PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH DAN INTERNAL AUDIT TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Transkripsi

1 PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH DAN INTERNAL AUDIT TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA (Sesus Pada Seluruh Dias di Ligkuga Pemeritah Kota Tasikmalaya) Sela Resalida Program Studi Akutasi Fakultas Ekoomi Uiversitas Siliwagi ABSTRAK Peelitia ii bertujua utuk megetahui (1) Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah, Audit Iteral, da Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah; (2) Pegaruh Implemetasi sistem pegedalia iteral pemeritah terhadap audit iteral; (3) Pegaruh implemetasi sistem pegedalia iteral pemeritah terhdapa akutabilitas kierja istasi pemeritah; (4) Pegaruh Secara parsial iteral audit terhadap akutabilitas kierja istasi pemeritah; (5) Pegaruh secara simulta Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit Iteral terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah. Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah metode deskriptif dega meguaka Sesus. Tekik pegumpula data dilakuka melalui data primer yaitu data yag diperoleh lagsug dari subjek peelitia dalam hal ii Dias Daerah Kota Tasikmalaya da data sekuder yaitu data yag diperoleh dari peelitia kepustakaa. Hasil peelitia meujuka bahwa: (1) Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah, Audit Iteral, da Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah meujukka kodisi yag baik; (2) Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah berpegaruh positif terhadap Iteral audit (3) Iteral Audit secara parsial berpegaruh posistif terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah; (4) Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah secara parsial berpegaruh sigifika terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah; da (5) Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit Iteral secara simulta berpegaruh positif terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah.

2 Kata kuci: Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah, Audit Iteral, da Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah. ABSTRACT The purpose of this study was to describe (1) Implemetatio of Iter Cotrol Govermet System, iter audit ad performace accoutability of public istitutio; (2) correlatio amog ifluece of Implemetatio of Iter Cotrol Govermet System ad iter audit; (3) partially correlatio amog ifluece of Iter Audit ad performace accoutability of public istitutio; (4) partially correlatio amog ifluece of Implemetatio of Iter Cotrol Govermet System ad performace accoutability of public istitutio; (5)correlatio amog ifluece of Implemetatio of Iter Cotrol Govermet System ad iter audit partially ad simultaeously to performace accoutability of public istitutio. This research used descriptive method with survey approach. Data collectio implemeted by primary data that obtaied directly from subjects or The Regoial Offices of The Tasikmalaya City ad secodary data from literature. Results showed: (1) performace Implemetatio of Iter Cotrol Govermet System, iter audit ad performace accoutability of public istitutio at The Regioal Offices of The Tasikmalaya City was good; (2) positively relatioship for Implemetatio of Iter Cotrol Govermet System, iter audit; (3) positively relatio for iter audit partially to performace accoutability of public istitutio; (4) positively relatioship for Implemetatio of Iter Cotrol Govermet System for performace accoutability of public istitutio. (5) positively relatioship for Implemetatio of Iter Cotrol Govermet System, iter audit to performace accoutability of public istitutio. Keywords: Implemetatio of Iter Cotrol Govermet System, iter audit, ad performace accoutability of public istitutio

