TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P"

Transkripsi

1 DOSEN : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. Hari/Tanggal : Kamis/14 Juli 2011 TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 I. PENDAHULUAN DKI Jakarta merupakan kota besar yang dijadikan sebagai pusat kegiatan bisnis dan organisasi. Organisasi yang terdapat di kota besar ini salah satunya adalah Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta adalah perangkat Pemerintah Daerah yang memiliki peranan yaitu melaksanakan penanganan, pembinaan dan rehabilitasi sosial kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Provinsi DKI Jakarta. Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta sebagai organisasi yang memiliki jaringan kerja yang sangat luas dengan jumlah staf yang besar untuk meningkatkan produktivitas, efektivitas dan keunggulan sebuah organisasi maka dibutuhkan sebuah strategi. Strategi tersebut adalah sebuah mekanisme yang sistematis untuk memetakan, mengumpulkan dan mendokumentasikan dalam bentuk standar agar dokumen dan aset pengetahuan yang tersedia dapat diakses dengan mudah untuk kepentingan sejumlah orang di organisasi tersebut. Strategi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kemajuan dalam pengembangan program pelayanan pembinaan dan rehabilitasi sosial kepada PMKS di Provinsi DKI Jakarta. Ilmu pengetahuan merupakan aset intangible yang dapat dijadikan strategi untuk memberikan perubahan pada diri seseorang. Perubahan positif pada diri seseorang akan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan kemajuan di tubuh sebuah organisasi. Pembanguna system informasi dalam rangka Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) merupakan suatu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan manajemen bagi organisasi. Knowledge management sangat penting untuk meningkatkan daya saing. Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta menggunakan Knowledge Management System (KMS) di dalam menciptakan Manajemen Pengetahuan (Lampiran 2). Knowledge Management System (KMS) adalah sarana dalam membagi ilmu pengetahuan (share knowledge). Manfaat KMS yaitu menciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan dan menyebarkan knowledge dalam organisasi. KMS mengelola seluruh elemen sistem berupa dokumen, basis data, kebijakan, prosedur, informasi tentang pengalaman dan keahlian individu. Dinas Sosial Pemprov DKI menggunakan Software MOODLE sebagai Knowledge

3 Sharing. Software MOODLE memiliki fitur yang lengkap sehingga dapat digunakan untuk proses pembelajaran individu maupun organisasi. KMS dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk membangun budaya knowledge sharing antar pegawai Dinas Sosial, meningkatkan kinerja dan meningkatkan keunggulan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu di Dinas Sosial masih bersifat tertutup dan belum adanya komunikasi untuk saling berbagi, sehingga kompetensi masing masing individu tidak dapat berkembang dan bersifat statis. Penyimpanan pengetahuan berupa data-data atau informasi penting di Dinas Sosial belum tersedia. Peran serta individu, organisasi dan teknologi informasi yaitu KMS tentunya sangat dibutuhkan untuk memberikan kemajuan dan keunggulan di Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta.

4 1I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Definisi Manajemen Pengetahuan Knowledge Management atau manajemen pengetahuan adalah suatu disiplin yang menggunakan modal intelektual sebagai aset sehingga sangat terkait dengan bentuk pengetahuan yang akan dikelola (Davenport 2000). Manajemen pengetahuan melibatkan sumberdaya manusia, informasi dan teknologi. Faktorfaktor penting yang harus diperhatikan di dalam sumberdaya manusia antara lain (1) mengetahui dengan pasti apa yang membuat komunitas tertarik, (2) mengidentifikasi pengetahuan penting bagi sumberdaya manusia dan (3) menggunakan manajemen kinerja untuk menghadapi perubahan budaya. Pembangunan sistem informasi yang diterapkan oleh manajemen dalam setiap perusahaan berbeda-beda. Sehingga kesuksesan dan kegagalan yang dialami oleh setiap perusahaan berbeda-beda juga, hal ini tergantung dari permasalahan yang dihadapi oleh setiap perusahaan berbeda pula. Meski permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan sama, belum tentu sistem informasi manajemen yang diterapkan akan sama, dikarenakan budaya dan cara penanganan setiap perusahaan terhadap suatu permasalahan yang ada berbeda. Intelektual yang tinggi dapat menciptakan kemakmuran sebuah organisasi atau perusahaan. Kemakmuran dapat diciptakan jika organisasi dapat menggunakan pengetahuan untuk menghasilkan sebuah proses yang lebih efektif dan efisien. Selain itu juga, perusahaan mampu menggunakan pengetahuan untuk menciptakan nilai atau manfaat bagi konsumen dengan mendorong inovasi pengembangan produk yang unik (Djohar 2000). Menurut Nonaka (1991) manajemen pengetahuan adalah perilaku atau usaha mengumpulkan, mengorganisasi, menciptakan pengetahuan baru, menyebarkannya ke organisasi dan memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam teknologi dan produk yang baru. Manajemen pengetahuan merupakan proses yang terus menerus harus dilakukan oleh perusahaan sehingga proses tersebut dapat menjadi satu budaya organisasi yang akan membentuk organisasi yang berbasis pengetahuan. Pengetahuan organisasi merupakan perpaduan pengetahuan individu

5 dan kelompok yang dikelola menjadi keunggulan organisasi. Ketidakmampuan organisasi dalam mengelola pengetahuan dapat mengakibatkan gagalnya organisasi melakukan inovasi berkelanjutan Siklus dari Manajemen Pengetahuan Turban (2002) mengungkapkan adanya siklus dari Manajemen Pengetahuan yang terdiri dari: a) Create knowledge Pengetahuan diciptakan sebagaimana manusia menentukan cara baru dari melakukan sesuatu atau mengembangkan cara tindak (know how). b) Capture knowledge Pengetahuan baru harus diidentifikasi sesuai dengan nilainya dan disajikan dalam suatu cara yang layak. c) Refine knowledge Pengetahuan baru harus diletakkan secara kontekstual sehingga dapat ditindaklanjuti. d) Store knowledge Pengetahuan yang berharga harus disimpan dalam format yang layak pada knowledge repositories sehingga anggota organisasi lainnya dapat mengakses. e) Manage knowledge Pengetahuan harus dikelola dan dimutakhirkan seperti perpustakaan. f) Disseminate knowledge Pengetahuan harus dibuat dan tersedia dalam format yang dapat berguna bagi semua anggota organisasi yang membutuhkan, kapanpun dan dimanapun.

6 2.1.3 Hambatan dan Manfaat Manajemen Pengetahuan Pengetahuan dapat diciptakan dari pengalaman dan keterampilan yang diperoleh. Manajemen pengetahuan berisi isu-isu kritis agar organisasi atau perusahaan dapat beradaptasi dengan lingkungan dan dapat mendorong inovasi atau kreatif sebuah organisasi. Pengetahuan bukan hanya data ataupun informasi tetapi juga pengalaman dan pendapat para ahli. Data merupakan kumpulan fakta tentang kejadian yang bersifat objektif dan diskret. Sekumpulan data yang memiliki makna dapat dijadikan informasi untuk mengambil keputusan. Informasi merupakan data yang telah dikumpulkan dan diolah serta dilengkapi dengan relevansi dan tujuan. Data berubah menjadi informasi apabila memiliki arti atau makna. Jika informasi telah mendapatkan tempat dalam kerangka acuan pengguna sehingga pengguna menghubungkan tindakannya dengan kerangka acuan tersebut maka informasi tersebut telah menjadi pengetahuan (Natarajan dan Shekhar 2001). Manusia dengan menggunakan pemikirannya dapat menjadikan struktur arti dan pengetahuan sehingga berwujud sebagai bahasa verbal maupun kontekstual. Menurut Pendit (2001) pengetahuan dalam bentuk tulisan di sebuah dokumen akan disimpan di dalam sebuah memori digital maka diperlukan representative dari masing-masing artian yang terkandung dalam dokumen tersebut. Dokumen dan informasi yang terkandung di dalamnya harus dipecahpecah menjadi butiran-butiran yang tidak punya arti dalam kesendiriannya. Pada tahap ini, manusia menciptakan data. Organisasi harus memiliki tangible assets dan intangible assets untuk menghadapi persaingan. Intangible assets adalah aset tidak berwujud (intelektual) yang harus dikenali dan dipahami oleh organisasi mengenai peranannya. Perusahaan perlu mengenali aset-aset intelektual yang tersedia di dalamnya dan mendayagunakan aset tersebut untuk kepentingan organisasi kemudian membangun struktur capital agar perusahaan dapat memanfaatkan pengetahuan, pengalaman yang dimilikinya oleh individu-individu dalam perusahaan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Manfaat yang dapat diperoleh oleh sebuah organisasi dari penerapan Manajemen Pengetahuan (Skyrme dan Amidon 1997) diantaranya:

7 1. Mengetahui dan menyadari nilai dari aset-aset yang sulit dinilai (intangible asset). 2. Memiliki kesempatan untuk meningkatkan nilai tambah pada proses bisnis utama. 3. Menyebarluaskan praktek yang benar dengan berbagi pengetahuan dari pengetahuan individual dan bagian dari organisasi. 4. Mengembangkan pengetahuan mengenai konsumen sehingga mampu mengantisipasi keinginan konsumen. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan interaksi yang intensif dengan konsumen ataupun distributor. 5. Meningkatkan efisiensi dalam organisasi. Informasi yang sistematik dapat menyediakan kebutuhan eksternal, disisi lain, pengetahuan internal telah diketahui sehingga dapat mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang ada. 6. Membangun kompetensi untuk mengantisipasi kebutuhan yang tidak terduga. 7. Menjadikan organisasi yang inovatif. 8. Mempercepat proses aliran pengetahuan. Infrastruktur teknologi yang efektif membantu menghubungkan pengetahuan karyawan sehingga pengetahuan lebih mudah diakses dan mengalir lebih cepat dari seseorang yang mengetahui kepada seseorang yang membutuhkan. Menurut Gupta dan Govindarajan dalam Pendit (2001) hambatan dalam Manajemen Pengetahuan diantaranya: 1. Penciptaan pengetahuan Catatan-catatan keberhasilan masa lampau dapat menyebabkan organisasi merasa bahwa organisasi telah tahu apa yang terbaik,

8 pegawai tidak diberi kesempatan mengambil keputusan, tidak ada pasar internal bagi ide-ide baru (atasan yang kurang mendukung akan mematikan inisiatif). 2. Akuisisi pengetahuan Bagaimana mengintegrasikan dan mendayagunakan pengetahuan eksternal. 3. Mempertahankan pengetahuan Pegawai keluar dari organisasi membawa pengetahuan bersamanya. Pengetahuan sebuah organisasi dapat menyebar ke para pesaing. 4. Mengidentifikasi pengetahuan Adanya anggapan bahwa orang yang sukses tidak perlu belajar dan orang yang tidak sukses tidak memiliki ide. 5. Aliran pengetahuan keluar dari pemiliknya Adanya sindroma apa keuntungannya buat saya? 6. Perpindahan pengetahuan Ketidakcocokan antara struktur pengetahuan dan struktur saluran transmisi. 7. Aliran pengetahuan masuk ke pegawai (inflow) Keengganan untuk mengakui superioritas teman kerja.

9 2.1.4 Peran Pembangunan Sistem danteknologi Informasi dalam Knowledge management. Menurut Natarajan dan Shekhar (2001) terdapat dua pendekatan dalam knowledge management yaitu independent knowledge solution model dan information to knowledge transformation model. Independent Knowledge Solution Model merupakan pendekatan di dalam pengelolaan pengetahuan yang tidak menggunakan sistem informasi, seperti teleconference antara suatu unit di lapangan dengan pakar di kantor pusat untuk memecahkan masalah pada unit tersebut. Information to knowledge transformation model adalah suatu model knowledge management yang dilekatkan pada sistem informasi yang dibangun organisasi dengan meningkatkan kualitas informasi melalui analisa para pakar (expert analysis) sehingga ditransformasikan menjadi pengetahuan. Selanjutnya Turban (2002) menyatakan bahwa sistem knowledge management dikembangkan menggunakan tiga teknologi yaitu communications, collaboration dan storage. Teknologi komunikasi memungkinkan pemakai untuk mengakses pengetahuan yang diinginkan dan berkomunikasi dengan personil lainnya (para ahli). , internet, intranet korporasi dan peralatan lainnya yang berbasis web menghasilkan kapabilitas komunikasi. Teknologi kolaborasi menghasilkan cara untuk menjalankan gugus kerja. Gugus kerja dapat bekerja dengan yang lainnya menggunakan dokumen yang ada pada waktu bersamaan atau waktu yang berbeda atau tempat yang sama bahkan berlainan. Teknologi penyimpanan merupakan alat untuk menggunakan sistem manajemen basis data untuk menyimpan dan mengelola pengetahuan.

10 2.1.5 Arsitektur Knowledge management KM (Knowledge management) terdiri dari 4 sumber daya utama yaitu knowledge repository, knowledge refinery, technology infrastructure dan organizational infrastructure Knowledge Repository Knowledge repository terdiri dari dua komponen dasar pengetahuan yaitu struktur dan isi (content). Struktur pengetahuan memberikan konteks untuk menginterpretasikan isi secara kumulatif. Kemudahan dalam akses akan membuat pemakai (users) berubah secara dinamis dan interaktif dan membuat lebih mudah mengaplikasikan pengetahuan ke dalam lingkungan dan konteks yang baru. Unit pengetahuan adalah bagian terkecil dari pengetahuan yang terdefinisi secara formal, dapat diindeks, disimpan, diambil dan dimanipulasi. Repository structure mengandung skema hubungan antar unit pengetahuan yang berupa keterkaitan konsep, urutan permintaan atau hubungan sebab akibat tergantung dari bentuk pengetahuan yang akan disimpan. Pengetahuan yang dimiliki organisasi tersedia melalui penyediaan lingkungan yang tepat, budaya, struktur dan proses guna memotivasi dan mendorong sharing pengetahuan pada setiap tingkat dalam organisasi. Tema utama dari manajemen pengetahuan adalah : Pembelajaran Pengembangan/sharing Penempatan orang di tempat yang tepat dan waktu yang tepat Pembuatan keputusan yang efektif Kreativitas Membuat pekerjaan jadi lebih mudah Mendorong tumbuhnya bisnis baru dan nilai bisnis

11 III. PEMBAHASAN Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta adalah perangkat Pemerintah Daerah yang menangani masalah kesejahteraan sosial di Provinsi DKI Jakarta. Masalah yang terjadi dapat diselesaikan secara baik apabila individu atau kelompok tertentu memiliki intelektual atau pemikiran yang baik. Pengetahuan dan keahlian yang beragam di Dinas Sosial menjadi aset yang sangat berharga untuk meningkatkan keunggulan dan kualitas kinerja. Knowledge Management System (KMS) dapat menjadi sarana untuk mengembangkan budaya saling berbagi pengetahuan (share knowledge). Share knowledge dapat menciptakan pengetahuan baru yang kompetitif, mendukung dalam pengambilan keputusan, sarana penyampaian aspirasi dan penyimpanan dokumen elektronik. Berdasarkan sudut pandang pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Menurut Pendit (2008), pengetahuan tacit (Tacit Knowledge) adalah pengetahuan yang bersifat tak terlihat, tak bisa diraba kecuali disampaikan (eksplisit). Jenis pengetahuan Tacit: 1. Tacit yang ada di dalam masing-masing orang, pribadi-pribadi, bersifat unik, tidak tertulis tetapi diketahui. 2. Tacit yang ada di dalam sekelompok orang. Faktor-faktor penentu yang menjadi kunci kesuksesan atau kegagalan dalam pengembangan dan implementasi sistem informasi dalam suatu perusahaan, secara umum adalah sebagi berikut : 1. Faktor-faktor kesuksesan, yaitu : - Penyampaian penyebab kendala yang sedang dihadapi oleh perusahaan kepada pembuat sistem informasi (dalam hal ini adalah programmer) secara jelas (apa yang dibutuhkan dan diiinginkan oleh perusahaan dan apa yang diterima olah pembuat sistem informasi harus sama). - Adanya pelatihan sistem informasi kepada pengguna teknologi sistem informasi, baik sistem lama maupun sistem baru. Hal ini dilakukan agar teknologi sistem informasi yang ada dapat digunakan secara optimal (disesuaikan dengan penggunaan sistem informasi dan kemampuan pengguna).

12 - Dilakukan pembaharuan terhadap sistem informasi lama menjadi sistem informasi baru. Sebagai antisipasi dari perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat. - Adanya dukungan dari atasan baik manajemen maupun pimpinan perusahaan demi keberhasilan proyek pembuatan teknologi sistem informasi. Karena dalam membuat suatu sistem informasi membutuhkan biaya yang banyak dan waktu yang lama. - Adanya pemeliharaan dan perawatan terhadap sistem informasi yang telah dibuat. Supaya kinerja dari sistem informasi selalu relevan dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam meningkatkan mutu dan kualitas. - Adanya ukuran tingkat kesuksesan dari implementasi teknologi sistem informasi, misalnya teknologi sistem informasi tersebut penggunaannya relatif cukup tinggi (high levelsof system use), kepuasan pengguna terhadap sistem (users satisfaction with the systems), dan sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi dan staff dari sistem informasi. 2. Faktor-faktor kegagalan, yaitu : - Ketidakjelasan penyampaian kebutuhan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan kepada pembuat sistem informasi. Sehingga menyebabkan teknologi sistem informasi yang telah dibuat tidak sesuai dan tidak kompetensi dengan keunggulan perusahaan. - Kebanyakan perusahaan berpikir bahwa pembuatan sistem informasi adalah tugas dan kewajiban pihak teknologi informasi. Sehingga bila terjadi ketidaksesuaian sistem informasi yang ada dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan, maka hal tersebut merupakan kesalahan dan tanggung jawab pihak teknologi informasi. Seharusnya pihak perusahaan sebagai pihak pengguna juga memiliki tugas, kewajiban dan tanggung jawab dalam pengembangan dan implementasi sistem informasi. - Pihak perusahaan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan teknologi sistem informasi yang dibuat. Misalnya Perusahaan yang masih

13 menerapkan sistem tradisional, kemampuan pengguna yang masih belum terampil. - Kurangnya dukungan dan partisipasi atasan baik manajemen maupun pimpinan dalam ikutserta merancang teknologi sistem informasi yang akan dibuat. - Pengembangan teknologi sistem informasi yang semakin canggih masih belum diimbangi dengan dukungan nyata dari masyarakat untuk mengubah diri menjadi masyarakat yang berbasis IPTEK. Pengetahuan yang dimiliki bersama oleh sekelompok orang namun sifatnya masih tidak terlihat dan ada di dalam pikiran kelompok itu, misalnya orang bermain bola, mereka saling mengoper secara refleks tanpa komunikasi yang bisa dilihat bentuknya. Ini terjadi karena diantara mereka ada pengetahuan yang sifatnya tidak tertulis. Pengetahuan Eksplisit (Explicit Knowledge) adalah pengetahuan yang sifatnya tacit kemudian dikeluarkan, ditulis atau direkam maka sifatnya menjadi eksplisit. Bentuk pengetahuan eksplisit ini berupa: 1. Bentuk eksplisit yang dimiliki secara pribadi. Biasanya dalam bentuk catatan, buku harian, alamat teman, fotokopi dan segala bentuk eksplisit yang disimpan perorangan secara pribadi. 2. Bentuk eksplisit yang dipakai bersama-sama oleh sekelompok orang dalam bentuk tulisan tangan sampai internet. Dengan kata lain pengetahuan eksplisit yang dibagi dengan tujuan agar dapat diakses oleh banyak pihak. Kelemahan pengetahuan tacit adalah adanya kesulitan untuk dikembangkan dan disebarkan. Kesulitan ini mengakibatkan pengetahuan tacit tidak mudah untuk dijadikan sumber ilmu pengetahuan yang dapat menimbulkan ide baru bernilai dan dapat diterapkan. Solusi yang dapat dilakukan adalah berupaya untuk menjadikan tacit knowledge menjadi ekplisit knowledge. Proses berbagi pengetahuan (Knowledge sharing) adalah pengetahuan yang disebarkan dari satu individu kepada individu lainnya. Proses ini merupakan langkah penting di dalam praktek manajemen pengetahuan yaitu melakukan proses berbagi secara cepat dan efektif diantara kelompok. Gedung Dinas Sosial

14 yang memiliki pusat data dan informasi terdiri dari dua buah gedung yaitu Gedung A dan Gedung B. Gedung A dan B terdiri dari 8 lantai dan 3 lantai. Jaringan lokal pada tiap-tiap bidang terpasang dengan media transmisi kabel seperti pada lampiran 1. Pemanfaatan jaringan lokal masih terbatas pada sharing file dan sharing printer. Sharing pengetahuan antar pegawai belum dilakukan karena belum ada fasilitas yang mendukung (media pembelajaran individu dan kebijakan pendukung). Knowledge Management System (KMS) sebagai sistem berbasis komputer yang mendukung penerapan KM di Dinas Sosial. Tujuannya adalah agar pengaksesan pengetahuan lebih efektif dan efisien. Berdasarkan data yang diperoleh terdapat prinsip utama yang mendasari pengembangan Knowledge Management System (KMS) di Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta diantaranya: a. Format pengetahuan digital lebih mudah disimpan (jaringan intranet) dan proses pemeliharaannya lebih efisien (diperbaharui dan disebarkan). b. Setiap pegawai memiliki tanggungjawab, kewajiban dan hak akses yang sama terhadap pengetahuan yang sesuai dengan kepentingannya. c. KMS Dinas Sosial berbasis antarmuka dinamis. yang memungkinkan untuk terbentuknya budaya saling berbagi pengetahuan. d. Bekerja secara kelompok (teamwork). e. Menghilangkan atau memperkecil birokrasi untuk saling bekerja bersama sama. Knowledge management system diharapkan dapat menjadi strategi yang tepat untuk meningkatkan efektifitas dan peluang atau kesempatan dalam mengembangkan kemampuan. Usaha yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan budaya berbagi pengetahuan diantaranya: a. Menciptakan know-how Setiap pegawai memiliki kesempatan dan memiliki hak untuk menentukan cara baru dalam menyelesaikan tugas dan berinovasi. b. Memahami dan mengidentifikasi pengetahuan yang memiliki nilai dan diwujudkan dengan cara yang logis. c. Meletakkan pengetahuan yang baru dalam format yang mudah diakses oleh seluruh pegawai dan pejabat.

15 d. Mengelola pengetahuan untuk menjamin informasi terbaru. e. Format pengetahuan yang disediakan adalah format yang dapat diakses dan dikembangkan oleh seluruh pegawai. Knowledge Management System (KMS) menggunakan model pembelajaran individu yaitu Learning Management System (LMS) atau dikenal dengan Course Management System. Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment (MOODLE) merupakan software dimana setiap orang dapat menggunakan dan mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan. Moodle menyediakan barbagai tools agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Kemudahan ini terlihat dari penyediaan layanan untuk mempermudah upload, membagi pengetahuan, diskusi online, chatting, survey, laporan dan sebagainya. Beberapa alasan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta menggunakan Moodle: a. Sederhana, efisien, ringan dan kompatibel dengan banyak browser dan operating system b. Proses instalasinya mudah dan terdapat berbagai bahasa. c. Tersedia pengaturan situs secara keseluruhan. d. Tersedianya manajemen user atau pengguna. e. Manajemen file atau dokumen: penambahan dan pengurangan file atau dokumen atau pengubahan sumber informasi. f. Terdapat modul modul seperti: chatt, pooling, forum, jurnal, kuis, survey dan workshop.

16 IV. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta sebagai perangkat pemerintah untuk meningkatkan performa dan kinerja melakukan budaya sharing knowledge. Sharing knowledge dilakukan dengan menggunakan knowledge management system (KMS) yaitu Moodle. Moodle diharapkan menjadi teknologi yang dapat menciptakan dan mengembangkan kreatif serta inovasi di dalam organisasi. Pegawai dapat mengeksplisitkan semua tacit knowledge melalui KMS kepada pegawai lain dan organisasi. KMS dapat berjalan dengan baik apabila ada peranan dan kerja sama dari pegawai dan organisasi Saran Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta diharapkan mampu untuk memberikan edukasi, mengajak, mempengaruhi dan menyadarkan para pegawainya untuk ikut berperan dalam budaya sharing knowledge. Hal ini dikarenakan sharing knowledge menggunakan knowledge management system (KMS) yaitu Moodle memiliki manfaat untuk meningkatkan intelektual individu dan kemajuan organisasi.

17 V. DAFTAR PUSTAKA Djohar, S Knowledge Management. Majalah Manajemen. Juni Natarajan, G. dan S. Shekhar Knowledge Management. Enabling Business Growth. Mc-Graw-Hill International Edition. Nonaka, I The Knowledge Creating Company. Harvard Business Review. Vol. 69 Pendit, P.L Manajemen Pengetahuan dan Profesional Informasi: Harapan, Kenyataan dan Tantangan. Makalah untuk Kuliah Program Studi Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan, 18 September 2001, Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia. Skyrme, D. dan D. Amidon The Knowledge Agenda. The Journal of Knowledge Management. Vol. 1 No. 1. September Turban, L. dan Chung Electronic Commerce, A Managerial Perspective. International Edition. Prentice Hall. United State of America. Davenport, Thomas H. and Laurence Prusak, Working Knowledge: How Organizations Manage What They Know, Harvard Business School Press, Boston Massachucetts.

18 LAMPIRAN Lampiran 1. Kondisi Jaringan Lokal Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Lampiran 2. Knowledge Management System (KMS) Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta

19

Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan KNOWLEDGE SHARING MANAGEMENT PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan KNOWLEDGE SHARING MANAGEMENT PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan KNOWLEDGE SHARING MANAGEMENT PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Disusun oleh: Ahmad S Hasibuan P056101341.46 Dosen: Dr. Ir. Arif Iman Suroso MSc (CS) MB-IPB

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI DOSEN Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. ANGKATAN E-47 NONI NOER KAISAR

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan 18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 2 : Siklus Knowledge Management Pertemuan 2 Rani Puspita D, M.Kom KM yang efektif mensyaratkan organisasi untuk mengidentifikasi, menghasilkan, memperoleh, menyebar dan menangkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat sehingga membawa banyak perubahan di berbagai bidang khususnya pada dunia kerja. Kebutuhan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN DISUSUN OLEH NURAINI TRIWIJAYANTI E.47 2013 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Lebih terperinci

Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong

Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong Salman Alfarisi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: KNOWLEDGE SHARING CULTURE DI DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: KNOWLEDGE SHARING CULTURE DI DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: KNOWLEDGE SHARING CULTURE DI DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA Suhitarini Soemarto Putri 1) 2), Togar Harapan Pangaribuan 1), 1) Program Pasca Sarjana, Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor

Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor Yuyu Yulia dan B. Mustafa *) Pendahuluan Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN Tugas : Individu Ujian Tengah Triwulan / E52 Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Prof.Dr. Ir. Imam Suroso, Msc(CS) Batas : 17 Januari 2015 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI Veronika Dewi Puspitayani dan Aris Tjahyanto Program Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek usability atau daya guna merupakan kajian penelitian Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) yang mengacu pada sudut pandang pengguna saat menggunakan dan memanfaatkan

Lebih terperinci

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING TUGAS MAKALAH MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen Pengajar : Dr. Ir. Arif Imam Soeroso, M.Sc TYASTUTI RAHAYU NIM: P056131902.47E

Lebih terperinci

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Restu Khaliq Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari Business competition is increasingly tight, not only to survive but the company

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukan perkembangan teknologi sudah mempengaruhi

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR DAN CONSUMER PRODUCT DI PT. BINA SAN PRIMA

MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR DAN CONSUMER PRODUCT DI PT. BINA SAN PRIMA MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR DAN CONSUMER PRODUCT DI PT. BINA SAN PRIMA Asep Id Hadiana 1, Estiko Rijanto 2, Mira Kania Sabariah 3 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 1 ahadiana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi dalam pasar tidaklah mudah. Diperlukan analisis pasar dan pengalaman baik berbentuk fisik maupun

Lebih terperinci

Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation

Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Atreyi Kankanhalli, Bernard C. Y. Tan, dan Kwok-Kee Wei MIS Quarterly Vol. 29 No. 1, pp. 113-143/Maret 2002 Kata

Lebih terperinci

Arsitektur Knowledge Management

Arsitektur Knowledge Management Arsitektur Knowledge Management Aloysius Airlangga Bajuadji, S.Kom, M.Eng Tujuan & Definisi Arsitektur KM Tujuan penyusunan arsitektur KM adalah untuk menyediakan kerangka dan landasan bagi pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE CAPABILITY

KNOWLEDGE CAPABILITY Tugas Individu Dosen: Dr. Ir. Arief Imam Suroso, MSc SHARING KNOWLEDGE CAPABILITY Disusun Oleh: Noviyanti Elizabeth P056101481.46 PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN DALAM ORGANISASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN DALAM ORGANISASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN DALAM ORGANISASI Disusun oleh : Yugo Pujonggo (48E) NIM : P056132592.48E Sistem Informasi Manajemen Dosen Pengampu : Dr. Ir. Arif Imam Suroso,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Knowledge Management (KM) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1986, dalam konferensi manajemen Eropa yaitu APQC (American Productivity and Quality Center).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi publik, diperlukan pengelolaan pengetahuan, di samping

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi publik, diperlukan pengelolaan pengetahuan, di samping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kemampuan bersaing bagi organisasi bisnis atau organisasi publik, diperlukan pengelolaan pengetahuan, di samping pengelolaan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah dalam pengaruh penerapan manajemen pengetahuan terhadap kinerja karyawan PT Semen Padang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini setiap organisasi dituntut untuk mampu bersaing secara kuat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam kondisi ini, kelangsungan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM STUDI KASUS : PEMBUATAN MATERI AJAR DI SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI) MALANG

ANALISIS DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM STUDI KASUS : PEMBUATAN MATERI AJAR DI SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI) MALANG ANALISIS DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM STUDI KASUS : PEMBUATAN MATERI AJAR DI SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI) MALANG Eva Handriyantini dan Rully Soelaiman Program Studi

Lebih terperinci

Prototip dan Penyebaran CKO dan struktur penghargaan

Prototip dan Penyebaran CKO dan struktur penghargaan Prototip dan Penyebaran CKO dan struktur penghargaan Penyebaran Sistem (System Deployment) Penyebaran penggunaan sistem adalah suatu pengalaman belajar. Sistem yang disebarkan belum tentu langsung dimengerti

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Disusun Oleh : HENNY SARASWATI P056110863.40E Dosen Pengajar : Dr.

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technology (ICT) telah membawa perubahan dalam berbagai

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha, maka pembangunan di bidang ketenagakerjaan harus mencerminkan terpenuhinya hak-hak dan perlindungan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM BAB 14 Mengelola Rancangan Proyek (Managing Projects)

RANGKUMAN SIM BAB 14 Mengelola Rancangan Proyek (Managing Projects) RANGKUMAN SIM BAB 14 Mengelola Rancangan Proyek (Managing Projects) A. PENTINGNYA MANAJEMEN RANCANGAN PROYEK Ada tingkat kegagalan yang sangat tinggi antara proyek-proyek sistem informasi. Di hampir setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini terus mendorong terciptanya kebutuhan terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan aset utama yang dimiliki organisasi dan melekat pada setiap individunya. Pengetahuan adalah sumber yang sangat bernilai bagi organisasi karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu organisasi, khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak organisasi semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam pengembangan berbagai aplikasi dan mekanisme berbasis informasi memberikan new core competency dalam penerapannya

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam e-learning terutama yang berbasis web, terdapat dua konsep belajar yang berbeda, yaitu Virtual Learning Environment (VLE) dan Personal Learning Environment

Lebih terperinci

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin IDLN: Indonesia Digital Library Network Alif Muttaqin LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manär. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan dan penyebarluasan artikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Drucker (1997), pengetahuan penting untuk meningkatkan produktivitas serta harus diperhatikan dan di kelola. Sejalan dengan hal tersebut maka Brown dan Duguid

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membawa perubahan yang begitu pesat didalam segala bidang. Hal ini terlihat jelas

BAB 1 PENDAHULUAN. membawa perubahan yang begitu pesat didalam segala bidang. Hal ini terlihat jelas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat didunia ini membawa perubahan yang begitu pesat didalam segala bidang. Hal ini terlihat jelas khususnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, intensitas kompetisi dan persaingan ketat antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut meningkatkan kompetensinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT United Tractors,Tbk perwakilan Bandung merupakan distributor peralatan berat terbesar dan terkemuka di Indonesia, menyediakan produk-produk dari merek ternama

Lebih terperinci

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia Eko Yuliandi TKJ ITB / SEAMOLEC 2011/2012 PENDAHULUAN A: Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA TUGAS INDIVIDU SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr.Ir. ARIF IMAM SUROSO, MSc (CS) DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika perubahan dan ketidakpastian. Untuk dapat bertahan hidup, bersaing, dan berhasil suatu organisasi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Irwinda Putri W.

Kata Pengantar. Irwinda Putri W. Kata Pengantar Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta ala, yang berkat rahmat serta karunia-nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berjudul Implementasi

Lebih terperinci

SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DAN PERANAN PROTOTYPING DALAM PROSES PEMBANGUNAN SISTEM BAGI END USERS DAN INFORMATION SYSTEM SPECIALISTS

SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DAN PERANAN PROTOTYPING DALAM PROSES PEMBANGUNAN SISTEM BAGI END USERS DAN INFORMATION SYSTEM SPECIALISTS Tugas : Take Home Ujian Akhir Triwulan Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DAN PERANAN PROTOTYPING DALAM PROSES PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI SATRIYO ADHY Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang satriyo@undip.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce Pengantar Sekilas E-Bisnis E-bisnis menghubungkan semua karyawan, pelanggan, pemasok, dan stakeholders lainnya tanpa pandang wilayah geografis. E-bisnis pakai standar data elektronik umum dan otomatisasi

Lebih terperinci

Introspeksi Penerapan E-government

Introspeksi Penerapan E-government Introspeksi Penerapan Anief Fauzan Rozi, S. Kom., M. Eng. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi 1 Tujuan Mata Kuliah Mahasiswa memahami 10 faktor utama penentu keberhasilan penerapan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI DALAM ORGANISASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI DALAM ORGANISASI DOSEN : Dr. Ir. Arief Imam Suroso, MSc FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI DALAM ORGANISASI DISUSUN OLEH: BENNY KURNIAWAN P056131272.45 E-45 PROGRAM

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN. Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN. Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Disusun oleh: Lisha Luthfiana Fajri P056131402.45 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang memanfaatkan internet sebagai salah satu hal yang paling banyak diambil manfaatnya untuk membantu

Lebih terperinci

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

Pengembangan Portal Belajar Online

Pengembangan Portal Belajar Online Pengembangan Portal Belajar Online PENDAHULUAN Permasalahan B A B 1 Pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya yang harus dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang optimal. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, kebutuhan informasi baik oleh individu, instansi, atau suatu perusahaan sangatlah penting. Disamping itu cara penyajian dan pengolahannya berkembang

Lebih terperinci

OUTSOURCING DALAM SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERUSAHAAN

OUTSOURCING DALAM SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERUSAHAAN TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN OUTSOURCING DALAM SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERUSAHAAN DOSEN: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Disusun oleh: Prima Roza Yulia P056131462.E45 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Untuk memaksimalkan laba dari investasi infrastruktur e-bisnis, perlu pemahaman tentang bagaimana perusahaan dalam menerapkan e-bisnis. Penelitian menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada

Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada Kerangka Acuan Kegiatan Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada 2017 Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada 1 K erangka Acuan Hibah e- Learning UGM Ikhtisar Pemanfaatan

Lebih terperinci

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para pelaku bisnis akan menambah nilai

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Fredy Windana(1), Yerry Soepriyanto(2), Henry Praherdhiono(3) (1) Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS,

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS, Tugas Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dosen : Dr.Ir. Arief Iman Suroso, M.Sc PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS, Tbk. OLEH : NURUL HIDAYAH P056101491.46 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Elektroteknika, Logam dan Produk Logam. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Elektroteknika, Logam dan Produk Logam. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian A A.1 KINERJA PERUSAHAAN Kepemimpinan dan Manajemen Klausul ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana pimpinan mengelola dan mengarahkan organisasi dalam mengupayakan pencapaian sasaran. A.1.1 Kepemimpinan

Lebih terperinci