HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIA DI RS AWAL BROS-BEKASI TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIA DI RS AWAL BROS-BEKASI TAHUN 2014"

Transkripsi

1 1 HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIA DI RS AWAL BROS-BEKASI TAHUN 2014 Dwi Novita Sari 1, Ali Ilham Sofiat 2 1. Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Assyafi iyah Jakarta, Indonesia 2. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-syafi iyah Jakarta, Indonesia ABSTRAK Penyakit diabetes mellitus urutan nomer 4, yang mengetahui hubungan antara pola makan dengan penyakit diabetes mellitus, dilakukan penelitian deskritkan di Indonesia. Untuk.Di Indonesia pada tahun 2010 jumlah penderita diabetes mellitus orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola makan deskritif kualitatif terhadap 50 orang pasien, diabetes mellitus di RS. Awal Bross Bekasi tanggal 1 Agustus Agustus Hasil penelitian, menggunakan chi square test, menghasilkan dan terdapat hasil antara pola makan dengan penyakit diabetes mellitus. Lansia yang terkena penyakit diabetes mellitus lebih banyak jumlahnya dibandingkan usia muda di RS Awal Bros Bekasi. Pasien usia muda berjumlah 131 orang dan lansia 805 orang, jumlah lansia enam kali lebih banyak. Metode penelitan yang digunakan adalah deskriptif korelatif, dengan instrument dalam bentuk kuesioner dan observasi, sampel 50 orang responden. Analisis data univariat menggunakan persentase (%) dan bivariate (ɑ = 5%) hasil penelitian tidak terdapat hubungan pola makan dengan kadar darah pasien menggunakan rumus Chi-Square dengan persentase 5%. Kadar gula darah tinggi 18 orang kadar gula darah tinggi dan 32 orang kadar gula darah sangat tinggi. Kata kunci :Jenis makanan, jumlah makanan, jadwal makan, jumlah kadar gula darah, lansia Latar Belakang Usia lanjut dalam siklus kehidupan dianggap sebagai tahap akhir perkembangan dalam kehidupan manusia. Menurut UU No 13 tahun 1998 pasal 1 ayat (2), (3), (4) tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Lansia ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Lansia pada umumnya akan mengalami suatu keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, perubahan gaya hidup masyarakat ternyata juga mempengaruhi perubahan terhadap masalah kesehatan. Pada saat ini penyakit yang timbul juga diakibatkan oleh gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat, kurang olah raga, ataupun banyak mengkonsumsi alkohol. Penyakit yang melekat pada lansia antara lain diabetes mellitus, arteriosclerosis, penyakit jantung, stroke, obesitas, dan kanker. Masalah kesehatan pada lansia memiliki kaitan erat dengan jenis makanan yang dimakan sehingga perlu mengatur

2 2 pola makan dengan menu sehat dan tepat seperti makanan rendah gula dan berserat. Salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh lansia adalah diabetes mellitus. Diabetes akan menyebabkan suatu kondisi dimana tubuh tidak memproduksi dengan cukup atau tidak merespons zat insulin dengan benar. Insulin adalah suatu hormone yang diproduksi di pankreas yang memungkinkan sel menangkap glukosa untuk diubah menjadi energi. Pada penderita diabetes tubuh tidak akan merespon insulin dengan baik atau bahkan kekurangan insulin atau terjadi karena kedua factor tersebut. Kondisi demikian akan menyebabkan berbagai komplikasi pada penderitanya. Satu dari, penderita, diabetes tidak akan menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut (Susanto, 2010). Menurut riset tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 yang dilakukan di RS Awal Bros Bekasi menunjukan data antara tahun terjadi kenaikan penderita diabetes pada lansia 6x lebih banyak jumlahnya dibandingkan usia muda Latar Belakang Usia lanjut dalam siklus kehidupan dianggap sebagai tahap akhir perkembangan dalam kehidupan manusia. Menurut UU No 13 tahun 1998 pasal 1 ayat (2), (3), (4) tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Lansia ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Lansia pada umumnya akan mengalami suatu keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, perubahan gaya hidup masyarakat ternyata juga mempengaruhi perubahan terhadap masalah kesehatan. Pada saat ini penyakit yang timbul juga diakibatkan oleh gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat, kurang olah raga, ataupun banyak mengkonsumsi alkohol. Penyakit yang melekat pada lansia antara lain diabetes mellitus, arteriosclerosis, penyakit jantung, stroke, obesitas, dan kanker. Masalah kesehatan pada lansia memiliki kaitan erat dengan jenis makanan yang dimakan sehingga perlu mengatur pola makan dengan menu sehat dan tepat seperti makanan rendah gula dan berserat. Salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh lansia adalah diabetes mellitus. Diabetes akan menyebabkan suatu kondisi dimana tubuh tidak memproduksi dengan cukup atau tidak merespons zat insulin dengan benar. Insulin adalah suatu hormone yang diproduksi di pankreas yang memungkinkan sel menangkap glukosa untuk diubah menjadi energi. Pada penderita diabetes tubuh tidak akan merespon insulin dengan baik atau bahkan kekurangan insulin atau terjadi karena kedua factor tersebut. Kondisi demikian akan menyebabkan berbagai komplikasi pada penderitanya. Satu dari, penderita,

3 3 diabetes tidak akan menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut (Susanto, 2010). Menurut riset tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 yang dilakukan di RS Awal Bros Bekasi menunjukan data antara tahun terjadi kenaikan penderita diabetes pada lansia 6x lebih banyak jumlahnya dibandingkan usia muda. Rumusan Masalah Tingginya kejadian diabetes mellitus pada lansia yang dirawat di RS. Awal Bross Bekasi dan belum diketahuinya hubungan antara pola makan dengan penyakit diabetes mellitus pada pasien lanjut usia. Tujuan 1. Untuk mengetahui gambaran tentang pola makan yang sehat pada lanjut usia. 2. Untuk mengetahui gambaran penyakit Diabetes pada lanjut usia. 3. Untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan penyakit Diabetes Mellitus pada lanjut usia. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan bagi masyarakat sehingga dapat mengetahui hubungan antara pola makan dengan penyakit diabetes mellitus pada lanjut usia. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi terhadap institusi keperawatan tentang penyakit diabetes mellitus pada lanjut usia sehingga pola makan dapat diperbaiki dengan menu sehat dan tepat Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Lansia Dalam siklus kehidupan, usia lanjut dianggap sebagai tahap akhir perkembangan dalam kehidupan.menurut UU No 13 tahun 1998 pasal 1 ayat (2), (3), (4) tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. 2. Pengertian Pola Makan Pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh seseorang atau kelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan. 3. Pengertian Diabetes Melitus Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan sekresi insulin, atau fungsi insulin, ataupun keduanya. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab

4 4 dalam mempertahankan kadar gula darah agar tetap normal. Insulin berfungsi untuk memasukkan gula dari dalam otot ke dalam jaringan sehingga tubuh dapat menghasilkan energi. Menurut WHO (World Health Organization), diabetes merupakan penyakit kronis, yang terjadi apabila pankreas tidak menghasilkan insulin yang adekuat, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang diproduksinya. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah yang disebut dengan istilah hiperglikemia. Metode Penelitian Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - September Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan subjek yang diteliti dan dapat dijadikan genealisasi hasil penelitian (Notoatmojo, 2005). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Pasien Diabetes Melitus pada lanjut usia yang berada di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi, yang berjumlah populasi sebanyak 50 pasien, yang dihitung berdasarkan pasien yang masuk rumah sakit selama dua minggu, yaitu dengan rata rata perhari 5 orang pasien. 2. Sampel Menurut (Saryono, 2009). Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan responden dalam penelitian. Sampel yang diambil harus representatif terhadap populasinya, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan dan dapat mewakili populasinya. Dikarenakan jumlah populasi atau pasien Diabetes Melitus pada lanjut usia yang berada di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi hanya berjumlah 50 pasien, maka peneliti merencanakan mengambil sampel keseluruhan dari jumlah populasi yang ada. Hasil 1. Gambaran Karakteristik Responden Gambaran karektiristik responden pada penelitian terdiri dari usia responden, usia responden, berat badan responden dan tinggi badan responden. Tabel 1Suku Bangsa Responden Suku Jumlah Bangsa Responden Persentase Jawa Kalimantan 4 8 Sulawesi 3 6 Sumatra 9 18 Sunda Total Berdasarkan data mengenai suku responden, dari 50 sampel pada penelitian, didapat 21 responden (42%) dari suku Jawa, sebanyak 4 responden (8%) dari suku Kalimantan, sebanyak 3 responden (6%) dari suku Sulawesi, sebanyak 9 responden (18%)dari suku Sumatradan sebanyak 13 responden (26%) dari suku sunda.

5 5 Tabel 2Berat Badan Berat Badan Jumlah Responden Persentase kg kg kg kg Total Berdasarkan data mengenai berat badan responden, dari 50 sampel pada penelitian, didapat 12 responden (18%) dengan berat badan kg, sebanyak 18 responden (36%) dengan berat badan kg, sebanyak 10responden (20%) dengan berat badan dan sebanyak 10 responden (20%) dengan berat badan kg. Tabel 3 Tinggi Badan Tinggi Badan Jumlah Responden Persentase cm cm cm cm cm cm 2 4 Total Berdasarkan data mengenai tinggi badan responden, dari 50 sampel pada penelitian, didapat 9 responden (18%) dengan tinggi badan cm, sebanyak 13 responden (26%) dengan tinggi badan , sebanyak 18 responden (36%) dengan tinggi badan , sebanyak 6 responden (12%) dengan tinggi badan , sebanyak 2 responden (4%) dengan tinggi badan dan sebanyak 2 responden (4%) dengan tinggi badan Tabel 4 Jumlah Kalori Pada Pasien Kalori Jumlah Responden Persentase % % % > % Total % Berdasarkan table diatas pada Lansia terdapat delapan orang yang mempunyai pola makan baik dan 42 orang yang mempunyai pola makan buruk. 80% 60% 40% 20% 0% Persentase Pola Makan Baik & Buruk Baik Buruk Persentase 2. Analisis Univariat Hubungan Antara Pola Makan pada Lanjut Usia Di RS Awal Bros Bekasi Sarapan Pagi a. Hubungan Antara Pola Makan pagi

6 6 responden dengan pertanyaan Jenis sarapan pagi yang sering anda penelitian, sebanyak 21 responden menjawab makan nasi, 8 responden menjawab makan mie, 7 responden menjawab makan roti, 7 responden menjawab mimun sereal dan 7 responden menjawab makan jagung. b. Hubungan Antara Pola Makan pada Lanjut Usia Di RS Awal Bros Bekasi, ditinjau dari pola makan pagi responden dengan pertanyaan Jenis lauk pauk yang sering anda konsumsi (protein hewani) dari 50 sampel pada penelitian, sebanyak12 responden menjawab makan daging, 11 responden menjawab makan telur, 11 responden menjawab makan ikan, 8 responden menjawab makanayam dan 8 responden menjawab makan udang. c. Hubungan Antara Pola Makan pagi responden dengan pertanyaan Jenis minuman yang sering anda penelitian, sebanyak12 responden menjawab minumteh manis, 9 responden menjawab minum kopi, 9 responden menjawab minum susu kental manis, 13 responden menjawab mimun air putih dan 7 responden menjawab minum jus buah. d. Hubungan Antara Pola Makan pagi responden dengan pertanyaan Jenis sayuran yang sering anda konsumsi dari 50 sampel pada penelitian, sebanyak10 responden menjawab makan sayur bayam, 10 responden menjawab makan sayur kangkung, 6 responden menjawab makan sayur terong, 16 responden menjawab makan sayur sawi dan 8 responden menjawab makan sayur toge. Makan Siang a. Hubungan Antara Pola Makan pada Lanjut Usia Di RS Awal Bros Bekasi, ditinjau dari pola makan Jenis makanan pokok yang sering anda penelitian, sebanyak 16 responden menjawab makan nasi, 9 responden menjawab makan mie, 12 responden menjawab makan roti, 6 responden menjawab mimun sereal dan 7 responden menjawab makan jagung. b. Hubungan Antara Pola Makan Berapa jumlah takaran pada makanan pokok yang sering anda penelitian, sebanyak 14 responden menjawab hanya makan 1 centong, 2 responden menjawab hanya makan 2 centong, 11 responden menjawab makan 3 centong, 12 responden

7 7 menjawab makan 4 centing dan 11 responden menjawab makan 5 centong. c. Hubungan Antara Pola Makan Jenis lauk pauk yang sering anda penelitian, sebanyak 13 responden menjawab makan ati ampela, 14 responden menjawab makan sarden, 12 responden menjawab makan kornet, 12 responden menjawab makan otak dan 4 responden menjawab makan daging. d. Hubungan Antara Pola Makan Jenis lauk pauk yang sering anda penelitian, sebanyak 17 responden menjawab makan tahu, 8 responden menjawab makan tempe, 7 responden menjawab makan oncom, 10 responden menjawab kacang hijau dan 8 responden menjawab makan kacang tanah. e. Hubungan Antara Pola Makan Jenis sayuran yang sering anda penelitian, sebanyak 9 responden menjawab makan sayur bayam, 13 responden menjawab makan sayur kangkung, 15 responden menjawab makan sayur terong, 7 responden menjawab makan sayur sawi dan 6 responden menjawab makan sayur toge. f. Hubungan Antara Pola Makan Jenis buah-buahan yang sering anda penelitian, sebanyak 10 responden menjawab makan apel, 18 responden menjawab makan jeruk, 8 responden menjawab makan pisang, 5 responden menjawab makan pepaya dan 9 responden menjawab makan semangka. g. Hubungan Antara Pola Makan pada Lanjut Usia Di RS Awal Bros Jenis cemilan yang sering anda penelitian, sebanyak 9 responden menjawab makan gorengan, 18 responden menjawab makan keripik, 10 responden menjawab makan biscuit, 9 responden menjawab makan kacang atom dan 4 responden menjawab makan kue basah. h. Hubungan Antara Pola Makan pada Lanjut Usia Di RS Awal Bros Jenis jajanan yang sering anda

8 8 penelitian, sebanyak 10 responden menjawab makan bakso, 10 responden menjawab makan mie ayam, 10 responden menjawab makan somay, 10 responden menjawab makan batagor dan 10 responden menjawab makan ketoprak. i. Hubungan Antara Pola Makan Jenis minuman yang sering anda penelitian, sebanyak 11 responden menjawab minum sirup, 14 responden menjawab minum teh manis, 13 responden menjawab minum kopi, 3 responden menjawab mimun soft drink dan 9 responden menjawab minum air putih Makan Malam a. Hubungan Antara Pola Makan pertanyaan Jenis makanan pokok yang sering anda konsumsi dari 50 sampel pada penelitian, sebanyak 18 responden menjawab makan nasi, 3 responden menjawab makan mie, 8 responden menjawab makan roti, 9 responden menjawab mimun sereal dan 12 responden menjawab makan jagung. b. Hubungan Antara Pola Makan pertanyaan Berapa jumlah takaran pada makanan pokok yang sering anda penelitian, sebanyak 14 responden menjawab hanya makan 1 centong, 13 responden menjawab hanya makan 2 centong, 12 responden menjawab makan 3 centong, 5 responden menjawab makan 4 centing dan 6 responden menjawab makan 5 centong. c. Hubungan Antara Pola Makan pertanyaan Jenis lauk pauk yang sering anda konsumsi dari 50 sampel pada penelitian, sebanyak 12 responden menjawab makan ati ampela, 9 responden menjawab makan sarden, 9 responden menjawab makan kornet, 13 responden menjawab makan otak dan 7 responden menjawab makan daging. d. Hubungan Antara Pola Makan pertanyaan Jenis sayuran yang sering anda konsumsi dari 50 sampel pada penelitian, sebanyak 13 responden menjawab makan sayur

9 9 bayam, 11 responden menjawab makan sayur kangkung, 4 responden menjawab makan sayur terong, 12 responden menjawab makan sayur sawi dan 10 responden menjawab makan sayur toge e. Hubungan Antara Pola Makan pertanyaan Jenis buah-buahan yang sering anda konsumsi dari 50 sampel pada penelitian, sebanyak 10 responden menjawab makan apel, 10 responden menjawab makan jeruk, Gula darah Tablet Injeksi Pola Makan 1 7 Baik 2,88 5,12 8 Buruk 17 15, , N 10 responden menjawab makan pisang, 10 responden menjawab makan pepaya dan 10 responden menjawab makan semangka. f. Hubungan Antara Pola Makan pertanyaan Jenis minuman yang sering anda konsumsi dari 50 sampel pada penelitian, sebanyak 11 responden menjawab minum teh manis, 15 responden menjawab minum kopi, 14 responden menjawab minum susu kental manisdan 10 responden menjawab minum jus buah g. Hubungan Antara Pola Makan pertanyaan Jenis cemilan yang sering anda konsumsi dari 50 sampel pada penelitian, sebanyak 13 responden menjawab makan gorengan, 11 responden menjawab makan keripik, 6 responden menjawab makan biskuit, 10 responden menjawab makan kacang atom dan 10 responden menjawab makan kue basah. Berdasarkan hasil penelitian dapat kita ketahui tentang kadar gula darah terapi diet makan, kadar gula darah terapi diet oral dan kadar gula darah terapi injeksi, serta jenis obat yang digunakan pasien, dapat dilihat pada dibawah ini: 1. Jenis Kadar Gula Darah Pada Pasien Bedasarkan hasil data penelitian tentang jenis KGD pada pasien, dari 50 sampel, sebanyak 18 orang dengan kadar gula darah terapi oral, sebanyak 32 orang pasien dengan kadar gula darah terapi injeksi dan tidak adan pasien yang mengalami kadar gula darah terapi diet makan. 2. Jenis Kadar Gula Darah Pada Pasien Berdasarkan hasil data penelitian tentang jenis obat yang digunakan oleh pasien, dari 50 sampel, sebanyak 18 orang pasien menggunakan jenis obat

10 10 tablet, sedangkan sebanyak 32 orang pasien menggunakan jenis obat suntik. Analisis Bivariat Analisis bivariat pada penelitian, untuk menganalisa tentanghubungan Antara Pola Makan Dengan Penyakit Diabetes Mellitus pada Lanjut Usia Di RS Awal Bros - Bekasi, dengan menggunakan Análisis Uji Chi Square, yaitu untuk mengetahuai apakah ada hubungan antara pola makan dengan kadar gula darah pada pasien DM, dengan hipotesis: H0: Tidak ada hubunganpola makan dengan kadargula darah pasien DM H1: Ada hubunganpola makan dengan kadargula darah pasien DM a) E 11 = 18 x 8 =2,88 50 b) E 12 =8 x 32 = c) E 21 = 42 x 18 = 15,12 50 d) E 22 = 42 x 32 = 26,88 50 Dk ( k-1) ( B-1) (2-1) (2-1) = 1 (X2) x 2 = 1 2, ,12 2 2,88 5, , , , ,88 =1,23 + 0,69 + 0,23 + 0,13 = 2,28 X 2 tabel = df1 = 3,841 X 2 hitung < dari X 2 tabel artinya Ho diterima tidak ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan DM. Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian ternyata pada lansia, pada sarapan pagi nasi 42%, mie 16%, roti 14%, sereal 14%, jagung 14% sedangkan pada makan siang nasi 32%, mie 18%, roti 24%, sereal 12%, jagung 14%. Pada makan malam nasi 36%, mie 6%, roti 16%, sereal 18%, jagung 24% dan jumlah takaran pada makanan pokok yang sering lebih dari 1 centong. 2. Dapat dilihat jumlah kalori responden, dari 50 sampel pada penelitian, sebesar 38% responden dengan jumlah kalori Kal, sebesar 52% responden dengan jumlah kalori Kal, sebesar 8% responden dengan jumlah kalori dan sebesar 2% responden dengan jumlah kalori > Dari hasil data penelitian tentang jenis kadar gula darah pada pasien, sebanyak 18 orang dengan kadar gula darah terapi oral, sebanyak 32 orang pasien dengan kadar gula darah terapi injeksi dan tidak adan pasien yang mengalami kadar gula darah terapi diet makan. 4. Dari hasil data penelitian terdapat lansia dengan pola makan baik menggunakan obat tablet satu orang dan obat injeksi tujuh orang pada pola makan yang buruk pasien lansia menggunakan obat tablet tujuh belas orang dan injeksi dua puluh lima orang. 5. Dari data hasil penelitian didapat nilai korelasi sebesar X 2 hitung < dari X 2 tabel artingya Ho diterima tidak ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan DM. Dikarenakan pada pasien diabetes mellitus terdapat 8

11 11 orang mempunyai pola makan baik, 42 orang mempunyai pola makan buruk. Saran 1. Bagi para lansia di RS Awal Bros Bekasi Para lansia harus diberikan upaya untuk meningkatkan pola makan sehat agar mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat pada waktu malam hari karena berdasarkan hasil penelitian pada makan malam menunjukan responden lebih banyak mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang dengan aktivitas yang dilakukannya pada malam hari sehingga terjadi penumpukan kalori. Untuk mengkonsumsi karbohidrat itu sendiri harus diukur dengan kebutuhan kalori yang sesuai dengan berat badannya. 2. Bagi RS Awal Bros Bekasi Disarankan agar petugas atau staf kesehatan di wilayah kerja RS Awal Bros Bekasi untuk meningkatkan penyuluhan dan informasi pola makan pada lansia yang berpedoman pada pola makan sehat dengan cara mengurangi konsumsi makanan pada malam hari. Serta memberikan motivasi pada lansia untuk minum obat teratur Daftar Pustaka Al quran Surat Ar- Rum : 54, An-Nahl : 70, Al- Maidah : Hasdianah Mengenal Diabetes Melitus. Yogjakarta. Haaslacher C, Bohm S Diabetes and the kidney. FKUI Geriatri. Jakarta. Elizabeth, J. Corwin Patosiologi. EGC. I Putu Yuda Hananta, dan Harry Freitag L.M Deteksi Dini dan Pencegahan Diabetes Melitus. Yogyakarta : Media Presindo. Indriana, Yeniar Gerontologi & Progeria. Yogyakarta. Kinsella, and Tauber Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : FKUI. Mickey, Stanley and Patricia Gauntlett Beare Keperawatan Gerontik. EGC. Maryam, dkk Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta. Salemba. Manuel Serrano Rios, and Jose A. Gutierrez Fuentez Type 2 Diabetes Melitus Gramedia. Nazir, Moh Metode Penelitian. Bogor Selatan : Ghalia Indonesia. Noer, Sjaifoellah Ilmu Penyakit Endokrin dan Metabolik. Jakarta : Balai penerbit FKUI. Nugroho, Wahjudi Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC. Priyatno, Duwi Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Jakarta : Mediakom.

12 12 Ruhaniyah Ragam Menu Sehat Untuk Penderita Diabetes. Yogyakarta : Buku Biru. Soedjana Metoda Statistika. Bandung : Tarsito Bandung. Tandra, Hans Segala Sesuatu Yang Harus Diketahui Tentang Diabetes Melitus. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Uripi, Vera Menu Untuk Penderita Kanker. Niaga Swadaya.

13 13

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIA DI RS AWAL BROS-BEKASI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIA DI RS AWAL BROS-BEKASI TAHUN 2014 HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIA DI RS AWAL BROS-BEKASI TAHUN 2014 Ali Ilham Sofiat 1, Dwi Novita Sari 2 1. Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015. 2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN TAHUN 2012

Lebih terperinci

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON LAMPIRAN 65 KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON No Sampel : Enumerator : Tanggal Wawancara : Nama Responden : Alamat

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan munculnya hiperglikemia karena sekresi insulin yang rusak, kerja insulin yang rusak

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS. DYAH UMIYARNI P, SKM,M.Si

DIABETES MELLITUS. DYAH UMIYARNI P, SKM,M.Si DIABETES MELLITUS DYAH UMIYARNI P, SKM,M.Si PENGERTIAN Diabetes adalah penyakit metabolik sebagai akibat kurang insulin baik karena disfungsi pankreas (pankreas tidak mampu memproduksi insulin) ataupun

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan dengan cepat prevalensi komplikasi kronis pada lansia. Hal ini disebabkan kondisi hiperglikemia

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STUDI TENTANG PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN MAKAN, AKTIVITAS FISIK,STATUS GIZI DAN BODYIMAGE REMAJA PUTRI YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan anak. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, akan mengadakan penelitian

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :... KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah

Lebih terperinci

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia 57 Lampiran 1 LembarObservasi Penelitian Pola Makan Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia Nama (inisial) : Umur : Jenis Kelamin : Berat Badan : Tinggi Badan : Alamat : Jenis makanan Sumber

Lebih terperinci

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN 1. Nama ibu : 2. Usia : 3. Pendidikan terakhir : 4. Pekerjaan : a. Bekerja b. Tidak Bekerja 5. Penghasilan keluarga : a.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER A. Identitas Sampel LAMPIRAN 1 KUESIONER KARAKTERISTIK SAMPEL Nama : Umur : BB : TB : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja : Unit Kerja : Jabatan : No HP : B. Menstruasi 1. Usia awal menstruasi : 2. Lama

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung SATUAN ACARA PENYULUHAN ( Gizi Seimbang Pada Lansia ) Topik Sasaran : Gizi Seimbang Pada Lansia : lansia di ruang Dahlia Hari/tanggal : Sabtu, 29 April 2017 Waktu Tempat : 25 menit : Wisma Dahlia di UPT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) menunjukkan bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang terdiagnosis dokter mencapai 1,5%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus saat ini telah menjadi ancaman yang sangat serius bagi manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk dunia terkena diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM sudah banyak dicapai dalam kemajuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 74 HUBUGA PERILAKU KOSUMSI MAKAA DEGA STATUS GIZI PS BAPPEDA KABUPATE LAGKAT TAHU 215 I. Data Responden 1. ama : 2. omor Responden : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : 5. Pendidikan : 6. Berat Badan : 7. Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan

Lebih terperinci

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM)

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM) KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM) I. SOSIAL Identitas Diri 1. Nama Inisial : 2. Alamat : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 5. BB terakhir : kg 6. TB terakhir : cm 7. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat secara

Lebih terperinci

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Hari VIP Kelas Ruangan I Pagi Pagi Pagi Ikan acar kuning Telur dadar Telur dadar Tempe goreng Tempe goreng Tempe goreng Tumis bayam Tumis bayam

Lebih terperinci

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Miki Sutrisno Nim : 2008-33-029 Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri

Lebih terperinci

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih Lampiran Kuesioner NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih PENGETAHUAN MENGENAI ANEMIA 1. Menurut kamu apakah itu anemia?

Lebih terperinci

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 58

LAMPIRAN 1 58 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 58 LAMPIRAN 2 59 LAMPIRAN 3 60 LAMPIRAN 4 61 62 63 64 Lampiran 5 FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN FOOD RECALL A. Identitas Responden Nama : Alamat : Tempat, Tanggal Lahir : Umur : Telepon/Hp

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA Pola makan dan status (Metriyani) 1 POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA THE DIETARY HABITS AND NUTRITIONAL STATUS OF GRADE X STUDENTS OF THE CULINARY SERVICES

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan dengan Penyakit Gula karena memang jumlah atau konsentrasi glukosa atau gula di dalam darah melebihi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin banyak penduduk

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015 Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015 Nama Mahasiswa : Umur : Tinggi Badan :

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi

Lebih terperinci

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh

Lebih terperinci

Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan dibawah ini.

Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan dibawah ini. NO. RESP A. KUESTIONER PENELITIAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA Perkenalkan nama saya Intan Fermia P, mahasiswi Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,. Kakak sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek terus berkembang meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ketahun dan merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi medis secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar gula darah atau hiperglikemia. Penyakit DM dapat disebabkan oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Soekirman, 2000). Di bidang gizi telah terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri. digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain kematian, Diabetes Mellitus (DM) juga menyebabkan kecacatan, yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR Ratna Daud 1, Afrida 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK Diabetes

Lebih terperinci

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode: KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERHADAP KEBUGARAN ATLET BOLA BASKET DI SMP/SMA

Lebih terperinci

Download from

Download from Kebohongan Media Media tidak mengetahui apa yang mereka katakan, mungkin anda pernah mendengar bahwa untuk melangsingkan badan anda harus melakukan hal hal berikut ini: 1. Membeli alat-alat olahraga 2.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penjadwalan adalah alokasi dari sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan serangkaian tugas dalam suatu waktu tertentu untuk menghasilkan sebuah kumpulan pekerjaan

Lebih terperinci

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Apa itu Nutrisi???? Defenisi Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan Setiap anak mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO HUBUNGAN POLA MAKAN DAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI PUSKESMAS TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO Zuriyati S. Manto, dr. Zuhriana K. Yusuf, M. Kes, Wirda Y. Dulahu, S.Kep,Ns.M.Kep Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus (DM) adalah sindrom kelainan metabolik dengan tanda terjadinya hiperglikemi yang disebabkan karena kelainan dari kerja insulin, sekresi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi

Lebih terperinci

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd TERDAPAT 6 REKOMENDASI 1. Konsumsi menu Gizi Seimbang 2. Sesuaikan konsumsi zat gizi dengan AKG 3. Selalu Sarapan 4. Pelihara Otak

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004). BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian

Lebih terperinci

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id 1 Merupakan salah satu jenis rematik dengan ciri khas menyerang dibagian sendi terutama sendisendi jari atau dikenal

Lebih terperinci

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia (Sukandar et al., 2009). Diabetes menurut WHO (1999) adalah

Lebih terperinci

Informed Consent Persetujuan menjadi Responden

Informed Consent Persetujuan menjadi Responden Informed Consent Persetujuan menjadi Responden Selamat Pagi/Siang/Sore Perkenalkan nama Saya Laila Suciati mahasiswi S1 eks 2006 Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL 71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh kurangnya atau tidak tersedianya insulin dalam tubuh. Karakteristik dari gejala klinis intoleransi glukosa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti

Lebih terperinci

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEM IA Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA DIS = Salah ; Gangguan LIPID = Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA : gangguan metabolisme lemak Metabolisme lemak

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi Supported by : Pedoman Gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan tidak efektif dari produksi insulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan karakteristik adanya tanda-tanda hiperglikemia akibat ketidakadekuatan fungsi dan sekresi insulin (James,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Millitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein

Lebih terperinci

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

FREDYANA SETYA ATMAJA J. HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang paling banyak dialami oleh penduduk di dunia. DM ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah

Lebih terperinci

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln Tidak pernah n % n % n % n % n % n % Makanan pokok Beras/nasi 88 73,9 19 16,0 6 5,0 6 5,0 0 0 0 0 Mie 3 2,5

Lebih terperinci

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Memiliki diabetes bukan berarti Anda tidak boleh makan di luar. Jika Anda tertib dengan menu makanan dan makan secara

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena

Lebih terperinci