OPTIMALISASI SISTEM JARINGAN DRAINASE JALAN RAYA SEBAGAI ALTERNATIF PENANGANAN MASALAH GENANGAN AIR

Transkripsi

1 OPTIMALISASI SISTEM JARINGAN DRAINASE JALAN RAYA SEBAGAI ALTERNATIF PENANGANAN MASALAH GENANGAN AIR Liay Amelia Hedratta Dose Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Sam Ratulagi liayhedratta@yahoo.co.id ABSTRAK Perkembaga pembagua Kota Maado yag pesat memicu terjadiya alih fugsi laha yag tidak terkedali sehigga bajir da geaga air serig terjadi di kawasa sekitar kompleks Kator Camat Tumitig da meimbulka dampak egatif terhadap kodisi jala, aktivitas lalu litas serta kehidupa masyarakat sekitarya. Peelitia ii dilakuka berdasarka kodisi aktual melalui observasi lapaga serta pegumpula data yag terdiri dari data curah huja, peta lokasi da peta jariga jala lokasi peelitia. Metode aalisis meliputi aalisis hidrologi berupa aalisis curah huja da aalisis hidrolika utuk perecaaa draiase da bagua pelegkapya. Suatu rekomedasi sebagai alteratif peyelesaia masalah geaga air di sekitar Jala Hasaudi kompleks Kator Camat Tumitig dihasilka dalam peelitia ii, terutama meyagkut keragka sistem jariga draiase dega maksud optimalisasi terhadap sistem jariga draiase eksistig da peambaha kapasitas salura serta gorog-gorog dega tetap memperhatika faktor efektivitas da faktor ekoomis dalam meyelesaika persoala da geaga air da alira permukaa. Kata kuci : draiase jala raya, geaga air, aalisis hidrologi, aalisis hidrolika 1.PENDAHULUAN Peigkata jumlah peduduk Kota Maado serta meigkatya tututa ligkuga hidup yag lebih baik membutuhka peigkata fasilitas saraa da prasaraa pelayaa umum. Jala Hasaudi yag terletak di Kecamata Tumitig memiliki jumlah peduduk yag cukup padat dibadigka dega kecamata laiya di Kota Maado. Kecamata Tumitig terdiri dari 10 keluraha dega luas keseluruha kurag lebih 488,9 Ha dega luas wilayah terbagu ± 75 Ha. Dari kesepuluh keluraha diatas, lokasi peelitia terletak di keluraha Bitug Karagria da sebagia dikeluraha Tumitig. Ketiggia taah di lokasi peelitia bervariasi mulai dari titik 0 (ol) dipermukaa laut higga ketiggia 650 m diatas permukaa laut. Garis kotur teredah berada disepajag pesisir patai sedagka garis kotur tertiggi berada pada bagia utara. Wilayah topografi tertiggi tersebut, tepatya terdapat di Kecamata Molas dega ketiggia taah m diatas permukaa laut, yaitu guug Maado Tua da Guug Tumpa.Jala Hasaudi merupaka jala utama yag terletak di Kecamata Tumitig, meghubugka pusat kota dega desa-desa yag berada di bagia utara Kota Maado seperti Molas, Wori, Meras da lai sebagaiya. Draiase di kawasa tersebut khususya kompleks Kator Camat Tumitig serig mejadi permasalaha yag serius terutama pada musim peghuja dimaa terjadi geaga air sehigga dapat memberika dampak egatif bagi masyarakat sekitar da kodisi jala itu sediri seperti kerusaka jala da terputusya arus lalulitas. Daerah geaga yag terjadi dikawasa peelitia yaitu kompleks Kator Camat Tumitig, pada umumya meyebar pada kawasa tertetu terutama pada daerah-daerah cekuga da datar. Jeis pegguaa laha yag ruti terkea bajir adalah pemukima, fasilitas umum, fasilitas sosial da fasilitas ekoomi. Dari hasil survei serta wawacara dega peduduk setempat ketiggia geaga bisa mecapai 1,5 meter sehigga diperluka kajia terhadap permasalaha draiase disepajag daerah pelayaa utuk megetahui peyebab terjadiya geaga air tersebut. Peelitia ii merupaka suatu studi kasus yag berisika tijaua kodisi yata melalui observasi lapaga disertai aalisis berdasarka metode atau formula yag ada. Desai peelitia meliputi survey lokasi, pegambila data primer da sekuder, aalisis data serta desai dimesi salura draiase jala raya da gorog-gorog berdasarka aalisis hidrologi da hidrolika. Peulisa ii berisika alteratif pemecaha masalah draiase khususya pada jala jalur depa Kator Camat Tumitig. Perecaaa sistem jariga salura draiase, dimesi salura serta bagua pelegkap yag TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember 014 9

2 baru dapat mejadi salah satu bagia dalam peagaa masalah geaga air yag terjadi.. KAJIAN LITERATUR Aalisis hidrologi da hidrolika diperluka dalam perecaaa berbagai macam bagua air, seperti beduga, bagua pegedali bajir, bagua irigasi, bagua jala raya, lapaga terbag, da bagua laiya. Kegagala dalam perhituga draiase jala raya dapat berakibat terjadi kerusaka dii jala raya, demikia juga pada lapaga terbag, lapaga olah raga, da lai-lai. Aalisis hidrologi da hidrolika diperluka utuk perecaaa draiase, culvert, maupu jembata yag melitas sugai atau salura. Huja merupaka faktor terpetig dalam aalisis hidrologi. Itesitas huja yag tiggi pada suatu kawasa huia yag kecil dapat megakibatka geaga pada jala-jala, tempat parkir, da tempat-tempat laiya karea fasilitas draiase tidak di desai utuk megalirka air utuk itesitas yag tiggi. Prisip yag diguaka dalam peetapa sistem jariga draiase adalah dega terlebih dahulu mecari daerah tiggi (pucak bukit) kemudia daerah pembuaga berupa sugaio atau patai. Arah alira pada salura ditetuka dega megguaka peta topografi dega memperhatika kodisi daerah/lokasi yag aka dilalui salura tersebut. Adapu sistem pembuaga air dari salura draiase sagat dipegaruhi oleh keadaa di bagia hilir salura da kodisi lokasi pembuaga air tersebut. Pembuaga air draiase utuk lokasi peelitia ii umumya lagsug dibuag ke outlet yag melitasi keluraha Bitug Karagria yag bermuara di Laut Sulawesi..1 Aalisis Hidrologi.1.1 Kualitas data Data hidrologi yag diperoleh dari stasiu peakar huja kemugkia megadug kesalaha pegukura atau pecatata sehigga dalam aalisis hidrologi dapat meghasilka output data yag mempuyai kesalaha. Agar tidak meghasilka suatu perecaaa draiase yag jauh meyimpag maka diperluka aalisis kualitas data pegamata dega parameter-parameter yag sudah ditetuka. Uji data outlier adalah lagkah awal pegujia data curah huja, dalam hal ii aka dilihat apakah ada data yag terlampau besar atau kecil dega meetuka batas teratas da batas terbawah. Data outlier (ilai ekstrim atas, ekstrim bawah, atau kedua-duaya) dapat diketahui dega meelaah ilai koefisie skewess (Cs) data pegamata dega ilai koefisie skewess syarat uji outlier. Apabila didapati data outlier maka data tersebut tidak dapat diperguaka utuk perhituga selajutya. Syarat-syarat utuk pegujia data outlier berdasarka koefisie skewess: *Uji outlier tiggi lebih dahulu jika Cs log > 0,4 *Uji outlier redah lebih dahulu jika Cs log < -0,4 *Uji outlier tiggi da redah sekaligus jika -0,4 < Cs log < 0,4 Persamaa uji outlier tiggi da outlier redah masig-masig adalah: _ log Xh l ogx k.s log _ log Xl l ogx k.s log S log CS log 1 log X i1 i _ log X _ log Xi log X i1 1 S 3 dega : L ogx = ilai rerata data pegamata (dalam log) CSlog= koefisie Skewess (dalam log) Slog= stadart deviasi (dalam log) Xh= outlier tiggi (dalam log) XI= outlier redah (dalam log) K= kostata uji Outlier(tabel K value test).1. Parameter statistik Data hidrologi merupaka kumpula feomea hidrologi yag memiliki sifat pedekata terhadap suatu keyataa. Kumpula data hidrologi disusu dalam tabel sehigga dapat digambarka dalam betuk statistik. Sembaraga ilai yag dapat meujukka ciri dari suatu susua disebut dega parameter da parameter yag diguaka dalam hal ii disebut dega parameter statistik. Beberapa parameter statistik adalah: a. Mea 1 X Σ Xi i1 1 LogX Σ log Xi i1 b. Stadart deviasi (S) 3 TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember

3 S S log 1 Xi X 1 i1 1 log Xi log X 1 i1 c. Koefisie variasi ( Cv) S Cv X d. Koefisie skewess ( Cs) C s Cs X i i1 log X 1 S 3 log X i1 3 i 1 S 3 log X e. Pegukura kurtosis ( Ck) 3 TR X S K TR X. K TR l l1 0,45 TR d. Tipe distribusi Pearso III _ X TR X S. K TR, Cs e. Tipe Distribusi Log Pearso Tipe III LogX log X S log., TR K TR Cs dega : X = curah huja rata-rata (mm) X = ilai curah huja pada periode ulag(tr) TR S = stadart deviasi K = faktor frekuesi utuk distribusi ormal, tergatug pada Tr (tabel dist. ormal) K TR = faktor frekuesi Gumbel K TR, =faktor Frekuesi Pearso yag dapat dilihat Cs dari tabel pearso sesuai ilai Cs LogX TR = curah huja sesuai TR dalam log. Ck 1 dega : _ Xi X S 4 4 X ;Log X =curah huja rata-rata; dalam log (mm) X ; Log X =ilaicurah huja ke-i; dalam i i log(mm) S; S Log = stadart deviasi; dalam log Cv = koefisie variasi Cs; Cslog= koefisie skewess; dalam log (mm) Ck = koefisie kurtosis = jumlah data curah huja.1.3 Aalisis distribusi peluag Aalisa hidrologi terhadap data curah huja yag ada harus sesuai dega tipe distribusi dataya. Dari sekia bayak metode distribusi yag ada umumya diguaka adalah : a. Tipe distribusi ormal X TR X S. K b. Tipe distribusi Log ormal log X TR log X S. K log c. Tipe distribusi Gumbel Aalisis hidrologi dari data curah huja harus sesuai dega salah satu tipe distribusi yag memiliki sifat-sifat khas sehigga setiap data hidrologi harus di uji kesesuaiaya dega sifat masig-masig tipe distribusi tersebut. Tipe distribusi yag sesuai dapat diketahui berdasarka parameter-parameter statistik data pegamatadega melakuka tijaua terhadap syarat batas parameter statistik tiap distribusi dega parameter data pegamata (C S, C V da C K ). Kriteria pemiliha utuk tiap tipe distribusi berdasarka parameter statistik adalah: tipe distribusi Normal bila C S 0 atau kecil sekali; tipe distribusi log-normal C S 3 C V, tipe distribusi Gumbel C S 1,14 ; C S 5,40. Bila Kriteria ketiga sebara diatas tidak memeuhi, kemugkia tipe sebara yag cocok adalah tipe distribusi Pearso III atau tipe distribusi log-pearso tipe III. Apabila parameter-parameter statistik data pegamata tidak memeuhi syarat-syarat batas pada masig-masig tipe distribusi diatas, maka tijaua kesesuaia suatu tipe distribusi dilakuka secara grafis kemudia dilakuka uji kecocoka (the goodess of fit test) utuk medapatka hasil yag lebih akurat. Peetua tipe distribusi secara grafis dilakuka dega melihat kesesuaia distribusi data pegamata terhadap kurva persamaa distribusi TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember

4 aalitis dega megguaka kertas peluag yag sesuai dega tipe distribusi yag diguaka. Kesesuaia tipe distribusi terhadap data pegamata ditetuka berdasarka hasil uji kecocoka (uji chi kuadrat/chi-squre test ; uji Smirov Kolmogorov).Uji chi kuadrat haya efektif diguaka utuk data dega pegamata yag besar karea sebelum dilakuka pegujia, data pegamata harus dikelompoka terlebih dahulu yag megakibatka akurasi hasilya berkurag, sedagka pegujia Smirov Kolmogorov dilaksaaka dega cara meggambarka distribusi empiris maupu distribusi teoritis di kertas probabilitas sesuai dega distribusi probabilitas teoritisya. Kemudia dicari perbedaa maksimum atara distribusi empiris da teoritisya.berdasarka tabel ilai kritis (Smirov- Kolmogorov) ditetuka harga Do.Apabila D lebih kecil dari Do maka distribusi teoritis yag diguaka utuk meetuka persamaa distribusi dapat diterima da sebalikya. Nilai kritis Do utuk uji Smirov-Kolmogorov dapat dilihat pada Tabel.1 Tabel.1 Nilai kritis Do utuk uji Smirov-Kolmogorov N Derajat kepercaya, α 0, 0,1 0,05 0,01 5 0,45 0,51 0,56 0, ,3 0,37 0,41 0, ,7 0,30 0,34 0,40 0 0,3 0,6 0,9 0,36 5 0,1 0,4 0,7 0,3 30 0,19 0, 0,4 0,9 35 0,18 0,0 0,3 0,7 40 0,17 0,19 0,1 0,5 45 0,16 0,18 0,0 0,4 50 0,15 0,17 0,19 0,3 N> N N N N Sumber :Suripi,sistem draiase perkotaa yag berkelajuta.1.4 Koefisie pegalira Koefisie pegalira (C) adalah suatu ilai koefisie yag meujukka persetase kuatitas curah huja yag mejadi alira permukaa (limpasa) dari curah huja total setelah megalami ifiltrasi. Faktor yag petig yag mempegaruhi besarya koefisie pegalira adalah keadaa huja, luas daerah pegalira, kemiriga laha, daya ifiltrasi da perkolasi taah serta tata gua laha. Tabel. Harga koefisie pegalira (C) utuk hidrologi daerah perkotaa Tipe Daerah Pegalira Kawasa Perumaha - Tidak begitu rapat ( 10 rumah/ha ) 0,15-0,40 - Kerapata sedag ( rumah/ha) 0,40-0,70 - Sagat rapat ( rumah/ha ) 0,70-0,80 Tama da daerah rekreasi 0,10-0,30 Kawasa idustri 0,80-0,90 Kawasa periagaa 0,90-0,95 Sumber : Imam Subarkah ; hidrologi utuk perecaaa bagua air.1.5 Itesitas huja recaa Itesitas huja adalah tiggi atau kedalama air huja persatua waktu. Besarya itesitas huja berbeda-beda tergatug lamaya huja atau frekuesi kejadiaya. Sifat umum huja adalahmaki sigkat huja berlagsug itesitas huja cederug maki tiggi da maki besar periode ulagya maki tiggi pula itesitasya. Itesitas huja diperoleh dega cara melakuka aalisis data huja baik secara statistik maupu secara empiris dari data huja yag perah terjadi. Hubuga atara itesitas, lama huja, da frekuesi huja biasaya diyataka dalam legkug Itesitas-Durasi-Frekuesi. Berdasarka data huja jagka pedek tersebut, legkug IDF dapat dibuat dega salah satu dari beberapa persamaa(suripi, sistem draiase perkotaa yag berkelajuta) : a. Rumus Talbot a I t b a I. ti I. t I I. t I NI. t b NI I I NI I I b. Rumus Sherma a I t log t.log I log t log t log t log Ilog t N log t log a log I log t Nlog t.log I N (log t) log I log I c. Rumus Ishiguro I a b a t b I. t I I. t I NI I I I I. t NI. t NI I I C TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember 014 1

5 dega : I = itesitas huja (mm/jam) t= lamaya huja (jam) a dab= kostata yag tergatug pada lamayahuja yag terjadi di DAS.1.6 Waktu kosetrasi Waktu kosetrasi (tc) adalah waktu yag diperluka oleh air utuk megalir dari satu titik terjauh dalam catchmet area sampai pada titik tijaua(titik kotrol) setelah taah mejadi jeuh da depresi-depresi kecil terpeuhi. Dalam perjalaa air melalui dua fase yaitu fase laha da fase salura, sehigga waktu fase total (tc) adalah jumlah dari fase air di laha (tl) da fase air di salura (ts). t t t C L t L.3,8. L. 3 S t S S LS 60. V dega : tc= waktu kosetrasi (meit) tl= waktu dilaha (meit) ts= waktu disalura (meit) L= pajag litasa alira dipermukaalaha(m) = agka kekasara maig S= kemiriga laha L =pajag litasa alira di dalam salura (m) S V=kecepata alira didalam salura (m/detik).1.7debit recaa Perhituga debit recaa dilakuka dega megguaka persamaa rasioal (Mullvaey, 1881 da Kuichlig, 1889) : Q 0,0078. C. I. A dega : Q= debit recaa (m³/det) C = koefisie ru off I= itesitas huja (mm/jam) A = catchmet area (ha). Aalisis Hidrolika Salura Aalisis hidrolika dimaksudka utuk medapatka dimesi hidrolis dari salura draiase da bagua pelegkapya. Dalam meetuka besarya dimesi salura perlu memperhitugka kriteria perecaaa berdasarka kaidah-kaidah hidrolika.tahapa awal perecaaa dapat diasumsika bahwa yag terjadi adalah alira seragam sehigga perecaaa salura megguaka rumus maig yaitu : V R S Q AR S dega : Q = debit alira (m³/detik) A = luas peampag basah (m²) R =A/P = jari-jari hidolis (m) = koefisie kekasara salura S = kemiriga dasar salura P = kelilig basah (m) V = kecepata rata-rata (m/detik)..1 Kecepata pegalira Kecepata pegalira harus memeuhi persyarata lebih besar dari kecepata miimum iji 0,4 0,9 m/det. (Chow V.T. 1959) da tidak melebihi kecepata maksimum iji 1,0 3,0 m/det (Stadart perecaaa irigasi, Kriteria perecaaa salura) sesuai dega tipe da baha material salura gua mecegah terjadi proses sedimetasi atau erosi pada salura...kemiriga dasar salura da talud, jagaa Kemiriga memajag salura disesuaika dega keadaa topografi yag dikorelasika dega kemiriga memajag salura eksistig da tiggi eergi yag diperluka utuk megalirka air, sedagka kemiriga didig salura tergatug pada berbagai jeis baha pembetuk salura. Utuk tujua ekoomis sedapat mugki salura dapat direcaaka dega kriteria peampag hidrolis terbaik.jagaa merupaka jarak vertical pucak salura ke permukaa air pada kodisi peracaga. Jarak ii utuk mecegah gelombag atau keaika muka air yag melimpah ketepi salura. Tiggi jagaa yag dipakai dalam peracaga berkisar 5% - 30% kedalama alira. (Chow V.T,Ope Chael Hidraulics). Merecaaka suatu recaa sistem jariga baru yag megacu pada sistem jariga yag sudah adadiperluka tijaua terhadap kapasitas da dimesi bagua draiase eksistig. Secara umum, perhituga terbagi atas bagia yaitu perhituga kapasitas salura eksistig da perhituga salura baru. Prisip perhituga salura eksistig da salura baru didasarka pada asumsi kapasitas debit salura eksistig (QExist) sama atau lebih besar dari debit hasil perhituga (QRecaa) utuk masig-masig salura sebagai dasar peyusua rekomedasi peagaa tekis pada salura eksistig da peetua dimesi TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember

6 salura baru. Utuk kapasitas salura eksistig tidak memeuhi syarat (QExist QRecaa ), rekomedasi peagaa tekis berupa peambaha kapasitas dega peambaha tiggi salura selama hal tersebut masih memugkika sampai syarat kapasitas terpeuhi, apabila tidak memugkika maka harus mebagu salura baru sesuai dega dimesi hasil perhituga...3 Bagua Pelegkap Bagua pelegkap membatu fugsi draiase secara maksimal dega megotrol sistem alira air huja sampai ke tempat pembuaga. Fugsi dari saraa bagua pelegkap tergatug pada permasalaha pada sistem draiase, diataraya memperlacar surutya geaga yag mugki timbul diatas permukaa jala, melacarka arus salura, mecegah tersumbatya salura pada segme tetetu. Secara khusus pada lokasi peelitia ii bagua pelegkap yag ditemuka adalah jeis gorog-gorog (culvert).gorog-gorog adalah saraa peyeberaga alira air apabila diatasya terdapat jala atau pelitasa. Kecepata pegalira dalam gorog-gorog perlu diperhatika kepada pertimbaga kemampua self cleaig karea pada umuya gorog-gorog terletak dibawah taah sehigga sulit dalam pemeliharaya. Utuk gorog-gorog pedek, L < 0 meter seperti yag direcaaka dalam jariga irigasi, ilai-ilai yag diaggap medekati bear dega persamaa : 1 Q. AV. V (. g. z) dega : Q = debit (m³/det) µ = koefisie debit (Tabel.3) A = luas peampag gorog-gorog (m²) V = kecepata alira di gorog-gorog (m/det) z = kehilaga eergi (m) g = percepata grafitasi (9,81 m/det²) Tabel.3 Nilai koef debit (µ) dalam goroggorogpedek Tiggi dasar bagua sama Tiggi dasar bagua lebih tiggi dari salura dega salura Sisi Segi empat Bulat µ 0,8 0,9 Ambag Segi empat Segi empat Sisi Segi empat Bulat µ Bulat Bulat 0.85 Sumber : Stadart Perecaaa Irigasi.KP-04 Bagia Bagua Utuk meghitug kecepata alira dalam goroggorog diperluka ilai kehilaga eergi (z) yag diperoleh dari selisih tiggi atara bagia ilet da outlet pada gorog-gorog. 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1 Aalisis Huja Recaa Data curah huja Data curah huja diperoleh dari Sta. BMG Kayuwatu Paiki dega pajag pegamata 10 tahu (Tabel 3.1). Uji data outlier dilakuka utuk megaalisa apakah ada pecatata data dari stasiu pegamata huja yag meyimpag. Pegujia dilakuka utuk semua durasi huja dega meghitug ilai rata-rata, stadart deviasi serta koefisie skewess data dalam ilai log. Hasil Pegujia data outlier meujuka data huja yag ada tidak terdapat data outlier tiggi maupu data outlier redah (Tabel 3.) 3.1. Itesitas huja da parameter statistik Data pegamata berupa kedalama huja jagka pedek yag diperoleh dari stasiu peakar huja diubah mejadi besarya curah huja/itesitas huja (Tabel 3.3) da dilajutka dega perhituga parameter-parameter statistik yaitu mea, stadar deviasi (S da Slog), koefisie variasi (Cv), koefisie skewess(cs da Cslog) da koefisie kurtosis (Ck). Hasil perhituga parameter statistik utuk setiap durasi huja terlampir pada Tabel Aalisis distribusi peluag Besar curah huja yag mugki terjadi utuk kala ulag tertetu merupaka bagia dari aalisa hidrologi yag akurasi hasil aalisisya tergatug seberapa besar suatu kurva frekuesi peluag tipe distribusi tertetu dapat mewakili suatu distribusi data pegamata. Beberapa metode distribusi yag umum diguaka adalah metode Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Gumbel da Distribusi Log Pearso III. Pemiliha tipe distribusi yag sesuai dega metode aalisis dilakuka dega syarat-syarat tipe distribusi berdasarka parameter-parameter statistik dari distribusi data pegamata. Kesesuaia tipe sebara berdasarka parameter statistik dapat dilihat pada Tabel 3.5. Berdasarka hasil tijaua kesesuaia tipe sebara maka sebara yag aka diguaka adalah sebara ormal, log ormal, da log pearso tipe III utuk seluruh durasi huja. Utuk medapatka suatu kesimpula yag akurat dari beberapa sebara yag dipilih maka dilakuka tijaua secara grafis pada ketiga tipe distribusi TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember

7 peluag ii da selajutya utuk megetahui derajat kesesuaia masig-masig tipe distribusi dilakuka uji kecocoka (the goodess of fit test). Pemiliha tipe distribusi yag sesuai dega distribusi data itesitas huja dilakuka dega membuat garis kurva frekuesi berdasarka persamaa matematis masig-masig tipe distribusi. Hasil yag diharapka adalah terbetukya kurva frekuesi berdasarka referesi titik-titik ilai teoritis dega megguaka persamaa matematis kurva frekuesi tiap tipe distribusi yag dapat mewakili distribusi data itesitas huja berdasarka hasil uji kecocoka. Peggambara data itesitas huja dilakuka pada kertas peluag yag sesuai utuk tiap tipe distribusi. Peluag utuk masig-masig data itesitas huja dihitug dega metode Weibull. Peggambara kurva frekuesi dilakuka dega meghubugka ilai-ilai teoritis yag diperoleh dari persamaa matematis masig-masig tipe distribusi da peetua tipe distribusi yag palig sesuai dilakuka berdasarka hasil uji kecocoka. Dalam peulisa ii, metode yag diguaka adalah metode Smirov Kolmogorov. Pegujia dega megguaka metode ii dilakuka dega melihat peyimpaga peluag terbesar atara data pegamata da data teoritis. Perhituga selisih dilakuka dega cara grafis utuk tiap tipe distribusi. Dega selisih tersebut dapat diketahui sejauh maa persamaa teoritis distribusi tersebut dapat mewakili distribusi data pegamata berdasarka syarat-syarat uji Smirov Kolmogorov (ilai kritis Do). Do < 0.41 utuk = 10 dega derajat kepercayaa 5%. Hasil pegukura selisih peluag utuk tiap tipe tipe distribusi dapat dilihat pada Tabel 3.6, meujukka ilai Dmax utuk tiap durasi tidak lebih besar dari Diji (D0<0.41). Dega demikia dapat disimpulka bahwa persamaa distribusi utuk tiap durasi dapat diterima, sehigga persamaa distribusi yag diperoleh dapat diguaka pada perhituga selajutya. Utuk ilai-ilai tiggi curah huja berdasarka distribusi yag ada pada setiap durasi dega peride ulag 10 tahu dapat dilihat pada Tabel Aalisis huja recaa Hasil aalisis tiggi curah huja yag diperoleh adalah merupaka tiggi curah huja jagka pedek, utuk peelitia ii tiggi curah huja dihitug dega megguaka rumus itesitas huja Ishiguro. Dari rumus itesitas huja ii dapat dibuat kurva dega t sebagai absis da I sebagai ordiat. Kurva tersebut diguaka utuk meetuka itesitas huja dega periode ulag 10 tahu berdasarka lama waktu curah huja sembarag (waktu kosetrasi) seperti terlihat pada Gambar Sistem Jariga Draiase Peetua sistem recaa jariga draiase meliputi arah pegalira air, peetua jalur geometrik termasuk hubuga atara salura eksistig dega prisip megalirka air secepatya ke tempat pembuaga terdekat. Arah alira da kemiriga laha ditetuka berdasarka pegukura lagsug dilapaga.pelaksaaa peyusua sistem recaa draiase meliputi ivetarisasi salura eksistig da desai sistem jariga kawasa perecaaa. Ivetarisasi sistem jariga draiase eksistig diperluka utuk megetahui kodisi, kapasitas, dimesi, serta permasalaha yag ada pada salura termasuk dampak dari permasalaha tersebut. Hasil ivetarisasi pada salura-salura eksistig dapat dilihat pada Tabel 3.8. Berdasarka hasil ivetarisasi salura eksistig beserta permasalahaya maka disusu sistem recaa jariga baru sebagai solusi pemecaha masalah dega tetap memperhatika syaratsyarat tekis da faktor ekoomis. 3.3 Aalisis debit salura Perhituga debit recaa utuk draiase padaruas jala Hasaudi kompleks kator camat Tumitigdilakuka dega megguaka metode Rasioal. Hasil perhituga debit recaa pada setiap salura, perhituga dimesi salura eksistig serta perhituga kapasitas goroggorog terlampir pada Tabel 3.9, Tabel 3.10, Tabel 3.11 da Tabel Recaa sistem jariga draiase Jumlah salura berdasarka kodisi eksistig berjumlah 14 ruas salura da yag memeuhi syarat kapasitas berjumlah 1 salura sedagka yag tidak memeuhi syarat kapasitas berjumlah salura. Gorog gorog pada kawasa perecaaa berjumlah 5 buah, da yag masih dapat dipertahaka adalah 4 buah gorog-gorog sedagka utuk gorog-gorog V sebaikya tidak lagi diguaka karea aka meyebabka tumbuka air sehigga meghambat alira air. Gambar keadaa salura eksistig da recaa sistem jariga draiase pada kawasa perecaaa selegkapya dapat dilihat pada Gambar 3. da Gambar 3.3. TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember

8 Tabel 3.1. Data curah huja dega berbagai durasi NO Tahu DURASI (meit) ,0 76,0 81,0 89,0 88,9 96,4 14,5 154,5 16,7 189, ,6 18, 5,3 37,6 54,6 56, 78,0 84,0 90,8 104, ,5 3,1 58,0 53,5 53,5 53,8 54,5 53,5 77,6 77, ,0 15,6 36,0 48,5 53,1 53,9 61,7 75,6 83,0 89, ,0 3,5 34,5 44,0 53,0 6,0 104,1 136,1 151,5 151, ,0 69,8 71,0 85,3 95,9 105, 106,4 11,7 158,5 158, ,0 35,0 40,5 59,5 60,3 7,0 103,0 113,0 114,6 114, ,0 9,4 39,4 69,4 79,4 90,8 90,8 90,8 90,8 90, ,3 6,0 30,0 4,8 60,0 74,6 100,8 108, 135,0 138, ,0 0,0 7,5 40,0 47,0 58,0 76,5 80,1 81,5 81,6 Sumber : BMG Kayuwatu Paiki Maado NO Uji Tabel 3. Hasil uji data outlier utuk berbagai durasi huja DURASI (meit) Xh 95,41 88,4 91,54 101,4 104,5 115,4 158,1 181,3 03,8 04,8 Xl 4,311 10,151 18,491 9,04 37,13 41,18 49,36 51,41 61,06 61,06 3 Xa ,9 105, 14,5 154,5 16,7 189,1 4 Xb 10,5 15,6 5,3 37, ,8 54,5 53,5 77,6 77,9 Sumber : hasil aalisis No Tahu Tabel 3.3 Itesitas huja D U R A S I ( Meit ) ,0 460,8 318,8 171,5 16,9 10,9 7,3 53,5 9,1 16, ,0 405,3 84,0 170,6 119,0 91,8 54,8 45,4 6,8 14, ,0 10,0 3,0 138,8 105,9 98,0 5,7 37,7 5,3 1, , 195,0 16,0 119,0 80,4 74,6 51,5 37,6,5 11, ,0 176,4 157,6 107,0 8,0 7,0 50,4 36,1 19,1 9, ,8 156,0 14,0 97,0 7,8 6,0 45,4 30,3 15,1 8, ,6 16,0 138,0 88,0 71,3 58,0 39,0 8,0 15,1 7, ,4 10,0 13,0 85,6 70,8 56, 38,3 6,7 13,8 7, , 118,8 110,5 81,0 70,5 53,9 30,9 5, 13,6 6, ,7 93,0 103, 74,0 58,7 53,8 6,7 16,8 1,9 6,4 Sumber : hasil aalisis TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember

9 Durasi (Meit) S Tabel 3.4 Parameter statistik utuk berbagai durasi huja Slog X log X Cv Cs Cslog Ck 5 7,054 0,38 35,47,377 0,899 1,53 0,689 0, ,15 0,309 06,46,55 0,751 1,463 0,897 0, ,58 0, ,0,36 0,40 1,079 0,66 0, ,43 0,43 13,6,035 0,363 0,89 0,586 0, ,158 85,610 1,87 0,99 0,937 0,780 0, ,974 0,16 7,0 1,857 0,89 0,79 0,475 0, ,743 0,184 45,79 1,355 0,306 0,330-0,373 0, ,69 0,135 33,63 1,518 0,99 0,34-0,373 0, ,56 1,130 17,09 1,443 0,308 0,41 0,45 0,5 70 3,074 0,143 9,94 0,96 0,314 0,681 0,86 0,39 Sumber : hasil aalisis Tabel 3.5 Tijaua kesesuaia tipe distribusi berdasarka parameter statistik Durasi Normal 5 Cs 0 10 Cs 0 15 Cs 0 30 Cs 0 45 Cs 0 60 Cs 0 10 Cs Cs Cs 0 70 Cs 0 Sumber : hasil aalisis Syarat parameter statistik Log Log Pearso Gumbel Normal III Cs=,70 Cs=.5 Cs=1,6 Cs=1.09 Cs=0,89 Cs=0,87 Cs=0,9 Cs=0,89 Cs=0,9 Cs=0,94 memeuhi memeuhi memeuhi memeuhi memeuhi memeuhi memeuhi memeuhi memeuhi memeuhi Parameter statistik data pegamata Cs = 1.53 Ck = 0,49 Cs = 1,463 Ck = 0,453 Cs = 1,079 Ck = 0,369 Cs = 0,89 Ck = 0,9 Cs = 0,937 Ck = 0,34 Cs = 0,79 Ck = 0,96 Cs = 0,330 Ck = 0,331 Cs = 0,34 Ck = 0,388 Cs = 0,41 Ck = 0,5 Cs = 0,681 Ck = 0,39 Perkiraa awal jeis sebara yag aka dipakai Log Pearso III Log Pearso III Log Pearso III Log Normal Log Normal Log Normal Normal Normal Normal Log Pearso III TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember

10 Tabel 3.6 Nilai selisih peluag terbesar (Dmax) tiap tipe distribusi No Durasi Tipe sebara Selisih peluag Terbesar (Dmax) Syarat uji Smirov - Kolmogorov 1 5 Log Pearso III 0,1190 Do < 0,41 10 Log Pearso III 0,1430 Do < 0, Log Pearso III 0,190 Do < 0, Log Normal 0,1480 Do < 0, Log Normal 0,0730 Do < 0, Log Normal 0,0460 Do < 0, Normal 0,0690 Do < 0, Normal 0,50 Do < 0, Normal 0,80 Do < 0, Log Pearso III 0,1650 Do < 0,41 Sumber : hasil aalisis Tr Tabel 3.7 Hasil perhituga tiggi curah huja periode ulag 10 tahu Durasi ,7 359, 54,9 165,7 13,4 99,4 59,8 46,7,1 17,9 Sumber : hasil aalisis 900,0 800,0 Itesitas Huja (mm/jam) 700,0 600,0 500,0 400,0 300,0 00,0 100,0 0, Durasi (m eit) Gambar 3.1 Kurva itesitas huja TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember

11 No Salura S Dimesi B Y Ba D Tabel 3.8 Ivetarisasi salura eksistig kawasa peelitia Kodisi Masalah Peyebab Akibat Keteraga 1 S ( 1 ) 0,0007 0, ,00 Baik, salura terbuka Air tidak megalir dega baik Hilir salura tersumbat dega sampah Edapa pasir, sampah, ditumbuhi rumput S ( 3 ) 0,0007 0,60 0,80 0,60 Baik, salura terbuka 3 GG I 1,00 0,80 Baik, goorg-gorog 4 S ( 4 5 ) 1,30 1,10 1,40 Baik, salura terbuka Air tidak megalir dega baik 5 S ( 5 6 ) 0,0007 1,40 0,70 1,40 Baik, salura terbuka Air terhambat 6 S ( 7 6 ) 0,008 0,70 0,50 0,70 Baik, salura terbuka 7 GG II 1,40 0,70 Baik, gorog-gorog 8 S ( 8 9 ) 0,009 0,50 0,50 0,50 Baik, salura terbuka 9 S ( 9 10 ) 0,008 1,40 0,70 1,40 Baik, salura terbuka Air tidak megalir dega baik Air tidak megalir dega baik Air tidak megalir dega baik Air tidak megalir dega baik Alira terhambat, tertutup edapa Hilir salura terdapat edapa pasir, sampah Tertutup edapa da sampah Tertutup edapa da sampah Terdapat sampah Hulu salura tersumbat,kemiriga yag kurag sesuai Air meluap da megalir dipermukaa jala raya Salura tidak megalirka air dega baik Ditumbuhi rumput, didig rutuh Air meluap da megalir dipermukaa jala raya Alira tersumbat,tergeag 10 S ( 1 11 ) 0,031 0,70 0,80 0,70 Baik, salura terbuka Air tidak megalir Tertutup dega edapa pasir Salura tidak berfugsi lagi 11 S ( ) 0,0015 0,70 0,80 0,70 Baik, salura terbuka Air tidak megalir dega baik Adaya peyempita dimesi salura di hilir Alira terhalag Gorog-gorog dagkal pedagkala di GG I Air megalir di permukaa jala Gorog-gorog dagkal Mejadi sarag yamuk, bau Terjadi perubaha arah alira Apabila huja air megalir dipermukaa jala raya 1 GG III 0,70 0,80 Baik, gorog - gorog Alira terhambat Alira air terhalag Air tergeag Tertutup dega sampah 13 S ( 0 1 ) 0,009 0,70 0,80 1,00 Baik, salura tebuka 14 S ( 3 ) 0,0015 0,80 0,80 1,00 Baik, salura terbuka 15 S ( ) 0,0104 0,60 0,80 0,70 Baik, salura terbuka 16 S ( ) 0,008 0,80 0,60 0,90 Baik, salura tertutup Air tidak megalir dega baik Terdapat sampah plastik da edapa taah 17 GG IV 0,50 0,80 Baik, gorog - gorog Air tidak megalir dega baik Tertutup dega edapa pasir 18 S ( ) 0,006 0,70 0,60 0,70 Baik, salura tertutup Air tidak megalir dega baik Hulu salura tersumbat 19 GG V 0.80 Baik, gorog-gorog Alira terhambat Sampah, edapa pasir Sumber : hasil pegamata da observasi lapaga Salura tidak berfugsi dega baik Gorog-gorog tidak berfugsi dega baik Alira air tidak dapat keluar ke outlet Bila huja air megalir dipermukaa jala Bila huja air meluap da meggeagi jala TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember

12 Tabel 3.9 Perhituga debit recaa pada kawasa perecaaa No Salura Luas catchmet Ls LL C S V t L t S tc I Q Recaa Keteraga (A) (Ha) (m) (m) (m/det) Meit Meit Meit mm/jam m 3 /det 1 Sal. ( 1 - ) 0, , ,5 0,008 0,40 16,665 1,875 18, ,984 0,014 Sal. ( 3 - ) 0, ,00 15,00 0,5 0,06 0,40 18,647 3,750,397 36,44 0, Gorog-gorog I 0, Sal. ( 4-5 ) 0,640 90,00 155,00 0,5 0,065 0,40 14,63 3,750 18, ,580 0, Sal. ( 5-6 ) 0, ,00 55,3 0,5 0,089 0,40 4,459 1,458 5, ,179 0, Sal. ( 7-6 ) 0,869 95,00 115,00 0,5 0,055 0,40 11,795 3,958 15, ,93 0, Gorog-gorog II 0,174 8 Sal..( 8-9 ) 0,530 95,00 98,60 0,5 0,005 0,40 33,540 3,958 37, ,478 0,040 9 Sal..( 9-10 ) 0,1950 6,50 64,0 0,5 0,03 0,40 10,89,604 1, ,9 0,313 Pembuaga 10 Sal..( ) 0,600 85,00 15,03 0,5 0,016 0,40 4,131 3,54 7,67 11,489 0, Sal..( ) 0, ,00 64,0 0,5 0,008 0,40 17,01,500 19,51 108,185 0,040 1 Gorog-gorog III 0, Gorog-gorog V 0, Sal. ( ) 0,16 105,00 110,00 0,5 0,004 0,40 4,075 4,375 46, ,709 0,0911 Pembuaga 15 Sal. ( 1-11 ) 0, ,00 96,40 0,5 0,00 0,40 16,337 3,333 19, ,989 0,048 Pembuaga 16 Sal. ( ) 0,138 75,00 89,40 0,5 0,005 0,40 31,078 3,15 34,03 169,845 0, Gorog-gorog IV 0,0504 Pembuaga 18 Sal. ( 0-1 ) 0, ,00 115,00 0,5 0,004 0,40 44,976 4,167 49,14 99,993 0,056 Pembuaga 19 Sal. ( - 3 ) 0, ,00 118,00 0,5 0,001 0,40 100,56 5,08 105,770 6,405 0,061 Pembuaga Sumber : hasil aalisis TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember 014 0

13 Tabel 3.10 Perhituga dimesi salura eksistig No Salura Pajag B Ba Y F Y Exist. A P R Q Exist. Q Recaa Syarat Salura m S (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m 3 /det) (m 3 /det) Q Exist. Q Recaa 1 S ( 1 - ) 45,00 0,70 1,00 0,60 0,0 0,40 0,5 0,30 1,546 0,07 0,015 0,0030 0,4088 0,014 Memeuhi S ( 3 - ) 90,00 0,60 0,60 0,80 0,0 0,60 0,00 0,360 1,800 0,00 0,015 0,000 0,1161 0,0333 Memeuhi 3 S ( 4-5 ) 90,00 1,30 1,40 1,10 0,0 0,90 0,05 1,07 3,103 0,389 0,015 0,0069 3,5607 0,0563 Memeuhi 4 S ( 5-6 ) 35,00 1,40 1,40 0,70 0,0 0,50 0,00 0,700,400 0,9 0,015 0,0080 1,8357 0,5336 Memeuhi 5 S ( 7-6 ) 95,00 0,70 0,70 0,50 0,0 0,30 0,00 0,10 1,300 0,16 0,015 0,0090 0,3939 0,0554 Memeuhi 6 S ( 8-9 ) 95,00 0,50 0,50 0,50 0,0 0,30 0,00 0,150 1,100 0,136 0,015 0,000 0,034 0,040 Tidak memeuhi 7 S ( 9-10 ) 6,50 1,40 1,40 0,70 0,0 0,50 0,00 0,700,400 0,9 0,015 0,0001 0,05 0,313 Tidak memeuhi 8 S ( 1-11 ) 80,00 0,70 0,70 0,80 0,0 0,60 0,00 0,40 1,900 0,1 0,015 0,0090 0,9711 0,048 Memeuhi 9 S ( ) 75,00 0,70 0,70 0,80 0,0 0,60 0,00 0,40 1,900 0,1 0,015 0,0015 0,3965 0,0504 Memeuhi 10 S ( 0-1 ) 100,00 0,70 1,00 0,80 0,00 0,600 0,19 0,488 1,933 0,5 0,015 0,000 0,1835 0,0560 Memeuhi 11 S ( - 3 ) 15,00 0,80 1,00 0,80 0,00 0,600 0,13 0,55,016 0,60 0,015 0,0001 0,148 0,0610 Memeuhi 1 S ( ) 85,00 0,60 0,70 0,80 0,00 0,600 0,06 0,383 1,804 0,1 0,015 0,006 0,464 0,0406 Memeuhi 13 S ( ) 60,00 0,80 0,90 0,60 0,00 0,400 0,08 0,333 1,606 0,08 0,015 0,0050 0,5509 0,040 Memeuhi 14 S ( ) 105,00 0,70 0,70 0,60 0,00 0,400 0,00 0,80 1,500 0,187 0,015 0,0030 0,3339 0,0911 Memeuhi Sumber : hasil aalisis TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember 014 1

14 No Salura Pajag Salura (m) Tabel 3.11 Perhituga da tijaua salura eksistig yag tidak memeuhi syarat kapasitas B Ba Y F Y Exist.r m A P R S Q Exist Q Recaa Tipe Syarat (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m 3 /det) (m 3 /det) Salura Q Exist Q Recaa 1 S (8-9) 95 0,60 0,80 0,80 0,0 0,60 0,13 0,405 1,814 0,3 0,0 0,000 0,117 0,1151 Ts 5 Gati S (9-10) 63 1,30 1,50 0,90 0,0 0,70 0,11 0,964,717 0,355 0,0 0,0001 0,34 0,313 Ts 6 Gati Sumber : hasil aalisis Tabel 3.1 Perhituga dimesi gorog gorog No No. Salura Dimesi Eksistig (m) Dimesi Desai (m) L V A Q µ Exist. Q Recaa B Y D B Y D (m) (m/det) (m ) (m 3 /det) (m 3 /det) Keteraga 1 GG I 1,00 0,80 3,00 1,50 0,80 0,80 0,9600 0,0480 Tetap GG II 1,40 0,70 6,00 1,50 0,80 0,98 1,1760 0,174 Tetap 3 GG III 0,70 0,80 6,00 1,50 0,80 0,56 0,670 0,0951 Tetap 4 GG IV 0,50 0,80 6,00 1,50 0,80 0,40 0,4800 0,0504 Tetap 5 GG V 0,80 8,00 1,50 0,90 0,14 0,1944 0,0951 Tetap Sumber : hasil aalisis TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember 014

15 Gambar 3. Skema kodisi eksistig kawasa perecaaa Gambar 3.3 Skema recaa sistem TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember 014 3

16 4. KESIMPULAN Berdasarka hasil kajia da aalisis megeai permasalaha geaga air yag terjadi di kompleks Kator Kecamata Tumitig, maka dapat disimpulka bahwa dari salura eksistig berjumlah 14 ruas salura, yag memeuhi syarat kapasitas adalah 1 salura sedagka yag tidak memeuhi syarat kapasitas berjumlah salura. Gorog gorog pada kawasa perecaaa berjumlah 5 buah da yag harus ditutup / tidak diguaka adalah GG V karea meyebabka tumbuka air sehigga meghambat pembuaga air ke sugai terdekat. Peataa recaa sistem jariga draiase yag baru berupa 6 jariga yag megacu pada sistem jariga eksistig diharapka dapat memecahka permasalaha yag ada. Selai itu, pegadaa ormalisasi da rehabilitasi salura da gorog-gorog(sal masuk ke GG 4) serta pembersiha dari edapa pasir, sampah, taah da tumbuha peggaggu secara ruti sagat diperluka sebagai bagia dari pemeliharaa tekis salura. Rekomedasi yag diberika sebagai suatu alteratif peyelesaia masalah geaga air di sekitar jala Hasaudi kompleks Kator Kecamata Tumitig terutama meyagkut optimalisasi terhadap sistem jariga draiase jala raya yag tetap memperhatika faktor efektivitas da faktor ekoomis dalam meyelesaika persoala geaga air da alira permukaa. Daftar Pustaka Chow V. T., Ope Chael Hydraulics,Mc Graw Hill, New York. Chow V. T.,1964. ope Chael Hydraulics,Mc Graw Hill, New York. Direktorat Jederal Pegaira Departeme Pekerjaa Umum, 1986, Stadar Perecaaa Irigasi : KP-03 Kriteria Perecaaa Bagia Salura, Galag Persada CV, Badug. Direktorat Jederal Pegaira Departeme Pekerjaa Umum, 1986, Stadar Perecaaa Irigasi : KP-04 Kriteria Perecaaa Bagia Bagua, Galag Persada CV, Badug. Imam Subarkah, Hidrologi Utuk Bagua Air, Idea Dharma, Badug. Soewaro, 1995, Hidrologi : Aplikasi Metode Statistik utuk Aalisa Data, Jilid Pertama, NOVA, Badug. Sri Harto, BR, 1993, Aalisis Hidrologi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suripi, 004, Sistem Draiase Perkotaa yag Berkelajuta, ANDI, Yogyakarta. TEKNO SIPIL / Volume 1 / No.61 / Desember 014 4