BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 31 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lantai produksi, wawancara dengan bagian terkait seperti PPIC, Engineering, dan Produksi, dan dari data historikal. Dari pengumpulan data didapatkan denah pabrik, proses alur produksi, waktu standard kecepatan mesin untuk masing masing ukuran, banyaknya breakdown yang terjadi, hasil produksi, dan forecast untuk produksi di tahun Pengumpulan Data Observasi PT Tigaraksa Satria, Tbk. Terletak di lahan seluas m 2 dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas seperti laboratorium internal untuk memeriksa makro dan mikro biologi, gudang penyimpanan raw material dan finished goods yang telah memiliki nomor kontrol veteriner, dan lini produksi dengan 2 lini mesin pengemasan susu bubuk komplit yang berkapasitas 2000 MT tiap lininya. Untuk kapasitas produksi masih bisa ditingkatkan lagi dengan tambahan 2 lini produksi di tempat yang memang sudah disediakan sejak awal pembangunan pabrik pengemasan susu bubuk ini.

2 32 Gambar 4.1 Denah Pabrik Pengemasan Susu Bubuk PT Tigaraksa Satria, Tbk. Dalam proses produksinya PT Tigaraksa Satria, Tbk. melakukan produksi dalam satu minggu selama lima hari dengan dua shift produksi dan dua lini produksi yang berkapasitas total 4000 MT. Di dalam proses produksinya perusahaan menggunakan sistem produksi by produk dimana dalam proses produksi sudah tetap ditempatnya dan produk mengalir secara beraturan dari mesin satu ke mesin berikutnya sampai menjadi finished good. Dalam proses produksinya PPIC menerima PO produksi dari masing masing principal di awal bulan untuk pengambilan di akhir bulan berikutnya atau awal dua bulan berikutnya (misal PO januari keluar untuk diproduksi di bulan Februari dan diambil di akhir Februari atau awal Maret) kemudian diatur jadwal produksinya supaya tidak terjadi

3 33 terlalu banyak flushing atau total dry cleaning yang hanya akan menghabiskan waktu untuk produksi. Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Pengemasan Susu Bubuk Dari observasi yang dilakukan penulis dilapangan maka didapatkan waktu standard kecepatan mesin dalam memproduksi satu sachet ukuran kemasan. Pengukuran waktu dihitung dengan cara menghitung banyaknya sachet yang keluar dalam satu menit dari mesin filling tersebut saat keadaan mesin sedang berjalan normal.

4 34 Tabel 4.1 Standard Kecepatan Mesin Filling Jenis produk Ukuran Satuan Kecepatan mesin filling (sachet / minute) Ke te rangan Target SH kg Lactamil Hamil Vanilla (kg/blend) 640,74 kg Size sachet 185 gr 46 Size sachet 370 gr 30 Lactamil Menyusui Vanilla (kg/blend) 662,37 kg Size sachet 185 gr 46 Size sachet 370 gr 30 Lactamil Menyusui Jahe (kg/blend) 619,63 Size sachet 185 gr 46 Size sachet 370 gr 30 Target SOHO kg Curcuma Vanilla (kg/blend) 704,665 kg Size sachet 40 gr Size sachet 180 gr 46 Size sachet 350 gr 40 Size sachet 750 gr 35 2 x 375 g Curcuma Coklat (kg/blend) 701,865 kg Size sachet 40 gr Size sachet 180 gr 46 Size sachet 350 gr 40 Size sachet 750 gr 35 2 x 375 g Curcuma Honey (perkiraan kg/blend) 700,325 kg Size sachet 40 gr Size sachet 180 gr 46 Size sachet 350 gr 40 Size sachet 750 gr 35 2 x 375 g Curcuma Strawberry (perkiraan kg/blend) 704,938 kg Size sachet 40 gr 46 Size sachet 180 gr 46 Size sachet 350 gr 40 Size sachet 750 gr 35 2 x 375 g Curcuma JUNIOR COKLAT 711,665 kg Size sachet 40 gr 46 Size sachet 180 gr 46 Size sachet 350 gr 40 Size sachet 750 gr 35 2 x 375 g Dianeral vanilla 700 kg Size sachet 180 gr 46 Size sachet Dianeral Coklat 700 kg Size sachet 180 gr 46 Size sachet Curcuma JUNIOR STRAWBERRY 700 kg Size sachet 40 gr 46 Size sachet 180 gr 46 Size sachet 350 gr 40 Size sachet 750 gr 35 2 x 375 g Target TRS Produgen (kg/blend) 600 kg HCVP 245 gr gr 46 2 x 250 g HCVV 245 gr gr 46 2 x 250 g HCVC 245 gr gr 46 2 x 250 g HCGP 245 gr gr 46 2 x 250 g HCGV 245 gr gr 46 2 x 250 g HCGC 245 gr gr 46 2 x 250 g Chocomax 600 kg Coklat 300 gr gr 25 2 x 250 g Chococream 300 gr gr 25 2 x 250 g Chocobanana 300 gr gr 25 2 x 250 g

5 35 Selain melakukan pengukuran berdasarkan standard kecepatan mesin filling yang menghasilkan output sachet per menit penulis juga melakukan pengukuran berdasarkan kecepatan blendor. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan satu blend produksi yang bermuatan enam ratus kilogram susu bubuk. Dari perhitungan yang dilakukan maka didapatkan angka pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Perhitungan Kecepatan Blendor Formula/ Kecepatan Output Fin.Goods Output FG 1 tahun ( 2 mesin ) SKU Blend Blending/shift 1 hift 3 shift 5 days in week 6 days in week kg Blending ton ton ton ton 40 gr gr ,340 2, gr ,744 4, gr ,744 4, gr ,680 5, gr ,616 6, gr ,616 6, gr ,552 7, gr ,616 6, gr ,616 6, gr ,552 7, gr ( 2 x 250 gr ) ,552 7, gr ( 2 x 300 gr ) ,552 7, gr ( 2 x 375 gr ) ,616 6,739 Setelah didapat perhitungan standard kecepatan mesin filling dan standard kecepatan blendor, maka dilakukan perhitungan operation time yang bertujuan untuk mengetahui waktu tersedia untuk melakukan produksi selama satu tahun. Maka didapat perhitungan seperti pada tabel 4.3. Nominal speed didapat dari perhitungan yang dilakukan penulis saat melakukan penelitian di lapangan. Nominal

6 36 speed dihitung dalam satuan sph yang berarti sachet per minutes dan kemudian dikalikan dengan berat gramatur dari bubuk susu sehingga didapatkan satuan kilogram per minute. Dari tabel perhitungan dapat dilihat semakin kecil gramatur maka hasil yang dihasilkan semakin sedikit tiap jamnya, hal ini dikarenakan mesin filling bergerak sedikit sedikit untuk mengisi kemasan yang kecil dan otomatis bergerak lebih lambat. Jadi dari satu lini produksi, workstation terlama adalah di unit mesin filling dimana terjadi bottleneck dalam proses pengisian dari silo ke aluminium foil. Tabel 4.3 Perhitungan Tabel Operation time Type Nominal speed (sph) Nominal speed (spm) Nominal speed Nominal speed (kgph) (kgpm) Total Time Minutes Setup time (minutes) Effective Working Time Planned Down Available production Time Time Lactamil Lactamic Curcuma Curcuma Curcuma Curcuma Dianeral Produgen Produgen Chocomax Chocomax Available produkion time dihitung dari jumlah hari dalam satu tahun dikalikan dua shift dan dikalikan delapan jam dikurangi dengan down time. Hal ini dikarenakan pabrik hanya berjalan dua shift dengan waktu delapan jam tiap shiftnya. Hari efektif yang didapat dalam satu tahun adalah sebanyak 247 hari setelah dikurangi sabtu, minggu, dan hari libur nasional. Ini berarti waktu total tersedia sebanyak jam

7 37 sebelum dikurangi downtime. Perhitungan downtime disini didapat dari downtime yang terjadi akibat listrik padam yang diasumsikan naik sebesar 10% dari tahun sebelumnya dan waktu setup time untuk pergantian ukuran dan flushing. Dari tahun sebelumnya listrik padam terjadi selama menit, dan asumsi di tahun ini pemadaman akan terjadi sebesar menit. Untuk setup time diambil sample perhitungan dari 48 sku yang diproduksi dalam setahun dilakukan sebanyak 2160 menit, dimana dalam 1 bulan terjadi 12 kali setup time untuk memproduksi 48 sku dan masing masing setup time memakan waktu paling lama 15 menit. Total waktu untuk setup time adalah sebesar 2160 menit. Tabel 4.4 Perhitungan Jumlah Hari Tersedia Tahun 2010 Months Days Jan 20 Feb 19 Mar 22 Apr 21 Mei 19 Jun 22 Jul 22 Agust 21 Sep 17 Okt 21 Nop 21 Des 22 TOTAL 247 Dari perhitungan yang dilakukan maka didapat waktu tersisa untuk produksi adalah sebanyak menit tiap lininya dan berarti total waktu untuk 2 lini adalah sebesar menit. Planned downtime untuk maintenance tidak dimasukan ke

8 38 perhitungan karena planned downtime untuk maintenance dan flushing dilakukan di hari sabtu dimana memang produksi tidak dijadwalkan. Tabel 4.5 Rekap Listrik PLN Padam Tahun 2009 PLN MATI No. BULAN TOTAL FREQ. REMARK waktu kali 1 Januari 2: Pebruari 6:30 4 Tidak termasuk 3 Maret 1:25 4 planing dari PLN 4 April 6:10 5 satu bulan 2 kali 5 Mei 4:50 5 tidak boleh produksi 6 Juni 7Juli 8 Agustus 1: September 1: Oktober 5: Nopember 4: Desember 6:19 4 sampai tgl.15 Des.09 Total : 17: menit Pengumpulan Data History Produksi Tahun Penulis mendapatkan data hasil produksi tiga tahun terakhir yang bisa digunakan untuk menganalisis tren produksi yang terjadi di lini produksi pengemasan susu bubuk. Gambar 4.3 Grafik Data Hasil Produksi 2007

9 39 Tabel 4.6 Data Hasil Produksi 2007 Article Article Description UoM Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des TOTAL I. Produgen : 1 Hi Cal Vitafirst Plain 245 gr Kg Hi Cal Vitafirst Plain 500 gr Kg Hi Cal Vitafirst Vanilla 245 gr Kg Hi Cal Vitafirst Vanilla 500 gr Kg Hi Cal Vitafirst Coklat 245 gr Kg Hi Cal Vitafirst Coklat 500 gr Kg Hi Cal Gold Plain 245 gr Kg Hi Cal Gold Plain 500 gr Kg Hi Cal Gold Vanilla 245 gr Kg Hi Cal Gold Vanilla 500 gr Kg Hi Cal Gold Coklat 245 gr Kg Hi Cal Gold Coklat 500 gr Kg Chocomax 300 gr Kg Chocomax 600 gr Kg Choco Cream 300 gr Kg Choco Banana 300 gr Kg Jumlah Kg SOHO ( Curcuma ) Article Article Description UoM Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des TOTAL 1 Curcuma Plus Vanilla 30 gr Kg Curcuma Plus Vanilla 180 gr Kg Curcuma Plus Vanilla 350 gr Kg Curcuma Plus Coklat 30 gr Kg Curcuma Plus Coklat 180 gr Kg Curcuma Plus Coklat 350 gr Kg Jumlah Kg Sari Husada Article Article Description UoM Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des TOTAL 1 SGM-3 Madu 300 gr Kg SGM-3 Vanilla 300 gr Kg Lactamil IHV 185 gr Kg Lactamil IHV 370 gr Kg Lactamil IMV 370 gr Kg Lactamil IMV 185 gr Kg Jumlah Kg WFP Article Article Description UoM Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des TOTAL 1 WFP 200 gr Kg Jumlah Kg Gambar 4.4 Grafik Data Hasil Produksi 2008

10 40 Tabel 4.7 Data Hasil Produksi 2008 Article Article Description UoM Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des TOTAL I. Produgen : Vitafirst Plain 245 gr KG Vitafirst Plain 500 gr KG Vitafirst Vanilla 245 gr KG Vitafirst Vanilla 500 gr KG Vitafirst Choco 245 gr KG Vitafirst Choco 500 gr KG Produgen Gold Plain 245 gr KG Produgen Gold Plain 500 gr KG Produgen Gold Vanilla 245 gr KG Produgen Gold Vanilla 500 gr KG Produgen Gold Coklat 245 gr KG Produgen Gold Coklat 500 gr KG Chocomax 300 gr KG Chocomax 600 gr KG Chocomax Cream 300 gr KG Chocomax Banana 300 gr KG Jumlah Kg II. Curcuma : Curcuma SB Vanilla 30 gr Kg Curcuma SB Vanilla 180 gr Kg Curcuma SB Vanilla 350 gr Kg Curcuma SB Vanilla 750 gr Kg Curcuma SB Coklat 30 gr Kg Curcuma SB Coklat 180 gr Kg Curcuma SB Coklat 350 gr Kg Curcuma SB Coklat 750 gr Kg Curcuma SB Madu 40 gr Kg Curcuma SB Madu 180 gr Kg Curcuma SB Madu 350 gr Kg Curcuma SB Madu 750 gr Kg Curcuma SB Strawbery 40 gr Kg Curcuma SB Strawbery 180 gr Kg Curcuma SB Strawbery 350 gr Kg Curcuma SB Strawbery 750 gr Kg Curcuma Coklat Junior 40 gr Kg Curcuma Coklat Junior 180 gr Kg Curcuma Coklat Junior 350 gr Kg Curcuma Coklat Junior 750 gr Kg Jumlah Kg III. Sarihusada : Lact. IHV 185 gr kg Lact. IHV 370 gr kg Lact. IMV 370 gr kg Lact. IMV 185 gr kg Jumlah Kg Gambar 4.5 Grafik Data Hasil Produksi 2009

11 41 Tabel 4.8 Data Hasil Produksi 2009 Feb Mar Apr Mei Jun Article Article Description UoM Jan Jul Agust Sep Okt Nop Des TOTAL I. Produgen : Vitafirst Plain 245 gr CB Vitafirst Plain 500 gr CB Vitafirst Vanilla 245 gr CB Vitafirst Vanilla 500 gr CB Vitafirst Choco 245 gr CB Vitafirst Choco 500 gr CB Produgen Gold Plain 245 gr CB Produgen Gold Plain 500 gr CB Produgen Gold Vanilla 245 gr CB Produgen Gold Vanilla 500 gr CB Produgen Gold Coklat 245 gr CB Produgen Gold Coklat 500 gr CB Chocomax 300 gr CB Chocomax 600 gr CB Chocomax Cream 300 gr CB Chocomax Banana 300 gr CB Jumlah CB II. Curcuma : Curcuma SB Vanilla 40 gr Kg Curcuma SB Vanilla 180 gr Kg Curcuma SB Vanilla 350 gr Kg Curcuma SB Vanilla 750 gr Kg Curcuma SB Coklat 40 gr Kg Curcuma SB Coklat 180 gr Kg Curcuma SB Coklat 350 gr Kg Curcuma SB Coklat 750 gr Kg Curcuma SB Madu 40 gr Kg Curcuma SB Madu 180 gr Kg Curcuma SB Madu 350 gr Kg Curcuma SB Madu 750 gr Kg Curcuma SB Strawbery 40 gr Kg Curcuma SB Strawbery 180 gr Kg Curcuma SB Strawbery 350 gr Kg Curcuma SB Strawbery 750 gr Kg Curcuma Junior Chocomalt 40 gr Kg Curcuma Junior Chocomalt 180 gr Kg Curcuma Junior Chocomalt 350 gr Kg Curcuma Junior Chocomalt 750 gr Kg Curcuma Jr Honeymalt 40 gr Kg Curcuma Jr Honeymalt 180 gr Kg Curcuma Jr Honeymalt 350 gr Kg Curcuma Jr Honeymalt 750 gr Kg Dianeral Vanilla 185 gr Kg Dianeral Coklat 185 gr Kg Jumlah Kg III. Sarihusada : Lact. IHV 185 gr Kg Lact. IHV 370 gr Kg Lact. IMV 370 gr Kg Lact. IMV 185 gr Kg Lact. IHC 185 gr Kg Lact. IHC 370 gr Kg Lact. IMC 370 gr Kg Lact. IMC 185 gr Kg Jumlah Kg IV. Prestine Prestine 1+ Madu 400 gr CB Prestine 1+ Vanilla 400 gr CB Prestine 4 + Vanilla 400 gr CB Prestine 4 + Coklat 400 gr CB Jumlah CB Pengumpulan Data Produksi Forecast 2010 Penulis selain mengumpulkan data hasil produksi tiga tahun terakhir juga mengumpulkan data forecast dari masing masing principal untuk pemenuhan kebutuhan di tahun Untuk tahun 2010 produksi selama semester satu baru memproduksi kebutuhan tiga principal, yaitu produgen, Sari Husada, SOHO. Namun di bulan Juni

12 42 nanti akan masuk principal baru sebanyak 3 principal lagi, yaitu Dexa Medica sebanyak 32 MT, Pratapa Nirmala sebanyak 30 MT, Fonterra Brand Indonesia sebanyak 1000 MT. Forecast belum bisa didapatkan dari PPIC PT. Tigaraksa Satria, Tbk. karena saat ini ketiga principal tersebut sedarang mengurus dokumen dokumen di beberapa badan pemerintah seperti BPOM supaya dapat memproduksi produknya di kita, dan mereka pun belum bisa memberikan Forecast karena masih menunggu regulasi dan kebutuhan raw material yang harus dikirim karena sesuai prosedur dari PT. Tigaraksa Satria, Tbk. yaitu kebutuhan raw material untuk produksi harus ada 1 bulan sebelum produksi dilaksanakan. Gambar 4.6 Grafik Forecast Produksi 2010

13 43 Tabel 4.9 Data Forecast Produksi 2010 Article Article Description Sat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des Total Vitafirst Plain 245 gr kg Vitafirst Plain 500 gr kg Vitafirst Vanilla 245 gr kg Vitafirst Vanilla 500 gr kg Vitafirst Choco 245 gr kg Vitafirst Choco 500 gr kg Gold Plain 245 gr kg Gold Plain 500 gr kg Gold Vanilla 245 gr kg Gold Vanilla 500 gr kg Gold Coklat 245 gr kg Gold Coklat 500 gr kg Chocomax 300 gr kg Chocomax 600 gr kg Chocomax Cream 300 gr kg Chocomax Banana 300 gr kg Jumlah kg Article Article Description Sat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des TOTAL Curcuma SB Vanilla 40 gr kg Curcuma SB Vanilla 180 gr kg Curcuma SB Vanilla 350 gr kg Curcuma SB Vanilla 750 gr kg Curcuma SB Coklat 40 gr kg Curcuma SB Coklat 180 gr kg Curcuma SB Coklat 350 gr kg Curcuma SB Coklat 750 gr kg Curcuma SB Madu 40 gr kg Curcuma SB Madu 180 gr kg Curcuma SB Madu 350 gr kg Curcuma SB Madu 750 gr kg Curcuma SB Strawbery 40 gr kg Curcuma SB Strawbery 180 gr kg Curcuma SB Strawbery 350 gr kg Curcuma SB Strawbery 750 gr kg Curcuma Jr Chocomalt 40 gr kg Curcuma Jr Chocomalt 180 gr kg Curcuma Jr Chocomalt 350 gr kg Curcuma Jr Chocomalt 750 gr kg Curcuma Jr Honey Malt 40 gr kg Curcuma Jr Honey Malt 180 gr kg Curcuma Jr Honey Malt 350 gr kg Curcuma Jr Honey Malt 750 gr kg Dianeral Vanilla 180 gr kg Dianeral Coklat 180 gr kg Dianeral Vanilla 60 gr kg Dianeral Coklat 60 gr kg - Jumlah kg Article Description Sat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Lactamil Ibu Hamil Vanila 185 gr KG Lactamil Ibu Hamil Vanila 370 gr KG Lactamil Ibu Menyusui Vanilla 185 gr KG Lactamil Ibu Menyusui Vanilla 370 gr KG Lactamil Ibu Hamil Coklat 185 gr KG Lactamil Ibu Hamil Coklat 370 gr KG Lactamil Ibu Menyusui Coklat 185 gr KG Lactamil Ibu Menyusui Coklat 370 gr KG KG Pembahasan Perhitungan Kapasitas Produksi Terpasang Kapasitas terpasang dari lini produksi yang dimiliki PT. Tigaraksa Satria, Tbk. sebenarnya berdasarkan sesuai dengan ukuran sachet yang diproduksi. Semakin kecil ukuran maka akan semakin

14 44 kecil kapasitas yang dimiliki oleh PT. Tigaraksa Satria, Tbk. hal ini dikarenakan waktu pengisian yang semakin besar karena kemasan kecil. Output yang dihasilkan untuk tiap sachet memang besar namun untuk menghabiskan satu blend sebanyak enam ratus kg akan memakan waktu yang lebih lama seperti terlihat pada tabel 4.2 dimana 1 shift hanya akan menghabiskan seratus lima puluh kg susu bubuk. Untuk mengetahui kapasitas terpasang maka penulis akan menghitung satu persatu kapasitas berdasarkan size yang diproduksi, dengan rumus PC = nshr p dimana S x H adalah waktu produksi tersedia. (Mikell P. Groover,. 2001, p.52). Hasil dari perhitungan analisa didapat waktu untuk satu lini dengan dua shift (tabel 4.3). Perhitungannya adalah sebagai berikut: Kapasitas Produksi kemasan 40 g untuk 1 tahun PC = 2 line x x 1,84 kg PC = ,84 kg = 860,52 ton Kapasitas Produksi kemasan 180 g untuk 1 tahun PC = 2 line x x 8,28 kg PC = ,28 = 3872,36 ton Kapasitas Produksi kemasan 185 g untuk 1 tahun PC = 2 line x x 8,51 kg PC = ,76 = 3979,92 ton Kapasitas Produksi kemasan 245 g untuk 1 tahun

15 45 PC = 2 line x x 11,27 kg PC = ,52 = 5270,71 ton Kapasitas Produksi kemasan 300 g untuk 1 tahun PC = 2 line x x 13,8 kg PC = ,8 = 6453,93 ton Kapasitas Produksi kemasan 350 g untuk 1 tahun PC = 2 line x x 14 kg PC = = 6547,46 ton Jika dilihat dari hasil perhitungan kapasitas produksi, jika perusahaan menyimpulkan kapasitas dalam 1 tahun adalah 4000 ton, kemungkinan angka yang dipakai adalah untuk kemasan 185 g. Kalau kita mengambil rata rata dari seluruh size maka kapasitas tersedia di dua lini produksi yang berjalan dua shift adalah sebesar ton. Tapi ini masih bisa berkurang atau bertambah tergantung pada ukuran kemasan yang akan diproduksi. Sebenarnya untuk kemasan 40 gram tidak dianjurkan di mesin karena mesin tidak dibuat untuk kemasan kecil. Kemasan kecil namun tetap dipaksa diproduksi dengan alasan untuk mencapai utilization yang bagus. Selain itu salah satu hal yang mengurangi kapasitas produksi adalah banyaknya variasi produk yang diproduksi, dimana terdapat 48 variasi produk yang diproduksi, yang berarti akan memperbanyak waktu setup time.

16 46 Tabel 4.10 Tabel Perhitungan Kapasitas Produksi Lini Terpasang Ukuran Waktu tersedia (mnt) Kapasitas Produksi PT. Tigaraksa Satria, Tbk. Kecepatan (kg) /mnt Kapasitas (kg) Kapasitas (ton) 40 g 467, g 467, , g 467, , g 467, , g 467, , g 467, , Rata - Rata 4, Analisa Perhitungan Kapasitas Terpakai Dari data yang diolah yang merupakan perhitungan operation time yang terdiri dari nominal speed dan waktu produksi tersedia setelah dipotong hari libur dan setup time juga downtime yang terjadi baik yang direncanakan maupun yang tidak maka didapat waktu yang terpakai untuk produksi dan sisa waktu idle. Jika dihitung secara kasar maka sebenarnya keadaan di produksi saat ini untuk jalan dua shift selama 5 hari sebenarnya lebih dari cukup. Untuk perinciannya akan dijelaskan di tabel Dari perhitungan yang dilakukan total waktu yang diperlukan adalah sebesar ,91 menit. Waktu untuk produksi yang tersedia adalah sebanyak menit dikali dua lini produksi yang berarti tersedia total time sebanyak menit. Hal ini berarti waktu untuk produksi sebenarnya adalah lebih dari cukup karena saat ini kapasitas

17 47 terpakai baru 51%, sehingga jika terjadi hal yang tidak diinginkan pun sebenarnya kita masih punya sisa kapasitas 49% yang belum terpakai. Tabel 4.11 Perhitungan Total Waktu Produksi Dibutuhkan Produk Target Total Produk Nominal Speed Waktu yang diperlukan Lactamil , ,28 Lactamic , ,76 Curcuma , ,11 Curcuma , ,25 Curcuma , ,93 Curcuma , ,87 Dianeral , ,56 Produgen , ,96 Produgen , ,91 Chocomax , ,49 Chocomax ,4 13, ,78 Total Time ,91 Dari perhitungan yang dilakukan total waktu yang diperlukan adalah sebesar ,91 menit. Waktu untuk produksi yang tersedia adalah sebanyak menit dikali dua lini produksi yang berarti tersedia total time sebanyak menit. Hal ini berarti waktu untuk produksi sebenarnya adalah lebih dari cukup karena saat ini kapasitas terpakai baru 51%, sehingga jika terjadi hal yang tidak diinginkan pun sebenarnya kita masih punya sisa kapasitas 49% yang belum terpakai. Namun untuk lebih memastikan maka akan digunakan perhitungan dengan linear programming dengan excel dan didapatkan

18 48 hasil ,90 menit. Dengan linear programming terlihat selisih waktu 41800,99 namun masih dalam cakupan kapasitas. Tabel 4.12 Perhitungan Waktu Produksi Dengan Linear Programming Produk Target Total Produk Nominal Speed Waktu Tersedia Waktu yang diperlukan Lactamil , ,28 Lactamic , ,76 Curcuma , ,11 Curcuma , ,25 Curcuma , ,93 Curcuma , ,87 Dianeral , ,56 Produgen , ,96 Produgen , ,91 Chocomax , ,49 Chocomax ,4 13, ,78 Total Time Linear Programming , ,90 Dari perhitungan total linear programming dan waktu tersedia maka terdapat sisa waktu sebesar ,10 menit. Jika dibreakdown tiap ukuran maka tersisa kapasitas sebagai berikut: Sisa kapasitas Produksi kemasan 40 g untuk tahun 2010 PC = ,10 x 1,84 kg PC = ,304 = 345,82 ton Sisa kapasitas Produksi kemasan 180 g untuk tahun 2010 PC = ,10 x 8,28 kg PC = ,868 = 1.556,17 ton Sisa kapasitas Produksi kemasan 185 g untuk tahun 2010 PC = ,10 x 8,51 kg

19 49 PC = ,781 = ton Sisa kapasitas Produksi kemasan 245 g untuk tahun 2010 PC = ,10 x 11,27 kg PC = ,737 = 2.118,12 ton Sisa kapasitas Produksi kemasan 300 g untuk tahun 2010 PC = ,10 x 13,8 kg PC = ,78 = 2593,62 ton Sisa kapasitas Produksi kemasan 350 g untuk tahun 2010 PC = ,10 x 14 kg PC = ,4 = 2631,2 ton Tabel 4.13 Sisa Kapasitas Produksi Terpasang Tahun 2010 Sisa Kapasitas Produksi PT. Tigaraksa Satria, Tbk. Ukuran Waktu tersedia Kecepatan (kg) (mnt) /mnt Kapasitas (kg) Kapasitas (ton) 40 g 187, g 187, , g 187, , g 187, , g 187, , g 187, , Rata - Rata 1, Sisa kapasitas rata rata bila dihitung adalah sebesar 1807,38 ton. Ini pun lini produksi baru berjalan dua shift, belum 3 shift. Jika berjalan penuh tiga shift untuk melayani kapasitas diatas dua ribu ton pun tanpa penambahan lini mesin baru sebenarnya kapasitas lini

20 50 produksi masih terpenuhi. Kapasitas juga bisa ditingkatkan dengan cara mengurangi variasi produk untuk ukuran tertentu yang tidak menguntungkan atau demandnya kecil, karena untuk mengganti setiap variasi produk diperlukan setup time yang memakan waktu cukup lama Analisa Untuk Pengambilan Keputusan Investasi Mesin Analisa yang dilakukan disini adalah apakah sebenarnya diperlukan penambahan lini produksi baru supaya permintaan principal bisa terpenuhi. Dari hasil analisa untuk saat ini sebenarnya penambahan kapasitas belum perlu ditambahkan karena peramalan produksi di tahun 2010 ini masih di bawah 2500 ton. Jika sesuai rencana maka ada principal baru yang akan masuk di pertengahan tahun sebesar 600 ton, hal ini pun tidak perlu dikuatirkan karena kapasitas optimal kita sebesar 4000 ton berarti masih tercukupi untuk sementara waktu ini. Untuk info pemasangan lini baru akan memakan biaya sebesar kurang lebih Rp. 3 Milyar. Rincian biaya dapat dilihat di tabel Dibanding menambah line yang memakan biaya sebesar Rp 3 Milyar namun kapasitas terpakai belum optimal, maka sebaiknya kita menambah shift terdahulu menjadi 3 shift sama seperti halnya yang sudah terjadi apabila di bulan tertentu ada lonjakan permintaan yang cukup signifikan. Biaya penambahan 1 regu kerja adalah sebesar Rp

21 ,- setiap regunya. Jika ditotal dalam setahun kita hanya akan mengeluarkan total biaya sebesar Rp ,- dan kapasitas produksi akan bertambah sebanyak 2000 ton. Biaya yang dikeluarkan akan relative lebih murah karena hanya 9 % dari rencana investasi mesin yang akan dilakukan. Tabel 4.14 Perincian Biaya penambahan Line baru No Nama Mesin / Keperluan mekanik Unit Harga Per Unit Total Harga Keterangan 1 Blower NUCON AARSEN 1 Rp ,00 Rp ,00 Import 2 Rotary Valve ss Sanitary CT 1 Rp ,00 Rp ,00 Import 3 Rotary Valve ss Sanitary DT 1 Rp ,00 Rp ,00 Import 4 Blendor SS cap 1 ton 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 5 Dust Collector 1 Rp ,00 Rp ,00 Import Japan 6 Silo 1,2 ton ss 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 7 Vibrator 0,5 kw 1phase 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 8 Rotary Shifter dengan motor 0,5 pk 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 9 Piping ss 2,5" 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 10 Pipa N2 ss 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 11 Perlistrikan, panel lantai atas dan lantai bawah 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 12 Mesin filling ss 40 gr milk powder, dengan Al. Foil 1 Rp ,00 Rp ,00 Import Jerman 13 Conveyor dari mesin 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 14 Conveyor untuk CB + FB 2 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 15 Meja penampung ss Rp ,00 Rp ,00 Lokal 16 Kode untuk CB MARSH + FB 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 17 Mesin Lakban CB 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 18 Biaya menaikkan blendor, silo, dust collector, bordes, dll. 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 19 Bordes blendor + tangga 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal 20 Biaya membongkar dinding 1 Rp ,00 Rp ,00 Lokal TOTAL Rp ,00 Dibanding menambah line yang memakan biaya sebesar Rp 3 Milyar namun kapasitas terpakai belum optimal, maka sebaiknya kita menambah shift terdahulu menjadi 3 shift sama seperti halnya yang sudah terjadi apabila di bulan tertentu ada lonjakan permintaan yang cukup signifikan. Biaya penambahan 1 regu kerja adalah sebesar Rp ,- setiap regunya. Jika ditotal dalam setahun kita hanya akan mengeluarkan total biaya sebesar Rp ,- dan kapasitas

22 52 produksi akan bertambah sebanyak 2000 ton. Biaya yang dikeluarkan akan relative lebih murah karena hanya 9 % dari rencana investasi mesin yang akan dilakukan. Jika diasumsikan Principal baru yang tadinya akan masuk di bulan Juni bila jadi lalu meminta maju masuk dibulan april pun sebetulnya masih bisa dipenuhi hanya dengan kondisi pabrik jalan 5 regu. Untuk perencanaan produksinya tiap bulan dapat dilihat dari tabel 4.15 ini. Tabel 4.15 Tabel rencana Produksi April Desember 2010 APRIL Line Produk Target Produksi TANGGAL KG Blend Regu Hari A/B Lactamil Produgen 66, A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 2 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2A/2 A/2 2 Curcuma 80, B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 3 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 FBI 200, B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 3 SDM : 5 regu MEI Line Produk Target Produksi TANGGAL KG Blend Regu Hari A/B Lactamil Produgen 67, A/2 A/2 A/2 A/2A/2 A/2A/2 A/2A/2 2 Curcuma 106, A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 2 FBI 200, B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 SDM : 5 regu JUNI Line Produk Target Produksi TANGGAL KG Blend Regu Hari A/B Lactamil 83, A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 3 Produgen 73, A/2 A/2 A/2 2 A/2 A/2A/2 A/2A/2 Curcuma 23, A/2 A/2 A/2 FBI 200, B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 Note : SDM : 5 regu Tgl : Line A bekerja 3 shift, lembur 7-7 JULI Line Produk Target Produksi TANGGAL KG Blend Regu Hari A/B Lactamil 89, A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 3 Produgen 63, A/2 2 A/2A/2A/2A/2A/2 Curcuma 20, A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 FBI 200, B/3 3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 Note : SDM : 5 regu Tgl : Line A bekerja 3 shift, lembur 7-7

23 53 Lanj Tabel 4.15 Tabel rencana Produksi April Desember 2010 AGUSTUS Line Produk Target Produksi TANGGAL KG Blend Regu Hari A/B Lactamil 93, A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 3 Produgen 53, A/2 A/2 A/2 A/2 2 A/2 A/2 Curcuma 21, A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 FBI 200, B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 Note : SDM : 5 regu Tgl : Line A bekerja 3 shift, lembur 7-7 SEPTEMBER Line Produk Target Produksi TANGGAL KG Blend Regu Hari A/B Lactamil 91, A/3A/3A/3A/3 A/3A/3A/3A/3 3 Produgen 53, A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 Curcuma 22, A/2 A/2 2 FBI 200, B/3 B/3 3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 3 B/3 B/3 B/3 B/3 Note : SDM : 5 regu Tgl : Line A bekerja 3 shift, lembur 7-7 OKTOBER Line Produk Target Produksi TANGGAL KG Blend Regu Hari A/B Lactamil 89, A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 3 Produgen 70, A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 Curcuma 23, A/2 A/2 A/2 A/2 2 FBI 200, B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 Note : SDM : 5 regu Tgl : Line A bekerja 3 shift, lembur 7-7 NOPEMBER Line Produk Target Produksi TANGGAL KG Blend Regu Hari A/B Lactamil 89, A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 A/3 3 Produgen 70, A/2 A/2 A/2 A/2 2 A/2A/2 A/2A/2 2 Curcuma 21, A/2 A/2 FBI 200, B/3 B/3 B/3 B/3 3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 3 B/3 B/3 Note : SDM : 5 regu Tgl : Line A bekerja 3 shift, lembur 7-7 DESEMBER Line Produk Target Produksi TANGGAL KG Blend Regu Hari A/B Lactamil 63, A/3 A/3 A/3 A/3 3 Produgen 71, A/2A/2 A/2A/2 A/2 A/2 A/2A/2 A/2A/2 Curcuma 10, A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 A/2 2 FBI 200, B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 B/3 Note : SDM : 5 regu Tgl : Line A bekerja 3 shift, lembur 7-7 Legend : A Produksi, Lewat Line A B Produksi, Lewat Line B Sabtu, Minggu atau Hari Raya PLN OFF 3 TDC, shift ke 3 2 TDC, shift ke 2 Flushing Perhitungan diatas berdasarkan data hasil analisa perhitungan kecepatan blendor yang terdapat pada tabel 4.2 dan operation time.

24 54 Hal ini berarti jika terjadi peningkatan sebesar 1000 ton lagi untuk tahun 2011 sebenarnya masih cukup karena masih ada kapasitas 1 regu yang belum digunakan. Tetapi apabila peningkatan terjadi lebih dari 1000 ton ada baiknya perusahaan menambah investasi mesin dengan perjanjian tertentu supaya dengan bertambahnya 1 lini produksi tersebut jikalau nanti tidak digunakan kapasitasnya tidak merugikan PT. Tigaraksa Satria Tbk. Sebagai penyedia layanan manufacturing services. Untuk masalah tempat jika line bertambah tidak ada masalah karena luas lantai produksi memang dirancang untuk 4 lini produksi, namun karena masih belum dibutuhkan saat ini PT. Tigaraksa Satria Tbk. Baru memasang 2 lini produksi saja. Sementara itu jika dilihat dari gambar 4.6 yang merupakan data forecast 2010, terjadi lonjakan permintaan di bulan maret yang mencapai 403 ton. Kapasitas produksi perbulan optimalnya adalah 330 ton. Dalam hal ini berarti selama bulan maret untuk beberapa hari perusahaan harus menambah 1 regu kerja dan memakan biaya sebesar Rp ,-. Padahal jika dilihat dari gambar 4.6 produksi di bulan Januari dan Februari bisa dibilang di bawah kapasitas, sehingga ada baiknya jika produksi bulan Maret dicicil di bulan Januari dan Februari. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan maka akan diperkuat dengan menggunakan decision tree. Jika ada principal baru yang akan masuk di tahun 2011 sebanyak seribu ton yang berarti akan

25 55 utilisasi mesin mencapai diatas empat ribu ton namun masih di bawah enam ribu ton, maka langkah apa yang akan diambil. Diasumsikan jika pertumbuhan bagus maka akan bertambah produksi sebesar seribu lima ratus ton, maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 1500MT ,- ( xrp.550 / pcs ). Untuk kemungkinan 250G terjelek pertumbuhan hanya sebesar lima ratus ton, maka keuntungan 500MT yang diperoleh sebesar Rp ,- ( 250G xrp.550 / pcs ). Jika menambah investasi mesin maka harus dikeluarkan biaya investasi sebesar Rp ,-. Jika menambah shift maka biaya yang dikeluarkan selama satu tahun adalah sebesar Rp ,-. Maka diagram keputusannya adalah sebagai berikut: Gambar 4.7 Tree Diagram pengambilan keputusan kapasitas Produksi

26 56 Disamping dengan cara menambah shift, cara untuk meningkatkan kapasitas lainnya adalah dengan cara membatasi jumlah variasi produk. Variasi produk yang sangat banyak tidak sesuai dengan jenis produksi yang kita miliki (Continuous Flow). Hal ini dijelaskan dalam Gambar 4.8. Gambar 4.8 Matrix Proses Tingkat Kuantias dan Variasi Produk (Chase, Jacobs, Aquilano. 2006, p.213). Dalam gambar dijelaskan jika proses produksi kita adalah continuous flow dengan volume dan standard yang tinggi, maka seharusnya variasi jenis produk semakin kecil (ditunjukkan dengan tanda panah ke bawah

27 57 sebelah kanan). Keadaan yang terjadi saat ini di lini produksi adalah volume tinggi, standard tinggi, namun variasi produk juga sangat banyak seperti batch production sehingga sebenarnya jenis produksi ini tidak feasible seperti ditunjuk dengan warna merah sebelah kanan atas pada gambar 4.8. Variasi produk yang banyak mengakibatkan tingginya unit cost ini dikarenakan banyaknya waktu yang terbuang dikarenakan dipakai untuk setup time akibat perubahan ukuran yang dilakukan untuk mengganti produksi dari ukuran satu ke ukuran lainnya. Supaya kapasitas tetap tinggi dan unit cost rendah, maka fleksibilitas atau variasi dari produk pun juga harus kecil Optimalisasi Lini Produksi Dalam Proses Dari lini produksi terpasang jika dipecah maka terdapat tiga workstation yang terdiri dari blending, filling, packing. Jika dihitung secara total waktu dalam satu jam maka terlihat bottleneck yang terjadi adalah di workstation unit filling. Hal ini diperjelas oleh gambar 4.9. Dari gambar dilihat kapasitas mesin blending sebesar 1200 kg/jam, kapasitas mesin filling sebesar 676,2 kg/jam dan kapasitas packaging sebesar 2116 kg/jam. Bottleneck yang terjadi berarti terdapat di lini mesin filling. Jika dihitung dari peramalan target produksi selama setahun yang sebessar 2400 ton dengan waktu produksi tersedia sebesar 7700

28 58 jam, berarti tiap jam diperoleh kapasitas sebesar 311,68 kg/jam. Hal ini berarti kapasitas produksi masih bisa terpenuhi di lini pengemasan susu bubuk milik PT. Tigaraksa Satria, Tbk. Mesin Blending Kapasitas 1200 kg/jam Mesin Filling Kapasitas 46 sachet/ minutes = 676,2 kg/jam Packaging Kapasitas 6 CB/Minutes = 2116 kg/jam Gambar 4.9 Kapasitas dan Alur Proses Produksi Dari data tiga tahun terakhir diambli rata rata per tahun peningkatan sebesar 48,5%. Untuk kapasitas teroptimal sebesar 5000 ton dan hal ini berarti kapasitas jika tiap tahunnya meningkat sebesar 48% maka cukup sampai 1,5 tahun kedepan. Berarti jika memang setiap tahun terjadi peningkatan sebesar 48%, di akhir tahun 2011 sudah harus direncanakan untuk investasi mesin filling. Investasi yang dilakukan cukup sebatas mesin filling saja tanpa harus menambah blending dan packaging, hal ini dikarenakan kapasitas blending sebesar 1200 kg/jam, yang berarti satu mesin blending sebenarnya

29 59 sanggup untuk melayani dua mesin filling dan dua mesin filling yang berkapasitas 1200 kg/jam pun juga masih sanggup dilayani oleh workstation packaging yang berkapasitas 2400 kg/jam. Kapasitas packaging yang besar dikarenakan masih bersifat manual sehingga menggunakan banyak operator. Operator yang idle pun digunakan sewaktu waktu untuk memindahkan finished good dari lantai produksi ke gudang finished good.

ANALISA OPTIMALISASI LINI PRODUKSI PENGEMASAN SUSU BUBUK TERPASANG DI PT. TIGARAKSA SATRIA, TBK. Denny Aditia 1 BINUS Business School

ANALISA OPTIMALISASI LINI PRODUKSI PENGEMASAN SUSU BUBUK TERPASANG DI PT. TIGARAKSA SATRIA, TBK. Denny Aditia 1 BINUS Business School ANALISA OPTIMALISASI LINI PRODUKSI PENGEMASAN SUSU BUBUK TERPASANG DI PT. TIGARAKSA SATRIA, TBK. Denny Aditia 1 BINUS Business School Jeddy J. Sardjono 2 BINUS Business School ABSTRACT The topic for analysis

Lebih terperinci

ANALISA OPTIMALISASI LINI PRODUKSI PENGEMASAN SUSU BUBUK TERPASANG DI PT TIGARAKSA SATRIA, TBK.

ANALISA OPTIMALISASI LINI PRODUKSI PENGEMASAN SUSU BUBUK TERPASANG DI PT TIGARAKSA SATRIA, TBK. ANALISA OPTIMALISASI LINI PRODUKSI PENGEMASAN SUSU BUBUK TERPASANG DI PT TIGARAKSA SATRIA, TBK. PENELITIAN DENNY ADITIA 0840001196 BINUS BUSINESS SCHOOL PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BUSINESS MANAGEMENT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Setelah melakukan pengumpulan data dengan cara observasi langsung dilantai produksi, wawancara dengan beberapa staff karyawan terkait, seperti bagian

Lebih terperinci

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS SEMESTER II-2016 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko Daftar Isi Daftar Isi... 1 KETERANGAN... 2 I.

Lebih terperinci

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V Pangkat/Gol. : Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan Jabatan Fungsional : Bulan : Januari 2014 No. HARI TANGGAL DATANG PULANG. DATANG PULANG 1 Rabu 01-Jan-14 Libur Libur Libur 2 Kamis 02-Jan-14 1.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS Juni 2016 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko Daftar Isi Daftar Isi... 1 KETERANGAN... 2 I. Total Simpanan...

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit) BAB V ANALISIS 5.1 Analisis Availability Rate Availability Rate mencerminkan seberapa besar waktu loading time yang tersedia yang digunakan disamping yang terserap oleh down time losses. Berikut adalah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011 Nop-06 Feb-07 Mei-07 Agust-07 Nop-07 Feb-08 Mei-08 Agust-08 Nop-08 Feb-09 Mei-09 Agust-09 Nop-09 Feb-10 Mei-10 Agust-10 Nop-10 Feb-11 Mei-11 Agust-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

Lebih terperinci

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS SEMESTER I-2017 Group Penanganan Premi Penjaminan Daftar Isi Daftar Isi... 1 Daftar Tabel dan Gambar...2 Keterangan... 3 I. Jumlah BPR dan BPRS... 4 II. Total

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012 Nop-06 Feb-07 Mei-07 Agust-07 Nop-07 Feb-08 Mei-08 Agust-08 Nop-08 Feb-09 Mei-09 Agust-09 Nop-09 Feb-10 Mei-10 Agust-10 Nop-10 Feb-11 Mei-11 Agust-11 Nop-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan. V-21 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur di Indonesia semakin pesat, masing-masing perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012 I. TOTAL SIMPANAN NASABAH PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012 Total pada bulan April 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp14,48 Triliun dibandingkan dengan total pada bulan Maret 2012 sehingga

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Semester I Tahun 2015 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI PERUSAHAAN a. Proses Produksi Proses produksi merupakan rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen otomotif dituntut meningkatkan inovasi sehingga produk bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. komponen otomotif dituntut meningkatkan inovasi sehingga produk bisa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menghadapi pasar bebas masyarakat ekonomi Asean pada 2015, pabrikan komponen otomotif dituntut meningkatkan inovasi sehingga produk bisa menjadi lebih kompetitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, serta harga yang tepat untuk memuluskan pelaksanaan organisasi. Berbagai bisnis perlu

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Semester II Tahun 2013 GROUP PENJAMINAN DIREKTORAT PENJAMINAN DAN MANAJEMEN RISIKO 0 DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik 1 3 Pertumbuhan Simpanan pada

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan tahap pendahuluan sebelum memasuki bagian pengolahan data. Data yang dibutuhkan untuk pengolahan terlebih dahulu didokumentasikan.

Lebih terperinci

SOSIALISASI PERENCANAAN KAS

SOSIALISASI PERENCANAAN KAS SOSIALISASI PERENCANAAN KAS Dasar Hukum 1. Penjelasan Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara: Fungsi Utama Perbendaharaan : Perencanaan kas yang baik, mencegah kebocoran dan penyimpangan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Metode Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel Berikut ini akan disajikan data yang diperlukan dalam pengolahan data dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2014 No. 02/01/Th. VI, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2014 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan November 2014 tercatat US$ 8,99 juta atau mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Semester I Tahun 2014 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jln. Madukoro AA BB N0. 44 Telp. 7608203, 7610121, 7610122, Fax.7608379 S E M A R A N G - 5 0 1 4 4 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013 Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS Semester I Tahun 2013 DAFTAR ISI Pertumbuhan Simpanan pada BPR/BPRS Grafik 1 10 Dsitribusi Simpanan pada BPR/BPRS Tabel 9 11 Pertumbuhan Simpanan Berdasarkan Kategori Grafik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umun PT. Phapros Tbk. Telah melayani masyarakat dengan memproduksi obatobatan bermutu selama lebih dari empat dasawarsa malalui pabriknya di Simongan 131 Semarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu dan pelayanan yang lebih baik dari pada persaingnya. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu dan pelayanan yang lebih baik dari pada persaingnya. Selain itu A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perusahaan industri yang berorientasi pada barang dagang adalah salah satu perusahaan yang berkembang di Indonesia. Setiap perusahaan tentunya akan berusaha

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. LG Electronics Indonesia adalah perusahaan elektronik asal Korea Selatan yang menjadi salah satu bagian dari LG Group yang didirikan di Korea pada tahun

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING Budi Christianto, Witantyo Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12A

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Langkah pengumpulan dan pengolahan data telah selesai dilakukan dan telah disajikan dalam bab sebelumnya yaitu bab 4 (empat), maka proses selanjutnya adalah proses analisa

Lebih terperinci

nggaran Produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang.

nggaran Produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang. 3 ANGGARAN PRODUKSI 1. PENGERTIAN A nggaran Produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang. Perencanaan produksi mencakup

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK OPERASI BOILER, GENERATOR SET DAN FORKLIFT SELAMA TAHUN Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK OPERASI BOILER, GENERATOR SET DAN FORKLIFT SELAMA TAHUN Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK OPERASI BOILER, GENERATOR SET DAN FORKLIFT SELAMA TAHUN 2010-2012 ABSTRAK Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK OPERASI GENERATOR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014 No. 02/02/Th. VI, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Desember 2014 tercatat US$ 19,84 juta atau mengalami penurunan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, % 36 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pembagian Keuntungan Bagi Hasil deposito Syariah (Mudharabah) Pada Bank BTN Unit Usaha Syariah besar kecilnya pendapatan yang diperoleh nasabah dari deposito bergantung

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pintu Masuk-Keluar Gudang Semenjak awal dibangunnya Gudang FG Ciracas, gudang ini memiliki dua pintu. Pintu tersebut terletak di bagian depan dan belakang gudang. Awalnya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Beras di Indonesia. Sektor pertanian di Indonesia merupakan sumber mata pencarian utama sebagian besar penduduk. Dengan jumlah penduduk 253,69,643 jiwa dan luas lahan

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Hal tersebut menyebabkan persaingan bisnis yang semakin ketat di bidang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah singkat perusahaan Didirikan pada tahun 1951 yang terletak di Tanggerang, Banten. PT Gajah Tunggal Tbk. memulai usaha produksinya dengan ban sepeda. Sejak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2016 No. 66/12/Th. VII, 1 Desember 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2016 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Oktober 2016 tercatat US$ 32,92 juta atau mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Manufaktur (Mikell P. Groover. 2001, p29-30) Proses manufaktur dapat didefinisikan sebagai penerapan proses fisik dan kimia untuk mengubvah geometri, sifat sifat dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 No. 81/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PRODUKSI PER EKOR PER TAHUN DARI USAHA SAPI POTONG SEBESAR Rp5,7 JUTA, DAN USAHA AYAM KAMPUNG Rp73 RIBU A. SAPI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 No. 58/11/Th. VII, 1 November 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan September 2016 tercatat US$ 22,05 juta atau mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Kalbe Farma mengenai proses perencanaan produksi dalam menentukan nilai allowance dan mengetahui kapasitas yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Pinta Imanda *1), Akhmad Nidhomuz Zaman 2), Harnan Haryono Saputra 3) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Perkembangan dan Prakiraan Rasio Elektrifikasi Wilayah Indonesia

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Perkembangan dan Prakiraan Rasio Elektrifikasi Wilayah Indonesia Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT PLN (Persero) merupakan perusahaan satu-satunya yang menyediakan listrik bagi kebutuhan negara Indonesia. Pada tahun 1972, melalui Peraturan Pemerintah No.17, status

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2015 No. 02/03/Th. VI, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Januari 2015 tercatat US$ 0,92 juta atau mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci

pemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya.

pemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya. 5 3.2.1.3 Metode Pengumpulan Data Luas Atap Bangunan Kampus IPB Data luas atap bangunan yang dikeluarkan oleh Direktorat Fasilitas dan Properti IPB digunakan untuk perhitungan. Sebagian lagi, data luas

Lebih terperinci

Penyesuaian Tarif Listrik Tahun 2014 per 1 Juli 2014

Penyesuaian Tarif Listrik Tahun 2014 per 1 Juli 2014 Penyesuaian Tarif Listrik Tahun 2014 per 1 Juli 2014 - Industri I 3 non go public - Rumah Tangga R 2 (3.500 VA sd 5.500 VA) - Pemerintah P 2 (di atas 200 kva) - Rumah Tangga R 1 (2.200 VA) - Penerangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JULI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JULI 2016 No. 48/09/Th. VII, 1 September 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JULI 2016 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Juli 2016 tercatat US$ 11,47 juta atau mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY Gambaran Umum Kelistrikan Produksi Listrik Persentase (%) Grafik Persentase Tingkat Pertumbuhan Produksi Listrik (KWh) 020 018 016 014 012 010 008 006 004 002 000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016 No. 03/01/Th. VIII, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan November 2016 tercatat US$ 12,00 juta atau mengalami penurunan

Lebih terperinci

GROUP NAMA BARANG SIZE Harga kios KITA Per 12 Jun 2009

GROUP NAMA BARANG SIZE Harga kios KITA Per 12 Jun 2009 GROUP NAMA BARANG SIZE Harga kios KITA Per 12 Jun 2009 APPETON APPETON TABLET 60P 82,000 APPETON WEIGHT GAIN ADULT 450GR 139,000 APPETON WEIGHT GAIN ADULT DEWASA 700GR 213,500 APPETON WEIGHT GAIN ADULTS/DEWASA

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG / LELANG / SELEKSI PENGADAAN LANGSUNG

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG / LELANG / SELEKSI PENGADAAN LANGSUNG NO Melalui Penyedia SATUAN KERJA KODE NAMA Nomor : : 027 / 609 / / 2016 Tanggal : : 02Nopember 2016 PA/KPA Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi Lainnya (K/L/D/I) : Dr. H. Alamat : Jl. Laut No.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut ini adalah alur pikir dari metodologi penelitian tentang Variation

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut ini adalah alur pikir dari metodologi penelitian tentang Variation BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pola Pikir Metodologi Penelitian Berikut ini adalah alur pikir dari metodologi penelitian tentang Variation Order pada Proyek Mall@Alam Sutera; Pengamatan langsung & pengambilan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA PEMBAHASAN 22 BAB 4 ANALISA PEMBAHASAN 4.1. Committed Cost PT Bumi Tangerang Coklat Utama Di dalam menganalisis biaya kapasitas diperlukan untuk mengetahui committed costs yang dimiliki oleh perusahaan yang tersaji

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 49 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tahap Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT. MYR memprodusi puluhan jenis produk makanan ringan yang sering dikonsumsi sehari-hari dari beberapa

Lebih terperinci

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu banyak serta bisa disesuaikan dengan waktu mereka. Seiring perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. waktu banyak serta bisa disesuaikan dengan waktu mereka. Seiring perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitness centre adalah salah satu tempat kebugaran yang sedang berkembang saat ini. Baik dari remaja hingga lansia tertarik ketempat ini, karena di tempat ini

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 No. 02/11/Th. VI, 2 November 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan 2015 tercatat US$ 0,84 juta atau mengalami penurunan sebesar 92,68

Lebih terperinci

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September PRESENTASI SIDANG SKRIPSI 1 ANALISIS KINERJA DAN KAPABILITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. X Disusun oleh Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

Distribusi Simpanan Bank Umum. September 2012

Distribusi Simpanan Bank Umum. September 2012 Distribusi Simpanan Bank Umum September 2012 DAFTAR ISI Keterangan 2 Total Simpanan dan Jumlah Tabel 1 3 Pertumbuhan Total Simpanan dan Jumlah Grafik 1 3 Simpanan Berdasarkan Jenis Simpanan Tabel 2 4 Distribusi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Pipa PVC Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.15/01/62/Th.XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI Selama November, Jumlah Penumpang Angkutan Laut dan Udara Masing-Masing 15.421 Orang dan 134.810 Orang.

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA SUSU

DAFTAR HARGA SUSU DAFTAR HARGA SUSU www.klikproduk.com Update 24/08/10 ANLENE Anlene Gold plain 250gr 25.000 Anlene Gold 900 gr 68.000 Anlene Gold Vanila 250 gr 25.000 Anlene Gold Vanila 600 gr 58.500 Anlene Gold Coklat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Plotting Data Bahan baku komponen yang dipakai untuk membuat panel listrik jumlahnya cukup banyak dan beragam untuk masing-masing panel listrik yang dibuat. Jadi, penggunaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR No. 02/10/62/Th. X, 3 Oktober Selama Agustus, Nilai Ekspor US$ 61,73 Juta dan Impor US$ 7,34 Juta Selama Agustus, total ekspor senilai US$ 61,73 juta, naik US$ 2,75 juta atau

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING DI PT. SPI SURABAYA

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING DI PT. SPI SURABAYA PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING DI PT. SPI SURABAYA Erlina P Teknik Industri FTI-UPNV Jawa Timur Abstraks Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang didukung oleh sumber daya alam dalam pembangunan sektor pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH UANG YANG BEREDAR TERHADAP INFLASI

PENGARUH JUMLAH UANG YANG BEREDAR TERHADAP INFLASI Tugas Makroekonomi I Nama : Kurniasih NIM : 7111414028 Ekonomi Pembangunan B 2014 PENGARUH JUMLAH UANG YANG BEREDAR TERHADAP INFLASI Sebelum kita membahas mengenai pengaruh jumlah uang yang beredar terhadap

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 10/07/62/Th. X, 1 Juli PERKEMBANGAN TINGKAT PENGGUNAAN SARANA AKOMODASI Selama, TPK Hotel Berbintang Sebesar 56,39 Persen. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel

Lebih terperinci

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013) BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th XI.,1 November PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun ) A. PADI B. JAGUNG Angka Ramalan (ARAM) II produksi Padi Provinsi Jawa Timur tahun sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk meningkatkan persaingan dalam dunia industri, setiap perusahaan harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya. Salah

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI ( Angka Sementara ) PROVINSI KALIMANTAN UTARA No.24/03/64/Th.XIX, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI TAHUN DIPERKIRAKAN TURUN SEBESAR 3,08 PERSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dibentuk dengan tujuan ekonomi dalam melakukan kegiatan usahanya. Untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut maka perusahaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2017 No. 15/03/Th. VIII, 1 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan tercatat US$ 10,28 juta atau mengalami penurunan sebesar 77,34 persen dibanding

Lebih terperinci

BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG. Bab 4 Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan :

BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG. Bab 4 Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan : BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG Bab Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan :.. Simulasi peramalan nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) melalui metode ARIMA.. Prediksi nilai inflasi tahun 0.3. Prediksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Alokasi Biaya Overhead Menggunakan Metode Tradisional. 1. Departemen Operasi. 2. Departemen Permeliharaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Alokasi Biaya Overhead Menggunakan Metode Tradisional. 1. Departemen Operasi. 2. Departemen Permeliharaan 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Alokasi Biaya Overhead Menggunakan Metode Tradisional PT. PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU Cilegon merupakan perusahaan jasa yang dalam menghasilkan listrik melibatkan

Lebih terperinci

PAYROLL MANAGEMENT E S T A T E D E V E L O P M E N T & S E R V I C E S D E P A R T M E N T

PAYROLL MANAGEMENT E S T A T E D E V E L O P M E N T & S E R V I C E S D E P A R T M E N T PAYROLL MANAGEMENT E S T A T E D E V E L O P M E N T & S E R V I C E S D E P A R T M E N T PAYROLL MANAGEMENT bagian dari Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang mengelola berbagai komponen penggajian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2015 No. 02/05/Th. VI, 4 Mei 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Maret 2015 tercatat US$ 15,96 juta atau mengalami penurunan sebesar 67,60

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 ANALISA PERHITUNGAN LEVEL, CHASE DAN MIXED STRATEGY

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 ANALISA PERHITUNGAN LEVEL, CHASE DAN MIXED STRATEGY BAB V ANALISA HASIL. 5.1 ANALISA PERHITUNGAN LEVEL, CHASE DAN MIXED STRATEGY BAB V ANALISA HASIL 5.1 1. Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy Level strategic dimana tingkat produksi tetap

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Data keuangan dan Permintaan (Data Skunder)

Lampiran 1 : Data keuangan dan Permintaan (Data Skunder) Lampiran 1 : Data keuangan dan Permintaan (Data Skunder) Aktiva Tetap Jumlah Bangunan Kantor (Berupa Ruko). 1... Luas Bangunan 112 m 2 Lt 7 m 2 Tempat Pelatihan (2 x 3 M) 6 m 2. 1.5.. Pralatan Alat Tulis

Lebih terperinci

KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN

KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN Pendahuluan KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN 1. Dalam upaya mewujudkan stabilitas harga beras, salah satu instrumen kebijakan harga yang diterapkan pemerintah adalah kebijakan harga dasar dan harga maksimum,

Lebih terperinci

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Jessica Juventia, Lusia P.S Hartanti Program Studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia Jessicajuventia28@gmail.com,

Lebih terperinci

1. Room Sold Walk In Guest (WIG)

1. Room Sold Walk In Guest (WIG) 1. Room Sold Walk In Guest (WIG) tanggal Day Room Sold 1-Mar-7 kamis - 2-Mar-7 jumat - 3-Mar-7 sabtu - 4-Mar-7 minggu - 5-Mar-7 senin - 6-Mar-7 selasa 7-Mar-7 rabu 12 8-Mar-7 kamis 2 9-Mar-7 jumat 12 1-Mar-7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Dengan semakin berkembangnya

Lebih terperinci

Waktu kerja dalam satu bulan = (( 60 x 7 x 5 ) + ( 60 x 5 x1 )) x 2 x 4 = menit. = detik.

Waktu kerja dalam satu bulan = (( 60 x 7 x 5 ) + ( 60 x 5 x1 )) x 2 x 4 = menit. = detik. BAB V HASIL DAN ANALISA Berdasarkan pengumpulan data dan pengukuran waktu yang sudah dilakukan pada tiap tiap proses, maka dapat dilakukan perhitungan kebutuhan mesin dan orang yang diperlukan untuk mencukupi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2017 No. 42/08/Th. VIII, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Juni tercatat US$19,83 juta atau mengalami penurunan sebesar 17,03 persen dibanding

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN METODE KANBAN COMPARISON OF THE ECONOMIC ORDER QUANTITY METHOD AND THE KANBAN METHOD ON RAW

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis perkembangan Tingkat Kepatuhan Pajak Pertambahan Nilai Pengusaha Kena Pajak Badan dilihat dari penyampaian SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai dan Surat Ketetapan

Lebih terperinci

i

i i 2 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Indeks 250 200 150 100 50 0 Indeks SPE Growth mtm (%) Growth yoy (%)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini pertumbuhan industri telah memberikan dampak yang sangat besar bagi seluruh Negara yang memiliki lahan industri, dimana tidak ada lagi penghalang

Lebih terperinci