STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU MENDONG (Cyperus Sp) DI KABUPATEN WONOGIRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU MENDONG (Cyperus Sp) DI KABUPATEN WONOGIRI"

Transkripsi

1 1 STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU MENDONG (Cyperus Sp) DI KABUPATEN WONOGIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Oleh : Danang Tri Utomo H FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

2 2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hasil alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Namun demikian, kekayaan alam tersebut baru akan dapat memberikan nilai guna yang lebih banyak bagi masyarakat apabila diolah menjadi aneka macam produk. Salah satu pemanfaatannya adalah dengan pengolahan hasil alam menjadi barang kerajinan untuk meningkatkan nilai ekonominya. Oleh karena itu, saat ini di berbagai daerah di Indonesia bermunculan agroindustri yang memanfaatkan potensi alam yang dimiliki daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta bertujuan mengembangkan dan memandirikan daerah masing-masing. Bersama-sama dengan sektor pertanian primer, sektor agroindustri akan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan sebagian besar penduduk Indonesia dan mengurangi kemiskinan. Pentingnya peran sektor agroindustri bukan hanya dilihat dari ketangguhannya dalam menghadapai krisis ekonomi namun juga memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor lain. Keterkaitan tersebut tidak hanya keterkaitan produk, tetapi juga melalui keterkaitan lain, yaitu keterkaitan konsumsi, investasi dan tenaga kerja. Hal ini berimplikasi melalui pengembangan sektor agroindustri, akan tercipta kesempatan kerja dan sumber pendapatan masyarakat, sehingga rumah tangga petani tidak hanya menggantungkan sumber penghidupan mereka pada sebidang tanah yang semakin menyempit, namun secara luas mampu mendukung pertumbuhan produktivitas (Susilowati, 2007). Menurut Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (2009) salah satu bentuk agroindustri di Indonesia adalah agroindustri kerajinan yang saat ini cukup berkembang di masing-masing daerah. Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau industri kecil dan menengah dari berbagai daerah, maka pengembangan 1

3 3 industri kerajinan potensial sebagian besar daerah di Indonesia. Untuk menggerakkan pengembangan industri kreatif seperti usaha kerajinan, kunci keberhasilannya terutama tergantung pada dua hal. Pertama, perlu upaya sistematis dan berkelanjutan dengan tahapan seleksi, pengembangan, dan ekspos. Tahap seleksi untuk menemukan pelaku usaha yang potensial, melakukan pengembangan, menemukan narasumber pengembangan, dan seleksi terhadap produk yang potensial dikembangkan sesuai dengan pasar yang dituju dengan sumber daya yang tersedia. Kedua, perlu upaya pihak terkait, baik pelaku usaha UMKM, termasuk lembaga pendukung usaha seperti lembaga keuangan, akademisi sebagai sumber inovasi dan kemajuan, pemerintah sebagai regulator, fasilitator, maupun masyarakat sebagai pendorong, penilai, konsumen kerajinan dan produk kreatif lainnya secara sinergis dan berkelanjutan. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah di Indonesia yang berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi bertumpu pada pengembangan ekonomi kerakyatan, terutama Koperasi dan UMKM. Perekonomian Kabupaten Wonogiri ditopang oleh usaha ekonomi berskala mikro, kecil dan menengah baik yang bergerak pada sektor industri dan perdagangan yang kebanyakan berbasis pertanian. Namun demikian untuk bisa berkembang masih menghadapi kendala antara lain kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan marketable. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Wonogiri berupaya untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan (Anonim a, 2006). Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kabupaten Wonogiri giat menata kegiatan ekonomi dan bisnis dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki. Potensi unggulan Kabupaten Wonogiri sebagai andalan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga peluang bagi investor untuk menanamkan modal (Anonim a, 2008). UMKM merupakan salah satu usaha untuk memanfaatkan potensi daerah. Oleh karena itu, pemerintah berupaya meningkatkan peran UMKM termasuk industri kerajinan dalam kontribusi terhadap PAD Kabupaten Wonogiri. Berikut ini

4 4 data yang menunjukkan industri kecil potensial yang ada di Kabupaten Wonogiri. Tabel 1. Jenis, Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil Potensial di Kabupaten Wonogiri No Jenis Industri Jumlah Usaha (unit) Jumlah Tenaga Kerja (orang) 1 Tempe Jamu Gendong Mebel Anyaman Bambu Batu Bata Makanan Olahan Anyaman Tikar Kacang Mete Tahu Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Wonogiri Tahun 2007 Pada Tabel 1 disebutkan industri potensial yang ada di Kabupaten Wonogiri. Dari beberapa industri yang ada, agroindustri merupakan bagian yang saat ini berkembang di Kabupaten Wonogiri. Hal ini dipengaruhi adanya dukungan potensi daerah yang menunjang bagi perkembangan agroindustri. Salah satu manfaat pemberdayaan agroindustri adalah dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Wonogiri. Selain itu, pemberdayaan agroindustri merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat. Potensi agroindustri yang saat ini berkembang di Kabupaten Wonogiri diantaranya adalah kerajinan anyaman tikar. Anyaman tikar yang berkembang di Kabupaten Wonogiri merupakan pemanfaatan mendong (Cyperus Sp) menjadi suatu produk kerajinan yang meningkat nilai guna dan nilai ekonominya. Dengan adanya dukungan ketersediaan mendong sebagai bahan baku utama anyaman tikar yang cukup memadai serta penerimaan pasar terhadap produk anyaman tikar yang cukup baik menjadikan usaha ini dapat bertahan hingga sekarang. Oleh karena itu, dalam mengembangkan industri anyaman tikar perlu menerapkan manajemen yang baik dalam segala lini. Industri anyaman tikar tersebar ke beberapa kecamatan di Kabupaten

