KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR. Oleh RETNA WULANDARI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR. Oleh RETNA WULANDARI H"

Transkripsi

1 KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR Oleh RETNA WULANDARI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 ABSTRAK Retna Wulandari. H Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk, Bogor. Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis. Adanya globalisasi yang ditandai dengan kesepakatan perdagangan bebas oleh beberapa negara telah menyebabkan persaingan bisnis semakin ketat. Hal itu menuntut sebuah perusahaan untuk menyiapkan kerangka sistem mutu yang sesuai dengan sasaran atau tujuan akhir organisasi yang telah ditetapkan dan sesuai dengan keinginan yang diharapkan oleh pelanggan, diantaranya penerapan ISO 9001:2000. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000 pada PT. Unitex dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam penerapan SMM ISO 9001:2000, aktor-aktor yang berperan, tujuan yang diinginkan dalam memecahkan masalah, serta alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi pada PT. Unitex. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Pengolahan data kualitatif menggunakan analisis deskriptif berdasarkan literatur perusahaan dan hasil wawancara dengan pihak perusahaan. Data yang terkumpul diolah dengan program Expert Choice 2000 dan metode proses hirarki analitik (PHA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan SMM ISO 9001:2000 sudah cukup baik terlihat dari seluruh klausul yang diperayaratkan dalam ISO 9001:2000 telah dipenuhi. Faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam penerapan SMM ISO 9001:2000 berdasarkan hirarki penyusunnya adalah SMM, tanggungjawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, perbaikan, analisis dan peningkatan; aktor yang paling memegang peranan dalam penerapan ISO 9001:2000 adalah top management; tujuan dari penerapan ISO 9001:2000 adalah perbaikan administrasi dan dokumentasi, perbaikan infrastruktur dan perbaikan partisipasi karyawan; alternatif tindakan berupa perbaikan sistem informasi (prioritas 1), sosialisasi, pendidikan dan pelatihan (prioritas 2), perbaikan mesin dan bangunan (prioritas 3) dan team building (prioritas 4).

3 KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh RETNA WULANDARI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

4 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh RETNA WULANDARI H Menyetujui, Juli 2009 Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono M. Munandar, Msc Ketua Departemen Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bantul pada tanggal 2 Agustus Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Pardjiman, S.TP dan Sri Mukidah, S.TP. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK PKK 20 Sangkeh pada tahun 1993, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 01 Sangkeh. Pada tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di SMP N 1 Sanden kemudian melanjutkan ke SMA N 1 Bantul pada tahun Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertaniann Bogor (USMI). Selama satu tahun menjalani pendidikan di Tingkat Persiapan Bersama IPB, kemudian pada tahun kedua penulis diterima pada program mayor Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB. Selanjutnya penulis mengambil program minor Kewirausahaan Agribisnis. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan, staff Direktorat Human Resourcer COM@ peiode , Wakil ketua Ikatan Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta periode , Sekretaris Ikatan Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta periode , dan Sekretaris UKM Merpati Putih IPB periode Penulis juga pernah menjadi Ketua Pelaksana acara Human Resourcer Day di bawah Himpro COM@ pada tahun 2008, Kepanitian Trade Mark oleh Himpro COM@ tahun 2007, selain itu penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Ekonomi dan Manajemen, diantaranya Masa Perkenalan Fakultas dan Masa Perkenalan Departemen, serta Bina Usaha Kecil Menengah (UKM).

6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Kajian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk, Bogor sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis. 2. Bapak Eko Ruddy Cahyadi, S.Hut, MM, sebagai dosen yang telah membimbing penulis sampai pada tahap seminar. 3. Ibu Hety Mulyati, S.TP, MT dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji. 4. Ibu dan Bapak atas doa, pengorbanan, kasih sayang tulus serta pelajaran hidup yang diberikan kepada penulis, kedua adikku Riza dan Dedi yang menjadi motivasi penulis. 5. Bapak Ir. Sukoco, Ibu R. Dedeh Hasanah, dan Ibu Dara dari PT. Unitex yang telah banyak membantu penulis selama melakukan pencarian data. 6. Ibu Dra. Hj Siti Rahmawati, selaku moderator pada seminar dan Bapak Dr. Ir. Ma mun Sarma, MS, M.Ec selaku pembimbing akademik. 7. Ibu Farida Ratnadewi, SE, MM, selaku komisi pendidikan dan dosen Quality Control (QC) skripsi yang banyak memberikan nasihat dan bantuan. 8. Bapak Deddy C. Sutarman, STP, MM atas bimbingannya dalam melakukan pengolahan data. 9. Seluruh staf pengajar dan karyawan Tata Usaha Departemen Manajemen. 10. Mas Agus atas seluruh kesabarannya yang tak lelah memberi doa dan dukungan, serta seluruh keluarganya yang selalu mendukung penulis. 11. Sari dan Rani sahabat yang menjadi tempat berbagi di saat senang dan duka.

7 12. Puti dan Ria Trio Unitex teman satu tempat penelitian di Unitex, serta Pei dan Benny teman berbagi semangat. 13. Elhusni Levi, Heni, Lulud, Reki, Iswi, Mami, Icha Velma, Nope, Novi, Nceq, dan anak-anak Pobsi yang banyak membantu dan mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini, ni-thanks for everything. 14. Semua teman-teman manajemen 42 yang selama tiga tahun bersama. 15. Boni, Junita, Naris, dan Sarah sahabat yang selalu memberi doa dan semangat. 16. Reni, Inten, Uni, Ajeng, Shita, Rina yang pernah memberi warna selama kita dua tahun satu kosan dan seluruh teman di Maharlika Atas yang memberi doa dan semangat. 17. Mas Yodi dan keluarga Bapak Nanang yang memberikan doa, serta dukungannya. 18. Seluruh pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah membalas kebaikan mereka. Tidak ada sesuatu yang sempurna, begitu juga skripsi ini masih banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan berharap skripsi ini bermanfaat untuk semua pihak. Amin. Bogor, Juli 2009 Penulis

8 DAFTAR ISI ABSTRAK... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Mutu Manajemen Mutu Terpadu SMM ISO SMM ISO 9001: Pengertian SMM ISO 9001: Manfaat Penerapan SMM ISO 9001: Langkah-Langkah Penerapan SMM ISO 9001: Persyaratan Standar dari SMM ISO 9001: Alat TQM Penelitian Terdahulu yang Relevan III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Keadaan Umum Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Penerapan ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk Permasalahan Penerapan ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk Analisis Permasalahan Aktor Tujuan i iv v ix x xi

9 4.3.4.Alternatif Tindakan Penyusunan Struktur Hirarki Analisis Prioritas Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 84

10 DAFTAR TABEL No Halaman 1 Jenis data yang digunakan dalam penelitian Nilai skala banding berpasangan Nilai RI untuk Matriks Berukuran n Susunan prioritas kriteria masalah Susunan prioritas aktor Susunan prioritas tujuan Susunan prioritas alternatif tindakan... 79

11 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1 Model proses SMM ISO 9001: Kerangka pemikiran penelitian Struktur hirarki identifikasi permasalahan Matriks pendapat individu Matriks pendapat gabungan Diagram alir pengolahan dan analisis data Logo PT. Unitex, Tbk Struktur organisasi PT. Unitex Diagram kategori permasalahan Susunan hirarki strategi penerapan ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk 74

12 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1 Lembar kuesioner Daftar pertanyaan wawancara kepada pihak PT. Unitex Struktur organisasi TIM ISO 9001:2000 PT. Unitex Standar kain PT. Unitex, Tbk Bentuk matriks pendapat Hasil pengolahan data... 98

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya globalisasi yang ditandai dengan kesepakatan perdagangan bebas oleh beberapa negara seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA), North American Free Trade Area (NAFTA), Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) dan World Trade Organization (WTO) telah menyebabkan persaingan bisnis semakin ketat. Hal itu menuntut sebuah perusahaan untuk menyiapkan kerangka sistem mutu yang sesuai dengan sasaran atau tujuan akhir perusahaan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan keinginan yang diharapkan oleh pelanggan. Nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari suatu perusahaan adalah mutu produk dan jasa yang tinggi. Mutu diartikan sebagai keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamarkan. Pentingnya mutu dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut manajemen operasional dan manajemen pemasaran. Dilihat dari manajemen operasional, mutu produk merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk. Produk dengan mutu bagus mampu bersaing di pasaran. Dilihat dari sudut manajemen pemasaran, mutu produk dapat menjadi salah satu unsur penting untuk meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan (Nasution, 2005). Hal itu disebabkan oleh ketertarikan konsumen untuk memilih produk dengan mutu yang lebih baik. Para pelaku bisnis dituntut untuk selalu berusaha memperbaiki mutu pada proses yang dilakukannya. Hal ini bertujuan untuk memberikan produk atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pelanggan dan efisiensi biaya. Mutu suatu produk mempengaruhi preferensi, persepsi dan perilaku pelanggan terhadap produk tersebut. Produk dengan mutu rendah akan menyebabkan pelanggan berpaling pada produk yang lebih bermutu. Sebaliknya, apabila mutu yang dimiliki lebih tinggi dari perusahaan pesaing, pelanggan akan lebih memilih untuk menggunakan produk tersebut.

14 2 Mengingat hal-hal yang telah dikemukakan, salah satu standar mutu yang berkembang di negara maju maupun di negara berkembang adalah ISO 9001:2000. Standar ini merupakan sarana sebagai alat untuk mencapai tujuan mutu dalam menerapkan Total Quality Control (TQC) yang diharapkan mampu memberi solusi perkembangan globalisasi saat ini yang menuntut pencapaian efektivitas dan efisiensi perusahaan. Bahkan, saat ini telah terbit ISO dengan versi terbaru yaitu ISO 9001: Tujuan utama dikeluarkannya ISO 9001:2008 ini adalah untuk mengklarifikasi atau lebih menjelaskan inti atau substansi dari ISO 9001 versi sebelumnya, yakni ISO 9001:2000 dan untuk lebih meningkatkan kompatabilitasnya atau kesesuaiannya dengan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004. Industri tekstil adalah salah satu industri yang harus memiliki mutu tinggi agar mampu memenangkan persaingan. Oleh karena itu, produsen harus terus meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan. Salah satu perusahaan tekstil yang masih bertahan adalah PT. Unitex Tbk. Sebuah perusahaan patungan Indonesia-Jepang yang bergerak dalam bidang tekstil terpadu (Fully Integrated Textile Manufacture) yang mengolah bahan baku kapas dan polyester menjadi benang dan bahan jadi kain. Perusahaan dituntut untuk terus mempertahankan dan meningkatkan mutu produk, agar dapat mempertahankan loyalitas dan meningkatkan kepuasan konsumen serta untuk menghadapi pesaing terbesar mereka, yaitu antara lain PT. Argo Manunggal Textile yang memiliki pabrik di Tangerang dan Salatiga, serta PT. Sukolancar yang berlokasi di Cimahi, Jawa Barat. Hal tersebut dibuktikan oleh PT Unitex dengan perolehan sertifikasi ISO 9001:2000 pada tahun Dengan adanya perolehan sertifikasi ISO 9001:2000, dapat diartikan bahwa perusahaan tersebut telah menjalankan sistem manajemen mutu (SMM) yang diakui secara internasional. Penerapan ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk telah berjalan lebih dari lima tahun. Hal ini tentu saja merupakan bukti konsistensi perusahaan terhadap jaminan mutu produk untuk memuaskan pelanggan. Dengan demikian, terlihat kesuksesan PT. Unitex Tbk dalam menerapkan ISO 9001:2000, karena tidak mudah mempertahankan ISO 9001:2000 dalam

15 3 waktu yang lama, maka dilakukan penelitian yang berjudul Kajian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk Perumusan Masalah Standarisasi manajemen merupakan tuntutan bagi perusahaan untuk menghasilkan suatu produk bermutu dan mempunyai nilai tambah. ISO 9001:2000 merupakan standarisasi manajemen yang berlaku secara internasional yang masih tergolong baru di Indonesia. Perolehan sertifikasi ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk memberikan jaminan bahwa perusahaan akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana perusahaan bertanggung jawab untuk menjamin mutu dari produknya. Bentuk produk yang diberikan oleh sebuah perusahaan adalah mutu yang tinggi yang sesuai dengan keinginan konsumen. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan SMM ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk saat ini? 2. Faktor-faktor apakah yang menjadi permasalahan dalam penerapan SMM ISO 9001:2000 ditelaah dari hirarki penyusunnya? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi permasalahan dalam penerapan SMM ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk saat ini. 2. Menganalisis faktor-faktor penerapan SMM ISO 9001:2000 berdasarkan hirarki penyusunnya dengan Proses Hirarki Analitik (PHA).

16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Mutu Fokus utama sebuah organisasi adalah memberikan kepuasan pelanggannya, hal tersebut dapat diwujudkan dengan pemberian jaminan mutu pada produk maupun jasanya. Menurut Juran dalam Nasution (2005), mutu produk merupakan kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggannya. Kecocokan tersebut didasarkan atas lima ciri, yaitu : 1. Teknologi, yaitu kekuatan dan daya tahan. 2. Psikologis, yaitu citra rasa atau status. 3. Waktu, yaitu kehandalan. 4. Kontraktual, yaitu adanya jaminan. 5. Etika, yaitu adanya sopan santun, ramah atau jujur. Crosby dalam Nasution (2005) mengemukakan, bahwa mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan apa yang disyaratkan atau distandarkan. Menurut Deming dalam Nasution (2005), mutu tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar mampu memenuhi apa yang dibutuhkan konsumen atas produk yang dihasilkan. Menurut Feigenbaum (1996), mutu adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembikinan dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan. Menurut Scherkenbach dalam Ariani (2002), mutu ditentukan oleh pelanggan; pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut. Menurut Elliot dalam Ariani (2002), mutu adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat, atau dikatakan sesuai dengan tujuan. Menurut Garvin dan Davis dalam Nasution (2005), mutu adalah kondis i dinamis yang berhubungan dengan

17 5 produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Sementara dalam Standar Nasional Indonesia (SNI ) dalam Ariani (2002), mutu diartika n sebagai keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannnya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Nasution (2005) menjelaskan mutu dari dua sudut, yaitu dari sudut manajemen operasional dan manajemen pemasaran. Dilihat dari sudut manajemen operasional, mutu produk merupakan suatu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan mutu produk dari pesaingnya. Dilihat dari sudut manajemen pemasaran, mutu produk merupakan salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran (marketing mix) yaitu, produk, harga, promosi dan saluran distribusi yang dapat meningkatkan volume penjulan dan pangsa pasar perusahaan Manajemen Mutu Terpadu Manajemen mutu terpadu merujuk pada penekanan mutu yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan (Heizer dan Render, 2005). Seperti halnya mutu, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) juga memiliki bermacam-macam definisi. TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep mutu, teamwork, produktivitas dan kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Nasution, 2005). Manajemen Mutu Terpadu ( Total Quality Management, TQM) merupakan suatu penerapan metode kuantitatif dan sumber daya manusia (SDM) untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan baku maupun pelayanan bagi organisasi, semua proses dalam organisasi pada tingkat tertentu, dimana kebutuhan pelanggan terpenuhi sekarang dan di masa mendatang. TQM lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya. TQM menghendaki komitmen total dari manajemen sebagai pemimpin organisasi dimana komitmen ini harus

18 6 disebarluaskan pada seluruh karyawan dan pada semua level atau departemen dalam organisasi. TQM bukan merupakan program sistem, tetapi merupakan budaya yang harus dibangun, dipertahankan dan ditingkatkan oleh seluruh anggota organisasi atau perusahaan bila organisasi atau perusahaan tersebut berorientasi pada mutu dan menjadikan mutu sebagai the way of life (Ariani, 2002) SMM ISO 9000 Seri ISO 9000 adalah suatu sistem terpadu untuk mengoptimalkan efektivitas mutu suatu perusahaan, dengan menciptakan sebuah kerangka kerja untuk peningkatan atau perbaikan secara berkesinambungan (Nasution, 2005). Ada tiga unsur fundamental dalam menerapkan ISO 9000, yang pertama adalah penerapan falsafah ISO 9000 sebagai suatu standar perusahaan. Yang kedua adalah penilaian oleh pihak lain yang masih berhubungan dengan organisasi/perusahaan, misalnya pelanggan, pemasok dan sebagainya dimana hasil penilaian diakui sebagai standar bagi kedua belah pihak. Sedangkan yang ketiga adalah untuk mendapatkan persetujuan pihak ketiga atau sertifikasi yang memungkinkan suatu perusahaan mendemonstrasikan status ISO 9000 kepada pembeli dan calon pembeli (Ariani, 2002). Dalam Ariani, (2002) dijelaskan bahwa istilah ISO 9000 biasanya merujuk pada seperangkat standar yang meliputi ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003 dan ISO Standar ini mencakup perancangan mutu, manajemen mutu dan penjaminan mutu untuk berbagai macam perusahaan yang berbeda-beda. Standar ISO 9000 mencakup pembicaraan mengenai risiko, biaya, manfaat, tanggungjawab manajemen, prinsip-prinsip sistem mutu dan blok-blok lain yang membantu memasyarakatkan standar mutu yang sesuai dengan situasi nyata. ISO 9000 mempunyai 20 unsur yang perlu mendapat perhatian, yaitu : 1. Kebijakan/tanggungjawab manajemen. 2. Sistem mutu yang meliputi struktur organisasi, tanggungjawab, prosedur, proses dan sumber-sumber untuk menerapkan manajemen mutu. 3. Pemeriksaan perjanjian.

19 7 4. Pengendalian perancangan. 5. Pengendalian dokumen. 6. Pembelian. 7. Pembelian produk yang dipasok pelanggan. 8. Identifikasi dan kemampu telusuran produk. 9. Pengendalian proses. 10. Pengujian dan pemeriksaan. 11. Pemeriksaan, pengukuran dan pengujian alat. 12. Inspeksi dan keadaan/status pengujian. 13. Pengendalin produk yang tidak sesuai/cacat. 14. Tindakan korektif. 15. Penanganan, penyimpangan, pengepakan dan pengiriman. 16. Rekaman/catatan mutu. 17. Pemeriksaan mutu internal. 18. Pelatihan. 19. Pelayanan. 20. Teknik-teknik statistik. Standar ISO 9000 mempunyai lima bagian berikut : 1. ISO 9000 Standar sistem mutu dan penjaminan mutu : Pemandu untuk memilih dan menggunakan standar. Standar ISO 9000 berisi pedoman yang digunakan bersama dengan keempat standar lainnya. 2. ISO 9001 Sistem mutu : Model untuk penjaminan mutu dalam perancangan/pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan jasa. ISO 9001 menjamin ketaatan terhadap mutu dalam tahap perancangan dan pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan jasa. Oleh karena itu, perusahaan perekayasa, kontruksi dan manufaktur yang produknya melalui tahap-tahap tersebut sangat berkepentingan dengan standar ini. 3. ISO 9002 Sistem mutu-model untuk penjaminan mutu untuk produksi dan instalasi. Model ini lebih lunak daripada ISO 9001 dan biasa digunakan oleh perusahaan manufaktur yang umum, di mana spesifikasi produk telah dirancang dan ditetapkan secara pasti.

20 8 4. ISO 9003 Sistem mutu : Model untuk penjaminan mutu dalam inspeksi akhir dan pengujian. Model ini sangat terbatas dan sedikit digunakan. Standar ini sesuai untuk organisasi yang ingin membuktikan inspeksi dan pengujian prosedur dan kebijakannya. 5. ISO 9004 Unsur-unsur manajemen mutu dan sistem mutu : pemandu/pedoman. Model ini memberikan pengertian atau wawasan mengenai berbagai unsur yang termasuk dalam sistem mutu dan juga struktur yang diharapkan dalam sistem tersebut. ISO 9004 berisi panduan dalam hal-hal yang berkaitan dengan faktor teknis, administratif dan SDM yang dapat mempengaruhi mutu produk dan jasa. Selain itu juga berguna untuk pemandu dalam pengembangan dan implementasi suatu sistem mutu. Seri ISO 9000 dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe dasar standar, yaitu (1) seri -seri ISO 9000 yang memuat persyaratan standar SMM, yang tergolong di dalamnya adalah ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003; (2) Seri-seri ISO yang berkaitan dengan petunjuk untuk pedoman manajemen mutu, yang tergolong di dalamnya adalah ISO 9004 beserta bagian-bagiannya. Beberapa seri ISO 9000 menurut Gaspersz dalam Nasution (2005): 1. ISO , manajemen mutu dan standar jaminan mutu-petunjuk untuk pemilihan dan penggunaan. 2. ISO , petunjuk untuk aplikasi ISO 9001, 9002 dan ISO , petunjuk untuk aplikasi ISO 9001 pada pengembangan, penawaran dan pemeliharaan perangkat lunak (software). 4. ISO , petunjuk pada keberlangsungan manajemen program. 5. ISO 9001, sistem mutu model untuk jaminan mutu dalam desain/ pengembang, produksi, instalasi dan pelayanan. 6. ISO 9002, sistem mutu untuk jaminan mutu dalam produksi dan instalasi. 7. ISO 9003, sistem mutu model untuk jaminan mutu dalam inspeksi dan pengujian akhir. 8. ISO , manajemen mutu dan unsur-unsur sistem mutu-suatu petunjuk.

21 9 9. ISO , manajemen mutu dan unsur-unsur sistem mutu-petunjuk untuk jasa. 10. ISO , petunjuk untuk material yang diproses. 11. ISO , petunjuk untuk perbaikan mutu. 12. ISO , petunjuk untuk rencana-rencana mutu. 13. ISO , petunjuk jaminan mutu untuk manajemen proyek. 14. ISO , petunjuk untuk manajemen konfigurasi. Manfaat penerapan ISO 9000 menurut Chatab dalam Ariani (2002), adalah : 1. Dari aspek konsistensi pelaksanaan dan mampu telusur. Apabila dilaksanakan dengan benar akan bermanfaat berikut : a. Memberikan pendekatan sistematis untuk manajemen mutu. b. Memastikan konsistensi operasi untuk memelihara mutu produk dan jasa. c. Menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan membakukan proses guna memastikan konsistensi dan mampu telusur, serta meningkatkan hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu. 2. Dari aspek pengendalian pencegahan. Penekanan ISO 9000 ditujukan untuk pengendalian pencegahan. Oleh karena itu, sistem tersebut perlu : a. Menentukan secara jelas tanggungjawab dan wewenang dari personil kunci yang mempengaruhi mutu. b. Mendokumentasikan prosedur secara baik dalam rangka menjalankan operasi dan proses bisnis penyedia jasa atau manufaktur. c. Menerapkan sistem dokementasi yang efektif melalui mekanisme dari audit mutu internal dan tinjauan manajemen yang berkesinambungan. 3. Dari aspek perkembangan dan pertumbuhan perusahaan. Berdasar kedua aspek tersebut, manfaat penerapan ISO 9000 dari perspektif pertumbuhan dan pengembangan perusahaan adalah : a. Sebagai sarana pemasaran.

22 10 b. Dalam meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui sistematika dan pendekatan yang terorganisir pada pemastian mutu. c. Dapat meningkatkan citra dan daya saing perusahaan. d. Dapat meningkatkan produktivitas dan mutu produk atau jasa dengan memenuhi persyaratan pembeli melalui kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, penguatan pengendalian bisnis dan proses teknis, penurunan pemborosan karena mutu kerja yang buruk. e. Dapat memberikan pelatihan yang sistematis kepada staf melalui prosedur dan instruksi yang baik. f. Mengantisipasi tuntutan konsumen atas produk dan tingkat persaingan usaha yang telah mengalami evolusi sehingga produsen menanggapinya melalui pendekatan mutu, pengendalian mutu, pemastian mutu, manajemen mutu dan manajemen mutu terpadu. g. Sebagai fondasi yang mantap untuk pengembangan mutu yang selanjutnya menuju manajemen mutu terpadu SMM ISO 9001: Pengertian SMM ISO 9001:2000 Menurut Gaspersz (2005), ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk SMM. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratanpersyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu SMM, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggungjawab untuk menjamin mutu dari produkproduk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi. Menurut Nasution (2005), ISO 9001:2000 merupakan model sistem jaminan mutu dalam desain atau pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan. Faktor yang mempengaruhi ISO 9001:2000 adalah komitmen manajemen, kebijakan mutu perusahaan, standar operasi kerja, sistem pengendalian dokumen, fasilitas kerja, tim

23 11 pelaksana ISO 9001:2000, partisipasi karyawan, pelatihan karyawan, komunikasi dan koordinasi (Chatab dalam Ariani, 2002). Model proses dari ISO 9001:2000 terdiri dari lima bagian utama yang menjabarkan sistem manajemen organisasi (Gambar 1) berikut : 1. SMM 2. Tanggungjawab manajemen. 3. Manajemen sumber daya. 4. Realisasi i produk. 5. Analisa, pengukuran dan peningkatan. Gambar 1. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO (Gaspersz, 2005) 9001: Manfaat Penerapan SMM ISO 9001:2000 Menurut Gaspersz (2005), manfaat penerapan SMM ISO 9001:2000 adalah : 1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggann melalui jaminan mutu yang terorganisir dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2000 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur dan instruksi yang berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik. 2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001:2000 diizinkan untuk mengiklankan pada media massa bahwa SMM dari perusahaan itu

24 12 telah diakui secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan citra perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global. 3. Audit SMM dari perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dilakukan secara periodik oleh registrar dari lembaga registrasi, sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem mutu. Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem mutu oleh pelanggan. 4. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan potensial ingin mencari pemasok bersertifikat ISO 9001:2000, akan menghubungi lembaga registrasi. Jika nama perusahaan itu telah terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional, maka hal itu berarti terbuka kesempatan pasar baru. 5. Meningkatkan mutu dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik. 6. Meningkatkan kesadaran mutu dalam perusahaan. 7. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksiinstruksi yang terdefinisikan secara baik. 8. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001:2000 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun Langkah-Langkah Penerapan SMM ISO 9001:2000 Menurut Gaspersz (2005), langkah -langkah untuk menerapkan SMM ISO 9001:2000 adalah : 1. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak. Tanpa komitmen manajemen puncak, implementasi SMM ISO 9001:2000 tidak mungkin dan sangat sulit.

25 13 2. Membentuk komite pengarah (steering committee) atau koordinator ISO. Komite ini akan memantau proses agar sesuai dengan persyaratan standar dalam SMM ISO 9001:2000. Komite ini juga befungsi mengangkat atau menunjuk satu atau lebih auditor internal untuk ISO 9001:2000. Auditor internal merupakan orang-orang yang bebas dari fungsi yang diuji dan seharusnya dilatih terlebih dahulu sebagai penilai. Anggota-anggota dari komite pengarahan juga berfungsi sebegai sumber informasi dan penasihat atau konsultan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan sistem mutu ISO 9001: Mempelajari persyaratan-persyaratan standar dari SMM ISO 9001:2000. Memahami persyaratan SMM ISO 9001:2000 adalah kunci sukses menuju keberhasilan dari suatu proses dokumentasi dan implementasi. 4. Melakukan pelatihan terhadap semua anggota organisasi. Manajer-manajer, supervisor-supervisor dan anggota-anggota organisasi sangat menentukan keberhasilan implementasi SMM ISO 9001:2000, maka harus benar-benar mengerti tentang SMM ISO 9001:2000. Pemahaman terhadap hal ini dapat diperoleh melalui serangkaian pelatihan tentang SMM ISO 9001: Memulai peninjauan ulang manajemen. Pimpinan organisasi harus mendelegasikan tanggungjawab mutu dari organisasi perusahaan itu kepada wakil manajemen, yang biasanya adalah manajer mutu. Tinjauan ulang manajemen harus dimulai dengan memfokuskan pada persyaratan-persyaratan standar SMM ISO 9001: Identifikasi kebijakan mutu, prosedur-prosedur dan instruksiinstruksi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam dokumendokumen tertulis.

26 14 Empat level dari dokumentasi, yaitu manual sistem mutu (level I), prosedur-prosedur (level II), instruksi -instruksi (level III), maupun formulir-formulir (level IV), harus diselesaikan. Matriks evaluasi awal seharusnya mengidentifikasi kebijakan-kebijakan mutu, prosedur-prosedur, instruksi-instruksi, formulir-formulir yang masih harus ditulis atau dimodifikasi. Manajer-manajer seharusnya diberikan tanggungjawab untuk menjamin bahwa dokumendokumen itu ada. 7. Implementasi SMM ISO 9001:2000. Sekali sistem manajemen ISO 9001:2000 dibangun, maka sistem manajemen yang ada selama ini harus dimodifikasi dan dokumentasi pendukung dibuat, agar implementasi menjadi sukses. 8. Memulai audit SMM perusahaan. Sekali SMM ISO 9001:2000 telah diterapkan selama beberapa bulan, maka auditor mutu internal yang telah memperoleh pelatihan tentang audit SMM ISO 9001:2000 perlu memeriksa SMM organisasi yang ada, apakah telah memenuhi standar SMM ISO 9001: Memilih registrar. Setelah manajemen yakin dan percaya bahwa SMM organisasi telah memenuhi persyaratan standar SMM ISO 9001:2000, maka manajemen perlu memilih registrar untuk mulai melakukan penilaian. Registrar akan menilai dokumen-dokumen seperti : manual mutu, prosedur-prosedur, instruksi-instruksi dan formulirformulir yang berkaitan dengan persyaratan SMM ISO 9001: Persyaratan Standar dari SMM ISO 9001:2000 Dalam Gaspersz (2005), dijelaskan tentang klausul-klausul yang penting dan harus diperhatikan oleh manajemen organisasi. Penjabaran dari klausul-klausul tersebut adalah : Klausul 1. RUANG LINGKUP Klausul 1.1. Umum Ruang lingkup ISO 9001:2000 terdiri dari persyaratanpersyaratan standar yang menekankan untuk memenuhi kepuasan

27 15 pelanggan melalui efektivitas dari aplikasi sistem mutu, termasuk proses-proses untuk peningkatan terus-menerus dan jaminan kesesuaian. Klausul 1.2. Aplikasi Klausul ini merupakan suatu deskripsi umum tentang aplikasi dari Standar Internasional ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan dari ISO 9001:2000 yang tidak dapat diaplikasikan, dalam organisasi tersebut HARUS tertulis di klausul 7 (Realisasi Produk). Jika ditemukan ada persyaratan yang tidak diaplikasikan, namun tidak tertulis pada klausul 7, maka dinyatakan bahwa organisasi tersebut TIDAK MEMENUHI persyaratan ISO 9001:2000. Klausul 2. REFERENSI NORMATIF Klausul ini hanya memuat referensi-referensi dari ISO 9001:2000. Klausul 3. ISTILAH DAN DEFINISI Klausul ini memuat bahwa istilah dan definisi-definisi yang berlaku dalam ISO 9001:2000. Istilah organisasi menggantikan istilah pemasok, dalam ISO 9001:1994, serta istilah pemasok menggantikan istilah subkontraktor. Istilah produk dalam ISO 9001:2000 dapat berarti barang dan atau jasa. Klausul 4. SISTEM MANAJEMEN MUTU Klausul 4.1. Persyaratan Umum Klausul ini menekankan pada kebutuhan untuk peningkatan terus menerus. Manajemen organisasi HARUS menetapkan langkahlangkah untuk implementasi SMM ISO 9001:2000 dan kebutuhan peningkatan terus menerus. Klausul 4.2. Persyaratan Dokumentasi Klausul Umum Klausul ini menyatakan bahwa SMM membutuhkan dokumentasi. Dokumentasi merupakan proses untuk menghasilkan dokumen-dokumen, dimana dokumen dalam ISO 9001:2000 didefinisikan sebagai informasi dan medium pendukungnya.

28 16 Klausul Manual Mutu Manual mutu HARUS merupakan suatu deskripsi dari sekuens dan interaksi proses-proses yang tercakup dalam SMM. Manual mutu juga HARUS menjadi referensi terhadap prosedur-prosedur SMM dan outline dari struktur pendokumentasian yang digunakan dalam SMM. Klausul Pengendalian Dokumen Klausul ini menyatakan bahwa organisasi HARUS menetapkan dan memelihara prosedur tertulis untuk pengendalian semua dokumen yang dibutuhkan untuk manajemen dari proses-proses. Dokumen harus dapat dibaca; revisi harus dapat dikendalikan dan dapat diidentifikasi dengan segera, dipelihara dalam susunan yang teratur dan dipertahankan untuk suatu periode waktu yang ditentukan. Klausul Pengendalian Catatan Mutu Klausul ini menyatakan bahwa organisasi HARUS menetapkan dan memelihara prosedur tertulis untuk pengendalian semua catatan mutu yang dibutuhkan untuk manajemen dari proses-proses. Prosedur tertulis itu HARUS menetapkan untuk keperluan identifikasi, penyimpanan, pengambilan kembali, pemeliharaan, waktu pemeliharaan dan disposisi dari catatan-catatan mutu. Catatan mutu diperlukan untuk memberikan bukti kesesuaian terhadap persyaratanpersyaratan dan efektivitas operasional SMM ISO 9001:2000. Klausul 5. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN Klausul 5.1 Komitmen Manajemen Klausul ini menekankan pada komitmen manajemen puncak. Manajemen organisasi HARUS memberikan komitmen menuju pengembangan dan peningkatan SMM ISO 9001:2000. Klausul 5.2 Fokus Pelanggan Klausul ini memaksa (menguatkan) keterlibatan manajemen puncak dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Manajemen organisasi HARUS memiliki metodologi yang menjamin bahwa kebutuhankebutuhan dan ekspektasi pelanggan telah diterapkan melalui SMM

29 17 ISO 9001:2000 dan dikonversi ke dalam persyaratan-persyaratan, serta sesuai dengan tujuan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Klausul 5.3 Kebijakan Mutu Kebijakan mutu HARUS memberikan perhatian utama pada komitmen manajemen untuk memenuhi persyaratan-persyaratan dan meningkatkan terus menerus efektivitas dari SMM ISO 9001:2000, serta memberikan suatu kerangka kerja untuk penetapan dan peninjauan ulang tujuan-tujuan mutu. Klausul 5.4 Perencanaan Klausul Tujuan Mutu Klausul ini menyatakan bahwa manajemen organisasi HARUS menetapkan tujuan-tujuan mutu, pada fungsi dan tingkat yang relevan di dalam organisasi yang menerapkan SMM ISO 9001:2000. Tujuantujuan mutu HARUS dapat diukur dan konsisten dengan kebijakan mutu untuk peningkatan terus-menerus. Klausul Perencanaan Sistem Manajemen Mutu Manajemen puncak HARUS menjamin bahwa perencanaan SMM dilakukan agar memenuhi persyaratan yang sesuai dengan ISO 9001:2000. Perencanaan mutu HARUS konsisten dengan semua persyaratan lain dari SMM ISO 9001:2000 dan didokumentasikan dalam format yang sesuai dengan praktek pengoperasian organisasi. Klausul 5.5 TanggungJawab, Wewenang dan Komunikasi Klausul TanggungJawab dan Wewenang Klausul ini menyatakan bahwa manajemen organisasi HARUS memperhatikan hal-hal berikut : a. Mengidentifikasi fungsi-fungsi dan hubungan keterkaitannya guna memudahkan pencapaian efektivitas SMM. b. Mendefinisikan komposisi dari manajemen organisasi. c. Membuat struktur organisasi yang secara tegas dan jelas mengidentifikasi berbagai hubungan keterkaitan fungsional.

30 18 d. Mendefinisikan tanggungjawab dan wewenang, serta mengkomunikasikan kepada yang terlibat dalam operasional dari SMM ISO 9001:2000. Klausul Wakil Manajemen Klausul ini secara tegas menyatakan bahwa manajemen puncak HARUS mengangkat secara formal seorang anggota manajemen, yang bebas dari tanggungjawab lain, serta memiliki wewenang yang didefinisikan secara tegas dan jelas, untuk menjamin efektivitas dari SMM ISO 9001:2000. Klausul Komunikasi Internal Manajemen puncak HARUS menjamin bahwa proses komunikasi yang tepat diterapkan dalam organisasi dan bahwa komunikasi ini berkaitan dengan upaya-upaya pencapaian efektivitas dari SMM ISO 9001:2000. Klausul 5.6 Peninjauan Ulang Manajemen Klausul Umum Klausul ini menyatakan bahwa manajemen puncak HARUS meninjau ulang SMM ISO 9001:2000, menetapkan dan merencanakan periode waktu peninjauan ulang manajemen, agar menjamin keberlangsungan kesesuaian, kelengkapan dan efektivitas dari SMM. Klausul Input Peninjauan Ulang Klausul ini menyatakan bahwa input peninjauan ulang manajemen HARUS meliputi kinerja sekarang dan kesempatan untuk peningkatan terus menerus. Klausul Output Peninjauan Ulang Klausul ini menyatakan bahwa output peninjauan ulang manajemen HARUS mencakup tindakan-tindakan yang berkaitan dengan: a. Peningkatan SMM ISO 9001:2000 beserta proses-prosesnya. b. Peningkatan produk yang terkait dengan kebutuhan pelanggan. c. Sumber-sumber daya yang diperlukan.

31 19 Klausul 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA Klausul 6.1 Penyedian Sumber Daya Klausul ini menyatakan bahwa suatu organisasi HARUS menetapkan dan memberikan sumber-sumber daya yang diperlukan secara tepat untuk menerapkan dan mempertahankan SMM ISO 9001:2000, serta meningkatkan efektivitasnya terus menerus dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Klausul 6.2 Sumber Daya Manusia Klausul Umum Klausul ini menyatakan bahwa personel yang bertanggung jawab dalam menjalankan tugas HARUS didefinisikan dalam SMM ISO 9001:2000, serta memiliki kompetensi yang berkaitan dengan pendidikan yang relevan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman. Klausul Kompetensi, Kesadaran dan Pelatihan Manajemen organisasi HARUS mengidentifikasi kebutuhan kompetensi untuk personel yang melaksanakan tugas yang mempengaruhi mutu produk, memberikan pelatihan untuk memenuhi kompetisi tersebut dan menjamin karyawan agar sadar akan relevansi, serta pentingnya aktivitas dan kontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan mutu. Klausul 6.3 Infrastruktur Manajemen organisasi HARUS menetapkan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk. Infrastruktur mencakup bangunan, ruang kerja, fasilitas yang sesuai, peralatan proses dan pelayanan pendukung. Klausul 6.4 Lingkungan Kerja Klausul ini menyatakan bahwa manajemen organisasi HARUS mendefinisikan lingkungan kerja yang sesuai, menetapkan dan mengelola lingkungan kerja itu untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk.

32 20 Klausul 7. REALISASI PRODUK Klsusul 7.1 Perencanaan Realisasi Produk Manajemen organisasi HARUS menjamin bahwa proses realisasi produk berada di bawah pengendalian, agar memenuhi persyaratan produk. Klausul 7.2 Proses yang Terkait dengan Pelanggan Klausul Identifikasi Persyaratan yang Terkait dengan Produk Di bawah klausul ini, ada tiga persyaratan dalam proses penentuan kebutuhan pelanggan. Persyaratan itu adalah : a. Persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan, tetapi dianggap perlu untuk dispesifikasikan atau diterapkan dalam penggunaan. b. Persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan-peraturan yang terkait dengan produk. c. Persyaratan tambahan lain yang ditentukan oleh organisasi. Klausul Peninjauan-Ulang Persyaratan yang Terkait dengan Pelanggan Klausul ini menyatakan bahwa manajemen organisasi HARUS melakukan peninjauan ulang persyaratan dari pelanggan dan organisasi dan menetapkan tahapan-tahapan peninjauan ulang tersebut. Klausul Komunikasi Pelanggan Organisasi HARUS menetapkan peraturan-peraturan yang efektif untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Komunikasi ini HARUS berkaitan dengan informasi produk, pencarian informasi, kontrak atau penanganan pesanan termasuk tambahan-tambahan persyaratan yang ada, umpan balik dari pelanggan termasuk keluhankeluhan pelanggan. Klausul 7.3 Desain dan Pengembangan Klausul Perencanaan Desain dan Pengembangan Klausul ini menyatakan manajemen HARUS merencanakan dan mengendalikan desain dan pengembangan produk, serta mengelola keterkaitan antara kelompok-kelompok berbeda yang terlibat dalam desain dan pengembangan.

33 21 Klausul Input Desain dan Pengembangan Klausul ini menyatakan bahwa input yang terkait dengan persyaratan produk harus ditetapkan dan catatannya dipelihara. Input tersebut juga harus ditinjau kesesuaiannya. Persyaratan-persyaratan harus lengkap, tidak bias dan tidak bertentangan satu dengan yang lainnya. Klausul Output Desain dan Pengembangan Menurut klausul ini, output dari proses desain dan pengembangan HARUS didokumenatasikan dan dinyatakan dalam suatu cara yang memungkinkan untuk verifikasi terhadap klausul ini, output dari proses desain dan pengembangan HARUS didokumentasikan dan dinyatakan dalam suatu cara yang memungkinkan untuk verifikasi terhadap input desain dan pengembangan yang relevan. Klausul Peninjauan-Ulang Desain dan Pengembangan Menurut klausul ini, peninjauan ulang desain dan pengembangan HARUS sistematik dalam menjamin kesesuaian dengan persyaratan input desain dan pengembangan. Personil yang terlibat dalam proses peninjauan ulang desain dan pengembangan, HARUS merupakan wakil-wakil dari semua fungsi yang terkait dengan tahaptahap desain dan pengembangan yang sedang ditinjau ulang tersebut. Klausul Verifikasi Desain dan Pengembangan Menurut klausul ini, pada tahap-tahap yang tepat dari desain dan pengembangan, verifikasi HARUS dilakukan untuk menjamin bahwa output desain dan pengembangan itu harus memenuhi persyaratan input desain dan pengembangan. Hasil-hasil verifikasi desain dan pengembangan beserta tindak lanjut yang sesuai HARUS dicatat dan disimpan. Klausul Validasi Desain dan Pengembangan Menurut klausul ini, validasi desain dan pengembangan HARUS dilakukan untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan-persyaratan penggunaan dari produk itu. Hasil-hasil

34 22 validasi desain dan pengembangan HARUS dicatat dan didokumentasikan. Klausul Pengendalian Perubahan Desain dan Pengembangan Perubahan-perubahan desain dan pengembangan HARUS ditinjau ulang, diverifikasi, divalidasi dan disetujui sebelum implementasi. Hasil-hasil dari peninjauan ulang perubahan-perubahan desain dan pengembangan beserta tindak lanjut yang sesuai HARUS dicatat dan didokumentasikan. Klausul 7.4 Pembelian Klausul Proses Pembelian Menurut klausul ini, manajemen organisasi HARUS melakukan hal-hal berikut: a. Mengendalikan proses pembeliannya agar menjadi produk yang dibeli sesuai persyaratan. b. Mengevaluasi dan memilih pemasok berdasarkan kemampuan mereka menawarkan produk berkaitan dengan persyaratanpersyaratan organisasi. c. Mengidentifikasikan kriteria untuk pemilihan dan evaluasi periodik terhadap pemasok. d. Mencatat dan mendokumentasikan hasil-hasil dari evaluasi pemasok dan tindak lanjut yang sesuai. Klausul Informasi Pembelian Menurut klausul ini, organisasi HARUS mendefinisikan hal-hal pokok dan penting dalam dokumentasi pembelian. Organisasi HARUS meninjau ulang dan menyetujui dokumen-dokumen pembelian untuk kesesuaian terhadap persyaratan yang ditetapkan sebelum dikeluarkan atau diterbitkan untuk digunakan. Klausul Verifikasi Produk yang Dibeli Menurut klausul ini, organisasi HARUS mengidentifikasi dan menerapkan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk verifikasi produkproduk yang dibeli, serta menspesifikasikan peraturan verifikasi yang diinginkan.

35 23 Klausul 7.5 Ketentuan Produksi dan Pelayanan Klausul Ketentuan Pengendalian Produksi dan Pelayanan Menurut klausul ini, organisasi HARUS mengendalikan produksi dan pelayanan melalui penyediaan informasi yang menspesifikasikan karakteristik dari produk dan instruksi-instruksi kerja. Organisasi juga HARUS memelihara peralatan yang sesuai untuk produksi dan pelayanan, serta menerapkan aktivitas pemantauan. Klausul Validasi dari Proses untuk Pengoperasian Produksi dan Pelayanan Manajemen organisasi HARUS menetapkan peraturan-peraturan untuk validasi proses, yang meliputi kriteria yang didefinisikan untuk peninjauan ulang, persetujuan, peralatan dan kualifikasi personel, serta penggunaan metode dan prosedur yang dispesifikasikan. Klausul Identifikasi dan Kemampuan Telusur (Traceability) Menurut klausul ini, organisasi HARUS melakukan hal-hal sebagai berukut: a. Mengidentifikasikan produk, apabila diterapkan melalui cara-cara yang tepat sepanjang proses-proses produksi pelayanan. b. Mengidentifikasi status produk yang berhubungan dengan pengukuran dan pemantauan. c. Mengendalikan dan mencatat identifikasi yang unik dari produk, jika kemampuan telusur merupakan suatu persyaratan yang diterapkan. Klausul Hak Milik Pelanggan Menurut klausul ini, organisasi HARUS melakukan hal-hal berikut : a. Menetapkan proses-proses untuk memelihara hak milik pelanggan apabila itu berada di bawah pengendalian organisasi atau sedang digunakan oleh organisasi. b. Memperhatikan proses-proses yang ditetapkan berkaitan dengan hak milik pelanggan, untuk keperluan verifikasi, proteksi dan pemeliharaan.

36 24 c. Menjamin bahwa kejadian yang terkait dengan hak milik pelanggan seperti kehilangan, kerusakan, atau hal lain yang ditemukan tidak sesuai untuk penggunaan, dicatat dan dilaporkan kepada pelanggan. Klausul Penjagaan/Pemeliharaan Produk Menurut klausul ini, organisasi HARUS melindungi kesesuaian produk selama proses internal dan penyerahan ke tujuan yang dimaksud. Klausul 7.6 Pengendalian Peralatan Pengukuran dan Pemantauan Menurut klausul ini, organisasi HARUS mengadakan proses untuk memastikan bahwa pengukuran dan pemantauan dapat dilaksanakan dengan cara yang konsisten dengan persyaratan pengukuran dan pemantauan. Klausul 8. PENGUKURAN, ANALISIS DAN PENINGKATAN Klausul 8.1 Umum Menurut klausul ini, organisasi HARUS menetapkan rencanarencana dan menerapkan proses-proses pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan yang diperlukan agar menjamin kesesuaian dari produk, menjamin kesesuaian dari SMM dan meningkatkan terus menerus efektivitas dari SMM. Klausul 8.2 Pengukuran dan Pemantauan Klausul Kepuasan Pelanggan Menurut klausul ini, organisasi HARUS memantau informasi yang berkaitan dengan persepsi pelanggan, agar mengetahui apakah organisasi telah memenuhi kebutuhan pelanggan. Klausul Audit Internal Menurut klausul ini, organisasi HARUS melaksanakan audit terhadap SMM, agar menjamin bahwa SMM telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan, serta telah diimplementasikan dan dipelihara secara efektif. Klausul Pengukuran dan Pemantauan Proses Menurut klausul ini, organisasi HARUS menetapkan metodemetode yang sesuai untuk pengukuran dan pemantauan dari proses-

37 25 proses realisasi produk yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, serta metode-metode ini harus menunjukkan kemampuan dari proses untuk mencapai hasil-hasil yang direncanakan. Klausul Pengukuran dan Pemantauan Produk Menurut klausul ini, organisasi HARUS menetapkan tahaptahap yang tepat untuk mengukur dan memantau karakteristik produk dan memiliki bukti-bukti yang mengkonfirmasikan bahwa karakteristik produk memenuhi persyaratan untuk produk itu. Klausul 8.3 Pengendalian Produk Nonkonforman Klausul ini menyatakan manajemen organisasi HARUS menetapkan prosedur tertulis yang mendefinisikan proses-proses yang dilibatkan dalam pengendalian nonkonformas (ketidaksesuaian). Produk nonkonforman yang diperbaiki ulang diverifikasi kembali, agar menjadi kesesuaian. Klausul 8.4 Analisis Data Klausul ini menyatakan bahwa organisasi HARUS menetapkan, mengumpulkan dan menganalisis data yang tepat untuk menunjukkan kecocokan dan keefektifan dari SMM dan untuk mengevaluasi dimana perbaikan berkelanjutan terhadap SMM. Klausul 8.5 Peningkatan Klausul Peningkatan Terus-Menerus Menurut klausul ini, organisasi HARUS meningkatkan terus menerus efektivitas dari SMM melalui pengunaan kebijakan mutu, tujuan-tujuan mutu, hasil-hasil audit, analisa data, tindakan korektif dan preventif, serta peninjauan ulang manajemen. Klausul Tindakan Korektif Menurut klausul ini, organisasi HARUS mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian, agar tidak terulang lagi. Tindakan perbaikan harus sesuai dengan dampak dari kesesuaian yang ditangani.

38 26 Klausul Tindakan Preventif Menurut klausul ini, organisasi HARUS menetapkan tindakan untuk menghilangkan penyebab dari ketidaksesuaian yang potensial untuk mencegah agar tidak terulang kembali. Tindakan preventif harus sesuai dengan dampak dari masalah yang potensial Alat TQM Terdapat tujuh alat yang sangat berguna dalam usaha TQM (Heizer dan Render, 2005), yaitu sebagai berikut : 1) Lembar Pengecekan Lembar pengecekan ( Check Sheet) adalah suatu alat yang paling mudah untuk menghitung seberapa sering sesuatu terjadi. Dengan demikian lembar pengecekan adalah alat yang sederhana, tetapi teratur untuk mengumpulkan dan pencatatan data untuk mengetahui masalah utama (Hunt dalam Nasution, 2005). Tujuan dari penggunaan lembar pengecekan adalah : a. Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana sesuatu masalah sering terjadi. b. Memilah data ke dalam kategori yang berbeda. c. Menyusun data secara otomatis, sehingga data itu dapat dipergunakan dengan mudah. d. Memisahkan antara opini dan fakta. 2) Diagram Tebar Diagram tebar ( Scatter Diagram) ini adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam peubah. Walaupun terdapat hubungan, namun tidak berarti bahwa satu peubah menyebabkan timbulnya peubah yang lain. Scatter diagram biasanya menjelaskan adanya hubungan antara dua peubah dan menunjukkan keeratan hubungan tersebut yang diwujudkan sebagai koefisien korelasi (Hunt dalam Nasution, 2005). Scatter Diagram mempunyai sumbu horizontal X yang menunjukkan ukuran satu peubah dan sumbu vertikal Y yang menunjukkan ukuran peubah yang lain. Arti korelasi dalam diagram tebar sebagai berikut :

39 27 a. Korelasi positif, apabila kenaikan Y mungkin tergantung pada kenaikan X. Apabila X dikendalikan, mungkin dapat pula mengendalikan Y. b. Mungkin korelasi positif, terjadi apabila X meningkat, mungkin Y juga sedikit meningkat. Namun, Y mungkin disebabkan oleh faktor selain X. c. Tidak ada korelasi, apabila Y mungkin disebabkan oleh peubah lain. d. Mungkin korelasi negatif, terjadi apabila meningkatnya X mungkin menyebabkan kecenderungan Y menurun. e. Korelasi negatif, terjadi apabila meningkatnya X mungkin menyebabkan menurunnya Y. 3) Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat (cause and effect diagram) sering disebut juga sebagai diagram tulang ikan ( fishbone diagram) atau diagram Ishikawa. Diagram sebab akibat adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian dan kesenjangan yang terjadi. Diagram ini dapat digunakan untuk hal-hal berikut : a. Menyimpulkan sebab-sebab variasi dalam proses. b. Mengidentifikasi kategori dan subkategori sebab-sebab yang mempengaruhi suatu karakteristik mutu tertentu. c. Memberikan petunjuk mengenai macam-macam data yang dibutuhkan. Unsur-unsur penting dalam penyusunan diagram sebab akibat adalah : a. Man b. Material c. Method d. Machine e. Environment 4) Diagram Pareto Diagram Pareto ( Pareto Chart) digunakan untuk membandingkan berbagai kategori yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar

40 28 di sebelah kiri ke yang paling kecil di sebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadiankejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji. Kegunaan dari Pareto chart adalah : a. Menunjukkan prioritas sebab-sebab kejadian atau persoalan yang ditangani. b. Pareto chart dapat membantu untuk memusatkan perhatian pada persoalan utama yang harus ditangani dalam upaya perbaikan. c. Menunjukkan hasil upaya perbaikan. d. Menyusun data menjadi informasi yang berguna. 5) Diagram Alir Diagram alir ( flow chart) adalah gambaran skematik yang menunjukkan seluruh langkah dalam proses dan menunjukkan bagaimana langkah tersebut saling mengadakan interaksi satu sama lain. 6) Histogram Histogram menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan dan frekuensi dari setiap nilai yang terjadi. Histogram menunjukkan peristiwa yang paling sering dan juga variasi dalam pengukuran. Penjelasan statistik, seperti rataan dan standar deviasi, dapat dihitung untuk menjelaskan distribusi. Walaupun demikian, data harus selalu dipetakan sehingga bentuk distribusi dapat terlihat. Sebuah penggambaran visual distribusi juga dapat memberikan pengetahuan mengenai penyebab variasi. 7) Peta Kontrol Peta control ( control chart) adalah gambaran grafis data sejalan dengan waktu yang menunjukkan batas atas dan bawah proses yang ingin dikendalikan. Bagan kendali dibangun sedemikian rupa sehingga data baru dapat dibandingkan dengan data masa lalu secara cepat. Contoh keluaran proses diambil dan rataan contoh ini dipetakan pada sebuah diagram yang memiliki batas Penelitian Terdahulu yang Relevan Rangkuti (2004) dalam penelitiannya mengenai kajian penerapan ISO 9001:2000 pada PT. Sariwangi A.E.A menyatakan bahwa secara

41 29 keseluruhan penerapan SMM ISO 9001:2000 jika dilihat dari ketersediaan dan penerapannya di lapangan masih belum sempurna dan masih dalam tahap pengembangan, walaupun secara keseluruhan alat pelaksanaan ISO 9001:2000 sudah tersedia. Alat analisis yang digunakan adalah PHA, dimana hirarki yang digunakan terdiri dari enam tingkat, dimana terdapat tingkatan yang merupakan penjabaran dari tingkat sebelumnya. Sundari (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Kendala dan Manfaat Sistem Manjemen Mutu ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Gunung Mas menjelaskan persyaratan yang tidak dipenuhi oleh perusahaan dan menjelaskan manfaat penerapan ISO 9001:2000 dalam memasuki pasar internasional. Alat analisis yang digunakan adalah PHA dengan hirarki empat tingkat, yaitu fokus, sasaran, subsasaran dan jangka waktu. Hasil akhir yang diperoleh adalah penerapan ISO 9001:2000 memberikan manfaat yang cukup besar pada produk yang dihasilkan perusahaan, yaitu meningkatkan mutu produk dan brand image, serta meminimisasi kerusakan. Indraswari (2007) dalam penelitiannya yang be rjudul Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTPN VIII Gunung Mas Bogor memaparkan hubungan antara penerapan ISO 9001:2000 dengan produktifitas kerja. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah peningkatan produktivitas kerja karyawan setelah penerapan ISO 9001:2000. Dari ketiga penelitian tersebut terinformasikan bahwa penerapan ISO 9001:2000 pada sebuah perusahaan memberikan manfaat yang cukup besar terhadap kinerja perusahaan, baik itu proses produksi, pemasaran maupun produktivitas kerja karyawan. Dalam penerapan ISO 9001:2000 tersebut perlu dilakukan pemeriksaan untuk melihat bagaimana permasalahan yang dihadapi untuk selanjutnya dicari alternatif pemecahan bagi perbaikan secara berkesinambungan.

42 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian mengenai Kajian Penerapan ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk, Bogor ini diawali dengan mengkajian penerapan prinsipprinsip dasar ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk. Prinsip-prinsip dasar ini menjadi landasan dalam penyusunan klausul-klausul ISO 9001:2000 (Gaspersz, 2005). Kajian ini berkaitan dengan seluruh prinsip dari sertifikasi ISO 9001:2000. Kajian penerapan ISO 9001:2000 dilakukan dengan menggunakan wawancara, diskusi dan pengamatan secara langsung, serta dokumentasi internal perusahaan. Hasil dari kajian ini menginformasikan bagaimana penerapan dasardasar ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk, yang selanjutnya dilakukan identifikasi masalah penerapan konsep ISO 9001:2000 tersebut. Identifikasi permasalahan dilakukan melalui kajian terhadap penerapan klausul-klausul ISO 9001:2000. Alat analisis yang digunakan dalam identifikasi kendala penerapan ISO 9001:2000 adalah PHA Hasil kajian penerapan prinsip dasar ISO 9001:2000 yang diikuti dengan identifikasi permasalahan melalui pembobotan masalah penerapan klausul-klausul ISO 9001:2000 dapat digunakan untuk menilai penerapan ISO 9001:2000 di PT. Unitex Tbk. Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat mengajukan saran dan rekomendasi perbaikan yang mungkin dapat dilakukan oleh pihak perusahaan dalam rangka penerapan ISO 9001:2000 dan mempertahankan SMM yang telah tercapai. Uraian tersebut dapat dilihat dalam diagram pada Gambar 2.

43 31 PT. Unitex Tbk Kajian Penerapan SMM ISO 9001:2000 Identifikasi masalah dan kendala dalam penerapan SMM ISO 9001:2000 Umpan Balik Proses Hirarki Analitik (PHA) Rekomendasi perbaikan penerapan ISO 9001:2000 bagi perusahaan Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Unitex Tbk atas dasar pertimbangan sebagai organisasi yang telah berhasil memperoleh sertifikat ISO 9001:2000. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari-April Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan pengisian kuesioner oleh pihak-pihak terkait, serta berdasarkan pengamatan langsung. Kuesioner dan daftar pertanyaan wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur di perpustakaan, internet, dokumen-dokumen perusahaan dan beberapa literatur yang terkait. Jenis data yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Pemilihan informan dilakukan dengan memperhatikan tingkat pendidikan dan pemahaman informan

44 32 terhadap pelaksanaan dan permasalahan SMM di PT. Unitex Tbk. Informan terdiri dari pihak-pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan ISO 9001:2000 di PT. Unitex Tbk yang menjadi anggota dari tim ISO 9001:2000, yaitu berasal dari top management, middle management dan operational management. Top management terdiri dari tiga orang yang masing-masing menduduki posisi sebagai Presiden Direktur, Direktur Pabrik dan Direktur Administrasi. Informan yang mewakili posisi top management adalah Direktur Administrasi. Middle management dalam tim ISO 9001:2000 pada PT. Unitex disebut management representative, terdiri dari dua orang yang berasal dari bagian pabrik dan garansi mutu serta satu Sekretaris Tim ISO 9001:2000. Informan yang mewakili posisi middle management adalah sekretaris tim ISO 9001:2000. Operational management pada PT. Unitex terdiri dari perwakilan seluruh bagian yang terdapat dalam perusahaan yaitu pemasaran, teknik produksi, biro kendali pusat, spinning, celup benang, weaving, dyeing, garansi mutu, utilitas, umun dan akuntansi. Informan yang mewakili posisi ini adalah Manajer Bagian Umum. Susunan organisasi tim ISO 9001:2000 pada PT. Unitex dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian Jenis Data Deskripsi Data 1. Data Primer Penerapan dan permasalahan penerapan ISO 9001:2000. Prioritas kriteria masalah, aktor, penyebab masalah dan alternatif tindakan. 2. Data Sekunder Gambaran umum perusahaan. Penerapan ISO 9001:2000. Tinjauan pustaka. 3. Kualitatif Penerapan ISO 9001:2000. Identifikasi masalah 4. Kuantitatif Data prioritas faktor, aktor, tujuan dan alternatif tindakan.

45 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data untuk identifikasi permasalahan penerapan ISO 9001:2000 menggunakan metode PHA. Menurut Saaty dalam Eriyatno (2007), PHA dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan informasi dan berbagai keputusan secara rasional (judgement) agar dapat memilih alternatif yang paling disukai. Metode ini dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah kualitatif yang kompleks dengan memakai perhitungan kuantitatif, melalui proses pengekspresian masalah dimaksud dalam kerangka berpikir terorganisir, sehingga memungkinkan dilakukannya proses pengambilan keputusan secara efektif. Metode ini mampu menyederhanakan persoalan yang kompleks menjadi persoalan terstruktur, sehingga mendorong dipercepatnya proses pengambilan keputusan terkait. Menurut Marimin (2005), prinsip kerja PHA adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap peubah diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting peubah tersebut secara relatif dibandingkan dengan peubah yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan peubah yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Keuntungan penerapan proses hirarki menurut Fewidarto (1996) adalah : 1. Penyajian sistem secara hirarki dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana perubahan-perubahan prioritas pada level atas mempengaruhi prioritas unsur-unsur pada level/tingkat di bawahnya. 2. Hirarki memberikan banyak informasi yang lengkap pada struktur dan fungsi suatu sistem dalam level yang lebih rendah dan memberikan gambaran tentang pelaku-pelaku dan tujuan-tujuan pada level yang lebih tinggi. Unsur-unsur kendala yang terbaik adalah disajikan pada level yang lebih tinggi lagi untuk menjamin bahwa kendala-kendala itu diperhatikan. 3. Hirarki lebih efisien daripada merakit modul-modul secara keseluruhan.

46 34 4. Hirarki lebih mantap (stabil) dan lentur (fleksibel). Stabil dalam arti bahwa perubahan yang kecil mempunyai efek yang kecil dan lentur dalam hal bahwa penambahan untuk mendapatkan suatu hiraki yang terstruktur baik tidak mengganggu unjuk kerjanya. Prinsip kerja proses PHA adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks dan tidak terstruktur, serta bersifat strategik dan dinamis melalui upaya penataan rangkaian peubahnya dalam suatu hirarki. Untuk mengolah data dengan metode PHA dilakukan dengan aplikasi perangkat lunak Expert Choice. Langkah-langkah dalam analisis metode PHA secara umum dibagi dalam delapan langkah (Saaty, 1991), yaitu : 1. Mendefinisikan permasalahan dan merinci pemecahan yang diinginkan. Fokus dari analisis ini adalah identifikasi permasalahan mutu perusahaan dan kinerja setiap bagian yang ada di perusahaan. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan cara wawancara kepada informan. Setelah ditentukan fokus analisis, selanjutnya ditentukan komponen-komponen dan pendefinisian masing-masing komponen. 2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh. Setelah komponen-komponen dari fokus analisis diketahui, lalu dilakukan pembuatan hirarki. Hirarki merupakan abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Pembuatan hirarki bertujuan untuk mengetahui tingkatan-tingkatan analisis. Penyusunan hirarki terdiri dari beberapa tingkat, dari seperangkat peubah. Pada fokus identifikasi permasalahan tersusun beberapa tingkatan seperti tingkat 1 adalah fokus sasaran atau cita-cita utama, tingkat 2 adalah faktor atau kriteria masalah, tingkat 3 adalah aktor atau pelaku, tingkat 4 merupakan obyektif atau tujuan yang ingin dicapai yang sesuai dengan sasaran pada tingkat 1 dan di tingkat 5 adalah skenario atau alternatif kegiatan atau tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi yang ada. Contoh struktur hirarki dari identifikasi permasalahan mutu dapat dilihat pada Gambar 3.

47 35 Tingkat 1 Fokus/ Ultimate Goal Identifikasi Masalah (UG) Tingkat 2 Faktor/ Kriteria Masalah F1 F2 F3 F4 Tingkat 3 Aktor/ Pelaku A1 A2 A3 A4 Tingkat 4 Tujuan/ Penyebab Masalah T1 T2 T3 T4 Tingkat 5 Skenario/ Alternatif S1 S2 S3 S4 Gambar 3. Struktur hirarki identifikasi permasalahan (Saaty, 1991) 3. Menyusun matriks gabungan Matriks gabungan berpasangan adalah matriks yang membandingkan bobot unsur dalam suatu hirarki dengan unsur-unsur dalam hirarki atasnya. 4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang dilakukan dari hasil perbandingan yang diperoleh pada langkah 3. Setelah matriks pembandingan berpasangan antar unsur dibuat, selanjutnya dilakukan perbandingan berpasangan antara setiap unsur pada kolom ke-i dengan setiap unsur pada baris ke-j, yang berhubungan dengan fokus identifikasi permasalahan. Pembandingan berpasangan antar unsurunsur tersebut dilakukan dengan pertanyaan: seberapa kuat unsur baris ke-i didominasi, dipengaruhi, dipenuhi atau diuntungkan oleh fokus permasalahan, dibandingkan dengan kolom ke-j? jika unsur-unsur yang diperbandingkan merupakan suatu peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah seberapa lebih mungkin suatu unsur baris ke-i dibandingkan dengan unsur kolom ke-j, sehubungan dengan fokus?

48 36 Menurut Saaty (1991), untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 2. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri atas ke kanan bawah. Tabel 2. Nilai skala banding berpasangan Nilai Skala Definisi Penjelasan 1 Kedua unsur sama penting. Dua unsur mempengaruhi sama kuat pada sifat itu. Unsur yang satu sedikit 3 lebih penting dari yang lainnya. Unsur yang satu jelas lebih 5 penting dibanding dengan unsur yang lain. Satu unsur sangat jelas 7 lebih penting dibanding unsur lainnya. Satu unsur mutlak lebih 9 penting dibanding unsur lainnya. 2,4,6,8 Kebalikan nilai-nilai diatas. Nilai-nilai diantara kedua pertimbangan di atas. Pengalaman atau pertimbangan sedikit menyokong satu unsur atas lainnya. Pengalaman atau pertimbangan dengan kuat disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek. Satu unsur dengan kuat disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek. Sokong unsur yang satu atas yang lainnya terbukti memilki tingkat penegasan tertinggi. Kompromi diperlukan diantar dua pertimbangan. Bila nilai-nilai di atas dianggap membandingkan antara unsur A dan B, maka nilai-nilai kebalikan (1/2, 1/3,..., 1/9) digunakan untuk membandingkan kepentingan B terhadap A. Sumber : Saaty, Memasukkan nilai-nilai kebalikannya besarta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1-9 digunakan bila F1 lebih mendominasi atau dipengaruhi sifat G dibandingkan dengan F2, sedangkan F1 kurang

49 37 mendominasi atau mempengaruhi dibanding F2 maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi denga nilainilai kebalikannya. 6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. Pembandingan dilanjutkan untuk semua unsur pada setiap tingkat keputusan yang terbatas pada hirarki, berkenaan dengan kriteria unsur di atasnya. Matriks pembandingan dalam model PHA dibedakan menjadi : (1) Matriks pendapat individu (MPI), (2) Matriks pendapat gabungan (MPG). Matriks Pendapat Individu (MPI) adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan oleh individu. MPI memiliki unsur yang disimbolkan dengan a ij, yaitu unsur matriks pada baris ke-i dalam kolom ke-j (Gambar 4). G A1 A2 A3 A n A1 a 11 a 12 a 13 a 1n A2 a 21 a 22 a 23 a 2n A3 a 31 a 32 a 33 a 3n A n a n1 a n2 a n3 a mn Gambar 4. Matriks pendapat individu (Saaty, 1991) Matriks Pendapat Gabungan (MPG) adalah susunan matriks baru yang unsurnya (g ij ) berasal dari rataan geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10% dan setiap unsur pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik (Gambar 5).

50 38 G G1 G2 G3 G n G1 g 11 g 12 g 13 g 1n G2 g 21 g 22 g 23 g 2n G3 g 31 g 32 g 33 g 3n G n g n1 g n2 g n3 g mn Gambar 5. Matriks pendapat gabungan (Saaty, 1991) Rataan geometrik dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut : = ( ), dimana (1) g ij a ij (k) k = unsur MPG baris ke-i, kolom ke-j. = unsur baris ke-i, kolom ke-j dari MPI ke-k = indeks MPI dari individu ke-k yang memenuhi persyaratan ( ) = perkalian dari unsur k=1 sampai k=m 7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap : (1) pengolahan horizontal dan (2) pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dapat dilakukan untuk MPI maupun MPG. Pengolahan vertikal dilakukan setelah MPI dan MPG diolah secara horizontal, dimana MPI atau MPG harus memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi. 1. Pengolahan Horizontal Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas unsur keputusan untuk satu level hirarki keputusan terhadap unsur yang berada satu level di atasnya. Tahapan yang harus ditempuh sebagai berikut : 1) Pengolahan baris (Z i ) dengan menggunakan rumus : =.(2) Dimana; Z i = unsur pendapat gabungan

51 39 i, j = 1, 2, 3,..., n n = jumlah unsur 2) Perhitungan vektor prioritas dengan rumus : =.(3) Dimana : VP i = unsur vektor prioritas ke-i 3) Perhitungan nilai eigen maksimum dengan menggunakan rumus : = = ( ) = = ( ) = = 1, 2, 3,..,...(4) = = 2. Pengolahan Vertikal Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap unsur pada tingkat pada tingkat hirarki keputusan terhadap sasaran utama. Hasil akhir dari pengolahan vertikal ini merupakan bobot prioritas pengaruh setiap unsur pada tingkat keputusan paling bawah terhadap sasaran utama. Rumus yang digunakan yaitu : = (, 1). ( 1).(5) Untuk p = 1, 2, 3,, n q = 1, 2, 3,,n Dimana : NPH pq (t,q-1) = Nilai prioritas pengaruh unsur ke-p tingkat ke-q terhadap unsur ke-t pada tingkat di atasnya (q-1), nilai diperoleh dari pengolahan horizontal. NPTt(q-1) = Nilai prioritas pengaruh unsur ke-t pada tingkat ke- (q-1) terhadap sasaran utama. r = Jumlah unsur yang ada pada tingkat ke-q s = Jumlah unsur yang ada pada tingkat (q-1) q = Tingkat/level dalam hierarki. Kedua proses pengolahan di atas dapat dilakukan pada Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG). Pengolahan vertikal dapat dilakukan setelah pengolahan horizontal selesai dilakukan,

52 40 dengan syarat MPI atau MPG memenuhi persyaratan rasio konsistensi (CR). Rasio konsistensi diperoleh dari nilai perbandingan antara indeks konsistensi (CI) dengan nilai indeks acak (RI). Jika nilai rasio konsistensi (CR) 0,1 (10 persen), maka tingkat konsiste nsinya baik dan dapat diterima. Tingkat konsistensi (CI) dirumuskan dengan (Fewidarto, 1996) : = (6) Dimana : λ max = Eigen value maksimum n = Jumlah unsur yang diperbandingkan Nilai nisbah konsistensi diperoleh dari : =...(7) Dimana: RI = random indeks. RI merupakan nilai yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory dari matriks yang berorde 1-15 dengan menggunakan contoh berukuran 100. Tabel 3. Nilai RI Untuk Matriks Berukuran n (1-15) N RI Jika indeks konsistensi terlalu tinggi, maka dicari simpangan RMS = ( )...(8) Dimana : a i... a n = set angka hasil percobaan b i... b n = set angka yang diketahui n = set jumlah unsur/percobaan 8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki. Langkah terakhir adalah mengevalusi setiap indeks konsistensi untuk seluruh hirarki dengan mengalikan setiap indeks konsisten dengan prioritas utama kriteria yang bersangkutan dengan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis menggunakan indeks inkonsistensi acak yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, pada setiap indeks inkonsistensi acak dibobot

53 41 berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Untuk memperoleh hasil yang baik, rasio inkonsistensi hirarki harus bernilai kurang dari atau sama dengan 10%. Pengolahan data kualitatif untuk analisis penerapan ISO 9001:2000 menggunakan analisis deskriptif berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan. Data yang terkumpul kemudian diproses dengan menggunakan program komputer Expert Choice 2000 dan Microsoft Office Excel. Untuk lebih jelasnya, tahapan dalam pengolahan dan analisis data dapat dilihat pada Gambar 6. Pengecekan CI untuk semua MPI dengan mengunakan Expert Choice 2000 Penggabungan MPI yang memenuhi syarat CI kurang lebih sama dengan 10% dalam setiap tingkatan menjadi MPG dengan mengunakan Expert Choice 2000 Menghitung bobot prioritas semua MPG dalam setiap tingkat menggunakan Microsoft Office Excel Gambar 6. Diagram alir pengolahan dan analisis data

54 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Unitex Tbk merupakan perusahaan patungan Indonesia- Jepang yang bergerak dalam bidang tekstil terpadu ( Full Integrated Textile Manufacture). PT. Unitex Tbk didirikan dalam rangka Undang- Undang Penanaman Modal Asing No. 1/1967, yang diubah melalui Undang-Undang No. 11 tahun 1970, berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondaag, SH dengan No. 25 tanggal 14 Mei Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. JA.5/128/14 tanggal 30 Juli 1971 dan diumumkan dalam Lembaran Negara No. 67 tanggal 20 Agustus Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Sulaimansyah, SH dengan No. 50 tanggal 15 April 1997 mengenai perubahan anggaran dasar dan penambahan modal dasar, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C HT.01.Th.97 tanggal 14 Juli Pada tanggal 12 Mei 1982, PT Unitex Tbk menjadi perusahaan Go Public dan merupakan perusahaan ke-11 yang memasuki Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 26 Maret 1997 perseroan telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya (BES) sebanyak atau 43,20 % dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh. Para pemegang saham dari perusahaan ini adalah Unitika Limited Jepang 69,38 %, Henry Onggo 9,40 %, Henry Lohanata 8,61 % dan Publik 12,61 % Keadaan Umum Perusahaan Perusahaan berkedudukan di Jl. Raya Tajur Bogor, dengan pabrik seluas m 2, serta luas bangunan m 2. Sebagai sebuah perusahaan tekstil terpadu, PT. Unitex Tbk melakukan kegiatannya mulai dari pemintalan ( spinning), penenunan ( weaving), pencelupan (dyeing finishing) dan pencelupan benang ( yarn dyeing).

55 43 Bagian pemintalan adalah bagian dari produksi yang melakukan proses pembuatan benang dari bahan baku kapas dan polyester. Bagian penenunan adalah bagian produksi yang melakukan proses penenunan benang hingga menjadi kain. Kain yang dihasilkan oleh bagian penenunan ini masih berupa kain mentah ( greige cloth). Bagian pencelupan adalah bagian yang melakukan proses pencelupan dan penyempurnaan dari kain mentah menjadi kain jadi (finish goods). Sedangkan bagian pencelupan benang adalah bagian yang melakukan proses pencelupan benang (putih) hingga menjadi benang berwarna. Hasil produksi perusahaan yang utama adalah Yard dyed dan Piece Dyed dan perusahaan masih mengandalkan kedua kain tersebut dalam memenuhi permintaan pasar, baik untuk ekspor, maupun pasar domestik. Sebagai tanggapan terhadap program pemerintah Indonesia, PT. Unitex Tbk berusaha meningkatkan ekspor secara intensif. Ekspor langsung berjumlah 65 % dari jumlah produksi dengan tujuan Australia, Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea, Hongkong dan lain-lain. Ekspor tidak langsung melalui industri pakain jadi (garmen) berjumlah 15 % ke Amerika dan Eropa, maka jumlah ekspor langsung dan tidak langsung menjadi 80 %. PT. Unitex Tbk dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan para karyawannya, selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan secara intensif dan berkesinambungan, baik yang diadakan di dalam negeri maupun di luar negeri khususnya di Jepang. Salah satu pemegang saham perusahaan Unitex adalah Unitika Ltd yang berkedudukan di Jepang, hal ini memberikan kemudahan kepada perusahaan untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan di perusahaan tersebut. Dalam menjalankan kegiatannya, PT. Unitex Tbk mempekerjakan orang karyawan (Data Februari 2009). Hubungan kerjasama antara pimpinan perusahaan dengan Serikat Pekerja Nasional

56 44 (SPN) berjalan dengan yang baik. Secara rutin diadakan rapat antara pimpinan perusahaan dengan pengurus SPN unit PT. Unitex Tbk. Dalam menjalankan kegiatannnya, perusahaan tidak lupa terhadap kesejahteraan karyawan. Fasilitas kesejahteraan yang diberikan kepada karyawan anatara lain pakaian seragam, makan di kantin perusahaan, kepesertaan JAMSOSTEK bagi seluruh karyawan/karyawati, penyediaan klinik dan mobil ambulance, penggantian pengobatan bagi karyawan dan keluarganya, koperasi karyawan yang menyediakan kebutuhan sehari-hari dan bidang usaha lainnya, fasilitas barber shop khusus bagi karyawan, sarana olah raga, gedung serikat pekerja dan koperasi karyawan, antar jemput dengan bus karyawan, perumahan yang dikelola oleh koperasi karyawan, piknik tahunan, bonus tahunan dan THR, pesta keluarga besar PT. Unitex setiap tanggal 17 Agustus yang diikuti oleh seluruh karyawan dan keluarganya, serta pemberian bingkisan kepada karyawan bertepatan dengan hari ulang tahun perusahaan. Disamping itu, perusahaan juga memberikan penghargaan kepada karyawan yang telah bekerja selama 10 tahun dan 20 tahun, penghargaan kepada karyawan pencetus ide-ide yang bermanfaat dan keluarga sehat. Selain hal-hal tersebut, masih ada lagi fasilitas kesejahteraan lainnya yang diberikan kepada karyawan yang semuanya itu telah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara perusahaan dengan SPN unit kerja PT. Unitex. Untuk mencapai produksi tekstil yang bermutu, PT. Unitex tidak melupakan tanggungjawabnya terhadap pelestarian lingkungan. Pada tahun 1988, PT. Unitex Tbk membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di atas tanah seluas m 2. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan IPAL beserta penyempurnaannya hingga akhir tahun 1995 sebesar Rp 4,0 milyar. Dalam perkembangan selanjutnya IPAL terus mengalami perbaikan dan penambahan instalasi sejalan dengan peningkatan produksi. Kapasitas IPAL PT. Unitex saat ini mampu mengolah limbah cair m 3 per hari (maksimum). IPAL PT. Unitex telah memberikan hasil yang memuaskan dalam mengolah limbah cair

57 45 dari hasil produksinya. Hal ini ditunjukkan dengan berhasilnya PT. Unitex mendapatkan Penghargaan Program Kali Bersih (Prokasih) No. 1 di Indonesia pada tahun Disamping itu PT. Unitex juga telah mendapatkan penghargaan SAHWALI AWARD untuk tingkat Asia Pasifik sebagai penghargaan terhadap perusahaan berwawasan lingkungan. Pada saat ini PT. Unitex Tbk telah mendapatkan Peringkat Hijau dan penilaian Proper Prokasih yang dilakukan oleh Bapedal. Dalam upaya menciptakan produksi yang ramah lingkungan, PT. Unitex juga telah menerapkan Produksi Bersih ( Cleaner Production) yang pelaksanaannya juga telah mendapatkan penghargaan dari Bapedal dan Kementrian Lingkungan Hidup. Partisipasi perusahaan tehadap masyarakat antara lain sumbangan air bersih untuk perumahan dan masjid-masjid yang ada di sekitar PT. Unitex Tbk, mengadakan penyemprotan nyamuk setiap bulan sekali di sekitar perusahaan (k hususnya yang tepat di belakang Mess Direksi), mengadakan donor darah setiap tiga bulan sekali bekerjasama dengan RS PMI Bogor, sumbangan uang kepada anak yatim piatu dan kain kepada keluarga kurang mampu yang disalurkan melalui kepala desa dan RT. Sumbangan ini biasanya diberikan terutama saat Hari Raya Idul Fitri. Disamping hal-hal di atas, pihak perusahaan setiap tahunnya selalu mengadakan kegiatan keagamaan (hari besar Islam), yang kegiatannya melibatkan masyarakat sekitar seperti khitanan massal dan memberikan jatah beli kain potong untuk kegiatan Usaha Kecil Menengah ( UKM) bekerjasama dengan Lemabaga Pengembangan Masyarakat (LPM) Kelurahan Sindangrasa. Dalam rangka meningkatkan kepercayaan pembeli dan memperbaiki sistem produksi, perusahaan pada bulan Juni 2003 telah berhasil mendapatkan Sertifikasi SMM ISO 9001:2000 sebagai tanda bahwa proses manajemen mutu yang ada telah sesuai dengan standar mutu internasional.

58 Visi dan Misi Perusahaan Visi perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud. Visi PT. Unitex Tbk adalah Menguasai pangsa pasar kain kemeja formal (menengah ke atas), khususnya untuk yarn dyed fabric. Visi ini akan dilengkapi dengan misi yang merupakan penjabaran mengenai visi agar lebih mudah dimengerti. Misi perusahaan, yaitu Menciptakan produk unggulan berkelas dunia. Visi dan Misi perusahaan dapat terwujud dengan dukungan nilai-nilai dasar yang dianut perusahaan. Pada PT. Unitex Tbk terdapat lima pilar penyangga yang digunakan sebagai dasar mewujudkan visi dan misi, yaitu : 1. Mengutamakan keselamatan kerja (Safety). 2. Menciptakan produk yang bermutu tinggi dan konsisten (Quality). 3. Pengiriman (Delivery) yang tepat waktu. 4. Biaya (Cost) yang rendah. 5. Meningkatkan mutu sumber daya manusia (Human Resources) Kelima pilar penyangga tersebut dapat terwujud apabila memiliki landasan yang kuat. Landasan yang dimiliki PT. Unitex Tbk berupa tiga pondasi utama, yaitu : 1. Disiplin 2. 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) 3. Kerjasama Logo PT. Unitex Tbk adalah Kucing Bertopi dan Berdasi (Gambar 7) yang memiliki makna bahwa kucing memiliki bulu yang lembut dan halus sehingga perusahaan bertujuan membuat kain yang halus dan lembut, sedangkan bertopi dan berdasi diartikan bahwa sasaran produk adalah kalangan menengah ke atas. Dengan demikian, logo tersebut dapat diterjemahkan bahwa PT. Unitex Tbk menghasilkan produk tekstil yang bagus, halus dan lembut dengan pasar kelas menengah ke atas.

59 47 Gambar 7. Logo PT. Unitex, Tbk Struktur Organisasi Perusahaan PT. Unitex Tbk merupakan perusahaan berbadan hukum yang berbentuk perseroan terbatas. Kekuasaan tertinggi terletak pada rapat pemegang saham. Namun dalam struktur organisasinya PT. Unitex Tbk memiliki Dewan Komisaris untuk menentukan misi dan tujuan perusahaan. Dewan Komisaris diangkat oleh pemegang saham dan bertindak sebagai wakil bagi para pemegang saham untuk menjelaskan roda perusahaan. Untuk menjelaskan tugas dan wewenangnya, Dewan Komisaris mengangkat Presiden Direktur sebagai wakil perusahaan untuk menjalankan operasi perusahaan dan bertanggungjawab penuh atas seluruh aktifitas perusahaan sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Gambar 8 menunjukkan struktur organisasi PT. Unitex Tbk dengan pembagian departemen yang ada, sesuai dengan tugasnya. PT. Unitex Tbk merupakan perusahaan yang mengadopsi budaya kerja Jepang. Nilai-nilai yang diterapkan di dalamnya adalah disiplin, kerjasama dan 5S/5R (Seiri, Seiton, Seisho, Seiketsu, Shitsuke atau Rajin, Ramah, Ringkas, Rawat, Resik). Seluruh unsur perusahaan harus berperan aktif mewujudkan nilai-nilai tersebut.

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR. Oleh RETNA WULANDARI H

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR. Oleh RETNA WULANDARI H KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR Oleh RETNA WULANDARI H24052635 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Manajemen Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Pengertian kualitas ditinjau dari definisi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR. Oleh WIDIANINGRUM H

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR. Oleh WIDIANINGRUM H ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR Oleh WIDIANINGRUM H24102015 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 iv ABSTRAK WIDIANINGRUM.

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep dan Prinsip Mutu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep dan Prinsip Mutu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep dan Prinsip Mutu Fokus utama sebuah organinsasi adalah memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, hal tersebut dapat diwujudkan dengan pemberian jaminan mutu pada produk

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Perkembangan Mutu Kata mutu memiliki banyak definisi yang berbeda, dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Pengertian mutu dapat ditinjau dari definisi

Lebih terperinci

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PT WASKITA KARYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG Oleh : Ir. Ida Bagus Rai Adnyana, MT. Ir. I Gusti Ketut Sudipta,

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT PT. INDOSAT, Tbk. SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KLAUSUL-KLAUSUL ISO

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 2.1.1. Pengertian Mutu Menurut Hadiwiardjo & Wibisono (2000 : 17) mutu, sebagaimana yang diinterpretasikan oleh ISO 9000, merupakan perpaduan

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk. Oleh ARIS HARYANA H

ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk. Oleh ARIS HARYANA H ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk Oleh ARIS HARYANA H24076018 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENYUSUNAN STRATEGI PROMOSI PADA CV. GINTERA ERKY ISTYANTO H

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENYUSUNAN STRATEGI PROMOSI PADA CV. GINTERA ERKY ISTYANTO H PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENYUSUNAN STRATEGI PROMOSI PADA CV. GINTERA Oleh ERKY ISTYANTO H 24066013 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas mulai diberlakukan pada tahun 2003 untuk kawasan ASEAN dan pada tahun 2020 untuk seluruh dunia. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

MIA APRIANTHY ( )

MIA APRIANTHY ( ) OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR Oleh : YULI HERNANTO H 24076139 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN (Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor) Oleh DEDEH H

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN (Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor) Oleh DEDEH H ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN (Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor) Oleh DEDEH H24052089 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK MIE INSTAN DI PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Oleh RANI ANGGRAENI H

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK MIE INSTAN DI PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Oleh RANI ANGGRAENI H ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK MIE INSTAN DI PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK Oleh RANI ANGGRAENI H24103072 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan observasi langsung pada PT. BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTR dan melakukan wawancara dengan bagian MR (Management Representative)

Lebih terperinci

Oleh MELLY SILVIANI H

Oleh MELLY SILVIANI H ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR Oleh MELLY SILVIANI H24104063 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 ANALISIS EFEKTIVITAS

Lebih terperinci

ANALISIS KERANJANG BELANJA PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN (STUDI KASUS TOSERBA YOGYA BANJAR) SKRIPSI. Oleh TRI LESTARI H

ANALISIS KERANJANG BELANJA PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN (STUDI KASUS TOSERBA YOGYA BANJAR) SKRIPSI. Oleh TRI LESTARI H ANALISIS KERANJANG BELANJA PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN (STUDI KASUS TOSERBA YOGYA BANJAR) SKRIPSI Oleh TRI LESTARI H24052006 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR Oleh PUTRI RESTU MELISSA H24051307 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN. Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H

KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN. Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H KAJIAN OPTIMASI UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT. PISMATEX, PEKALONGAN Disusun Oleh : FARIS ANDINOVA YULIAWAN H24051223 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Bahan Ajar PANDUAN MUTU

Bahan Ajar PANDUAN MUTU Bahan Ajar PELATIHAN TENDIK PLP DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 LOGO PT (Contoh) [ NAMA LABORATORIUM ] [ JURUSAN ]

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001 : 2000 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, JAKARTA. Oleh Febriyan Rusdiana H

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001 : 2000 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, JAKARTA. Oleh Febriyan Rusdiana H ANALISIS PENERAPAN ISO 9001 : 2000 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, JAKARTA Oleh Febriyan Rusdiana H24062783 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 i RINGKASAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK Oleh : Arie Kusuma Wardana H24104109 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA Logo perusahaan DISETUJUI OLEH: PRESIDEN DIREKTUR Dokumen ini terkendali ditandai dengan stempel DOKUMEN TERKENDALI. Dilarang mengubah atau menggandakan dokumen tanpa seizing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga diperlukan pemikiran yang lebih kritis atas pemanfaatan secara optimal

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H24104097 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mutu

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mutu II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mutu Pencapaian mutu yang akan dicapai memerlukan kesepakatan dan partisipasi seluruh anggota perusahaan. Dalam hal ini mutu memiliki pengertian berbeda mulai dari yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA ANALISIS PENERAPAN ISO TS 16949 DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Pittauli Aritonang NPM : 35412674 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kualitas/Mutu Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan penilaian atas biaya, mutu dan waktu. Kualitas menurut ISO 8402 adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR. Oleh WIDIANINGRUM H

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR. Oleh WIDIANINGRUM H ANALISIS PENERAPAN ISO 9001: 2000 PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, BOGOR Oleh WIDIANINGRUM H24102015 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 iv ABSTRAK WIDIANINGRUM.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK Oleh : EVA PUSPITASARI H24053915 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PROMOSI ONLINE DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS BUKUKITA.COM, JAKARTA) Oleh NURIKA KURNIA H

ANALISIS STRATEGI PROMOSI ONLINE DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS BUKUKITA.COM, JAKARTA) Oleh NURIKA KURNIA H ANALISIS STRATEGI PROMOSI ONLINE DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS BUKUKITA.COM, JAKARTA) Oleh NURIKA KURNIA H24104074 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PROMOSI AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG SILIWANGI BOGOR. Oleh YULDHASTIYA RACHMANDA H

ANALISIS STRATEGI BAURAN PROMOSI AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG SILIWANGI BOGOR. Oleh YULDHASTIYA RACHMANDA H ANALISIS STRATEGI BAURAN PROMOSI AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG SILIWANGI BOGOR Oleh YULDHASTIYA RACHMANDA H 24066043 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H24053163 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 (Studi Kasus pada Perusahaan Otomotif PT. Mah Sing Indonesia)

KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 (Studi Kasus pada Perusahaan Otomotif PT. Mah Sing Indonesia) KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 (Studi Kasus pada Perusahaan Otomotif PT. Mah Sing Indonesia) Oleh HAPSARI KUSUMANINGRUM H24053957 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Mutu Definisi mutu dari beberapa pakar mutu diantaranya : 1. Philip B. Crosby Mutu berarti kesesuaian terhadap persyaratan, seperti jam tahan

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PELANGGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ADIDAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PELANGGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ADIDAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PELANGGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ADIDAS ( Studi Kasus Konsumen PT. Nusantara Sportindo, Depok) Oleh INDRIANA IMRAN H24052857 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik persaingan dengan kompetitor lokal maupun asing. Hal tersebut dapat dilihat dengan ada-nya

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER IM3 (Studi kasus : Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor)

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER IM3 (Studi kasus : Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor) ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER IM3 (Studi kasus : Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor) Oleh : NINA MELATI PUTRI H24051392 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Perkembangan, dan Sistem Manajemen Mutu Untuk lebih mengenal dan memahami tentang apa itu mutu, berikut ini dijabarkan mengenai pengertian, perkembangan, dan sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA International Organization for Standardization (ISO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA International Organization for Standardization (ISO) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. International Organization for Standardization (ISO) 1. Pengertian ISO (International Organization for Standardization) ISO 9001:2000 adalah suatu standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut perusahaan untuk menyadari bahwa pasar terbuka hanya dapat dilayani dengan produk-produk terbaik

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Kasus pada Wisatawan Domestik di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor) Oleh EKA TAMIA MAHAKAMI H24104056 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HEAD OFFICE) PT LERINDRO INTERNASIONAL JAKARTA. Oleh : RIZAINI LITUHAYU H

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HEAD OFFICE) PT LERINDRO INTERNASIONAL JAKARTA. Oleh : RIZAINI LITUHAYU H ANALISIS BEBAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HEAD OFFICE) PT LERINDRO INTERNASIONAL JAKARTA Oleh : RIZAINI LITUHAYU H24104038 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI. Oleh DENY MARCIAN H

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI. Oleh DENY MARCIAN H ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI Oleh DENY MARCIAN H24104076 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. ANALISIS TEKNIK PENENTUAN UKURAN LOT PEMESANAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BOEHRINGER INGELHEIM INDONESIA, BOGOR Oleh : LUTHFAN LUTHFIR RAHMAN H24052637 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR Oleh DEVI FITRIYANA H24066045 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Proses Menurut Wikipedia proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dibukanya Asean Free Trade Area (AFTA) persaingan di diunia industri mengalami peningkatan khususnya di kawasan Asia tenggara. Peningkatan tersebut menuntut

Lebih terperinci

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008 Nomor Substansi Persyaratan Yang Diperiksa Klausul 4.1. Persyaratan umum organisasi seperti : struktur organisasi, bisnis proses organisasi, urutan proses, criteria

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi I. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi SMM ISO 9001:2000 terhadap penjaminan mutu kinerja sekolah yang dilaksanakan di

Lebih terperinci

Standar Kualitas Internasional

Standar Kualitas Internasional MENGELOLA KUALITAS Definisi Kualitas Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan : 1. Kualitas berbasis pengguna dimana kualitas

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

12/10/2008. Sachbudi Abbas Ras Model ISO 9001:2008. Hak Cipta pada Sachbudi Abbas Ras

12/10/2008. Sachbudi Abbas Ras Model ISO 9001:2008. Hak Cipta pada Sachbudi Abbas Ras Persyaratan ISO 9001:2008 Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Model ISO 9001:2008 2 1 Pendekatan Proses Digunakan dalam pengembangan, implementasi, dan peningkatan efektifitas SMM. Proses adalah suatu

Lebih terperinci

Analisis Sistem Manajemen Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Abstrak

Analisis Sistem Manajemen Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Abstrak Analisis Sistem Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Farida Pulansari Teknik Industri FTI-UP Veteran Jawa Timur Abstrak Sertifikasi ISO 9000 mutlak

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN GRAGE SANGKAN HOTEL SPA KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT. Oleh LONIK DIRIANTINI H

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN GRAGE SANGKAN HOTEL SPA KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT. Oleh LONIK DIRIANTINI H ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN GRAGE SANGKAN HOTEL SPA KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT Oleh LONIK DIRIANTINI H24050191 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H 1 ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H24051975 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang , 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bebas dan ketat di dunia industri hingga pendidikan, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), peningkatan pengetahuan konsumen, dan karyawan

Lebih terperinci

ISO Nur Hadi Wijaya

ISO Nur Hadi Wijaya ISO 9001 Nur Hadi Wijaya ISO 9000 Pengertian ISO : The Internasional Organization for Standardization Standar Syarat dasar ISO 9000 Kalibrasi & Pengukuran Memegang peran utama ISO 9000 Sistem Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS SALURAN DISTRIBUSI FRUIT TEA DI WILAYAH BOGOR (STUDI KASUS PADA KANTOR PENJUALAN (KP) BOGOR PT. SINAR SOSRO)

ANALISIS EFEKTIVITAS SALURAN DISTRIBUSI FRUIT TEA DI WILAYAH BOGOR (STUDI KASUS PADA KANTOR PENJUALAN (KP) BOGOR PT. SINAR SOSRO) ANALISIS EFEKTIVITAS SALURAN DISTRIBUSI FRUIT TEA DI WILAYAH BOGOR (STUDI KASUS PADA KANTOR PENJUALAN (KP) BOGOR PT. SINAR SOSRO) Oleh ETTY NUR BAETI H24103062 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA HOTEL HOLIDAY INN BANDUNG. Oleh: ANDIKA BUCHORI H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA HOTEL HOLIDAY INN BANDUNG. Oleh: ANDIKA BUCHORI H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA HOTEL HOLIDAY INN BANDUNG Oleh: ANDIKA BUCHORI H24102111 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ROSI ANRAYANI H

ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ROSI ANRAYANI H ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ROSI ANRAYANI H24050175 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Apa Tujuan ISO. Material SDM. Resource. Alat. Metode. Output 3 C. Input Proses. Procedure IK Control. Monev

Apa Tujuan ISO. Material SDM. Resource. Alat. Metode. Output 3 C. Input Proses. Procedure IK Control. Monev Apa Tujuan ISO Material Alat Resource SDM Metode Input Proses Output 3 C Procedure IK Control Monev 3.C Adalah : 1. Comply to requirement (customer & regulation) 2. Consistency of product/service 3. Continual

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PT.UNITEX TBK BOGOR) OLEH RIA AGUSTINA H

ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PT.UNITEX TBK BOGOR) OLEH RIA AGUSTINA H ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PT.UNITEX TBK BOGOR) OLEH RIA AGUSTINA H24052360 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Ria Agustina.

Lebih terperinci

ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000

ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000 ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000 Hendang Setyo Rukmi Ambar Harsono Boga Kascaryanjati Teknik Industri Institut Teknologi Nasional hendang@itenas.ac.id

Lebih terperinci

Oleh ELLA RAHMANIA H

Oleh ELLA RAHMANIA H ANALISIS PERILAKU DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PERFORMANCE RESTORAN PASTEL & PIZZA RIJSTTAFEL DI KOTA BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LOYALITAS PELANGGAN HYPERMARKET GIANT TAMAN YASMIN BOGOR. Oleh RAHMAT DARMAWAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LOYALITAS PELANGGAN HYPERMARKET GIANT TAMAN YASMIN BOGOR. Oleh RAHMAT DARMAWAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LOYALITAS PELANGGAN HYPERMARKET GIANT TAMAN YASMIN BOGOR Oleh RAHMAT DARMAWAN H24052110 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Manual Mutu Laboratorium Penyakit Dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Manual Mutu Laboratorium Penyakit Dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Manual Mutu Laboratorium Penyakit Dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya LABORATORIUM PARASIT DAN PENYAKIT IKAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR SEBAGAI PERGURUAN TINGGI - BADAN HUKUM MILIK NEGARA (PT-BHMN) Oleh RIJKI SAEFULOH BASALMAH H

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR SEBAGAI PERGURUAN TINGGI - BADAN HUKUM MILIK NEGARA (PT-BHMN) Oleh RIJKI SAEFULOH BASALMAH H ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR SEBAGAI PERGURUAN TINGGI - BADAN HUKUM MILIK NEGARA (PT-BHMN) Oleh RIJKI SAEFULOH BASALMAH H24104062 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

PEMILIHAN STRATEGI PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA 360 DERAJAT PADA PENILAIAN KINERJA DOSEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PEMILIHAN STRATEGI PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA 360 DERAJAT PADA PENILAIAN KINERJA DOSEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEMILIHAN STRATEGI PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA 360 DERAJAT PADA PENILAIAN KINERJA DOSEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh : YODI DWESTA PRIMADI. S H24104068 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas.

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan global, ada beberapa strategi sebagai upaya memenangkan persaingan tersebut, dibutuhkan banyak strategi inovasi atau perbaikan yang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BEDAK Marcks VENUS PADA PT. KIMIA FARMA TBK. Oleh RIHZA SYAFRIZAL H

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BEDAK Marcks VENUS PADA PT. KIMIA FARMA TBK. Oleh RIHZA SYAFRIZAL H ANALISIS STRATEGI PROMOSI BEDAK Marcks VENUS PADA PT. KIMIA FARMA TBK Oleh RIHZA SYAFRIZAL H24102009 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ABSTRAK Rihza Syafrizal.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur) Oleh : DEVIANI PERTIWI H24051693 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MANAJEMEN MUTU TERPADU DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PRIMA TURWELIS Widyaiswara Madya Badikltda Jabar www.themegallery.com Nama : Dra. Turwelis, S.Pd Tempat/tgl Lahir : Bandung, 26 Pebruari 1964 Jabatan : Widyaiswara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI I GUSTI AGUNG AYU ISTRI LESTARI ABSTRAK Fakultas Teknik Univ. Mahasaraswati Denpasar Tujuan utama dalam konstruksi adalah ketepatan

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANDY AKHDIAR A14104101 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan harapan pelanggan yang semakin meningkat. Melihat kondisi ini, tidak ada pilihan lain lagi bagi instansi untuk bertahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan harapan pelanggan yang semakin meningkat. Melihat kondisi ini, tidak ada pilihan lain lagi bagi instansi untuk bertahan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan persaingan usaha yang sangat ketat saat ini dan masa mendatang, mendorong perusahaan meningkatkan mutu dan daya saing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Asia Tenggara atau Asean Free Trade Area (AFTA) Tahun 2003 serta Asia

BAB I PENDAHULUAN. di Asia Tenggara atau Asean Free Trade Area (AFTA) Tahun 2003 serta Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era liberalisasi perdagangan sebagai salah satu tanda perubahan dunia di awal abad 21 yang menuntut kesiapan semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kualitas Definisi manajemen kualitas dapat dibagi berdasarkan struktur kata yang membentuknya, yaitu : Menurut James A.F. Stonner (Management 6th Edition,

Lebih terperinci