BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Veronika Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Alira Sugai (DAS) Pegertia DAS Daerah alira sugai (DAS) adalah daerah tagkapa air yag dihulu dibatasi oleh puggug puggug guug atau bukit, dimaa air huja yag jatuh di daerah tersebut da air taahya aka megalir meuju sugai utama pada suatu titik/stasiu yag ditijau (Triatmodjo, 2009). Udag-udag No.7 tahu 2004 pasal 1 meyataka bahwa DAS adalah suatu wilayah darata yag merupaka satu kesatua dega sugai da aak-aak sugaiya yag berfugsi meampug, meyimpa da megalirka air yag berasal dari curah huja ke daau atau ke laut secara alami yag batas di darat merupaka pemisah topografis da batas di laut sampai dega daerah peraira yag masih terpegaruh aktivitas darata. DAS biasaya dibagi mejadi tiga bagia yaitu daerah hulu, tegah, da hilir. Fugsi suatu DAS merupaka suatu respo gabuga yag dilakuka oleh seluruh faktor alamiah da buata mausia da yag ada pada DAS tersebut. Sebuah DAS yag besar dapat dibagi mejadi SubDAS-SubDAS yag lebih kecil (Gambar 2.1). Uit spasial yag lebih kecil dapat dibetuk pada SubDAS utuk melakuka aalisa spasial yag lebih akurat berdasarka jeis taah da pegguaa lahaya. Faktor utama kerusaka DAS ditadai dega meuruya kemampua meyimpaya yag meyebabka tiggiya laju erosi da debit bajir sugaisugaiya. Faktor utama peyebab adalah 1) hilag/rusakya peutupa vegetasi permae/huta, 2) pegguaa laha yag tidak sesuai dega kemampuaya, da 3) peerapa tekologi pegelolaa laha/pegelolaa DAS yag tidak tepat (Siukaba, 2007).
2 20 Gambar 2.1: Daerah Alira Sugai (DAS) Pegertia Sugai Permukaa bumi secara alami megalami erosi begitu mucul ke permukaa. Salah satu faktor petig peyebab erosi yag bekerja secara terus meerus utuk megikis permukaa bumi, higga sama dega permukaa laut adalah air. Air adalah beda cair yag seatiasa bergerak ke arah tempat yag lebih redah yag dipegaruhi oleh gradie sugai da gaya gravitasi bumi. Meurut Sady (1985), dalam pergerakaya air selai melarutka sesuatu juga megikis bumi sehigga akhirya terbetuklah cekuga dimaa air tertampug melalui salura kecil atau besar yag disebut dega istilah alur sugai. Sebagia besar air huja yag turu ke permukaa taah megalir ke tempat tempat yag lebih redah. Setelah megalami bermacam macam perlawaa akibat gaya berat, air huja akhirya melimpah ke daau atau ke laut. Suatu alur yag pajag di atas permukaa bumi tempat megalirya air yag berasal dari huja disebut alur sugai. Da perpadua atara alur sugai da alira air didalamya disebut sugai.
3 21 Suatu kesatua wilayah tata air yag terbetuk secara alamiah, dimaa air aka megalir melalui sugai da aak sugai disebut daerah alira sugai (DAS). Dalam istilah bahasa iggris disebut Catchmet Area, Watershed, atau River Basi. Meurut Waryoo (2001) bahwa struktur sugai pada hakekatya merupaka betuk luar peampag bada sugai yag memiliki karakteristik berbeda pada bagia hulu, tegah, da hilir. Lebih jauh dikemukaka bahwa bagia dari struktur sugai meliputi bada sugai, taggul sugai da batara sugai. Forma (1986) meggambarka struktur koridor sugai secara rici sebagai berikut (Gambar 2.2): Gambar 2.2: Struktur Koridor Sugai Keteraga: A: Peyagga tepia sugai D: Batas tiggi air semu B: Datara Bajir E: Dasar Sugai C: Bada Sugai F: Vegetasi riparia Fugsi pokok sugai adalah utuk megalirka kelebiha air dari permukaa taah, sedagka fugsi laiya adalah dapat diguaka utuk kesejahteraa mausia, seperti sumber air mium, PLTA, pegaira, trasportasi air, utuk meiggika taah yag redah da megatur suhu taah. Meurut peratura perudaga yag ada, fugsi sugai adalah: a. Sugai sebagai sumber air yag merupaka salah satu sumber daya alam yag mempuyai fugsi serba gua bagi kehidupa mausia.
4 22 b. Sugai harus dilidugi da dijaga kelestariaya, ditigkatka fugsi da pemafaataya, da dikedalika daya rusakya terhadap ligkuga Betuk-betuk Daerah Alira Sugai Betuk betuk DAS dapat dibagi dalam empat, atara lai: A. Betuk memajag/ bulu burug B. Betuk radial C. Betuk paralel D. Betuk komplek A. Betuk memajag/ bulu burug Biasaya iduk sugaiya aka memajag dega aak aak sugai lagsug megalir ke iduk sugai kadag kadag berbetuk seperti bulu burug. Betuk ii biasaya aka meyebabka besar alira bajir relatif lebih kecil karea perjalaa bajir dari aak sugai itu berbeda beda, da bajir berlagsug agak lama. Betuk dari DAS ii ditujukka pada (Gambar 2.3). Gambar 2.3: DAS betuk memajag
5 23 B. Betuk radial Betuk DAS ii seolah olah memusat pada satu titik sehigga meggambarka adaya betuk radial, kadag kadag gambara tersebut memberi betuk kipas atau ligkara. Sebagai akibat dari betuk tersebut maka waktu yag diperluka alira yag datag dari segala pejuru aak sugai memerluka waktu yag hampir bersamaa. Sebagai cotoh DAS Begawa Solo seperti pada (Gambar 2.4). Gambar 2.4: DAS betuk radial C. Betuk paralel DAS ii dibetuk oleh dua jalur DAS yag bersatu dibagia hilir. Apabila terjadi bajir di daerah hilir biasaya terjadi setelah dibawah titik pertemua. Sebagai cotoh adalah bajir di Batag Hari di bawah pertemua Batag Tembesi seperti pada (Gambar 2.5). Gambar 2.5: DAS betuk paralel
6 24 D. Betuk komplek DAS Betuk komplek merupaka betuk kejadia gabuga dari beberapa betuk DAS yag dijelaska di atas, sebagai cotoh pada (Gambar 2.6). Gambar 2.6: DAS betuk komplek 2.2 Hidrologi Air di bumi ii megulagi terus meerus sirkulasi peguapa, presipitasi da pegalira keluar (outflow). Air meguap ke udara dari permukaa taah da laut, berubah mejadi awa sesudah melalui beberapa proses da kemudia jatuh sebagai huja atau salju ke permukaa laut atau darata. Sebelum tiba ke permukaa bumi sebagia lagsug meguap ke udara da sebagia tiba ke permukaa bumi. Tidak semua bagia huja yag jatuh ke permukaa bumi mecapai permukaa taah. Sebagia aka tertaha oleh tumbuh-tumbuha di maa sebagia aka meguap da sebagia lagi aka jatuh atau megalir melalui daha-daha ke permukaa taah. Gambar 2.7 berikut merupaka gambar siklus hidrologi.