5 5 Wonogiri. Berikut ini adalah data yang menunjukkan persebaran industri anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri di berbagai wilayah kecamatan. Tabel 2. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Anyaman Tikar di Kabupaten Wonogiri No Kecamatan Jumlah Usaha (unit) Jumlah Tenaga Kerja (Orang) 1 Puhpelem Purwantoro Bulukerto Pracimantoro Eromoko Wuryantoro Giritontro 5 5 Total Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal Kabupaten Wonogiri Tahun 2007 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa usaha anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri mayoritas berada di wilayah Kecamatan Puhpelem dengan jumlah 540 unit usaha. Dalam keberlangsungan usaha anyaman tikar para pengrajin mengalami berbagai kendala. Persaingan pasar yang semakin ketat, terlebih dengan terbukanya pasar bebas menuntut para pengrajin untuk mengembangkan berbagai inovasi dalam memasuki pasar bebas agar mampu bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Masalah lain yang juga dihadapi adalah dalam hal permodalan yang terbatas, pengelolaan keuangan, manajemen produksi serta pemasaran produk anyaman tikar. Terkait dengan permasalahan dalam pemasaran anyaman tikar, maka pada penelitian ini akan lebih memfokuskan dalam menganalisis strategi pemasaran efektif yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal yang ada dalam pemasaran anyaman tikar. B. Perumusan Masalah Perkembangan jaman membawa dampak besar terhadap sistem perdagangan dunia dengan mengandalkan tingkat kompetisi tinggi sehingga pengrajin berusaha untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas produk yang dihasilkan. Persaingan di dunia usaha semakin ketat seiring

6 6 dengan terus meningkatnya laju pertumbuhan industri. Persaingan ini menuntut setiap pengrajin untuk lebih cermat dalam merumuskan strategi pemasaran produk mereka agar mempunyai daya saing yang kuat. Seperti halnya dengan industri yang lain, usaha anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri juga mengalami permasalahan yang kompleks termasuk permasalahan dalam bidang pemasaran. Masalah yang dihadapi pengrajin anyaman tikar meliputi produk, harga, promosi, distribusi, dan persaingan. Terkait dengan produk anyaman tikar merupakan salah satu kerajinan yang memanfaatkan tanaman mendong dengan kualitas anyaman yang bagus dilihat dari segi kerapatan dan kerapian anyamannya sehingga terlihat kuat dan menarik. Kontinyuitas produksi anyaman tikar cukup terjamin sehingga ketersediaan produk ini di pasar cukup stabil. Harga yang dipatok oleh pengrajin untuk tiap anyaman tikar disesuaikan dengan ukuran anyaman tikar. Selain itu, promosi yang dilakukan pengrajin belum menjadikan anyaman tikar mending kurang dikenal oleh masyarakat secara luas. Anyaman tikar yang dihasilkan didistribusikan ke pasar-pasar lokal di sekitar tempat pengusaha. Persaingan yang dihadapi datang dari pengrajin sejenis serta maraknya produk subtitusi berupa karpet dan tikar berbahan plastik. Permasalahan-permasalahan dalam pemasaran yang dihadapi menuntut pengrajin anyaman tikar untuk mampu merumuskan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan pemasaran produk anyaman tikar sehingga industri anyaman tikar mendong ini dapat berkembang. Dalam upaya merumuskan pemasaran produk anyaman tikar, pengrajin perlu melakukan analisis kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran anyaman tikar. Dengan menganalisis faktor internal dan eksternal pengrajin dapat mengetahui dan memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pemasaran anyaman tikar sehingga diharapkan mampu memanfaatkan seluruh kekuatan dan peluang yang ada serta mampu meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang dihadapi. Hasil analisis akan menjadi pertimbangan dalam merumuskan alternatif strategi pemasaran anyaman tikar. Dari beberapa alternatif strategi yang dihasilkan

7 7 dapat dipilih strategi yang paling sesuai dan efektif untuk dijalankan. Melalui penerapan strategi pemasaran yang efektif diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengrajin dalam meningkatkan pemasaran produk. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Apa faktor-faktor strategis dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri? 2. Alternatif strategi apa yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri? 3. Prioritas Strategi apa yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis faktor-faktor strategis dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri. 2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri. 3. Menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang permasalahan yang dikaji serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi pengrajin anyaman tikar, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan strategi pemasaran yang lebih baik di masa yang akan datang untuk mengembangkan usahanya.

8 8 3. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk menentukan kebijakan mengenai pemasaran produk kerajinan UMKM termasuk anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri. 4. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta wacana untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan referensi untuk permasalahan yang sejenis pada masa yang akan datang.

9 9 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Hastuti (2008) yang berjudul Kerajinan Enceng Gondok (Studi kasus pada industri rumah tangga di Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang) menerangkan bahwa kegiatan pemasaran merupakan usaha yang sangat penting untuk mendorong proses produksi. Semakin lancar pemasaran suatu barang maka akan meningkatkan produksi suatu barang sebab permintaan akan terus meningkat. Salah satu penghambat perkembangan industri kerajinan adalah pemasaran mengingat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap penggunaan produk dalam negeri masih cukup rendah. Sebagian dari mereka beranggapan produk luar negeri mempunyai mutu yang lebih baik. Meskipun demikian, sekarang ini sebagian produk Indonesia yang berupa kerajinan sudah banyak yang diekspor ke luar negeri. Rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia dalam menggunakan produk dalam negeri dapat menghambat pemasaran produk kerajinan seperti kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron. Seperti halnya pendirian sebuah perusahaan yang menawarkan produk baru kendala awal yang dihadapi adalah masalah pemasaran. Seiring perkembangan jaman dan lancarnya saluran informasi dan komunikasi peluang pasar untuk produk kerajinan semakin terbuka lebar, terlebih adanya gerakan kembali ke alam yang diserukan negara maju membuat pamor kerajinan tangan menjadi semakin terkenal. Dalam pemasaran produknya, perusahaan menggunakan metode pemasaran langsung dan tidak langsung. Metode langsung dengan menjual di tempat produksi atau dengan memasarkannya di toko souvenir ditempat-tempat wisata. Sedangkan untuk metode tidak langsung dilakukan dengan kemitraan melalui pedagang skala besar untuk memasarkan hasil kerajinan hingga bisa menembus pasar internasional. Penelitian Winarsih (2005) mengenai Strategi Pemasaran Ekspor Furniture (Studi kasus pada PT Amalia Surya Cemerlang Kabupaten Klaten 8

10 10 Propinsi Jawa Tengah). Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa suatu usaha industri furniture kegiatan utamanya adalah mengolah bahan baku menjadi barang atau produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. Untuk memasarkan produknya, maka perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang tangguh dan handal dalam menghadapi persaingan yang ketat di dunia bisnis. Dalam memasarkan produknya strategi pemasaran yang ditempuh meliputi variabel keragaman bauran pemasaran sebagai berikut : 1. Inovasi Produk Perusahaan selalu melakukan inovasi terhadap produk-produknya yang telah dihasilkan dengan cara penciptaan desain baru sesuai dengan permintaan konsumen dan pemilihan bahan baku yang berkualitas baik. Manfaat dilakukannya inovasi produk adalah untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dan juga meningkatkan volume penjualan yang nantinya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan laba yang didapatkan. 2. Harga Perusahaan bertujuan agar produknya bisa diterima pembeli dengan baik dan pembeli sendiri tidak merasa keberatan atas harga yang ditetapkan perusahaan. Selain itu dalam menentukan harga juga disesuaikan dengan situasi serta kondisi lingkungan perusahaan. 3. Promosi Tujuan perusahaan melakukan promosi adalah mencari, mempengaruhi, dan menjaring pembeli sebanyak mungkin karena dengan adanya promosi akan memudahkan perusahaan untuk mencari pembeli dan meyakinkan pembeli agar tetap setia kepada produk yang dihasilkan perusahaan. 4. Tempat Pemilihan tempat untuk memasarkan produk agar sampai kepada pasar sasaran secara tepat perusahan menempuh jalan dengan saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung yang ditempuh

11 11 perusahaan dengan cara memasarkan produk langsung ke tangan konsumen. Sedangkan distribusi tidak langsung dilakukan dengan cara menggunakan jasa atau perantara dalam pemasaran. Penelitian-penelitian tersebut dipilih sebagai bahan referensi dalam penelitian ini karena topik penelitian yang dikaji memiliki kemiripan yaitu mengenai usaha kerajinan serta pemasaran hasil kerajinannya. Oleh karena itu, hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai acuan pada penelitian ini dalam menganalisis faktor strategis pemasaran serta merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat dilaksanakan pengrajin anyaman tikar dalam memasarkan produk mereka. B. Tinjauan Pustaka 1. Mendong (Cyperus Sp) Tanaman Mendong (Cyperus Sp) merupakan salah satu famili dari Cyperacea yang hidup di area dengan sistem irigasi yang baik atau tumbuh di daerah yang lembek serta kandungan air yang cukup. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara tetapi saat ini bisa ditemukan hampir disemua negara di Asia seperti China dan India. Tanaman ini bisa mempunyai panjang sampai 1,5 meter di daerah yang ketinggiannya diatas permukaan air laut. Tanaman ini berkembang biak secara generatif (biji) dan vegetatif (akar). Pemanenan bisa dilakukan kira kira setelah 5 bulan dari awal penanamannya. Disamping itu tanaman ini bisa dipanen sampai 7 kali dari awal penanamannya. Cara pemanenannya harus dilakukan dengan cara dikeringkan dulu airnya. Setelah kering, memotong tanaman tersebut dengan jarak kira-kira 3 cm dari permukaan tanah. Kemudian proses pengeringannya dilakukan dibawah sinar matahari langsung (Anonim b, 2006).

12 12 Gambar 1 : Tanaman Mendong 2. Usaha Anyaman Tikar Berbahan Baku Mendong Berdasarkan kriteria jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan usahanya, industri digolongkan menjadi 3 macam. Pertama industri mikro yang merupakan industri dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang. Kedua adalah industri kecil dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang. Kemudian industri menengah adalah industri yang memperkerjakan orang (Bappekab Sidoarjo, 2008). Anyaman merupakan hasil dari proses menyilangkan bahan-bahan tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan dapat digunakan. Berbagai bentuk kerajinan tangan anyaman dapat dibentuk melalui proses dan teknik menganyam dan dibuat berdasarkan fungsi yang diinginkan. Misalnya anyaman dibentuk menjadi topi, bakul, tudung saji, tikar, dan aneka rupa yang di bentuk untuk digunakan sehari-hari. Seni kerajinan tangan anyaman adalah suatu karya yang unik dan rumit proses pembuatannya. Namun usaha untuk mempertahankannya harus diteruskan agar tidak termakan oleh perkembangan jaman. Budaya bangsa bukan hanya dilihat dari bahasa dan ragamnya saja, tetapi juga dilihat dari hasil karyanya yang bermutu tinggi (Pratama, 2009). Kerajinan Tikar dengan bahan baku mendong merupakan salah satu warisan budaya Jawa. Saat ini anyaman mendong tidak hanya digunakan sebagai tikar ataupun alas tempat duduk saja tetapi telah berkembang penggunaannya sebagai salah satu bahan dasar pembuatan dompet, tas,

13 13 peci, tempat tisu dan lain-lain Seperti halnya produk kerajinan lainnya, produk kerajinan anyaman mendong ditekuni oleh banyak orang, sehingga setiap upaya pengembangannya akan membawa dampak multiplier yang luas terhadap perekonomian masyarakat ( Anonim b, 2008). 3. Pemasaran Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengatur seberapa besarnya, menentukan pasar-pasar target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, dan menentukan berbagai produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Jadi pemasaran berperan sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan pola jawaban industri (dalam hal ini termasuk industri di bidang pertanian) yang bersangkutan (Kotler, 1992). Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengrajin dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengrajin di bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung pula pada kemampuan pengrajin untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar( Anonim c, 2008). Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran (Ilmanoz, 2008). 4. Arti Penting Strategi Strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumberdaya suatu organisasi untuk mencapai sasaranya melalui hubunganya yang

14 14 efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan (Salusu, 2003). Sedangkan menurut David (2004), strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Strategi adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya. Di samping itu, strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan. Strategi dalam perumusannya perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan. Konsep-konsep strategik selalu memberi perhatian serius terhadap perumusan tujuan dan sasaran organisasi, faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahannya, serta peluang-peluang dan tantangan yang senantiasa dihadapi oleh setiap organisasi. Analisis mengenai faktor-faktor ini sangat berguna dalam merumuskan alternatif-alternatif yang akan memudahkan para pengambil keputusan tertinggi dalam setiap organisasi memilih alternatif terbaik. Pilihan atau alternatif terbaik ini biasanya dilakukan setelah memperhitungkan konsekuensi-konsekuensi yang akan timbul apabila suatu alternatif dipilih (Salusu, 2003). 5. Strategi Pemasaran Salah satu bentuk dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran itu sendiri, atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran. Bauran pemasaran sendiri didefinsikan sebagai suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan masterplan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar tersebut telah dijadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian. Dalam melakukan dan merencanakan strategi pemasaran, beberapa perusahaan telah menggunakan berbagai cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu, mulai dari pemenuhan produk (product),

15 15 penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion) (Endi, 2009). 6. Perumusan Strategi Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan Strategi yang dirumuskan bersifat lebih spesifik tergantung kegiatan fungsional manajemen (Hunger and Wheelen, 2003). Umpan Balik Melakukan Audit Eksternal Membuat Pernyata an Visi dan Misi Menetap kan Tujuan Jangka Panjang Membuat, Mengevalua si, dan Memilih Melaksana kan Strategi, Isu-isu Melaksana kan Strategi, Isu-isu Pemasaran, Keuangan, Menguku r dan Mengeval uasi Melakukan Audit Internal Perumusan Strategi Pelaksanaan Strategi Evaluasi Strategi Gambar 2. Skema Model Proses Manajemen Strategis yang Komprehensif Sesuai dengan skema tersebut di atas, manajemen strategis adalah proses yang sangat interaktif yang memerlukan koordinatif diantara para manajer pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Meskipun proses manajemen strategis diawasi oleh para perencana strategi, agar berhasil proses tersebut harus melibatkan para manajer dan karyawan dari semua bidang fungsional untuk bekerja sama memberikan gagasan atau informasi (David, 2004). Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal

16 16 perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman yang datang dari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor eksternal tersebut juga mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan seperti perubahan terhadap kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut (Rangkuti, 2001). a. Penentuan Visi, Misi dan Tujuan Bisnis Visi bisnis merupakan pernyataan apa yang perusahaan inginkan di masa depan. Visi dapat memberikan aspirasi dan motivasi disamping memberikan panduan atau rambu-rambu dalam menyusun strategi. Sedangkan misi mengandung tujuan pokok perusahaan, dan misi juga merupakan visi dari si pendiri perusahaan. Misi perusahaan adalah sebuah ekspresi dari ambisi untuk mengembangkan perusahaan. Pernyataan misi yang efektif adalah mendefinisikan bisnis dari tiap group kecil dalam organisasi. Pernyataan tersebut akan membuat para karyawan lebih mengerti mengenai tujuan mereka (Kusuma, 2009). Tujuan dapat didefinisikan sebagai hasil tertentu yang perlu dicapai organisasi dalam memenuhi misi utamanya. Tujuan juga penting untuk keberhasilan organisasi karena tujuan menentukan arah, membantu dalam melakukan evaluasi, menciptakan sinergi, menunjukkan prioritas, memusatkan koordinasi, dan menjadi dasar perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, serta pengendalian kegiatan yang efektif. Tujuan haruslah menantang, dapat diukur, konsisten, wajar, dan jelas (David, 2004). b. Analisis Faktor-Faktor Strategis 1) Faktor Internal Menurut Salusu (2003) kekuatan adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif, yang memungkinkan organisasi memiliki keuntungan strategik dalam mencapai sasarannya, sedangkan kelemahan adalah situasi dan ketidakmampuan internal yang mengakibatkan organisasi tidak dapat

17 17 mencapai sasaranya. Kekuatan dan kelemahan tersebut menurut David (2004) ada dalam kegiatan manajemen, pemasaran, keuangan, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen di setiap perusahaan. Faktor-faktor internal dapat ditentukan dengan banyak cara, termasuk dengan menghitung rasio, mengukur kerja, dan membandingkan dengan prestasi masa lalu atau dengan rata-rata industri. Kekuatan adalah sesuatu yang paling baik dilakukan oleh organisasi atau suatu karakteristik yang memberinya kemampuan yang sangat besar. Kekuatan itu dapat berupa ketrampilan, kompetensi, sumber daya organisasi yang sangat bernilai atau kemampuan kompetitif, atau hasil yang menempatkanya pada kedudukan yang superior, misalnya mutu produk yang lebih baik, adanya pengakuan dari pihak luar dan penguasa, teknologi yang superior, atau pelayanan yang memuaskan. Kelemahan dipihak lain, adalah sesuatu yang membuat organisasi sangat lemah, miskin, berpenampilan buruk, atau suatu kondisi yang menempatkanya pada posisi ketidak-beruntungan dan tidak kompetitif (Salusu, 2003). 2) Faktor Eksternal Analisis lingkungan menurut Dirgantoro (2004) adalah suatu proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi peluang (opportunities) dan tantangan (threats) yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Salusu (2003) lingkungan eksternal terdiri atas dua faktor strategik, yaitu peluang dan ancaman atau tantangan. Peluang sebagai situasi dari faktor-faktor eksternal yang membantu organisasi mencapai atau bahkan bisa melampaui pencapaian sasarannya, sedangkan ancaman adalah faktor-faktor eksternal yang menyebabkan organisasi tidak dapat mencapai sasarannya.

18 18 Menurut David (2004) audit eksternal terfokus pada upaya mengidentifikasi dan menilai tren serta peristiwa di luar kendali perusahaan. Audit eksternal tidak ditujukan untuk membuat daftar yang panjang mengenai setiap faktor yang mungkin dapat mempengaruhi bisnis, melainkan ditujukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel kunci yang dapat memberikan respon yang dapat dilaksanakan. Audit ekstrnal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi oleh organisasi. Dengan demikian para manajer dapat merumuskan strategi agar dapat mengambil manfaat dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak ancaman. Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan. Peluang dan ancaman sebagian besar di luar kendali suatu organisasi karena itu digunakan istilah eksternal (David, 2004). c. Analisis SWOT Perencana strategis (strategic planner) dalam mengambil keputusan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Analisis SWOT banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan strategis bisnis yang bertujuan untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, berikut semua sikap dalam menghadapi pesaing. Proses

19 19 pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan (Rangkuti, 2001). d. Matriks SWOT Menurut Rangkuti (2001), matrik SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat diselesaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks Strengths Weakness Opportunities Threats (SWOT) menurut David (2004), merupakan perangkat pencocokan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO (Strengths-Opportunities), Strategi WO (Weakness-Opportunities), Strategi ST (Strengths-Threats) dan Strategi WT (Weakness-Threats). Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal kunci merupakan bagian yang sangat sulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan memerlukan penilaian yang baik dan tidak ada sekumpulan kecocokan yang paling baik. Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal (David, 2004). e. QSPM (Quantitave Strategic Planning Matrix) QSPM merupakan alat yang membuat para perencana strategi dapat menilai secara obyektif strategi alternatif yang dapat dijalankan, didasarkan atas factor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal

20 20 yang dapat dikenali terlebih dahulu. QSPM juga memerlukan penilaian intuitif yang baik dari para perencana strategi dalam memilih strategistrategi yang akan dimasukkan ke dalam QSPM. Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik dari berbagai strategi yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik dari masing-masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing-masing factor keberhasilan kritis eksternal dan internal. Setiap jumlah rangkaian strategi alternatif dapat diikutkan dalam QSPM, dan setiap jumlah strategi dapat menyusun rangkaian strategi tertentu. Tetapi, hanya strategi-strategi dari suatu rangkaian tertentu yang dinilai relatif terhadap satu sama lain (David, 2004). C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Anyaman merupakan hasil dari proses menyilangkan bahan-bahan tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan dapat digunakan. Anyaman tikar yang berkembang di Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu usaha memanfaatkan tanaman mendong yang awalnya tumbuh liar di alam menjadi produk kerajinan yang meningkat nilai ekonominya. Seperti halnya dengan industri yang lain, usaha anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri juga mengalami permasalahan yang kompleks termasuk permasalahan dalam pemasaran produk. Pemasaran yang baik sangat diperlukan oleh pengrajin agar produknya dapat sampai kepada konsumen. Oleh karena itu perlu adanya perumusan strategi pemasaran yang efektif dalam memasarkan produk. Perumusan strategi yang efektif merupakan serangkaian proses yang dilakukan oleh perencana strategi yang terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut : 1. Analisis terhadap visi, misi dan tujuan usaha Analisis ini diperlukan untuk mengetahui keragaan obyek penelitian yang dalam hal ini adalah visi, misi, dan tujuan pengrajin kerajinan

21 21 anyaman tikar. Menganalisis visi, misi, dan tujuan usaha merupakan tahap awal yang logis dalam perumusan strategi. 2. Analisis Identifikasi Faktor-faktor Strategis Analisis terhadap faktor internal dan eksternal sangat diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan ancaman terhadap keberjalanan usaha yang dilakukan. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang terdiri dari kondisi keuangan, sumberdaya manusia, produksi, serta faktor pemasaran yang terdiri dari 4 aspek (produk, promosi, harga, dan distribusi). Faktor eksternal meliputi pemerintah, pesaing, pemasok, lembaga pemasaran, dan konsumen. 3. Perumusan Alternatif Strategi Pemasaran Perumusan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri menggunakan analisis SWOT dan matriks SWOT. Matriks SWOT menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan sehingga dihasilkan empat rumusan alternatif strategi pemasaran yaitu strategi penyesuaian kekuatan dan peluang (SO), kelemahan dan peluang (WO), kekuatan dan ancaman (ST) serta strategi penyesuaian kelemahan dan ancaman (WT). 4. Penentuan Strategi Pemasaran Efektif Dari beberapa alternatif strategi yang didapatkan dari matriks SWOT perlu dilakukan penilaian untuk menentukan prioritas strategi yang dapat dilaksanakan. Alat analisis kuantitatif yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) yang memungkinkan perencana strategi mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif dan menentukan strategi yang paling efektif. Dari uraian di atas dapat disusun dalam bagan kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

22 22 Industri Anyaman Tikar (visi, misi, dan tujuan) Lingkungan Pemasaran Identifikasi faktor-faktor Strategis Faktor Eksternal : konsumen Pesaing Pemerintah Lembaga Pemasaran Pemasok Teknologi Faktor Internal : Pemasaran: o Produk o Harga o Promosi o Distribusi Sumber Daya Manusia Keuangan Produksi Analisis SWOT) Alternatif Strategi Pemasaran (Matrik SWOT) Prioritas Strategi Pemasaran (Matrik QSP) Strategi Pemasaran Efektif Gambar 3. Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah D. Pembatasan Masalah 1. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010 dengan menggunakan data pemasaran bulan Maret Responden adalah pengrajin anyaman tikar, konsumen, lembaga pemasaran, pesaing, pemasok bahan baku serta Instansi Pemerintah yang terkait dengan pemasaran anyaman tikar yaitu Dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi Kabupaten Wonogiri.

23 23 3. Data lingkungan internal dan eksternal yang dianalisis berupa data kualitatif yang disajikan dalam bentuk hasil wawancara dengan responden dan hasil pengamatan selama penelitian. 4. Faktor internal yang diteliti meliputi : aspek keuangan, aspek produksi, aspek sumber daya manusia, serta aspek pemasaran (produk, harga, promosi, dan distribusi). 5. Faktor eksternal yang diteliti meliputi : konsumen, pemerintah, pemasok, pesaing, dan lembaga pemasaran, dan teknologi. E. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel 1. Pengrajin anyaman tikar adalah para pembuat kerajinan anyaman tikar, yang memproduksi mendong menjadi kerajinan anyaman tikar hingga memasarkannya kepada konsumen. 2. Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. 3. Pemasaran adalah sebuah proses mengalirnya barang dari produsen sampai kepada konsumen akhir yang disertai penambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses penyimpanan. 4. Strategi pemasaran adalah merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman dari faktor eksternal serta kekuatan dan kelemahan dari faktor internal yang dapat mempengaruhi pemasaran produk di masa yang akan datang. 5. Lingkungan internal adalah faktor-faktor di dalam industri yang dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari segi produksi (manajemen produksi), keuangan (sumber dan pengelolaan keuangan), sumber daya manusia (kualitas dan ketersediaan tenaga kerja), serta pemasaran ( bauran pemasaran). 6. Lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor di luar industri yang mempengaruhi kinerja dalam pemasaran produk berupa peluang dan ancaman bagi pemasaran produk berasal dari konsumen (pemakai anyaman tikar), pemasok bahan baku (ketersediaan dan kuantitas bahan baku), lembaga pemasaran meliputi saluran dan kelancaran distribusi yang

24 24 dilalui, kebijakan pemerintah dalam pemasaran produk anyaman tikar serta perkembangan teknologi yang ada. 7. Analisis SWOT merupakan suatu analisis situasi yang mencakup kondisi internal dan ekternal dalam pemasaran anyaman tikar. 8. Kekuatan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam industri dan merupakan keunggulan bagi pemasaran produk itu sendiri. 9. Kelemahan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam industri dan merupakan keterbatasan atau kekurangan bagi pemasaran produk itu sendiri. 10. Peluang dapat juga diartikan kesempatan merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar industri dan bersifat menguntungkan bagi pemasaran produk. 11. Ancaman adalah faktor-faktor yang berasal dari luar industri dan bersifat mengganggu bagi pemasaran produk. 12. Matriks SWOT ( Matriks Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) adalah matriks yang akan digunakan untuk menyusun berbagai alternatif strategi pemasaran produk melalui strategi SO, WO, ST, dan WT. 13. QSPM (Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif) adalah alat yang digunakan untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif untuk menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran hasil usaha.

25 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan ciri memusatkan diri pada pemecahan masalahmasalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis sehingga metode ini sering pula disebut metode analitik. Teknis pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan teknik survey yaitu cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan (Surakhmad, 1998). B. Metode Penentuan Sampel 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Wonogiri. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu penentuan daerah sampel yang diambil secara sengaja berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995). Lokasi penelitian dipilih Kecamatan Puhpelem dengan pertimbangan karena merupakan wilayah yang terdapat industri anyaman tikar dengan jumlah paling banyak diantara kecamatan lain di Kabupaten Wonogiri. Data mengenai jumlah industri anyaman tikar pada Tabel Metode Penentuan Responden a. Penentuan Responden Untuk Penentuan Faktor-faktor Strategis Faktor strategis adalah faktor-faktor yang dijadikan sebagai komponen dalam melakukan perumusan strategis. Sifat dasar dari faktor strategis adalah suatu keadaan yang dibangun dari situasi benchmark dalam lingkungan persaingan (Harisudin, 2009). Penelitian kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas yang bersifat unik dan kompleks. Di dalamnya terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi (keragaman). Data atau informasi harus ditelusuri seluas-luasnya dan sedalam mungkin sesuai 24

26 26 dengan variasi yang ada. Berkenaan dengan tujuan tersebut, maka dalam prosedur sampling menurut Bungin (2003) mengacu seperti dalam penelitian kualitatif yang lebih mementingkan informan kunci (key informan) atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian. Informan kunci ditentukan dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangannya adalah orang tersebut dianggap paling tahu tentang informasi yang diharapkan, orang yang paling berpengaruh sehingga memudahkan peneliti menjelajahi dan menggali informasi dari obyek yang dibutuhkan (Sugiyono, 2006). Menurut Bungin (2003) untuk memilih sampel informan kunci lebih tepat dilakukan dengan cara sengaja (purposive sampling). Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah pengrajin anyaman tikar dengan pertimbangan pihak tersebut dianggap paling tahu mengenai informasi yang dibutuhkan peneliti. Melalui wawancara secara mendalam (indepth interview) kepada informan kunci yang selanjutnya untuk mencari kedalaman informasi ditelusuri melalui teknik Snowball Sampling yang dimulai dari informan kunci tersebut diperoleh responden lainnya yang dapat menjelaskan faktor-faktor internal dan eksternal dengan menelusurinya sehingga mendapatkan responden pemasok bahan baku, konsumen, lembaga pemasaran dan pesaing. Selain itu untuk menambah informasi dilakukan wawancara dengan pemerintah yang dilaksanakan kepada pegawai dinas perindustrian yang secara struktural mengurusi UMKM di Kabupaten Wonogiri. Informasi mengenai faktor-faktor internal dan eksternal diidentifikasi menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri. b. Penentuan Responden Untuk Penentuan Bobot dan Nilai Daya Tarik (Atractive Score / AS) Penentuan bobot dan nilai daya tarik (Atractive score/as) dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun kuisioner yang berisi

27 27 faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan ekternal (peluang dan ancaman) serta alternatif strategi yang akan dipertimbangkan untuk menjadi prioritas strategi dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri. Pengambilan responden dilakukan secara purposive sampling (sengaja) yaitu orang-orang yang masih terlibat secara penuh/aktif pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Responden tersebut dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian yang sedang dilakukan. Responden untuk penentuan bobot adalah 15 orang pengrajin anyaman tikar karena dianggap sebagai pihak yang mengetahui mengenai anyaman tikar serta masih aktif dalam kegiatan yang menjadi fokus penelitian. Penentuan bobot dapat dilakukan dengan memberi bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting) dan jumlah seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Nilai daya tarik merupakan angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal atau faktor internal, satu per satu, sambil mengajukan pertanyaan, Apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat? Jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah ya, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Khususnya, Nilai Daya Tarik harus diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan Nilai Daya Tarik adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik; dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah tidak, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat dengan menggunakan garis (-) sebagai tandanya. Kemudian menghitung jumlah total nilai daya tarik (TAS) yang menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi alternatif, dengan hanya

28 28 mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan kritis eksternal atau internal yang berdekatan. Semakin tinggi total nilai daya tarik menunjukkan semakin menarik strategi tersebut (David, 2004). Responden yang digunakan dalam penentuan nilai daya tarik (Atractive score/as) adalah 15 orang pengrajin anyaman tikar. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan pengrajin anyaman tikar sebagai pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan serta melaksanakan strategi pemasaran anyaman tikar. C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik (Surakhmad, 1998). Data primer yang diperoleh pada penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan kerajinan anyaman tikar dengan menggunakan pedoman wawancara sesuai informasi yang dibutuhkan peneliti. Sumber data primer adalah pengrajin anyaman tikar, konsumen, lembaga pemasaran, pemasok bahan baku, pesaing serta instansi pemerintah yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Wonogiri). 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang diluar diri penyelidik (Surakhmad, 1998). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah BPS Kabupaten Wonogiri, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Wonogiri, serta Bappeda Kabupaten Wonogiri. Data sekunder tersebut meliputi keadaan umum daerah penelitian, keadaan perekonomian, keadaan penduduk serta data-data lain yang berhubungan dengan kajian dalam penelitian ini.

29 29 D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian (Gulo, 2002). Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti, sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai kondisi obyek yang diteliti. 2. Wawancara (Interview) Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (Nasution, 2004). Teknik wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara secara langsung kepada responden berdasarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Terdapat dua jenis teknik wawancara, yaitu: wawancara mendalam (Indept Interview) dan wawancara (Interview). Dalam penelitian ini digunakan wawancara mendalam untuk memperoleh informasi dan data yang lebih akurat. 3. Pencatatan Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan melakukan pencatatan data primer (hasil wawancara) dan data sekunder dari instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian. E. Metode Analisis Data 1. Identifikasi Faktor-Faktor Strategis Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam pemasaran. Faktor internal yang dianalisis meliputi kondisi keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, serta produksi /operasional. Sedangkan analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi pemasaran. Faktor eksternal yang dianalisis meliputi konsumen, pemasok bahan baku, lembaga pemasaran, pesaing, dan peran pemerintah.

30 30 Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pemasaran. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). 2. Alternatif Strategi Untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi oleh suatu usaha dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT digambarkan ke dalam Matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu stategi kekuatan-peluang (S-O strategies), strategi kelemahan-peluang (W- O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies), dan strategi kelemahan-ancaman (W-T strategies). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Tabel 3. Matriks SWOT Strenght (S) Menentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal Weakness (W) Menentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal Opportunities (O) Menentukan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal Strategi S-O Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-O Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T) Menentukan 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal Strategi S-T Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi W-T Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari

31 31 ancaman Sumber : Rangkuti, 2001 Delapan tahapan dalam penentuan alternatif strategi yang dibangun melalui matriks SWOT adalah sebagai berikut : a. Menuliskan peluang faktor eksternal kunci dalam pemasaran anyaman tikar. b. Menuliskan ancaman faktor eksternal kunci dalam pemasaran anyaman tikar. c. Menuliskan kekuatan faktor internal kunci dalam pemasaran anyaman tikar. d. Menuliskan kelemahan faktor internal kunci dalam usaha anyaman tikar. e. Mencocokkan kekuataan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat Strategi S-O dalam sel yang sudah ditentukan. f. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat Strategi W-O dalam sel yang sudah ditentukan. g. Mencocokkan kekuatan faktor internal dengan ancaman faktor eksternal dan mencatat Strategi S-T dalam sel yang sudah ditentukan. h. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan ancaman faktor eksternal dan mencatat Strategi W-T dalam sel yang sudah ditentukan. 3. Prioritas Strategi Menentukan prioritas strategi dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri menggunakan analisis Matriks QSP. Matriks QSP digunakan untuk memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai total daya tarik terbesar merupakan strategi yang paling baik. Tabel 4. Matriks QSP Faktor Faktor Kunci Faktor-Faktor Kunci Internal Total Bobot Bobot Alternatif Strategi Strategi I Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO

ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Penelitian Kelompok Usaha Ikan Asap atau yang sering di kenal dengan ikan Roa atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan di masa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya di Kampung Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Pada masa krisis periode 1998-2000 usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dikarenakan kemampuannya dalam menghadapi terpaan krisis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Manajemen strategi (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Ciapus Bromel yang terletak di Ciapus Jl. Tamansari Rt 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknis pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan teknik survei, yaitu cara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Buaya Indonesia Jaya (TBIJ) yang terletak di Desa Sukaragam, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian 31 III..METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kajian 1. Lokasi Kajian Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Lembaga yang menjadi subyek kajian ialah Unit Pelaksana Kegiatan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Irma Wardani dan Umi Nur Solikah Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga)

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) III. METODE PEELITIA. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai Januari 2009 sampai dengan Maret 2009. Jenis dan Sumber Data.

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan dikemukakan teori teori yang menggambarkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi pasar yang berubah setiap saat sulit untuk diramalkan dan dipastikan di masa mendatang. Perubahan yang terjadi pada perusahaan dapat saja bersumber dari

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan dimasa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Jenis Kajian Ditinjau dari aspek tujuan penelitian, kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode deskriptif

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategik dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor ini dinilai masih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan metodologi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran Perusahaan tidak bisa terlepas dari hambatan-hambatan dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci