banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam
|
|
- Benny Ade Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam Kumpulan Puisi Telepon Genggam karya Joko Pinurbo adalah; gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, serta gaya bahasa perulangan. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang kedua adalah penelitian dua karya sastra Antologi Geguritan Pagelaran Karya J.F.X Hoery dan Antologi Puisi Celana Karya Joko Pinurbo ini merupakan penelitian yang menggunakan sastra bandingan sebagai bidang kajian. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada sastra bandingan menurut aliran Perancis. Sedangkan teori yang digunakan adalah pengembangan lebih lanjut teori sastra bandingan aliran Perancis, khususnya lingkup sastra nasional menurut Hutomo pada butir keenam. pokok yaitu: (1) bagaimanakah tema keprihatinan dekadensi moral antologi guritan "Pagelaran" karya J.F.X Hoery, (2) bagaimanakah tema keprihatinan dekadensi moral antologi puisi "Celana" karya Joko Pinurbo, (3) bagaimanakah cara pengungkapan tema keprihatinan kedua antologi itu, dan (4) bagaimanakah perbandingan cara pengungkapan tema keprihatinan kedua puisi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik Riffaterre, dengan analisis melalui beberapa tahapan, yaitu pembacaan heuristik, hermeneutik, hipogram, matriks, untuk berlanjut pada tahap penganalisisan simbolisme benda yang terdapat pada lima puisi karya Joko Pinurbo yang peneliti pilih.
2 13 B. LandasanTeori 1. Semiotika Riffaterre Sebagai tanda, karya sastra merupakan dunia dalam kata yang dapat dilihat sebagai sarana komunikasi antara pembaca dan pengarang. Kata sastra bukan merupakan sarana komunikasi biasa. Oleh karena itulah, karya sastra dapat dipandang sebagai gejala semiotik (Teeuw, 1983:43). Semiotik merupakan disiplin yang meneliti semua bentuk komunikasi dengan menggunakan tanda yang didasarkan pada sistem-sistem tanda ( Segers dalam Sangidu, 2004:18). Atas dasar pengertian tersebut, maka karya sastra jenis apapun dapat dipandang sebagai gejala semiotik dan sebagai tanda (Sangidu, 2004:18). Dalam semiotik, arti bahasa tingkat pertama disebut meaning atau arti. Namun dalam karya sastra sendiri dapat ditemukan sistem tanda yang lebih tinggi kedudukannya daripada bahasa. Dalam arti kata-kata (bahasa) ditentukan oleh konvensi sastra (Wahyuningtyas dan Heru Santosa, 2011:185). Karya sastra merupakan sistem semiotik tingkat kedua yang mempergunakan bahasa sebagai sistem semiotik tingkat pertama (Rachmat Djoko Pradopo, 1995:146). Menurut Riffaterre, puisi itu menyatakan sesuatu secara tidak langsung sehingga untuk mendapatkan makna karya sastra maka diperlukan konvensi-konvensi untuk memproduksi makna. Konvensi tersebut antara lain: 1. Konvensi ketaklangsungan makna kata dihasilkan oleh tiga hal yaitu penggatian arti (displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning), dan penciptaan arti (creating of meaning) (Riffaterre, 1978:2). a. Penggantian Arti (displacing of meaning)
3 14 Penggantian arti terjadi bila tanda bergeser dari satu makna ke makna lain dan bila satu kata mengacu pada kata lain, sebagaimana terjadinya dengan metafora dan metonimi (Riffaterre,1978:2). Metafora dan metonimi merupakan bahasa kiasan yang sangat penting untuk menggantikan bahasa kiasan lainnya (Pradopo, 1995:124) b. Penyimpangan Arti (distorting of meaning) Penyimpangan arti dalam karya sastra disebabkan oleh tiga hal yaitu ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense. Pertama, ambiguitas disebabkan oleh bahasa sastra itu memiliki arti ganda (Pradopo, 1995:125). Ambiguitas adalah keragu-raguan atau ketidakpastian dalam menafsirkan makna atau ungkapan dalam karya sastra karena adanya berapa kemungkinan. Kedua, kontradiksi berarti mengandung pertentangan yang disebabkan oleh paradoks atau ironi. Paradoks adalah kata-kata yang diucapkan berlawanan artinya dengan dimaksudkan untuk untuk menghaluskan tuturan. Ironi adalah majas yang menyatakan suatu hal secara kebalikan, biasanya untuk mengejek atau menyindir suatu keadaan (Pradopo, 1995:129). Ketiga, nonsense merupakan bentuk kata-kata yang tidak mempunyai arti karena hanya merupakan rangkaian bunyi. Akan tetapi, dalam puisi, nonsense itu memiliki makna sehingga dapat menimbulkan asosiasi-asosiasi tertentu. c. Penciptaan Arti (creating of meaning) Penciptaan arti merupakan konvensi kepuitisan yang berupa bentuk visual yang secara linguistik tidak mempunyai arti, tetapi menimbulkan makna dalam karya sastra (puisi). Jadi penciptaan arti ini merupakan organisasi teks di luar
4 15 linguistik, diantaranya pembaitan, persajakan tipografi dan homologues (Pradopo, 1995:129). Untuk mendapatkan makna karya sastra, maka harus diketahui konvensikonvensi tambahan yang memungkinkan diproduksinya makna. Konvensikonvensi yang mendasari timbulnya makna ini kemudian dieksplisitkan dalam konkretisasi (Preminger dalam Pradopo, 1995:109) konvensi-konvensi tersebut antara lain: 2. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik Pembacaan Heuristik merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan menginterpretasikan teks sastra secara referansial lewat tanda-tanda linguistik (Sangidu, 2004:19).ArtiArti bahasa dapat dijelaskan apabila susunan kalimat dibalik seperti susunan bahasa secara normatif, diberi tambahan kata sambung dan kata-kata dikembalikan ke dalam bentuk morfologinya yang normatif. Kalimat karya sastra diberi sisipan-sisipan arti kata atau sinonimnya dan diletakkan dalam tanda kurung supaya artinya menjadi jelas (Pradopo, 1995:136). Pembacaan heuristik dipengaruhi oleh kompetensi linguistik pembacaan yang menyangkup kemampuan pembaca dalam memberikan persepsi secara linguistik (Riffaterre,1978:5). Tahap kedua adalah pembacaan hermeneutik atau retroaktif. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang dari awal sampai akhir dengan penafsiran. Sebagai pembaca menyimak teks, pembaca mengingat apa yang baru saja dibacanya, kemudian memodifikasi pemahamannya berdasarkan apa yang telah ia serap (Riffaterre,1978:5).
5 16 Dari pembacaan ulang itu pembaca dapat mengingat peristiwa atau kejadian di dalam teks sastra yang dibaca. Selanjutnya, pembacaan hermeneutik diharapkan dapat merebut makna yang terkandung dalam teks. Pada tahap ini, kode dalam karya sastra dibongkar atas dasar konvensi sastra sehingga mampu menafsirkan makna. Pembacaan heuristik bisa digolongkan dalam tataran sintaksis, sedangkan pembacaan hermeneutik digolongkan ke dalam tataran semantik karena memiliki tataran yang lebih tinggi dalam hal makna. 3. Hipogram Ada isitilah khusus dalam prinsip intertekstualitas puisi, yakni hipogram. Adalah satu sistem tanda yang berisi setidak-tidaknya satu pernyataan, dan ia bisa sama besar dengan satu teks yang terdahulu, sedangkan potensial maksudnya hipogram dilihat dari bahasa (Riffaterre,1978:23). Hubungan intertekstualitas karya sastra dipandang penting untuk memperjelas maknanya sebagai karya sastra sehingga memudahkan pemahamannya, baik pemahaman makna teks maupun makna dan posisi kesejarahannya. Hubungan intertekstualitas tersebut dapat berupa hubungan karya-karya sastra masa lampau, hubungan karya-karya sastra masa kini, dan hubungan karya-karya sastra masa depan (Sangidu,2004:151). 4. Matriks Matriks adalah satu konsep abstrak pada hakikatnya tidak pernah teraktualisasi (Riffaterre, 1978:13). Matriks merupakan hipogram intern yang ditransformasikan menjadi varian-varian yang berupa masalah atau uraian.
6 17 Matriks (kata kunci) adalah salah satu cara untuk menentukan tema yang terdapat dalam sebuah puisi (Sangidu,2004:24). 5. Tanda-tanda Simbolis Tanda simbolis yang paling penting dalam teks sastra adalah tanda bahasa. Tanda bahasa merupakan tanda yang dihubungkan kesepakatan. Tanda bahasa dalam sebuah teks sastra tentu sangat beragam. Kata-kata atau bagiannya (morfem) juga merupakan tanda simbolis. Demikian pula dengan kelompok kata (frasa, anak kalimat, sekuen dan sebagainya) (Zoest, 1993: 75).
7 18 C. Kerangka Pikir Kerangka pikir pada penelitian ini didasari adanya lima buah puisi karya Joko Pinurbo pada kumpulan puisi Celana Pacar Kecilku di BawahKibaran Sarung yang di dalamnya terdapat simbolisme benda yang berpengaruh besar terhadap pemaknaan puisi tersebut. Penelitian menganalisis apa saja simbolisme benda yang terdapat pada kelima puisi itu serta dilanjutkan dengan pemaknaannyadan simpulan. 1. Bagan Dari Kerangka Pikir Sajak-sajak Joko Pinurbodalam buku kumpulan Puisi Celana Pacar kecilku di Bawah Kibaran Sarung Lima Puisi yang terdapat simbolisme benda didalamnya Teori Semiotik Riffaterre Pembacaan heuristik dan hermeneutik Hipogram Matriks Simbolisme Benda Makna Simpulan
8 19
BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki tema yang sama. Pertama, Intertekstual Lirik-Lirik Lagu Karya Ahmad Dhani: Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan sebuah struktur yang bermakna. Hal ini disebabkan karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang menggunakan media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra
BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari manusia sebagai makhluk budaya terus menjalankan kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah kebudayaan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran danperasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan.genre sastra
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami
Lebih terperinciPEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS
73 PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS wardah_hanafiah@yahoo.com Abstract As homo semioticus, humans communicate to others
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Hal ini ditegaskan oleh Wellek dan Werren, bahwa karya sastra dipandang sebagai suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Simpulan
digilib.uns.ac.id 69 BAB V PENUTUP A. Simpulan Simbolisme benda yang terdapat dalam kelima puisi karya Joko Pinurbo setelah melalui analisis semiotik (pembacaan heuristik, hermeneutik, hipogram serta matriks),
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian memerlukan teori yang tepat agar sesuai dengan objek kajian, teori digunakan untuk mengetahui objek penelitian, maka dalam penelitian dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi, melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat (sastra) yang berbeda-beda (Teeuw, 1984:104). Sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (karya sastra) merupakan sistem tanda yang mempunyai makna dan mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2003:121). Pemahaman makna karya sastra tersebut
Lebih terperinciDAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii
DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL....i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.ii LEMBAR PENGESAHAN iii HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI x ABSTRAK.xii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil renungan seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulis. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini menggunakan salah satu karya sastra yang berasal dari kesusastraan Jepang modern sebagai objeknya. Kesusastraan Jepang modern dimulai dari adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk memahami karya sastra dibutuhkan analisis. Definisi karya sastra menurut KBBI (1989:76) adalah sebuah
Lebih terperinciPUISI BIMA, SAUDARA KEMBAR, TELINGA, DAN DEWA RUCI: Tinjauan Semiotik Riffaterre
PUISI BIMA, SAUDARA KEMBAR, TELINGA, DAN DEWA RUCI: Tinjauan Semiotik Riffaterre SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lagu adalah salah satu bentuk seni populer yang ada pada masa kini. Lagu menjadi salah satu bentuk seni audio yang memadukan antara seni musik dan seni bahasa.
Lebih terperinciKarya Ahmad Tohari. Heisma Arya Demokrawati dan Widowati. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Tinjauan Semiotika Riffaterre pada Cerpen Bulan Kuning Sudah Tenggelam Karya Ahmad Tohari Heisma Arya Demokrawati dan Widowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Lebih terperinciANALISIS TANDA-TANDA DALAM TEKS LAGU SLANK. Oleh: Budi Fernando Saputra ( )
ANALISIS TANDA-TANDA DALAM TEKS LAGU SLANK Oleh: Budi Fernando Saputra (07184020) ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Tanda-tanda Dalam Teks Lagu Slank, dengan tujuan untuk mengetahui makna-makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ajaran-ajaran adi luhung dan luhur. Karya-karya sastra Jawa Kuno misalnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya sastra Jawa sejak dahulu terkenal karena selalu menyertakan ajaran-ajaran adi luhung dan luhur. Karya-karya sastra Jawa Kuno misalnya Ramayana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Untuk memperjelas dan memantapkan ruang lingkup permasalahan, sumber data, dan kerangka teoretis penelitian ini,
Lebih terperinciANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIKA PADA MAKNA PUISI KARYA SISWA SD NEGERI 1 MEKARHARJA BANJAR
ANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIKA PADA MAKNA PUISI KARYA SISWA SD NEGERI 1 MEKARHARJA BANJAR Anri Barkah, Aan Kusdiana, Yusuf Suryana Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah kesusastraan Jepang dalam bentuk tertulis sudah ada sejak abad ke-8. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang singkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terdapat tiga genre sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah pemadatan ide atau gagasan yang jika kadar kepadatannya diencerkan akan berwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni yang berupa bangunan bahasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya seni yang berupa bangunan bahasa yang di dalamnya terdapat nilai estetik (keindahan). Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 1.2 Kajian Pustaka Kajian Pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal, paper, artikel, skripsi, tesis, disertasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1998:
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai bab penutup. Kesimpulan yang dimaksud adalah memberikan gambaran yang jelas dari hasil analisis data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah puisi. Puisi merupakan perpaduan antara emosi, imajinasi, pemikiran, ide,
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sastra Arab merupakan salah satu sastra dunia yang tidak asing lagi bagi para peneliti sastra dunia. Tradisi kesusastraan Arab yang tertua dan terkokoh
Lebih terperinciASPEK TEMATIS DALAM GEGURITAN KARYA HANDOYO WIBOWO (OEI TJHIAN HWAT) (Analisis Struktur dan Semiotik)
ASPEK TEMATIS DALAM GEGURITAN KARYA HANDOYO WIBOWO (OEI TJHIAN HWAT) (Analisis Struktur dan Semiotik) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah
Lebih terperinciAnalisis Semiotik Serat Babad Banyuurip Pupuh Maskumambang Karya Ki Amat Takjin
Analisis Semiotik Serat Babad Banyuurip Pupuh Maskumambang Karya Ki Amat Takjin Oleh: Siti Anisa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa anisa.ngb@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga menambahkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
Lebih terperinciNILAI-NILAI NASIONALISME ENAM PUISI DALAM KUMPULAN PUISI POTRET PEMBANGUNAN DALAM PUISI KARYA W. S. RENDRA: TINJAUAN SEMIOTIK SKRIPSI
NILAI-NILAI NASIONALISME ENAM PUISI DALAM KUMPULAN PUISI POTRET PEMBANGUNAN DALAM PUISI KARYA W. S. RENDRA: TINJAUAN SEMIOTIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata baik dari sang penulis ataupun realita yang terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Karya sastra terdiri dari beragam bentuk, yaitu puisi, prosa maupun drama. Prosa dapat berupa
Lebih terperinciANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Ranti Maretna Huri 1, Yenni Hayati 2, M. Ismail Nst. 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Lebih terperinciINTERPRETASI MAKNA LIRIK LAGU-LAGU GRUP MUSIK ERK DALAM ALBUM ERK: Kajian Semiotika
INTERPRETASI MAKNA LIRIK LAGU-LAGU GRUP MUSIK ERK DALAM ALBUM ERK: Kajian Semiotika Rendi 1, Abdurahman 2, Bakhtaruddin 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Email : rendi.patria@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi
1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek tersebut. Lirik merupakan pemikiran atau gagasan seseorang terhadap suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lagu akan selalu berkaitan dengan lirik dan musik yang mengiringinya. Dapat dikatakan bahwa kekuatan dari sebuah lagu terletak pada hadirnya kedua aspek
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stilistika dan majas. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya (style), khususnya gaya bahasa tidak hanya terikat dengan stilistika dan majas. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan banyak penggunaan gaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posisi penting pendidikan dalam membangun kualitas bangsa menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Posisi penting pendidikan dalam membangun kualitas bangsa menuntut penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara profesional dan terpadu. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian sastra pada hakikatnya merupakan penerapan pendekatan ilmiah terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra tidak
Lebih terperinci2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap kali gurindam disebut, maka yang terbesit tidak lain ialah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Seakan-akan hanya Gurindam Dua Belas satu-satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Medium karya sastra adalah bahasa. Membicarakan puisi berarti. membicarakan kebahasaan dalam puisi. Setiap pengarang menulis puisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Medium karya sastra adalah bahasa. Membicarakan puisi berarti membicarakan kebahasaan dalam puisi. Setiap pengarang menulis puisi berdasarkan ekspresi perasaannya
Lebih terperinciANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL
ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL Oleh: Lastriani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa lasthree92@gmail.com Abstrak: penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk hubungan makna yang terdapat dalam satuan bahasa yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia biasanya disebut dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali bentuk karya sastra yang ada di sekitar kita. Karyakarya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hal yang sering kita temui dalam kehidupan seharihari. Banyak sekali bentuk karya sastra yang ada di sekitar kita. Karyakarya sastra tersebut biasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Putra (1986), dalam penelitian beliau yang berjudul "Aspek Sastra Dalam Babad Dalem Suatu Tinjauan Intertekstualitas", menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai yaitu dengan munculnya kayo. Kayo lahir di Jepang dari kebudayaan bercocok tanam yang mana kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permainan tradisional antara lain Ndolalak, Jathilan, Srandul, Reog, Nini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permainan tradisional merupakan suatu permainan yang pada dasarnya tersebar secara lisan. Dalam masyarakat Jawa, dikenal beberapa macam jenis permainan tradisional
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Pentingnya Kajian pustaka adalah untuk menambah wawasan, pemahaman dan pengetahuan yang dapat dijadikan bahan acuan,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Puisi karya Joko Pinurbo yang dibahas pertama kali adalah puisi Kalvari. Puisi tersebut memiliki tujuh bait, dua puluh tujuh larik dan dua belas kalimat. Puisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN الشعر هو الكلام الفصيح الموزون المقفى المعبر غالبا عن صور الخيال البديع
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karya sastra merupakan hasil eksplorasi dan proses kreatif pengarang dengan mengeksploitasi rasa, imajinasi, dan logika yang didalamnya terdapat estetika bahasa, makna,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Menurut Syamsun (2014:52) metodologi penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan atau tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis dilaksanakan secara rasional
Lebih terperinciBAB 1 MENGENAL KRITIK SASTRA
BAB 1 MENGENAL KRITIK SASTRA A. Pendahuluan Salah satu objek dalam studi sastra atau cabang ilmu sastra yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap karya sastra, yaitu kritik sastra. Kritik
Lebih terperinciKRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI REFREIN DI SUDUT DAM KARYA D. ZAWAWI IMRON: TINJAUAN SEMIOTIK
KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI REFREIN DI SUDUT DAM KARYA D. ZAWAWI IMRON: TINJAUAN SEMIOTIK Skripsi untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tentang geguritan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah yang beragam banyaknya. Bahasa daerah yang beragam digunakan sebagai alat komunikasi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciMAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.
ANALISIS SEMIOTIKA MAKSUD DAN TUJUAN Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak SEMIOTIKA TOKOH SEMIOTIKA XXX PUISI
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang
Lebih terperinciKUMPULAN PUISI AKU INGIN JADI PELURU KARYA WIJI THUKUL: TINJAUAN SEMIOTIK THE POEM COLLECTION OF WIJI THUKUL S AKU INGIN JADI PELURU: SEMIOTIC REVIEW
1 KUMPULAN PUISI AKU INGIN JADI PELURU KARYA WIJI THUKUL: TINJAUAN SEMIOTIK THE POEM COLLECTION OF WIJI THUKUL S AKU INGIN JADI PELURU: SEMIOTIC REVIEW Moh. Anas Irfan, Sunarti Mustamar, Sri Ningsih. Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh
Lebih terperinciKETAKLANGSUNGAN EKSPRESI DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL BIOGRAFI MUHAMMAD: LELAKI PENGGENGGAM HUJAN KARYA TASARO GK (TINJAUAN STILISTIKA)
KETAKLANGSUNGAN EKSPRESI DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL BIOGRAFI MUHAMMAD: LELAKI PENGGENGGAM HUJAN KARYA TASARO GK (TINJAUAN STILISTIKA) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini orang tidak dapat memberikan definisi yang tepat untuk puisi, tetapi untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil cipta rasa dan karya manusia, yang menurut Semi (1993:1) disebabkan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Indonesia, yakni tidak memiliki aturan yang baku. Menurut Dresden (dalam
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Puisi Puisi dalam sastra Jawa mencakup beberapa jenis, salah satunya adalah geguritan. Geguritan memiliki ciri yang sama dengan puisi dalam bahasa Indonesia, yakni tidak
Lebih terperinciANALISIS KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI ANTOLOGI PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA WILLYBRORDUS SURENDRA BHAWANA RENDRA BROTOATMOJO
Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual (Pristiwanto) 67 ANALISIS KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI ANTOLOGI PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA WILLYBRORDUS SURENDRA BHAWANA RENDRA BROTOATMOJO Thoyib MTs Manbaul
Lebih terperinciASPEK MORAL DALAM NOVEL HARIMAU! HARIMAU! KARYA MOCHTAR LUBIS : TINJAUAN SEMIOTIK. Skripsi
ASPEK MORAL DALAM NOVEL HARIMAU! HARIMAU! KARYA MOCHTAR LUBIS : TINJAUAN SEMIOTIK Skripsi Disusun sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Lebih terperinciSTILISTIKA. Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Ali Imron Al-Ma ruf
STILISTIKA Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa Ali Imron Al-Ma ruf Persembahan untuk istri tercintaku, Dr. Farida Nugrahani, M.Hum. dan ketiga buah cintaku: Afrida Putritama, Alifia
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar
Lebih terperinciBAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,DANLANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,DANLANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi makalah dan buku yang bermanfaat dan ada hubungannya dengan penelitian
Lebih terperinciPEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE)
PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE) SKRIPSI Diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Sastra Rusia Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem semiotik atau ketandaan yang mempunyai arti. Bahasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi adalah karya sastra berupa sistem tanda yang mempunyai makna dengan menggunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Puisi lama, (2) Puisi baru, dan (3) Puisi modern (Badudu, 1984).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua yang diciptakan oleh manusia. Menurut zamannya puisi dapat dibedakan menjadi tiga
Lebih terperinciANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA W. S. RENDRA: PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE
ANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA W. S. RENDRA: PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE Yohanes Vianey Ona dan Widowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata
Lebih terperinciGaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos
Gaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos Gaya dan Stilistika Menurut KBBI gaya adalah ragam (cara, rupa, bentuk, dsb) yang khusus (mengenai tulisan, karangan, pemakain bahasa, bangunan rumah,
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan
Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perpuisian Indonesia modern sejak kelahiran dan pertumbuhannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpuisian Indonesia modern sejak kelahiran dan pertumbuhannya mengenal pelbagai pencapaian estetika yang ditunjukkan oleh Muhammad Yamin, Amir Hamzah, Chairil Anwar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu hasil dari kebudayaan. Sastra merupakan kreasi manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra manusia bisa menuangkan
Lebih terperinciTEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI
KONSEP DASAR Semiotik, Sesi 01 TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI Konsep Dasar Semantik Sintaktik Pragmatik Konsep dasar pertama yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang diidentifikasikan sebagai
Lebih terperinciBAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian
BAB 3 SIMPULAN Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian dari kitab suci umat nasrani, yaitu Alkitab. Kitab Mazmur merupakan kitab terpanjang dan kitab yang paling banyak dikutip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala imajinasi yang dimilikinya untuk menghasilkan karya sastra. Karya sastra. dapat mengerti makna kehidupan dan hakikat hidup.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya pemikiran kreatif dari seorang pengarang yang dituangkan ke dalam sebuah cerita. Pengarang menuangkan segala imajinasi yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti terdahulu yang berkaitan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni adalah pengungkapan pengalaman dan merupakan hasil kreativitas manusia dalam menghayati dan memaknai kehidupan. Seorang seniman bermaksud menyampaikan
Lebih terperinciAnalisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3
Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3 Oleh: Aditya Apriliyani Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Tyaapriliyani559@gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013
BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.
Lebih terperinciANALISIS MAKNA HEURISTIK DAN HERMEUNITIK TEKS PUISI DALAM BUKU SYAIR-SYAIR CINTA KARYA KHALIL GIBRAN
ANALISIS MAKNA HEURISTIK DAN HERMEUNITIK TEKS PUISI DALAM BUKU SYAIR-SYAIR CINTA KARYA KHALIL GIBRAN Azka Mirantin Amirantinwinarya@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP
Lebih terperinci