3 PENDAHULUAN Implemetasi megeai sistem pegedalia iter di ruag ligkup pemeritaha sebearya sudah berjala cukup lama, haya saja pemberia istilah yag berbeda meimbulka aggapa bahwa sistem ii baru aka diterapka setelah dikeluarkaya Peratura Pemeritah No. 60 Tahu 2008 tetag Sistem Pegedalia Iter Pemeritah. Peratura Pemeritah Nomor 8 Tahu 2006 Pasal 33 ayat (1) meyataka bahwa: Pada tahu 2008 Pemeritah telah meerbitka Peratura Pemeritah Nomor 60 Tahu 2008 tetag Sistem Pegedalia Iter Pemeritah (SPIP), peracaga PP tersebut diprakarsai oleh Bada Pegawasa Keuaga da Pembagua (BPKP) sebagai pelaksaaa dari pasal 58 ayat (2) Udag-Udag Nomor 1 Tahu 2004 tetag Perbedaharaa Negara. Dega demikia, maka dibutuhka suatu sistem yag dapat memberi keyakia memadai bahwa peyeleggaraa kegiata pada suatu Istasi Pemeritah dapat mecapai tujua secara efisie da efektif. Pegedalia iter pemeritah memiliki berbagai faktor pedukug diataraya lembaga yag dikedalika (SKPD/Istasi pemeritah), lembaga yag megedalika (BPK, BPKP, Ispektorat), da sumberdaya yag diaggap kompete utuk megedalika (Auditor). Setiap kegiata termasuk kegiata iteral audit, mucul sebagai akibat dari desaka kebutuha. Sebagaimaa sudah dimaklumi, setiap bada usaha pada umumya aka berusaha sebaik-baikya utuk mecapai tujuaya. Utuk mecapai tujua tersebut, semua kegiata perlu dikedalika dega baik. Alat pegedali yag dimaksud adalah sistem yag meyeluruh da disebut sistem pegedalia maajeme, dimaa audit iter termasuk salah satu usur petig yag ada didalamya. Tata kelola pemeritaha yag baik, merupaka isu yag palig megemuka di berbagai ergara termasuk egara berkembag seperti Idoesia. Tututa masyarakat agar pegelolaa egara dijalaka secara amaah da bertaggug jawab adalah sejala dega keigia global masyarakat iterasioal pada saat ii. Kata goverace dalam bahasa Iggris serig diartika dega tata kelola atau pegelolaa dega kata dasar to gover yag bermaka memeritah. Memeritah diartika

4 sebagai meguasai atau megurus egara atau megurus daerah sebagai bagia dari egara. Pada Akhirya, keterkaita atara perecaaa da pelaksaaa Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah aka mempegaruhi tekis pelaksaaa pemeriksaa atau audit yag dilakuka oleh auditor baik auditor iteral maupu eksteral, yag pada pelaksaaaya aka berpegaruh secara lagsug terhadap kierja istasiistasi pemeritah sebagai betuk akutabilitasya sebagai orgaisasi sektor publik. Istasi yag dimaksud dalam peelitia ii adalah istasi-istasi yag berada di wilayah kota Tasikmalaya yag terdiri dari dias-dias yag terdiri dari Dias Kebudayaa, Pariwisata, Pemuda da Olahraga; Dias Pertaia, Perikaa da Kehutaa; Dias Pedapata Daerah; Dias Sosial; Teaga Kerja da Trasmigrasi; Dias Kepeduduka da Pecatata Sipil; Dias Perhubuga, Komuikasi da Iformatika; Dias Koperasi, Usaha Mikro, Kecil da Meegah, Peridustria da Perdagaga; Dias Cipta Karya, Tata Ruag da Kebersiha; Dias Bia Marga, Pegaira, Pertambaga da Eergi; Dias Kesehata; da Dias Pedidika yag tersebar di wilayah kota Tasikmalaya sebagai SKPD kota Tasikmalaya yag berakutabilitas publik. Adapu tujua peelitia ii adalah: 1. Utuk megetahui Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah, Audit Iteral, da Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah Kota Tasikmalaya. 2. Utuk megetahui Pegaruh Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah terhadap Audit Iteral. 3. Utuk megetahui pegaruh secara parsial Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit Iteral terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pada Pemeritah Kota Tasikmalaya. 4. Utuk megetahui pegaruh secara simulta Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit Iteral terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pada Pemeritah Kota Tasikmalaya. METODE PENELITIAN Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah metode deskriptif aalitis dega pedekata sesus. Metode deskriptif aalisis adalah suatu metode yag

5 meeliti status kelompok mausia, objek, suatu set kodisi, suatu system pemikira, ataupu suatu kelas peristiwa pada masa sekarag dega tujua deskriptif, gambara atau lukisa secara sistematis, faktual da akurat megeai fakta-fakta, sifat serta hubuga atar feomea yag diteliti. (Mohammad Nasir, 2005:54) Sedagka yag dimaksud dega survei yaitu yaitu peelitia yag dilakuka pada populasi besar maupu kecil, tetapi data yag dipelajari adalah data dari sampel yag diambil dari populasi tersebut, sehigga ditemuka kejadia-kejadia relatif, distributif da hubuga atar variabel sosiologis maupu psikologis. (Sugiyoo, 2009) Berdasarka perspektif dimesi/ horizo waktu, peelitia ii megguaka jeis peelitia cross sectioal yaitu, peelitia yag dilakuka dimaa data haya diambil satu kali, pada suatu periode waktu, utuk mejawab pertayaa peelitia atau hipotesis peelitia (Eti, Ratih, da Abdul, 2007:74). Operasioalisasi Variabel Dalam peelitia ii peulis megguaka tiga variabel dega judul Pegaruh Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit iteral Terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah. Ketiga variabel tersebut terdiri dari dua variabel idepede (Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral da Audit Iteral) da satu variabel depede (Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah). Tekik Pegumpula Data Jeis data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data primer da data sekuder. Jeis data yag diguaka dalam peelitia meliputi dua jeis data : Data Primer, yaitu data yag diperoleh secara lagsug dari subjek peelitia. Sumber asli da dikumpulka secara khusus gua mejawab pertayaa peelitia yag bersagkuta (Sugiama, 2008:20). Data Sekuder, yaitu data yag diperoleh dari pihak ketiga (selai Dias di wilayah pemeritah Kota Tasikmalaya), dega kata lai data sekuder adalah iterpretasi dari data primer yag sumberya atara lai buku teks, jural, buku pegaga, majalah, artikel surat kabar serta sumber sumber lai yag releva dega peelitia ii. Data sekuder umumya diperluka sebagai baha rujuka (Sugiama, 2008:21). Tekik Aalisis Data Tekik pearika sampel dalam peelitia ii adalah megguaka metode pegambila sampel oprobability samplig yaitu tekik pegambila sampel yag

6 tidak memberika peluag/kesempata yag sama bagi setiap usur atau aggota populasi utuk dipilih mejadi sampel. (Sugiyoo, 2009:84) Metode ii megguaka pedekata purposive samplig (samplig bertujua), yaki dega megambil Dias Daerah Pemeritah Kota Tasikmalaya sebagai sampel dalam peelitia ii. Cara ii serig disebut sebagai pegambila sampel berdasarka pertimbaga karea dalam pelaksaaa peelitia megguaka pertimbaga. 1. Meghitug koefisie korelasi (r) Koefisie korelasi diguaka utuk meetuka tigkat keerata hubuga atara X 1 dega X 2. Adapu rumus yag diguaka adalah : rx X i j h1 X ih h1 X h1 ih X X ih jh 2 h1. X h1 ih h1 X jh X jh h1 X jh 2 (Sumber: Sitepu, 1994:19) Koefisie korelasi ii aka besar jika tigkat hubuga atar variabel kuat. Demikia jika hubuga atar variabel tidak kuat maka ilai r aka kecil, besarya koefisie korelasi ii aka diiterpretasika sebagai berikut : Tabel 3.5 Pedoma Utuk Memberika Iterpretasi Koefisie Korelasi Iterval Koefisie Tigkat Hubuga 0,00 0,199 Sagat Redah 0,20 0,399 Redah 0,40 0,599 Sedag 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sagat Kuat Sumber : Sugiyoo, 2009 : Pegujia secara simulta Pegujia secara simulta megguaka rumus sebagai berikut: 2 Xi h h1 YXi byxi 2 Yh (Sumber: Sitepu, 1994:19) Keteraga: YXi = Koefisie jalur dari variabel X i terhadap variabel Y

7 byxi = Koefisie regresi variabel X i terhadap variabel Y 3. Pegujia Faktor Residu/ Sisa Yi = R YiX X... X k Di maa R 2 YX 1 X 2...X k = Mecari Pegaruh dari satu variabel ke variabel laiya, baik secara lagsug maupu tidak lagsug dapat disajika melalui formula yag disajika dalam Tabel 3.6 sebagai berikut: Tabel Formula Utuk Mecari Pegaruh Lagsug da Tidak Lagsug Atar Variabel Peelitia No Pegaruh Lagsug Pegaruh Tidak Lagsug Total Pegaruh 1. Variabel X 1 - Y X 1 Y : (PYX 1 ) 2 A = A Melalui X 2 Y X 1 Ω X 2 Y (ρyx 1 )(rx 1 X 2 (ρyx 2 ) = B B Total pegaruh X 1 Y - A + B = C 2. Variabel X 2 Y X 2 Y : (PYX 2 ) 2 = D - Relasi X 1 Y X Ω X 2 Y (ρyx 1 )(rx 1 X 2 (ρyx 2 ) = B 3. Total pegaruh X1 da X2 Y secara simulta (C+D) E 4. Pegaruh faktor residu ɛ 0 Y ɛ 0 dega rumus (1-E) F Total pegaruh 1 4. Pearika Kesimpula Berdasarka hasil peelitia diatas, peulis aka melakuka aalisa secara kuatitatif. Dari hasil tersebut aka ditarik kesimpula, apakah hipotesis yag telah ditetapka itu diterima atau ditolak. D PEMBAHASAN Berdasarka hasil sesus kepada 11 respode maka diperoleh jawaba yag merupaka taggapa respode megeai pertayaa-pertayaa kuesioer yag diajuka. Taggapa respode tersebut dapat memberika iformasi da gambara yag jelas megeai Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya.

8 Berdasarka hasil iterpretasi da pegklasifikasia kriteria taggapa respode megeai Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah diperoleh rata-rata skor dari keseluruha pertayaa berada dalam iterval dega klasifikasi baik, sehigga dapat disimpulka bahwa Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya berada dalam kodisi yag sagat baik. Berdasarka hasil iterpretasi da pegklasifikasia kriteria taggapa respode megeai Audit Iteral diperoleh rata-rata skor dari keseluruha pertayaa berada dalam iterval dega klasifikasi sagat baik, sehigga dapat disimpulka bahwa Audit Iteral pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya berada dalam kodisi yag sagat baik. Berdasarka hasil iterpretasi da pegklasifikasia kriteria taggapa respode megeai Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah diperoleh rata-rata skor dari keseluruha pertayaa berada dalam iterval dega klasifikasi baik, sehigga dapat disimpulka bahwa Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya berada dalam kodisi yag baik. Pegaruh Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah Terhadap Audit Iteral Utuk melihat besarya pegaruh Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah terhadap Audit Iteral dapat dilihat dari ilai koefisie determiasi (r 2 ) yag diperoleh dari hasil perhituga SPSS versi 16 yaitu sebesar 0,542 atau 54,2%. Hasil ii berarti Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah berpegaruh terhadap Audit Iteral sebesar 54,2% da sisaya 45,8% dipegaruhi oleh faktor lai yag tidak peulis teliti. Hal ii sejala dega buyi peratura pemeritah No. 60 Tahu 2008 yaki yag meyataka bahwa Sistem Pegedalia Iter adalah proses yag itegral pada tidaka da kegiata yag dilakuka secara terus meerus oleh pimpia da seluruh pegawai utuk memberika keyakia memadai atas tercapaiya tujua orgaisasi melalui kegiata yag efektif da efisie, keadala pelapora keuaga, pegamaa aset egara, da ketaata terhadap peratura perudagudaga yag mejadi dasar bagi auditor dalam mejalaka tugasya. Hal ii sejala pula dega hasil peelitia yag dilkakuka oleh Diaa Sari pada tahu 2013 pada Simposium Nasioal Akutasi XVI, Maado 2013 yag meyataka bahwa salah satu

9 usur yag berkaita dega Sistem Pegedalia Iter Pemeritah, Implemetasi Stadar Akutasi Pemeritaha, Peyelesaia Temua Audit berpegaruh terhadap Peerapa Prisip-Prisip Tata Kelola Pemeritaha yag Baik. Pegaruh Iteral Audit Terhadap Implemetasi Sistem Pegedalia iteral Pemeritah. Utuk melihat besarya pegaruh Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah terhadap Audit Iteral dapat dilihat dari ilai koefisie determiasi (r 2 ) yag diperoleh dari hasil perhituga SPSS versi 16 (lampira 3 halama 135) yaitu sebesar 0,542 atau 54,2%. Hasil ii berarti Audit Iteral berpegaruh terhadap Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah sebesar 54,2% da sisaya 45,8% dipegaruhi oleh faktor lai yag tidak peulis teliti. Hal ii sejala dega teori yag dikemukaka oleh K.H. Specer Pickett dikutip oleh Sayoto Dododiyoo (2007:43) megemukaka defiisi audit iter yag megemukaka bahwa audit iter adalah kegiata assurace da kosultasi yag idepede da objektif, yag diracag utuk memberika ilai tambah da meigkatka kegiata operasi orgaisasi. Audit iter membatu orgaisasi utuk mecapai tujuaya, melalui suatu pedekata yag sistematis da teratur utuk megevaluasi da meigkatka efektivitas pegelolaa risiko, pegedalia da proses goverace. Proses pecapaia tujua iilah yag dimaksudka oleh sistem pegedalia iteral pemeritah sebagai tujua pembuata SPIP pada PP No. 60 tahu Pegaruh Secara Parsial Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah Terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya Utuk melihat pegaruh secara parsial Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah maka dapat dilihat dari ilai koefisie beta yag diperoleh dari hasil perhituga SPSS versi 16 yaitu sebesar 0,688. Positifya ilai koefisie beta meujuka bahwa pegaruh secara parsial Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah memiliki pegaruh positif artiya bahwa ketika Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah baik maka Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pu aka baik. ilai koefisie determiasi (r 2 ) yag

10 diperoleh dari hasil perhituga SPSS versi 16 yaitu sebesar atau 68,8%. Hasil ii berarti secara parsial Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah berpegaruh terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah sebesar 68,8% da sisaya 31,2% dipegaruhi oleh faktor lai yag tidak peulis teliti, seperti ketaata pada peratura perudag-udaga, pegedalia akutasi, da sistem pelapora. Berdasarka hasil perhituga utuk aalisa jalur, diketahui besarya total pegaruh secara parsial Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar 0,604 atau 60,4%. Hal ii dilihat dari pegaruh Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah secara lagsug terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah adalah sebesar 0,473 atau 47,3%. Sedagka pegaruh tidak lagsug Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah melalui Audit Iteral terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah adalah sebesar 0,131 atau 13,1%. Dega demikia secara total variabel Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah aka mempegaruhi Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah sebesar 60,4%. Pegaruh Secara Parsial Audit Iteral Terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya Utuk melihat pegaruh secara parsial Audit Iteral terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah maka dapat dilihat dari ilai koefisie beta yag diperoleh dari hasil perhituga SPSS versi 16 yaitu sebesar 0,260. Positifya ilai koefisie beta meujuka bahwa pegaruh secara parsial Audit Iteral terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah memiliki pegaruh positif artiya bahwa ketika Audit Iteral baik maka Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pu aka baik. Sedagka utuk melihat besarya pegaruh Audit Iteral terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah dapat dilihat dari ilai koefisie determiasi (r 2 ) yag diperoleh dari hasil perhituga SPSS versi 16 yaitu sebesar 0,260 atau 26%. Hasil ii berarti secara parsial Audit Iteral berpegaruh terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah sebesar 26% da sisaya 74% dipegaruhi oleh faktor lai yag tidak peulis teliti, seperti ketaata pada peratura perudag-udaga, pegedalia akutasi, da sistem pelapora.

11 Berdasarka hasil perhituga utuk aalisa jalur, diketahui besarya total pegaruh secara parsial Audit Iteral terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar 0,131 atau 13,1%. Pegaruh Secara Simulta Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit Iteral Terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya Besarya pegaruh secara simulta Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit Iteral terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah adalah sebesar 80,5% sedagka 19,5% adalah pegaruh lai yag tidak diteliti. Ii terlihat dari peelitia yag telah dilaksaaka dimaa pegaruh Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah 60,5% sedagka Audit Iteral sebesar 20%. Sehigga dapat dilihat pegaruh kedua variabel begitu besar terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya. Adapu faktorfaktor lai yag mugki mempegaruhi akutabilitas kierja istasi pemeritah adalah ketaataa pada peratura perudag-udaga, kejelasa aggara, da sistem pelapora. Setelah melakuka peelitia da memperoleh data yag diperluka, maka dilakuka pegujia hipotesis yag diajuka. Pegujia hipotesis secara simulta megguaka uji F yaitu utuk meguji apakah terdapat pegaruh secara sigifika atara Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit Iteral terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya. Pegaruh secara simulta dapat dilihat pada hasil perhituga SPSS versi 16 dimaa R Square (R 2 ) yaitu sebesar 0,805 da sisaya 0,195 dipegaruhi oleh faktor lai. Berdasarka hasil perhituga diperoleh ilai F hitug sebesar 16,502 kriteria peolaka Ho, jika F hitug > F tabel, dega megambil taraf sigifika α sebesar 5%, maka dari tabel distribusi F-Sedecor diperoleh Fα; k; (-k-1)= = 8 adalah sebesar 4,46 atau cukup melihat sig F yaitu 0,000 < α (0,05) meujukka sigifika. Dikareaka 16,502 lebih besar dari 4,46 da sig F sebesar 0,001 < 0,05, maka kriteria Ho ditolak atau dega kata lai Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit Iteral secara simulta berpegaruh sigifika terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya.

12 Tabel 4.2 Formula Utuk Mecari Pegaruh Lagsug da Tidak Lagsug Atar Variabel Peelitia No Pegaruh Lagsug Pegaruh Tidak Lagsug Total Pegaruh 1. Variabel X 1 Y X 1 Y : (PYX 1 ) 2 = (0,688) 2 - Melalui X 2 Y X 1 Ω X 2 Y (ρyx 1 ) (ρx 1 X 2 ) (ρyx 2 ) = (0,688)(0,736)(0,260) 0,473 0,132 Total pegaruh X 1 Y - 0, Variabel X 2 Y X 2 Y : (PYX 2 ) 2 = (0,260) 2 - Melalui X 2 Y X 1 Ω X 2 Y (ρyx 1 ) (ρx 1 X 2 ) (ρyx 2 ) = (0,688)(0,736)(0,260) 0,068 0,132 Total pegaruh X 2 Y - 0,2 3. Total pegaruh X1 da X2 Y secara simulta (0, ,068) 0, Pegaruh faktor residu ɛ 0 Y ɛ 0 dega rumus (1-0,671) 0,195 Total pegaruh 1 PENUTUP Simpula Berdasarka hasil pembahasa megeai pegaruh Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit Iteral terhadap akutabilitas kierja istasi pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya maka dapat disimpulka sebagai berikut : 1. Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah yag telah dicapai pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya dega megguaka idikator diataraya ligkuga pegedalia, peilaia risiko, kegiata pegedalia, iformasi da komuikasi, da pegedalia pegawasa yag meujukka kodisi yag baik. Audit Iteral pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya yag telah dicapai dega megguaka idikator pelapora keuaga, kepatuha, efisiesi da

13 keekoomisa, da pecapaia tujua orgaisasi meujukka kodisi yag baik. Akutabilitas kierja istasi pemeritah pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya yag telah dicapai dega megguaka idikator peetapa perecaaa stratejik, pegukura kierja, pelapora kierja, da pemafaata iformasi kierja bagi perbaika kierja secara berkesiambuga meujukka kodisi yag baik. 2. Berdasarka hasil peelitia bahwa Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah berpegaruh sigifika terhadap Audit Iteral. 3. Berdasarka hasil peelitia bahwa Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah secara parsial berpegaruh sigifika terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah da Audit Iteral secara parsial tidak berpegaruh sigifika terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah. 4. Berdasarka hasil peelitia bahwa Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit Iteral secara simulta berpegaruh sigifika terhadap Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah. Sara Berdasarka hasil pembahasa da simpula yag telah dikemukaka di atas, peulis mecoba memberika sara-sara yag diharapka dapat memberika mafaat bagi kemajua Dias yag berada di Kota Tasikmalaya maupu pada peeliti selajutya, adapu sara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi Dias da Pemeritah Kota Tasikmalaya a. Sistem Reward ad Puishmet terhadap pegawai di ligkuga Dias Kota Tasikmalaya harus lebih ditigkatka dega cara tidak padag bulu terhadap peerapa betuk saksi kepada subjek pelaku pelaggara ataupu pemberia apresiasi bagi segala betuk prestasi yag didapat pegawai. Berhubug masih ada pegawai yag sagat tidak setuju terhadapp peryataa bahwa reward da puishmet telah diterapka secara maksimal bagi pegawai. b. Metodologi da aalisis Peilaia resiko harus dibuat seefisie mugki dega berdasar pada Peratura Pemeritah No. 60 Tahu 2008 tetag Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah, karea dari kuesioer yag didapat

14 terdapat satu respode yag meyataka tidak setuju atas peryataa aalisis da metodologi yag diguaka telah tepat. c. Peilaia Risiko lebih ditigkatka dega berdasar prisip kehati-hatia. d. Kierja Aparat Pegawas Iteral Pemeritah diharap mampu melaksaaka evaluasi kierja lebih ites da berkelajuta. Karea salah satu respode memiliki kecederuga tidak setuju terhadap peryataa efektifivitas kierja APIP yag maksimal. e. Siergitas pimpia dega otoritas terkait diharapka mampu dijali dega lebih erat. Karea feomea yag terjadi meujukka terdapat siergi yag sagat kurag pada salah satu dias. f. Dias Daerah Kota Tasikmalaya agar meigkatka sosialisasi da pelatiha ruti bagi pimpia maupu staff megeai Implemetasi Sistem Pegedalia Iteral Pemeritah da Audit Iteral sehigga bisa memahami pelaksaaa sistem pegedalia iteral yag merujuk pada udag-udag yag telah diamaatka. g. Dias Daerah Kota Tasikmalaya agar meigkatka kualitas pegedalia iteral yag diirigi dega peyempuraa kualitas pelayaa publik melalui berbagai kegiata maupu pelayaa. h. Dias Daerah Kota Tasikmalaya agar meigkatka etika kerja serta moitorig dari pimpia lagsug terhadap pelaksaaa Pegedalia iteral. 2. Bagi Peeliti Selajutya

15 a. Peelitia dapat dilakuka pada ruag ligkup yag lebih meyeluruh, da medalam, karea peelitia ii haya dilakuka pada Dias Daerah Kota Tasikmalaya. b. Peelitia selajutya dapat memasukka faktor-faktor laiya yag mempegaruhi akutabilitas kierja istasi pemeritah seperti kepatuha pada peratura perudag-udaga, maajeme pegedalia, da stadar audit yag ditetapka diligkuga dias secara iteral. DAFTAR PUSTAKA Afriyadi, T Kosep Tetag Akutabilitas da Implemetasiya di Idoesia. Vol. 1, Desember. Athoy, Robert N., Vijay Govidaraja Sistem Pegedaia Maajeme Edisi 11.Jakarta: Salemba Empat. Bastia, Idra Audit Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul Akutasi Sektor Publik: Akutasi Keuaga Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Mahsu Akutabilitas Kierja. [Olie]. Tersedia: [28 Maret 2014]. Mardiasmo Akutasi Sektor Publik (ed.4). Yogyakarta: Peerbit Adi. Mayagsari, Sekar Auditig pedekata sektor publik da privat. Jakarta: Media Bagsa. Sitepu, N Path Aalysis. Jakarta: Ghalia Idoesia. Sugiyoo Metode Peelitia Kuatitatif Kualitatif da R&D. Badug: Alfabeta. Tariga, Agripa Ferado Aalisis Faktor-faktor yag Mempegaruhi Kierja Pegawai Dalam Orgaisasi Sektor Publik (Studi pada Kator Pelayaa Pajak Pratama Semarag Tegah Satu). Semarag: Skripsi Akutasi Uiversitas Dipoegoro.

16 DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Udag-Udag Nomor 32 Tahu 2004 tetag Pemeritaha Daerah. TAP MPR No. XI/MPR/1988 tetag Peyeleggaraa Negara yag Bersih da Bebas dari Korupsi, Kolusi, da Nepotisme. Peratura Pemeritah Nomor 41 tahu 2007 tetag Orgaisasi Peragkat Daerah. Peratura Pemeritah Nomor 105 Tahu 2000 tetag Pegelolaa da Pertaggugjawaba Keuaga Daerah. Peratura Pemeritah Nomor 108 Tahu 2000 tetag Tata Cara Pertaggugjawaba Kepala Daerah. Peratura Meteri Dalam Negeri No 13 tahu 2006 tetag Pegelolaa Keuaga Daerah. Istruksi Preside Nomor 7 Tahu 1999 tetag Akutabilitas Kierja Istasi Pemeritah. Peratura Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 6 Tahu 2013 tetag Pembetuka Orgaisasi Peragkat Daerah Keputusa Walikota Tasikmalaya Tahu 2013 tetag Pegagkata Dalam Jabata Struktural di Ligkuga Pemeritah Kota Tasikmalaya. Peratura Pemeritah Nomor 60 Tahu 2008 tetag Sistem Pegedalia Iter Pemeritah.