BAB II KAJIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Pada dasarnya penyelenggaraan pendidikan memerlukan sarana pembelajaran, perpustakaan merupakan salah satunya. Hassan dalam Hardi (2005: 14) menyatakan bahwa perpustakaan adalah pusat pembelajaran (learning center) yang berfungsi sebagai agen perubahan sosial yang meningkatkan kualitas kehidupan dengan memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan formal yang berada pada level teratas sudah sepatutnya memiliki perpustakaan, karena perpustakaan dapat berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi serta benyak memberikan kontribusi dalam penyebaran informasi ilmiah di bidang pendidikan. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (1994: 3) disebutkan definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah : Suatu unit pelaksana teknis perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang didirikan oleh perguruan tinggi sebagai penunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya baik sivitas akademika itu sendiri ataupun pengguna dari luar perguruan tinggi yang memiliki hak menggunakan perpustakaan. 2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan, menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah:

2 1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi. 2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga indusri lokal. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan daripada perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah di perpustakaan tersebut dan selalu melayani pengguna (mahasiswa) selama menjalankan pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan. Agar tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan perguruan tinggi harus menjalankan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan perguruan tinggi menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004: 3) adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. 3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. 4. Fungsi Rekreasi

3 Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan. 5. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga erguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademik. 6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Sesuai dengan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi dengan fungsinya dapat mendukung program pendidikan, pengajaran, serta penelitian dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan dan melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi. Dalam melaksanakan tujuannya, perpustakaan perguruan tinggi juga manjalankan fungsinya yaitu fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, fungsi deposit, dan fungsi interpretasi. 2.3 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi Koleksi perpustakaan perguruan tinggi gunanya melayani keperluan mahasiswa dari tingkat persiapan sampai menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang bergabung dalam perguruan tinggi yang bersangkutan. Koleksi perpustakaan univeritas harus sesuai dengan bidang-bidang yang dicakupi universitas yang membawahinya, sedangkan perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi dan perpustakaan sekolah tinggi atau institut terbatas bidang lingkup lembaga pendidikan di mana ia tergabung. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tinggi (1994: 3) Koleksi Perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan,

4 diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan akan informasi. Dalam Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979:38) dinyatakan bahwa yang menjadi koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah: a. Buku teks. b. Buku referens, termasuk indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedi dan katalog. c. pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain bidang studi dasar. d. Penerbitan berkala, seperti majalah dan surat kabar. e. penerbitan perguruan tinggi, tidak hanya tempat perguruan tinggi bernaung tetapi juga penerbutan perguruan tinggi lainnya. f. penerbitan pemerintah, terutama penerbitan-penerbitan resmi, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan. g. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan daerah tertentu dan subjek tertentu. h. koleksi bukan buku, yang berupa koleksi audio-visual, seperti film, tape, kaset, piringan hitam, video tape dan compact disk (cd). 2.4 Konsep Kebutuhan Informasi Pada dasarnya setiap manusia butuh akan informasi, dimana dengan adanya informasi menjadikan manusia itu sendiri kaya akan pengetahuan baik itu yang bersifat ilmiah maupun sosial. Menurut Krikelas dalam Ishak (1983: 5), definisi kebutuhan informasi sebagai berikut, when the current state of possessed knowledge is less than needed, yang berarti bahwa kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong untuk mencari informasi. Sesuai pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa definisi kebutuhan informasi adalah sesuatu yang datang dari diri sesorang atas tuntutan untuk mengetahui sesuatu dalam rangka mengatasi segala kekurangan pengetahuannya.

5 Kebutuhan informasi pemakai selalu berubah dan berkembang, sehingga sulit untuk menentukannya secara tepat. Alasan tersebut didukung oleh pendapat Moores (1981: 83) yang menyatakan bahwa They have customer s needs that are changing all the time. Understanding how these needs are changing is obviously an essential element when designing future service. Pendapat Moores tersebut dapat di artikan yaitu bahwa perpustakaan memiliki pemakai yang kebutuhannya terus berubah. Memahami bagaimana kebutuhan itu berubah merupakan unsur penting dalam perencanaan layanan informasi dimasa mendatang. Pada umumnya pengguna perpustakaan membutuhkan informasi yang cepat dan beragam, artinya pengguna perpustakaan tidak hanya membutuhkan informasi sesuai bidang yang sedang didalami tetapi juga sering kali membutuhkan informasi lain untuk memperkaya ilmunya, untuk itu dibuthkan adanya pelayanan perpustakaan yang senantasa dapat memuaskan pemaka atau pengguna perpustakaan. Mendukung pernyataan diatas, Chaudry (1993: 8) mengungkapkan: Bila pengelola informasi bisa memahami kebutuhan informasi pemakai, maka akan membantu dalam pengembangan layanan perpustakaan, diantaranya: a) peningkatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan layanan yang sudah ada, b) usaha apa saja yang harus dilakukan agar layanan dan sumber informasi perpustakaan diketahui secara lebih baik oleh pemakai, dan c) program kerja apa saja yang dapat dijalankan untuk mempertemukan layanan yang ada dengan kebiasaan pencarian informasi pemakai. Bagi pihak perpustakaan sebagai penyedia informasi, dengan memahami kebutuhan informasi pemakai dapat menjadikan tujuan perpustakaan akan lebih mudah tercapai Sebagai bahan reverensi pernyataan diatas, Chowdhury dalam Ishak (2006: 93), mengatakan bahwa kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi permasalahan tentang subjek tertentu. Selanjutnya Chowdhury menyatakan sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain a) mempunyai

6 konsep yang relatif, b) berubah pada periode tertentu, c) berbeda antara satu orang dengan orang lain, d) dipengaruhi oleh lingkungan, e) sulit diukur secara kuantitas, f) sulit diekspresikan, g) seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi lain. Dari pendapat Chowdury di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kebutuhan informasi pemakai memiliki sifat-sifat antara lain: 1) kebutuhan informasi selalu relative, 2) kebutuhan informasi pemakai selalu berubah pada waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan pemakai pada bidang tertentu atau tugas tertentu, 3) kebutuhan informasi pemakai selalu berbeda setiap orang, hal ini disebabkan karena bidang yang sedang di jalani berbeda, serta tingkatan usia dan pendidikan yang berbeda antara pemakai, 3) kebutuhan informasi tidak dapat terhitung oleh karena kebutuhan setiap pemakai terhadap informasi salalu tak terbatas setiap waktu, 4) kebutuhan informasi pemakai sulit diekspresikan karena kebutuhan akan informasi selalu lahir dalam pikiran dan jiwa pemakai, 5) kebutuhan informasi akan selalu berubah dan tidak terbatas, artinya ketika seseorang menerima informasi, akan timbul kembali keinginan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui pemakai Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Manusia merasa membutuhkan informasi karena adanya faktorfaktor tertentu yang mendorongnya untuk mencari informasi, sesuai dengan pendapat Nicholas dalam Ishak (2006: 93), Ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu: a) jenis pekerjaan, b) personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi, ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan, c) waktu, d) akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi), dan e) sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi.

7 Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya seseorang merasa terdorong untuk mencari informasi karena adanya beberapa aspek yang mempengaruhinya antara lain: 1. Aspek jenis pekerjaan 2. Aspek personalitas yaitu psikologi 3. Aspek waktu 4. Aspek akses penelusuran informasi. Dan 5. Aspek Sumber daya teknologi Sementara itu Crawford dalam Devadason (1996) menyatakan bahwa kebutuhan informasi tergantung pada, kegiatan pekerjaan, disiplin ilmu, tersedianya berbagai fasilitas, jenjang jabatan individu, faktor motivasi terhadap kebutuhan informasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk mencari gagasan baru, kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang tepat, kebutuhan untuk memberikan kontribusi profesional dan kebutuhan untuk melakukan penemuan baru Karakteristik kebutuhan informasi Kebutuhan informasi memiliki karakteristik-karakteristik tertentu sebagai acuan dalam menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi pemakain/pengguna perpustakaan, sebagaimana Nicholas dalam Ishak (2006: 93) menyatakan bahwa kebutuhan informasi memiliki sebelas karaktersitik Pokok masalah (Subject), antara lain: a. Subjek yang terkandung dalam suatu informasi merupakan karakteristik kebutuhan informasi yang paling jelas dan segera terlihat. Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan dalam menguraikan pokok masalah, yaitu: 1) berapa banyak pokok masalah yang terkandung dalam suatu informasi, 2) seberapa jauh kedalaman pokok masalah itu, dan 3) apakah terdapat masalah dalam menentukan subjek yang lebih rinci b Fungsi (Function) Setiap pemakai informasi memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam memanfaatkan informasi, tergantung pada kegiatan dan hasil kegiatan dari pemakai informasi. Pada dasarnya pemakai membutuhkan informasi dengan tujuan untuk memenuhi lima fungsi pokok, yaitu, 1) fungsi temuan (fact-finding), 2) fungsi aktualisasi informasi (current awareness), 3) fungsi penelitian

8 (research), 4) fungsi penyegaran (briefing), dan 5) fungsi pendorong (stimulus). c. Sifat (Nature) Sifat informasi merujuk pada ciri esensial yang ada pada suatu informasi, yaitu apakah informasi itu memiliki salah satu sifat berikut, seperti, berubah pada periode tertentu, atau kebutuhan informasi berbeda antara satu orang dengan yang lainnya d. Tingkat intelektual (Intelectual Level) Informasi baru dapat dipahami secara efektif oleh pemakai bila memiliki prasyarat keluasan pengetahuan minimum atau tingkat kecerdasan tertentu. Sehingga dalam konsep kebutuhan informasi terkandung karakteristik yang berkaitan dengan tingkat intelektual pemakai. e. Titik pandang (Viewpoint) Informasi dalam ilmu sosial sering dituangkan dengan titik pandang atau pendekatan tertentu. Untuk memudahkan titik pandang tersebut maka dibuat kategori berdasarkan pada pemikiran, orientasi politik, pendekatan positif negatif, dan orientasi disiplin ilmu. f. Kuantitas (Quantity) Pemakai informasi membutuhkan jumlah atau kuantitas yang berbeda dalam memenuhi keperluan tugas pekerjaan atau dalam memecahkan suatu permasalahan. Jumlah informasi yang dibutuhkan sangat tergantung pada sifat individu pemakai, artinya setiap pemakai dianggap mampu menentukan batasan kebutuhan informasi masing-masing g. Kualitas (Quality) Kualitas kebutuhan informasi sangat tergantung pada sifat individu pemakai informasi. Sehingga keputusan penggunaan informasi berdasarkan pada kualitas ini bersifat pribadi. Untuk dapat melakukan pemilihan kebutuhan informasi berdasarkan kualitas secara tepat, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap pemakai informasi. h. Batas waktu informasi (Date) Untuk memahami kebutuhan informasi pemakai berdasarkan karakteristik batas waktu informasi, ada dua pertanyaan yang harus diajukan. Pertanyaan tersebut adalah, 1) seberapa lama informasi masa lampau yang diperlukan?, dan 2) seberapa baru informasi yang diperoleh?. Pertimbangan utama yang menentukan ialah berapa lama umur informasi dalam simpanan berkas yang ada. Informasi pada setiap disiplin ilmu yang ada akan memiliki umur penyimpanan berkas informasi berbeda-beda. i Kecepatan pengiriman (Speed of delivery) Informasi diupayakan secepatnya sampai pada pemakai, dan diharapkan tidak terhenti dalam masa transit atau penyebarannya, sehingga aktualitas informasi dapat dijaga. Hal

9 j k ini berarti informasi jangan sampai tidak up-to-date kemanfaatannya. Tempat asal publikasi (Place) Bagi pemakai informasi, tempat asal publikasi bisa menjadi masalah. Masalah tersebut berhubungan dengan tiga hal utama, yaitu, 1) pokok masalah dalam informasi, 2) posisi pengguna, dan 3) kelancaran bahasa Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and Packaging) Pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian informasi dari pokok pikiran dan riset yang sama, sedangkan pengemasan berkaitan dengan tampilan luar atau bentuk fisik dari informasi. 2.5 Pemanfaatan Layanan Digital Suatu layanan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna harus memperhatikan aspek ruang, seperti halnya yang diungkapkan oleh Siregar (2006: 69-70) bahwa Tata ruang yang ditata dengan baik akan memberikan kemudahan kepada pengguna dan staf perpustakaan, beliau juga mengatakan bahwa Transfer informasi yang efektif sangat tergantung pada kualitas staf perpustakaan. Selanjutnya beliau juga menyatakan bahwa Suatu lingkungan kerja yang nyaman bagi staf juga perlu dikembangkan untuk meningkatkan rasa bangga dan percaya diri mereka dalam melayani pengguna perpustakaan. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa suatu layanan perpustakaan dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia informasi harus memperhatikan aspek tataruang, kualitas staf perpustakaan, serta lingkungan kerja yang nyaman sehingga proses pelayanan akan berlangsung dengan baik Pada layanan perpustakaan khususnya layanan digital tersedia koleksi dalam bentuk digital. Hal ini sejalan dengan kondisi saat ini dimana koleksi perpustakaan dalam bentuk digital sangat diperlukan untuk mendukung program perpustakaan dalam menjalankan proses pendidikan di organisasi induknya. Adapun cara yang harus dilakukan oleh organisasi induk perpustakaan dalam menjalankan peranan perpustakaan, mendukung

10 proses pendidikan yaitu seperti yang dikatakan oleh Supriyanto (2002: 2) yaitu dengan cara: 1. Mengintegrasikan perpustakaan (koleksi, akses informasi dan sumberdaya lainnya) ke dalam kurikulum dan proses pendidikan. 2. Mengembangkan fakultas dan jurusan dalam pengembangan kurikulum yang berdasarkan sumber informasi yang tersedia di dan atau dapat diakses lewat perpustakaan. 3. Meningkatkan ketersediaan dan keterpakaian sumberdaya informasi yang ada di Peprutakaan, organisasi induknya dan juga yang ada di luar Perpustakaan. 2.6 Koleksi Terbitan Berseri Koleksi terbitan berseri atau terbitan berkala merupakan salah satu koleksi yang ada di perpustakaan. Menurut Lasa (1994:13) bahwa : terbitan berseri biasanya direncanakan untuk terbit terus menerus dalam jangka waktu yang tidak terbatas, dikelola oleh sekelompok orang yang pada umumnya disebut redaksi. Menurut Siregar (1998:15) terbitan berseri terbagi kedalam 12jenis terbitan, antara lain : 1. Umum, adalah majalah yang memuat tulisan-tulisan berbagai bidang tertentu, seperti warna sari, Inti Sari, dan lain-lain. 2. Khusus adalah majalah yang memuat tulisan-yulisan tentang bidang tertentu, seperti kesehatan, kedokteran, manajemen, pendidikan, komputer, dan lain-lain. Jenis-jenis terbitan berkala : 1. Majalah (magazine) 2. Serial (serials) termasuk periodical, annual laporan tahunan, year book (buku tahunan), proceeding. 3. Bulletin, diterbitkan oleh badan pemerintah, perkumpulan, badan lain, biasanya diberi nomor urutan. 4. Pamplet (pamphlet), terdiri dari beberapa halama tanpa jilid. 5. Abstrak (abstract) 6. Annual. 7. Brosur (brochure) 8. Kumulatif (commulative), merupakan bibliografi untuk satu tahun atau periode tertentu. 9. harian (daily), misal surat khusus. 10. Jurnal (journal), penerbitan khusus oleh satu badan perkumpulan, memuat hal yang baru dan laporan untuk hal-hal khusus. 11. Berita (news)

11 12. laporan (reports), deterbitkan oleh badan tertentu, instansi. Dari jenis-jenis terbitan berseri yang di sebutkan diatas, penulis hanya membahas mengenai jurnal, khusus jurnal elektonik. 2.7 Jurnal Jurnal merupakan salah satu koleksi perpustakaan yang paling dibutuhkan oleh pengguna untuk menemukan informasi tentang penemuan ilmiah terkini (current). Dalam hal pengelompokkan koleksi perpustakaan, pada dasarnya jurnal termasuk ke dalam kategori koleksi serial. Dalam buku Panduan Perpustakaan Universitas, Siregar (2001: 14) mengemukakan bahwa, Koleksi serial adalah semua bahan pustaka yang diterbitkan secara berlanjut bukan terbitan tunggal (monograph) seperti buku. Koleksi ini terdiri dari jurnal, majalah, surat kabar dan terbitan berkala lainnya. Adapun pengertian jurnal menurut pendapat HighBeam TM Research, Inc (2005:1) adalah: Journal is the collection and periodic publication or transmission of news and the result of research through media, artinya bahwa jurnal merupakan suatu koleksi dan terbitan berkala atau transmisi mengenai berita dan hasil-hasil penelitian mengenai media. Definisi lain menurut Ensiklopedi Pers Indonesia (1991 : 111), dinyatakan bahwa, jurnal ialah nama lain untuk majalah berkala, surat kabar harian atau suatu tulisan bergaya mencatat peristiwa-peristiwa dari waktu ke waktu secara berurutan (kronologis). Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa jurnal merupakan suatu terbitan berkala yang berbentuk majalah yang isinya bersifat informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya mutakhir dalam kajian ilmu pengetahuan Jenis-jenis Jurnal Pada umumnya jurnal terbagi ke dalam dua jenis yaitu jurnal tercetak dan jurnal elektronik. Seiring dengan perkembangan teknologi

12 dan informasi, jenis jurnal makin beraneka ragam, sebagaimana Chen (2001 : 365) mengkategorikan jenis jurnal sebagai berikut : (1) Print Only (P), These were titles that are only available in print format, (2) Electronic Priced Separately (E), These were journals with electronic version that were available with surcharge or were priced separately, (3) Combination Price (C), these were the electronic version of print journals that were offered free online with print subscription, (4), Aggregated Pricing (A), titles that were available for purchase as a collection through publisher. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa jurbal terbagi atas 4 (empat) jenis, antara lain: 1. Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk tercetak. 2. Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk elektronik 3. Jurnal versi elektronik dari jurnal yang terbitan tercetak 4. Jurnal elektronik yang terbit hanya dalam bentuk online Jurnal Elektronik Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan perguruan tinggi sebagai badan pengelola informasi dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan yang sedang terjadi. Pengguna perpustakaan atau dalam hal ini sivitas akademika sebagai subjek pencari informasi sangat membutuhkan akan penerimaan informasi secara cepat, hemat waktu, biaya serta tenaga. Pada era teknologi informasi ini koleksi tercetak pada perpustakaan tidak cukup untuk menjawab tantangan akan perkembangan zaman. Jurnal elektronik merupakan bagian dari koleksi terbitan berseri dimana memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan jurnal tercetak. Hal ini menyebabkan pengguna lebih memilih menggunakan jurnal elektronik dibandingkan jurnal tercetak, selain hemat waktu juga bisa menghemat biaya dan tenaga, sesuai dengan pendapat Tresnawan (2005 : 2) yang menyatakan bahwa: Dibandingkan dengan jurnal tercetak jurnal elektronik memiliki beberapa kelebihan, diantaranya dari segi kemuktahiran. Jurnal elektronik sering kali sudah terbit sebelum jurnal cetak diterbitkan

13 sehingga dalam kecepatan penerimaan informasi jauh lebih menguntungkan. Selanjutnya mengenai perbandingan jurnal elektronik dengan jurnal tercetak menurut Tresnawan (2005: 2) dapat dipaparkan pada tableberikut ini : Tabel 1. Perbandingan Jurnal Elektronik dan Jurnal Tercetak No Kriteria Elektronik Tercetak 1 Kemuktahiran Mutakhir Mutakhir 2 Kecepatan diterima Cepat Lambat 3 Penyimpanan Sangat mengirit Makan Tempat tempat 4 Pemanfaatan 24 Jam Terbatas Jam buka 5 Kesempatan akses Bisa bersamaan Antri 6 Penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat 7 Waktu penelusuran Cepat Lama 8 Keamanan Lebih aman Kurang aman 9 Manipulasi Sangat mudah Tidak bisa dokumen 10 Langganan dengan Judul bias lebih Judul lebih sedikit harga yang sama banyak 11 Harga total langganan Jauh lebih murah Lebih mahal Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jurnal elektronik lebih banyak memiliki nilai lebih dibandingkan dengan jurnal tercetak baik itu dari aspek kemuktahiran, penyimpanan, serta pemanfaatannya. Dengan adanya kelebihan yang dimiliki jurnal elektronik dapat lebih memudahkan pengguna dalam mencari informasi khususnya dalam hal penelusuran jurnal online/elektronik, namun disamping itu jurnal elektronik memiliki kelemahan dimana untuk mengakses jurnal harus melalui media yaitu

14 komputer yang tentunya membutuhkan listrik, jadi apabila terjadi pemadaman listrik jurnal online pun tidak dapat diakses. Perpustakaan dalam hal ini tentunya perlu meyediakan koleksi selain koleksi tercetak yang sudah ada demi memenuhi tu.ntutan perkembangan IPTEK yang sedang terjadi yaitu salah satunya dengan menyediakan koleksi elektronik. Tresnawan (2004 : 1) menyatakan bahwa Salah satu sumber informasi di intrnet untuk pengembangan layanan perpustakaan adalah jurnal elektronik (e-journal). Dengan adanya koleksi elektronik diharapkan perpustakaan dapat menyediakan informasi sesuai dengan kriteria informasi yang di butuhkan oleh sivitas akademika yaitu cepat, hemat waktu, biaya serta tenaga, dan terkini Pengertian Jurnal elektronik Pada umumnya telah diketahui bahwa jurnal elektronik merupakan jurnal yang berbentuk digital/tidak tercetak atau sering kita kenal dengan jurnal online, sebagaimana para pakar berikut mendefinisikan tentang jurnal elektronik, antara lain : Tresnawan dalam artikelnya Jurnal elektonik (2005 ; 1), menyebutkan bahwa Jurnal elektronik adalah terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi bentuk elektronik, biasanya terdiri dari tiga format, yaitu teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk pdf). Adapun menurut LIPI (2005 : 1), Jurnal elektonik (E-journal) adalah sarana berbasis web untuk mengelola sebuah jurnal ilmiah maupun non ilmiah. Sarana ini disediakan sebagai wadah bagi pengelola, penulis dan pembaca karya-karya ilmiah.. Dari pendapat di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa jurnal elektronik merupakan jurnal yang tersedia melalui media elektronik atau web yang telah diformat sedemikian mudah untuk pengguna yang membutuhkan informasi ilmiah.

15 Jenis Jurnal Elektronik Jurnal merupakan majalah yang terbit secara berkala. Pada umumnya sebelum era digitalisasi jurnal terbit hanya dalam bentuk tercetak sama halnya dengan buku yang biasa kita gunakan. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang informasi, segala sesuatu selalu tidak terlepas dengan masalah elektronik hingga masuk ke dunia perpustakaan sekalipun. Dengan masuknya era digital atau elektronik, hal ini berimbas kepada upaya perpustakaan dalam menyesuaikan koleksi yang dimilki dengan perkembangan teknologi informasi yang sedang berkembang. Oleh sebab itu sudah sepatutnya perpustakaan mengadakan koleksi elektronik sebagai pendamping atau pengganti sekalipun koleksi tercetak yang sudah tersedia sebelumnya. Sesuai dengan perkembangan dunia elektronik yang sedang terjadi, salah satu upaya perpustakaan dalam pengelolaan koleksi terbitan berseri atau serial maka jurnal pun dimungkinkan diterbitkan dalam bentuk elektronik (digital). Rowley (1998 : 379) menyatakan bahwa, Electronic journals take two different forms : 1. journal that are otherwise puibhlished in print form, available in digital form, 2. electronic-only journals, wich do not necessarily need a published. Pendapat diatas dapat diartikan bahwa jurnal saat ini terdiri dari jurnal yang selain diterbitkan bentuk cetak, tersedia pula dalam bentuk digital atau CD-ROM, dan Jurnal yang memang hanya diterbitkan secara online Jurnal Elektronik Berbasis Web Bradley dalam Muntashir (2005 : 9), menyatakan pada dasarnya jurnal online adalah suatu jurnal yang dikonversi kedalam bentuk digital dan ditempatkan pada database yang hanya biasa diakses melalui internet. Sesuai dengan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jurnal berbasis web atau yang kita kenal dengan jurnal online merupakan jurnal yang dalam waktu kita mengaksesnya membutuhkan media yaitu internet.

16 Jurnal dalam internet bisa kita download secara berlangganan dengan ataupun secara gratis (free) Jurnal Elektronik Berbentuk CD-ROM Selain mengadakan jurnal online berbasis web, perpustakaan dituntut juga untuk menyediakan jurnal dalam bentuk CD-ROM (Compact Disc Read Only memory). Hal ini dimaksudkan untuk lebih memudahkan pengguna agar lebih cepat dalam mengaksesnya ketika pengguna membutuhkan jurnal dalam waktu yang singkat tanpa harus mengakses internet yang memakan waktu lebih banyak daripada mengakses melalui CD-ROM. Jurnal elektronik dalam bentuk CD-ROM merupakan jurnal yang penyediaannya dalam bentuk CD (Compact Disc), yaitu disket yang berbentuk cakram yang hanya bisa diakses dengan sistem penelusuran informasi. Siregar (1997) mendefinisikan CD-ROM yaitu sebagai jenis disket yang diciptakan dengan teknologi optical (laser) yang terbuat dari bahan plastic dan silicon, berbentuk piringan dengan diameter 12 cm dan tebal 1 mm. Selain itu Bamford dalam Muntashir (2005 : 10) menyatakan: CD-ROM merupakan temuan baru teknologi informasi, berbentuk fisik cakram, dengan diameter 120 mm (12cm), dengan ketebalan 1,2 mm, yang terbuat dari polycarbonate, dengan lapisan mengkilat, tempat informasi disimpan, dan hanya satu sisi dari disc itu yang dapat digunakan untuk menyimpan informasi. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa defimisi CD-ROM adalah suatu benda berbentuk cakram dimana informasi tersedia didalamnya tergantung informasi apa yang disimpan termasuk jurnal, dengan media aksesnya menggunakan komputer. 2.8 Pemanfaatan Jurnal Elektronik Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna dalam menggunakan jurnal dalam hal mencari informasi yang

17 dibutuhkan. Informasi dalam jurnal bersifat ilmiah serta mutakhir dan melingkupi barbagai cabang ilmu pengetahuan. Definisi di atas merupakan pengembangan dari pengertian pemanfaatan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003: 711) yang menyebutkan bahwa pemanfaatan mengandung arti yaitu proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri Strategi Pemanfaatan/Penelusuran Jurnal Elektronik Ketika pengguna informasi membutuhkan informasi yang cepat dan tepat, pengguna informasi harus melakukan strategi penelusuran informasi, yang salah satunya yaitu menelusur dengan memasukkan keyword ke dalam search engine yang telah tersedia. Dikaitkan dengan kegiatan perpustakaan perlunya strategi penelusuran informasi dapat kita lihat menurut pendapat Pendit (2008: 119) yang mengatakan bahwa: Dibidang perpustakaan dan informasi, keberakasaraan informasi ini segera dikaitkan dengan kemampuan mengakses dan memanfaatkana secara benar sejumlah informasi yang tersedia di internet. Hal yang perlu di perhatikan dalam memanfaatkan teknologi internet ini pengguna (user) diharapkan memiliki pengetahuan atau keterampilan dalam menelusur informasi serta mengetahui strategi penelusuran agar dalam penelusuran bisa lebih efektif dan efisien. Mengingat hal tersebut diatas maka pengetahuan tentang strategi penelusuran jurnal elektronik perlu dimiliki oleh siapa saja yang memanfaatkan internet sebagai sumber dalam mencari informasi (jurnal elektronik) agar pemakaian fasilitas on-line yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal. Secara singkat mengapa strategi penelusuran jurnal elektronik di internet ini diperlukan karena: 1. Informasi yang tersedia sangat banyak dan luas dan beraneka ragam 2. Untuk memperoleh informasi yang relevan 3. Untuk menghamat waktu pencarian 4. Untuk mempermudah pencarian

18 Menentukan kata kunci Penentuan kata kunci adalah suatu hal sangat menentukan hasil penelusuran, oleh sebab itu dalam memasukkan kata kunci harus diketik dengan benar, kesalahan dalam penulisan walaupun hanya satu huruf dapat menyebabkan hasil pencarian yang berbeda dari apa yang kita inginkan, setiap patah kata yang dimasukkan ke dalam kotak pencarian akan dicari sesuai dengan apa yang kita ketikkan. Selain cara pengetikkan kata kunci dengan benar, juga harus memilih kata kunci yang sesuai dengan konteks dari subyek yang diinginkan, caranya adalah dengan menggali kata kunci apa saja yang bisa dipakai, dengan melihat cakupan subyek tersebut. Untuk mengetahui/menggali kata kunci yang tepat ada beberapa cara, yaitu antara lain dengan melihat kamus, ensiklopedi, thesaurus, membaca buku, atau menanyakan kepada pakar. Hal lain yang perlu diperhatikan untuk menentukan kata kunci adalah dengan memperhatikan sinonim, singkatan, perubahan kata dasar, istilah ilmiah dan sebagainya. Pemilihan kata kunci ini sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu sebelum kita melakukan penelusuran, apabila kita menentukan pada saat melakukan penelusuran akan berakibat selain kemungkinan kesalahan pemilihan kata kunci juga akan memerlukan waktu lama. Mendukung penjelasan diatas, Chowdhury menguraikan tentang pencarian terpasang (online) dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Pelajari topik yang akan dicari sampai paham, apa sebenarnya yang diperlukan oleh pencari informasi 2. Dapatkan akses ke sebuah jasa informasi terpasang 3. Mandaftar (logon) ke penyedia jasa yang dilanggan 4. Memilih pangkalan data yang sesuai dengan kebutuhan pencari informasi 5. Merumuskan pertanyaan untuk memulai pencarian informasi 6. Memilih format tampilan 7. Merumuskan kembali pertanyaan, jika diperlukan 8. Menetapkan modus pengiriman hasil pencarian. Sesuai pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa dalam penelusuran informasi, pencari informasi perlu melakukan langkahlangkah antara lain: perlunya mempelajari topik sebelum menelusur, akses

19 ke sebuah jasa informasi, mendaftar kesebuah penyedia informasi, memilih pangkalan data yang relevan dengan kebutuhan, merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan penelusuran, memilih format tampilan, merumuskan kembali pertanyaan, menetapkan modul pengiriman Fasilitas Pencarian Informasi dalam Internet Banyak tersedia fasilitas pencarian pada search engine, secara umum fasilitas tersebut hampir ada pada mesin pencari seperti : 1. Logika Boolean (Boolean logic) AND, OR, NOT, pada saat menelusur bisa memperluas maupun memfokuskan dengan amenggunakan operator ini 2. Frasa (Phrase search), yaitu penggabungan beberapa kata agar tidak tidak ditelusur secara terpisah oleh mesin pencari 3. Pemenggalan (Truncation), yaitu fasilitas untuk memenggal kata 4. Pembatasan field, fasilitas ini dipergunakan untuk penelusur yang ingin membatasi format tertentu yang diinginkan, misalnya format pdf., ppt., doc dan sebagainya 5. Langsung ke alamat situs (URL) tertentu yang kita inginkan 6. Case sensitive, yaitu pencarian dengan huruf besar dan huruf kecil yang akan menghasilkan temuan berbeda 7. Dan masih banyak lagi fasilitas pencarian yang tersedia pada search engine, misalnya penelusuran dengan menggunakan Basic search, Advanced Search, Publication search, 8. dan sebagainya. Penggunaan kata kunsi (queri) sangat tergantung dari masingmasing mesin pencari (search engine). Hampir semua mesin pencari menyediakan fasilitas pencarian yang bertujuan untuk membantu penelusur menemukan informasi yang diinginkan secara tepat dan cepat.

20 2.9 Keuntungan dan Hambatan Penggunaan Jurnal Elektronik Dari bentuknya, jurnal elektronik dipandang lebih memiliki keuntungan ketika pengguna memanfaatkannya, namun tidak hanya memiliki keuntungan, jurnal elektronik pun memiliki hambatan-hambatan dalam penggunaannya. Berikut ini keuntungan-keuntungan dari jurnal elektronik sesuai dengan pendapat King dan Tenopir dalam Rani (2007 : 18) yaitu: 1. Aksesibilitas - Lebih banyak penyitiran - Akses 24/7 - Akses cepat dan mudah - Tidak pernah sedang berada dalam tumpukan atau peminjaman - Sering terdapat materi yang tidak bisa diakses di tempat lain, - Ases jarakjauh 2. Kenyamanan - Dibaca pada layar komputer - Terkadang menimbulkan perasaan tidak harus pergi ke perpustakaan. 3. Kecepatan penerimaan dan publikasi - Mengurangi waktu untuk proses pengulangan 4. Lebih mudah dan cepat dalam meraih audiens terbaik dan relevan. 5. Membantu/memperbaiki proses penelitian dan menawarkan feedback lebih cepat. 6. Fitur nilai tambah : - Memiliki link antar artikel - Terdapat bahan tambahan seperti audio, grafis, dan visual. 7. Menambah dialog dalam komunitas ilmiah 8. Lebih mudah disebarkan kepada aidiens asing 9. Melampirkan kotak komentar dalam artikel 10. Dapat mempublikasikan format yang tidak dapat dicetak - Cepat, terfokus, relevansi tinggi - mendukung proses penelusuran 11. Mutakhir - Tersedia sebelum versi cetaknya 12. Cetak - Mudah untuk dicetak, lebih baik dari hasil fotocopy, dan berkualitas bagus. 13. Navigasi mudah dan fleksibel 14. Tidak ada batasan 15. Biaya murah

21 Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya jurnal elektronik memiliki keuntungan bagi pengguna antara lain dalah hal akses penelusuran, masalah kenyamanan, kecepata dalam pengambilan dan publikasi, kemudahan penelusuran, membantun dalam proses penelitian, memiliki fitur-fitur yang memudahkan, meningkatkan kegiatan dialog dalam komunitas ilmiah, memudahkan penyebaran informasi ke pengguna asing, melampirkan komentar terhadap artikel, memiliki format yang tidak dapat dibajak, menghemat waktu, mutakhir, mudah dicetak, memilki navigasi yang flekdibel, tanpa batasan dan biaya murah. Adapun hambatan-hambatan/kelemahan jurnal elektronik menurut King dan Tenopir (1999: 13) dapat dilihat dari masalah berikut antara lain: 1. Ketidakadaan pengenalan akan informasi lain pada database atau jurnal baru (salah satunya karena alasan sitiran). 2. Ketidakadaan pelatihan yang memadai dalam hal bagaimana mengakses sumber-sumber elektronik. a. Terkadang dinyatakan sebagai ketidakadaan waktu untuk memanfaatkan atau ketidakadaan kenyamanan dengan teknologi atau teknik Know-How atau dalam hal kemampuan untuk membawa jurnal elektronik. 3. Ketidakadaan sumber-sumber penelitian dalam internet (cakupan,lingkup, dan relevansi subjek). 4. Ketidakpastian bentuk arsip dari sumber elektronik, membuatnya sulit untuk membawa atau memindahtempatkan. 5. Informasi dan artikel yang meragukan dalam posting di internet, terkadang dirasakan sebagai ketidakadaan persepsi atau tinjauan bahwa jurnal elektronik belum dapat dikatakan publikasi yang nyata atau berpengaruh seperti halnya jurnal tercetak. 6. Membutuhkan standarisasi dalam penggunaan dan publikasi sumber-sumber elektronik. a. Ketidaksesuaian antar format b. Perbedaan penggunaan format data 7. Pembatasan terhadap pengindeksan dan search engine di internet/indeks dan abstrak yang tidak standar. a. Pengindeksan tidak memadai b. Adanya kesulitan navigasional yang dapat dihubungkan kepada ketidakadaan teknik Know-How. 8. Pembajakan/keamanan bahan (berpotensi untuk perubahan tulisan) 9. Terlalu berorientasi ke negara Amerika 10. Permasalahan Undang-undang Hak Cipta

22 11. Keharusan untuk membayar jurnal elektronik yang tidak tersedia dalam bentuk lain. Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kelemahan dari jurnal elektonik bagi pengguna antara lain adalah terbatasnya informasi yang didapatkan pada database atau jurnal baru oleh karena alasan sitiran, kurangnya keahlian dalam hal mengakses sumber-sumber elektronik bagi pengguna oleh karena tidak adanya pelatihan khusus tentang hal ini, tidak menunjukkan sumber darimana penelitian diambil, sulit untuk dibawa atau dipindahtempatkan, tidak adanya persepsi atau tinjauan bahwa jurnal elektronik belum dapat dikatakan publikasi yang nyata, perlu adanya standar penggunaan dan publikasi sumber-sumber elektronik, pengindeksan tidak memadai, sering terjadi pembajakan, terlalu berorientasi ke negara Amerika, permasalahan hak cipta, memerlukan biaya untuk mengaksesnya Frekuensi Penggunaan Jurnal Elektronik Setiap pengguna perpustakaan akan memanfaatkan koleksi perpustakaan dimana pengguna sangat membutuhkan informasi baik itu buku atau koleksi lain termasuk jurnal. Hal tersebut membuat pustakawan harus betul-betul memperhatikan akan kesesuaian koleksi dengan kebutuhan pengguna sehingga pengguna akan menganggap perpustakaan benar-benar sebagai media pemecah solusi atas masalah yang dihadapi pengguna khususnya kebutuhan akan informasi. Fungsi sesungguhnya perpustakaan bisa diukur dari frekuensi kunjungan termasuk pemanfaatan koleksi perpustakaan oleh pengguna. Oleh karena itu kesesuaian koleksi dengan kebutuhan dapat menjadi faktor semakin meningkatnya kunjungan pengguna ke perpustakaan. Definisi frekuensi menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990 : 245) adalah kekerapan, sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia kontemporer (2002 : 425) frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur. Adapun definisi penggunaan

23 sesuai kamus besar bahasa Indonesia Kontemporer (2002 : 764) adalah pemakaian. Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan definisi frekuensi penggunaan adalah kekerapan pemakaian yang dilakukansecara teratur.bila dikaitkan dengan ilmu perpustakaan, frekuensi penggunaan adalah kekerapan pengguna dalam pemakaian perpustakaan sebagai penyedia koleksi yang menyedikan informasi yang dibutuhkan dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi pengguna. Jadi, frekuensi penggunaan jurnal elektronik dapat diartikan kekerapan pengguna perpustakaan dalam pemakaian jurnal elektronik baik itu melalui media internet ataupun CD-ROOM dalam mencari informasi yang dibutuhkan Tujuan Penggunaan Jurnal Elektronik Pada umumnya jurnal elektronik digunakan oleh pengguna dengan tujuan yang beragam, selain sebagai pendukung materi penelitian atau studi kasus, sering kali pengguna (mahasiswa) menggunakannya sebagai pemenuhan tugas kuliah tergantung ada atau tidaknya kaitan isi jurnal yang diakses dengan tugas kuliah yang diberikan dosen kepada mahasiswa tersebut. Informasi yang terkandung dalam jurnal bersifat ilmiah, oleh karena itu jurnal banyak digunakan untuk kepentingan penelitian, studi kasus, tesis, serta disertasi karena jurnal memuat informasi yang dapat mendukung masalah yang sedang diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Vickery (1987: 92) yang menyatakan bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk: 1. Mempersiapkan dan mendefinisikan masalah. 2. Memformulasikan suatu solusi ilmiah dan teknis. 3. Menempatkan pekerjaan dalam konteks yang tepat dengan pekerjaan yang telah terselesaikan. 4. Menghubungkan pekarjaan dengan pekerjaan yang sedang berlangsung dalam suatu kajian. 5. Menentukan disain/strategi dalam pengumpulan data. 6. Menentukan teknik pengumpulan data. 7. mendisain peralatan dan piranti.

24 8. Memilih suatu teknik analisis data. 9. Memanfaatkan interfretasi penuh terhadap data yang terkumpul. 10. Mengintergrasikan penemuan ke dalam gambaran pengetahuan mutakhir dalam suatu kajian. Vickery (1987: 94) selanjutnya mengemukakan bahwa jurnal merupakan sumber yang paling besar mengenai informasi mutakhir. Melihat dari pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa jurnal elektronik sangat dibutuhkan sebagai sumber dalam memecahkan masalah dalam penelitian yang bersifat mutakhir atau baru Kemampuan Pengguna Dalam Penelusuran Jurnal Elektronik Kemampuan setiap pengguna dapat diukur dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki. Keberhasilan setiap pengguna dalam hal mencari informasi sangat tergantung dari kemampuan yang dimilki pengguna tersebut. Sesuai kamus besar bahasa Indonesia (1990 : 628) kemampuan dapat berarti kesanggupan atau kecakapan. Kemampuan disini dapat berarti kesanggupan atau kecakapan pengguna dalam menggunakan komputer untuk mengakses jurnal melelui web/internet atau dalam bentuk CD-ROM. Dalam melakukan temu balik informasi, agar informasi yang dibutuhkan efektif seorang pengguna harus mempunyai pengetahuan dalam menggunakan suatu sistem pangkalan data yang dipakai untuk melakukan penelusuran informasi. Pada kenyataannya kemampuan setiap pengguna dalam menelusur informasi itu berbeda-beda, oleh sebab itu perpustakaan perlu mempertimbangkan dalam penyediaan sistem pangkalan data apakah sistem tersebut mudah atau susah untuk digunakan oleh pengguna disemua kalangan yang berbeda-beda tingkat kemampuannya.

25 2.13 Temu Balik Jurnal Elektronik Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (2002 : 1573), penelusuran memiliki arti yaitu penjajakan atau pengusutan. Sedangkan teknik adalah cara atau metode. Jadi pengertian penelusuran secara etimologi adalah cara menjajaki atau mengusut. Sementara itu pengertian kegiatan menurut Zultanawar yang dikutip oleh Winarti (2002:24) adalah kegiatan menemukan kembali apaapa yang pernah ditulis mengenai suatu bidang tertentu,dengan menggunakan sarana penelusuran seperti katalog, indeks/abstrak, dan direktori. Dari pengetian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik penelusuran merupakan suatu kegiatan yang memerlukan cara atau sarana tertentu, yang bertujuan untuk menemu balikkan informasi yang dibutuhkan. Informasi dalam hal ini adalah informasi yang terdapat dalam jurnal elektronik. Dalam proses penelusuran jurnal elektronik dibutuhkan media atau perangkat komputer yang mana perangkat tersebut berfungsi untuk megoperasikan sistem penelusuran dan berfungsi sebagai basis data dalam jurnal elektronik. Untuk itu dibutuhkan teknik/ strategi dalam penelusurannya. Rowley (1998 : 175) menyatakan ada 4 strategi penelusuran yaitu: 1. Briefsearch, yaitu penelusuran dengan menggunakan operator AND untuk mencari beberapa cantuman saja dan strategi ini dijadikan sebagai dasar penelusuran lebih lanjut. 2. Building blocks, yaitu penelusuran dengan menggunakan operator OR untuk mencari deskriptor yang mempunyai arti yang sama dan dideskripsikan dengan dua kata yang berbeda (sinonim). 3. Successive fraction, yaitu dengan menggunakan operator OR dan NOT yang dimaksud untuk mempersempit penelusuran. 4. Citation pearl growing, yaitu penelusuran dengan menggunakan metode penelusuran tunggal untuk mencari suatu deskriptor yang dijadikan informasi lain yang berdubungan. Pada umumnya untuk mendapatkan suatu informasi yang terdapat pada jurnal elektronik membutuhkan suatu sistem yang dapat membantu setiap pengguna dapat lebih mudah dalam menelusurnya, sistem tersebut

26 adalah sistem query dimana sistem ini dapat membantu memudahkan pengguna yaitu dengan memasukkan kata kunci gabungan dengan Boolean Logic yang berhubungan dengan informasi yang diinginkan. Winarti (2002: 24) mengatakan bahwa penelusuran elektronik meggunakan kata-kata kunci dan sistem pengopersiannya sudah diciptakan didalamnya, antara lain dengan sistem Boolean Logic yaitu and, or, not, serta truncation. Semakin banyak informasi yang tersedia pada basis data penyedia jurnal elektronik dapat memungkinkan pegguna untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam hal menelusur informasi pada jurnal, kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan pengguna dalam memformulasikan query sedemikian rupa agar informasi yang ditemubalikkan sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini disebut dengan relevansi kebutuhan. Sesuai dengan pendapat diatas dalam hal ini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa relevansi merupakan kecocokan antara suatu dokumen yang dicari dengan sistem query yang dipakai pengguna, artinya bahwa informasi yang disajikkan dalam basis data dianggap berguna atau sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik.

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koleksi Terbitan Berseri Koleksi terbitan berseri merupakan salah satu koleksi yang ada di perpustakaan. Menurut Lasa (1994) bahwa terbitan berseri biasanya direncanakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi merupakan tempat untuk menghimpun, mengolah serta menyebarkan informasi yang relevan yang mampu menunjang pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di suatu P.T perguruan tinggi. Sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya

Lebih terperinci

Jurnal Iqra Volume 07 No.02 Oktober, 2013

Jurnal Iqra Volume 07 No.02 Oktober, 2013 ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN IAIN-SU Triana Santi Pustakawan Madya IAIN-SU Abstract This paper will describe about library user s need. The first step is library must change user s bad image

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruaan tinggi merupakan salah satu sarana dalam melaksanakan program pendidikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponennya atau elemennya. Pendekatan

Lebih terperinci

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana Email : nina@ugm.ac.id ABSTRAK Pemanfaatan database e-journal yang dilanggan DIKTI belum semaksimal mungkin

Lebih terperinci

TINJAUAN TEORITIS PADA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

TINJAUAN TEORITIS PADA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI BAB II TINJAUAN TEORITIS PADA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI 2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Unit kerja yang berupa tempat untuk

Lebih terperinci

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI Oleh, ~$i;fl!j[~/\~fi':&'-k!! --,: d I(ny 9; '.C, bl 9.:,., :.:\ ~ ; I,:. 1,,,.t:i, ~ tm-fip\s!,,;l[:f\hp,s\ - 1. 1 1

Lebih terperinci

/ Nur'aini. Nur'aini*

/ Nur'aini. Nur'aini* Perbandingan Pemaufaatan Jurnal Tercetak PERBANDINGAN PEMANFAATAN JURNAL TERCETAK DENGAN JURNAL ELEKTRONIK UNTUK KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA CABANG KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. sebuah perpustakaan di lingkungan pendidikan tinggi (akademi, universitas,

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. sebuah perpustakaan di lingkungan pendidikan tinggi (akademi, universitas, BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sebutan yang dikenakan pada sebuah perpustakaan di lingkungan pendidikan tinggi (akademi, universitas,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi, Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama berabad-abad keberadaan perpustakaan tetap dipertahankan karena perpustakaan mempunyai fungsi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Fungsi tersebut adalah

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Oleh: Ir. Abdul R. Saleh, M.Sc dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 2 PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi dunia telah memasuki era globalisasi dengan teknologi informasi yang berkembang pesat. Hal ini membawa perubahan dalam pengelolaan

Lebih terperinci

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG Profil Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1 PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG Cucu Hodijah 1 1 Pustakawan pada Universitas Widyatama Email:

Lebih terperinci

DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016

DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016 DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016 Teks/full-text Indeks/abstrak Suara/lagu Gambar/foto/imej Perangkat lunak Video, film Game Animasi Data statistik Formula/paten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi yang begitu pesat saat ini menuntut pusat-pusat informasi mengimbangi perkembangan tersebut dengan terus belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no.1 MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian BOGOR 2000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan merupakan sebuah gedung yang didalamnya terdapat banyak koleksi, baik berupa koleksi tercetak (buku) maupun koleksi non tercetak (koleksi

Lebih terperinci

KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2

KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2 KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2 1. Pendahuluan Menurut peraturan pemerinath nomor 30 tahun 1990, pendidikan tinggi diselenggarakan dengan dua tujuan yaitu: 1. Menyiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu unsur pendukung akademik penting yang tidak dapat terlepas dari kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan,

Lebih terperinci

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :. Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna terhadap Layanan Perpustakaan dengan Menggunakan Metode LibQual (Studi Kasus pada Perpustakaan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh) Dengan

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ratih Adnyana Putri 1, I Putu Suhartika 2, Richard Togaranta Ginting 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abad 21 ini merupakan era informasi dimana informasi bisa diperoleh di perpustakaan ataupun di sentra-sentra informasi. Dengan masuknya era informasi ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Ketersediaan Koleksi Pengertian ketersediaan koleksi menurut Sutarno (Sutarno 2007, 85) yaitu Ketersediaan koleksi perpustakaan adalah sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan adalah salah satu media perantara yang penting menyangkut rantai penyebaran informasi. Dalam perkembangan informasi digital peran perpustakaan adalah

Lebih terperinci

PROFIL PERPUSTAKAAN IPB

PROFIL PERPUSTAKAAN IPB PROFIL PERPUSTAKAAN IPB Perpustakaan Institut Pertanian Bogor (IPB) didirikan untuk menunjang terselenggaranya tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan merupakan tempat untuk untuk menyimpan dan memberikan sebuah informasi kepada pemustaka. Selanjutnya informasi tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi. digilib.uns.ac.id 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perpustakaan Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang

Lebih terperinci

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1 KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI Pendahuluan LINGKUNGAN IPB 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2 Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah salah satu universitas terkemuka di Indonesia. IPB mempunyai tiga

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MAHASISWA BARU DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN

KETERAMPILAN MAHASISWA BARU DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN KETERAMPILAN MAHASISWA BARU DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN Makalah OLEH : JUNAIDA, S.Sos NIP. 132303359 PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 1 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO Oleh: Anthonius M. Golung e-mail: tonygolung@yahoo.com Abstract Target of this research is to know student

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menulis dan mencatat peristiwa-peristiwa yang dianggap penting (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya peradaban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini telah memberikan dampak yang begitu besar terhadap berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali bidang

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG Andi Faridah Arsal dan Firdaus Daud Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO 30 BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Usaha pendirian Perpustakaan Fakultas

Lebih terperinci

Pengembangan Koleksi. Presented by Yuni Nurjanah. Pengembangan Koleksi Modul 4 by Yuni Nurjanah

Pengembangan Koleksi. Presented by Yuni Nurjanah. Pengembangan Koleksi Modul 4 by Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 4 Presented by Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 4 by Yuni Nurjanah 3/31/2010 SELEKSI BAHAN PUSTAKA A. Proses Seleksi 2. Pi Prinsipseleksii lki 3. Variasi dalam seleksi

Lebih terperinci

PROGRAM OTOMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

PROGRAM OTOMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1 PROGRAM OTOMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2 PENDAHULUAN KOLEKSI Perpustakaan di perguruan tinggi merupakan salah satu unit penunjang yang mempunyai

Lebih terperinci

MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR

MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR WORKSHOP BUDAYA MENULIS DI KAMPUS MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR PROF. DR. IR. GIYATMI, MSI Jakarta, 10 Pebruari 2016 BUDAYA MENULIS UNTUK DOSEN UMUM 1. Mendokumentasikan hasil TRI DHARMA (pengajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan kampus. Penggunanya adalah sivitas akademika perguruan tinggi tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa dan telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM 2013-2016: INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK Oleh : Maryatun Pustakawan Universitas Gadjah Mada E-mail : maryatun@ugm.ac.id Abstrak Era global salah satunya ditandai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah, murah, dan cepat,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Sri Wahyuni 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: wahyuni.sri97@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu sarana dalam melaksanakan program pendidikan dan

Lebih terperinci

Manjemen Perpustakaan Khusus

Manjemen Perpustakaan Khusus Manjemen Perpustakaan Khusus Pendahuluan Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan untuk mendukung visi dan misi lembaga-lembaga khusus dan berfungsi sebagai pusat informasi khusus terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada permulaan dasawarsa 1960-an, beberapa perpustakaan di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris telah menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tinggi adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tinggi adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga pendidikan menyediakan sarana untuk proses belajar mengajar. Pendidikan tinggi adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan yang diselenggarakan dalam perguruan

Lebih terperinci

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Perpustakaan khusus instansi pemerintah Standar Nasional Indonesia Perpustakaan khusus instansi pemerintah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007, peran penting

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007, peran penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan mempunyai peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara karena perpustakaan adalah gudang ilmu dan sarana penting dalam mewujudkan kualitas

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN IPB MENUJU DIGITAL LIBRARY Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 1

PERPUSTAKAAN IPB MENUJU DIGITAL LIBRARY Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 1 PERPUSTAKAAN IPB MENUJU DIGITAL LIBRARY Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 1 Pendahuluan Jika ilmu diumpakan sebagai darah dalam tubuh kita dan tubuh kita merupakan sistem perguruan tinggi, maka perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media

Lebih terperinci

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor SRI RAHAYU Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Per http://srira.staff.ipb.ac.id/2012/07/27/wajib-simpan-karya-ilmiah-di-perguruan-tinggi-studi-kasus-di-i n Wajib Simpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat di era informasi. Hal ini timbul karena kebutuhan manusia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI Mata Kuliah Akusisi Selasa, 23 Maret 2010 Dosen: 1. Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Hada Hidayat M., S.Sos. 3. Damayanty, S.Sos. 23 Maret 2010 MATA KULIAH AKUISISI, DY 2010 1 KOLEKSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi sangat strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai institusi yang menyediakan koleksi bahan pustaka tertulis, tercetak dan terekam, yang didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN LITERATUR Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1. Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi Koleksi elektronik memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dari koleksi tercetak. Perbedaan karakteristik diantaranya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 32 PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN Oleh Surya Mansjur Sulastuti Sophia Akhmad Syaikhu Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, diperlukan suatu penyelenggaraan pendidikan yang dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam Pembukaan

Lebih terperinci

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada abad ke-21 ini merupakan zaman teknologi. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya berbagai pengetahuan di bidang teknologi diantaranya, teknologi informasi.

Lebih terperinci

STANDAR PERPUSTAKAAN. Tanggal: 31 Juli Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: Tanggal:

STANDAR PERPUSTAKAAN. Tanggal: 31 Juli Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: Tanggal: Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Nomor: Tanggal: A. Dasar 1. Undang undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koleksi Terbitan Berseri 2.1.1 Pengertian Koleksi Terbitan Berseri Terbitan Berseri merupakan koleksi penting diperpustakaan. Terbitan ini merupakan salah satu terbitan berisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Medan (UNIMED merupakan salah satu perguruan tinggi, memiliki tiga landasan perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh seluruh civitas akademika

Lebih terperinci

KOLEKSI LANGKA. Langka. Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho. a.f.s.n

KOLEKSI LANGKA. Langka. Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho. a.f.s.n PEMASARAN DAN PROMOSI Pemasaran Koleksi KOLEKSI LANGKA Langka Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho a.f.s.n 1 A. DEFINISI KOLEKSI LANGKA Menurut Online Dictionary for Library and Information Science,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO A. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan Perpustakaan Fakultas Sastra berdiri seiring dengan berdirinya Fakultas Sastra Universitas

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN

Lebih terperinci

IPLEMENTASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (PERIKLANAN) Oleh : A.A.Sg. intan Pradnyanita

IPLEMENTASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (PERIKLANAN) Oleh : A.A.Sg. intan Pradnyanita IPLEMENTASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (PERIKLANAN) Oleh : A.A.Sg. intan Pradnyanita 201121007 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012 Judul : Iplementasi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah era globalisasi, pengguna lebih tertarik untuk mencari dan menggunakan berbagai alternatif

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dunia berkembang sangat pesat dan telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ditandai dengan suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Ilmu pengetahuan dapat mengalami penyempurnaan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia pendidikan terutama di perguruan tinggi. Proses pembelajaran yang akan terus berlangsung,

Lebih terperinci

Pedoman Penelusuran Jurnal Elektronik LanTEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) Oleh: Azizah

Pedoman Penelusuran Jurnal Elektronik LanTEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) Oleh: Azizah Pedoman Penelusuran Jurnal Elektronik LanTEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) Oleh: Azizah Pendahuluan LanTEEAL 2.0 adalah versi terbaru dari The Essential Electronic Agricultural Library

Lebih terperinci

STRATEGI PENELUSURAN LITERATUR BAGI SIVITAS AKADEMIKA UNS Oleh : Bambang Hermanto ( Pustakawan Madya UNS ) 1

STRATEGI PENELUSURAN LITERATUR BAGI SIVITAS AKADEMIKA UNS Oleh : Bambang Hermanto ( Pustakawan Madya UNS ) 1 STRATEGI PENELUSURAN LITERATUR BAGI SIVITAS AKADEMIKA UNS Oleh : Bambang Hermanto ( Pustakawan Madya UNS ) 1 Perpustakaan perguruan tinggi sebagai unit pelaksana teknis yang membantu perguruan tinggi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti kumpulan buku-buku (Daryanto, 1986: 1). Dalam bahasa inggris perpustakaan disebut library, istilah ini berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti kumpulan buku-buku (Daryanto, 1986: 1). Dalam bahasa inggris perpustakaan disebut library, istilah ini berasal digilib.uns.ac.id 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perpustakaan -pustaka- yang berarti kumpulan buku-buku (Daryanto, 1986: 1). Dalam bahasa inggris perpustakaan disebut library, istilah ini berasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, perpustakaan sebagai salah satu lembaga

Lebih terperinci

SIKAP MAHASISWA FISIP UNSRAT TERHADAP JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT. Oleh: Drs. Anthonius M. Golung, SIP

SIKAP MAHASISWA FISIP UNSRAT TERHADAP JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT. Oleh: Drs. Anthonius M. Golung, SIP SIKAP MAHASISWA FISIP UNSRAT TERHADAP JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT Oleh: Drs. Anthonius M. Golung, SIP e-mail: tonygolung@yahoo.com Abstract The aim of this research is to evaluate the attitude

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, kebutuhan informasi baik oleh individu, instansi, atau suatu perusahaan sangatlah penting. Disamping itu cara penyajian dan pengolahannya berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu memberikan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak perkembangan

Lebih terperinci

MODEL PERPUSTAKAAN DIGITAL DI INDONESIA: SEBUAH USULAN 1

MODEL PERPUSTAKAAN DIGITAL DI INDONESIA: SEBUAH USULAN 1 MODEL PERPUSTAKAAN DIGITAL DI INDONESIA: SEBUAH USULAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. PENDAHULUAN Koleksi bagi perpustakaan merupakan faktor yang sangat penting untuk terselenggaranya layanan perpustakaan

Lebih terperinci

Panduan Akses Pangkalan Data dan Jurnal Elektronik. Nur Cahyati Wahyuni Maryatun

Panduan Akses Pangkalan Data dan Jurnal Elektronik. Nur Cahyati Wahyuni Maryatun Panduan Akses Pangkalan Data dan Jurnal Elektronik Klaster Sosio-Humaniora Nur Cahyati Wahyuni Maryatun 2016 Garis Besar Materi Pengantar Perkenalan Jurnal/Pangkalan Data Umum Perkenalan Jurnal/Pangkalan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di BAB IV PEMBAHASAN Layanan penelusuran informasi koleksi di Perpustakaan Nasional RI merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di perpustakaan. Karena layanan penelusuran merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 salah satu tujuan berdirinya negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengusahakan

Lebih terperinci

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB. Oleh: Ir. Rita Komalasari

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB. Oleh: Ir. Rita Komalasari PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB Oleh: Ir. Rita Komalasari PERPUSTAKAAN ISNTITUT PERTANIAN BOGOR 2004 PENDAHULUAN Seiring perkembangan jaman, Perpustakaan IPB semakin maju dan diakui keberhasilannya

Lebih terperinci

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI Kerjasama perpustakaan adalah kerjasama antara dua perpustakaan atau sistem perpustakaan atau lebih dengan tujuan menyediakan

Lebih terperinci

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan Pendahuluan Dewasa ini berbagai lembaga atau institusi, baik pemerintah maupun swasta berlomba-lomba untuk memperbaiki sistem kerja dan kinerjanya. Hal

Lebih terperinci

Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Melalui Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Sekolah

Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Melalui Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Sekolah Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Melalui Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Sekolah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Secara umum, pengertian perpustakaan adalah suatu ruangan yang berisi buku-buku yang disusun berdasarkan sistem tertentu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG A. Sejarah Semarang Berdasarkan buku Pedoman Pendidikan Sejarah Perjuangan PGRI (1998), sejarah IKIP PGRI Semarang berdiri pada tahun 1981 yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini informasi telah menjadi kebutuhan primer masyarakat dan mendapat tempat penting dalam aktivitas masyarakat sehari-hari. Dosen pengajar membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpustaakaan Perguruan Tinggi Dalam bab kedua ini, penulis akan memberikan beberapa tinjauan teoritis yang akan digunakan sebagai acuan atau pegangan dalam melakukan penelitian

Lebih terperinci