Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak : Put /PP/M.II/15/2013 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi atas Penghasilan Netto PPh Badan Tahun Pajak 2009 oleh Terbanding sebesar Rp ,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding, dengan perincian sebagai berikut : Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding - Penghasilan Netto menurut Terbanding Rp ,00 - Penghasilan Netto menurut Pemohon Banding (Rp ,00) Rp ,00 : bahwa Terbanding melakukan koreksi Penghasilan Luar Usaha sebesar Rp ,00; bahwa Terbanding (Pemeriksa) merujuk pada ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 81/PMK.03/2009 tentang Pembentukan dan Pemupukan Dana Cadangan yang Boleh Dikurangkan sebagai Biaya : (4) kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih, (5) dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan; : bahwa menurut pendapat Pemohon, kesalahan terjadi ketika Terbanding menafsirkan ayat (5) di atas, menurut Terbanding, jika sampai akhir tahun 2009 tidak ada penghapusan piutang, maka semua cadangan yang sudah dibentuk dalam tahun 2009 (baik atas piutang yang sudah lunas maupun yang masih outstanding) harus dikembalikan atau dibalik menjadi penghasilan, kalaupun ada penghapusan piutang, namun jika jumlahnya lebih kecil daripada jumlah cadangan, maka sisanya juga harus dibalik menjadi penghasilan, dengan kata lain, Terbanding menganggap Bank tidak boleh membentuk Cadangan jika tidak ada penghapusan piutang. Jika demikian, maka Terbanding akan beranggapan bahwa posisi akhir tahun, saldo cadangan penghapusan piutang tak tertagih selalu Nol; Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi Penghasilan Luar Usaha sebesar Rp ,00 dengan perincian sebagai berikut: Menurut SPT/Pemohon Banding Rp ,00 Menurut Terbanding/Peneliti Rp ,00 Koreksi Terbanding/Peneliti Rp ,00 bahwa Terbanding (Pemeriksa) merujuk pada ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 81/PMK.03/2009: bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Penghasilan Luar Usaha sebesar Rp ,00 dengan dasar hukum: Pasal 9 ayat 1 huruf (c) Undang-undang No 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan Pasal 1, 4 (4), (5), dan (6) Keputusan Menkeu No. 81/PMK.03/2009 tentang Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan yang Boleh Dikurangkan sebagai Biaya: aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Maia bahwa menurut pendapat Pemohon, kesalahan terjadi ketika Terbanding menafsirkan ayat (5) yaitu jika sampai akhir tahun 2009 tidak ada penghapusan piutang, maka semua cadangan yang sudah dibentuk dalam tahun 2009 (baik atas piutang yang sudah lunas maupun yang masih outstanding) harus dikembalikan atau dibalik menjadi penghasilan, kalaupun ada penghapusan piutang, namun jika jumlahnya lebih kecil daripada jumlah cadangan, maka sisanya juga harus dibalik menjadi penghasilan, dengan kata lain, Terbanding menganggap Bank tidak boleh membentuk Cadangan, jika tidak ada penghapusan piutang. Jika demikian, Terbanding akan beranggapan bahwa posisi akhir tahun, saldo cadangan penghapusan piutang tak tertagih selalu Nol; bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan argumentasinya atas sengketa yaitu sebagai berikut: BUKU BESAR CADANGAN PENGHAPUSAN KREDIT PRODUKTIF Tanggal Keterangan debet kredit Saldo 01/01/2009 saldo awal - - ( ) 31/01/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit ( ) 19/02/2009 Angsuran ke 14, Fany S ( ) 28/02/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 25, Suherwanti ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Rumanto 69,718 - ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Neti Hidayati ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sri Nurkhayati ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sahid ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 25, Suwanto ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sarwanto ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Anik Supriyati ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Imam Santos() ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Ngatini Hadi ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Musa ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Parjiyono ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 16, Rindina ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sumari ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sigit Susilo ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 36, Bambang Srinarto ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 19, Agus Subekti ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 18, Sarwo ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 3, Sutaryanta ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 24, Mujiyono ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 6, Achmad Suibani ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Karsiyem ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 6, Masni ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 6, Sukaptana ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 6, Wongso ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sumini ( ) 31/03/2009 Angsuran ke 6, Raisman ( ) 31/03/2009 Pengembalian Cad. Penghps Kredit ( ) 30/04/2009 Pengembalian Cad. Penghps Kredit ( ) 30/05/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit ( ) aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Maia 30/06/2009 Pengembalian Cad. Penghps Kredit ( ) 31/07/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit ( ) 31/08/2009 Pengembalian CH Kredit ( ) 30/09/2009 Pengembalian Cad. Penghps Kredit ( ) 13/10/2009 Angsuran ke 6, Suyudi 4.140,497 ( ) 31/10/2009 Pengembalian CH Kredit ( ) 30/11/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit ( ) 31/12/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit ( ) Jumlah ( ) Catatan: Buku Besar Cadangan Penghapusan Kredit (rincian Debet): a. Penghapusan Kredit b. Pembalikan Kelebihan Cadangan Pembalikan Kelebihan Cadangan Ringkasan Neraca: Kredit yang Diberikan Cadangan Kerugian (PPAP) ( ) Buku Besar Biaya Penghapusan Kredit (PPAP) Tanggal Keterangan debet kredit Saldo 31/01/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit /02/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit /05/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit /07/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit /11/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit /12/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit Jumiah Catatan: Jurnal Akuntansi: Biaya Penghapusan Kredit (PPAP) Cadangan Penghapusan Kredit Produktif BUKU BESAR PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Tanggal Keterangan debet kredit Saldo 28/02/2009 Pendp. Cash back dari Tab Bumiputera /02/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana /03/2009 Pergantian BPKB a.n Septiyo Dwi P /03/2009 Pengembalian Cad PH Kredit /04/2009 Pembayaran Kredit a.n Karsiyem /04/2009 Setoran Angsuran a.n Rumanto dari Penghapusbukuan 30/04/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana /04/2009 Pengembalian Cad PH Kredit /05/2009 Angsuran a.n Wongso /05/2009 Pendapatan Operasional Lain /Pembayaran aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Angsuran a.n Agus Subekti Direktori Putusan Maia 30/05/2009 Angsuran Kredit a.n Karsiyem /06/2009 Setor Angsuran a.n Sutaryanta /06/2009 Pengembalian Cad PH Kredit /06/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana /07/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana /08/2009 Pengembalian Cad PH Kredit /08/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana /09/2009 Todingbua clan Pendptan Penjualan Tnh dr Ttpn 30/09/2009 Pengembalian Cad PH Kredit /09/2009 Pengembalian Cad Penempatan Dana /10/2009 Pengembalian Cad PH Kredit /11/2009 Pengemb. Voucher Deposfto dr Siani /11/2009 Pembayaran Angsuran a.n Ahmad S /11/2009 Pengembalian Uang Buku Statistik /12/2009 Koreksi Kesalahan Penysutan Bin Nov /12/2009 Angsuran a.n. Achmad Sulbani Jumlah Catatan: Pendapatan Operasional Lainnya (Ringkasan): a. Pembalikan Cadangan Penempatan Dana pada Bank Lain b. Pembalikan Cadangan Penghapusan Kredit Jumlah Pembalikan Cadangan menjadi Penghasilan c. Pendapatan Lainnya Total Pendapatan Operasional Lainnya Jurnal Akuntansi: a. Pembalikan Cadangan Penempatan Dana pada Bank Lain: Cadangan PPAP Penempatan Dana Pendapatan Operasional Lainnya b. Pembalikan Cadangan Penghapusan Kredit: Cadangan Penghapusan Kredit Produktif Pendapatan Operasional Lainnya PERHITUNGAN CADANGAN (PPAP) MENURUT AKUNTAN PUBLIK Saldo Awal Pembentukan Cadangan tahun berjalan Penghapusan Kredit Tahun Berjalan (Pembalikan Cadangan) ( ) Saldo Akhir Cadangan PPAP PERHITUNGAN CADANGAN (PPAP) MENURUT TERBANDING (PENELITI KEBERATAN) PAJAK 1. Perhitungan Koreksi Peneliti atas Biaya Cadangan (PPAP): Biaya Cadangan (PPAP) tahun Cadangan yang dibalik (dikembalikan menjadi Penghasilan) ( ) Sisa Biaya Cadangan(PPAP) yang harus dikoreksi Nilai Cadangan setelah dikoreksi Peneliti: aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Saldo Awal Direktori Putusan Maia Pembentukan Cadangan tahun berjalan Penghapusan Kredit Tahun Berjalan (Pembalikan Cadangan) ( ) KOREKSI PENELITI KEBERATAN ( ) Saldo Akhir Cadangan PPAP PERHITUNGAN CADANGAN PENGHAPUSAN ATAS KREDIT menurut Ketentuan BI Pasal 12 Peraturan BI No. 8/19/PBI/2006 Kel. Kredit Baki Debet AGUNAN Dasar PPAP % PPAP PPAP Lancar (L) ,5% KL % Diragukan % Macet % Jumlah PERHITUNGAN CADANGAN PENGHAPUSAN ATAS KREDIT menurut Ketentuan Pajak PasaI 4 Peraturan Menteri Keuan an No. 81/PMK.03/2009 Kel. Kredit Baki Debet AGUNAN Dasar PPAP % PPAP PPAP Lancar (L) ,5% KL % Diragukan % Macet % Jumlah KESIMPULAN Ketentuan Pembentukan Cadangan untuk Bank (a) UU No 36/2008 tentang Pajak Penghasilan (pasal 9 ayat 1 huruf c) Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleti dikurangkan: c. pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali: 1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan yang ketentuan dan syaratsyaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; bahwa berdasarkan ketentuan di atas, perpajakan menganut prinsip Realisasi atas semua biaya/kerugian; bahwa jika terjadi piutang macet, maka kerugian hanya dapat diakui pada saat benar-benar piutang tidak dapat ditagih. Dalam dunia akuntansi, perlakuan ini dikenal dengan nama metode Direct Write-Off, yaitu Piutang dihapus dan kerugian diakui pada saat Piutang benar-benar tak dapat ditagih; bahwa namun demikian, berdasarkan pasal 9 ayat 1 huruf c di atas, ketentuan pajak memperbolehkan bank untuk membentuk cadangan atas potensi risiko yang akan terjadi di kemudian hari atas piutang yang tidak tertagih; bahwa dengan kata lain, Bank dapat menggunakan metode Allowance (Pencadangan) dalam mengakui kerugian piutang, sesuai dengan tingkat risiko masing-masing Piutang (Lancar, aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Kurang Lancar, Diragukan, Macet); Direktori Putusan Maia bahwa dengan metode Allowance, setiap ada Piutang pasti melekat risiko tidak terbayarnya Piutang tersebut. Berdasarkan Neraca PT BPR Arta Yogyakarta, berikut adalah penyajian Piutang (Kredit Yang Diberikan dan Penempatan pada Bank Lain) dan pembentukan Cadangannya: Uraian Kredit Yg diberikan Penempatan pada Bank Lain Total Piutang Penyisihan Cadangan (PPAP) (939, ) ( ) ( ) bahwa dengan demikian, pembentukan cadangan diperbolehkan asalkan nilainya sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan; (b) Pasal 4 PerMenkeu No. 81/PMK.03/2009 Ayat (1): Besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a angka 1 butir c) ditetapkan sebagai berikut: a. 0,5% (setengah persen) dari piutang dengan kualitas lancar tidak termasuk Sertifikat Bank, b. 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan kualitas kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai, c. 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan, dan d. 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi dengan nilai agunan; Ayat (2): Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang pada cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi adalah : a. 100% (seratus persen) dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan b. 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yang ditetapkan perusahaan penilai; Ayat (4): Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih. Ayat (5): Dalam hal cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagal penghasilan; Ayat (6): Dalam hal cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat; (4), namun tidak mencukupi, jumlah kekurangan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai kerugian;" aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Maia bahwa berdasarkan uraian di atas, berikut adalah perbandingan perhitungan Piutang dan Cadangan yang dibentuk menurut SPT Pemohon Banding/Kantor Akuntan Publik, Peneliti Pajak, Bank Indonesia, dan Permenkeu No 81/2009: Uraian Menurut PB/SPT/KAP Peneliti Pajak Bank Indonesia PMK 81 Kredit Yang Diberikan Cadangan yang Dibentuk ( ) ( ) ( ) ( ) bahwa dengan demikian, koreksi yang seharusnya adalah: Cadangan PPAP yang dibentuk menurut Pemohon Banding/SPT Cadangan PPAP yang dibentuk menurut PMK 81/ (6) bahwa Pemohon Banding tidak menerima koreksi positif atas Penghasilan di luar usaha sebesar Rp ,00 yang merupakan koreksi atas biaya cadangan piutang tak tertagih yang tidak terpakai, jika koreksi tetap dilakukan berarti Pemohon Banding yang bergerak di bidang Perbankan (BPR) tidak diperkenankan membentuk cadangan atas resiko tidak tertagihnya piutang, dasar Hukum yang dipakai Pemohon Banding adalah: - Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 9 ayat 1 huruf c: bahwa untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan: c. pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali. 1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan... - Berdasarkan Pasal 4 PMK Nomor 81/PMK tanggal 22 April 2009 Tentang Pembentukan Atau Pemupukan Dana Cadangan Yang Boleh Dikurangkan sebagai Biaya; Ayat (1): Besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a angka 1 butir c) ditetapkan sebagai berikut: a) 0,5% (setengah persen) dari piutang dengan kualitas lancar tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia; b) 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan kualitas kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan; c) 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan; dan d) 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi dengan nilai agunan; Ayat (2): Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang pada cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi adalah: a) 100% (seratus persen) dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan b) 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yang ditetapkan perusahaan penilai; Ayat (4) Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih; Ayat (5) : aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Maia Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan; Ayat (6) Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) namun tidak mencukupi, jumlah kekurangan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai kerugian; bahwa sehingga perhitungan cadangan seharusnya menurut Pemohon Banding adalah Cadangan PPAP yang dibentuk menurut SPT Cadangan PPAP yang dibentuk menurut PMK 81/ Koreksi Fiskal seharusnya (pembulatan) (6) bahwa Terbanding menyampaikan tanggapannya dalam persidangan sebagai beirkut: bahwa berdasarkan Pasal 9 ayat (1) huruf c Undang-undang No.7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan di jelaskan bahwa untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali untuk Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank; bahwa berdasarkan Pasal 1 PMK Nomor: 81/PMK.04/2009 tanggal 22 April 2009 Tentang Pembentukan Atau Pemupukan Dana Cadangan Yang Boleh Dikurangkan Sebagai Blaya; Ayat (1) : Pembentukan atau pemupukan dana cadangan yang boleh dikurangkan sebagal biaya yaitu : a. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang, yang meiliputi: 1. cadangan piutang tak tertagih untuk: a) bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional; b) bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah; c) bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional; d) bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah; bahwa berdasarkan Pasal 4 PMK Nomor 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 Tentang Pembentukan Atau Pemupukan Dana Cadangan Yang Boleh Dikurangkan Sebagai Biaya; Ayat (1): Besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a angka 1 butir c) ditetapkan sebagai berikut: a) 0,5% (setengah persen) dari piutang dengan kualitas lancar tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia; b) 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan kualitas kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan; c) 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan; dan d) 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi dengan nilai aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 8

9 agunan; Direktori Putusan Maia Ayat (2): Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang pada cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi adalah : a) 100% (seratus persen) dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan b) 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yang ditetapkan perusahaan penilai; Ayat (4) Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih; bahwa berdasarkan hal tersebut di atas maka Bank Perkreditan Rakyat dapat membentuk dana cadangan piutang tak tertagih sehingga Terbanding sependapat dengan Pemohon Banding tentang pembentukan cadangan piutang tak tertagih; bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.81/PMK.03/2009 pasal 4 ayat (5) disebutkan bahwa " Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan " Sesuai dengan hal tersebut di atas maka cadangan piutang tak tertagih bersifat sementara karena harus dilakukan penyesuaian dengan piutang yang sebenarnya dihapuskan. Sehingga Pemohon Banding seharusnya membandingkan antara cadangan piutang tak tertagih dengan kerugian yang berasal dari piutang yang nyata - nyata tidak dapat ditagih; bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2019 tentang Piutang Yang Nyata- Nyata Tidak Dapat Ditagih Yang Dapat Dikurangkan Dan Penghasilan Bruto: Pasal 2 ayat (1): piutang yang nvata-nyata tidak dapat ditagih yang timbul dibidang usaha bank, lembaga pembiayaan, industry, dagang dan jasa lainnva dapat dibebankan sebagai biaya dalam menghitung penghasilan kena pajak: Pasal 3 ayat (1): Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto, sepanjang memenuhi persyaratan: a) telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial; b) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan c) Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara, atau terdapat perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur atas piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut, atau telah dipublikasikan dalam penerbitan Umum atau khusus, atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu; Keterangan: Dari ketentuan di atas kecuali huruf a, Pemohon Banding tidak dapat membuktikan bahwa ketiga ketentuan tersebut telah dilaksanakan oleh Pemohon Banding, padahal sangat jelas bahwa ketentuan tersebut bersifat kumulatif dan bukan alternatif; aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Contoh ilustrasi mengenai cadangan piutang tak tertagih berdasarkan peraturan perpajakan: Direktori Putusan Maia 1. Pada saat Pembetukan cadangan piutang tak tertagih sebesar Rp ; Biaya Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp Pada saat penghapusan piutang yang nyata-nyata tak tertagih dari nasabah sebesar Rp ; Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp Piutang Rp Pada akhir tahun dilakukan penyesuaian berapa besar Cadangan Piutang Tak Tertagih yang digunakan untuk menutup kerugian; Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp Penghasilan Rp bahwa penjelasan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Surat Uraian Banding, oleh karena itu, Terbanding mohon agar penjelasan ini dapat dimuat dalam amar putusan; bahwa Majelis memerintahkan kepada Pemohon Banding untuk menjelaskan mengenai pembentukan biaya cadangan atas resiko tidak tertagihnya piutang; bahwa Pemohon Banding mengemukakan Pemohon Banding membentuk biaya cadangan atas resiko tidak tertagihnya piutang setahun yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp ,00; bahwa Pemohon Banding juga membentuk biaya cadangan atas resiko tidak tertagihnya piutang pada awal tahun sebesar Rp ,00; bahwa Pemohon Banding mengemukakan pada akhir tahun keuntungan di awal dihitung ulang oleh Pemohon Banding hal ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/19/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 yang menghasilkan angka Rp ,00 inilah resiko outstanding kredit pada akhir tahun 2009; bahwa Pemohon Banding menyampaikan closing statement dalam persidangan dengan pokokpokok pendapat sebagai berikut: Menurut Pemohon Banding Secara berkala, Pemohon Banding melakukan perhitungan ulang atas nilai cadangan yang diperkenankan dibentuk, yang menghasilkan angka sbb: Tanggal Uraian Jumlah 31/03/2009 Pengembalian Cad. Penghps Kredit /04/2009 Pengembalian Cad. Penghps Kredit /06/2009 Pengembalian Cad. Penghps Kredit /08/2009 Pengembalian CH Kredit Pengembalian Cad. Penghps 30/09/2009 Kredit /10/2009 Pengembalian CH Kredit Jurnal: JUMLAH aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Cadangan Penghapusan Kredit Direktori Putusan Maia Pendapatan Operasional Lainnya Pembentukan Cadangan selama 2009: 31/01/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit /02/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit /05/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit /07/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit /11/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit /12/2009 Pembentukan Cad. Penghps Kredit Jumlah Jurnal: Biaya Cadangan Penghapusan Cadangan Penghapusan Kredit Penghapusan Kredit selama 2009: 19/02/2009 Angsuran ke 14, Fany S /03/2009 Angsuran ke 25, Suherwanti /03/2009 Angsuran ke 12, Rumanto /03/2009 Angsuran ke 12, Neti Hidayati /03/2009 Angsuran ke 12, Sri Nurkhayati /03/2009 Angsuran ke 12, Sahid /03/2009 Angsuran ke 25, Suwanto /03/2009 Angsuran ke 12, Sarwanto /03/2009 Angsuran ke 12, Anik Supriyati /03/2009 Angsuran ke 12, Imam Santoso /03/2009 Angsuran ke 12, Ngatini Hadi /03/2009 Angsuran ke 12, Musa /03/2009 Angsuran ke 12, Parjiyono /03/2009 Angsuran ke 16, Rindina aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan Maia 31/03/2009 Angsuran ke 12, Sumari /03/2009 Angsuran ke 12, Sigit Susilo /03/2009 Angsuran ke 36, Bambang Srinarto /03/2009 Angsuran ke 19, Agus Subekti /03/2009 Angsuran ke 18, Sarwo /03/2009 Angsuran ke 3, Sutaryanta /03/2009 Angsuran ke 24, Mujiyono /03/2009 Angsuran ke 6, Achmad Sulbani /03/2009 Angsuran ke 12, Karsiyem /03/2009 Angsuran ke 6, Masni /03/2009 Angsuran ke 6, Sukaptana /03/2009 Angsuran ke 6, Wongso /03/2009 Angsuran ke 12, Sumini /03/2009 Angsuran ke 6, Raisman /10/2009 Angsuran ke 6, Suyudi Jumlah Jurnal: Cadangan Penghapusan Kredit Piutang Kredit Pasal 4 PMK No. 81 Tahun 2009 menyatakan: Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan. Menurut Pemohon Banding, ketentuan ayat diatas tidak menyatakan perbandingan antara cadangan yang telah dibentuk selama setahun dengan penghapusan kredit selama setahun. Ketentuan ini mengandung arti sebagai berikut: 1) Jika nasabah melunasi kreditnya, sementara atas kredit tersebut telah dibentuk Cadangan, maka akan terjadi kelebihan cadangan, sehingga atas cadangan kredit yang sudah lunas tersebut harus diperhitungkan sebagai penghasilan Contoh: Ali punya sisa kredit 20 dan atas kredit Ali telah dibentuk cadangan sebesar 25. Jika Ali melunasi kreditnya, maka sebesar 15 akan diperhitungkan sebagai penghasilan. Jurnal: Kas 10 aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Cadangan Penghapusan 25 Direktori Putusan Maia Piutang Kredit 20 Penghasilan 15 2) Jika terdapat penghapusan kredit yang nilainya lebih kecil dari cadangan yang telah dibentuk, maka selebihnya diperhitungkan sebagai penghasilan. Contoh: Abu punya sisa kredit 50 dan atas kredit Abu telah dibentuk cadangan sebesar 60. Jika atas kredit Abu dihapus, maka sebesar 10 akan diperhitungkan sebagai penghasilan. Jurnal: Cadangan Penghapusan 60 Piutang Kredit 50 Penghasilan 10 Perhitungan Cadangan menurut Pembukuan Pemohon Banding sebagai berikut: Saldo Awal Cadangan Penghps. Kredit Rp Pembentukan Cadangan 2009 Rp Jumlah Pembentukan Cadangan 2009 Rp Penghapusan Kredit ( ) Pembalikan Cadangan mjd Penghasilan ( ) Saldo Akhir Cadangan per 31 Des 2009 Rp Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, Terbanding sebenarnya menyetujui adanya pembentukan cadangan piutang tak tertagih yang dilakukan BPR. aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan Maia Terbanding salah dalam menafsirkan bahwa cadangan bersifat sementara. Ditafsirkan bersifat sementara, dikarenakan ketika pada akhir tahun tidak terjadi penghapusan kredit, maka seluruh cadangan yang dibentuk harus dibalik menjadi penghasilan. Dengan kata lain, cadangan hanya boleh dibentuk dari tanggal 1 Januari sampai dengan 30 Desember, sedangkan pada tanggal 31 Desember harus dibalik kembali menjadi penghasilan jika tidak ada kredit yang dihapus. Dengan demikian, semua bank yang sehat dan tidak pernah melakukan penghapusan kredit, tidak diperbolehkan membentuk cadangan. Jika demikian, maka PMK 81/2009 dan pasal 9 UU PPh yang mengatur pembentukan cadangan bagi bank menjadi tidak berlaku. Hal ini bertentangan dengan seluruh pertimbangan yang ada dalam peraturan pajak yang mengatur cadangan bank (KMK 959/1983, KMK 80/1995, KMK 204/2000, dan PMK 81/2009). Dalam ketentuan Menteri tersebut, pertimbangan dibentuknya cadangan adalah : 1) bank dan asuransi sudah sewajarnya membentuk atau memupuk dana cadangan untuk menutup resiko yang terjadi; 2) bagi jenis usaha bank, asuransi, sewa guna usaha dengan hak opsi, dan pertambangan diperkenankan untuk membentuk atau memupuk dana cadangan untuk menutup risiko yang terjadi; 3) bahwa untuk menutup resiko kerugian, Bank Perkreditan Rakyat dapat membentuk dana cadangan piutang tak tertagih sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh otoritas moneter Di luar pertimbangan Menteri Keuangan tersebut diatas, Undang-undang memberikan pertimbangan sesuai dengan penjelasan pasal 9 ayat (1) huruf c yaitu: Pembentukan atau pemupukan dana cadangan pada prinsipnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak. Namun untuk jenis-jenis usaha tertentu yang secara ekonomis memang diperlukan adanya cadangan untuk menutup beban atau kerugian yang akan terjadi di kemudian hari, yang terbatas pada piutang tak tertagih untuk usaha bank, dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, maka perusahaan yang bersangkutan dapat melakukan pembentukan dana cadangan yang ketentuan dan syarat-syaratnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan. Dalam ilustrasinya, Terbanding menyatakan: Pada akhir tahun dilakukan penyesuaian berapa besar Cadangan Piutang Tak Tertagih yang digunakan untuk menutup kerugian. Dalam jurnalnya, Terbanding membalik cadangan yang tersisa pada akhir tahun (pembentukan cadangan penghapusan kredit) menjadi penghasilan. Pernyataan ini pasti akan menuai protes dari bank yang sehat dan tidak pernah menghapus kredit karena semua cadangan yang telah dibentuk pada awal tahun dan tahun berjalan harus dibalik seluruhnya menjadi penghasilan. Maka akan terjadi ketidakadilan perlakuan bagi bank sehat(tidak boleh membentuk cadangan) dan bank tidak sehat(boleh membentuk cadangan). Jika melihat seluruh ketentuan dalam PMK 81/2009 tidak ada satu kalimatpun yang menyatakan kesimpulanterbanding di atas, bahwa pada akhir tahun harus dilakukan pembalikan atas cadangan yang tidak terpakai untuk menghapus dan mengabaikan kredit yang masih beredar yang tentunya juga memiliki risiko. Ada baiknya Terbanding melihat penafsiran DJP tentang pembentukan cadangan sesuai SE- 17/PJ.223/84 tanggal 17 April 1984 yang menyatakan: Bagi jenis usaha bank, kerugian dari piutang yang sebenarnya diderita, pertama-tama diperhitungkan terlebih dahulu dengan jumlah cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang dibentuk pada permulaan tahun pajak yang bersangkutan. Dalam hal jumlah cadangan tersebut tidak mencukupi, maka sisa kerugian penghapusan piutang tersebut seluruhnya dikurangkan dari penghasilan untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Pada akhir tahun tersebut pembentukan cadangan baru juga menjadi faktor pengurang dalam menghitung penghasilan kena pajak. aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan Maia aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Secara ilustratif, Pemohon banding akan tampilkan penafsiran yang benar dan penafsiran yang salah: Direktori Putusan Maia a. Penafsiran yang salah 1 Jan Des Kredit : 1 milyar 2 milyar Cadangan: Pembentukan Cadangan Baru 40 b. Penafsiran yang benar (1) Tidak ada penghapusan Kredit Pembalikan seluruh/sebagian cadangan: a. Cadangan 140 Penghasilan Jan Des Kredit : 1 milyar 2 milyar Cadangan: Pembentukan Cadangan Baru 40 Disesuaikan dengan PMK 81/2009 Tidak ada penghapusan Kredit aia atau b. Cadangan 40 Penghasilan 40 Terjadi Pengakuan Penghasilan 140 atau 40 a. Pembalikan seluruh cadangan: Cadangan 140 Penghasilan 140 dan b. Pembentukan Cadangan Baru dari Kredit yang beredar akhir tahun: Biaya Cad. 120 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori Putusan Maia c. Penafsiran yang benar (2) 1 Jan Des Kredit : 1 milyar 2 milyar Cadangan: Pembentukan Cadangan Baru 40 Terjadi Pengakuan Penghasilan = 20 Tidak ada penghapusan Kredit Perhitungan kembali Cadangan yang dapat dibentuk memperhatikan PMK 81/2009, Jika menghasilkan angka 120, maka kelebihan cadangan diperhitungkan sebagai penghasilan: Cadangan 20 Penghasilan 20 Terjadi Pengakuan Penghasilan 20 aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 17

18 Direktori Putusan Maia KESIMPULAN: Berdasarkan ketentuan dan ilustrasi di atas, maka pembentukan cadangan dan pembalikannya telah dilakukan oleh Pemohon Banding dengan benar dan sesuai ketentuan yang berlaku (PMK No. 81/2009) dengan ilustrasi sebagai berikut: 1 Jan Des Kredit : Cadangan: Pembentukan Cadangan Baru Penghapusa n Kredit Dengan demikian, koreksi Terbanding atas tambahan Penghasilan Luar Usaha sebesar Rp ,- harus dibatalkan karena tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. bahwa berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa yang menjadi pokok sengekata dalam banding ini adalah koreksi Penghasilan Luar Usaha oleh Terbanding yang berasal dari sisa jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih yang tidak digunakan Pemohon Banding pada akhir periode 31 Desember 2009 sebesar Rp ,00; bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 tentang Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan Yang Boleh Dikurangkan Sebagai Biaya, Majelis berpendapat bahwa sebagai Wajib Pajak yang bergerak dalam bidang perbankan (Badan Perkreditan Rakyat (BPR)), Pemohon Banding diperkenankan membentuk jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih pada Neraca per 31 Desember 2009 sebagai antisipasi terhadap risiko adanya Piutang Kredit yang mungkin tidak dapat ditagih, dengan besaran sebagai berikut: Kel. Kredit Saldo Piutang AGUNAN Menurut PMK 81/2009, Cadangan yang dapat dibentuk Rp , maka kelebihan cadangan diperhitungkan sebagai penghasilan: Cadangan Penghasilan Terjadi Pengakuan Penghasilan Dasar Penghitungan Cadangan aia h Agung Republi % Tarif Nilai Cadangan Lancar (L) ,5% KL % Diragukan % Macet % Jumlah Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 18

19 Direktori Putusan Maia bahwa berdasarkan pemeriksaan dokumen Laporan Keuangan Audit Neraca dan Rugi Laba Tahun Pajak 2009, Majelis berpendapat bahwa penghitungan jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih yang tercantum pada Neraca per 31 Desember 2009 oleh Pemohon Banding adalah sebagai berikut: Saldo Awal Cadangan Piutang Tak tertagih Rp Pembentukan Cadangan 2009 Rp Jumlah Pembentukan Cadangan 2009 Rp Penghapusan Kredit (Rp ) Pembalikan Cadangan menjadi Penghasilan (Rp ) Saldo Akhir Cadangan per 31 Des 2009 Rp bahwa berdasarkan pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan tersebut, Majelis berpendapat Pemohon Banding telah benar dalam menghitung jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih yang tercantum pada Neraca per 31 Desember 2009 (termasuk didalamnya terdapat selisih pembulatan), yaitu berjumlah Rp ,00 sesuai dengan Pasal 9 ayat 1 angka (1) huruf (c) Undang-undang No 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-unadng No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Jo. Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009; bahwa menurut Majelis, pendapat Terbanding menyatakan bahwa atas jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih pada akhir tahun 2009 yang berjumlah Rp ,00 yang tidak digunakan untuk menutup kerugian Piutang Tak Tertagih (selisih Saldo Awal per 1 Januari 2009 Cadangan Piutang Tak tertagih sebesar Rp ,00 dan Saldo Akhir Cadangan per 31 Des 2009 sebesar Rp ,00) seharusnya dibalik menjadi Penghasilan Luar Usaha sebesar Rp ,00 adalah tidak tepat dan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan Pasal 9 ayat 1 angka (1) huruf (c) Undang-undang No 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Jo. Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009; bahwa menurut Majelis, jika mengikuti pendapat Terbanding tersebut, maka penghitungan jumlah Cadangan Piutang Tak tertagih yang tercantum pada Neraca per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Saldo Awal Cadangan Piutang Tak tertagih Rp Pembentukan Cadangan 2009 Rp Penghapusan Kredit (Rp ) Pembalikan Cadangan menjadi Penghasilan (Rp ) Pembalikan Cadangan menjadi Penghasilan (Rp ) Saldo Akhir Cadangan per 31 Des 2009 Rp sehingga Saldo Akhir Cadangan per 31 Desember 2009 hanya berjumlah sebesar Rp ,00 padahal menurut ketentuan Pasal 9 ayat 1 angka (1) huruf (c) Undangundang No 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Jo. Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009, Pemohon Banding diperkenankan membentuk Saldo Akhir Cadangan Piutang Tak Tertagih per 31 Desember 2009 sebesar Rp ,00; bahwa menurut Majelis, ketentuan pada Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 yang menyatakan bahwa dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian, jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan, dimaknai bahwa perhitungan adanya penghasilan atau kerugian berkaitan cadangan piutang tak tertagih dengan dilakukan pada saat Piutang dinyatakan benar-benar tidak dapat ditagih atau dihapuskan atau berakhirnya aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 19

20 Menimbang masa kredit, bukan saat akhir periode pembukuan sebagaimana pendapat Terbanding; Direktori Putusan Maia bahwa menurut Majelis, maksud dan tujuan Pasal 9 ayat 1 angka (1) huruf (c) Undang-undang No 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Jo. Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 adalah memberikan pengecualian untuk dapat membentuk dana cadangan yaitu bagi Wajib Pajak yang bergerak dibidang tertentu termasuk perbankan (di dalamnya Pemohon Banding (BPR)) diperbolehkan membentuk Cadangan Piutang Tak tertagih untuk mengantisipasi risiko adanya Piutang Kredit Yang Tidak dapat Tertagih di kemudian hari dan besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tercermin pada Neraca akhir tahun Pemohon Banding; No bahwa dengan demikian, menurut Majelis, Koreksi Penghasilan Luar Usaha yang berasal dar pembalikan Cadangan Piutang Tak tertagih yang berjumlah Rp ,00 tidak dapat dipertahankan; bahwa dengan demikian, Koreksi Positif atas Penghasilan Netto Tahun Pajak 2009 sebesar Rp ,00 yang dipertahankan dan dibatalkan Majelis sebagai berikut: Koreksi Penghasilan Netto Tahun Pajak 2009 Nilai Koreksi (Rp) Mengingat Nilai Koreksi (Rp) Dipertahankan Majelis Nilai Koreksi (Rp) Dibatalkan Majelis 1 Koreksi Peredaran Usaha Jumlah : bahwa dalam sengketa ini tidak terdapat sengketa mengenai kompensasi kerugian; bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak; bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Kredit Pajak; bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya; bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan perundangundangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini; Memutuskan : Menyatakan mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap KEP- 212/WPJ.23/BD.06/2012 tanggal 29 Maret 2012, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2009 Nomor: 00010/206/09/542/11 tanggal 20 April 2011 atas nama: PT. XXX, dengan perhitungan sebagai berikut : Penghasilan Netto (Rugi) Rp ( ,00) PPh Terutang Rp - Kredit Pajak Rp ,00 PPh Kurang (Lebih) Bayar Rp ( ,00) Sanksi Administrasi Pasal 13 (2) UU KUP Rp - PPh Yang Masih Harus (Lebih) Dibayar Rp ( ,00) aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 20

21 Direktori Putusan Maia aia Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 21

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding Direktori : PUT.46543/PP/M.XII/12/2013 Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN YANG BOLEH DIKURANGKAN SEBAGAI BIAYA

SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN YANG BOLEH DIKURANGKAN SEBAGAI BIAYA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN YANG BOLEH DIKURANGKAN SEBAGAI BIAYA MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.42727/PP/M.I/15/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Penghasilan Badan : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : : Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43000/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1716/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA AKUNTANSI PIUTANG PIUTANG Merupakan bagian dari aset lancar yang diharapkan dapat direalisasikan dalam siklus aset operasi berjalan. Jenis piutang menurut sumber terjadinya: Piutang usaha (account receivable-a/r):

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 219/PMK.011/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 219/PMK.011/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 219/PMK.011/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak : Put-44300/PP/M.I/15/2013 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut: Direktori : PUT. Putusan 44513/PP/M.XIV/15/2013 Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : Koreksi positif atas Biaya Usaha Lainnya berupa Biaya yang dikoreksi

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

STIE Putra Perdana. Indonesia

STIE Putra Perdana. Indonesia Koreksi Fiskal Positip Atas Biaya Penyisihan Kerugian Aset Produktif Dan Tidak Optimalnya Pemanfaatan Fasilitas Berupa Pengurangan Tarif Pajak Akibat Pemulihan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif Pada

Lebih terperinci

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M No.73, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Modal Minimum. Modal Inti Minimum. Bank. Perkreditan Rakyat. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5686) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 219/PMK.011/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 219/PMK.011/2012 TENTANG Peraturan Peraturan Menteri Keuangan - 219/PMK.011/2012, 21 Des 2012 PencarianPeraturan Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 219/PMK.011/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : Put-41148/PP/M.XIII/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak : Put-41148/PP/M.XIII/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak : Put-41148/PP/M.XIII/15/2012 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi atas Koreksi Penghasilan

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS BATANG TUBUH PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.03/... TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1714/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014 Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : Pajak Penghasilan Pasal

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT108077.16/2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM RANGKA PEMBELIAN KREDIT OLEH BANK DARI BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011 Jenis Pajak : PPh Badan; Tahun Pajak : 2006; Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam banding ini adalah Koreksi Terbanding atas penghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir tahun adalah saat dimana perusahaan membuat laporan keuangan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menggunakannya. Pengguna informasi dalam

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 66 /POJK.03/2016 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Badan Perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan beban antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp Putusan Pengadilan Pajak : Put.40641/PP/M.II/15/2012 Nomor Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun

Lebih terperinci

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Oleh Iwan Sidharta, MM. BIAYA PENGURANG PKP Oleh Iwan Sidharta, MM. Biaya Berkaitan dengan Kerugian Kerugian; Kerugian yang berasal dari beberapa kegiatan yang sudah direalisasikan dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun terjadinya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Bank Perkreditan Rakyat

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap gugatan terhadap

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam Gugatan ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

Peredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp

Peredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-87217/PP/M.IA/16/2017 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa Nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

Lebih terperinci

1. Koreksi atas Piutang tak tertagih sebesar Rp ,00,

1. Koreksi atas Piutang tak tertagih sebesar Rp ,00, Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51701/PP/M.IIA/15/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut: Putusan Nomor : Put- 87938/PP/M.XVIB/25/2017 Jenis Pajak : PPh Final Pasal 4 ayat (2) Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa pelaksanaan Pasal 9 ayat (1) huruf b

Lebih terperinci

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 2134/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust : Put. 43692/PP/M.XV/16/2013 Mahkamaa Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp Putusan Nomor : 80394/PP/M.IIA/15/2017 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berhubung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Pajak. Pengampunan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5899) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43787/PP/M.XVI/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1983 Tanggal 31 Desember Presiden Republik Indonesia,

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1983 Tanggal 31 Desember Presiden Republik Indonesia, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1983 Tanggal 31 Desember 1983 Presiden Republik Indonesia, Menimbang: Bahwa pelaksanaan Pasal 9 ayat (1) huruf b dan

Lebih terperinci

Administrasi Pajak Bisnis Lembaga Perbankan

Administrasi Pajak Bisnis Lembaga Perbankan Administrasi Pajak Bisnis Lembaga Perbankan Disadur dari Buku Panduan Pajak 2010-2011 yang diterbitkan oleh Koperasi Pegawai Kantor Pusat Direktorat Jendral Pajak Bank adalah lembaga yang berperan sebagai

Lebih terperinci

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.57329/PP/M.XVIIIB/15/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding sebesar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final. Tahun Pajak : 2002

Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final. Tahun Pajak : 2002 Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final Tahun Pajak : 2002 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi positif Dasar Pengenaan

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan kejelasan bagi masyarakat dalam memahami

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan

Lebih terperinci

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : 51610/PP/M.XVIIIB/12/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berhubung telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 133/B/PK/PJK/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

RUGI LABA BIAYA FISKAL

RUGI LABA BIAYA FISKAL RUGI LABA BIAYA FISKAL BIAYA YANG TIDAK DAPAT DIJADIKAN PENGURANG PENGHASILAN (PASAL 9) Pengeluaran untuk pemegang saham atau pihak yang memillki hubungan istimewa beserta orang-orang yang menjadi tanggungannya.

Lebih terperinci

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Perkreditan Rakyat ----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan kejelasan

Lebih terperinci

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00); Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62435/PP/M.VIIIA/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PMK.06/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PMK.06/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PMK.06/2014 TENTANG TENTANG PENENTUAN KUALITAS PIUTANG DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 76 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT -1- DAFTAR ISI BAB I : PENJELASAN UMUM 2 BAB II : PEDOMAN

Lebih terperinci

2015, No yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tentang

2015, No yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tentang No.1747, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Piutang. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207/PMK.010/2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENIMBANG: a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia`yang

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 760/B/PK/Pjk/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang No.82, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Konvensional. Jangka Pendek. Likuiditas. Pinjaman. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6044) PERATURAN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah, pos Penghasilan Luar Usaha

Lebih terperinci

2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00)

2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00) Putusan Nomor : Put.73686/PP/M.XVIIIA/10/2016 Jenis Pajak : PPh Pasal 21 Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah koreksi positif Terbanding

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI UNTUK PENGUSAHA PABRIK ATAU IMPORTIR BARANG KENA CUKAI YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PELEKATAN PITA CUKAI MENTERI

Lebih terperinci

-3- BAB I KETENTUAN UMUM

-3- BAB I KETENTUAN UMUM -2- c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tentang Kebijakan Akuntansi Piutang

Lebih terperinci

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72331/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak : bahwa yang menjadi sengketa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA Menimbang : MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Piutang

Lebih terperinci

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT- 49617/PP/M.XIII/16/213 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG. PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG. 1 ALUR KUP WP SPT SKP Inkraacht 3 bulan (dikrim) Daftar Inkraacht Pemeriksaan Keberatan Inkraacht 5 tahun 3 bulan(dite rima)

Lebih terperinci

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO Oleh: I s r o a h, M.Si. isroah@uny.ac.id PRODI/JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 PAJAK PENGHASILAN UMUM

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Dokumen ini diunduh dari situs http:// dan bukan merupakan salinan otentik putusan pengadilan. P U T U S A N Nomor. 60/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1715/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2010

Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2010 Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015 Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding adalah Koreksi Jumlah Penghasilan Neto

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-108209.16/2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci