HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : FEBRI RACHMAWATI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing ( Dr. Sukarti )

3 HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN Febri Rachmawati Dr. Sukarti INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen. Dugaan awal yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen. Semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah kecenderungan perilaku delikuen, demikian sebaliknya semakin rendah religiusitas maka semakin tinggi kecenderungan perilaku delikuen. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja sekolah menengah atas. Jumlah populasi sebesar 75 orang. Skala religiusitas terdiri dari aspek-aspek religiusitas terdiri dari : (1) Iman (seberapa kokoh keyakinan), (2) Ihsan (seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianut), (3) Amal (sejauh mana perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari), (4) Ibadah (sejauh mana pelaksanaan ibadah seseorang), (5) Ilmu (seberapa jauh pengetahuan tentang agama), berdasarkan teori Ancok (1994), sedangkan kecenderungan perilaku delikuen dengan menggunakan alat ukur berupa skala kenakalan remaja yang disusun berdasarkan aspek-aspek kenakalan ramaja yang diambil dari teori Hurlock (1973) dan Jensen (dalam Sarwono, 2002) terdiri dari (1) Perilaku yang melanggar aturan dan status, (2) Perilaku yang mengakibatkan korban fisik, (3) Perilaku yang mengakibatkan korban materi, (4) Perilaku yang membahayakan orang lain, (5) Perilaku yang membahayakan diri sendiri. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis korelasi product moment dari Pearson. Data yang di dapat akan dianalisis menggunakan bantuan program SPSS 13,0 for windows, menunjukkan hubungan religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen memiliki angka korelasi sebesar r=-0,685 dengan p=0,000. Rxy -0,685, yang artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen atau semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah kecenderungan perilaku delikuen, demikian sebaliknya semakin rendah religiusitas semakin tinggi kecenderungan perilaku delikuen yang dilakukan. Jadi hipotesis penelitian terbukti. Kata Kunci: Religiusitas, Kecenderungan Perilaku Delikuen

4 Pengantar Latar Belakang Masalah Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu (Ekowarni, 1993). Kenakalan remaja atau yang disebut dengan juvenile deliquency merupakan perbuatan, kejahatan, pelanggaran yang dilakukan remaja remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila dan menyalahi norma-norma agama (Sudarsono, 1995). Fenomena-fenomena terjadinya kenakalan remaja seperti tawuran pelajar yang terjadi di Yogya. Aksi tawuran itu dilakukan para pelajar sebuah SMA swasta di simpang empat SGM jalan Kusumanegara Yogya yang menyerang salah satu SMA. Aksi tawuran tersebut berhasil digagalkan oleh petugas gabungan Buser Samapta Poltabes dan Reskrim Polsektabes Umbulharjo Yogya. Sekitar 20 pelajar diamankan dan dibawa ke Polsektabes Umbulharjo untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Petugas memeriksa beberapa senjata tajam dan pentungan yang dibawa para pelajar. Pihak sekolah tempat mereka menuntut ilmu dan para orang trua sudah diberitahu perihal ulah ke 20 pelajar

5 itu (Kedaulatan Rakyat, 3 November 2007). Contoh lain tiga pelajar SMA dan SMK digrebek polisi saat sedang pesta seks dikamar hotel favorit di jalan Veteran, Kota Pamanukan, Kabupaten Subang, Cirebon, pukul Mereka dicurigai oleh warga sekitar karena saat memasuki hotel masih memakai seragam sekolah (Jawa Pos, 30 Maret 2008). Berdasarkan hasil beberapa penelitian ditemukan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya orangtua sebagai figur tauladan bagi anak (Hawari, 1997). Sebab keluarga merupakan lingkungan pertama dari tempat kehadirannya dan mempunyai fungsi untuk menerima, merawat dan mendidik seorang anak. Jelaslah keluarga menjadi tempat pendidikan pertama yang dibutuhkan seorang anak. Dan cara bagaimana pendidikan itu diberikan akan menentukan. Sebab pendidikan itu pula pada prinsipnya adalah untuk meletakkan dasar dan arah bagi seorang anak. Pendidikan yang baik akan mengembangkan kedewasaan pribadi anak tersebut. Anak itu menjadi seorang yang mandiri, penuh tangung jawab terhadap tugas dan kewajibannya, menghormati sesama manusia dan hidup sesuai martabat dan citranya. Sebaliknya pendidikan yang salah dapat membawa akibat yang tidak baik bagi perkembangan pribadi anak. Salah satu pendidikan yang salah adalah pola asuh orang tua yang terlalu permisif termasuk diantaranya adalah religiusitas. Religiusitas menjadi nilai yang paling multi dimensi karena menyangkut banyak dimensi yang tidak hanya berkaitan dengan masalah hubungan manusia dengan Tuhan-Nya namun juga menyangkut masalah kehidupan sosial dan

6 bagaimana mengatur dirinya sendiri. Religiusitas sendiri diartikan sebagai kadar kualitas keagamaan seseorang yang menyangkut dimensi pengetahuan, keyakinan, peribadatan, pengamalan dan penghayatan (Diana, 1999). Di dalam religiusitas mengenal adanya standar moral yang memberikan kejelasan konsep-konsep yang baik dan buruk. Oleh karenanya apabila orang tua tidak memberikan penghayatan dan pengamalan religiusitas maka remaja akan tumbuh dalam kondisi dimana tidak dapat mengenali hal mana yang baik dan hal mana yang buruk bagi dirinya maupun bagi orang lain. Pada anak yang tidak mengenal nilai-nilai religiusitas maka akan mempunyai sifat kurang bertanggung jawab, sulit dikendalikan. Perilaku yang sering melangar peraturan tersebut akan membentuk penolakan dari lingkungan dan akibatnya kepercayaan diri goyah dan membuat perkembangan moralnya terganggu. (Atmaka, 1984). Sebaliknya pada anak yang mengenal religiusitas maka akan mengembangkan sikap, keyakinan, cara berfikir dan berperilaku tertentu yang mereka rumuskan dalam bentuk kebiasaan yang sangat positif; kebiasaan untuk selalu berorientasi pada apa yang dapat dilakukan dan apa yang telah dilakukan, dan kemudian menjadikannya sebagai dasar untuk peningkatan kualitas hidup mereka (Brech, 2001:6). Adanya nilai-nilai religiusitas, maka ketika remaja menjalani kehidupan bermasyarakat akan mampu mempertimbangkan dan memutuskan akibat dari tindakannya terhadap orang lain. Dengan kata lain, remaja tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial.

7 Diharapkan dengan mengenalkan remaja terhadap nilai-nilai religiusitas akan menghindarkan diri dari perilaku yang termasuk juvenile delinquency. Oleh karenanya penulis merasa tertarik untuk mengangkat penelitian yang mengkaji hubungan antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delinkuen. Metode Penelitian Subjek Penelitian Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah remaja sekolah menengah atas. Jumlah populasi sebesar 75 orang. Adapun karakteristik subjek yang digunakan sebagai berikut : a. Remaja Sekolah Menengah Atas yang berusia antara tahun. b. Bertempat tinggal di wilayah Yogyakarta atau menempuh pendidikan di wilayah Yogaykarta Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala questionare tertutup. Dengan bentuk skala semacam ini subjek telah diberi beberapa alternatif jawaban dan subjek diminta untuk memilih salah satunya.

8 Alat Ukur Penelitian ini menggunakan dua alat ukur berupa skala religiusitas dan skala kenakalan remaja. Uji coba alat pengukuran skala religiusitas dan skala kenakalan remaja dilakukan secara acak kepada remaja sekolah menengah atas. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah korelasi product moment (r) dari Pearson. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan program SPSS for Windows versi Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian yang berupa angka-angka dideskripsikan agar lebih memberikan manfaat dan gambaran mengenai subjek penelitian, dari data terkumpul dapat diketahui : Mean Hipotetik dan Mean Empirik Tabel 5 Deskripsi Data Penelitian Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik X Min XMax Mean SD X Min Xmax Mean SD Religiusitas ,0 Kecenderungan perilaku delikuen ,0

9 Tujuan penelitian mean hipotetik dan mean empirik adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya subjek penelitian mengenai Religiusitas dan Kecenderungan perilaku delikuen sehingga nantinya akan dikategorikan sebagai berikut:? Sangat tinggi (X>m + 1,5 SD )? Tinggi (m + 0,5 SD < X = m + 1,5 SD )? Sedang (m 0,5 SD < X = m + 0,5 SD )? Rendah (m 0,5 SD < X = - 0,5 SD )? Sangat Rendah (X = m-1.5 SD ) Azwar (1997) mengatakan bahwa Distribusi normal terbagi dalam enam satuan standar yaitu tiga bagian berada di sebelah kiri dan tiga di sebelah kanan. Skala Religiusitas terdiri dari 50 pertanyaan, setiap item diberi skor 1 sampai 4. Rentangan skor adalah 50 x 1 (jumlah item dikali skor terendah) sampai 50 x 4 (jumlah item kali skor tertinggi) yaitu 50 sampai dengan 200 dengan jarak sebaran = 150. Berdasar perhitungan data deskriptif penelitian Religiusitas termasuk dalam kategori sedang.

10 Tabel 6 Kategori Skor Variabel Religiusitas Skor Kategori Jumlah Prosentase X > < X = < X = < X = X = Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah % 28.00% 32.00% 26.67% 8.00% Sedangkan skala kecenderungan perilaku delikuen terdiri dari 50 pertanyaan, setiap item diberi skor 1 sampai 4. Rentangan skor adalah 50 x 1 (jumlah item dikali skor terendah) sampai 50 x 4 (jumlah item kali skor tertinggi) yaitu 50 sampai dengan 200 dengan jarak sebaran = 150. Berdasar perhitungan data deskriptif penelitian Kecenderungan perilaku delikuen termasuk dalam kategori rendah. Tabel 7 Kategori Skor Variabel Kecenderungan perilaku delikuen Skor Kategori Jumlah Prosentase X > 125,40 106,33< X = 125,40 87,26 < X = 106,33 68,2< X = 87,26 X = 68,2 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 5,00 21,00 22,00 24,00 3,00 6,67% 28,00% 29,33% 32,00% 4,00%

11 Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa mean Religiusitas sebesar 145 berada dalam kategori sedang, sedangkan mean Kecenderung an perilaku delikuen sebesar 70 berada dalam kategori rendah. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data dengan menggunakan dengan teknik korelasi product moment, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dan uji linearitas ini merupakan syarat sebelum dilakukannya pengetesan nilai korelasi, dengan maksud agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. (Hadi,2000) Uji Normalitas Uji normalitas dengan menggunakan teknik one sample kolmogorov smirnov tes dari program SPSS 13,0 for windows diperoleh hasil sebaran skor variabel religiusitas dalam normal (K.S.Z) = 0,865 (p= 0,443 atau p> 0,05). Hasil sebaran skor variabel kecenderungan perilaku delikuen adalah normal (K.S.Z) = 0,669 (p = 0,763 atau p > 0,05) Uji Linearitas Uji linearitas dengan menggunakan fasilitas dari program SPSS 13,0 For windows terhadap variabel religiusitas dan kecenderungan perilaku delikuen menunjukan hasil linear (F = 82,056 p = 0,000) dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan variabel religiusitas dan variabel kecenderungan

12 perilaku delikuen mengikuti garis linear (membentuk garis lurus). dan kecenderungan menyimpang dari garis linearnya sebesar p = 0,106 atau p > 0,05. Uji Korelasi Analisis data untuk korelasi antara variabel penerimaan diri variabel religiusitas menggunakan korelasi product moment Pearson melalui prosedur bivariate correlation dari program SPSS 13,0 for windows. Dari hasil analisis diperoleh besarnya koefisien korelasi antara variabel religiusitas dan kecenderungan perilaku delikuen diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 8 Uji Product Moment Pearson Antara Religiusitas dan Kecenderungan perilaku delikuen Religiusitas Pearson Correlation Religiusitas 1 Kecenderungan perilaku delikuen -.685(**) Sig. (2-tailed).000 N Kecenderungan Pearson Correlation -.685(**) 1 perilaku delikuen Sig. (2-tailed).000 N Hasil analisis Uji product moment Pearson antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen menunjukkan bahwa nilai Rxy -0,685.. Dengan kata lain terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen, dengan demikian

13 hipotesis penelitian diterima. Dalam hubungan ini maka apabila tingkat religiusitas tinggi maka kecenderungan perilaku delikuen rendah, demikian sebaliknya semakin rendah religiusitas maka semakin tinggi kecenderungan perilaku delikuen diterima. Sedangkan hasil uji korelasi product moment Pearson untuk tiap aspek dari perilaku delikuen dan religiusitas hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 9 Uji Product Moment Pearson untuk tiap aspek Antara Religiusitas dengan Kecenderungan Perilaku Delikuen Perilaku yang Merusak Aturan dan Status Perilaku yang Membawa Korban Fisik Perilaku yang Membawa Korban Materi Perilaku Membahayakan Orang Lain Perilaku Membahayakan Diri Sendiri Iman Ihsan Amal Ibadah Ilmu Pearson Correlation -,495(**) -,283(*) -,476(**) -,416(**) -,437(**) Sig. (2-tailed),000,014,000,000,000 Pearson Correlation -,398(**) -,321(**) -,304(**) -,290(*) -,364(**) Sig. (2-tailed),000,005,008,012,001 Pearson Correlation -,503(**) -,296(**) -,556(**) -,477(**) -,538(**) Sig. (2-tailed),000,010,000,000,000 Pearson Correlation -,678(**) -,237(*) -,428(**) -,454(**) -,464(**) Sig. (2-tailed),000,041,000,000,000 Pearson Correlation -,573(**) -,342(**) -,523(**) -,534(**) -,546(**) Sig. (2-tailed),000,003,000,000,000

14 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa : a. Perilaku yang Merusak Aturan dan Status berkorelasi negatif dan signifikan dengan Iman (Rxy=-0,495, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ihsan (Rxy=-0,283, p=0,014), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Amal (Rxy=-0,476, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ibadah (Rxy=-0,416, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ilmu (Rxy=-0,437, p=0,000). b. Perilaku yang Membawa Korban Fisik berkorelasi negatif dan signifikan dengan Iman (Rxy=-0,398, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ihsan (Rxy=-0,321, p=0,005), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Amal (Rxy=-0,304, p=0,008), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ibadah (Rxy=-0,290, p=0,012), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ilmu (Rxy=-0,364, p=0,001). c. Perilaku yang Membawa Korban Materi berkorelasi negatif dan signifikan dengan Iman (Rxy=-0,503, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ihsan (Rxy=-0,296, p=0,010), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Amal (Rxy=-0,556, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ibadah (Rxy=-0,477, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ilmu (Rxy=- 0,538, p=0,000).

15 d. Perilaku Membahayakan Orang Lain berkorelasi negatif dan signifikan dengan Iman (Rxy=-0,678, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ihsan (Rxy=-0,237, p=0,041), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Amal (Rxy=-0,428, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ibadah (Rxy=-0,454, p=0,00), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ilmu (Rxy=-0,464, p=0,000). e. Perilaku Membahayakan Diri Sendiri berkorelasi negatif dan signifikan dengan Iman (Rxy=-0,573, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ihsan (Rxy=-0,342, p=0,003), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Amal (Rxy=-0,523, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ibadah (Rxy=-0,534, p=0,00), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ilmu (Rxy=-0,546, p=0,000). Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen. Semakin tinggi religiusitas yang dimiliki remaja pelajar SMA, maka semakin rendah kecenderungan perilaku delikuen, sebaliknya semakin rendah tingkat religiusitas yang dimiliki pelajar SMA, maka semakin tinggi kecenderungan perilaku delikuen.

16 Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi Pelajar SMA Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan bagi pelajar SMA untuk memperhatikan bahwa kenakalan remaja tidak hanya disebabkan dari faktor religiusitas saja namun juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain religiusitas, misalkan: pengaruh teman sebaya, kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, serta khususnya peran orangtua, krisis identitas dan sebagainya. 2. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini diharapkan bagi sekolah agar aparat sekolah seperti kepala sekolah, guru, pengawas sekolah dan guru BP agar lebih menerapkan disiplin dan kegiatan yang positif yang dapat meningkatkan kualitas remaja yang posotif dan lebih produktif nantinya. Adanya pengawasan yang ketat dilingkungan sekolah untuk menghindarkan dari siswa yang bolos pada saat jam pelajaran sekolah. Lebih meningkatkan komunikasi antara siswa dan guru sehingga dapat di capai hubungan yang baik antara keduanya. 3. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain yang memiliki minat untuk melakukan penelitian terhadap kecenderungan perilaku delikuen remaja SMA, penulis menyarankan untuk lebih

17 memperhatikan faktor-faktor diluar religiusitas. Faktor-faktor tersebut antara lain pola asuh, faktor lingkungan terutama teman sebaya, dan lain-lain. Dengan demikian diharapkan akan menghasilkan penelitian-penelitian lain yang berkesinambungan dan dapat memberi manfaat yang lebih luas bagi dunia psikologi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya penggambaran proses perjalanan dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya penggambaran proses perjalanan dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 106 BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian dapat dipertanggung jawabkan bila sesuai dengan kaidah dan koridor yang ditentukan. Salah satunya adalah metode penelitian yang digunakan. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji Asumsi dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis, uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Tujuan dari uji asumsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukanoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Kota Indramayu yaitu SMA PGRI 2 Sindang yang beralamat di

Lebih terperinci

HUBUNGAN RITUAL IBADAH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 MALANG

HUBUNGAN RITUAL IBADAH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 MALANG HUBUNGAN RITUAL IBADAH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 MALANG ABSTRAK Rahayu, Rafika Isti. 2015. Hubungan Ritual Ibadah dengan Kenakalan Remaja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian menurut data yang diperoleh di lapangan. Pembahasan diawali dengan menjelaskan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%). BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Paparan Demografis Responden 4.1.1 Gambaran Usia Rentang usia responden pada penelitian ini adalah 21-39 tahun dengan mean usai 31,5 tahun. Jumlah responden terbanyak ada pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah SMK NEGERI 1 Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan. 4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan, yang bukan hanya dalam arti psikologis, tetapi juga fisiknya. Peralihan dari anak ke dewasa ini meliputi semua aspek perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Karena hanya menggambarkan suatu keadaan, gambaran umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode korelasi untuk mengetahui hubungan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa tepatnya di Pondok Pesantren Putri An-Nuriyah yang sedang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa tepatnya di Pondok Pesantren Putri An-Nuriyah yang sedang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Subjek dalam penelitian adalah santri yang tinggal di pondok mahasiswa tepatnya di Pondok Pesantren Putri An-Nuriyah yang sedang menempuh kuliah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi harus terlebih dahulu dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas, uji linieritas, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini memberikan gambaran tentang pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh anak. Sebelum melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan Pada Program Ekstensi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data dan linear atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kenakalan remaja bukan merupakan permasalahan baru yang muncul kepermukaan, akan tetapi masalah ini sudah ada sejak lama. Banyak cara, mulai dari tindakan prefentif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena akhir-akhir ini sangatlah memprihatinkan, karena kecenderungan merosotnya moral bangsa hampir diseluruh dunia. Krisis moral ini dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009). Dalam metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009). Dalam metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Azwar (2000, h. 5) mengatakan bahwametode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Azwar (2000, h. 5) mengatakan bahwametode 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Azwar (2000, h. 5) mengatakan bahwametode kuantitatif menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA SANTRIWATI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA SANTRIWATI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA SANTRIWATI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah para guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten purworejo yang berjumlah 280 orang. Adapun diskripsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Subyek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Partisipan Penelitian dilakukan kepada 70 karyawan PT. YMMI. Gambaran umum partisipan penelitian merupakan gambaran demografis penyebaran partisipan dilihat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Sumowono 02 yang terletak di jalan Haji Anwar No.39 Dusun Sukorono,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keberadaan subjek penelitian, peneliti mengumpulkan data tentang identitas responden.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Subyek Penelitian Gambaran umum subjek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi responden, yaitu inisial, usia, jenis kelamin responden,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian kepada remaja yang berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah data terkumpul dan siap diolah dan dianalisis, maka dilanjutkan dengan melakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Jika asumsi telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Arikunto (2003) mengemukakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri BAB 4 ANALISIS HASIL Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi profil responden, bagian kedua adalah hasil dan pembahasan penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DENGAN KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DENGAN KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DENGAN KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan melalui skala yang

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Sampel dalam penelitian ini adalah 75 anggota aktif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran sampel berdasarkan usia dan Masa bekerja. Selanjutnya akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One. Sample Kolmogorov-Smirnov Tes dan memberikan hasil sebagai

BAB V HASIL PENELITIAN. normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One. Sample Kolmogorov-Smirnov Tes dan memberikan hasil sebagai BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan Product Moment Pearson, maka dilakukan uji asumsi normalitas dan linearitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Melihat rumusan masalah yang hendak dipecahkan, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subjek Penelitian Gambaran objek penelitian menggambarkan tentang objek yang diteliti oleh peneliti baik sejarah,letak serta visi misi. SMK Kristen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Ngablak yang berada di desa Ngablak, kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Alasan pelaksanaan

Lebih terperinci

PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN

PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN Dewi S Simanullang* Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA OLEH : MIKHAEL ALEXIUS WAHIDMA NIM : : SYSTEM INFORMASI(S1-SI) DOSEN. : MOHAMMAD IDRIS.P,Drs,MM

MAKALAH PANCASILA OLEH : MIKHAEL ALEXIUS WAHIDMA NIM : : SYSTEM INFORMASI(S1-SI) DOSEN. : MOHAMMAD IDRIS.P,Drs,MM MAKALAH PANCASILA OLEH NAMA : MIKHAEL ALEXIUS WAHIDMA NIM : 11.12.5657 JURUSAN : SYSTEM INFORMASI(S1-SI) KELAS : 11 (S1-SI)05 DOSEN : MOHAMMAD IDRIS.P,Drs,MM KENAKALAN REMAJA SEBAGAI PRILAKU MENYIMPANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi % Laki-laki/siswa 45 30,00 Perempuan/siswi 105 70,00

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 Gambaran Umum Subjek Pengambilan data lapangan berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah data penelitian didapat, maka selanjutnya dilakukan uji asumsi untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis statistik. Uji asumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota

Lebih terperinci

Hipotesa dalam penelitian ini adalah : ada hubungan antara keberfungsian. keluarga dengan kematangan emosi pada remaja laki-laki.

Hipotesa dalam penelitian ini adalah : ada hubungan antara keberfungsian. keluarga dengan kematangan emosi pada remaja laki-laki. Hipotesa dalam penelitian ini adalah : ada hubungan antara keberfungsian keluarga dengan kematangan emosi pada remaja laki-laki. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Profil Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus University angkatan 2011 dan angkatan 2012 dengan hasil yang mengisi 124 orang.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja 2. Variabel Bebas : a.persepsi Keharmonisan Keluarga : b. Konsep Diri B. Definisi Operasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi data adalah kegiatan menyajikan data dari data yang dikumpulkan. 1 Dalam penelitian ini data diambil dari masing-masing variabel yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga kepada 52 siswa yang terdiri atas 22 siswa kelas X Multimedia dan 30 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Dari data yang telah terkumpul dilaksanakan uji asumsi. Tujuan uji asumsi tersebut adalah untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA PANDUMAN KECAMATAN JILBUK JEMBER

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA PANDUMAN KECAMATAN JILBUK JEMBER HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA PANDUMAN KECAMATAN JILBUK JEMBER I A Sri Rahayu Endang Lindawati / 11410041 Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas XI SMK Saraswati Salatiga yang populasinya berjumlah 478 siswa. Kelas XI SMK Saraswati

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam suatu penelitian ilmiah, rancangan penelitian digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan pendekatan dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebagai tempat penelitian sedangkan untuk menguji validitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Hurlock (2004: 206) menyatakan bahwa Secara psikologis masa remaja adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: Variabel independent : motivasi kerja (X 1 ) dan sikap karyawan (X 2 ) Variabel dependent

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang, wilayah provinsi Jawa Tengah dan memiliki posisi strategis karena berada di tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam suatu penelitian ilmiah. Cara atau metode penelitian adalah alat untuk mencapai tujuan dan kualitas penelitian sangat

Lebih terperinci

terbentuknya perilaku yang baik pula. Dari hasil beberapa penelitian, ditemukan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah

terbentuknya perilaku yang baik pula. Dari hasil beberapa penelitian, ditemukan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah PENDAHULUAN Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian ini termaasuk dalam penelitian kuantitatif. Menurut Sarwono (006) metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji coba terpakai, yaitu pengambilan data dilakukan satu kali yang digunakan untuk uji alat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun A. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia 17-23 tahun yang berjumlah 80 orang. Dalam 80 orang subjek penelitian dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI SUBJEK Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor brand image dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ampel Surabaya semester 1, 3, 5, dan 7. Berikut ini adalah gambaran umum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ampel Surabaya semester 1, 3, 5, dan 7. Berikut ini adalah gambaran umum BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Subjek daam penelitian ini adalah 98 mahasiswa Psikologi UIN Sunan Ampel Surabaya semester 1, 3, 5, dan 7. Berikut ini adalah gambaran umum subjek

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi perlu dilakukan sebelum mengolah data, sebagai tinjauan asumsi variabel penelitian. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci