BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah puisi. Puisi merupakan perpaduan antara emosi, imajinasi, pemikiran, ide,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah puisi. Puisi merupakan perpaduan antara emosi, imajinasi, pemikiran, ide,"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sastra Arab merupakan salah satu sastra dunia yang tidak asing lagi bagi para peneliti sastra dunia. Tradisi kesusastraan Arab yang tertua dan terkokoh adalah puisi. Puisi merupakan perpaduan antara emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan, panca indra, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur. Semuanya itu terungkap dengan media bahasa (Pradopo, 2005: 7). Jadi, puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Peristiwa pengalaman sastra diungkapkan dengan bahasa, artinya sastra harus memiliki pikiran, perasaan dan penghayatan. Yang pernah terjadi di dalam kesadaran sastrawan ditangkap, baik dalam kata-kata, irama, lagu maupun bunyi bahasa (Pradopo, 1997: 40). Bahasa karya sastra bersifat khusus, berbeda dengan bahasa sehari-hari. Bahasa sastra mengutamakan aspek keindahan dan penyampaian pesan. Puisi hadir mengkomunikasikan pengalaman secara signifikan dalam bentuknya yang artistik atau sebagai bentuk seni (art) (Siswantoro, 2010: 16). Puisi ditata oleh kaidah sastra yang telah menjadi konvensi masyarakat sastra baik secara lisan maupun tulisan. 1

2 digilib.uns.ac.id 2 Struktur fisik syair tradisional Arab memiliki ciri khas tersendiri yang menjadikan bentuk karya sastra ini memiliki nilai seni. Di antaranya terdapat ilmu arudl dan ilmu qa>wafiy. Ilmu arudl adalah ilmu yang mempelajari wazan syair Arab dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya. Sedangkan ilmu qa>wafiy adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal huruf akhir bait syair Arab (Al- Hasyimiy, 1997: 108). Penyair di dunia Islam banyak sekali, penyair Islam yang lahir pada masa dinasti Abbasiyah beliau Imam asy-syafi i. Beliau bernama asli Muhammad Abu Abdillah yang lahir pada tahun 150 H di Gaza, Palestina (asy-sharqāwy, 1987: 148). Masyarakat awam hanya mengenal beliau sebagai pemilik mazhab, tanpa tahu bahwa beliau juga seorang yang ahli dalam membuat syair dan ahli dalam bahasa Arab. Salah satu contoh puisi beliau yang akan diulas oleh penulis secara singkat dalam karya syairnya yang berbunyi: Ya qub, 2014: 154) Ad-dahru yauma>ni dza> amnun wa dza> khatharu # wal aysyu aysya>ni dza> shafrun wa dza> kadaru Ama tara>l bahra ta luu fauqahu jiyafun # wa tastaqirru bi aqsha qa> ihid-duraru Wa fis-sama>i nuju>mun la ida>da laha> # wa laysa yuksafu illasy-syamsu wal qamaru Waktu ada dua aman dan khawatir # kehidupan ada dua jernih dan keruh Apakah kamu melihat muncul di atasnya bangkai # namun di dalam tersimpan mutiara Di langit bintang-bintang tidak terhitung # dan tidak tertutupi kecuali mentari dan rembulan. Allah telah menjadikan commit dunia to user ini sebagai tempat ujian dan cobaan

3 digilib.uns.ac.id 3 agar setiap orang beramal sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan-nya, kemudian nanti akan menerima balasan yang setimpal dari-nya (Ya qub, 2014: 155). Sesuai dengan firman Allah: Wanablu>kum bisysyarri walkhairi fitnatan wailaina> turja un Artinya: kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada kami kalian dikembali. (Q.S. Al-Anbiya, 2011: 35). Tinjauan pustaka yang digunakan penulis mengenai karya sastra berupa puisi ini terdapat tiga unsur: 1. Puisi Imam asy-syafi i 2. Qa>fiyah ra 3. Kajian semiotika Michael Riffaterre Sejauh pengamatan penulis mengenai penelitian karya sastra berupa puisi Imam asy-syafi i, dan teori semiotik sudah ada yang mengkaji di antaranya: Ahmad Fauzi (2006) dalam skripsi berjudul (puisi bertema al- ilmu yang diedit oleh al-biqa i dalam diwan Imam asy-syafi i: Analisis Semiotik). Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa, puisi bertema al ilmu yang diedit oleh oleh al-biqa i dalam diwan al-imam asy-syafi i mengandung arti bahwasanya ilmu itu cahaya. Agus Setyana (2009) dalam skripsi berjudul (puisi Bima, Saudara Kembar, Telinga dan Dewa Ruci: Tinjauan Semiotik Riffaterre). Membahas pemegang peranan terpenting dalam cerita dewaruci adalah tokoh Bima. Tokoh Bima adalah tokoh yang terdapat dalam cerita mahabarata. Tokoh Bima telah memerankan

4 digilib.uns.ac.id 4 peran sebagai seorang individu dalam hal moralitas kemasyarakatan yang berkaitan dengan kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Melia Sabilatul Maftukhah (2014) dalam skripsi berjudul (antologi puisi Habibaty karya Nizar Qabbaniy: Analisis Semiotik). Membahas makna yang terkandung dalam teks puisi tersebut yaitu kepergian Balqis menyisakan kepedihan yang sangat mendalam bagi Nizar yang ia tuangkan dalam karya-karya puisinya sebagai wujud cinta dan kehilangan istri tercintanya. Zulha Hamida (2011) dalam skripsi berjudul (syair Ar-ra iyyah Imam asy- Syafi i: Suatu Analisis ilm Al-qawafy). Yaitu memenggal syair Imam asy-syafi i untuk menentukan qāfiyahnya, menjelaskan huruf, menentukan h arakat dan menganalisis jenis qāfiyah yang digunakan Imam asy-syafi i dalam syairnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat di identifikasi bahwa penelitian mengenai pemaknaan puisi Imam asy-syafi i berqa>fiyah ra belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, khususnya oleh mahasiswa Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Oleh karena itu penelitian ini layak untuk dilaksanakan dengan memanfaatkan analisis struktural Siswantoro dan analisis semiotika Riffaterre. Dalam penelitian ini penulis memilih qa>fiyah ra karena dalam lima tema tersebut maknanya tersirat nasehat yang menyangkut kehidupan. Pada penelitian ini penulis menggunakan analisis stuktural dan semiotik. Struktural adalah bentuk keseluruhan yang kompleks (Siswantoro, 2010: 13). Semiotik adalah suatu disiplin ilmu yang meneliti semua bentuk komunikasi selama komunikasi itu dilaksanakan dengan menggunakan tanda yang didasarkan pada sistem-sistem tanda atau kode-kode (Segers, 1978: 14). Oleh karena itu semiotik dipandang

5 digilib.uns.ac.id 5 sebagai ilmu tentang tanda, tentang sistem atau aturan yang digunakan untuk berinteraksi. Dalam pengertian tanda ada dua prinsip, yaitu penanda (signifier or Signifiant) atau yang menandai yang merupakan bentuk tanda, dan petanda (Signified), atau yang ditandai (Pradopo, 1997: 121). B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dijabarkan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana struktur teks puisi yang digunakan dalam pemaknaan puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra? 2. Bagaimanakah makna teks puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra? C. MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka manfaat yang ingin diperoleh oleh penelitian ini. Pertama, untuk mendeskripsikan struktur puisi yang terdapat dalam pemaknaan puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra menggunakan pendekatan struktural Siswantoro. Kedua, untuk mendeskripsikan makna puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra menggunakan pendekatan semiotika Michael Riffaterre. D. PEMBATASAN MASALAH Pembatasan masalah dimaksudkan agar penelitian menjadi jelas dan terarah, sehingga mencapai sasaran yang diinginkan. Adapun pembatasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Struktur teks puisi dalam pemaknaan puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra.

6 digilib.uns.ac.id 6 2. Makna teks puisi ini dengan menggunakan penggantian arti, penyimpangan arti, penciptaan arti dan ditopang dengan adanya pembacaan heuristik dan hermeneutik. E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengungkapkan struktur puisi yang terkandung dalam puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra serta untuk mendeskripsikan makna yang terkandung dalam puisi Imam asy-syafi i berqa>fiyah ra dan memperluas pengetahuan bagi pembaca tentang karya sastra yang berupa puisi Imam asy-syafi i dengan memanfaatkan teori struktural Siswantoro dan teori semiotika Michael Riffaterre. F. LANDASAN TEORI Teori yang digunakan penulis untuk penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu: Teori struktural dan semiotik. 1. Teori Struktural Puisi adalah sebuah struktur yang maknanya dapat diperoleh dengan cara menganalisis makna tiap-tiap unsur kaitannya dengan makna unsur lain di dalam puisi itu sendiri sebagai sistem struktur (Siswantoro, 2010: 13). Struktur puisi dengan demikian bukanlah sekadar kumpulan kata yang berdiri sendiri-sendiri tanpa kohesi atau kepaduan sebab struktur merupakan keseluruhan (wholeness). Dalam teori ini terdapat 8 unsur yang kaitannya dengan makna di dalam puisi itu sendiri sebagai sistem struktur. Adapun analisis yang digunakan dalam struktur puisi ini adalah:

7 digilib.uns.ac.id 7 1) Analisis Diksi Diksi adalah pilihan kata untuk mengungkapkan gagasan (Zaidan, 2007: 58). Dalam tuturan atau tulisan diksi membantu menciptakan nada dan gaya. Berbicara tentang diksi, dalam penelitian ini menggunakan dua aspek, yaitu: aspek formal dan nonformal, aspek nonformal terbagi menjadi dua, yaitu: struktur leksikal polisemi dan struktur leksikal sinonimi. 1.1 Analisis Aspek Formal Aspek formal terkait dengan ragam penggunaan bahasa yang berkiblat ke ragam bahasa baku, yaitu ragam bahasa yang lazim digunakan dalam suasana resmi, pidato kenegaraan, dan dokumen. Ragam bahasa ini ditandai pemakaian tata bahasa, kosa kata serta ucapan secara standar. Khusus untuk kosa kata, bahasa formal tidak menggunakan kata-kata jenis slang atau kolokial yang bersifat tidak baku (Siswantoro, 2010: 105). 1.2 Analisis Struktur Leksikal Polisemi Polisemi menurut Parera (2004: 81) ialah suatu ujaran dalam bentuk kata yang mempunyai makna berbeda-beda, tetapi masih ada hubungan dan kaitan antara makna-makna yang berlainan tersebut. Misalnya kepala dapat bermakna kepala manusia, kepala jawatan, dan kepala kelompok dan lain-lain. Kalau penulis ilmiah berupaya menggunakan kata setepat-tepatnya agar terhindar dari kegandaan makna, dan upaya ke arah itu ditempuh dengan menghadirkan konteks sejelas mungkin, tetapi seorang penyair akan berbuat sebaliknya. Penyair itu memandang polisemi sebagai bahan yang tak ternilai bagi pencipta sebuah karya.

8 digilib.uns.ac.id Analisis Struktur Leksikal Sinonimi Sinonimi merujuk kepada penggunaan kata-kata yang maknanya kurang lebih sama atau mirip. Seperti halnya repetisi, sinonimi memberi penekanan pada makna kata tertentu dengan cara menggunakan kata lain. 2) Analisis Gaya Bahasa Gaya bahasa (figure of speech) menurut Wren dan Martin (1981: 488) adalah penyimpangan dari jalan pikiran lumrah dalam upaya memperoleh efek yang lebih intens. Penggunaan gaya bahasa terjadi di dalam dunia puisi sebab kata-kata denotatif memiliki keterbatasan. Dengan mengandalkan makna lugas harfiah semata dalam deskripsi objek atau ide, seorang penyair akan menemui rintangan. Dia tak akan berdaya memaksimalkan kreasinya sebab dia terikat oleh kaidah puisi yang ketat. Dengan gaya bahasa ia dapat memperkaya makna sehingga dia dapat menggapai pesan yang diinginkan secara lebih intensif hanya dengan sedikit kata (Siswantoro, 2010: 116). Pemaknaan puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra kaya dengan gaya bahasa yang kemunculannya antara lain tersaji sebagai berikut ini: 2.1 Analisis Metafora Metafora terkait dengan perbandingan antara dua objek atau ide yang masing-masing sebagai tenor (yang dibandingkan) dengan vehicle (pembanding). 2.2 Analisis Sinekdoke Sinekdoke terkait dengan tuturan menyatakan sebagian untuk keseluruhan (pras pro toto) atau keseluruhan untuk sebagian (totem pro parte).

9 digilib.uns.ac.id 9 3) Analisis Pencitraan (imagery) Imagery merujuk kepada gambar angan-angan (mental picture) yang tercipta akibat pemakaian kata-kata tertentu. Imagery bisa berupa: visual (terkait dengan aspek penglihatan), auditif (terkait dengan pendengaran), tactile (terkait dengan aspek sentuhan atau rabaan), olfactory (terkait dengan aspek penciuman dan sensasi internal (terkait dengan aspek dalam seperti: pikiran, rasa mual, rasa mabuk, emosi dan lain-lain) (Siswantoro, 2010: 119). 4) Ritme (rhythm) Ritme merujuk kepada perulangan suara yang mengalir seperti gelombang, turun naik disebabkan oleh tatanan tekanan (arrangement of stress). Tekanan diberikan kepada suku kata yang patut bertekanan dengan tidak meninggalkan prinsip utama, yaitu setiap kata dalam bahasa Arab memang sudah punya tekanan sendiri-sendiri. Sebagai misal kata diberi tekanan pada suku kata pertama, kata pada suku kata kedua. Puisi konvensional dicipta berdasarkan tatanan ritme sehingga menghasilkan suku kata yang bertekanan yaitu kata fa dan dhir (stressed syllabele) dan suku kata yang tidak bertekanan yaitu kata na (unstress syllable). Penekanan yang demikian menghasilkan pelafalan keras lembut dan panjang pendek dengan efek suara yang ritmis (Siswantoro, 2010: 124). 5) Analisis Rima (sajak) Rima dari bahasa Inggris rhyme, yang padanannya dalam bahasa Indonesia sajak, dan dalam bahasa Arab qa>fiyah merupakan pengulangan bunyi yang sama, yang biasanya terletak di akhir baris (Siswantoro, 2010: 130).

10 digilib.uns.ac.id 10 6) Analisis Pengulangan Bunyi Pengulangan bunyi meliputi aliterasi, dan asonansi. Analisis pemaknaan puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra ini berhubungan dengan huruf vocal dan konsonan (Siswantoro, 2010: 135). 7) Analisis Nada Bicara Nada bicara di dalam sastra, bisa didefinisikan sebagai sikap penulis terhadap pokok permasalahan, terhadap pembaca, atau terhadap diri sendiri Perrine (1974: 72). Nada bicara merupakan warna emosional atau warna makna dari karya penulis tersebut dan merupakan unsur penting dari keseluruhan makna. Nada bicara penulis terhadap pokok persoalan yang dia angkat didalam karyanya itu bisa bersuasana (berwarna) emosi: sedih, gembira, serius, hormat, khidmat, terang, mengkritik, mengejek dan lain-lain (Siswantoro, 2010: 143). 8) Analisis Hubungan Antara Bunyi dan Makna Bunyi atau suara memainkan peran penting di dalam puisi. Peran penting tersebut terkait dengan penegasan atau penekanan terhadap makna yang disandang oleh kata tertentu. Peran penting bunyi kaitannya dengan makna ditegaskan oleh Perrine (1974: 754), fungsi khusus puisi sebagai yang dibedakan dari musik, adalah menyampaikan makna atau pengalaman lewat suara. 2. Teori Semiotika Michael Riffaterre Semiotik adalah suatu disiplin ilmu yang meneliti semua bentuk komunikasi selama komunikasi itu dilaksanakan dengan menggunakan tanda yang didasarkan pada sistem-sistem tanda atau kode-kode (Segers, 1978: 14). Oleh karena itu semiotik dipandang sebagai ilmu tentang tanda, tentang sistem atau aturan yang digunakan untuk berinteraksi. Dalam pengertian tanda ada dua

11 digilib.uns.ac.id 11 prinsip, yaitu penanda (signifier or Signifiant) atau yang menandai yang merupakan bentuk tanda, dan petanda (Signified), atau yang ditandai (Pradopo, 1997: 121). Dalam sistem semiotik ada tiga cara yang diambil untuk melaksanakan ketidaklangsungan ekspresi pembawaan makna tersebut yaitu penggantian arti (displacing), penyimpangan arti (distorting), dan penciptaan arti (creating) (Riffaterre, 1978: 2). Berdasarkan uraian di atas, puisi merupakan sistem tanda tingkat kedua yang menggunakan bahasa dan keduanya memiliki keterikatan arti bahasa dan konvensi. Ada empat metode yang digunakan Riffaterre (1978: 2) untuk memberikan makna sebuah puisi di antaranya, a) ketidaklangsungan ekspresi, b) pembacaan heuristik dan retroaktif atau hermeneutik, c) menentukan matrix atau kata kunci, d) menentukan hipogram. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua langkah saja, karena dipandang cukup menjawab permasalahan yang akan ditemukan jawabannya. Adapun langkah yang digunakan penulis yaitu ketidaklangsungan Ekspresi. Ketidaklangsungan ekspresi dalam kajian puisi dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu: 1) Penggantian Arti Dalam penggantian arti ini terdapat kata yang berupa (kiasan) yang berarti lain atau tidak menurut arti sesungguhnya (Pradopo, 2012: 212). Pada umumnya kata-kata kiasan menggantikan arti sesuatu yang lain, lebih-lebih metafora dan metonimi (Riffaterre, 1978: 2). Metafora adalah bahasa kiasan yang menyatakan sesuatu seharga dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama (Altenbernd, 1970: 15). Dalam penggantian arti tidak selalu menggunakan metafora dan

12 digilib.uns.ac.id 12 metonimi saja, melainkan juga dapat menggunakan bahasa kiasan seperti perbandingan, personifikasi, sinekdoki (Pradopo, 2012: 212). 2) Penyimpangan Arti Penyimpangan arti terjadi apabila dalam sajak terdapat ambiguitas, kontradiksi, ataupun nonsense (Riffaterre, 1978: 2). Kata-kata frase, dan kalimat dalam puisi sering mempunyai arti ganda sehingga menimbulkan banyak tafsir atau ambigu, dan dengan adanya ambiguitas puisi itu memberikan kesempatan kepada pembaca untuk memberikan arti sesuai dengan asosiasinya (Pradopo, 2012: 215). Kontradiksi adalah salah satu penyampaian maksud secara berlawanan atau berbalikan dan menarik perhatian dengan cara membuat pembaca berpikir, biasanya digunakan untuk mengejek sesuatu yang keterlaluan, namun sering juga untuk membuat orang tersenyum atau membuat orang berbelas kasihan terhadap sesuatu hal yang menyedihkan (Pradopo, 2012: 215). Adapun nonsense adalah bentuk kata-kata secara linguistik tidak mempunyai arti sebab tidak terdapat dalam kosa kata dan menghasilkan asosiasi tertentu, menimbulakan arti dua segi, suasana aneh, ataupun suasana lucu (Pradopo, 2012: 219). 3) Penciptaan Arti Terjadinya penciptaan arti bila ruang teks (spasi teks) berlaku sebagai prinsip pengorganisasian untuk membuat tanda-tanda keluar dari hal-hal ketatabahasaan yang sesungguhnya secara linguistik tidak ada artinya, misalnya simetri, rima, makna (semantik) di antara persamaan-persamaan posisi dan bait (homologues) (Riffaterre, 1978: 2).

13 digilib.uns.ac.id 13 b) Pembacaan heuristik dan hermeneutik Pembacaan heuristik adalah pembacaan menurut sistem semiotik tingkat pertama berdasarkan pada konvensi bahasa. Dalam pembacaan ini, karya sastra dibaca secara linier sesuai dengan struktur bahasa secara normatif. Sementara itu, pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang dengan memberikan tafsiran. Karya sastra dibaca berdasarkan konvensi sastra untuk mendapatkan makna kesusasteraannya. G. DATA DAN SUMBER DATA 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah struktur puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra dan makna yang terkandung pada pemaknaan puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra dengan memanfaatkan kajian struktural Siswantoro dan semiotika Michael Riffaterre. 2. Data Data penelitian ini yang digunakan adalah kata-kata, kalimat maupun wacana. Data yang terkumpul dalam analisis deskriptif berupa kata-kata, gambaran dan gaya bahasa. Barfield (1957: 41) mengemukakan bahwa apabila kata-kata dipilih dan disusun dengan cara yang sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan imajinasi estetik, maka hasilnya itu disebut diksi puitis. 3. Sumber Data Sumber data adalah naskah (Kutha Ratna, 2004: 47). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kepustakaan yang berupa buku, transkrip, hasil penelitian dan lain sebagainya yang diuraikan dengan perincian sebagai berikut:

14 digilib.uns.ac.id 14 a. Sumber Data Primer Menurut Siswantoro (2004: 140) sumber data primer merupakan sumber data utama. Sumber data utama pada penelitian ini adalah puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra. Secara keseluruhan puisi ini memuat 5 bagian syair, yang terdiri atas 20 syair dalam qa>fiyah ra, yang terdapat pada puisi Imam asy-syafi i berqa>fiyah ra, 4 puisi yang diterbitkan oleh Da>rul Qalam, Damaskus tahun b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua (Siswantoro, 2004: 140). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang bersumber dari buku balaghah, arud wa qawafi, karya tulis, skripsi, dan data penelitian yang berhubungan dan menunjang pembahasan penelitian yaitu 1 puisi diterbitkan oleh Al-Furqan, Jawa Timur tahun H. METODE DAN TEKNIK Metode yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan sebagainya, dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa (Moleong, 2010: 6). 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah membaca, memahami, mencatat hal-hal penting dan memaknai puisi Imam asy- Syafi i ber-qa>fiyah ra, dengan melihat struktur dan isi teks sesuai dengan teori

15 digilib.uns.ac.id 15 struktural Siswantoro dan semiotika Michael Riffaterre, yang dapat melengkapi dan menunjang penelitian. 2. Teknik Analisis Data Berdasarkan judul penelitian yaitu pemaknaan puisi Imam asy-syafi i berqa>fiyah ra analisis semiotika Michael Riffaterre, maka tahapan analisisnya dapat dikemukakan sebagai berikut: Pertama, membaca dengan cermat yang mengacu pada bahasa syair. Bahasa syair umumnya menyimpang dari penggunaan bahasa biasa (bahasa normatif). Bahasa syair merupakan deotomatisasi atau defamiliarisasi, yakni ketidakotomatisan atau ketidakbiasaan (Pradopo, 2012: 296). Ketidakbiasaan bahasa syair dalam menyampaikan makna sesungguhnya dalam syair perlu memperhatikan tiga hal, yaitu penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti. Oleh karena itu, dalam pembacaan ini semua yang tidak biasa dibuat biasa atau harus dinaturalisasikan (Culler dalam Pradopo, 2012: 296), hingga sesuai dengan bahasa normatif. Kedua, memanfaatkan pembacaan secara semiotik yaitu pembacaan hermeneutik dan pembacaan heuristik untuk memberikan makna pada teks syair. Pembacaan heuristik ini, syair dibaca berdasarkan konvensi bahasa atau sistem bahasa sesuai dengan kedudukan bahasa sebagai sistem semiotik tingkat pertama (Pradopo, 2012: 296). Pembacaan ini akan menghasilkan pemahaman makna karya sastra secara harfiyah atau makna tersurat (Riffaterre, 1978: 5). Adapun pembacaan secara hermeneutik atau retroaktif adalah pembacaan ulang dari awal sampai akhir dengan penafsiran dengan memberikan makna berdasarkan konvensi sastra (Pradopo, 2012: 297).

16 digilib.uns.ac.id 16 I. SISTEMATIKA PENYAJIAN Agar diperoleh suatu pembahasan yang jelas dan berkesinambungan antara bab demi bab, maka sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Pembatasan Masalah, Landasan Teori, Data dan Sumber Data, Metode dan Teknik Penelitian, Sistematika Penyajian. Bab II membahas struktur teks puisi Imam asy-syafi i ber-qa>fiyah ra dengan menggunakan pendekatan struktural Siswantoro. Membahas semiotika Michael Riffaterre melalui pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Pengungkapan makna puisi ini tentunya ditopang oleh adanya wacana puitik dan gaya bahasa. Bab III yang akan memuat simpulan akhir penelitian dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam 12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki tema yang sama. Pertama, Intertekstual Lirik-Lirik Lagu Karya Ahmad Dhani: Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan sebuah struktur yang bermakna. Hal ini disebabkan karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL....i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.ii LEMBAR PENGESAHAN iii HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI x ABSTRAK.xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi pada dasarnya tidak dapat ditafsirkan secara terpisah, karena dalam bahasa mempunyai satuan-satuan seperti morfem, kata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Sastra adalah komunikasi. Bentuk rekaman atau karya sastra tadi harus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk memahami karya sastra dibutuhkan analisis. Definisi karya sastra menurut KBBI (1989:76) adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia, dengan bahasa orang bisa bertukar pesan dan makna yang digunakan untuk berkomunikasi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku

03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku Modul ke: RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Fakultas 03Teknik Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku SUGENG WINARNA, M.Pd Program Studi Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara Republik Indonesia. Pentingnya bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi:

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting

Lebih terperinci

NYANYIAN DALAM TRADISI MAANTA ANAK DARO DI KELURAHAN UJUANG BATUANG PARIAMAN TENGAH ANALISIS STRUKTURAL. Yunita Nopianti. Abstrak

NYANYIAN DALAM TRADISI MAANTA ANAK DARO DI KELURAHAN UJUANG BATUANG PARIAMAN TENGAH ANALISIS STRUKTURAL. Yunita Nopianti. Abstrak NYANYIAN DALAM TRADISI MAANTA ANAK DARO DI KELURAHAN UJUANG BATUANG PARIAMAN TENGAH ANALISIS STRUKTURAL Yunita Nopianti Abstrak Penelitian ini membahas mengenai tradisi maanta anak daro. Tradisi maanta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya dengan seni dan sastra seperti permainan rakyat, tarian rakyat, nyanyian rakyat, dongeng,

Lebih terperinci

RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA

RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Modul ke: RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku Fakultas Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd. Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk karya sastra mempunyai bahasa yang khas salah satunya yaitu puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan oleh penulisnya. Menulis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Hal ini ditegaskan oleh Wellek dan Werren, bahwa karya sastra dipandang sebagai suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Nama Judul : Endang Dwi Suryawati : Kemetaforaan dalam lirik lagu dangdut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roman Jacobson (dalam Tarigan, 1987:11) menyebutkan dua fungsi bahasa, yaitu fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu hasil dari kebudayaan. Sastra merupakan kreasi manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra manusia bisa menuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi 1. Puisi baru yang berisi tentang cerita adalah. SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal 11.1 Himne Balada Epigram Elegi Kunci Jawaban : B Himne yaitu puisi yang digunakan sebagai bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya Kla Project yang dipopulerkan pada tahun 2010 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial perlu untuk berinteraksi untuk bisa hidup berdampingan dan saling membantu. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berinteraksi

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI Dalam kritik yang diberikan Teeew atas karya sastra SUDAH LARUT SEKALI : Kawanku dan Aku karya Chairil Anwar ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan bahasa di dalam karya sastra terkait dengan sejumlah ragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan bahasa di dalam karya sastra terkait dengan sejumlah ragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan bahasa di dalam karya sastra terkait dengan sejumlah ragam bahasa yang digunakan sebagai wujud pemaparan gagasan yang merujuk pada bentuk komunikasi karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, mungkin lagu ada sebelum manusia itu sendiri ada. Sadar atau tidak, percaya atau tidak, langsung atau tidak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang secara naluriah membutuhkan orang lain dalam bergaul, mengekspresikan diri, mengungkapkan keinginan atau menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1) Pada analisis struktur ditemukan hal-hal antara lain: a) Analisis struktur terdiri atas bentuk dan formula bahasa

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1) Pada analisis struktur ditemukan hal-hal antara lain: a) Analisis struktur terdiri atas bentuk dan formula bahasa 140 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini membawa penulis pada beberapa simpulan sebagai berikut: 1) Pada analisis struktur ditemukan hal-hal antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. aspek tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. ini terdiri atas tiga, yakni (1) struktur dan keterpaduan Antarunsur dalam Wacana

BAB V PENUTUP. aspek tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. ini terdiri atas tiga, yakni (1) struktur dan keterpaduan Antarunsur dalam Wacana BAB V PENUTUP Bab V ini memuat dua aspek, yakni (1) simpulan dan (2) saran. Kedua aspek tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. 5.1 Simpulan Sesuai dengan jumlah masalah yang telah dirumuskan, simpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.

Lebih terperinci

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN 1 DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1998:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Syamsun (2014:52) metodologi penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan atau tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis dilaksanakan secara rasional

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif bermediumkan bahasa yang fungsi estetikanya dominan. Bahasa sastra sangat komunikatif, mengandung banyak arti tambahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potret sosial adalah gambaran dari suatu kejadian yang telah terjadi dan terkait dengan orang banyak. Maka banyak orang yang memberikan perhatian terhadap peristiwa

Lebih terperinci

BAB II A. STRUKTUR TEKS PUISI

BAB II A. STRUKTUR TEKS PUISI BAB II A. STRUKTUR TEKS PUISI Struktur berarti bentuk keseluruhan yang kompleks (Siswantoro, 2010: 13). Setiap objek, atau peristiwa pasti sebuah struktur, yang terdiri dari berbagai unsur, yang setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua

BAB I PENDAHULUAN. Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua negara ini sama sama menghasilkan karya karya sastra dalam bentuk puisi terutama puisi puisi

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Supriyadi Wibowo Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lagu merupakan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.musik dapat mendamaikan hati yang

Bab 1. Pendahuluan. struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.musik dapat mendamaikan hati yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan normanorma yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional. Sebagai hasil imajinatif, sastra juga berfungsi sebagai hiburan yang

BAB I PENDAHULUAN. emosional. Sebagai hasil imajinatif, sastra juga berfungsi sebagai hiburan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Di dalam interaksi tersebut, terjadi adanya proses komunikasi dan penyampaian pesan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai seni dalam sebuah karya tidak selalu berwujud pada benda tiga dimensi saja. Adapun kriteria suatu karya dapat dikatakan seni jika karya tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia UMB. Pilihan Kata (Diksi) Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem

Bahasa Indonesia UMB. Pilihan Kata (Diksi) Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem Bahasa Indonesia UMB Modul ke: Pilihan Kata (Diksi) Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Komunikasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami dan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan tersebut terlihat pada berbagai kebudayaan serta adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat

Lebih terperinci

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Gaya diartikan sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapainya. Dalam kreasi penulisan sastra, efek tersebut terkait dengan upaya pemerkayaan makna, baik penggambaran

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1. Puisi Pengertian puisi Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta,

Lebih terperinci