Jurnal yang Berjudul

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal yang Berjudul"

Transkripsi

1 Jurnal yang Berjudul

2

3 MENINGKATKAN TEKNIK DASAR SENAM LANTAI GULING DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS VII SMP N 1 TELAGA Muhammad Ruslan Sawedi 1), Ahmad Lamusu 2), Zulkifli Lamusu 3) 1 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Muhammad Ruslan Sawedi) ruslan@yahoo.co.id 2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Ahmad Lamusu) lamusu.ahmad@yahoo.co.id 3 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Zulkifli Lamusu) zulkiflia@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang bertujuan untuk meningkatkkan teknik dasar senam lantai guling depan pada siswa kelas VII SMP N 1 Telaga dengan menggunakan metode Explicit Instruction, dengan indikator kinerja apabila mencapai 85% siswa telah menunjukan peningkatan dalam melakukan guling depan dengan kategori nilai 80%-100%. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SMP N 1 Telaga yang berjumlah 20 orang siswa (laki-laki 12 0rang dan perempuan 8 orang). Kata Kunci : senam lantai, metode explicit instruction Abstract This research is a class action (PTK), which aims to meningkatkkan basic techniques of gymnastics floor front bolsters in class VII SMP N 1 Ponds by using Explicit Instruction, with performance indicators when reaching 85% of students have shown an increase in performing front bolsters with category value of 80% -100%. The subject of research is the students of SMP N 1 Ponds, amounting to 20 students (male 12 and female 0rang 8 people). Keywords : floor exercises, methods of explicit instruction 1. PENDAHULUAN Dalam mewujudkan visi pendidikan nasional sangat perlu meningkatkan dan menyempurnakan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang sesuai dengan ketentuan perkembangan masyarakat serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang di atur dalam salah satu wadah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kurikulum 2013 yang di susun sesuai jenjang pendidikan. Pendidikan adalah pengalaman yang berlangsung dengan segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendekatan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, keteramoilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan social, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga kesehatan yang dirancang secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Tingkat mutu pendidikan jasmani dan keolahragaan di tunjang dengan adanya ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap agar proses belajar dapat berjalan

4 dengan lancar, sarana dan prasana tersebut biasanya berupa alat perlengkapan fasilitas. Fasilitas ini menjadi bagian yang sangat penting bagi peningkatan dan pengembangan bakat serta keterampilan siswa dalam proses belajar mengajar khususnya teknik dasar guling depan pada senam lantai. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkan kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Ada dua konsep kependidikan yang berkait dengan lainnya, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik, Peserta didik adalah adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang berprofesi sebagai pengelolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu di miliki pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya bagus menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya. Ada banyak sekali metode pengajaran yang digunakan oleh para pendidik, salah satu metode pengajaran yang digunakan adalah metode Explicit Instruction Tugas utama Guru dalam menyelenggarakan pengajaran pendidikan jasmani adalah membantu siswa untuk menjalani proses pembelajaran walaupun proses pembelajaran senam lantai sudah diajarkan pada siswa SMP N 1 Telaga khususnya siswa kelas VII, namun mereka belum juga dapat melakukan guling depan disebabkan antara lain : 1). Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras. 2). Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok 3). Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan. 4). Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada. 5). Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok. Inilah menjadi perhatian penuh sebagai penulis yang sekaligus sebagai guru di SMP N 1 Telaga, khususnya kelas VII bahwa penguasaan dan kemampuan untun melakukan teknik dasar guling depan masih belum sesuai dengan harapan, sehingga hasil dilakukan pun tidak maksimal. Pandangan inilah yang membuat penulis tertarik dan termotivasi untuk mengadakan suatu penelitian secara langsung dengan judul Meningkatkan Teknik Dasar Senam Lantai Guling Depan Dengan Menggunakan Metode Explicit Instruction pada siswa kelas VII di SMP N 1 Telaga. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : a. Kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar guling depan masih rendah b. Metode pembelajaran digunakan guru pendidikan jasmani belum sesuai. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah permasalahan adalah Apakah dengan penggunaan metode pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan guling depan pada senam lantai pada siswa kelas VII SMP N 1 Telaga? Cara Pemecahan Masalah Untuk meningkatkan kemampuan guling depan pada senam lantai, maka strategi yang digunakan adalah metode Explicit Instruction dengan tujuan untuk meningkatakan keterampilan dasar siswa dalam melakukan guling depan pada senam lantai.

5 Langkah-langkah metode Explicit Instruction yang dilakukan pada pembelajaran guling depan adalah : 1. Guru memimpin siswa melakukan warning-up (pendinginan) 2. Guru menunjuk langsung seorang siswa guna proses pembelajaran 3. Guru menjelaskan cara pelaksanaan guling depan yang baik dan benar 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan guling depan secara perseorangan. Yaitu, di mana dalam satu matras hanya 1 orang siswa melakukan guling depan secara langsung atau selangkah demi selangkah. Hal ini di lakukan agar nantinya siswa dapat memahami yang mengakibatkan peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan guling depan. 5. Guru memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan guling depan 6. Guru mengumpulkan siswa serta mengadakan koreksi dan evaluasi 7. Guru menutup pelajaran dengan cooling down (gerakan pendinginan) Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkkan teknik dasar senam lantai guling depan pada siswa kelas VII SMP N 1 Telaga dengan menggunakan metode Explicit Instruction. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Dengan diterapkan metode explicit instruction dalam pemebelajaran senam lantai khususnya guling depan, siswa bisa menjadi terampil dalam menguasai gerakan dari gerak yang sifatnya sederhana ke gerak yang sifatnya kompleks. 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini adalah : a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran untuk siswa dalam meningkatkan teknik dasar guling depan dengan baik dan benar pada senam lantai. b. Bagi Guru Untuk mengembangkan strategi pembelajaran di lapangan khususnya dalam rangka memaksimalkan pelaksanaan pembelajaran yakni teknik dasar guling depan senam lantai dan sebagai bahan masukan untuk mengetahui siswa yang berprestasi c. Bagi Sekolah Memberikan kontribusi yang berati yang menjadi tempat penelitian berlangsung dan sebagai bahan masukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa mengenai senam lantai khususnya guling depan d. Bagi Peneliti Pemahaman peneliti menyangkut penerapan metode maupun strategi pembelajaran khusus pembelajaran guling depan pada senam lantai. 2. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di SMP N 1 Telaga dalam beberapa siklus, dan setiap siklusnya terdiri dari dua kali tindakan. Apabila kemampuan guling depan siswa belum dapat mencapai target yang di harapkan (85%) maka akan dilanjutkan pembelajaran ke siklus berikutnya. Namun bila kemampuan guling depan siswa tersebut sudah dapat mencapai/melebihi target yang diharapkan maka penelitian akan di hentikan. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober tahun pelajaran 2014 Karakteristik Subjek Penelitian Yang menjadi subyek dalam penelitian adalah siswa Kelas VII di SMP N 1 Telaga dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 12 siswa putra dan 8 siswa putri

6 Variabel Penelitian Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Input: variabel ini merupakan roses sebelum pembelajaran berlangsung, di mana dalam proses ini RPP, bahan ajar, sumber belajar, media belajar dan lingkungan belajar telah disiapkan guru. b. Variabel proses: variabel ini merupakan proses selama pembelajaran yang terdiri dari (a) Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras, (b) Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok, (c) Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan (d) Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada dan (e) Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok. c. Variabel out put. Variabel ini merupakan variabel setelah pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari 1) hasil belajar yang telah diperoleh, 2) perlakuan perbaikan terhadap hasil yang dicapai. Tahap-Tahap Penelitian Tahap Persiapan Dalam Rangka pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diadakan persiapan kegiatan awal yaitu: 1. Konsultasi dengan dosen pembimbing 2. Melapor dan meminta izin kepada pihak sekolah SMP N 1 Telaga, serta mengkonsultasi rencan pelaksanaan kegiatan dan tindakan penelitian. 3. Mendiskusikan rencana kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan ini bersama kepala sekolah dan guru mitra 4. Membuat lembar observasi 5. Melaksanakan tahap observasi awal terhadapap objek penelitian 6. Menganalisis pokok pelaksanaan subjek penelitian 7. Menetapkan waktu pelaksanaan tindakan a. Rancangan Tindakan 1. Menyiapkan silabus 2. Menyiapkan RPP 3. Menyiapkan buku-buku yang dapat di jadikan sebagai pendukung proses pembelajaran 4. Memantau jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan metode explicit instruction 5. Melaksanakan penilaian melalui tes unjuk kerja (psikomotor) untuk melihat peningkatan kemampuan guling depan siswa b. Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan beberapa instrumen sebagai alat pengumpulan datamyang bertujuan untuk melihat peningkatan hasil kemampuan guling depan siswa, yakni sebagai berikut : a) Lembar observasi kegiatan pembelajaran (guru dan siswa) b) Lembar observasi kemampuan guling depan siswa. Kriteria keberhasilan 1. Untuk kemampuan guling depan siswa 85% dari seluruh siswa yang di kenai tindakan ini memperoleh skor/nilai rata-rata 80 ke atas dengan klasifikasi baik sekali 2. Daya serap klasikal memperoleh skor/nilai ideal rata-rata 85 ke atas Tahap Obervasi Tahap Observasi Pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas, guru mitra melakukan pemantauan terhadap jalannya proses pembelajaran, sedangkan peneliti sendiri memfokuskan pemantauan terhadap kemampuan guling depan siswa setelah di terapkannnya metode explicit instruction dalam proses pembelajaran. Tahap Evaluasi Pada tahap ini, dilaksanakan evaluasi kemampuan guling depan pada senam lantai

7 dengan menggunakan metode explicit instruction. Tahap Analisis Dan Refleksi Tahap Analisis a. data tentang kemampuan guling depan siswa yang berupa data kuantitatif di analisis secara kualitatif (presentase), dengan pemaknaan nilai Baik Sekali : Baik : Cukup : Kurang :40-59 Kurang Sekali : 0-39 Dengan menggunakan rumus sebagi berikut : Daya serap perseorangan 100% Daya serap klasikal X 100% b. Data tentang proses pembelajaran guling depan siswa di analisis secara kualitatif Tahap Refleksi Refleksi dalam penellitian ini dilakukan melalui diskusi dengan guru mitra serta pihak-pihak yang terkait dengan penelitian tindakan kelas ini. Tahap Akhir Tahap ini merupakan kegiatan akhir dari penelitian, yakni peneliti merangkum seluruh data yang diperoleh selama proses kegiatan, dan mendeskripsikan, membahas, serta membuat kesimpulan-kesimpulan berdasarkan temuan pada proses penelitian. X 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Telaga dengan jumlah siswa 20 orang. Sementara yang menjadi tim peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan yang menjadi mitra kerja adalah guru yang ada di sekolah lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing siklus dua kali perlakuan atau tindakan. Untuk memperoleh data data yang akurat tentang tindakan kelas ini maka peneliti mengadakan observasi awal terhadap subyek penelitian sebagai data awal kriteria dasar untuk penilaian dalam penelitian ini, disamping itu selama ini peneliti hanya melihat gejala rendahnya keterampilan gerak guling depan pada sebagian besar siswa, untuk lebih jelasnya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dideskripsikan sebagai berikut : Hasil Pengamatan Observasi awal Data observasi awal mengenai hasil belajar siswa kelas VII SMP N 1 Telaga kabubaten Gorontalo dalam melakukan gerak guling depan (roll depan) pada olahraga senam dilaksanakan oleh peneliti dan guru mitra pada tanggal 01 Oktober Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Pengamatan kegiatan dalam melaksanakan proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan kegitan guru. Terdapat (12) dua belas aspek yang di amati pada guru yaitu : A. Kegiatan Awal 1. Formasi Barisan 2. Berdo a 3. Absensi 4. Siswa melakukan pemanasan di bawah bimbingan guru B. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan sekaligus memperagakan dengan menyuruh salah seorang siswa yang sudah

8 mampu rangkaian gerakan guling depan (roll depan) yang meliputi : a). Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras. b). Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok c). Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan. d). Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada. e). Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok. 2. Guru memberikan tugas gerak pada siswa untuk melakukan rangkaian gerakan dasar guling depan (roll depan) seperti yang telah di contohkan. 3. Guru memberikan bantuan bagi siswa yang kesulitan dalam melakukan rangkaian gerak dasar guling depan (roll depan) C. Kegiatan Penutup 1. Evaluasi hasil belajar siswa 2. Guru mengoreksi gerakan yang telah di lakukan oleh siswa, yang menurut hasil pengamatan masih belum sempurna 3. Cololing Down (pendinginan) 4. Absensi 5. Berdo a dan bubar Dari keduabelas aspek yang di amati tersebut, kriteria penilaian di beri kode ( ) pada kolom yang berklasifikasi BS, B, C, K, KS sesuai dengan gerakan-gerakan yang di lakukan oleh siswa, apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak, dari hasil pengamatan yang di ketahui bahwa semua aspek dilaksanakan oleh guru. 2. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar guling depan (roll depan) dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran. Ada 5 (lima) aspek yang di amati atau di nilai pada siswa dalam melakukan gerak dasar guling depan (roll depan) yaitu a). Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras. b). Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok c). Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan. d). Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada. e). Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok. Kegiatan obervasi awal dilaksanakan dalam bentuk praktek. Adapun hal-hal yang ditemui pada saat pelaksanaan observasi awal secara keseluruhan adalah dari 20 siswa yang diobservasi belum ada yang masuk dalam kategori kurang dan kurang sekali. 19 (95%) orang siswa yang termasuk kategori kurang (klasifikasi nilai antara 40-59), dan sebanyak 1 (5%) orang siswa kurang sekali (klasifikasi nilai antara 0-39), dalam melakukan guling depan yang terdiri dari berada pada kategori kurang karena umumnya rata-rata nilai praktek tersebut hanya berkisar pada Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.1 Hasil Aktivitas Belajar Siswa (Observasi Awal) N o Klasifika si Nilai Kriteri a Aspek Jumla h Presenta se (%) Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali JUMLAH Refleksi Hasil Observasi Awal Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penilaian nilai siswa dalam teknik dasar guling depan setelah mengikuti proses pembelajaran. Dari hasil observasi awal dapat diketahui bahwa dari jumlah 20 orang siswa, sebanyak 19 orang siswa yang belum memiliki kemampuan yang kurang dan 1 orang siswa memiliki kemampuan kurang sekali dalam melakukan teknik dasar guling depan. Dengan demikian sebanyak 20 orang (100%) siswa ini akan diberi tindakan dalam siklus I melalui metode explicit instruction, sementara itu guru mintra telah melakukan semua aspek tindakan secara baik. Maka dengan itu peneliti bersama guru mitra

9 berkesimpulan untuk melanjutkan tindakan di dalam siklus I Hasil Pengamatan Siklus I Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus 1 dengan rencana pembelajaran terlampir, kegiatan yang di amati adalah kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode explicit instruction pada gerak dasar guling depan (roll depan) dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan hasil belajarnya. Dari kegiatan proses pembelajaran kemampuan melakukan gerak dasar guling depan (roll depan) dengan menggunakan metode explicit instruction. 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Pengamatan kegiatan dalam melaksanakan proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan kegitan guru. Terdapat (12) dua belas aspek yang di amati pada guru yaitu : A. Kegiatan Awal 1. Formasi Barisan 2. Berdo a 3. Absensi 4. Siswa melakukan pemanasan di bawah bimbingan guru B. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan sekaligus memperagakan dengan menyuruh salah seorang siswa yang sudah mampu rangkaian gerakan guling depan (roll depan) yang meliputi : a). Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras. b). Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok c). Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan. d). Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada. e). Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok. 2. Guru memberikan tugas gerak pada siswa untuk melakukan rangkaian gerakan guling depan (roll depan) seperti yang telah di contohkan. 3. Guru memberikan bantuan bagi siswa yang kesulitan dalam melakukan rangkaian gerakan guling depan (roll depan) C. Kegiatan Penutup 1. Evaluasi hasil belajar siswa 2. Guru mengoreksi gerakan yang telah di lakukan oleh siswa, yang menurut hasil pengamatan masih belum sempurna 3. Cololing Down (pendinginan) 4. Absensi 5. Berdo a dan bubar Dari keduabelas aspek yang di amati tersebut, kriteria penilaian di beri kode ( ) pada kolom yang berklasifikasi BS, B, C, K, KS sesuai dengan gerakan-gerakan yang di lakukan oleh siswa, apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak, dari hasil pengamatan yang di ketahui bahwa semua aspek dilaksanakan oleh guru. 2. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar guling depan (roll depan) dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran. Ada 5 (lima) aspek yang di amati atau di nilai pada siswa dalam melakukan gerak guling depan (roll depan) yaitu a). Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras. b). Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok c). Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan. d). Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada. e). Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok. Data hasil pengamatan Pada siklus I dan sampak terjadi peningkatan secara signifikan. Hasil pengamatan tersebut di dapat bahwa, dari 20 orang siswa, Klasifikasi baik 2 (10%), Klasifikasi Cukup 12 (60%), dan Klasifikasi Kurang 6 (30%). Untuk lebih jelasnya hasil tersebut Dapat diketahui pada tabel berikut : Tabel 1.3 Hasil Aktivitas Belajar Siswa (Observasi Siklus I)

10 N o Klasifika si Nilai Kriteri a Aspek Baik Jumla h Presenta se (%) - - Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali - - JUMLAH Refleksi Hasil Tindakan Siklus Satu Analisis dan refleksi merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan baik oleh peneliti maupun pengamat mulai dari awal kegiatan sampai akhir siklus dengan tujuan untuk mendapat gambaran umum apakah tindakan yang dilakukan mempengaruhi peningkatan teknik dasar guling depan bagi siswa kelas VII SMP N 1 Telaga. Dari 5 aspek yang dinilai dalam kegiatan teknik guling depan yaitu a). Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras. b). Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok c). Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan. d). Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada. e). Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok. keseluruhan ini dilakukan dengan praktek keseluruhan ratarata perolehan sebanyak 63,5% artinya masih berada pada kategori cukup, Untuk itu mencapai indikator baik, sehingga dirasa perlu untuk mengulang kembali ke siklus kedua Hasil Pengamatan Siklus II Pengambilan data pada siklus II sama dengan pengambilan data pada siklus I, yaitu dilaksanakan oleh peneliti dan guru mitra sebagai pengamat (obsever). Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini, peneliti telah berupaya seoptimal mungkin untuk melakukan pembelajaran gerak guling depan (roll depan) dengan menggunakan metode explicit instruction. Berbagai kekurangan yang pernah dilakukan dalam pembelajaran gerak guling depan (roll depan) pada siklus I, diupayakan tidak berulang lagi pada siklus II. 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Pengamatan kegiatan dalam melaksanakan proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan kegitan guru. Terdapat (12) dua belas aspek yang di amati pada guru yaitu : A. Kegiatan Awal 1. Formasi Barisan 2. Berdo a 3. Absensi 4. Siswa melakukan pemanasan di bawah bimbingan guru B. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan sekaligus memperagakan dengan menyuruh salah seorang siswa yang sudah mampu rangkaian gerakan guling depan (roll depan) yang meliputi : a). Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras. b). Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok c). Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan. d). Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada. e). Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok. 2. Guru memberikan tugas gerak pada siswa untuk melakukan rangkaian gerakan guling depan (roll depan) seperti yang telah di contohkan. 3. Guru memberikan bantuan bagi siswa yang kesulitan dalam melakukan rangkaian gerakan guling depan (roll depan) C. Kegiatan Penutup 1. Evaluasi hasil belajar siswa 2. Guru mengoreksi gerakan yang telah di lakukan oleh siswa, yang menurut hasil pengamatan masih belum sempurna 3. Cololing Down (pendinginan) 4. Absensi 5. Berdo a dan bubar Dari keduabelas aspek yang di amati tersebut, kriteria penilaian di beri kode ( ) pada kolom yang berklasifikasi BS, B, C, K,

11 KS sesuai dengan gerakan-gerakan yang di lakukan oleh siswa, apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak, dari hasil pengamatan yang di ketahui bahwa semua aspek dilaksanakan oleh guru. 2. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar guling depan (roll depan) dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran. Ada 5 (lima) aspek yang di amati atau di nilai pada siswa dalam melakukan gerak guling depan (roll depan) yaitu a). Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras. b). Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok c). Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan. d). Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada. e). Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok. Berdasarkan data hasil pengamatan kegiatan siklus II yang tercantum pada tabel di bawah, dapat diketahui dari 20 orang siswa yang di amati melalui indikator penilaian teknik dasar guling depan, terdapat 12 (60%) orang siswa berada dalam kategori Baik Sekali, dan 8 (40%) orang siswa berada kategori Baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.5 Hasil Aktivitas Belajar Siswa (Observasi Siklus II) Kriteri Presenta N Klasifika Jumla a se o si Nilai h Aspek (%) Baik Sekali Baik Cukup Kurang - - Kurang Sekali - - JUMLAH PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di lapangan maka diperoleh data siklus pertama yaitu untuk (a) Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras 3,45%, selanjutnya (b) Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok 2,35%, (c) Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan 1,95%, (d) Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada yaitu 2%, dan (e) Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok 2,5%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa belum seluruhnya memiliki gerak dasar guling depan sesuai harapan, dengan demikian perlu adanya pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua. Di samping itu kurang meningkatnya tindakan pada siklus pertama merupakan acuan untuk memperbaiki hal-hal yang masih perlu dibenahi untuk peningkatan gerak guling depan dimaksud pada siklus berikutnya, dengan kata lain kesalahan-kesalahan tindakan pada siklus pertama diperbaiki pada pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua. Lebih lanjut, apabila pada siklus ke dua peningkatan gerak guling depan siswa telah memenuhi standar indikator kinerja yang diharapkan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode ataupun starategi pembelajaran baik dalam pembelajaran maupun sejenisnya dapat meningkatkan gerak guling depan siswa atau penelitian dinyatakan berhasil. Berdasarkan sedikit ulasan di atas maka berikut ini adalah gambaran hasil pelaksanaan siklus ke dua sebagai upaya dalam tahap-tahap proses peningkatan gerak dasar guling depan. Pada pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua ini gerak guling depan siswa meningkat menjadi 85,5%. artinya bahwa dalam komponen tersebut peningkatan gerak guling depan mencapai hingga 40,5% dari hasil pada observasi awal sebesar 45%. Peningkatan pada siklus ke dua tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. a) Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras 4%, selanjutnya (b) Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok 3,6%, (c) Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan 3,05%, (d) Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada yaitu 3,05%, dan (e) Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok 3,4%. Berdasarkan

12 peningkatan-peningkatan yang terjadi pada siklus ke dua ini maka dapat disimpulkan bahwa dengan perubahan metode pembelajaran maka beberapa komponen gerak dasar guling depan siswa dimaksud meningkat, alasannya karena dalam penggunaan metode explicit instruction pembelajaran siswa merasa lebih leluasa dalam mengeskpresikan gerakannya, sehingga dalam belajar siswa menemukan gaya belajarnya sendiri dan sesuai dengan tingkat perkembangan gerak guling depan yang ada pada siswa itu sendiri. peningkatan gerak guling depan siswa melebihi indikator kinerja yang diharapkan, artinya bahwa pada masing-masing komponen gerak guling depan pada setiap siklus sangat jelas selisih peningkatannya. Dengan demikian maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa: melalui perubahan metode pembelajaran maka gerak guling depan siswa kelas VII di SMP N 1 Telaga Meningkat dan dapat di terima. 4. KESIMPULAN 1. Berdasakan hasil pencapaian pelaksanaan penelitian tindakan kelas, maka dapat disimpulkan hipotesis tindakan yaitu melalui melalui metode explicit instruction maka gerak dasar guling depan (roll depan) siswa kelas VII di SMP N 1 Telaga Kabupaten Gorontalo Meningkat. 2. Adapun hasil penelitian yang diperoleh di lapangan khususnya siklus pertama untuk (a) Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras 3,45%, selanjutnya (b) Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok 2,35%, (c) Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan 1,95%, (d) Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada yaitu 2%, dan (e) Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok 2,5%, Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseluruhan ini dilakukan dengan praktek perolehan sebanyak 63,5% artinya masih berada pada kategori cukup siswa belum seluruhnya memiliki gerak dasar guling depan sesuai harapan. 3. Selanjuntya pada siklus ke dua (a) Sikap awal melakukan posisi kaki pada matras 4%, (b) Meletakkan posisi kaki pada tangan matras dengan sikap jongkok 3,6%, (c) Membengkokkan tangan pada saat melakukan guling depan 3,05%, (d) Meletakkan pundak pada matras dengan kepala menunduk hingga dagu menyentuh dada yaitu 3,05%, dan (e) Sikap akhir memegang kedua lutut dengan sikap jongkok 3,4% keseluruhan ini dilakukan dengan praktek keseluruhan rata-rata perolehan sebanyak 85,5% artinya telah berada pada kategori baik sekali. Berdasarkan peningkatanpeningkatan yang terjadi pada siklus ke dua ini maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode explicit instruction maka beberapa komponen gerak dasar siswa dalam guling depan (roll depan) dimaksud meningkat, alasannya karena dalam penggunaan metode explicit instruction siswa merasa lebih leluasa dalam mengeskpresikan gerakannya, sehingga dalam belajar siswa menemukan gaya belajarnya sendiri dan sesuai dengan tingkat perkembangan gerak yang ada pada siswa itu sendiri. 5. REFERENSI Aan Sunjata Wisahati, Teguh Santoso. 2010, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional : Jakarta Biasworo Adisuyanto Aka. 2009, Cerdas dan Bugar Dengan Senam Lantai : Gramedia Widiasarana Indonesia : Surabaya Burhan Nurgiyantoro. 1995, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra : BPFE-YOGYAKARTA : Yogyakarta Dadan Heryana, Giri Verianti. 2010, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. : Pusat Perbukuan,

13 Kementrian Pendidikan Nasional : Jakarta Dini Rosdiana. 2012, Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. : Alfabeta : Bandung Edy Sih Mitranto, Slamet. 2010, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Penjas Orkes. Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional : Jakarta Endang Widyastuti, Agus Suci. 2010, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional : Jakarta Faridha Ismail, Sri Santoso Sabarini. 2010, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional : Jakarta Hamzah B. Uno, Nurdin Mohammad. 2012, Belajar Dengan Pendekatan Pailkem. Bumi Aksara : Jakarta Hendra Agusta. 2009, Pola Gerak Dalam Senam. : IPA abong : Jakarta Jhon, Mary Jean Traetta. 2008, Dasar- Dasar Senam. : Angkasa : Bandung Miftahu Huda. 2013, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. : Pustaka Pelajar : Malang Nanang Hanafiah, Cucu Suhana. 2009, Konsep Strategi Pembelajaran. : Refika Aditama : Bandung Sarjono, Sumarjo. 2010, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional : Jakarta Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono. 2010, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional : Jakarta Zainal Aqib. 2013, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. : Yrama Widya : Bandung

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI (ROLL DEPAN) MELALUI METODE MODELING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TELAGA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI (ROLL DEPAN) MELALUI METODE MODELING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TELAGA JURNAL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI (ROLL DEPAN) MELALUI METODE MODELING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TELAGA Amrijal Sangkota 1), Ahmad Lamusa 2), Suriyadi Datau 3) 1 FIKK, Universitas

Lebih terperinci

RISNA PODUNGGE

RISNA PODUNGGE MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR LAY UP SHOOT MELALUI METODE EXPLICIT INTRUCTION DALAM CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET KELAS VIII B SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO RISNA PODUNGGE fikkung@yahoo.co.id ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM MELALUI METODE EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 16 BONGOMEME

MENINGKATKAN TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM MELALUI METODE EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 16 BONGOMEME MENINGKATKAN TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM MELALUI METODE EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 16 BONGOMEME Rony Amrain Akase 1), Aisah R. Pomatahu 2), Suriyadi Datau 3) 1 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dengan jumlah 20 orang peserta didik yang terdiri dari 10 orang peserta didik putra dan 10

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dengan jumlah 20 orang peserta didik yang terdiri dari 10 orang peserta didik putra dan 10 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada peserta didik kelas VII.3 SMP Negeri 1 Bonepantai. Dengan jumlah 20 orang peserta didik yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. awal. Dalam 1 siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. awal. Dalam 1 siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian PTK atau penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas X ( Sepuluh ) IPS 4 di SMA Negeri 2 Limboto Kabupaten Gorontalo, dengan

Lebih terperinci

Jurnal yang Berjudul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pembelajaran Penjaskes Untuk Meningkatkan Teknik Dasar Passing Bawah Siswa

Jurnal yang Berjudul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pembelajaran Penjaskes Untuk Meningkatkan Teknik Dasar Passing Bawah Siswa Jurnal yang Berjudul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pembelajaran Penjaskes Untuk Meningkatkan Teknik Dasar Passing Bawah Siswa di Kelas V SDN 7 Tibawa Kabupaten Gorontalo PENERAPAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN GERAK DASAR ROLL DEPAN PADA SENAM LANTAI MELALUI METODE BAGIAN SISWA KELAS V SDN NO. 58 DUMBO RAYA

MENINGKATKAN GERAK DASAR ROLL DEPAN PADA SENAM LANTAI MELALUI METODE BAGIAN SISWA KELAS V SDN NO. 58 DUMBO RAYA JURNAL MENINGKATKAN GERAK DASAR ROLL DEPAN PADA SENAM LANTAI MELALUI METODE BAGIAN SISWA KELAS V SDN NO. 58 DUMBO RAYA Suleman Mursalim 1), Risna Podungge 2), Mirdayani Pauweni 3) 1 FIKK, Universitas Negeri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE BERPASANGAN SISWA KELAS VIII 3 SMP NEGERI 13 KOTA GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE BERPASANGAN SISWA KELAS VIII 3 SMP NEGERI 13 KOTA GORONTALO JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE BERPASANGAN SISWA KELAS VIII 3 SMP NEGERI 13 KOTA GORONTALO Nurdin Ngabito 1), Ruslan 2), Zulkifli Lamusu 3) 1 FIKK,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Telaga Biru, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Telaga Biru, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Telaga Biru, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas IV

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas IV 1 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 8 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar Dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 7 Bulango Selatan Kabupaten Bone

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar Dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 7 Bulango Selatan Kabupaten Bone 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Dan Karakteristik Subjek Penelitian. 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 7 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango dan yang menjadi subjek adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu pelajaran yang tertuju pada aktifitas fisik dan juga tidak mengabaikan komponen pengetahuan (kognitif),

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 8 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 20 orang yang

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 8 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 20 orang yang BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI HASIL PENILAIAN Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 8 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

1 Maryam Adam mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan

1 Maryam Adam mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI STRATEGI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN NO.20 DUNGINGI KOTA GORONTALO Maryam Adam, Ahmad Lamusu, Zulkifli Lamusu 1 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

UPAYA MENGOPTIMALKAN KETERAMPILAN ROLL DEPAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU SIMPAI DAN BOLA JURNAL. Oleh CANDRA BUANA

UPAYA MENGOPTIMALKAN KETERAMPILAN ROLL DEPAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU SIMPAI DAN BOLA JURNAL. Oleh CANDRA BUANA UPAYA MENGOPTIMALKAN KETERAMPILAN ROLL DEPAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU SIMPAI DAN BOLA JURNAL Oleh CANDRA BUANA PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SD Negeri Kutamendala 02, Kecamatan Tonjong, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu gerakan senam lantai yang diajarkan pada tingkat sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu gerakan senam lantai yang diajarkan pada tingkat sekolah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu gerakan senam lantai yang diajarkan pada tingkat sekolah dasar adalah gerakan guling depan. Gerakan ini dapat dimulai dengan posisi awal berdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Titidu Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Titidu Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Titidu Kabupaten Gorontalo, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V yang

Lebih terperinci

Jakualine Kamumu mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas

Jakualine Kamumu mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas 1 Jakualine Kamumu mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Syarif Hidayat, M.Or dosen pada Jurusan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN TEKNIK DASAR MENENDANG DENGAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE BERPASANGAN SISWA KELAS VII SMP 1 BOTUPINGGE

MENINGKATKAN TEKNIK DASAR MENENDANG DENGAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE BERPASANGAN SISWA KELAS VII SMP 1 BOTUPINGGE JURNAL MENINGKATKAN TEKNIK DASAR MENENDANG DENGAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE BERPASANGAN SISWA KELAS VII SMP 1 BOTUPINGGE Rusli Busura Sino 1, Aisah R. Pamatahu 2, Ruslan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di VI SDN 2 Lawonu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di VI SDN 2 Lawonu 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di VI SDN 2 Lawonu Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi subjek penelitian adalah kelas V. Bone Pantai dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 14 laki-laki

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi subjek penelitian adalah kelas V. Bone Pantai dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 14 laki-laki BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Bone Pantai yang menjadi subjek penelitian adalah kelas V. 3.1.2

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas VII SMP N 2 Limboto yang berjumlah 20 orang. 12 orang putra dan 8 orang

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas VII SMP N 2 Limboto yang berjumlah 20 orang. 12 orang putra dan 8 orang 1 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan passing bawah yang dimiliki siswa dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

ZANUAR BUDIANTO K

ZANUAR BUDIANTO K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 /

Lebih terperinci

2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Risna Podungge)

2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Risna Podungge) JURNAL MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 2 GORONTALO I Putu Nardyanto Anggara 1),

Lebih terperinci

Jurnal yang Berjudul :

Jurnal yang Berjudul : Jurnal yang Berjudul : JURNAL MENINGKATKAN TEKNIK DASAR SERVIS BAWAH MELALUI METODE BERPASANGAN PADA PERMAINAN BOLA VOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAPA Hamid 1), Sarjan Mile 2), Edy Dharma P. Duhe 3)

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action I. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Titidu Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Titidu Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Titidu Kabupaten Gorontalo, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan. Deddy Mulyana (2004:61) Metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan. Deddy Mulyana (2004:61) Metode deskriptif 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. Deddy Mulyana (2004:61) Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, waktu yang digunakan penulis untuk mulai mengadakan penelitian sampai menyelesaikannya adalah selama satu bulan, mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan memiliki sasaran pedadogis, oleh karena itu pendidikan kurang

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING BELAKANG PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SUTOMO NIM.

Lebih terperinci

KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

KUSNAN. Pendahuluan.   Abstrak: Penggunaan Metode Praktek Terbimbing Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VIII-C SMP Negeri 3 Ngimbang Semester II Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Wahid Hasyim Desa Kedung Malang Wonotunggal Batang Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH Oleh I Made Satria Budi NIM 0816011176 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Roll Depan dan Roll Belakang : 3 JP (3 X 45 menit)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini diadakan di SDN 48 Hulonthalangi Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini diadakan di SDN 48 Hulonthalangi Kota 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diadakan di SDN 48 Hulonthalangi Kota Gorontalo pada bulan April tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

Lebih terperinci

PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER

PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 5, No. 1, Juni 2016 PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER Stephani Yane 1, Amalia Pratami 2 Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR SIKAP KAYANG MELALUI METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS V SDN NO. 92 SIPATANA GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR SIKAP KAYANG MELALUI METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS V SDN NO. 92 SIPATANA GORONTALO Jurnal yang berjudul : MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR SIKAP KAYANG MELALUI METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS V SDN NO. 92 SIPATANA GORONTALO Arifullah 1), Ahmad Lamusu 2), Suriyadi Datau 3) 1 FIKK, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program wajib belajar sembilan tahun terutama pendidikan dasar merupakan wahana bagi anak untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya. Untuk itu perlu kiranya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET Ketut Gede Suartha Jaya Dana Sadu, I Made Danu Budhiarta, I Ketut Semarayasa Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

BAB III METODE PENELITIAN. pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2011/2012. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SDN 6 Tilongkabila pada siswa kelas V semester genap

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN PENGGUNAAN METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN PENGGUNAAN METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN PENGGUNAAN METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 GORONTALO Alexandro Masumparit, Nurhayati Liputo, Suriyadi Datau ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Lampiran. Surat Izin Penelitian 63 64 65 66 Lampiran 2. Surat Pernyataan Kolaborator SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : PURWANTO NIM : 060422706 Program Studi : PJKR/PKS D2-S Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo. Kelas yang dikenai tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo. Kelas yang dikenai tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Senam Lantai Alokasi

Lebih terperinci

ARTIKEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

ARTIKEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI ARTIKEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI Oleh Ni Made Darmita Dewi NIM 0916011117 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

Lebih terperinci

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016) IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR ROLL SENAM LANTAI Komang Arsaniya, I Ketut Budaya Astra, S.Pd., M.Or, I Gede Suwiwa, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. (classroom action research) yang mampu menawarkan cara baru untuk

III. METODE PENELITIAN. (classroom action research) yang mampu menawarkan cara baru untuk 24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dilakukan menggunakan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman, yaitu penelitian

Lebih terperinci

MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI Ni Wayan Tirtawati PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk membantu seseorang mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG digilib.uns.ac.id JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG MELALUI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS X MIPA 8 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016 SKRIPSI Oleh DESI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.1 Setting Penelitian Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan yaitu bulan Oktober s/d bulan Desember 2011.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA MA Manbaul Ulum Karangawen Demak Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri dari 12 laki-laki

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING DEPAN PADA SISWA KELAS V A SD PANGUDI LUHUR ST. TIMOTIUS SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh:

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

PENERAPAN PEMBELAJARAN NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI PENERAPAN PEMBELAJARAN NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI I Gst A Ngr Dedy Priyatno, I Md Danu Budhiarta, Ni Luh Pt Spyanawati Jurusan Penjaskesrek Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 3 (1) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr MENINGKATKAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini 35 orang siswa kelas VIII yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini 35 orang siswa kelas VIII yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Karakteristik Penelitian Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti akan dibantu oleh satu orang

Lebih terperinci

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG THE LEVEL OF STUDENTS' INTEREST TOWARD FORWARD ROLL LEARNING ON CLASS VIII IN JUNIOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action research.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH OLEH FRONIKA ANI NIM. F 1102141056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU Oleh: Indra Safari Dosen Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK

Lebih terperinci

LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG

LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG ARTIKEL ILMIAH OLEH CINDRA YUNARNI NIM F1102141029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN

Lebih terperinci

Sheyla Al Bakir 1), Sarjan Mile 2), Ruslan 3) 2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Sarjan Mile)

Sheyla Al Bakir 1), Sarjan Mile 2), Ruslan 3) 2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Sarjan Mile) MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR SERVIS BAWAH PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRCTION PADA SISWA KELAS VII-4 SMP NEGERI TAPA Sheyla Al Bakir 1), Sarjan Mile 2), Ruslan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo tepatnya pada kelas VII 1 yang jumlahnya 32 siswa yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Kunandar dalam bukunya Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1V DESKRIPSI HASIL PENILAIAN. Peneliti melaksanakan proses penelitian di laksanakan di SMP Satap Negeri Bone Baru

BAB 1V DESKRIPSI HASIL PENILAIAN. Peneliti melaksanakan proses penelitian di laksanakan di SMP Satap Negeri Bone Baru BAB 1V DESKRIPSI HASIL PENILAIAN 4.1. Deskripsi Tentang Pelaksanaan Tindakan Peneliti melaksanakan proses penelitian di laksanakan di SMP Satap Negeri Bone Baru Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU Indra Safari *) Abstrak Lesson study dilaksanakan melalui tiga tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjamya sehingga

Lebih terperinci

Mulyono Ruslan S.Pd,M.Pd Zulkifli Lamusu S.Pd,M.Pd

Mulyono Ruslan S.Pd,M.Pd Zulkifli Lamusu S.Pd,M.Pd ABSTRAK Muliono. Penerapan gaya mengajar komando dalam upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Gorontalo. Skripsi Gorontalo. Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN Rinaldi Aditya Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik Waktu : SMP N 2 PIYUNGAN : VIII / 1 (satu) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN. SDN 5 Limboto Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN. SDN 5 Limboto Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri 1 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ( PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 5 Limboto Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 25 orang yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN c) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK/classroom action research). Suharsimi Arikunto mendefinisikan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan

METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan II. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian Metode penelitian adalah cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah, yang dilakukan

Lebih terperinci

Boby Helmi Dosen STOK Bina Guna

Boby Helmi Dosen STOK Bina Guna UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GAYA KAYANG DALAM SENAM LANTAI MELALUI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP SWASTA AL MAKSUM STABAT TAHUN AJARAN 2015/2016 Boby Helmi Dosen STOK Bina Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang memfokuskan pada pengembangan aspsek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hal yang sangat penting dilakukan oleh peneliti. Untuk itu yang menjadi latar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hal yang sangat penting dilakukan oleh peneliti. Untuk itu yang menjadi latar BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Latar dan Karakteristik Penelitian Dalam penelitian penetapan objek, tempat dan waktu penelitian mrupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh peneliti. Untuk itu yang

Lebih terperinci

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Sri Wahyuni, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan tindakan berupa model pembelajaran Student

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI I Gusti Made Jaya Kesuma NIM. 0816011068 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs. Nurul Bahri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs. Nurul Bahri 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang wahana belajarnya melalui aktifitas fisik, tetapi dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh TYA SUSANTI SISWANTORO A. SUDIRMAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang didalam kehidupan, demikian pula dengan pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LARI JARAK PENDEK PADA SISWA KELAS XB2 SMA NEGERI 6 GORONTALO UTARA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LARI JARAK PENDEK PADA SISWA KELAS XB2 SMA NEGERI 6 GORONTALO UTARA JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN LARI JARAK PENDEK PADA SISWA KELAS XB2 SMA NEGERI 6 GORONTALO UTARA Rois S. Atima 1), Nurhayati Liputo 2), Suriyadi Datau 3) 1 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Rois S.

Lebih terperinci