BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pengetahuan pada era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan merupakan aset berharga yang dimiliki individu, kelompok maupun organisasi. Pengetahuan yang dimiliki seorang individu akan sangat berguna untuk menyelesaikan setiap permasalahan, baik permasalahan yang berskala individu, kelompok maupun organisasi. Shabrina dan Silvianita (2015) menyatakan bahwa setiap karyawan dalam sebuah organisasi harus memiliki kompetensi sehingga mereka dapat meningkatkan kinerjanya dan juga kinerja organisasinya. Kompetensi yang dimiliki karyawan hanya bisa diperoleh dengan selalu meningkatkan pengetahuan yang mereka miliki. Lebih lanjut Shabrina dan Silvianita (2015) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap organisasi, di samping Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Jalal dkk., (2013) menyatakan bahwa perilaku organisasi yang berbasis pengetahuan menekankan pentingnya pengetahuan bagi organisasi untuk mempertahankan keunggulan kompetitif mereka. Pengetahuan merupakan salah satu bagian dari Intelectual Capital, seperti yang diutarakan oleh Stewart (1997) dalam Budihardjo (2016), material intelektual adalah pengetahuan, informasi, intelektual property dan pengalaman, dapat dipergunakan untuk menghasilkan kekayaan. 1

2 2 Pengetahuan secara tradisional didefinisikan sebagai keyakinan yang benar dan dibenarkan (H unt, 2003). Pengetahuan adalah kemampuan individu untuk menarik perbedaan dalam domain aksi kolektif, berdasarkan apresiasi konteks atau teori, atau keduanya (Tsoukas dan Vladimirou, 2001:979). Menurut Uriarte (2008) secara umum ada dua jenis pengetahuan, yaitu: pengetahuan tacit dan pengetahuan explicit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan yang disimpan dalam otak seseorang. Pengetahuan explicit adalah pengetahuan yang terdapat dalam dokumen atau bentuk penyimpanan lain selain otak manusia. Kenyataan mengenai pentingnya peran pengetahuan memberikan implikasi bagi organisasi, yaitu keharusan organisasi untuk senantiasa mengelola pengetahuan yang mereka miliki agar mampu melakukan inovasi dalam berbagai bidang kegiatan organisasinya. Proses pengelolaan pengetahuan atau lebih sering dikenal dengan knowledge management harus dilakukan secara efektif agar organisasi mampu membuat inovasi-inovasi yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing organisasi untuk bisa tumbuh dan tetap eksis dalam menghadapi persaingan global. Knowledge management merupakan proses suatu organisasi dalam menciptakan nilai yang bersumber dari aset organisasi yang berbasis pada pengetahuan (Uriarte, 2008). Budihardjo (2016) menjelaskan bahwa pada dasarnya proses knowledge management terdiri dari tiga aktivitas besar yaitu knowledge creation, knowledge sharing dan knowledge reuse. Menurut Lin et al., (2012) knowledge sharing merupakan indikator yang paling penting dan sentral diantara semua kegiatan knowledge management. Hal senada juga disampaikan oleh Boediprasetya dkk., (2012) yang menyatakan bahwa tahap kritis untuk

3 3 keberhasilan implementasi knowledge management adalah knowledge sharing, dengan demikian aktivitas knowledge sharing merupakan hal yang sangat diperlukan bagi organisasi dalam proses pengelolaan pengetahuan yang mereka miliki. Organisasi dengan tingkat kesuksesan knowledge sharing yang lebih besar akan lebih baik dalam merespon perubahan lingkungan untuk peningkatan kinerja. Namun, kesuksesan knowledge sharing pada batas tertentu tergantung pada kemampuan karyawan untuk mengatur sumber daya pengetahuan yang mereka terima melalui jaringan hubungan (Andrawina et al., 2008 dalam Jalal, et al., 2013) Perkembangan Teknologi Informasi yang begitu cepat mengharuskan setiap organisasi yang ingin tetap eksis dan mampu bersaing dalam dunia global untuk senantiasa berinovasi melaui pengembangan pengetahuan. Organisasi yang mampu menerapkan dan mengembangkan Teknologi Informasi bisa dikatakan mempunyai keunggulan strategis karena dengan teknologi tersebut selain bisa meningkatkan efektifitas dan efisiensi juga bisa meningkatkan daya saing melalui inovasi-inovasi berbasis pengetahuan. Infrastruktur Teknologi Informasi bisa diarahkan untuk mendukung proses penemuan, penyimpanan dan pengelolaan pengetahuan, termasuk di dalamnya proses knowledge sharing. Universitas Gadjah Mada sebagai universitas negeri tertua di Indonesia mempunyai visi sebagai pelopor perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang unggul dan inovatif, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan dijiwai nilai-nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila. Salah satu upaya yang dilakukan Universitas Gadjah Mada dalam mewujudkan visi tersebut adalah

4 4 dengan menjadikan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai elemen pendukung yang sangat erat kaitannya dengan proses pengembangan sebuah perguruan tinggi. Pembentukan Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi (DSSDI) yang memiliki tugas antara lain: memasyarakatkan layanan Sistem dan Sumber Daya Informasi kepada pengguna dan calon pengguna (beneficiary); mengembangkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi (yang tersedia dalam Sistem Informasi Terintegrasi) bagi organ dan masyarakat Universitas Gadjah Mada; melaksanakan pengelolaan layanan Sistem dan Sumber Daya Informasi responsif terhadap keluhan pengguna; merupakan bentuk komitmen Universitas Gadjah Mada untuk menjadikan Teknologi Informasi dan Komuikasi sebagai salah satu elemen pendukung. Pembentukan unit-unit Teknologi Informasi di tingkat fakultas juga merupakan bentuk respon akan kebutuhan data, informasi dan pengetahuan yang cepat dan akurat serta meningkatnya tuntutan layanan berbasis Teknologi Informasi. Demi menjaga kualitas layanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, DSSDI menempatkan beberapa stafnya pada fakultas-fakultas yang ada di Universitas Gadjah Mada. Staf DSSDI tersebut mempunyai tugas untuk mempelancar fungsi layanan unit-unit Teknologi Informasi tingkat fakultas. Selain harus berkoordinasi secara intern dengan staf Teknologi Informasi fakultas, staf DSSDI juga harus berkoordinasi dengan staf DSSDI lainnya yang ditempatkan di fakultas lain. Permasalahan yang sering terjadi pada saat pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam bidang layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi selain disebabkan karena setiap fakultas memiliki karakteristik yang berbeda-beda juga disebabkan karena adanya

5 5 perbedaan tingkat pengetahuan yang dimiliki staf Teknologi Informasi dalam mendukung pekerjaannya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Shabrina dan Silvianita (2015), yang menyatakan bahwa tidak semua karyawan memiliki pengetahuan yang sama untuk mendukung pekerjaannya, sehingga memerlukan transfer informasi dan pengetahuan. Dengan adanya proses transfer informasi dan pengetahuan antar staf Teknologi Informasi tersebut tentunya dapat meningkatkan pengetahuan yang ada dalam diri setiap staf Teknologi Informasi. Pada akhirnya dengan kegiatan transfer informasi dan pengetahuan, setiap permasalahan yang ada bisa diselesaikan dengan lebih baik dan lebih cepat, serta memberi peluang untuk meningkatkan inovasi-inovasi di bidang Teknologi Informasi dan Komuikasi. Mengingat pentingnya aktivitas knowledge sharing dalam pengembangan pengetahuan dan inovasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka perlu dilakukan upaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi knowledge sharing diantara staf Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada. Diperlukan suatu kajian empiris untuk mengidentifikasikannya, maka dilakukan suatu penelitian tentang Analisis Kehendak Staf Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada Dalam Berbagi Pengetahuan Melalui Media Yang Ada, dengan mempertimbangkan kesuksesan unit-unit Teknologi Informasi di Universitas Gadjah Mada. 1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

6 6 1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kehendak staf unit-unit Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada dalam berbagi pengetahuan? 2. Bagaimanakah faktor faktor tersebut mempengaruhi kehendak staf unitunit Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada dalam berbagi pengetahuan? 3. Bagaimanakah kehendak staf Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada dalam berbagi pengetahuan? 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Cheng dkk., (2009) yang dimodifikasi dengan penelitian Magal (1991). Penelitian Cheng dkk., (2009) dilakukan di Universitas Multimedia Malaysia menguji intensitas dan perilaku knowledge sharing diantara akademisi pada institusi yang berbasis pengetahuan. Selanjutnya, Magal (1991) mengembangkan model penelitian untuk mengevaluasi kesuksesan pusat-pusat informasi di Amerika Serikat. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah: 1. Menguji model yang dikembangkan oleh Cheng dkk., (2009) yang hasil penelitiannya menunjukkan pentingnya menciptakan lingkungan yang berorientasi pada orang/individu bukan berorientasi pada teknologi semata dan memodifikasinya dengan model yang dikembangkan oleh Magal

7 7 (1991) yang akan menambahkan pengaruh faktor-faktor kesuksesan unit Teknologi Informasi. 2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kehendak staf Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada dalam berbagi pengetahuan. 3. Mengungkap peluang-peluang perbaikan (rekomendasi) untuk aktivitas knowledge sharing di unit Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti, antara lain: a. Manfaat Teoritis. Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memperkaya ragam penelitian, menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi knowledge sharing. Memberikan gambaran yang lebih dalam mengenai pengaruh sistem insentif, dukungan manajemen, budaya organisasi, sikap individu dan harapan pribadi serta faktor-faktor kesuksesan unit-unit Teknologi Informasi terhadap kehendak berbagi pengetahuan. b. Manfaat Praktis. Jika penelitian ini dapat mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kehendak berbagi pengetahuan diantara staf unit Teknologi Informasi, maka diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pentingnya faktor-faktor dominan tersebut. Harapan lain dari hasil penelitian

8 8 ini adalah untuk memberi masukan kepada pembuat kebijakan, dalam hal peningkatan aktivitas knowledge sharing diantara staf unit Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada, yang pada akhirnya akan meningkatkan pengembangan pengetahuan dan inovasi-inovasi di bidang layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dalam sistematika sebagai berikut: BAB I. Pendahuluan, bagian ini memberikan uraian tentang latar belakang masalah, permasalahan penelitian, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori, bagian ini memberikan uraian tentang tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesis atau pertanyaan penelitian. BAB III. Metode Penelitian, bagian ini memberikan penjelasan mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis, sumber dan cara pengumpulan data, definisi variabel, model penelitian, alat uji hipotesis dan metode analisis data. BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, bagian ini memberikan penjelasan mengenai hasil penelitian dan pembahasan. BAB V. Simpulan dan Rekomendasi, bagian ini memberikan simpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi bagi pengembangan selanjutnya.