7 25 Gambar 2.7 Siklus Hidrologi Curah Huja Data curah huja yag tercatat diproses berdasarka areal yag medapatka huja sehigga didapat tiggi curah huja rata-rata da kemudia diramalka besarya curah huja pada periode tertetu. Berikut dijabarka tetag cara meetuka tiggi curah huja arel. Dega melakuka peakara atau pecatata huja, kita haya medapat curah huja di suatu titik tertetu (poit raifall). Jika di dalam suatu areal terdapat beberapa alat peakar atau pecatat curah huja, maka dapat diambil ilai ratarata utuk medapatka ilai curah huja areal.
8 26 Ada 3 macam cara yag berbeda dalam meetuka tiggi curah huja rata-rata pada areal tertetu dari agka-agka curah huja di beberapa titik pos peakar atau pecatat. 1. Rata-rata aljabar Tiggi rata-rata curah huja didapatka dega megambil ilai rata-rata hitug (arithmatic mea) pegukura huja di pos peakar-peakar huja di dalam areal studi. d = d1+d2+d3+ + d = di i=1 (2.1) di maa d = tiggi curah huja rata-rata, d 1, d 2... d = tiggi curah huja pada pos peakar 1, 2,...,, da = bayak pos peakara. Cara ii aka memberika hasil yag dapat dipercaya jika pos-pos peakarya ditempatka secara merata di areal tersebut, da hasil peakara masig-masig pos peakar tidak meyimpag jauh dari ilai rata-rata seluruh pos di seluruh areal. 2. Cara Poligo Thiesse Cara ii berdasarka rata-rata timbag (weighted average). Masig-masig peakar mempuyai daerah pegaruh yag dibetuk dega meggambarka garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis peghubug di atara dua buah pos peakar. Gambar 2.8 meujukka cotoh posisi stasiu 1, 2, da 3 dari skema poligo Thiesse dalam Daerah Alira Sugai (DAS).
9 27 Gambar 2.8 Poligo Thiesse pada DAS Curah huja pada suatu daerah dapat dihitug dega persamaa berikut: d A 1.d1 A2.d2... A.d A A... A 1 2 (2.2) A 1.d1 A2.d2... A.d (2.3) d A dimaa d = tiggi curah huja rerata daerah (mm), d = huja pada pos peakar huja (mm), A = luas daerah pegaruh pos peakar huja (km 2 ), da A = luas total DAS (km 2 ). 3. Cara isohyet Dalam hal ii kita harus meggambarka dulu kotur dega tiggi curah huja yag sama (isohyet), seperti terlihat pada Gambar 2.9 berikut. Gambar 2.9 Peta Isohyet
10 28 Kemudia luas bagia di atara isohyet-isohyet yeg berdekata diukur, da ilai ratarataya dihitug sebagai berikut: d d0 d1a d1 d2 d A A A1 A2...A 1 d 2 A (2.4) d d i 1 di Ai 2 Ai (2.5) di maa d = tiggi curah huja rata-rata areal, A = luas areal total = A 1 + A 2 + A A, da d 0, d 1,..., d = curah huja pada isohyet 0, 1, 2,...,. Ii adalah cara yag palig teliti utuk medapatka huja areal rata-rata, tetapi memerluka jariga pos peakar yag relatif lebih padat yag memugkika utuk membuat isohyet. Pada waktu meggambar garis-garis isohyet sebaikya juga memperhatika pegaruh bukit atau guug terhadap distribusi huja (huja orografik) Distribusi Frekuesi Curah Huja Utuk megaalisis probabilitas curah huja biasaya dipakai beberapa macam distribusi yaitu: A. Distribusi Normal B. Log Normal C. Gumbel D.Log Pearso Type III A. Distribusi Normal
11 29 Distribusi ormal atau kurva ormal disebut pula distribusi Gauss. Utuk aalisa frekuesi curah huja megguaka metode distribusi Normal, dega persamaa sebagai berikut: X T = X + k.sx (2.6) Dimaa: X T : Variate yag diekstrapolasika, yaitu besarya curah huja recaa utuk periode ulag T tahu. X: Harga rata rata dari data K: Variabel reduksi Sx : Stadard Deviasi 1 X 2 i 1 X 1 i 1 X i Tabel 2.1 Nilai Variabel Reduksi Gauss (sumber: Buku sistem draiase perkotaa yag berkelajuta hal 37) B. Distribusi Log Normal
12 30 Utuk aalisa frekuesi curah huja megguaka metode distribusi Log Normal, dega persamaa sebagai berikut: Log X T = Log X + k.sx Log X (2.7) Dimaa: Log X T : Variate yag diekstrapolasika, yaitu besarya curah huja racaga utuk periode ulag T tahu. Log X : Harga rata rata dari data SxLog X: Stadard Deviasi K : Variabel reduksi 1 1 (LogX log (X 2 i i ) Log 1 1 X i ) Tabel 2.2 Nilai K utuk Distribusi Log Normal (Sumber: Buku sistem draiase perkotaa yag berkelajuta hal 37) C. Distribusi Gumbel
13 31 Utuk aalisa frekuesi curah huja megguaka metode E.J. Gumbel, dega persamaa sebagai berikut: X T = X + K.Sx (2.8) Dimaa: X T : Variate yag diekstrapolasika, yaitu besarya curah huja recaa utuk periode ulag T (tahu). X: Harga rata rata dari data Sx: Stadard Deviasi K: Variabel reduksi. 1 X 2 i 1 X 1 1 i X i Utuk meghitug variabel reduksi E.J. Gumbel megambil harga: K Y T (2.9) S Y Dimaa: Y T : Reduced variate sebagai fugsi dari periode ulag T Y : Reduced mea sebagai fugsi dari bayak data (N) S: Reduced stadard deviatio sebagai fugsi dari bayak data N Tabel 2.3 Stadar Deviasi (Y) utuk Distribusi Gumbel
14 32 (Sumber: Buku sistem draiase perkotaa yag berkelajuta hal 51) Tabel 2.4 Reduksi Variat (YTR) sebagai fugsi periode ulag Gumbel (Sumber: Buku sistem draiase perkotaa yag berkelajuta hal 52) Tabel 2.5 Reduksi Stadard Deviasi (S) utuk Distribusi Gumbel (Sumber: Buku sistem draiase perkotaa yag berkelajuta hal 52)
15 33 D. Distribusi Log Perso III Utuk aalisa frekuesi curah huja megguaka metode Log Perso Type III, dega persamaa sebagai berikut: Log X T = Log X + Ktr. S1 (2.10) Dimaa: Log X T : Variate diekstrapolasika, yaitu besarya curah huja racaga utuk periode ulag T tahu. Log X : Harga rata rata dari data, S 1 : Stadard Deviasi, S 1 = Ktr i1 Log X 1 i 1 Log X Log X i Log X : Koefisie frekuesi, didapat berdasarka hubuga ilai Cs dega periode ulag T. Dimaa : Cs Cs = Koefisie kemecega. i 1 i 2 Log X Log X ( 1)( 2).S 3 i i 3
16 34 Tabel 2.6 Nilai K utuk distribusi Log Pearso (Sumber: Buku sistem draiase perkotaa yag berkelajuta hal 43)
17 Uji Distribusi Frekuesi Curah Huja Utuk megetahui apakah data tersebut bear sesuai dega jeis sebara teoritis yag dipilih maka perlu dilakuka pegujia lebih lajut. Utuk keperlua aalisis uji kesesuaia dipakai dua metode statistik sebagai berikut: 1. Uji Chi Kuadrat Uji Chi Kuadrat diguaka utuk meguji apakah distribusi pegamata dapat disamai dega baik oleh distribusi teoritis. Perhitugaya dega megguaka persamaa berikut: X 2 hit k i1 (EF - OF) EF 2 di maa k = 1 + 3,22 Log, OF = ilai yag diamati, da EF = ilai yag diharapka. (2.11) Agar distribusi frekuesi yag dipilih dapat diterima, maka harga X 2 hitug < X 2 Cr. Harga X 2 Cr dapat diperoleh dega meetuka taraf sigifika α dega derajat kebebasa. Batas kritis X 2 tergatug pada derajat kebebasa da. Utuk kasus ii derajat kebebasa mempuyai ilai yag didapat dari perhituga sebagai berikut: DK = JK - (P + 1) (2.12) di maa DK = derajat kebebasa, JK = jumlah kelas, da P = faktor keterikata (utuk pegujia Chi-Square mempuyai keterikata 2). 2. Uji Smirov Kolmogorof
18 36 Tahap-tahap pegujia Smirov Kolmogorof adalah sebagai berikut: a. Plot data dega peluag agiha empiris pada kertas probabilitas, dega megguaka persamaa Weibull: m P x 100% (2.13) 1 di maa m = omor urut dari omor kecil ke besar, da = bayakya data. b. Tarik garis dega megikuti persamaa: Log X log X G. (2.14) T S d Dari grafik plotig diperoleh perbedaa perbedaa maksimum atara distribusi teoritis da empiris: Pe - Pt (2.15) max di maa max = selisih maksimum atara peluag empiris dega teoritis, Pe = peluag empiris, da Pt = peluag teoritis. c. Taraf sigifika diambil 5% dari jumlah data (), didapat Δ Cr dari tabel. Dari tabel Uji Smirov Kolmogorof, bila Δ maks < Δ Cr, maka data dapat diterima. 2.3 Hidrograf Satua Sitetik Di daerah di maa data hidrologi tidak tersedia utuk meuruka hidrograf satua, maka dibuat hidrograf satua sitetis yag didasarka pada karakteristik fisik dari DAS. Berikut ii diberika beberapa metode yag biasa diguaka dalam meuruka hidrograf bajir.
19 37 1. Hidrograf Satua Gama I Kajia sifat dasar Hidrograf Satua Sitetik (HSS) Gamma I adalah hasil peelitia 30 buah daerah alira sugai di Pulau Jawa. Sifat-sifat daerah alira sugai dalam metode HSS Gamma I adalah sebagai berikut: 1. Faktor sumber (source factor, SF) adalah perbadiga atara jumlah pajag sugai-sugai tigkat satu dega jumlah pajag sugai semua tigkat. 2. Frekuesi sumber (source frequecy, SN) ditetapka sebagai perbadiga atara jumlah pagsa sugai semua tigkat. 3. Faktor simetri (symmetry factor, SIM), ditetapka sebagai hasil kali atara faktor lebar (WF) dega luas relatif DPS sebelah hulu (RUA). 4. Faktor lebar (width factor, WF) adalah perbadiga atara lebar DAS yag diukur dari titik di sugai yag berjarak ¾ L da lebar DPS yag diukur dari titik di sugai yag berjarak ¼ L dari tempat pegukura. 5. Luas relatif DPS sebelah hulu (relative upper catchmet area), yaitu perbadiga atara luas DPS sebelah hulu garis yag ditarik terhadap garis yag megubugka titik tersebut dega tempat pegukura dega luas DPS. 6. Jumlah pertemua sugai (umber of juctio, JN) Gambar 2.10 berikut merupaka model parameter karakteristik DAS Metode Gamma I. utuk X ~ A = 0,25 L, X ~ B = 0,75 L, da WF = WU/WL.
20 38 WL A B X WU Gambar 2.10 Model Parameter Karakteristik DAS Metode Gamma I Rumus-rumus yag diguaka dalam metode HSS Gamma I adalah sebagai berikut: B = 1,5518 N -0,14991 A -0,2725 SIM 0,0259 S -0,0733 (2.16) di maa N = jumlah stasiu huja, A = luas DAS (km 2 ), SIM = faktor simetri, S = ladai sugai rata-rata, da B = koefiesie reduksi. Meghitug waktu pucak HSS Gamma I (t r ) dega rumus berikut: t r = 0.43 ( L/ 100 SF) SIM (2.17) di maa t r = waktu aik (jam), L = pajag sugai iduk (km), SF = faktor sumber, da SIM = faktor simetri. Meghitug debit pucak bajir HSS Gamma I (Q p ) dega rumus berikut: Q p = 0,1836 A0,5884 JN 0,2381 t r -0,4008 (2.18) di maa Q p = debit pucak (m 3 /det), da JN = jumlah pertemua sugai. Meghitug waktu dasar pada metode HSS Gamma I (t b ) dega rumus berikut:
21 39 t b = 27,4132 t r 0,1457 S -0,0986 SN 0,7344 RUA 0,2574 (2.19) di maa S = ladai sugai rata-rata, SN = frekuesi sumber, da RUA = luas relatif DPS sebelah hulu (km 2 ). Meghitug koefisie resesi (K) pada metode ii dihitug dega rumus: K = 0,5671 A 0,1798 S -0,1446 SF -1,0897 D 0,0452 (2.20) di maa K = koefisie tampuga (jam), A = luas DPS (km 2 ), S = ladai sugai rata-rata, SF = faktor sumber (km/km 2 ), da D = kerapata jariga kuras (km/km 2 ). Meghitug alira dasar sugai dihitug dega rumus: Q B = 0,4751 A 0,6444 D 0,9430 (2.21) 2. Hidrograf Satua Nakayasu Perhituga debit bajir racaga megguaka metode Nakayasu. Persamaa umum Hidrograf Satua Sitetik Nakayasu adalah sebagai berikut: Q p C. A. R 0 (2.22) T p = 3,6 (0,3T T ) P 0,3 tg + 0,8 tr (2.23) t g = 0,21 x L 0,7 (L < 15 km) (2.24) t g = 0,4 + 0,058 x L (L > 15 km) (2.25) T 0,3 = α x tg (2.26)
22 40 di maa Q p = debit pucak bajir (m 3 /det), C = koefisie pegalira, R 0 = huja satua (mm), A = luas DAS (km 2 ), T p = teggag waktu dari permulaa huja sampai pucak bajir (jam), T 0,3 = waktu yag diperluka oleh peurua debit, dari debit pucak sampai mejadi 30% dari debit pucak, t g = waktu kosetrasi (jam), t r = satua waktu huja, diambil 1 jam, = parameter hidrograf, berilai atara , da L = pajag sugai (m). Gambar 2.11 merupaka cotoh gambar hidrograf akayasu berupa hubuga atara waktu dega debit pucakya. Tr 0,8 Tr tg Qp LegkugNaik Legkug Turu Q 0,3 Qp 0,3 2 Qp Tp T 0,3 1,5 T 0,3 t (jam) Gambar 2.11 Model Hidrograf Nakayasu Persamaa-persamaa yag diguaka dalam hidrograf akayasu adalah: t a. Pada kurva aik, 0 t T p, maka Q t x Q p T p 2,4
23 41 b. Pada kurva turu, T p < t (T p + T 0,3 ), maka Q t Qp x 0,3 t -Tp T 0,3, utuk (T p + T 0,3 ) t (T p + T 0,3 + 1,5T 0,3 ), maka t -Tp 0,5T 1,5T0,3 0,3 Q t Qp x 0,3, da utuk t > (T p + T 0,3 + 1,5T 0,3 ), maka Q t Qp x 0,3 t -Tp 1,5T 2T0,3 0,3. di maa Q t = debit pada saat t jam (m 3 /det) 3. Hidrograf satua Syder Dalam permulaa tahu 1938, F.F. Syder dari Amerika Serikat telah megembagka rumus empiris dega koefisie-koefisie empiris yag meghubugka usur-usur hidrograf satua dega karakteristik daerah pegalira. Usur-usur hidrograf tersebut dihubugka dega : A= Luas daerah pegalira (km 2 ) L= Pajag alira utama (km) LC= Jarak atara titik berat daerah pegalira dega pelepasa (outlet) yag diukur sepajag alira utama Dega usur-usur tersebut Syder membuat rumus-rumusya sebagai berikut : t p = C t (L. L c ) (2.27) t p tr 5,5 (2.28) Q p C 2,78 p.a (2.29) t p
24 42 T 72 3t (2.30) b p dimaa: t p : Waktu mulai titik berat huja sampai debit pucak dalam jam t r : Lama curah huja efektif Qp : Debit maksimum total Tb : Waktu dasar hidrograf Koefisie-koefisie Ct da Cp harus ditetuka dega rumus sebagai berikut : Keterlambata DAS (basi lag) t = C (L.L ) 0,3 p t c (2.31) dimaa : C t yag : Koefisie yag dituruka dari DAS yag memiliki data pada daerah sama Meghitug debit pucak per satua luas dari hidrograf satua stadar : q = p 2,75.C p t p (2.32) dimaa :
25 43 C p yag : Koefisie yag dituruka dari DAS yag memiliki data pada daerah sama Harga L da Lc diukur dari peta DAS utuk meghitug Ct da Cp pada DAS yag terukur. Berdasarka hidrograf satua yag dituruka dapat diperolrh durasi efektif t R dalam jam, kelambata DAS t pr dalam jam. Jika t p = 5,5 tmaka r : t r = t R t p = t pr da q p = q pr Jika t pr jauh dari 5,5 t R, maka kelambata DAS stadar adalah : t p = tpr + tr-t R 4 (2.33) Da persamaa (2.29) da (2.33) diselesaika utuk medapatka ilai tr da tp. Nilai Ct da Cp kemudia dihitug dari persamaa (2.32) da (2.33). Lamaya huja efektif t r =t p /5,5 dimaa t r diasumsi 1 jam. Jika tr > tr ( asumsi), dilakuka koreksi terhadap tp t ' t 0,25( t t ') (2.34) p p r r maka : T P tr tp' (2.35) 2 Jika tr < tr (asumsi), maka : T p tr tp (2.36) 2
26 44 Meetuka grafik hubuga atara Qp da t (UH) berdasarka persamaa Alexseyev sebagai berikut : Q Y. Qp (2.37) dimaa : Y 2 (1 x) a x 10 (2.38) X t (2.39) T R 2 a 1,32 0,15 0,045 (2.40) ( Qp. TR) (2.41) ( ha. ) dimaa: Q : Debit dega periode hidrograf Y : Perbadiga debit periode hidrograf dega debit pucak X : Perbadiga waktu periode hidrograf dega wktu mecapai pucak bajir Setelah da a dihitug, maka ilai y utuk masig-masig x dapat dihitug (dega membuat table), dari ilai-ilai tersebut diperoleh t=xt p da Q=y.Q p, selajutya dibuat grafik hidrograf satua.
Sta Kalibaku ng (mm/thn ) CH Wilayah (X) (mm/th n) 138, ,00 176, ,33 181,00 188, , , , ,00 135,66 133,00
Tahu Margas ari (mm/th Dukuh Warigi (mm/th Kalibaku g (mm/th 35 5 3 2 3 28 43 3 22 9 29 4 3 42 6 5 65 253 25 6 22 25 39 64 55 84 8 8 63 4 9 29 46 36 5 24 2 53 2 2 6 8 6 3 29 29 4 25 52 25 CH Wilayah (X
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Hidrologi Air di bumi ii megulagi terus meerus sirkulasi peguapa, presipitasi da pegalira keluar (outflow). Air meguap ke udara dari permukaa taah da laut, berubah mejadi awa
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN HIDROGRAF SATUAN SINTETIK PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI RANOYAPO
Jural Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 01 (59-69) ISSN: 7-67 STUDI PERBANDINGAN HIDROGRAF SATUAN SINTETIK PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI RANOYAPO Elza Patricia Siby L. Kawet, F. Halim Fakultas Tekik Jurusa Tekik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA
BAB IV ANALII HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA 4.1. TINJAUAN UMUM Dalam merecaaka ormalisasi sugai, aalisis yag petig perlu ditijau adalah aalisis hidrologi. Aalisis hidrologi diperluka utuk meetuka besarya
Lebih terperinciKuliah : Rekayasa Hidrologi II TA : Genap 2015/2016 Dosen : 1. Novrianti.,MT. Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi II 1
Kuliah : Rekayasa Hidrologi II TA : Geap 2015/2016 Dose : 1. Novriati.,MT 1 Materi : 1.Limpasa: Limpasa Metoda Rasioal 2. Uit Hidrograf & Hidrograf Satua Metoda SCS Statistik Hidrologi Metode Gumbel Metode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Umum Bajir Meurut Suripi (2003) adalah suatu kodisi di maa tidak tertampugya air dalam salura pembuag (palug sugai) atau terhambatya alira air di dalam salura
Lebih terperinciANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH
Lapora Praktikum Hari/taggal : Rabu 7 Oktober 2009 HIDROLOGI Nama Asiste : Sisi Febriyati M. Yohaes Ariyato. ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH Lilik Narwa Setyo Utomo J3M108058 TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Dalam merencanakan bangunan air, analisis awal yang perlu ditinjau adalah
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Tijaua Umum Dalam merecaaka bagua air, aalisis awal yag perlu ditijau adalah aalisa hidrologi. Aalisa hidrologi diperluka utuk meetuka besarya debit bajir recaa yag maa
Lebih terperinciANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA-I DAN HSS LIMANTARA
ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA-I DAN HSS LIMANTARA Jeffier Adrew Robot Tiy Maaoma, Evelie Wuisa, Hay Tagkudug Fakultas Tekik, Jurusa Tekik Sipil Uiversitas Sam Ratulagi
Lebih terperinciKAJIAN METODE EMPIRIS UNTUK MENGHITUNG DEBIT BANJIR SUNGAI NEGARA DI RUAS KECAMATAN SUNGAI PANDAN (ALABIO)
ISSN 085-5761 (Prit) Jural POROS TEKNIK, Volume 8 No., Desember 016 : 55-103 ISSN 44-7764 (Olie) KAJIAN METODE EMPIRIS UNTUK MENGHITUNG DEBIT BANJIR SUNGAI NEGARA DI RUAS KECAMATAN SUNGAI PANDAN (ALABIO)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Hdrolog Ar d bum megulag terus meerus srkulas peguapa, presptas da pegalra keluar (outflow). Ar meguap ke udara dar permukaa taah da laut, berubah mejad awa sesudah melalu beberapa
Lebih terperinciREGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan
REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN
BAB II DASAR TEORI.1 TINJAUAN UMUM Dalam pekerjaa perecaaa suatu beduga diperluka bidag-bidag ilmu pegetahua yag salig medukug demi kesempuraa hasil perecaaa. Bidag ilmu pegetahua itu atara lai geologi,
Lebih terperinciANALISIS DEBIT BANJIR DAN TINGGI MUKA AIR SUNGAI PALAUS DI KELURAHAN LOWU I KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
Jural Sipil Statik Vol.6 No.4 April 2018 (235-246) ISSN: 2337-6732 ANALISIS DEBIT BANJIR DAN TINGGI MUKA AIR SUNGAI PALAUS DI KELURAHAN LOWU I KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Iri Eklesia Kereh Alex Biilag,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI.1 Tijaua Umum Dalam pekerjaa perecaaa suatu embug diperluka bidag-bidag ilmu pegetahua yag salig medukug demi kesempuraa hasil perecaaa. Bidag ilmu pegetahua itu atara lai geologi, hidrologi,
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas
Lebih terperinciANALISIS DEBIT DAN TINGGI MUKA AIR SUNGAI PANIKI DI KAWASAN HOLLAND VILLAGE
Jural Sipil Statik Vol.5 No. Februari 207 (2-29) ISSN: 2337-6732 ANALISIS DEBIT DAN TINGGI MUKA AIR SUNGAI PANIKI DI KAWASAN HOLLAND VILLAGE Billy Kapatow Tiy Maaoma, Jeffry S.F Sumarauw Fakultas Tekik,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. bukit yang mengalirkan air dari hulu sampai ke hilir (Effendi, 2012).
BAB II KAJIAN PUSTAKA.1. Daerah Alira Sugai (DAS) Daerah Alira Sugai (DAS) adalah daerah yag dibatasi oleh puggug bukit yag megalirka air dari hulu sampai ke hilir (Effedi, 01). Debit merupaka jumlah air
Lebih terperinciPERENCANAAN NORMALISASI KALI DELUWANG BAGIAN HILIR SITUBONDO
PEENCNN NOMLISSI KLI DELUWNG BGIN HILI SITUBONDO Nama : DEXY WHYUDI NP : 06 00 609 Jurusa : Tekik Sipil Program Litas Jalur FTSP-ITS Dose Pembimbig : Ir. Sofya asyid, MT BSTK Kali Deluwag merupaka salah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu
Lebih terperinciBab 3 Metode Interpolasi
Baha Kuliah 03 Bab 3 Metode Iterpolasi Pedahulua Iterpolasi serig diartika sebagai mecari ilai variabel tergatug tertetu, misalya y, pada ilai variabel bebas, misalya, diatara dua atau lebih ilai yag diketahui
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6 BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN Lokasi objek peelitia berada di ruas jala Solo Jogja, dimulai dari Km 15+000 da berakhir di Km 15+500, lebar bada jala 7,5 m da lebar bahu jala m, sedagka jala pembadig berada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pengertian
TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok
Lebih terperinciANALISIS INTENSITAS HUJAN DI STASIUN KALIBAWANG KABUPATEN KULONPROGO
ANALISIS INTENSITAS HUJAN DI STASIUN KALIBAWANG KABUPATEN KULONPROGO Titiek Widyasari 1 1 Program Studi Tekik Sipil, Uiversitas Jaabadra Yogyakarta, Jl. Tetara Rakyat Mataram 55 57 Yogyakarta Email: myso_jayastu@yahoo.co.id
Lebih terperinciKURVA INTENSITAS DURASI FREKUENSI (IDF) PERSAMAAN MONONOBE DI KABUPATEN SLEMAN
Kurva Itesitas.. Persamaa Moobe KURVA INTENSITAS DURASI FREKUENSI (IDF) PERSAMAAN MONONOBE DI KABUPATEN SLEMAN Dose Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Jaabadra Yogyakarta INTISARI Pola curah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 TINJAUAN UMUM Kajia sistem draiase di daerah Semarag Timur memerluka tijaua pustaka utuk megetahui dasar-dasar teori dalam peaggulaga bajir akibat huja lokal yag terjadi maupu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 TINJAUAN UMUM Kajia sistem draiase di daerah Semarag Timur memerluka tijaua pustaka utuk megetahui dasar-dasar teori dalam peaggulaga bajir akibat huja lokal yag terjadi maupu
Lebih terperinciANALISIS DEBIT DAN TINGGI MUKA AIR SUNGAI TONDANO DI JEMBATAN DESA KUWIL KECAMATAN KALAWAT
ANALISIS DEBIT DAN TINGGI MUKA AIR SUNGAI TONDANO DI JEMBATAN DESA KUWIL KECAMATAN KALAWAT Malida Kamase Liay Amelia Hedratta, Jeffry Swigly F. Sumarauw Fakultas Tekik, Jurusa Tekik Sipil, Uiversitas Sam
Lebih terperinci2 BAB 2. Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut : Menentukan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) dan hujan kawasan.
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA. Tijaua Umum Kajia Perecaaa Polder Sawah Besar pada Sistem Draiase Kali Teggag memerluka tijaua pustaka utuk megetahui dasar-dasar teori dalam berbagai aalisa yag diperluka. Dasar-dasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di alam kita ini. Meliputi berbagai bentuk air, yang menyangkut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Uraia Umum Hidrologi adalah suatu ilmu yag mejelaska tetag kehadira da geraka air yag ada di alam kita ii. Meliputi berbagai betuk air, yag meyagkut perubaha-perubahaya atara
Lebih terperinciANALISA FREKUENSI CURAH HUJAN TERHADAP KEMAMPUAN DRAINASE PEMUKIMAN DI KECAMATAN KANDIS
Lubis, F. / Aalisa Frekuesi Curah Huja / pp. 4 46 ANALISA FREKUENSI CURAH HUJAN TERHADAP KEMAMPUAN DRAINASE PEMUKIMAN DI KECAMATAN KANDIS Fadrizal Lubis Program Studi Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas
Lebih terperinciPertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd
Pertemua Ke- Komparasi berasal dari kata compariso (Eg) yag mempuyai arti perbadiga atau pembadiga. Tekik aalisis komparasi yaitu salah satu tekik aalisis kuatitatif yag diguaka utuk meguji hipotesis tetag
Lebih terperinciANALISIS DEBIT BANJIR DAN TINGGI MUKA AIR BANJIR SUNGAI SARIO DI TITIK KAWASAN CITRALAND
ANALISIS DEBIT BANJIR DAN TINGGI MUKA AIR BANJIR SUNGAI SARIO DI TITIK KAWASAN CITRALAND Dewi Parwati Suadya Jeffry S. F. Sumarauw, Tiy Maaoma Fakultas Tekik Jurusa Sipil Uiversitas Sam Ratulagi Maado
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,
Lebih terperinciSTUDY PENGENDALI BANJIR WILAYAH DUKUH MENANGGAL DENGAN SISTEM SALURAN SUDETAN
STUDY PENGENDALI BANJIR WILAYAH DUKUH MENANGGAL DENGAN SISTEM SALURAN SUDETAN Iwa Wahjudijato da Nyoma Dita P. Putra Jurusa Tekik Sipil - UPN VETERAN Jawa Timur ABSTRACT Flood is a problem which is ofte
Lebih terperinciPERENCANAAN SALURAN DRAINASE (Studi Kasus Desa Rambah)
PERENCANAAN SALURAN DRAINASE (Studi Kasus Desa Rambah) HAMDANI LUBIS (1) ARIFAL HIDAYAT, MT (2) RISMALINDA, ST (2) Program Studi Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Pasir Pegaraia Email: lhamdai98@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI.1 Tijaua Umum Perecaaa embug memerluka bidag-bidag ilmu pegetahua lai yag dapat medukug utuk memperoleh hasil perecaaa kostruksi embug yag hadal da komprehesif da bagua multigua. Ilmu
Lebih terperinciMODUL 8 PERENCANAAN BANJIR
MODUL 8 PERENCANAAN BANJIR Tujua Istruksioal Khusus modul ii adalah mahasiswa dapat melakuka aalisa frekuesi bajir yag terjadi, meghitug distribusi da frekuesi bajir dega berbagai macam metode. Dalam merecaaka
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa
19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Badar Lampug tahu pelajara 2009/2010 sebayak 279 orag yag terdistribusi dalam tujuh
Lebih terperinciANALISIS KURVA IDF (INTENSITY-DURATION-FREQUENCY) DAS GAJAHWONG YOGYAKARTA
ANALISIS KURVA IDF (INTENSITY-DURATION-FREQUENCY) DAS GAJAHWONG YOGYAKARTA Adrea Sumarah Asih 1 da Garyesto Theopastus Habaita 2 1 Dose Jurusa Tekik Sipil, STTNAS Yogyakarta Jl. Babarsari, CT., Depok,
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA. Tijaua Umum Perecaaa struktur utuk peegedalia muara memerluka bidag-bidag ilmu pegetahua lai yag dapat medukug utuk memperoleh hasil perecaaa kostruksi yag hadal da komprehesif da
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur
0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. menjadi uap air yang mengembun kembali menjadi air yang berlangsung terusmenerus
TINJAUAN LITERATUR Siklus Hidrologi Siklus hidrologi merupaka proses pegeluara air da perubahaya mejadi uap air yag megembu kembali mejadi air yag berlagsug terusmeerus tiada heti-hetiya. Sebagai akibat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. TINJAUAN UMUM Pegembaga PLTA merupaka pekerjaa yag melibatka berbagai disipli ilmu yag salig medukug, seperti ilmu tekik sipil (hidrologi, rekayasa
Lebih terperinciUkuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus
-Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam
Lebih terperinciREKAYASA HIDROLOGI I PERENCANAAN BANJIR RANCANGAN
REKAYASA HIDROLOGI I PERENCANAAN BANJIR RANCANGAN Novitasari,ST.,MT. Sub Kompetesi Pegeala da pemahama aalisis frekuesi dari data huja Pegeala da pemahama aalisis bajir racaga dari data huja 1 ANALISIS
Lebih terperinciANALISA KAPASITAS SALURAN PRIMER TERHADAP PENGENDALIAN BANJIR (Studi Kasus Sistem Drainase Kota Langsa)
ANALISA KAPASITAS SALURAN PRIMER TERHADAP PENGENDALIAN BANJIR (Studi Kasus Sistem Draiase Kota Lagsa) Fachrizal 1), Wesli 2) 1) Alumi Tekik Sipil, 2) Dose Jurusa Tekik Sipil, Uiversitas Malikussaleh email:
Lebih terperinciPedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai
PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII (delapan) semester ganjil di
4 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia ii adalah siswa kelas VIII (delapa) semester gajil di SMP Xaverius 4 Badar Lampug tahu ajara 0/0 yag berjumlah siswa terdiri dari
Lebih terperinciBAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan
BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika. Meurut Arikuto (99 :
Lebih terperinciBAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI
BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI Utuk lebih memahami megeai etropi, pada bab ii aka diberika perhituga etropi utuk beberapa distribusi diskrit da kotiu. 3. Distribusi Diskrit Pada sub bab ii dibahas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kampar,
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kelas I MIA MA Negeri Kampar, pada bula April-Mei 05 semester geap Tahu Ajara 04/05 B. ubjek da Objek Peelitia ubjek dalam
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas I MIA SMA Negeri 5 Badar Lampug Tahu Pelajara 04-05 yag berjumlah 48 siswa. Siswa tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.3 Batasan Masalah Dalam penyusunan tugas akhir ini permasalahan akan dibatasi sampai degan batasan - batasan antara lain:
PERENCANAAN SPILLWAY PADA WADUK BRAJI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BAKU PENDUDUK DESA BRAJI KABUPATEN SUMENEP MADURA Oleh : Arief Setya Putra 06 00 68 Dose Pembimbig : Abdullah Hidayat SA Ir. MT ABSTRAK
Lebih terperinciRESPONSI 2 STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 2015
RESPONSI STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 015 A. PENYAJIAN DAN PERINGKASAN DATA 1. PENYAJIAN DATA a. Sebutka tekik peyajia data utuk data kualitatif! Diagram kueh, diagram batag, distribusi
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. tiada hentinya. Daur hidrologi dimulai sejak adanya panas matahari yang
TINJAUAN LITERATUR Siklus Hidrologi Siklus hidrologi merupaka proses pegeluara air da perubahaya mejadi megembu da kembali mejadi air yag berlagsug terus eerus tiada hetiya. Daur hidrologi dimulai sejak
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO INVESTASI
MANAJEMEN RISIKO INVESTASI A. PENGERTIAN RISIKO Resiko adalah peyimpaga hasil yag diperoleh dari recaa hasil yag diharapka Besarya tigkat resiko yag dimasukka dalam peilaia ivestasi aka mempegaruhi besarya
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.. Tijaua Umum Perecaaa pegedalia bajir memerluka bidag bidag ilmu pegetahua lai yag dapat medukug utuk memperoleh hasil yag baik. Di sampig itu suksesya program pegedalia bajir
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan
BAB LANDASAN TEORI. Pegertia Regresi Statistika merupaka salah satu cabag peegtahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hamper semua bidag ilmu peegtahua, terutama para peeliti
Lebih terperinciUKURAN PEMUSATAN DATA
Malim Muhammad, M.Sc. UKURAN PEMUSATAN DATA J U R U S A N A G R O T E K N O L O G I F A K U L T A S P E R T A N I A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P U R W O K E R T O DEFINISI UKURAN PEMUSATAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air di bumi ini mengulangi terus menerus sirkulasi penguapan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidrologi Air di bumi ii megulagi terus meerus sirkulasi peguapa, presipitasi da pegalira keluar (outflow). Air meguap ke udara dari permukaa taah da laut, berubah mejadi awa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28
5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Umum Draiase merupaka sebuah system yag dibuat utuk meagai persoala kelebiha air baik kelebiha air yag berada di atas permukaa taah maupu air yag berada dibawah permukaa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Umum Draiase merupaka sebuah sistem yag dibuat utuk meagai persoala kelebiha air yag berada di atas permukaa taah maupu air yag berada dibawah permukaa taah. Kelebiha air dapat
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA.. Tijaua Umum Dalam pekerjaa perecaaa suatu embug diperluka bidag-bidag ilmu pegetahua yag salig medukug demi kesempuraa hasil perecaaa. Bidag ilmu pegetahua itu atara lai geologi,
Lebih terperinci3 BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Tijaua Umum Dalam pekerjaa ormalisasi sugai diperluka bidag-bidag ilmu pegetahua yag salig medukug demi kesempuraa hasil perecaaa. Bidag ilmu pegetahua itu atara lai hidrologi,
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. berlangsung terus-menerus. Serangkaian peristiwa tersebut dinamakan siklus
TINJAUAN LITERATUR Siklus Hidrologi Secara keseluruha jumlah air di plaet bumi relatif tetap dari masa ke masa. Air di bumi megalami suatu siklus melalui seragkaia peristiwa yag berlagsug terus-meerus.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuha Sistem Sebelum melakuka deteksi da trackig obyek dibutuhka peragkat luak yag dapat meujag peelitia. Peragkat keras da luak yag diguaka dapat dilihat pada Tabel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DASAR TEORI 2.1.1 Pegertia DAS Meurut Chay Asdak dalam buku Hidrologi da Pegelolaa DAS medefiisika DAS adalah suatu wilayah darata yag secara topografi dibatasi oleh puggug-puggug
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika, meurut Arikuto (998:73)
Lebih terperinciOPTIMALISASI SISTEM JARINGAN DRAINASE JALAN RAYA SEBAGAI ALTERNATIF PENANGANAN MASALAH GENANGAN AIR
OPTIMALISASI SISTEM JARINGAN DRAINASE JALAN RAYA SEBAGAI ALTERNATIF PENANGANAN MASALAH GENANGAN AIR Liay Amelia Hedratta Dose Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Sam Ratulagi E-mail : liayhedratta@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa
Lebih terperinciPENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:
PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.
Lebih terperinciKONTRIBUSI WADUK PEUDADA TERHADAP KEBUTUHAN AIR KABUPATEN BIREUEN
KONTRIBUSI WADUK PEUDADA TERHADAP KEBUTUHAN AIR KABUPATEN BIREUEN Wesli Jurusa Tekik Sipil Uiversitas Malikussaleh email: wesli@uimal.ac.id Abstrak Kebutuha air di Kabupate Bireue semaki hari semaki meigkat,
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,
TINJAUAN LITERATUR Siklus Hidrologi Air permukaa, baik yag megalir maupu yag tergeag (daau, waduk, rawa), da sebagia air bawah permukaa aka terkumpul da megalir membetuk sugai da berakhir ke laut. Proses
Lebih terperinciMata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4
Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika
Lebih terperinciSub Kompetensi REKAYASA HIDROLOGI I PERENCANAAN. Novitasari,ST.,MT. Pengenalan dan pemahaman analisis frekuensi
REKAYASA HIDROLOGI I PERENCANAAN BANJIR RANCANGAN Novitasari,ST.,MT. Sub Kompetesi Pegeala da pemahama aalisis frekuesi dari data huja Pegeala da pemahama aalisis bajir racaga dari data huja 1 ANALISIS
Lebih terperinci1 % n. m dt. Tahun ke - Tahun ke - Seri Data X 1, X 2, X 3, X 4, X 5,, X n Seri Data X 1, X 2, X 3,, X n. X 3 Ambang X 1 X 2
HIDROLOGI TERAPAN PERENCANAAN BANJIR RANCANGAN Sub Kompetesi Pegeala da pemahama aalisis frekuesi dari data huja Pegeala da pemahama aalisis bajir racaga dari data huja Novitasari,ST.,MT. ANALISIS HIDROLOGI
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum. 2.2 Hidrologi
BAB II DASAR TEORI.1 Tijaua Umum Dalam pekerjaa perecaaa suatu Embug diperluka bidag-bidag ilmu pegetahua yag salig medukug demi kesempuraa hasil perecaaa. Bidag ilmu pegetahua itu atara lai geologi, hidrologi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS.1 Pegertia-pegertia Lapaga pekerjaa adalah bidag kegiata dari pekerjaa/usaha/ perusahaa/kator dimaa seseorag bekerja. Pekerjaa utama adalah jika seseorag haya mempuyai satu pekerjaa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia dilaksaaka dari bula Agustus-September 03.Peelitia ii dilakuka di kelas X SMA Muhammadiyah Pekabaru semester gajil tahu ajara 03/04. B. Subjek
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1 Pegertia da Maksud Irigasi Irigasi berasal dari istilah irrigatie dalam bahasa Belada atau irrigatio dalam bahasa Iggris. Irigasi dapat diartika sebagai suatu usaha yag dilakuka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air di bumi ini mengulangi terus menerus sirkulasi penguapan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidrologi Air di bumi ii megulagi terus meerus sirkulasi peguapa, presipitasi da pegalira keluar (outflow). Air meguap ke udara dari permukaa taah da laut, berubah mejadi awa
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disai Peelitia Tujua Jeis Peelitia Uit Aalisis Time Horiso T-1 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-2 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-3 Assosiatif survey Orgaisasi
Lebih terperinciBab III Metoda Taguchi
Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I
7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25
18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Baha Peelitia 3.1.1 Objek Peelitia Terak yag diguaka dalam peelitia ii adalah kuda berjumlah 25 ekor terdiri dari 5 jata da 20 betia dega umur berkisar atara 10 15
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga da Jeis Peelitia Racaga peelitia ii adalah deskriptif dega pedekata cross sectioal yaitu racaga peelitia yag meggambarka masalah megeai tigkat pegetahua remaja tetag
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi
5 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di SMPN 0 Badar Lampug, dega populasi seluruh siswa kelas VII. Bayak kelas VII disekolah tersebut ada 7 kelas, da setiap kelas memiliki
Lebih terperincib. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:
Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham adalah surat berharga yag dapat dibeli atau dijual oleh peroraga atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelika. Sebagai istrumet ivestasi, saham memiliki
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Sumber: Stream Coridor Restoration. Universitas Indonesia. Kaji ulang sistem..., Sylvia Yuniar, FT UI, 2008
BAB II DASAR TEORI 2.1 ASPEK HIDROLOGIS Feomea hidrologi adalah feomea yag sagat rumit da tidak aka perah sepeuhya bisa dimegerti. Daur hidrologi dapat disederhaaka sebagai suatu sistem, yag kompoe-kompoeya
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA II-1
BAB II STUDI PUSTAKA.. Hidrologi Data hidrologi adalah kumpula keteraga atau fakta megeai feomea hidrologi seperti besarya : curah huja, temperatur, peguapa, lamaya peyiara matahari, kecepata alira, kosetrasi
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 UMUM Studi pustaka dalam lapora ii berisi dasar-dasar teori yag aka diguaka utuk megkaji beberapa alteratif peagaa yag aka dilakuka utuk megatasi masalah bajir rob di daerah Keluraha
Lebih terperinci