banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam"

Transkripsi

1 12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam Kumpulan Puisi Telepon Genggam karya Joko Pinurbo adalah; gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, serta gaya bahasa perulangan. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang kedua adalah penelitian dua karya sastra Antologi Geguritan Pagelaran Karya J.F.X Hoery dan Antologi Puisi Celana Karya Joko Pinurbo ini merupakan penelitian yang menggunakan sastra bandingan sebagai bidang kajian. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada sastra bandingan menurut aliran Perancis. Sedangkan teori yang digunakan adalah pengembangan lebih lanjut teori sastra bandingan aliran Perancis, khususnya lingkup sastra nasional menurut Hutomo pada butir keenam. pokok yaitu: (1) bagaimanakah tema keprihatinan dekadensi moral antologi guritan "Pagelaran" karya J.F.X Hoery, (2) bagaimanakah tema keprihatinan dekadensi moral antologi puisi "Celana" karya Joko Pinurbo, (3) bagaimanakah cara pengungkapan tema keprihatinan kedua antologi itu, dan (4) bagaimanakah perbandingan cara pengungkapan tema keprihatinan kedua puisi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik Riffaterre, dengan analisis melalui beberapa tahapan, yaitu pembacaan heuristik, hermeneutik, hipogram, matriks, untuk berlanjut pada tahap penganalisisan simbolisme benda yang terdapat pada lima puisi karya Joko Pinurbo yang peneliti pilih.

2 13 B. LandasanTeori 1. Semiotika Riffaterre Sebagai tanda, karya sastra merupakan dunia dalam kata yang dapat dilihat sebagai sarana komunikasi antara pembaca dan pengarang. Kata sastra bukan merupakan sarana komunikasi biasa. Oleh karena itulah, karya sastra dapat dipandang sebagai gejala semiotik (Teeuw, 1983:43). Semiotik merupakan disiplin yang meneliti semua bentuk komunikasi dengan menggunakan tanda yang didasarkan pada sistem-sistem tanda ( Segers dalam Sangidu, 2004:18). Atas dasar pengertian tersebut, maka karya sastra jenis apapun dapat dipandang sebagai gejala semiotik dan sebagai tanda (Sangidu, 2004:18). Dalam semiotik, arti bahasa tingkat pertama disebut meaning atau arti. Namun dalam karya sastra sendiri dapat ditemukan sistem tanda yang lebih tinggi kedudukannya daripada bahasa. Dalam arti kata-kata (bahasa) ditentukan oleh konvensi sastra (Wahyuningtyas dan Heru Santosa, 2011:185). Karya sastra merupakan sistem semiotik tingkat kedua yang mempergunakan bahasa sebagai sistem semiotik tingkat pertama (Rachmat Djoko Pradopo, 1995:146). Menurut Riffaterre, puisi itu menyatakan sesuatu secara tidak langsung sehingga untuk mendapatkan makna karya sastra maka diperlukan konvensi-konvensi untuk memproduksi makna. Konvensi tersebut antara lain: 1. Konvensi ketaklangsungan makna kata dihasilkan oleh tiga hal yaitu penggatian arti (displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning), dan penciptaan arti (creating of meaning) (Riffaterre, 1978:2). a. Penggantian Arti (displacing of meaning)

3 14 Penggantian arti terjadi bila tanda bergeser dari satu makna ke makna lain dan bila satu kata mengacu pada kata lain, sebagaimana terjadinya dengan metafora dan metonimi (Riffaterre,1978:2). Metafora dan metonimi merupakan bahasa kiasan yang sangat penting untuk menggantikan bahasa kiasan lainnya (Pradopo, 1995:124) b. Penyimpangan Arti (distorting of meaning) Penyimpangan arti dalam karya sastra disebabkan oleh tiga hal yaitu ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense. Pertama, ambiguitas disebabkan oleh bahasa sastra itu memiliki arti ganda (Pradopo, 1995:125). Ambiguitas adalah keragu-raguan atau ketidakpastian dalam menafsirkan makna atau ungkapan dalam karya sastra karena adanya berapa kemungkinan. Kedua, kontradiksi berarti mengandung pertentangan yang disebabkan oleh paradoks atau ironi. Paradoks adalah kata-kata yang diucapkan berlawanan artinya dengan dimaksudkan untuk untuk menghaluskan tuturan. Ironi adalah majas yang menyatakan suatu hal secara kebalikan, biasanya untuk mengejek atau menyindir suatu keadaan (Pradopo, 1995:129). Ketiga, nonsense merupakan bentuk kata-kata yang tidak mempunyai arti karena hanya merupakan rangkaian bunyi. Akan tetapi, dalam puisi, nonsense itu memiliki makna sehingga dapat menimbulkan asosiasi-asosiasi tertentu. c. Penciptaan Arti (creating of meaning) Penciptaan arti merupakan konvensi kepuitisan yang berupa bentuk visual yang secara linguistik tidak mempunyai arti, tetapi menimbulkan makna dalam karya sastra (puisi). Jadi penciptaan arti ini merupakan organisasi teks di luar

4 15 linguistik, diantaranya pembaitan, persajakan tipografi dan homologues (Pradopo, 1995:129). Untuk mendapatkan makna karya sastra, maka harus diketahui konvensikonvensi tambahan yang memungkinkan diproduksinya makna. Konvensikonvensi yang mendasari timbulnya makna ini kemudian dieksplisitkan dalam konkretisasi (Preminger dalam Pradopo, 1995:109) konvensi-konvensi tersebut antara lain: 2. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik Pembacaan Heuristik merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan menginterpretasikan teks sastra secara referansial lewat tanda-tanda linguistik (Sangidu, 2004:19).ArtiArti bahasa dapat dijelaskan apabila susunan kalimat dibalik seperti susunan bahasa secara normatif, diberi tambahan kata sambung dan kata-kata dikembalikan ke dalam bentuk morfologinya yang normatif. Kalimat karya sastra diberi sisipan-sisipan arti kata atau sinonimnya dan diletakkan dalam tanda kurung supaya artinya menjadi jelas (Pradopo, 1995:136). Pembacaan heuristik dipengaruhi oleh kompetensi linguistik pembacaan yang menyangkup kemampuan pembaca dalam memberikan persepsi secara linguistik (Riffaterre,1978:5). Tahap kedua adalah pembacaan hermeneutik atau retroaktif. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang dari awal sampai akhir dengan penafsiran. Sebagai pembaca menyimak teks, pembaca mengingat apa yang baru saja dibacanya, kemudian memodifikasi pemahamannya berdasarkan apa yang telah ia serap (Riffaterre,1978:5).

5 16 Dari pembacaan ulang itu pembaca dapat mengingat peristiwa atau kejadian di dalam teks sastra yang dibaca. Selanjutnya, pembacaan hermeneutik diharapkan dapat merebut makna yang terkandung dalam teks. Pada tahap ini, kode dalam karya sastra dibongkar atas dasar konvensi sastra sehingga mampu menafsirkan makna. Pembacaan heuristik bisa digolongkan dalam tataran sintaksis, sedangkan pembacaan hermeneutik digolongkan ke dalam tataran semantik karena memiliki tataran yang lebih tinggi dalam hal makna. 3. Hipogram Ada isitilah khusus dalam prinsip intertekstualitas puisi, yakni hipogram. Adalah satu sistem tanda yang berisi setidak-tidaknya satu pernyataan, dan ia bisa sama besar dengan satu teks yang terdahulu, sedangkan potensial maksudnya hipogram dilihat dari bahasa (Riffaterre,1978:23). Hubungan intertekstualitas karya sastra dipandang penting untuk memperjelas maknanya sebagai karya sastra sehingga memudahkan pemahamannya, baik pemahaman makna teks maupun makna dan posisi kesejarahannya. Hubungan intertekstualitas tersebut dapat berupa hubungan karya-karya sastra masa lampau, hubungan karya-karya sastra masa kini, dan hubungan karya-karya sastra masa depan (Sangidu,2004:151). 4. Matriks Matriks adalah satu konsep abstrak pada hakikatnya tidak pernah teraktualisasi (Riffaterre, 1978:13). Matriks merupakan hipogram intern yang ditransformasikan menjadi varian-varian yang berupa masalah atau uraian.

6 17 Matriks (kata kunci) adalah salah satu cara untuk menentukan tema yang terdapat dalam sebuah puisi (Sangidu,2004:24). 5. Tanda-tanda Simbolis Tanda simbolis yang paling penting dalam teks sastra adalah tanda bahasa. Tanda bahasa merupakan tanda yang dihubungkan kesepakatan. Tanda bahasa dalam sebuah teks sastra tentu sangat beragam. Kata-kata atau bagiannya (morfem) juga merupakan tanda simbolis. Demikian pula dengan kelompok kata (frasa, anak kalimat, sekuen dan sebagainya) (Zoest, 1993: 75).

7 18 C. Kerangka Pikir Kerangka pikir pada penelitian ini didasari adanya lima buah puisi karya Joko Pinurbo pada kumpulan puisi Celana Pacar Kecilku di BawahKibaran Sarung yang di dalamnya terdapat simbolisme benda yang berpengaruh besar terhadap pemaknaan puisi tersebut. Penelitian menganalisis apa saja simbolisme benda yang terdapat pada kelima puisi itu serta dilanjutkan dengan pemaknaannyadan simpulan. 1. Bagan Dari Kerangka Pikir Sajak-sajak Joko Pinurbodalam buku kumpulan Puisi Celana Pacar kecilku di Bawah Kibaran Sarung Lima Puisi yang terdapat simbolisme benda didalamnya Teori Semiotik Riffaterre Pembacaan heuristik dan hermeneutik Hipogram Matriks Simbolisme Benda Makna Simpulan

8 19

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki tema yang sama. Pertama, Intertekstual Lirik-Lirik Lagu Karya Ahmad Dhani: Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan sebuah struktur yang bermakna. Hal ini disebabkan karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari manusia sebagai makhluk budaya terus menjalankan kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah kebudayaan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran danperasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan.genre sastra

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS 73 PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS wardah_hanafiah@yahoo.com Abstract As homo semioticus, humans communicate to others

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Hal ini ditegaskan oleh Wellek dan Werren, bahwa karya sastra dipandang sebagai suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan digilib.uns.ac.id 69 BAB V PENUTUP A. Simpulan Simbolisme benda yang terdapat dalam kelima puisi karya Joko Pinurbo setelah melalui analisis semiotik (pembacaan heuristik, hermeneutik, hipogram serta matriks),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian memerlukan teori yang tepat agar sesuai dengan objek kajian, teori digunakan untuk mengetahui objek penelitian, maka dalam penelitian dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi, melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (sastra) yang berbeda-beda (Teeuw, 1984:104). Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (sastra) yang berbeda-beda (Teeuw, 1984:104). Sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (karya sastra) merupakan sistem tanda yang mempunyai makna dan mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2003:121). Pemahaman makna karya sastra tersebut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL....i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.ii LEMBAR PENGESAHAN iii HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI x ABSTRAK.xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil renungan seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulis. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini menggunakan salah satu karya sastra yang berasal dari kesusastraan Jepang modern sebagai objeknya. Kesusastraan Jepang modern dimulai dari adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk memahami karya sastra dibutuhkan analisis. Definisi karya sastra menurut KBBI (1989:76) adalah sebuah

Lebih terperinci

PUISI BIMA, SAUDARA KEMBAR, TELINGA, DAN DEWA RUCI: Tinjauan Semiotik Riffaterre

PUISI BIMA, SAUDARA KEMBAR, TELINGA, DAN DEWA RUCI: Tinjauan Semiotik Riffaterre PUISI BIMA, SAUDARA KEMBAR, TELINGA, DAN DEWA RUCI: Tinjauan Semiotik Riffaterre SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lagu adalah salah satu bentuk seni populer yang ada pada masa kini. Lagu menjadi salah satu bentuk seni audio yang memadukan antara seni musik dan seni bahasa.

Lebih terperinci

Karya Ahmad Tohari. Heisma Arya Demokrawati dan Widowati. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Karya Ahmad Tohari. Heisma Arya Demokrawati dan Widowati. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Tinjauan Semiotika Riffaterre pada Cerpen Bulan Kuning Sudah Tenggelam Karya Ahmad Tohari Heisma Arya Demokrawati dan Widowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Lebih terperinci

ANALISIS TANDA-TANDA DALAM TEKS LAGU SLANK. Oleh: Budi Fernando Saputra ( )

ANALISIS TANDA-TANDA DALAM TEKS LAGU SLANK. Oleh: Budi Fernando Saputra ( ) ANALISIS TANDA-TANDA DALAM TEKS LAGU SLANK Oleh: Budi Fernando Saputra (07184020) ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Tanda-tanda Dalam Teks Lagu Slank, dengan tujuan untuk mengetahui makna-makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ajaran-ajaran adi luhung dan luhur. Karya-karya sastra Jawa Kuno misalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ajaran-ajaran adi luhung dan luhur. Karya-karya sastra Jawa Kuno misalnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya sastra Jawa sejak dahulu terkenal karena selalu menyertakan ajaran-ajaran adi luhung dan luhur. Karya-karya sastra Jawa Kuno misalnya Ramayana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Untuk memperjelas dan memantapkan ruang lingkup permasalahan, sumber data, dan kerangka teoretis penelitian ini,

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIKA PADA MAKNA PUISI KARYA SISWA SD NEGERI 1 MEKARHARJA BANJAR

ANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIKA PADA MAKNA PUISI KARYA SISWA SD NEGERI 1 MEKARHARJA BANJAR ANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIKA PADA MAKNA PUISI KARYA SISWA SD NEGERI 1 MEKARHARJA BANJAR Anri Barkah, Aan Kusdiana, Yusuf Suryana Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah kesusastraan Jepang dalam bentuk tertulis sudah ada sejak abad ke-8. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang singkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal

BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terdapat tiga genre sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah pemadatan ide atau gagasan yang jika kadar kepadatannya diencerkan akan berwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni yang berupa bangunan bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni yang berupa bangunan bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya seni yang berupa bangunan bahasa yang di dalamnya terdapat nilai estetik (keindahan). Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 1.2 Kajian Pustaka Kajian Pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal, paper, artikel, skripsi, tesis, disertasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1998:

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai bab penutup. Kesimpulan yang dimaksud adalah memberikan gambaran yang jelas dari hasil analisis data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah puisi. Puisi merupakan perpaduan antara emosi, imajinasi, pemikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah puisi. Puisi merupakan perpaduan antara emosi, imajinasi, pemikiran, ide, digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sastra Arab merupakan salah satu sastra dunia yang tidak asing lagi bagi para peneliti sastra dunia. Tradisi kesusastraan Arab yang tertua dan terkokoh

Lebih terperinci

ASPEK TEMATIS DALAM GEGURITAN KARYA HANDOYO WIBOWO (OEI TJHIAN HWAT) (Analisis Struktur dan Semiotik)

ASPEK TEMATIS DALAM GEGURITAN KARYA HANDOYO WIBOWO (OEI TJHIAN HWAT) (Analisis Struktur dan Semiotik) ASPEK TEMATIS DALAM GEGURITAN KARYA HANDOYO WIBOWO (OEI TJHIAN HWAT) (Analisis Struktur dan Semiotik) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah

Lebih terperinci

Analisis Semiotik Serat Babad Banyuurip Pupuh Maskumambang Karya Ki Amat Takjin

Analisis Semiotik Serat Babad Banyuurip Pupuh Maskumambang Karya Ki Amat Takjin Analisis Semiotik Serat Babad Banyuurip Pupuh Maskumambang Karya Ki Amat Takjin Oleh: Siti Anisa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa anisa.ngb@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga menambahkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI NASIONALISME ENAM PUISI DALAM KUMPULAN PUISI POTRET PEMBANGUNAN DALAM PUISI KARYA W. S. RENDRA: TINJAUAN SEMIOTIK SKRIPSI

NILAI-NILAI NASIONALISME ENAM PUISI DALAM KUMPULAN PUISI POTRET PEMBANGUNAN DALAM PUISI KARYA W. S. RENDRA: TINJAUAN SEMIOTIK SKRIPSI NILAI-NILAI NASIONALISME ENAM PUISI DALAM KUMPULAN PUISI POTRET PEMBANGUNAN DALAM PUISI KARYA W. S. RENDRA: TINJAUAN SEMIOTIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata baik dari sang penulis ataupun realita yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata baik dari sang penulis ataupun realita yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Karya sastra terdiri dari beragam bentuk, yaitu puisi, prosa maupun drama. Prosa dapat berupa

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Ranti Maretna Huri 1, Yenni Hayati 2, M. Ismail Nst. 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

INTERPRETASI MAKNA LIRIK LAGU-LAGU GRUP MUSIK ERK DALAM ALBUM ERK: Kajian Semiotika

INTERPRETASI MAKNA LIRIK LAGU-LAGU GRUP MUSIK ERK DALAM ALBUM ERK: Kajian Semiotika INTERPRETASI MAKNA LIRIK LAGU-LAGU GRUP MUSIK ERK DALAM ALBUM ERK: Kajian Semiotika Rendi 1, Abdurahman 2, Bakhtaruddin 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Email : rendi.patria@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek tersebut. Lirik merupakan pemikiran atau gagasan seseorang terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. aspek tersebut. Lirik merupakan pemikiran atau gagasan seseorang terhadap suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lagu akan selalu berkaitan dengan lirik dan musik yang mengiringinya. Dapat dikatakan bahwa kekuatan dari sebuah lagu terletak pada hadirnya kedua aspek

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stilistika dan majas. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan banyak

BAB I PENDAHULUAN. stilistika dan majas. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya (style), khususnya gaya bahasa tidak hanya terikat dengan stilistika dan majas. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan banyak penggunaan gaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posisi penting pendidikan dalam membangun kualitas bangsa menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Posisi penting pendidikan dalam membangun kualitas bangsa menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Posisi penting pendidikan dalam membangun kualitas bangsa menuntut penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara profesional dan terpadu. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian sastra pada hakikatnya merupakan penerapan pendekatan ilmiah terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra tidak

Lebih terperinci

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap kali gurindam disebut, maka yang terbesit tidak lain ialah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Seakan-akan hanya Gurindam Dua Belas satu-satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Medium karya sastra adalah bahasa. Membicarakan puisi berarti. membicarakan kebahasaan dalam puisi. Setiap pengarang menulis puisi

BAB I PENDAHULUAN. Medium karya sastra adalah bahasa. Membicarakan puisi berarti. membicarakan kebahasaan dalam puisi. Setiap pengarang menulis puisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Medium karya sastra adalah bahasa. Membicarakan puisi berarti membicarakan kebahasaan dalam puisi. Setiap pengarang menulis puisi berdasarkan ekspresi perasaannya

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL

ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL Oleh: Lastriani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa lasthree92@gmail.com Abstrak: penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk hubungan makna yang terdapat dalam satuan bahasa yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia biasanya disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali bentuk karya sastra yang ada di sekitar kita. Karyakarya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali bentuk karya sastra yang ada di sekitar kita. Karyakarya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hal yang sering kita temui dalam kehidupan seharihari. Banyak sekali bentuk karya sastra yang ada di sekitar kita. Karyakarya sastra tersebut biasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Putra (1986), dalam penelitian beliau yang berjudul "Aspek Sastra Dalam Babad Dalem Suatu Tinjauan Intertekstualitas", menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai yaitu dengan munculnya kayo. Kayo lahir di Jepang dari kebudayaan bercocok tanam yang mana kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan tradisional antara lain Ndolalak, Jathilan, Srandul, Reog, Nini

BAB I PENDAHULUAN. permainan tradisional antara lain Ndolalak, Jathilan, Srandul, Reog, Nini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permainan tradisional merupakan suatu permainan yang pada dasarnya tersebar secara lisan. Dalam masyarakat Jawa, dikenal beberapa macam jenis permainan tradisional

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Pentingnya Kajian pustaka adalah untuk menambah wawasan, pemahaman dan pengetahuan yang dapat dijadikan bahan acuan,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Puisi karya Joko Pinurbo yang dibahas pertama kali adalah puisi Kalvari. Puisi tersebut memiliki tujuh bait, dua puluh tujuh larik dan dua belas kalimat. Puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN الشعر هو الكلام الفصيح الموزون المقفى المعبر غالبا عن صور الخيال البديع

BAB I PENDAHULUAN الشعر هو الكلام الفصيح الموزون المقفى المعبر غالبا عن صور الخيال البديع BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karya sastra merupakan hasil eksplorasi dan proses kreatif pengarang dengan mengeksploitasi rasa, imajinasi, dan logika yang didalamnya terdapat estetika bahasa, makna,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Syamsun (2014:52) metodologi penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan atau tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis dilaksanakan secara rasional

Lebih terperinci

BAB 1 MENGENAL KRITIK SASTRA

BAB 1 MENGENAL KRITIK SASTRA BAB 1 MENGENAL KRITIK SASTRA A. Pendahuluan Salah satu objek dalam studi sastra atau cabang ilmu sastra yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap karya sastra, yaitu kritik sastra. Kritik

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI REFREIN DI SUDUT DAM KARYA D. ZAWAWI IMRON: TINJAUAN SEMIOTIK

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI REFREIN DI SUDUT DAM KARYA D. ZAWAWI IMRON: TINJAUAN SEMIOTIK KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI REFREIN DI SUDUT DAM KARYA D. ZAWAWI IMRON: TINJAUAN SEMIOTIK Skripsi untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tentang geguritan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah yang beragam banyaknya. Bahasa daerah yang beragam digunakan sebagai alat komunikasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. ANALISIS SEMIOTIKA MAKSUD DAN TUJUAN Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak SEMIOTIKA TOKOH SEMIOTIKA XXX PUISI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

KUMPULAN PUISI AKU INGIN JADI PELURU KARYA WIJI THUKUL: TINJAUAN SEMIOTIK THE POEM COLLECTION OF WIJI THUKUL S AKU INGIN JADI PELURU: SEMIOTIC REVIEW

KUMPULAN PUISI AKU INGIN JADI PELURU KARYA WIJI THUKUL: TINJAUAN SEMIOTIK THE POEM COLLECTION OF WIJI THUKUL S AKU INGIN JADI PELURU: SEMIOTIC REVIEW 1 KUMPULAN PUISI AKU INGIN JADI PELURU KARYA WIJI THUKUL: TINJAUAN SEMIOTIK THE POEM COLLECTION OF WIJI THUKUL S AKU INGIN JADI PELURU: SEMIOTIC REVIEW Moh. Anas Irfan, Sunarti Mustamar, Sri Ningsih. Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh

Lebih terperinci

KETAKLANGSUNGAN EKSPRESI DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL BIOGRAFI MUHAMMAD: LELAKI PENGGENGGAM HUJAN KARYA TASARO GK (TINJAUAN STILISTIKA)

KETAKLANGSUNGAN EKSPRESI DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL BIOGRAFI MUHAMMAD: LELAKI PENGGENGGAM HUJAN KARYA TASARO GK (TINJAUAN STILISTIKA) KETAKLANGSUNGAN EKSPRESI DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL BIOGRAFI MUHAMMAD: LELAKI PENGGENGGAM HUJAN KARYA TASARO GK (TINJAUAN STILISTIKA) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini orang tidak dapat memberikan definisi yang tepat untuk puisi, tetapi untuk

BAB I PENDAHULUAN. saat ini orang tidak dapat memberikan definisi yang tepat untuk puisi, tetapi untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil cipta rasa dan karya manusia, yang menurut Semi (1993:1) disebabkan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Indonesia, yakni tidak memiliki aturan yang baku. Menurut Dresden (dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Indonesia, yakni tidak memiliki aturan yang baku. Menurut Dresden (dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Puisi Puisi dalam sastra Jawa mencakup beberapa jenis, salah satunya adalah geguritan. Geguritan memiliki ciri yang sama dengan puisi dalam bahasa Indonesia, yakni tidak

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI ANTOLOGI PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA WILLYBRORDUS SURENDRA BHAWANA RENDRA BROTOATMOJO

ANALISIS KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI ANTOLOGI PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA WILLYBRORDUS SURENDRA BHAWANA RENDRA BROTOATMOJO Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual (Pristiwanto) 67 ANALISIS KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI ANTOLOGI PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA WILLYBRORDUS SURENDRA BHAWANA RENDRA BROTOATMOJO Thoyib MTs Manbaul

Lebih terperinci

ASPEK MORAL DALAM NOVEL HARIMAU! HARIMAU! KARYA MOCHTAR LUBIS : TINJAUAN SEMIOTIK. Skripsi

ASPEK MORAL DALAM NOVEL HARIMAU! HARIMAU! KARYA MOCHTAR LUBIS : TINJAUAN SEMIOTIK. Skripsi ASPEK MORAL DALAM NOVEL HARIMAU! HARIMAU! KARYA MOCHTAR LUBIS : TINJAUAN SEMIOTIK Skripsi Disusun sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

STILISTIKA. Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Ali Imron Al-Ma ruf

STILISTIKA. Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Ali Imron Al-Ma ruf STILISTIKA Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa Ali Imron Al-Ma ruf Persembahan untuk istri tercintaku, Dr. Farida Nugrahani, M.Hum. dan ketiga buah cintaku: Afrida Putritama, Alifia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar

Lebih terperinci

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,DANLANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,DANLANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,DANLANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi makalah dan buku yang bermanfaat dan ada hubungannya dengan penelitian

Lebih terperinci

PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE)

PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE) PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE) SKRIPSI Diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Sastra Rusia Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem semiotik atau ketandaan yang mempunyai arti. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem semiotik atau ketandaan yang mempunyai arti. Bahasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi adalah karya sastra berupa sistem tanda yang mempunyai makna dengan menggunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi lama, (2) Puisi baru, dan (3) Puisi modern (Badudu, 1984).

BAB I PENDAHULUAN. Puisi lama, (2) Puisi baru, dan (3) Puisi modern (Badudu, 1984). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua yang diciptakan oleh manusia. Menurut zamannya puisi dapat dibedakan menjadi tiga

Lebih terperinci

ANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA W. S. RENDRA: PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE

ANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA W. S. RENDRA: PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE ANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA W. S. RENDRA: PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE Yohanes Vianey Ona dan Widowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

Gaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos

Gaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos Gaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos Gaya dan Stilistika Menurut KBBI gaya adalah ragam (cara, rupa, bentuk, dsb) yang khusus (mengenai tulisan, karangan, pemakain bahasa, bangunan rumah,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpuisian Indonesia modern sejak kelahiran dan pertumbuhannya

BAB I PENDAHULUAN. Perpuisian Indonesia modern sejak kelahiran dan pertumbuhannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpuisian Indonesia modern sejak kelahiran dan pertumbuhannya mengenal pelbagai pencapaian estetika yang ditunjukkan oleh Muhammad Yamin, Amir Hamzah, Chairil Anwar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu hasil dari kebudayaan. Sastra merupakan kreasi manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra manusia bisa menuangkan

Lebih terperinci

TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI

TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI KONSEP DASAR Semiotik, Sesi 01 TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI Konsep Dasar Semantik Sintaktik Pragmatik Konsep dasar pertama yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang diidentifikasikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian

BAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian BAB 3 SIMPULAN Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian dari kitab suci umat nasrani, yaitu Alkitab. Kitab Mazmur merupakan kitab terpanjang dan kitab yang paling banyak dikutip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala imajinasi yang dimilikinya untuk menghasilkan karya sastra. Karya sastra. dapat mengerti makna kehidupan dan hakikat hidup.

BAB I PENDAHULUAN. segala imajinasi yang dimilikinya untuk menghasilkan karya sastra. Karya sastra. dapat mengerti makna kehidupan dan hakikat hidup. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya pemikiran kreatif dari seorang pengarang yang dituangkan ke dalam sebuah cerita. Pengarang menuangkan segala imajinasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti terdahulu yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni adalah pengungkapan pengalaman dan merupakan hasil kreativitas manusia dalam menghayati dan memaknai kehidupan. Seorang seniman bermaksud menyampaikan

Lebih terperinci

Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3

Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3 Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3 Oleh: Aditya Apriliyani Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Tyaapriliyani559@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013 BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA HEURISTIK DAN HERMEUNITIK TEKS PUISI DALAM BUKU SYAIR-SYAIR CINTA KARYA KHALIL GIBRAN

ANALISIS MAKNA HEURISTIK DAN HERMEUNITIK TEKS PUISI DALAM BUKU SYAIR-SYAIR CINTA KARYA KHALIL GIBRAN ANALISIS MAKNA HEURISTIK DAN HERMEUNITIK TEKS PUISI DALAM BUKU SYAIR-SYAIR CINTA KARYA KHALIL GIBRAN Azka Mirantin Amirantinwinarya@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP

Lebih terperinci