Judul Penelitian: Pengaruh Siaran Radio dalam Penyebaran Informasi Teknologi Budidaya Padi Sawah terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Judul Penelitian: Pengaruh Siaran Radio dalam Penyebaran Informasi Teknologi Budidaya Padi Sawah terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani"

Transkripsi

1 74 Lampiran 1: KUESIONER PENELITIAN Judul Penelitian: Pengaruh Siaran Radio dalam Penyebaran Informasi Teknologi Budidaya Padi Sawah terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani Identitas Responden Nama : Alamat : I. Faktor Internal Umur 1. Berapa Umur Bapak/Ibu saat ini?. Tahun Pendidikan formal 2. a). Apakah pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti: 1. Tidak pernah sekolah 5. Tamat SLTP 2. Tidak tamat SD 6. Tidak tamat SLTA 3. Tamat SD 7. Tamat SLTA 4. Tidak tamat SLTP 8. Perguruan tinggi b) Jika tidak tamat, berapa tahun di pendidikan terakhir.tahun. Status Sosial Isilah tabel di bawah sesuai dengan pengalaman organisasi Bapak/Ibu. Nama Organisasi Status dalam organisasi: (Pengurus/Anggota) Kepemilikan Media Massa 4. Berapa Jumlah media yang Bapak/Ibu miliki? a. Televisi:.. buah b. Radio:..buah c. HP :..buah d. Koran: buah e. Majalah: buah

2 75 II. Faktor Eksternal Akses Informasi 1. Berilah tanggapan dengan tanda cek ( ) terhadap akses informasi dari media massa yang dapat digunakan untuk menunjang usahatani padi sawah pada tabel di bawah dengan pilihan jawaban: Sangat sulit (1), Sulit (2), Cukup sulit (3),Mudah (4), Sangat mudah (5). 1 Televisi 2 Radio 3 Koran 4 Majalah 5 Leaflet 6 Lainnya.. Jenis Media Akses Informasi Dukungan kelembagaan Usahatani 7. Apakah ada dukungan kelembagaan terhadap usahatani yang Bapak/Ibu? Jika ada, Lembaga apa saja? Sebutkan.. N o Nama Lembaga Jenis Dukungan Sangat tidak bermanfaat Tingkat manfaat yang dirasakan Tidak Agak Berman bermanfaat bermanfaat -faat Sangat bermanfaat

3 76 Penilaian Petani terhadap Siaran Radio 1. Berilah penilaian dengan memberikan tanda cek ( ) terhadap tingkat kesesuaian siaran radio dengan kebutuhan Bapak/Ibu dalam usahatani padi pada tabel di bawah: Pilihan jawaban: Sangat tidak sesuai (1), Tidak sesuai (2), Cukup Sesuai (3), Sesuai (4), Sangat Sesuai (5). Obyek penilaian 1 Isi siaran 2 Waktu siaran 3 Format/kemasan siaran 4 Gaya penyampaian siaran Tanggapan Keterdedahan terhadap media lain A. Media Interpersonal 7. Apakah pesan yang disampaikan oleh PPL sudah sesuai dengan kebutuhan Bapak/Ibu dalam berusahatani padi sawah? 1. Sangat tidak sesuai 2. Tidak sesuai 3. Cukup sesuai 4. Sesuai 5. Sangat sesuai 8. Apakah pesan yang disampaikan oleh kontak tani sudah sesuai dengan kebutuhan Bapak/ Ibu dalam berusahatani padi sawah? 1. Sangat tidak sesuai 2. Tidak sesuai 3. Cukup sesuai 4. Sesuai 5. Sangat sesuai 9. Apakah pesan yang disampaikan oleh ketua kelompok tani sudah sesuai dengan kebutuan Bapak/Ibu dalam berusahatani padi sawah? 1. Sangat tidak sesuai 2. Tidak sesuai 3. Cukup sesuai 4. Sesuai 5. Sangat sesuai B. Media Cetak 10. Apakah koran bermanfaat bagi Bapak/Ibu dalam meningkatkan pengetahuan mengenai usahatani padi sawah? 1. Sangat tidak bermanfaat

4 77 2. Tidak bermanfaat 3. Cukup bermanfaat 4. Bermanfaat 5. Sangat bermanfaat 11. Apakah majalah bermanfaat bagi Bapak/Ibu dalam meningkatkan pengetahuan mengenai usahatani padi sawah? 1. Sangat tidak bermanfaat 2. Tidak bermanfaat 3. Cukup bermanfaat 4. Bermanfaat 5. Sangat bermanfaat 12. Apakah leaflet bermanfaat bagi Bapak/Ibu dalam meningkatkan pengetahuan mengenai usahatani padi sawah? 1. Sangat tidak bermanfaat 2. Tidak bermanfaat 3. Cukup bermanfaat 4. Bermanfaat 5. Sangat bermanfaat C. Media Televisi 13. Apakah televisi bermanfaat bagi Bapak/Ibu dalam meningkatkan pengetahuan mengenai usahatani padi sawah? 1. Sangat tidak bermanfaat 2. Tidak bermanfaat 3. Cukup bermanfaat 4. Bermanfaat 5. Sangat bermanfaat Perilaku Petani Mendengarkan Radio 14. Berapa kali Bapak/Ibu mendengarkan radio mengenai materi budidaya padi sawah dalam satu bulan terakhir?.. kali. 15. Berama lama waktu yang Bapak/Ibu gunakan untuk mendengarkan siaran radio terkait budidaya padi sawah dalam satu bulan terakhir? kali 16. Acara radio apakah yang paling Bapak/Ibu minati? 1. Musik 2. Berita

5 78 Efek Siaran Radio 3. Siaran pedesaan I. Kognitif Pernyataan di bawah ini merupakan komponen yang berkaitan dengan budidaya tanaman padi sawah. Berilah tanggapan dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom sebelah kanan terhadap pernyataan di kolom bagian kiri pada tabel di bawah dengan pilihan jawaban: Sangat Tidak Paham (1), Tidak Paham (2), Cukup Paham (3), Paham (4), dan Sangat Paham (5). Pernyataan I Pengolahan lahan 1 Tujuan pengolahan lahan 2 Kedalaman tanah yang baik saat membajak 3 Menentukan tanah yang baik untuk pertumbuhan padi sawah 4 Membuat bedengan untuk tanaman padi sawah II Penanaman 5 Menentukan jarak tanam yang ideal sesuai dengan tingkat kesuburan tanah 6 Menentukan waktu tanam yang tepat 7 Memilih bibit yang baik 8 Menentukan umur bibit yang baik untuk penanaman 9 Cara menanam padi sawah III Pemupukan 10 Tujuan pemupukan 11 Membedakan pupuk organik dengan pupuk anorganik 12 Menentukan dosis pupuk yang tepat 13 Menentukan waktu pemupukan yang tepat IV Pengendalian hama dan penyakit 14 Mengidentifikasi hama yang sering menyerang tanaman padi sawah 15 Mengidentifikasi penyakit yang menyerang tanaman padi sawah 16 Cara mengendalikan hama secara kimia 17 Cara mengendalikan penyakit secara kimia 18 Cara mengendalikan hama tanpa menggunakan bahan kimia 19 Cara mengendalikan penyakit tanpa menggunakan bahan kimia V Panen Tingkat Pemahaman

6 79 Pernyataan 20 Menentukan waktu yang tepat untuk panen 21 Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan waktu panen padi sawah 22 Menentukan kriteria padi yang siap panen 23 Menentukan cara panen yang baik sesuai kondisi lingkungan VI Pascapanen 24 Cara menurunkan kadar air padi sawah 25 Teknik penyimpanan agar terbebas dari penyakit jamur 26 Menentukan kadar air minimum padi sawah setelah panen Tingkat Pemahaman II. Afektif Pernyataan di bawah ini merupakan komponen yang berkaitan dengan budidaya tanaman padi sawah. Berilah tanggapan dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom sebelah kanan terhadap pernyataan di kolom bagian kiri pada tabel di bawah dengan pilihan jawaban: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Pernyataan I Pengolahan lahan 1 Sebelum padi sawah ditanam, tanah sebaiknya dibajak dengan kedalaman cm dan dibiarkan selama 5-7 hari 2 Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan dan memperbaiki aerasi atau struktur tanah serta membuang gulmagulma 3 Untuk menekan pertumbuhan gulma, lahan tanah yang telah diratakan disemprot dengan herbisida pra tumbuh dan dibiarkan selama 5-7 hari atau sesuai dengan anjuran pada merk herbisida yang dipergunakan. 4 Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap: a. Pembersihan b. Pencangkulan c. Pembajakan d. Penggaruan Tanggapan STS TS CS S SS

7 80 Pernyataan II Penanaman 5 Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah: a. Persiapan lahan b. Umur bibit c. Tahap penanaman 6 Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bibit tersebut segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit 7 Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada : o Jenis tanaman o Kesuburan tanah o Ketinggian tempat / musim 8 Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit. 9 jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang subur akan lebih lebar daripada jarak tanam padah tanah yang kurang subur Tanggapan STS TS CS S SS III Pemupukan 10 Tujuan pemupukan adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman dalam proses pertumbuhan dan produksi 11 Dosis pupuk yang sering digunakan adalah: o Pupuk Urea kg / ha o Pupuk SP kg / ha o Pupuk KCI kg / ha 12 Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu kali budidaya (produksi) padi sawah 13 Pupuk diberikan pada tahap kedua yaitu kira-kira pada waktu tanaman berumur 40 hari IV Pengendalian hama dan penyakit 14 Upaya pengamanan pertanaman dari serangan organisme pengganggu tanaman ( OPT ) dilakukan dengan menerapkan pengendalian hama terpadu 15 Pengendalian OPT menggunakan pestisida harus memenuhi persyaratan ekologis yaitu aspek ekonomi ((menguntungkan ), aspek

8 81 Pernyataan social ( tidak merusak lingkungan ) dan aspek teknis ( dapat diterapkan ) serta dilaksanakan secara terpadu. 16 Penggunaan pestisida dapat merusak lingkungan 17 Cara mengendalikan hama secara terpadu adalah dengan menggunakan semua teknik pengendalian hama dan penyakit 18 Serangan hama dapat ditekan dengan cara memutus siklus hidup hama 19 Penyakit padi sawah sulit diberantas dengan menggunakan metode pengendalian mekanik V Panen 20 Usaha tani padi tidak akan menguntungkan atau tidak akan memberikan hasil yang optimal jika panen dilakukan pada umur yang tidak tepat dan cara yang kurang tepat 21 Tanaman padi harus dipanen pada masak biologis berdasarkan: a. Umur tanaman sesuai dengan diskripsi b. Kadar air gabah 20-26% c. Umur mulai hari setelah berbunga rata d. Penampakan malai kuning/kematangan ( 95 % ) 22 Keterlambatan panen menyebabkan produksi menurun karena gabah banyak yang rontok 23 Waktu panen yang terlalu awal menyebabkan mutu gabah rendah, banyak beras yang pecah saat digiling, berbutir hijau, serta berbutir kapur VI Pascapanen 24 Kadar air untuk Gabah Kering Giling (GKG) adalah maksimum 14% 25 Upaya untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi menggunakan alas 26 Cara penyimpanan gabah/beras dapat dilakukan dengan cara curah dan kemasan Tanggapan STS TS CS S SS

9 82 Penataan Acara Radio I. Kognitif Beriku ini adalah pernyataan tentang hal-hal yang berkaitan dengan penataan acara radio di studio siaran. Berilah tanggapan dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom sebelah kanan terhadap pernyataan di kolom bagian kiri pada tabel di bawah dengan pilihan jawaban: Sangat Tidak Paham (1), Tidak Paham (2), Cukup Paham (3), Paham (4), dan Sangat Paham (5). Pernyataan 1 Menentukan durasi yang ideal untuk acara siaran pedesaan 2 Menyesuaikan durasi siaran menurut materi yang disiarkan 3 Menyesuaikan durasi siaran menurut waktu penyiaran 4 Menentukan acara yang tepat untuk disiarkan pada pagi, siang, petang, dan malam hari 5 Menentukan waktu terbaik (prime time) dalam satu hari siaran 6 Memilih waktu yang tepat untuk siaran berita maupun hiburan 7 Menentukan waktu yang tepat untuk siaran pedesaan 8 Memilih acara yang baik untuk segmen masyarakat desa 9 Mengemas acara yang sesuai bagi penduduk pedesaan 10 Membuat penggolongan jenis-jenis acara siaran Tingkat Pemahaman Afektif Pernyataan di bawah ini merupakan komponen yang berkaitan dengan penataan acara radio di studio siaran Berilah tanggapan dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom sebelah kanan terhadap pernyataan di kolom bagian kiri pada tabel di bawah dengan pilihan jawaban: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).

10 83 Pernyataan 1 Bahan siaran harus disesuaikan dengan kebiasaan pendengar, baik dalam bentuk berita, ceramah, pendidikan, atau penerangan, hiburan, dan sebagainya. 2 Waktu yang terbaik dalam siaran radio ialah antara jam dan Umumnya para pendengar di desa-desa terutama hanya mempunyai waktu mendengarkan radio pada malam hari 4 Acara berita sebaiknya disajikan dengan durasi menit 5 Durasi yang panjang dapat membuat pedengan bosan 6 Durasi siaran pada prime time sebaiknya lebih panjang 7 Kebanyakan pendengar di pedesaan pada waktu siang hari adalah ibu rumah tangga 8 RRI memberikan pedoman bagi pembuatan siaran berita dengan proporsi 25% dalam satu hari siaran 9 Secara umum, waktu siaran dibagi dalam empat bagian yaitu pagi, siang, petang, dan malam 10 Untuk kesempurnaan produksi dan penyajian siaran, perlu dibuat rencana siaran bulanan, siaran pekanan, dan siaran harian Tanggapan

11 84 Lampiran 2: Materi Siaran Radio Judul : Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Sumber daya Terpadu (PTT) Padi Sawah. Naskah : Mardianah D u r a s i : 30 menit W a k t u : 4 Juni 2010 Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Om-om dan Bibi-bibi semua warga tani yang sedang bakarja di kabong, apa kabar? torang baku dapa kembali dalam acara Siaran pedesaan, mudahmudahan om-om dan bibi-bibi semua berada dalam keadaan sehat wal-afiat. Amiiinn. Om-om, bibi-bibi dan seluruh warga yang ada di pedesaan pada pertemuan toramg kali ini, torang akan bacarita menganai bagaimana toranag bercocok tanam padi sawah. Mudah-mudahan katorang samua tetap dalam lindungan Allah SWT. Sambil torang minum kopi, jangan lupa mendengarkan radio tentang siaran pedesaan, mudah-mudahan ada manfaatnya buat torang samua khusus yang batanam padi. Om-om, bibi-bibi dan warga tani samua, sebelum torang masuk di materi inti saya perkenalkan mengenai pendahuluan tentang PTT padi sawah. Selamat mendengarkan Pendahuluan Untuk meningkatkan produkitivitas padi telah diintroduksikan teknologi pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu padi sawah (PTT) di tiga kabupaten di Maluku Utara yakni Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Utara, dan Kabupaten Halmahera Tengah. Model PTT dilakukan secara terpadu antara kebutuhan tanaman dan sumberdaya yang tersedia, sehingga tercipta lingungan produksi yang lebih kondusif bagi pertumbuhan tanaman sesuai dengan sumberdaya setempat. Komponen Teknologi PTT Pengelolaan tanman terpadu dan sumberdaya terpadu bertujuan untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik (akar dan bagian atans tanaman) sehingga produksi hasil tinggi. Teknik-teknik pengelolaan yang sesuai harus dilakukan agar tanaman dapat menampilkan kemampuan genetiknya secara penuh. Beberapa komponen PTT yang digunakan; a. Penggunaan Varietas Unggul, Jumlah dan Umur Bibit. Varietas Unggul Untuk menghasilkan produksi optimal, selama ini pemilihan varietas terbatas pada berbagai verietas populer yang rasa nasinya enak sesui dengan preferensi konsumen dan tahan hama dan penyakit. Namun untuk mendapatkan produktivitas yang lebih tinggi lagi, perlu pula d coba varietas alternative, seperti padi hibrida, atau padi tipe baru yang sesuai denagn kondisi setempat.

12 85 Jumlah Bibit Tiap rumpun hanya terdiri 1-3 batang sehingga penggunaan benih dapat dihemat/irit. Umur Bibit Bibit yang digunakan berumur hari setelah semai. Manfaat penggunaan bibit muda, antara lain: (a) pertumbuhan akar lebih kuat dan dalam, (b) tanaman lebih tahan rebah, (c) lebih tahan dari kekeringan, (d) penyerapan pupuk lebih efisien, dan (e) anakan lebih banyak. b. Luas Pesemaian. Umumnya petani membuat pesemaian relative sempt sekitar 100 m 2 /ha, sehingga bibit yang dihasilkan relaitif kecil. Dengan luas 400 m 2 /ha bibit tumbuh lebih baik dan besar, sehingga bila dipindahkan bibit sudah cukup kuat walaupun dalam umur muda (<20 hari). c. Populasi, Jarak dan Cara Tanam Sistem tanam menggunakan system jejer legowo 2:1, artinya setiap 2 baris tanaman diberi jarak sama dengan baris tanaman, namun tidak ditanami. Jarak tanam 20 x10 cm, dengan system ini populasi tanaman lebih banyak sekitar 33% dari system jejer tegel (20x20 cm). Sistem jajar legowo ini dimaksudkan supaya tanaman menjadi tanaman pinggiran semua, sehingga mendapatkan sinar matahari secara penuh/sempurna. Hal ini diperlukan oleh tanaman dalam proses fotosintesa, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Dengan jarak tanam yang rapat dalam barisan populasi tanaman menjadi lebih banyak. Jumlah anakan diharapkan tidak terlalu banyak karena apabila jumlah anakan terlalu banyak, dapat mengakibatkan malai menjadi kecil-kecil dan tidak produktif. Diharapkan jumlah anakan produktif semakin banyak. d. Pemberian Bahan Organik Penambahan bahan organik dapat meningkatkan penyerapan unsur hara tanaman. Disamping itu pemberian bahan organic dapat meningkatkan daya menahan air. Berbagai bentuk bahan organik dapat diberikan, tergantung pada ketersediaannya di tingkat petani, seperi jerami, pupuk kandang,pupuk hijau dan sekampadi. bahan organic yang telah dikomposkan akan memberikan hasil yang lebih baik. e. Penggunaan Bagan Warna Daun Penggunaan BWD dimaksudkan untuk menentukan pemberian N, waktu dan dosis, pemupukan akan menjadi lebih efisien dan efektif karena diberikan saat diperlukan tanaman. f. Irigasi Bergilir (Pengairan intermitten

13 86 Pemberian air irigasi secara bergantian (intermitten) dapat menghemat penggunaan air. Disamping itu, cara ini dapat meningkatkan aerasi tanah yang bermanfaat bagi pertumbuhan akar.irigasi bergilir dilakukan pada sawah yang airnya dapat diatur dan ketersediaannya terjamin. g. Pengendalian hama dengan konsep PHT Strategi pengendalian yaitu: 1). Gunakan varietas tahan 2). Tanam benih/bibit yang sehat, termasuk pengendalian dari aspek kultur teknis seperti pola tanam tepat, pergiliran tanaman, kebersihan lapang, dll. 3). Pengamatan berkala dilapangan. 4). Pemanfaatan musuh alami, seperti pemangsa/predator (laba-laba) 5). Pengendalian secara mekanik, seperti: - Menggunakan alat atau mengambil dengan tangan. - Menggunakan pagar. - Menggunakan perangkap 6). Pengendalian secara fisik, seperti: - Menggunakan lampu perangkap (lampu perangkap, dapat digunakan untuk mengendalikan hama penggerak batang padi. 7). Pnggunaan pestisida hanya bila diperlukan dengan; - Insektisida - Fungisida; atau molusida. h. Pengendalian Gulma Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma (rumput=tumbuhan pengganggu) dengan tangan, menggunakan alat gosrok atau landak, atau menggunakan herbisida. i. Panen dan Pasca Panen Panen dilakukan pada saat yang paling tepat yaitu ketika 90% gabah menguning. Perontokan gabah dilakukan segera setelah panen, diusahakan malai jangan ditumpuk terlalu lama. Perontokan menggunakan mesin perontok. Om-om, bibi-bibi semua mitra tani, demikianlah apa yang saya sampaikan dan torang bicarakan mengenai bagaimana cara bercocok tanam padi sawah dengan sistem PTT padi sawah pada kesempatan kita kali. Mudah-mudahan dengan informasi ini om-om dan mitra tani beserta keluarganya dapat memotivasi para petani padi sawah lainnya yang ada di sekitar om-om semuanya, untuk lebih giat lagi bertani dan dapat bermanfaat untuk meningkatkan produksi padi sawah maupun usaha tani lainnya. Insya Allah kapan dan dimana saja om-om dan mitra tani lainnya membutuhkan informasi torang dengan senang hati menerima. Cukup sekian dulu perbincangan torang lain waktu kita berjumpa lagi Wassalam. Narator

14 87 Lampiran 3. Dokumentasi penelitian AKTIVITAS KRU RRI TERNATE Gambar 2. Kru RRI Ternate sedang melakukan siaran. Gambar 3. Kru RRI Ternate mengadakan dialog interaktif dengan audiens.

15 88 KEGIATAN PENELITIAN DI DESA KLUTING JAYA Pengisian kuisioner kelompok pre test di Desa Kluting Jaya. Pengisian kuisioner kelompok post test di Desa Kluting Jaya

16 Lampiran 4. Peta Provinsi Maluku Utara 89

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,

Lebih terperinci

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari: AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Gambar Peta Provinsi Banten

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Gambar Peta Provinsi Banten LAMPIRAN 141 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Gambar Peta Provinsi Banten 142 Lampiran 2. Kuesioner penelitian PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA DALAM PENYULUHANPERTANIAN PADI DI PROVINSI

Lebih terperinci

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta No. 05 / Brosur / BPTP Jakarta / 2008 PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI JAKARTA DEPARTEMEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan )

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) 87 Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan ) No:. Faktor Internal Petani Padi 1. Nama responden :.. 2. Kelompok Tani :..

Lebih terperinci

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN Ameilia Zuliyanti Siregar Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian zuliyanti@yahoo.com,azs_yanti@gmail.com Pendahuluan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan LAMPIRAN 9 Lampiran. Pengukuran variabel penelitian Tabel. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan a. Varietas lokal

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH Implementasi Budidaya Tanaman Padi Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu Oleh : ASEP FIRMANSYAH Produksi padi nasional belum mencapai target sementara kebutuhan beras nasional terus meningkat Telah terjadi

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) PRINSIP S R I Oleh : Isnawan BP3K Nglegok Tanaman padi diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya Semua unsur potensi

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU Malina Rohmaya, SP* Dewasa ini pertanian menjadi perhatian penting semua pihak karena pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang keberlangsungan kehidupan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

KEUNTUNGAN DAN KELEBIHAN SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH

KEUNTUNGAN DAN KELEBIHAN SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH KEUNTUNGAN DAN KELEBIHAN SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH Salah satu komponen teknologi PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah yaitu dianjurkan untuk mengatur jarak tanaman dan populasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur LAMPIRAN 89 90 Lampiran. Pengukuran Variabel Tabel. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur Indikator Kriteria. Umur 5-40 tahun 4-55 tahun >55. Pendidikan formal > 8 tahun -7 tahun

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida 5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rata-rata penerimaan kotor antar varietas padi terdapat perbedaan, kecuali antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Skor Tingkat Penerapan Teknologi Komponen Model PTT pada Budidaya Padi Sawah di Daerah Penelitian

Lampiran 1. Skor Tingkat Penerapan Teknologi Komponen Model PTT pada Budidaya Padi Sawah di Daerah Penelitian Lampiran 1. Skor Tingkat Penerapan Teknologi Komponen Model PTT pada Budidaya Padi Sawah di Daerah Penelitian Komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT Skor Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 1 2

Lebih terperinci

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 1 KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) PADI Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui minat petani terhadap komponen

Lebih terperinci

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH Ir. Yunizar, MS HP. 08527882006 Balai Pengkajian Teknologi Riau I. PENDAHULUAN Benih merupakan sarana penting dalam produksi pertanian, juga menjadi pembawa perubahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH Oleh : Saiful Helmy

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH Oleh : Saiful Helmy PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH Oleh : Saiful Helmy Budidaya Padi Melalui PTT PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah merupakan sebuah inovasi untuk menunjang peningkatan produksi padi.

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan, yang merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam remote area lingkaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali L A M P I R A N Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali 151 152 Lampiran 2. Hasil uji CFA peubah penelitian Chi Square = 112.49, df=98 P-value=0.15028, RMSEA=0.038, CFI=0.932 153 Lampiran 3. Data deskriptif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat karbohidrat dan protein sebagai sumber energi. Tanaman pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Asmarhansyah 1) dan N. Yuliani 2)

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Andi Ishak, Bunaiyah Honorita, dan Yesmawati Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan tanaman serealia penting dan digunakan sebagai makanan pokok oleh bangsa Indonesia. Itulah sebabnya produksi padi sangat perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan

Lebih terperinci

1 SET A. INDIVIDU PETANI

1 SET A. INDIVIDU PETANI 1 SET A. INDIVIDU PETANI Pengelolaan Tanaman Padi Versi beta Indonesia Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani O lahan sawah kelompok tani sehamparan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kuisioner Untuk Petani Bawang Merah. A1. Nama Responden : A4. Pendidikan : (1) tidak Sekolah (2) SD Tidak Tamat. A6.

LAMPIRAN. Kuisioner Untuk Petani Bawang Merah. A1. Nama Responden : A4. Pendidikan : (1) tidak Sekolah (2) SD Tidak Tamat. A6. LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner Untuk Petani Bawang Merah A. DEMOGRAFI A1. Nama Responden : A. Umur : tahun A3. Jenis Kelamin : 1. Laki laki. Perempuan A4. Pendidikan : (1) tidak Sekolah () SD Tidak Tamat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Tanam SRI Menurut Soekartawi (1999) Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dari permukaan laut dengan temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan 1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran 283 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kumpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

Apa yang dimaksud dengan PHSL? Usahatani padi sawah di Indonesia dicirikan oleh kepemilikan lahan yang kecil (< 0.5 ha) Teknik budidaya petani bervariasi antar petani dan antar petakan Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) merupakan

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani 1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pembenihan padi Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. Waktu penelitian dilakukan selama ± 4 bulan dimulai dari bulan

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau Green Economy and Locally Appropriate Mitigation Actions in Indonesia Latar Belakang Perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani 1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu) Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan

Lebih terperinci

Pedoman Umum. PTT Padi Sawah

Pedoman Umum. PTT Padi Sawah Pedoman Umum PTT Padi Sawah Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2015 Pedoman Umum PTT Padi Sawah Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2015 i Pedoman

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan 1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang dilakasanakan pada musim gadu bulan Juli-Oktober 2012. Pengamatan dilakukan

Lebih terperinci

KUISIONER RESPONDEN. 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Berapa lama pengalaman yang Bapak/Ibu miliki dalam budidaya padi?

KUISIONER RESPONDEN. 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Berapa lama pengalaman yang Bapak/Ibu miliki dalam budidaya padi? LAMPIRAN 105 106 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER RESPONDEN Nama : Alamat : Umur : Tahun 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Tidak Sekolah Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menegah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH PENDAHULUAN

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH PENDAHULUAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH Oleh : Chairunas, Adli Yusuf, Azman B, Burlis Han, Silman Hamidi, Assuan, Yufniati ZA,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani 1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) (Studi Kasus Pada Kelompoktani Angsana Mekar Desa Cibahayu Kecamatan Kadipaten Kabupaten ) Oleh: Laras Waras Sungkawa

Lebih terperinci

DAFTAR ANGKET. Bapak/ Ibu beberapa saat ditengah kesibukan dan pekerjaan Bapak/ibu sehari-hari.

DAFTAR ANGKET. Bapak/ Ibu beberapa saat ditengah kesibukan dan pekerjaan Bapak/ibu sehari-hari. Lampiran 1 DAFTAR ANGKET A. Kata Pengantar Dengan segala hormat dan kerendahan hati, perkenankanlah saya menyita waktu Bapak/ Ibu beberapa saat ditengah kesibukan dan pekerjaan Bapak/ibu sehari-hari. Adapun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia (Marlina,2012), Batang pada tanaman padi beruas-ruas yang di dalamnya berongga (kosong), biasanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, dan metode kuantitatif. Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan

Lebih terperinci

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Dewasa ini, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan (Sumsel) ingin mewujudkan Sumsel Lumbung Pangan sesuai dengan tersedianya potensi sumber

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2013) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil) Upaya meningkatkan produksi padi Indonesia terus dilakukan dalam upaya untuk mencapai swasembada beras. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi laju peningkatan kebutuhan beras yang diperkirakan mencapai 41,5

Lebih terperinci

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013 PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH 1 BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH Budidaya untuk produksi benih sedikit berbeda dengan budidaya untuk produksi non benih, yakni pada prinsip genetisnya, dimana

Lebih terperinci

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) JAGUNG Penyusun Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Design By WAHYUDI H Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO ISBN : 978-602-1276-01-3 SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN

1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN 1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN Pengelolaan Tanaman Padi Versi beta Indonesia Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani O lahan sawah kelompok tani

Lebih terperinci