Prinsip, Kriteria dan Indikator RSPO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prinsip, Kriteria dan Indikator RSPO"

Transkripsi

1 RSPO P&C P&C Review 2017/2018 Draft 2 Prinsip, Kriteria dan Indikator RSPO 1 Restrukturisasi P&C Gugus Tugas Tinjauan Prinsip dan Kriteria (P&C) RSPO bertugas untuk merestrukturisasi P&C. Berikut ini adalah dua tujuan yang saling terkait satu sama lain untuk restrukturisasi ini. Keduanya selaras dengan tujuan-tujuan inti Kerangka Acuan Gugus Tugas P&C. 1 Keselarasan dengan Teori Perubahan (Theory of Change/ToC): o Fokus pada hasil. o Pengintegrasian konsep tanggung jawab bersama (yaitu indikasi persyaratan yang berlaku, yang mungkin dapat berlaku pula pada kategori keanggotaan RSPO lainnya). o Menunjukkan dampak aktual P&C serta dampak melalui pelaporan Indikator Kinerja Utama (IKU) (termetrikasi atau terukur). Meningkatnya Aksesibilitas (membuat menjadi lebih relevan dan praktis) o Pengurangan pengulangan melalui perampingan o Penyelarasan bahasa yang digunakan di semua indikator. o Perubahan menjadi bahasa aktif. Disamping menyelaraskan P&C tersebut dengan ToC RSPO, restrukturisasi ini bertujuan membuatnya lebih logis dan jelas untuk diterapkan sekaligus mengurangi keberulangan. Ini semua merupakan permintaan para pemangku kepentingan yang disampaikan selama putaran pertama konsultasi publik. Selain itu, proposal ini juga mengintegrasikan modul-modul Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dari Standar Sertifikasi Rantai Pasok RSPO (Supply Chain Certification Standard/SCCS). Dengan adanya standar tunggal untuk tingkat produksi, maka hal ini akan berkontribusi pada ekspektasi praktik terbaik di sepanjang rantai pasok dan menyiratkan ketertelusuran (traceability) dalam standar RSPO. Semua panduan dipisahkan dari dokumen utama dan dimasukkan dalam Lampiran Mei 2018 Hal. 1 dari 45

2 RSPO P&C P&C Review 2017/2018 Draft 2 Daftar Isi 1 Restrukturisasi P&C Pendahuluan tentang P&C Visi dan Teori Perubahan (ToC) RSPO Fokus pada Hasil... 6 Daftar Potensial (sudah diwajibkan untuk diukur, dipantau dan/atau dilaporkan) Struktur P&C... 7 Sasaran Dampak Kesejahteraan (Prosperity): Sektor yang kompetitif, berketahanan, dan berkelanjutan10 Tujuan dan Hasil Prinsip 1: Transparansi dan Etika Prinsip 2: Legalitas Prinsip 3: Perencanaan Prosedur dan Perbaikan Sasaran Dampak Sosial (People): Mata Pencaharian Berkelanjutan & Pengurangan Kemiskinan Tujuan dan hasil Prinsip 4 Hak dan Manfaat bagi Masyarakat Dihormatinya hak masyarakat, diberikannya kesempatan yang sama, dioptimalkannya manfaat dari keterlibatan dalam minyak sawit dan dijaminnya pemulihan Prinsip 5: Inklusivitas Petani Prinsip 6: Hak dan Kondisi Pekerja Sasaran Dampak Lingkungan (Planet): Konservasi, perlindungan, dan peningkatan ekosistem yang bermanfaat bagi kehidupan generasi mendatang Tujuan dan hasil Prinsip 7: Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Keanekaragaman Hayati Ditingkatkan Pembukaan untuk Kriteria 7.13: Prinsip pedoman yang diusulkan untuk pelaksanaan: Mei 2018 Hal. 2 dari 45

3 RSPO P&C P&C Review 2017/2018 Draft 2 2 Pendahuluan tentang P&C P&C RSPO berlaku bagi produksi Minyak Kelapa Sawit di seluruh dunia. P&C RSPO mencakup dampak-dampak lingkungan dan sosial yang paling signifikan dari produksi minyak kelapa sawit beserta input langsung untuk produksi seperti benih, bahan kimia dan air, dan dampak sosial yang berkaitan dengan pekerja dan masyarakat di perkebunan. P&C RSPO berlaku pada perkebunan-perkebunan yang saat ini masih beroperasi beserta perencanaan, penentuan lokasi, pembangunan, perluasan dan penanaman barunya. Persyaratan-persyaratan ketertelusuran berkaitan dengan pengendalian produk kelapa sawit bersertifikat RSPO dalam rantai pasok, termasuk aliran produk kelapa sawit bersertifikat RSPO dan klaim-klaim terkait. Meski ToC RSPO mengakui peranan SEMUA pihak yang bertanggung jawab atas dampak RSPO, dokumen Prinsip dan Kriteria untuk Produksi Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan ini hanya berlaku pada tingkat produksi saja, yaitu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan basis pasoknya. Semua anggota RSPO memiliki tanggung jawab bersama untuk menjadikan minyak kelapa sawit berkelanjutan sebagai norma, beserta mekanisme akuntabilitas lainnya. Berdasarkan Kode Etik (Code of Conduct) RSPO yang mengikat semua anggota, anggota yang tidak secara langsung tunduk pada P&C wajib melaksanakan standar paralel lainnya yang sesuai dengan organisasi masing-masing, akan tetapi standar dimaksud tidak boleh lebih rendah dari yang diatur dalam P&C (3.2). Guna menyelaraskan dan memadupadankan tanggung jawab bersama atas dampak yang ada, standar yang diusulkan ini telah mengidentifikasi serangkaian persyaratan bersama, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1 melalui gradasi warna yang lebih gelap. Ini memastikan adanya ekspektasi yang konsisten terhadap standar praktik terbaik bagi semua anggota RSPO dan berkaitan dengan Transparansi, Perilaku Etis, Legalitas, Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), Hak dan Kondisi Pekerja, Pemanfaatan Energi dan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Pendekatan RSPO untuk mengurangi deforestasi (lihat Kriteria 7.13) di masa depan akan dikaitkan dengan pendekatan Sertifikasi Yurisdiksi RSPO. Pengembangan di masa depan dalam negara-negara High Forest Cover dapat dipertimbangkan jika ini merupakan bagian dari komitmen terikat waktu (timebound commitment) terhadap pendekatan yurisdiksi RSPO. Pendekatan ini bertujuan untuk mengintegrasikan aspek komitmen tanpa deforestasi korporat yang ada dalam rantai pasok dengan menyertakan petani dan masyarakat. 16 Mei 2018 Hal. 3 dari 45

4 RSPO P&C P&C Review 2017/2018 Draft 2 3 Visi dan Teori Perubahan (ToC) RSPO Teori perubahan (ToC) RSPO merupakan suatu rencana umum (roadmap) yang menunjukkan cara yang digunakan RSPO untuk mewujudkan visinya. Untuk menjadikan minyak kelapa sawit berkelanjutan sebagai norma, maka RSPO dengan berbekal dukungan para anggota, mitra beserta para pelaku lainnya akan melaksanakan strategi-strategi dan kegiatan kunci demi memicu terjadinya transformasi sektor minyak kelapa sawit. Strategi-strategi ini dimaksudkan untuk menghadirkan keluaran langsung dalam bentuk meningkatnya pengadopsian standar-standar RSPO, semakin transparan dan inklusifnya sistem RSPO, meningkatnya serapan pasar terhadap minyak kelapa sawit berkelanjutan, dan perbaikan situasi pemungkin (enabling environment) yang akan membantu pencapaian tersebut. Seiring waktu, keluarankeluaran ini akan membawa kepada hasil yang diharapkan; untuk meningkatkan taraf hidup petani kelapa sawit, menciptakan industri minyak kelapa sawit yang lebih sejahtera dan membuat kita mampu melestarikan bumi ini beserta sumber daya yang dimilikinya dengan cara yang lebih baik. Tatkala ToC terwujud sepenuhnya, akan terlihat perubahan pada hal-hal yang terpenting di lapangan, yakni suatu ruang di mana kelapa sawit, lingkungan hidup dan masyarakat setempat dapat hidup berdampingan secara harmonis. ToC juga memberikan suatu kerangka kerja untuk memantau, mengevaluasi dan melaporkan dampak-dampak yang diperoleh dari penerapan P&C RSPO. Detail dapat dilihat pada RSPO Theory of Change. Pelaksanaan P&C yang efektif dan semakin banyaknya pekebun yang menggunakan P&C akan menghasilkan hasil antara sebagai berikut: Diminimalkannya pemanfaatan sumber daya (tanah, air dan energi), pengurangan pemanfaatan input berkurangnya biaya. Berkurangnya polusi (air, udara, GRK). Meningkatnya manajemen risiko rencana kelola dan kajian/penilaian. Perlindungan ekosistem yang lebih baik. Produktivitas yang optimal. Dihormatinya hak atas tanah dan hak pemanfaatan. Pekerjaan yang aman dan layak bagi semua anggota masyarakat. 16 Mei 2018 Hal. 4 dari 45

5 RSPO P&C P&C Review 2017/2018 Draft 2 Proses perubahan di RSPO dicirikan dengan adanya kemajuan dalam Mobilisasi, TIndakan dan Bertransformasi. Sebagai pilar utama ToC RSPO, hal ini didukung oleh konsep tanggung jawab dan akuntabilitas bersama untuk mencapai hasil. Komitmen: Semua pelaku berkomitmen untuk turut berkontribusi dalam transformasi pasar. Kolaborasi: Mengakui adanya kebutuhan akan kerja sama dan mewujudkannya: transformasi pasar tidak akan terwujud tanpa kerja sama. Akuntabilitas: Komitmen dan kerja sama perlu dipadukan dengan tanggung jawab bersama atas dampak. Ekspektasi mitra dan anggota adalah komitmen bersama untuk berpartisipasi dan akuntabilitas terhadap satu sama lain (mutual) atas hasil yang dicapai, dengan berdasarkan persetujuan bersama. 16 Mei 2018 Hal. 5 dari 45

6 RSPO P&C P&C Review 2017/2018 Draft 2 4 Fokus pada Hasil Tujuan inti dari tinjauan terhadap P&C RSPO 2018 antara lain adalah: memasukkan unsur-unsur dampak; membuatnya lebih relevan dan praktis, khususnya dengan membuatnya termetrikasi (dapat diukur); dan memasukkan unsur-unsur dampak sebagaimana diarahkan dalam ToC. Penting untuk diperhatikan bahwa tidaklah memenuhi kelayakan untuk mengusulkan hasil terukur secara spesifik pada tingkat indikator dikarenakan banyaknya tantangan, baik yang bersifat teknis maupun politis. Dari penelitian dan pengalaman untuk standar lain, tantangan ini mencakup hal-hal sebagai berikut. Atribusi pencapaian hasil dilakukan berdasarkan atas berbagai tindakan dan konteks yang ada, yang kerap berada di luar kendali pekebun (cuaca, kekuatan pasar, hama). Penentuan hasil yang relevan secara global. Keberpihakan kepada pekebun yang lebih besar dan memiliki sumber daya lebih banyak, di mana hal ini dapat menumpulkan motivasi pekebun menengah ke bawah. Biaya dan beban untuk sistem pelaporan dan pengelolaan data. Meski demikian, P&C yang berfokus pada hasil masih dapat dicapai. Dengan adanya restrukturisasi, yang sebenarnya dilakukan adalah memperjelas hubungan antara serangkaian kriteria yang ada dan hasil yang dikehendaki. Selain itu, saat ini tengah dilakukan pembahasan terhadap serangkaian indikator pelaporan inti yang dapat dimasukkan ke dalam Prinsip Pengelolaan dengan penyempurnaan terusmenerus di masa mendatang. Pemantauan dan analisis-lah yang akan mengarahkan dan mendukung inovasi serta peningkatan terus menerus untuk pekebun. Ini tidak akan berfungsi hanya sebagai indikator kepatuhan semata, tetapi pelaporannya akan dianjurkan. Dengan cara ini, RSPO akan mendapatkan informasi secara luas mengenai hasil pelaksanaan P&C. Diusulkan agar indikator pelaporan ini berbentuk serangkaian kecil metrik strategis yang terkait langsung dengan P&C tersebut dan diselaraskan dengan ToC dan Indikator Kinerja Utama (IKU) kelembagaan RSPO. Semua ini akan dilakukan secara anonim untuk keperluan analisis, pemasaran dan penilaian dampak. Kriteria seleksinya adalah sebagai berikut. Menambahkan nilai bagi pekebun. Terkait langsung pada persyaratan-persyaratan P&C. Hasil kunci ToC. Telah dipersyaratkan untuk pengukuran, pemantauan dan/atau pelaporan. Daftar Potensial (sudah diwajibkan untuk diukur, dipantau dan/atau dilaporkan) Panen/produktivitas lahan Jumlah hektar yang diidentifikasi sebagai kawasan pencadangan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) Jumlah hektar kawasan gambut 4.3 Emisi GRK 5.6 (sudah dilaporkan dalam PalmTrace) Pemanfaatan energi Pemanfaatan air per ton Tandan Buah Segar (TBS) Ukuran Kecelakaan Kerja Hilang Waktu (Lost Time Accident/LTA) Jumlah pekerja berdasarkan gender/status lokal analisis Jumlah pelatihan (berdasarkan jenisnya?) 4.5, 4.8, 5.2, 5.8, 6.13 Upah layak 6.5 HAM dan hak pekerja biner Mendapatkan hak kepenguasaan lahan Kompensasi lahan yang dibayarkan per hektar Tenaga kerja setempat yang direkrut sebagai bagian dari tenaga kerja keseluruhan Partisipasi petani (jumlah) dan jenis jasa (sudah ada dalam ACOP untuk anggota lainnya) Jumlah petani yang menjadi bagian basis pasok, yang dibedakan antara petani plasma dan mandiri. 16 Mei 2018 Hal. 6 dari 45

7 RSPO P&C P&C Review 2017/2018 Draft 2 5 Struktur P&C P&C RSPO yang diusulkan ini ditata dalam tiga wilayah dampak berdasarkan ToC RSPO. Prinsipprinsipnya mengalami sedikit perubahan sesuai dengan perampingan dan akan lebih berfokus pada hasil. Sasaran Dampak Kesejahteraan (Prosperity): Sektor yang kompetitif, berketahanan dan berkelanjutan Prinsip 1 Transparansi dan Etika Prinsip 2 Kepatuhan Hukum dan Hak Prinsip 3 Perencanaan, Prosedur dan Perbaikan Sasaran Dampak Sosial (People): Mata pencaharian berkelanjutan & Pengurangan Kemiskinan Prinsip 4 Kesejahteraan Masyarakat Prinsip 5 Inklusivitas Petani Prinsip 6 Hak dan Kondisi Pekerja Sasaran Dampak Lingkungan (Planet): Ekosistem yang Lestari, dilindungi dan ditingkatkan, yang bermanfaat bagi kehidupan generasi mendatang Prinsip 7 Tanggung jawab Lingkungan serta Konservasi Sumber Daya Alam dan Keanekaragaman Hayati Peran dari masing-masing unsur standar: Istilah Penjelasan Dokumen Pengaturan Standar RSPO Prinsip Kriteria Indikator Panduan Pernyataan mendasar mengenai hasil yang dikehendaki Tampilan pelaksanaan prinsip prakondisi/sarana untuk menilai dipenuhi atau tidaknya prinsip yang ada. Variabel untuk mengukur pelaksanaan (positif atau negatif) Informasi tambahan yang membantu pemahaman, pelaksanaan dan pengauditan suatu persyaratan, indikator Pernyataan mendasar mengenai hasil yang dikehendaki, yang sering kali memberikan tujuan secara lebih terperinci Syarat yang perlu dipenuhi guna memenuhi suatu prinsip. Kriteria menjadi pelengkap bagi suatu prinsip, dalam artian sesungguhnya maupun operasional, tanpa menjadi ukuran langsung terhadap kinerja. Terpenuhinya keadaan-keadaan yang terukur, sehingga kajian/penilaian dapat dilakukan untuk mengetahui apakah kriteriakriteria terkait tengah dipenuhi. Indikator berisi suatu pesan atau bagian informasi yang sarat makna. Panduan berisi informasi bermanfaat untuk membantu pekebun/pihak manajemen PKS dan auditor dalam memahami makna Kriteria dan/atau Indikator dalam praktiknya untuk menjadi acuan indikasi praktik yang baik dan praktik yang perlu diikuti. (P&C 2013). Kategori Normatif Normatif Normatif Informatif 16 Mei 2018 Hal. 7 dari 45

8 RSPO P&C P&C Review 2017/2018 Draft 2 Peran Istilah dan Definisi Beberapa istilah yang dipakai dalam standar memuat definisi yang spesifik dari RSPO sebagaimana diatur dalam Bagian Istilah dan Definisi pada standar ini. Definisi dimaksud merupakan unsur yang mengikat dalam kriteria-kriteria dan indikator yang ada. 16 Mei 2018 Hal. 8 dari 45

9 RSPO Principles, Criteria and Indicators Tabel 1: Gambaran Hasil P&C Berfokus Hasil yang Telah Direstrukturisasi bagian bergradasi lebih gelap adalah persyaratan BERSAMA yang diusulkan Wilayah Dampak ToC Tujuan ToC Prinsip atau Topik Topik Kriteria No Kriteria Lama NP Kaitan dengan ToC - Hasil Antara Ketersediaan informasi dan publik 1.1/1.2/6.10 Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko 1. Transparansi dan etika Komunikasi dan konsultasi 6.2 Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko Komitmen terhadap kode etik 1.3/6.10 Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko Sektor minyak sawit yang berkelanjutan, kompetitif, Kepatuhan hukum 2.1/6.10 Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko dan berketahanan akan menentukan kelangsungan 2. Kepatuhan hukum dan Hukum kontraktor pihak ketiga NEW TF4 Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko seluruh rantai pasok dan manfaat bersama bagi sektor hak swasta maupun mata pencaharian masyarakat di lokasi TBS dengan sumber sah NEW TF4 Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko budi daya kelapa sawit dalam jangka panjang. Sistem Rencana jangka panjang dan viabilitas ekonomi 3.1 Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko, lintas sektor perencanaan dan pengelolaan yang efektif akan Perbaikan terus menerus 8.1 Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko, lintas sektor membantu dalam kelangsungan ekonomi serta Prosedur Operasional Baku (SOP) 4.1 Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko kepatuhan dan resiko lingkungan dan sosial, menetapkan prosedur dan sistem untuk memastikan 3. Prosedur perencanaan Analisis Dampak Lingkungan Sosial dan Perencanaan 5.1/6.1 kesesuaian dengan P&C RSPO, dan mendukung dan perbaikan Sistem pengelolaan pegawai NEW TF4 perbaikan terus-menerus menuju minyak sawit berkelanjutan. Kesejahteraan Sasaran Dampak: Sektor yang kompetitif, berketahanan, dan berkelanjutan Sosial Sasaran Dampak: Mata Pencaharian Berkelanjutan & Pengurangan Kemiskinan Lingkungan Tujuan Dampak: Ekosistem yang Lestari, dilindungi dan ditingkatkan, yang bermanfaat bagi kehidupan generasi mendatang. Dilindungi, Dihormati dan Dipulihkannya HAM. Sektor minyak kelapa sawit berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan dan produksi minyak kelapa sawit merupakan sumber dari mata pencaharian berkelanjutan. Dalam hal ini, dilakukan penghormatan terhadap HAM. Masyarakat turut berpartisipasi dalam proses-proses yang memengaruhi kehidupan mereka dengan akses dan manfaat bersama. Semua orang yang terlibat dalam produksi minyak kelapa sawit memiliki peluang yang setara untuk memenuhi potensi mereka dalam pekerjaan dan masyarakat secara bermartabat dan penuh kesetaraan serta dalam lingkungan pekerjaan dan kehidupan yang sehat. 4. Hak dan Manfaat bagi Masyarakat Tujuan Dampak: Pelestarian, perlindungan, dan peningkatan terhadap ekosistem yang tersedia bagi generasi berikutnya. Ekosistem beserta jasa-jasanya terlindungi, pulih, dan memiliki ketahanan, termasuk di dalamnya melalui konsumsi dan produksi berkelanjutan 7. Pengelolaan Sumber serta pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan Daya Alam dan [hutan yang dikelola secara lestari, memerangi Keanekaragaman Hayati penggurunan, menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati (SDG15)]. Perubahan iklim diatasi melalui penurunan emisi GRK secara terusmenerus, dan polusi udara dan air dikendalikan. 16 Mei 2018 Hal. 9 dari 45 Prosedur pekerjaan 6.4b Pelatihan 4.8 Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko 7.1 Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko, Pekerjaan yang Aman dan Layak Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko, Pekerjaan yang Aman dan Layak Peningkatan Kualitas Manajemen Resiko, Pekerjaan yang Aman dan Layak Penghormatan terhadap HAM 6.13 Penegakan HAM Pengaduan dan Keluhan 6.3 Penegakan HAM Pemanfaatan Lahan: FPIC Penegakan HAM Pemanfaatan Lahan: Ganti Rugi Penegakan HAM Pemanfaatan Lahan: Konflik 2.2 Penegakan HAM Kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal 6.11 Akses Inklusif, Masyarakat 5. Inklusivitas petani Hubungan yang adil dan transparan dengan petani 6.1 Akses Inklusif, Petani 6. Hak dan kondisi pekerja Peningkatan kualitas mata pencaharian 6.11 Petani Ketentuan pembayaran dan kerja 6.5 Pekerjaan yang Aman dan Layak Kebebasan berserikat 6.6 Penegakan HAM, Pekerjaan yang Aman dan Layak Tidak ada pekerja anak 6.7 Penegakan HAM, Pekerjaan yang Aman dan Layak Tidak ada diskriminasi 6.8 Penegakan HAM, Pekerjaan yang Aman dan Layak Tidak ada pelecehan 6.9 Penegakan HAM, Pekerjaan yang Aman dan Layak Tidak ada tenaga kerja paksa atau diperdagangkan 6.12 Penegakan HAM, Pekerjaan yang Aman dan Layak Rencana Kesehatan dan Keselamatan Kerja 4.7 Pekerjaan yang Aman dan Layak Pengelolaan hama terpadu yang efektif 4.5 Pemanfaatan Sumber Daya, Polusi, Produktivitas Penggunaan pestisida tidak membahayakan 4.6 Diminimalkannya Pemanfaatan Sumber Daya, Polusi Pengelolaan limbah 5.3 Diminimalkannya Pemanfaatan Sumber Daya, Polusi Kesehatan/kesuburan tanah Produktivitas yang Optimal, Ekosistem Konservasi tanah (erosi/degradasi) 4.3a 7.4a Berkurangnya Polusi Gambut 4.3b 7.4b Polusi, Ekosistem Kualitas dan Kuantitas Air 4.4 Pemanfaatan Sumber Daya, Polusi, Ekosistem Pemanfaatan Energi 5.4 Pemanfaatan Sumber Daya Minimal, Polusi Polusi dan GRK Berkurangnya Kadar Polusi Kebakaran Berkurangnya Kadar Polusi Tidak ada deforestasi (termasuk NKT) Dilindunginya Ekosistem

10 RSPO Principles, Criteria and Indicators Sasaran Dampak Kesejahteraan (Prosperity): Sektor yang kompetitif, berketahanan, dan berkelanjutan Tujuan dan Hasil Sektor minyak sawit yang berkelanjutan, kompetitif, dan berketahanan akan menentukan kelangsungan seluruh rantai pasok dan manfaat bersama bagi sektor swasta maupun penghidupan masyarakat di lokasi budi daya kelapa sawit dalam jangka panjang. Sistem perencanaan dan pengelolaan yang efektif akan membantu dalam kelangsungan ekonomi serta kepatuhan dan risiko lingkungan dan sosial, menetapkan prosedur dan sistem untuk memastikan kesesuaian dengan P&C RSPO, dan mendukung perbaikan terusmenerus menuju minyak sawit berkelanjutan. Prinsip 1. Transparansi dan etika Prinsip 2. Kepatuhan hukum dan hak Prinsip 3. Perencanaan prosedur dan perbaikan Prinsip 1: Transparansi dan Etika Penyediaan informasi sosial, lingkungan, dan usaha yang kredibel kepada masyarakat akan memungkinkan pengambilan keputusan yang dilakukan secara lebih berwawasan sehingga kualitasnya akan lebih baik. Informasi yang relevan, jujur, dan mudah dipahami akan meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan. Kriteria Indikator Hasil yang Menjadi Fokus 1.1 (versi sebelumnya 1.1) Unit sertifikasi menyediakan informasi yang memadai kepada para pemangku kepentingan mengenai isu lingkungan, sosial dan legal yang relevan dengan Kriteria RSPO, dalam bahasa dan bentuk yang sesuai guna memudahkan partisipasi efektif dalam pembuatan keputusan (versi sebelumnya 1.2.1) Dokumen manajemen yang dinyatakan dalam Prinsip dan Kriteria RSPO dibuka untuk publik (SPG versi sebelumnya untuk 1.1.1) Informasi disajikan dalam bahasa yang sesuai dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan (versi sebelumnya 1.1.2) Catatan permintaan informasi serta tanggapan yang diberikan harus disimpan dengan baik (versi sebelumnya 6.2.1) Prosedur konsultasi dan komunikasi harus didokumentasikan, diperlihatkan, dilaksanakan, disediakan, dan dijelaskan kepada semua pemangku kepentingan terkait oleh petugas manajemen yang telah ditunjuk. ToC Meningkatnya manajemen risiko 16 Mei 2018 Hal. 10 dari 45

11 RSPO Principles, Criteria and Indicators Kriteria Indikator Hasil yang Menjadi Fokus 1.2 (versi sebelumnya 1.3) Unit sertifikasi berkomitmen pada perilaku etis dalam seluruh transaksi dan operasi bisnis (versi sebelumnya 6.2.3) Terdapat daftar terbaru mengenai pemangku kepentingan dan perwakilannya yang telah ditunjuk (versi sebelumnya & 1.3.2) Terdapat kebijakan mengenai perilaku etis dan dilaksanakan dalam semua operasi dan transaksi bisnis, termasuk dalam perekrutan dan kontrak dengan pihak ketiga (versi sebelumnya 1.3.3) Terdapat suatu sistem untuk memantau kepatuhan dan pelaksanaan kebijakan dan keseluruhan praktik bisnis yang etis Meningkatnya manajemen risiko Prinsip 2: Legalitas Kepatuhan atau ketaatan terhadap hukum dan peraturan akan menjamin perilaku bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat dan lingkungan. Kriteria Indikator yang Direstrukturisasi Hasil yang difokuskan ToC 2.1 (versi sebelumnya 2.1) Terdapat kepatuhan terhadap seluruh regulasi dan hukum lokal, nasional, dan internasional yang telah diratifikasi (versi sebelumnya 2.1.1) Unit sertifikasi patuh terhadap persyaratan legal yang relevan (versi sebelumnya 2.1.2) Menerapkan sistem yang terdokumentasi untuk menjamin kepatuhan hukum, termasuk dengan pihak ketiga yang dikontrak, lembaga perekrutan, penyedia layanan, dan kontraktor pekerja. Sistem ini memiliki perangkat untuk mencatat setiap perubahan dalam hukum (versi sebelumnya 2.1.3b) Untuk sumber dari petani, termasuk melalui perantara, dikembangkan suatu rencana terjadwal yang bersifat progresif untuk mencapai kepatuhan. Meningkatnya manajemen risiko 16 Mei 2018 Hal. 11 dari 45

12 RSPO Principles, Criteria and Indicators Kriteria Indikator yang Direstrukturisasi Hasil yang difokuskan 2.2 (versi sebelumnya 2.X.BARU1) Kontraktor pihak ketiga yang menyediakan layanan operasional dan memasok pekerja, harus mematuhi persyaratan hukum. 2.3 (versi sebelumnya 2.X.BARU2) Semua pasokan FFB dari luar unit sertifikasi berasal dari sumber yang legal (versi sebelumnya 2.2.2) Tidak ada penanaman di luar area yang telah ditetapkan secara legal dan batas wilayah legal atau yang telah ditetapkan harus ditentukan dengan jelas dan terlihat dipertahankan (versi sebelumnya 2.x.1) Daftar pihak ketiga yang dikontrak harus disimpan dengan baik (versi sebelumnya 2.x.2) Pihak ketiga terkait yang dikontrak dapat menunjukkan bahwa mereka patuh (disebutkan dalam kontraknya) terhadap persyaratan hukum (versi sebelumnya ) Klausul-klausul terhadap kerja paksa dan pekerja yang diperdagangkan dimasukkan dalam perjanjian dengan penyedia layanan dan pemasok (versi sebelumnya 2.1.3) Pabrik minyak sawit harus menunjukkan bahwa semua sumber FFB memenuhi persyaratan hukum (versi sebelumnya 2.x.Baru2.1) Untuk semua FFB yang bersumber langsung, pabrik mencatat informasi sebagai berikut. (versi sebelumnya 2.x.1.1.) Informasi mengenai lokasi geografis tempat asal FFB (versi sebelumnya 2.x.1.2) Bukti status kepemilikan atau hak/klaim atas lahan oleh pekebun/petani (versi sebelumnya 2.x.1.3) Jika dimungkinkan, izin tanam/operasi/dagang yang masih berlaku, atau merupakan bagian dari koperasi yang memungkinkan dilakukannya jual beli FFB (versi sebelumnya 2.x.Baru2.2) Untuk semua FFB yang berasal dari pihak ketiga yang tidak diperoleh secara langsung, seperti misalnya pusat pengumpulan, agen, atau perantara lainnya, maka harus disediakan bukti sebagaimana tercantum dalam (versi sebelumnya) 2.x Mei 2018 Hal. 12 dari 45

13 RSPO Principles, Criteria and Indicators Prinsip 3: Perencanaan Prosedur dan Perbaikan Sasaran keseluruhan dari prinsip ini adalah untuk membantu pekebun menjadi lebih profesional dengan cara mengelola berbagai aspek sosial, lingkungan dan agronomi dari operasi mereka dengan lebih baik lagi. Untuk mencapainya, pekebun melaksanakan rencana kelola jangka panjang dengan menetapkan prosedur dan sistem untuk memastikan perbaikan yang terus-menerus. Sebagai hasilnya, sistem perencanaan dan pengelolaan ini akan mendukung produksi dan efisiensi yang optimal, dampak sosial positif, pengurangan dampak lingkungan, dan peningkatan ketahanan tatkala beradaptasi terhadap perubahan. Kriteria Indikator yang Direstrukturisasi Hasil yang Menjadi Fokus ToC 3.1 (versi sebelumnya 3.1) Terdapat rencana manajemen yang terimplementasi, yang bertujuan mencapai viabilitas ekonomi dan finansial jangka panjang. 3.2 (versi sebelumnya 8.1) Unit sertifikasi secara reguler (versi sebelumnya 3.1.1) Sebuah rencana manajemen atau bisnis harus didokumentasikan dan meliputi, apabila berlaku, sebuah kasus bisnis untuk petani penggarap skema (scheme smallholders) (3.1.2) Tersedia sebuah program tahunan penanaman ulang yang diproyeksikan untuk selama minimum lima tahun (namun apabila diperlukan, dapat berjalan lebih lama untuk merefleksikan pengelolaan tanah rentan, lihat (versi sebelumnya) Kriteria 4.3), yang ditinjau setiap tahun (versi sebelumnya SCCS /5.13.2) Organisasi harus melakukan tinjauan pengelolaan pada jangka waktu yang telah direncanakan sesuai dengan skala dan sifat dari kegiatan yang dilaksanakan, termasuk di dalamnya tinjauan mengenai: hasil audit; umpan balik konsumen; kinerja proses dan kepatuhan/kesesuaian produk; status tindakan pencegahan dan perbaikan; tindak lanjut dari tinjauan pengelolaan; perubahan yang dapat memberikan dampak terhadap sistem pengelolaan; dan rekomendasi untuk perbaikan (versi sebelumnya 8.1.1) Rencana tindakan untuk perbaikan berkelanjutan diimplementasikan, berdasarkan pertimbangan dampak sosial dan lingkungan utama serta peluang (opportunities) pengusaha perkebunan/pabrik minyak sawit, dan harus meliputi semua indikator relevan yang dicakup dalam Prinsip dan Kriteria ini. Meningkatnya manajemen risiko Produktivitas yang dioptimalkan 16 Mei 2018 Hal. 13 dari 45

14 RSPO Principles, Criteria and Indicators Kriteria Indikator yang Direstrukturisasi Hasil yang Menjadi Fokus memantau dan meninjau ulang kegiatan mereka, dan mengembangkan serta menerapkan rencana tindakan yang memungkinkan perbaikan berkelanjutan yang tampak dalam operasioperasi utama. 3.3 (versi sebelumnya 4.1) Prosedur-prosedur operasi didokumentasikan secara pantas, serta diterapkan dan dipantau secara konsisten. 3.4 (versi sebelumnya 5.1 & 6.1) Aspek-aspek manajemen perkebunan dan pabrik minyak sawit, termasuk penanaman ulang, yang memiliki dampak lingkungan dan sosial diidentifikasi secara partisipatif, dan rencana untuk mengurangi dampak negatif dan meningkatkan dampak positif telah dibuat, (versi sebelumnya 4.1.1) Terdapat Standard Operating Procedures (SOP) untuk perkebunan dan pabrik minyak sawit (versi sebelumnya 4.1.2) Terdapat mekanisme untuk memeriksa konsistensi pengimplementasian prosedur (versi sebelumnya 4.1.3) Catatan-catatan pemantauan dan pelaksanaan setiap tindakan harus terpelihara dan tersedia, dengan sesuai (versi sebelumnya & 6.1.1) Kajian dampak sosial dan lingkungan (Social and Environmental Impact Assessment/SEIA), dilaksanakan melalui metodologi partisipatif yang mencakup para pemangku kepentingan yang terdampak dan relevan, termasuk di dalamnya dampak dari skema petani/pemasok buah luar, didokumentasikan (versi sebelumnya & 6.1.3) Rencana pengelolaan dan pemantauan, termasuk jadwalnya, untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif dan meningkatkan dampak positif, dikembangkan dengan partisipasi dari pihak-pihak yang terdampak (versi sebelumnya 5.1.3) Rencana ini dilaksanakan dan adaptif terhadap perubahan operasional. Meningkatnya manajemen risiko Meningkatnya manajemen risiko HAM dijunjung tinggi 16 Mei 2018 Hal. 14 dari 45

15 RSPO Principles, Criteria and Indicators Kriteria Indikator yang Direstrukturisasi Hasil yang Menjadi Fokus diterapkan dan dipantau, untuk menunjukkan perbaikan secara terus menerus. 3.5 (versi sebelumnya 7.1) Untuk penanaman baru, analisis dampak sosial dan lingkungan secara independen, partisipatif, dan komprehensif dilaksanakan sebelum pendirian perkebunan atau operasi baru, atau perluasan perkebunan lama, dan hasilnya diperhitungkan dalam perencanaan, manajemen dan operasi. 3.6 (versi sebelumnya 6.4b) Terdapat sistem untuk mengelola pekerja (versi sebelumnya 7.1.1) Analisis dampak sosial dan lingkungan (social and environmental impact assessment/seia) yang independen dilaksanakan melalui metodologi partisipatif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan relevan yang terdampak, didokumentasikan, termasuk di dalamnya dampak dari skema pemasok buah luar (versi sebelumnya 7.1.2) Rencana pengelolaan dan pemantauan, termasuk jadwalnya, untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif dan meningkatkan dampak positif, dikembangkan dengan partisipasi pihak-pihak terdampak Rencana ini dilaksanakan dan adaptif terhadap perubahan operasional (versi sebelumnya 6.4b.1) Prosedur untuk perekrutan, seleksi, promosi, pensiun dan penghentian hubungan kerja didokumentasikan (6.4b.2) Terdapat mekanisme untuk mengecek konsistensi pelaksanaan prosedur ini dan catatan dipelihara. Meningkatnya manajemen risiko Kerja yang aman dan layak 16 Mei 2018 Hal. 15 dari 45

16 RSPO Principles, Criteria and Indicators Kriteria Indikator yang Direstrukturisasi Hasil yang Menjadi Fokus 3.7 (versi sebelumnya 4.7) Rencana keselamatan dan kesehatan pekerjaan didokumentasikan, dikomunikasikan secara efektif, dan diimplementasikan 3.8 (versi sebelumnya 4.8) Seluruh staf, pekerja, petani penggarap dan pekerja kontrak telah diberikan pelatihan yang layak. KATA KUNCI untuk (kriteria BARU/yang diperluas) Program pelatihan menyeluruh meningkatkan pengetahuan dan kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan, memahami hak dan mematuhi persyaratan hukum dan standar (versi sebelumnya 4.7.2) Semua operasi dikaji risikonya untuk mengidentifikasi persoalan kesehatan dan keselamatan, dan prosedur didokumentasikan dan diimplementasikan (versi sebelumnya 4.7.1) Tingkat efektivitas rencana kesehatan dan keselamatan dipantau untuk mengatasi risiko kesehatan dan keselamatan terhadap masyarakat dan lingkungan (versi sebelumnya 4.8.1) Terdapat program pelatihan tercatat yang dapat diakses semua pekerja serta petani plasma dan pemasok buah luar yang mempertimbangkan kebutuhan secara spesifik berdasarkan gender dan mencakup seluruh aspek Prinsip dan Kriteria RSPO, dalam bentuk yang mereka pahami, dan meliputi penilaian reguler terhadap pelatihan (versi sebelumnya 4.8.2) Catatan pelatihan harus dipelihara (jika perlu secara orang perorangan) (versi sebelumnya SCCS 5.8.2) Pelatihan yang sesuai diberikan bagi personil yang melaksanakan tugas yang penting terhadap pelaksanaan sistem sertifikasi rantai pasok yang efektif. Pelatihan ini spesifik dan sesuai dengan tugas yang dilaksanakan. Meningkatnya manajemen risiko Kerja yang aman dan layak Meningkatnya manajemen risiko Kerja yang aman dan layak 16 Mei 2018 Hal. 16 dari 45

17 RSPO Principles, Criteria and Indicators Catatan untuk Konsultasi Publik mengenai Penggabungan Persyaratan Rantai Pasok: Revisi P&C untuk produksi minyak sawit berkelanjutan merupakan peluang untuk mengklarifikasi cakupannya dan mempermudah pelaksanaan proses sertifikasi. Konsultasi dengan Lembaga Sertifikasi (LS) dan pekebun telah menunjukkan adanya ketertarikan untuk menggabungkan modul D dan E pada Standar Rantai Pasok ke dalam P&C yang berlaku untuk PKS. Dalam sistem RSPO, yang menjadi unit sertifikasi adalah PKS dan basis pasoknya, dan produk bersertifikatnya adalah CPO dan PK. Pada saat ini PKS disertifikasi menggunakan P&C dan berdasarkan modul D dan E Standar Rantai Pasok RSPO, di mana keduanya berlaku hanya pada PKS. Hal ini membingungkan bagi pekebun dan CB yang harus merujuk pada kedua standar tersebut untuk pelatihan, persiapan sertifikasi, dan laporan audit sertifikasi/pengawasannya. Selain itu, hal ini juga mengaburkan batas antara PKS dan operator hilir lainnya yang juga disertifikasi berdasarkan Standar Rantai Pasok RSPO (SCCS). Penggabungan modul D dan E SCCS RSPO ke dalam P&C akan membuat cakupan P&C menjadi menyeluruh, sekaligus menyederhanakan proses sertifikasi secara keseluruhan. Tulisan di sini diambil langsung dari Standar Rantai Pasok RSPO untuk menggambarkan bagaimana integrasi yang demikian dapat terlihat dan belum dimodifikasi, dengan menunda konsultasi internal yang juga dengan Komite Tetap Dagang dan Keterlacakan RSPO. Maka dari itu, pada saat ini kami lebih menerima komentar mengenai konsep umum integrasi persyaratan rantai pasok untuk PKS daripada komentar mendetail mengenai susunan kata. Kriteria Indikator yang Direstrukturisasi Hasil yang Menjadi Fokus CATATAN: penomoran dilakukan berdasarkan standar SCCS saat ini akan menjadi 3.9 & seterusnya dalam P&C hasil revisi Hasil ToC Prosedur tercatat 5.3/D3/E3 Unit harus memiliki prosedur tertulis dan/atau instruksi kerja guna memastikan dilaksanakannya semua unsur dari model rantai pasok yang berlaku dan dijelaskan secara spesifik. Ini harus mencakup sekurangnya hal-hal berikut ini. Prosedur yang lengkap dan termutakhir yang mencakup pelaksanaan semua unsur dalam persyaratan model rantai pasok tersebut. Catatan dan laporan lengkap serta termutakhir yang menunjukkan kepatuhan terhadap persyaratan model rantai pasok tersebut (termasuk catatan pelatihan). Identifikasi peran orang-orang yang memiliki tanggung jawab menyeluruh atas dan kewenangan dalam pelaksanaan persyaratan-persyaratan ini serta kepatuhan terhadap semua persyaratan yang berlaku. Orang-orang yang dimaksud harus mampu menunjukkan pengetahuan akan prosedur organisasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan standar ini. Unit harus memiliki prosedur tercatat untuk penerimaan dan pengolahan TBS, baik yang bersertifikat maupun tidak. Meningkatnya manajemen risiko 16 Mei 2018 Hal. 17 dari 45

18 RSPO Principles, Criteria and Indicators Penjelasan (volume dan integritas produk) D.2, E.2 Pembelian barang 5.4/D.4.1/E.4.1 D.4.2/E.4.2 Kegiatan Alih Daya (Outsourcing) 5.5/E.5.2 Estimasi tonase produk-produk Minyak Kelapa Sawit Mentah (CPO) dan Inti Sawit (PK) yang dapat diproduksi oleh PKS bersertifikat harus dicatat. Kemudian jumlah tonase aktual yang diproduksi harus dicatat dalam setiap laporan pengawasan tahunan selanjutnya. PKS juga harus memenuhi semua persyaratan registrasi dan pelaporan untuk rantai pasok yang semestinya melalui organisasi pengelola rantai pasok RSPO (platform IT RSPO atau pesanan dan klaim (book and claim)). Unit harus memverifikasi dan mencatat tonase dan asal TBS yang diterima, baik yang bersertifikat maupun tidak. Unit harus segera memberitahukan Lembaga Sertifikasi (Certification Body/CB) jika diperkirakan akan ada kelebihan produksi pada tonase bersertifikat. Unit yang di dalamnya terdapat kegiatan alih daya kepada pihak ketiga (contohnya sub-kontraktor untuk kegiatan penyimpanan, pengangkutan atau kegiatan lainnya yang dialihdayakan) dalam cakupan sertifikat Rantai Pasok RSPO yang dimilikinya wajib memastikan hal-hal sebagai berikut. a) Unit memegang kepemilikan secara legal atas segala bahan input yang akan dimasukkan dalam proses yang dialihdayakan. b) Unit memiliki perjanjian atau kontrak yang mengatur proses yang dialihdayakan tersebut dengan setiap kontraktor melalui perjanjian yang ditandatangani dan berlaku mengikat dengan kontraktor dimaksud. Unit bertanggung jawab memastikan bahwa LS memiliki akses terhadap kontraktor alih daya atau operasi tersebut manakala dianggap perlu untuk melakukan audit. c) Unit memiliki sistem pengendalian yang tercatat dengan prosedur yang jelas untuk proses yang dialihdayakan, di mana sistem tersebut dikomunikasikan kepada kontraktor terkait. d) Selain itu, unit yang tengah dalam proses sertifikasi atau telah bersertifikat juga wajib memastikan (melalui perjanjian) agar pihak ketiga independen yang terlibat memberikan akses sebagaimana diperlukan terhadap operasi, sistem dan segala informasinya masing-masing kepada LS terakreditasi, setelah disampaikannya hal tersebut. e) Jika kegiatan PKS mengalihdayakan kegiatan kepada pabrik pengolahan inti kelapa sawit mandiri (tidak dimiliki oleh organisasi yang sama), maka pabrik pengolahan inti kelapa sawit tersebut berada di bawah tanggung jawab PKS yang mengalihdayakan, dan tidak perlu memegang sertifikat secara terpisah. PKS wajib memastikan bahwa pabrik pengolahan inti kelapa sawit tersebut dimasukkan dalam perjanjian yang ditandatangani dan berlaku mengikat. Meningkatnya manajemen risiko Meningkatnya manajemen risiko Meningkatnya manajemen risiko 16 Mei 2018 Hal. 18 dari 45

19 RSPO Principles, Criteria and Indicators Penyimpanan catatan 5.9, D.5.1, E.5.1 Faktor Konversi 5.10 Pengolahan D.7 Penjualan dan barang keluar Unit memelihara catatan dan laporan yang akurat, lengkap, termutakhir dan dapat diakses, untuk segala aspek persyaratan Sertifikasi Rantai Pasok RSPO Masa penyimpanan untuk semua catatan dan laporan sekurangnya adalah 2 (dua) tahun serta harus mematuhi persyaratan-persyaratan sebagaimana diatur hukum yang berlaku dan mampu memastikan status bersertifikat dari bahan-bahan mentah atau produk yang disimpan dalam stok , D.5.1, E.5.1 digabung. Unit wajib mencatat dan mencocokkan semua tanda terima dari TBS bersertifikat RSPO, dan pengantaran CPO dan PK bersertifikat RSPO setiap tiga bulan sekali. Khusus untuk Kesetimbangan Massa (Mass Balance/MB): Semua volume minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit yang diantar dipotong dari sistem penghitungan bahan sesuai rasio konversi RSPO. Khusus untuk MB: Unit hanya dapat mengantar penjualan MB dari stok positif. Stok positif dapat mencakup produk yang dipesan untuk diantar dalam waktu tiga bulan. Namun unit diperkenankan untuk menjual produk yang akan dimilikinya, yang berarti produk dapat dijual sebelum masuk stok (sell-short) Sedapat mungkin, nilai konversi harus diterapkan untuk memberikan estimasi yang andal untuk jumlah keluaran bersertifikat yang tersedia dari input terkait. Organisasi dapat menentukan dan menetapkan nilai konversi sendiri, di mana hal ini harus dilakukan berdasarkan pengalaman sebelumnya, dicatat, dan diterapkan secara konsisten. Panduan untuk nilai konversi telah dipublikasikan pada laman situs RSPO ( Nilai konversi diuji secara berkala guna memastikan ketepatan dengan kinerja yang sesungguhnya atau ratarata industri jika dapat dilakukan. Khusus untuk Penjagaan Identitas (Identity Preserved/IP): Melalui prosedur tercatat dan penyimpanan catatan, unit memastikan dan memverifikasi agar produk kelapa sawit bersertifikat RSPO tetap terpisah dari bahan yang tidak bersertifikat, termasuk selama pengangkutan dan penyimpanan. Khusus untuk IP: Tujuannya adalah tercapai 100% bahan terpisah (tersegregasi) Untuk produk-produk bersertifikat RSPO, organisasi memastikan ketersediaan informasi dalam bentuk dokumen sekurangnya mengenai hal-hal berikut ini.. Informasi dimaksud harus lengkap dan dapat disajikan dalam satu dokumen saja atau dalam berbagai dokumen yang dikeluarkan untuk produk kelapa sawit bersertifikat RSPO (contohnya catatan pengantaran, dokumen angkut, dan dokumen spesifikasi): Nama dan alamat pembeli; Nama dan alamat penjual Tanggal muat atau antar Meningkatnya manajemen risiko Meningkatnya manajemen risiko Meningkatnya manajemen risiko Meningkatnya manajemen risiko 16 Mei 2018 Hal. 19 dari 45

20 RSPO Principles, Criteria and Indicators Klaim 5.11 Tanggal dikeluarkan dokumen Penjelasan produk, termasuk di dalamnya model rantai pasok yang tersedia (dengan metode Penjagaan Identitas, Segregasi atau Kesetimbangan Massa, atau singkatan-singkatan yang disetujui) Kuantitas produk yang diantar Semua dokumen angkut Nomor sertifikat rantai pasok Nomor pengenal unik Unit hanya mengajukan klaim terkait penggunaan atau dukungan produk-produk kelapa sawit bersertifikat RSPO yang mematuhi ketentuan RSPO yang mengatur komunikasi dan klaim. Meningkatnya manajemen risiko Sasaran Dampak Sosial (People): Mata Pencaharian Berkelanjutan & Pengurangan Kemiskinan Tujuan dan hasil Dilindungi, Dihormati dan Dipulihkannya HAM. Sektor minyak kelapa sawit yang berkontribusi terhadap pengurangan kemiskinan dan produksi minyak kelapa sawit merupakan sumber dari mata pencaharian berkelanjutan. Dalam hal ini, dilakukan penghormatan terhadap HAM. Masyarakat turut berpartisipasi dalam proses-proses yang memengaruhi kehidupan mereka dengan akses dan manfaat bersama. Semua orang yang terlibat dalam produksi minyak kelapa sawit memiliki peluang yang setara untuk memenuhi potensi mereka dalam pekerjaan dan masyarakat secara bermartabat serta penuh kesetaraan, dan dalam lingkungan pekerjaan dan kehidupan yang sehat. Prinsip 4: Kesejahteraan Masyarakat Prinsip 5: Inklusivitas Petani Prinsip 6: Hak dan Kondisi Pekerja Prinsip 4 Hak dan Manfaat bagi Masyarakat Dihormatinya hak masyarakat, diberikannya kesempatan yang sama, dioptimalkannya manfaat dari keterlibatan dalam minyak sawit dan dijaminnya pemulihan. Kriteria Indikator yang Direstrukturisasi Hasil yang Menjadi Fokus ToC 16 Mei 2018 Hal. 20 dari 45

21 RSPO Principles, Criteria and Indicators 4.1 (versi sebelumnya 6.13) Unit sertifikasi menghormati hak asasi manusia yang mencakup penghormatan terhadap hak Pembela Hak Asasi Manusia. 4.2 (versi sebelumnya 6.3 ) Terdapat sebuah sistem yang disepakati bersama dan didokumentasi untuk menghadapi keluhankeluhan, yang diimplementasikan dan diterima oleh seluruh pihak yang terdampak. 4.3 (versi sebelumnya 6.11 ) Pengusaha perkebunan dan pengusaha pabrik minyak sawit (versi sebelumnya ) Kebijakan untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk pelarangan tindakan balasan terhadap Pembela Hak Asasi Manusia, didokumentasi dan dikomunikasikan ke seluruh pekerja, tingkatan operasi dan masyarakat setempat (versi sebelumnya 6.13.x) Kebijakan perusahaan melarang aksi mengganggu dan intimidasi di luar hukum (extrajudicial) oleh pasukan keamanan yang telah dikontrak (versi sebelumnya 6.3.1) Sistem ini, yang terbuka untuk seluruh pihak yang terdampak, menyelesaikan perselisihan dengan pantas, tepat waktu dan efektif, serta menjamin anonimitas pelapor, pembela hak asasi manusia, juru bicara masyarakat dan pengungkap aib (whistleblower), apabila diminta, dan mengikuti protokol RSPO mengenai penghormatan terhadap pembela hak asasi manusia (versi sebelumnya ) Mekanisme keluhan/pengaduan yang memadai dan efektif dibuat, didokumentasikan dan dikomunikasikan, di mana melalui mekanisme tersebut pihak terdampak dapat menyampaikan keluhan atau pengaduan secara rahasia tanpa risiko adanya tindakan balasan atau intimidasi (versi sebelumnya ) Terdapat prosedur untuk memastikan bahwa sistem tersebut dipahami oleh pihak terdampak, termasuk mereka yang tidak dapat baca tulis (versi sebelumnya ) Perusahaan senantiasa memberikan informasi mengenai kemajuan yang dicapainya kepada pihak yang terlibat dalam keluhan, termasuk di dalamnya mengenai jadwal yang disepakati bersama dan hasilnya tersedia (versi sebelumnya ) Mekanisme penyelesaian konflik mencakup opsi akses terhadap nasihat legal dan teknis independen, kemampuan pengadu untuk memilih perorangan atau kelompok yang dapat memberikan dukungan kepadanya dan/atau bertindak sebagai pengamat, serta opsi untuk pihak ketiga yang dikehendaki untuk menjadi mediator (versi sebelumnya ) Kontribusi ke pembangunan masyarakat yang berdasarkan hasil konsultasi dengan komunitas lokal harus didemonstrasikan. HAM dijunjung tinggi 16 Mei 2018 Hal. 21 dari 45

22 RSPO Principles, Criteria and Indicators berkontribusi ke pembangunan berkelanjutan lokal apabila dimungkinkan. PEMANFAATAN LAHAN FPIC 4.4 (versi sebelumnya 2.3 ) Penggunaan tanah untuk minyak sawit tidak mengurangi hak penggunaan, hak adat atau hak legal dari pengguna-pengguna lain tanpa persetujuan mereka (berdasarkan FPIC) (versi sebelumnya ) Dokumen-dokumen legal yang menunjukkan kepemilikan atau penyewaan legal, atau pemanfaatan sah atas lahan adat yang disahkan oleh pemilik lahan adat melalui proses FPIC (lih. Kriteria 2.3). Dokumen terkait sejarah kondisi kepemilikan, jangka waktu dan pemanfaatan aktual lahan secara legal atau adat tersedia (versi sebelumnya & SPG) Tidak ada penanaman di luar kawasan yang ditetapkan secara legal dan batas wilayah legal atau resmi harus ditentukan dengan jelas dan terlihat diurus (versi sebelumnya 2.3.2) Salinan perjanjian-perjanjian yang merincikan proses pemberian persetujuan sesuai kategori FPIC (free, prior and informed) tersedia dan meliputi: a) Bukti bahwa sebuah rencana telah dikembangkan melalui konsultasi dan diskusi dalam itikad baik dengan seluruh kelompok yang terdampak dalam komunitas tersebut, dengan penjaminan khusus bahwa kelompok rentan, minoritas dan gender diajak berkonsultasi, dan bahwa informasi telah diberikan ke seluruh kelompok yang terdampak, termasuk informasi mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk melibatkan mereka dalam proses pembuatan keputusan; b) Bukti bahwa perusahaan telah menghormati keputusan komunitas untuk memberikan ataupun tidak memberikan persetujuan mereka terhadap operasi yang sedang dijalankan saat keputusan tersebut diambil; c) Bukti bahwa implikasi legal, ekonomi, lingkungan dan sosial dari pengizinan operasi di tanah mereka telah dipahami dan diterima oleh komunitas yang terlibat, termasuk implikasi terhadap status legal tanah mereka dan waktu berakhirnya hak, konsesi atau masa sewa tanah yang dimiliki perusahaan (versi sebelumnya 2.3.1) Peta-peta, dengan skala yang pantas, yang menunjukkan tingkat hak-hak penggunaan, hak adat, atau hak hukum yang diakui dikembangkan melalui proses pemetaan yang melibatkan seluruh pihak yang terdampak (termasuk komunitas-komunitas tetangga apabila berlaku, dan pihak-pihak yang berwenang yang relevan) (versi sebelumnya 2.3.3) Seluruh informasi relevan harus tersedia dalam bentuk dan bahasa yang tepat, termasuk analisis dampak, pembagian keuntungan yang diajukan, dan peraturan-peraturan legal. 16 Mei 2018 Hal. 22 dari 45

23 RSPO Principles, Criteria and Indicators (versi sebelumnya 2.3.4) Tersedia bukti yang menunjukkan bahwa komunitas-komunitas telah diwakilkan melalui institusi atau perwakilan sesuai dengan pilihan mereka, termasuk oleh penasihat hukum jika mereka memilih demikian. PERSETUJUAN BEBAS BERINFORMASI SEBELUMNYA (FPIC) PENGGUNAAN LAHAN UNTUK PENANAMAN BARU 4.5 (7.5 versi sebelumnya) Pada lahan-lahan yang dapat ditunjukkan merupakan hak legal, hak adat, atau hak penggunaan masyarakat lokal, tidak ada pendirian perkebunan baru tanpa persetujuan bebas berinformasi sebelumnya (free, prior, informed) dari masyarakat tersebut. Hal ini diatasi melalui sistem terdokumentasi yang memungkinkan masyarakat dan para pemangku (versi sebelumnya 2.3.5) Terdapat bukti ditinjaunya pelaksanaan kesepakatan FPIC setiap tahun (versi sebelumnya 7.6.1) Dokumen-dokumen yang menunjukkan identifikasi dan penilaian atas hak legal, hak adat dan hak penggunaan tersedia (versi sebelumnya 7.5.1) Tersedia bukti bahwa masyarakat lokal yang terkena dampak memahami bahwa mereka berhak menyatakan tidak pada operasi-operasi yang direncanakan di lahan mereka sebelum dan selama diskusi awal, selama tahap pengumpulan informasi dan konsultasi yang terkait, selama negosiasi, dan hingga kesepakatan dengan pengusaha perkebunan/pengusaha pabrik minyak sawit telah ditandatangani dan diratifikasi oleh masyarakat lokal (versi sebelumnya 7.5.2) Diperolehnya FPIC untuk semua pembangunan kelapa sawit melalui proses yang menyeluruh, termasuk di dalamnya, secara khusus, penghormatan penuh terhadap hak legal dan adat atas wilayah, lahan dan sumber daya melalui lembaga yang mewakili masyarakat sendiri, di mana semua informasi dan dokumen yang sesuai harus disediakan, dengan opsi akses yang cukup terhadap masukan independen melalui proses konsultasi dan negosiasi yang bersifat dua arah, tercatat dan berjangka panjang, di mana masyarakat diberikan informasi dan memahami bahwa mereka berhak memilih untuk menolak pembangunan dan tidak dibebani kewajiban oleh kerangka hukum yang berlaku di daerah setempat (versi sebelumnya 7.5.3) Sebagai bagian dari proses FPIC, penilaian partisipatif dampak sosial, dan perencanaan partisipatif pemanfaatan lahan bersama masyarakat setempat, ada berbagai opsi penyediaan makanan yang dipertimbangkan guna memastikan ketahanan pangan setempat. Terdapat transparansi dalam proses alokasi lahan (versi sebelumnya 7.6.6) Tersedia bukti bahwa komunitas-komunitas dan pemegang hak yang terkena dampak telah memiliki opsi untuk mengakses informasi dan nasihat yang bersifat independen dari pendukung proyek, yang berkaitan dengan implikasi legal, ekonomi, lingkungan dan sosial dari operasi-operasi yang direncanakan di lahan mereka. 16 Mei 2018 Hal. 23 dari 45

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh

Lebih terperinci

Pertanyaan Umum (FAQ):

Pertanyaan Umum (FAQ): Pertanyaan Umum (FAQ): Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Kelompok Produksi TBS (Versi AKHIR, Maret 2016) Untuk diperhatikan: dokumen FAQ ini akan diperbaharui secara berkala setelah menerima

Lebih terperinci

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards

Lebih terperinci

Kode Etik Pemasok 1/11

Kode Etik Pemasok 1/11 1/11 Kami akan memimpin sebuah gerakan yang akan menjadikan cokelat berkelanjutan sebagai norma, sehingga cokelat yang kita semua cintai akan selalu hadir untuk generasi yang akan datang. Pengantar Sebagai

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO 14 th Sept 2015 Sari Pan Pacific Hotel, Jakarta PREPARED BY: kompensasi Task Force Prosedur Remediasi and Kompensasi RSPO terkait Pembukaan Lahan

Lebih terperinci

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April Pedoman Pemasok Olam Dokumen terakhir diperbarui April 2018 Pedoman Pemasok Olam April 2018 1 Daftar Isi Pendahuluan 3 Prinsip Pedoman Pemasok 4 Pernyataan Pemasok 6 Lampiran 1 7 Pendahuluan Olam berusaha

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

Forest Stewardship Council

Forest Stewardship Council Forest Stewardship Council Roadmap menuju diakhirinya dis-asosiasi dari APP DRAF 6 Disetujui dengan syarat pada tanggal 9 Februari 2017 Di bulan Oktober 2007, Forest Stewardship Council (FSC) melakukan

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Platform Bersama Masyarakat Sipil Untuk Penyelamatan Hutan Indonesia dan Iklim Global Kami adalah Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penyelamatan Hutan

Lebih terperinci

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut Peta Jalan Lahan Gambut APRIL-IPEWG Versi 3.2, Juni 2017 Kelompok Ahli Gambut Independen (Independent Peatland Expert Working Group/IPEWG) dibentuk untuk membantu

Lebih terperinci

KUALA LUMPUR KEPONG BERHAD. PELATIHAN MENGENAI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN KLK (KLK Sustainability Policy)

KUALA LUMPUR KEPONG BERHAD. PELATIHAN MENGENAI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN KLK (KLK Sustainability Policy) KUALA LUMPUR KEPONG BERHAD PELATIHAN MENGENAI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN KLK (KLK Sustainability Policy) 1 1.Kebijakan Lingkungan 1.1 Dilarang Deforestasi Tidak akan ada pengembangan baru di kawasan stok

Lebih terperinci

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Perhatian: ini adalah terjemahan dari teks bahasa Inggris. Versi asli bahasa Inggrislah yang dianggap sebagai dokumen yang mengikat secara hukum. - April 2015

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, 21 Maret 2013 Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, 5 Februari 2013 mungkin merupakan hari paling penting dalam sejarah APP. Pada tanggal tersebut kami mengumumkan Kebijakan Konservasi Hutan, dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI OLEH DIREKTUR TANAMAN TAHUNAN HOTEL SANTIKA, JAKARTA 29 JULI 2011 1 KRONOLOGIS FAKTA HISTORIS Sejak 1960-an dikalangan masyarakat internasional mulai berkembang

Lebih terperinci

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20% Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan

Lebih terperinci

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm 1. Penilaian Dampak Aktivitas Langkah Tindakan Rinci Catatan Melakukan penilaian dampak sosial dan lingkungan independen yang komprehensif

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths Kode Smiths Pengantar dari Philip Bowman, Kepala Eksekutif Sebagai sebuah perusahaan global, Smiths Group berinteraksi dengan pelanggan, pemegang saham, dan pemasok di seluruh dunia. Para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE Pada tanggal 1 Juli 2015, the Komite Keefektifan Pembangunan (Committee on Development Effectiveness/CODE) membahas draf kedua dari Tinjauan dan Pembaruan

Lebih terperinci

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN Di sela-sela pertemuan tahunan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang ke-13 di Kuala Lumpur baru-baru ini,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN No Aspek Indikator Indikator Ekonomi 1 Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,

Lebih terperinci

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN PENGANTAR AptarGroup mengembangkan solusi sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan usaha yang wajar dan hukum ketenagakerjaan, dengan menghargai lingkungan dan sumber daya alamnya.

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep No.149, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN. Badan Pengelola. Penurunan. Emisi Gas Rumah Kaca. Kelembagaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan

Lebih terperinci

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015 Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan 2.0 3 Juni 2015 APRIL Group (APRIL) berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan di seluruh areal kerja perusahaan dengan menerapkan praktik-praktik

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO Hal. 1 NO. PRINSIP DAN KRITERIA INDIKATOR 1. SISTEM PERIZINAN DAN MANAJEMEN PERKEBUNAN 1.1 Perizinan dan sertifikat. 1. Telah memiliki izin lokasi dari pejabat yang Pengelola perkebunan harus memperoleh

Lebih terperinci

Final - disetujui pada Juli 2010

Final - disetujui pada Juli 2010 Final - disetujui pada Juli 2010 Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 3 PENDAHULUAN... 7 Cakupan

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.34/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2017 TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik untuk Pemasok (Sebagaimana yang di setujui pada Desember 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang di setujui pada Mei 2017) Catatan Dalam hal ketentuan apa pun

Lebih terperinci

RSPO Prinsip, Kriteria and Indikator

RSPO Prinsip, Kriteria and Indikator RSPO Prinsip, Kriteria and Indikator Draft untuk Konsultasi Publik September Oktober 2017 Prinsip dan Kriteria RSPO (P&C) 2013 saat ini sedang menjalani peninjauan ulang (review), sebagai bagian dari Prosedur

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC)

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC) Kebijakan Asosiasi Tujuan Pada bulan Juni 2015, APRIL telah menerapkan Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan ("SFMP") 2.0 1 yang menyatakan komitmen Grup APRIL untuk: mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

HELP A B C. PRINSIP CRITERIA INDIKATOR Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional

HELP A B C. PRINSIP CRITERIA INDIKATOR Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional 1 2 5 6 Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional mengikuti peraturan pemerintah dan konvensi/persetujuan internasional yang diratifikasi secara nasional mengikuti, dan

Lebih terperinci

Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE)

Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE) Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE) Versi 4-10 Februari 2012 (versi akhir) 1 1.Pendahuluan Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan

Lebih terperinci

Sustainability Policy

Sustainability Policy Sustainability Policy Progress Report 4 Dec 2014-31 Mar 2015 Komitmen Kelestarian Kebijakan Kelestarian Musim Mas Membawa manfaat bagi masyarakat sekitar. Laporan Triwulan terhadap Perkembangan Kebijakan

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga

Lebih terperinci

DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014

DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014 DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS Versi 1.5; Oktober 2014 Penting: Dokumen DRAF ini disusun oleh Global Sustainability Associated di bawah arahan

Lebih terperinci

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan)

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan) Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan) 13 Agustus 2015 Pengantar Bumitama Agri Ltd. adalah kelompok perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI Laporan ini berisi Kata Pengantar dan Ringkasan Eksekutif. Terjemahan lengkap laporan dalam Bahasa Indonesia akan diterbitkan pada waktunya. LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI Pendefinisian

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN

Lebih terperinci

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan 1/5 Keberlanjutan merupakan inti dari strategi dan kegiatan operasional usaha Valmet. Valmet mendorong pelaksanaan pembangunan yang dan berupaya menangani masalah keberlanjutan di seluruh rantai nilainya

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di AUDIT PEMANTAUAN DAN LAPORAN PENUTUPAN CAO Audit IFC Kepatuhan CAO C-I-R6-Y08-F096 27 Maret 2013 Respon Pemantauan IFC ke Audit CAO mengenai investasi IFC di Wilmar Trading (IFC No. 20348) Delta Wilmar

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR

PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR HARAPAN PEMASOK Saat Caterpillar melaksanakan bisnis dalam kerangka kerja peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kepatuhan terhadap hukum saja belum cukup bagi

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Catatan Pengarahan FLEGT

Catatan Pengarahan FLEGT FLEGT PENEGAKAN HUKUM, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN SEKTOR KEHUTANAN Jaminan legalitas berbasis peserta pasar dan pemberian izin FLEGT Latar belakang Rencana Tindakan mengenai Penegakan Hukum, Tata Kelola

Lebih terperinci

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited dan anak perusahaan / afiliasi (secara kolektif disebut sebagai Perusahaan) berkomitmen

Lebih terperinci

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan

Lebih terperinci

Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja

Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja Kriteria, Indikator dan KPI Karet Alam Berkesinambungan 1. Referensi Kriteria, Indikator dan KPI SNR mengikuti sejumlah

Lebih terperinci

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai Para Peserta) Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ini dibuat oleh Center for Internasional Forestry Research (CIFOR) dan tidak bisa dianggap sebagai terjemahan resmi. CIFOR tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah:

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah: Laporan Verifikasi Keluhan melalui Laporan yang dibuat oleh FPP, Scale UP & Walhi Jambi berjudul Pelajaran dari Konflik, Negosiasi dan Kesepakatan antara Masyarakat Senyerang dengan PT Wirakarya Sakti

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan No. Dokumen ID : AGRO-SFM-002-PR Tanggal Terbit Sebelumnya : N/A Halaman : 1 dari 11 1.0 LATAR BELAKANG Grup APRIL ("APRIL") telah mengumumkan Kebijakan APRIL Grup dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 5 PENDAHULUAN... 11 Lingkup dokumen ini... 11 Dokumen Acuan...

Lebih terperinci

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI EXPOSURE DRAFT STANDAR PENGENDALIAN MUTU STANDAR PERIKATAN JASA 0 PERIKATAN KOMPILASI PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Exposure Draft

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? perusahaan PT. Toba Pulp Lestari?

perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? Pedoman Wawancara 1. Bagaimana pendapat bapak terhadap program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? 2. Bagaimana mekanisme PT. Toba Pulp Lestari dalam memberikan bantuan tanggung jawab

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April Prinsip Perilaku Prinsip Perilaku April 2016 1 Prinsip Perilaku April 2016 3 DAFTAR Isi Transaksi bisnis legal dan etis Kepatuhan terhadap hukum dan kebijakan Givaudan... 6 Penyuapan dan korupsi... 6 Hadiah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Identitas Pirelli Group secara historis dibentuk oleh seperangkat nilai yang selama bertahun-tahun berusaha untuk dicapai dan dijaga oleh kami. Selama bertahun-tahun

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan Untuk diterbitkan segera Siaran Pers Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan Jakarta, Singapura, 9 Februari 2011 Golden Agri Resources Limited (GAR) dan anakanak

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF Halaman: 1 dari 7 MAPPING (PM) ATAU Dibuat Oleh Direview Oleh Disahkan Oleh 1 Halaman: 2 dari 7 Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh 2 Halaman: 3 dari 7 Daftar Isi 1. Tujuan... 4

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework/Kerangka Kerja Akuntabilitas (AFi) adalah suatu upaya kolaboratif untuk membantu perusahaan memenuhi komitmen rantai pasokan etis mereka terhadap rantai pasokan pertanian

Lebih terperinci

Catatan Pertemuan I (16-18 Oktober 2013) INDONESIAN NATIONAL INTERPRETATION TASK FORCE (INA-NITF)

Catatan Pertemuan I (16-18 Oktober 2013) INDONESIAN NATIONAL INTERPRETATION TASK FORCE (INA-NITF) Hari/Tanggal : Selasa, 17 Oktober 2013 Peserta : 23 Tempat : Kantor First Resources, Jakarta Jam Pembahasan Oleh 09.10 Rapat dibuka Lanjutan Prinsip 1. Prinsip 1.3 Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit

Lebih terperinci

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL Rapat SAC ke-10 di Pangkalan Kerinci, Riau - Indonesia, 23-25 Mei 2017 ANGGOTA SAC TURUT

Lebih terperinci

DRAF. Kode Etik Pemasok Takeda. Versi 1.0

DRAF. Kode Etik Pemasok Takeda. Versi 1.0 Versi 1.0 24 Juni 2015 Daftar Isi 1.0 Pendahuluan & Cakupan Penerapan... 2 2.0 Kepatuhan terhadap Hukum, Peraturan, & Kode Etik Pemasok yang Berlaku... 3 3.0 Praktik Bisnis... 3 4.0 Kesejahteraan Hewan...

Lebih terperinci

Standar Kita. Pentland Brands plc

Standar Kita. Pentland Brands plc Standar Kita Pentland Brands plc * * * Membangun rumpun merek yang dicintai dunia dari generasi ke generasi * Penerima Lisensi Alas Kaki Sebagai sebuah bisnis keluarga dan keluarga bisnis, nilai-nilai

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2. Analisis Mengenai Dampak (AMDAL) 3. Pengelolaan Kualitas

Lebih terperinci

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh No.8, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Lembaga Penjamin. Tata Kelola Perusahaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6015) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola BP 2013 Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1. Pendahuluan Kami mengirimkan energi kepada dunia.

Lebih terperinci

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Kelompok Pakar Sejawat, Skema Lisensi Penilai (ALS) HCV Resource Network (HCVRN) Prosedur

Lebih terperinci