DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL....i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.ii LEMBAR PENGESAHAN iii HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI x ABSTRAK.xii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Kajian Pustaka Landasan Teori Teori Struktural Teori Semiotik Metode dan Teknik Penelitian Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisis Data Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data II. PERSPEKTIF PANTAI BALI 2.1 Perspektif Pantai Bali Pantai Kusamba Pantai Lovina Pelabuhan Buleleng Pantai Serangan Pantai Tanah Lot Pantai Canggu Pantai Jimbaran 32 x

2 III. ANALISIS STRUKTURAL SAJAK DALAM ANTOLOGI IMPIAN USAI KARYA WAYAN SUNARTA 3.1 Kusamba Lovina Pesisir Jimbaran Pelabuhan Buleleng Malam Pengantin di Pesisir Serangan Catatan Reklamasi Pantai Serangan Laut Bali Tanah Lot...78 IV. ANALISIS CITRA PANTAI BALI DALAM ANTOLOGI PUISI IMPIAN USAI KARYA WAYAN SUNARTA 4.1 Citra Pantai Bali Kerusakan Pantai Bali Keindahan Pantai Bali Berdialog dengan Pantai V. PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

3 ABSTRAK Antologi puisi Impian Usai merupakan salah satu bukti kecintaan Wayan Sunarta terhadap puisi dan Pantai Bali. Penelitian ini menganalisis beberapa sajak dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta. Sajak-sajak tersebut dipilih berdasarkan keselarasannya dengan tema penelitian, yaitu citra Pantai Bali dalam sajak. Dalam kumpulan puisi ini banyak mengandung gambaran Pantai Bali, baik sebagai kritik maupun simbol-simbol dari perjalan hidup. Sajak yang dimaksud, yaitu Pesisir Jimbaran, Lovina, Kusamba, Pelabuhan Buleleng, Malam Pengantin di Pesisir Jimbaran, Catatan Reklamasi Pantai Serangan, Tanah Lot, dan Laut Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Prosedur analisis yang digunakan adalah sebagai berikut. Pertama, mengumpulkan dan memilah tentang perspektif Pantai Bali. Kedua, analisis struktural sajak dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta. Penelitian ini hanya menganalisis tema, amanat, makna, diksi, bunyi, bahasa kiasan, dan citraan. Analisis struktur ini cukup untuk mendukung analisis semiotik berikutnya. Ketiga, uraian tentang citra Pantai Bali menggunakan teori semiotik Riffaterre. Hasil analisis antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta, dapat disimpulkan bahwa Wayan Sunarta memiliki dua cara menggambarkan kondisi Pantai Bali. Pertama, menggunakan bahasa kiasan metafora dan personifikasi serta penggunaan bunyi-bunyi yang efoni untuk menimbulkan kesan romantis dalam menggambarkan kondisi Pantai Bali yang masih indah dan asri. Kedua, menggunakan makna denotasi dan bahasa kiasan tropen serta bunyi kakafoni untuk memperjelas kritikannya terhadap perubahan negatif atau kondisi Pantai Bali yang buruk. Kata Kunci : Puisi, Pantai Bali, Struktur, Semiotik xii

4 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu ciptaan seorang sastrawan, yang di dalamnya mengandung banyak pesan untuk pembaca. Salah satu pesannya tersebut adalah ekologi. Karya sastra ditulis atau diciptakan oleh sastrawan bukan untuk dibaca sendiri, melainkan mengandung ide, gagasan, pengalaman, dan amanat yang ingin disampaikan kepada pembaca untuk sebuah kepentingan ekologis (Endraswara (ed), 2016:9). Dijelaskan lebih lanjut oleh Endraswara bahwa karya sastra ditulis untuk memperbaiki atau mengkritisi lingkungan agar semakin baik. Pernyataan Endraswara di atas, dapat dibuktikan bahwa tidak sedikit sastrawan, terutama penyair yang menggunakan diksi yang berhubungan dengan lingkungan, misalnya menggunakan diksi hutan, pantai, laut dan gunung. Ungkapan suasana alam yang berhubungan dengan pantai, laut dan gunung umumnya disajikan dalam bahasa simbolik, karena itu diperlukan interpretasi terhadap penggunaan diksi dalam puisi sebagai langkah awal dalam analisis puisi. Selain itu, puisi merupakan salah satu karya sastra yang terikat oleh rima, bait, larik dan ditandai dengan bahasa yang padat. Bahasa dalam puisi dieksploitasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek estetika. Menurut Riffaterre, puisi merupakan aktivitas bahasa yang berbeda dengan pemakaian bahasa pada umumnya (Ratih, 2016:5). Prinsip dasar sebuah puisi adalah berkata sedikit, tetapi memiliki makna yang luas. Puisi memiliki

5 2 makna yang terkandung dan terbungkus dengan rapi sehingga untuk mengartikan sebuah puisi diperlukan suatu analisis. Setiap penyair memiliki ciri khas dalam menciptakan puisi. Untuk mengetahui ciri khas tersebut, maka puisi yang diciptakan oleh penyair harus dikaji secara cermat, baik dalam bentuk maupun isi. Menurut Sayuti (1985:19) bentuk adalah unsur formal, sedangkan isi adalah unsur kualitas. Bentuk berkaitan dengan bunyi, diksi, bahasa kiasan, dan citraan, sedangkan isi berkaitan dengan makna. Makna dalam puisi dapat dilihat dari tanda-tanda yang terdapat dalam puisi. Untuk menemukan dan mengartikan tanda-tanda tersebut, teori semiotik adalah pisau bedah yang tepat untuk digunakan. Penelitian ini menganalisis antologi puisi Impian Usai sebagai objek penelitian. Antologi puisi Impian usai adalah buku pertama yang diterbitkan Kubu Sastra, Denpasar pada Agustus Antologi puisi Impian Usai adalah kumpulan puisi yang diciptakan oleh Wayan Sunarta dari tahun 1992 hingga 2006 dengan jumlah halaman 131, yang memuat 99 sajak. Sajak-sajak itu dikelompokkan menjadi tiga periode. Pengelompokkan tersebut berdasarkan tahun penciptaan puisi. Antologi puisi Impian Usai disusun berdasarkan periode. Setiap periode memiliki kurun waktu lima tahun dengan demikian, seluruh puisi ditulis dalam 15 tahun. Diantara 99 puisi tersebut terdapat puisi yang menggambarkan pantai di Bali puisi-puisi yang menggambarkan pantai yang dianalisis secara semiotik. Dengan demikian, puisi-puisi yang dipilih tidak berdasarkan periode, tetapi berdasarkan keselarasan sajak dengan tema penelitian. Sajak-sajak yang dipilih, yaitu Pesisir Jimbaran, Lovina, Kusamba, Pelabuhan Buleleng, Malam

6 3 Pengantin di Pesisir Serangan, Catatan Reklamasi Pantai Serangan, Tanah Lot, dan Laut Bali. Seperti diketahui bahwa pantai di Bali merupakan objek wisata yang terkenal di seluruh dunia. Tidak hanya sebagai objek wisata, pantai di Bali ternyata juga mempunyai peranan penting bagi masyarakat Bali khususnya bagi masyarakat Hindu. Pantai adalah salah satu tempat ritual yang digunakan oleh masyarakat Hindu Bali. Masyarakat Hindu di Bali percaya bahwa pantai merupakan tempat suci yang dihuni oleh Dewa Waruna. 1 Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap narasumber yang dipercaya, yaitu Relo Kusmini, guru sejarah yang mengajar selama 25 tahun, dapat disimpulkan bahwa fungsi pantai bagi masyarakat Hindu Bali, yaitu: (1) tempat peleburan segala yang buruk (melukat); (2) sumber kehidupan; (3) tempat pelabuhan terakhir dalam upacara pengabenan. Pantai Bali tidak hanya dapat dimaknai secara ranah sosial dan budaya, tetapi juga dalam politik. Belakangan ini, permasalahan reklamasi Pantai di Bali sedang banyak diperbincangkan. Penelitian ini terlepas dari pro dan kontra permasalahan itu, namun lebih melihat hubungan erat antara Pantai Bali dengan masyarakat sekitarnya. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi beberapa penyair untuk menciptakan puisi. Hubungan tersebut juga menjadi alasan penulis untuk meneliti citra Pantai Bali dalam antologi puisi ImpianUsai. Wayan Sunarta adalah salah satu penyair Bali yang produktif hingga saat ini. Ia merupakan salah seorang penggerak sastra di Universitas Udayana pada eranya. Ia juga salah seorang pencetus ide untuk mendirikan teater Purbacaraka

7 4 1 (diakses 10 September 2016) yang terkenal pada masa itu. Lelaki yang mendapatkan anugrah kepenulisan Widya Pataka dari Gubernur Bali ini juga kerap diundang ke acara-acara sastra penting di sejumlah kota di Indonesia untuk membaca puisi, seperti Panggung Puisi Indonesia Mutakhir 2003 di Teater Utan Kayu Jakarta, Cakrawala Sastra Indonesia 2004 di TIM Jakarta, Temu Sastra Mitra Praja Utama II 2006 di Sanur, Bali, dan lain-lain. Tidak hanya bergerak dalam bidang sastra, Wayan Sunarta juga menjadi salah seorang aktivis Tolak Reklamasi Pantai di Bali. Lelaki kelahiran 22 Juni 1975 di Denpasar ini, melihat pantai tidak hanya dari sisi keindahannya tetapi juga dari sisi religi. Melalui beberapa karyanya Wayan Sunarta menggambarkan kecintaannya terhadap pantai di Bali. Salah satu karya Wayan Sunarta, menggambarkan Pantai Bali, yaitu antologi puisi Impian Usai. Dari latar belakang penyair tersebut, peneliti akan melihat gaya atau cara penyair dalam mengungkapkan citra Pantai Bali dalam puisi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Bagaimanakah struktur sajak yang mengandung Citra Pantai Bali dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta? Bagaimanakah Citra Pantai Bali yang diwujudkan dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta?

8 5 1.3 Tujuan Penelitian Setiap karya ilmiah memiliki tujuan yang hendak dicapai, begitu juga penelitian antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta ini. Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut rincian kedua tujuan tersebut Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan serta pemahaman tentang karya sastra. Penelitian ini juga bertujuan untuk menambah khazanah penelitian sastra khususnya kajian puisi, sehingga dapat membantu peneliti lain untuk menghasilkan penelitian yang serupa dan lebih baik dari penelitian ini Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini, yaitu seperti di bawah ini. a. Untuk menemukan dan memahami struktur sajak yang mengandung citra Pantai Bali dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta. b. Untuk menemukan dan memahami citra Pantai Bali yang diwujudkan dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta. 1.4 Kajian Pustaka Setelah melacak di berbagai tempat, baik di perpustakaan dan di internet, antalogi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta belum pernah

9 6 dijadikan objek penelitian dalam format skripsi. Begitu juga dengan antologi karya Wayan Sunarta lainnya. Dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta terdapat sajak yang berjudul Kusamba. Sajak berjudul Kusamba juga pernah diciptakan oleh Pranita Dewi dalam kumpulan puisi Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016). Meskipun memiliki judul yang sama, sajak Kusamba karya Pranita dan Wayan Sunarta nampak berbeda. Perbedaan ini terletak pada makna sajak itu sendiri. Pranita menggambarkan Kusamba dengan mengingat sejarahnya, sedangkan Wayan Sunarta menggambarkan Kusamba dengan renungan perjalanan hidup. Darma Putra menjelaskan dalam Apakah yang Bali dari Suara dari Bali'?, Wayan Sunarta sebagai penyair Bali yang memegang kuat keromantisannya, akan tetapi belakangan ini Wayan Sunarta mulai mencoba menulis tema masalah sosial. Selain minat personal Wayan Sunarta, perubahan menyangkut tema itu juga ditentukan oleh perubahan sosial politik saat ini. 1.5 Landasan Teori Teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan di atas, yaitu teori struktural dan semiotik. Struktur berarti keseluruhan yang kompleks

10 7 (Siswanto, 2011:13). Analisis semiotik tidak dapat dipisahkan dari analisis struktural, dan sebaliknya. Unsur-unsur dalam puisi mengandung makna yang saling berhubungan. Oleh karena itu, unsur-unsur dalam puisi harus dianalisis dan bagian-bagiannya yang merupakan tanda-tanda yang bermakna harus dijelaskan (Pradopo, 2011:143). M.S. Hutagalung mengatakan, puisi dibangun oleh dua unsur pokok, yaitu; (1) ide [tema dan amanat], atau persoalan-persoalan yang hendak disampaikan kepada pembaca; (2) segala ide tersebut disampaikan dengan cara dan unsur-unsur tertentu (Atmaja, 2001:9). Terdapat hubungan unsurunsur dalam puisi yang membangun estetika, yaitu: diksi, bunyi, bahasa kiasan, citraan, tema, dan makna Teori Struktural Analisis struktural adalah suatu tahap dalam penelitian sastra yang tidak dapat dihindari. Analisis struktural bertujuan membongkar dan memaparkan dengan cermat karya sastra secara menyeluruh (Teeuw, 1983:61). Kata adalah alat utama untuk berkomunikasi. Dalam sajak, pemilihan kata menimbulkan estetika dan makna yang berbeda dari pengertian sesungguhnya. Ketetapan pemilihan kata tidak hanya sekadar memiliki makna, akan tetapi juga seberapa kuat kata itu mewakili ekspresi penyair. Barfield mengemukakan bahwa jika kata-kata dipilih dan disusun dengan cara yang sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan imajinasi estetika, hasilnya itu disebut diksi puitis (Pradopo, 1990:54).

11 8 Bunyi adalah salah satu hal penting dalam sajak karena munculnya bunyi dalam sajak akan mempengaruhi efek dan kesan dalam sajak tersebut. Penekanan bunyi dalam sajak mengisyaratkan suasana tertentu. Meskipun demikian, tidak semua bunyi memberikan penekanan untuk menggambarkan suasanan tertentu. Bunyi yang berperan pada sajak adalah bunyi yang terpola (Atmazaki, 1993:77). Banyak variasi bunyi yang dimunculkan oleh penyair. Keragaman tersebut mencangkup sebagai berikut. 1) Rima adalah persamaan bunyi akhir kata. Rima dalam sebuah sajak dilihat pada persamaan bunyi antara baris satu dengan yang lain. Biasanya rima ditandai dengan abjad. 2) Aliterasi adalah persamaan bunyi konsonan pada kalimat atau antar kalimat dalam sajak. 3) Asonansi adalah persamaan bunyi vokal pada kalimat atau antar kalimat dalam sajak. 4) Efoni adalah bunyi yang merdu dan musikal. 5) Kakafoni adalah bunyi yang menimbulkan efek kasar, berat, dan tidak musikal. 6) Anaphora adalah pengulangan kata, persamaan bunyi, dan persamaan struktur atau susunan. 7) Onomatope adalah bunyi tiruan dari bunyi sebenarnya seperti bunyi-bunyi binatang. 8) Irama adalah gabungan unsur bunyi yang terpola yang menimbulkan ritme.

12 9 Bahasa kiasan adalah penggantian arti dari apa yang dipahami sebagai arti sebenarnya menjadi arti lain untuk mendapatkan arti tertentu menurut Abraham (Atmazaki, 1993 : 49). Berikut rincian bahasa kiasan tersebut. 1) Metafora, yaitu gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain secara langsung. 2) Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang diungkapkan seperti manusia. 3) Tropen, yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tepat dan sejajar dengan pengertian yang dimaksud. 4) Metonimi, yaitu gaya bahasa yang menggunakan benda yang dimaksud dengan sebuah nama (merek dagang). 5) Sinekdok, yaitu bahasa kiasan yang mengungkapkan sebagian untuk menunjuk keseluruhan objek atau mengungkapkan keseluruhan untuk menunjukkan sebagian objek. 6) Ironi, yaitu gaya bahasa sindiran yang paling halus. Kadang yang disindir sampai tidak terasa. Gaya bahasa ini dipakai dengan cara menggunakan kata-kata yang mengandung arti kebalikan yang dimaksud. 7) Allegori adalah bentuk perbandingan dengan cara menyembunyikan dalam bentuk kiasan cerita. 8) Repetisi, yaitu perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.

13 10 9) Paralelisme, yaitu semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut dapat pula berbentuk anak kalimat yang bergantung pada sebuah induk kalimat yang sama. Gaya ini lahir dari struktur kalimat yang berimbang. 10) Hiperbola merupakan semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan suatu hal. 11) Retoris adalah bahasa yang digunakan pengarang untuk melakukan penyimpangan dari kontruksi sehingga memberikan efek tertentu. Citraan berfungsi untuk menggambarkan lebih jelas suasana yang terkandung dalam puisi. Menurut Altenbernd, citraan ialah salah satu alat kepuitisan yang terutama yang dengan itu kesusastraan mencapai sifat-sifat konkret, khusus, mengharukan dan menyaran (Pradopo, 1990:89). Terdapat enam jenis citraan, yaitu sebagai berikut. 1. Citra penglihatan memberi rangsangan kepada indera penglihatan, hingga sering hal-hal yang tak terlihat jelas jadi seolah-olah terlihat. 2. Citra perabaan adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indera peraba (kulit). Pada saat membacakan atau mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan diksi yang dapat dirasakan kulit, misalnya dingin, panas, lembut, kasar, dan sebagainya. 3. Citra penciuman adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indera penciuman. Citraan ini tampak saat

14 11 kita membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium bau sesuatu. 4. Citra pencecapan adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indera pencecap. Pembaca seolah-olah mencicipi sesuatu yang menimbulkan rasa tertentu, seperti pahit, manis, asin, pedas, enak, nikmat, dan sebagainya. 5. Citra pendengaran adala menyebutkan atau menguraikan bunyi suara seolah-olah dapat didengar. 6. Citra gerak menggambarkan sesuatu yang tidak bergerak menjadi seolaholah bergerak. Citraan ini membuat hidup dan gambaran jadi dinamis. Makna sajak merupakan struktur batin atau aspek dalam sebuah sajak. Makna dalam sebuah sajak dibangun oleh unsur-unsur yang terkandung dalam sajak tersebut. Unsur-unsur itu melahirkan latar, tokoh sajak, peristiwa, dan pemikiran sajak. Integrasi dan koherensi semua unsur itu membentuk sebuah atau beberapa makna Menurut Atmazaki (1993: 106). Ketika makna sajak sudah ditemukan maka tema dan amanat sajak akan diketahui seketika Teori Semiotik Semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda.

15 12 Menganalisis puisi bertujuan untuk menemukan maknanya. Karya sastra, seperti puisi merupakan struktur yang memiliki makna. Makna tersebut terbungkus dalam tanda-tanda yang terdapat pada puisi. Ferdinand De Saussure menawarkan konsep tanda sebagai entitas dua sisi. Sisi pertama yaitu penanda atau yang menandai yang merupakan bentuk tanda, dan petanda atau yang ditandai, yang merupakan arti tanda (Pradopo, 1990:121). Bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem semiotik atau ketandaan yang mempunyai arti. Bahasa yang merupakan sistem tanda yang kemudian dalam karya sastra menjadi mediumnya itu adalah sistem tanda tingkat pertama (Pradopo, 1990:122). Mengkaji dan menganalisis puisi tidak lepas dari sistem semiotik. Puisi secara semiotik merupakan struktur tanda-tanda yang bersistem dan bermakna yang ditentukan oleh konvensi. Makna puisi adalah arti yang timbul dari bahasa yang disusun berdasarkan struktur sastra menurut konvensinya, yaitu arti yang bukan semata-mata hanya arti bahasa melainkan berisikan arti tambahan. Puisi membicarakan sesuatu dengan cara tidak langsung dengan menyembunyikan ke dalam suatu tanda. Oleh karena itu, teori dan metode yang tepat untuk memahami makna dalam puisi adalah teori semiotik Riffaterre melaui pembacaan heuristik dan hermeneutik. Semiotik model Riffaterre ini menggunakan metode pemaknaan yang khusus, yaitu dengan memproduksi makna tanda sendiri. Analisis teori semiotik Riffater ini mengarah pada pemberian makna sebuah sajak. Pemaknaan sastra menurut teori semiotik Riffaterre sebagai berikut (Ratih, 2016:7-8).

16 13 1. Ketidaklangsungan ekspresi puisi (karya sastra), disebabkan oleh (1) penggantian arti (distorsing of meaning), misalnya pada metafora dan metonimi (bahasa kiasan pada umumnya); (2) penyimpangan arti (displacing of meaning) antara lain oleh ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense; (3) penciptaan arti (creating of meaning) disebabkan oleh pengorganisasian ruang teks, yaitu enjambemen, sajak, tipografi, dan homologue. 2. Pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik atau retroaktif. Pembacaan heuristik adalah pembacaan dalam taraf mimesis. Pembacaan ini didasarkan pada sistem dan konvensi bahasa. Pembacaan hermeneutik atau retroaktif adalah pembacaan yang didasarkan pada konvensi sastra. Pada tahap ini, pembaca dapat memaparkan makna puisi berdasarkan interpretasi yang pertama. 3. Matrik, model, dan varian. Matrik dapat berupa kata, frase, klausa, atau kalimat sederhana. Aktualisasi pertama dari matrik adalah model yang dapat berupa kata atau kalimat tertentu. Model ini kemudian diperluas menjadi varian-varian sehingga menurunkan teks secara keseluruhan. Ciri utama model adalah sifat puitisnya. 4. Hipogram atau hubungan intertekstual. Hipogram adalah teks yang menjadi latar penciptaan sebuah teks baru. Hipogram itu ada dua macam, yaitu hipogram potensial dan hipogram aktual. Hipogram potensial adalah matrik yang merupakan inti teks atau kata kunci, dapat berupa satu kata, frase, atau kalimat sederhana, sedangkan hipogram aktual dapat berupa teks nyata, kata, kalimat peribahasa, atau keseluruhan teks.

17 14 Dari keempat langkah yang ditawarkan oleh teori Riffatterre, langkah keempat tidak dapat terlaksana. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan waktu. Meskipun demikian, dari langkah satu, dua, dan tiga, sudah dapat ditemukan citra Pantai Bali dalam antologi puisi Impian Usai. Teori struktural dan teori semiotik ini digunakan dalam menganalisis sajak dalam antologi puisi Impian Usai untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang citra Pantai Bali dalam puisi. Teori-teori ini diharapkan mampu menjadi alat analisis sehingga dapat dihasilkan analisis yang baik dan detail. 1.6 Metode dan Teknik Penelitian Metode merupakan cara yang dipergunakan seorang peneliti di dalam usaha memecahkan masalah yang diteliti (Siswantoro, 2010:56). Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Teknik merupakan sistem mengerjakan sesuatu Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam tahapan ini adalah metode studi pustaka. Metode studi pustaka merupakan pengumpulan data dengan cara membaca objek penelitian secara berulang-ulang. Selanjutnya digunakan teknik catat dan simak, yaitu mencatat dan menyimak objek penelitian. Data-data yang sudah terkumpul kemudian diindentifikasi dan diklasifikasikan berdasarkan penting atau tidak data yang telah terkumpul.

18 Metode dan Teknik Analisis Data Setelah merampungkan serangkaian kegiatan yang terkait dengan pengumpulan data, seperti reduksi data, penarikan kesimpulan serta pengabsahan data (Siswanto, 2010:80). Berikutnya menganalisis data dengan mengelompokkan sesuai dengan katagori yang diinginkan. Metode yang digunakan pada tahapan ini, yaitu metode hermeneutika. Dalam hal ini dilakukan teknik interpretasi. Menginterpretasikan sajak adalah upaya memberi makna terhadap sajak Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Tahapan penyajian hasil analisis data dipakai metode deskriptif, yaitu menggunakan bahasa ragam ilmiah. Hasil analisis data ditulis dalam format skripsi. Dalam bab I disajikan pendahuluan, bab II perspektif Pantai Bali, bab III analisis struktural sajak dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta, dan bab IV analisis citra Pantai Bali dalam antologi puisi Impian Usai karya Wayan Sunarta, dan bab V penutup.

Citra Pantai Bali dalam Antologi Puisi Impian Usai Karya Wayan Sunarta: Kajian Semiotik

Citra Pantai Bali dalam Antologi Puisi Impian Usai Karya Wayan Sunarta: Kajian Semiotik Citra Pantai Bali dalam Antologi Puisi Impian Usai Karya Wayan Sunarta: Kajian Semiotik Eirenne Pridari Sinsya Dewi 1*, Made Jiwa Atmaja 2, I G.A.A. Mas Triadnyani 3 123 Program Studi Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan sebuah struktur yang bermakna. Hal ini disebabkan karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki tema yang sama. Pertama, Intertekstual Lirik-Lirik Lagu Karya Ahmad Dhani: Sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam 12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii. HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iv. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii. HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iv. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iv KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI...vi ABSTRAK...vii I.PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran danperasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan.genre sastra

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk karya sastra mempunyai bahasa yang khas salah satunya yaitu puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan oleh penulisnya. Menulis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Hal ini ditegaskan oleh Wellek dan Werren, bahwa karya sastra dipandang sebagai suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan cara memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa memudahkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain, dalam bermasyarakat. Dasar yang sangat penting bagi seseorang untuk berkomunikasi adalah bahasa.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam penulisan penelitian ini tidak terlepas dari buku-buku dan skripsi pendukung yang relevan dengan judul penelitian ini. Sesuai dengan judul penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai seni dalam sebuah karya tidak selalu berwujud pada benda tiga dimensi saja. Adapun kriteria suatu karya dapat dikatakan seni jika karya tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran dari kehidupan sosial masyarakat. Karya sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan masyarakat.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai bab penutup. Kesimpulan yang dimaksud adalah memberikan gambaran yang jelas dari hasil analisis data yang

Lebih terperinci

Mukhlis Imam Bashori, Muakibatul Hasanah, dan Endah Tri Priyatni Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5

Mukhlis Imam Bashori, Muakibatul Hasanah, dan Endah Tri Priyatni   Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS XI PROGRAM STUDI BAHASA MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Mukhlis Imam Bashori, Muakibatul Hasanah, dan Endah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu,

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu, BAB II KAJIAN TEORI Dalam kajian teori di bawah ini diuraikan beberapa hal sebagai landasan penelitian, yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu, dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Untuk memperjelas dan memantapkan ruang lingkup permasalahan, sumber data, dan kerangka teoretis penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan BAB II LANDASAN TEORI Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan Alternatif Penerapannya dalam Pembelajaran Gaya Bahasa Puisi di SMA Kelas X Semester I berkaitan

Lebih terperinci

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Gaya diartikan sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapainya. Dalam kreasi penulisan sastra, efek tersebut terkait dengan upaya pemerkayaan makna, baik penggambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG 185 BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG Setelah penelitian mengenai kreativitas dalam kepenulisan dari Penyair Jawa Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia, dengan bahasa orang bisa bertukar pesan dan makna yang digunakan untuk berkomunikasi oleh

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan BAB II LANDASAN TEORI A. Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) adalah susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting

Lebih terperinci

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2 AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2 A. Pengantar Menulis puisi pada hakikatnya mencipta dunia dalam kata. Kata-kata merupakan piranti bagi penulis merekayasa sebuah dunia, yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa yang terdapat dalam karya sastra memiliki keunikan tersendiri. Begitu pun penggunaan bahasa dalam novel angkatan Balai Pustaka. Penulis novel angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari media massa dapat memberikan aneka sajian yang dapat dinikmati para pembaca setianya. Dalam satu edisi para pembaca mendapatkan berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan,

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas

Lebih terperinci

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli P U I S I A. PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) Pengertian Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra serta

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Untuk memahami Penulisan Kreatif, sebelumnya cobalah pahami perihal manajemen bahasa berikut ini Manajemen bahasa adalah SENI dan ILMU

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah terkumpul landasan teoretis dan kerangka berpikir pada bab sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah metode. Metode digunakan untuk menyederhanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

PUISI TONTONAN LAN TUNTUNAN, ADEP KANAN LAN ADEP KIRI, DAN KALIYUGA LAN KILAYUGA KARYA I MADE SUARSA: ANALISIS STRUKTUR DAN SEMIOTIK

PUISI TONTONAN LAN TUNTUNAN, ADEP KANAN LAN ADEP KIRI, DAN KALIYUGA LAN KILAYUGA KARYA I MADE SUARSA: ANALISIS STRUKTUR DAN SEMIOTIK PUISI TONTONAN LAN TUNTUNAN, ADEP KANAN LAN ADEP KIRI, DAN KALIYUGA LAN KILAYUGA KARYA I MADE SUARSA: ANALISIS STRUKTUR DAN SEMIOTIK Ni Luh Putu Alit Ariadi Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap kumpulan puisi Puisi Mbeling karya Remy Sylado, didapatkan tiga simpulan yang menjawab persoalanpersoalan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini menggunakan salah satu karya sastra yang berasal dari kesusastraan Jepang modern sebagai objeknya. Kesusastraan Jepang modern dimulai dari adanya

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Diah Nurwidasari NIM

SKRIPSI. oleh Diah Nurwidasari NIM PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN MINAT MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK SHARE ONE GET ONE PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 NANGGULAN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian memerlukan teori yang tepat agar sesuai dengan objek kajian, teori digunakan untuk mengetahui objek penelitian, maka dalam penelitian dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra yang baik tidak dapat menghindar dari dimensi kemanusiaan, mempunyai keterkaitan dengan masalah kehidupan manusia, dan segala problematikanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk memahami karya sastra dibutuhkan analisis. Definisi karya sastra menurut KBBI (1989:76) adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu hasil dari kebudayaan. Sastra merupakan kreasi manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra manusia bisa menuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam potensi dan kreativitas dalam berimajinasi. Dalam menuangkan kemampuannya, manusia memiliki cara yang bervariasi dan beragam jenisnnya.

Lebih terperinci

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. ANALISIS SEMIOTIKA MAKSUD DAN TUJUAN Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak SEMIOTIKA TOKOH SEMIOTIKA XXX PUISI

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi, melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki manusia. Dengan keterampilan ini manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Berbagai

Lebih terperinci

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI Dalam kritik yang diberikan Teeew atas karya sastra SUDAH LARUT SEKALI : Kawanku dan Aku karya Chairil Anwar ini menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra pada dasarnya adalah seni bahasa. Perbedaan seni sastra dengan cabang seni-seni yang lain terletak pada mediumnya yaitu bahasa. Seni lukis menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi puisi perlu dibuat sebuah bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah untuk mengkaji data. Pada

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah untuk mengkaji data. Pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah untuk mengkaji data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,

Lebih terperinci

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT E-JURNAL ILMIAH ASMARIDA NPM. 09080206 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

Hartono, M. Hum., PBSI FBS UNY. Bahan Mata Kuliah

Hartono, M. Hum., PBSI FBS UNY. Bahan Mata Kuliah Hartono, M. Hum., PBSI FBS UNY Bahan Mata Kuliah 1 UNSUR-UNSUR PROSA NARATIF/FIKSI 2 Unsur Fiksi UNSUR FIKSI FAKTA CERITA SARANA CERITA tema tokoh alur latar judul Sudut pandang Gaya dan nada 3 1. T O

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci