Bahan Ajar PANDUAN MUTU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bahan Ajar PANDUAN MUTU"

Transkripsi

1 Bahan Ajar PELATIHAN TENDIK PLP DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011

2 LOGO PT (Contoh) [ NAMA LABORATORIUM ] [ JURUSAN ] [ NAMA ISTITUSI/PT ] [ JURUSAN ] [ TAHUN ] Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

3 [ NAMA LABORATORIUM ] [ NAMA JURUSAN ] [ NAMA INSTITUSI/PT ] Nomor :./ /../ Terbitan : 1 Nomor Salinan : Staus Distribusi : x Terkendali Tak Terkendali Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

4 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] LEMBAR PENGESAHAN No. Bagian : i [ NAMA LABORATOTIUM ] [ NAMA JURUSAN ] [ NAMA INSTITUSI/PT ] [ Alamat Institusi/PT Lengkap ] [ No. Telepon, Fax. ] Panduan Mutu ini disyahkan oleh : Diperiksa Manajer Mutu, Disiapkan Manajer Teknis,. Menyetujui Ketua Jurusan, Menyetujui/Mengesyahkan Dekan/Direktur,.. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

5 PENGANTAR (contoh) Dokumen ini dibuat untuk membantu laboratorium dalam memenuhi dokumentasi sistem mutu. Maksud penyusunan dokumen ini untuk menyajikan panduan umum untuk membantu laboratorium dalam menerapkan sistem mutu laboratorium berdasarkan standar (ISO). Dokumen sistem mutu laboratorium yang disusun ini terdiri dari : Panduan Mutu, Prosedur Mutu, Prosedur Pelaksanaan (Instruksi Kerja), dan Formulir Rekaman. Dokumen ini merupakan petunjuk umum yang harus diikuti dalam sistem dokumentasi mutu laboratorium [Nama Laboratorium] [Nama Jurusan] [Nama Institusi/PT]. [Kota, Tanggal Bulan Tahun] Manajer Mutu Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

6 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL HALAMAN PERUBAHAN No. Bagian : iii Tanggal Revisi : Disetujui Prosedur pengisian perubahan Panduan Mutu : 1. Tuliskan setiap perubahan dalam kolom yang disediakan 2. Keluarkan dokumen yang lama 3. Masukkan dokumen yang baru 4. Lakukan paraf yang mengisi perubahan PERUBAHAN MENCABUT MEMASUKKAN No. Tanggal No. Bag. Revisi/ Terbitan Jumlah Halaman No. Bag. Revisi/ Terbitan : Man. Mutu Halaman Paraf (MM) Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

7 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] LEMBAR DISTRIBUSI No. Bagian : iv Salinan No. Pemegang 1 Dekan/Direktur 2 Ketua Jurusan 3 dan asli Manajer Mutu (MM) 4 Manajer Eksekutif (ME) 5 Manajer Teknis (MT) 6 Manajer Administrasi (MA) Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

8 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] DAFTAR ISI No. Bagian : v Bagian JUDUL Halaman i HALAMAN PENGESAHAN i ii KATA PENGANTAR ii iii PERUBAHAN iii iv DISTRIBUSI iv v DAFTAR ISI v vi ISTILAH DAN DEFINISI vi vii PENDAHULUAN vii 4.0 KEBIJAKAN MUTU 4.1 Organisasi 4.2 Sistem Mutu 4.3 Pengendalian Dokumen 4.4 Kaji Ulang Permintaan Tender dan Kontrak 4.5 Subkontrak Pengujian dan Kalibrasi 4.6 Pembelian Jasa dan Pembekalan 4.7 Pelayanan Kepada Pelanggan 4.8 Pengaduan 4.9 Pengendalian Pekerjaan Pengujian dan / atau Kalibrasi yang Tidak Sesuai 4.10 Tindakan Perbaikan 4.11 Tindakan Pencegahan 4.12 Pengendalian Rekaman 4.13 Audit Internal 4.14 Kaji Ulang Manajemen 5.0 PERSYARATAN TEKNIS 5.1 Umum 5.2 Personil 5.3 Kondisi Akomodasi dan Lingkungan 5.4 Metode Pengujian, Metode Kalibrasi dan Validasi Metode 5.5 Peralatan 5.6 Ketelusuran Pengukuran 5.7 Pengambilan Sampel 5.8 Penanganan Barang yang Diuji dan Dikalibrasi Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

9 5.9 Jaminan Mutu Hasil Pengujian dan Kalibrasi 5.10 Laporan Hasil [ NAMA LABORATORIUM ] No. Bagian : vi JUDUL : Halaman : 1 dari 2 ISTILAH DAN DEFINISI 1. Semua istilah yang digunakan dalam Panduan Mutu ditafsirkan sesuai dengan arti yang ditentukan dalam Standar (ISO) 2. Definisi berbagai istilah yang relevan yang digunakan dalam Panduan Mutu Laboratorium antara lain : a. Laboratorium : Unit/Lembaga/Instansi yang melakukan pengujian dan atau Kalibrasi b. Laboratorium Penguji : Laboratorium yang melaksanakan Pengujian c. Laboratorium Kalibrasi : Laboratorium yang melaksanakan Kalibrasi d. Kalibrasi : Serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen pengukur atau sistem pengukuran atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur dengan nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu e. Pengujian : Kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisme, fenomena fisik, proses atau jasa sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan f. Sistem Mutu : Struktur Organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber untuk menerapkan manajemen / pengelolaan mutu g. Panduan Mutu : Dokumen utama yang menjelaskan tentang kebijaksanaan mutu, sistem mutu, dan pelaksanaan mutu dalam suatu organisasi laboratorium lingkungan h. Contoh Uji : Contoh uji dapat mewakili sifat dari suatu yang akan diuji Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

10 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] ISTILAH DAN DEFINISI No. Bagian : vi Halaman : 2 dari 2 i. Validasi : Suatu prosedur untuk mengetahui sejauh mana penyimpangan yang tak dapat dihindari suatu metode uji pada kondisi normal di mana seluruh elemen terkait telah dioperasikan secara baik j. Verifikasi : Konfirmasi melalui pengujian dan pengkajian bukti bahwa persyaratan yang telah ditetapkan telah terpenuhi k. Sertifikat Hasil Uji : Dokumen yang menyajikan hasil uji dan informasi lainnya yang berkaitan dengan pengujian l. Uji Profisiensi : Metode untuk mengetahui unjuk kerja laboratorium penguji dengan cara uji banding antar laboratorium m. Uji Banding antar Laboratorium : Pengelolaan unjuk kerja dan evaluasi pengujian atas bahan yang sama atau serupa oleh dua atau lebih laboratorium yang berbeda sesuai dengan yang ditetapkan terlebih dahulu n. Internal Audit : Suatu proses yang dipunyai oleh organisasi untuk mengawasi penerapan yang benar dari sistem mutu organisasi tersebut Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

11 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] PENDAHULUAN No. Bagian : vii Menghadapi persaingan yang semakin ketat, industri nasional harus berakar pada potensi dan kemampuan nasional. Daya saing yang tinggi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan global yang telah dimulai pada tahun 2003 oleh Negara-negara ASEAN dalam ASEAN Free Trade Area (AFTA), pada tahun 2010 oleh Negara-negara maju dalam Asia Pasific Economic Cooperation (APEC), dan kemudian diikuti oleh negara-negara berkembang APEC pada tahun Meningkatnya persaingan global maupun regional yang akan dihadapi Indonesia, membutuhkan tingkat penguasaan keterampilan yang memadai yang diintegrasikan dengan metode terbaik dalam meningkatkan proses dengan perbaikan-perbaikan cara kerja dan pengelolaan dengan kendali mutu. Banyak perusahaan dan industri mempunyai kecenderungan ingin mendapat sertifikat ISO sebagai bagian dari pemasaran regional dan internasional. Salah satu hal yang penting dalam perdagangan internasional, menuntut bahwa produk atau jasa memberikan jaminan mutu sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan jaminan mutu yang digunakan di dunia internasional umumnya mengacu pada standar yang disusun oleh ISO (International Organization for Standarization), IEC (International Electrotechnical Commission), dan CAC (Codex Alimentarius Commission). Agar jasa laboratorium dapat diakui hasil pengujiannya secara internasional, maka harus memenuhi Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Penguji dan Laboratorium Kalibrasi mengacu pada Standar (ISO). Untuk memberi jaminan kepuasan pelanggan dalam proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi yang berhubungan dengan sistem mutu maka harus disusun Dokumen Sistem Mutu. Dokumen Sistem Mutu disusun dalam hirarki : Panduan Mutu, Prosedur Kerja, Instruksi Kerja, dan Formulir Rekaman. Panduan Mutu ini merupakan syarat mutlak agar sistem mutu dapat terselenggara dan merupakan interpretasi standar mutu yang diacu menurut ISO, yang berisi mencakup : kebijakan lab., sasaran, struktur organisasi, uraian jabatan, kualifikasi jabatan, garis besar operasi dari prosedur manajemen yang berlaku. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

12 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] KEBIJAKAN MUTU No. Bagian : 4.0 Manajemen Laboratorium [Nama Laboratorium] memberikan pelayanan pengujian yang mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan serta menjamin bahwa pekerjaan pengujian dilaksanakan dengan kejujuran teknis, teliti, cepat, tepat, dan akurat, serta efisien dalam menggunakan sumber daya. Semua kegiatan pengujian selalu dilaksanakan berdasarkan sistem mutu yang sesuai dengan standar (ISO), guna memberikan jaminan konsistensi kompetensi teknis pengujian dalam lingkup kegiatannya. Untuk merealisasikan Sistem Mutu Laboratorium dituangkan dalam Panduan Mutu, Prosedur Mutu, Instruksi Kerja, dan Formulir Rekaman yang didokumentasikan, dimengerti, dan dilaksanakan oleh semua personil secara profesional. [Kota, Tanggal Bulan Tahun] [ Dekan/Direktur/Kajur (Nama Institusi/PT) ] [Tanda Tangan] [Nama Dekan/Direktur/Kajur] [NIP...] Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

13 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] ORGANISASI No. Bagian : Status dan legalitas laoboratorium merupakan sub-unit dari [Nama Jurusan] [Nama Institusi/PT] yang didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia [No. Tanggal Bulan Tahun] tentang Penataan [Institusi/PT] dalam lingkungan Universitas dan Institut Negeri. [Nama Laboratorium] bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan pengujian sesuai dengan persyaratan standar (ISO) untuk memuaskan kebutuhan pelanggan serta pihak terkait yang relevan. Lingkup kegiatan laoboratorium [Nama Laboratorium] terdiri dari [macam pengujian, misal : pengujian 1, pengujian 2, dll.] [Nama Laboratorium] harus didukung oleh personil yang independen, professional, dan bebas dari pengaruh tekanan komersial, keuangan, dan tekanan lain yang mempengaruhi mutu kinerjanya. [Nama Laboratorium] harus : a. Menjamin atas kerahasiaan informasi dan hak kepemilikan pelanggan termasuk prosedur untuk melindungi penyimpanan dan penyampaian hasil secara elektronik. b. Menjamin tidak terlibat dalam setiap kegiatan operasional yang dapat mengurangi kepercayaan atau kompetensinya serta ketidak berpihakannya. c. Struktur Organisasi Laboratorium yang menggambarkan hubungan antara : Posisi Manajer Mutu, Manajer Teknis, Manajer Administrasi, dan Kepala Laboratorium Adanya garis tanggung jawab dalam laboratorium (antara manajemen, petugas teknis / mutu}. d. Uraian tentang tugas dan tanggung jawab, wewenang, serta hubungan antar personil yang mempengaruhi mutu pekerjaan. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

14 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] SISTEM MUTU No. Bagian : Untuk mendapatkan, menerapkan, dan memelihara sistem mutu, maka laboratorium harus : a. Mendokumentasikan kebijakan, sistem, program, prosedur, dan instruksi pengujian. b. Didokumentasikan, dimengerti, dan diterapkan oleh semua personil yang terkait Kewenangan Kepala Laboratorium mencakup : a. Menjamin manajemen pengujian laboratorium dalam melayani konsumen secara professional dan mutu pengujian demi kepuasan pelanggan. b. Menjamin manajemen pengujian laboratorium dengan standar pelayanan laboratorium yang mengacu pada acuan stndar ((ISO). c. Menjamin personil manajemen pengujian laboratorium, memahami dan menerapkan sistem mutu laboratorium. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

15 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] PENGENDALIAN DOKUMEN No. Bagian : Umum Laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan semua dokumen mutu laboratorium Pengesahan dan Penerbitan Dokumen a. Semua dokumen mutu harus dipelihara dan disyahkan oleh personil yang berwenang sebelum diterbitkan. (Panduan Mutu oleh Pimpinan Tertinggi, Prosedur dan Instruksi Kerja oleh Manajer Mutu). b. Prosedur yang berlaku harus selalu tersedia disemua lokasi kegiatan laboratorium. c. Dokumen mutu harus dikaji ulang secara berkala. d. Dokumen kadaluwarsa harus ditarik dari semua tempat penggunaan dan diberi tanda yang sesuai. e. Semua dokumen sistem mutu laboratorium harus diberi identifikasi khusus Perubahan Dokumen a. Perubahan dokumen harus dikaji ulang dan disyahkan oleh fungsi yang sama dengan yang mengkaji ualng sebelumnya. b. Perubahan dokumen harus direkam dalam lembar perubahan dokumen. c. Perubahan dokumen harus menjelaskan prosedur melakukan perubahan dokumen dan dokumen perubahan harus dikendalikan dan tersimpan dalam sistem komputer. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

16 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : KAJI ULANG PERMINTAAN, TENDER, DAN KONTRAK No. Bagian : Laboratorium menetapkan dan memelihara prosedur untuk kaji ulang permintaan, tender, dan kontrak Rekaman kaji ulang, termasuk setiap perubahan harus selalu dipelihara Kaji ulang mencakup setiap pekerjaan yang disub kontrakkan Setiap penyimpangan kontrak diinformasikan kepada pelanggan Kontrak yang diamandemen setelah pekerjaan dilakukan, proses kaji ulang kontrak harus diulang, dikomunikasikan dengan personil terkait Untuk kontrak rutin, kaji ulang hanya dilakukan pada tahap permintaan. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

17 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : SUBKONTRAK PENGUJIAN DAN KALIBRASI No. Bagian : Subkontrak pengujian harus dilaksanakan jika karena keadaan yang tak terduga maksimum 50% dari parameter yang diujikan. Subkontrak hanya diberikan kepada subkontraktor yang telah menerapkan standar (ISO) Setiap subkontrak pelanggan diinformasikan scara tertulis, dan mendapat persetujuan tertulis dari pelanggan Laboratorium bertanggung jawab kepada pelanggan atas pekerjaan subkontrak, kecuali pelanggan menetapkan subkontraktor yang harus digunakan Laboratorium memelihara daftar subkontraktor yang digunakan, dan merekam semua bukti kesesuaian kegiatannya dengan pesyaratan standar (ISO). Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

18 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] PEMBELIAN JASA DAN PEMBEKALAN No. Bagian : Laboratorium harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk memiliki dan membeli jasa dan perbekalan yang penggunanya mempengaruhi mutu pengujian Setiap pembelian perlengkapan, pereaksi dan bahan pakai yang mempengaruhi mutu pengujian tidak digunakan sebelum diinspeksi dan dengan spesifikasi standar yang ditetapkan Dokumen pembelian barang yang mempengaruhi mutu hasil uji berisi data yang menjelaskan jasa dan perbekalan yang dibekali harus dikaji ulang dan disyahkan spesifikasi teknisnya sebelum diedarkan (digunakan sebagai dokumen yang asli) Laboratorium mengevaluasi pemasok bahan habis pakai, perbekalan, dan jasa yang berpengaruh pada mutu pengujian. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

19 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : PELAYANAN KEPADA PELANGGAN No. Bagian : Laboratorium harus selalu mengupayakan kerjasama yang baik dengan pelanggan untuk mengklarifikasi permintaan dan memantau unjuk kerja laboratorium. Kerjasama dengan pelanggan tersebut meliputi : a. Penyediaan kesempatan pelanggan untuk menyaksikan pengujian yang dilakukan untuk pelanggan yang bersangkutan. b. Penyiapan, pengemasan, dan penyerahan barang yang diuji yang dibutuhkan oleh pelanggan untuk tujuan verifikasi. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

20 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] PENGADUAN No. Bagian : Laboratorium harus mempunyai kebijakan dan prosedur untuk menyelesaikan pengaduan dari pelanggan atau pihak lain Laboratorium harus memelihara rekaman pengaduan dan penyidikan serta tindakan perbaikan yang dilakukan laboratorium. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

21 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : PENGENDALIAN PEKERJAAN PENGUJIAN YANG TIDAK SESUAI No. Bagian : Laboratorium harus mempunyai kebijakan dan prosedur untuk penanganan hasil uji yang tidak sesuai dengan prosedur atau persyaratan pelanggan Laboratorium harus melakukan evaluasi pekerjaan yang tidak sesuai dan melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan apabila terdapat indikasi terulangnya kembali pekerjaan yang tidak sesuai tersebut. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

22 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : TINDAKAN PERBAIKAN No. Bagian : Umum Laboratorium memberikan kewenangan kepada personil yang sesuai untuk melakukan tindakan perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak sesuai atau penyimpangan dari kebijakan dan prosedur Analisa Penyebab Tindakan perbaikan dimulai dengan penyelidikan untuk menentukan penyebab permasalahan Pemilihan dan Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Laboratorium harus mengidentifikasi tindakan perbaikan yang potensial, memilih dan melakukan tindakan perbaikan yang paling memungkinkan, dan mendokumentasikan Pemantauan Tindakan Perbaikan Laboratorium harus memantau hasil untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan telah efektif Audit Tambahan Laboratorium harus melakukan audit tambahan apabila identifikasi ketidak sesuaian / penyimpangan terhadap prosedur standar menimbulkan keraguan. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

23 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : TINDAKAN PECEGAHAN No. Bagian : Laboratorium melakukan identifikasi terhadap penyebab ketidak sesuaian yang potensial Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kembali ketidak sesuaian yang serupa, laboratorium harus membuat rencana tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan mencakup tahap awal tindakan dan penerapan pengendalian untuk memastikan efektitasnya. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

24 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : PENGENDALIAN REKAMAN No. Bagian : Laboratorium harus : a. Menetapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi, pengumpulan, pemberian indeks, pengaksesan, pengarsipan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pemusnahan rekaman mutu dan rekaman teknis. b. Menyimpan dan memelihara semua rekaman dengan baik serta menjamin keamanan dan kerahasiannya. c. Melindungi setiap rekaman cadangan yang disimpan secara elektronik, dan untuk mencegah akses dan amandemen yang tidak berwenang Laboratorium harus menyimpan rekaman asli selama periode 3 (tiga) tahun terhadap pengamanan, data dan perhitungan direkam pada saat pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diidentifikasi pekerjaan asalnya Setiap kesalahan dalam rekaman dicoret, dan nilai yang benar ditambah disinya, diparaf oleh personil yang melakukan koreksi. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

25 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] AUDIT INTERNAL No. Bagian : Laboratorium harus menjadwalkan program audit internal untuk memverifikasi kegiatannya berlanjut sesuai persyaratan sistem mutu standar (ISO) Program audit internal ditujukan pada semua unsur sistem mutu termasuk kegiatan pengujian / kalibrasi Manajer Mutu bertanggung jawab atas pelaksanaan audit internal Apabila temuan audit meragukan keabsahan hasil pengujian, laboratorium harus melakukan tindakan perbaikan, dan pelanggan diberi tahu secara tertulis Bidang kegiatan yang diaudit, temuan audit, dan tindakan perbaikan harus direkam Sebagai tindak lanjut kegiatan audit, laboratorium harus melakukan verifikasi dan merekam penerapan efektivitas tindakan yang telah dilakukan. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

26 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : KAJI ULANG MANAJEMEN No. Bagian : Manajemen laboratorium harus melakukan ulang sekurang-kurangnya 1 x (satu kali) dalam setahun, untuk memastikan kesinambungan, kecocokan, dan efektifitas sistem mutu yang diterapkan Hasil temuan kaji ulang manajemen dan tindakan yang dilakukan harus direkam. Manajemen laboratorium harus memastikan tindakan tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu yang sesuai dan disepakati Kaji ulang harus memperhitungkan : a. Kecocokan kebijakan dan prosedur b. Laporan dari staf manajerial dan personil penyelia c. Hasil audit internal yang terakhir d. Asesmen oleh badan eksternal e. Hasil uji banding antar laboratorium dan uji profisiensi f. Perubahan volume dan jenis pekerjaan g. Umpan balik pelanggan h. Pengaduan i. Faktor-faktor lain yang relevan, seperti kegiatan pengendalian mutu, sumber daya, dan pelatihan staf. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

27 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : PERSYARATAN TEKNIS No. Bagian : Umum 5.2 Personil 5.3 Kondisi Akomodasi dan Lingkungan 5.4 Metode Pengujian, Metode Kalibrasi, dan Validasi Metode 5.5 Peralatan 5.6 Ketertelusuran Pengukuran 5.7 Pengambilan Sampel 5.8 Penanganan Barang yang diuji dan dikalibrasi 5.9 Jaminan Mutu hasil pengujian dan kalibrasi 5.10 Pelaporan Hasil Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

28 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] U M U M No. Bagian : Faktor-faktor yang menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian laboratorium meliputi : a. Sumber Daya Manusia (5.2) b. Kondisi Akomodasi dan Lingkungan (5.3) c. Metode Pengujian dan Validasi Metode (5.4) d. Peralatan (5.5) e. Ketertelusuran Pengukuran (5.6) f. Pengambilan Contoh (5.7) g. Penanganan Barang yang duji dan dikalibrasi (5.8) Laboratorium harus memperhitungkan factor-faktor ketidakpastian dalam mengembangkan metode dan prosedur pengujian dan kalibrasi, pelatihan, dan kualifikasi personil, dan dalam pemilihan dan kalibrasi peralatan yang digunakan. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

29 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] PERSONIL No. Bagian : Personil laboratorium yang menjalankan tugas tertentu harus mempunyai kualifikasi berdasarkan pendidikan, pelatihan, pengalaman yang sesuai Manajemen laboratorium bertanggung jawab merumuskan sasaran pendidikan, pelatihan, dan keterampilan personil laboratorium Laboratorium bertanggung jawab untuk memanfaatkan personil subkontrak Setiap personil laboratorium harus dilengkapi dengan tugas yang berlaku Manajemen laboratorium bertanggung jawab memberikan kewenangan kepada personil tertentu untuk melakukan jenis pengambilan contoh tertentu. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

30 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : KONDISI AKOMODASI DAN LINGKUNGAN No. Bagian : Laboratorium harus memiliki fasilitas yang mampu memfasilitasi kebenaran untuk kerja pengujian Laboratorium menjamin bahwa kondisi lingkungan tidak mengakibatkan ketidak absahan hasil pengujian Laboratorium mengendalikan akses ke dan penggunaan ruangan yang mempengaruhi mutu pengujian. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

31 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : METODE PENGUJIAN, METODE KALIBRASI, DAN VALIDASI METODE No. Bagian : 5.4 Halaman : 1 dari Umum Laboratorium harus : a. Menggunakan Metode dan Prosedur yang sesuai untuk pengujian dan menjaga kemutakhiran. b. Memiliki Instruksi Penggunaan dan menguraikan semua peralatan yang relevan Pemilihan Metode : Laboratorium harus : a. Menggunakan Metode yang dipublikasikan secara internasional, regional, atau nasional. b. Metode yang dikembangkan laboratorium dengan divalidasi sebelum digunakan. c. Memberi tahu pelanggan tentang metode yang dipilih untuk pengujian Metode yang dikembangkan laboratorium. Metode yang dikembangkan oleh laboratorium untuk keperluan sendiri harus merupakan suatu kegiatan yang terencana dan harus ditugaskan kepada personil yang cakap dan dilengkapi sumber daya yang memadai Metode Tidak Baku. a. Apabila diperlukan menggunakan metode yang tidak tercakup oleh metode baku, hal ini harus mendapat persetujuan pelanggan dan harus mencakup spesifikasi yang jelas dari persyaratan pelanggan dan tujuan dari pengujian. b. Metode tidak baku (metode yang dipublikasikan) harus mendapat persetujuan dari pelanggan dan telah divalidasi sebelum digunakan. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

32 5.4.5 Validasi Metode a. Metode tidak baku dan metode yang dikembangkan sendiri yang digunakan di luar ruang lingkup metode baku harus divalidasi sebelum digunakan. b. Rekaman hasil validasi dan prosedur validasi harus disimpan dengan baik Estimasi Ketidak pastian Pengukuran Laboratorium harus : a. Menerapkan prosedur untuk estimasi ketidak pastian pengukuran, apabila laboratorium melakukan kalibrasi internal. b. Menerapkan prosedur untuk estimasi ketidak pastian pengukuran. [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : METODE PENGUJIAN, METODE KALIBRASI, DAN VALIDASI METODE No. Bagian : 5.4 Halaman : 2 dari Pengendalian Data Laboratorium harus melakukan pengendalian data melalui piranti lunaknya (computer) untuk melindungi data yang diterapkan, serta memelihara peralatan otomatis dengan baik Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

33 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] PERALATAN No. Bagian : 5.5 Halaman : 1 dari Laboratorium dilengkapi dengan peralatan untuk menunjang kegiatan pengujian Peralatan dan piranti lunak yang digunakan laboratorium harus mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan. Program kalibrasi ditetapkan untuk besaran atau nilai utama dari peralatan yang berpengaruh terhadap mutu hasil pengujian Peralatan harus dioperasikan oleh personil yang berwenang dan dilengkapi instruksi kerja yang mutakhir Peralatan dan piranti lunak yang mempengaruhi hasil harus diberikan identifikasi secara unik / khusus Rekaman harus dipelihara untuk setiap peralatan dan piranti lunaknya yang signifikan pada pengujian yang dilakukan. Rekaman tersebut harus mencakup sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut : a. Identitas peralatan dan piranti lunaknya. b. Nama manufaktur, identifikasi tipe, dan nomor seri atau identitas khusus. c. Lokasi terbaru d. Instruksi manufaktur (jika ada) e. Tanggal hasil dan salinan sertifikat kalibrasi, penyetelan, tanggal kalibrasi f. Rencana perawatan, perawatan yang telah dilakukan. g. Kerusakan, kegagalan, modifikasi, atau perbaikan peralatan Laboratorium harus memiliki prosedur penanganan peralatan. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

34 5.5.7 Peralatan yang memberikan hasil yang mencurugakan dan cacad atau di luar batas yang ditentukan harus ditarik dari penggunaan dan diberi label yang sesuai Pertalatan laboratorium yang telah dikalibrasi harus diberi label, kode / identitas lainnya untuk indikasi status keahliannya Peralatan yang berada di luar kendali langsung laboratorium fungsi dan status kalibrasinya harus dicek secara berkala, dan pengecekan harus dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan Apabila kalibrasi menyebabkan timbulnya beberapa factor koreksi, laboratorium harus memutakhirkan data kalibrasi terakhir. JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] PERALATAN No. Bagian : 5.5 Halaman : 2 dari Laboratorium menjamin keamanan peralatan dari penyetelan yang mengakibatkan ketidak absahan hasil pengujian. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

35 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : KETERTELUSURAN PENGUKURAN No. Bagian : Laboratorium harus mempunyai program kalibrasi peralatan Laboratorium pengujian harus memastikan peralatan yang digunakan dapat memberikan ketidak pastian pengukuran yang diperlukan Bila laboratorium menggunakan jasa kalibrasi eksternal, ketertelusuran harus dijamin dengan menggunakan jasa kalibrasi laboratorium yang dapat memperagakan kompetensi, kemampuan pengukuran dan ketertelusuran. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

36 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : PENGAMBILAN SAMPEL No. Bagian : Laboratorium harus mempunyai rencana dan prosedur pengambilan sampel, untuk mengambil sampel substansi, bahan, produk untuk pengujian yang dilakukan kemudian Bila pelanggan menghendaki penyimpanan, penambahan atau pengecualian dari prosedur, hal tersebut harus direkan secara rinci Laboratorium harus merekam data dan kegiatan yang relevan dengan pengambilan contoh yang merupakan bagian dari pengujian. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

37 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : PENANGANAN BARANG YANG DIUJI DAN DIKALIBRASI No. Bagian : Laboratorium harus mempunyai prosedur untuk penanganan, perlindungan, penyimpanan, pemusnahan barang yang diuji Barang yang diuji harus diberikan identifikasi selama barang yang bersangkutan berada di laboratorium agar tidak timbul keraguan secara fisik Abnormalitas atau penyimpangan dari kondisi normal suatu barang uji harus direkam Laboratorium harus mempunyai prosedur dan fasilitas yang sesuai untuk menghindari deteriorasi, kehilangan, atau kerusakan barang yang diuji selama penyimpanan, penanganan, dan penyiapan. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

38 [ NAMA LABORATORIUM ] JUDUL : JAMINAN MUTUI HASIL PENGUJIAN DAN KALIBRASI No. Bagian : Laboratorium harus mempunyai prosedur pengendalian mutu untuk memantau keabsahan pengujian. Pemantauan tersebut harus direncanakan dan dikaji serta mencakup : a. Keteraturan penggunaan bahan acuan bersertifikat / sekunder b. Partisipasi dalam uji banding antar laboratorium atau uji profisiensi c. Replika pengujian atau kalibrasi dengan menggunakan metode yang sama atau berbeda d. Pengujian atau kalibrasi ulang dari barang yang masih ada e. Korelasi hasil untuk karakteristik yang berbeda dari suatu barang Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

39 JUDUL : [ NAMA LABORATORIUM ] PELAPORAN HASIL No. Bagian : Setiap hasil pengujian harus dilaporkan secara akurat, jelas, obyektif, dalam bentuk laporan pengujian atau sertifikat. Untuk pelanggan internal, hasil uji dapat dilaporkan dalam bentuk yang sederhana Setiap bentuk laporan pengujian harus mencakup sekurang-kurangnya informasi seperti butir kecuali mempunyai alasan yang syah untuk tidak melakukannya Pada laporan pengujian, bila diperlukan untuk interpretasi hasil uji mencakup : a. Deviasi dari penambahan atau pengecualian dari metode pengujian b. Pernyataan kesesuaian / ketidak sesuaian dengan persyaratan / spesifikasi c. Bila memungkinkan, pernyataan estimasi ketidak pastian d. Pendapat dan interpretasi (bila sesuai) Sebagai tambahan laporan pengujian yang berisikan pengambilan sampel, bila diperlukan untuk interpretasi hasil pengujian mencakup hal-hal berikut : a. Tanggal pengambilan contoh b. Identifikasi bahan c. Lokasi pengambilan contoh d. Acuan / prosedur pengambilan contoh e. Kondisi lingkungan selama pengambilan contoh f. Standar atau spesifikasi lainnya. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

40 Laboratorium harus mendokumentasikan dasar yang digunakan untuk membuat pendapat dan interpretasi Hasil pengujian dari subkontraktor harus diberi identifikasi yang jelas dan subkontraktor harus melaporkan hasil secara tertulis atau elektronik Hasil pengujian yang disampaikan secara elektronik harus dibuat pengendalian Format laporan harus menggunakan format baku Amandemen laporan pengujian yang diterbitkan harus dibuat dalam bentuk susulan atau penyalinan data. Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium

Pendahuluan 12/17/2009

Pendahuluan 12/17/2009 12/17/2009 Pendahuluan Edisi pertama mengacu kepada ISO 9001:1994 dan ISO 9002:1994. Standar-standar tersebut telah digantikan dengan ISO 9001:2000 yang menyebabkan perlunya menyelaraskan ISO/IEC 17025.

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL (SNI ) Nama Laboratorium : Alamat

AUDIT INTERNAL (SNI ) Nama Laboratorium : Alamat AUDIT INTERNAL (SNI 19 17025) Nama Laboratorium Alamat Bagian 1 : Informasi Umum Beri tanda X pada kotak yang sesuai Keterangan (bila diperlukan) 1.1 Apakah laboratorium memiliki kegiatan lain selain pengujian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 ISO/1EC 17025:2008 3.1.1 Pendahuluan ISO/IEC 17025 Edisi pertama (1999) ISO/IEC 17025 diterbitkan sebagai hasil dari pengalaman yang ekstensif dalam implementasi ISO/IEC Guide

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laboratorium Pengujian Mutu Menurut ISO/IEC Guide 2 1986 laboratorium adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian. Sementara Pengujian adalah kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.590, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Manajemen Mutu. Laboraturium. Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit. Pedoman PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (ISO/IEC 17025:2005, IDT) ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i

Lebih terperinci

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST PENGETAHUAN By Rangga K Negara, ST DEFINISI : Standar Nasional Indonesia (SNI) : Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. STANDAR : Spesifikasi teknis atau

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013 PANDUAN LEMBAGA INSPEKSI DALAM RANGKA MELAKUKAN KAJIAN KESESUAIAN (GAP ANALYSIS) DOKUMENTASI SISTEM MUTU OPERASIONAL INSPEKSI TERHADAP STANDAR ISO/IEC 17020:2012 1. PENDAHULUAN 1) Panduan Kajian Kesesuaian

Lebih terperinci

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005 PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC 17025 : 2005 ASIAH PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN - KLHK asiah1312@yahoo.com 081318888067 1 Latar Belakang Apakah lab pengujian

Lebih terperinci

STANDAR INTERNASIONAL

STANDAR INTERNASIONAL STANDAR INTERNASIONAL ISO/IEC 17025 Edisi kedua 15-05-2005 ISO/IEC 17025 (Versi Bahasa Indonesia) Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi Diterjemahkan oleh Komite

Lebih terperinci

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN 1. Pendahuluan Untuk mengharmonisasikan hasil asesmen laboratorium yang dilaksanakan oleh KAN, diperlukan Pedoman tentang Klasifikasi Ketidaksesuaian. Pedoman KAN

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2009 Tanggal : 6 April 2009 PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Persyaratan

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2009 Tanggal : 6 April 2009 PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Persyaratan ini digunakan sebagai persyaratan tambahan ISO/IEC

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 51/M-DAG/PER/10/2009 TENTANG PENILAIAN TERHADAP UNIT PELAKSANA TEKNIS DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH METROLOGI

Lebih terperinci

DP SNI : Persyaratan umum kompetensi Laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (Full Adoption of ISO/IEC 17025)

DP SNI : Persyaratan umum kompetensi Laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (Full Adoption of ISO/IEC 17025) DP.01.13 SNI 19 17025-2000 SNI 19-17025-2000: Persyaratan umum kompetensi Laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (Full Adoption of ISO/IEC 17025) Persyaratan umum kompetensi Laboratorium pengujian

Lebih terperinci

KETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI

KETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI KETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI Masdiana C Padaga Disampaikan pada Pelatihan Audit Laboratorium Berbasis ISO/IEC 17025-2008 untuk Audit Internal. Universitas Brawijaya, Malang 12-14 April 2016 Perkembangan

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

2015, No Radioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4370); 4. Perat

2015, No Radioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4370); 4. Perat BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1923, 2015 BAPETEN. Labotarium. Dosimetri Eksterna. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK BAB V ANALISA DATA 5.1 Perbaikan Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sesudah Proses Akreditasi ISO 17025:2008 5.1.1 Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sebelum Proses Akreditasi Sampel uji diterima oleh Manajer

Lebih terperinci

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA Logo perusahaan DISETUJUI OLEH: PRESIDEN DIREKTUR Dokumen ini terkendali ditandai dengan stempel DOKUMEN TERKENDALI. Dilarang mengubah atau menggandakan dokumen tanpa seizing

Lebih terperinci

EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005

EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005 ISSN 1979-2409 Evaluasi Audit Internal LUB PTBN 2008-2011 Untuk Menilai Efektifitas Implementasi ISO/I 17025:2005 (Masripah) EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN 2008-2011 UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

Kriteria Lembaga Penyelenggara Pelatihan Asesor Lisensi

Kriteria Lembaga Penyelenggara Pelatihan Asesor Lisensi Kriteria Lembaga Penyelenggara Pelatihan Asesor Lisensi 1. Ruang lingkup 1.1. Pedoman ini merupakan kriteria dan persyaratan umum lembaga pelatihan asesor lisensi berdasarkan sistem lisensi Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011 PERTEMUAN KE-5 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO 17025 : 2005 SEJARAH ISO 17025 : 2008 GLP 1. The New Zealand Testing Laboratory Registration Act of 1972 2. Mendirikan A Testing Laboratory Registration Council

Lebih terperinci

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KLAUSUL-KLAUSUL ISO

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

DP 4.1.5c1. DP 4.1.5c2. DP j 4.2 SASARAN DAN PROGRAM MUTU TAHUN PENGENDALIAN DAN KAJIULANG DOKUMEN SISTEM MUTU KAJI-ULANG DOKUMEN MUTU

DP 4.1.5c1. DP 4.1.5c2. DP j 4.2 SASARAN DAN PROGRAM MUTU TAHUN PENGENDALIAN DAN KAJIULANG DOKUMEN SISTEM MUTU KAJI-ULANG DOKUMEN MUTU 1/10 an PM 4.3.2.1. DAFTAR INDUK DOKUMEN SISTEM MUTU LABORATORIUM RISET TERPADU UNDANA Judul ISO/IEC 17025-2005 NoP M Judul No. Judul IK No. IK Judul Formulir PERSYARATAN 4.0 MANAJEMEN ORGANISASI 4.1 Daftar

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT Kompleks Ruko Taman Tekno Boulevard, Blok A 20 Jl. Taman Tekno Widya, Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

PEDOMAN KAN MENGENAI INTERPRETASI ISO/IEC 17025:2005. Issue Number : 3 April 2016

PEDOMAN KAN MENGENAI INTERPRETASI ISO/IEC 17025:2005. Issue Number : 3 April 2016 KAN-G-07 PEDOMAN KAN MENGENAI INTERPRETASI ISO/IEC Issue Number : 3 April 2016 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT Lantai 14 Jl. M. H. Thamrin No. 8, Jakarta

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG KETENTUAN DAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUK Depok, 22 Juni 2016 Disahkan oleh, Nurhayati Syarief General Manager Edisi : A No. Revisi : 0 Halaman : 1

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin akuntabilitas jasa pengujian parameter

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN SARANA TEKNIS DAN PENINGKATAN KAPASITAS KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2010 KATA PENGANTAR Perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGENDALIAN REKAMAN

PROSEDUR PENGENDALIAN REKAMAN ND 2305000/SOP/SMM.22/04/03.17 BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Gedung Ir. Moch. Soebagio, Geostech (820), Klaster IV, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Proses Menurut Wikipedia proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,

Lebih terperinci

Pedoman: PD Rev. 02

Pedoman: PD Rev. 02 Pedoman: PD-07-01.Rev. 02 PERSYARATAN DAN ATURAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 / SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001 : 2004. INDAH KARYA REGISTER CERTIFICATION SERVICES I. UMUM 1.1

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 Rev. 5 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT, Lt. 14 Jl. MH Thamrin No. 8, Kebon Sirih,

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 6 Universitas Indonesia

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 6 Universitas Indonesia BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Penerapan sistem standardisasi akan berjalan efektif dan efisien jika didukung oleh prasarana dan sarana teknis yang memadai, berupa Lembaga Sertifikas i, Lembaga Inspeksi,

Lebih terperinci

Laboratorium medik Persyaratan khusus untuk mutu dan kompetensi

Laboratorium medik Persyaratan khusus untuk mutu dan kompetensi Standar Nasional Indonesia Laboratorium medik Persyaratan khusus untuk mutu dan kompetensi (ISO 15189:2007, IDT) ICS 03.120.10; 11.100.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

DOKUMENTASI SISTEM MUTU ISO Lecture 4 By D. Tisnadjaja

DOKUMENTASI SISTEM MUTU ISO Lecture 4 By D. Tisnadjaja DOKUMENTASI SISTEM MUTU ISO 17025 Lecture 4 By D. Tisnadjaja 1 Dokumentasi Sistem Mutu Merupakan salah satu persyaratan mutlak yang dibutuhkan oleh lab bila ingin diakreditasi oleh Badan Akreditasi Dibuat

Lebih terperinci

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 DP.01.02 INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan,

Lebih terperinci

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional BSN PEDOMAN 401-2000 Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Adopsi dari ISO/IEC Guide 65 : 1996 Prakata ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) dan IEC (Komisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ISO 9001:2008 Gambar 2.1 Model Sistem Manajemen Mutu Berbasis Proses Sumber : ISO 9000:2005 Gambar 2.1 menggambarkan sistem manajemen mutu berdasarkan proses yang diuraikan dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PRODUK MUTU SEMEN

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PRODUK MUTU SEMEN Halaman : 1 dari 7 PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PRODUK MUTU SEMEN Aktivitas Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal Diperiksa oleh Ir. SUPRAPTONO Kasie Yantek Produksi 31 Oktober 2016 Disyahkan oleh Ir. TRI HARSI,

Lebih terperinci

PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : "PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK"

PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PEDOMAN KAN 402-2007 PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : "PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK" Komite Akreditasi Nasional Adopsi dari IAF-GD5-2006 Issue 2 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

A. KRITERIA AUDIT SMK3

A. KRITERIA AUDIT SMK3 LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Univ ersitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Univ ersitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang M emasuki era globalisasi yang ditandai dengan demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas pada setiap pelaksanaan kegiatan, menuntut kesiapan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

MIA APRIANTHY ( )

MIA APRIANTHY ( ) OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu

Lebih terperinci

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Tugas Individu Farmasi Industri Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Disusun Oleh : Eka Wahyu Lestari 14340004 Dosen : Drs. Kosasih, M.Sc., Apt. Program Profesi Apoteker

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Salah satu tugas Menteri Negara Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan secara nasional untuk memacu

Lebih terperinci

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi. PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 5 / BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI,

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8)

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8) #4 - Klausul 7-8 ISO 9001:2008 1 PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8) TIN420 Sistem Manajemen Kualitas #7 Realisasi Produk (1) 2 #7.1 #7.2 Perencanaan Realisasi Produk Proses Yang Berkaitan Dengan Pelanggan

Lebih terperinci

DOKUMENTASI

DOKUMENTASI DOKUMENTASI PENDAHULUAN Dokumentasi adalah suatu bukti yang dapat dipercaya pada penerapan/pemenuhan CPOTB. Mutu yang direncanakan adalah satu-satunya solusi untuk mengatasi keluhan yang terkait dengan

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG FORMULIR No. Formulir FOR-APL 02 ASESMEN MANDIRI Edisi 1 Revisi 2 Berlaku Efektif Februari 2016 Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Sewaktu/Tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin

Lebih terperinci

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk PSN 305-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi... i

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Pedoman ini diterbitkan oleh Sekretariat KNAPPP Alamat:

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 Nomor : 8/1 Edisi-Revisi : E-2 Tanggal : 01 Juni 2016 Hal : 1 dari 9 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN Halaman 1 dari 10 PENGESAHAN Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Dr. H. Abdi Fitria, S.Hut. MP Nama Jabatan Tanda Tangan Ir. Hairil Ifansyah, MP Ketua Bidang Monev Wakil Manajemen Mutu Disahkan Oleh Dr.Ir.H.Rustam

Lebih terperinci

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA PELATIHAN BIMTEK dan JABFUNG PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN TERAMPIL UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA 23-25 OKTOBER 2017 UNSRI PALEMBANG andi.setiawan@fmipa.unila.ac.id

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan 180 Lampiran 1 Perancangan Sistem Manajemen Mutu Pada PT. Garuda Indonesia Pedoman Mutu Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Garuda Indonesia harus menerapkan sistem

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3) LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.879, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Manajemen Keselamatan kapal. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN KESELAMATAN

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA Halaman : 1 dari 7 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini merinci proses Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI). 2. DEFINISI Tidak ada. 3. TANGGUNG JAWAB Manajer Operasi bertanggung jawab terhadap keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan Hanevi Djasri, dr, MARS Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PMPK) FK-UGM www.mutupelayanankesehatan.net Pengertian sistem Suatu rangkaian fungsi Suatu

Lebih terperinci

Pedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI

Pedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI Pedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI 2006 DAFTAR ISI Kata Pengantar Pendahuluan 1. Ruang Lingkup dan Acuan 2. Acuan Normatif 3. Istilah dan Definisi 4.

Lebih terperinci

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM PERSYARATAN SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTIM MUTU () KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG JL. PERINDUSTRIAN II

Lebih terperinci

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh 2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU PENGENDALIAN PERALATAN PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

PROSEDUR MUTU PENGENDALIAN PERALATAN PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PROSEDUR MUTU PROSEDUR 07 PENGENDALIAN PERALATAN PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN Revisi Tgl. Berlaku Kode Dokumen 04 15 Juli 2015 SCU/PM.07 1. TUJUAN Untuk menjamin pengendalian, kalibrasi, perawatan semua peralatan

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang

PEDOMAN KNAPPP 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang PEDOMAN 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang 1. Organisasi dan Lingkup Kegiatan 1.1. Organisasi 1.1.1 Pranata Litbang merupakan organisasi yang kegiatan intinya adalah penelitian dan pengembangan,

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi Nasional - Badan Standardisasi Nasional (KAN-BSN) dalam memberikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 634/MPP/Kep/10/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 634/MPP/Kep/10/2004 TENTANG 33 KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 634/MPP/Kep/10/2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN LABORATORIUM METROLOGI LEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN

PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN ND 2305000/SOP/SMM.21/04/03.17 BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Gedung Ir. Moch. Soebagio, Geostech (820), Klaster IV, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS

PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS 1. RUANG LINGKUP DAN ACUAN Ruang lingkup: Pedoman ini menguraikan kriteria Tempat Uji Kompetensi Tenaga Kerja yang mencakup persyaratan manajemen dan

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU ABI-Pro

PROSEDUR MUTU ABI-Pro : 1 dari 6 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini merinci proses perolehan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI). 2. DEFINISI Tidak ada. 3. TANGGUNG JAWAB Manajer Operasi bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci