BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang"

Transkripsi

1 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Pemahaman Konsep Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pemahaman berasal dari kata paham yang berarti menjadi benar. Jika seseorang mengerti dan mampu menjelaskan sesuatu dengan benar, maka orang tersebut dapat dikatakan paham atau memahami. Bloom dalam Yunus (2009) menjelaskan bahwa pemahaman adalah suatu kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman merupakan jenjang kognitif C 2 yang dalam bahasa disebut Comprehension. Kemudian istilah ini mengalami perluasan makna menjadi Understanding (Bloom, 1979 dalam Herdian, 2010). Sedangkan menurut Aksela (2005) pemahaman kimia merupakan kemampuan untuk membangun pengertian dari pesan-pesan dalam mempelajari kimia, yang mencakup lisan, tulisan dan komunikasi grafis. Selain itu, Arifin (2003) menjelaskan pemahaman adalah suatu kemampuan yang dimiilki siswa untuk mengubah, mengadakan interpretasi dan mengeksplorasi. Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan hasil proses belajar mengajar yang ditandai kemampuan menjelaskan atau mendefinisikan suatu informasi dengan kata-kata sendiri. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan sesuatu. Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah dipelajari. Pemahaman

2 8 lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis. Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang mempunyai kemampuan tersendiri seperti menerjemahkan, menginterprestasi, eksplorasi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Nana Sudjana (1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi. Sejalan dengan pendapat diatas, Suke Silversius (1991: 43-44) dalam Anonim (2010) menyatakan bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu : (1) menerjemahkan ( translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan ( translation), arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata-kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan,(2) menginterprestasi (interpretation),kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, (3) mengektrapolasi (Extrapolation), agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya.

3 9 Anderson (1990) dalam Chiu (2000) mengkategorikan pemahaman menjadi dua, yaitu pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik Pemahaman Konseptual Chiu (2000) menjelaskan pemahaman konseptual merupakan kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikannya. Pemahaman konseptual sering disebut juga sebagai pengetahuan konseptual. Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama-sama. Pengetahuan mencakup skema, model pemikiran dan teori baik yang implisit maupun eksplisit. Kemampuan pemahaman konseptual (conceptual understanding) merupakan salah satu tuntutan kurikulum saat ini yang perlu untuk ditingkatkan. Kemampuan ini sangat berguna dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika baik yang bersifat konsep maupun konteks. Menurut Posamentier & Stepelman (dalam Nurdin, 2012) bahwa kemampuan serta keterampilan dalam menyelesaikan suatu masalah akan bermanfaat dalam menghadapi permasalahan keseharian serta dalam situasi-situasi pengambilan keputusan yang akan selalu dialami diseluruh kehidupan individu Pemahaman Algoritmik Pemahaman algoritmik merupakan sebuah pemahaman yang berhubungan dengan perhitungan matematika. Pemahaman algoritmik memerlukan penggunaan serangkaian pemahaman tentang prosedur-prosedur pemecahan masalah termasuk

4 10 penggunaan rumus matematika (Nakleh, 1993 dalam Muntori, 2007). Pemahaman algoritmik disebut juga sebagai pengetahuan prosedural. Muntori (2007) menjelaskan bahwa pengetahuan prosedural direfleksikan dalam kemampuan siswa untuk menghubungkan sebuah proses algoritma dengan situasi masalah yang diberikan untuk mengerjakan algoritma dengan benar dan mengkomunikasikan hasil algoritma ke dalam konteks masalah. Pemahaman procedural juga mengarahkan kemampuan siswa untuk berargumen melalui sebuah situasi, menggambarkan mengapa prosedur yang teliti akan memberikan jawaban yang benar untuk sebuah masalah dalam konteks yang digambarkan Kemampuan Pemecahan Masalah atau Menyelesaikan Soal Pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan manusia yang menggabungkan konsep-konsep dengan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya (Dahar, 1996). Pemecaham masalah merupakan keterampilan intelektual yang paling kompleks. Pemecahan masalah adalah suatu kegiatan manusia yang menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya. Sedangkan Arifin (2003) menjelaskan bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan soalsoal yang tidak rutin atau tidak dapat segera diselesaikan. Menurut Robinson dan Lyle (2001), dalam memecahkan masalah dibutuhkan perpaduan antara pengetahuan dasar (base Knowledge) dan keterampilan dasar (base skill). Pengetahuan dasar adalah kumpulan pengetahuan yang tersimpan di dalam memori jangka panjang seseorang sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari oleh orang tersebut. Keterampilan dasar dalam memecahkan meliputi: (1) Analisis,

5 11 kesanggupan siswa dalam menguraikan suatu kesatuan yang utuh menjadi baagian-bagian yang memiliki arti. (2) Menyusun rencana, siswa mampu merencanakan sistem penyelesaian terhadap masalah yang termuat dalam soal latihan. (3) Implementasi rencana, bagaimana siswa mengimplementasikan atau menerapkan rencana yang sudah tersusun,(4) Pengecekan, setelah menyelesaiakan soal, siswa mampu mengecek kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. (5) Penyelesaian, siswa mampu menyelesaiakn soal dengan tepat. (Lasuradji, 2012) Salah satu bentuk pemecahan masalah dalam pembelajaran kimia adalah pemecahan masalah algoritmik. Pemecahan masalah algoritmik merupakan suatu bentuk pemecahan masalah yang memuat pemahaman algoritmik. Chiu (200 0) mengkategorikan pemecahan masalah algoritmik kedalam pengetahuan prosedural dan pemahaman konseptual kedalam pengetahuan deklaratif. Menurut Chiu (2000) pemahaman konsep membantu orang yang memcahkan masalah yang dihadapinya dan juga untuk membatasi pencarian solusi dengan mencocokkan skema atau kondisi yang ada pada masalah dengan serangkaian tindakan dalam ingatan prosedural. Kedua pemahaman ini memegang peranan penting dalam mendalami ilmu kimia karena untuk mempelajari kimia siswa tidak hanya dituntut memiliki kemampuan untuk menghitung saja tetapi juga diharapkan memahami konsepnya. Namun ada beberapa penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh Mustofa (2010) dengan judul Analisis Pemahaman Konseptual dan Pemahaman Algoritmik Materi Larutan Asam-Basa, Buffer dan Larutan Garam Siswa Kelas XI SMAN 3 Mojokerto serta Upaya Perbaikannya dengan Pendekatan

6 12 Mikroskopik, menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soalsoal konseptual dan soal-soal algoritmik termasuk dalam kategori rendah. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal algoritmik lebih baik daripada kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal konseptual. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Retno Rikawati (2007) dimana hasil penelitiannya menunjukkan pemahaman konseptual siswa tergolong rendah. Nakleh (dalam Chiu, 2000) melakukan penelitian tentang hubungan antara kemampuan pemecahan masalah algoritmik dan pemahaman konsep kimia. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa terampil dalam menyelesaikan masalah algoritmik namun memiliki pemahaman konsep kimia yang terbatas. Selanjutnya Chiu (2000) melakukan penelitian tentang hubungan antara pemahaman konsep dan kemampuan pemecah masalah algoritmik. Chiu menganalisis hubungan tersebut pada enam materi kimia dan dua diantaranya menggunakan representase diagram submikroskopik. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan positif antara pemahaman konsep siswa dan kemampuan pemecahan masalah pada pokok uji yang menggunakan representase diagram submikroskopik. Selanjutnya Mustofa (2010) juga melakukan penelitian tentang problematika pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik dimana dalam penelitiannya menyatakan bahwa kecenderungan siswa memiliki pemahaman algoritmik yang lebih dominan daripada pemahaman konseptual antara lain disebabkan oleh beberapa faktor: (a) Karakteristik ilmu kimia, karakteristik ilmu kimia yang khas dan banyak didominasi oleh konsep-konsep yang abstrak menuntut guru kimia untuk lebih ekstra dalam mendalami konsep yang akan

7 13 dipahami oleh siswa. Hal ini memiliki konsekuensi bahwa menanamkan konsep kepada siswa lebih sulit daripada melatih siswa untuk terampil dalam kemampuan algoritmik. (b) Asumsi guru, Adanya asumsi guru bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah algoritmik karena siswa telah memiliki pemahaman konseptual yang benar, berpotensi mengubah perilaku guru untuk menekankan kepada pemahaman algoritmik dalam strategi pembelajarannya. (c) Strategi yang diterapkan dalam pembelajaran kimia, untuk merepresentasikan kimia yang saat ini masih banyak dilakukan adalah menggunakan pendekatan simbolik. Pendekatan ini dahulu mungkin paling praktis karena perkembangan IT tidak sepesat sekarang, tetapi belum dapat memberi kontribusi yang besar untuk memperoleh pemahaman konseptual. (d) Alat evaluasi yang digunakan, Alat evaluasi hasil belajar kimia yang ada selama ini masih menekankan pada pemahaman algoritmik. Hal inilah yang turut menginspirasi guru untuk menekankan kepada pemahaman algoritmik dalam strategi pembelajarannya. (e) Target kurikulum, banyaknya materi pelajaran yang harus dikuasai siswa tidak sebanding dengan jumlah jam yang disediakan dalam kurikulum, berpeluang bagi guru untuk mengambil jalan pintas, untuk lebih berorientasi bagaimana siswa dapat menjawab banyak soal tanpa memperdulikan apakah siswanya memahami konsep dasarnya. Selain itu menurut Arifin (dalam Rumansyah dan Yudha Irhasyuarna, 2002) menjelaskan kesulitan siswa dalam memahami ilmu kimia dapat bersumber pada: (a) Kesulitan dalam memahami istilah, kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar

8 14 maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pelajaran kimia, (b) Kesulitan angka, dalam pengajaran kimia siswa dituntut untuk terampil dalam rumusan/operasi matematis. Namun, sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan tersebut. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik, siswa tidak hafal rumusan matematika yang banyak digunakan dalam perhitungan-perhitungan kimia, sehingga siswa tidak terampil dalam menggunakan operasi-operasi dasar matematika Kesetimbangan Kimia Reaksi kimia mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Reaksireaksi tersebut ada yang berlangsung dengan sendirinya di alam, ada juga yang berlangsung karena sengaja dibuat oleh manusia. Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, mula-mula konsentrasi reaktan sangat tinggi, tetapi ketika reaksi berlasung terus-menerus konsentrasi reaktan berkurang dan konsentrasi hasil rekasi bertambah. Utami (2009) mengemukakan bahwa reaksi kimia dapat dibedakan menjadi dua yaitu reaksi searah dan reaksi dua arah. (1) Reaksi searah/tidak dapat bailk/ireversibel, reaksi searah yaitu reaksi yang berlangsung dari arah reaktan ke produk atau ke kanan. Pada reaksi ini, produk tidak dapat bereaksi kembali menjadi zat-zat asalnya. Ciri-ciri reaksi searah yaitu: Persamaan reaksi ditulis dengan satu anak panah kea rah produk/kanan, reaksi akan berhenti setelah salah satu atau semua reaktan habis, produk tidak dapat terurai menjadi zat-zat reaktan dan reaksi berlangsung berkesudahan. Contoh: NaOH (aq ) + HCl (aq) NaCl (aq ) + H 2 O (l)

9 15 (2) Reaksi dua arah/dapat balik/reversibel, reaksi dua arah yaitu reaksi yang dapat berlangsung dari reaktan ke produk atau ke kanan dan juga sebaliknya dari produk ke reaktan atau ke kiri. Ciri-ciri reaksi dua arah yaitu perasamaan reaksi ditulis dengan dua anak panah dengan arah berlawanan, reaksi ke arah produk disebut reaksi maju dan reaksi kea rah reaktan disebut reaksi balik. Contoh reaksi dua arah pada saat pemanasan air pada ruang tertutup. Ketika suhu air meningkat terjadi penguapan dan lama kelamaan jumlah uap air bertambah banyak. Kemudian pada saat tertentu, uap air akan turun krmbali menjadi cairan. Hal ini berlangsung terus menerus. Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: H 2 O (l) H 2 O (g) Syukri (1999) mengemukakan bahwa kesetimbangan kimia merupakan kesetimbangan dinamis karena dalam sistem terjadi perubahan zat reaktan menjadi hasil reaksi. Sedangkan utami (2009) menjelaskan kesetimbangan kimia terjadi apabila kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri. Nasrudin (2004) dalam Sukamto (2012) menjelaskan bahwa dalam suatu reaksi kimia tidak terjadi perubahan yang dapat diamati atau diukur, reaksi berangsung terus seolah-olah tidak akan berhenti. Peristiwa ini sering disebut keadaan setimbang (kesetimbangan). Pada peristiwa ini, pereaksi dan hasil reaksi berada dalam satu keadan yaitu kesetimbangan dinamis. Menurut utami (2009) kesetimbangan kimia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) Reaksi berlangsung dua arah dan dalam ruang tertutup. (b) Laju reaksi ke kiri dan ke kanan sama besar. (c) Tidak terjadi perubahan makroskopis tetapi terjadi perubahan mikroskopis.

10 16 Syukri (2009) membedakan kesetimbangan atas dua, yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang semua zat yang terlibat berwujud sama. Misalnya kesetimbangan dalam system gas-gas atau larutan. Contohnya seperti reaksi antara nitrogen dan hidrogen yang mengahasilkan ammonia. Perasamaan reaksinya sebagai berikut: N 2(g) + 3H 2(g) 2NH 3(g). Sedangkan kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan yang wujudnya berbeda. Misalnya kesetimbangan dalam sistem padat-gas atau padatlarutan. Contohnya seperti antara karbon dan air mengasilkan gas karbon monoksida dan gas hidrogen atau antara ion perak dan ion besi menhahasilkan padatan perak dan ion besi. Persamaan reaksinya sebagai berikut: C (s) + H 2 O (g) CO (g) + H 2(g) dan Ag + (aq) + Fe 2+ (aq) Ag (s) + Fe 3+ (aq). Sedangkan Achmad (2001) mengemukakan bahwa kesetimbangan terbagi atas kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang terdiri atas satu fasa. Misalnya fasa gas-gas, larutan-larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan yang terdiri atas dua fasa atau lebih. Misalnya fasa padat-gas, fasa gas, pada dan larutan. 1. Tetapan Kesetimbangan Guldberg dan Waage dalam Utami (2009) mengemukakan hukum kesetimbangan adalah apabila dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali

11 17 konsentrasi pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksinya mempunyai harga tetap. Achmad (2 001) menjelaskan bahwa suatu reaksi kesetimbangan kimia mempunyai harga tetapan kesetimbangan. Harga tetapan kesetimbangan bergatung kepada satuan yang digunakan. Jika satuan yang digunakan adalah konsentrasi maka tetapan kesetimbangannya dilambangakan dengan Kc dan jika satuan yang diguanakan adalah atm, maka tetapan kesetimbangannya dilambangkan dengan Kp. Selanjutnya Partana dan Antuni (2009) menyatakan bahwa tetapan kesetimbangan merupakan angka yang menunjukkan perbandingan secara kuantitatif antara produk dengan rekatan. a) Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Konsentrasi (Kc) Utami (2009) menyatakan bahwa Kc merupakan konstanta atau tetapan kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap. Syukri (2009) menjelaskan bahwa Kc adalah konstanta kesetimbangan konsentrasi yang merupakan hasil perkalian konsentrasi zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksi dan masing-masing dipangkatkan koefisien reaksinya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dismpulkan bahwa Kc adalah suatu tetapan kesetrimbangan yang harganya tetap, dan merupakan perbandingan antara hasil kali produk dengan pereaksi yang dipangkatkan dengan koefisiennya. Misalnya tetapan kesetimbangan untuk reaksi dibawah ini: aab + bcd cac + dbd Maka tetapan kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai berikut: Kc = [ ] [ ] [ ] [ ]

12 18 Dimana Kc adalah konstanta atau tetapan kesetimbangan; [AB] adalah konsentrasi zat AB; [CD] adalah konsentrasi zat CD; [AC] adalah konsentrasi zat AC; [BD] adalah konsentrasi zat BD (Partana dan Antuni, 2009). b) Tetapan Kesetimbangan Parsial Gas (Kp) Untuk sistem kesetimbangan yang melibatkan gas, pengukuran dilakukan terhadap tekanan bukan molaritas. Utami (2009) menyatakan bahwa tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan gas dinyatakan dengan notasi Kp, yaitu hasil kali tekanan parsial gas-gas hasil reaksi dibagi dengan hasil kali tekanan parsial gas-gas pereaksi yang masing-masing dipangkatkan kosefisiennya. Hal senada juga diungkapkan Rufaidah (2012) yaitu tetap an kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial yaitu hasil kali tekanan parsial gas-gas hasil reaksi dibagi dengan hasil kali tekanan parsial gas-gas reaktan setelah masing-masing dipangkatkan koefisiennya menurut persamaan reaksi kesetimbangan. Berdasarkan beberapa pengertian Kp di atas dapat dismpulkan bahwa Kp merupakan perbandingan antara hasil kali tekanan parsial gas-gas produk dengan hasil kali tekanan parsial gas-gas pereaksi yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisiennya. Misalnya tetapan kesetimbangan (Kp) untuk reaksi berikut adalah: m A (g) + n B (g) p C (g) +q D (g), maka persamaantetapan kesetimbangan dapat dituliskan sebagai berikut: Kp = ( ) ( ) ( ) ( ) Dimana Kp adalah tetapan kesetimbangan tekanan gas; adalah tekanan parsial gas A; tekanan parsial gas B; tekanan parsial gas C; tekanan parsial gas D dan m. n, p, q adalah koefisien zat A, B, C, D.

13 19 2. Hubungan antara harga Kc dengan Kp Dengan menganggap bahwa gas merupakan ideal dapat diperoleh hubungan antara Kc dan Kp. Misalnya untuk persamaan reaksi kesetimbangan berikut: aa (g) + bb (g) cc (g) + dd (g) Dari persamaan gas ideal PV = nrt P = P = (RT), dimana = [C] = konsentrasi molar Tekanan parsial masing-masing gas adalah: P A = [A] RT, P B = [B] RT, P C = [C] RT dan P D = [D] RT Dari tekanan parsial masing-masing diperoleh harga Kp. Kp = ([ ] ) ([ ] ) ([ ] ) ([ ] ) = [ ] [ ] [ ] [ ],dimana [C]c [D] d [A] a b adalah harga Kc, maka hubungan [B] antara Kp dan Kc dapat dituliskan sebagai berikut: (c + d) (a + b) Kp = Kc (RT) Kp = Kc (RT) n

14 20 Dimana: R = 0,082 L atm K -1 mol -1, T = Suhu (K), n = selisih jumlah mol produk-reaktan (Sulami, 2009 : 150). 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan Henry Louis Le Chatelier dalam Syukri (1999) menyatakan bahwa apabila suatu sistem kesetimbangan dinamis mendapat gangguan dari luar, sistem akan bergeser sedemikian rupa sehingga gangguan itu sekecil mungkin dan jika mungkin system setimbang kembali. Berdasarkan Azas Le Chatelier di atas, diketahui bahwa sistem yang berada dalam kesetimbangan akan selalu berusaha untuk mempertahankan kesetimbangannya. Dengan demikian, apabila terjadi aksi maka sistem akan mengalami pergeseran agar kesetimbangan tercapai kembali. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya pergeseran kesetimbangan adalah sebagai berikut: (a) Perubahan Konsentrasi, pada kesetimbangan heterogen perubahan konsentrasi hanya berlaku untuk zat yang berwujud gas saja. Zat yang berwujud padat dan cair tidak terpengaruh oleh perubahan konsentrasi. Misalnya untuk kesetimbangan seperti dibawah ini: A (s) + B (g) C (g). Penambahan atau pengurangan konsentrasi A tidak akan mempengaruhi jumlah B dan C, sebab kesetimbangan tidak akan bergeser. Namun jika konsetrasi B bertambah, kesetimbangan akan bergeser ke kanan. Sebaliknya, jika konsetrsi B dikurangi kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Untuk kesetimbangan dalam larutan seperti AB (s) A + (aq)+b - (aq), kesetimbangan dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi A + dan B -. Jika konsentrasi AB ditambah atau dikurangi, kesetimbangan tidak akan bergeser. Namun jika konsentrasi A + atau B - diperbesar/diperkecil, kesetimbangan

15 21 akan bergeser. Kesetimbangan akan bergeser ke kiri jika konsentrasi A + atau B - diperbesar, dan bergeser ke kanan jika knsentrasi A + atau B - jika diperkecil (Rufaida & Waldjinah, 2012:144). Achmad (2001) menjelaskan bahwa jika pereaksi ditambahkan atau pereaksi dikurangi dari sistem kesetimbangan, yaitu mengubah konsentrasi pereaksi dan produk reaksi, reaksi bergeser dari kiri ke kanan untuk memperoleh kesetimbangan baru dan produk produk reaksi bertambah. Dan jika produk reaksi ditambah atau pereaksi dikurangi maka reaksi bergeser dari kanan ke kiri. Hal senada juga dengan yang diungkapkan Syukri (1999) bahwa jika salah satu konsentrasi salah satu ditambah, kesetimbangan bergeser dari arah yang ditambah. Dan jika salah satu konsentrasi zat dikurangi, kesetimbangan bergeser ke arah yang dikurangi. Contoh: 2SO ( ) + O ( ) 2SO ( ) Reaksi di atas adalah satu contoh rekasi kesetimbangan. Jika pada reaksi tersebut diberi gangguan, missalnya ditambahkan SO maka reaksi akan bergeser dari arah SO ke arah SO dan sebaliknya jika SO dikurangi maka reaksi akan bergeser ke arah SO. (b) Perubahan Volume dan Tekanan, jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan reaksi berupa pergeseran kesetimbangan. Utami (2009:111) mengemukak an bahwa jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi kecil. Dan jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi besar. Selain itu Syukri (1999) mengemukakan bahwa bila tekanan

16 22 kesetimbangan gas diperbesar maka kesetimbangan bergeser ke arah molekul yang terkecil, dan sebaliknya, bila tekanan diperkecil maka kesetimbangan bergeser ke arah molekul terbesar. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika voleme diperbesar dan tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisien reaksinya besar. Dan jika volume diperkecil, tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya kecil. Contoh: N ( ) + 3H ( ) 2NH ( ) Reaksi di atas merupakan reaksi pembentukan ammonia, dimana gas nitrogen bereaksi dengan gas hidrogen menghasilkan ammonia. Jika volume diperbesar tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah N + 3H dan jika volume diperkecil tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah NH. Namun ada pengecualian untuk sebuah reaksi yang mempunyai koefisien sama antara pereaksi dan hasil reaksi. Contoh: H ( ) + I ( ) 2HI ( ). Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa jumlah koefisien antara pereaksi dengan hasil reaksi sama dengan dua atau dikatakan jumlah koefisien sama, maka pada reaksi tersebut tidak akan terjadi pergeseran kesetimbangan ketika volume diperbesar tekanan diperkecil atau volume diperbesar tekanan diperbesar. (c) Perubahan Suhu, Syukri (1999) menjelaskan bahwa perubahan konsentrasi suatu kesetimbangan dapat mengubah jumlah pereaksi dan hasil reaksi, tetapi konstanta kesetimbangannya tetap. Sedangkan perubahan suhu mengubah jumlah zat dan juga konstanta kesetimbangan. Van t Hoff dalam Syukri (1999) menjelaskan bahwa jika sistem berada dalam kesetimbangan, kenaikan suhu menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm dan penurunan suhu

17 23 menimbulkan pergeseran ke arah reaksi eksoterm. Selain itu, Achmad (2001) menjelaskan bahwa berdasarkan Azas Le Chatelier untuk reaksi endoterm ( H positif), produk reaksi bertambah pada keadaan kesetimbangan jika temperatur dinaikan dan reaksi eksoterm (( H negatif) produk reaksi bertambah pada keadaan kesetimbangan, jika temperature diturunkan. Hal senada juga dengan yang diungkapkan oleh Rufaida & Waldjinah (2012:147) bahwa pengaruh perubahan suhu terhadap kesetimbangan berkaitan dengan reaksi kesetimbangan, yaitu eksoterm dan endoterm. Oleh karena itu, untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kesetimbangan, kesetimbangan tersebut harus selalu disertai H-nya. Pada sistem kesetimbangan, apabila suhu diturunkan maka system kesetimbangan akan melepaskan kalor. Sehinggga kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm. Contoh:N 2(g) + 3H 2(g) 2NH 3(g) H = - 92,2 kj Reaksi ke kanan pada reaksi kesetimbangan di atas meruapakan reaksi eksoterm. Kebalikannya, reaksi ke kiri merupakan reaksi endoterm. Persamaan reaksinya: 2NH 3(g) N 2(g) + 3H 2(g) H = + 92,2 kj Apabila pada kesetimbangan suhu dinaikkan maka sistem akan menyerap kalor. Akibatnya kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm. (d) Katalis, katalis sering ditambahkan dalam suatu reaksi untuk mempercepat laju reaksi. Pada reaksi kesetimbangan penambahan katalis tidak mempengaruhi kesetimbangan. Katalis hanya berperan untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan. Setelah ketimbangan tercapai katalis tidak berperan lagi (Rufaida & Waldjinah, 2012:148). Hal senada juga diungkapkan oleh Achmad (2001) bahwa katalis tidak mempengaruhi komposisi campuran kesetimbangan. Tetapi

18 24 katalis hanya mempercepat tercapainya kesetimbangan. Selanjutnya Syukri (1999) menjelaskan bahwa katalis adalah zat kimia yang mempercepat reaksi tetapi tidak bereaksi secara permanen. Suatu katalis hanya bias mempercepat satu macam reaksi, dan tidak dapat untuk yang lain. Contohnya: 4NH ( ) + 3O ( ) 2N ( ) + 6H O (g) 4. Kesetimbangan dalam Industri Reaksi kesetimbangan banyak diterapkan dalam proses industri kimia. Tujuannya untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, para ahli kimia industry berusaha mencari metode yang tepat agar daoat memperoleh hasil produksi maksimal. Metode yang ditempuh yaitu membuat kesetimbangan bergeser ke arah produk dan menjaga agar produk tidak kembali menjadi zat awal. Selain itu, menggunakan bahan sehemat mungkin dan waktu yang singkat. Kondisi ini dinamakan kondidi optimum. Diantara industri kimia yang menerapakan kesetimbangan yaitu industry pembuatan ammonia. Pembuatan Amonia (NH 3 ) pertama kali dilakukan oleh Fritz Haber dan Karl Bosch pada tahun 1990,. Oleh karena itu, proses pembuatan ammonia dikenal dengan nama proses Haber-Bosch dengan persamaan reaksi sebagai berikut: N 2(g) + 3H 2(g) 2NH 3(g) H = - 92,2 kj Reaksi kesetimbangan pada pembuatan ammonia tersebut nerupakan reaksi eksoterm. Oleh karena itu, kondisi optimum yang harus dilakukan untuk memaksimalkan produksi sebagai berikut: (1) Memperbesar konsentrasi reaktan, Penambahan konsentrasi gas N 2 dan H 2 membuat kesetimbangan bergeser ke

19 25 kanan, kea rah produk. Selajutnya produk (NH 3 ) yang terbentuk segera diembunkan agar terpisah untuk menghindari terjadinya reaksi balik sehingga produk tidak berubah menjadi reaktan. (2) Memperbesar Tekanan, Pada reaksi kesetimbangan ammonia, koefisien reaktan lebih besar daripada koefisien produk. Uleh karena itu, untuk memperbanyak produk, tekanan harus dinaikkan. (3) Menurunkan Suhu, Persamaan reaksi kesetimbangan pembentukan ammonia meruapakan reaksi eksoterm karena melepaskan kalor. Penurunan suhu akan membuat kesetimbangan bergeser ke arah reaksi eksoterm (ke produk) sehingga produk terbentuk. Namun jika suhu dinaikkan terus-menerus, reaksi yang menuju ke reaktan akan berlangsung lebih cepat. Suhu yang digunakan pada proses ini sebesar C. Apabila suhu diturunkan reaksi berjalan lambat. Sebaliknya jika suhu dinaikkan, amonia yang terbentuk akan mudah terurai menjadi gas nitrogen dan hydrogen, (4) Menambahkan Katalis, Agar keadaam setimbang mudah tercapai pada reaksi kesetimbangan ditambahkan katalis Fe dan K 2 O. Katalis ini akan mempercepat laju reaksi kea rah produk. Setelah kesetimbangan tercapai peran katalis akan berakhir (Setyawati, 2007). 5. Kesetimbangan Disosiasi Syukri (1999) menjelaskan bahwa disosiasi adalah reaksi penguraian senyawa menjadi lebih sederhana. Hal senada juga diungkapkan oleh Rufaidah dan Waldjinah (2012) bahwa disosiasi merupakan reaksi penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana. Jadi dapat disimpulkan bahwa disosiasi adalah suatu reaksi penguraian senyawan atau zat menjadi zat yang lebih sederhana.

20 26 Apabila disosiasi terjadi akibat pemanasan, disebut sebagai disosiasu termal. Dalam ruang tertutup disosiasi berakhir sebagai reaksi kesetimbangan, sehingga disebut kesetimbangan disosiasi. Contoh reaksi kesetimbangan disosiasi misalnya pada : N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g), dan 2NH 3 (g) N 2 (g) + 3H 2 (g) Syukri (1999) menjelaskan bahwa kesetimbangan disosiasi dapat terjadi bila pada mulanya sistem mengandung pereaksi dan kemudian terurai menjadi hasil reaksi. Selanjutnya Rufaidah dan Waldjinah (20120 menjelaskan bahwa kesetimbangan disosiasi yaitu reaksi kesetimbangan dalam sistem tertutup dimana sebuah zat terurai menjadi beberapa zat lain. Banyaknya zat yang mengalami disosiasi dapat diketahui dengan derajat disosiasi ( α) yang dirumuskan sebagai berikut: α = Harga α berkisar antara 0 1, yaitu 0 < α < 1. Jika α = 0, tidak terjadi disosiasi karena zat awal belum terurai, jika α = 1, terdisosiasi sempurna, seluruh zat terurai, jika 0 < α < 1, terjadi disosiasi sebagian.(sulami, 2009 : 151).

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang konsentrasi laju reaksi materi78.co.nr Kesetimbangan Kimia A. PENDAHULUAN Reaksi satu arah (irreversible) atau reaksi tidak dapat balik adalah reaksi yang terjadi pada satu arah, dan produknya tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pemahaman siswa yang dimaksud adalah pemahaman konseptual dan pemahaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pemahaman siswa yang dimaksud adalah pemahaman konseptual dan pemahaman 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa XI IPA SMA Negeri 2 Limboto pada materi kesetimbangan kimia. Pemahaman

Lebih terperinci

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan.

Lebih terperinci

A. ARTI KESETIMBANGAN B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN C. TETAPAN KESETIMBANGAN D. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI

A. ARTI KESETIMBANGAN B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN C. TETAPAN KESETIMBANGAN D. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI 4 KESETIMBANGAN KIMIA A. ARTI KESETIMBANGAN B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN C. TETAPAN KESETIMBANGAN D. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI Dalam kehidupan sehari-hari, sering

Lebih terperinci

A. KESEIMBANGAN DINAMIS

A. KESEIMBANGAN DINAMIS 1 Tugas Kimia IV Prakerin KESEIMBANGAN KIMIA Coba kamu perhatikan proses pendidihan air dengan panci tertutup. Pada waktu air menguap, uap air akan tertahan dalam tutup panci. Selanjutnya, uap air akan

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Bab 4

Kesetimbangan Kimia. Bab 4 Kesetimbangan Kimia Bab 4 Standar Kompetensi 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri Kompetensi

Lebih terperinci

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia Dalam kesetimbangan kimia terdapat 2 reaksi yaitu reaksi irreversible dan reaksi reversible. Reaksi irreversible (reaksi searah) adalah reaksi yang berlangsung searah.

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN 1. Suatu reaksi dikatakan mencapai kesetimbangan apabila. A. laju reaksi ke kiri sama dengan ke kanan B. jumlah koefisien reaksi ruas kiri sama dengan ruas kanan

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KESETIMBANGAN KIMIA 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi reaksi kimia reversible dan irreversible..

Lebih terperinci

Soal Soal Kesetimbangan Kimia. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi:

Soal Soal Kesetimbangan Kimia. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi: Nama : Fitria Puspita NIM : 1201760 Kelas : Pendidikan Kimia A Soal Soal Kesetimbangan Kimia SBMPTN 2014 Untuk soal no 1-3, bacalah narasi berikut. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau

Lebih terperinci

MODUL II KESETIMBANGAN KIMIA

MODUL II KESETIMBANGAN KIMIA MODUL II KESETIMBANGAN KIMIA I. Petunjuk Umum 1. Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami konsep kesetimbangan kimia dan mampu menyelesaikan soal/masalah yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan. 2. Materi

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP Kesetimbangan Kimia Tim Dosen Kimia Dasar FTP Pengertian kesetimbangan kimia Suatu sistem dikatakan setimbang jika dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama atau dengan kata lain tidak terjadi

Lebih terperinci

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA I. Petunjuk Umum 1. Kompetensi Dasar 1) Mahasiswa memahami Asas Le Chatelier 2) Mahasiswa mampu menjelaskan aplikasi reaksi kesetimbangan dalam dunia industry 3) Mahasiswa

Lebih terperinci

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi MODUL 1 TERMOKIMIA Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sebagai prasyarat untuk mempelajari termokimia, kita harus mengetahui tentang perbedaan kalor (Q)

Lebih terperinci

MODUL KESETIMBANGAN. Perhatikan reaksi berikut

MODUL KESETIMBANGAN. Perhatikan reaksi berikut MODUL KESETIMBANGAN Perhatikan reaksi berikut a.n 2 (g) + 3H 2 (g) 2NH 3 (g), di sebut juga reaksi... b. N 2 (g) + 3H 2 (g) 2NH 3 (g), di sebut juga reaksi... Perhatikan reaksi: Maka persamaan laju reaksi

Lebih terperinci

REAKSI KESETIMBANGAN Reaksi dua arah

REAKSI KESETIMBANGAN Reaksi dua arah REAKSI KIMIA REAKSI HABIS Reaksi satu arah REAKSI KESETIMBANGAN Reaksi dua arah REAKSI KIMIA REAKSI Irreversible / reaksi habis / Reaksi tidak dapat balik Reaksi satu arah REAKSI Reversible/ reaksi dapat

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN. titik setimbang

KESETIMBANGAN. titik setimbang KESETIMBANGAN STANDART KOMPETENSI;. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang berpengaruh, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. KOMPETENSI DASAR;.. Menjelaskan kestimbangan

Lebih terperinci

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g)

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g) Purwanti Widhy H Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia tercapai jika: Laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar

Lebih terperinci

BAB III KESETIMBANGAN KIMIA. AH = 92 kj

BAB III KESETIMBANGAN KIMIA. AH = 92 kj BAB III KESETIMBANGAN KIMIA Amonia (NH 3 ) merupakan salah satu zat kimia yang paling banyak diproduksi. Amonia digunakan terutama untuk membuat pupuk, yaitu urea dan ZA. Penggunaan amonia yang lain, yaitu

Lebih terperinci

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam sistem pada kesetimbangan Uap mengembun dengan laju

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada materi

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada materi BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada materi pokok kesetimbangan kimia secara garis besar penelitian terbagi dalam beberapa tahapan yaitu: Tahap pertama

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan

Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan Soal No.1 Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan Reaksi kimia ada yang berlangsung searah (berkesudahan) dan ada yang dapat balik (bolak-balik). Jelaskan perbedaanya disertai dengan contoh-contohnya.

Lebih terperinci

SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA

SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA H=+380 kj/mol SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA 1. Ebtanas 99 Suatu reaksi berada dalam keadaan setimbang apabila A. Reaksi ke kanan dan kiri telah berhenti B. Mol pereaksi selalu sama dengan mol hasil reaksi

Lebih terperinci

H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G)

H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G) H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G) Purwanti Widhy H Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia

Lebih terperinci

kecuali . kecuali . kecuali

kecuali . kecuali . kecuali 1. Berikut ini adalah ciri-ciri terjadinya reaksi kesetimbangan, kecuali. A. reaksi reversibel B. terjadi dalam ruang tertutup C. laju reaksi ke kiri sama dengan laju reaksi ke kanan D. reaksinya tidak

Lebih terperinci

MODUL KESETIMBANGAN. Perhatikan reaksi berikut

MODUL KESETIMBANGAN. Perhatikan reaksi berikut MODUL KESETIMBANGAN Perhatikan reaksi berikut a.n 2 (g) + 3H 2 (g) 2NH 3 (g), di sebut juga reaksi... b. N 2 (g) + 3H 2 (g) 2NH 3 (g), di sebut juga reaksi... Perhatikan reaksi: Maka persamaan laju reaksi

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA

STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA a. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Contoh: S + O 2 SO 2 2 gr 32 gr 64 gr b. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA SOAL KIMIA KELAS : XI IPA PETUNJUK UMUM. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja. Kerjakanlah soal anda pada lembar jawaban

Lebih terperinci

HAND OUT KIMIA XI IPA BAB IV KESETIMBANGAN KIMIA

HAND OUT KIMIA XI IPA BAB IV KESETIMBANGAN KIMIA HAND OUT KIMIA XI IPA BAB IV KESETIMBANGAN KIMIA 1 BAB IV KESETIMBANGAN KIMIA I. Standar Kompetensi 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya

Lebih terperinci

: Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka

: Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka A. Judul Praktikum : Kesetimbangan Kimia B. Hari/Tanggal Percobaan : Senin, 19 Maret 2012 jam 10.00-12.30 C. Tujuan Percobaan : Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka : Kesetimbangan

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom KIMIA XI SMA 3 S OAL TES SEMESTER I I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!. Elektron dengan bilangan kuantum yang tidak diizinkan n = 3, l = 0, m = 0, s = - / n = 3, l =, m =, s = / c. n = 3, l =, m =

Lebih terperinci

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu 3 LAJU REAKSI Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: Menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan). Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan,

Lebih terperinci

BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN. merumuskan indikator dan konsep pada submateri pokok kenaikan titik didih

BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN. merumuskan indikator dan konsep pada submateri pokok kenaikan titik didih BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN Secara garis besar, penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu merumuskan indikator dan konsep pada submateri pokok kenaikan titik didih larutan setelah menganalisis standar

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1 LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1 1. Perhatikan reaksi berikut: CaCO 2 (s) CaO (s) + CO 2 (g) H = 178 KJ/mol. Jelaskan! a. Arah kesetimbangan ditambahkan CaCO 2 (s) b. Tiga kemungkinan yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!

Soal Pilihan Ganda Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar! Soal Pilihan Ganda Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!. Berikut ini adalah ciri-ciri terjadinya reaksi kesetimbangan, kecuali. reaksi reversibel B. terjadi dalam

Lebih terperinci

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI 3 LAJU REAKSI A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI Materi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas Di sekitar kita banyak dijumpai peristiwa reaksi kimia, misalnya reaksi pembakaran kayu, pembakaran bensin, fotosintesis, perkaratan besi dan lain sebagainya. Dalam reaksi kimia, ada reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN KIMIA. Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I. SK+KD+Indikator Materi Evaluasi Referensi

KESETIMBANGAN KIMIA. Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I. SK+KD+Indikator Materi Evaluasi Referensi KESETIMBANGAN KIMIA Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I SK+KD+Indikator Materi Evaluasi Referensi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan Standar Kometensi Kometensi Dasar Menjelaskan kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Menjelaskan engertian reaksi kesetimbangan. Menyelidiki faktor-faktor yang

Lebih terperinci

KAJIAN KERANGKA BERPIKIR

KAJIAN KERANGKA BERPIKIR KAJIAN Materi kimia merupakan salah satu materi essensial yang sebagian besar konsepnya bersifat invisible. Dimulai dengan reaksi searah dan dua arah, keadaan setimbang dinamis, reaksi homogen dan heterogen,

Lebih terperinci

[C] dan [D] [A] dan [B] Waktu KIM/ IND - II

[C] dan [D] [A] dan [B] Waktu KIM/ IND - II Konsentrasi [C] dan [D] [A] dan [B] Waktu t KIM/ IND - II BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SMAN 1 MATAULI PANDAN

SMAN 1 MATAULI PANDAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA D I S U S U N OLEH KELOMPOK IV Chaidi Reza Depari Firdanta Ginting Hadi Mulki Siregar Lazuardyas Ligardi Zulhanggari Dwitama XI IPA 1 SMAN 1 MATAULI PANDAN 2013 Percobaan II Reaksi

Lebih terperinci

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Bab V Kesetimbangan Kimia Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Amonia cair digunakan sebagai pupuk. Pembuatan gas amonia menggunakan prinsip-prinsip reaksi kesetimbangan,

Lebih terperinci

Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?

Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung? Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Chapter 8 Kinetika Kimia Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Konsep dan Pemahaman Konsep Kimia Banyak definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli, seperti yang dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. A b d u l W a h i d S u r h i m

Kesetimbangan Kimia. A b d u l W a h i d S u r h i m Kesetimbangan Kimia A b d u l W a h i d S u r h i m 2 0 1 4 Rujukan Chapter 12 dan 14: Masterton, William L. and Hurley, Cecile N. 2009. Chemistry: Principles and Reactions. Sixth Edition. Books/Cole.

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN KIMIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami

KESETIMBANGAN KIMIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami KESETIMBANGAN KIMIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai

Lebih terperinci

No Indikator Soal Valid

No Indikator Soal Valid 107 Lampiran 3 Rekapitulasi asi Instrumen TDM-TWO-TIER No Indikator Soal 1 Memahami kesetimbangan Reaksi kesetimbangan antara N 2 O 4 dengan NO 2 mengikuti persamaan kimia berikut ini : ator 1 :- dinamis

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI Konsep mol

STOIKIOMETRI Konsep mol STOIKIOMETRI Konsep mol Dalam hukum-hukum dasar materi ditegaskan bahwa senyawa terbentuk dari unsur bukan dengan perbandingan sembarang tetapi dalam jumlah yang spesifik, demikian juga reaksi kimia antara

Lebih terperinci

BAB 6. (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7)

BAB 6. (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7) BAB 6 (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7) KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA 1. HUKUM KEKEKALAN ENERGI 2. PENGERTIAN KERJA DAN KALOR 3. PENGERTIAN SISTEM, LINGKUNGAN, DAN FUNGSI KEADAAN 4. HUKUM PERTAMA

Lebih terperinci

BAB II KESETIMBANGAN KIMIA

BAB II KESETIMBANGAN KIMIA BAB II KESETIMBANGAN KIMIA TIU : 1. Memahami definisi kimia dan mengidentifikasi keadaan kimia. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kimia: Prinsip Le Chatelier. Memahami aplikasi kimia dalam perolehan

Lebih terperinci

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI Lampiran 8 Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Kimia SwC Kelas XI 50 DASAR PENGEMBANGAN KISI-KISI SOAL KIMIA SwC KELAS XI SK-KD dalam Standar Isi, Ujian Nasional Kimia (), SNMPTN (4), UM UGM (4), UMB UNDIP (),

Lebih terperinci

Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu.

Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Chapter 9 Kesetimbangan Kimia Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya

Lebih terperinci

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM Kode KIM.11 Kesetimbangan Kimia BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 004 Modul Kim.11.Kesetimbangan

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5 ml 2. Konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI BAB IV TERMOKIMIA A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi

Lebih terperinci

Ria Fitriani BAHAN AJAR KESETIMBANGAN KIMIA. Kesetimbangan Kimia 0

Ria Fitriani BAHAN AJAR KESETIMBANGAN KIMIA. Kesetimbangan Kimia 0 Ria Fitriani BAHAN AJAR KESETIMBANGAN KIMIA Kesetimbangan Kimia 0 KESETIMBANGAN KIMIA Air yang ada di permukaan bumi akan menguap ketika terkena panas matahari. Uap air di zat cair (air laut) berada dalam

Lebih terperinci

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL 144 LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL KELAS/KELOMPOK : KETUA KELOMPOK : ANGGOTA : UPI #PENDIDIKAN KIMIA AULIA WAHYUNINGTYAS #0706475 TUJUAN PERCOBAAN 1.

Lebih terperinci

Oleh. Dewi Candrawati

Oleh. Dewi Candrawati 126 Lampiran 4 Oleh Dewi Candrawati 2014 127 Petunjuk Pengerjaan: 1. Tes diagnostik ini terdiri dari delapan soal pilihan ganda dua tingkat. 2. Setiap soal memiliki 4 pilihan jawaban dan 5 pilihan alasan.

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013 Kurikulum 2006/2013 KIMIa K e l a s XI ASAM-BASA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kesetimbangan air. 2. Memahami pengaruh asam

Lebih terperinci

c. Suhu atau Temperatur

c. Suhu atau Temperatur Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain bergantung pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh : a. Konsentrasi Pereaksi Pada umumnya jika konsentrasi

Lebih terperinci

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH

Lebih terperinci

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan. PETA KONSEP LAJU REAKSI Berkaitan dengan ditentukan melalui Waktu perubahan Dipengaruhi oleh Percobaan dari Pereaksi Hasil reaksi Konsentrasi Luas Katalis Suhu pereaksi permukaan menentukan membentuk mengadakan

Lebih terperinci

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan

Lebih terperinci

Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI Lampiran 9 Kisi-Kisi Kimia SwC Kelas XI 159 Bidang Studi : Kimia Kelas/Semester : XI/1 : 50 KISI-KISI SOAL LATIHAN KIMIA SwC KELAS XI Standar 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik

Lebih terperinci

Pengembangan Media Pembelajaran...( Luh Joni Erawati Dewi)

Pengembangan Media Pembelajaran...( Luh Joni Erawati Dewi) ISSN0216-3241 71 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN REAKSI KESETIMBANGAN KIMIA Oleh Luh Joni Erawati Dewi Jurusan Manajemen Informatika, FTK, Undiksha Abstrak Tulisan ini adalah hasil pengembangan media pembelajaran

Lebih terperinci

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr SOAL LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml A. 5 ml B. 10 ml C. 2.5 ml D. 15 ml E. 5.5 ml : A Mencari volume yang dibutuhkan pada proses

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA K I M I A PROGRAM STUDI IPA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan persiapan

Lebih terperinci

yang berkaitan dengan Laju Reaksi, diberikan pada tabel berikut ini.

yang berkaitan dengan Laju Reaksi, diberikan pada tabel berikut ini. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengumpulan data, persentase siswa SMA Negeri 1 Paguyaman, Kabupaten Boalemo yang memberikan jawaban untuk tiap item tes yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data-data yang telah dikumpulkan dapat dikaji lebih lanjut untuk dilihat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data-data yang telah dikumpulkan dapat dikaji lebih lanjut untuk dilihat 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Data-data yang telah dikumpulkan dapat dikaji lebih lanjut untuk dilihat bagaimana komposisi soal berdasarkan domain kognitif Taksonomi Bloom

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA... mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : XI/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom dan meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul dan dan

Lebih terperinci

SILABUS. : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa.

SILABUS. : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa. Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu SILABUS : SMA : KIMIA : XI/1 : 1. Memahami struktur atom meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat

Lebih terperinci

SILABUS DAN PENILAIAN

SILABUS DAN PENILAIAN SILABUS DAN PENILAIAN Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Kimia 2 ( 4 SKS) Standar Kompetensi : 1. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukurannya Kompetensi Dasar Indikator Materi

Lebih terperinci

KELOMPOK 6 ( ENAM ) ADHI PERMANA ANASTASIA EVIRA EVANPHILO IBIE NORISA JUMALA RHOPI KLAWA

KELOMPOK 6 ( ENAM ) ADHI PERMANA ANASTASIA EVIRA EVANPHILO IBIE NORISA JUMALA RHOPI KLAWA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 ( ENAM ) ADHI PERMANA ANASTASIA EVIRA EVANPHILO IBIE NORISA JUMALA RHOPI KLAWA JANUARI 2009 SMA NEGERI 2 PALANGKARAYA I. TUJUAN PERCOBAAN : Tujuan percobaan

Lebih terperinci

Karena volumnya adalah satu liter, maka konsentrasinya tinggal masukkan molnya masingmasing.

Karena volumnya adalah satu liter, maka konsentrasinya tinggal masukkan molnya masingmasing. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang kesetimbangan kimia SMA kelas 11 IPA. Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi dan tekanan parsial gas. Soal No. 1 Tentukan persamaan tetapan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA... mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : XI/1 Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika, kimia dan nya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Lebih terperinci

Oleh: DINA NURDIANA X SKRIPSI

Oleh: DINA NURDIANA X SKRIPSI 1 STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN STAD ( STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS ) DAN JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SEMESTER I SMA N

Lebih terperinci

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Tim Dosen Kimia Dasar FTP UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kelarutan (s) Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran yang baik adalah pengajaran yang meliputi mengajar siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran yang baik adalah pengajaran yang meliputi mengajar siswa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pembelajaran Pengajaran yang baik adalah pengajaran yang meliputi mengajar siswa tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir dan bagaimana memotivasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemampuan adalah karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemampuan adalah karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Kemampuan Kemampuan sama dengan kata kesanggupan atau kecakapan. Dengan bahasa yang lebih terperinci, kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan individu untuk melakukan

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H2SO4 0.05 M dibutuhkan larutan H2SO4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA 1. Asas Lavoiser atau kekekalan massa jumlah sebelum dan setelah reaksi kimia adalah tetap 2. Hukum Gas Ideal P V = nrt Dengan P adalah tekanan (atm),

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 7 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI BAB V KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI Dalam ilmu fisika, dikenal satuan mol untuk besaran jumlah zat. Dalam bab ini, akan dibahas mengenai konsep mol yang mendasari perhitungan kimia (stoikiometri). A. KONSEP

Lebih terperinci

BAB 9. KINETIKA KIMIA

BAB 9. KINETIKA KIMIA BAB 9 BAB 9. KINETIKA KIMIA 9.1 TEORI TUMBUKAN DARI LAJU REAKSI 9.2 TEORI KEADAAN TRANSISI DARI LAJU REAKSI 9.3 HUKUM LAJU REAKSI 9.4 FAKTOR-FAKTOR LAJU REAKSI 9.5 MEKANISME REAKSI 9.6 ENZIM SEBAGAI KATALIS

Lebih terperinci

SILABUS Sekolah : SMA Negeri 5 Surabaya Mata Pelajaran : Kimia Kelas/semester : XI/1 Referensi : BSNP / CIE Standar Kompetensi

SILABUS Sekolah : SMA Negeri 5 Surabaya Mata Pelajaran : Kimia Kelas/semester : XI/1 Referensi : BSNP / CIE Standar Kompetensi SILABUS Sekolah : SMA Negeri 5 Surabaya Mata Pelajaran : Kimia Kelas/semester : /1 Referensi : BSNP / CIE Standar Kompetensi : 1.Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur

Lebih terperinci

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi : BAB.4 LAJU REAKSI laju reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu. Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup

Lebih terperinci

1. Perhatikan struktur senyawa berikut!

1. Perhatikan struktur senyawa berikut! . Perhatikan struktur senyawa berikut! CH CH CH CH CH CH CH Jumlah atom C primer, atom C sekunder, dan atom C tersier dari senyawa di atas adalah...,, dan D.,, dan,, dan E.,, dan,, dan. Di bawah ini merupakan

Lebih terperinci

Purwanti Widhy H, M.Pd. Laju Reaksi

Purwanti Widhy H, M.Pd. Laju Reaksi Purwanti Widhy H, M.Pd Laju Reaksi SK, KD dan Indikator Kemolaran Konsep Laju Reaksi Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Evaluasi Referensi Selesai Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar & Indikator

Lebih terperinci

MODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1

MODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1 MODUL LAJU REAKSI Standar Kompetensi ( SK ) : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Kemampuan siswa

BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Kemampuan siswa BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Kemampuan siswa Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat ditunjukkan atau dilihat melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru

BAB II LANDASAN TEORI. satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Model Pembelajaran Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar! LEMBARAN SOAL 5 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESALAHAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI SMAN 1 TELUK KERAMAT

DESKRIPSI KESALAHAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI SMAN 1 TELUK KERAMAT DESKRIPSI KESALAHAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI SMAN 1 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN Oleh: ROBIATUL ADAWIYAH NIM F1061131064 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut. Konsentrasi Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah partikel

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN NAMA SYABATINI : ANNISA NIM : J1B107032 HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN / 30 MARET 2009 HARI / TANGGAL DIKUMPUL : SENIN

Lebih terperinci