BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terdapat tiga genre sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah pemadatan ide atau gagasan yang jika kadar kepadatannya diencerkan akan berwujud prosa. Menurut Pradopo (2010:7) puisi memiliki tiga unsur pokok. Pertama, hal yang meliputi pemikiran ide atau emosi. Kedua, bentuknya. Ketiga, adalah kesannya. Kesemuanya terungkap dalam media bahasa. Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama juga terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) bahwa puisi merupakan gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus. Karya sastra adalah bagian dari kebudayaan manusia yang dimanifestasikan melalui manusia. Puisi sebagai karya sastra adalah sebuah sistem tanda pada tingkat kedua yang menggunakan bahasa sebagai perantara, sedangkan bahasa itu sendiri adalah system tanda pada tingkat pertama karena bahasa sudah mempunyai arti (Pradopo, 2010:209) 1

2 Unsur pembentuk lapis arti dalam puisi menurut Pradopo adalah rangkaian fonem, kata, frase, dan kalimat (Pradopo, 2010:15). Keempat rangkaian ini diwujudkan dalam kosakata, aspek tata bahasa, pemaknaan denotative dan konotatif, diksi, bahasa kiasan, citraan, sarana retorika, gaya kalimat, dan sajak. Supaya pemaknaan puisi dapat dilakukan secara menyeluruh dengan menganalisis aspek-aspek tersebut dengan analisis semiotika agar dapat menemukan makna yang sesungguhnya (Pradopo,2010: ). Puisi juga merupakan sajak. Puisi merupakan gubahan penyair tentang pengalaman manusia ke dalam bentuk yang estetis (Pradopo, 1987:7). Sedangkan menurut Dreyden (dalam Djojosuroto, 2005:10), puisi adalah musik yang tersusun rapi. Unsur - unsur dalam puisi juga dapat ditemukan dalam lirik lagu. Lirik lagu sebagai salah satu unsur pembangun dalam lagu atau musik dapat dikategorikan sebagai puisi dalam karya sastra. Karakteristik lagu mempunyai kemiripan dengan puisi dalam wujud ekspresi linguistiknya, seperti bahasa yang digunakan pendek, singkat, padat makna, dan terdiri atas kalimat-kalimat yang disusun menjadi baitbait (Anjarsari, 2007:27). Lirik lagu adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi atau susunan kata sebuah nyanyian (Depdiknas, 2008). Berdasarkan hal tersebut lirik lagu merupakan curahan perasaan atau ekspresi seseorang dari lubuk hati. Dalam lirik lagu terdapat notasi musik yang disesuaikan dengan karakter lirik lagu sehingga dapat dinyanyikan. Lirik lagu diciptakan sebagai sarana estetika yang bertujuan untuk menggambarkan ekpresi suasana hati penciptanya. Hal ini sesuai seperti yang dijelaskan oleh Semi (1984:95) bahwa lirik adalah puisi yang sangat 2

3 pendek yang mengapresiasikan emosi. Selanjutnya, Sylado (1983:32) menyatakan lagu bisa juga merupakan aransemen music yang bisa ditambah lirik (teks) yang mengungkapkan perasaan dan pikiran penciptanya dengan caracara tertentu yang berlaku umum. Jadi, antara lagu dengan lirik berkaitan dengan bidang bahasa. Untuk dapat melihat dan memahami makna yang terdapat di dalam sebuah lirik lagu maka penikmatnya harus melihat tiga unsur inti, yaitu bentuk, isi, dan bahasa. Dengan adanya kesamaan unsur - unsur tersebut antara lirik lagu dengan puisi, maka lirik lagu bisa dijadikan sebagai objek penelitian sastra. Sebagai puisi, lirik lagu terbangun dari unsur - unsur lapis bunyi, lapis arti, dan lapis dunia (Faruk dan Sayuti, 1997:6:11). Terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk mengerti hakikat puisi. Pertama, sifat seni atau fungsi seni, kedua kepadatan, dan ketiga ekspresi tidak langsung. Dalam salah satu lirik lagu 붉은노을 yang diciptakan oleh Lee Moon Sae juga terdapat unsur-unsur estetik (keindahan) seperti gaya bahasa dan komposisi layaknya karya sastra puisi. Lirik lagu karya Lee Moon Sae juga terdapat unsur ekspresi tidak langsung karena menyatakan sesuatu dengan menggunakan istilah lain. Oleh karena itu, lirik lagu karya Lee Moon Sae dapat dimaknai seperti halnya puisi. Penelitian ini menggunakan teori analisis berdasarkan Semiotika Riffaterre. Semiotika secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Semeion yang berarti tanda (sign). Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena social atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tandatanda. Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi- 3

4 konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Penelitian semiotika meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada konvensi-konvensi tambahan dan meneliti ciri-ciri (sifat-sifat) yang menyebabkan bermacam-macam cara (modus) wacana mempunyai makna (Preminger, dkk., 1974:980). Semiotika adalah ilmu tanda. Tanda mempunyai dua aspek yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk formal yang menandakan sesuatu yang disebut petanda, sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai oleh penanda itu yaitu arti. Contohnya kata ibu merupakan tanda satuan bunyi yang berarti orang yang melahirkan kita (Pradopo, 1995:120). Berdasarkan hubungan antara penanda dengan petandanya terdapat tiga jenis tanda yang utama yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan petandanya. Contohnya gambar pohon menandai pohon. Indeks adalah tanda yang menunjukkan hubungan kausa atau sebab-akibat antara penanda dan petandanya. Contohnya adalah asap menandai api, alat penanda angin menunjukkan arah angin. Simbol adalah tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya, hubungannya bersifat arbitrer (semau-maunya). Arti tanda itu ditentukan oleh konvensi. Contohnya adalah kata ibu adalah simbol dimana di Inggri disebut mother, sedangkan di Perancis 4

5 disebut la mere. Dalam bahasa, tanda yang paling banyak digunakan adalah simbol. Disamping ketiga tanda tersebut, ada tanda yang disebut simtom (gejala), yaitu suatu penanda yang penunjukkannya (petandanya) belum pasti, contohnya suhu panas seorang anak sakit tidak menunjukkan penyakit tertentu karena ada banyak penyakit yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh. Berdasarkan pada jenis jenis tanda yang sudah disebutkan tadi yang perlu diteliti dalam pemaknaan karya sastra adalah tanda tanda penting yang terkait sebagai ikon, indeks, dan symbol. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang muncul adalah sebagai berikut: 1. Apakah makna lirik lagu 붉은노을 karya Lee Moon Sae versi asli? 2. Apakah makna lirik lagu 붉은노을 karya Lee Moon Sae versi Bigbang? 3. Apakah persamaan dan perbedaan makna yang terkandung dalam lirik Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) karya Lee Moon Sae dan lirik Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) karya Bigbang? 5

6 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1. Mencari makna lirik 붉은노을 karya Lee Moon Sae versi asli dengan melakukan tahapan-tahapan analisa yang dimiliki oleh teori semiotika Riffaterre. Menemukan matriks, model, dan varian-varian serta hipogram dari objek yang diteliti. 2. Mencari makna lirik 붉은노을 karya Lee Moon Sae versi Bigbang dengan melakukan tahapan-tahapan analisa yang dimiliki oleh teori semiotika Riffaterre. Menemukan matriks, model, dan varian-varian serta hipogram dari objek yang diteliti. 3. Untuk mengetahui kandungan makna, persamaan dan perbedaan makna yang terkandung dalam kedua lirik lagu Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) karya Lee Moon Sae. 1.4 Landasan Teori Riffaterre adalah seorang tokoh semiotika yang dikenal dengan bukunya Semiotic of Poetry (1978). Dalam bukunya, Riffaterre menggunakan pendekatan bahwa karya sastra berada dalam satu pihak adalah a dialectic beetwen text and reader dan pihak lain dialektik antara paparan mimetik dan tataran semiotik. Riffaterre (1978:5) mengemukakan dalam bukunya Semiotic of Poetry, untuk bisa memberi makna puisi secara semiotik, dapat dilakukan dengan pembacaan heuristic dan dilanjutkan dengan pembacaan hermeuneutik atau retroaktif, 6

7 kemudian mencari matriks (kata kunci) dan yang terakhir dilanjutkan dengan mencari hipogram. Menurut Riffaterre, puisi atau lirik lagu merupakan ekspresi tidak langsung yang mengungkapkan suatu hal dengan arti yang lain. Riffaterre dalam bukunya Semiotic of Poetry mengemukakan bahwa metode pemaknaan yang khusus terhadap tanda-tanda dalam puisi bertujuan untuk memproduksi makna. Jika dilihat dari kaitan antara lirik dengan puisi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka untuk menganalisis makna lirik lagu Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) dalam karya tulis ini akan menggunakan teori dan metode semiotika menurut Michael Riffaterre. Alasan memilih teori tersebut karena teori semiotika Riffaterre sesuai dengan objek yang diteliti yaitu lirik lagu. Lagu tersebut yang diciptakan oleh Lee Moon Sae pada tahun 1988 termasuk dalam bagian album kelima. Lagu ini juga telah dipopulerkan kembali oleh grup musik Bigbang pada tahun 2008 dengan judul yang sama namun berbeda aransemen musiknya. Alasan peneliti meneliti lirik lagu ini adalah karena lirik lagu tersebut sarat makna tentang perasaan hati sang penciptanya dengan seseorang yang dicintainya. Selain itu juga penelitian sastra yang berkaitan dengan lirik lagu karya Lee Moon Sae dengan tinjauan semiotika belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini akan sangat berguna bagi perkembangan penelitian terhadap karya sastra, khususnya yang berkaitan dengan lirik lagu. 7

8 Oleh karena adanya perbedaan lirik, penelitian selanjutnya akan terfokus pada makna dan juga relasi antar kedua lirik lagu 붉은노을 yang dianalisis dengan menggunakan analisis kajian Semiotika Riffaterre. Dalam bukunya yang berjudul Semiotic of Poetry, michael Riffaterre mengemukakan ada empat prinsip dasar dalam pemaknaan karya sastra secara semiotik. Pertama adalah bahwa dalam sebuah puisi terdapat tiga penyebab ketidaklangsungan ekspresi, yaitu (1) penggantian arti (displacing of meaning), (2) penyimpangan arti (distorting of meaning), dan penciptaan arti (creating of meaning) (Riffaterre, 1978:2). Kedua adalah pembacaan heuristic dan pembacaan hermeuneutik, ketiga adalah mencari matriks, model dan varian, hal pokok yang terakhir adalah hipogram. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik Untuk menemukan makna pada sebuah karya sastra, perlu dibaca melalui dua tingkat pembacaan yaitu pembacaan berdasarkan sistem semiotik tingkat pertama (first order of semiotics/premier processus de signification) dan pembacaan berdasarkan sistem semiotic tingkat kedua (second order of semiotics/deuxieme processus de signification). Pembacaan sistem semiotik tingkat pertama merupakan pembacaan yang didasarkan pada sistem bahasa yang dikenal dengan pembacaan heuristic. Apabila telah melalui tahap tersebut proses penemuan makna dilanjutkan pada pembacaan sistem semiotik tingkat kedua menurut konvensi sastra yang disebut dengan pembacaan hermeneutic. 8

9 a) Pembacaan Heuristik Pembacaan heuristik merupakan pembacaan menurut sistem bahasa. Teknik pemaknaan ini merupakan sistem semiotika tingkat pertama, yaitu berdasarkan konvensi bahasanya. Karya sastra dibaca menurut sistem tata bahasa yang normatif baku. Kerja heuristik menghasilkan pemahaman makna secara harfiah, makna tersurat, actual meaning. Heuristik, merupakan langkah melakukan interpretasi secara referensial melalui tanda-tanda linguistik. Untuk menjelaskan arti bahasa perlu susunan kalimat dibalik seperti susunan bahasa secara normatif, diberi tambahan kata sambung (dalam kurung), kata-kata dikembalikan ke dalam bentuk morfologinya yang asli. Kalimat karya sastra diberi sisipan-sisipan kata dan kata sinonimnya, ditaruh dalam tanda kurung supaya artinya menjadi jelas, seperti pembacaan sajak Choiril Anwar Catatan Th.1946 pada bait pertama baris 1 dan baris 2 dengan melihat skripsi dari Jurusan Bahasa Korea (2011) dari Marlina Anjarsari yang berjudul Makna Lirik Lagu Arirang: Ada tanganku, sekali akan jemu terkulai Mainan cahaya di air hilang bentuk dalam kabut Pembacaan secara heuristik : ada tanganku, sekali (waktu nanti) akan jemu terkulai, mainan cahaya di air (akan) hilang bentuk(nya) dalam kabut. Pembacaan heuristik diatas baru memberikan arti sajak berdasarkan konvensi bahasanya. Jadi, belum memberikan makna pada sajak itu sendiri. Dalam hal ini pembaca diharapkan mampu mengenali bentuk-bentuk linguistik 9

10 yang mungkin saja tidak gramatikal (ungrammaticalities). Untuk memberi makna, sajak ini harus dibaca ulang dan diberi tafsirannya berdasarkan konvensi sastra yang merupakan sistem semiotic tingkat kedua. b) Pembacaan Hermeneutik Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang dari awal sampai akhir berupa pemberian makna berdasarkan konvensi sastra atau konvensi tambahan yaitu sistem semiotic tingkat kedua (second order of semiotics) termasuk didalamnya ketidaklangsungan ekspresi bahasa sajak. Pembacaan hermeneutik dapat membangun kesatuan imajiner yang dalam pembacaan heuristik masih terkesan terpecah-pecah akibat adanya arti bahasa yang beragam. Tahap pembacaan ini melibatkan banyak kode di luar bahasa dan menggabungkannya secara integratif sampai pembaca dapat membongkar secara struktural guna mengungkap makna (significance) dalam sistem tertinggi, yaitu makna keseluruhan teks sebagai suatu sistem tanda. Dari contoh sajak Choiril Anwar yang berjudul Catatan Th seperti yang telah dibaca melalui pembacaan heuristik, maka dilanjutkan dengan sistem semiotik tingkat kedua, yaitu pembacaan hermeneutik sebagai berikut dengan melihat skripsi Jurusan Bahasa Korea (2011) dari Marlina Anjarsari yang berjudul Makna Lirik Lagu Arirang: Ada tanganku berarti aku masih punya kekuatan (pada waktu sekarang, masih muda, masih hidup), tetapi pada suatu ketika nanti aku akan kehilangan 10

11 kekuatan (karena tua atau mati). Karena kekuatan itu, (mainan cahaya) tidak akan terlihat lagi karena mata telah pudar (hilang bentuk dalam kabut). i. Matriks, Model, dan Varian-varian Matriks, model, dan varian-varian dikenali pada pembacaan tahap kedua. Matriks adalah kata kunci (keyword). Dalam menganalisis karya sastra, matriks diabstraksikan dari karya sastra yang dianalisis. Matriks dapat berupa sebuah kata, gabungan kata, bagian kalimat atau kalimat sederhana. Matriks bukan tema dan belum merupakan tema tetapi matriks mengarah pada tema. Untuk membuka lirik atau sajak supaya mudah dipahami, dalam konkretisasi puisi, haruslah dicari matriks atau kata-kata kuncinya. Karena kata kunci adalah kata yang menjadi kunci penafsiran sajak yang dikonkretisasikan. Matriks bisa saja berupa sebuah kata dan dalam hal ini tidak pernah muncul di dalam teks. Matriks tidak terkplesitkan di dalam teks tetapi diaktualisasikan lewat model. Model dapat berupa satu kata atau satu kalimat. Model biasanya diwujudkan dalam judul. Model inilah yang akan menentukan bentuk-bentuk varian. Matriks, model dan varian saling berkaitan dan membentuk sebuah tema besar. ii. Hipogram Menurut Riffaterre (1978:2) hipogram adalah teks yang menjadi latar atau dasar penciptaan sebuah karya sastra. Latar penciptaan ini dapat berupa masyarakat, peristiwa sejarah, atau alam dan kehidupan. Dalam praktiknya, 11

12 hipogram dibedakan menjadi dua, yaitu hipogram potensial dan actual. Hipogram potensial bersifat hipotesis, sedangkan hipogram aktual bersifat nyata atau eksplisit. Hipogram muncul karena adanya prinsip intertekstualitas dalam sebuah karya sastra. Prinsip intertekstualitas adalah prinsip hubungan antar teks sajak. Dikemukakan oleh Riffaterre, bahwa sajak itu adalah response (jawaban, tanggapan) terhadap sajak sebelumnya. Tanpa menempatkan sajak dalam urutan kesejahteraan, maka sifat fundamental sajak itu tidak terungkap. Prinsip intertekstualitas diperkenalkan atau dikembangkan oleh Julia Kristeva. Istilah instertekstualitas merupakan sebuah istilah yang diciptakan oleh Julia Kristeva (Worton, 1990:1). Istilah tersebut pada umumnya dipahami sebagai hubungan suatu teks dengan teks lain. Setiap teks, termasuk teks sastra merupakan mozaik kutipan-kutipan dan merupakan tanggapan atau penyerapan (transformasi) teks-teks lain. Setiap teks terjalin dari hasil. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian ini dilakukan setelah meninjau hasil skripsi Jurusan Bahasa Korea (20011) dari Marlina Anjarsari yang berjudul Makna Lirik Lagu Arirang: Analisis Semiotika Riffaterre. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana menganalisis lirik lagu berbahasa Korea dengan menggunakan analisis semiotika Riffaterre untuk mencari makna yang ada atau terkandung dalam lirik lagu yang diteliti tersebut. Hal ini memberikan inspirasi bagi penulis untuk mengikuti langkah-langkah penelitian dalam skripsi tersebut, yaitu bagaimana cara 12

13 menganalisis sebuah karya sastra dari bahasa asing dengan menggunakan metode semiotika Riffaterre. Dalam skripsi ini, yang menjadi objek penelitian adalah salah satu karya sastra yang berbahasa asing, yaitu lirik lagu Korea untuk dikaji makna yang terkandung dengan analisis semiotika Rifaterre. Penelitian ini membahas tentang ciri-ciri pemakaian lagu Arirang dengan menggunakan analisis Riffaterre. Makna yang terkandung dalam skripsi ini adalah kesedihan akibat kerinduan terhadap kekasih, tetapi tersimpan harapan-harapan yang optimis. Dan kesamaan makna yang terkandung pada kedua lirik Arirang yaitu sama-sama menggambarkan kesedihan perasaan hati ditinggal kekasih. Karya tulis selanjutnya yang ditinjau adalah skripsi Jurusan Bahasa Korea (2013) Suwarsi yang berjudul Relasi Makna Antar Lirik-Lirik Lagu Dalam Album 20 th Anniversary You Are So Beautiful Karya Shin SeungHoon.Analisis terhadap lagu Misosoge Bichingeudae ( 미소속에비친그대 ), menyatakan bahwa makna sajak tersebut adalah ingatan tentang kekasih. Ingatan tersebut merupakan keadaan saat tokoh aku dan sang kekasih telah berpisah sehingga menimbulkan perasaan sedih dan pilu. Sajak kedua, yaitu Boiji anheun Sarang ( 보이지않은사랑 ) mengandung signifikansi tentang perpisahan dengan kekasih. Sajak ketiga lagu Geu Huro Oraet Dongan ( 그후로오랫동안 ) mengandung signifikansi tentang perasaan rindu yang masih ada setelah berpisah dengan sang kekasih. Sajak terakhir yang berjudul Na Boda Jogeum Deo Nopheun Gose Niga Isseul Ppun ( 나보다조금더높은곳에니가있을뿐 ) memiliki ungkapan hati sang tokoh aku tentang kepergian sang kekasih hati. 13

14 Selain itu, sumber lain yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian adalah hasil skripsi Jurusan Sastra Jepang (2007) dari Dwi Erna R yang berjudul Sajak Kemuri II dalam Ontologi Puisi Ichiku No Suna karya Takubuko Ishikawa Analisis Semiotika Riffaterre. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana menganalisis sajak berbahasa Jepang dengan menggunakan analisis semiotika Riffaterre untuk mencari makna yang ada atau terkandung dalam sajak yang diteliti tersebut. Hal ini memberikan inspirasi bagi penulis untuk mengikuti langkah-langkah penelitian dalam skripsi tersebut, yaitu bagaimana cara menganalisis sebuah karya sastra dari bahasa asing dengan menggunakan metode semiotika Riffaterre. Dalam skripsi ini, yang menjadi objek penelitian adalah salah satu karya sastra yang berbahasa asing, yaitu lirik lagu Korea untuk dikaji makna yang terkandung dengan analisis semiotika Rifaterre. Karya tulis selanjutnya yang ditinjau adalah skripsi dari Andini Surety Indranesya jurusan Sastra Jepang yang berjudul Lirik Lagu Kanjani Eito bertema Osaka: Analisis Semiotika Riffaterre. Skripsi tersebut membahas tentang pembacaan makna lirik lagu Kanjani Eito yang bertema Osaka sebagai sebuah karya sastra. Dalam penelitiannya, digunakan metode pendekatan objektif dengan analisis semiotika riffaterre. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat lirik lagu Kanjani Eito yang berjudul Naniwa Iroha Bushi, Osaka RainyBlues, Osaka Romanesque, dan Osaka Obachan Rock memiliki hubungan intertekstual satu dengan yang lainnya. Keempatnya memiliki persamaan tema kota Osaka seperti tampak pada penggunaan judul lagu dan dialek khas Osaka yang digunakan dalam lirik lagu. 14

15 Penelitian ini teori yang sama dengan penelitian-penelitian yang sebelumnya, yaitu teori semiotika Riffaterre. Lagu yang diambil untuk digunakan sebagai data penelitian adalah lagu dari Lee Moon Sae yang belum pernah digunakan sebagai bahan penelitian sebelumnya. Lagu ini menceritakan tentang ungkapan perasaan sang penyanyi kepada seseorang yang dicintai namun tidak bisa bertemu untuk waktu yang cukup lama. 1.6 Batasan Masalah (Data) Hingga saat ini Lee Moon Sae telah mengeluarkan banyak album. Diantaranya 14 album regular, 8 album special, dan 5 album kompilasi. Album pertama dirilis pada tahun Sudah tidak diragukan lagi semua lagu yang dinyanyikan oleh Lee Moon Sae sangat terkenal di Korea. Karena banyaknya lagu yang diciptakan oleh Lee Moon Sae maka hanya akan diteliti satu lagu dari albumnya yang kelima yang dirilis pada tahun 1988, yaitu Bulkeun Noeul ( 붉은노을 ) yang artinya matahari terbenam. Lagu ini terdapat dalam dua versi. Versi pertama adalah versi asli yang dinyanyikan sendiri oleh Lee Moon Sae. Versi kedua adalah versi yang dinyanyikan kembali (remake) oleh grup musik Bigbang. Salah satu lirik yang terdapat dalam versi asli memiliki kesamaan sebagian liriknya dengan versi yang dinyanyikan oleh Bigbang. Persamaan diantara dua lagu tersebut terdapat pada bagian reffrainnya, selanjutnya kedua lirik itu mempunyai lirik yang berbeda. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan meneliti kesamaan dan perbedaan makna diantara kedua Bulkeun Noeul tersebut. 15

16 1.7 Metode Penelitian Penelitian terhadap lirik lagu karya Lee Moon Sae ini menggunakan metode analisis kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang bermaksud memahami fenomena yang dialami subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dan pada suatu konteks yang alamiah (Moleong, 1989:16-19). Lagu-lagu yang akan diteliti menggunakan kajian semiotika Riffaterre. Kajian semiotika Riffaterre merupakan analisis yang meneliti makna yang terkandung dalam sebuah karya Metode Pengumpulan Data Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari 11 lagu yang terdapat dalam album kelima Lee Moon Sae, dari 11 lagu ini dicari lagu yang paling terkenal untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Dari 11 lagu tersebut dipilih lagu Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ). Langkah selanjutnya adalah mencari lirik lagu dari lagu yang dipilih tersebut Metode Analisis Data Lagu karya Lee Moon Sae ini diteliti menggunakan kajian semiotika Riffaterre. Kajian semiotika Riffaterre ini merupakan analisis yang meneliti tentang makna (significance). Lagu telah diteliti menggunakan analisis semiotika 16

17 Riffaterre untuk mengungkap struktur makna yang terkandung dalam beberapa lagu yang telah diteliti. Proses signifikansi yang menggunakan analisis semiotika Riffaterre ini memiliki beberapa tahap pembacaan, yaitu pembacaan heuristik dan hermeneutik. Pembacaan heuristik merupakan pembacaan yang didasarkan pada konteks bahasa sehingga kata-kata dalam lagu dapat dicari arti yang sebenarnya dengan kamus. Kemudian apabila ditemukan kata-kata yang tidak sesuai, maka diperlukan perubahan secara semantik, dengan cara menyisipkan kata penghubung supaya menjadi lazim dibaca. Pembacaan yang kedua adalah pembacaan hermeneutik (retroaktif). Pembacaan ini dimulai dengan mencari makna yang terkandung dalam lagu sesuai dengan interpretasi pembaca. Pada proses pencarian makna ini, dicari pula ketidaklangsungan ekspresi dan orkestrasi bunyi yang ada dalam lagu tersebut. Kemudian setelah ini, dilanjutkan dengan proses pencarian matriks, model, dan varian. Ketiga hal ini akan menentukan pusat makna atau inti dari penelitian lagu-lagu ini. Hal yang terakhir yang dicari adalah hipogram. Hipogram merupakan latar belakang diciptakannya suatu karya (Riffaterre, 1978:94). Hal yang perlu diperhatikan dalam mencari hipogram adalah waktu karya tersebut diciptakan dan tema yang dikandung dalam karya tersebut. Untuk mendapatkan hasil signifikansi ketiga hasil lagu tersebut, terdapat beberapa tahap penelitian yang harus dilakukan dalam penelitian ini. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah: 17

18 a. Tahap pertama adalah pengumpulan data. Pada tahap ini, mencari lagu dari album kelima Lee Moon Sae. b. Dari album kelima Lee Moon Sae, dipilih satu lagu karya Lee Moon Sae yaitu Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) yang artinya langit senja yang memerah. Kemudian mencari lagu gubahan Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) karya Lee Moon Sae dari album Remember Bigbang yang akan dijadikan bahan pembanding. c. Setelah dipilih, lagu tersebut diterjemahkan dengan melihat arti sesungguhnya dalam bahasa Korea dengan menggunakan kamus Naver dan kamus gukeo sajeon ( 국어사전 ), kemudian arti sesungguhnya itu diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan bantuan Kamus Bahasa Korea-Indonesia, dan kamus online yaitu Naver. d. Membaca keseluruhan lirik lagu yang telah diterjemahkan. e. Mengumpulkan data-data yang relevan terhadap penelitian ini, antara lain dengan membaca buku-buku maupun skripsi mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian dan mencari sumber bacaan lain yang relevan melalui media internet berupa jurnal atau artikel. f. Tahap selanjutnya adalah analisis data, yaitu menganalisis makna dari lagu tersebut denganpembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, matriks, model, dan varian, dan hipogram masing-masing lagu. g. Tahap berikutnya adalah menyimpulkanhasil penelitian. 18

19 h. Tahap akhir adalah setelah melakukan analisis kemudian hasil analisis tersebut disusun menjadi skripsi. 1.8 Sistematika Penulisan Pemaparan hasil penelitian yang telah dilakukan membutuhkan urutan untuk mempermudah penulisan laporan ini. Maka untuk memberikan gambaran yang rinci perlu kiranya menggunakan kerangka penulisan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Membicarakan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, landasan teori, tinjauan pustaka, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Makna Lirik Lagu versi Asli merupakan penjelasan tentang makna lirik lagu Bulkeun Noeul ( 붉은노을 ) yang dinyanyikan oleh Lee Moon Sae dengan menggunakan analisis semiotika Riffaterre. Kajian ini meliputi pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, matriks, model, dan varian, dan hipogram. Bab III : Makna Lirik Lagu versi Bigbang merupakan penjelasan tentang makna lirik lagu Bulkeun Noeul ( 붉은노을 ) yang dinyanyikan oleh grup Bigbang dengan menggunakan analisis semiotika Riffaterre. Kajian ini meliputi pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, matriks, model, dan varian, dan hipogram. Bab IV : Penutup Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran. 19

BAB I PENDAHULUAN. negara dapat dilihat. Kebudayaan tidak hanya dapat dilihat dari benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. negara dapat dilihat. Kebudayaan tidak hanya dapat dilihat dari benda-benda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah salah satu warisan dari nenek moyang yang harus selalu dijaga dan dikembangkan. Melalui kebudayaan, perkembangan dari suatu negara dapat dilihat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk memahami karya sastra dibutuhkan analisis. Definisi karya sastra menurut KBBI (1989:76) adalah sebuah

Lebih terperinci

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam 12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum terdapat tiga genre sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum terdapat tiga genre sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terdapat tiga genre sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah pemadatan ide atau gagasan yang jika kadar kepadatannya diencerkan akan berwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan sebuah struktur yang bermakna. Hal ini disebabkan karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang menggunakan media

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki tema yang sama. Pertama, Intertekstual Lirik-Lirik Lagu Karya Ahmad Dhani: Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah salah satu kebudayaan dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah salah satu kebudayaan dalam kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah salah satu kebudayaan dalam kehidupan manusia. Karya sastra secara umum dibagi menjadi tiga jenis, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Hal ini ditegaskan oleh Wellek dan Werren, bahwa karya sastra dipandang sebagai suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini menggunakan salah satu karya sastra yang berasal dari kesusastraan Jepang modern sebagai objeknya. Kesusastraan Jepang modern dimulai dari adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai yaitu dengan munculnya kayo. Kayo lahir di Jepang dari kebudayaan bercocok tanam yang mana kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga menambahkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu hasil dari kebudayaan. Sastra merupakan kreasi manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra manusia bisa menuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemunculan dan perkembangan bahasa merupakan tanda-tanda dari kemunculan

BAB I PENDAHULUAN. kemunculan dan perkembangan bahasa merupakan tanda-tanda dari kemunculan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keberadaan manusia dalam proses perkembangan akal budinya tidak dapat lepas dari bahasa. Hal ini didasari atas kedudukan bahasa sebagai penunjang aktualisasi ide, gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua

BAB I PENDAHULUAN. Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua negara ini sama sama menghasilkan karya karya sastra dalam bentuk puisi terutama puisi puisi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Untuk memperjelas dan memantapkan ruang lingkup permasalahan, sumber data, dan kerangka teoretis penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1998:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Puisi sebagai suatu karya sastra pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang. Perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi selanjutnya difasilitasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia, dengan bahasa orang bisa bertukar pesan dan makna yang digunakan untuk berkomunikasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni adalah pengungkapan pengalaman dan merupakan hasil kreativitas manusia dalam menghayati dan memaknai kehidupan. Seorang seniman bermaksud menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi pada dasarnya tidak dapat ditafsirkan secara terpisah, karena dalam bahasa mempunyai satuan-satuan seperti morfem, kata,

Lebih terperinci

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. ANALISIS SEMIOTIKA MAKSUD DAN TUJUAN Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak SEMIOTIKA TOKOH SEMIOTIKA XXX PUISI

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.musik dapat mendamaikan hati yang

Bab 1. Pendahuluan. struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.musik dapat mendamaikan hati yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan normanorma yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang lain. Melalui bahasa, seseorang akan

Lebih terperinci

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS 73 PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS wardah_hanafiah@yahoo.com Abstract As homo semioticus, humans communicate to others

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potret sosial adalah gambaran dari suatu kejadian yang telah terjadi dan terkait dengan orang banyak. Maka banyak orang yang memberikan perhatian terhadap peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

Lebih terperinci

TRANSFORMASI DAN INTERTEKSTUAL DALAM SASTRA. oleh Halimah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

TRANSFORMASI DAN INTERTEKSTUAL DALAM SASTRA. oleh Halimah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia TRANSFORMASI DAN INTERTEKSTUAL DALAM SASTRA oleh Halimah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dsb)..(kubi, 2002); Wujud transformasi: terjemahan, salinan, alih huruf,

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, mungkin lagu ada sebelum manusia itu sendiri ada. Sadar atau tidak, percaya atau tidak, langsung atau tidak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran danperasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan.genre sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis danpendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,penelitian dilakukan dengan melihat konteks permasalahan secara utuh, dengan fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek tersebut. Lirik merupakan pemikiran atau gagasan seseorang terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. aspek tersebut. Lirik merupakan pemikiran atau gagasan seseorang terhadap suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lagu akan selalu berkaitan dengan lirik dan musik yang mengiringinya. Dapat dikatakan bahwa kekuatan dari sebuah lagu terletak pada hadirnya kedua aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra yang baik tidak dapat menghindar dari dimensi kemanusiaan, mempunyai keterkaitan dengan masalah kehidupan manusia, dan segala problematikanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang saling berinteraksi terhadap sesama. Manusia dalam berinteraksi tidak pernah lepas dari komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Putra (1986), dalam penelitian beliau yang berjudul "Aspek Sastra Dalam Babad Dalem Suatu Tinjauan Intertekstualitas", menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya Kla Project yang dipopulerkan pada tahun 2010 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stilistika merupakan ilmu linguistik yang mengkaji tentang aspek gaya atau style di dalam karya sastra dengan menggunakan medium bahasa sebagai media telaahnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif bermediumkan bahasa yang fungsi estetikanya dominan. Bahasa sastra sangat komunikatif, mengandung banyak arti tambahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Syamsun (2014:52) metodologi penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan atau tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis dilaksanakan secara rasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. Untuk mempermudah penelitian, maka objek kajian tersebut akan ditelisik dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi, melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya dengan seni dan sastra seperti permainan rakyat, tarian rakyat, nyanyian rakyat, dongeng,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya, kemudian hanya sekadar mendengarkannya saja atau meminta ke. stasiun radio untuk memutarkan lagu tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya, kemudian hanya sekadar mendengarkannya saja atau meminta ke. stasiun radio untuk memutarkan lagu tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Lagu merupakan aspek yang sudah tidak asing dalam kehidupan manusia, terutama karena lagu berperan sebagai sarana untuk mengekspresikan perasaan. Ketika manusia tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan bait. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Sastra adalah komunikasi. Bentuk rekaman atau karya sastra tadi harus dapat

Lebih terperinci

Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3

Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3 Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3 Oleh: Aditya Apriliyani Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Tyaapriliyani559@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan tersebut terlihat pada berbagai kebudayaan serta adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Lotman (dalam Supriyanto, 2009: 1) menyatakan bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Lotman (dalam Supriyanto, 2009: 1) menyatakan bahwa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan pengarang untuk menyampaikan buah pikiran dan imajinasinya dalam proses penciptaan karya sastra. Hal ini menyiratkan bahwa karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2012:77) menyebutkan bahwa karya sastra dan karya seni merupakan fakta

BAB I PENDAHULUAN. 2012:77) menyebutkan bahwa karya sastra dan karya seni merupakan fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah objek manusiawi, fakta kemanusiaan, atau fakta kultural, sebab merupakan hasil ciptaan manusia. Karya sastra merupakan satuan yang dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalakan lampu sen bagian kanan yang berarti memberikan isyarat atau tanda

BAB I PENDAHULUAN. menyalakan lampu sen bagian kanan yang berarti memberikan isyarat atau tanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika seorang wasit meniup peluit, para pemain sepak bola bergegas memulai pertandingan. Perbuatan meniup peluit di sini diartikan sebagai tanda untuk memulai pertandingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang

BAB I PENDAHULUAN. ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang memberikan makna tertentu kepada pembaca. Karya sastra mampu mengajak pembaca berimajinasi sesuai dengan konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan peserta didik melalui proses pelatihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar

Lebih terperinci

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Folklor merupakan sebuah elemen penting yang ada dalam suatu sistem tatanan budaya dan sosial suatu masyarakat. Folklor merupakan sebuah refleksi sosial akan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Supriyadi Wibowo Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lagu adalah salah satu bentuk seni populer yang ada pada masa kini. Lagu menjadi salah satu bentuk seni audio yang memadukan antara seni musik dan seni bahasa.

Lebih terperinci