1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)."

Transkripsi

1 I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 6 atau kurang muatan KTSP Tidak melaksanakan KTSP 2. Sekolah/Madrasah mengembangkan kurikulum dengan melibatkan Tim Pengembang Kurikulum berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Bersama seluruh guru mata pelajaran, guru BK, kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah, narasumber, komite sekolah/madrasah, dan/atau penyelenggara lembaga pendidikan Bersama guru mata pelajaran, guru BK, kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah, dan narasumber Bersama guru mata pelajaran, guru BK, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas sekolah/madrasah Bersama guru mata pelajaran, guru BK, dan kepala sekolah/madrasah Tidak melakukan pengembangan kurikulum Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 1/68

2 3. Sekolah/Madrasah mengembangkan kurikulum dengan menggunakan 7 (tujuah) prinsip pengelolaan KTSP. Menggunakan 7 prinsip pengelolaan KTSP Menggunakan 5 6 prinsip pengelolaan KTSP Menggunakan 3-4 prinsip pengelolaan KTSP Menggunakan 1-2 prinsip pengelolaan KTSP Tidak menggunakan prinsip pengelolaan kurikulum 4. Sekolah/Madrasah melaksanakan pengembangan kurikulum melalui mekanisme penyusunan KTSP. Mekanisme penyusunan kurikulum dilakukan melalui 7 kegiatan pokok Mekanisme penyusunan kurikulum dilakukan melalui 5-6 kegiatan pokok Mekanisme penyusunan kurikulum dilakukan melalui 3-4 kegiatan pokok Mekanisme penyusunan kurikulum dilakukan melalui 1-2 kegiatan pokok Tidak penyusunan kurikulum 5. Sekolah/Madrasah menyusun silabus mata pelajaran muatan lokal dengan melibatkan berbagai pihak. Melibatkan kepala sekolah/madrasah, guru, komite sekolah/ madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan, dan instansi terkait di daerah Melibatkan kepala sekolah/madrasah, guru, komite sekolah/ madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan, dan dinas pendidikan Melibatkan kepala sekolah/madrasah, guru dan komite sekolah/ madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan Melibatkan kepala sekolah/madrasah dan guru Tidak menyusun silabus mata pelajaran muatan lokal hal. 2/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

3 6. Sekolah/Madrasah melaksanakan program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Melaksanakan 7 atau lebih jenis kegiatan ekstrakurikuler Melaksanakan 5-6 kegiatan ekstrakurikuler Melaksanakan 3-4 kegiatan ekstrakurikuler Melaksanakan 1-2 kegiatan ekstrakurikuler Tidak melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler 7. Sekolah/Madrasah melaksanakan program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan layanan konseling. Melaksanakan 4 atau lebih kegiatan layanan konseling Melaksanakan 3 kegiatan layanan konseling Melaksanakan 2 kegiatan layanan konseling Melaksanakan 1 kegiatan layanan konseling Tidak melaksanakan kegiatan layanan konseling 8. Sekolah/Madrasah menjabarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam indikator-indikator untuk setiap mata pelajaran. 13 atau lebih mata pelajaran telah sesuai antara SK, KD, dan indikator-indikatornya 9-12 mata pelajaran telah sesuai antara SK, KD, dan indikatorindikatornya 5-8 mata pelajaran telah sesuai antara SK, KD, dan indikatorindikatornya 1-4 mata pelajaran telah sesuai antara SK, KD, dan indikatorindikatornya Tidak ada mata pelajaran yang sesuai antara SK, KD, dan indikator-indikatornya Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 3/68

4 9. Sekolah/Madrasah menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan ketentuan beban belajar yang tertuang pada lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun Satu jam pembelajaran tatap muka selama 45 menit, jumlah jam pembelajaran per minggu minimal 38 jam, dan jumlah minggu efektif per tahun minimal 34 minggu Satu jam pembelajaran tatap muka selama 45 menit, jumlah jam pembelajaran per minggu minimal 38 jam, dan jumlah minggu efektif per tahun kurang dari 34 minggu Satu jam pembelajaran tatap muka selama 45 menit, jumlah jam pembelajaran per minggu kurang dari 38 jam, dan jumlah minggu efektif per tahun kurang dari 34 minggu Satu jam pembelajaran tatap muka kurang dari 45 menit, jumlah jam pembelajaran per minggu kurang dari 38 jam, dan jumlah minggu efektif per tahun kurang dari 34 minggu Tidak menerapkan ketentuan beban belajar sesuai dengan Permendiknas 10. Guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran. 91%-100% guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa 81%-90% guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa 71%-80% guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa 61%-70% guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa Kurang dari 61% guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa 11. Guru mata pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi tertentu maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran. 91%-100% guru mata pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur 81%-90% guru mata pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur hal. 4/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

5 71%-80% guru mata pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur 61%-70% guru mata pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur Kurang dari 61% guru mata pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur 12. Dokumen lengkap KTSP disahkan oleh Kepala Sekolah/Madrasah dengan memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah/Madrasah atau penyelenggara pendidikan yang disetujui oleh Dinas Pendidikan Provinsi atau Kanwil Kemenag/Kantor Kemenag yang bersangkutan. KTSP disahkan oleh Kepala Sekolah/Madrasah dengan memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah/Madrasah atau penyelenggara pendidikan, dan disetujui oleh Dinas Pendidikan Provinsi atau Kanwil Kemenag/Kantor Kemenag yang bersangkutan KTSP disahkan oleh Kepala Sekolah/Madrasah dan disetujui oleh Dinas Pendidikan Provinsi atau Kanwil Kemenag/ Kantor Kemenag yang bersangkutan KTSP disahkan oleh Kepala Sekolah/Madrasah dengan memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah/Madrasah atau penyelenggara pendidikan KTSP disahkan oleh Kepala Sekolah/Madrasah KTSP tidak disahkan 13. Sekolah/Madrasah mengembangkan silabus melalui kelompok guru mata pelajaran atau cara lainnya berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP. Mengembangkan silabus melalui kelompok guru mata pelajaran di sekolah/madrasah Mengembangkan silabus oleh masing-masing guru mata pelajaran di sekolah/madrasah Mengembangkan silabus melalui kelompok guru dari beberapa sekolah/madrasah Mengembangkan silabus dengan mengadopsi contoh yang sudah ada Tidak mengembangkan silabus Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 5/68

6 14. Sekolah/Madrasah memiliki silabus untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan panduan penyusunan KTSP. 13 atau lebih mata pelajaran memiliki silabus 9-12 mata pelajaran memiliki silabus 5-8 mata pelajaran memiliki silabus 1-4 mata pelajaran memiliki silabus Tidak ada mata pelajaran memiliki silabus 15. Sekolah/Madrasah mengembangkan silabus mata pelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter dengan menggunakan 7 langkah pengembangan silabus. 13 atau lebih silabus mata pelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter dikembangkan dengan menggunakan 7 langkah pengembangan silabus 9-12 silabus mata pelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter dikembangkan dengan menggunakan 7 langkah pengembangan silabus 5-8 silabus mata pelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter dikembangkan dengan menggunakan 7 langkah pengembangan silabus 1-4 silabus mata pelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter dikembangkan dengan menggunakan 7 langkah pengembangan silabus Tidak ada silabus mata pelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter dikembangkan dengan menggunakan 7 langkah pengembangan silabus 16. Sekolah/Madrasah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75% untuk setiap mata pelajaran melalui rapat dewan guru. 6 atau lebih mata pelajaran dengan KKM 75% atau lebih 5 mata pelajaran dengan KKM 75% atau lebih 4 mata pelajaran dengan KKM 75% atau lebih hal. 6/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

7 3 mata pelajaran dengan KKM 75% atau lebih Kurang dari 3 mata pelajaran dengan KKM 75% atau lebih 17. Sekolah/Madrasah menentukan KKM setiap mata pelajaran melalui rapat dewan guru dengan memperhatikan unsur: (1) karakteristik, (2) kompleksitas mata pelajaran, dan (3) daya dukung sekolah/madrasah. Menentukan KKM dengan memperhatikan 3 unsur melalui rapat dewan guru Menentukan KKM dengan memperhatikan 2 unsur melalui rapat dewan guru Menentukan KKM dengan memperhatikan 1 unsur melalui rapat dewan guru Menentukan KKM tanpa memperhatikan 3 unsur melalui rapat dewan guru Menentukan KKM tanpa memperhatikan 3 unsur dan tidak melalui rapat dewan guru 18. Sekolah/Madrasah menjadwalkan awal tahun pelajaran, minggu efektif, pembelajaran efektif, dan hari libur pada kalender pendidikan yang dimiliki. Menyusun kalender pendidikan sekolah/madrasah secara rinci dan jelas Menyusun kalender pendidikan sekolah/madrasah secara rinci Menyusun kalender pendidikan sekolah/madrasah secara kurang rinci Menyusun kalender pendidikan sekolah/madrasah secara tidak rinci Tidak menyusun kalender pendidikan sekolah/madrasah Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 7/68

8 II. STANDAR PROSES 19. Setiap mata pelajaran memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengintegrasikan pendidikan karakter yang dijabarkan dari silabus. 13 atau lebih mata pelajaran memiliki RPP dengan mengintegrasikan pendidikan karakter yang dijabarkan dari silabus 9-12 mata pelajaran memiliki RPP dengan mengintegrasikan pendidikan karakter yang dijabarkan dari silabus 5-8 mata pelajaran memiliki RPP dengan mengintegrasikan pendidikan karakter yang dijabarkan dari silabus 1-4 mata pelajaran memiliki RPP dengan mengintegrasikan pendidikan karakter yang dijabarkan dari silabus Tidak ada mata pelajaran memiliki RPP dengan mengintegrasikan pendidikan karakter yang dijabarkan dari silabus 20. RPP disusun dengan memperhatikan 6 prinsip penyusunan. 13 atau lebih mata pelajaran memiliki RPP yang sudah memperhatikan 6 prinsip penyusunan 9-12 mata pelajaran memiliki RPP yang sudah memperhatikan 6 prinsip penyusunan 5-8 mata pelajaran memiliki RPP yang sudah memperhatikan 6 prinsip penyusunan 1-4 mata pelajaran memiliki RPP yang sudah memperhatikan 6 prinsip penyusunan Tidak ada mata pelajaran memiliki RPP yang sudah memperhatikan 6 prinsip penyusunan hal. 8/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

9 21. Sekolah/Madrasah melaksanakan proses pembelajaran dengan memenuhi persyaratan yang ditentukan. Memenuhi 4 persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran Memenuhi 3 persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran Memenuhi 2 persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran Memenuhi 1 persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran Tidak memenuhi persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran 22. Sekolah/Madrasah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang tertuang dalam RPP. 91%-100% guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran 81%-90% guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran 71%-80% guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran 61%-70% guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Kurang dari 61% guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran 23. Kepala sekolah/madrasah melakukan pemantauan proses pembelajaran mencakup tiga tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian hasil pembelajaran. Mencakup 3 tahap pemantauan serta dilakukan diskusi hasil pemantauan Mencakup 3 tahap pemantauan tanpa dilakukan diskusi hasil pemantauan Mencakup 2 tahap pemantauan Mencakup 1 tahap pemantauan Tidak pernah melakukan pemantauan Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 9/68

10 24. Kepala sekolah/madrasah menindaklanjuti hasil supervisi proses pembelajaran melalui: 1). pemberian contoh; 2). diskusi; 3). pelatihan, dan 4). konsultasi. Menindaklanjuti hasil supervisi melalui 4 cara Menindaklanjuti hasil supervisi melalui 3 cara Menindaklanjuti hasil supervisi melalui 2 cara Menindaklanjuti hasil supervisi melalui 1 cara Tidak menindaklanjuti hasil supervisi 25. Kepala sekolah/madrasah melakukan evaluasi terhadap guru dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan 4 aspek, yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3) evaluasi pembelajaran, dan (4) rencana tidak lanjut. Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan 4 aspek Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan 3 aspek Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan 2 aspek Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan 1 aspek Tidak melakukan evaluasi 26. Kepala sekolah/madrasah menyampaikan hasil pengawasan proses pembelajaran kepada pemangku kepentingan. Menyampaikan kepada guru yang bersangkutan, dewan guru, pengawas sekolah/madrasah, dan komite sekolah/madrasah Menyampaikan kepada yang bersangkutan, dewan guru, dan pengawas sekolah/madrasah Menyampaikan kepada yang bersangkutan dan dewan guru Menyampaikan kepada yang bersangkutan saja Tidak menyampaikan hasil pengawasan hal. 10/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

11 27. Kepala sekolah/madrasah menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran selama satu tahun terakhir. 91%-100% hasil pengawasan ditindaklanjuti 81%-90% hasil pengawasan ditindaklanjuti 71%-80% hasil pengawasan ditindaklanjuti 61%-70% hasil pengawasan ditindaklanjuti Kurang dari 61% hasil pengawasan ditindaklanjuti Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 11/68

12 III. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 28. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui kelompok mata pelajaran Iptek untuk dapat berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. 91%-100% mata pelajaran kelompok Iptek memuat tugas terstruktur 81%-90% mata pelajaran kelompok Iptek memuat tugas terstruktur 71%-80% mata pelajaran kelompok Iptek memuat tugas terstruktur 61%-70% mata pelajaran kelompok Iptek memuat tugas terstruktur Kurang dari 61% mata pelajaran kelompok Iptek memuat tugas terstruktur 29. Siswa terlibat dalam kegiatan belajar kelompok mata pelajaran Iptek yang berkaitan dengan analisis dan pemecahan masalah kompleks. 4 atau lebih mata pelajaran kelompok Iptek dapat menunjukkan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan pemecahan masalah kompleks. 3 mata pelajaran kelompok Iptek dapat menunjukkan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan pemecahan masalah kompleks. 2 mata pelajaran kelompok Iptek dapat menunjukkan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan pemecahan masalah kompleks. 1 mata pelajaran kelompok Iptek dapat menunjukkan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan pemecahan masalah kompleks. Tidak ada mata pelajaran kelompok Iptek dapat menunjukkan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan pemecahan masalah kompleks. hal. 12/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

13 30. Siswa memperoleh pengalaman belajar pada kelompok mata pelajaran Iptek agar memiliki kemampuan untuk menganalisis gejala alam dan sosial. 91%-100% silabus mata pelajaran memuat pengalaman belajar siswa dalam menganalisis gejala alam dan sosial 81%-90% silabus mata pelajaran memuat pengalaman belajar siswa dalam menganalisis gejala alam dan sosial 71%-80% silabus mata pelajaran memuat pengalaman belajar siswa dalam menganalisis gejala alam dan sosial 61%-70% silabus mata pelajaran memuat pengalaman belajar siswa dalam menganalisis gejala alam dan sosial Kurang dari 61% silabus mata pelajaran memuat pengalaman belajar siswa dalam menganalisis gejala alam dan sosial 31. Siswa memperoleh pengalaman belajar dengan dukungan berbagai sumber belajar yang dimiliki sekolah secara efektif dan efesien. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar, buku teks, perpustakaan, laboratorium, dan internet Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar, buku teks, perpustakaan, dan laboratorium Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar, buku teks, dan perpustakaan Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar dan buku teks Sekolah/Madrasah tidak pernah memfasilitasi kegiatan siswa dengan sumber belajar Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 13/68

14 32. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar selama satu tahun pelajaran terakhir. Sekolah/Madrasah menjalankan 10 atau lebih kegiatan pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar Sekolah/Madrasah menjalankan 7 9 kegiatan pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar Sekolah/Madrasah menjalankan 4 6 kegiatan pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar Sekolah/Madrasah menjalankan 1 3 kegiatan pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar Sekolah/Madrasah tidak menjalankan kegiatan pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar 33. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab sebanyak 4 jenis atau lebih dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab sebanyak 3 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab sebanyak 2 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab sebanyak 1 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak pernah menjalankan kegiatan pembelajaran yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab hal. 14/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

15 34. Siswa memperoleh pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. Sekolah/Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya sebanyak 4 jenis atau lebih dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya sebanyak 3 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya sebanyak 2 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya sebanyak 1 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak pernah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya 35. Siswa memperoleh pengalaman mengapresiasikan karya seni dan budaya. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengapresiasikan karya seni dan budaya sebanyak 4 jenis atau lebih dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengapresiasikan karya seni dan budaya sebanyak 3 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengapresiasikan karya seni dan budaya sebanyak 2 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengapresiasikan karya seni dan budaya sebanyak 1 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak pernah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengapresiasikan karya seni dan budaya Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 15/68

16 36. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab sebanyak 4 jenis atau lebih dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab sebanyak 3 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab sebanyak 2 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab sebanyak 1 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak pernah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab 37. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan penegakan aturanaturan sosial sebanyak 4 jenis atau lebih dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan penegakan aturanaturan sosial sebanyak 3 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan penegakan aturanaturan sosial sebanyak 2 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan penegakan aturanaturan sosial sebanyak 1 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak pernah menjalankan kegiatan penegakan aturan-aturan sosial hal. 16/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

17 38. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang mampu menumbuhkan sikap kompetitif untuk mendapatkan hasil terbaik. Sekolah/Madrasah memberikan penghargaan bagi juara sekolah/madrasah, juara jurusan, juara kelas, dan juara mata pelajaran Sekolah/Madrasah memberikan penghargaan bagi juara sekolah/madrasah, juara jurusan, dan juara kelas Sekolah/Madrasah memberikan penghargaan bagi juara sekolah/madrasah dan juara kelas Sekolah/Madrasah memberikan penghargaan bagi juara sekolah/madrasah Sekolah/Madrasah tidak memberikan penghargaan bagi juara 39. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil terbaik. Sekolah/Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil terbaik sebanyak 4 jenis atau lebih dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil terbaik sebanyak 3 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil terbaik sebanyak 2 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil terbaik sebanyak 1 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak pernah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil terbaik Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 17/68

18 40. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis sebanyak 4 jenis atau lebih dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis sebanyak 3 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis sebanyak 2 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis sebanyak 1 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak pernah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis 41. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk membentuk karakter siswa, menumbuhkan rasa sportivitas, dan peduli terhadap kebersihan lingkungan. Sekolah/Madrasah melaksanakan program bagi siswa untuk membentuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan kebersihan lingkungan sebanyak 4 jenis atau lebih dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah melaksanakan program bagi siswa untuk membentuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan kebersihan lingkungan sebanyak 3 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah melaksanakan program bagi siswa untuk membentuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan kebersihan lingkungan sebanyak 2 jenis dalam tiga tahun terakhir hal. 18/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

19 Sekolah/Madrasah melaksanakan program bagi siswa untuk membentuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan kebersihan lingkungan sebanyak 1 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak melaksanakan program bagi siswa untuk membentuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan kebersihan lingkungan 42. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui pembiasaan untuk memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat. 91%-100% silabus mata pelajaran memuat kegiatan pembelajaran dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat 81%-90% silabus mata pelajaran memuat kegiatan pembelajaran dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat 71%-80% silabus mata pelajaran memuat kegiatan pembelajaran dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat 61%-70% silabus mata pelajaran memuat kegiatan pembelajaran dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat Kurang dari 61% silabus mata pelajaran memuat kegiatan pembelajaran dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat 43. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia yang bersifat afektif. Sekolah/Madrasah memfasilitasi 4 jenis atau lebih kegiatan pembiasaan dan pengamalan ajaran agama dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi 3 jenis kegiatan pembiasaan dan pengamalan ajaran agama dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi 2 jenis kegiatan pembiasaan dan pengamalan ajaran agama dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi 1 jenis kegiatan pembiasaan dan pengamalan ajaran agama dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak melaksanakan kegiatan pembiasaan dan pengamalan ajaran agama Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 19/68

20 44. Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global dalam tiga tahun terakhir. Melaksanakan 4 jenis atau lebih kegiatan Melaksanakan 3 jenis kegiatan Melaksanakan 2 jenis kegiatan Melaksanakan 1 jenis kegiatan Tidak melaksanakan kegiatan 45. Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan pembentukan akhlak mulia melalui program pengembangan diri berupa pembiasaan dan pengamalan. Melaksanakan 4 jenis kegiatan atau lebih setiap minggu Melaksanakan 3 jenis kegiatan setiap minggu Melaksanakan 2 jenis kegiatan setiap minggu Melaksanakan 1 jenis kegiatan setiap minggu Tidak melaksanakan kegiatan 46. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk menghargai perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. 91%-100% kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat 81%-90% kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat 71%-80% kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat 61%-70% kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat Kurang dari 61% kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat hal. 20/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

21 47. Siswa memperoleh pengalaman dalam menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok sebanyak 4 jenis atau lebih dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok sebanyak 3 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok sebanyak 2 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok sebanyak 1 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak pernah memfasilitasi kegiatan siswa untuk menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok 48. Siswa memperoleh pengalaman dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun sebanyak 4 jenis atau lebih dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun sebanyak 3 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun sebanyak 2 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun sebanyak 1 jenis dalam tiga tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 21/68

22 49. Siswa memperoleh keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis. Sekolah/Madrasah memiliki kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan, majalah dinding, dan buletin siswa internal sekolah/madrasah Sekolah/Madrasah memiliki kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan, dan majalah dinding Sekolah/Madrasah memiliki kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, dan laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan Sekolah/Madrasah memiliki kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba Sekolah/Madrasah tidak memiliki kumpulan karya tulis siswa 50. Siswa memperoleh keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ditetapkan 75,0 atau lebih Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ditetapkan 70,0-74,9 Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ditetapkan 65,0-69,9 Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ditetapkan 60,0-64,9 Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ditetapkan kurang dari Siswa memperoleh pengalaman belajar dalam mengembangkan iptek seiring dengan perkembangannya. Sekolah/Madrasah memberikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak 4 jenis atau lebih dalam satu tahun terakhir Sekolah/Madrasah memberikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak 3 jenis dalam satu tahun terakhir hal. 22/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

23 Sekolah/Madrasah memberikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak 2 jenis dalam satu tahun terakhir Sekolah/Madrasah memberikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak 1 jenis dalam satu tahun terakhir Sekolah/Madrasah tidak pernah memberikan layanan dalam pengembangan iptek 52. Siswa memperoleh pengalaman belajar agar menguasai pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Sekolah/Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi sebanyak 4 jenis atau lebih dalam satu semester Sekolah/Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi sebanyak 3 jenis dalam satu semester Sekolah/Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi sebanyak 2 jenis dalam satu semester Sekolah/Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi sebanyak 1 jenis dalam satu semester Sekolah/Madrasah tidak melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 23/68

24 IV. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 53. Guru memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV). 91%-100% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV 81%-90% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV 71%-80% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV 61%-70% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV Kurang dari 61% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV 54. Guru mata pelajaran mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. 91%-100% guru mata pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diampu dengan latar belakang pendidikannya 81%-90% guru mata pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diampu dengan latar belakang pendidikannya 71%-80% guru mata pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diampu dengan latar belakang pendidikannya 61%-70% guru mata pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diampu dengan latar belakang pendidikannya Kurang dari 61% guru mata pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diampu dengan latar belakang pendidikannya 55. Guru memiliki kesehatan jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas utamanya. Rata-rata kehadiran guru 96%-100% untuk menjalankan tugas utamanya Rata-rata kehadiran guru 91%-95% untuk menjalankan tugas utamanya Rata-rata kehadiran guru 86%-90% untuk menjalankan tugas utamanya hal. 24/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

25 Rata-rata kehadiran guru 81%-85% untuk menjalankan tugas utamanya Rata-rata kehadiran guru kurang dari 81% untuk menjalankan tugas utamanya 56. Guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran. 96% - 100% guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran 91% - 95% guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran 86% - 90% guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran 81% - 85% guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran Kurang dari 81% guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran 57. Guru memiliki integritas kepribadian dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku. Semua guru berperilaku sesuai dengan norma-norma agama, hukum, sosial, dan peraturan yang berlaku Terdapat guru yang berperilaku kurang sesuai dengan normanorma agama, hukum, dan sosial serta telah dilakukan pembinaan Terdapat guru yang berperilaku tidak sesuai dengan normanorma agama, hukum, dan sosial serta telah diberikan pembinaan dan sanksi Terdapat guru yang berperilaku bertentangan dengan normanorma agama, hukum, dan sosial serta telah diberikan sanksi Terdapat guru yang melanggar norma-norma agama, hukum, dan sosial tetapi tidak diberikan tindakan Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 25/68

26 58. Guru berkomunikasi secara efektif dan santun dengan sesama guru, tenaga kependidikan, siswa, dan orangtua siswa. Guru berkomunikasi efektif dan santun dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah/madrasah, orang tua siswa, dan komite sekolah/madrasah Guru berkomunikasi efektif dan santun dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah/madrasah, dan orang tua siswa Guru berkomunikasi efektif dan santun dengan siswa, sesama guru, dan kepala sekolah/madrasah Guru berkomunikasi efektif dan santun dengan siswa dan sesama guru Guru tidak mampu berkomunikasi efektif dan santun 59. Guru menguasai materi pelajaran yang diampu serta mengembangkannya secara ilmiah. 96%-100% guru memiliki kesesuaian sertifikat pendidik dengan mata pelajaran yang diampu, menghasilkan karya tulis, dan mengikuti berbagai pertemuan ilmiah 91%-95% guru memiliki kesesuaian sertifikat pendidik dengan mata pelajaran yang diampu, menghasilkan karya tulis, dan mengikuti berbagai pertemuan ilmiah 86%-90% guru memiliki sertifikat pendidik dengan mata pelajaran yang diampu, menghasilkan karya tulis, dan mengikuti berbagai pertemuan ilmiah 81%-85% guru memiliki sertifikat pendidik dengan mata pelajaran yang diampu, menghasilkan karya tulis, dan mengikuti berbagai pertemuan ilmiah Kurang dari 81% guru memiliki sertifikat pendidik dengan mata pelajaran yang diampu, menghasilkan karya tulis, dan mengikuti berbagai pertemuan ilmiah hal. 26/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

27 60. Kepala sekolah/madrasah memiliki persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berstatus sebagai guru, memiliki SK sebagai kepala sekolah/madrasah, mempunyai pengalaman minimal 5 tahun sebagai guru, dan memiliki sertifikat pendidik Berstatus sebagai guru, memiliki SK sebagai kepala sekolah/madrasah, mempunyai pengalaman minimal 5 tahun sebagai guru, tetapi tidak memiliki sertifikat pendidik Berstatus sebagai guru, memiliki SK sebagai kepala sekolah/madrasah, mempunyai pengalaman antara 3 4 tahun sebagai guru Berstatus sebagai guru, memiliki SK sebagai kepala sekolah/madrasah, mempunyai pengalaman antara 1 2 tahun sebagai guru Tidak berstatus sebagai guru tetap tetapi memiliki SK sebagai kepala sekolah/madrasah 61. Kepala sekolah/madrasah memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV). Memiliki kualifikasi akademik minimum berpendidikan S1 atau D-IV kependidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi terakreditasi Memiliki kualifikasi akademik minimum berpendidikan S1 atau D-IV kependidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi tidak terakreditasi Memiliki kualifikasi akademik minimum berpendidikan S1 atau D-IV nonkependidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi terakreditasi Memiliki kualifikasi akademik minimum berpendidikan S1 atau D-IV nonkependidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi tidak terakreditasi Tidak memiliki kualifikasi akademik minimum yang dipersyaratkan Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 27/68

28 62. Kepala sekolah/madrasah memiliki pengalaman mengajar sekurangkurangnya 5 tahun pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah/ madrasah. Memiliki pengalaman mengajar 5 tahun atau lebih Memiliki pengalaman mengajar 3-4 tahun Memiliki pengalaman mengajar 2-3 tahun Memiliki pengalaman mengajar 1-2 tahun Memiliki pengalaman mengajar kurang dari 1 tahun 63. Kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan manajerial yang ditunjukkan dengan kemajuan/keberhasian dalam mengelola: (1) kesiswaan, (2) guru dan tenaga kependidikan, (3) pengembangan kurikulum, (4) sarana dan prasarana, (5) pembiayaan, dan (6) hubungan dengan masyarakat. Menunjukkan pencapaian kemajuan pada 6 aspek atau lebih Menunjukkan pencapaian kemajuan pada 4-5 aspek Menunjukkan pencapaian kemajuan pada 2-3 aspek Menunjukkan pencapaian kemajuan pada 1 aspek Tidak menunjukkan pencapaian kemajuan 64. Kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan kewirausahaan yang ditunjukkan antara lain dengan adanya naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sebagai sumber belajar siswa. Memiliki kemampuan dalam menciptakan inovasi pengembangan sekolah/madrasah, bekerja keras, bermotivasi tinggi, mandiri, dan kreatif dalam mencari solusi Memiliki kemampuan dalam menciptakan inovasi pengembangan sekolah/madrasah, bekerja keras, bermotivasi tinggi, dan mandiri Memiliki kemampuan dalam menciptakan inovasi pengembangan sekolah/madrasah, bekerja keras, dan bermotivasi tinggi Memiliki kemampuan dalam menciptakan inovasi pengembangan sekolah/madrasah, dan bekerja keras Memiliki kemampuan dalam menciptakan inovasi pengembangan sekolah/madrasah hal. 28/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

29 65. Kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi setiap tahun. 91%-100% guru telah disupervisi 81%-90% guru telah disupervisi 71%-80% guru telah disupervisi 61%-70% guru telah disupervisi Kurang dari 61% guru telah disupervisi 66. Tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang sederajat. Memiliki 5 orang atau lebih tenaga administrasi berkualifikasi pendidikan menengah atau sederajat Memiliki 4 orang tenaga administrasi berkualifikasi pendidikan menengah atau sederajat Memiliki 3 orang tenaga administrasi berkualifikasi pendidikan menengah atau sederajat Memiliki 2 atau 1 orang tenaga administrasi berkualifikasi pendidikan menengah atau sederajat Tidak memiliki tenaga administrasi berkualifikasi pendidikan menengah atau sederajat 67. Tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya. 5 orang atau lebih tenaga administrasi yang memiliki kesesuaian 4 orang tenaga administrasi yang memiliki kesesuaian 3 orang tenaga administrasi yang memiliki kesesuaian 2 atau 1 orang tenaga administrasi yang memiliki kesesuaian Tidak memiliki tenaga administrasi yang memiliki kesesuaian Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 29/68

30 68. Sekolah/Madrasah memiliki kepala perpustakaan dengan kualifikasi minimal D2 ilmu perpustakaan dan memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah. Kepala perpustakaan memiliki kualifikasi minimal D2 ilmu perpustakaan dan memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah Kepala perpustakaan memiliki kualifikasi minimal D2 ilmu perpustakaan dan tidak memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah Kepala perpustakaan memiliki kualifikasi minimal D2 bukan ilmu perpustakaan dan memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah Kepala perpustakaan memiliki kualifikasi minimal D2 bukan ilmu perpustakaan dan tidak memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah Tidak memiliki kepala perpustakaan 69. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga perpustakaan dengan kualifikasi minimal SMA atau yang sederajat dan memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah. Memiliki kualifikasi minimal SMA atau yang sederajat dan memiliki sertifikat. Memiliki kualifikasi minimal SMA atau yang sederajat dan tidak memiliki sertifikat Memiliki kualifikasi di bawah SMA dan memiliki sertifikat Memiliki kualifikasi di bawah SMA dan tidak memiliki sertifikat Tidak memiliki tenaga perpustakaan 70. Tenaga laboratorium memiliki kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan. Memiliki tenaga laboratorium minimal 2 orang, keduanya memenuhi kualifikasi Diploma satu (D-1) Memiliki tenaga laboratorium minimal 2 orang, salah satu di antaranya memenuhi kualifikasi D-1 hal. 30/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

31 Memiliki tenaga laboratorium minimal 1 orang dan memenuhi kualifikasi D-1 Memiliki tenaga laboratorium minimal 1 orang dan tidak memenuhi kualifikasi D-1 Tidak memiliki tenaga laboratorium 71. Tenaga laboratorium memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya. Memiliki tenaga laboratorium minimal 2 orang, keduanya sesuai dengan tugasnya Memiliki tenaga laboratorium minimal 2 orang, salah satu di antaranya sesuai dengan tugasnya Memiliki tenaga laboratorium minimal 1 orang dan sesuai dengan tugasnya Memiliki tenaga laboratorium minimal 1 orang dan tidak sesuai dengan tugasnya Tidak memiliki tenaga laboratorium 72. Sekolah/Madrasah memiliki petugas layanan khusus. Memiliki 4 jenis atau lebih petugas layanan khusus Memiliki 3 jenis petugas layanan khusus Memiliki 2 jenis petugas layanan khusus Memiliki 1 jenis petugas layanan khusus Tidak memiliki satupun petugas layanan khusus Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 31/68

32 V. STANDAR SARANA DAN PRASARANA 73. Sekolah/Madrasah memiliki luas lahan sesuai ketentuan luas minimal. Memiliki luas lahan sesuai ketentuan Memiliki lahan seluas 90%-99% dari ketentuan Memiliki lahan seluas 80%-89% dari ketentuan Memiliki lahan seluas 70%-79% dari ketentuan Memiliki lahan seluas kurang dari 70% dari ketentuan 74. Sekolah/Madrasah berada di lokasi yang aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. Berada di lokasi aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat Berada di lokasi aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, tetapi tidak memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat Berada di lokasi aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam keselamatan jiwa, tetapi tidak terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan jiwa, serta tidak memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat Berada di lokasi aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan jiwa, tetapi tidak terhindar dari potensi bahaya yang mengancam keselamatan jiwa, serta tidak memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat Tidak berada di lokasi aman 75. Sekolah/Madrasah berada di lokasi yang nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air, kebisingan, dan pencemaran udara serta memiliki sarana untuk meningkatkan kenyamanan. Berada di lokasi yang nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air, kebisingan, dan pencemaran udara serta memiliki sarana untuk meningkatkan kenyamanan hal. 32/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

33 Berada di lokasi yang nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air, kebisingan, dan pencemaran udara, tetapi tidak memiliki sarana untuk meningkatkan kenyamanan Berada di lokasi yang nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air dan kebisingan, tetapi tidak terhindar dari gangguan pencemaran udara, serta tidak memiliki sarana untuk meningkatkan kenyamanan Berada di lokasi yang nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air, tidak terhindar dari gangguan kebisingan dan pencemaran udara, serta tidak memiliki sarana untuk meningkatkan kenyamanan Tidak berada di lokasi yang nyaman 76. Sekolah/Madrasah berada di lokasi yang sesuai dengan peruntukannya, memiliki status hak atas tanah dan izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah. Berada di lokasi yang sesuai dengan peruntukannya, memiliki status hak atas tanah dan izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah Berada di lokasi yang sesuai dengan peruntukannya dan memiliki status hak atas tanah, tetapi tidak memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah Berada di lokasi yang sesuai dengan peruntukannya, tidak memiliki status hak atas tanah, tetapi memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah Berada di lokasi yang sesuai dengan peruntukannya, tidak memiliki status hak atas tanah dan tidak memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah Tidak berada di lokasi sesuai dengan peruntukannya 77. Sekolah/Madrasah memiliki lantai bangunan sesuai dengan ketentuan luas minimal. memiliki luas lantai bangunan sesuai dengan ketentuan Memiliki lantai bangunan seluas 90%-99% dari ketentuan Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 33/68

34 Memiliki lantai bangunan seluas 80%-89% dari ketentuan Memiliki lantai bangunan seluas 70%-79% dari ketentuan Memiliki lantai bangunan seluas kurang dari 70% dari ketentuan 78. Bangunan sekolah/madrasah memiliki struktur yang stabil dan kokoh serta dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran dan petir. Memiliki struktur yang stabil dan kokoh serta dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran dan petir Memiliki struktur yang stabil dan kokoh tetapi tidak dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran Memiliki struktur yang stabil tetapi kurang kokoh dan tidak dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran Memiliki struktur yang tidak stabil dan kurang kokoh tetapi dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran Tidak memiliki struktur yang stabil dan kokoh serta tidak dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran dan petir 79. Bangunan sekolah/madrasah memiliki sanitasi sebagai persyaratan kesehatan. Memiliki 4 jenis atau lebih sanitasi sebagai persyaratan kesehatan Memiliki 3 jenis sanitasi sebagai persyaratan kesehatan Memiliki 2 jenis sanitasi sebagai persyaratan kesehatan Memiliki 1 jenis sanitasi sebagai persyaratan kesehatan Tidak memiliki sanitasi memenuhi persyaratan kesehatan hal. 34/68 PERANGKAT AKREDITASI SMA/MA 2014 BAN-S/M

35 80. Bangunan sekolah/madrasah memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. Memiliki ventilasi udara memadai dan pencahayaan memadai Memiliki ventilasi udara yang kurang memadai tetapi pencahayaan memadai Memiliki ventilasi udara kurang memadai dan pencahayaan kurang memadai Tidak memiliki ventilasi udara tetapi memiliki pencahayaan yang kurang memadai Tidak memiliki ventilasi udara dan pencahayaan 81. Bangunan sekolah/madrasah memiliki instalasi listrik atau sumber daya lainnya. Memiliki instalasi listrik dengan daya di atas 1300 watt Memiliki instalasi listrik dengan daya 1300 watt Memiliki instalasi listrik dengan daya 900 watt Memiliki instalasi listrik dengan daya 450 Watt Tidak memiliki instalasi listrik 82. Sekolah/Madrasah memiliki izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan bangunan sesuai dengan peruntukannya. Memiliki izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan bangunan sesuai dengan peruntukannya sebelum bangunan berdiri Memiliki izin mendirikan bangunan, dan memiliki izin penggunaan bangunan sesuai dengan peruntukannya setelah bangunan berdiri Memiliki izin mendirikan dan memiliki izin penggunaan bangunan sementara Memiliki izin mendirikan tetapi tidak memiliki izin penggunaan bangunan Tidak memiliki izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan bangunan Instrumen Akreditasi SMA/MA hal. 35/68

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat

Lebih terperinci

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR TAHUN 009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMK/MAK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) 1. Periksalah kelengkapan perangkat Akreditasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara :

1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara : LAMPIRAN INSTRUMEN WAWANCARA 1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara : I. STANDAR ISI PENDIDIKAN PROGRAM KEAHLIAN TEHNIK KENDARAAN RINGAN

Lebih terperinci

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik INSTRUMEN KOMPONEN/BIDANG MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik 1. Muatan KTSP terdiri atas: (1) M (2) M (3) M (4) M (5) M (6) M (7) M (8) M Sekolah melaksanakan

Lebih terperinci

ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM

ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM Nama : NIP : Sekolah : Bagian A. Standar Isi Berilah tanda checklist ( ) pada pilihan yang sesuai bagi setiap pertanyaan berikut: 1. Pembelajaran didasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP) LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP) Standar Kompetensi Lulusan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMETAAN PENDIDIKAN DI SMA..

INSTRUMEN PEMETAAN PENDIDIKAN DI SMA.. LAMPIRAN-3 DATA IDENTITAS SEKOLAH 1. Nama Sekolah 2. NSS 3. Alamat Sekolah Desa Kecamatan Kabupaten/ Kota 4. Telepon/ Faksimili 5. E-mail 6. SK/ Akte Tahun Pendirian 7. Nama Yayasan *) 8. Jumlah Rombongan

Lebih terperinci

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 Farida Nurhasanah Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 PERMEN NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI Materi minimal dan Tingkat kompetensi minimal untuk mencapai Kompetensi Lulusan Minimal 2 Memuat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal tahun pelajaran 2006/2007 telah diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah

Lebih terperinci

INSTRUMEN AKREDITASI MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

INSTRUMEN AKREDITASI MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN INSTRUMEN AKREDITASI MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN No Item Penilaian 1. Guru memiliki kualifikasi akademik minimum. A. Sebanyak 76% 100% guru berpendidikan minimum S1/DIV PGSD/PGMI. B. Sebanyak

Lebih terperinci

K T S P KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

K T S P KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN K T S P KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN T. Widhiyanti 2008 KURIKULUM Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

Lebih terperinci

BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN

BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN 3 BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN 2014 Bukti fisik nomor 32 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Rata-rata nilai ketuntasan belajar kelompok mata

Lebih terperinci

1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi. A.

1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi. A. I. STANDAR ISI 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi. 91%-100% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat kompetensi

Lebih terperinci

1. Pelaksanaan kurikulum berdasarkan muatan KTSP (Isi menurut apa yang terjadi di sekolah/madrasah Saudara).

1. Pelaksanaan kurikulum berdasarkan muatan KTSP (Isi menurut apa yang terjadi di sekolah/madrasah Saudara). I. STANDAR ISI. Pelaksanaan kurikulum berdasarkan muatan KTSP (Isi menurut apa yang terjadi di sekolah/madrasah Saudara). Muatan KTSP Mata pelajaran: ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) 9) 9) 0) 0) Muatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Departemen Pendidikan Nasional Materi 2 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Sosialisasi KTSP LINGKUP SNP 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal

Lebih terperinci

Model Pengembangan Mutu Pembelajaran Melalui Pendampingan Terhadap Guru (Technical Assistance) dengan Melibatkan Pengawas dan Guru Inti.

Model Pengembangan Mutu Pembelajaran Melalui Pendampingan Terhadap Guru (Technical Assistance) dengan Melibatkan Pengawas dan Guru Inti. Lampiran X: Suplemen Implementasi Model Model Pengembangan Mutu Pembelajaran Melalui Pendampingan Terhadap Guru (Technical Assistance) dengan Melibatkan Pengawas dan Guru Inti. A. Pendahuluan 1. Latar

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

8/5/2011. Paradigma Pendidikan. Paradigma pendidikan mekanikreduksionisme,

8/5/2011. Paradigma Pendidikan. Paradigma pendidikan mekanikreduksionisme, Paradigma Pendidikan Paradigma pendidikan mekanikreduksionisme, dan determinasi Paradigma ini mereduksi makna pendidikan menjadi sekolah. Pendidikan merupakan unit-unit kausalitas yang bersifat linier.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah segala usaha yang dimaksudkan untuk membantu menumbuhkembangkan segala potensi yang ada pada diri siswa. Dalam hal ini diperlukan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK OTOMOTIF KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK SEPEDA MOTOR KODE KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kualitas generasi yang akan datang. Dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kualitas generasi yang akan datang. Dalam peningkatan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang penting untuk meningkatkan harkat dan martabat suatu bangsa dan untuk meningkatkan kemajuan suatu Negara

Lebih terperinci

Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP;

Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP; Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP; Menguraikan Standar Isi Menguraikan SKL PAI; dan Menguraikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGA

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGA BAB IV ANALISA DAN PERANCANGA Analisa mempunyai peranan yang cukup penting di dalam pembuatan sebuah sistem, analisa adalah sebuah langkah memahami permasalahan di dalam sebuah sistem sehingga nantinya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 ` DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 1516 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Susiwi S Pengantar Kurikulum nasional perlu terus disempurnakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI SD/MI

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI SD/MI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI SD/MI Nama Sekolah/Madrasah Nomor Statistik Sekolah/Madrasah (SSN/M) Nama Kepala Sekolah/Madrasah Alamat Sekolah/Madrasah : : : : I. STANDAR

Lebih terperinci

1. Pelaksanaan kurikulum berdasarkan muatan KTSP (Isi menurut apa yang terjadi di sekolah/madrasah Saudara). Muatan KTSP

1. Pelaksanaan kurikulum berdasarkan muatan KTSP (Isi menurut apa yang terjadi di sekolah/madrasah Saudara). Muatan KTSP I. STANDAR ISI. Pelaksanaan kurikulum berdasarkan muatan KTSP (Isi menurut apa yang terjadi di sekolah/madrasah Saudara). Muatan KTSP Mata pelajaran: ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) 9) 9) 0) 0) Muatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH

BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN Bukti fisik nomor 63: Kualifikasi akademik guru minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Hasil Penelitian

Bab IV Analisis Hasil Penelitian Bab I Analisis Hasil Penelitian A. Profil Sekolah 1. Nama Sekolah : SD Negeri Candisari 2. Nomor Statistik Sekolah : 101030820016 3. Alamat Sekolah : Margoagung Desa : Candisari Kecamatan : Secang Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran KRITERIA EVALUASI. 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks. Permendiknas no. 19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan. A. Perencanaan Program

Lampiran KRITERIA EVALUASI. 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks. Permendiknas no. 19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan. A. Perencanaan Program Lampiran KRITERIA EVALUASI 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks Pelaksanaan pendidikan harus berdasarkan pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diatur melalui PP no 19 tahun 2005. Terkait dengan guru

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum

Lebih terperinci

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah.

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah. TELAAH KURIKULUM DOC. 1 BAGIAN AWAL A. Cover Deskripsi 1. Ada logo sekolah. 2. Terdapat judul yang tepat (Kurikulum Sekolah dan Tahun Pelajaran) 3. Menulis alamat sekolah dengan lengkap B. Lembar Pemberlakuan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 41, 2005 IPTEK. Standar Nasional.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Hand out Seminar Pengembangan KTSP bagi Pengawas, Kepala Sekolah, Guru Kabupaten Donggala, Sulawesi Selatan 1 Desember 2007 Oleh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari BSNP, dalam menyusun tesis. Data selanjutnya digunakan

Lebih terperinci

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Penyusun: Tim Pengembang Madrasah Nama Madrasah Alamat : MTs Al Inayah : Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Program Prioritas MTs. Al Inayah STANDAR ISI 0 MENENTUKAN PROGRAM PRIORITAS

Lebih terperinci

MATERI BINTEK MBS AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH. Ali Imron

MATERI BINTEK MBS AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH. Ali Imron MATERI BINTEK MBS AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH Ali Imron JURUSAN AP FIP UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2012 AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH A. Pendahuluan Setiap warga Negara Republik

Lebih terperinci

Pusat Kurikulum Balitbang Diknas Departemen Pendidikan Nasional Instrumen SKM 2

Pusat Kurikulum Balitbang Diknas Departemen Pendidikan Nasional Instrumen SKM 2 INSTRUMEN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI Pandidikan Dasar dan Menengah Pusat Kurikulum Balitbang Diknas Departemen Pendidikan Nasional 2007 Instrumen SKM 2 1. Proses penyelenggaraan. a. Standar Isi. 1 Kerangka

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-

Lebih terperinci

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA A. Landasan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Than 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12, 35, 37, dan 38; 2. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS KONTEKS STANDAR ISI

ANALISIS KONTEKS STANDAR ISI ANALISIS KONTEKS STANDAR ISI Nama Sekolah : SMA NEGERI NGRAYUN NSS : 3005200 Alamat : Jl. JEND. SUDIRMAN, DS. SELUR KEC. NGRAYUN Tahun : 203-204 Komponen Deskripsi Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana tindak

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH

BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN STANDAR

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 THE STORY OF CHANGE When I was young I set out to change the world When I grew older I preceived that this was too ambitious So I set out to change my state

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Terima kasih atas waktu dan upaya Saudara dalam mengisi instrumen ini. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua,

KATA PENGANTAR. Terima kasih atas waktu dan upaya Saudara dalam mengisi instrumen ini. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M).

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA Makalah Disajikan pada kegiatan Workshop Monev Pelaksanaan KTSP MI, MTs, dan MA Angkatan I Tingkat Propinsi Jawa Barat pada

Lebih terperinci

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi. 1. STANDAR ISI 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi. E. 91%-100% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI Latar Belakang Standar Nasional Pendidikan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Pasal 35, 36, 37, 42, 43, 59, 60,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA

SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA (SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP) KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Jakarta 3 April 2017 Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu ti, M.Ed

Jakarta 3 April 2017 Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu ti, M.Ed KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang berkat rahmat-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Perangkat Akreditasi 2017. Sesuai dengan moto profesional, tepercaya,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52 ` DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci