MULTILEVEL MARKETING MILIONAIRE CLUB INDONESIA (MCI) DALAM PERSPEKTIF UNDANG UNDANG NO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MULTILEVEL MARKETING MILIONAIRE CLUB INDONESIA (MCI) DALAM PERSPEKTIF UNDANG UNDANG NO"

Transkripsi

1 MULTILEVEL MARKETING MILIONAIRE CLUB INDONESIA (MCI) DALAM PERSPEKTIF UNDANG UNDANG NO.07 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN, FIKIH MUAMALAH DAN FATWA DSN MUI NO.75/DSN/MUI/VII/2009 TENTANG PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh MUJITO NIM JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI AH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO We are born for doing great things! If you think can, Impossible will be possible! Time be lost before again! Sekali Melangkah pantang wajah berpaling ke belakang! Hidupkanlah hidupmu dengan kesibukan dan kesuksesan! Bekerjalah untuk masa depan bangsa dan agamamu! Man Jadda wa jadda! v

6 PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Sang Maha Pencipta, Allah Swt, Nabi Muhammad Saw, Ibunda Siti Aminah, Ayahanda Sujadi, Guru, Kak Sumiyati, Kak Wahyuningsih, Semua teman-temanku di organisasi Menwa Yon. 953 IAIN Salatiga, Dema Institut IAIN Salatiga Masa Bhakti 2016, Ma had Al-Ishlaah Tingkir Lor, guru-guru MI Kadirejo 02 yang senantiasa memotivasiku; Semua dosen, karyawan dan teman-teman baik di kampus satu maupun kampus dua, Asatidz-asatidzah, tetanggaku yang menyayangiku, warga desaku yang ramah, dan semua teman yang pernah aku kenal terutama yang membuatku tegar dalam menghadapi beberapa masalah. Terimakasih atas dukungan kalian semua, aku mampu menyelesaikan perjuanganku menuju gelar sarjana Hukum dan menjadi orang yang besar seperti sekarang ini. Semoga amal-amal kalian dicatat sebagai amal yang memenuhi timbangan kelak di akhirat dan mendapatkan ridha-nya, Amiin. vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya hingga karya tulis dengan judul Multilevel Marketing Milionaire Club Indonesia (MCI) dalam Perspektif Undang Undang No.07 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, Fikih Muamalah dan Fatwa DSN MUI No. 75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah, Kita perlu mengerti praktik Multi Level Marketing yang sesuai dengan hukum positif dan hukum islam. Maka penerapan dari kedua hukum tersebut terhadap pelaksanaan Multi Level Marketing sangatlah penting. Sehingga, pemahaman yang akan konsep Multi Level Marketing yang baik menurut Undang Undang No.07 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, Fikih Muamalah dan Fatwa DSN MUI No. 75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syari ah (PLBS) dapat menjauhkan masyarakat dari praktik Multi Level Marketing yang dilarang. Penulisan karya tulis ini tidak akan berhasil tanpa dukungan, petunjuk, nasehat, bantuan dan kepercayaan dari semua pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimaksih kepada: 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Dra. Siti Zumrotun, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syari ah IAIN Salatiga. 3. Ibu Evi Ariyani, M. H selaku Kajur Hukum Ekonomi Syari ah IAIN Salatiga. 4. Bapak Nafis Irkhami, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Bapak Dr. Ilyya Muhsin, S.HI, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. vii

8 6. Seluruh dosen IAIN Salatiga dan karyawan akademik yang tidak dapat saya sebut satu persatu. 7. Seluruh pegawai perpustakaan kampus IAIN Salatiga. 8. Teman-teman baik itu di organisasi, kampus IAIN Salatiga, Ma had Al-Ishlah Tingkir Lor, Salatiga. 9. Keluarga tercinta di rumah. Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti Maka peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dapat menyempurnakan karya tulis ini dimasa mendatang. Salatiga, Mei 2017 Peneliti viii

9 ABSTRAK Mujito Multilevel Marketing Milionaire Club Indonesia (MCI) dalam Perspektif Undang Undang No.07 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, Fikih Muamalah dan Fatwa DSN MUI No. 75/DSN/MUI/VII/2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah. Skripsi. Fakultas Syari ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syari ah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Ilyya Muhsin. Kata Kunci: Multilevel Marketing Milionaire Club Indonesia (MCI), Undang-Undang No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Fikih Muamalah, Fatwa DSN MUI No. 75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). Multi Level Marketing (MLM) Milioner Club Indonesia (MCI) di Salatiga dan sekitarnya merupakan salah satu jenis MLM yang banyak mengeluarkan produk kecantikan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik MCI di masyarakat. Selain itu, penelitian ini untuk mengetahui kedudukan hukumnya ditinjau dari Undang-Undang No.07 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Fikih Muamalah, dan Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologis dan yuridis-normatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan pendekatan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek peneliti yaitu perilaku, persepsi motivasi, dan tindakan dari perilaku bisnis MCI. Teknik pengumpulan data dilakukan wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap para pelaku bisnis MCI, sedangkan dokumentasi meliputi website, dokumen resmi, buku-buku dan brosur/leaflet yang berkaitan dengan MCI. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa praktik MLM MCI tidak memenuhi ketentuan-ketentuan hukum sebagai berikut: 1). Undang-Undang No.07 Tahun 2014 tentang perdagangan yaitu MCI menerapkan sistem skema piramida, 2). Fikih muamalah yaitu Jual beli di MCI mengandung unsur riba, maysir dan dzulm, 3) Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) yaitu transaksi jual beli di MCI mengandung unsur riba, maysir dan dzulm, MCI memberikan passive income, dan MCI melakukan kegiatan money game. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa praktik MLM MCI adalah money game dan termasuk transaksi muamalah yang dilarang. ix

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv HALAMAN MOTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Kegunaan Penelitian... 4 E. Penegasan Istilah... 4 F. Tinjauan Pustaka... 7 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Kehadiran Peneliti Lokasi Penelitian x

11 4. Kebutuhan Dari Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Analisis Data Pengecekan Keabsahan Data Tahap-tahap Penelitian H. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN UMUM MULTI LEVEL MARKETING DAN TEORI HUKUM ISLAM A. Gambaran Umum Tentang Multi Level Marketing (MLM) 1. Pengertian Multi Level Marketing Sejarah Berdirinya Multi Level Marketing Karakteristik Bisnis MLM Cara Kerja MLM B. Tinjauan Undang-Undang No.07 Tahun 2014 tentang Perdagangan C. Tinjauan Fikih Muamalah dan Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI /VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Fikih Muamalah a. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli ) Pengertian Jual Beli ) Dalil Hukum ) Rukun dan Syarat Jual Beli ) Jenis-jenis Jual Beli xi

12 a) Jenis-jenis Jual Beli yang diperbolehkan dalam Islam b) Jenis-jenis Jual Beli yang tidak diperbolehkan dalam Islam Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 tentang tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) a. Ketentuan Hukum b. Ketentuan Akad BAB III PRAKTIK MLM MCI DI MASYARAKAT A. Profil MCI B. Produk-produk Milionaire Club Indonesia B. Sistem Milionaire Club Indonesia 1. Sistem Manajemen Sistem Pembagian Bonus MCI BAB IV PRAKTIK MILIONAIRE CLUB INDONESIA (MCI) MENURUT UNDANG-UNDANG NO.07 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN, FIKIH MUAMALAH, dan FATWA DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 TENTANG PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARI AH (PLBS) A. Tinjauan Undang-Undang No.07 Tahun 2014 Tentang MCI B. Tinjauan Fikih Muamalah Tentang MCI Ketentuan hukum...90 xii

13 2. Ketentuan Akad...96 C. Tinjauan Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 Tentang MCI 1. Ketentuan hukum Ketentuan Akad BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbedaan MLM dengan Money Game...30 Tabel 3.1 Daftar Harga Paket Wow...75 Tabel 3.2 Daftar Harga Paket Upgrade...76 Tabel 3.3 Daftar Harga Paket Reward...77 Tabel 3.4 Daftar Harga Paket Reward 2 poin...77 Tabel 3.5 Daftar Harga Paket Heboh...78 Tabel 3.6 Daftar Harga Paket Diamond...78 Tabel 3.7 Daftar Harga Paket Full Diamond...79 Tabel 4.1 Tinjauan Undang-undang No.07 Tahun 2014 tentang perdagangan Terhadap Praktik MLM MCI...89 Tabel 4.2 Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Praktik MLM MCI...98 Tabel 4.3 Tinjauan Fatwa DSN-MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syari ah (PLBS) Terhadap Praktik MLM MCI xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kantor Perwakilan MCI...69 Gambar 3.2 skema bonus level...81 Gambar 3.3 skema bonus pasangan...82 Gambar 3.4 skema bonus cycle...83 xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam persaingan yang semakin kompetitif ini, tidak dipungkiri bahwa Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para angkatan kerja dengan meningkatnya jumlah pengangguran belakangan ini. Kondisi ini semakin diperburuk dengan situasi persaingan global (pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean/MEA) yang akan memperhadapkan masyarakat Indonesia bersaing secara bebas dengan negara lainnya. Oleh karena itu, mendirikan sebuah badan usaha atau menjalankan usaha bisnis merupakan bidang ekonomi yang mampu memberikan konstribusi yang positif dalam mereduksi angka pengangguran dan kemiskinan saat ini. Namun, Kendala financial, soft skill, dan minimya pengetahuan tentang entrepreneurship menyebabkan susahnya usaha mandiri dapat bertumbuh dengan cepat. Di tengah masalah tersebut, muncul sebuah sistem bisnis yang dapat menjanjikan keberhasilan financial dengan sistem pemasaan berjenjang yang dinilai dapat mendorong kemampuan seseorang di bidang marketing yang merupakan salah satu hal yang mendasari entrepreneurial yaitu, Multi Level Marketing (MLM). Sistem pemasaran jaringan yang memangkas jalur distribusi dalam penjualan konvensional karena tidak melibatkan distributor atau agen tunggal dan grosir atau sub-grosir tetapi langsung mendistribusikan 1

17 kepada distributor independen yang bertugas sebagai pengecer. Keunikan sistem pemasaran ini terletak pada eksklusivitas cara pendistribusiannya, dimana hasil produksinya tidak dapat dibeli umum di tempat-tempat toko, pasar, swalayan, atau deparment store dan lain-lain, tetapi hanya dapat diperoleh melalui distributor langsung tersebut (Rozi, 2006: ). Sistem bisnis ini mulai diminati masyarakat dikarenakan bisnis Multi Level Marketing ini adalah bisnis dengan modal yang relatif lebih kecil dengan peluang yang besar, mendapatkan passive income, dan tidak memiliki jam keja tertentu. Multi Level Marketing merupakan suatu metode penjualan barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh distributor secara berantai dan berjenjang. Maka tidak mengherankan jika perkembangan industri MLM di Indonesia belakangan ini cukup pesat. Menurut data APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia) pada tahun 2015 jumlah perusahaan MLM yang terdaftar di APLI sebanyak 84 perusahaan MLM ( diakses 03 Agustus 2016). Dalam perkembangan selanjutnya, muncullah persoalan dimasyarakat terkait kehadiran MLM yakni, banyak masyarakat kita yang menjadi korban money game, praktek MLM yang tidak sehat, praktik MLM yang berorientasi pada transaksi ilegal, transaksi yang tidak riil, tidak fair dan di dalamnya terdapat unsur penipuan, kebohongan dan investasi bodong. Sehingga menimbulkan keresahan masyarakat. Karena itu pemerintah membuat aturan undang undang perdagangan No.07 Tahun 2014 dan MUI mengeluarkan fatwa No.75/DSN/MUI/VII/2009 untuk standar menjadi perusahaan MLM yang 2

18 baik dan untuk melindungi masyarakat dari tindakan curang yang dilakukan perusahaan MLM yang curang. Salah satu di antara bisnis MLM yang berkembang adalah Milionaire Club Indonesia (MCI). MCI adalah klub bisnis dibawah naungan PT. Milioner Group Indonesia (MGI) yang memberikan hak khusus kepada seluruh anggotanya untuk membangun jaringan pemasaran produk. PT. Milioner Group Indonesia (MGI) merupakan perusahaan di bidang kecantikan dan kesehatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk mengkaji lebih dalam praktik bisnis MLM MCI ini agar masyarakat secara bijak menilai MLM mana yang layak untuk diikuti atau tidak diikuti. B. Rumusan Masalah Setelah melihat latar belakang penelitian yang ada maka peneliti akan membatasi rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini agar tidak terjadi kerancuan. Adapun Rumusan Masalah yang diambil adalah: 1. Bagaimana praktik bisnis Multi Level Marketing (MLM) Milionaire Club Indonesia (MCI) di masyarakat, 2. Bagaimana Multi Level Marketing (MLM) Milionaire Club Indonesia (MCI) menurut Undang-Undang No.07 Tahun 2014 tentang perdagangan, Fikih Muamalah secara umum dan secara khusus Fatwa MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). 3

19 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui praktik bisnis Multi Level Marketing Milionaire Club Indonesia di masyarakat. 2. Untuk mengetahui sistem bisnis Multi Level Marketing Milionaire Club Indonesia menurut Undang-Undang No.07 Tahun 2014 tentang perdagangan, Fikih Muamalah dan Fatwa MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). D. Kegunaan Penelitian Manfaat atau kegunaan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bentuk sumbangan pemikiran dan masukan terhadap para pihak yang berkepentingan terutama masyarakat luas mengenai Multi Level Marketing. 2. Sebagai bahan kajian bagi akademisi untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan terkait Multi Level Marketing. E. Penegasan Istilah 1. Praktik Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata praktik merupakan kata benda yang mengacu pada arti dari sebuah pelaksanaan secara apa yang disebut dalam teori (Pusat Bahasa, 2007:892). 2. Multi Level Marketing (MLM) MLM adalah suatu metode bisnis alternatif yang berhubungan dengan 4

20 pemasaran dan distribusi. Perhatian utama dari MLM adalah menentukan cara terbaik untuk menjual produk dari suatu perusahaan melalui inovasi di bidang pemasaran dan distribusi. Pada prinsipnya, MLM hanya berkaitan dengan bagaimana bisa menjual suatu produk dengan lebih efisien dan efektif kepada pasar (Santoso, 2006:28). MLM didefinisikan sebagai Penjualan Langsung Berjenjang yakni cara penjualan barang atau jasa melalui jaringan pemasaran yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha kepada sejumlah perorangan atau badan usaha lainnya secara berturut-turut (Fatwa MUI NO.75/DSN/MUI/VII/2009). 3. Milionaire Club Indonesia (MCI) MCI adalah klub bisnis dibawah naungan PT. Milioner Group Indonesia (MGI) yang memberikan hak khusus kepada seluruh anggotanya untuk membangun jaringan pemasaran produk. PT. Milioner Group Indonesia (MGI) merupakan perusahaan di bidang kecantikan dan kesehatan. 4. Undang-undang No.07 Tahun 2014 Tentang Perdagangan Undang-undang dalah ketentuan dan peraturan negara yang dibuat oleh pemerintah (menteri, badan eksekutif, dsb) disahkan oleh Parlemen (Dewan Pewakilan Rakyat, Badan Legislatif, dsb) ditandatangani oleh kepala negara (presiden, kepala pemerintah, raja) dan mempunyai kekuatan yang mengikat (Pusat Bahasa, 2007:1245). Selanjutnya, Undang-undang No.07 Tahun 2014 Tentang Perdagangan adalah suatu aturan yang mengatur tentang tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi barang dan/atau jasa di dalam negeri dan melampui batas 5

21 wilayah negara dengan tujuan pengalihan hak atas barang dan/atau jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi ( blogspot.co.id/2014/11/pengertian tujuan dan lingkup pengaturan perdagangan.html diakses 07 Mei 2017). 5. Fikih Muamalah Fikih muamalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah Swt. Yang telah ditetapkan berkaitan dengan interaksi dan perilaku manusia lainnya dalam upaya memeroleh, mengatur, mengelola, dan mengembangkan harta benda (al-maal) (Nawai, 2012:11). 6. Fatwa MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). Dalam ilmu Ushul Fikih, fatwa berarti pendapat yang dikemukakan seorang mujtahid atau faqih sebagai jawaban yang diajukan peminta fatwa dalam suatu kasus yang bersifat tidak mengikat. Fatwa juga dapat diterjemahkan sebagai petuah, nasehat, jawaban atas pertanyaan yang berkaitan dengan hukum (Dahlan, 1996:326). Selanjutnya, Fatwa MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) adalah pedoman syariah terkait penjualan barang dan jasa dengan sistem Multi Level Marketing (MLM). Penerbitan fatwa ini diharapkan agar umat islam lebih berhati-hati kepada praktik MLM yang merugikan dan dilarang dalam syariah (DSN MUI, 2009:1) 6

22 F. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang MLM sudah banyak dilakukan diantaranya penelitian yang ditulis oleh Ami Sholihat dengan judul Tinjauan Hukum Islam Tentang Insentif Passive Income Pada Multi Level Marketing Syariah di PT. K-Link Internasional. Adapun rumusan masalah penelitian tersebut adalah: 1. Apa saja yang termasuk Insentif Passive Income di PT. K-Link International, 2. Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang Insentif Passive Income pada Multi Level Marketing Syariah di PT. K-Link International. Hasil penelitian yang dilakukannya adalah sebagai berikut: 1. Insentif passive income didapatkan oleh member K-Link yang berperingkat atas seperti Royal Crown Ambassador, Crown Ambassador, Emerald Manager, Sapphire Manager, Diamond Manager, dan Senior Crown Ambassador. Peringkat-peringkat tersebut yang sudah mahir menduplikasikan K-System 3 samapai 5 lapis ke dalam tiga kaki utama dan fokus kerja selama 1-3 tahun. 2. Menurut ketentuan hukum fatwa tentang PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang Syariah) No.75/DSN/MUI/VII/2009, bahwa PT. K-Link Internaional belum memenuhi fatwa tersebut karena insentif yang diperoleh member yang berperingkat mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari downline dan hasil jerih payah downline. Penelitian kedua dilakukan oleh Sunarno dengan judul skripsi Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Penetapan Harga Pada MLM 7

23 Syari ah di PT. Ahad-Net Internasional. Adapun rumusan masalah penelitian tersebut adalah bagaimana tinjauan hukum islam terhadap sistem penetapan harga pada PT. AHAD-Net Internasional menurut penilaian mitra niaga. Hasil penelitian yang dilakukannyan adalah secara umum penetapan yang diberlakukan sesuai.dengan keinginan mitra niaga dan tidak mahal. Dengan kata lain, harga tersebut adil dan tidak memberatkan konsumen dan pengambilan keuntungan wajar. Namun jenis produk deterjen dinilai tidak adil karena harga tersebut dinilai mahal menurut mitra niaga. Secara keseluruhan, sistem penetapan harga pada PT. Ahad-Net Internasional sudah tidak ditemukan kebijakan yang bertentangan dengan hukum islam. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Chusnul Chotimah dengan judul Praktik Bisnis Multi Level Marketing (MLM) Tianshi Solo di kalangan ustad Ditinjau dari Hukum Islam. Adapun rumusan masalah penelitian tersebut adalah Apakah MLM Tianshi Solo telah sesuai hukum islam. Hasil penelitian yang dilakukannya adalah sebagai berikut: dilihat dari segi legalitas, segi produk, segi pembagian keuntungan serta jenjang kenaikan peringkat, Tianshi cukup transparan. Namun, hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan akan kebolehannya. Namun dalam praktiknya, Tianshi tidak sesuai dengan prinsip prinsip syariat. Diantaranya adalah praktik operasional Tianshi bertentangan dengan prinsip keadilan, prinsip musyarakah, prinnsip al-bir at taqwa serta didalamnya terkandung unsur yang dilarang dalam islam yakni unsur jahalah (ketidak jelasan), unsur dharar (merugikan) dan unsur zulm (merugikan orang lain). 8

24 Dari kajian yang telah kami lakukan terhadap penelitian di atas penelitian maka berbeda dengan penelitian sebelumnya karena dalam penelitian ini penulis menitikberatkan analisis yuridis praktik bisnis Multi level Marketing Milionaire Club Indonesia menurut UU No.07 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Fikih Muamalah, dan Fatwa MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian dan pendekatan Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (Munawaroh, 2012: 17). Adapun pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan sosiologis dan yuridis-normatif. Pendekatan sosiologis merupakan pendekatan yang menggunakan berbagai metode pengumpulan data, diantaranya metode pengamatan, metode wawancara, metode analisis life history, metode analisis folklore, metode mencatat mimpi, metode survei lintas budaya dan metode-metode lain (Bungin, 2011: 94). Sementara itu, pendekatan yuridis-normatif adalah pendekatan yang digunakan untuk menemukan apakah suatu perbuatan hukum sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku atau tidak. 9

25 2. Kehadiran peneliti Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan instrumen atau alat penelitian yang aktif dalam mengumpulkan data-data di lapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain peneliti adalah dokumen-dokumen yang menunjang keabsahan hasil penelitian serta alat-alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat perekam. Oleh karena itu kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat menunjang keberhasilan suatu penelitian, alat bantu memahami masalah yang ada, serta hubungan dengan informan menjadi lebih dekat sehingga informasi yang didapat menjadi lebih jelas. Maka kehadiran peneliti menjadi sumber data yang mutlak. Dalam penelitian ini subjek penelitian mengetahui bahwa penulis adalah peneliti. 3. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana lokasi penelitian itu dilakukan. Penelitian tentang praktik bisnis Multi Level Marketing (MLM) Milioner Club Indonesia (MCI) dilakukan di Kota Salatiga dan sekitarnya. Karena peneliti masih menemukan praktik bisnis MCI di wilayah tersebut, maka peneliti memilih lokasi tersebut. 4. Kebutuhan dan sumber data Sumber data yang bisa didapatkan untuk mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut : 10

26 a. Sumber data primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung didapatkan dari lapangan atau tempat penelitian. Seperti hasil wawancara dengan informan, dan atau langsung ikut berperan dalam masalah yang diteliti. Jadi sumber data primer yang didapat dari penelitian ini adalah wawancara langsung kepada informan di tempat penelitian dan dokumen-dokumen MCI. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari berbagai bacaan atau hasil penelitian sebelumnya yang bertema sama. Jadi sumber data lain yang bisa mendukung penelitian ini adalah dengan telaah pustaka seperti buku-buku, jurnal ataupun hasil penelitian sebelumnya yang meneliti hal serupa. 5. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, oleh karena itu peneliti harus pandai dalam mengumpulkan data, sehingga data yang diperoleh valid. Pengumpulan data merupakan prosedur yang standar dan sistematis dalam memperoleh data yang dibutuhkan. a. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikai antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2004:180). 11

27 Tujuan peneliti mengunakan metode pengumpulan data ini adalah untuk mendapatkan data yang konkret mengenai praktik bisnis Multi Level Marketing MCI yang dilakukan di masyarakat. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pelaku bisnis Multi Level Marketing MCI yang ada di Kota Salatiga dan sekitarnya. b. Dokumentasi Untuk mendapatkan data yang jelas dan konkret, maka peneliti juga menggunakan metode dokumentasi berupa, brosur atau leaflet yang memuat tentang tema yang diteliti. 6. Analisis data Proses analisis data sebagaimana penelitian kualitatif, maka digunakan tehnik analisis data dengan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, dan pemusatan pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan. Penyajian data (data display) yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing dan verification) dari permulaan pengumpulan data periset kualitatatif mencari makna dari setiap gejala yang diperoleh di lapangan, mencatat keteraturan, pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dan proposisi (Salim, 2006: 22-23). 12

28 7. Pengecekan keabsahan data Peneliti tidak hanya menerima informasi mentah dari satu informan saja melainkan dengan mengadakan konfirmasi ke informan lain mengenai data yang diberikan oleh informan pertama. Hal ini merupakan salah satu dari jenis strategi triangulasi (Patton. 2006: 279). Peneliti juga tidak menerima data yang janggal atau bisa dikatakan menggunakan data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. 8. Tahap-tahap penelitian Tahap-tahap yang dilakuakn dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: a. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti pembuatan proposal penelitian, mengajukan surat ijin penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian. b. Tahap pekerjaan lapangan, yaitu mengumpulkan data melalui wawancara dengan informan dan mengumpulkan dokumen-dokumen MCI. c. Tahap analisis data, analisis data dilakukan sejak pengumpulan data hingga dirasa cukup mengambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada objek yang diteliti. Analisis juga dilakukan dengan membaca model MLM MCI dengan menggunakan Undang-Undang No.07 Tahun 2014 tentang perdagangan, Fikih Muamalah dan Fatwa MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung 13

29 Berjenjang Syariah (PLBS). d. Tahap penulisan laporan, yaitu apabila semua data telah terkumpul dan telah dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan. H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan hasil penelitian, sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut : Bab pertama adalah pendahuluan. Pendahuluan ini merupakan garis-garis besar pembahasan isi pokok skripsi yang terdiri atas; latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Di dalam metode penelitian berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, dan tahap-tahap penelitian. Adapun Bab kedua merupakan tinjauan umum MLM dan teori hukum islam yang meliputi sejarah berdirinya MLM, karakteristik MLM, cara kerja MLM, tinjauan hukum islam tentang kebolehan dan keharaman MLM, Undang-Undang No.07 Tahun 2014 tentang perdagangan, Fikih Muamalah dan Fatwa MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). Bab ketiga ini berisi uraian tentang pelaksanaan Multi Level Marketing (MLM) Milioner Club Indonesia (MCI) di masyarakat. Pada bab ini dijelaskan tentang objek penelitian seperti, profilnya, produk-produk yang ditawarkan 14

30 Multi Level Marketing (MLM) Milioner Club Indonesia (MCI), sistem yang digunakan dalam Multi Level Marketing (MLM) Milioner Club Indonesia (MCI). Selanjutnya, Bab keempat yang merupakan inti dari penulisan dan pembahasan skripsi. Pada bab ini peneliti menguraikan tentang jawaban terhadap pokok permasalahan dari penelitian yaitu tentang pelaksanaan Multi Level Marketing (MLM) Milioner Club Indonesia (MCI) di Kota Salatiga dan sekitarnya apakah sudah sesuai dengan Undang-Undang No.07 Tahun 2014 tentang perdagangan, Fikih Muamalah dan Fatwa MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). Kemudian, diakhiri Bab kelima yang merupakan kesimpulan dan saran-saran mengenai persoalan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya. Adapun bagian akhir dari skripsi memuat daftar pustaka serta lampiran-lampiran. 15

31 BAB II TINJAUAN UMUM MULTILEVEL MARKETING DAN TEORI HUKUM ISLAM A. Gambaran Umum Tentang Multi Level Marketing (MLM) 1. Pengertian Multi Level Marketing (MLM) Santoso 2006:28 menyatakan bahwa Multi Level marketing adalah suatu metode bisnis alternatif yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi yang dilakukan melalui banyak level (tingkatan), yang biasa dikenal dengan Upline (tingkat atas) dan Downline (tingkat bawah), orang akan disebut Upline jika mempunyai Downline. Inti dari bisnis Multi Level Marketing ini digerakkan dengan jaringan, baik yang bersifat vertikal atas bawah maupun horizontal kiri kanan ataupun gabungan antara keduanya. Dengan kata lain, Multi Level Marketing ini disebut juga pemasaran jaringan, dan sebagian orang menyebutnya Direct Selling atau penjualan langsung. 2. Sejarah berdirinya Multi Level Marketing (MLM) Sejarah dari MLM tidak bisa dipisahkan dengan berdirimya Amway Corporation dan produknya Nutrilite. Konsep dari Nutrilite dimulai pada awal tahun 1930 oleh Carl Rehnborg, seorang pengusaha Amerika yang pernah tinggal di Cina pada tahun Berdasarkan publikasi dari Amway, pengalamannya ketika tinggal di Cina menyebabkan Rehnborg memperoleh kesempatan yang sangat besar untuk meneliti pengaruh dari diet yang tidak cukup. Kehidupan yang keras di Cina juga membuat Rehnborg 16

32 mempelajari banyak literatur mengenai nutrisi pada waktu itu. Akhirnya, dia menyimpulkan bahwa diet yang seimbang dibutuhkan untuk membuat seluruh tubuh bisa tetap berfungsi secara seimbang. Penemuan ini menyebabkan dia merasakan adanya kebutuhan untuk makanan suplemen bagi diet yang mampu menyediakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh tanpa mempedulikan kebiasaan makan seseorang. Setelah melakukan eksperimen selama 7 tahun, akhirnya Rehnborg berhasil menghasilkan makanan suplemen. Dia memberikan hasil temuannya tersebut kepada teman-temannya untuk dicoba (Santoso, 2006:23). Kemudian temuan rehnborg tersebut diminati para konsumen dan pada tahun 1934 dia mendirikan perusahaan Nutrilite Produced, Inc. Selanjutnya perusahaannya menerapkan sistem bonus sebesar 2% kepada penjual yang berhasil merekrut penjual baru. Kemudian perusahaannya juga memberikan komisi tambahan kepada distributor barunya yang berhasil merekrut, melatih dan membantu distributor baru menjual nutrilite kepada konsumen. Dalam perkembangan berikutnya, setidaknya terdapat tiga nama penting dari sekian banyak distributor nutrilite yang kelak menyempurnakan sistem penjualan langsung mereka. Mereka adalah Dr. Forrest Shaklee, Richard De Vos dan Jay Van Andel. Kemudian pada tahun 1950-an perusahaan Nutrilite Produced, Inc mengalami keguncangan internal manajemen perusahaan yakni Dr. Forrest Shaklee mengeluarkan diri dan membangun Shaklee Corporation. Shaklee Corporation juga bergerak di bidang makanan suplemen dan berkembang 17

33 menjadi perusahaan multinasional. Kemudian pada tahun 1959 mantan distributor Nutrilite Richard De Vos dan Jay Van Andel mendirikan Amway. Mereka berhasil mengembangkan sistem pemasaran yang dirintis Nutrilite Produced. Akhirnya Pada tahun 1972 Amway membeli Nutrilite Produced. Amway mempunyai 450 lebih produk yang ditawarkan dan menjadi perusahaan terbesar hingga saat ini (Rozi, 2006:108). Berkembangnya industri MLM di Indonesia belakangan ini merupakan suatu fenomena yang cukup menarik. Dalam waktu kurang dari dua dekade, bangsa ini telah memiliki sekitar 40-an lebih perusahaan MLM. Menurut data APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia) tahun 2002, sekitar 4 juta orang telah terlibat dalam industri ini, dan di antaranya terdapat puluhan hingga ratusan ribu orang terpikat hatinya pada perusahaan-perusahaan MLM (Rozi, 2006:65). 3. Karakteristik bisnis MLM a. Modal rendah Modal yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis MLM tidaklah tinggi, hanya berkisar pada puluhan ribu rupiah. Rendahnya modal awal disebabkan karena: 1) Sebagai distributor/agen perusahaan MLM tidak harus menyediakan tempat seperti membuka toko, atau kantor untuk jenis usaha lainnya. Seorang distributor/agen dapat menggunakan rumahnya sebagai tempat usaha. Bahkan, ada perusahaan MLM yang menyediakan tempat/kantor sebagai pusat kegiatan para agen/distributornya. 18

34 2) Sebagai distributor/agen tidak perlu memiliki persediaan/stok barang yang banyak, cukup hanya sebagai contoh produk saja. 3) Sebagai distributor/agen tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menggaji manajemen (MLM leaders, 2007:4). b. Pengarahan dan bimbingan Bisnis MLM menjadi sebuah bisnis dambaan. Setiap orang yang ingin memiliki bisnis pasti menginginkan adanya bimbingan dari seseorang yang memiliki pengalaman dalam bisnis, atau usaha tersebut. Dalam bisnis MLM, setiap orang akan mendapatkan bimbingan yang berasal dari: 1) Upline, yaitu rekan kerja yang telah mengajak downline untuk menekuni bisnis MLM. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki, mereka dapat mengarahkan, membimbing, serta mendampingi downline saat menjalankan bisnis ini. 2) Support sistem, yaitu sistem penunjanng yang menyediakan sistem pendidikan dan peralatan penunjang seperti kaset, buku, VCD/DVD, brosur, atau majalah (MLM leaders, 2007:7). c. Resiko kecil Bisnis MLM ini memiliki resiko yang sangat kecil, bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada. Kecilnya resiko dalam bisnis ini disebabkan oleh: 19

35 1) Modal usaha yang kecil. Ketika terjadi sesuatu yang buruk, dan member harus berhenti dengan bisnis ini member tidak akan kehilangan modal, atau uang, dalam jumlah yang besar. 2) Sistem transaksi cash and carry Semua pembayaran dilakukan secara tunai oleh setiap rekan kerja member. 3) Tanggung jawab terpisah. Masing-masing orang memiliki tanggung jawab dan kewajiban sendiri-sendiri (MLM leaders, 2007:9). d. Pendapatan tidak terbatas/besar Bisnis jaringan adalah sebuah bisnis yang memiliki potensi pendapatan yang sangat besar, bahkan bisa dikatakan tidak terbatas. Hal ini disebabkan karena dalam jaringan bisnis seseorang tidak dibatasi jumlah rekan kerja yang boleh dimiliki. e. Perluasan wilayah/ekspansi usaha Ekspansi usaha adalah salah satu cara untuk memperbesar pendapatan dan memperkecil resiko kehilangan pendapatan. Perluasan wilayah menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan karena member tidak pernah tahu kapan akan terjadi sesuatu pada salah satu wilayah usaha nya. Hal-hal yang terjadi pada sebuah wilayah: a. Bencana alam b. Kerusuhan 20

36 c. Keadaan ekonomi yang memburuk d. Perubahan kebijakan e. Kestabilan keamanan dan politik suat wilayah bisa berubah sewaktu-waktu (MLM leaders, 2007:13). 4. CARA KERJA MLM Setelah mengetahui tujuan dari perusahaan MLM, selanjutnya akan didiskusikan bagaimana sebetulnya cara suatu perusahaan MLM untuk mempertahankan keberadaannya. a. Cara perusahaan Multi Level Bekerja Perusahaan Multi Level biasanya membagi uang yang mereka terima dari para distributor mereka dengan proporsi seperti ini: 1) 50% untuk bonus. 2) 25% untuk biaya produk yang diberikan. 3) 25% untuk keuntungan dan biaya lain-lain. Hal ini berarti untuk setiap dolar yang diberikan oleh distributor hanya 50% yang akan dikembalikan sebagai bonus. Sama seperti lotre dan pacuan kuda, perusahaan MLM tidak mencetak sendiri uang yang digunakan. Mereka hanya mengembalikan sebagian uang yang mereka terima kepada para distributor mereka. Sisanya digunakan untuk menghasilkan produk, keuntungan dan biaya lain-lain (Santoso, 2006: 40). Selanjutnya, apakah para distibutor yang ada akan tetap berpartisipasi jika mereka tahu akan kehilangan 50% dari uang yang mereka investasikan?. 21

37 Jika mereka menjawab tetap berpartisipasi, selama perusahaan MLM menyediakan nilai tambah untuk uang yang mereka investasikan. Jika perusahaan MLM tidak mempunyai produk atau mempunyai produk, tetapi dengan nilai yang tidak tinggi, maka para distributor akan segera kecewa karena kehilangan 50% dari uang mereka (Santoso, 2006:40). Kesalahan inilah yang banyak dilakukan oleh banyak industri multilevel. Terlalu banyak distributor yang mempunyai pandangan yang salah dan menganggap bahwa semua orang akan mampu menghasilkan uang lebih banyak daripada jumlah uang yang mereka investasikan. Hal ini secara matematis tidak akan mungkin terjadi (Santoso, 2006:40). Para distibutor yang mempunyai pandangan seperti ini akan merekrut calon distributor baru dengan mengatakan bahwa mereka akan menerima uang lebih banyak daripada jumlah yang mereka investasikan. Padahal, kenyataannya hampir semua distributor akan menerima uang lebih kecil dari yang mereka investasikan. Bahkan, banyak distributor yang tidak menerima uang se-sen pun (Santoso, 2006:41). Perusahaan multilevel tidak dapat menerima 1 dolar sebagai pendapatan mereka, menyediakan produk, membayar overhead, dan tetap membayarkan bonus sebesar 1,15 dolar kepada setiap distributor. Jika hal ini dilakukan, maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan dengan cepat menjadi bangkrut. Skema seperti inilah yang menyebabkan hampir sebagian besar distributor tidak mendapatkan bonus sama sekali (Santoso, 2006: 41). 22

38 Pandangan yang salah ini sering kali membuat para distributor berkata kepada para calon distributor baru agar tidak mengkhawatirkan produknya. Meskipun calon distributor tersebut tidak memerlukannya atau berpikir bahwa harganya terlalu mahal, yang penting calon distributor tersebut mendapatkan tiga distributor. Selanjutnya, dia akan mencapai titik impas (break event point). Jika dia mendapatkan distributor ke-4, dia akan mulai mendapatkan keuntungan (Santoso, 2006:41). Para distributor baru ini akan bergabung kedalam program dan merekrut berapa distributor lagi. Para distributor yang mereka rekrut tidak mendapatkan bonus untuk menutupi investasi bulanan mereka. Akhirnya mereka putus asa dan berhenti dari program. Hal ini menyebabkan distributor yang berada diatas mereka kehilangan bonus bulanan-nya sehingga berada dibawah investasi bulanan, akhirnya mereka juga keluar dari program ini. Sponsor mereka juga akan kehilangan bonus, sehingga uang yang didapatkan juga berada dibawah investasinya, yang pada akhirnya mereka juga keluar dari program ini pula (Santoso, 2006:41). Ketika seorang distributor mengunakan kekuatan dari rencana pemasaran hanya untuk merekrut distributor yang lain, mereka pasti akan mengalami kegagalan, tidak ada satu rencanapun yang kan membuat semua orang menjadi pemenang dengan menyediakan bonus kepada mereka lebih besar daripada uang yang mereka investasikan. Dari hal ini, kita bisa simpulkan mengapa mereka akan gagal jika menggunakan 23

39 rencana pemasaran untuk meyakinkan orang. Berapa banyak distributor akan kehilangan investasi mereka sehingga sponsor mereka akan menjadi impas (Santoso, 2006:41). Semua program MLM yang hanya berdasarkan pada rencana pemasaran saja pasti akan mengalami kegagalan. Perusahaan-perusahaan ini hanya memberikan sedikit (atau bahkan tidak ada sama sekali) nilai pada produk untuk investasi para distributor mereka. Sebagai contoh, 1 botol vitamin seharga 60 dolar yang bisa dibeli di toko seharga 10 dolar, atau perjalanan yang mahal atau diskon yang biasanya bisa didapat dengan gratis. Jika produk bukan merupakan sesuatu yang dianggap bermanfaat oleh para distributor, maka sebagai hasilnya mereka pasti akan keluar. Jika para distributor keluar biasanya akan diikuti oleh para sponsor, dan seterusnya (Santoso, 2006:42). Nilai dari produk harus merupakan sesuatu yang signifikan. Selalu ada distributor yang terletak di bagian paling bawah sehingga mereka harus membeli produk untuk mereka pakai sendiri tanpa mengharapkan potongan yang didapat dari bonus yang diberikan. Rahasia untuk mendapatkan distributor yang aktif adalah dengan menyediakan produk yang bernilai. Setiap distributor harus memastikan bahwa produk yang disediakan oleh perusahaan MLM harus berharga wajar dan diminati masyarakat (Santoso, 2006:42). Motivasi distributor yang bergabung dengan perusahaan MLM adalah mereka memerlukan produk. Para distributor ini merupakan dasar 24

40 bagi para upline untuk mendapatkan bonus yang besar. Jika para upline secara terus-menerus mengganti para distributor yang baru, maka mereka hanya akan berlari di tempat dan akan segera menemukan tempat lain untuk berlari (Santoso, 2006: 42). Para upline tidak bisa menipu, menjanjikan, dan membodohi para distributor dalam waktu yang lama. Orang-orang tidak bodoh. Mereka akan segera menyadari jika mereka dalam posisi yang dirugikan. Oleh karena itu, marketing plan harus memberikan keuntungan kepada distributor yang berada pada level bawah. Seorang upline hendaknya tidak membujuk, meminta, dan mengemis kepada downline-nya untuk tetap berada sebuah program yang tidak memberikan nilai (Santoso, 2006: 42). B. Tinjauan Undang Undang No.07 Tahun 2014 tentang Perdagangan 1. Dalam Undang-Undang No.07 tahun 2014 pasal 6 menyatakan bahwa Setiap Pelaku Usaha wajib menggunakan atau melengkapi label berbahasa Indonesia pada Barang yang diperdagangkan di dalam negeri. Label berbahasa Indonesia adalah setiap keterangan mengenai Barang yang berbentuk tulisan berbahasa Indonesia, kombinasi gambar dan tulisan berbahasa Indonesia, atau bentuk lain yang memuat informasi tentang Barang dan keterangan Pelaku Usaha, serta informasi lainnya yang disertakan pada Barang, dimasukkan ke dalam, ditempelkan/melekat pada Barang, tercetak pada Barang, dan/atau merupakan bagian kemasan Barang. 25

41 2. Dalam Undang-Undang No.07 tahun 2014 pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa Distribusi barang yang diperdagangkan dalam negeri secara tidak langsung atau langsung dapat dilakukan melalui pelaku usaha distribusi. Distribusi tidak langsung adalah kegiatan pendistribusian Barang yang dilakukan oleh Pelaku Usaha Distribusi kepada konsumen melalui rantai distribusi yang bersifat umum sehingga setiap Pelaku Usaha Distribusi dapat memperoleh margin (distributor, sub-distributor, produsen pemasok, pengecer, dan pedagang keliling); dan/atau komisi (agen, sub-agen, dan pedagang keliling). Distribusi langsung adalah kegiatan kegiatan pendistribusian barang dengan sistem penjualan langsung atau menggunakan sistem pendistribusian secara khusus. Yang dimaksud dengan Pelaku Usaha Distribusi adalah Pelaku Usaha yang menjalankan kegiatan distribusi barang di dalam negeri dan ke luar negeri, antara lain distributor, agen, eksportir, importir, produsen pemasok, subdistributor, sub-agen, dan pengecer. 3. Dalam Undang-Undang No.07 tahun 2014 pasal 7 ayat 2 menyatakan bahwa Distribusi Barang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan rantai Distribusi yang bersifat umum: distributor dan jaringannya, agen dan jaringannya; atau waralaba. 4. Dalam Undang-Undang No.07 tahun 2014 pasal 7 ayat 3 menyatakan bahwa Distribusi Barang secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat 26

42 (1) dilakukan dengan menggunakan pendistribusian khusus melalui sistem penjualan langsung secara: a. single level; atau b. multilevel. Yang dimaksud dengan penjualan langsung adalah sistem penjualan Barang tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus berdasarkan hasil penjualan kepada konsumen di luar lokasi eceran. Yang dimaksud dengan penjualan langsung secara single level adalah penjualan Barang tertentu yang tidak melalui jaringan pemasaran berjenjang. Yang dimaksud dengan penjualan langsung secara multilevel adalah penjualan Barang tertentu melalui jaringan pemasaran berjenjang yang dikembangkan oleh mitra usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus berdasarkan hasil penjualan Barang kepada konsumen. 5. Dalam Undang-Undang No.07 tahun 2014 pasal 8 menyatakan bahwa Barang dengan hak Distribusi eksklusif yang diperdagangkan dengan sistem penjualan langsung hanya dapat dipasarkan oleh penjual resmi yang terdaftar sebagai anggota perusahaan penjualan langsung. Dalam hal ini APLI merupakan singkatan dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, adalah suatu organisasi yang merupakan wadah persatuan dan kesatuan tempat berhimpun para perusahaan penjualan langsung (Direct selling/ds), termasuk perusahaan yang menjalankan penjualan dengan sistem berjenjang (Multi Level Marketing/MLM) di Indonesia. APLI, juga merupakan bagian dan satu-satunya Asosiasi Penjualan langsung di Indonesia yang telah diakui oleh Federasi Penjualan 27

43 Langsung Internasional (World Federation of Direct selling Assosiation/WFDSA). Disetiap Negara WFDSA hanya menerima satu asosiasi DS/MLM sebagai anggota yaitu Asosiasi yang mendaftar pertama dan anggota-anggotanya memenuhi persyaratan kode etik yang ditentukan oleh WFDSA. Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), merupakan organisasi independen, yang tidak berafiliasi dengan salah satu kegiatan politik praktis, selain kegiatan professional dalam bidang mewujudkan Penjualan Langsung (Direct selling), termasuk penjualan dengan sistem berjenjang (MLM) yang murni dan benar. Dalam penerimaan anggota, APLI cukup ketat. Ketat, dalam pengertian melalui cara penelitian yang cukup hati-hati. Kemudian, calon anggota, akan diteliti dengan cermat bagaimana tentang marketing plannya dan Kode Etik perusahaannya. Selain itu, produk makanan kesehatan dan kosmetik, harus ada nomor registrasi dari Badan POM. Cara penerimaan seperti ini bukan berarti untuk menyulitkan perusahaan DS/MLM yang mau bergabung dengan APLI, melainkan hanya untuk menangkal lebih dini terhadap perusahaan yang hanya berkedok DS/MLM ( diakses 3 agustus 2016) 6. Dalam undang undang No.07 tahun 2014 pasal 9 menyatakan bahwa Pelaku Usaha Distribusi dilarang menerapkan sistem skema piramida dalam mendistribusikan barang. Menurut undang undang No.07 tahun 2014 yang dimaksud dengan skema piramida adalah istilah/nama kegiatan usaha yang bukan 28

44 dari hasil kegiatan penjualan barang. Kegiatan usaha itu memanfaatkan peluang keikutsertaan mitra usaha untuk memperoleh imbalan atau pendapatan terutama dari biaya partisipasi orang lain yang bergabung kemudian atau setelah bergabungnya mitra usaha tersebut. Adapun untuk format sistem skema piramida yaitu: a. Binary (biner) yaitu sistem dua kaki b. Trinary yaitu sistem tiga kaki c. Hybrid yaitu sistem gabungan dimana menggabungkan sistem 2 kaki dan 3 kaki. atau bahkan lebih. Saat ini, sistem binary (dua kaki) menjadi sistem yang paling favorit digunakan oleh pengusung skema piramida. Terutama oleh beberapa perusahaan MLM (Multi Level Marketing). Hal yang menjadikan sistem ini banyak digunakan adalah sebagai berikut: a. Model yang sederhana. b. Perhitungan bonus/komisi lebih mudah (bagi perusahaan maupun bagi member). c. Paling cepat mengakuisisi member. Karena cukup mengajak dua orang saja, seseorang bisa mendapat dua kaki dan mendapat bonus (bergantung juga pada sistem bonus yang digunakan) ( tuntas skema piramida dan money game WikuSuryomurti htm diakes tanggal 21 Januari 2017). 29

45 Dalam rangka memudahkan memahami perbedaan antara MLM dengan Money Game bisa dilihat tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Perbedaan MLM dengan Money Game (Skema piramida) No. Multi Level Marketing Money Game 1 Terdaftar pada APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) bahkan WFDSA (World Federation of the Direct selling Associations). 2 Berhasil meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan para anggotanya dari level atas sampai level bawah. 3 Keuntungan/keberhasilan Mitra Usaha ditentukan dari hasil kerja dalam bentuk penjualan/pembelian produk/jasa yang bernilai dan berguna untuk konsumen. 4 Setiap orang hanya berhak menjadi Mitra Usaha sebanyak 1 kali saja. 5 Biaya pendaftaran menjadi anggota tidak terlalu mahal, masuk akal dan imbalannya adalah Starter Kit yang senilai. 6 Produk yang dijual jelas dan dijamin oleh perusahaan, mudah dijual di pasaran karena harga rasional dan kualitas terjamin. 7 Jumlah orang yang direkrut anggota tidak dibatasi, tetapi dianjurkan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing. Perusahaan money game tidak tergabung dalam anggota APLI dan WFDSA Hanya menguntungkan bagi orang yang pertama atau lebih dulu bergabung sebagai anggota, atas kerugian yang mendaftar belakang Keuntungan/keberhasilan anggota ditentukan dari seberapa banyak ybs merekrut orang lain yang menyetor sejumlah uang sampai terbentuk satu format Piramida. Setiap orang boleh menjadi anggota berkali-kali dalam satu waktu tertentu, menjadi anggota disebut dengan membeli kaveling jadi satu orang boleh membeli beberapa kaveling. Biaya pendaftaran anggota sangat tinggi, biasanya disertai dengan produk-produk yang jika dihitung harganya menjadi sangat mahal (tidak sesuai dengan produk sejenis yang ada di pasaran). Tidak mempunyai produk nyata atau kalaupun ada produk bukan hal utama, biasanya produk tersebut susah dijual karena kualitasnya yang kurang baik atau harganya tidak rasional. Jumlah anggota yang direkrut dibatasi. Jika ingin merekrut lebih banyak lagi, yang bersangkutan harus menjadi anggota (membeli kaveling) lagi. 30

46 Lanjutan Tabel No. Multi Level Marketing Money Game 8 Setiap Mitra Usaha dilarang menumpuk barang Setiap anggota dianjurkan (Inventory Loading) karena di dalam penjualan untuk menjadi anggota langsung yang terpenting adalah produk yang dibeli bisa dipakai dan dirasakan khasiat/kegunaannya berkali-kali dimana setiap kali menjadi anggota harus oleh konsumen membeli produk dengan harga yang tidak masuk akal. Hal ini menyebabkan banyak sekali anggota yang menimbun barang dan tidak 9 Program pembinaan Mitra Usaha dan pelatihan produk dilakukan secara simultan untuk meningkatkan kualitas 10 Memiliki marketing plan yang jelas, anggota MLM dapat terus menjalankan bisnis dengan atau tanpa downline, ada aturan main yang jelas, bonus yang diperoleh berasal dari omzet penjualan dipakai. Tidak ada program pembinaan apapun juga, karena yang diperlukan hanya rekruting saja. Berlaku sistem binary ataupun piramid, dimana upline pasti mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Bonus yang diperoleh adalah berasal dari biaya pendaftaran anggota baru. Artinya jika anggota tersebut tidak mendapatkan downline baru maka bisnis akan terhenti Sumber: -piramida/ diakses pada 14 Oktober Dalam undang undang No.07 tahun 2014 pasal 10 menyatakan bahwa Pelaku Usaha Distribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 melakukan Distribusi Barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta etika ekonomi dan bisnis dalam rangka tertib usaha. Dalam penjelasan undang undang No.07 tahun 2014 pasal 10 tujuan dari penerapan etika ekonomi dan bisnis itu agar prinsip, perilaku ekonomi dan bisnis oleh Pelaku Usaha Distribusi dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur dan 31

47 berkeadilan, serta mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi, dan kemampuan saing guna terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui kebijakan secara berkesinambungan. 8. Dalam undang undang No.07 tahun 2014 pasal 24 menyatakan bahwa Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha Perdagangan wajib memiliki perizinan di bidang Perdagangan yang diberikan oleh Menteri. Dalam penjelasan undang undang No.07 tahun 2014 pasal 24, Kegiatan perdagangan merupakan tanggung jawab pemerintah yang kini diwakili melalui Menteri perdagangan. Dalam hal perizinan untuk melindungi pihak pihak yang berkepentingan dari praktik MLM palsu. Adapun, Perizinan di bidang Perdagangan yang dimaksud meliputi izin usaha, izin khusus, pendaftaran, pengakuan, dan persetujuan. C. Tinjauan Fikih dan Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) 1. Fikih Muamalah a. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli Dalam literatur hukum islam sistem hukum islam, sistem MLM dapat dikategorikan pembahasan fikih muamalah dalam kitab Al-Buyu mengenai perdagangan atau jual beli dan kerja sama (taawun). Hal ini sesuai dengan kaidah Fikih, Al-Ashlu fil muamalah al-ibahah hatta yadullad dalilu ala tahrimiha (Pada dasarnya segala hukum dalam 32

48 muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil/prinsip yang melarangnya) (Dewi, 2005 :183). 1) Pengertian Jual Beli Jual beli menurut pengertian etimologi (kebahasaan) ialah (saling menukar). Menurut pengertian terminologi jual beli خ ا ج بد ialah tukar menukar harta (semua yang dimiliki dan dimanfaatkan) atas dasar saling rela atau memindahkan milik (yang bukan hak milik) dengan ganti (pemberian atau hibah) yang dapat dibenarkan (berarti bukan jual beli yang terlarang (Iska, 2014:167). 2) Dalil Hukum a) Q.S Al-Baqarah ayat 275: Artinya :...Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (Q.S Al-Baqarah:275). b) Hadis nabi Hadis nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad berikut ini: ح ذ ص ب ض ذ ح ذ ص ب ا غع د ي ع ائ أ ث ث ىش ع ع ج ب خ ث س ف بع خ ث س اف ع ث خ ذ ج ع ج ذ س اف ع ث خ ذ ج ل بي ل ب س ع ي للا أ ي ا ى غت أ ط ت ل بي ع ا ش ج ث ذ و ث ع جش س Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yazid telah menceritakan kepada kami Al Mas'udi dari Wa`il Abu Bakr dari Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij dari kakeknya Rafi' bin Khadij dia berkata, "Dikatakan, "Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?" beliau bersabda: "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli 33

49 yang mabrur." (H.R. AHMAD nomor dalam Musnad Ahmad Lidwa Pustaka i-software). 3) Rukun dan Syarat Jual Beli Pertama, ijab dan kabul (ijab ungkapan yang keluar dari pembeli dan kabul ungkapan persetujuan yang keluar dari penjual). Menurut Sayid Sabiq untuk transaksi barang kecil tidak diperlukan ijab dan kabul, cukup dengan saling memberi sesuai adat kebiasaan yang berlaku. Syarat akad ini harus ada kesepakatan terhadap harga dan jenis barang karena jika terjadi perbedaan terhadap harga atau objek yang ditransaksikan diantara keduanya, maka jual belinya akan batal. Kedua, pihak yang berakad. Artinya ada secara jelas pihak yang membeli dan menjual dengan syarat yaitu berakal agar dapat memilih (memilih). Akad orang gila, mabuk, atau anak kecil yang tidak dapat membedakan (memilih) adalah tidak sah. Sedangkan akad anak kecil yang dapat membedakan (mumayyiz) dinyatakan sah, hanya keabsahanmya tergantung pada izin walinya. Ketiga, barang (objek) yang diakadkan. Syarat barang yang diperjualbelikan itu harus bersih (suci), dapat dimanfaatkan, sepenuhnya milik pihak yang berakad, dapat diserah-terimakan, diketahui harga dan jenis barangnya secara jelas, dan berada di tangan yang berakad (Iska, 2014:169). 34

50 4) Jenis-Jenis Jual Beli a) Jenis Jual Beli yang Diperbolehkan dalam Islam 1) Jual Beli Salam (a) Pengertian Jual Beli Salam Secara lebih khusus akad jual beli yang dilakukan para perusahaan MLM adalah akad jual beli al-salam atau dinamakan juga al salaf, yang berarti jual beli pesanan dengan pembayaran terlebih dahulu, dengan syarat syarat ا ح ب ج tertentu. Para Fukaha menyebutnya dengan (barang-barang yang mendesak), karena pada saat jual beli terjadi barang tidak ada di tempat, padahal keperluannya mendesak. Jual beli seperti ini diperbolehkan dalam Islam (Iska, 2014:174). (b) Dasar hukum Firman Allah Swt Dalam Q.S. Al Baqarah 282:... ٱلل Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar, dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya...(q.s. Al Baqarah: 282). 35

51 Hadist Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut ini: ح ذ ص ب أ ث ع ح ذ ص ب ع ف ب ع اث أ ث ج ح ع ع جذ للا ث و ض ش ع أ ث ا بي ع اث ع ج بط س ض للا ع ب ل بي ل ذ ا ج ص ى للا ع ع ا ذ خ غ ف ف ا ض بس ا غ ز ا ض ل س ف م بي أ ع ف ا ف ا ض بس ف و ع إ ى أ ج ع ل بي ع جذ للا ث ا ذ ح ذ ص ب ع ف ب ح ذ ص ب اث أ ث ج ح ل بي ف و ع ص ع Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Ibnu Abi Najih dari 'Abdullah bin Katsir dari Abu Al Minhal dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah orang-orang mempraktekkan jual beli buah-buahan dengan sistim salaf, yaitu membayar dimuka dan diterima barangnya setelah kurun waktu dua atau tiga tahun. Maka Beliau bersabda: "Lakukanlah jual beli salaf pada buah-buahan dengan takaran sampai waktu yang diketahui (pasti) ". Dan berkata 'Abdullah bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Najih dan berkata: "dengan takaran dan timbangan yang diketahui (pasti) " (H.R. BUKHARI nomor 2094 dalam Shahih Bukhari Lidwa Pustaka i-software). (c) Rukun dan Syarat Jual Beli Salam Pembeli (musalam) Salah satu kewajiban pembeli adalah (musalam)yaitu melakukan pembayaran, adapun persyaratannya yaitu: Jelas alat pembayaran yang digunakan, Jelas jumlahnya, 36

52 Batas waktu penyerahan diketahui (Pasaribu, 2004:49). Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang dari musalam ilaih (penjual). Pembayaran dalam bentuk uang tunai atau bisa juga menggunakan aset perdagangan yang senilai dengan barang yang dipesan berdasarkan perjanjian (Nawawi, 2012:117). Penjual (musalam ilaih) Barang yang dipesan (musalam fih) Syarat barang yang dipesan: Barang yang akan diserahkan berada dalam kekuasaan penjual Kriteria barang dan jumlahnya jelas Batas waktu penyerahan diketahui (Pasaribu, 2004:49). 2) Multiakad (a) Pengertian Multiakad Kata akad berasal dari kata al aqd, yang berarti mengikat, menyambung dan menghubungkan. Dalam hukum Indonesia, akad diartikan dengan perjanjian. Sedangkan dalam istilah akad berarti keterkaitan antara ijab (pernyataan penawaran atau pemindahan kepemilikan) dan 37

53 kabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu (Ascarya, 2006:32). Multi dalam bahasa Indonesia berati banyak, lebih dari satu, lebih dari dua, berlipat ganda (Pusat Bahasa, 2010:1050). Dengan demikian, multi akad dalam bahasa indonesia berati akad yang banyak, lebih dari satu. Sedangkan menurut istilah fikih, kata multiakad merupakan terjemahan dari kata arab yaitu al uqud al murakkabah yang berarti akad ganda (rangkap). al uqud al murakkabah terdiri dari dua kata al uqud (bentuk jamak dari aqd) dan al murakkabah (Munawir, 1997:953). Seangkan kata al murakkabah secara etimologi berarti al jam u (mashdar), yang berarti pengumpulan atau penghimpunan (Munawir, 1997:953). Menurut Nazih Hamad, al uqud al murakkabah adalah kesepakatan kedua belah pihak untuk melaksanakan suatu akad yang mengandung dua akad atau lebih seperti jual beli dengan sewa menyewa, hibah, wakalah, qardh, muzara ah, sahraf (penukaran mata uang), syirkah, mudharabah,... dan seterusnya... sehingga semua akibat hukum akad-akad yang terhimpun tersebut, serta semua hak dan kewajiban yang ditimbulkannya dipandang sebagai 38

54 satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, sebagaimana akibat hukum dari satu akad (Hasanudin, 2009:3). Selanjutnya para ulama sendiri berbeda pendapat tentang kedudukan hukum atas multiakad. Pendapat pertama melarang segala bentuk transaksi yang mengandung multiakad. Hal ini sebagaimana hadis nabi yang diriwayatkan Imam Ahmad: ح ذ ص ب ح ذ ح ذ ص ب ش عج خ ع ع بن ث ح شة ل بي ع عذ ع جذ ا ش ح ث ع جذ للا ح ذ س ع ع جذ للا ث غع د أ ل بي ل ر ص ح ع فم ز ب ف ع فم خ إ س ع ي للا ص ى للا ع ع ل بي ع للا آو ا ش ث ب و ش ب ذ و بر ج Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Simak bin Harb ia berkata; Aku mendengar Abdurrahman bin Abdullah menceritakan dari Abdullah bin Mas'ud bahwa ia berkata; Tidak sah ada dua akad (jual beli) dalam satu akad, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah melaknat pemakan harta riba, yang memberinya, saksi atas akad riba dan orang yang menuliskannya" (H.R. AHMAD nomor 3539 dalam Musnad Ahmad Lidwa Pustaka i-software). Menurut mereka ketentuan hukun islam tentang larangan melaksanakan transaksi multiakad sudah jelas tersurat. Kemudian pendapat yang membolehkan praktik 39

55 multiakad dengan persyaratan yang harus dipenuhi. Pendapat yang kedua ini diikuti oleh mayoritas ulama. Secara umum, batasan yang disepakati oleh para ulama adalah sebagai berikut: Multiakad dilarang karena nash agama Dalam hadis, Nabi Saw secara jelas menyatakan tiga bentuk multiakad yang dilarang, yaitu multiakad dalam jual beli (ba i) dan pinjaman, dua akad dalam jual beli dalam satu transaksi. Sebagaimana hadis yang diriwayatakan Imam Nasai, sebagai berikut: أ خج ش ب ح ذ ث س اف ع ل بي ح ذ ص ب ع جذ ا ش ص اق ل بي ح ذ ص ب ع ش ع أ ة ع ع ش ث ش ع ت ع أ ث ع ج ذ ل بي ى س ع ي للا ص ى للا ع ع ع ع ف ث ع ع ش شط ف ث ع اح ذ ع ث ع ب ظ ع ذ ن ع س ثح ب ض Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Rafi', ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Ayyub dari 'Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dari jual beli dengan syarat diberi hutang, dua syarat dalam satu akad jual beli, dan menjual sesuatu yang tidak engkau miliki (H.R. NASAI nomor 4552 dalam Sunan Nasai Lidwa Pustaka i-software). 40

56 Pelarangan tersebut terdapat dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yaitu: ح ذ ص ب بد ح ذ ص ب ع جذ ح ث ع ب ع ح ذ ث ع ش ع أ ث ع خ ع أ ث ش ش ح ل بي ى س ع ي للا ص ى للا ع ع ع ث ع ز ف ث ع خ ل ذ ف غ ش ث عض أ ا ع ل ب ا ث ع ز ف ث ع خ أ م ي أ ث ع ه ز ا ا ض ة ث مذ ث ع ش ش ح ث غ ئ خ ث ع شش ل ف بس ل ع ى أ ح ذ ا ج ع ف ئ ر ا ف بس ل ع ى أ ح ذ ب ف ل ث أ ط إ ر ا و ب ذ ا ع مذ ح ع ى أ ح ذ ب ل بي ا ش بف ع ع ى ا ج ص ى للا ع ع ع ث ع ز ف ث ع خ أ م ي أ ث ع ه د اس ي ز ث ى ز ا ع ى أ ر ج ع غ ل ه ث ى ز ا ف ئ ر ا ج ت غ ل ه ج ج ذ ه د اس ي ز ا ف بس ق ع ث ع ث غ ش ص ع اح ذ ب ع ى ب ل ع ذ ع ص فم ز ل ذس ي و Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Abdah bin Sulaiman dari Muhammad bin Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang melakukan dua penjualan dalam satu kali transaksi. Sebagian ulama menafsirkan hadits ini, mereka mengatakan; maksud Dua penjualan dalam satu transaksi adalah perkataan seseorang; Aku menjual pakaian ini kepadamu dengan tunai seharga sepuluh dan kredit seharga dua puluh tanpa memisahkannya atas salah satu dari dua transaksi. Jika ia memisahkannya atas salah satu dari kedua transaksi tersebut maka tidak apa-apa selama akadnya jatuh pada salah satu dari keduanya. Asy Syafi'i berkata; Termasuk makna dari larangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang dua 41

57 transaksi dalam satu kali jual beli adalah perkataan seseorang; Aku menjual rumahku kepadamu dengan harga sekian dengan syarat kamu menjual budakmu kepadaku dengan harga sekian. Jika budakmu sudah menjadi milikku berarti rumahku juga menjadi milikmu, tata cara jual beli seperti ini berbeda dengan tata cara jual beli barang yang tidak diketahui harganya dan salah satu dari keduanya (penjual dan pembeli) tidak mengetahui tansaksi yang ia tujukan (H.R. TIRMIDZI nomor 1152 dalam Sunan Tirmidzi Lidwa Pustaka i-software). Suatu akad dinyatakan dinyatakan boleh selama objek, harga, dan waktunya diketahui oleh kedua belah pihak. Jika salah satu di antaranya tidak jelas, maka hukum dari akad itu dilarang. Imam Syafi i memberi contoh, jika seorang hendak membeli rumah dengan harga seratus, dengan syarat dia meminjamkan kepadanya seratus, maka sebenarnya akad itu tidak jelas apakah apakah dibayar seratus atau lebih. Sehingga harga dari akad jual beli itu tidak jelas, karena seratus yang telah diterima adalah pinjaman ( ariyah). Sehingga penggunaan manfaat dari seratus tidak jelas, apakah dari jual beli atau pinjaman (Hasanudin, 2009:3). Ibn Qayyim bependapat bahwa Nabi Saw melarang multiakad antara akad qardh dan jual beli, tetapi jika kedua akad itu berlaku sendiri-sendiri 42

58 hukumnya boleh. Larangan menghimpun qardh dan jual beli dalam satu akad untuk menghindari terjerumus kepada riba yang diharamkan. Hal itu terjadi ketika seseorang meminjamkan (qardh) seribu, lalu menjual barang yang bernilai delapan ratus dengan harga seribu. Dia seolah memberi seribu dan barang seharga delapan ratus agar mendapatkan bayaran dua ribu. Di sini ia memperoleh kelebihan dua ratus (Hasanudin, 2009:3). Selain multiakad antara qardh dan jual beli yang diharamkan, ulama juga sepakat melarang multiakad antara berbagai jual beli dan qardh dalam satu transaksi. Semua akad yang mengandung unsur jual beli dilarang untuk dihimpun dengan qardh dalam satu transaksi, seperti antara ijarah dan qardh, salam dan qardh, sharf dan qardh, dan sebagainya (Hasanudin, 2009:3). Meski penggabungan qardh dan jual beli ini dilarang, namun menurut al- Imrani tidak selamanya dilarang. Penghimpunan dua akad ini diperbolehkan apabila tidak ada syarat di dalamnya dan tidak ada tujuan untuk melipatkan harga melalui qardh. Seperti seseorang yang memberikan pinjaman kepada orang 43

59 lain, lalu beberapa waktu kemudian ia menjual sesuatu padahal ia masih dalam rentang waktu qardh tersebut.yang demikian hukumnya boleh (Hasanudin, 2009:3). Multiakad sebagai hilah ribawi Multiakad yang menjadi hilah ribawi dapat terjadi melalui kesepakatan jual beli inah atau sebaliknya dan hilah riba fadhl. Contoh Jual beli inah adalah menjual sesuatu dengan harga seratus secara cicil dengan syarat pembeli harus menjualnya kembali kepada penjual dengan harga delapan puluh secara tunai. Pada transaksi ini seolah ada dua akad jual beli, padahal nyatanya merupakan hilah riba dalam pinjaman (qardh), karena objek akad semu dan tidak faktual dalam akad ini. Sehingga tujuan dan manfaat dari jual beli yang ditentukan syariat tidak ditemukan dalam transaksi ini (Hasanudin, 2009:3). Ibn Qayyim menjelaskan bahwa agama menetapkan seseorang yang memberikan qardh (pinjaman) agar tidak berharap dananya kembali kecuali sejumlah qardh yang diberikan, dan dilarang menetapkan tambahan atas qardh baik dengan hilah atau lainnya. Demikian pula dengan jual beli 44

60 disyariatkan bagi orang yang mengharapkan memberikan kepemilikan barang dan mendapatkan harganya, dan dilarang bagi yang bertujuan riba fadhl riba atau nasa i bukan bertujuan pada harga dan barang. Demikian pula dengan transaksi kebalikan inah juga diharamkan. Seperti seseorang menjual sesuatu dengan harga delapan puluh tunai dengan syarat ia membelinya kembali dengan harga seratus. Transaksi seperti ini telah menyebabkan adanya riba (Hasanudin, 2009:3). Multiakad menyebabkan jatuh ke riba Hal ini terjadi apabila seseorang menjual sejumlah (misalnya 2 kg beras) harta ribawi dengan sejumlah harga (misalnya Rp ) dengan syarat bahwa ia dengan harga yang sama (Rp ) harus membeli dari pembeli tadi sejumlah harta ribawi sejenis yang kadarnya lebih banyak (misalnya 3 kilogram). Transaksi seperti ini adalah model hilah riba fadhl yang diharamkan. Transaksi seperti ini dilarang sebagaimana peristiwa yang terjadi pada zaman nabi di mana penduduk Khaibar melakukan transaksi kurma kualitas sempurna 1 kg dengan kurma kualitas rendah 3 kg, 3 kg dengan 3 kg dan seterusnya. 45

61 Praktik seperti ini dilarang oleh Nabi, dan beliau mengatakan agar ketika menjual kualitas rendah dibayar dengan harga sendiri, begitu pula ketika membeli kurma kualitas sempurna juga dengan harga sendiri (Hasanudin, 2009:23). Sebagaimana hadis nabi yang diriwayatkan Imam Bukhari sebagai berikut: ح ذ ص ب أ ث ا ذ ح ذ ص ب ا ش ع اث ش بة ع ب ه ث أ ط ع ع ع ش س ض للا ع بع ا ج ص ى للا ع ع ل بي ا ج ش ث ب ج ش س ث ب إ ل بء بء ا ش ع ش ث ب ش ع ش س ث ب إ ل بء بء ا ز ش ث ب ز ش س ث ب إ ل بء بء Artinya: Telah menceritakan kepada saya Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Ibnu Syihab dari Malik bin Aus bahwa dia mendengar 'Umar radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jual beli beras dengan beras adalah riba' kecuali begini-begini (kontan, cash), gandum dengan gandum adalah riba' kecuali begini-begini (kontan, cash), kurma dengan kurma adalah riba' kecuali begini-begini (kontan, cash) " (H.R. BUKHARI nomor 2025 dalam Shahih Bukhari Lidwa Pustaka i-software). Maksud hadis diatas, Menurut Ibn Qayyim, adalah akad jual beli pertama dan kedua harus dipisah. Jual beli kedua bukanlah menjadi syarat sempurnanya jual beli pertama, melainkan berdiri sendiri. Hadis di 46

62 atas ditujukan agar dua akad dipisah, tidak saling berhubungan, apalagi saling bergantungan satu dengan lainnya (Hasanudin, 2009:23). Multi akad terdiri dari akad-akad yang akibat hukumnya saling bertolak belakang atau berlawanan. Kalangan ulama Malikiyah mengharamkan multiakad antara akad-akad yang berbeda ketentuan hukumnya dan/atau akibat hukumnya saling belawanan atau bertolak belakang. Larangan ini didasari atas larangan Nabi Saw menggabungkan qardh dan jual beli. Dua akad ini mengandung hukum yang berbeda. Jual beli adalah muamalah yang kental dengan nuansa dan upaya perhitungan untung-rugi, sedangkan qardh adalah kegiatan sosial yang mengedepankan aspek persaudaraan dan kasih sayang serta tujuan mulia. Karena itu, sebagian ulama Malikiyah melarang multiakad dari akad-akad yang berbeda hukumnya, seperti antara jual beli dengan ju alah, sharf, musaqah, syirkah, atau qiradh (Hasanudin, 2009:23). Meskipun demikian, sebagian ulama Malikiyah yang lain dan mayoritas ulama non-malikiyah membolehkan multiakad jenis ini. Mereka beralasan 47

63 perbedaan hukum dua akad tidak menyebabkan hilangnya keabsahan akad. Dari dua pendapat ini, pendapat yang membolehkan multiakad jenis ini adalah pendapat yang lebih unggul (Hasanudin, 2009:23). Larangan multiakad ini karena penghimpunan dua akad yang berbeda dalam syarat dan hukum menyebabkan tidak sinkronnya kewajiban dan hasil. Hal ini terjadi karena dua akad untuk satu objek dan satu waktu, sementara hukumnya berbeda. Sebagai contoh tergabungnya antara akad menghibahkan sesuatu dan menjualnya. Akad-akad yang berlawanan (mutadhadah) inilah yang dilarang dihimpun dalam satu transaksi (Hasanudin, 2009:24). b) Jenis-jenis Jual Beli yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam (1) Larangan melakukan transaksi riba Secara umum riba dapat kita kelompokkan menjadi dua macam, yaitu: a) Riba Nasi ah Nasi ah artinya penundaan, yaitu riba yang terjadi dalam suatu suatu transaksi karena adanya unsur penundaan, baik yang terjadi dalam jual beli maupun dalam transaksi hutang piutang. Riba Nasi ah merupakan jenis riba yang populer pada jaman 48

64 jahiliyah. Contoh Riba Nasi ah yang popular adalah riba yang terdapat dalam Qardl (hutang piutang) yaitu seseorang memberikan qardl kepada pihak lain sejumlah uang dalam tempo yang disepakati, dan pihak mustaqridl (orang yang berhutang) harus membayar pada waktu yang disepakati dengan sejumlah tambahan tertentu sesuai dengan waktu yang disepakati pula (Azzam, 2010 :218). b) Riba Fadhl Riba Fadhl adalah tambahan pada salah pertukaran dua barang yang sama saat terjadi tukar menukar secara tunai. Hal ini biasanya terjadi dalam suatu transaksi pertukaran atau jual beli, di mana penjual dan pembeli melakukan akad jual beli antara barang yang sama (sejenis) tetapi terdapat perbedaan kuantitas. Riba Fadhl adalah jenis riba yang diharamkan melalui hadis nabi, contohnya yaitu apabila seseorang menukar gandum dengan gandum tetapi tidak sama ukurannya (Azzam, 2010:218). (2) Jual Beli yang mengandung unsur gharar Setiap transaksi jual beli yang memberi peluang terjadinya persengketaan, karena barang yang dijual tidak transparan, atau ada unsur penipuan yang dapat membangkitkan 49

65 permusuhan antara dua pihak yang bertransaksi, atau salah satu pihak menipu pihak lain dilarang oleh nabi Saw, transaksi yang mengandung gharar seperti menjual ikan yang masih dalam air, menjual buah yang masih di pohon dan semua jenis jual beli yang mengandung unsur ketidaktransparanannya (Qardhawi, 2007:356). (3) Jual beli yang mengandung maysir Istilah maysir (judi) merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu karena seseorang yang seharusnya menempuh jalan semestinya, walaupun jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki, walaupun jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai aturan syariah (Nawawi, 2012:265). Allah Swt dan Rasulullah Saw telah melarang segala jenis perjudian. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 90-91: 50

66 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu) (Al Maidah:90-91). (4) Jual beli yang mengandung unsur dharar Salah satu tujuan hukum islam adalah untuk melindungi jiwa. Maka sebagai umat islam kita harus mematuhinya karena dengan mematuhi hukum islam maka berarti kita telah menjaga diri kita. Segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah Swt Maka kita harus tunduk walaupun kita tidak mengetahui secara detail keburukan atau kemadharatannya. Terkadang sesuatu yang dapat dilihat oleh orang lain, suatu keburukan yang tidak terungkap pada suatu masa ternyata dapat diketahui pada masa sesudahnya (Qardhawi, 2007:50). Hal ini bisa kita perhatikan bagaimana Allah Swt mengharamkan babi. Pada mulanya, umat islam hanya hanya mengetahui bahwa pengharaman atas babi tersebut karena kotor dan menjijikkan. Seiring perkembangan 51

67 zaman ilmu pengetahuan berhasil mengungkap bahwa di dalam daging babi tersebut terdapat kuman dan bakteri yang mematikan (Qardhawi, 2007:50). Sebagaiman Allah Swt Berfiman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 220:... Artinya: Dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang Mengadakan perbaikan. Dan Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Al Baqarah:220). (5) Jual beli yang mengandung unsur haram Pada pembahasan rukun dan syarat jual beli sudah dijelaskan bahwa tidak boleh melakukan jual beli atas barang yang haram diperjualbelikan seperti bangkai, darah, babi dan lain sebagainya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Maidah ayat 3:... 52

68 Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. ( Al Maidah:3). (6) Jual beli yang mengandung unsur dzulm Kedhaliman merupakan tindakan melampaui batas yang sering terjadi dan digunakan seseorang untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Tindakan dengan dengan melakukan kedhaliman untuk mendapatkan keuntungan ini sering juga disebut dengan Machiavellian yaitu sikap menghalalkan segala cara asal tujuan bisa tercapai. Kedhaliman (penindasan) merupakan salah satu hal yang sangat dimurkai dan iharamkan dalam islam. Bahkan kedhaliman kepada orang lain tidak akan diampuni Allah sehingga orang tersebut meminta maaf kepada orang yang didhaliminya ( bisnis dalam islam/, diakses 29 Maret 2017). Larangan berbuat dzulm diterangkan dalam Al Qur an surat Al Baqarah ayat 279: 53

69 Artinya: Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya (Al Baqarah: 279). (7) Jual beli yang mengandung unsur maksiat Seorang muslim haram menjual atau membeli barang yang diketahuinya adalah hasil perbuatan maksiat atau akan digunakan untuk maksiat (Alfaifi, 2010:270). Hal ini diperkuat sebagaimana firman Allah dalam Al Qur an surat al Maidah ayat 2: Artinya:... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya (Al Maidah:2) 54

70 2. FATWA DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 TENTANG PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS) a. Ketentuan Hukum Sebuah perusahaan atau industry MLM dianggap halal dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah apabila memenuhi 12 poin persyaratan sebagai berikut : 1) Adanya objek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau produk jasa. Menurut Ketentuan fatwa DSN MUI, Barang adalah setiap benda berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat dimiliki diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen. Adanya objek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau produk jasa. Objek PLBS ini bisa apa saja asal halal, namun akan lebih bermanfaat dan tidak menimbulkan banyak polemik ketika objek PLBS ini berupa kebutuhan pokok atau produk yang sering kita pergunakan sehari-hari. Sedangkan, produk jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau pelayanan untuk dimanfaatkan oleh konsumen ( blogspot. nl/2012/06/mencermati bisnis penjualan langsung berjenjang syariah (MLM Syariah). html, diakses 26 Desember 2016). 55

71 2) Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram; Usaha MLM Syariah harus mendistribusikan atau menjual produk yang benar-benar halal. Kategori halal dan untuk wilayah Indonesia dapat merujuk pada daftar halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Karenanya, bukti kehalalan pun harus tertera jelas di label produk, sehingga mudah dilihat oleh konsumen. Bagi yang belum memiliki sertifikasi halal, bukan berarti langsung jatuh pada kategori haram. Asal secara produksi dan zat diyakini secara pasti bahwa itu halal, maka untuk sementara dapat diyakini sebagai produk halal sampai ada penelitian lebih lanjut, jika itu diperlukan (Kuswara, 2005: ). 3) Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur gharar, maysir, riba, dharar, dzulm, maksiat; Dalam poin ke tiga ini fatwa menjelaskan adanya 6 poin yang terlarang dalam setiap industry MLM yaitu : a. Larangan gharar Gharar adalah transaksi yang mengandung tipuan dari salah satu pihak sehingga pihak lain dirugikan (Hosen, 20007: 23). b. Larangan maysir yang mengacu kepada Q.S. Al Maidah:90 Maysir atau perjudian, adalah setiap tindakan atau permainan yang bersifat untung-untungan/spekulatif yang dimaksudkan 56

72 untuk mendapatkan keuntungan materi. Tindakan seperti ini membawa dampak terjadinya praktik kepemilikan harta secara batil (Subagyo, 2009: 266). c. Larangan unsur riba mengacu Q.S. Al Baqarah:275. Riba adalah transaksi dengan pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara batil dan atau bertentangan dengan ajaran islam (Hosen, 20007:81). d. Larangan dzulm mengacu pada Q.S. Albaqarah:279. Dzulm berari penganiayaan, aniaya, lawal dari adil (Hosen, 20007:81). Larangan meliputi larangan mendhalimi orang lain dan larangan didhalimi oleh orang lain. e. Larangan unsur dzarar Larangan unsur dzarar (yang membahayakan) mengacu pada hadis poin b yaitu sabda rasul: Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain. f. Larangan maksiat Maksiat adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah dan merupakakan perbuatan dosa (Pusat Bahasa, 2007 : 704). 57

73 4) Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (excessive mark-up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan kualitas/manfaat yang diperoleh; Menurut ketentuan fatwa DSN MUI, excessive mark-up adalah batas marjin laba yang berlebihan yang dikaitkan dengan hal-hal lain di luar biaya. Penentuan harga agar tidak mendhalimi sesama manusia lainnya atau dalam hal ini masuk dalam kategori wajar dan ini sesuai sabda Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad: ح ذ ص ب ع ش ج ؤ ل ب ل ح ذ ص ب ح بد ث ع خ ع ل ز بد ح ص بث ذ ا ج ب ع أ ظ ث ب ه ل بي غ ل ا غ عش ع ى ع ذ س ع ي للا ص ى للا ع ع ف م ب ا ب س ع ي للا ع ع شد ف م بي إ للا ا خ ب ك ا م بث ض ا ج بع ظ ا ش اص ق ا غ ع ش إ ل سج أ أ م ى للا ث ظ خ ظ ز ب إ ب ف د ل بي ل ط ج أ ح ذ Artinya : Telah menceritakan kepada kami Suraij dan Mu'ammal berkata, Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Qatadah dan Tsabit al-bunani dari Anas bin Malik berkata: pernah terjadi pada masa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam harga barang manjadi mahal, sehingga orang-orang berkata: wahai Rasulullah! tetapkanlah harga, maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Sang Maha pencipta, yang Maha menggenggam dan yang melapangkan serta hanyalah Dia yang Maha penentu harga, dan saya berharap bertemu Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun yang menuntutku atas kezaliman yang saya perbuat kepadanya baik hak darah maupun harta (harga) (H.R. Ahmad nomor dari Kitab 9 Imam Hadist Lidwa Pustaka i-software) 58

74 Ketentuan umum yang digunakan dalam penentuan harga pada produk MLM Syariah biasanya menggunakan sistem murabahah. Murabahah sendiri adalah menjual barang setelah ada penambahan harga dari harga asal (harga beli) atau lebih dikenal dengan mark-up. Kaidah penetapan harga ini sebenarnya adalah patokan yang lazim digunakan karena jelas setiap penjual akan untung kalau mereka memberikan penetapan harga yang lebih tinggi dari harga asal (mark-up margin laba). Dengan cara inilah MLM Syariah merujuk pada sistem penjualan model murabahah, yaitu dengan menetapkan harga yang lebih tinggi dari harga beli atau harga asal dengan standar mark-up yang telah ditentukan dan direncanakan untuk setiap item barang yang dijualnya (Kuswara, 2005: 132). 5) Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa, dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS; Poin ini merujuk kepada kaidah fikih yang tersebut dalam fatwa yaitu : ا لج ش ع ى ل ذ س ا ش م خ Artinya : Upah adalah sesuai dengan jerih payah atau usaha. 59

75 MLM yang sesuai syariah akan memberikan peluang yang sama bagi yang sudah menjadi member dan yang baru menjadi member, pengaruh besar kecilnya bonus diberikan sesuai dengan usaha yang dilakukan oleh member tersebut. Usaha member tersebut tidak hanya menitik beratkan pada perekrutan member baru, tetapi juga terhadap pembinaan member yang ada serta menekankan pada penjualan produk. Karena dengan kewajiban membina downline serta kewajiban menjual mereka harus bekerja secara kontinu. (Kuswara, 2005: 134). 6) Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan perusahaan. Distributor dan perusahaan harus jujur, ikhlas, transparan dan tidak menipu, dan tidak menjalankan bisnis yang haram ataupun syubhat (tidak jelas haram maupun halalnya). Distributor dalam hal ini berhak menerima imbalan setelah berhasil memenuhi akadnya. Sedangkan pihak perusahaan yang menggunakan jasa marketing juga harus segera memberikan imbalan kepada distributor dan tidak boleh menghanguskan dan menghilangkannya (Kuswara, 2005: 97). 60

76 7) Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau jasa; Dari awal bergabung sudah dijelaskan bagaimana cara menjalankan bisnis MLM yaitu menjual produk secara langsung kepada konsumen dan mencari teman atau anggota baru agar ikut bergabung dan bersedia memasarkan produk-produk perusahaan. Untuk dapat meraih kesuksesan dalam sistem ini setiap distributor harus bekerja keras menjual produk-produk perusahaan kepada konsumen dan mencari mitra kerja untuk melakukan hal yang sama sebanyak-banyaknya, sehingga mempunyai jaringan yang luas. Adapun penghasilan mereka diperoleh dari laba grosir, laba eceran, dan prosentase dari volume penjualan total kelompok atau jaringan yang berhasil dibentuk. Mereka yang berprestasi tinggi akan mendapatkan penghasilan yang tinggi pula (Hidayat, 2002:20). 8) Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak menimbulkan ighra. Menurut ketentuan fatwa DSN MUI, Ighra adalah daya tarik luar biasa yang menyebabkan orang lalai terhadap kewajibannya demi melakukan hal-hal atau transaksi dalam rangka memperoleh bonus atau komisi yang dijanjikan. Keuntungan dalam bisnis MLM syariah, berorientasi pada keuntungan duniawi dan ukhrawi. Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa keuntungan dalam Islam 61

77 adalah keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan akhirat maksudnya, bahwa dengan menjalakan bisnis itu, seseorang telah dianggap melaksanakan ibadah (asalkan bisnisnya sesuai dengan syariah). Dengan bisnis, seseorang juga telah membantu orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selanjutnya, pemberian penghargaan dan cara menyampaikanya hendaknya tetap dalam koridor tasyakur, untuk menghindarkan penerimanya dari takabur dan kufur nikmat, seolah-olah ia telah melupakan Allah karena ighra MLM yang islami senantiasa berpedoman dengan akhlak Islam (Rivai, 2012:316). 9) Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara anggota pertama dengan anggota berikutnya; PLB yang benar harus bisa memberikan jaminan bahwa downline paling bawah akan bisa mendapatkan imbal hasil yang sama dengan yang mulai lebih awal, jika berhasil melakukan distribusi produk PLB meskipun downline tersebut tidak lagi memiliki downline. Salah satu strateginya adalah membuat ketentuan bahwa meskipun upline sudah memiliki downline, namun upline tidak berhak memeroleh komisi atau bonus atas keberadaan downline tersebut, jika upline dan/atau downline tidak berhasil memenuhi kuota penjualan dalam jumlah dan waktu yang ditentukan. Begitu pula jika anggota paling awal tidak berhasil melakukan penjualan dengan kuota tertentu, maka dia tidak berhak memeroleh komisi atau bonus. 62

78 Kemudian, hal yang harus diingat bahwa komisi atau bonus hanyalah penyemangat bisnis atas keberhasilan menjual produk, bukan tujuan utamanya (http: zabrahkomputer. blogspot.nl/2012/06/ mencermati bisnis penjualan langsung berjenjang syariah (MLM Syariah).html diakses 26 Desember 2016). 10) Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan acara seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan aqidah, syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat dan lain-lain; PLBS yang benar harus mengakomodasi kepentingan ibadah kepada Tuhan, berbuat baik kepada sesama, tidak memaksa, mencegah perilaku boros, mencegah pemenuhan kebutuhan yang tidak perlu, serta tidak merugikan orang lain (http: zabrahkomputer. blogspot.nl/2012/06/ mencermati bisnis penjualan langsung berjenjang syariah (MLM Syariah).html diakses 26 Desember 2016). 11) Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota yang direkrutnya tersebut; Perusahaan yang menjalankan bisnisnya dengan sistem MLM tidak hanya sekedar menjalankan penjualan produk barang, melainkan juga bertujuan untuk merekrut calon member agar bisa memasarkan produknya tersebut melalui sistem multi level yang telah ditetapkan perusahaan. Begitu pula member MLM yang telah 63

79 bergabung mempunyai kewajiban mengajari cara menjalankan bisnisnya mulai dari cara presentasi, pengembangan mental kewirausahaan, dan pemasarannya. Selain itu tanggung jawab kepada member baru tersebut berlangsung terus secara berkelanjutan termasuk memotivasi dan mengawasi agar member baru tersebut tidak menyimpang dari kode etik perusahanan (Hasibuan, 2005:52). 12) Tidak melakukan kegiatan money game. Dalam fatwa ini, yang dimaksud money game adalah kegiatan penghimpunan dana masyarakat atau penggandaan uang dengan praktik memberikan komisi dan bonus dari hasil perekrutan/pendaftaran Mitra Usaha yang baru/bergabung kemudian, dan bukan dari hasil penjualan produk, atau dari hasil penjualan produk namun produk yang dijual tersebut hanya kamuflase atau tidak mempunyai mutu/kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan. b. Ketentuan Akad Akad-akad yang digunakan dalam Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) 1) Akad Ju alah (Menurut Fatwa DSN MUI NO: 62/DSN-MUI/XII/2007 tentang Akad Ju alah) a) Pengertian Akad Ju alah Ju alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan (reward/ iwadh/ju l) tertentu atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan. 64

80 b) Rukun dan syarat Akad Ju alah (1) Pihak Ja il harus memiliki kecakapan hukum dan kewenangan (muthlaqal-tasharruf) untuk melakukan akad; (2) Objek Ju alah (mahal al- aqd/maj ul alaih) harus berupa pekerjaan yang tidak dilarang oleh syariah; (3) Hasil pekerjaan (natijah) sebagaimana dimaksud harus jelas dan diketahui oleh para pihak pada saat penawaran; (4) Imbalan Ju alah (reward/ iwadh/ju l) harus ditentukan besaran-nya oleh Ja il dan diketahui oleh para pihak pada saat penawaran; dan (5) Tidak boleh ada syarat imbalan diberikan di muka (sebelum pelaksanaan objek ju alah); 2) Akad Ijarah (Fatwa DSN MUI NO: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ijarah) a) Pengertian akad ijarah Akad ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. b) Rukun dan Syarat Ijarah: (1) Sighat Ijarah, yaitu ijab dan kabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain. 65

81 (2) Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa. (3) Objek akad ijarah adalah : a. manfaat barang dan sewa; atau b. manfaat jasa dan upah. 66

82 BAB III PRAKTIK MULTILEVEL MARKETING MCI di MASYARAKAT A. Profil MCI 1. Sejarah Berdirinya Milionaire Club Indonesia (MCI) MCI atau sering disebut MC-Indonesia. MCI merupakan singkatan dari Milionaire Club Indonesia. MCI merupakan komunitas/bagian dari PT. `Milionaire Group Indonesia yang berdiri tahun 04 Februari Hal yang mendasari berdirinya adalah keinginan untuk membangun individu-individu dalam masyarakat Indonesia untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, maka terbentuklah gagasan bisnis yang sangat menarik yaitu MCI (Millionaire Club Indonesia). Dengan slogan Better Life with MCI diharapkan MCI kedepannya menjadi MLM terbaik dalam mensejahterakan anggotanya. Konsep bisnis ini untuk membangun kehidupan yang lebih baik mulai dari ekonomi, komunitas, kesehatan, maupun lifestyle. Dengan konsep bisnis yang revolusioner yakni bisnis ini diharapkan dapat membantu banyak orang mencapai kesuksesan yang selama ini tidak dapat dicapai di bisnis lain. Ditambah dengan produk-produk yang sangat menarik dan bermanfaat bagi kesehatan, maka bisnis ini dapat berjalan hampir di semua segmen baik wanita, pria, pemerhati kesehatan, pencari passive income, maupun untuk pengembangan kepribadian. 67

83 Keberhasilan yang telah dicapai MCI saat ini tidak akan lepas dari peran VSN. VSN adalah singkatan dari Victory System Network. VSN adalah organisasi pendukung yang menyediakan strategi dan langkah langkah kerja yang telah terbukti berdasarkan pengalaman dari orang orang yang berhasil. VSN merupakan sekolah bisnis untuk meningkatkan keterampilan distributor dalam mengembangkan bisnis ini. VSN menyediakan pertemuan, alat bantu dan pelatihan. ( MGI (PT.Millionaire Group Indonesia) - Pusat Grosir Dropship.html diakses 6 agustus 2016). 2. Visi dan Misi Adapun visi dari MCI adalah menjadi perusahaan network marketing yang terbaik untuk mencapai kesejahteraan anggotanya baik dari segi finansial, maupun kesehatan. Selanjutnya, misi dari perusahaan tersebut adalah memberikan layanan terbaik dengan jaminan dengan jaminan para membernya akan mendapat layanan eksklusif, berupa kemudahan, produk dan jaringan yang berkualitas, dengan harga yang kompetitif. Kemudian, misi selanjutnya adalah mengembangkan bisnis melalui peningkatan kualitas, jenis produk, pembaharuan sistem promosi dan sistem pendukung ( diakses 3 Agustus 2016). 3. Legalitas Hukum Nomor SIUP : 503/1633.A/ /2011. No SIUPL : 78/1/SIUPLT/I/PMDN/PERDAGANGAN/2013 Nomor TDP :

84 ( diakses pada 7 Agustus 2016). Komisaris MGI : Hendra Thi attu Direktur Utama MGI : Wilson Mandala Putra, S.E (Hasil wawancara dengan Saudari Maya tanggal 26 Agustus 2016). 4. Lokasi perusahaan Sampai dengan saat ini MCI memiliki 2 kantor perwakilan yang terletak di Surabaya dan Jakarta. a. Ngagel Jaya Indah Blok C 71 Surabaya. b. Rukan Mangga II Square Blok D-38 Jakarta Utara (Katalog produk MCI hlm 1 ). Kantor perwakilan MCI dapat dilihat seperti gambar 3.1 Gambar 3.1 Kantor Perwakilan MCI Sumber sahabatnano.blogspot.co.id/p/peluang Bisnis Mci _ Profil Perusahaan.html diakses pada 6 Agustus

85 5. Perkembangan Bisnis MCI MCI sudah berjalan 5 tahun, Pada akhir bulan Februari tahun 2016, MCI baru saja mencapai rekor dunia 1300 member MCI naik kapal pesiar dan di tahun ini sedang mempersiapkan diri menuju MLM syariah. Kemudian di Tahun 2018 direncanakan umroh sebanyak 1800 member (Hasil wawancara dengan Ibu Devi tanggal 19 Agustus 2016). Selanjutnya, perkembangan sarana prasarana MCI itu sendiri, MCI telah mempunyai 2 kantor cabang yakni di Jakarta dan Surabaya, dan kini tengah nelakukan proses pembangunan kantor ketiganya di Soho Capital Jakarta yang pada tahun ini selesai. Kemudian di Surabaya tengah membangun graha MCI. Pembangunan kantor kedua gedung ini diharapkan bisa mengoptimalkan pelayanan terhadap member di sekitar wilayah tersebut (Hasil wawancara dengan Saudari Ida pada 14 Oktober 2016). B. Produk produk MCI 1. Glucola Merupakaan minuman kesehatan dan kecantikan yang berbentuk serbuk Glucola mempunyai manfaat pada seluruh tubuh. Dengan sifat antioksida, glucola mempunyai fungsi untuk detoksifikasi, regenerasi sel dan mencegah penuaan dini. Glucola sangat bermanfaat bagi kecantikan dan kesehatan secara menyeluruh, baik, kulit, rambut, ginjal, dan usus (Katalog produk MCI hlm. 3). 70

86 2. Glucola Gel Merupakan facial foam yang berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati dan mencerahkan wajah (Katalog produk MCI hlm 4). 3. Nano spray Minyak semprot yang menggunakan teknologi nanometer untuk mengubah air menjadi partikel atom dalam beberapa detik sehingga nutrisi dan kadar oksigen dalam air bisa masuk ke dalam pori-pori kulit dan berfungsi untuk menghilangkan garis kerutan pada kulit. Nano spray akan cepat reaksinya jika dikombinasikan dengan magic stick (Katalog produk MCI hlm. 5). 4. Magic stick Berbentuk tongkat dengan panjang sekitar 10 cm yang mengandung batuan germanium yang sangat baik untuk memaksimalkan kinerja syaraf, kelenjar dan mengencangkan kulit. Penggunaan magic stick akan sangat tampak jika dikombinasikan dengan nano spray (Katalog produk MCI hlm. 8). 5. Bioglass Adalah lempeng kaca bundar yang dapat memancarkan energi skalar positif berupa frekuensi 127 Megacycle of beta Rhytm (127 MBR) dalam radius 5 meter lebih ke segala arah. Bioglass membuat energi tubuh optimal sistem cakra, pusat-pusat/titik pengendali kekuatan tubuh manusia berputar normal, maka terjadilah self healing, yaitu tubuh mampu menyembuhkan 71

87 dirinya sendiri, ibaratnya Bioglass adalah charger (pembangkit kembali energi) tubuh kita (Katalog produk MCI hlm.10). 6. So Shin Merupakan teh hijau dengan kandungan asam Chllorogenic dan rumput laut coklat. Manfaat dari So Shin yaitu membantu menurunkan berat badan, sumber serat, energi dan vitamin yang sangat diperlukan tubuh (Katalog produk MCI hlm. 6). 7. Green Tea Merupakan teh hijau dengan kandungan pasak bumi yang rendah kafein dan mengandung antioksida alami yang sangat kuat yang disebut juga polifenol. Manfat dari green tea sendiri yaitu mencegah resiko kebotakan, membersihkan jerawat, mencegah penyakit diabetes, mengurangi tekanan darah tinggi, membantu menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan libido dan kekebalan tubuh (Katalog produk MCI hlm. 7). 8. Pendant Aura Kalung kesehatan yang terbuat dari batu germanium tanpa kandungan magnet yang mempunyai kemampuan untuk memancarkan Far Infra Red (FIR) yang sangat baik untuk mengalirkan energi dan meningkatkan stamina, memperlancar peredaran darah dan menjaga kadar Ph dalam tubuh (Katalog produk MCI hal. 9). 72

88 C. Sistem Milionaire Club Indonesia 1. Sistem Manajemen Milioner Club Indonesia a. Metode Perekrutan Anggota MCI Banyak metode yang digunakan dalam merekrut member baru diantaranya: 1. Upline mengajak secara langsung orang orang terdekatnya. 2. Upline melakukan promosi menggunakan media sosial seperti facebook, instagram, twitter (Hasil wawancara dengan Ibu Susi tanggal 17 Oktober 2016). 3. Upline mendemokan produknya secara langsung kepada calon member (Hasil wawancara dengan Ibu Romsatun tanggal 6 Agustus 2016). 4. Upline menceritakan kualitas produknya dan menceritakan pengalaman orang yang sukses dengan MCI (Hasil wawancara dengan Ibu Nisa tanggal 12 Oktober 2016). b. Persyaratan masuk MCI 1) Calon member melakukan pembelian paket produk dengan melakukan transfer ke rekening perusahaan. 2) Calon member harus memenuhi persyaratan yaitu : foto kopi kartu identitas (KTP), Alamat, Nomor HP, , dan rekening bank. 3) Setelah registrasi selesai maka paling lambat sehari calon member akan menerima pemberitahuan melalui dan Nomor HP 73

89 bahwa keanggotaan calon member sudah aktif bergabung (Hasil wawancara dengan Saudari Ida Tanggal 14 Oktober 2016). c. Larangan dan sanksi dalam MCI 1. Larangan menjual diatas atau dibawah harga. 2. Larangan memindahkan jaringan orang lain supaya berpindah ke jaringannya. 3. Larangan monopoli wilayah pemasaran (Hasil wawancara dengan Ibu Susi tanggal 17 Oktober 2016). 4. Larangan menjalankan bisnis dua jenis MLM. 5. Apabila member MCI kemudian melanggar akan di blokir keanggotaannya (Hasil wawancara Bu Devi tanggal 09 Agustus 2016). d. Hak dan Kewajiban Member MCI 1. Member mendapatkan satu hak usaha (ID) setiap pembelian 1 Paket produk. Member MCI diperbolehkan untuk memiliki lebih dari satu hak usaha atas nama yang sama dengan melakukan pembelian paket produk. 2. Member mendapatkan username dan password untuk mengakes web pusat MCI dan situs web untuk promosi (Hasil wawancara dengan Saudari Maya tanggal 26 Agustus 2016). 3. Member mendapatkan pembinaan dari upline maupun tim MCI. 4. Member berhak memasarkan produk dan membangun jaringan. 5. Member wajib mematuhi aturan yang ditetapkan perusahaan. 74

90 6. Member wajib membina downline. 7. Member wajib menjaga nama baik perusahaan (Hasil wawancara dengan Saudari Nisa tanggal 12 Oktober 2016). e. Metode Pembinaan Member Ada banyak sekali metode pembinaan member di MCI yaitu pembinaan langsung dari upline kepada downline, atau member bisa belajar lebih lanjut di situs web pusat MCI. Selain itu juga ada seminar Victory System Netwotk (VSN) yang dilakukan rutin tiap bulan biasanya ada jadwalnya tersendiri. Seminar VSN ini diselenggarakan di kota kota besar seperti Solo, Salatiga, Jogja dan masih banyak lainnya (Hasil wawancara dengan Bu Devi tanggal 19 Agustus 2016). f. Klasifikasi Member MCI 1) Paket Wow (Member biasa) Paket Join yang dikeluarkan MCI mulai harga paket hingga Tabel 3.1 Daftar Harga Paket No. Harga Paket Produk 1 Rp buah magic stick dan 2 box green 6 sachet atau 10 box green 6 sachet 2 Rp Bio glass 2 Plus 3 Rp Pendant aura dan Glucola gel 4 > Rp Bebas menentukan produk yang dibeli diatas Rp , ditambah gratis voucher produk lima ratus ribu Sumber : Leaflet harga MCI pembelian 75

91 2) Paket Upgrade Diperuntukkan bagi yang sudah bergabung di Paket Wow atau ID Single MCI agar bisa mengikuti jalan jalan luar negeri (Hasil wawancara dengan Maya tanggal 03 September 2016). Ada 2 jenis paket produk yang ditawarkan dalam paket upgrade ini seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Daftar Harga Paket Upgrade No. Harga Paket Produk 1 Rp Magic stick atau Pendant aura 2 Rp Bebas memilih produk, gratis voucher pembelian produk Rp Sumber : Leaflet harga MCI 3) Paket ID REWARD ID Reward hampir sama dengan ID single hanya saja di paket ID reward berkesempatan mendapatkan bonus dan reward yang disediakan oleh MCI. Apabila kita bergabung dengan MCI kita akan mendapatkan 1 poin ( 06/cara bergabung menjadi member mci/diakses pada 6 agustus 2016). 76

92 Penjelasan mengenai daftar harga paket bisa dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Daftar Harga Paket ID Reward No. Harga Paket Produk 1 Rp Pendant Aura + 1 box Glucola 2 Rp Magic stick 2 + Pendant Aura + 1 box Glucola 3 Rp box Glucola/Green tea+ Magic Stick 2 4 Rp Bebas menentukan produk yang dibeli diatas Rp , ditambah gratis voucher pembelian produk lima ratus ribu 5 Rp box So Shin 6 Rp Nano Spray 2 + Magic Stick 2/Pendant Aura + 1 Box Glucola 7 Rp Box Glucola/Green Tea + Nano Spray 2 8 Rp Nano Spray 2 + Bioglass + 1 Box Glucola Sumber : Leaflet harga MCI 4) ID REWARD 2 Poin Sama seperti ID reward perbedaannya terletak pada setiap pembelian paket reward 2 poin kita berhak atas 2 poin yang secara otomatis akan terinput langsung di member ID ( mcibisnis.com/2015/07/06/cara bergabung menjadi member mci/diakses 6 agustus 2016). Tabel 3.4 Daftar Harga Paket ID Reward 2 Poin No. Harga Paket Produk 1 Rp Magic stick box Glucola 2 Rp Bioglass V2 + 1 box Glucola 3 Rp Nano spray box Glucola 4 Rp Nano Spray Box Glucola + 3 Tube Glucola 5 Rp Nano Spray 2 + Nano Spray 3 + Magic Stick 2 6 Rp pcs nano Spray 3 + Magic Stick 2 7 Rp pcs Nano Spray Box Glucola Sumber : Leaflet harga MCI 5) Paket Heboh. Merupakan gabungan dari paket wow dan paket upgrade yang dibayar secara langsung. Paket heboh Mendapatkan voucher 77

93 pembelian produk Rp dapat digunakan untuk pembelian semua produk MCI kecuali nano spray. Penjelasan mengenai paket produk yang termasuk dalam paket Heboh bisa dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Daftar Harga Paket Heboh No. Harga Paket Produk 1 Rp Paket wow Paket Upgrade Rp Rp Paket wow Rp Paket Upgrade Rp Paket wow Rp mendapatkan nano spray + Magic Stick,atau Nano spray + pendant aura,dan paket upgrade Rp Sumber : Leaflet harga MCI 6) Paket ID Diamond Paket Join yang dikeluarkan MCI mulai harga paket Rp hingga Rp Adapun mengenai paket produk yang termasuk dalam paket ID Diamond bisa dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Daftar Harga Paket Diamond No. Harga Paket Produk 1 Rp buah Magic Stick 2 Rp Magic stick+ Pendant Aura+ 1 Box Soshin 3 Rp buah Bioglass 4 Rp Bioglass + Pendant Aura + 1 Box Soshin 5 Rp nano spray V3 + 3 Box Soshin atau nano spray V3 + 2 glucola gel +2 glucola 6 Rp nano spray V3 + magic stick Sumber : Leaflet harga MCI 7) ID Full Diamond Sama dengan ID Diamond sebelumnya perbedaan terletak pada pemberian bonus yang diberikan paling besar daripada paket 78

94 lainnya. Adapun mengenai penjelasan daftar harga paket ID Full Diamond bisa dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Daftar Harga Paket Full Diamond No. Harga Paket Produk 1 Rp Bioglass + 2 buah Magic Stick + 2 Pendant Aura 2 Rp Bioglass+ Pendant Aura+Magic Stick + glucola + glucola gel+1 box so shin 3 Rp buah Bioglass 4 Rp nano spray V3 + Magic Stick + Pendant Aura+ glucola + glucola gel+ 1 box so shin 5 Rp nano spray V3+2 Magic Stick+2 Pendant Aura Sumber : Leaflet harga MCI g. Level Keanggotaan MCI a) Member Level anggota yang sudah mempunyai member kurang dari 400 pasang kanan dan kiri. b) Emerald Level anggota yang sudah mempunyai member 400 pasang kanan dan kiri. c) Diamond Level anggota yang sudah mempunyai member 1000 pasang kanan dan kiri. d) Elite Diamond Level anggota yang sudah mempunyai member 5000 pasang kanan dan kiri (Hasil wawancara Bu Devi tanggal 19 Agustus 2016). 79

95 2. Sistem Pembagian Bonus MCI Pembagian setiap bonus tergantung dari kerja masing-masing member. Pemberian bonus didasarkan pada sebarapa banyak member tersebut dapat menjual paket produk. Member yang tidak melakukan perekrutan penjualan tidak mendapatkan bonus (Hasil wawancara dengan Ibu Romsatun 18 Agustus 2016). Sistem pemberian bonus MCI menggunakan sistem binary (sistem dua kaki). Sistem ini cukup merekrut 2 member yaitu 1 member kanan dan 1 member kiri (Hasil wawancara bu Devi tanggal 19 Agustus 2016). Setiap member berhak mendapatkan bonus sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan perusahaan. Bonus yang didapatkan antara lain: a. Bonus Sponsor Bonus sponsor adalah bonus yang diperoleh apabila seorang member mengajak orang lain untuk menjadi member MCI. Menurut Saudari Ida (Pelaku bisnis MCI) pemberian bonus sponsor kepada member adalah sebagai berikut: bonus sponsor paket wow dan ID reward Rp , paket heboh dan paket ID Diamond Rp , ID member reward 2 poin Rp , dan paket ID full Diamond Rp (Hasil wawancara dengan Saudari Ida tanggal 14 Oktober 2016). b. Bonus Level Bonus Level adalah bonus yang diperoleh dari perkembangan Member Get Member. Bonus Level akan diberikan ketika terjadi 80

96 perkembangan jaringan yaitu pertambahan 1-kiri dan 1-kanan pada 1 Level yang sama dan Bonus Level ini hanya diberikan 1 kali per 1 Level sebesar Rp ,-. Skema pemberian bonus level dapat dilihat gambar 3.2. MEMBER MCI Gambar 3.2 skema bonus level Sumber : Leaflet harga MCI Contoh: Gambar 3.2 menjelaskan orang yang telah menjadi member MCI me- rekrut A dan B. Kemudian, A dan B masing-masing merekrut 1 orang dan terduplikasi kebawah. Jadi, meskipun member MCI hanya merekrut 2 orang member MCI tetap dapat menikmati Bonus Level tanpa batas kedalaman (Leaflet marketing plan MCI). c. Bonus Pasangan dengan flush out 14 pasang/hari Bonus pasangan adalah bonus yang diperoleh dari pertumbuhan jaringan member MCI. Bonus pasangan akan diberikan kepada member MCI dapatkan setiap terjadi pasangan yaitu pertumbuhan 1-kiri dan 81

97 1-kanan (ada keseimbangan). Bonus pasangan juga tidak melihat posisi titik harus bseimbang atau sejajar. Ketika terjadi bonus pasangan, maka member MCI akan mendapatkan bonus pasangan sebesar Rp seperti pada gambar 3.3. MEMBER MCI Gambar 3.3 skema bonus pasangan Sumber : Leaflet harga MCI Sepuluh bonus pasangan pertama akan diberikan dalam bentuk produk. Selanjutnya 100 bonus pasangan berikutnya dapat member MCI terima 100% secara tunai. Kemudian, akan terulang lagi 10 bonus pasangan yang ditukarkan dengan produk, kemudian 100 bonus pasangan berikutnya diterima secara cash dan seterusnya (Leaflet marketing plan MCI). d. Bonus Matching Bonus Matching adalah bonus yang diperoleh apabila member yang dibina member MCI secara langsung bisa berkembang dan mendapatkan bonus pasangan (Hasil wawancara dengan Saudari Maya tanggal 03 September 2016). 82

98 Ketentuan pemberian bonus matching ada 2 macam yaitu sebesar 25% dari bonus pasangan downline langsung member MCI sebanyak 3 generasi. Kemudian, bonus matching sebesar 10% dari bonus pasangan downline langsung member MCI sebanyak 3 generasi berikutnya (Leaflet marketing plan MCI). e. Bonus Cycle (Rp ) dengan flush out 7 cycle/hari Bonus yang diperoleh ketika terjadi pertumbuhan dua titik sebelah kiri dan dua titik sebelah kanan di dalam jaringan member MCI. Ketika terjadi terjadi bonus cycle, maka member MCI akan mendapatkan bonus sebesar Rp , seperti pada gambar 3.4. MEMBER MCI Gambar 3.4 skema bonus cycle Sumber : Leaflet harga MCI Lima bonus cycle pertama akan diberikan produk. Selanjutnya lima bonus cyle berikutnya akan diberikan uang tunai. Pemberian bonus ini akan terus berulang hingga pemberian bonus cycle kelimapuluh. 83

99 Setelah itu, pemberian bonus cycle 50 berikutnya akan diberikan uang tunai (Leaflet marketing plan MCI). f. Bonus Royalti 1) 1% omzet MCI global diberikan kepada member MCI yang mencapai atau mempunyai total member 400 kiri kanan. 2) 2% omzet MCI global diberikan kepada member MCI yang mencapai atau mempunyai total member 1000 kiri 1000 kanan (Leaflet marketing Plan MCI). g. Reward Reward diberikan kepada member ketika saat mencapai kualifikasi tertentu. Bonus yang didapatkan antara lain: 1) Trip ke luar negeri Trip ke luar negeri sesuai dengan promo yang ditentukan misalnya: Seperti yang dikatakan oleh Bu Devi bahwa promo trip Tahun 2016, promo trip-nya adalah jalan-jalan ke Korea. Jalan-Jalan ke Korea diberikan kepada member MCI yang telah mempunyai 17 poin kiri kanan, atau melakukan penjualan 17 paket kiri dan kanan dalam waktu 4 bulan. Kemudian, member yang berhasil memenuhi promo trip tadi akan mendapatkan uang saku, dan menginap di hotel berbintang empat atau lima (Hasil wawancara Bu Devi tanggal 19 Agustus 2016). 84

100 2) Bonus cash Rp Bonus cash ini diberikan ketika seorang member mempunyai total poin diamond 1000 kiri-1000 kanan (berlaku paket ID Diamond dan Id Full Diamond) (Hasil wawancara dengan Saudari Maya tanggal 26 Agustus 2016). 3) Bonus cash Rp ,-. Bonus cash tersebut diberikan kepada anggota Elite Diamond Mempunyai total poin 5000 kiri-5000 kanan (berlaku semua paket MCI kecuali paket Upgrade) (Hasil wawancara dengan Ibu Devi tanggal 19 Agustus 2016). 85

101 BAB IV PRAKTIK MILIONAIRE CLUB INDONESIA (MCI) MENURUT UNDANG UNDANG NO.07 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN, FIKIH MUAMALAH, DAN FATWA DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 TENTANG PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARI AH (PLBS) A. Tinjauan Undang-Undang No.07 Tahun 2014 Tentang MCI 1. Dalam undang undang No.07 tahun 2014 pasal 6 menyatakan bahwa Setiap Pelaku Usaha wajib menggunakan atau melengkapi label berbahasa Indonesia pada barang yang diperdagangkan di dalam negeri. Produk MCI menggunakan bahasa indonesia. Dilihat dari kemasannya semua produk MCI sudah menggunakan bahasa Indonesia 2. Dalam undang undang No.07 tahun 2014 pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa Distribusi barang yang diperdagangkan dalam negeri secara tidak langsung atau langsung dapat dilakukan melalui pelaku usaha distribusi. Dalam hal ini, MCI dibawah naungan PT. Milioner Group Indonesia merupakan komunitas bisnis yang bergerak dibidang distribusi produk kecantikan dan kesehatan. 3. Dalam undang undang No.07 tahun 2014 pasal 7 ayat 2 menyatakan bahwa Distribusi Barang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan rantai distribusi yang bersifat 86

102 umum: distributor dan jaringannya, agen dan jaringannya; atau waralaba. MLM MCI menggunakan sistem distribusi barang secara langsung. 4. Dalam undang undang No.07 tahun 2014 pasal 7 ayat 3 menyatakan bahwa Distribusi Barang secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan pendistribusian khusus melalui sistem penjualan langsung secara: a. single level; atau b. multilevel. Sistem Penjualan di MCI menggunakan single level barang dari perusahaan langsung ke member (konsumen). Barang tersebut bisa dipakai sendiri oleh member atau kalau produk alat seperti nano spray bisa didemokan kepada calon member. MCI memberikan bonus kepada member atas penjualan produk langsung dari perusahaan. 5. Dalam undang undang No.07 tahun 2014 pasal 8 menyatakan bahwa Barang dengan hak Distribusi eksklusif yang diperdagangkan dengan sistem penjualan langsung hanya dapat dipasarkan oleh penjual resmi yang terdaftar sebagai anggota perusahaan penjualan langsung Produk produk MCI tidak dijual secara umum di pasaran seperti di toko umum, pasar, supermarket, untuk mendapatkan produk MCI harus melalui member MCI (Hasil wawancara dengan ibu Nisa tanggal 12 Oktober 2016). 6. Dalam undang undang No.7 tahun 2014 pasal 9 menyatakan bahwa Pelaku Usaha Distribusi dilarang menerapkan sistem skema piramida dalam mendistribusikan barang. 87

103 Dilihat dari sistemnya, MLM MCI termasuk menggunakan skema piramida. Hal ini bisa bisa dipenuhinya ciri ciri yang mengarah ke praktik tersebut diantara Perusahaan MGI tidak tergabung dalam anggota APLI dan WFDSA, Apabila kita cermati Marketing plan MCI menunjukkan bahwa sistem pemberian bonus maupun royalty ditentukan dari seberapa banyak yang member merekrut orang lain daripada penjualan produk, Sistem yang membolehkan member MCI memiliki lebih dari 1 keanggotaan, Biaya pendaftaran yang mahal yakni diatas 1 juta, dan MCI menggunakan sistem binary yang memberikan untung lebih kepada upline daripada downline Hal ini terlihat MCI menggunakan sistem binary (Hasil wawancara dengan Saudari Ida tanggal 14 Oktober 2016). 7. Dalam undang undang No.7 tahun 2014 pasal 10 menyatakan bahwa Pelaku Usaha Distribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 melakukan Distribusi Barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta etika ekonomi dan bisnis dalam rangka tertib usaha. Tim Manajemen MLM MCI menerapkan aturan perusahaan yang harus ditaati para member MCI sebagai pedoman dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan MCI tidak segan-segan memblokir anggotanya yang terbukti melanggar larangan MCI seperti menjual dibawah atau diatas harga standar yang ditetapkan perusahaan, dan bergabung dengan MLM lain (Hasil wawancara Bu Devi tanggal 09 Agustus 2016). 88

104 8. Dalam undang undang No.7 tahun 2014 pasal 24 menyatakan bahwa Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha Perdagangan wajib memiliki perizinan di bidang Perdagangan yang diberikan oleh Menteri. MCI sudah memiliki izin usaha diterbitkannya Nomor SIUP 503/1633.A/ /2011, Nomor SIUPL 78/1/SIUPLT/ I/PMDN/ PERDAGANGAN /2013 dan Nomor TDP Selanjutnya, untuk mengetahui kesesuaian Undang-Undang No.07 Tahun 2014 tentang perdagangan terhadap praktik MLM MCI bisa dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Tinjauan Undang-Undang No.7 Tahun 2014 tentang perdagangan Terhadap Praktik MLM MCI No. Pasal MLM MCI 1 Pasal 6 tentang kewajiban pelaku usaha menggunakan memenuhi label bahasa indonesia pada kemasan 2 Pasal 7 tentang distribusi barang yang dapat dilakukan pelaku usaha distribusi 3 Passal 8 tentang hak distribusi eklusif yang dimiliki anggota perusahaan penjualan langsung 4 Pasal 9 tentang larangan menerapkam sistem skema piramida 5 Pasal 10 tentang pelaku usaha distribusi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika ekonomi bisnis 6 Pasal 24 tentang kewajiban pelaku usaha memiliki surat izin perdagangan memenuhi memenuhi Tidak memenuhi hal ini dikarenakan sistem keanggotaan di MCI menggunakan sistem kaveling dan sistem pemberian bonus yang lebih banyak diberikan saat terjadi pertambahan member baru, memenuhi memenuhi 89

105 B. Tinjauan Fikih Muamalah Tentang MCI 1. Ketentuan hukum Sebagai suatu akad, jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara. Apabila salah satu dari rukun tersebut tidak terpenuhi maka jual beli tersebut dapat dikategorikan sebagai jual beli yang tidak sah. Berkaitan dengan jual beli pada Milioner Club Indonesia, peneliti akan menganalisis dari segi hukum Islam berdasarkan pemenuhan rukun, syarat jual beli dan ketentuan-ketentuan dalam transaksi jual beli. Berdasarkan pemenuhan rukun dan syarat jual beli, yaitu: a. Adanya pihak penjual dan pembeli (aqid) Pada Bab II telah peneliti kemukakan bahwa orang yang melakukan transaksi jual beli harus memenuhi syarat-syarat jual beli, diantaranya: kehendaknya sendiri, berakal sehat, dan baligh. Dalam jual beli di Milioner Club Indonesia ini para pelaku yang berakad (upline, downline dan konsumen non member) melakukan akad jual beli atas kehendaknya sendiri dan tidak ada paksaan dari orang lain. Begitu juga dengan para penjual dan pembelinya adalah telah baligh dan cakap hukum. Dalam jual beli di Milioner Club Indonesia ini belum pernah ditemukan bahwa pihak yang melakukan transaksi jual beli, yaitu para penjual (upline, downline) dan pembeli (baik konsumen member atau non member) adalah belum dewasa dan tidak cakap hukum. Ini jelas bahwa praktek jual beli yang menggunakan sistem MLM di Milioner Club Indonesia 90

106 ini ditinjau dari segi syarat akadnya telah sesuai dengan aturan jual beli dalam Islam. b. Lafal/Sighat (ijab dan kabul) Unsur terpenting dalam jual beli adalah adanya kerelaan dari kedua belah pihak. Kerelaan tersebut bisa dilihat dari ijab dan kabul yang dilangsungkan. Pernyataan ijab dan kabul dapat dilakukan dengan lisan, tulisan/surat-menyurat, atau syarat yang memberi pengertian dengan jelas tentang adanya ijab dan kabul, dan dapat juga berupa perbuatan yang telah menjadi kebiasaan dalam ijab dan kabul. c. Objek yang diperjualbelikan (mau qud alaih) 1) Suci Jual beli yang terlarang karena melihat dari jenis atau zat yang dilarang menurut Islam, meskipun jual beli tersebut dipandang sah karena telah memenuhi segala unsur transaksi jual beli. Namun, karena barang yang secara zatnya terlarang, maka akan menjadi haram untuk dilakukan oleh kaum muslim seperti jual beli khamar, bangkai, dan babi. Dalam jual beli di Milioner Club Indonesia ini produk yang dijual adalah halal dan suci. Semua Produk MCI telah mendapat izin dari badan POM dan mendapatkan label halal dari MUI. Ini terlihat pada kemasan produk Milioner Club Indonesia, misalkan suplemen kecantikan (Glucolla) yang terbuat dari sari buah jeruk, so shin terbuat dari ekstrak green tea, rumput laut, green coffe. Produk 91

107 green tea terbuat dari ekstrak green tea, pasak bumi dan produk nano spray berisi air, magic stick terbuat batuan germanium, pendant aura dan bio glass yang tebuat dari material mineral bumi sehingga dari keseluruhan produk diatas tidak ada yang mengandung unsur yang diharamkan. Maka jual beli tersebut tidak dilarang karena telah sesuai dengan hukum jual beli dalam Islam. 2) Bermanfaat Sedangkan yang dimaksud benda yang bermanfaat berarti, pemanfaatan dari produk-produk tersebut tidak melanggar norma-norma agama. Kebanyakan produk yang jual pada Milioner Club Indonesia adalah kecantikan dan kesehatan yang berarti bermanfaat bagi kesehatan manusia. Misalnya Glucola sangat bermanfaat bagi kecantikan dan kesehatan secara menyeluruh, baik, kulit, rambut, ginjal, dan usus. Selanjutnya, magic stick untuk memaksimalkan kinerja syaraf, kelenjar dan mengencangkan kulit, nano spray berfungsi untuk menghilangkan garis kerutan pada kulit, So Shin yaitu membantu menurunkan berat badan, sumber serat, energi dan vitamin, green tea sendiri yaitu mencegah resiko kebotakan, membersihkan jerawat, mencegah penyakit diabetes, mengurangi tekanan darah tinggi, membantu menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan libido dan kekebalan tubuh, mengalirkan energi dan meningkatkan stamina, memperlancar peredaran darah dan menjaga kadar Ph dalam tubuh, dan terakhir Bioglass membuat 92

108 energi tubuh optimal sistem cakra, pusat-pusat/titik pengendali kekuatan tubuh manusia berputar normal dan lain lain. 3) Dapat diserahterimakan Jual beli yang didalamnya mengandung unsur kesamaran (gharar) ini mengandung unsur penipuan dan meragukan. Karena itu, Islam melarang jual beli benda yang tidak nyata. Misalnya jual beli dengan cara melempar batu, menjual ikan yang masih di laut, dan ijon. Sedangkan, yang dimaksud dengan benda yang dapat diserahterimakan adalah benda tersebut adalah benar-benar ada, meskipun pembelian dilakukan dengan cara pemesanan. Produk-produk yang dijual di Milioner Club Indonesia adalah produk yang nyata. Produk yang dijual antara lain: glucolla, so shin, pendant aura, dan lain-lain. Sehingga, ketika para konsumen melakukan pembelian produk tersebut, maka selang beberapa lama akan menerima produk yang dibelinya. Ini terlihat, ketika seorang konsumen membeli so shin, dalam waktu yang ditentukan itu juga konsumen menerima produk so shin tersebut. Selain itu, pembelian produk melalui pemesanan dan pengiriman produk menggunakan layanaan pengiriman barang JNE Express. 4) Milik sendiri atau telah mendapatkan izin dari pemiliknya Produk-produk yang di jual di Milioner Club Indonesia adalah milik sendiri perusahaan Milioner Club Indonesia dan Perusahaan Milioner Group Indonesia telah memberikan hak 93

109 kepada member MCI untuk memasarkan produk MCI. Karena, hal tersebut sudah jelas dijelaskan saat awal perekrutan bahwasanya setiap member mempunyai hak untuk memasarkan produk dan mengembangkan jaringannya. Selain itu, kegiatan jual beli tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang seperti berikut : a. Jual beli yang mengandung transaksi riba Ada sebagian member MCI yang melakukan jual beli karena tergiur dengan sistem bonus yang diberikan. Mereka membayarkan modal sekali untuk membeli paket produk dengan harapan mereka mendapat pemasukan yang berlipat (Hasil wawancara dengan ibu Susi tanggal 17 Oktober 2016 dan Hasil wawancara dengan Saudari Nisa tanggal 12 Oktober 2016). Hal ini termasuk riba fadhl yang dilarang dalam islam. b. Jual beli yang mengandung unsur gharar MCI mempunyai produk yang nyata yaitu barang dan alat kesehatan. Selanjutnya, MCI telah menjalin kerjasama dengan perusahaan JNE jadi produk benar-benar dikirimkan sesuai alamat pemesan setelah terlebih dahulu melakukan pembayaran sesuai paket produk (Hasil wawancara dengan Saudari Ida tanggal 14 Oktober 2016). 94

110 c. Jual beli yang mengandung unsur maysir Praktik MLM MCI tidak bisa lepas dari praktik maysir hal ini karena motivasi member bergabung MCI alasan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat dengan modal sekali. Upline yang nakal sering tidak mematuhi kode etik yang ditetapkan perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Devi menjelaskan bahwa penyimpangan yang sering dilakukan member adalah memberikan penambahan bonus produk atau diskon yang tidak sesuai sistem pemasaran MCI (Hasil wawancara Bu Devi tanggal 09 Agustus 2016). d. Jual beli yang mengandung unsur dharar Produk-produk MCI mengandung bahan yang aman dan bermanfaat bagi tubuh. Produk MCI sudah mendapat izin dari Badan POM dan label halal dari MUI (Hasil wawancara dengan Ibu Romsatun pada 06 Agustus 2016). e. Jual beli yang mengandung unsur dzulm Pembagiaan bonus yang diberikan oleh MCI terjadi unsur ketidakadilan dan eksploitasi seperti: pemberian bonus matching hingga 6 generasi. Upline tetap mendapatkan bonus tanpa melakukan penjualan produk (Hasil wawancara dengan ibu Susi tanggal 17 Oktober 2016 dan Hasil wawancara dengan Saudari Nisa tanggal 12 Oktober 2016). 95

111 f. Jual beli yang mengandung unsur maksiat Kegiatan jual beli MCI terbebas dari unsur maksiat. Ibu Romsatun menjelaskan bahwa Produk-produk MCI berupa barang dan alat. Barang dan alat yang bermanfaat bagi kecantikan dan kesehatan tubuh (Hasil wawancara dengan Ibu Romsatun pada 06 Agustus 2016). 2. Ketentuan Akad a. Jual beli salam Jual beli yang terjadi di MLM MCI menggunakan jual beli pesanan atau dalam istilah fikih muamalahnya disebut jual beli salam. Hal ini dikarenakan produk MCI berasal dari perusahaan PT. Milionaire Group Indonesia. Kegiatan jual beli yang terjadi dimulai dari member MCI melakukan penawaran produk terhadap calon member MCI, mereka menawarkan produk dan bisnis MLM MCI. Jika calon member tertarik untuk bergabung, maka mereka diharuskan membeli salah satu paket produk yang yang ditawarkan misalkan paket wow, paket heboh, paket ID reward, dan paket diamond. Setelah itu, calon member melakukan pembayaran sesuai harga paket produk yang dipilihnya kepada rekening perusahaan MCI. Setelah menyerahkan bukti transfer pembayaran beserta persyaratan yang ditentukan maka, member MCI tadi memasukan data nama calon member tadi dibawah jaringannya, dan melakukan pemesanan atas nama member calon tersebut. Kemudian 96

112 produk MCI akan dikirim ke alamat calon member melalui jasa pengiriman barang JNE. Dari segi pemenuhan rukun dan syarat jual beli salam yang dilakukan MLM MCI adalah sebagai berikut: Para pihak yang melakukan akad jual beli tersebut sudah dewasa dan dibuktikan dengan syarat keanggotaan harus mempunyai KTP. Adapun mengenai objek akad jual beli salam adalah produk produk kesehatan dan kecantikan yang bermanfaat bagi tubuh. Adapun barang yang dipesan dan diterima sudah pasti sesuai pemesanan karena perusahaan menyediakan daftar paket produk beserta harganya. Selanjutnya mengenai pembayaran yaitu, calon member melakukan pembayaran sesuai dengan harga paketan produk yang dipilih ditambah biaya pengiriman. Pembayaran harus dilakukan secara penuh saat itu (Hasil wawancara dengan saudari Ida pada 14 Oktober 2016). 97

113 Selanjutnya, tinjauan fikih muamalah terhadap praktik MLM MCI dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Praktik MLM MCI No. Ketentuan Fikih Muamalah MLM MCI 1 Ketentuan hukum Jual beli: Memenuhi Ada pihak penjual dan pembeli Lafal/sighat Objek Jual beli Dapat diserah terimakan Milik sendiri atau telah mendapatkan izin dari pemiliknya 2 Ketentuan akad jual beli: Memenuhi Jual beli salam 3 Jual beli tidak mengandung unsur yang dilarang seperti: Unsur Riba Mengandung unsur riba fadhl karena motivasi member masuk ingin mendapatkan pendapatan yang berlipat dengan modal sekali Unsur gharar Tidak mengandung Unsur Maysir Mengandung unsur maysir karena MLM dijadikan jalan untuk mendapatkan pendapatan yang berlebih tanpa melakukan kerja keras Unsur dharar Tidak mengandung Unsur Maksiat Tidak mengandung Unsur dzulm Mengandung unsur dzulm karena upline mendaptakan passive income dari hasil kerja downline 98

114 C. Tinjauan Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 Tentang MCI 1. Ketentuan Hukum Setelah mengetahui sistem yang ada dalam MCI, sebagaimana yang dipraktekan oleh para pelaku bisnis tersebut, kita dapat mengetahui kedudukan hukum bisnis tersebut. MCI sebagai salah satu bentuk muamalah di Indonesia, dalam pelaksanaanya harus berpedoman kepada sejumlah aturan hukum yang berlaku di Indonesia baik itu undang-undang maupun Fatwa DSN MUI. a. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin kesatu menyatakan bahwa Ada objek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau produk jasa. MCI memiliki berbagai produk yaitu: glucola, glucola gel, so shin, magick stick, nano spray, bio glass, green tea dan pendant aura. Maka dalam hal ini MCI telah memenuhi ketentuan Fatwa DSN MUI poin pertama. b. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin kedua menyatakan bahwa Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram. Berdasarkan penelitian, semua produk MCI diatas telah berlabel halal dari MUI. Maka dalam hal ini MCI telah memenuhi ketentuan Fatwa DSN MUI poin kedua. 99

115 c. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin ketiga menyatakan bahwa Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur gharar, maysir, riba, dharar, maksiat. Dalam bisnis MCI ini, menurut peneliti dari hasil penelitian yang dilakukan, distributor MCI tidak akan bisa menjual dibawah harga maupun diatas harga karena harga sudah ditetapkan di kantor pusat MCI, jika terjadi pelanggaran maka distributor tersebut akan diblokir akunnya di virtual network, sehingga dia akan kehilangan seluruh aset yang ia bangun (Hasil wawancara dengan Saudari Ida pada 14 Oktober 2016). Selanjutnya, produk MCI sudah terjamin kualitas baik dari keamanan dan kehalalannya, sehingga tidak akan membahayakan konsumen. Namun, praktik MLM MCI tidak bisa lepas dari praktik maysir maupun riba fadhl, hal ini karena motivasi member bergabung MCI alasan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat dengan modal sekali. Maka hal tersebut tidak sesuai dengan Fatwa DSN MUI pada ketentuan hukum poin ketiga. d. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin keempat menyatakan bahwa Tidak ada harga/biaya yang berlebihan (excessive markup), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan kualitas/manfaat yang diperoleh. 100

116 Dilihat dari ketentuan tersebut, seseorang yang ingin bergabung dengan MCI jika ingin mendapatkan kan keanggotaan biasa (single member) dengan membeli produk MCI dibawah Rp , maka akan diberikan akun virtual dan produk yang diinginkan yang ditawarkan oleh MCI. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Bu Devi bahwa MLM MCI produknya kebanyakan merupakan produk impor dari Japan seperti nano spray dan magic stick. menurutnya harga itu wajar dan sepadan dengan manfaat yang diperoleh. Selain itu beliau juga jarang ke salon perawatan setelah memakai produk tersebut (Hasil wawancara Bu Devi tanggal 19 Agustus 2016). Menurut peneliti, hal tersebut sepadan dengan kualitas atau manfaat yang diperoleh anggotanya. Oleh karena itu bisnis dalam bisnis MCI sesuai dengan Fatwa DSN MUI pada ketentuan hukum keempat. e. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin kelima menyatakan bahwa Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa, dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Romsatun, MCI memberikan komisi atau bonus berdasarkan prestasi kerja yakni berdasarkan penjualan produk (Hasil wawancara dengan Ibu Romsatun 101

117 pada 06 Agustus 2016). Dengan demikian hal tersebut sesuai dengan Fatwa DSN MUI ketentuan hukum poin kelima. f. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin keenam menyatakan bahwa Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan oleh perusahaan. Dari segi pembagian bonus yang diberikan MCI kepada anggotanya, MCI dapat melakukan penjualan barang berupa produk MCI maka orang yang menjualkan produk tersebut mendapatkan bonus sponsor Rp untuk satu paket ID member reward 1 poin atau paket wow, Rp untuk satu paket ID Diamond dan paket heboh, Rp untuk satu paket ID member reward 2 poin dan Rp untuk 1 paket ID full Diamond. Ketentuan hukum MUI pada poin keenam ini, sesuai dengan yang dipraktekan MCI. g. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin ketujuh menyatakan bahwa Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau jasa. Ibu Romsatun menyatakan bahwa anggota MCI akan mendapatkan pembinaan secara pribadi dari upline langsung dan training victory dari TIM VSN pusat dan biasanya dilaksanakan di kota kota besar seperti Solo, Salatiga, Jogja dan sebagainya. Mekanisme 102

118 pemesanan produk yang konsumen butuhkan melalui upline (Hasil wawancara dengan Ibu Romsatun 18 Agustus 2016). Karena sistem pembagian bonus tidak hanya sebatas pada bonus sponsor saja, bonus passive income bisa didapat dari bonus matching. Hal ini seperti yang dikatakan saudari Susi dan saudari Nisa keduanya merupakan member MCI non aktif, mereka merasakan ketidakadilan dalam pemberian bonus matching hingga sampai enam generasi. Mereka yang kerja keras jualan tetapi upline tetap mendapatkan bonus (Hasil wawancara dengan ibu Susi tanggal 17 Oktober 2016 dan Hasil wawancara dengan Saudari Nisa tanggal 12 Oktober 2016). Maka passive income MCI tidak sesuai dengan ketentuan Fatwa DSN MUI poin ketujuh. h. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin kedelapan menyatakan bahwa Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak menimbulkan ighra. Dalam Fatwa DSN MUI ighra diartikan daya tarik yang luar biasa yang menyebabkan orang lalai terhadap kewajiban demi melakukan hal-hal atau transaksi dalam rangka memperoleh bonus atau komisi yang dijanjikan. Menurut peneliti, berdasarkan Hasil wawancara terhadap pelaku bisnis MCI ada sebagian orang mengikuti bisnis MCI karena bonus yang diberikan MCI sangat menjanjikan. Seperti yang dikatakan Saudari Susi, member non aktif bahwa Di tahun 2014 dia dulu mulai ikut bisnis MCI, hal ini karena ia 103

119 ingin sukses seperti teman yang mengajaknya (Ida) untuk mengikuti bisnis tersebut (Hasil wawancara dengan ibu Susi tanggal 17 Oktober 2016). Berbeda dengan Saudari Ida yang mengikuti bisnis ini karena alasan kesehatan, Saudari Ida sering mengalami migrain, kemudian Maya yang menyarankan untuk memakai pendant aura. Karena dirasa produk MCI itu bermanfaat ia memutuskan untuk menjadi member (Hasil wawancara dengan Saudari Ida tanggal 14 Oktober 2016). Namun, sebagian yang lain berpendapat bahwa mereka bergabung di bisnis MCI karena alasan kesehatan. Dengan demikian hal tersebut sesuai dengan Fatwa DSN MUI pada ketentuan hukum poin kedelapan. i. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin kesembilan menyatakan bahwa Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara anggota pertama dengan anggota berikutnya. Pembagian bonus yang diberikan MCI terjadi ketidakadilan dan eksploitasi. Hal ini seperti yang dikatakan saudari Susi dan saudari Nisa keduanya merupakan member MCI non aktif, mereka merasakan ketidakadilan dalam pemberian bonus yaitu pemberian bonus matching hingga sampai enam generasi. Mereka yang kerja keras jualan tetapi upline tetap mendapatkan bonus (Hasil wawancara dengan ibu Susi tanggal 17 Oktober 2016 dan Saudari Nisa tanggal 12 Oktober 2016). Maka dari hal tersebut sistem bisnis MCI 104

120 yang diterapakan MCI, tidak sesuai dengan ketentuan hukum MUI pada poin yang kesembilan. j. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin kesepuluh menyatakan bahwa Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan acara seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan aqidah, syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat dan lain lain. Dalam perekrutan member dimulai dengan kegiatan menceritakan manfaat produk, potensi bisnis dan cara menjalankannya. Selain itu ada larangan bagi anggota member agar tidak bersikap seenaknya. Dalam hubungan antar member MCI berlaku sistem kekeluargaan dan saling membantu antar member. Dan di dalam seminar VSN berisi kegiatan yang positif pemberian motivasi terhadap semua member Hasil wawancara Bu Devi tanggal 09 Agustus 2016). Dengan demikian hal tersebut sesuai dengan ketentuan Fatwa DSN MUI ketentuan hukum poin kesepuluh. k. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin kesebelas menyatakan bahwa Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota yang direkrutnya tersebut. Pada Bab 3 mengenai, MCI mempunyai kegiatan Victory training setiap 1 bulan sekali yang dan setiap upline berkewajiban melakukan pembinaan terhadap downline-nya. Pembinaan langsung dari upline 105

121 kepada downline, Kemudian, member bisa belajar lebih lanjut di situs web pusat MCI. Maka hal tersebut sesuai dengan Fatwa DSN MUI pada Fatwa DSN MUI ketentuan hukum poin kesebelas. l. Fatwa DSN MUI No.75/DSN/MUI/VII/2009 pada ketentuan hukum poin keduabelas menyatakan bahwa Tidak melakukan kegiatan money game. Dari hasil penelitian, sistem bisnis MCI lebih condong pada praktik money game. Hal hal yang mendasarinya yaitu perusahaan Milioner Group Indonesia yang menaungi MCI tidak terdaftar di APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) dan WFDSA (World Federation of Direct Selling Association), aturan MCI yang memperbolehkan satu orang boleh memiliki lebih dari satu user ID dengan nama yang sama, satu paket produk berlaku satu user ID, Biaya pendaftaran anggota sangat tinggi untuk paket termurah yaitu paket wow harganya Rp Selain itu, MCI menggunakan sistem binary. Sistem binary mengakibatkan upline pasti mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan bonus yang diperoleh dari perekrutan anggota baru. Maka hal ini MCI tidak sesuai dengan Fatwa DSN MUI ketentuan hukum keduabelas. 106

122 2. Ketentuan akad Akad-akad yang digunakan dalam PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang Syari ah) 1) Akad Ju alah (Fatwa DSN MUI No. 62/DSN-MUI/XII/2007 tentang Akad Ju alah) MLM MCI ditinjau dari segi pemenuhan rukun dan syarat pada akad ju alah a) Rukun dan syarat Akad Ju alah (1) Pihak ja il harus memiliki kecakapan hukum dan kewenangan (mutahunlaqal-tasharruf) untuk melakukan akad; Salah satu syarat menjadi member MCI adalah harus mempunyai KTP maka anak kecil tidak boleh menjadi member MCI. (2) Objek ju alah (mahal al- aqd/maj ul alaih) harus berupa pekerjaan yang tidak dilarang oleh syari ah; Objek ju alah adalah melakukan penjualan produk dan perekrutan anggota dan didalam MLM ini tidak dilarang syariah. (3) Hasil pekerjaan (natijah) sebagaimana dimaksud harus jelas dan diketahui oleh para pihak pada saat penawaran; Hasil pekerjaan berupa terjualnya produk perusahan dan bertambahnya konsumen sekaligus tenaga pemasar. 107

123 (4) Imbalan ju alah (reward/ iwadh/ju l) harus ditentukan besarannya oleh Ja il dan diketahui oleh para pihak pada saat penawaran; Pada bab 3 telah dijelaskan mengenai besaran imbalan ju alah yang berupa bonus royalty, bonus cash 50 juta dan 500 juta. Bonus royalty 1% dari aset global penjualan MCI diberikan kepada member yang telah mempunyai 400 member kanan-400 member kiri dan 2% dari aset global penjualan MCI kepada member yang telah mempunyai 1000 member kiri-1000 member kanan. Kemudian, Bonus cash 50 juta diberikan khusus kepada paket diamond dan full diamond yang mempunyai member 1000 member kiri-1000 member kanan. Selanjutnya, Bonus cash 500 juta diberikan kepada member yang mempunyai 5000 member kiri-5000 member kanan (Hasil wawancara Bu Devi tanggal 09 Agustus 2016). Dalam MCI imbalan ju alah tersebut masuk dalam marketing plan MCI yang dijelaskan saat awal perekrutan member. (5) Tidak boleh ada syarat imbalan diberikan di muka (sebelum pelaksanaan objek ju alah); Pemberian bonus MCI diberikan saat member MCI memenuhi ketentuan pemberian bonus yang telah ditetapkan. Sebagaimana yang dikatakan Bu Romsatun bahwa bonus itu diberikan saat member MCI memasukan data member baru ke 108

124 web pusat MCI (Hasil wawancara dengan Bu Romsatun 18 Agustus 2016). 2) Akad Ijarah (Fatwa DSN MUI No.09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah) MLM MCI ditinjau dari segi pemenuhan rukun dan syarat pada akad ijarah. a) Rukun dan Syarat Ijarah: (1) Sighat ijarah, yaitu ijab dan kabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain. Ketika perekrutan member dijelaskan terlebih dahulu mengenai bagaimana cara menjalankan bisnis MLM MCI, jika calon member tertarik bisa langsung memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan MCI. Sebagaimana saudari Ida mengatakan bahwa cara menjalankan bisnis itu sangat mudah, cukup untuk mengajak orang membeli produk MCI maka ia akan mendapatkan bonus yang menarik dari MCI. Kemudian setelah itu calon member melakukan tranfer pembayaran dan melengkapi berkas persyaratan seperti fotokopi KTP, alamat, no.hp, dan rekening bank. Selanjutnya dalam jangka waktu sehari calon member tersebut akan diberikan username, password dan situs web untuk promosi (Hasil wawancara dengan Saudari Ida tanggal 14 Oktober 2016). 109

125 (2) Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa. Pemberi jasa dalam hal ini adalah member MCI dan pengguna jasa adalah perusahaan MCI. (3) Objek akad Ijarah dalam hal ini manfaat jasa dan upah. Perusahaan mendapatkan jasa dari para member dan member mendapatkan upah dari perusahaan. Member mendistribusikan dan memasarkan produk perusahaan sehingga perusahaan mendapatkan untung dari penjualan tersebut dan member diberikan upah oleh perusahaan berupa pembayaran bonus. Pemberian bonus tersebut berupa bonus sponsor, bonus level, bonus matching, bonus cycle, dan trip luar negeri terhadap member MCI tadi dengan besaran sesuai dengan ketentuan marketing plan MCI. Selanjutnya, untuk lebih memahami tinjauan hasil analisis fatwa dapat dilihat pada tabel

126 Tabel 4.3 Tinjauan Fatwa DSN-MUI NO.75/DSN/MUI/VII/2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syari ah (PLBS) Terhadap Praktik MLM MCI No. Fatwa DSN MUI No. 75/DSN/ MUI /VII/ 2009) Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syari ah (PLBS) 1 Ketentuan Hukum a. Ada Objek transaksi riil berupa barang atau jasa b. Objek jual beli bukan barang haram c. Transaksi bebas dari gharar, maysir, riba, dharar dan maksiat MLM MCI Memenuhi Memenuhi Tidak memenuhi karena mengandung unsur riba, maysir dan dzulm memenuhi d. Tidak ada harga atau biaya berlebihan e. Komisi berdasarkan prestasi Memenuhi kerja nyata f. Bonus transaksi jelas jumlahnya Memenuhi g. Tidak boleh ada komisi atau bonus yang diperoleh secara pasif h. Pemberian bonus atau komisi oleh perusahaan kepada anggota tidak boleh menimbulkan ighra i. Tidak boleh ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pemberian bonus j. Sistem perekrutan, bentuk penghargaan dan upacara seremonial tidak mengandung unsur maksiat, kultus syirik dan lain-lain k. Setiap member MLM wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Tidak memenuhi karena adanya passive income pada bonus matching hingga 6 generasi Memenuhi Tidak memenuhi karena adanya passive income pada bonus matching Memenuhi Memenuhi downline-nya l. Tidak melakukan money game Tidak memenuhi karena sistem binary yang lebih menguntungkan upline daripada downline, sistem pendaftaran yang membolehkan 1 member memiiliki lebih dari 1 keanggotaan 2 Ketentuan Akad a. Akad Ijarah Memenuhi b. Akad Ju alah Memenuhi 111

127 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan: 1. MCI merupakan komunitas bisnis multi level marketing dibawah PT. Milioner Group Indonesia yang memasarkan produk-produk kecantikan dan kesehatan. Adapun sistem manajemen yang berlaku di adalah sebagai berikut: a. Produk-produk MCI yang ditawarkan seperti glucola, glucola gel, nano spray, magic stick, bioglass, so shin, green tea dan pendant aura. b. Klasifikasi member ditentukan saat pembelian paket produk MCI seperti paket wow, paket upgrade, paket ID reward, paket ID reward 2 poin, paket heboh, paket diamond dan paket full diamond. c. Bonus yang ditawarkan di MCI yaitu: bonus sponsor, bonus level, bonus pasangan, bonus matching, bonus cycle, dan bonus royalty. Selain itu, MCI juga memberikan reward kepada member yang memenuhi kualifikasi seperti trip luar negri, bonus cash limapuluh juta dan limaratus juta. Jadi, pelaksanaan MLM MCI di masyarakat sudah sesuai dengan marketing plan MCI. 112

128 2. Pelaksanaan MLM MCI di masyarakat tidak memenuhi ketentuan-ketentuan hukum seperti: a. Undang-undang No.07 Tahun 2014 tentang Perdagangan dalam pasal 9 MCI bahwa MCI melakukan skema piramida. b. Dalam tinjauan Fikih muamalah secara umum, dapat disimpulkan bahwa jual beli di MCI mengandung unsur riba fadhl, maysir dan dzulm. c. Dalam tinjauan secara khusus Fatwa DSN MUI No. 75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS), bahwa dalam sistem bisnis yang telah ditetapkan oleh MCI, menurut peneliti terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum MUI, antara lain: 1) Transaksi jual beli di MCI mengandung unsur riba, maysir dan dzulm sehingga melanggar ketentuan hukum poin ketiga. 2) MCI memberikan passive income sehingga melanggar ketentuan hukum ketujuh. 3) MCI melakukan kegiatan money game sehingga melanggar ketentuan hukum kedua belas. Berdasarkan hasil penelitian tesebut, maka dapat disimpulkan bahwa praktik MLM MCI melanggar ketentuan Undang-undang No.07 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Fikih muamalah, Fatwa DSN MUI No. 75/DSN/MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah 113

129 (PLBS), sehingga MLM MCI termasuk money game dan termasuk transaksi muamalah yang dilarang. B. SARAN 1. Masyarakat dihimbau untuk lebih selektif dalam memilih bisnis MLM, sehingga tidak terjebak dalam bisnis yang berkedok MLM yang ternyata dalam bisnis tersebut mengandung perjudian, money game, arisan berantai, dan sistemnya menggunakan skema piramida. 2. Dengan adanya fatwa MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 dapat dijadikan rujukan oleh MLM MCI dalam menyempurnakan sistem pemasaran yang digunakan saat ini. Hal yang bisa dilakukan diantaranya: a. menghilangkan passive income terutama pada bonus matching, b. membuat user ID pendaftaran cukup satu saja, c. melakukan pelurusan niat para calon member agar mereka masuk semata mata karena mereka membutuhkan produk bukan karena bonus. 3. Dengan adanya Undang undang No.07 tahun 2014 tentang perdagangan khususnya tentang larangan menggunakan skema piramida dapat dipatuhi oleh perusahaan MLM. 4. Sebagai umat islam hendaklah kita lebih berhati-hati dalam menjalankan kegiatan bisnis agar tidak terjebak dalam transaksi yang dilarang oleh agama seperti transaksi yang mengandung riba, gharar, maysir dan lain-lain. 114

130 DAFTAR PUSTAKA Abu Daud, Sulaiman bin al Asy'ats bin Ishaq bin Basyir bin Syadad. Al-Sunan Abu Daud, Lidwa pustaka i-software Kitab 9 Imam Hadis. Ainullah, Indi Ensiklopei Fikih Untuk Remaja 2. Yogyakarta: Insan Madani. Alfaifi, Sulaiman bin Amad bin Yahya. Tanpa tahun. Mukhtashar Fiqih Sunnah Sayid Sabiq. Terjemahan oleh: Abdul Majid, dkk Solo: AQWAM. Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Abu Abdillah, Musnad Ahmad, Lidwa pustaka i-software Kitab 9 Imam Hadis. Ainullah, Indi Eksiklopedia Fikih Untuk Remaja 2. Yogyakarta: Insan Madani. Ascarya Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Azzam, Abdul Azis Muhammad. Tanpa tahun. Fiqh Muamalah: Sistem Transaksi Fiqh Islam. Terjemahan oleh Hawari Nadirsyah Jakarta : Amzah Bukhari, Muhammad bin isma il bin al-mughirah. Shahih Bukhari, Lidwa pustaka i-software Kitab 9 Imam Hadis. Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Chatimah, Chusnul Praktik Bisnis Multi Level Marketing (MLM) Tianshi. Solo di kalangan ustad Ditinjau dari Hukum Islam. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: STAIN Salatiga Dahlan, Abdul Azis Ensiklopedi Hukum Islam jilid I. Jakarta: Ichtiar Baru. Dewi, Gemala, dkk Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Hasanudin Multi Akad Dalam Transaksi Syariah Kontemporer Pada Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Ciputat: UIN Syahid Hasibuan SP, Malayu Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Hayes, Samuel L., dkk Hukum keuangan islam: Konsep teori dan praktik. Terjemahan oleh M. Shobirin Asnawi. Bandung: Nusa Media. Hidayat, Muhammad Analisis Teoritis Normatif MLM dalam Perspektif Muamalah.Jakarta: Gramedia Pustaka.

131 Hosen, Muhamad Nadratuzzaman, dkk Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi Syariah. Jakarta: Pusat Keuangan Ekonomi Syariah (PKES). Iska, Syukuri Sistem Perbankan Syariah di Indonesia dalam Perspekti Fikih Ekonomi cet.2. Yogyakarta: Fajar Media Press. Kuswara Mengenal MLM Syariah Dari Halal-Haram, Kiat Berwirausaha, sampai dengan Pengelolaanya. Depok: Qultum Media. MLM Leaders The Secret book of MLM. Surabaya: MIC. Mulyana, Dedi Metodologi Penelitian Kualitatif:Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Rosdakarya. Muslich, Ahmad Wardi Fiqh Muamalah. Jakarta: Amzah. Nawawi, Ismail Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer: Hukum Perjanjian, Ekonomi, Bisnis, dan Sosial. Bogor: Ghalia Indonesia. Munawaroh Metodologi Penelitian. Jombang: Intimedia Munawwir, Ahmad Warson Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif. Nasa'i, Ahmad bin Syu aib bin Ali bin Sinan bin Bahr. Al-Sunan Nasa'i, Lidwa pustaka i-software Kitab 9 Imam Hadis. Pasaribu, Chairuman, dkk Hukum Perjanjian dalam Islam. Jakarta: Sinar Grafika Patton, Michael Quinn Metode Evaluasi Kualitatif. Terjemahan oleh Drs. Budi Puspo Priyadi, M. Hum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka. Qardhawi, Yusuf. Tanpa tahun. Halal Haram dalam Islam. Terjemahan oleh Jasiman, dkk Surakarta: Era Media.. Tanpa tahun. Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan cet 1 Terjemahan oleh As ad Yasin Jakarta: Gema Insani Press. Rivai, Veitzal Islamic Marketing: Membangun Bisnis Dengan Praktik Marketing Rasulullah SWT. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Rozi, Moch. Fachrur Kontroversi Bisnis MLM.Yogyakarta: Pilar Media.

132 Sabiq, Sayid. Tanpa tahun. Fikih Sunnah 13 cet. 8. Terjemahan oleh Marzuki A. Kamaludin.1987 Bandung: PT. Alma'arif. Salim, Agus Teori dan Paradigma Sosial. Jogjakarta: Tiara Wacana. Santoso, Benny ALL ABOUT MLM Memahami Lebih Jauh MLM dan Pernak-Perniknya. Yogyakarta: Andi Offset. Sholihat, Ami Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Penetapan Harga Pada MLM Syari ah di PT Ahad Net Internasional. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: UMS. Subagyo, Ahmad Kamus Istilah Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sunarno Tinjauan Hukum Islam Tentang Insentif Passive Income Pada Multi Level Marketing Syariah di PT. K-Link Internasional. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: IAIN Walisongo. Fatwa DSN MUI NO: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah Fatwa DSN MUI NO: 62/DSN-MUI/XII/2007 tentang Akad Ju alah Fatwa DSN MUI NO.75/DSN/MUI/VII/2009 Tentang PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang Syariah) Undang-Undang No.07 Tahun 2014 tentang Perdagangan Katalog produk MCI Leaflet harga MCI Leaflet Marketing Plan MCI diakses 3 Agustus diakses 6 Agustus diakses 03 agustus diakses pada 14 Oktober MGI (PT.Millionaire Group Indonesia)-Pusat Grosir Dropship.html diakses 6 agustus 2016). diakses 7 Agustus 2016

133 Peluang Bisnis Mci_Profil Perusahaan.html diakses 6 Agustus /pengertian tujuan dan lingkup pengaturan perdagangan.html diakses 07 Mei diakses 29 Maret tuntas skema piramida dan money game - Wiku Suryomurti htm diakes tanggal 21 Januari langsung-berjenjang-syariah-(mlm Syariah).html diakses 26 Desember 2016

134

135

136

137

138

139

140

141 Daftar Pertanyaan A. Tentang MCI 1. Apa yang anda ketahui tentang MCI? 2. Bagaimana cara melakukan transaksi dalam bisnis MCI? 3. Produk produk apa saja yang ditawarkan dalam MCI? 4. Apa manfaat dari produk tersebut? 5. Apakah ada sertifikasi halal terhadap produk tersebut? 6. Apakah produk yang ditawarkan MCI dapat dijual kembali? 7. Apakah harga produk MCI dari distributor satu dengan yang lainnya sama? 8. Bagaimana perkembagan MCI itu sendiri? B. Keanggotaan 1. Apa yang memotivasi anda mengikuti MCI? 2. Kapan anda mulai menjalankan bisnis MCI? 3. Apakah posisi anda saat ini dalam MCI? 4. Bagaimana cara anda untuk mengajak orang lain untuk bergabung dengan MCI? 5. Apakah jenis keanggotaan MCI ada macamnya? 6. Bagaimana masa aktif keanggotan MCI? 7. Apakah diperbolehkan pelaku bisnis MCI mempunyai lebih dari satu keanggotaan? 8. Apakah ada cara khusus agar anggota mci cepat mendapatkan reward? 9. Fasilitas apa yang didapatkan setelah membeli produk MCI? 10. Bagaimana dengan metode pembinaan dari upline kepada downline dalam bisnis MCI? 11. Berapa jumlah anggota yang anda miliki saat ini? C. Pembagian bonus 1. Apakah ada bonus yang diberikan? 2. Bagaimana Sistem pemberian bonus tersebut? 3. Apakah bonus yang diberikan sama dengan orang diatas anda? 4. Apakah anda merasa adil dengan sistem pemberian bonus? 5. Darimana bonus itu berasal?

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

BAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL

BAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL 64 BAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL A. Insentif Passive Income di PT. K-Link International Dalam pembagian bonus

Lebih terperinci

PANDANGAN TENTANG MLM

PANDANGAN TENTANG MLM PANDANGAN TENTANG MLM Di susun oleh : Toib 10.12.5277 / S1 SI 2L I.Abstract Sekarang ini bisnis MLM sudah mulai meluas, mungkin karena semua orang bisa bergelut dengan bisnis ini dan modal yang relatif

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG INSENTIF PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG INSENTIF PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG INSENTIF PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

"We Turn From Zero to Hero"

We Turn From Zero to Hero "Peluang Bisnis K-Link akan memberi Anda Kesehatan, Kebebasan Finansial dan Kebebasan Waktu" Saatnya Mengubah konsumsi produk kesehatan bulanan kita menjadi bisnis yang menguntungkan melalui pengaruh bisnis

Lebih terperinci

"INI YANG ANDA BUTUHKAN kesehatan, kebebasan finansial dan Kebebasan Waktu "

INI YANG ANDA BUTUHKAN kesehatan, kebebasan finansial dan Kebebasan Waktu "INI YANG ANDA BUTUHKAN kesehatan, kebebasan finansial dan Kebebasan Waktu " Saatnya Mengubah konsumsi produk kesehatan bulanan kita menjadi bisnis yang menguntungkan melalui pengaruh bisnis jaringan Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Di era globalisasi saat ini, sistem pemasaran menjadi faktor penting dalam suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan banyaknya barang

Lebih terperinci

Konsep Multi Level Marketing?

Konsep Multi Level Marketing? Konsep Multi Level Disajikan oleh: Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MMA., MA. Filosopi MLM Click Here Jualan Door To Door Tidak profesional Produknya tidak laku tanpa MLM Mark-up harga produk Merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pola bisnis yang saat ini sangat marak dilakukan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pola bisnis yang saat ini sangat marak dilakukan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pola bisnis yang saat ini sangat marak dilakukan adalah bisnis dengan sistem MLM (Multi Level Marketing) yang merupakan salah satu cabang dari direct

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Marketing (MLM) kini bukan menjadi suatu istilah yang asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Marketing (MLM) kini bukan menjadi suatu istilah yang asing lagi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata Marketing Network atau yang lebih dikenal dengan Multi Level Marketing (MLM) kini bukan menjadi suatu istilah yang asing lagi. Marketing Network merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level Marketing) banyak sekali ditemukan dewasa ini. Sistem pemasaran MLM (Multi level Marketing)

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Pemasaran Umrah dan Haji Plus PT. Arminareka Perdana. pemasaran yang dijalankan oleh PT. Armina Utama sukses yang kemudian

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Pemasaran Umrah dan Haji Plus PT. Arminareka Perdana. pemasaran yang dijalankan oleh PT. Armina Utama sukses yang kemudian 125 BAB V PEMBAHASAN A. Sistem Pemasaran Umrah dan Haji Plus PT. Arminareka Perdana Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian pada Bab IV, sistem pemasaran yang dijalankan oleh PT. Armina Utama sukses

Lebih terperinci

(Prespektif Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 Tentang Penjualan. Langsung Berjenjang Syariah)

(Prespektif Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 Tentang Penjualan. Langsung Berjenjang Syariah) 70 BAB IV PELAKSANAAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH UMRAH/HAJI PLUS PT. ARMINAREKA PERDANA CABANG SURABAYA (Prespektif Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Mekanisme penjualan yang dijalankan oleh PT. Arminareka Perdana

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Mekanisme penjualan yang dijalankan oleh PT. Arminareka Perdana 139 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Mekanisme penjualan yang dijalankan oleh PT. Arminareka Perdana termasuk dalam katagori sistem penjualan langsung berjenjang (PLB), meskipun pengelola PT. Arminareka

Lebih terperinci

PENJUALAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN KESEHATAN SECARA ONLINE DAN MULTI LEVEL MARKETING

PENJUALAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN KESEHATAN SECARA ONLINE DAN MULTI LEVEL MARKETING PENJUALAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN KESEHATAN SECARA ONLINE DAN MULTI LEVEL MARKETING Disampaikan oleh: IRIANI PRAMUDYANINGSIH, S.SOS., M.SI. KASUBDIT KELEMBAGAAN DAN PENGUATAN USAHA DIREKTORAT BINA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bagaimana konsep atau model bisnis yang dijalankan oleh TalkFusion?

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bagaimana konsep atau model bisnis yang dijalankan oleh TalkFusion? BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian Perkembangan teknologi informasi telah menciptakan banyak terobosanterobosan baru disegala bidang. Setiap inovasi perkembangan teknologi informasi Tersebut telah banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi ditahun telah menghancurkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi ditahun telah menghancurkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi ditahun 1997-1998 telah menghancurkan sedemikian banyak harapan, terhadap masa depan. Sampai saat ini pun permasalahan ekonomi terus

Lebih terperinci

2016, No. -2- Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indones

2016, No. -2- Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indones No.502, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Distribusi Barang. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/M-DAG/PER/3/2016 TENTANG KETENTUAN UMUM DISTRIBUSI BARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hubungan bermasyarakat dapat dibangun melalui kepentingan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hubungan bermasyarakat dapat dibangun melalui kepentingan yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Problema kehidupan umat manusia yang semakin kompleks dengan tuntutan hajat hidup yang semakin besar telah banyak membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II. dipraktikkan oleh masyarakat. Selain itu, praktik penjualan barang dan

BAB II. dipraktikkan oleh masyarakat. Selain itu, praktik penjualan barang dan BAB II FATWA DSN MUI NO: 75/DSN-MUI/VII/2009 TENTANG PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS) DAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI NO. 32/M-DAG/PER/8/2008 A. Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan untuk dapat bersaing di dalam pasar. Konvergensi dibidang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan untuk dapat bersaing di dalam pasar. Konvergensi dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan bisnis yang semakin mengglobal menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat sehingga membutuhkan strategi pemasaran yang baik bagi sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah merupakan bisnis yang menjanjikan dan semoga bukan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah merupakan bisnis yang menjanjikan dan semoga bukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring maraknya muncul berbagai macam lembaga keuangan berlabelkan syariah di kota Palangka Raya, baik itu bank, asuransi, pegadaian, maupun lembaga pembiayaan, semuanya

Lebih terperinci

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG.

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13/M-DAG/PER/3/2006 T E N T A N G KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa ini masalah tekanan ekonomi semakin terasa berat khususnya bagi negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Fokus Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang berkomunikasi dan berintekrasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja.

Lebih terperinci

TERMS AND CONDITION (Syarat dan Ketentuan)

TERMS AND CONDITION (Syarat dan Ketentuan) TERMS AND CONDITION (Syarat dan Ketentuan) PT. BUMSS merupakan perusahaan resmi berbasis keagenan Tour Travel dan Multi Bisnis yang berbadan hukum, berkantor pusat di Jalan Ngagel Jaya Utara no 150 Surabaya,

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA MLM SYARI'AH PT AHAD-NET INTERNASIONAL SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA MLM SYARI'AH PT AHAD-NET INTERNASIONAL SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA MLM SYARI'AH PT AHAD-NET INTERNASIONAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehancuran. Jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik maka harus

BAB I PENDAHULUAN. kehancuran. Jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik maka harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Problema kehidupan umat manusia yang semakin kompleks dengan tuntunan hajat hidup yang semakin besar telah banyak membentuk pola pikir dan tingkah laku masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Multi Level Marketing (MLM) Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing (pemasaran berjenjang) atau direct selling yang merupakan salah satu bisnis yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman kepada manusia yang berhubungan dengan pencipta-nya dan. hubungan manusia dengan sesamanya. Yang bertujuan agar kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pedoman kepada manusia yang berhubungan dengan pencipta-nya dan. hubungan manusia dengan sesamanya. Yang bertujuan agar kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama Samawi yang telah disempurnakan memberi pedoman kepada manusia yang berhubungan dengan pencipta-nya dan hubungan manusia dengan sesamanya. Yang bertujuan

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 STUDI ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MUḌĀRABAH DI BMT ARTHA MANDIRI REMBANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Mu amalah Siti Rokhaniah

Lebih terperinci

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Disusun

Lebih terperinci

APA SIH MLM..??? Pemasaran yang dilakukan melalui banyak level atau tingkatan, biasanya menggunakan mata rantai Up Line- Down Line.

APA SIH MLM..??? Pemasaran yang dilakukan melalui banyak level atau tingkatan, biasanya menggunakan mata rantai Up Line- Down Line. APA SIH MLM..??? Pemasaran yang dilakukan melalui banyak level atau tingkatan, biasanya menggunakan mata rantai Up Line- Down Line. FIQIH KONTEMPORER PRODUK DAN JASA YANG DIJUAL MARKETING LP-POM MUI The

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak BAB 1 PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak saja melumpuhkan dunia usaha, tetapi juga menggoyahkan sendi-sendi kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

Efektivitas Sistem Pemasaran Berjenjang

Efektivitas Sistem Pemasaran Berjenjang Efektivitas Sistem Pemasaran Berjenjang Andara Livia-NIM 13507054 Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Bandung 40135, email: if17054@if.itb.ac.id Abstract Pemasaran berjenjang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan riset penelitian yang dilakukan dari mulai proses identifikasi permasalahan sampai proses analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Sebagian

Lebih terperinci

"Peluang Bisnis K-Link akan memberi anda kesehatan, kebebasan finansial dan Kebebasan Waktu "

Peluang Bisnis K-Link akan memberi anda kesehatan, kebebasan finansial dan Kebebasan Waktu "Peluang Bisnis K-Link akan memberi anda kesehatan, kebebasan finansial dan Kebebasan Waktu " Saatnya Mengubah konsumsi produk kesehatan bulanan kita menjadi bisnis yang menguntungkan melalui pengaruh

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JUAL BELI SISTEM DROPSHIPPING

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JUAL BELI SISTEM DROPSHIPPING TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JUAL BELI SISTEM DROPSHIPPING (Studi Kasus di Toko Online Syafa OnShop Website www.facebook.com/groups/syafa.onshop/) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

Multi-Level Marketing (MLM) Perspektif Ekonomi Islam

Multi-Level Marketing (MLM) Perspektif Ekonomi Islam Multilevel Marekting (MLM) 29 Multi-Level Marketing (MLM) Perspektif Ekonomi Islam Ahmad Mardalis & Nur Hasanah Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail: nurhasanah@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING DALAM PENCAPAIAN TARGET SIMPANAN DAN PENYALURAN PEMBIAYAAN DI BMT HARUM TULUNGAGUNG SKRIPSI

IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING DALAM PENCAPAIAN TARGET SIMPANAN DAN PENYALURAN PEMBIAYAAN DI BMT HARUM TULUNGAGUNG SKRIPSI IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING DALAM PENCAPAIAN TARGET SIMPANAN DAN PENYALURAN PEMBIAYAAN DI BMT HARUM TULUNGAGUNG SKRIPSI OLEH FATKUROHIM NIM. 3223113036 JURUSAN PERBANKAN SYARI AH FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN PT. WAHANA INSAN NURANI ( PLANET WIN 369 ) Pasal 1 Pengertian

KODE ETIK DAN PERATURAN PT. WAHANA INSAN NURANI ( PLANET WIN 369 ) Pasal 1 Pengertian KODE ETIK DAN PERATURAN PT. WAHANA INSAN NURANI ( PLANET WIN 369 ) Pasal 1 Pengertian 1. Perusahaan Yang dimaksud dengan perusahaan adalah PT. Wahana Insan Nurani dengan Brand Planet Win 369, merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN POTONGAN HARGA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU MEMBER DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DAN RELEVANSINYA DENGAN UU NO

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN POTONGAN HARGA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU MEMBER DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DAN RELEVANSINYA DENGAN UU NO TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN POTONGAN HARGA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU MEMBER DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DAN RELEVANSINYA DENGAN UU NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLIDUNGAN KONSUMEN (Studi Kasus Di

Lebih terperinci

KEUNGGULAN SISTEM DAN PRODUK PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BMT AMANAH DALAM USAHA PERIKANAN DI KECAMATAN WATULIMO TRENGGALEK SKRIPSI

KEUNGGULAN SISTEM DAN PRODUK PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BMT AMANAH DALAM USAHA PERIKANAN DI KECAMATAN WATULIMO TRENGGALEK SKRIPSI KEUNGGULAN SISTEM DAN PRODUK PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BMT AMANAH DALAM USAHA PERIKANAN DI KECAMATAN WATULIMO TRENGGALEK SKRIPSI Oleh AKHMAD RIFQI SYAFI I NIM. 3223103007 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA GARANSI LIFETIME PRODUK TUPPERWARE. (Studi Kasus di Agen Tupperware Pamularsih Semarang)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA GARANSI LIFETIME PRODUK TUPPERWARE. (Studi Kasus di Agen Tupperware Pamularsih Semarang) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA GARANSI LIFETIME PRODUK TUPPERWARE (Studi Kasus di Agen Tupperware Pamularsih Semarang) SKRIPSI Di susun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga menjadikan mereka sebagai makhluk sosial yang akan melakukan interaksi di dalam hidupnya. Interaksi sosial

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. MLM pada PT. Oriflame, Cabang Medan, menarik kesimpulan bahwa kebijakan

BAB II URAIAN TEORITIS. MLM pada PT. Oriflame, Cabang Medan, menarik kesimpulan bahwa kebijakan Sumber : Fred R. David (2006 : 292) BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Penelitian Terdahulu Osni Linda Yusmawaty Sianturi (2005) dalam penelitiannya tentang analisis strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012

BAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012 BAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012 A. Analisis terhadap Bisnis Biro perjalanan Haji dan Umroh di PT. Arminareka Perdana

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NO. 04 TAHUN Skripsi

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NO. 04 TAHUN Skripsi ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NO. 04 TAHUN 2000 Skripsi Disusun Guna Memenuhi Tugas Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAN MUDHARABAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO : 07/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH)

ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAN MUDHARABAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO : 07/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH) ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAN MUDHARABAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO : 07/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH) (Studi Kasus di KSU Syariah Al-Akhsan Desa Kuryokalangan Kecamatan

Lebih terperinci

PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH: AWALIA META SARI NIM. 3222113006 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT DEWAN PENGAWAS SYARIAH TENTANG PENGGUNAAN ISTILAH SHOHIBUL MAAL DAN MUDHARIB DALAM PERJANJIAN AL MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA

ANALISIS PENDAPAT DEWAN PENGAWAS SYARIAH TENTANG PENGGUNAAN ISTILAH SHOHIBUL MAAL DAN MUDHARIB DALAM PERJANJIAN AL MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA ANALISIS PENDAPAT DEWAN PENGAWAS SYARIAH TENTANG PENGGUNAAN ISTILAH SHOHIBUL MAAL DAN MUDHARIB DALAM PERJANJIAN AL MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

Kode Etik Compro Compro Ethical Code

Kode Etik Compro Compro Ethical Code A. PENDAHULUAN Kode etik Affiliate Compro ini adalah suatu rangkaian ketentuan serta prinsip-prinsip tertentu berkaitan dengan hak dan kewajiban serta tanggung jawab seorang Affiliate dalam mengembangkan

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP PEMBERIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT AR-RAHMAN TULUNGAGUNG SKRIPSI. Oleh : ASNA AFIFAH ROSYIDA NIM

PENERAPAN PRINSIP PEMBERIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT AR-RAHMAN TULUNGAGUNG SKRIPSI. Oleh : ASNA AFIFAH ROSYIDA NIM PENERAPAN PRINSIP PEMBERIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT AR-RAHMAN TULUNGAGUNG SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen agar setia dengan produk yang dijual.caranya sangat beragam di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. konsumen agar setia dengan produk yang dijual.caranya sangat beragam di antaranya 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penjualan barang atau jasa sekarang ini terus meningkat, diantaranya mengikat konsumen agar setia dengan produk yang dijual.caranya sangat beragam di antaranya

Lebih terperinci

KUISIONER ANALISIS RESPON & PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP SISTEM PEMASARAN BERBASISKAN MULTI LEVEL MARKETING

KUISIONER ANALISIS RESPON & PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP SISTEM PEMASARAN BERBASISKAN MULTI LEVEL MARKETING L-1 KUISIONER ANALISIS RESPON & PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP SISTEM PEMASARAN BERBASISKAN MULTI LEVEL MARKETING Nama : Alamat : Tanggal : Dalam rangka menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis Respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika uang diaplikasikan sebagai properti yang menentukan martabat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. ketika uang diaplikasikan sebagai properti yang menentukan martabat seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi budaya dalam peradaban manusia telah menciptakan uang sebagai instrumen yang sangat berperan penting, baik sebagai sarana komunikasi, transaksi, maupun pengakuan

Lebih terperinci

PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH : ACHMAD WALIDUN NI AM NIM : 2822123002 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARI AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

STRATEGI PROMOSI PEMASARAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (STUDI PADA PERUSAHAAN SOPHIE PARIS CABANG KENDARI) SKRIPSI. Oleh: NINA ASMIDA

STRATEGI PROMOSI PEMASARAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (STUDI PADA PERUSAHAAN SOPHIE PARIS CABANG KENDARI) SKRIPSI. Oleh: NINA ASMIDA STRATEGI PROMOSI PEMASARAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (STUDI PADA PERUSAHAAN SOPHIE PARIS CABANG KENDARI) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAMBILALIHAN JAMINAN PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT MARHAMAH WONOSOBO

ANALISIS PENGAMBILALIHAN JAMINAN PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT MARHAMAH WONOSOBO ANALISIS PENGAMBILALIHAN JAMINAN PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT MARHAMAH WONOSOBO TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN FATWA NOMOR 86/DSN-MUI/XII/2012 TENTANG HADIAH DALAM PENGHIMPUNAN DANA LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DI KJKS BINAMA SEMARANG

ANALISIS PENERAPAN FATWA NOMOR 86/DSN-MUI/XII/2012 TENTANG HADIAH DALAM PENGHIMPUNAN DANA LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DI KJKS BINAMA SEMARANG ANALISIS PENERAPAN FATWA NOMOR 86/DSN-MUI/XII/2012 TENTANG HADIAH DALAM PENGHIMPUNAN DANA LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DI KJKS BINAMA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI DANA ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH DI LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ (LMI) TULUNGAGUNG SKRIPSI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI DANA ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH DI LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ (LMI) TULUNGAGUNG SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI DANA ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH DI LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ (LMI) TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh NOVI RIA NASTITI NIM. 3223103050 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH JURUSAN SYARIAH

Lebih terperinci

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL ANGGOTA MULTI LEVEL MARKETING FASHION DI KOTA JEMBER

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL ANGGOTA MULTI LEVEL MARKETING FASHION DI KOTA JEMBER KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL ANGGOTA MULTI LEVEL MARKETING FASHION DI KOTA JEMBER CONSTRUCTION OF SOCIAL REALITY OF FASHION MULTI LEVEL MARKETING MEMBERS IN JEMBER CITY SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MULTI LEVEL MARKETING (MLM) DALAM INVESTASI MELALUI SISTEM MLM ANISA / D

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MULTI LEVEL MARKETING (MLM) DALAM INVESTASI MELALUI SISTEM MLM ANISA / D PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MULTI LEVEL MARKETING (MLM) DALAM INVESTASI MELALUI SISTEM MLM ANISA / D 101 12 322 PEMBIMBING I : SYAMSU THAMRIN, S.H., M.H. PEMBIMBING II : ADFIYANTI FADJAR, S.H.,

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (Studi Kasus di KSPPS Ar-Rahmah Gringsing Limpung Batang) SKRIPSI

ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (Studi Kasus di KSPPS Ar-Rahmah Gringsing Limpung Batang) SKRIPSI ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (Studi Kasus di KSPPS Ar-Rahmah Gringsing Limpung Batang) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) dalam

Lebih terperinci

KODE ETIK. Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk :

KODE ETIK. Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk : KODE ETIK Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk : 1. Memberikan kepuasan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN BPRS GALA MITRA ABADI DALAM MENINGKATKAN DANA PIHAK KETIGA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

STRATEGI PEMASARAN BPRS GALA MITRA ABADI DALAM MENINGKATKAN DANA PIHAK KETIGA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat STRATEGI PEMASARAN BPRS GALA MITRA ABADI DALAM MENINGKATKAN DANA PIHAK KETIGA SKRIPSI Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Ekonomi Islam Di susun

Lebih terperinci

PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TULUNGAGUNG TERHADAP BUNGA BANK KONVENSIOANAL SKRIPSI OLEH MUHAMMAD ULIN NUHA NIM.

PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TULUNGAGUNG TERHADAP BUNGA BANK KONVENSIOANAL SKRIPSI OLEH MUHAMMAD ULIN NUHA NIM. PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TULUNGAGUNG TERHADAP BUNGA BANK KONVENSIOANAL SKRIPSI OLEH MUHAMMAD ULIN NUHA NIM. 3222113025 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik dan barang perawatan tubuh untuk kebutuhan sehari hari, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik dan barang perawatan tubuh untuk kebutuhan sehari hari, dengan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Oriflame Indonesia merupakan sebuah perusahan yang memproduksi kosmetik dan barang perawatan tubuh untuk kebutuhan sehari hari, dengan menggunakan sistem pemasaran

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN REMBANG

MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN REMBANG MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN REMBANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang bisa diamati. 1

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang bisa diamati. 1 79 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 membuka semua tabir kerapuhan perbankan konvensional. Akibat krisis ekonomi tersebut telah

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN NASABAH DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AKAD MUDHARABAHDI BMT AMANAH BANGSRI JEPARA SKRIPSI. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

PERLINDUNGAN NASABAH DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AKAD MUDHARABAHDI BMT AMANAH BANGSRI JEPARA SKRIPSI. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 PERLINDUNGAN NASABAH DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AKAD MUDHARABAHDI BMT AMANAH BANGSRI JEPARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING (MLM) PADA PT. AVAIL ELOK INDONESIA DISTRIBUTOR JEPARA

STRATEGI PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING (MLM) PADA PT. AVAIL ELOK INDONESIA DISTRIBUTOR JEPARA STRATEGI PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING (MLM) PADA PT. AVAIL ELOK INDONESIA DISTRIBUTOR JEPARA HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN

ANALISIS PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN ANALISIS PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN TUGAS AKHIR Digunakan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi 74 BAB IV ANALISIS DATA Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi dan sumber modal, dan BAB III yang berisi tentang hasil penelitian, maka dalam BAB IV ini penulis akan

Lebih terperinci

LUTHFI AL FARUQI

LUTHFI AL FARUQI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIRELA (SIMPANAN SUKARELA LANCAR) DI KJKS BMT AL-HIKMAH UNGARAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam

Lebih terperinci

PERNYATAAN. Tugas Akhir yang berjudul MEKANISME PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK MUDHARABAH

PERNYATAAN. Tugas Akhir yang berjudul MEKANISME PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK MUDHARABAH PERNYATAAN Dengan penuh kejujuran dan tanggunga jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul MEKANISME PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK MUDHARABAH TANPA JAMINAN DI PASAR WONIPRINGGO

Lebih terperinci

Oleh : Ima Khozanah NIM

Oleh : Ima Khozanah NIM BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA OLEH POSBAKUM DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG (UU No. 50 Tahun 2009 Pasal 60 C Tentang Perubahan Kedua Atas UU No.7 Tahun 1989 Tentang Pengadilan Agama) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau yang sering dikenal dengan nama Multi Level Marketing ( MLM ) sejak

BAB I PENDAHULUAN. atau yang sering dikenal dengan nama Multi Level Marketing ( MLM ) sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan paradigma dan perspektif baru sering kali menyebabkan pro dan kontra dalam masyarakat. Salah satu paradigma yang cukup kontroversial dalam dunia marketing

Lebih terperinci

LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR Kode Etik LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR BAB 1 - PENDAHULUAN BAB 2 - DEFINISI 2.1 Perusahaan 2.2 Distributor 2.3 Masa Keanggotaan 2.4 Bisnis 2.5 Rencana Pemasaran Longrich 2.6 Sales

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA PT

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA PT ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA PT. AMITEX PEKALONGAN TAHUN 2015 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN SISTEM AKAD IJARAH SERTA RELEVANSINYA DENGAN PERLINDUNGAN INVESTOR

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN SISTEM AKAD IJARAH SERTA RELEVANSINYA DENGAN PERLINDUNGAN INVESTOR TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN SISTEM AKAD IJARAH SERTA RELEVANSINYA DENGAN PERLINDUNGAN INVESTOR SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

PENANGANAN PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA TUNALARAS YANG BERPERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN ASRAMA SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI

PENANGANAN PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA TUNALARAS YANG BERPERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN ASRAMA SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI PENANGANAN PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA TUNALARAS YANG BERPERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN ASRAMA SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS

MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari ah Disusun

Lebih terperinci

PERANAN LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL BAITUL MAAL HIDAYATULLAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIQ DI KABUPATEN TULUNGAGUNG SKRIPSI

PERANAN LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL BAITUL MAAL HIDAYATULLAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIQ DI KABUPATEN TULUNGAGUNG SKRIPSI PERANAN LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL BAITUL MAAL HIDAYATULLAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIQ DI KABUPATEN TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh AGENG MEI DIANTO NIM. 3223103003 JURUSAN PERBANKAN SYARI AH

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMQURA (SIMPANAN QURBAN AMANAH) DI KSPPS EL AMANAH KENDAL

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMQURA (SIMPANAN QURBAN AMANAH) DI KSPPS EL AMANAH KENDAL ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMQURA (SIMPANAN QURBAN AMANAH) DI KSPPS EL AMANAH KENDAL TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Diploma Tiga Disusun Oleh

Lebih terperinci

PERATURAN PERUSAHAAN & KODE ETIK DISTRIBUTOR PT MEGA REZEKI INDONESIA

PERATURAN PERUSAHAAN & KODE ETIK DISTRIBUTOR PT MEGA REZEKI INDONESIA PERATURAN PERUSAHAAN & KODE ETIK DISTRIBUTOR PT MEGA REZEKI INDONESIA I. PENDAHULUAN Peraturan dan kode etik distributor ini disahkan dan ditetapkan oleh PT. Mega Rezeki Indonesia sebagai acuan dan pedoman

Lebih terperinci

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Multi Level Marketing (MLM). Sudah lebih dari sepuluh jenis multi level yang

BAB I PENDAHULUAN. Multi Level Marketing (MLM). Sudah lebih dari sepuluh jenis multi level yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia baik yang bersifat primer, sekunder, maupun tertier.

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN MARJIN AKAD ISTISHNA PADA PRODUK PEMBIAYAAN KPR INDENSYA ib (Studi Kasus Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Semarang)

ANALISIS PENENTUAN MARJIN AKAD ISTISHNA PADA PRODUK PEMBIAYAAN KPR INDENSYA ib (Studi Kasus Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Semarang) ANALISIS PENENTUAN MARJIN AKAD ISTISHNA PADA PRODUK PEMBIAYAAN KPR INDENSYA ib (Studi Kasus Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

Sistem Multi Level Marketing?

Sistem Multi Level Marketing? Sistem Multi Level Marketing? { Disajikan oleh: Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MMA., MA. Network Purchasing Network Distributing Network Marketing Potensi Relasi Antar Manusia Dreams & Commitment Presentation

Lebih terperinci

PERSETUJUAN MASTER STOCKIST

PERSETUJUAN MASTER STOCKIST PERSETUJUAN MASTER STOCKIST Nama Lengkap : No. KTP : Nama Stockist : Nama Akun : Alamat Stockist : Perjanjian ini dibuat pada hari ini... antara nama master stockist yang disebutkan di atas (selanjutnya

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI DENGAN SISTEM CEGATAN" (StudiKasus Di DesaGunungPatiKecamatanGunungPati KotaSemarang)

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI DENGAN SISTEM CEGATAN (StudiKasus Di DesaGunungPatiKecamatanGunungPati KotaSemarang) ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI DENGAN SISTEM CEGATAN" (StudiKasus Di DesaGunungPatiKecamatanGunungPati KotaSemarang) SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhiTugasdanMelengkapiSyarat GunaMemperolehGelarSarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan timbul karna kebutuhan manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini, manusia selalu dihadapkan

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh: JOHAN EKA SAPUTRA NIM. 3211113099 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan sebagai salah satu pemutar roda ekonomi di Indonesia. MLM

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan sebagai salah satu pemutar roda ekonomi di Indonesia. MLM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pemasaran berjenjang atau Multi Level Marketing (MLM) sedang menjadi sorotan sebagai salah satu pemutar roda ekonomi di Indonesia. MLM adalah salah satu

Lebih terperinci

KODE ETIK. Ethical Code

KODE ETIK. Ethical Code KODE ETIK Ethical Code TABLE OF CONTENTS A. PENDAHULUAN... 1 B. DEFINISI... 2 C. MENJADI SEORANG AFFILIATE... 4 D. HAK DAN KEWAJIBAN AFFILIATE... 5 E. KEWAJIBAN PERUSAHAAN... 6 F. SPONSORISASI, AKTIVITAS,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil penelitian secara terperinci akan dijabarkan sebagai berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil penelitian secara terperinci akan dijabarkan sebagai berikut. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai pembahasan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh dalam Bab III untuk menjawab masalah penelitian yang dirumuskan pada

Lebih terperinci