ω Notasi Θ 5 Properti notasi asimptotik Theorems 6 Kelas Dasar Efisiensi Kelas Dasar Efisiensi 7 Menggunakan Limit untuk membnadingkan orde kenaikan Limit orde 8 References References Dr. 9PutuExercise Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 17 / 57

26 Definisi O(g(n)) Definition Sebuah fungsi t(n) dikatakan berada dalam O(g(n)), dinotasikan sebagai t(n) O(g(n)), jika t(n) terbatas di atas oleh suatu konstanta positif dikalikan dengan fungsi g(n) untuk n yang terus membesar. Atau dapat dikatakan bahwa terdapat beberapa konstanta positif c dan beberapa bilangan bulat tak-negatif n 0 sehingga t(n) cg(n) for all n n 0. (4.1) Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 18 / 57

27 Definisi O(g(n)) Dapat diilustrasikan melalui Gambar 1. Figure : Notasi Big-Oh: t(n) O(g(n)). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 19 / 57

28 Contoh O(g(n)) Example Mari kita buktikan secara formal 100n + 5 O(n 2 ). r. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 20 / 57

29 Contoh O(g(n)) Example Mari kita buktikan secara formal 100n + 5 O(n 2 ). Jelas bahwa 100n n + 5(untuk semua n 5), = 101n 101n 2. r. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 20 / 57

30 Contoh O(g(n)) Example Mari kita buktikan secara formal 100n + 5 O(n 2 ). Jelas bahwa 100n n + 5(untuk semua n 5), = 101n 101n 2. Sehingga terbukti terdapat c = 101 dan n 0 = 5. Catatan bahwa, definisi memberikan sembarang nilai c dan n 0, sehingga terdapat cara lain untuk membuktikan, Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 20 / 57

31 Contoh O(g(n)) Example Mari kita buktikan secara formal 100n + 5 O(n 2 ). Jelas bahwa 100n n + 5(untuk semua n 5), = 101n 101n 2. Sehingga terbukti terdapat c = 101 dan n 0 = 5. Catatan bahwa, definisi memberikan sembarang nilai c dan n 0, sehingga terdapat cara lain untuk membuktikan, yaitu 100n n + 5n(untuk semua n 1), = 105n 105n 2. Sehingga terbukti dengan c = 105 dan n 0 = 1. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 20 / 57

32 Outline 1 Review 2 Pendahuluan Pendahuluan 3 Pengantar tidak formal Pengantar informal 4 Formal Definition Notasi O Notasi Ω Notasi Θ 5 Properti notasi asimptotik Theorems 6 Kelas Dasar Efisiensi Kelas Dasar Efisiensi 7 Menggunakan Limit untuk membnadingkan orde kenaikan Limit orde 8 References References Dr. 9PutuExercise Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 21 / 57

33 Definisi Ω(g(n)) Definition Sebuah fungsi t(n) dikatakan berada dalam Ω(g(n)), dinotasikan sebagai t(n) Ω(g(n)), jika t(n) terbatas di bawah oleh suatu konstanta positif dikalikan dengan fungsi g(n) untuk n yang terus membesar. Atau dapat dikatakan bahwa terdapat beberapa konstanta positif c dan beberapa bilangan bulat tak-negatif n 0 sehingga t(n) cg(n) untuk setiap n n 0. (4.2) Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 22 / 57

34 Definisi Ω(g(n)) Dapat diilustrasikan melalui Gambar 2. Figure : Notasi Big-Omega: t(n) Ω(g(n)). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 23 / 57

35 Contoh Ω(g(n)) Example Akan dibuktikan bahwa n 3 Ω(n 2 ): n 3 n 2 untuk semua n 0. Sehingga terbukti dengan c = 1 dan n 0 = 0. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 24 / 57

36 Outline 1 Review 2 Pendahuluan Pendahuluan 3 Pengantar tidak formal Pengantar informal 4 Formal Definition Notasi O Notasi Ω Notasi Θ 5 Properti notasi asimptotik Theorems 6 Kelas Dasar Efisiensi Kelas Dasar Efisiensi 7 Menggunakan Limit untuk membnadingkan orde kenaikan Limit orde 8 References References Dr. 9PutuExercise Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 25 / 57

37 Definisi Θ(g(n)) Definition Sebuah fungsi t(n) dikatakan berada dalam Θ(g(n)), dinotasikan sebagai t(n) Θ(g(n)), jika t(n) terbatas di atas dan bawah oleh suatu konstanta positif dikalikan dengan fungsi g(n) untuk n yang terus membesar. Atau dapat dikatakan bahwa terdapat beberapa konstanta positif c 1 dan c 2 dan beberapa bilangan bulat tak-negatif n 0 sehingga c 2 g(n) t(n) c 1 g(n) untuk setiap n n 0. (4.3) Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 26 / 57

38 Definisi Θ(g(n)) Dapat diilustrasikan melalui Gambar 3. Figure : Notasi Big-Theta: t(n) Θ(g(n)). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 27 / 57

39 Contoh Θ(g(n)) Example Akan dibuktikan bahwa 1 2 n(n 1) Θ(n2 ). Perta akan dibuktikan untuk pertaksamaan sebelah kanan (batas atas): 1 2 n(n 1) = 1 2 n2 1 2 n 1 2 n2 untuk semua n 0. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 28 / 57

40 Contoh Θ(g(n)) Example Akan dibuktikan bahwa 1 2 n(n 1) Θ(n2 ). Perta akan dibuktikan untuk pertaksamaan sebelah kanan (batas atas): 1 2 n(n 1) = 1 2 n2 1 2 n 1 2 n2 untuk semua n 0. Kedua, akan dibuktikan pertaksamaan sebelah kiri (batas bawah) 1 2 n(n 1) = 1 2 n2 1 2 n 1 2 n2 1 2 n 1 2 n untuk semua n 2. = 1 4 n2 Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 28 / 57

41 Contoh Θ(g(n)) Example Akan dibuktikan bahwa 1 2 n(n 1) Θ(n2 ). Perta akan dibuktikan untuk pertaksamaan sebelah kanan (batas atas): 1 2 n(n 1) = 1 2 n2 1 2 n 1 2 n2 untuk semua n 0. Kedua, akan dibuktikan pertaksamaan sebelah kiri (batas bawah) 1 2 n(n 1) = 1 2 n2 1 2 n 1 2 n2 1 2 n 1 2 n untuk semua n 2. = 1 4 n2 Sehingga terbukti dengan c 2 = 1 4, c 1 = 1 2 dan n 0 = 2. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 28 / 57

42 Outline 1 Review 2 Pendahuluan Pendahuluan 3 Pengantar tidak formal Pengantar informal 4 Formal Definition Notasi O Notasi Ω Notasi Θ 5 Properti notasi asimptotik Theorems 6 Kelas Dasar Efisiensi Kelas Dasar Efisiensi 7 Menggunakan Limit untuk membnadingkan orde kenaikan Limit orde 8 References References Dr. 9PutuExercise Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 29 / 57

43 Teorema polinomial Theorem Jika diberikan fungsi polinomial berderajan m, T (n) = a m n m + am 1n m a 1 n + a 0 maka T (n) O(n m ). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 30 / 57

44 Teorema Theorem Andaikan T 1 (n) O(f (n)) and T 2 (n) O(g(n)), maka Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 31 / 57

45 Teorema Theorem Andaikan T 1 (n) O(f (n)) and T 2 (n) O(g(n)), maka 1 T 1 (n) + T 2 (n) O(f (n)) + O(f (n)) O(max(f (n), g(n))) Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 31 / 57

46 Teorema Theorem Andaikan T 1 (n) O(f (n)) and T 2 (n) O(g(n)), maka 1 T 1 (n) + T 2 (n) O(f (n)) + O(f (n)) O(max(f (n), g(n))) 2 T 1 (n)t 2 (n) O(f (n))o(g(n)) = O(f (n)g(n)) Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 31 / 57

47 Teorema Theorem Andaikan T 1 (n) O(f (n)) and T 2 (n) O(g(n)), maka 1 T 1 (n) + T 2 (n) O(f (n)) + O(f (n)) O(max(f (n), g(n))) 2 T 1 (n)t 2 (n) O(f (n))o(g(n)) = O(f (n)g(n)) 3 O(cf (n)) = co(f (n)), c adalah sembarang konstanta Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 31 / 57

48 Teorema Theorem Andaikan T 1 (n) O(f (n)) and T 2 (n) O(g(n)), maka 1 T 1 (n) + T 2 (n) O(f (n)) + O(f (n)) O(max(f (n), g(n))) 2 T 1 (n)t 2 (n) O(f (n))o(g(n)) = O(f (n)g(n)) 3 O(cf (n)) = co(f (n)), c adalah sembarang konstanta 4 f (n) O(f (n)) Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 31 / 57

49 Contoh Example Misalkan T 1 (n) O(n) dan T 2 (n) O(n 2 ), maka 1 T 1 (n) + T 2 (n) O(max(n, n 2 )) = O(n 2 ) 2 T 1 (n)t 2 (n) = O(n n 2 ) = O(n 3 ) Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 32 / 57

50 Contoh Example O(5n 2 ) = O(n 2 ) Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 33 / 57

51 Contoh Example Diketahui T (n) = (n + 2) log(n 2 + 1) + 5n 2 maka kompleksitas waktu O(n)-nya adalah? r. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 34 / 57

52 Contoh Example Diketahui T (n) = (n + 2) log(n 2 + 1) + 5n 2 maka kompleksitas waktu O(n)-nya adalah? Misalkan T (n) = (n + 2) log(n 2 + 1) + 5n 2 = f (n)g(n) + h(n) r. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 34 / 57

53 Contoh Example Diketahui T (n) = (n + 2) log(n 2 + 1) + 5n 2 maka kompleksitas waktu O(n)-nya adalah? Misalkan T (n) = (n + 2) log(n 2 + 1) + 5n 2 = f (n)g(n) + h(n) Dengan pencarian satu-satu didapat: 1 f (n) = (n + 2) O(n) Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 34 / 57

54 Contoh Example Diketahui T (n) = (n + 2) log(n 2 + 1) + 5n 2 maka kompleksitas waktu O(n)-nya adalah? Misalkan T (n) = (n + 2) log(n 2 + 1) + 5n 2 = f (n)g(n) + h(n) Dengan pencarian satu-satu didapat: 1 f (n) = (n + 2) O(n) 2 g(n) = log(n 2 + 1), karena 3 h(n) = 5n 2 O(n 2 ) log(n 2 + 1) log(2n 2 ) = log 2 + log n 2 = log log n 3 log n untuk n > 2 Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 34 / 57

55 Contoh Example Maka, T (n) = (n + 2) log(n 2 + 1) + 5n 2 O(n)O(log n) + O(n 2 ) = O(n log n) + O(n 2 ) = O(max(n log n, n 2 )) = O(n 2 ) Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 35 / 57

56 Outline 1 Review 2 Pendahuluan Pendahuluan 3 Pengantar tidak formal Pengantar informal 4 Formal Definition Notasi O Notasi Ω Notasi Θ 5 Properti notasi asimptotik Theorems 6 Kelas Dasar Efisiensi Kelas Dasar Efisiensi 7 Menggunakan Limit untuk membnadingkan orde kenaikan Limit orde 8 References References Dr. 9PutuExercise Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 36 / 57

57 Kelas 1 Kelas Nama Komentar 1 constant Efisinsi kasus terbaik. Kompleksitas O berarti waktu pelaksanaan algoritma adalah tetap, tidak bergantung pada ukuran masukan. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 37 / 57

58 Kelas log n Kelas Nama Komentar log n logarithmic Kompleksitas waktu logaritmik berarti laju pertumbuhan waktunya berjalan lebih lambat daripada pertumbuhan n. Algoritma yang termasuk kelompok ini adalah algoritma yang memecahkan persoalan besar dengan mentransformasikannya menjadi beberapa persoalan yang lebih kecil yang berukuran sama (misalnya algoritma pencarian biner). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 38 / 57

59 Kelas n Kelas Nama Komentar n linear Algoritma yang waktu pelaksanaannya lanjar umumnya terdapat pada kasus yang setiap elemen masukannya dikenai proses yang sama, misalnya algoritma pencarian beruntun. Bila n dijadikan dua kali semula, maka waktu pelaksanaan algoritma juga dua kali semula. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 39 / 57

60 Kelas n log n Kelas Nama Komentar n log n linearithmic Waktu pelaksanaan yang n log n terdapat pada algoritma yang memecahkan persoalan menjadi beberapa persoalan yang lebih kecil, menyelesaikan tiap persoalan secara independen, dan menggabung solusi masing- masing persoalan. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 40 / 57

61 Kelas n 2 Kelas Nama Komentar n 2 quadratic Algoritma yang waktu pelaksanaannya kuadratik hanya praktis digunakan untuk persoalan yang berukuran kecil. Umumnya algoritma yang termasuk kelompok ini memproses setiap masukan dalam dua buah looping bersarang, misalnya pada algoritma urut maks. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 41 / 57

62 Kelas n 3 Kelas Nama Komentar n 3 cubic Seperti halnya algoritma kuadratik, algoritma kubik memproses setiap masukan dalam tiga buah looping bersarang, misalnya algoritma perkalian matriks. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 42 / 57

63 Kelas 2 n Kelas Nama Komentar 2 n exponential Algoritma yang tergolong kelompok ini mencari solusi persoalan secara brute force, misalnya pada algoritma mencari sirkuit Hamilton. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 43 / 57

64 Kelas n! Kelas Nama Komentar n! factorial Seperti halnya pada algoritma eksponensial, algoritma jenis ini memproses setiap masukan dan menghubungkannya dengan n 1 masukan lainnya, misalnya algoritma Persoalan Pedagang Keliling (Travelling Salesperson Problem). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 44 / 57

65 Tabel fungsi kenaikan Nilai masing-masing fungsi untuk kenaikan n. log n n n log n n 2 n 3 2 n Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 45 / 57

66 Plot fungsi kenaikan Figure : Nilai masing-masing fungsi untuk kenaikan n. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 46 / 57

67 Outline 1 Review 2 Pendahuluan Pendahuluan 3 Pengantar tidak formal Pengantar informal 4 Formal Definition Notasi O Notasi Ω Notasi Θ 5 Properti notasi asimptotik Theorems 6 Kelas Dasar Efisiensi Kelas Dasar Efisiensi 7 Menggunakan Limit untuk membnadingkan orde kenaikan Limit orde 8 References References Dr. 9PutuExercise Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 47 / 57

68 Limit orde Untuk mempermudah mengidentifikasi kompleksitas waktu O, Ω dan Θ, maka cara membandingkan dapat pula dilakukan. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 48 / 57

69 Limit orde Untuk mempermudah mengidentifikasi kompleksitas waktu O, Ω dan Θ, maka cara membandingkan dapat pula dilakukan. Definition Terdapat tiga kasus utama dalam membandingkan waktu komputasi: t(n) 0, artinya t(n) memiliki orde lebih rendah dari g(n) lim n g(n) = c, artinya t(n) memiliki orde sama dengan g(n), artinya t(n) memiliki orde lebih tinggi dari g(n) Catatan bahwa dua kasus pertama mengidentifikasikan t(n) O(g(n)), dua kasus terakhir mengidentifikasikan t(n) Ω(g(n)) dan kasus ke-dua mengidentifikasikan t(n) Θ(g(n)) Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 48 / 57

70 Contoh Example Bandingkan orde kenaikan 1 2 n(n 1) dan n2. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 49 / 57

71 Contoh Example Bandingkan orde kenaikan 1 2 n(n 1) dan n2. lim n 1 2n(n 1) n 2 = 1 2 lim n 2 n n n 2 = 1 2 lim (1 1 n n ) = 1 2 Karena hasil limitnya merupakan konstanta positif, yang berarti bahwa memiliki orde sama, maka dapat dinotasikan sebagai 1 2 n(n 1) Θ(n2 ). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 49 / 57

72 Outline 1 Review 2 Pendahuluan Pendahuluan 3 Pengantar tidak formal Pengantar informal 4 Formal Definition Notasi O Notasi Ω Notasi Θ 5 Properti notasi asimptotik Theorems 6 Kelas Dasar Efisiensi Kelas Dasar Efisiensi 7 Menggunakan Limit untuk membnadingkan orde kenaikan Limit orde 8 References References Dr. 9PutuExercise Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 50 / 57

73 References References 1 Anany, L. (2003). Introduction to the design and analysis of algorithms. Villanova University. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 51 / 57

74 Outline 1 Review 2 Pendahuluan Pendahuluan 3 Pengantar tidak formal Pengantar informal 4 Formal Definition Notasi O Notasi Ω Notasi Θ 5 Properti notasi asimptotik Theorems 6 Kelas Dasar Efisiensi Kelas Dasar Efisiensi 7 Menggunakan Limit untuk membnadingkan orde kenaikan Limit orde 8 References References Dr. 9PutuExercise Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 52 / 57

75 Exercises 1 Tentukan notasi Ω dan Θ untuk T (n) = 2n 2 + 6n + 1. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 53 / 57

76 Exercises 1 Tentukan notasi Ω dan Θ untuk T (n) = 2n 2 + 6n Tentukan notasi O, Ω dan Θ untuk T (n) = 5n 3 + 6n 2 log n. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 53 / 57

77 Exercises 1 Tentukan notasi Ω dan Θ untuk T (n) = 2n 2 + 6n Tentukan notasi O, Ω dan Θ untuk T (n) = 5n 3 + 6n 2 log n. 3 Tentukan notasi O, Ω dan Θ untuk T (n) = n. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 53 / 57

78 Exercises 1 Tentukan notasi Ω dan Θ untuk T (n) = 2n 2 + 6n Tentukan notasi O, Ω dan Θ untuk T (n) = 5n 3 + 6n 2 log n. 3 Tentukan notasi O, Ω dan Θ untuk T (n) = n. 4 Tentukan notasi O untuk T (n) = n. Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 53 / 57

79 Exercises 1 Tentukan notasi Ω dan Θ untuk T (n) = 2n 2 + 6n Tentukan notasi O, Ω dan Θ untuk T (n) = 5n 3 + 6n 2 log n. 3 Tentukan notasi O, Ω dan Θ untuk T (n) = n. 4 Tentukan notasi O untuk T (n) = n. 5 Tentukan notasi O untuk T (n) = (n + 1)(n + 3)/(n + 2). Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 53 / 57

80 Exercise 1 Tentukan notasi O, Ω dan Θ dari pseudocode x <- 0 for x <- 0 to n: for y <- 0 to n: a=c+d Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 54 / 57

81 Exercise 2 Tentukan notasi O, Ω dan Θ dari pseudocode x <- 0 for x <- 0 to n: for y <- x to n-3: a=c+d Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 55 / 57

82 Exercise 3 Tentukan notasi O, Ω dan Θ dari pseudocode x <- 0 for x <- 2 to n+2: for y <- x-1 to n: a=c+d Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 56 / 57

83 The end of week 3 Thank you for your attention! Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design and Analysis of Algorithm 57 / 57

Design and Analysis of Algorithm

Design and Analysis of Algorithm Design and Analysis of Algorithm Week 5: Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 2 Dr. Putu Harry Gunawan 1 1 Department of Computational Science School of Computing Telkom University Dr. Putu Harry

Lebih terperinci

Pendahuluan. Ukuran input (input s size)

Pendahuluan. Ukuran input (input s size) Kompleksitas Algoritma Sesi 14 Pendahuluan Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang mangkus ialah algoritma yang meminimumkan kebutuhan waktu dan ruang.

Lebih terperinci

Aturan Untuk Menentukan Kompleksitas Waktu Asimptotik. Penjelasannya adalah sebagai berikut: T(n) = (n + 2) log(n 2 + 1) + 5n 2

Aturan Untuk Menentukan Kompleksitas Waktu Asimptotik. Penjelasannya adalah sebagai berikut: T(n) = (n + 2) log(n 2 + 1) + 5n 2 Aturan Untuk Menentukan Kompleksitas Waktu Asimptotik 1. Jika kompleksitas waktu T(n) dari algoritma diketahui, Contoh: (i) pada algoritma cari_maksimum T(n) = n 1 = O(n) (ii) pada algoritma pencarian_beruntun

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma Pendahuluan Mengapa kita memerlukan algoritma yang mangkus? Waktu komputasi (dalam detik) 10 5 10 4 10 3 10 2 1 0 1 10-1 1 hari 1 jam 1 detik 1 menit 5 1 0 1 5 2 0 10-4 x 2 n 10-6

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma Bahan Kuliah IF2120 Matematika Disktit Rinaldi M/IF2120 Matdis 1 Rinaldi M/IF2120 Matdis 2 Pendahuluan Sebuah masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Contoh: masalah

Lebih terperinci

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 4 Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 1

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 4 Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 1 Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 4 Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 1 Dr. Putu Harry Gunawan (PHN) Quiz I 1. Tentukan operasi dasar, c op dan C(n) untung masing-masing algoritma

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA

BAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA BAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA 3.1 Kompleksitas Algoritma Suatu masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Algoritma yang digunakan tidak saja harus benar, namun juga harus efisien.

Lebih terperinci

Design and Analysis of Algorithm

Design and Analysis of Algorithm Design and Analysis of Algorithm Week 7: Brute Force Algorithm Part 2: Exhaustive Search Dr. Putu Harry Gunawan 1 1 Department of Computational Science School of Computing Telkom University Dr. Putu Harry

Lebih terperinci

Design and Analysis of Algorithm

Design and Analysis of Algorithm Design and Analysis of Algorithm Week 4: Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 1 Dr. Putu Harry Gunawan 1 1 Department of Computational Science School of Computing Telkom University Dr. Putu Harry

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma Pendahuluan Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma diukur dari berapa

Lebih terperinci

Matematika Diskrit Kompleksitas Algoritma. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Matematika Diskrit Kompleksitas Algoritma. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Matematika Diskrit Kompleksitas Algoritma Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Pendahuluan Sebuah masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Contoh: masalah pengurutan (sort), ada

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data

Algoritma dan Struktur Data Algoritma dan Struktur Data Click to edit Master subtitle style Pertemuan 3 Pengantar Analisis Efisiensi Algoritma Analisa efisiensi algoritma bertujuan mengestimasi waktu dan memori yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 5 Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 2: Metode Karakteristik

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 5 Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 2: Metode Karakteristik Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 5 Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 2: Metode Karakteristik Dr. Putu Harry Gunawan (PHN Review 1. Tentukan kompleksitas waktu Big-Oh untuk relasi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien.

Pendahuluan. Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien. Pendahuluan Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien. Algoritma yang efektif diukur dari berapa jumlah waktu dan

Lebih terperinci

Design and Analysis Algorithm

Design and Analysis Algorithm Design and Analysis Algorithm Pertemuan 02 Drs. Achmad Ridok M.Kom Fitra A. Bachtiar, S.T., M. Eng Imam Cholissodin, S.Si., M.Kom Aryo Pinandito, MT Contents 31 2 Analisis Algoritma Analisis Efisiensi

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data. Performansi Algoritma

Algoritma dan Struktur Data. Performansi Algoritma Algoritma dan Struktur Data Performansi Algoritma Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang 2016 Mana yang lebih baik? pilihan 1 : Algoritma biasa dengan komputer yang cepat. pilihan 2 : Menggunakan

Lebih terperinci

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 04

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 04 Design and Analysis Algorithm Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom Pertemuan 04 Contents 31 2 Asymptotic Analysis Brute Force Algorithm 1 2 Asymptotic Analysis Asymptotic Notation Think of n as the number

Lebih terperinci

Pengantar Analisa Algoritma

Pengantar Analisa Algoritma Pengantar Analisa Algoritma Pendahuluan Suatu permasalahan memungkinkan untuk diselesaikan dengan lebih dari satu algoritma (pendekatan) Bagaimana kita memilih satu diantara beberapa algoritma tersebut.

Lebih terperinci

Pengantar Strategi Algoritmik. Oleh: Rinaldi Munir

Pengantar Strategi Algoritmik. Oleh: Rinaldi Munir Pengantar Strategi Algoritmik Oleh: Rinaldi Munir 1 Masalah (Problem) Masalah atau persoalan: pertanyaan atau tugas yang kita cari jawabannya. Contoh-contoh masalah: 1. [Masalah pengurutan] Diberikan senarai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma adalah prosedur komputasi yang didefinisikan dengan baik yang mengambil beberapa nilai yaitu seperangkat nilai sebagai input dan output yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya secret (rahasia), sedangkan gráphein artinya writing (tulisan), jadi kriptografi berarti secret

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma diukur dari berapa jumlah

Lebih terperinci

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 7 Brute Force Algorithm Part 2: Exhaustive Search

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 7 Brute Force Algorithm Part 2: Exhaustive Search Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 7 Brute Force Algorithm Part 2: Exhaustive Search Dr. Putu Harry Gunawan (PHN) Daftar Isi 1 Pendahuluan..................................... 1 2 Traveling

Lebih terperinci

Algoritma dan Kompleksitas Algoritma

Algoritma dan Kompleksitas Algoritma Algoritma dan Kompleksitas Algoritma Algoritma Algoritma adalah urutan logis langkah-langkah penyelesaian masalah yang ditinjau secara sistematis. Asal Usul Algoritma Kata ini tidak muncul dalam kamus

Lebih terperinci

Design and Analysis of Algorithm

Design and Analysis of Algorithm Design and Analysis of Algorithm Week 6: Brute Force Algorithm Part 1: Design Strategy Dr. Putu Harry Gunawan 1 1 Department of Computational Science School of Computing Telkom University Dr. Putu Harry

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message). Kata cryptography berasal dari kata Yunani yaitu kryptos yang artinya tersembunyi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN

PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN Yudhistira NIM 13508105 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika ITB Jalan Ganesha No.10 Bandung e-mail: if18105@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BIG O NOTATION UNTUK MENGANALISA EFISIENSI ALGORITMA

PENGGUNAAN BIG O NOTATION UNTUK MENGANALISA EFISIENSI ALGORITMA PENGGUNAAN BIG O NOTATION UNTUK MENGANALISA EFISIENSI ALGORITMA Ikhsan Fanani NIM : 13505123 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : ikhsan_fanani@yahoo.com

Lebih terperinci

CHAPTER 3 ALGORITHMS 3.1 ALGORITHMS

CHAPTER 3 ALGORITHMS 3.1 ALGORITHMS CHAPTER 3 ALGORITHMS 3.1 ALGORITHMS Algoritma Definisi 1. Algoritma adalah himpunan hingga perintah yang terinci dalam melakukan perhitungan atau pemecahan masalah. Contoh 1. Program komputer adalah suatu

Lebih terperinci

Logika dan Algoritma Yuni Dwi Astuti, ST 2

Logika dan Algoritma Yuni Dwi Astuti, ST 2 ALGORITMA Istilah algoritma pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli matematika yaitu Abu Ja far Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi. Yang dimaksud dengan algoritma adalah : Urutan dari barisan instruksi

Lebih terperinci

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 05

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 05 Design and Analysis Algorithm Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom Pertemuan 05 Contents 31 2 3 Brute Force Algorithm 2 Exhaustive Search Teknik Heuristik 2 Algoritma Brute Force 2 3 Pencocokan String (String

Lebih terperinci

Analisa Kompleksitas Algoritma. Sunu Wibirama

Analisa Kompleksitas Algoritma. Sunu Wibirama Analisa Kompleksitas Algoritma Sunu Wibirama Referensi Cormen, T.H., Leiserson, C.E., Rivest, R.L., Stein, C., Introduction to Algorithms 2nd Edition, Massachusetts: MIT Press, 2002 Sedgewick, R., Algorithms

Lebih terperinci

ALGORITHM. 2 Analysis Algorithm. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress.com

ALGORITHM. 2 Analysis Algorithm. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress.com ALGORITHM 2 Analysis Algorithm Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Analysis Suatu Algoritma Studi yang menyangkut analis algoritma ada 2 hal : 1. Perbandingan

Lebih terperinci

Setelah mempelajari topik Analisis Algoritma di kuliah SDA, ada beberapa kompetensi yang perlu Anda kuasai:

Setelah mempelajari topik Analisis Algoritma di kuliah SDA, ada beberapa kompetensi yang perlu Anda kuasai: Setelah mempelajari topik Analisis Algoritma di kuliah SDA, ada beberapa kompetensi yang perlu Anda kuasai: Menentukan kompleksitas waktu (Big-Oh) dari beberapa algoritma (logaritmik, linier, kuadratik,

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Sorting Dengan Notasi Big O

Analisis Kecepatan Sorting Dengan Notasi Big O Analisis Kecepatan Sorting Dengan Notasi Big O Rama Aulia NIM : 13506023 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : ramaaulia@yahoo.co.id Abstrak Sorting

Lebih terperinci

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 8 Greedy Algorithm

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 8 Greedy Algorithm Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 8 Greedy Algorithm Dr. Putu Harry Gunawan (PHN) Daftar Isi 1 Greedy Algorithm.................................. 1 2 Contoh-contoh Algoritma Greedy........................

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deret Taylor Deret Taylor dinamai berdasarkan seorang matematikawan Inggris, Brook Taylor (1685-1731) dan deret Maclaurin dinamai berdasarkan matematikawan Skotlandia, Colin

Lebih terperinci

Penyelesaian Barisan Rekursif dengan Kompleksitas Logaritmik Menggunakan Pemangkatan Matriks

Penyelesaian Barisan Rekursif dengan Kompleksitas Logaritmik Menggunakan Pemangkatan Matriks Penyelesaian Barisan Rekursif dengan Kompleksitas Logaritmik Menggunakan Pemangkatan Matriks Luqman Arifin Siswanto - 13513024 Program Sarjana Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma dalam menentukan Solvabilitas Sliding N-Puzzle

Kompleksitas Algoritma dalam menentukan Solvabilitas Sliding N-Puzzle Kompleksitas Algoritma dalam menentukan Solvabilitas Sliding N-Puzzle Audry Nyonata, 13515087 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3 Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3 Week 4: Separasi Variabel untuk Persamaan Panas Orde Satu Tim Ilmu Komputasi Coordinator contact: Dr. Putu Harry Gunawan phgunawan@telkomuniversity.ac.id 1 Persamaan

Lebih terperinci

Analisis dan Strategi Algoritma

Analisis dan Strategi Algoritma Analisis dan Strategi Algoritma Deskripsi Mata Kuliah Konsep dasar analisis algoritma Beberapa jenis algoritma 28/02/2011 2 Standar Kompetensi Mahasiswa mampu membandingkan beberapa algoritma dan menentukan

Lebih terperinci

Design and Analysis of Algorithm

Design and Analysis of Algorithm Design and Analysis of Algorithm Week 1: Introduction Dr. Putu Harry Gunawan 1 1 Department of Computational Science School of Computing Telkom University Dr. Putu Harry Gunawan (Telkom University) Design

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Algoritma Algoritma adalah kumpulan instruksi atau perintah yang dibuat secara jelas dan sistematis berdasarkan urutan yang logis (logika) untuk penyelsaian suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dituliskan beberapa aspek teoritis berupa definisi teorema sifat-sifat yang berhubungan dengan teori bilangan integer modulo aljabar abstrak masalah logaritma diskret

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap

BAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Optimal Mismatch Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap karakter dalam teks sehingga pencarian seperti ini disebut pencarian sekuensial

Lebih terperinci

Analisis Algoritma Bubble Sort

Analisis Algoritma Bubble Sort Analisis Algoritma Bubble Sort Ryan Rheinadi NIM : 13508005 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung e-mail: if18005@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Komparasi Algoritma Mergesort dengan Quicksort pada Pengurutan Data Integer

Komparasi Algoritma Mergesort dengan Quicksort pada Pengurutan Data Integer Komparasi Algoritma Mergesort dengan Quicksort pada Pengurutan Data Integer Atika Azzahra Akbar 13514077 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Fungsi Analitik (Bagian Pertama)

Fungsi Analitik (Bagian Pertama) Fungsi Analitik (Bagian Pertama) Supama Jurusan Matematika, FMIPA UGM Yogyakarta 55281, INDONESIA Email:maspomo@yahoo.com, supama@ugm.ac.id (Pertemuan Minggu IV) Outline 1 Fungsi Variabel Kompleks 2 Pemetaan/Transformasi/Mappings

Lebih terperinci

Hubungan Kompleksitas Algoritma dengan Cara Belajar

Hubungan Kompleksitas Algoritma dengan Cara Belajar Hubungan Kompleksitas Algoritma dengan Cara Belajar Ryan Ignatius Hadiwijaya / 13511070 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 3 Notasi Asymptotic dan Kelas Dasar Efisiensi

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 3 Notasi Asymptotic dan Kelas Dasar Efisiensi Desig ad Aalysis of Algorithms CNH2G3- Week 3 Notasi Asymptotic da Kelas Dasar Efisiesi Dr. Putu Harry Guawa (PHN) Review. What the complexity of the followig pseudocode for to : for y

Lebih terperinci

Analisis Algoritm. Fundamentals of the Anlysis of Algorithm Efficiency

Analisis Algoritm. Fundamentals of the Anlysis of Algorithm Efficiency Analisis Algoritm Fundamentals of the Anlysis of Algorithm Efficiency Hendri Karisma Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 2013 Review An algorithm is a sequence of unambiguous

Lebih terperinci

Analisa dan Perancangan Algoritma. Ahmad Sabri, Dr Sesi 1: 9 Mei 2016

Analisa dan Perancangan Algoritma. Ahmad Sabri, Dr Sesi 1: 9 Mei 2016 Analisa dan Perancangan Algoritma Ahmad Sabri, Dr Sesi 1: 9 Mei 2016 Apakah algoritma itu? Asal istilah: Al Khwarizmi (± 800 M), matematikawan dan astronomer Persia. Pengertian umum: "suatu urutan langkah-langkah

Lebih terperinci

Review Teori P dan NP

Review Teori P dan NP IF5110 Teori Komputasi Review Teori P dan NP Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Magister Informatika STEI-ITB 1 2 Pendahuluan Kebutuhan waktu algoritma yang mangkus bervariasi, mulai dari O(1), O(log log

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Information Retrieval Information Retrieval atau sering disebut temu kembali infromasi adalah suatu sistem yang mampu melakukan penyimpanan, pencarian, dan pemeliharaan informasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku

Lebih terperinci

Algoritma Brute Force (lanjutan)

Algoritma Brute Force (lanjutan) Algoritma Brute Force (lanjutan) Contoh lain Mencari Pasangan Titik yang Jaraknya Terdekat Persoalan: Diberikan n buah titik (2-D atau 3- D), tentukan dua buah titik yang terdekat satu sama lain. y p 5

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id Anany Levitin, Introduction to the Design & Analysis of Algorithms, Addison-Wesley, 2003. Enem,

Lebih terperinci

Pengantar Strategi Algoritma

Pengantar Strategi Algoritma PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Strategi Algoritma Bahan Kuliah IF2211 Strategi Algoritma RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma dalam Strategi Algoritma Sorting

Kompleksitas Algoritma dalam Strategi Algoritma Sorting Kompleksitas Algoritma dalam Strategi Algoritma Sorting Emilia Andari Razak/13515056 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 07

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 07 Design and Analysis Algorithm Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom Pertemuan 07 Contents 31 2 3 4 35 Divide and Conguer MinMax Problem Closest Pair Sorting Problem Perpangkatan 2 Algoritma divide and conquer

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN :

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : 289-933 ANALISIS METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN SEL KANKER OTAK Novita Handayani Teknik Informatika

Lebih terperinci

Algoritma Brute Force (lanjutan)

Algoritma Brute Force (lanjutan) Algoritma Brute Force (lanjutan) Contoh-contoh lain 1. Pencocokan String (String Matching) Persoalan: Diberikan a. teks (text), yaitu (long) string yang panjangnya n karakter b. pattern, yaitu string dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA SELECTION SORT DENGAN MERGE SORT

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA SELECTION SORT DENGAN MERGE SORT ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA SELECTION SORT DENGAN MERGE SORT Disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah : Analisis Algoritma Oleh : Eka Risky Firmansyah 1110091000043 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Pertemuan 9 : Interpolasi 1 (P9) Interpolasi. Metode Newton Metode Spline

Pertemuan 9 : Interpolasi 1 (P9) Interpolasi. Metode Newton Metode Spline Pertemuan 9 : Interpolasi 1 (P9) Interpolasi Metode Newton Metode Spline Pertemuan 9 : Interpolasi 2 Interpolasi Newton Polinomial Maclaurin dan polinomial Taylor menggunakan satu titik pusat, x 0 untuk

Lebih terperinci

Kompleksitas Komputasi

Kompleksitas Komputasi Kompleksitas Komputasi Big O Notation O(f(n)) Kompleksitas komputasi pada sebuah algoritma dibagi menjadi dua bagian, yaitu Kompleksitas Waktu T(n) Kompleksitas Ruang S(n) Kompleksitas Waktu diukur dari

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Graf

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Graf Suatu graf G terdiri dari himpunan tak kosong terbatas dari objek yang dinamakan titik dan himpunan pasangan (boleh kosong) dari titik G yang dinamakan sisi. Himpunan

Lebih terperinci

Design and Analysis Algorithm

Design and Analysis Algorithm Design and Analysis Algorithm Pertemuan 05 Drs. Achmad Ridok M.Kom Imam Cholissodin, S.Si., M.Kom M. Ali Fauzi, S.Kom., M.Kom. Ratih Kartika Dewi, ST, M.Kom 1 Contents 31 1.1 Algoritma Brute Force Exhaustive

Lebih terperinci

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR Pertemuan ke-0: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 205 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 205

Lebih terperinci

Analisis Algoritma. Jimmy Tirtawangsa. Universitas Telkom 2014

Analisis Algoritma. Jimmy Tirtawangsa. Universitas Telkom 2014 Analisis Algoritma Jimmy Tirtawangsa Universitas Telkom 2014 Daftar Isi (1) Motivasi (2) Kompleksitas dan Optimalitas (3) Struktur data (4) Teknik 2 analisis algoritma (5) Struktur graf (6) Problem Sulit/Intraktabel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis yang mendasari penyelesaian Traveling Salesman Problem dalam menentukan lintasan

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA Latihan 1 1. A. NOTASI SIGMA 1. Pengertian Notasi Sigma Misalkan jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah S n = U 1 + U 2 + U 3 + + U

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV 101. Limit Fungsi. Pertemuan - 2

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV 101. Limit Fungsi. Pertemuan - 2 Respet, Proessionalism, & Entrepreneurship Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV 101 SKS : 3 SKS Limit Fungsi Pertemuan - Respet, Proessionalism, & Entrepreneurship Kemampuan Akhir yang Diharapkan Mahasiswa

Lebih terperinci

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1 Fungsi Variabel Banyak Bernilai Real Turunan Parsial dan Turunan Wono Setya Budhi KK Analisis dan Geometri, FMIPA ITB Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1 Turunan Parsial dan Turunan Usaha pertama untuk

Lebih terperinci

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, Lecture 4. Limit B A. Continuity Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, (2) lim f(x) ada, (3) lim f(x) =

Lebih terperinci

Aplikasi Divide and Conquer pada Perkalian Large Integer untuk Menghitung Jumlah Rute TSP Brute Force

Aplikasi Divide and Conquer pada Perkalian Large Integer untuk Menghitung Jumlah Rute TSP Brute Force Aplikasi Divide and Conquer pada Perkalian Large Integer untuk Menghitung Jumlah Rute TSP Brute Force Martin Lutta Putra - 13515121 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

MA3231 Analisis Real

MA3231 Analisis Real MA3231 Analisis Real Hendra Gunawan* *http://hgunawan82.wordpress.com Analysis and Geometry Group Bandung Institute of Technology Bandung, INDONESIA Program Studi S1 Matematika ITB, Semester II 2016/2017

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3 Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3 Week 11-12: Finite Dierence Method for PDE Wave Eqs Tim Ilmu Komputasi Coordinator contact: Dr. Putu Harry Gunawan phgunawan@telkomuniversity.ac.id 1 Masalah Gelombang

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Pendahuluan Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat diferensial Kita akan membahas tentang Persamaan Diferensial Biasa yaitu

Lebih terperinci

Fungsi Analitik (Bagian Kedua)

Fungsi Analitik (Bagian Kedua) Fungsi Analitik (Bagian Kedua) Supama Jurusan Matematika, FMIPA UGM Yogyakarta 5528, INDONESIA Email:maspomo@yahoo.com, supama@ugm.ac.id (Pertemuan Minggu V) Outline Limit Menuju Tak Hingga 2 Fungsi Kontinu

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3 Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3 Week 5: Separasi Variabel untuk Persamaan Panas Orde Satu - Tim Ilmu Komputasi Coordinator contact: Dr. Putu Harry Gunawan phgunawan@telkomuniversity.ac.id 1 Review

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori penelitian ini. 2. Konsep Dasar Graf Teori dasar mengenai graf

Lebih terperinci

Studi Mengenai Perbandingan Sorting Algorithmics Dalam Pemrograman dan Kompleksitasnya

Studi Mengenai Perbandingan Sorting Algorithmics Dalam Pemrograman dan Kompleksitasnya Studi Mengenai Perbandingan Sorting Algorithmics Dalam Pemrograman dan Kompleksitasnya Ronny - 13506092 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Email : if16092@students.if.itb.ac.id 1. Abstract

Lebih terperinci

PENGENALAN BINARY INDEXED TREE DAN APLIKASINYA

PENGENALAN BINARY INDEXED TREE DAN APLIKASINYA PENGENALAN BINARY INDEXED TREE DAN APLIKASINYA Listiarso Wastuargo-13508103 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung hallucinogenplus@yahoo.co.id ABSTRAK Makalah ini membahas tentang

Lebih terperinci

Teori Kompleksitas (Bagian 2)

Teori Kompleksitas (Bagian 2) IF5110 Teori Komputasi Teori Kompleksitas (Bagian 2) Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Magister Informatika STEI-ITB 1 Travelling Salesperson Problem Persoalan optimasi. Termasuk ke dalam kelas persoalan

Lebih terperinci

Sieve of Eratosthenes, Algoritma Bilangan Prima

Sieve of Eratosthenes, Algoritma Bilangan Prima Sieve of Eratosthenes, Bilangan Prima M. R. Al-ghazali NIM. 13509068 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

Matematika I : Limit. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 79

Matematika I : Limit. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 79 Matematika I : Limit Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 79 Outline 1 limit Introduction to Limit Rigorous Study of Limits Limit Theorem Limit Involving Trigonometric

Lebih terperinci

Algoritma Brute Force (Bagian 2) Oleh: Rinaldi Munir Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik

Algoritma Brute Force (Bagian 2) Oleh: Rinaldi Munir Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik Algoritma Brute Force (Bagian 2) Oleh: Rinaldi Munir Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik 1 Contoh-contoh lain 1. Pencocokan String (String Matching) Persoalan: Diberikan a. teks (text), yaitu (long)

Lebih terperinci

Informatics Class A UISI CALCULUS I WEEK 2 DAY 2

Informatics Class A UISI CALCULUS I WEEK 2 DAY 2 Informatics Class A UISI CALCULUS I WEEK 2 DAY 2 SLIDE AND ASSIGNMENT teachingnation.wordpress.com OUTLINE Recap Equalities Functions Domain and Range Graph Operations on Functions Inverse Trigonometry

Lebih terperinci

MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE

MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE Rini Pratiwi 1*, Rolan Pane 2, Asli Sirait 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Transformasi Laplace

Transformasi Laplace TKS 43 Matematika II Transformasi Laplace (Laplace Transform) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Pengertian Transformasi Transformasi adalah teknik atau formula

Lebih terperinci

Graf untuk soal nomor 7

Graf untuk soal nomor 7 Program Studi Teknik Informatika Nama : Sekolah Teknik Elektro dan Informatika NIM : Institut Teknologi Bandung T.tangan: Solusi Kuis ke-4 IF2120 Matematika Diskrit (3 SKS) Graf, Pohon, dan Kompleksitas

Lebih terperinci

Eksplorasi Algoritma Brute Force, Greedy, dan Dynamic Programming untuk Persoalan Integer Knapsack

Eksplorasi Algoritma Brute Force, Greedy, dan Dynamic Programming untuk Persoalan Integer Knapsack Eksplorasi Algoritma Brute Force, Greedy, dan Dynamic Programming untuk Persoalan Integer Knapsack Muhamad Pramana Baharsyah, Sulistyo Unggul Wicaksono 2, Teguh Pamuji 3, Rinaldi Munir 4 Abstrak Laboratorium

Lebih terperinci

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 6 Brute Force Algorithm Part 1: Design Strategy

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 6 Brute Force Algorithm Part 1: Design Strategy Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 6 Brute Force Algorithm Part 1: Design Strategy Dr. Putu Harry Gunawan (PHN) Daftar Isi 1 Introduction and Definitions........................... 2 2 Contoh-contoh

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3 Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3 Week 10: Finite Dierence Method for PDE Heat Eqs Tim Ilmu Komputasi Coordinator contact: Dr. Putu Harry Gunawan phgunawan@telkomuniversity.ac.id 1 Masalah Persamaan

Lebih terperinci

EFISIENSI ALGORITMA DAN NOTASI O-BESAR

EFISIENSI ALGORITMA DAN NOTASI O-BESAR EFISIENSI ALGORITMA DAN NOTASI O-BESAR Subandijo Computer Science Department, School of Computer Science Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 subandijo1030@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Digital Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel yaitu f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan dan makna,

Lebih terperinci

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11.1 Definisi dan Limit Fungsi Monoton Misalkan f terdefinisi pada suatu himpunan H. Kita katakan bahwa f naik pada H apabila untuk setiap x, y H dengan x < y berlaku

Lebih terperinci

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan 4 BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA JUMLAH PERTEMUAN : 5 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan kekonvergenan

Lebih terperinci