Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Gambar Peta Provinsi Banten

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Gambar Peta Provinsi Banten"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 141 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Gambar Peta Provinsi Banten

3 142 Lampiran 2. Kuesioner penelitian PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA DALAM PENYULUHANPERTANIAN PADI DI PROVINSI BANTEN Nama Responden Jenis kelamin Alamat Kab./Kota No Tlp :.. : L / P :.. :.. :.. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

4 143 PETUNJUK UMUM 1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti, dan jawablah dengan cara sesuai petunjuk pada masing-masing bagian. 2. Pada pertanyaan yang meminta jawaban tertulis, mohon diisi dengan singkat dan jelas 3. Mohon diteliti kembali jawaban anda dan pastikan tidak ada jawaban yang kosong 4. Selamat mengisi dan menjawab kuesioner dengan jujur dan apa adanya Bagian I Karakteristik Penyuluh 1. Berapa umur Anda sekarang? Sebutkan! tahun 2. Berapa lama pendidikan formal yang Anda selesaikan sampai dengan saat ini? Sebutkan!: SD: tahun Diploma (D1/D2/D3) tahun SMP: tahun Sarjana (S1) tahun SMA: tahun Magister (S2) tahun Perguruan tinggi: tahun Doktor (S3) tahun 3. Sudah berapa lama Anda bekerja sebagai penyuluh? Sebutkan!: tahun 4. Berapakah pendapatan anda dalam satu bulan? Sebutkan!: 5. Apakah Anda telah mengikuti pelatihan dalam 2 tahun terakhir? Uraikan dalam tabel di bawah ini! Lamanya No. Nama Pelatihan Tempat Tahun Pelaksana Hari Jam

5 144 Bagian II Lingkungan Fisik Berilah tanggapan seobyektif mungkin dengan memberikan tanda cek ) ( pada kolom yang tersedia dengan pilihan jawaban 1 (sangat buruk), 2 (buruk), 3 (baik), dan 4 (sangat baik). No Pernyataan Skor Jawaban 1 Ketersediaan sarana transportasi 2 Ketersediaan bahan/materi pendukung pembelajaran 3 Ketersediaan dana yang mencukupi dalam setiap kegiatan penyuluhan 4 Ketersediaan akses media 5 Kejelasan uraian tugas 6 Dampak positif yang ditimbulkan 7 Ragam keterampilan yang diperlukan 8 Tingkat kemudahan yang dirasakan 9 Resiko yang ditimbulkan 10 Tingkat keahlian manajemen lembaga 11 Tingkat kemampuan pengawas dalam melakukan pengawasan kegiatan penyuluhan 12 Hubungan interpersonal dengan pengawas 13 Dukungan pengawas atas masalah yang ada 14 Efektivitas penyelesaian masalah 15 Kesempatan mengikuti pelatihan 16 Kesempatan mengikuti/melanjutkan pendidikan 17 Kesempatan mengikuti seminar 18 Kesempatan untuk promosi/naik pangkat 6. Berapakah jumlah wilayah binaan Anda? Sebutkan! : 7. Berapakah jumlah petani binaan Anda? Sebutkan! :

6 145 Bagian III Lingkungan Sosial Ekonomi Berilah tanggapan seobyektif mungkin dengan memberikan tanda cek ) ( pada kolom yang tersedia dengan pilihan jawaban 1 (sangat buruk), 2 (buruk), 3 (baik), dan 4 (sangat baik). No Pernyataan Skor jawaban 1 Ketersedaan sarana penunjang penyuluhan 2 Kemudahan mengakses fasilitas kantor 3 Jalinan komunikasi dengan sesama penyuluh 4 Jalinan komunikasi dengan atasan 5 Jalinan komunikasi dengan staf kantor lainnya 6 Jalinan komunikasi dengan petani binaan 7 Jalinan komunikasi dengan masyarakat sekitar 8 Jalinan komunikasi dengan aparat pemerintah yang menjadi wilayah binaan 9 Tingkat ketersediaan mitra usaha 10 Kemudahan melakukan kerjasama kemitraan 11 Tingkat ketersediaan sarana kerjasama 12 Tingkat kemudahan komunikasi dengan calon mitra 13 Ketersediaan lembaga ekonomi 14 Katersediaan fasilitas permodalan 15 Kemudahan memperoleh pinjaman modal 16 Ketersediaan pasar 17 Kesesuaian harga 18 Keterjangkauan pemasaran Akses terhadap media: 19 Koran 20 Majalah 21 Buletin 22 Jurnal 23 Leaflet 24 Televisi 25 Radio 26 Internet

7 146 Bagian IV Motivasi Jawablah seobyektif mungkin dengan memberikan tanda cek ) ( pada kolom yang tersedia dengan pilihan jawaban 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (setuju), dan 4 (sangat setuju). No Pernyataan Skor jawaban 1 Setiap orang selalu ingin berprestasi 2 Prestasi dalam bidang tertentu tidak menjadi ukuran berkembangnya kemampuan kerja seseorang 3 Semangat kerja seorang pegawai dapat terpacu setelah ia mencapai prestasi tertentu 4 Kegiatan berkelompok bukan merupakan sarana yang baik untuk menumbuhkan semangat kerja 5 Semangat kerja secara kolektif labih baik daripada semangat kerja individu 6 Seorang pegawai dapat bekerja secara mandiri, sehingga kecenderungan untuk bekerjasama akan berkurang 7 Kreativitas dapat tumbuh dari sebuah kompetisi 8 Kompetisi tidak bermanfaat dalam bekerja 9 Ketidaktergantungan terhadap gaji atau imbalan 10 Tidak memiliki keinginan untuk diterima orang lain di lingkungan penyuluh tinggal dan bekerja 11 Memiliki keinginan untuk dihormati 12 Tidak memiliki keinginan untuk maju dan tidak gagal 13 Keinginan untuk ikut serta atau berpartisipasi 14 Tidak memiliki keinginan untuk menduduki jabatan penting 15 Keinginan untuk bersaing dalam mendapatkan pengaruh 16 Semangat kerja tidak dapat timbul jika ada keinginan untuk memperoleh kekuasaan tertentu

8 147 Bagain V Persepsi Penyuluh tentang Perannya Bagian ini menanyakan hal-hal yang berhubungan persepsi penyuluh tentang perannya dalam kegiatan penyuluhan. Berilah tanggapan seobyektif mungkin dengan memberikan tanda cek ) ( pada kolom yang tersedia dengan pilihan jawaban 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (setuju), dan 4 (sangat setuju). No Pernyataan Skor jawaban (1) (2) (3) 1 Kegiatan penyuluhan memerlukan rencana pembelajaran yang baik untuk memperoleh hasil yang efektif 2 Seorang penyuluh tidak perlu merumuskan kurikulum untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan karena penyuluhan merupakan system pendidikan nonformal 3 Menentukan kebutuhan pembelajaran merupakan bagian penting dalam merumuskan rencana kegiatan penyuluhan 4 Suatu kegiatan penyuluhan tidak memerlukan evaluasi pembelajaran 5 Dalam melaksanakan penyuluhan pertanian, seorang penyuluh juga bertindak sebagai pelatih petani 6 Penyusunan rencana pelatihan bukanlah bagian penting dari rangkaian kegiatan pelatihan 7 Untuk menghasilkan out put pelatihan sesuai dengan yang diharapkan penyuluh perlu menentukan peserta pelatihan yang sesuai dengan bidang pelatihan dan kualifikasi keahlian. 8 Rummusan tujuan pelatihan tidak dapat meningkatkan efektivitas pelaksanaan pelatihan 9 Penyuluh perlu menyusun materi penyuluhan sebelum kegiatan dilaksanakanagar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai tujuan yang diinginkan 10 Penyuluh tidak perlu menemukan materi yang sesuai dengan kebutuhan petani tetapi petanilah yang menemukan sendiri materi belajarnya 11 Penyuluh harus menyesuaikan materi pembelajaran dengan tingkat pendidikan petani agar mudah dipahami 12 Materi penyuluhan tidak perlu sesuai tujuan pembelajaran karena situasi di lahan petani sangat dinamis 13 Lingkungan sekitar dapat dijadikan sebagai sumber belajar oleh petani dan penyuluh

9 148 (1) (2) (3) 14 Peserta belajar bukanlah sebagai sumber belajar yang baik dalam kegiatan penyuluhan 15 Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan dengan menggunakan media cetak sebagai sumber belajar 16 Media elektronik tidak dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi petani dalam kegiatan penyuluhan 17 Penyuluh harus dapat menyampaikan inovasi kepada petani agar teknologi baru dapat dimanfaatkan petani untuk meningkatkan usahataninya 18 Penguasaan teknologi terbaru bukan merupakan bagian dari peran penyuluh dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan 19 Menggunakan beberapa teknik komunikasi untuk menyampaikan komunikasi dapat memberikan efek yang optimal dalam kegiatan penyuluhan 20 Penyuluh tidak perlu menguasai sistem difusi inovasi untuk membantu petani memecahkan masalahnya 21 Penyuluh perlu membentuk jaringan komunikasi petani untuk memudahkan pelaksanaan penyuluhan 22 Menguasai teknologi jaringan komunikasi tidak dapat menghasilkan out put yang baik dalam kegiatan penyuluhan 23 Membangun jaringan komunikasi dengan pihak luar merupakan hal penting dalam proses membantu petani membangun usahataninya 24 Penyuluh tidak dapat memanfaatkan jaringan komunikasi untuk kegiatan penyuluhan 25 Menggunakan media cetak sebagai media komunikasi merupakan salah satu cara untuk mendaptkan hasil panyuluhan yang efektif 26 Penyuluh tidak perlu menggunakan media elektronik sebagai media komunikasi dalam kegiatan penyuluhan 27 Media terproyeksi dapat digunakan sebagai media komunikasi dalam kegiatan penyuluhan 28 Menggunakan media tradisional sebagai media komunikasi dapat menurunkan partisipasi petani dalam mengikuti penyuluhan 29 Penyuluh memiliki potensi yang baik sebagai narasumber bagi petani dalam proses pemecahan masalah usahatani 30 Dalam kegiatan penyuluhan, penyuluh tidak dapat menjadi pendengar bagi petani, sebaliknya petani yang mendengarkan penyuluh 31 Penyuluh harus menyesuaikan model komunikasi dengan khalayak yang dihadapi dalam setiap kegiatan penyuluhan

10 149 (1) (2) (3) 32 Penyuluh yang berpengalaman tidak perlu berkomunikasi secara efektif ketika melaksanakan kegiatan penyuluhan 33 Menjaga kepercayaan petani merupakan hal penting yang harus diperhatikan penyuluh 34 Hubungan baik dengan petani tidak dapat memberikan efek yang baik dalam kegiatan penyuluhan 35 Menjunjung tinggi nilai kebenaran dan kejujuran dalam berkomunikasi merupakan prinsip yang baik dalam kegiatan penyuluhan 36 Penyuluh tidak perlu meyakinkan petani dalam setiap kegiatan penyuluhan 37 Penyuluh yang baik harus berusaha mengetahui keinginnan khalayak agar penyuluhan mendapatkan hasil yang optimal 38 Pengetahuan atas potensi khalayak tidak dapat memberikan efek yang baik bagi penyuluhan 39 Penyuluh harus berusaha mengembangkan potensi khalayak dalam kegiatan penyuluhan 40 Untuk perbaikan kemampuan, penyuluh tidak memerlukan saran, tetapi cukup belajar melalui bacaan yang ada 41 Dalam perannya sebagai komunikator, penyuluh perlu mengenali khalayak aktual dalam proses penyampaian inovasi kepada petani 42 Khalayak potensial bukan hal penting bagi penyuluh dalam penyampaian inovasi kepada petani 43 Dalam menyampaikan inovasi kepada petani, penyuluh perlu mengenali segmentasi khalayak 44 Jaringan komunikasi yang dibangun dalam kegiatan penyuluhan tidak perlu sesuai segmentasi khalayak 45 Untuk mengembangkan kemitraan petani, penyuluh harus membantu petani membangun kemitraan dengan lembaga keuangan 46 Membangun kemitraan dengan penyedia sarana dan prasarana tidak perlu dilakukan oleh penyuluh karena hal tersebut merupakan hal yang dapat dilakukan oleh petani 47 Bagian penting dalam upaya mengembangkan kemitraan petani adalah membangun kemitraan dengan petani dan pelaku usaha lain 48 Membantu petani membangun kemitraan dengan pemerintah bukan bagian dari peran penyuluh dalam pengembangan kemitraan

11 150 (1) (2) (3) 49 Penyuluh yang baik selalu terbuka terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya, termasuk membuka diri untuk memahami masalah petani 50 Penyuluhan merupakan proses pendidikan, sehingga penyuluh tidak perlu terlibat dalam kegiatan usahatani petani 51 Dalam hubungannya dengan upaya menerapkan teknologi dalam usahatani, penyuluh selalu memberikan pertimbangan tentang teknologi yang tepat untuk digunakan 52 Dalam kegiatan usahatani terdapat banyak alternatif pilihan yang dapat digunakan petani untuk memajukan usahanya, penyuluhtidak terlibat dalam memberikan pertimbangan kepada petani di antara beberapa alternatif pemecahan masalah yang akan diambil 53 Untuk mendapatkan hasil penyuluhan yang optimal, penyuluh perlu mendampingi petani dalam mengelola usahataninya 54 Petani merupakan pribadi yang memiliki kemampuan tersendiri, sehingga tidak perlu memberikan petunjuk untuk kegiatan usahataninya 55 Penerapan inovasi dapat berhasil dengan baik jika penyuluh mendampingi petani dalam menggunakan inovasi tersebut 56 Penyuluhan pada dasarnya merupakan kegiatan partisipatif, oleh karena itu, petani dapat merencanakan sendiri usahataninya 57 Dalam proses penyuluhan, petani perlu mendapat dorongan untuk memajukan usahataninya 58 Setiap petani memiliki potensi untuk dikembangkan, oleh karena itu petani tidakmemerlukan membentuk kelompok tani untuk berkembang 59 Penyuluh harus mendorong petani untuk mencipatakan sendiri teknologi usahatani 60 Mendorong petani untuk berwirausaha bukan bagian dari peran penyuluh 61 Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan, penyuluh perlu membuat perencanaan programa penyuluhan 62 Penyuluhan dapat berjalan secara partisipatif, oleh karena itu penyuluh tidak perlu membuat rencana pertemuan dengan petani untuk melakukan kegiatan penyuluhan 63 Petani dapat memberikan informasi yang baik terkait situasi dan masalah yang mereka hadapi dalam usahatani, sehingga penyuluh harus membantu petani membuat perencanaan usahataninya

12 151 (1) (2) (3) 64 Penyuluh tidak melakukan perencanaan pemasaran karena hal tersebut merupakan pekerjaan yang mudah dilakukan oleh petani 65 Analisis situasi dilakukan penyuluh untuk memperoleh gambaran dalam merumuskan masalah dan tujuan penyuluhan 66 Petani dapat melakukan analisis usahatani sehingga penyuluh tidak terlibat dalam kegiatan tersebut 67 Dalam menyusun programa penyuluhan, penyuluh melakukan analisis atas masalah petani 68 Analisis kelembagaan petani tidak perlu dilakukan oleh penyuluh karena hal tersebut tidak termasuk dalam tugas penyuluhan 69 Setiap kegiatan penyuluhan harus dilakukan evaluasi atas hasil yang diperoleh 70 Penyuluh tidak perlu membuat pemetaan hasil yang telah dicapai dengan yang belum dicapai sesuai hasil evaluasi penyuluhan 71 Agar diperoleh hasil evaluasi yang akurat, penyuluh harus menguasai teknik evaluasi yang benar 72 Evaluasi dapat dilakukan tanpa mengumpulkan data 73 Untuk memperoleh hasil dari kegiatan penyuluhan yang optimal, penyuluh perlu menguasai berbagai metode penyuluhan 74 Penyuluhan yang baik harus menerapkan satu metode penyuluhan agar tidak membingungkan petani 75 Dalam kegiatan penyuluhan, penyuluh dapat memilih metode yang tepat sesuai kondisi petani 76 Sebaiknya penyuluh tidak menggunakan metode yang bervariasi dalam melaksanakan penyuluhan 77 Penyuluh pertanian sebaiknya menguasai teknik budidaya pertanian tanaman pangan agar lebih mudah dalam membantu petani 78 Penyuluh tidak perlu menguasai teknologi pertanian karena dalam penyuluhan, petani hanya diberikan petunjuk dan pemahaman 79 Penyuluh pertanian dituntut untuk menguasai teknik pemupukan dan aplikasi pestisida karena masalah petani sangat kompleks 80 Teknik budidaya pertanian hortikultura tidak perlu dikuasai oleh penyuluh karena termasuk dalam tugas penyuluhan 81 Dalam kegiatan penyuluhan, penyuluh harus ahli dalam

13 152 menganalisis usahatani (1) (2) (3) 82 Petani dapat melakukan analisis pembiayaan usaha sehingga penyuluh tidak terlibat dalam kegiatan tersebut 83 Masalah pemasaran merupakan hal yang rumit bagi petani, oleh karena itu penyuluh harus ahli dalam analisis pemasaran 84 Penyuluh tidak perlu melakukan analisis rencana bisnis karena hal tersebut merupakan kewajiban petani menentukan sendiri bisnis yang sesuai kemampuannya 85 Kegiatan berkelompok dapat menumbuhkan motivasi yang tinggi bagi petani oleh karena itu penyuluh harus menfasilitasi petani dalam membetuk kelompok tani 86 Penyuluh tidak perlu menfasilitasi petani menemukan mitra usahataninya karena hal tersebut tergantung piihan bagi petani tersebut untuk menentukan mitra yang tepat 87 Menfasilitasi petani dalam menyusun jadwal tanam merupakan bagian yang menjadi tugas penyuluhan 88 Penyuluh harus membiarkan petani menghitung modal usaha sendiri agar mereka terbiasa dan mandiri dalam berusaha

14 153 Bagian VI Perilaku Penyuluh Pengetahuan Penyuluh tentang Budidaya Padi Sawah Petunjuk Umum: Pilihalah jawaban yang menurut Anda paling tepat pada pertanyaan di bawah dengan memberi tanda cek ( ) pada satu di antara empat pilihan jawaban yang tersedia. 1. Suhu dan ketinggian yang cocok untuk tanaman padi adalah: a. Suhu23 C dengan ketinggian berkisar antara m dpl b. Suhu 24 C dengan ketinggian berkisar antara m dpl c. Suhu 25 C dengan ketinggian berkisar antara m dpl d. Suhu 26 C dengan ketinggian berkisar antara m dpl 2. Tujuan pengolahan tanah pada lahan sawah adalah: a. Untuk memudahkan proses penyerapan air b. Untuk mengubah tingkah keasaman tanah c. Untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan berlumpur d. Untuk memudahkan proses penanaman 3. Penggunaan dosis pupuk untuk padi sawah untuk lahan satu hektar adalah: a. Urea Urea kg, SP kg, dan KCl50-100kg. b. Urea kg, SP kg, dan KCl50-100kg. c. Urea kg, SP kg, dan KCl kg. d. Urea kg, SP kg, dan KCl Kg. 4. Pemupukan pertama dilakukan setelah tanaman padi berumur: a. 12 hari b. 15 hari c. 10 hari d. 20 hari 5. Hama yang sering ditemukan menyerang tanaman padi sawah adalah: a. Serangga, cendawan, dan tikus b. Penggerek buah, wereng, dan lalat buah c. Penggerek batang padi, walang sangit, wereng,belalang, dan tikus d. Wereng, tikus, dan cendawan 6. Pengendalian hama dan penyakit padi dengan menggunakan pestisida termasuk dalam jenis pengendalian: a. Biologi b. Fisika c. Kimia d. Pestisida

15 Padi yang dipanen sebaiknya dengan kandungan kadar air: a % b % c % d % 8. Hasil padi yang berkualitas hanya diperoleh dari: a. Penanganan budidaya dan pemberian pupuk yang tepat b. Penanganan budidaya yang baik dan penanganan panennya c. Jenis varitas d. Umur panen 9. Pengendalian hama dan penyakit tanaman padi dengan menggunakan musuh alami disebut: a. Pengendalian secara fisik b. Pengendalian secara kimiawi c. Pengendalian secara biologi d. Pengendalian secara terpadu 10. Hal-hal yang mempengaruhi waktu panen yaitu: a. Umur tanaman, ketersediaan air, dan varitas b. Ketinggian tempat, musim tanam, dan varitas c. Ketersediaan air, cuaca, dan varitas. d. Tinggi tempat, musim tanam, pemeliharaan, pemupukan, dan varietas

16 155 Sikap Penyuluh tentang Budidaya Padi Sawah Pernyataan di bawah ini merupakan komponen yang berkaitan dengan budidaya tanaman padi sawah. Berilah tanggapan dengan memberi tanda cek ) pada ( kolom sebelah kanan terhadap pernyataan di kolom bagian kiri pada tabel di bawah dengan pilihan jawaban: Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Setuju (3), dan Sangat Setuju (4). No Pernyataan Skor jawaban (1) (2) (3) 1 Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan dan memperbaiki aerasi atau struktur tanah serta membuang gulmagulma 2 Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap: a. Pembersihan b. Pencangkulan c. Pembajakan d. Penggaruan 3 Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah: a. Persiapan lahan b. Umur bibit c. Tahap penanaman 4 Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada: o Jenis tanaman o Kesuburan tanah o Ketinggian tempat / musim 5 Tujuan pemupukan adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman dalam proses pertumbuhan dan produksi 6 Dosis pupuk yang sering digunakan adalah: o Pupuk Urea sebanyak kg / ha o Pupuk SP36 sebanyak kg / ha o Pupuk KClsebanyak kg / ha 7 Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu kali budidaya (produksi) padi sawah 8 Pupuk diberikan pada tahap kedua yaitu kira-kira pada waktu tanaman berumur 40 hari 9 Upaya pengamanan pertanaman dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan dengan menerapkan pengendalian hama terpadu 10 Penggunaan pestisida dapat merusak lingkungan 11 Cara mengendalikan hama secara terpadu adalah dengan menggunakan semua teknik pengendalian hama dan penyakit 12 Serangan hama dapat ditekan dengan cara memutus siklus hidup

17 156 hama (1) (2) (3) 13 Penyakit padi sawah sulit diberantas dengan menggunakan metode pengendalian mekanik 14 Usahatani padi tidak akan menguntungkan atau tidak akan memberikan hasil yang optimal jika panen dilakukan pada umur yang tidak tepat dan cara yang kurang tepat 15 Tanaman padi harus dipanen pada masak biologis berdasarkan: a. Umur tanaman sesuai dengan diskripsi b. Kadar air gabah 20-26% c. Umur mulai hari setelah berbunga rata d. Penampakan malai kuning/kematangan ( 95 % ) 16 Keterlambatan panen menyebabkan produksi menurun karena gabah banyak yang rontok 17 Waktu panen yang terlalu awal menyebabkan mutu gabah rendah, banyak beras yang pecah saat digiling, berbutir hijau, serta berbutir kapur

18 157 Lampiran 3. Data Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kuesioner Bagian II VALIDITAS INSTRUMEN Nomor Butir Pertanyaan Kuesioner Bagian II Koefisien Korelasi Pearson Keterangan Validitas Pertanyaan 1 0,580** Valid Pertanyaan 2 0,622** Valid Pertanyaan 3 0,648** Valid Pertanyaan 4 0,441* Valid Pertanyaan 5 0,450* Valid Pertanyaan 6 0,707** Valid Pertanyaan 7 0,669** Valid Pertanyaan 8 0,794** Valid Pertanyaan 9 0,449* Valid Pertanyaan 10 0,480* Valid Pertanyaan 11 0,646** Valid Pertanyaan 12 0,597** Valid Pertanyaan 13 0,689** Valid Pertanyaan 14 0,626** Valid Pertanyaan 15 0,743** Valid Pertanyaan 16 0,555* Valid Pertanyaan 17 0,716** Valid Pertanyaan 18 0,632** Valid Kuesioner Bagian III Nomor Butir Pertanyaan Koefisien Keterangan Validitas Kuesioner Bagian III Korelasi Pearson Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid

19 158 Nomor Butir Pertanyaan Koefisien Keterangan Validitas Kuesioner Bagian III Korelasi Pearson Pertanyaan * Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Kuesioner Bagian IV Nomor Butir Pertanyaan Koefisien Korelasi Keterangan Validitas Kuesioner Bagian IV Pearson Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Kuesioner Bagian V Nomor Butir Pertanyaan Koefisien Korelasi Keterangan Validitas Kuesioner Bagian V Pearson Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (*) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (*) Valid

20 159 Nomor Butir Pertanyaan Koefisien Korelasi Keterangan Validitas Kuesioner Bagian V Pearson Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (*) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan (**) Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan Tidak valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid

21 160 Nomor Butir Pertanyaan Koefisien Korelasi Keterangan Validitas Kuesioner Bagian V Pearson Pertanyaan ** Valid Pertanyaan Tidak valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan Tidak Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid Kuesioner Bagian VI Nomor Butir Pertanyaan Koefisien Korelasi Keterangan Validitas Kuesioner Bagian VI Pearson Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid

22 161 Nomor Butir Pertanyaan Koefisien Korelasi Keterangan Validitas Kuesioner Bagian VI Pearson Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan * Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid Pertanyaan ** Valid RELIABILITAS INSTRUMEN Reliabilitas Keseluruhan Instrumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Keterangan: Alpha = 0,976 (sangat reliabel) Kuesioner Bagian II Reliabilitas Per Item Butir Soal Nomor Butir Pertanyaan Kuesioner Bagian II Nilai Alpha Keterangan Reliabilitas Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel

23 162 Nomor Butir Pertanyaan Kuesioner Bagian II Nilai Alpha Keterangan Reliabilitas Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Kuesioner Bagian III Nomor Butir Pertanyaan Kuesioner Bagian III Nilai Alpha Keterangan Reliabilitas Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel

24 163 Kuesioner Bagian IV Nomor Butir Pertanyaan Kuesioner Bagian IV Nilai Alpha Keterangan Reliabilitas Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Kuesioner Bagian V Nomor Butir Pertanyaan Kuesioner Bagian V Nilai Alpha Keterangan Reliabilitas Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel

25 164 Nomor Butir Pertanyaan Kuesioner Bagian V Nilai Alpha Keterangan Reliabilitas Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel

26 165 Nomor Butir Pertanyaan Kuesioner Bagian V Nilai Alpha Keterangan Reliabilitas Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Kuesioner Bagian VI Nomor Butir Pertanyaan Kuesioner Bagian VI Nilai Alpha Keterangan Reliabilitas Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel

27 166 Nomor Butir Pertanyaan Kuesioner Bagian VI Nilai Alpha Keterangan Reliabilitas Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel Pertanyaan Sangat reliabel

28 167 Lampiran 3. Foto-Foto Kegiatan Penelitian Foto 1. Pertemuan Awal Pengambilan Data Penelitian Foto 2. Suasana Diskusi dengan Penyuluh

29 168 Foto 3. Suasana Diskusi dengan Penyuluh Foto 4. Diskusi Mendalam dengan Penyuluh

30 169 Foto 5. Tinjauan ke Wilayah Binaan Penyuluh Foto 6. Suasana FGD

31 170 Foto 7. Tinjauan ke Wilayah Binaan Penyuluh Foto 8. Suasana Diskusi dengan Penyuluh

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2013) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

Judul Penelitian: Pengaruh Siaran Radio dalam Penyebaran Informasi Teknologi Budidaya Padi Sawah terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani

Judul Penelitian: Pengaruh Siaran Radio dalam Penyebaran Informasi Teknologi Budidaya Padi Sawah terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani 74 Lampiran 1: KUESIONER PENELITIAN Judul Penelitian: Pengaruh Siaran Radio dalam Penyebaran Informasi Teknologi Budidaya Padi Sawah terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani Identitas Responden Nama : Alamat

Lebih terperinci

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan )

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) 87 Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) No:. Faktor Internal Petani Padi 1. Nama responden :.. 2. Kelompok Tani :..

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Instrumentasi

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Instrumentasi LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Instrumentasi a. Motivasi (Y 1 ) r (N=10) Variabel Indikator Pertanyaan Koefisien Korelasi Memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan 0.780 valid Keterangan Dikucilkan

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida 5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rata-rata penerimaan kotor antar varietas padi terdapat perbedaan, kecuali antara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan tanaman serealia penting dan digunakan sebagai makanan pokok oleh bangsa Indonesia. Itulah sebabnya produksi padi sangat perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan di Indonesia telah sejak lama mengedepankan peningkatan sektor pertanian. Demikian pula visi pembangunan pertanian tahun 2005 2009 didasarkan pada tujuan pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan nasional. Dilihat dari kontribusinya dalam pembentukan PDB pada tahun 2002, sektor ini menyumbang sekitar

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN

Lebih terperinci

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan LAMPIRAN 9 Lampiran. Pengukuran variabel penelitian Tabel. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan a. Varietas lokal

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Agronomis Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui 5 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Petani Dalam penelitian ini yang menjadi petani diambil sebanyak 6 KK yang mengusahakan padi sawah sebagai sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI Sebagaimana telah dikemukakan di depan, fokus studi difusi ini adalah pada inovasi budidaya SRI yang diintroduksikan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BPTP RIAU 2012 PENDAHULUAN Kebutuhan beras sebagai sumber kebutuhan

Lebih terperinci

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit LAMPIRAN 30 31 Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-31//IR19661131-3-

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- Faktor Strategi Bauran Pemasaran Jasa yang Memengaruhi Mahasiswa Memilih Program

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Husni Khamdan Fariz 1, Dedi Herdiansah S

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai PENDAHULUAN Latar Belakang Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai aspek teknik budidaya rumput laut dan aspek manajerial usaha tani rumput laut. teknik manajemen usahatani.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK PERSEPSI PETANI TENTANG DETERMINAN SELEKSI SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENERIMAAN INFORMASI USAHATANI PADI (KASUS PETANI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN) Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah

Lebih terperinci

Penjelasan Tentang Penelitian

Penjelasan Tentang Penelitian Penjelasan Tentang Penelitian Judul: Gambaran Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Dosen Di Fakultas Keperawatan. Saya bernama Natalisda Halawa, mahasiswi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Medan. Saya

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

Apa yang dimaksud dengan PHSL? Usahatani padi sawah di Indonesia dicirikan oleh kepemilikan lahan yang kecil (< 0.5 ha) Teknik budidaya petani bervariasi antar petani dan antar petakan Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU Malina Rohmaya, SP* Dewasa ini pertanian menjadi perhatian penting semua pihak karena pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang keberlangsungan kehidupan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari: AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Petani 1) Umur Umur petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

Lebih terperinci

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Dewasa ini, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan (Sumsel) ingin mewujudkan Sumsel Lumbung Pangan sesuai dengan tersedianya potensi sumber

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA 38 LAMPIRAN Lampiran 1 KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA Kabupaten : Bangka/Bateng Pewawancara :. Kecamatan :. Tgl. Wawancara :.. Desa

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi 45 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, secara operasional dapat diuraikan tentang definisi operasional,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Pembangunan pertanian masih mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Potensi Pengembangan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)di Kecamatan Cilimus Kabupaten. Maka sebagai bab akhir pada tulisan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN

VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN 7.1 Analisis Kepuasan Petani Mitra Evaluasi kemitraan dapat juga dilihat dari tingkat kepuasan petani mitra yang menjalankannya. Kepuasan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi wilayah penelitian a. Letak dan batas wilayah Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang berada di antara kota jogja dan kota solo. Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Paradigma Laju Adopsi Inovasi

Lampiran 1. Gambar Paradigma Laju Adopsi Inovasi Lampiran 1. Gambar Paradigma Laju Adopsi Inovasi Variabel-variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh I. KARAKTERISTIK INOVASI Keuntungan Relatif Kompatibilitas Kompleksitas Kemungkinan Dicoba kemungkinan Diamati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya adalah komoditas padi, karena komoditas padi sebagai sumber penyediaan kebutuhan pangan pokok berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya Pengendalian Wereng Batang Cokelat dan Walang Sangit pada Tanaman Padi dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) JAGUNG Penyusun Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Design By WAHYUDI H Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan formal, Pendidikan nonformal, Luas usahatani, Pengalaman usahatani, Lama bermitra, Status

Lebih terperinci

KUISIONER RESPONDEN. 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Berapa lama pengalaman yang Bapak/Ibu miliki dalam budidaya padi?

KUISIONER RESPONDEN. 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Berapa lama pengalaman yang Bapak/Ibu miliki dalam budidaya padi? LAMPIRAN 105 106 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER RESPONDEN Nama : Alamat : Umur : Tahun 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Tidak Sekolah Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menegah

Lebih terperinci

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan II. Materi dan Metode 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan Januari-Mei 2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No. Pertanyaan Sampel

Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No. Pertanyaan Sampel Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No Pertanyaan Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Total Skor 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 28 3

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Deskripsi Umum Wilayah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara Geografis Wilayah Kecamatan Dungaliyo, merupakan salah satu Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando, I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini beras masih merupakan pangan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando, 2007) kebutuhan beras dari tahun-ketahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan luas lahan yang sangat luas dan keanekaragaman hayati yang sangat beragam, memungkinkan Indonesia menjadi negara agraris terbesar

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Perberasan Indonesia Kebijakan mengenai perberasan di Indonesia telah dilakukan sejak tahun 1969/1970. Kebijakan tersebut (tahun 1969/1970 s/d 1998) mencakup kebijakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH 8.1. Penerimaan Usahatani Bawang Merah Penerimaan usahatani bawang merah terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan

III. METODE PENELITIAN. sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Tujuan dari teknik deskriptif analisis adalah membuat gambaran secara sistematik, faktual dan akurat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupatan Gorontalo. Sesuai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN

VII ANALISIS PENDAPATAN VII ANALISIS PENDAPATAN Analisis pendapatan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi penerimaan, biaya, dan pendapatan dari usahatani padi sawah pada decision making unit di Desa Kertawinangun pada musim

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 1. Berikut ini yang merupakan tanda bahwa tanaman dirusak oleh cacing, kecuali.. Bintil akar B. Bercak akar Busuk akar Lubang pada

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , , V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui minat petani terhadap komponen

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA HUSIN KADERI Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru Jl. Kebun Karet, Loktabat Banjarbaru RINGKASAN Percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Asmarhansyah 1) dan N. Yuliani 2)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika Basaruddin N. Tumarlan T. Penyunting Hermanto Ilustrasi Hendi Bachtiar Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan

Lebih terperinci

LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2

LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2 Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2 Keterangan : A B C D E F G = Kontrol = Urea = Urea

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu

Lebih terperinci