BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki tema yang sama. Pertama, Intertekstual Lirik-Lirik Lagu Karya Ahmad Dhani: Sebuah Pendekatan Semiotik Riffaterre. Skripsi itu ditulis oleh Muhammad Dimyati, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai landasan teorinya. Analisis penelitian tersebut menyangkut struktur lirik-lirik lagu karya Ahmad Dhani dan karya-karya hipogramnya. Analisis tersebut dibatasi pada pembacaan heuristik, hermeneutik, ketidaklangsungan ekspresi, dan intertekstual yang berkaitan dengan hipogram dan transformasi. Selain itu, analisis tersebut mendeskripsikan letak keterkaitan antara kedua teks, baik secara eksplisit maupun implisit melalui kajian intertekstual Michael Riffaterre. Penelitian ini menganalisis lima lirik lagu dari album yang berbeda. Simpulan dari penelitian tersebut adalah: (1) lirik -lirik lagu karya Ahmad Dhani dalam ketidaklangsungan ekspresi didominasi oleh penciptaan arti, sedangkan dalam gaya bahasa banyak digunakan metafora, metomini, dan sinekdok; (2) lirik - lirik karya Ahmad Dhani juga terdapat penyimpangan-penyimpangan tata bahasa dan kode bahasa untuk memperindah; dan (3) tema dalam lirik-lirik lagu Ahmad Dhani, yaitu sosial, cinta, nasionalisme, pluralisme, dan ketuhanan. 10

2 11 Kedua, Aspek Sosial Politik dalam Lirik Lagu Efek Rumah Kaca Album Kamar Gelap: Pendekatan Semiotik Riffaterre. Skripsi itu ditulis oleh Arif Prasetyo Pamungkas, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret tahun Analisis ini mendeskripsikan struktur liriklirik lagu Efek Rumah Kaca (selanjutnya ERK) yang mengandung aspek sosial politik melalui kajian teori semiotik Riffatere dan mendeskripsikan letak hipogram dari liriklirik lagu ERK dengan teks dari karya-karya sebelumnya ERK muncul, baik secara eksplisit maupun implisit. Penelitian ini menganalisis enam lagu dari album Kamar Gelap. Simpulan dari skripsi tersebut adalah: (1) lirik -lirik lagu band ERK didominasi oleh penciptaan arti di dalam ketidaklangsungan ekspresi, sedangkan gaya bahasa yang dipakai lebih dominan dengan metafora dan repetisi di samping gaya bahasa lain yang mengikutinya; (2) lirik lagu ERK juga terdapat penyimpangan ejaan tata bahasa dan kode bahasa dalam penulisannya untuk memunculkan efek keindahan; dan (3) keenam lirik lagu ERK yang mengandung aspek sosial politik dalam album Kamar Gelap merupakan transformasi dari hipogram potensial yang melatarbelakangi karya tersebut. Ketiga, Novel Perang Karya Putu Wijaya: Sebuah Pendekatan Intertekstual. Skripsi ini ditulis oleh Rina Endah Kartika Dewi, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun Penelitian ini mendeskripsikan structural novel Perang yang terdiri dari alur, tokoh, latar, dan tema. Penelitian ini juga mengungkapkan perubahan-perubahan

3 12 unsur cerita Mahabarata dalam novel Perang. Kemudian, membahas makna novel Perang setelah dianalisis secara intertekstual dengan cerita Mahabarata. Simpulan dari penelitian tersebut adalah: (1) secara structural, alurnya bersifat progresif, penokohan secara analitik dan dramatik, dan latar menggambarkan keadaan sosial; (2) Perubahan bentuk unsur cerita Mahabarata yang terdapat dalam novel Perang yaitu perubahan alur, tokoh, dan latar; dan (3) Makna yang tersirat dalam novel Perang adalah mengenai pencarian jati diri karena musuh itu adalah diri sendiri. Perbedaan penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah objek penelitian. Objek penelitian ini adalah lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN ditinjau dengan semiotika Michael Riffaterre. Maka dari itu Peneliti memastikan bahwa di dalam skripsi, kajian mengenai lirik lagu yang menggunakan pendekatan semiotika dengan judul Makna Lirik-lirik Lagu The Panas Dalam dalam Album Only Ninja Can Stop Me Now: Kajian Semiotika) belum pernah ada, yang ada adalah skripsi yang meneliti tentang lirik lagu dengan pendekatan struktural semiotik dan menyertakan hipogram dalam pembahasannya.

4 13 B. Landasan Teori 1. Semiotika Riffaterre a. Ketidaklangsungan Ekspresi Karena bahasa puisi adalah bahasa yang lain, maka pada dirinya juga terkandung dunia yang lain, dunia yang tidak dapat diungkapkan oleh bahasa biasa (Suyitno, 2009: 78). Puisi memiliki bahasa yang menyatakan sebuah konsep secara tidak langsung. Riffaterre (1978) menganggap bahwa yang paling utama dalam menganalisis sebuah puisi, yaitu dengan ketidaklangsungan ekspresi. Riffaterre (1978: 2), menyatakan bahwa ketidaklangsungan ekspresi disebabkan oleh adanya: (1) penggantian arti ( displacing of meaning), (2) penyimpangan arti ( distorting of meaning), dan (3) penciptaan arti ( creating of meaning). Penggantian arti dapat berupa penggeseran sebuah tanda dari makna satu ke makna lainnya atau ketika satu kata secara tidak langsung dapat mengubah ke makna yang berbeda seperti penggunaan simbolik, metonimi, repetisi, litotes, ekskalamasio, retoris, dan metafora. Penyimpangan arti disebabkan oleh ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense. Penciptaan arti diciptakan dari tiga unsur, yaitu enjambement, homologue, dan tipografi. Gaya bahasa simbolik adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud (Rahmawati, 2014: 34). Metonimi adalah pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merk, ciri khas atau atribut (Rahmawati, 2014: 31).

5 14 Repetisi adalah perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam satu kalimat (Rahmawati, 2014: 35). L itotes adalah ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri (Rahmawati, 2014: 32). Ekskalamasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi (Rahmawati 2014: 38). Retoris adalah ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung dalam pertanyaan tersebut (Rahmawati, 2014: 37). Siswantoro (2010: 207), mengungkapkan bahwa metafora berkaitan dengan perbandingan antara dua objek atau ide yang masing-masing berperan sebagai tenor (yang dibandingkan) dengan vechile (pembanding). Metafora adalah sebuah bahasa kiasan yang dipakai untuk menggantikan suatu arti terhadap hal yang lain. Penggantian arti tersebut terjadi apabila suatu kata dan makna mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya. Selanjutnya, Siswantoro membagi dua jenis metafora, yaitu eksplisit dan implisit. Eksplisit adalah penggunaan metafora yang kata pembanding dan kata yang dibandingkan dapat terlihat secara langsung. Implisit adalah penggunaan metafora yang makna sesungguhnya tidak dijelaskan secara langsung. Ambiguitas dapat berupa kata, frase, klausa atau kalimat yang taksa atau mempunyai makna lebih dari satu. Fungsi kalimat yang taksa menciptakan unsur estetik dan menarik sehingga menimbulkan perasaan ingin tahu seorang pembaca. Kalimat yang taksa ini dapat ditafsirkan bermacam-macam arti atau makna sehingga sifatnya menjadi remang-remang atau kabur. Gaya bahasa puisi sering menimbulkan sesuatu secara berkebalikan atau tidak sesuai dengan kenyataan. Gaya bahasa untuk menyatakan arti yang sebaliknya ini disebut paradoks dan ironi.

6 15 Nonsense adalah kata-kata yang tidak mempunyai arti dalam tataran linguistik. Kata-kata tersebut diciptakan seorang penyair dan tidak ada di dalam kamus. Meskipun tidak mempunyai arti secara linguistik, tetapi mempunyai maksud dan tujuan tertentu karena konvensi puisi. Ejambemen adalah pemutusan kalimat untuk diletakkan pada baris berikutnya. Pemutusan atau pelompatan kalimat ke baris berikutnya pada puisi ini berfungsi untuk membangun satuan kata atau kalimat yang mengandung suatu makna tertentu atau untuk memberi tekanan makna. Penggunaan tanda baca dalam puisi menunjukkan kesadaran penyair terhadap media yang digunakan, yaitu bahasa Indonesia. Kepatuhan penggunaan huruf dan tanda baca ini menunjukkan kedisiplinan penyair dalam memanfaatkan media bahasa. Fungsi tipografi ini bukan hanya sekadar untuk kepentingan visual saja. Tipografi juga digunakan untuk mengintensifkan dan menekankan makna serta rasa dalam kata yang dapat menimbulkan sugesti tinggi. Homolog adalah kesejajaran atau keseimbangan arti antara bait dengan bait, baris dengan baris, atau antara baris dengan bait. Pradopo (1993: 220), menjelaskan bahwa kegunaan korespondensi adalah untuk menambah kebagusan sajak menggunakan perulangan susunan baris sajak pada baris lain. Sementara itu, Riffaterre (1978: 61) menyebut perulangan sebagai tanda gramatikan yang abstrak.

7 16 b. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik Riffaterre mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan konsep antara pembacaan heuristik dan hermeneutik. Perbedaan tersebut diketahui setelah memahami perbedaan antara konsep makna dan arti. Makna yang terbangun dari hubungan kesamaan dengan realitas, yang membuatnya menjadi heterogen, yakni makna linguistik yang bersifat refrensial dari karya disebut meaning (arti), sedangkan makna yang terbangun atas dasar prinsip kesatuan formal dan semantik dari puisi, makna yang meliputi segala bentuk ketidaklangsungan, disebut sebagai significance (makna). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa arti ( meaning) adalah semua informasi dalam tataran mimetik yang disajikan teks kepada pembaca, sedangkan makna ( significance) adalah kesatuan aspek bentuk dan semantik. Secara sederhana, dapat dinyatakan bahwa makna sepenuhnya bersifat referensial sesuai dengan bahasa dan bersifat tekstual, sedangkan arti bisa saja keluar dari referensi kebahasaan dan mengacu pada hal-hal di luar teks. Pada tataran pembacaan heuristik pembaca hanya mendapatkan makna sebuah teks, sedangkan arti diperoleh ketika pembaca telah melampaui pembacaan retroaktif atau hermeneutik. Riffaterre (1978: 5) menyebutkan, puisi dipahami pertama kali menggunakan pembacaan heuristik, yaitu dibaca sesuai dengan bahasa yang normatif, morfologi, semantik, dan sintaksis. Pembacaan yang pertama ini sesuai dengan sistem semiotik tingkat pertama sehingga menghasilkan arti sajak secara keseluruhan menurut tata bahasa normatif. Dalam tahapan ini, pembaca diharuskan untuk menggunakan kemampuan kebahasaannya.

8 17 Membaca secara heuristik merupakan saat interpretasi pertama kali terjadi, sebagaimana pembacaan tersebut (pembacaan pertama), makna (hasil interpretasi) yang diperoleh dapat dipahami (Riffaterre, 1978: 5). Arti yang dihasilkan dari pembacaan heuristik belum memberikan makna puisi atau makna sastra. Oleh karena itu, Riffaterre (1978: 5-6) berpendapat bahwa sebuah karya sastra yang dianalisis harus dibaca ulang melalui tahap kedua (pembacaan retroaktif) sehingga memunculkan makna sastra (pembacaan hermeneutik). Dalam puisi atau dalam hal ini lirik lagu sering ditemukan bahasa yang menggunakan penyimpangan kode bahasa atau penyimpangan makna yang sulit diterjemahkan dengan kemampuan linguistik. Riffaterre (1978: 5) menyebutnya sebagai ketidakgramatikalan (ungrammatically), yang berasal dari kenyataan fisikal bahwa suatu frase telah dihasilkan oleh suatu kata yang telah menyingkirkannya dari suatu fakta bahwa rangkaian puitik lisan ditandai dengan kontradiksi antara praanggapan atau pengandaian kata ( presuppositions) dan entailmennya (entailments). Presuposisi adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Entailmen adalah sesuatu yang secara logis ada atau mengikuti yang ditegaskan di dalam tuturan. Perbedaannya adalah yang memiliki presuposisi adalah penutur dan yang memiliki entailmen adalah kalimat. Untuk memahami makna sastra, maka harus dilakukan pembacaan ulang secara menyeluruh terhadap arti yang sudah dihasilkan dari pembacaan heuristik. Pembacaan hermeneutik dilakukan secara bertahap. Pertama, melakukan pembacaan atas baris dan bait pertama. Kedua, melakukan revisi atau ulasan ulang yang

9 18 digabungkan dengan proses selanjutnya, yaitu masukan dari hasil pembacaan pada baris dan bait kedua. c. Tema dan Masalah Riffaterre (1978: 13) menyatakan bahwa memahami sebuah puisi sama dengan melihat sebuah donat. Terdapat ruang kosong di tengah-tengah yang berfungsi untuk menunjang dan menopang terciptanya daging donat di sekeliling ruang kosong itu. Dalam puisi, ruang ini merupakan pusat pemaknaan yang disebut dengan matriks. Riffaterre (1978: 19) menjelaskan bahwa untuk memperjelas dan mendapatkan makna sajak lebih lanjut, maka dicari tema dan masalahnya dengan cara mencari matriks, model dan varian-variannya terlebih dahulu. Suatu matriks harus diabstraksikan dari sebuah karya sastra yang dibahas dan tidak dieksplisitkan di dalamnya. Bukan berupa kiasan, tetapi merupakan kata kunci ( keyword) yang dapat berupa satu kata, kalimat dan lain sebagainya. Suatu matriks belum merupakan tema, tetapi mengarah kepada tema yang dicari. Matriks juga merupakan hipogram intern yang ditransformasikan ke dalam model yang berupa kiasan yang selanjutnya menjadi varian-varian. Varian ini merupakan transformasi model pada setiap satuan tanda: baris atau bait, bahkan juga bagian-bagian fiksi, seperti: alinea dan bab yang merupakan wacana yang selanjutnya menjadi masalahnya. Dari matriks, model dan varian-varian ini baru dapat disimpulkan atau diabstarksikan tema sebuah karya sastra.

10 19 d. Hipogram Suatu karya sastra dapat dikatakan meneruskan tradisi sastra sebelumnya atau juga menyimpanginya, atau bahkan kedua-duanya. Hal ini mengingat bahwa karya sastra adalah karya kreatif yang menghendaki dan tidak dapat menghindar dari kebaruan. Riffaterre (1978: 11) menyatakan bahwa sebuah karya sastra dapat diraih maknanya secara penuh dalam hubungannya dengan karya lain yang menjadi latar penciptaannya. Riffaterre menganggap bahwa yang melatari lahirnya karya baru disebut hipogram. Riffatere (1978: 23) mengungkapkan salah satu dari bagian produksi tanda adalah tanda puitik yang berkaitan dengan arti. Tanda puitik ditentukan oleh derivasi hipogramatik. Maksudnya adalah sebuah kata atau frasa menjadi puitis ketika merujuk ke (dan jika merupakan sebuah frasa, terpola dasar) kelompok kata yang ada sebelumnya. Hipogram merupakan sistem tanda yang terdiri dari setidaknya sebuah predikat atau lebih besarnya, yaitu sebuah teks, bisa berupa potensi yang dapat ditelusuri dalam tata bahasa atau dapat bisa juga berupa aktual yang berhubungan dengan teks sebelumnya (Riffaterre, 1978: 23). Hipogram dapat dibentuk dari kata-kata klise dan sistem deskriptif. Hipogram ini berbeda dari kategori sebelumnya bahwa kata-kata klise dan sistem deskriptif telah teraktualisasikan dalam bentuk-bentuk yang telah berada dalam pikiran pembaca. Kata-kata klise dan sistem deskriptif ini merupakan bagian dari kemampuan pemahaman linguistik dan kemampuan pemahaman sastra yang sering melekat padanya. Klise adalah contoh-contoh yang telah jadi, citra yang telah teruji,

11 20 diucapkan pertama kali pada waktu lampau, dan senantiasa mengandung kiasan, perangkat stilistik yang tersimpan. Sistem deskiptif adalah kata-kata yang berasosiasi satu sama lain seputar kata inti, sesuai dengan kata inti itu (Riffaterre, 1978: 39). Keempat hal pokok tersebut yang dikemukakan oleh Riffaterre sebagai langkah pemroduksian makna, di antaranya akan digunakan sebagai acuan untuk mengungkap makna lirik lagu TPD dalam album ONCSMN. C. Kerangka Pikir Dalam lirik-lirik lagu TPD, terdapat beberapa larik yang berkaitan dengan teks lain dengan maksud dan tujuan tertentu. Ada lima lirik lagu yang secara intertekstual sangat menonjol dibandingkan dengan lirik lagu yang lain dalam album ONCSMN. Oleh karena itu, digunakan semiotika Riffatere untuk menganalisis makna dibalik lirik lagu tersebut. Pada tahap awal, peneliti menentukan objek penelitian berupa lima lirik lagu TPD pada album ONCSMN dengan judul Ayo Kita Kemana, Malin Kundang in Memorial, Chica in Nostalgia, Cita-citaku, dan Lagu Timur. Setelah itu, dilakukan pemahaman secara sungguh-sungguh mengenai ketidaklangsungan ekspresi; pembacaan heuristik dan hermeneutik; pencarian matriks dan varian; serta mengaitkan lirik-lirik tersebut dengan teks-teks yang menjadi hipogramnya. Permasalahan yang muncul saat memahami lirik-lirik lagu tersebut dimungkinkan sangat berkaitan dengan teks lainnya.

12 21 Tahap selanjutnya, menentukan teori dan pendekatan yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan-permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan teori semiotika Riffaterre. Dari kajian tersebut, akan ditemukan pemecahan masalah seputar hubungan intertekstual tersebut dengan menentukan hipogram dan transformasi. Dengan begitu, hal yang berkaitaan dalam teks semakin jelas untu dipahami yang meliputi persamaan dan perbedaan. Pada tahap akhir yaitu memberikan kesimpulan dengan cara memaparkan hasil kajian intertekstual dengan menyebutkan teks hipogram dan teks transformasinya serta persamaan dan perbedaan yang ada pada keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan sebuah struktur yang bermakna. Hal ini disebabkan karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang menggunakan media

Lebih terperinci

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam 12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

MAKNA LIRIK-LIRIK LAGU GRUP BAND THE PANAS DALAM DALAM ALBUM ONLY NINJA CAN STOP ME NOW Tinjauan Semiotik Riffaterre

MAKNA LIRIK-LIRIK LAGU GRUP BAND THE PANAS DALAM DALAM ALBUM ONLY NINJA CAN STOP ME NOW Tinjauan Semiotik Riffaterre MAKNA LIRIK-LIRIK LAGU GRUP BAND THE PANAS DALAM DALAM ALBUM ONLY NINJA CAN STOP ME NOW Tinjauan Semiotik Riffaterre SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan gunamelengkapi Gelar Sarjana Progam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL....i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.ii LEMBAR PENGESAHAN iii HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI x ABSTRAK.xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Hal ini ditegaskan oleh Wellek dan Werren, bahwa karya sastra dipandang sebagai suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1998:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari manusia sebagai makhluk budaya terus menjalankan kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah kebudayaan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi

Lebih terperinci

ASPEK SOSIAL POLITIK DALAM LIRIK LAGU EFEK RUMAH KACA ALBUM KAMAR GELAP: Pendekatan Semiotik Riffaterre

ASPEK SOSIAL POLITIK DALAM LIRIK LAGU EFEK RUMAH KACA ALBUM KAMAR GELAP: Pendekatan Semiotik Riffaterre ASPEK SOSIAL POLITIK DALAM LIRIK LAGU EFEK RUMAH KACA ALBUM KAMAR GELAP: Pendekatan Semiotik Riffaterre SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai yaitu dengan munculnya kayo. Kayo lahir di Jepang dari kebudayaan bercocok tanam yang mana kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi, melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran danperasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan.genre sastra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk memahami karya sastra dibutuhkan analisis. Definisi karya sastra menurut KBBI (1989:76) adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal

BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terdapat tiga genre sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah pemadatan ide atau gagasan yang jika kadar kepadatannya diencerkan akan berwujud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh : TYAS PUJI PRAMESTI

Lebih terperinci

ANALISIS TANDA-TANDA DALAM TEKS LAGU SLANK. Oleh: Budi Fernando Saputra ( )

ANALISIS TANDA-TANDA DALAM TEKS LAGU SLANK. Oleh: Budi Fernando Saputra ( ) ANALISIS TANDA-TANDA DALAM TEKS LAGU SLANK Oleh: Budi Fernando Saputra (07184020) ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Tanda-tanda Dalam Teks Lagu Slank, dengan tujuan untuk mengetahui makna-makna

Lebih terperinci

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI Dalam kritik yang diberikan Teeew atas karya sastra SUDAH LARUT SEKALI : Kawanku dan Aku karya Chairil Anwar ini menggunakan

Lebih terperinci

Karya Ahmad Tohari. Heisma Arya Demokrawati dan Widowati. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Karya Ahmad Tohari. Heisma Arya Demokrawati dan Widowati. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Tinjauan Semiotika Riffaterre pada Cerpen Bulan Kuning Sudah Tenggelam Karya Ahmad Tohari Heisma Arya Demokrawati dan Widowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini menggunakan salah satu karya sastra yang berasal dari kesusastraan Jepang modern sebagai objeknya. Kesusastraan Jepang modern dimulai dari adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni adalah pengungkapan pengalaman dan merupakan hasil kreativitas manusia dalam menghayati dan memaknai kehidupan. Seorang seniman bermaksud menyampaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Wimmer dan Dominick, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. 1 Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lagu adalah salah satu bentuk seni populer yang ada pada masa kini. Lagu menjadi salah satu bentuk seni audio yang memadukan antara seni musik dan seni bahasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek tersebut. Lirik merupakan pemikiran atau gagasan seseorang terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. aspek tersebut. Lirik merupakan pemikiran atau gagasan seseorang terhadap suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lagu akan selalu berkaitan dengan lirik dan musik yang mengiringinya. Dapat dikatakan bahwa kekuatan dari sebuah lagu terletak pada hadirnya kedua aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil renungan seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulis. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah kesusastraan Jepang dalam bentuk tertulis sudah ada sejak abad ke-8. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang singkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga menambahkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. ketidaklangsungan ekspresi puisi, (2) pembacaan heuristik dan hermeneutik, (3)

BAB IV ANALISIS. ketidaklangsungan ekspresi puisi, (2) pembacaan heuristik dan hermeneutik, (3) BAB IV ANALISIS Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai analisis terhadap makna yang dikandung pada lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN. Pemaknaan lirik lagu tersebut melalui empat tahap dalam analisis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Untuk memperjelas dan memantapkan ruang lingkup permasalahan, sumber data, dan kerangka teoretis penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Mei Arisman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai bab penutup. Kesimpulan yang dimaksud adalah memberikan gambaran yang jelas dari hasil analisis data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemunculan dan perkembangan bahasa merupakan tanda-tanda dari kemunculan

BAB I PENDAHULUAN. kemunculan dan perkembangan bahasa merupakan tanda-tanda dari kemunculan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keberadaan manusia dalam proses perkembangan akal budinya tidak dapat lepas dari bahasa. Hal ini didasari atas kedudukan bahasa sebagai penunjang aktualisasi ide, gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya Kla Project yang dipopulerkan pada tahun 2010 dengan jumlah

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i2p%25p.193 ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR Risma Despryanti 1, Riska Desyana 2, Amalia Siddiqa Rahayu 3, Yeni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara Naskah Drama Ken Arok Karya Saini KM dengan Novel Arok Dedes Karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara Naskah Drama Ken Arok Karya Saini KM dengan Novel Arok Dedes Karya 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Hubungan Intertekstual antara Naskah Drama Ken Arok Karya Saini KM dengan Novel Arok Dedes Karya Pramoedya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta imajinasi adalah alat. Sastrawan menggunakan media lingkungan sosial sekitar,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka mempunyai peranan penting dalam melakukan penelitian karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian sastra pada hakikatnya merupakan penerapan pendekatan ilmiah terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian memerlukan teori yang tepat agar sesuai dengan objek kajian, teori digunakan untuk mengetahui objek penelitian, maka dalam penelitian dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama pada penelitian ini memaparkan hal-hal mendasar berkenaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama pada penelitian ini memaparkan hal-hal mendasar berkenaan BAB I PENDAHULUAN Bab pertama pada penelitian ini memaparkan hal-hal mendasar berkenaan dengan dilakukannya penelitian ini. Bagian ini meliputi, latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah,

Lebih terperinci

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS 73 PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS wardah_hanafiah@yahoo.com Abstract As homo semioticus, humans communicate to others

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah puisi. Puisi merupakan perpaduan antara emosi, imajinasi, pemikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah puisi. Puisi merupakan perpaduan antara emosi, imajinasi, pemikiran, ide, digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sastra Arab merupakan salah satu sastra dunia yang tidak asing lagi bagi para peneliti sastra dunia. Tradisi kesusastraan Arab yang tertua dan terkokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahasa di dalam masyarakat untuk wujud pemakaian bahasa berupa kata, frase, klausa, dan kalimat. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa terjadi pada tataran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 1.2 Kajian Pustaka Kajian Pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal, paper, artikel, skripsi, tesis, disertasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali bentuk karya sastra yang ada di sekitar kita. Karyakarya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali bentuk karya sastra yang ada di sekitar kita. Karyakarya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hal yang sering kita temui dalam kehidupan seharihari. Banyak sekali bentuk karya sastra yang ada di sekitar kita. Karyakarya sastra tersebut biasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan BAB II LANDASAN TEORI Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan Alternatif Penerapannya dalam Pembelajaran Gaya Bahasa Puisi di SMA Kelas X Semester I berkaitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PUISI BIMA, SAUDARA KEMBAR, TELINGA, DAN DEWA RUCI: Tinjauan Semiotik Riffaterre

PUISI BIMA, SAUDARA KEMBAR, TELINGA, DAN DEWA RUCI: Tinjauan Semiotik Riffaterre PUISI BIMA, SAUDARA KEMBAR, TELINGA, DAN DEWA RUCI: Tinjauan Semiotik Riffaterre SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa yang terdapat dalam karya sastra memiliki keunikan tersendiri. Begitu pun penggunaan bahasa dalam novel angkatan Balai Pustaka. Penulis novel angkatan

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Puisi karya Joko Pinurbo yang dibahas pertama kali adalah puisi Kalvari. Puisi tersebut memiliki tujuh bait, dua puluh tujuh larik dan dua belas kalimat. Puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stilistika merupakan ilmu linguistik yang mengkaji tentang aspek gaya atau style di dalam karya sastra dengan menggunakan medium bahasa sebagai media telaahnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015) 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

TRANSFORMASI DAN INTERTEKSTUAL DALAM SASTRA. oleh Halimah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

TRANSFORMASI DAN INTERTEKSTUAL DALAM SASTRA. oleh Halimah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia TRANSFORMASI DAN INTERTEKSTUAL DALAM SASTRA oleh Halimah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dsb)..(kubi, 2002); Wujud transformasi: terjemahan, salinan, alih huruf,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN الشعر هو الكلام الفصيح الموزون المقفى المعبر غالبا عن صور الخيال البديع

BAB I PENDAHULUAN الشعر هو الكلام الفصيح الموزون المقفى المعبر غالبا عن صور الخيال البديع BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karya sastra merupakan hasil eksplorasi dan proses kreatif pengarang dengan mengeksploitasi rasa, imajinasi, dan logika yang didalamnya terdapat estetika bahasa, makna,

Lebih terperinci

INTERPRETASI MAKNA LIRIK LAGU-LAGU GRUP MUSIK ERK DALAM ALBUM ERK: Kajian Semiotika

INTERPRETASI MAKNA LIRIK LAGU-LAGU GRUP MUSIK ERK DALAM ALBUM ERK: Kajian Semiotika INTERPRETASI MAKNA LIRIK LAGU-LAGU GRUP MUSIK ERK DALAM ALBUM ERK: Kajian Semiotika Rendi 1, Abdurahman 2, Bakhtaruddin 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Email : rendi.patria@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE)

PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE) PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE) SKRIPSI Diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Sastra Rusia Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah yang beragam banyaknya. Bahasa daerah yang beragam digunakan sebagai alat komunikasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Syamsun (2014:52) metodologi penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan atau tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis dilaksanakan secara rasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pemakai bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sebagai bentuk komunikasi, mereka menggunakan media yang berbeda-beda. Secara garis besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa memudahkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain, dalam bermasyarakat. Dasar yang sangat penting bagi seseorang untuk berkomunikasi adalah bahasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian secara umum, bahasa merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yang berupa lambang bunyi melalui alat ucap yang dikeluarkannya akan memunculkan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori

Lebih terperinci

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif bermediumkan bahasa yang fungsi estetikanya dominan. Bahasa sastra sangat komunikatif, mengandung banyak arti tambahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci