BAB I PENDAHULUAN. kosmetik dan barang perawatan tubuh untuk kebutuhan sehari hari, dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kosmetik dan barang perawatan tubuh untuk kebutuhan sehari hari, dengan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Oriflame Indonesia merupakan sebuah perusahan yang memproduksi kosmetik dan barang perawatan tubuh untuk kebutuhan sehari hari, dengan menggunakan sistem pemasaran berbasis Multi Level Marketing (MLM). Dalam bisnis Oriflame dibutuhkan status membership group atau dengan kata lain ialah status keanggotaan untuk membeli setiap produk yang dipasarkan. Perusahaan Oriflame menawarkan 3 konsep keuntungan yang akan diperoleh bagi setiap anggotanya yakni look great (tampil menarik), make money (menentukan penghasilan), have fun (bersenang senang / bahagia). Success Plan atau yang bermakna Jenjang Karir juga menjadi salah satu hal yang sangat menarik minat orang orang untuk bergabung dan mendapatkan penghasilan dengan membangun bisnis bersama Oriflame. Reward yang berbentuk produk, uang tunai, hingga jalan jalan ke dalam dan luar negeri pun menjadi salah satu daya tawar yang sangat menggiurkan bagi seluruh membernya untuk bertahan bahkan meningkatkan status keanggotaannya. Setiap orang yang ingin bergabung di dalam bisnis oriflame wajib mendaftarkan diri dengan melampirkan KTP sebagai data identitas yang sah dan setiap orang hanya dapat memiliki satu nomor keanggotaan berdasarkan data identitas tersebut. Hal ini ditujukan pihak Oriflame Indonesia agar tidak ada

2 tindakan pelanggaran ataupun kecurangan yang dilakukan oleh setiap konsultannya. Dengan begitu maka berbisnis dengan oriflame menjadi lebih aman dan tersistematis dalam hal mendapatkan produk, reward, hingga insentif bulanan. Keanggotaan dalam bisnis Oriflame dikenal dengan istilah Independent Consultant, hal ini bermakna bahwa setiap orang yang tergabung di dalam bisnis Oriflame berhak untuk memilih dan menentukan keinginannya dalam menjalankan bisnis sesuai dengan minat dan tujuan dari konsultan tersebut. Dimana Oriflame membagi tipe konsultannya dalam 3 kriteria yakni, Usser (pengguna bagi kebutuhan pribadi), Seller (Penjual), dan Leader (Pembisnis). Hal itulah yang membuat perusahaan Oriflame Indonesia menjadi berbeda dibandingkan dengan perusahaan perusahaan Multi Level Marketing (MLM) lainnya. Dimana dalam bisnis Oriflame segala bentuk insentif akan diberikan sesuai dengan pencapaian yang diraih dan sekecil apa pun pencapaian karir yang diraih oleh setiap membernya akan diapresiasi oleh pihak manajemen Oriflame di dalam acara Recognition Party atau pesta penghargaan bagi seluruh member Oriflame. Adanya Passive Income dan Active Income yang diberikan secara transparan oleh pihak manajemen Oriflame membuat kredibilitas perusahaan ini semakin baik. Ditengah meningkatnya sumber daya manusia dan terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Tentu saja tawaran untuk menjadi seorang pebisnis bersama perusahaan Oriflame merupakan sebuah tawaran yang sulit untuk di tolak begitu saja. Mengingat saat ini masyarakat merasa sulit untuk mencari lapangan pekerjaan dengan penghasilan yang sepadan dan dapat mencukupi

3 kebutuhan hidup sehari hari. Dengan cara kerja dan persyaratan yang tidak terlalu rumit dan kualitas produk yang sangat terjamin, kini perusahaan Oriflame pun diminati banyak lapisan masyarakat baik sebagai konsumen maupun sebagai pebisnis. Motivasi kerja merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seseorang baik yang ingin bertahan di karir tertentu, untuk mengembangkan karir, bahkan untuk pancapai jenjang karir tertinggi. Tanpa motivasi kerja tidak mungkin seseorang mampu mendapatkan prestasi kerja yang tinggi sehingga berimbas pada kemajuan karirnya. Orang orang yang sukses dalam karir adalah mereka yang memiliki motivasi kerja. Jika seseorang yang memiliki keterampilan begitu memukau, artinya ia memiliki motivasi tinggi untuk menguasai keterampilan tersebut. Jika seseorang yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik, disiplin dalam bekerja serta cepat dan tepat, artinya dia memiliki motivasi kerja yang tinggi. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan di sebuah perusahaan 1 : a) Faktor kebijakan perusahaan. b) Faktor imbalan atau reward. c) Faktor kultur perusahaan. d) Faktor kondisi mental karyawan itu sendiri. Setiap orang yang ingin bergabung dalam bisnis Oriflame pastilah memiliki sponsor ataupun atasan yang tergabung dalam suatu jaringan besar dan berperan serta bertanggung jawab dalam proses pembinaan hingga sang konsultan baru 1 Rahmat Motivasi Kerja. Sumber Artikel Online: (diakses pada hari Jumat, 16 September 2016 pukul 13.30)

4 dapat berdiri menjadi jaringan yang mandiri. Seperti halnya pada setiap konsultan yang berhak menentukan pilihannya dalam menjalani bisnis Oriflame, begitu pula pada setiap jaringan yang terbentuk pada bisnis Oriflame Indonesia. Dimana setiap jaringan memiliki aturan dan cara pembinaan yang berbeda beda dalam mengembangkan bisnis sesuai dengan kesepakatan para Leader Oriflame yang tergabung dalam jaringan tersebut. Jaringan Imaginer merupakan salah satu jaringan yang terdapat dalam bisnis Oriflame Indonesia yang berada di kantor cabang Oriflame Medan dan di bangun oleh Windy Natasia Febrina Hasibuan yang saat ini telah meraih level Senior Diamond Director. Jaringan Imaginer merupakan jaringan terbesar yang terdapat di wilayah Sumatera Bagian Utara hingga provinsi Aceh. Di lingkup nasional, jaringan Imaginer mendapatkan penghargaan peringkat kedua dalam kategori pertumbuhan jaringan tercepat se-indonesia. Seperti halnya disetiap perusahaan, adanya kewajiban yang harus dijalankan untuk memperoleh imbalan, begitu pula dalam melakukan bisnis bersama Oriflame. Konsultan Oriflame yang telah terdaftar secara sah akan mendapatkan potongan langsung sebesar 23% dari harga yang ditawarkan di setiap katalog produk. Untuk mendapatkan reward produk dalam masa promosi hingga insentif bulanan setiap konsultan Oriflame wajib melakukan tutup poin sebesar 100 poin hingga 200 poin, dimana 1 poin Oriflame senilai dengan Rp ,- dan berlaku penghitungan secara akumulasi dalam satu bulan kerja. Hal ini lah yang menjadi target bagi setiap konsultan Oriflame dalam menjalankan bisnis untuk mendapatkan reward yang mereka inginkan. Ditambah lagi segala bentuk persyaratan kenaikan jenjang karir juga turut menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap konsultan Oriflame jika ingin sukses menjalankan bisnis

5 tersebut. Dengan kata lain para konsultan Oriflame diminta untuk mampu bekerja dengan baik agar dapat mengembangkan bisnis dengan melakukan perekrutan anggota baru serta membina orang orang tersebut dan juga dapat memasarkan produk dengan baik agar dapat mempertahankan bahkan meningkatkan status keanggotaannya. Pada umumnya para konsultan Oriflame sangat tergiur oleh beragam reward produk hingga dalam bentuk uang tunai dan tiket travelling. Hal inilah yang menjadi alasan terbesar para konsultan Oriflame untuk bertahan dan terus berupaya mengembangkan bisnis mereka. Semua itu semata mata demi mewujudkan segala impian mereka dan mendapatkan kematangan secara finansial. Dalam upaya mendorong proses pemasaran produk oleh para konsultannya, pihak Oriflame pun terus melakukan inovasi inovasi disetiap katalog dengan beragam potongan harga yang disajikan. Hal tersebut sangat memberikan peranan dalam mempermudah proses pemasaran. Bahkan tidak jarang para konsultan pun turut tergiur dan menjadi latah untuk berbelanja produk produk yang sedang dipromosikan dengan potongan harga tersebut. Tanpa mereka sadari bahwa mereka telah memiliki produk sejenis dengan tipe barang yang berbeda bahkan sesungguhnya mereka tidak begitu memerlukan produk tersebut. Namun hal tersebut dilakukan juga semata mata demi melengkapai poin dan pencapaian yang mereka inginkan. Bahkan dibeberapa jaringan pernah terindikasi adanya interfensi dalam hal pencapaian target dan jumlah poin belanja dalam menjalankan bisnis Oriflame. Para anggota menjadi patuh dan Terbius pada aturan di dalam jaringan disebabkan oleh faktor keinginan untuk meniru jalan kesuksesan dari para Leader. Sehingga mereka mengesampingkan logika dan rasionalitas mereka dalam

6 berbelanja. Hal tersebut semata mata dilakukan karena mereka ingin mencapai jenjang karir tertentu dan juga mendapakan sejumlah reward produk dan juga insentif dalam jumlah yang besar. Oleh sebab itu, loyalitas serta kerja sama antar tim menjadi faktor utama dan hal yang tidak dapat terelakkan dari proses pencapaian prestasi dalam suatu jaringan. Hal ini lah yang menarik minat penulis untuk melakukan penelitian dalam upaya melihat adakah keterkaitan serta pengaruh status Membership Group pada perusahaan kosmetik berbasis multi level marketing terhadap perilaku konsumtif dalam upaya pencapaian jenjang karir, pencapaian target, maupun pencapaian hadiah hadiah yang menggunakan persyaratan kualifikasi poin belanja, yang berstudi kasus pada Jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan selaku jaringan terbesar dengan pertumbuhan tercepat di kantor Oriflame Cabang Medan Rumusan Masalah Sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam latar belakang tersebut, maka dari itu adapun yang menjadi pusat rumusan masalah dalam penelitian ini ialah Bagaimana pengaruh status Membership Group terhadap perilaku konsumtif pada jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan?

7 1. 3. Tujuan penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan hasil penelitian ini ialah Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana keterkaitan antara status Membership Group terhadap perilaku konsumtif di jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penulisan hasil penelitian ini ialah: Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian yang saya lakukan ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah mahasiswa, khususnya mahasiswa sosiologi dalam memahami realita kajian sosiologi dari berbagai aspek kehidupan. Serta diharapkan dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial dan masyarakat Manfaat Praktis Hasil dari penelitian yang saya lakukan ini diharapkan dapat menambah referensi dan memperkaya penelitian penelitian sejenis serta agar dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian berikutnya yang ingin mengetahui lebih dalam lagi dari penelitian sebelumnya. Selain itu penelitian ini juga memberikan pengetahuan baru dan memperluas wawasan peneliti tentang pengaruh status Membership Group terhadap perilaku konsumtif. Disamping itu hasil dari penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi objek penelitian yang dalam hal ini ialah

8 Jaringan Imaginer untuk menjadi bahan referensi dan introspeksi bagi perkembangan, kemajuan dan kesejahteraan Jaringan Imaginer Hipotesis Penelitian Sugiyanto (2004) menjelaskan hipotesis adalah dugaan sementara mengenai sesuatu hal yang perlu diuji kebenarannya. Dengan kata lain hipotesis juga dapat dikatakan sebagai kesimpulan sementara dari suatu hubungan variabel dengan variabel lainnya sehingga hipotesis dapat dikatakan sebagai suatu perkiraan ataupun dugaan yang melekat pada variabel yang bersangkutan. Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Di dalam perumusan hipotetsis pada penelitian ini menggunakan hipotesis dua arah yaitu hipotesis alternatif dan hipotesis nol. Dimana hipotetsis menjadi benar jika hipotetsis alternatif terbukti kebenarannya. Maka dari itu, ada pun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho: Tidaknya adanya hubungan pengaruh status Membership Group pada perusahaan kosmetik berbasis multi level marketing terhadap perilaku konsumtif di jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan. Ha: Adanya hubungan pengaruh status Membership Group pada perusahaan kosmetik berbasis multi level marketing terhadap perilaku konsumtif di jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan.

9 1. 6. Definisi Konsep Membership Group Menurut Robert K. Merton Membership Group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas batas yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik tidak dapat dilakukan secara mutlak. Hal ini disebabkan karena perubahan perubahan keadaan. Situasi yang tidak tetap akan memengaruhi derajat interaksi di dalam kelompok tadi sehingga adakalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok tersebut, walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok yang bersangkutan Multi Level Marketing Multilevel Marketing atau yang terkadang juga disebut dengan Networking Selling (jaringan penjualan) atau direct selling (penjualan langsung) adalah bentuk pemasaran suatu produk atau jasa dari suatu perusahaan yang dilakukan secara perorangan atau berkelompok yang membentuk jaringan secara berjenjang, lalu dari hasil penjualan pribadi dan jaringan tersebut, setiap bulannya perusahaan akan memperhitungkan bonus atau komisi sebagai hasil usahanya. 3 Multilevel Marketing adalah merupakan sebuah sistem pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran. Singkatnya, bahwa 2 Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada (hal. 123) 3 Tyas, Anis Kuncoro Konsep Bisnis Multi Level Marketing Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Semarang: E Jurnal Unissula.

10 Multilevel Marketing adalah suatu konsep penyaluran (distribusi) barang berupa produk dan jasa tertentu, yang member kesempatan kepada para konsumen untuk turut terlibat sebagai penjual dan memperoleh keuntungan di dalam garis kemitraannya Perilaku Konsumtif Sumartono (2002) mengatakan bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu tindakan menggunakan suatu produk secara tidak tuntas. Artinya belum habis suatu produk dipakai, seseorang telah menggunakan produk jenis yang sama dari merk lain atau membeli barang karena adanya hadiah yang ditawarkan ataupun membeli suatu produk karena banyak orang yang menggunakan produk tersebut. Sedangkan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan dari pada kebutuhan Konsultan Konsultan adalah sebutan untuk member Oriflame. Disebut sebagai konsultan karena diharapkan seseorang yang telah tergabung menjadi bagian dari oriflame bukan hanya maju di bidang penjualan tetapi menjadi konsultan bagi para downlinenya dan menjadi trend setter dari gaya hidup Oriflame. 4 Tyas, Anis Kuncoro Konsep Bisnis Multi Level Marketing Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Semarang: E Jurnal Unissula. 5 Yustisi, Tiurma Sari Hubungan Antara Perilaku Konsumtif dengan Body Image Pada Remaja Puteri. E-Jurnal USU

11 Upline Upline adalah konsultan yang secara hirarki dalam jaringan keanggotaan telah terdaftar lebih dahulu dari orang yang baru tergabung sebagai member Oriflame Downline Downline adalah konsultan yang baru tergabung dalam jaringan keanggotaan dan secara hirarki berada di bawah dari seorang upline Sponsor Sponsor adalah seorang upline yang secara hirarki dalam jaringan keanggotaan berada tepat diatas seseorang yang baru tergabung sebagai member Oriflame Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah gejala variabel yang bervariasi yaitu faktor faktor yang dapat berubah ubah ataupun dapat diubah untuk tujuan penelitian. Variabel penelitian perlu ditentukan dan dijelaskan agar alur hubungan dua atau lebih variabel dalam penelitian dapat dicari dan dianalisis. Penentuan variabel dalam suatu penelitian, berkisar pada variabel bebas (independent variable), variabel tergantung (dependent variable), maupun variabel kontrol (intervening variable). 6 6 Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana (hal.103)

12 Di dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu variabel bebas (independent variable) diperumpamakan sebagai variabel X, variabel tergantung atau yang sering dikenal dengan istilah variabel terikat (dependent variable) diperumpamakan sebagai variabel Y, serta variabel antara (intervening variable) diperumpamakan sebagai variabel Z. Variabel bebas merupakan suatu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain, variabel tergantung atau variabel terikat merupakan variabel yang dapat dipengaruhi, sedangkan variabel antara merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi dalam memperkuat ataupun memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini penjabaran mengenai variabel penelitian adalah sebagai berikut: X: Variabel Bebas yakni Status Membership Group Y: Variabel Tergantung / Terikat yakni Perilaku Konsumtif Z: Variabel Antara yakni Pendidikan Skema Variabel Penelitian Variabel Bebas (X) "Status Membership Group" Variabel Terikat (Y) "Perilaku Konsumtif" Variabel Antara (Z) "Pendidikan"

13 1. 8. Oprasional Variabel Devinisi oprasional adalah spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur ataupun memanipulasi suatu variabel. Definisi oprasional memberikan batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut (Sarwono,2013). 1. Variabel Bebas (X) Sarwono (2013) menjelaskan variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang variabilitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Di dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) yakni Status Membership Group. Adapun yang menjadi indikator dari variabel bebas tersebut, yakni: a. Keanggotaan b. Pencapaian Jenjang Karir c. Pencapaian Target Poin d. Keaktifan Dalam Pelatihan 2. Variabel Tergantung / Terikat (Y) Sarwono (2013) menjelaskan variabel tergantung / terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respons jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung / terikat merupakan variabel yang variabilitasnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Di dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) yakni Perilaku Konsumtif. Adapun yang menjadi indikator dari variabel terikat tersebut, yakni:

14 a. Pekerjaan b. Penghasilan dan Pengeluaran c. Intensitas Pembelian d. Intensitas Penggunaan e. Harga Barang f. Jenis Barang 3. Variabel Perantara (Intervening Variabel) Sarwono (2013) menjelaskan variabel perantara merupakan suatu variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti, akan tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi. Pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh pengaruh variabel bebas dan variabel terikat terhadap gejala yang sedang diteliti. Di dalam penelitian ini yang menjadi variabel perantara (Z) yakni Pendidikan. Adapun yang menjadi indikator dari variabel perantara tersebut, yakni: a. Pendidikan Formal b. Pendidikan Nonformal

15 1. 9. Bagan Oprasional Variabel Jenis Variabel Indikator Skala Variabel X Status Membership Group Variabel Y Perilaku Konsumtif Variabel Z Pendidikan Keanggotaan Pencapaian Jenjang Karir Pencapaian Target Poin Keaktifan Dalam Pelatihan Pekerjaan Penghasilan & Pengeluaran Intensitas Pembelian Intensitas Penggunaan Harga Barang Jenis Barang Pendidikan Formal Pendidikan Nonformal Skala Rasio Skala Rasio Skala Rasio Skala Rasio Skala Nominal Skala Interval Skala Rasio Skala Rasio Skala Rasio Skala Nominal Skala Ordinal Skala Ordinal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu hidup bersama dengan individu lainnya sehingga menjadikan mereka sebagai makhluk sosial yang akan melakukan interaksi di dalam hidupnya. Interaksi sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era sekarang banyak orang lebih memilih untuk menjalani bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era sekarang banyak orang lebih memilih untuk menjalani bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era sekarang banyak orang lebih memilih untuk menjalani bisnis daripada harus bekerja di perusahaan orang lain, dengan harapan mereka dapat mengelola bisnis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil penelitian secara terperinci akan dijabarkan sebagai berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil penelitian secara terperinci akan dijabarkan sebagai berikut. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai pembahasan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh dalam Bab III untuk menjawab masalah penelitian yang dirumuskan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung (direct selling), sistem penjualan langsung ini tentunya mengizinkan

BAB I PENDAHULUAN. langsung (direct selling), sistem penjualan langsung ini tentunya mengizinkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini ada banyak sekali perusahaan yang menawarkan sistim penjualan langsung (direct selling), sistem penjualan langsung ini tentunya mengizinkan para anggotanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Multi Level Marketing (MLM) Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing (pemasaran berjenjang) atau direct selling yang merupakan salah satu bisnis yang berhubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dewasa ini masalah tekanan ekonomi semakin terasa berat khususnya bagi negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan untuk dapat bersaing di dalam pasar. Konvergensi dibidang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan untuk dapat bersaing di dalam pasar. Konvergensi dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan bisnis yang semakin mengglobal menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat sehingga membutuhkan strategi pemasaran yang baik bagi sebuah perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny

LAMPIRAN 1. Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny L.1 LAMPIRAN 1 Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny 1. Berikan penjelasan singkat mengenai Senswell? Senswell bergerak di industri wewangian dan perawatan tubuh,

Lebih terperinci

Mengenal istilah-istilah di Oriflame with NLC!

Mengenal istilah-istilah di Oriflame with NLC! Mengenal istilah-istilah di Oriflame with NLC! Semangat pagi NLCmembers! Kali ini ebook yang sedang and abaca adalah ebook mengenai istilahistilah yang sering disebutkan dalam menjalankan bisnis Oriflame.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi bahwa pengusaha di Indonesia berlomba lomba untuk memberikan produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, persaingan antar perusahaan telah menjadi semakin ketat sehingga menyebabkan setiap perusahaan harus memperbaiki kegiatan

Lebih terperinci

Rencana Penjualan dan Pemasaran

Rencana Penjualan dan Pemasaran Rencana Penjualan dan Pemasaran ADMINISTRASI USAHA TINJAUAN Rencana pemasaran Herbalife menawarkan kesempatan unik yang dapat membawa Anda pada tingkat kesuksesan dan pencapaian yang lebih tinggi. Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia.sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya.ia ingin mengetahui lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Fokus Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang berkomunikasi dan berintekrasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level Marketing) banyak sekali ditemukan dewasa ini. Sistem pemasaran MLM (Multi level Marketing)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produknya, mendorong setiap perusahaan untuk selalu berpacu dan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. produknya, mendorong setiap perusahaan untuk selalu berpacu dan melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat antar perusahaan dalam memasarkan produknya, mendorong setiap perusahaan untuk selalu berpacu dan melaksanakan aktivitas penjualan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL

BAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL 64 BAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL A. Insentif Passive Income di PT. K-Link International Dalam pembagian bonus

Lebih terperinci

PERATURAN UMUM DAN KODE ETIK DISTRIBUTOR PT. Tridaya Sinergi Indonesia

PERATURAN UMUM DAN KODE ETIK DISTRIBUTOR PT. Tridaya Sinergi Indonesia PERATURAN UMUM DAN KODE ETIK DISTRIBUTOR PT. Tridaya Sinergi Indonesia BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Maksud dan Tujuan Peraturan umum dan kode etik distributor PT. Tridaya Sinergi Indonesia dibuat dengan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi/instansi. Tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi/instansi. Tercapainya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memberikan tenaga,

Lebih terperinci

E-book for new member volume 5 Tabel system bisnis Oriflame dan penjelasannya.

E-book for new member volume 5 Tabel system bisnis Oriflame dan penjelasannya. E-book for new member volume 5 Tabel system bisnis Oriflame dan penjelasannya. Hai! J Ketemu lagi di e-book training NLC, kali ini pastikan anda sudah membaca volume sebelumnya ya, agar tidak membingungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehancuran. Jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik maka harus

BAB I PENDAHULUAN. kehancuran. Jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik maka harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Problema kehidupan umat manusia yang semakin kompleks dengan tuntunan hajat hidup yang semakin besar telah banyak membentuk pola pikir dan tingkah laku masyarakat.

Lebih terperinci

TIPS-TIPS MENJADI MARKETING. Pertemuan 14 Manajemen Pemasaran

TIPS-TIPS MENJADI MARKETING. Pertemuan 14 Manajemen Pemasaran TIPS-TIPS MENJADI MARKETING Pertemuan 14 Manajemen Pemasaran Buat Strategi dan Target Konsumen Buatlah kegiatan promosi yang dapat menarik minat pelanggan. Misalnya dengan memberikan potongan harga, menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam menghadapi perkembangan. menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk bertahan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam menghadapi perkembangan. menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk bertahan hidup. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dalam menghadapi perkembangan teknologi yang cepat, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk bertahan

Lebih terperinci

Marketing Plan MyGoldenDuck

Marketing Plan MyGoldenDuck Marketing Plan MyGoldenDuck Bergabung dengan pembelian paket produk, diantaranya : 1. Bergabung Paket Value Member, Rp 1.500.000,00 2. Bergabung Paket Gold Member, Rp 17.450.000,00 Repeat Order Paket Value

Lebih terperinci

NOVIYANTI MANAJEMEN EKONOMI Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG

NOVIYANTI MANAJEMEN EKONOMI Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG NOVIYANTI 15210087 MANAJEMEN EKONOMI 2013 Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar produknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengetahui pengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekuitas merk dan harga terhadap loyalitas konsumen produk tas merk Sophie Paris di Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN DAN KODE ETIK 4GMTX (PT. CATUR GLOBAL MATRIX)

PERATURAN DAN KODE ETIK 4GMTX (PT. CATUR GLOBAL MATRIX) PERATURAN DAN KODE ETIK 4GMTX (PT. CATUR GLOBAL MATRIX) I. PENDAHULUAN Peraturan dan Kode Etik ini mengatur mengenai hubungan hukum dan persetujuan atau kesepakatan antara PT. Catur Global Matrix (selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bandung merupakan kota yang terkenal dengan industri kreatif di bidang fashion, dengan desain yang unik dan mengikuti trend masa kini. Bandung sebagai kota mode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Marketing (MLM) kini bukan menjadi suatu istilah yang asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Marketing (MLM) kini bukan menjadi suatu istilah yang asing lagi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata Marketing Network atau yang lebih dikenal dengan Multi Level Marketing (MLM) kini bukan menjadi suatu istilah yang asing lagi. Marketing Network merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Gaya hidup modern yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Gaya hidup modern yang cenderung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis semakin maju di era globalisasi saat ini sehingga membuka berbagai peluang bisnis termasuk di Indonesia. Di satu sisi era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

Contohnya seperti ini nih kartu membernya oriflame, pasti anda semua udah pada punya dong yaa J

Contohnya seperti ini nih kartu membernya oriflame, pasti anda semua udah pada punya dong yaa J E-Book Bedah isi starterkit Apakah starterkit itu? Sesuai namanya, Starterkit dipisah menjadi 2 kata, yaitu Starter = Pemula dan kit yang berarti peralatan, jadi starterkit adalah peralatan untuk Pemula.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dikonsumsi oleh konsumen serta bermanfaat bagi mereka. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dikonsumsi oleh konsumen serta bermanfaat bagi mereka. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21 ini, semakin banyak perusahaan yang didirikan. Setiap perusahaan berusaha melakukan yang terbaik agar produk yang dihasilkan dapat diterima

Lebih terperinci

YOU ARE BOSS IN ORIFLAME

YOU ARE BOSS IN ORIFLAME YOU ARE BOSS IN ORIFLAME oleh NUR ADHANI NIM 10.02.7875 Program D3 Jurusan Manajemen Informatika 2D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Seperti yang kita ketahui sekarang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. pengembangan bisnis dan sistem pengembangan diri member-member-nya adalah

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. pengembangan bisnis dan sistem pengembangan diri member-member-nya adalah BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN Perbandingan perusahaan sampel penelitian dalam hal sistem pengembangan bisnis dan sistem pengembangan diri member-member-nya adalah sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Sebagaimana diungkapkan Faustino Cardoso Gomes (2000:177, dalam

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Sebagaimana diungkapkan Faustino Cardoso Gomes (2000:177, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mencapai tujuan perusahaan, diperlukan kinerja karyawan yang maksimal. Sebagaimana diungkapkan Faustino Cardoso Gomes (2000:177, dalam Stephani 2011:1)

Lebih terperinci

Proteksi Sistem Informasi Multi Level Marketing PT. Mass Network

Proteksi Sistem Informasi Multi Level Marketing PT. Mass Network Proteksi Sistem Informasi Multi Level Marketing PT. Mass Network Oleh : Malikuswari - 7203012173 Yusron Avivi 7203012335 Imelda 7203010227 Sasongko Budhi - 7203012238 Magister Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek Kerja Praktek (KP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek Kerja Praktek (KP) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek Kerja Praktek (KP) Didalam perkembangan teknologi yang semakin maju, pelaku bisnis sangat diuntungkan dengan kondisi mudahnya untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat kita rasakan, sehingga tampak persaingan tajam dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat kita rasakan, sehingga tampak persaingan tajam dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pesatnya pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi di Indonesia sangat kita rasakan, sehingga tampak persaingan tajam dalam merebut serta menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Multi Level Marketing (MLM). Sudah lebih dari sepuluh jenis multi level yang

BAB I PENDAHULUAN. Multi Level Marketing (MLM). Sudah lebih dari sepuluh jenis multi level yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia baik yang bersifat primer, sekunder, maupun tertier.

Lebih terperinci

Rencana Pemasaran LEO 8 Maret 2014

Rencana Pemasaran LEO 8 Maret 2014 Rencana Pemasaran LEO 8 Maret 201 Halaman 1 Pengantar... 3 Konsep rencana pemasaran... Asas... Penjelasan terminologi... Jangka waktu kompensasi... Sistem poin loyalitas... Poin Status (SP)... Poin Bonus

Lebih terperinci

1. Economic Challenges Awards (November 2012) Kategori: Pemenang Perusahaan Kebanggan Indonesia untuk Sektor Ritel (Metro TV)

1. Economic Challenges Awards (November 2012) Kategori: Pemenang Perusahaan Kebanggan Indonesia untuk Sektor Ritel (Metro TV) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT Matahari Department Store Tbk PT Matahari Department Store Tbk adalah salah satu department store ritel di Indonesia untuk produk busana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika beredar baik produksi dalam negeri

Lebih terperinci

KODE ETIK FLASHIN. BAB I Ketentuan Umum. Pasal 1

KODE ETIK FLASHIN. BAB I Ketentuan Umum. Pasal 1 BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : a. Perusahaan adalah PT. Flavia Sejahtera Indonesia didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragama akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan riset penelitian yang dilakukan dari mulai proses identifikasi permasalahan sampai proses analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini terjadi seiring dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang kebutuhan manusia selalu bertambah, baik kebutuhan pangan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang kebutuhan manusia selalu bertambah, baik kebutuhan pangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada zaman sekarang kebutuhan manusia selalu bertambah, baik kebutuhan pangan, sandang maupun papan, dll. Sekarang ini, kebutuhan sandangpun menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, karena manusia tidak dapat menjalani hidupnya secara sendirian. Manusia hidup bersama manusia lainnya, baik demi keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan yang penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut kotler (Ginting 2011 : 15) menyatakan Marketing is a social and

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut kotler (Ginting 2011 : 15) menyatakan Marketing is a social and BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Menurut kotler (Ginting 2011 : 15) menyatakan Marketing is a social and managerial prossess by which individuals and groups obtain what they need and what through

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. PT. Sentra Dana Cikokol merupakan salah satu cabang yang paling awal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. PT. Sentra Dana Cikokol merupakan salah satu cabang yang paling awal BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah karyawan di PT. Sentra Dana Cikokol. PT. Sentra Dana Cikokol merupakan salah satu cabang yang paling awal berdiri dan beroperasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia mempunyai beberapa tujuan,

Lebih terperinci

SALES FORCE Tupperware

SALES FORCE Tupperware JENJANG KARIR SALES FORCE Tupperware INDONESIA Sebelum mengajarkan anakku untuk mandiri, AKU AKAN MULAI DARI DIRIKU SENDIRI Kemandirian financial bersama Tupperware membantu aku mencapai impian-impianku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hubungan bermasyarakat dapat dibangun melalui kepentingan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hubungan bermasyarakat dapat dibangun melalui kepentingan yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Problema kehidupan umat manusia yang semakin kompleks dengan tuntutan hajat hidup yang semakin besar telah banyak membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada suatu perusahaan proses pengukuran keberhasilan atau maju mundurnya sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia, yaitu orangorang

Lebih terperinci

TERMS AND CONDITION (Syarat dan Ketentuan)

TERMS AND CONDITION (Syarat dan Ketentuan) TERMS AND CONDITION (Syarat dan Ketentuan) PT. BUMSS merupakan perusahaan resmi berbasis keagenan Tour Travel dan Multi Bisnis yang berbadan hukum, berkantor pusat di Jalan Ngagel Jaya Utara no 150 Surabaya,

Lebih terperinci

VISI KAMI. Wealth Maximizer Plan BAGI PARA SALES LEADER PENGHASILAN LEBIH BANYAK ADALAH MENJADI PERUSAHAAN TERKEMUKA

VISI KAMI. Wealth Maximizer Plan BAGI PARA SALES LEADER PENGHASILAN LEBIH BANYAK ADALAH MENJADI PERUSAHAAN TERKEMUKA Wealth Maximizer Plan VISI KAMI ADALAH MENJADI PERUSAHAAN TERKEMUKA DIRECT SELLING DI DUNIA DENGAN MEMBERIKAN PENGHASILAN LEBIH BANYAK BAGI PARA SALES LEADER DIBANDINGKAN PERUSAHAAN LAINNYA LANGKAH 1 Memulai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PELATIHAN KERJA DENGAN MOTIVASI PENGEMBANGAN KARIR

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PELATIHAN KERJA DENGAN MOTIVASI PENGEMBANGAN KARIR HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PELATIHAN KERJA DENGAN MOTIVASI PENGEMBANGAN KARIR SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh derajat sarjana S1 Psikologi Disusun oleh : RISMA NUR IKSHANI

Lebih terperinci

I Dewa Gde Mahendra Putra S1 SI 2A / ABSTRAKSI

I Dewa Gde Mahendra Putra S1 SI 2A / ABSTRAKSI I Dewa Gde Mahendra Putra S1 SI 2A / 10.12.4395 ABSTRAKSI Karya tulis ini menjelaskan tentang garis besar bisnis MLM (Multi Level Marketing). Kelebihan serta kekurangan bisnis MLM itu sendiri juga akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) yang mampu berperan sebagai tenaga yang terampil, kritis dan siap untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) yang mampu berperan sebagai tenaga yang terampil, kritis dan siap untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Globalisasi telah menjalar dan berkembang ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Globalisasi juga memberikan dampak yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak BAB 1 PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak saja melumpuhkan dunia usaha, tetapi juga menggoyahkan sendi-sendi kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Multi-Level Marketing atau MLM merupakan strategi pemasaran yang menggunakan sales atau tenaga penjual. Mereka tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan

BAB I PENDAHULUAN. utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) berperan sangat penting sebagai unsur utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan teknologi, sebab manusia itu sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHLUAN. menjadi target market dari setiap jenis usaha yang ada.

BAB 1 PENDAHLUAN. menjadi target market dari setiap jenis usaha yang ada. BAB 1 PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran sekarang ini menjadi lebih nyata diterapkan diberbagai macam jenis usaha yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, bidang usaha atau jenis bisnis mencakup bidang yang luas, baik barang maupun jasa. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsultan mandiri, yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi

BAB I PENDAHULUAN. konsultan mandiri, yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Oriflame di dirikan pada tahun 1967 oleh dua bersaudara dan teman mereka, saat ini Oriflame telah menjadi perusahaan kecantikan internasional dengan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing mix dengan strategi pemasaran yang mereka miliki dengan matang agar menjadi lebih dimata konsumen.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler, (2002 :18) adalah Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai

Lebih terperinci

STRATEGI MEMBER MULTI LEVEL MARKETING (MLM) DALAM PENCAPAIAN JENJANG KARIER. (Studi Deskriptif : Pada Upline MLM Oriflame di Kota Medan) SKRIPSI

STRATEGI MEMBER MULTI LEVEL MARKETING (MLM) DALAM PENCAPAIAN JENJANG KARIER. (Studi Deskriptif : Pada Upline MLM Oriflame di Kota Medan) SKRIPSI STRATEGI MEMBER MULTI LEVEL MARKETING (MLM) DALAM PENCAPAIAN JENJANG KARIER (Studi Deskriptif : Pada Upline MLM Oriflame di Kota Medan) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam sekarang ini, membuat perusahaan harus dapat menciptakan produk yang kreatif serta inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak dan dewasa adalah fase pencarian identitas diri bagi remaja. Pada fase ini, remaja mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin menyadari arti penting konsumen bagi kesuksesan usaha yang mereka bangun. Makin banyaknya produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang harus dicapai baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang harus dicapai baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang mempunyai misi dan tujuan yang harus dicapai baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Secara umum tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau yang sering dikenal dengan nama Multi Level Marketing ( MLM ) sejak

BAB I PENDAHULUAN. atau yang sering dikenal dengan nama Multi Level Marketing ( MLM ) sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan paradigma dan perspektif baru sering kali menyebabkan pro dan kontra dalam masyarakat. Salah satu paradigma yang cukup kontroversial dalam dunia marketing

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5626-5639 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

Pengukuran kualitatif dan kuantitatif

Pengukuran kualitatif dan kuantitatif Pengukuran kualitatif dan kuantitatif REFERENSI : NEUMAN, W. LAWRENCE. 2011. METODE PENELITIAN SOSIAL : PENDEKATAN KUALITATIF DAN KUA NTITAIF, I N DEKS. JAKARTA Pengertian Variabel Penelitian Proses Dalam

Lebih terperinci

Dahsyatnya Bisnis OW. Support System OW Dahsyatnya Bisnis OW - Page 1

Dahsyatnya Bisnis OW. Support System OW Dahsyatnya Bisnis OW -  Page 1 Dahsyatnya Bisnis OW Kalau Anda tahu betapa dahsyatnya bisniss OW ini, maka Anda akan mengatakan kenapa tidak dari dulu ikut menjalankannya. Apalagi bagi Anda yang pandai dan jago jualan, maka disinilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelbagai bidang. Tidak hanya dengan sesama industri dengan skala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelbagai bidang. Tidak hanya dengan sesama industri dengan skala yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi industri di Indonesia saat ini tengah menghadapi persaingan dalam pelbagai bidang. Tidak hanya dengan sesama industri dengan skala yang sama tapi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN E- COMMERCE DI INDONESIA

PERTUMBUHAN E- COMMERCE DI INDONESIA PERTUMBUHAN E- COMMERCE DI INDONESIA JUMLAH PENDUDUK (2015) 1.355.692.576 127.103.388 48.860.500 1.236.344.631 253.609.643 PERTUMBUHAN E- COMMERCE DI INDONESIA PERTUMBUHAN E- COMMERCE DI INDONESIA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan juga harus mampu menghasilkan pendapatan yang jauh lebih besar. tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan juga harus mampu menghasilkan pendapatan yang jauh lebih besar. tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu fungsi penting dalam suatu perusahaan yang menghasilkan pendapatan untuk kontinuitas aktivitasnya. Segala biaya yang telah dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah : 1) Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumber data asli di lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas 121 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas penunjang bagi masyarakat itu sendiri. Fasilitas penunjang yang di maksud,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang 46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS NASA ONLINE EMAK-EMAK JAGO JUALAN ONLINE VIA FACEBOOK HANYA MODAL ANDROID DAN KUOTA INTERNET SYARAT YANG PALING UTAMA ADALAH MAU

PELUANG BISNIS NASA ONLINE EMAK-EMAK JAGO JUALAN ONLINE VIA FACEBOOK HANYA MODAL ANDROID DAN KUOTA INTERNET SYARAT YANG PALING UTAMA ADALAH MAU PELUANG BISNIS NASA ONLINE EMAK-EMAK JAGO JUALAN ONLINE VIA FACEBOOK HANYA MODAL ANDROID DAN KUOTA INTERNET SYARAT YANG PALING UTAMA ADALAH MAU BELAJAR DAN PRAKTEK ʋ ʋ ʋ KEUNTUNGAN MENJADI DISTRIBUTOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat melakukan yang terbaik

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat melakukan yang terbaik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan promosi mempunyai peranan yang cukup penting dalam industri modern dan merupakan karakteristik dari negara maju maupun negara yang tengah berkembang. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari Perusahaan Tepung Tapioka Surya Kencana Tasikmalaya dan hasil pembahasan yang sudah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka didapatlah

Lebih terperinci

"INI YANG ANDA BUTUHKAN kesehatan, kebebasan finansial dan Kebebasan Waktu "

INI YANG ANDA BUTUHKAN kesehatan, kebebasan finansial dan Kebebasan Waktu "INI YANG ANDA BUTUHKAN kesehatan, kebebasan finansial dan Kebebasan Waktu " Saatnya Mengubah konsumsi produk kesehatan bulanan kita menjadi bisnis yang menguntungkan melalui pengaruh bisnis jaringan Pada

Lebih terperinci

PERATURAN PERUSAHAAN & KODE ETIK DISTRIBUTOR PT MEGA REZEKI INDONESIA

PERATURAN PERUSAHAAN & KODE ETIK DISTRIBUTOR PT MEGA REZEKI INDONESIA PERATURAN PERUSAHAAN & KODE ETIK DISTRIBUTOR PT MEGA REZEKI INDONESIA I. PENDAHULUAN Peraturan dan kode etik distributor ini disahkan dan ditetapkan oleh PT. Mega Rezeki Indonesia sebagai acuan dan pedoman

Lebih terperinci

Halal Network atau Multi Level Marketing Berbasis

Halal Network atau Multi Level Marketing Berbasis BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DOUBLE BONUS PADA OPERASIONAL HALAL NETWORK HERBA PENAWAR ALWAHIDA INDONESIA (HPAI) DI KECAMATAN KRIAN KABUPATEN SIDOARJO A. Praktik Double Bonus Pada Operasional Halal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, perekonomian Indonesia semakin membaik. Hal ini didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia. Perkembangan bisnis ini dipengaruhi

Lebih terperinci

COMPANY PROFILE PT. MITRA AURA JEJARING USAHA

COMPANY PROFILE PT. MITRA AURA JEJARING USAHA COMPANY PROFILE PT. MITRA AURA JEJARING USAHA LATAR BELAKANG Terlahir dari kepedulian dan kerinduan untuk dapat berperan banyak dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia, maka dengan

Lebih terperinci