PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA"

Transkripsi

1 Tugas Individu Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA Dosen : Dr.Ir.H. Arif Imam Suroso, M.Sc. Oleh : Armita Fibriyanti P PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Knowledge management saat ini muncul sebagai salah satu perhatian utama sebuah organisasi terutama bagi organisasi yang telah mendesain ulang bisnis mereka dan menanamkan pendekatan kualitas dalam praktes bisnis mereka. Pengetahuan (knowledge) semakin disadari sebagai aset bisnis yang utama dan knowledge management sebagai kunci pembeda antara berbagai perusahaan di akhir tahun 1990an. Bagian integral dari penerapan knowledge management adalah memahami arus informasi organisasi dan menerapkan praktik pembelajaran organisasi. Knowledge management bukanlah tentang bagaimana cara mengelola atau mengorganisir buku atau jurnal, mencari pelanggan di internet atau mengatur sirkulasi materi. Namun, masing-masing kegiatan tersebut dapat menjadi bagian dari spektrum dan proses knowledge management. Knowledge management berkaitan dengan bagaimana meningkatkan penggunaan pengetahuan organisasi melalui praktik manajemen informasi dan pembelajaran organisasi. Tujuannya untuk memberikan nilai bagi bisnis. Honda, sebuah perusahaan otomotif dari Jepang kini mampu menjadi sebuah perusahaan yang handal di dunia. Honda adalah perusahaan transnasional besar dengan desain otomotif dan tim manufaktur di beberapa lokasi. Honda berusaha untuk menyeimbangkan tekanan antara lokalisasi dan globalisasi pada bisnisnya. Honda memberikan contoh hubungan antara proses bisnis dan pengakuan pentingnya komunikasi manusia dalam mengelola pengetahuan. Honda juga mengintegrasikan karakteristik kepemimpinan mereka, budaya, pendekatan sumber daya manusia, struktur dan proses dalam menjalankan usahanya. Prinsip yang diterapkan oleh Honda tidak jauh dari pengembangan knowledge management. 2

3 1.2. Tujuan Makalah bertujuan untuk: 1. Mempelajari proses penerapan knowledge management di Honda 2. Mengidentifikasi peranan knowledge management di Honda Mengidentifikasi manfaat knowledge management di Honda 3

4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Knowledge Ackoff (1989) mendefinisikan bahwa knowledge merupakan sebuah tipologi data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan. Ackoff berperan dapat bahwa data merupakan sesuatu yang mentah sedangkan informasi adalah data yang dijiwai oleh arti. Pengetahuan merupakan sebuah informasi yang ditarik bersama-sama untuk sesuatu yang bermanfaat. Kebijaksanaan merupakan pengetahuan yang dibawa kepada sebuah hubungan dengan dimensi moral kondisi manusia. Knowledge adalah sebuah pencampuran antara pengalaman, nilai, informasi konstekstual, dan penglihatan para ahli yang menyediakan sebuah kerangka untuk evaluasi dan berkaitan dengan pengalaman baru dan informasi. Knowledge ini asli dan dapat di aplikasikan ke pikiran. Dalam sebuah organisasi hal ini sering ditanamkan tidak hanya pada dokumend atau reposisi saja namun juga pada kegiatan, proses, praktek, dan norma organisasi (Davenport dan Prusak, 1998) Knowledge merupakan bagian dari individu, personal, tinggal di dalam pikiran manusuda dan seringnya orang tidak peduli denga kehadirannya. Proses pembangunannya tergantung kepada faktor lain termasuk informasi. Pengkreasian knowledge merupakan proses gradual dari penambahan nilai kepada knowledge sebelumnya melalui proses inovasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak knowledge yang diturunkan dan dimiliki semakin banyak posisi yang dapat kita kreasikan dan di transfer kepada orang lain (Al-hawamdeh, 2003) Elgar (2008) menawarkan sebuah tipologi baru mengenai knowledde, yaitu sebuah data, meaning, atau practice. Setiap term tersebut dapat diketahui dan secara bersama-sama mereka akan menunjukkan apa arti sebernarnya dari knowledge. Data adalah sebuah sinyal, sense-data sedangkan meaning merupakan kerangka kognitif yang diartikan sebagai sinyal dan berhubungan dengan kehidupan kita. Meaning berkaitan dengan lensa dan bukan dengan sense-data yang kita proses. 4

5 Pada pertengahan tahun 1990an, Nonaka dan Tekeuchi (1995) mengembangkan sebuah matriks knowledge yang kemudian dikenal sebagai SECI. Matriks tersebut mengklasifikasikan knowledge sebagai explisit atau tacit dan individual atau collective. Cabrera dan Cabrera (2002) menjelaskan bahwa explisit knowledge mengacu kepada informasi yang di komunikasikan sedangkan tacit knowledge mengacu kepada keaslian, kesulitan komunikasi, know-how, dan pengetahuan praktis. Tacit knowledge juga dapat didefinisikan sebagai explisit knowledge yang belum di kodifikasikan dengan benar (Boisot, 1998) Management Manajemen di artikan sebagai proses mengkoordinasi kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi yang sedang berjalan atau kegiatankegiatan utama yang dilakukan oleh manajer. Fungsi tersebut lazim disebut sebagai prosess merancang, memimpin, dan mengendalikan. Manajemen juga memasukkan efisiensi dan efektifitas penyelesaian kegiatan-kegiatan pekerjaan organisasi (Robbins dan Coulter, 2002). Manajemen merupakan bagian dari hierarki lain yang meliputi supervisi, manajemen, dan kepemimpinan. Supervisi berurusan dengan tugas individu dan orang. Superivisi ini diterapkan pada tingkat operasi sebuah organisasi. Sedangkan manajemen berurusan dengan grup dan di prioritaskan pada tingkat takstis. Kepemimpinan berurusan dengan tujuan dan perubahan pada tingkat strategis (Bock, 2002) Knowledge Management Knowledge management dapat dilihat sebagai sebuah proses dari proses mengidentifikasi, mengeorganisasi, dan mengatur sumber daya pengetahuan. Hal ini termasuk explicit knowledge (information), know-how (learning capcity), know-who (customer capacity), dan tacit knowledge dalam bentuk ketrampilan 5

6 dan kompetensi. Secara lebih mudah, pengertian ini dapat terlihat pada gambaran dibawah ini (Al-hawamdeh, 2003). Gambar 1. Pembagian Knowledge Management Davenport dan Prusak mengartikan knowledge management sebagai eksploitasi dan pengembangan aset pengetahuan dari sebuah organisasi dengan sebuah pandangan terhadap tujuan organisasi. Kemudian Wiig (1999) mengartikan knowledge management sebagai sistem, eksplisit, dan pembangunan bebas, pembaharuan, dan aplikasi pengetahuan untuk memaksimalkan sebuah pengetahuan perusahaan, berkaitan dengan keefektifitasannya dan kembali dari aset pengetahuannya. Nonaka dan Takeuchi (1995) menyebutkan bahwa ada empat tipe interaksi antara dan diluar sebuah organisasi yang didasarkan pada perbedaan yang jelas antara tacit dan explisit knowledge yaitu sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. Keempat faktor tersebut menggambarkan sebuah proses yang 6

7 dinamis dimana tacit dan explisit knowledge berubah. Keempat hal tersebut adalah: - Sosialisasi (dari tacit tacit). Sosialisasi mengacu pada proses pembagian tacit knowledge di antara orang. Perubahan pengetahuan ini dapat terjadi antara orang ke orang, orang ke banyak orang, atau banyak orang ke banyak orang. Tacit knowledge ini dapat ditransfer dari satu orang ke yang lain tanpa melalui proses verbal atau dokumen tertulis. Contohnya adalah bercerita pengalaman. Tacit knowledge juga dapat diperoleh melalui observasi, on the job training, mentoring, dan bergabung dengan aktivitas seperti rapat dan bekerja sama dengan tim dalam sebuah proyek. Hal ini banyak berkaitan dengan komunikasi dan kolaborasi dengan orang. - Eksternalisasi (dari tacit explicit). Eksternalisasi mengacu kepada proses artikulasi dan pengkodean dari tacit knowledge. Hal ini mencoba untuk mengkonversikan tacit knowledge ke explicit knowledge. Proses eksternalisasi atau pengkodifikasi ini melibatkan penangkapan dan pendokumentasian dari tacit knowledge. Eksternalisasi meliputi aktivitas seperti diskusi yang melibatkan teman kolega atau anggota tim, merespon pertanyaan dan cerita. - Kombinasi (dari explicit explicit). Kombinasi mengacu pada proses mengkonversi explicit knowledge ke explicit knowledge yang lebih komplek. Explicit knowledge dapat dibagi dan ditransfer melalui dokumen dan . Setelah seseorang mendapatkan akses dan pengambilan informasi, sebuah proses rekonfigurasi dapat mulai terjadi dimana informasi tersebut dipisahkan, dimengerti, dan direkontekstualisasi. Secara singkat, ini berhubungan dengan proses dari sebuah informasi. Contoh kombinasi proses adalah menempatkan sebuah laporan proyek dalam sebuah gudang bersama - Internalisasi (dari explicit tacit). Internalisasi terkait denga proses penggunaan explicit knowledge. Hal ini memerlukan proses pengetahuan eksternal seperti informasi, pengertian, dan kemudian menginternalisasikannya. Sehingga akan mengekresikan tacit knowledge untuk individual. Sebagai contoh, internalisasi akan terjadi jika seorang 7

8 individu mengakses dan membaca sebuah laporan proyek dari gudang organisasi bersama, mengerti isi laporan, dan kemudia mengkontekstualisasikannya ke dalam kebutuhan pribadinya dan sesuai dengan kondisinya sendiri. Al-hawamdeh (2003) menyebutkan empat faktor yang mendukung keberhasilan dari knowledge management, yaitu: - Pencapaian keefisienan organisasi - Menatap ke depan - Memaksimalkan potensi organisasi - Mengelola kekayaan intelektual 8

9 BAB III. PEMBAHASAN Perusahaan di Jepang biasanya merupakan perusahaan yang tidak terlalu efisien, entrepreneur, maupun liberal. Namun secara perlahan-lahan, perusahaan di Jepang telah meluaskan posisinya di dunia internasional. Jepang dapat mencapai kesuksesannya karena ketrampilan dan kemampuannya pada penciptaan kemampuan organisasinya (Organizational Knowledge Creation). Mereka biasanya bagus pada sisi inovasi yang bertahap dan berkelanjutan. Honda sebuah perusahaan automobile yang berbasis di Jepang telah didirikan oleh Soichiro Honda. Bisnis tersebut mulai berkembang ketika tahun 1947, setelah perang, Jepang kekurangan bensin. Akibat krisis moneter pada waktu itu, kondisi ekonomi Jepang porak poranda dan Honda tidak dapat menjual mobilnya. Keadaan ini memaksa Honda untuk berfikir dan berinovasi bagaimana tetap dapat menjual kendaraannya tersebut. Inovasi terus berlanjut sampai akhirnya Honda berhasil memasang sebuah motor kecil di sepedanya. Sepeda bermotor tersebut diminati oleh para tetangga. Beberapa waktu kemudian, Honda mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobilnya, menjadi raja jalanan dunia, termasuk Indonesia. Inovasi yang terus berlanjut dari contoh perusahaan Honda tersebut merupakan salah satu ciri perusahaan-perusahaan di Jepang. Inovasi ini diperlukan karena adanya analisis akan kebutuhan di masa depan, antisipasi terhadap perubahan permintaan pasar, teknologi, kompetisi bahkan perubahan produk. Mereka berpendapat bahwa, perubahan merupakan kejadian sehari-hari dan tuntutan yang positif. Perusahaan di Jepang dapat mengembangkan inovasinya dengan baik salah satu alasannya karena ada hubungan antara faktor yang diluar dan didalam. Mereka membagi informasi yang dari luar kepada para karyawan di dalam organisasinya. Kemampuan berbagi ini kemudian dikenal dengan istilah knowledge management. Kesuksesan yang diraih oleh Honda ini tidak semata-mata hanya dilakukan oleh Soichiro Honda. Kerja sama tim yang solid, modal usaha, 9

10 pemasaran, inovasi yang terus berkelanjutan dan faktor lain secara bersama-sama turut membangun nama besar industri otomotif Honda. Honda secara rutin membangun "redundancy"; orang diberikan informasi yang melebihi kebutuhan operasional mereka. Hal ini dapat memudahkan pekerjaan terutama dari sisi tanggung jawab, solusi kreatif dan bagaimana bertindak. Beberapa informasi tambahan yang berhasil diperoleh bahwa perusahaan Honda tidak merekrut keluarga dalam menjalankan bisnisnya. Faktor kedua, perusahaan didirikan oleh dua orang yang mempunya sifat berbeda. Soichiro Honda, seorang insinyur mesin yang hebat dan Takeo Fujisawa yang handal dalam manajemen dan strategi. Keduanya berkolaborasi membuat perusahaan menjadi luar biasa. Mereka bahkan mampu menunjukkan bahwa dunia bisnis Honda bukan hanya sekedar otomotif saja namun lebih ke mimpi. Honda memiliki sebuah slogan yaitu: Action without philosophy is a lethal weapon; philosophy without action is worthless. Yang kemudian dikembangkan menjadi Action without training is a lethal weapon; and training without action is worthless. Slogan tersebut kemudian digunakan sebagai salah satu pemecut manajemen Honda dalam menjalankan bisnisnya. Idenya adalah untuk menggabungkan pelatihan dengan model pembinaan pribadi yang dibangun di atas keyakinan bahwa 'manajemen perusahaan harus mampu meningkatkan kemampuan tenaga kerja secara keseluruhan, bukan hanya segelintir saja disebut. Pembentukan struktur program ini didasarkan pada pendekatan 10:20:30:40 dari Mick Cope. Artinya, 10% dari sumber daya yang harus dikeluarkan untuk menemukan team (karyawan) yang tepat; 20% pelatihan; 30% pada dukungan untuk membantu mereka mengkonversi teori dalam perubahan perilaku, dan, 40% untuk belajar mengintegrasikan ke dalam kegiatan utama perusahaan. Sebagai contoh: 10

11 10% - Memilih program pembinaan yang tidak gagal dalam tahap awal. Semangat dan ketekunan diperlukan untuk menselaraskan pemikiran antara manajemen dan pelatih; 20% - Pelatihan mampu memberikan suatu kerangka kerja yang konsisten dari pelatih kepada klien. Etos inti dari pelatihan ini adalah untuk membantu para karyawan. Hal ini diharapkan mampu menghilangkan ketergantungan dan meningkatkan pengalihan kepemilikan dengan tetap menempatkan tanggung jawab di pundak klien; 30% - Setelah kursus, karyawan masing-masing akan menerima dukungan dari agen eksternal. Karyawani akan bertanggung jawab untuk melatih batch berikutnya dan menghilangkan kebutuhan untuk dukungan eksternal; 40% - Pada tahap ini, karyawan akan dibantu untuk mengintegrasikan peran mereka dengan pekerjaan sehari-hari mereka dan belajar untuk mengaplikasikannya dalam setiap pekerjaan mereka. Ukuran kesuksesan tidak hanya didasarkan pada jumlah peserta saja, tapi sejauh mana perusahaan Honda dapat melihat perubahan perilaku yang jelas di dalam organisasinya. Honda telah melakukan dua pendekatan untuk meningkatkan baik omset dan profitabilitas: setiap daerah memiliki strategi yang jelas, dan menuju kemandirian dalam kemampuan produksi, pada saat yang sama, Honda meningkatkan penelitiannya dan pengembangan (R & D) kapasitas dan menerapkan strategi biaya pengembangan lebih rendah di dua lokasi utama - Wako-shi (Tokyo) dan Los Angeles - untuk meningkatkan daya saingnya. Tim desain ulang yang multi disiplin dan infrastruktur pendukung yang memadai memungkinkan tim-tim dapat dengan cepat menangkap, menyampaikan dan berbagi pengetahuan dan mengembangankan manfaat jaringan komunikasi canggih, terutama antara Wako-shi dan Los Angeles. Strategi jangka panjang Honda yaitu fokus pada inovasi dalam pengembangan mobil dan teknologi produksi, pemanfaatan pasar baru, mempercepat operasi global dan menstabilkan kerja terhadap fluktuasi mata uang. Kaidah bisnis Honda mencerminkan strategi dan komitmen untuk glokalisasi dan mencakup: Inovasi yang berkelanjutan dan orisinalitas dalam menciptakan dan mengembangkan produk baru Proses penciptaan yang cepat dan adaptasi produk untuk pasar regional 11

12 Mempercepat operasi global dengan memaksimalkan sinergi produksi dan beroperasi di banyak negara Melanjutkan fokus pada mengurangi waktu siklus dari R & D melalui produksi dan pemasaran Staf kaliber tertinggi yang unggul dalam bekerja sama. Komitmen untuk meminimalkan biaya pada semua wilayah dalam konteks dan kendala kaidah di atas Kaidah bisnis ini dijalankan dengan penekanan pada kepemimpinan produk, R & D, dan minimisasi biaya dan teknologi informasi yang menekankan konsistensi informasi, aksesibilitas, dan pentingnya jaringan komunikasi. Prinsip-prinsip ini meliputi: Informasi yang mengalir di seluruh Honda harus memungkinkan semua bagian dari perusahaan untuk lebih mudah dan cepat dan menggunakannya untuk keuntungan Honda Staf R & D Honda di berbagai belahan dunia membutuhkan akses satu sama lain untuk dapat mengkomunikasikan ide-ide mereka dan output untuk rekan-rekan mereka Sistem komunikasi harus memfasilitasi interaksi orang-ke-orang berkualitas tinggi di antara staf R & D dan antara R & D, produksi, operasi dan personil pemasaran Sistem komunikasi harus mendukung transfer konsep desain canggih, data, dan dokumentasi dalam kualitas yang tinggi dan dengan biaya yang efisien Seleksi informasi bisnis Honda ini, informasi dan tujuan teknologi menunjukkan hubungan pentingnya Honda dalam mengelola basis pengetahuan dan keahlian untuk mempercepat proses pembangunan. Kemampuan infrastruktur Honda termasuk jaringan layanan komunikasi lengkap dan pengelolaan database (penjualan, keuangan, dan bagian pemesanan) pada basis global. Dalam setiap bidang ini, ada sinergi yang cukup dan sistem yang diperlukan untuk berbagi informasi yang efektif. Knowledge management tidak hanya dimiliki oleh satu grup dalam organisasi, tidak juga oleh sebuah industri. Knowledge management membutuhkan sebuah pendekatan multidisiplin yang holistik ke proses manajemen dan sebuah pengertian dari dimensi kerja. Knowledge management juga seharusnya merupakan evolusi dari penerapan manajemen yang baik dan diaplikasikan dengan tujuan yang jelas. 12

13 BAB IV. KESIMPULAN Honda telah menerapkan prinsip knowledge management dalam menjalankan bisnisnya. Honda memberikan contoh hubungan antara proses bisnis dan pengakuan pentingnya komunikasi manusia dalam mengelola pengetahuan. Honda juga mengintegrasikan karakteristik kepemimpinan mereka, budaya, pendekatan sumber daya manusia, struktur dan proses dalam menjalankan usahanya. Dalam penerapannya, knowledge management mampu meningkatkan keefektifan dan keefisienan dalam Honda, kerjasama tim, keuntungan perusahaan. Ukuran kesuksesan tidak hanya didasarkan pada jumlah peserta saja, tapi sejauh mana perusahaan Honda dapat melihat perubahan perilaku yang jelas di dalam organisasinya. Strategi yang diterapkan yaitu inovasi yang berkelanjutan, adaptasi produk, memaksimalkan sinergi produksi dan beroperasi di banyak negara, mengoptimalkan R&D, staff unggul, dan komitmen untuk meminimalkan biaya. 13

14 DAFTAR PUSTAKA Ackoff, R.L From Data to Wisdom. Journal of Applied Systems Analysis: 16, 3-9. Al-Hawamdeh, S Knowledge Management, Cultivating Knowledge Professionals. Oxford: Chandos Publishing (Oxford) Limited. Bock, W Knowledge Management 101. Intranet Corner. Boisot, M Knowledge Assets: Securing Competitive Advantage in the Information Economy. Oxford: Oxford University Press. Cabrera, A. dan E.f. Cabrera Knowledge Sharing Dilemmas. Organizational Studies. 23 (5): Davenport, T. dan Prusak. L Working Knowledge: How Organizations Manage What They Know. Cambridge, MA: Harvard University Press. Elgar, E Knowledge Management in Developing Economies. Chelthenham: Edward Elgar Publishing Limited. [15 Maret 2011] /qx/display.htm. [15 Maret 2011] Nonaka, I dan H. Takeuchi The Knowledge-Creating Company: How Japanese Companies Creating the Dynamics of Innovation. New York: Oxford University Press. Robbins, S. P. dan M. Coulter Management. New Jersey: Prentice-Hall. 14

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

PENERAPAN SHARING KNOWLEDGE PADA PT UNITED TRACTORS, TBK

PENERAPAN SHARING KNOWLEDGE PADA PT UNITED TRACTORS, TBK Mata Kuliah : Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) Dosen : Dr. Ir. H. Arif Imam Suroso, M.Sc PENERAPAN SHARING KNOWLEDGE PADA PT UNITED TRACTORS, TBK OLEH : RIZKIRIA RATMARISA NUR P056101571.46

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 3

01/10/2010. Pertemuan 3 Pertemuan 3 Pengetahuan bersifat subyektif, kompleks dan dinamis, sehingga diperlukan pendekatan KM yang bersifat holistik Pengukuran diperlukan untuk dapat memonitor perkembangan hingga tercapainya benefit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan berfungsi mewujudkan bagaimana suatu organisasi dapat meningkatkan sumber daya informasi serta pengetahuannya dengan mencari, mengingat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Restu Khaliq Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari Business competition is increasingly tight, not only to survive but the company

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS,

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS, Tugas Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dosen : Dr.Ir. Arief Iman Suroso, M.Sc PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS, Tbk. OLEH : NURUL HIDAYAH P056101491.46 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

Driving Forces of Knowledge Management

Driving Forces of Knowledge Management Uwes A. Chaeruman Driving Forces of Knowledge Management Faktor Pendorong Manajemen Pengetahuan Knowledge Management? Kemampuan suatu perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan pengetahuan baru, menyebarluaskannya

Lebih terperinci

ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X

ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X Dessi Dharmasinta Universitas Atma Jaya Jakarta Abtrak: Salah satu dampak yang paling penting dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami konsep dasar mengenai penangkapan dan kodifikasi pengetahuan. Mengetahui teknik-teknik untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, intensitas kompetisi dan persaingan ketat antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut meningkatkan kompetensinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 4

01/10/2010. Pertemuan 4 Pertemuan 4 Tahap pertama dalam siklus KM Terintegrasi Menangkap atau mengekstrak pengetahuan tacit Mengorganisasi atau mengkodekan pengetahuan explicit Perlu dibedakan antara menangkap/identifikasi pengetahuan

Lebih terperinci

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce Pengantar Sekilas E-Bisnis E-bisnis menghubungkan semua karyawan, pelanggan, pemasok, dan stakeholders lainnya tanpa pandang wilayah geografis. E-bisnis pakai standar data elektronik umum dan otomatisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan perilaku konsumen di era globalisasi sekarang ini adalah salah satu dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh banyak organisasi atau perusahaan pada

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P

TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P DOSEN : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. Hari/Tanggal : Kamis/14 Juli 2011 TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P056101151.45 PROGRAM

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

Knowledge and Research Management

Knowledge and Research Management Knowledge and Research Management FROM RESEARCH TO ACTION FROM INVENTION TO INNOVATION FROM GOOD TO GREAT PENCIPTAAN PENGETAHUAN DALAM SUATU ORGANISASI Oleh: Dr.Ir. Nastiti Siswi Indrasti PENGETAHUAN Pengetahuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERTEMUAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR- DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk

Lebih terperinci

1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini

1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan langkah-langkah utama dalam siklus KM 3. Menjelaskan model sistem

Lebih terperinci

Teknologi dan Informasi. Stefany Y. Bara langi, S.Si., MT Aplikasi Komputer Pertemuan II

Teknologi dan Informasi. Stefany Y. Bara langi, S.Si., MT Aplikasi Komputer Pertemuan II Teknologi dan Informasi Stefany Y. Bara langi, S.Si., MT Aplikasi Komputer Pertemuan II - 2012 Teknologi David L. Goetsch People tools, resources, to solve problems or to extend their capabilities. Teknologi

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion

Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion Petunjuk Sitasi: Atma, S., Soesanto, R. P., Kurniawati, A., & Hediyanto, U. Y. (2017). Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Organisasi Pembelajaran organisasi adalah organisasi yang secara terus menerus belajar meningkatkan kapasitasnya untuk berubah (Lukito Shieren

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA TUGAS INDIVIDU SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr.Ir. ARIF IMAM SUROSO, MSc (CS) DI

Lebih terperinci

Tugas Individu TOMP SHARING KNOWLEDGE MANAGEMENT. (Studi Kasus : CV D Create) Dibuat Oleh : REGULAR 46 MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS

Tugas Individu TOMP SHARING KNOWLEDGE MANAGEMENT. (Studi Kasus : CV D Create) Dibuat Oleh : REGULAR 46 MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS Tugas Individu TOMP SHARING KNOWLEDGE MANAGEMENT (Studi Kasus : CV D Create) Dibuat Oleh : Irfan Zidni (P056101441.46) REGULAR 46 MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Organisasi Pembelajar Organisasi pembelajar atau biasa disebut learning organization, istilah ini sebagian dari gerakan In Search of Exellence dan selanjutnya digunakan oleh Garrat

Lebih terperinci

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Adalah Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap PENGETAHUAN, PENGALAMAN, dan KREATIVITAS para staffnya untuk perbaikan Perusahaan. (Davidson & Philip Voss,

Lebih terperinci

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini

Lebih terperinci

OUTSOURCING DALAM SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERUSAHAAN

OUTSOURCING DALAM SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERUSAHAAN TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN OUTSOURCING DALAM SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERUSAHAAN DOSEN: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Disusun oleh: Prima Roza Yulia P056131462.E45 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pengetahuan pada era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan merupakan aset berharga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI DALAM ORGANISASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI DALAM ORGANISASI DOSEN : Dr. Ir. Arief Imam Suroso, MSc FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI DALAM ORGANISASI DISUSUN OLEH: BENNY KURNIAWAN P056131272.45 E-45 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menuntun perusahaan untuk melakukan pembaharuan dengan cara berfikir global dan bertindak secara lokal. Inovasi teknologi yang makin mempercepat

Lebih terperinci

Pertemuan 6. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan 6. Tujuan Pembelajaran Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Pertemuan 6 Tujuan Pembelajaran 1. Mengenali konsep dan terminologi dasar yang berkaitan dengan penangkapan dan kodifikasi pengetahuan 2. Mengetahui teknik teknik

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PT ASTRA GRAPHIA TBK

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PT ASTRA GRAPHIA TBK KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini dibuat sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha, perkembangan pesat industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Era globalisasi yang ditandai dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,

Lebih terperinci

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System Ryandito

Lebih terperinci

Penerapan Knowledge Managemen System Sales And Customer Care Pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel

Penerapan Knowledge Managemen System Sales And Customer Care Pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel Penerapan Knowledge Managemen System Sales And Customer Care Pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel Putri Silpiara 1,Ken Ditha Tania 2 1,2 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan 18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis sebagai akibat dari efek globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku bisnis menemukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya kerja yang berbeda dengan bisnis lainnya. Hal ini dikarenakan dalam bisnisnya, KAP menyediakan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini mulai menuju keadaan yang lebih baik, dengan melihat perkembangan dunia industri yang terus berkembang di berbagai bidang.

Lebih terperinci

LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI)

LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI) LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI) PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN SIKAP 1. Bertakwa kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya

Lebih terperinci

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING TUGAS MAKALAH MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen Pengajar : Dr. Ir. Arif Imam Soeroso, M.Sc TYASTUTI RAHAYU NIM: P056131902.47E

Lebih terperinci

MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR DAN CONSUMER PRODUCT DI PT. BINA SAN PRIMA

MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR DAN CONSUMER PRODUCT DI PT. BINA SAN PRIMA MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR DAN CONSUMER PRODUCT DI PT. BINA SAN PRIMA Asep Id Hadiana 1, Estiko Rijanto 2, Mira Kania Sabariah 3 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 1 ahadiana@gmail.com

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE GROWTH DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING BALI

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE GROWTH DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING BALI PERANCANGAN BALANCED SCORECARD LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE GROWTH DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING BALI Wenny Yohanes Jurusan Akuntansi / Fakultas Bisnis dan Ekonomika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

KONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1

KONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1 KONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1 Yuliadi Erdani, M. Nurdin, A.B. Setiawan Politeknik Manufaktur Negeri (Polman) Bandung Jl Kanayakan 21 Dago, Bandung 40135 INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi. Manajemen pengetahuan berorientasi pada knowledge-based

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi. Manajemen pengetahuan berorientasi pada knowledge-based BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan manajemen pengetahuan kini sudah banyak dilakukan pada industri kreatif termasuk di dunia pendidikan dan organisasi yang berbasis kompetisi. Manajemen

Lebih terperinci

Minggu 3: Manajemen Modern

Minggu 3: Manajemen Modern Minggu 3: Manajemen Modern TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB Tujuan Pembelajaran Mempelajari dasar-dasar yang menjadi pemikiran manajemen moderen Mengetahui arah pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika perubahan dan ketidakpastian. Untuk dapat bertahan hidup, bersaing, dan berhasil suatu organisasi

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso M.Sc Oleh : RINJANI YUSNI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas

Lebih terperinci

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir

Lebih terperinci

Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi/

Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi/ Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi Oleh : Bambang Setiarso Nazir Harjanto Triyono Hendro Subagyo Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 Hak Cipta 2009 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai kumpulan orang-orang (mahluk hidup), organisasi juga dapat dipandang sebagai

I. PENDAHULUAN. Sebagai kumpulan orang-orang (mahluk hidup), organisasi juga dapat dipandang sebagai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai kumpulan orang-orang (mahluk hidup), organisasi juga dapat dipandang sebagai organisme yang selalu berinteraksi, menyesuaikan diri atas perubahan yang

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah

Lebih terperinci

BAB 2 PREFERENSI PASAR DAN PROSES PEMILIHAN

BAB 2 PREFERENSI PASAR DAN PROSES PEMILIHAN BAB 2 PREFERENSI PASAR DAN PROSES PEMILIHAN Dua studi awal yang penting mengenai adopsi teknologi dilakukan oleh Balcer dan Lipman (1984) dan Gaimon (1985a, 1985b). Balcer dan Lipman mengembangkan teknologi

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

Pengantar Analisis Bisnis

Pengantar Analisis Bisnis Modul ke: Pengantar Analisis Bisnis Fakultas FASILKOM Winarsih, S.Si., MMSI Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Sejarah Analisis Bisnis Perkembangan TI memungkinkan organisasi untuk membangun

Lebih terperinci

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program

Lebih terperinci

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) suatu Proyek termasuk proses yang diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci