BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Konsep Diri pada remaja: Faktor yang memengaruhi. -Citra Tubuh Positif Konsep Diri:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Konsep Diri pada remaja: Faktor yang memengaruhi. -Citra Tubuh Positif Konsep Diri:"

Transkripsi

1 BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep diri remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan. Konsep diri terdiri dari 5 komponen, diantaranya: citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran diri dan identitas diri. Konsep Diri pada remaja: Faktor yang memengaruhi -Citra Tubuh Positif Konsep Diri: Negatif -Lingkungan -Ideal Diri Realistis -Pengalaman masa Tidak Realistis lalu -Harga Diri Tinggi -Tingkat tumbuh Rendah kembang -Peran Diri Baik Tidak Baik -Identitas Diri Baik Tidak Baik Skema 3.1. Kerangka penelitian konsep diri remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan. 32

2 Defenisi Operasional Tabel 3.1. Variabel Penelitian, Defenisi Operasional, Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur No Variabel Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Penelitian Operasional Ukur 1. Variabel Independen: Konsep Diri Cara remaja Jumlah Positif: Ordinal Remaja menggambarankan seluruh jika skor atau menilai pernyataan dirinya sendiri. berjumlah Negatif : 25 jika skor pernyataan a. Citra Sekumpulan sikap Kuesioner Positif: Tubuh remaja terhadap terdiri dari jika skor tubuhnya sendiri, termasuk komponen Negatif: penampilan fisik, jika skor struktur, dan 5-15 fungsinya. b. Ideal Persepsi remaja Kuesioner Realistis: Diri tentang bagaimana terdiri dari jika skor ia harus berperilaku berdasarkan komponen Tidak beberapa standar, Realistis: cita-cita dan jika skor harapan yang ingin 5-15 dicapai. c. Harga Pandangan remaja Kuesioner Tinggi: Diri untuk melakukan terdiri dari jika skor evaluasi diri secara keseluruhan atau komponen Rendah: rasa keberhagaan jika skor diri. 5-15

3 34 d. Peran Diri Serangkaian Kuesioner Baik: jika perilaku remaja terdiri dari skor yang diharapkan 5 Tidak oleh masyarakat komponen Baik: jika agar sesuai skor dengan fungsi 5-15 yang ada dalam kelompok. e. Identitas Penilaian remaja Kuesioner Baik: jika Diri tentang dirinya terdiri dari skor sebagai suatu 5 Tidak kesatuan yang komponen Baik: jika utuh. skor 5-15

4 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana konsep diri remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Objek tersebut dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati lainnya, serta peristiwa dan gejala yang terjadi di dalam masyarakat atau di dalam alam (Notoadmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII, dan VIII di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan dengan jumlah populasi 401 orang Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2012). Pemilihan sampel dilakukan dengan proportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel bila populasi anggotanya tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Setiadi, 2013). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 200 orang yang diperoleh dari rumus Slovin (Setiadi,2013) : 35

5 36 Keterangan : n = Besar Sampel N = Besar Populasi d = Derajat akurasi yang diinginkan (5%=0,05) = 200,24 = 200 Dari jumlah sampel tersebut maka didapatkan sampel tiap kelas : Jumlah sampel tiap kelas (jumlah Kelas siswa/total siswa x jumlah sampel kelas) VII-A (45 siswa) 22 VII-B (43 siswa) 22 VII-C (45 siswa) 22 VII-D (40 siswa) 20 VII-E (44 siswa) 22 VIII-A (48 siswa) 24 VIII-B (45 siswa) 22 VIII-C (48 siswa) 24 VIII-D (43 siswa) 22 Total Tehnik Sampling Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik probability sampling dengan proportionate stratified random sampling. Setiap unit yang mempunyai karakteristik umum yang sama, dikelompokkan pada suatu strata, kemudian dari masing-masing strata diambil sampel yang mewakilinya.

6 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Jalan Tengku Amir Hamzah Lk. XI Pekan Sunggal, Kec. Medan Sunggal, Kota Medan, Prov. Sumatera Utara Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Pertimbangan Etik Proses pengumpulan data pada penelitian ini tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip etik dalam penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menunjukkan surat permohonan ke bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU untuk mendapat persetujuan penelitan. Setelah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU, peneliti memberikan surat izin pengambilan data awal meliputi jumlah siswa di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan kebagian kemahasiswaan SMP tersebut. Selanjutnya, peneliti akan menjelaskan kepada calon responden tujuan penelitian ini dan responden memiliki hak untuk menerima atau menolak untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini menyertakan sebuah lembar persetujuan (informed consent) yang akan diberikan kepada calon responden, peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak responden. Peneliti juga menjaga kerahasiaan identitas responden (confidentialy) dengan cara tidak menuliskan nama responden pada lembar pengumpulan data hanya inisial nama responden (anonimyti). Penelitian

7 38 yang digunakan juga tidak mengandung unsur bahaya apalagi sampai mengancam jiwa responden (nonmalaficience) Instrumen Penelitian Kuesioner Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dimodifikasi dari kuesioner yang sudah baku oleh Robson (1989) dan sudah diterjemahkan oleh Sigalingging (2015) dengan judul penelitian Gambaran Konsep Diri pada Mahasiswa Keperawatan USU Data Demografi Kuesioner data demografi responden terdiri dari nama responden, jenis kelamin, usia, kelas dan pendidikan orangtua Konsep Diri Kuesioner konsep diri terdiri dari 25 pernyataan dengan 7 pernyataan negatif, 2 pernyataan negatif pada komponen citra tubuh (no. 2,5), 1 pernyataan negatif pada komponen ideal diri (no.6), 2 pernyataan negatif pada komponen harga diri (no.12,14), ), 1 pernyataan negatif pada komponen peran diri (no. 16) 1 pernyataan negatif pada komponen identitas diri (no.23) dan 18 pernyataan positif, 3 pernyataan positif pada komponen citra tubuh, 4 pernyataan positif pada komponen ideal diri, 3 pernyataan positif pada komponen harga diri, 4 pernyataan positif pada komponen peran diri, dan 4 pernyataan positif pada komponen identitas diri. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberi tanda cheklist ( ) pada salah satu pilihan yang tersedia dari pernyataan yang ada. Pernyataan konsep diri terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu: sangat setuju bernilai 5, setuju

8 39 bernilai 4, netral bernilai 3, tidak setuju bernilai 2, sangat tidak setuju bernilai 1 untuk pernyataan positif dan sebaliknya untuk pernyataan negatif. (Likert, dalam Fraenkel & Norman, 2008) Validitas dan Reabilitas Validitas Instrumen ini telah dinyatakan valid oleh dosen ahli pada bidang jiwa dan dasar di Fakultas Keperawatan USU. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas ini dilakukan oleh Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep dengan menggunakan Content Validity yaitu mengukur sejauh mana kuesioner yang dibuat mewakili semua aspek sebagai kerangka konsep. Sebuah alat ukur dianggap valid jika CVI > 0,6 (Polit & Beck 2012). Nilai validitas untuk instrumen konsep diri adalah 0, Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Uji reliabilitas ini menggunakan rumus cronbach s alpha dan dinyatakan reliabel jika nilainya > 0,7 (Polit & Beck 2012). Uji reliabilitas pada 30 siswa di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan diluar

9 40 sampel penelitian yang diasumsikan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok sampel bernilai 0, Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui proses administrasi dengan cara mendapatkan izin dari Institusi Fakultas Keperawatan. Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti akan memberikan surat izin kepada SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan untuk melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode proportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel jika populasinya tidak homogen dan berstrata. Setelah mendapatkan jumlah sampel, peneliti akan membagi jumlah sampel tersebut sehingga jumlah sampel tiap kelas terwakili secara rata. Setelah mendapat calon responden kemudian peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian. Calon responden merupakan siswa yang bersedia menandatangani surat persetujuan (informed consent) untuk ikut serta dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti mengambil data dari responden dengan memberikan kuesioner kepada responden. Responden juga diberi kesempatan untuk bertanya kepada peneliti jika tidak memahami pernyataan dalam penelitian. Setelah responden selesai mengisi lembar kuesioner, peneliti memeriksa apakah datanya sudah lengkap, jika belum agar segera dilengkapi. Kemudian data tersebut dikumpulan dan akan dianalisa.

10 Analisa Data Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. (Notoadmodjo, 2012). Setelah data terkumpul, tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah penyuntingan (editing) dimana peneliti akan melakukan pengecekan dan perbaikan kuesioner apakah datanya ada yang belum lengkap. Setelah melakukan penyuntingan, selanjutnya dilakukan pengkodean (coding) yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Selanjutnya peneliti akan memasukkan data (data entry) yakni jawabanjawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode ke dalam program atau software komputer. Apabila semua data dari setiap responden telah selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (data cleaning). Data demografi disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, presentase, mean dan standart deviasi Analisis Univariat Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yaitu konsep diri yang meliputi citra tubuh terbagi menjadi citra tubuh positif dan negatif, ideal diri terbagi menjadi ideal diri realistik dan tidak ralistik, harga diri terbagi menjadi harga diri tinggi dan rendah, peran diri terbagi menjadi peran diri baik dan tidak baik dan identitas diri terbagi menjadi identitas diri baik dan tidak baik pada remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan. Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase yang akan disajikan dalam bentuk tabel.

11 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang Konsep Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan yang dilaksanakan pada bulan Juni Penyajian analisa data dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan data demografi yang terdiri dari jenis kelamin, usia, kelas dan pendidikan orangtua dan data konsep diri yang terdiri dari citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran diri dan identitas diri remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan Data Demografi Responden yang terlibat di dalam penelitian ini merupakan remaja kelas VII dan VIII di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 200 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, kelompok remaja dengan jenis kelamin laki-laki adalah kelompok yang terbanyak jumlahnya yaitu 109 siswa (54,5 %). Berdasarkan kelompok usia, kelompok yang berusia 13 tahun adalah yang paling banyak jumlahnya yaitu 95 siswa (47,5 %). Berdasarkan kelas, kelompok remaja yang duduk dikelas VII adalah yang terbanyak jumlahnya yaitu 108 siswa (54 %). Berdasarkan pendidikan orangtua, SMA adalah pendidikan orangtua yang paling banyak yaitu 125 siswa (62,5 %). Hasil karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 5.1 dibawah ini: 42

12 43 Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan presentase data demografi remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Data Demografi Jumlah (n) Presentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki ,5 Perempuan 91 45,5 Usia 12 Tahun 39 19,5 13 Tahun 95 47,5 14 Tahun 59 29,5 15 Tahun 7 3,5 Kelas Kelas VII Kelas VIII Pendidikan orang tua SD 3 1,5 SMP 19 9,5 SMA ,5 D3 5 2,5 S S Konsep Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan Variabel utama penelitian ini adalah konsep diri yang dimiliki oleh remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 191 siswa (95,5 %) remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan memiliki konsep diri positif dan hanya 9 siswa (4,5 %) dari remaja tersebut memiliki konsep diri negatif. Hasil tingkatan konsep diri dapat dilihat pada Tabel 5.2 dibawah ini:

13 44 Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan presentase Konsep Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Konsep Diri Jumlah (n) Presentase (%) Positif ,5 Negatif 9 4, Distribusi Citra Tubuh Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 181 siswa (90,5 %) remaja memiliki citra tubuh yang positif dan 19 siswa (9,5 %) dari remaja tersebut memiliki citra tubuh yang negatif. Hasil tingkatan citra tubuh remaja dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini: Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan presentase Citra Tubuh Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Citra Tubuh Jumlah (n) Presentase (%) Positif ,5 Negatif 19 9,5 Berdasarkan hasil pengukuran dari citra tubuh yang terdiri dari 5 pernyataan dapat dilihat bahwa sebanyak 96 siswa (48 %) setuju untuk menerima bentuk tubuhnya. Sebanyak 51 siswa (25,5 %) tidak setuju untuk mengubah bentuk tubuhnya seandainya bisa. Hal tersebut sejalan dengan 82 siswa (41 %) yang menyatakan bangga dengan bentuk tubuhnya. Sebanyak 99 siswa (49,5 %) menyukai penampilan tubuhnya walaupun oranglain tidak menyukainya. Sebanyak 59 siswa (29,5 %) menyatakan tidak khawatir dengan persepsi orang lain tentang tubuhnya. Rincian mengenai sebaran frekuensi dan presentase itemitem citra tubuh pada remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini:

14 45 Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan presentase item Citra Tubuh Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Item Sangat Setuju Netral Tidak Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju n n n n n (%) (%) (%) (%) (%) 1.Saya dapat menerima bentuk tubuh saya. (33,5) (48) (16,5) (1,5) (0,5) 2. Seandainya saya bisa ada banyak hal yang ingin saya (9) (20) (30) (25,5) (15,5) ubah dari tubuh saya (misalnya bentuk wajah, warna kulit,ukuran tubuh) 3. Saya merasa bangga dengan bentuk tubuh saya. (33) (41) (24) (1,5) (0,5) 4. Saya menyukai penampilan saya walaupun orang lain (26) (49,5) (19,5) (5) tidak menyukainya. 5. Saya mengkhawatirkan persepsi orang lain tentang (2,5) (18) (42) (29,5) (8) tubuh saya Distribusi Ideal Diri Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 197 siswa (98,5 %) remaja memiliki ideal diri yang realistis dan hanya 3 siswa (1,5 %) dari remaja tersebut memiliki ideal diri yang tidak realistis. Hasil tingkatan ideal diri remaja dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini: Tabel 5.5. Distribusi frekuensi dan presentase Ideal Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Ideal Diri Jumlah (n) Presentase (%) Realistis ,5 Tidak Realistis 3 1,5. Berdasarkan hasil pengukuran dari ideal diri yang terdiri dari 5 pernyataan dapat dilihat bahwa sebanyak 44 siswa (22 %) tidak setuju bahwa

15 46 orang lain lebih bahagia dari dirinya. Hampir seluruh remaja yaitu 141 siswa (70,5 %) sangat setuju bahwa yakin bisa mencapai harapan/cita-citanya. Fenomena yang serupa juga terjadi bahwa sebanyak 147 siswa (73,5 %) sangat setuju ingin lulus dengan nilai yang memuaskan. Sebanyak 95 siswa (47,5 %) mempunyai solusi tersendiri dalam menyelesaikan masalah. Sebanyak 120 siswa (60 %) sangat setuju ingin lebih baik seiring dengan bertambahnya waktu. Rincian mengenai sebaran frekuensi dan presentase item-item ideal diri pada remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini: Tabel 5.6. Distribusi frekuensi dan presentase item Ideal Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Item Sangat Setuju Netral Tidak Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju n n n n n (%) (%) (%) (%) (%) 1.Saya merasa bahwa orang lain lebih bahagia dari saya. (4) (20) (42) (22) (12) 2. Saya yakin bisa mencapai harapan/cita-cita saya. (70,5) (26) (3,5) Saya ingin lulus dengan nilai yang memuaskan. (73,5) (26) (0,5) 4. Saya mempunyai solusi tersendiri dalam menyelesai- (25,5) (47,5) (22,5) (4) (0,5) kan masalah. 5. Saya berharap semakin bertambahnya waktu, saya (60) (32) (7,5) (0,5) menjadi lebih baik.

16 Distribusi Harga Diri Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 187 siswa (93,5 %) remaja memiliki harga diri yang tinggi dan hanya 13 siswa (6,5 %) dari remaja tersebut memiliki harga diri yang rendah. Hasil tingkatan harga diri remaja dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini: Tabel 5.7. Distribusi frekuensi dan presentase Harga Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Harga Diri Jumlah (n) Presentase (%) Tinggi ,5 Rendah 13 6,5 Berdasarkan hasil pengukuran dari harga diri yang terdiri dari 5 pernyataan dapat dilihat bahwa sebanyak 93 siswa (46,5 %) sangat setuju bahwa teman, sahabat, keluarga selalu menyanyanginya. Sebanyak 56 siswa (28 %) tidak setuju merasa malu menyampaikan pendapat dikelas. Hal tersebut sejalan dengan 95 siswa (47,5 %) yang setuju bahwa pendapatnya dihargai oleh orang lain. Sebanyak 88 siswa (44 %) sangat tidak setuju jika orangtua kurang perhatin terhadap mereka. Sebagian besar responden sebanyak 107 siswa (53,5 %) menyatakan bahwa sangat setuju untuk menjadikan kegagalan sebagai awal dari kesuksesan yang akan didapatkan. Rincian mengenai sebaran frekuensi dan presentase item-item harga diri pada remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda dapat dilihat pada tabel 5.8 dibawah ini:

17 48 Tabel 5.8. Distribusi frekuensi dan presentase item Harga Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Item Sangat Setuju Netral Tidak Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju n n n n n (%) (%) (%) (%) (%) 1.Teman, sahabat, keluarga selalu menyayangi saya. (46,5) (36) (17,5) 2. Saya merasa malu men yampaikan pendapat dikelas (6) (15,5) (43,5) (28) (7) 3. Saya merasa pendapat saya dihargai oleh orang lain. (13) (47,5) (36,5) (2) (1) 4. Saya merasa orangtua kurang perhatian terhadap (0,5) (4,5) (15) (36) (44) saya. 5. Saya berpikir dengan kegagalan merupakan awal (53,5) (38) (5,5) (2,5) (0,5) dari kesuksesan yang akan saya dapatkan Distribusi Peran Diri Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 187 siswa (93 %) remaja memiliki peran diri yang baik dan hanya 14 siswa (7 %) dari remaja tersebut memiliki peran diri yang tidak baik. Hasil tingkatan peran diri remaja dapat dilihat pada tabel 5.9 dibawah ini: Tabel 5.9. Distribusi frekuensi dan presentase Peran Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Peran Diri Jumlah (n) Presentase (%) Baik TidakBaik 14 7 Berdasarkan hasil pengukuran peran diri yang terdiri dari 5 pernyataan dapat dilihat bahwa sebanyak 82 siswa (41 %) tidak setuju untuk menyatakan kurang peduli terhadap kegiatan-kegiatan sosial. Sebanyak 81 siswa (40,5 %) setuju untuk mengerjakan tugas sendiri dan mandiri. Hampir sebagian responden

18 49 yaitu 94 siswa (47 %) setuju dan mampu untuk bekerja sama dengan orang lain. Sebanyak 74 siswa (37 %) setuju dan aktif memberikan pendapat dalam kelompok belajar. Sebanyak 81 siswa (40,5 %) sangat setuju untuk membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan. Rincian mengenai sebaran frekuensi dan presentase item-item peran diri pada remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda dapat dilihat pada tabel 5.10 dibawah ini: Tabel Distribusi frekuensi dan presentase item Peran Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Item Sangat Setuju Netral Tidak Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju n n n n n (%) (%) (%) (%) (%) 1.Saya kurang peduli dengan kegiatan-kegiatan sosial (0,5) (11) (34,5) (41) (13) 2. Saya mengerjakan tugas sendiri dan mandiri. (22,5) (40,5) (33,5) (3,5) 3. Saya mampu bekerja sama dengan orang lain. (27,5) (47) (23) (2) (0,5) 4. Saya aktif dalam memberi kan pendapat dalam (18,5) (37) (40,5) (3) (1) kelompok belajar. 5. Saya membantu oranglain yang membutuhkan (40,5) (35) (23,5) (1) pertolongan saya Distribusi Identitas Diri Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 187 siswa (94,5 %) remaja memiliki identitas diri yang baik dan hanya 14 siswa (5,5 %) dari remaja tersebut memiliki identitas diri yang tidak baik. Hasil tingkatan identitas diri dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah ini:

19 50 Tabel Distribusi frekuensi dan presentase Identitas Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Identitas Diri Jumlah (n) Presentase (%) Baik ,5 Tidak Baik 11 5,5 Berdasarkan hasil pengukuran dari identitas diri yang terdiri dari 5 pernyataan dapat dilihat bahwa sebanyak 98 siswa (49 %) setuju mampu menyesuaikan diri dengan teman-teman. Fenomena yang sama juga bahwa hampir seluruh responden sangat setuju yaitu 150 siswa (75 %) merasa bersyukur dilahirkan sebagai laki-laki/perempuan. Sebanyak 68 siswa (34 %) tidak setuju melakukan tindakan tanpa berpikir terlebih dahulu. Sebanyak 89 siswa (44,5 %) setuju dapat mengambil keputusan dalam kelompok belajar dan mempertahankannya. Hal tersebut hampir sama jumlahnya dengan 84 siswa (42 %) yang setuju lebih suka belajar sendiri daripada ribut di dalam kelas. Rincian mengenai sebaran frekuensi dan presentase item-item identitas diri pada remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda dapat dilihat pada tabel 5.12 dibawah ini:

20 51 Tabel Distribusi frekuensi dan presentase item Identitas Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan (n=200) Item Sangat Setuju Netral Tidak Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju n n n n n (%) (%) (%) (%) (%) 1.Saya mampu menyesuaikan diri dengan teman-teman (27,5) (49) (20) (3) (0,5) 2. Saya bersyukur saya dilahirkan sebagai laki-laki/ (75) (22,5) (2,5) perempuan. 3.Saya sering bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. (4) (20) (30,5) (34) (11,5) 4. Saya bisa mengambil keputusan dalam kelompok (18,5) (44,5) (31) (5) (1) belajar dan dapat mempertahankannya. 5. Saya lebih suka belajar sendiri daripada ribut di dalam kelas. (23,5) (42) (22,5) (6) (6) 5.2. Pembahasan Konsep Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan Hasil penelitian mengenai konsep diri remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan yang diperoleh dari 200 responden termasuk dalam kategori remaja yang memiliki konsep diri positif yaitu sebanyak 191 siswa (95,5 %). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurliana (2015) yang menunjukkan bahwa konsep diri remaja perempuan dan laki-laki positif dan menggembirakan Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan dari kecil hingga dewasa. Berdasarkan penelitian dan teori, hadirnya orang tua akan mempengaruhi seorang anak dalam membentuk dan perkembangan konsep dirinya. Mayoritas responden di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda memiliki

21 52 orangtua yang berpendidikan. Anak-anak yang tidak memiliki orang tua, disiasiakan oleh orang tua akan memperoleh kesukaran dalam mendapatkan informasi tentang dirinya sehingga hal ini akan menjadi penyebab utama anak-anak memiliki konsep diri negatif (Calhoun F, Acocella, 1990). Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda 95,5 % memiliki konsep diri positif. Salah satu faktor yang memengaruhi terbentuknya konsep diri adalah lingkungan sekitar (Hidayat, 2008). Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik adalah segala sarana yang dapat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan lingkungan psikologis adalah segala lingkungan yang dapat menunjang kenyamanan dan perbaikan psikologis yang memengaruhi konsep diri. Lingkungan fisik yang tampak di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda adalah sekolah menerapkan pendidikan multikultural. Strategi pendidikan multikultural yang tampak yakni: membentuk kelompok diskusi multikultural dan pengaturan tempat duduk yang berselang-seling; memberikan materi atau melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kepedulian para siswa tentang permasalahan sosial yang ada di masyarakat, menyelenggarakan kegiatankegiatan ekstra-kurikuler seperti klub olahraga dan akademis, serta seminar untuk memberikan motivasi dan memperluas wawasan siswa. Terdapat perpustakaan, kantin sekolah yang dapat membuat siswa berinteraksi dengan siswa lain. Lingkungan psikologis yang tampak di SMP Sultan Iskandar Muda adalah mempunyai murid-murid dengan agama yang berbeda sehingga sekolah

22 53 memfasilitasi berkembangnya sikap menghargai dan menghormati antar umat beragama yang berbeda dan sekolah juga menyediakan tempat peribadatan masing-masing agama. Terdapat guru-guru yang ramah dan berpendidikan sehingga mampu mendidik siswa dengan baik. Salah satu keistimewaan dari Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda adalah memperlakukan semua anak dengan adil dan setara dengan melakukan Program Anak Asuh. Hal ini bertujuan walaupun anak tersebut dari keluarga miskin namun tetap dapat merasakan pendidikan disekolah yang unggul. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa remaja dengan konsep diri yang negatif. Syarif (2015) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi konsep diri remaja yaitu: usia, penampilan diri, nama julukan, hubungan keluarga, teman sebaya, kreativitas dan cita-cita. McDevitt dan Ormrod (2002) mencatat dua fenomena yang menonjol dalam perkembangan konsep diri pada masa remaja awal (10-14 tahun). Pertama, kebanyakan anak-anak remaja awal percaya bahwa dalam situasi sosial, dirinya menjadi pusat perhatian oranglain. Kedua, fenomena lainnya dalam perkembangan konsep diri remaja awal adalah personal fable, yaitu perasaan akan adanya keunikan pribadi yang dimilikinya. Remaja awal sering percaya bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Mereka sering berpikir bahwa orang-orang disekitar mereka tidak pernah merasakan apa yang ia alami Citra Tubuh pada Remaja di SMP Swasta Iskandar Muda Medan Hasil penelitian citra tubuh pada remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan termasuk memiliki citra tubuh yang positif sebanyak 181 siswa

23 54 (90,5 %). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Catur, 2015) menunjukkan bahwa mayoritas remaja memiliki citra tubuh positif sebesar 73,9 %. Penelitian tersebut menujukkan bahwa 96 siswa (48 %) menerima bentuk tubuhnya dan 99 siswa (49,5 %) tetap menyukai penampilan tubuhnya walaupun oranglain tidak menyukainya. Penelitian yang dilakukan oleh Fatwiani (2010) menunjukkan bahwa remaja pada masa pubertas memiliki penerimaan yang positif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 78,63 %. Pada masa remaja awal, individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak bergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya (Agustiani, 2006). Remaja awal dapat mengalami perubahan fisik maupun psikologi. Setiap perilaku tersebut dapat menjadi stressor yang mempengaruhi citra tubuh anak. Hal ini sesuai dengan jawaban 40 siswa (20 %) yang menyatakan mereka ingin mengubah bentuk tubuhnya seandainya bisa dan jawaban 36 siswa (18 %) yang merasa khawatir tentang persepsi orang lain terhadap tubuhnya. Remaja yang merasa memiliki kekurangan dalam penampilan fisiknya dapat menurunkan rasa percaya dirinya dan merasa cemas tentang pikiran orang lain terhadap tubuhnya. Namun, remaja tersebut tetap bangga dengan bentuk tubuh mereka hal ini sesuai dengan jawaban 148 responden di SMP tersebut yang bangga dengan bentuk tubuhnya.

24 55 Citra tubuh sangat dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru. Citra tubuh harus positif karena semakin dapat menerima dan menyukai tubuhnya, individu akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan (Suliswati dkk, 2005) Ideal Diri pada Remaja di SMP Swasta Iskandar Muda Medan Hasil penelitian ideal diri pada remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan termasuk memiliki ideal diri yang realistis sebanyak 197 responden (98,5 %) sedangkan yang tidak realistis hanya sebanyak 3 siswa (1,5 %). Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan beberapa standar personal. Ideal diri terdiri dari aspirasi, tujuan, nilainilai dan standart perilaku yang dianggap ideal dan berusaha untuk mencapainya (Stuart & Sudden, 1998). Ideal diri remaja awal di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda realistis, hal ini terjadi karena mereka tinggal di lingkungan yang baik, tinggal bersama orangtua yang berpendidikan dan memiliki pergaulan yang baik dengan teman sebaya. Hal tersebut sesuai dengan jawaban dari 193 remaja yang yakin dapat mencapai cita-cita/harapannya, 199 siswa ingin lulus sekolah dengan nilai yang memuaskan dan 184 siswa yang mengatakan semakin bertambahnya waktu mereka ingin menjadi lebih baik.. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki pengharapan dan tujuan untuk mewujudkan harapan-harapan tersebut. Widayatun (2009) menyatakan bahwa ideal diri berkembang dan terbentuk melalui proses identifikasi pada orangtua, guru, teman dan lingkungan sekitar.

25 56 Namun,terdapat 40 siswa (20 %) merasa bahwa orang lain lebih bahagia daripada dirinya. Hal ini terjadi karena remaja berkedudukan sebagai penilai terhadap dirinya sendiri detiap hari. Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran individu tentang kehidupannya saat ini dan hal tersebut dapat berubah dan cenderung stabil pada usia remaja akhir. Untuk itu, selama masa perkembangannya remaja awal harus lebih dimotivasi dan merubah pola pikir yang negatif sehingga mereka akan berusaha untuk lebih berhasil Harga Diri pada Remaja di SMP Swasta Iskandar Muda Medan Hasil penelitian harga diri pada remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan termasuk memiliki harga diri yang tinggi sebanyak 187 siswa (93,5 %) dan hanya 13 siswa (6,5 %) dari remaja tersebut memiliki harga diri yang rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2012) dalam penelitiannya tentang harga diri pada remaja bahwa 66,9% memiliki harga diri yang tinggi Sunaryo (2004) mengatakan bahwa individu akan merasa berhasil atau hidupnya bermakna apabila diterima dan diakui orang lain atau merasa mampu menghadapi kehidupan dan mampu mengontrol dirinya. Hal tersebut sesuai dengan jawaban responden sebanyak 165 remaja mengatakan bahwa teman, sahabat, keluarga selalu menyayangi mereka dan 121 siswa setuju jika pendapatnya dihargai oleh orang lain. Namun, terdapat 31 siswa (15,5 %) yang merasa malu menyampaikan pendapat dikelas.. Hal ini disebabkan karena salah satu ciri-ciri remaja yaitu usia yang mudah menimbulkan ketakutan sehingga remaja merasa takut jika

26 57 pendapatnya tidak diterima oleh orang lain. Untuk itu, remaja seharusnya lebih mendapatkan perhatian dengan melatih kepercayaan diri mereka. Banyak stressor yang mempengaruhi harga diri seorang remaja. Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan orangtua, kritik yang tajam, ketidakdisiplinan yang tidak konsisten, persaingan antara saudara kandung yang tidak terselesaikan dan kekalahan berulang dapat menurunkan tingkat nilai diri (Potter & Perry, 2009) Harga Diri (self esteem) adalah evaluasi diri kita secara keseluruhan atau rasa keberhagaan diri (Widyastuti, 2014). Harga diri bersifat positif saat seseorang merasa mampu, berguna dan kompeten. Harga diri seorang anak berhubungan dengan penilaian anak terhadap efektifitasnya disekolah, dalam keluarga dan lingkungan masyarakat Peran Diri pada Remaja di SMP Swasta Iskandar Muda Medan Hasil penelitian peran diri pada remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan termasuk memiliki peran diri yang baik sebanyak 186 siswa (93 %) dan hanya 14 siswa (7 %) dari remaja tersebut memiliki peran diri yang tidak baik. Peran diri adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat (Hidayat, 2008). Remaja di SMP Sultan Iskandar Muda menyadari tugas dan tanggungjawab untuk belajar dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan jawaban responden yang menunjukkan bahwa 108 siswa peduli dengan kegiatankegiatan sosial, 110 siswa mengerjakan tugas sendiri dan mandiri, 149 siswa

27 58 mengatakan mampu bekerja sama dengan orang lain dan sebagian besar remaja yaitu sebanyak 151 siswa mengatakan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Hal ini dikarenakan SMP Sultan Iskandar Muda yang menerapkan kegiatan yang dapat meningkatkan kepedulian para siswa tentang permasalahan sosial, memiliki banyak ekstrakurikuler yang menuntut siswa untuk mengambil peran dalam setiap kegiatan sehingga siswa mampu berperilaku sesuai dengan fungsinya disekolah. Namun, masih terdapat 80 siswa yang masih ragu-ragu bahkan 8 siswa yang tidak setuju untuk aktif memberikan pendapat dalam kelompok belajar. Hal tersebut terjadi karena masa remaja yang sering mengalami kondisi menegangkan dan membingungkan sehingga harus diperhatikan oleh guru dan orangtua siswa untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka.. Remaja mendapat tekanan dari orangtua, teman sebaya dan media untuk menerima peran seperti orang dewasa, namun tetap dalam peran sebagai anak (Potter & Perry, 2009). Agar dapat berfungsi secara efektif dalam peran, seseorang harus mengetahui perilaku dan nilai yang diharapkan, harus mempuyai keinginan untuk memastikan perilaku dan nilai ini, dan harus mampu memenuhi tuntutan peran. (Potter & Perry, 2009) Identitas Diri pada Remaja di SMP Swasta Iskandar Muda Medan Hasil penelitian identitas diri pada remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan termasuk memiliki identitas diri yang baik sebanyak 189 siswa (94,5 %) dan hanya 11 siswa (5,5 %) dari remaja tersebut memiliki identitas diri yang tidak baik.

28 59 Identitas diri adalah penilaian individu tentang dirinya sebagai suatu kesatuan yang utuh meliputi perasaan internal dan individualitas, menyeluruh dan konsistensi seseorang pada waktu dan situasi yang berbeda (Potter & Perry, 2009). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 153 siswa mampu menyesuaikan diri dengan teman-teman dan hampir seluruh siswa mengatakan bersyukur dilahirkan sebagai laki-laki/perempuan yaitu sebanyak 195 siswa. Hal ini sesuai dengan Agustiani (2006) yang menyatakan bahwa pertambahan usia dan interaksi lingkungan menjadikan pengetahuan individu tentang diri juga bertambah, sehingga dapat melengkapi keterangan tentang dirinya dengan hal-hal yang lebih kompleks. Status emosional remaja masih terombang ambing antara perilaku yang sudah matang dengan perilaku seperti anak-anak. Remaja lebih mampu mengendalikan emosinya pada masa remaja akhir. Mereka mampu menghadapi masalah dengan lebih tenang dan rasional, sementara remaja awal bereaksi cepat dan emosional (Wong, 2009). Hal ini sesuai dengan jawaban dari 40 siswa (20 %) yang merasa sering bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Pada masa remaja, mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang berbeda, unik dan terpisah dari setiap individu yang lain (Wong, 2009). Stuart dan Laraia (2005) mengatakan bahwa pencapaian identitas merupakan hal penting dalam menjalin hubungan dekat, karena individu mengekspresikan identitas mereka saat berhubungan dengan orang lain. Dalam proses pencarian identitas remaja, tokoh orangtua sangat berpengaruh karena keluarga adalah lembaga pertama yang dikenal oleh seorang anak sebagai tempat bersosialisasi.

29 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini diuraikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari penelitian tentang Konsep Diri Remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan Kesimpulan Penelitian yang dilakukan terhadap 200 siswa di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan menunjukkan bahwa konsep diri remaja termasuk dalam kategori positif (95,5 %), dengan kelima komponennya sesuai dengan urutan dimulai dari komponen tertinggi yaitu ideal diri, identitas diri, harga diri, peran diri dan citra tubuh menunjukkan hasil yang positif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa citra tubuh remaja di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan memiliki citra tubuh positif sebanyak 181 siswa (90,5 %), ideal diri yang realistis sebanyak 197 siswa (98,5 %), harga diri yang tinggi sebanyak 187 siswa (93,5 %), peran diri yang baik sebanyak 186 responden (93 %), dan identitas diri yang baik sebanyak 189 responden (94,5 %) Kegiatan-kegiatan yang terdapat disekolah dapat membantu konsep diri anak usia remaja menjadi lebih baik seperti club olahraga, kegiatan sosial yang dapat mendekatkan diri dengan masyarakat, diskusi dengan teman sebaya dan seminar yang dapat menambah wawasan anak. 60

30 Saran 1. Pelayanan Keperawatan Bagi pelayanan keperawatan diharapkan agar memberikan penyuluhan kepada remaja terkait dengan konsep diri agar konsep diri remaja tetap bagus dan positif. 2. Pendidikan Keperawatan Bagi pendidikan keperawatan terutama pada keperawatan jiwa agar lebih mendalam memberikan materi tentang konsep diri remaja. 3. Penelitian Keperawatan Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah data demografi yang diperlukan terkait dengan konsep diri seperti budaya, pola asuh orang tua, teman sebaya, tempat tinggal dan data lain dan menambah variabel penelitian dengan melihat hal-hal yang berhubungan atau hal yang berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri remaja. 4. Lembaga SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan Bagi guru-guru yang mengajar di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan untuk mempertahankan dan meningkatkan lingkungan fisik dan psikologis disekolah agar konsep diri remaja tetap positif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menerangkan atau membuat

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat correlational dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independent dan dependent, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif analitik yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian noneksperimental. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penilitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah correlational dengan pendekatan crosss sectional, yaitu jenis penelitian yang menkankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Konsep adalah abtraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara dua variabel independen dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai. BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 2.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien pengguna Jampersal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode menelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Usman (2008), korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat linier antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan tanggal 21 Mei - 4 juni tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan tanggal 21 Mei - 4 juni tahun 2013 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik penyakit dalam RSUD Prof.Dr. Aloei Saboe 3.1.2 Waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan spiritualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan Non Equivalent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat yang meliputi faktor ketidakpatuhan sehubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p.

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konsep Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan perubahan fisik pada masa remaja, dimana variabel independent adalah peran teman sebaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut : BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan, di mana sebagai variabel independen adalah pengetahuan Ibu, dan sebagai variabel dependen adalah tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik, yaitu untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized control group pretest-postest design (Notoadmojo, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional,

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan urutan langkah dalam melakukan penelitian. Hal-hal yang termasuk dalam metode penelitian adalah desain penelitian yang digunakan, subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan mencari hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya. 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2

BAB III METODE PENELITIAN. adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif. Faktor resiko yang diteliti adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian Non Experimen (Hidayat, 2007). Dalam rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau rancangan penelitian dan metode pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi. Peneliti melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. hubungan atau kaitan antara penggeneralisasian satu terhadap

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. hubungan atau kaitan antara penggeneralisasian satu terhadap BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara penggeneralisasian satu terhadap penggeneralisasian yang lainnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kuantitatif yang diarahkan untuk mendeskripsikan peran perawat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan landasan berfikir dalam melakukan penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori. 40 Variabel yang akan diteliti adalah faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawabaan terhadap pertanyaan penelitian. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelurahan Limba B kota Selatan kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni 2013.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau mendeskripsikan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Ayah 1. Definisi Peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal (Supartini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh teknik upright position terhadap regurgitasi pada bayi baru lahir,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian di BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian di mana variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen yaitu deskriptif kolerasi, jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2010). Teluk) di wilayah Puskesmas Karangawen II Kabupaten Demak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2010). Teluk) di wilayah Puskesmas Karangawen II Kabupaten Demak. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive comparative

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Pada penelitian ini populasi penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2012/201, hal ini merujuk pada pendapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci