L.) DI KELURAHAN PASAR AMBACANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG E-JURNAL
|
|
- Iwan Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KUNJUNGAN Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) PADA PERTANAMAN PARE (Momordica charantia L.) DI KELURAHAN PASAR AMBACANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG E-JURNAL MARDALENA NIM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
2
3 KUNJUNGAN Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) PADA PERTANAMAN PARE (Momordica charantia L.) DI KELURAHAN PASAR AMBACANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG Mardalena, Jasmi 1, Henny Herwina 2 1) Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Biologi Univesitas Andalas Xylocopa confusa or carpenter bees nest in dead wood and weathered wood. As well as for plants play an important role as pollinators. Carpenter bees visiting the plant pare to find food in the form of pollen and nectar. This study aims to determine Xylocopa confusa visit Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) in cropping p bitter melon (Momordica charantia L.) in the Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang. This research was conducted in April 2015 with a descriptive survey method that is by observing the Xylocopa confusa directly to the visit in the planting area bitter melon. Environmental physical factors measured are temperature, humidity, wind speed, solar radiation and precipitation. The total area is used as a place of research is ± 10 x 8 m². has found the average number of visits to planting bitter melon Xylocopa confusa mostly in the morning at 9.15 WIB (14.29 people) and a slightly found at WIB (1.43 people). Xylocopa confusa highest number out of the melon crop occurred at WIB (10.57 people) while a little out at WIB (1.43 people). The number of flowers visited Xylocopa confusa in the morning was per flower, and in the afternoon was 3.76 per flower. Wind speed and humidity significantly affect the visit Xylocopa confusa to pare crop, but the temperature does not affect the visit Xylocopa confusa in cropping bitter melon. Key Word: Xylocopa confusa Linn., Plating bitter melon Pendahuluan Xylocopa atau lebah tukang kayu merupakan salah satu jenis serangga yang termasuk kedalam ordo Hymenoptera: famili Anthophoridae (Michener, 2007). Lebah tukang kayu ini membuat sarang didalam kayu atau batang tanaman. Lebah tukang kayu (Xylocopa) mempunyai panjang ± 25 mm, tubuhnya berwarna hitam dan besar, pada bagian atas toraknya terdapat warna kuning, perut bagian atas lebah tukang kayu berbulu. Serangga ini banyak berkunjung pada tanaman yang berbunga sehingga sangat membantu dalam proses penyerbukan tanaman (Borror dkk, 1992). Peranan Xylocopa termasuk polinator karena dapat membantu penyerbukan pada berbagai tanaman, dimana aktivitas polinator pada umumnya mengunjungi tanaman berbunga dengan tujuan untuk mencari makan (Khomsah, 2013). Dalam hal ini, bunga yang mekar mengandung zat gula (nektar) yang merupakan sumber makanan bagi polinator seperti pada tanaman pare. Pare merupakan tumbuhan semusim, bunga seperti lonceng, kuntum bunga yang berwarna kuning menyala, sehingga bunga jantan dan sebagian merupakan bunga betina, terletak pada ujung tangkai yang panjang kurang lebih 5 cm. Tipe penyerbukan pada tanaman pare dengan (Autogami) penyerbukan ini juga dibantu serangga, salah satu serangga yang membantu penyerbukan yaitu Xylocopa confusa (Cahyadi, 2009). Penelitian yang dilakukan Yuliani dkk (2012) di Kecamatan Pauh Kota Padang, tentang jenis - jenis serangga pengunjung bunga Neriumo leander Linn. (Apocynaceae) ditemukan beberapa jenis Xylocopa salah satunya Xylocopa confus, Xylocopa confusa banyak berkunjung pada pertanaman untuk beraktivitas, salah satunya pertanaman pare. Berdasarkan Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) Pada Pertanaman Pare (Momordica charantia L.) Di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang. Metode penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April Pengambilan sampel dilakukan di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, counter, thermometer, hygrometer dan alat-alat tulis. Bahannya adalah Xylocopa confusa dan pertanaman pare. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey deskriptif yaitu dengan cara mengamati langsung kunjungan serangga di lapangan dilakukan selama 15 menit perjam dengan pukul WIB.
4 Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis hubungan aktivitas kunjungan Xylocopa confusa dan faktor lingkungan menggunakan regresi berganda dan sederhana. Rumus yang digunakan adalah : Ý = a + b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 (Sudjana, 1989). X 1 X 2 X 3 Hasil dan Pembahasan = Suhu = Kelembaban = Angin Frekunsi kunjungan lebah tukang kayu Xylocopa confusa (Hymenoptera: Anthophoridae) pada pertanaman pare di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang, dapat dilihat pada Gambar 1. frekuensi kunjungan X. confusa terbanyak pada pertanaman pare terjadi pada pukul WIB dengan jumlah kunjungan rata-rata 14,29 individu, dan yang sedikit pada pukul WIB dengan jumlah kunjungan rata-rata 1,43 individu. (Gambar 1.) Jumlah X. confusa terbanyak keluar dari pertanaman pare terjadi pukul WIB dengan jumlah kunjungan rata-rata 10,57 individu dan yang sedikit keluar terjadi pada pukul WIB dengan jumlah rata - rata 1,43 individu Tabel 1. Rata-rata jumlah bunga dikunjungi Xylocopa confusa selama penelitian di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang. Waktu pengama tan Jumlah bunga rata-rata yang dikunjungi Xylocopa confusa Pagi Pukul ,00 Siang Pukul Sore Pukul Jumlah Ratarata Hari 1 15,33 6,67 2,33 24,33 8,11 Hari 2 10,67 6,33 3,33 20,33 6,77 Hari 3 9,33 5,33 3,67 18,33 6,11 Hari 4 7 5,67 4, ,67 Hari 5 8,67 7, ,67 Hari , ,67 7,89 Hari ,67 4,67 27,34 9,11 Total 79 45,67 26, Rata-rata 11,28 6,52 3,76 21,57-3. Hubungan regresi berganda yang berkunjung dan keluar dari pertanaman dengan rata-rata faktor cuaca Hasil analisis regresi berganda antara ratarata jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung pada pertanaman dengan rata-rata faktor cuaca antara suhu, kelembaban dan kecepatan angin dapat dilihat pada (Tabel 2). tabel annova di bawah dapat dilihat bahwa suhu dan kelembaban tidak mempengaruhi jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung ke pertanaman akan tetapi kecepatan angin berpengaruh terhadap jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung ke pertanaman pare. Ŷ =72,0298-1,0701 X 1-0,4694 X 2-5,0521X 3, (r = 0,7581) Tabel 2. Analisis variansi regresi berganda antara rata-rata jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung ke pertanaman dengan rata-rata faktor cuaca selama pengamatan. Gambar 1: Jumlah X.confusa yang berkunjung dan keluar dari pertanaman pare selama pengamatan berkunjung, keluar 1. Jumlah bunga yang dikunjungi Xylocopa confusa Jumlah bunga pare yang dikunjungi Xylocopa confusa pada pertanaman pare di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang dapat dilihat pada (Tabel 1) Rata-rata jumlah bunga pare terbanyak dikunjungi X.confusa terdapat pada pagi hari (11,28 bunga) dan yang sedikit pada sore hari (3,76 bunga). Sumber Variansi Db JK KT F hitung F tabel 0,05 0,01 Regresi 3 156, ,1628 4,05* 3,86 6,99 X , ,86 ns 5,12 10,56 X , ,62 ns 5,12 10,56 X , ,48* 5,12 10,56 Sisa 9 115, ,8685 Total ,3046 Persamaan Ŷ =72,0298-1,0701 X 1-0,4694 X 2 - r = 0,7581 5,0521X 3 Hasil analisis regresi berganda antara ratarata jumlah Xylocopa confusa yang keluar dari pengamatan dengan rata-rata faktor cuaca antara suhu, kelembaban dan kecepatan angin dapat dilihat pada (Tabel 3), tabel annova di atas dapat
5 Sumber Variansi dilihat bahwa suhu tidak mempengaruhi jumlah Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman akan tetapi kelembaban dan kecepatan angin berpengaruh terhadap jumlah Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman pare. Ŷ =59,1886-0,8953 X 1-0,3848 X 2-3,5731 X 3, (r = 0,5947). Tabel 3. Analisis variansi regresi berganda antara rata-rata jumlah Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman dengan rata-rata faktor lingkungan selama pengamatan. Tabel 4.Kondisi faktor cuaca pada pertanaman pare di Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang selama pengamatan Db JK KT F hitung F tabel 0,05 0,01 Regresi 3 89, ,9169 4,40* 3,86 6,99 X , ,46 ns 5,12 10,56 X , ,88* 5,12 10,56 X , ,14* 5,12 10,56 Sisa 9 61,1709 6,7968 Total ,9216 Persamaan Ŷ =59,1886-0,8953 X 1-0,3848 X 2-3,5731 X 3 r = 0,5947 No Faktor cuaca Rata-rata Suhu ( C) Kelembaban (%) Angin (m/s) Penyinaran matahari (%) Curah hujan (mm) Keadaan cuaca 31,8 64,0 0,7 64,00 10,86 Cerah dan mendung Jumlah kunjungan terbanyak lebah tukang kayu (Xylocopa confusa) pada pertanaman pare terjadi pukul WIB. Menurut Jasmi (1997) Banyaknya jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung pada pagi hari ke pertanaman pare diduga jumlah bunga pada tanaman pare mekar pada pagi hari sehingga berkaitan dengan volume nectar dan ketersediaan serbuk sari yang masih segar. pada pagi hari bunga dari tumbuhan banyak yang mekar sehingga sumber makanan tersedia dalam kondisi berlimpah. Menurun (Sadeh et al., 2007) Kunjungan akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah bunga yang mekar dan akan menurun saat jumlah bunga yang mekar sedikit. Jumlah kunjungan terendah Xylocopa confusa terendah pada pertanaman pare terjadi pukul WIB. Hal ini di sebabkan pada siang hari peningkatan suhu lingkungan dan penurunan kelembaban udara menyebabkan produksi serbuk sari dan nektar Pada Tabel 1. Jumlah bunga yang banyak dikunjungi oleh Xylocopa confusa adalah pada pagi hari dengan (11,28 bunga), dan jumlah bunga yang sedikit dikunjungi adalah pada sore hari dengan (3,76 bunga). Banyak bunga yang dikunjungi oleh Xylocopa confusa pada pagi hari diduga karena bunga sudah mulai mekar sempurna sihingga sumber makanan tersedia dalam kondisi berlimpah. Menurut Yuliani et al., (2013) dalam bunga yang sedang mekar banyak mengandung nektar dan polen yang merupakan sumber makanan bagi polinator. Xylocopa confusa dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan antara lain suhu merupakan faktor fisik yang berpengaruh langsung terhadap Xylocopa confusa. Menurut Jumar (2000) Secara umum kisaran suhu yang efektif adalah suhu minimum 15º C, suhu optimum 25ºC dan suhu maksimum 45ºC diluar kisaran tersebut serangga akan mati kedinginan atau kepanasan. Pada penelitian ini suhu yang didapat dengan ratarata 31,8ºC suhu berpengaruh pada Xylocopa yang berkunjung ke pertanaman pare diduga untuk mencari pakan berupa polen dan nektar. Tinggginya suhu udara akan mengakibatkan tingginya konsentrasi nektar hal ini disukai oleh lebah pekerja (Jasmi, 2014). Kelembaban selama penelitian didapatkan dengan kisaran rata-rata 64,0 % (Tabel 4). menurut Jumar (2000) Secara tidak langsung kelembaban berpengaruh terhadap konsentrasi gula nektar pada bunga dan kegiatan terbang. Pada penelitian ini kecepatan angin didapatkan dengan rata-rata 0,7 m/s (Tabel 4). Menurut Jasmi (1997) jika kecepatan angin semakin meningkat maka akan berpengaruh terhadap kemampuan terbang dari lebah dalam mengumpulkan pollen dan nektar. Saat kecepatan angin terlalu tinggi akan menyebabkan kunjungan lebah mencari pakan menurun. Lama penyinaran matahari merupakan salah satu faktor fisika yang mempengaruhi produksi madu yang dihasilkan oleh lebah. Pada penelitian ini lama penyinaran matahari didapatkan rata-rata antara 64,00% (Tabel 4). Lama penyinaran matahari akan mempengaruhi dehidrasi madu, semakin lama penyinaran matahari semakin lama dehidrasi madu dan madu yang dihasilkan semakin baik (Jasmi, 2014). Curah hujan yang didapat selama penilitian adalah 10,86 mm (Tabel 4), curah hujan dapat merintangi kegiatan terbang dari lebah. Keadaan vegetasi sangat erat hubungannya dengan curah hujan.terlalu banyak atau terlalu sedikit curah hujan disuatu tempat menentukan tipe vegetasi dan penyebaran hewan-hewan disuatu daerah, Suin (2000).
6 Hasil analisis hubungan regresi berganda antara rata-rata jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung dan keluar dengan rata-rata parameter faktor cuaca antara suhu, kelembaban dan kecepatan angin didapatkan bahwa suhu tidak dipengaruhi terhadap kunjungan Xylocopa confuse pada pertanaman pare. Akan tetapi kelembaban dan kecepatan angin berpengaruh nyata terhadap Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman pare. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu penelitin Rahma Sri Aluvira yang berjudul tentang Jumlah Kunjungan Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthoporidae) Pada Pertanaman Kacang Panjang di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang. ditemukan bahwa suhu, kelembaban, kecepatan dan intesitas cahaya berpengaruh nyata pada pertanaman kacang panjang. Simpulan Frekuensi kunjungan Xylocopa confusa ke pertanaman pare terbanyak terjadi pada pagi hari pukul WIB (14,29 individu) dan yang sedikit terjadi pada siang hari WIB (1,43 individu). Frekuensi Xylocopa confusa terbanyak keluar dari pertanaman pare terjadi pada pukul WIB (10,57 individu). sedikit pada pukul WIB (1,43 individu). Rata-rata jumlah bunga terbanyak dikunjungi Xylocopa confusa pada pagi hari antara 11,28 dan yang sedikit pada sore hari antara 3,76 per bunga. Kecepatan angin dan kelembaban mempengaruhi kunjungan Xylocopa confusa ke pertanaman pare. Tetapi suhu tidak berpengaruh nyata pada pertanaman pare. Ucapan Terimakasih Cahyadi, R Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica Charantia L.) Terhadap Larva Artemia Salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (Bst). Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Hal9-10, Jasmi Perkembangan Sarang Dan Aktifitas Mencari Makan Apis Dorsata Fabr. tesis Pascasarjana Biologi. FMIPA Universitas Andalas: Padang. Jasmi, Kajian Morfometrik Dan Ekologi Apis cerana Fabr. (Hymenopetera: Apidae) Pada Pertanaman Polikultur di Sumatra Barat. Disertasi Program Doktor Ilmu- Ilmu Petania Pemusatan Biologi Program Pascasarjana Universita Andalas Padang. Jumar Entomologi Pertania. PT Rineka Cipta: Jakarta. Khomsah, K. N Polinator Pada Tanaman Kayu Putih. Jurnal Balai Besar Penelitian Bioteknologi Dan Pemuliaan Tanaman Hutan: Yogyakarta. Hal 1-6. Michener, C. D The Bee Of The World. The Johns Hopkins University Press. United States Of America. Sadeh, A., Shmida, A., Keasar, T The Carpenter Bee Xylocopa pubescens As An Agricultural Pollinator In Greenhouses. Jurnal Apidologie 38. Hlm: Suin, N. M Metode Ekologi. Universitas Andalas: Padang. Yuliani, W., Dahelmi, & Syamsuardi, Jenisjenis Serangga Pengunjung Bunga Neriumoleander Linn. (Spocynaceae) Di Kecamatan Pauh Padang. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Hlm Terimakasih ditunjukan kepada Drs. Ismed Wahidi, M.Si, Armen Lusi Z, M.Si, Febri Yanti, M.Pd yang telah memberikan saran dan masukan pada penulisan artikel Daftar pustaka Aluvira, R, A Jumlah Kunjungan Xylocopa Confusa linn (Hymenoptera: Anthoporidae) Pada Pertanaman kacang Panjang di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan kuranji Kota Padang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat. Borror, D. J., Tripllehorn C.A., Jhonson N. F Pengenalan Pelajaran seranggga (Diterjemahkan oleh Soetiyono Partosoedjono). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
KUNJUNGAN LEBAH TUKANG KAYU
KUNJUNGAN LEBAH TUKANG KAYU Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) PADA PERTANAMAN KACANG PANJANG DI KELURAHAN KORONG GADANG KEC. KURANJI KOTA PADANG Rahma Sri Aluvira,Jasmi,Elza safitri Program
Lebih terperinciKey words : Polinator, Apis cerana Fabr., Cucumis sativus L., Production.
PEMANFAATAN LEBAH Apis cerana Fabr. UNTUK HASIL BUAH MENTIMUN (Cucumis sativus L.) DI PALAK JUHA VII KOTO KABUPATEN PADANG PARIAMAN Firdaus Dwi Maesya, Jasmi, Lince Meriko Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciPEMANFAATAN TANAMAN PILADANG
PEMANFAATAN TANAMAN PILADANG (Coleus blumei Benth.) SEBAGAI SUMBER PAKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MADU LEBAH Apis cerana Fabr. DI PERLEBAHAN APIARI SAKATO PADANG PARIAMAN Sri wahyuni 1 Jasmi 2, Yosmed
Lebih terperinciPRAKATA. hidayah-nya sehingga skripsi ini dapat diselsaikan. Penyusunan skripsi ini tidak
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga skripsi ini dapat diselsaikan. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan
Lebih terperinciAderianto Syahputra, Jasmi, Lince Meriko
PEMANFAATAN LEBAH Trigona sp. UNTUK EFEKTIVITAS PENYERBUKAN TANAMAN PARE (Momordica charantia L.) DI PALAK JUHA KECAMATAN VII KOTO KABUPATEN PADANG PARIAMAN Aderianto Syahputra, Jasmi, Lince Meriko Program
Lebih terperinciSTUDI MORFOMETRIK LEBAH TUKANG KAYU Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) PADA DUA KETINGGIAN DI SUMATERA BARAT
1 STUDI MORFOMETRIK LEBAH TUKANG KAYU Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) PADA DUA KETINGGIAN DI SUMATERA BARAT Oleh Alan Dwiyono 1, Jasmi 2, Elza Safitri 3. Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciRivaldi Putra Jamal, Jasmi, Novi
PEMANFAATAN Trigona sp. (Hymenoptera: Meliponinae) UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI POLONG KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) (Savi ex Hassk) DI PALAK JUHA VII KOTO PADANG PARIAMAN Rivaldi Putra Jamal, Jasmi,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial
TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial Apis cerana merupakan serangga sosial yang termasuk dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae hidup berkelompok membentuk koloni. Setiap koloni terdiri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga
I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha peternakan lebah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja,
I. PENDAHULUAN Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Desa Serang terletak pada ketinggian 800-1200 dpl dan memiliki curah hujan bulanan mencapai
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN KOLONI LEBAH MADU, Apis cerana Fabr. (HYMENOPTERA : APIDAE)
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN KOLONI LEBAH MADU, Apis cerana Fabr. (HYMENOPTERA : APIDAE) TESIS MAGISTER Oleh DIDA HAMIDAH 20698009 BIDANG KHUSUS ENTOMOLOGI PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI PROGRAM
Lebih terperinciSTUDI POPULASI Apis cerana (Hymenoptera:Apidae) PADA KEBUN CAMPUR DI DESA PAGAR PUDING KECAMATAN TEBO ULU KABUPATEN TEBO JAMBI ARTIKEL
STUDI POPULASI Apis cerana (Hymenoptera:Apidae) PADA KEBUN CAMPUR DI DESA PAGAR PUDING KECAMATAN TEBO ULU KABUPATEN TEBO JAMBI ARTIKEL ADI DARMAWAN NIM. 08010002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH
Lebih terperinciPEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENAMBAHAN JUMLAH SEL SISIRAN KOLONI LEBAH MADU Apis cerana Fabr. DI APIARI SAKATO PADANG PARIAMAN
PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENAMBAHAN JUMLAH SEL SISIRAN KOLONI LEBAH MADU Apis cerana Fabr. DI APIARI SAKATO PADANG PARIAMAN Widia Astuti 1, Gustina Indriati 2, Armein Lusi Zeswita
Lebih terperinciHubungan Jenis Serangga Penyerbuk dengan Morfologi Bunga Pada Tanaman Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.) dan Sawi (Brassica Juncea Linn.
JURNAL SAINTIFIK VOL 3 NO.1, JANUARI 2017 Hubungan Jenis Serangga Penyerbuk dengan Morfologi Bunga Pada Tanaman Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.) dan Sawi (Brassica Juncea Linn.) Phika Ainnadya Hasan*
Lebih terperinciDI BALI LILIK SEKOLAH
AKTIVITAS Apis cerana MENCARI POLEN dan IDENTIFIKASI POLEN DI PERLEBAHAN TRADISIONAL DI BALI LILIK MUNTAMAH SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciHASIL. ujung tandan. tengah tandan. pangkal tandan
2 dihitung jumlah kumbang. Jumlah kumbang per spikelet didapat dari rata-rata 9 spikelet yang diambil. Jumlah kumbang per tandan dihitung dari kumbang per spikelet dikali spikelet per tandan. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciKeywords: Community structure, Insect pollinators, Student Worksheet.
1 COMMUNITY STRUCTURE OF INSECTS POLLINATORS IN FRUIT GARDEN AGRIBUSINESS AGRICULTURAL FACULTY UNIVERSITY OF RIAU AS DEVELOPMENT STUDENT WORK SHEET THE CONCEPT OF INTERACTION ECOSYSTEM IN SENIOR HIGH SCHOOL
Lebih terperinciKey words : morphology, Apis dorsata Fabr., Aggregation.
STUDI MORFOLOGI LEBAH PEKERJA Apis dorsata Fabr. (Hymenoptera:Apidae) AGREGASI DI SIJUNJUNG Lidya Novita Sari, Jasmi, Putri Pratiwi Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan IlmuPendidikan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Asosiasi antara serangga penyerbuk (insect pollinators) dengan tanaman angiospermae merupakan bentuk asosiasi mutualisme yang spektakuler. Asosiasi ini diduga telah terjadi
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciKEPADATAN KOLONI SEMUT HITAM (Dolichoderus thoracicus Smit) PADA PERTANAMAN KAKAO DAN CENGKEH DI NAGARI SELAYO KABUPATEN SOLOK E JURNAL
KEPADATAN KOLONI SEMUT HITAM (Dolichoderus thoracicus Smit) PADA PERTANAMAN KAKAO DAN CENGKEH DI NAGARI SELAYO KABUPATEN SOLOK E JURNAL MUTIA YUNELKI NIM : 09010261 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH
Lebih terperinciPEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP BOBOT LARVA LEBAH MADU Apis Cerana Fabr. DI PERLEBAHAN APIARI SAKATO PADANG PARIAMAN ABSTRACT
PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP BOBOT LARVA LEBAH MADU Apis Cerana Fabr. DI PERLEBAHAN APIARI SAKATO PADANG PARIAMAN Indah Desmilia 1, Jasmi 2, Elza Safitri 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI BEKICOT (Achatina fulica) PADA PERTANAMAN NAGA DI KANAGARIAN TAPAKIS KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL
KEPADATAN POPULASI BEKICOT (Achatina fulica) PADA PERTANAMAN NAGA DI KANAGARIAN TAPAKIS KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL OLEH: MICKE ADEVA PUTRI NIM. 10010306 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGIS (SUHU, KELEMBABAN, KECEPATAN ANGIN) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI GAS PENCEMAR CO
PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGIS (SUHU, KELEMBABAN, KECEPATAN ANGIN) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI GAS PENCEMAR CO (Karbon Monoksida) PADA PERSIMPANGAN JALAN KOTA SEMARANG (STUDI KASUS
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung Walet memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh burung lain. Ciri khas tersebut diantaranya melakukan hampir segala aktivitasnya di udara seperti makan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga polinator adalah serangga yang berfungsi sebagai agen menempelnya serbuk sari pada putik (Erniwati, 2009). Menurut Prakash (2008) serangga yang berperan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lebah Trigona Lebah trigona adalah lebah yang tidak memiliki sengat atau dikenal dengan nama Stingless bee (Inggris), termasuk famili Apidae. Berikut adalah klasifikasi dari lebah
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE)
KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE) LILIH RICHATI CHASANAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciEVALUASI PERILAKU ANTARA LEBAH PEKERJA Apis cerana javana FABR. UNTUK MENGINFORMASIKAN SUMBER MAKANAN
EVALUASI PERILAKU ANTARA LEBAH PEKERJA Apis cerana javana FABR. UNTUK MENGINFORMASIKAN SUMBER MAKANAN T 595.799 044 3 NIS A B S T R A K Telah dilakukan pengamatan terhadap koloni lebah madu lokal Apis
Lebih terperinciPAKAN BUATAN YANG LEBIH DISUKAI LEBAH PEKERJA
PAKAN BUATAN YANG LEBIH DISUKAI LEBAH PEKERJA Apis cerana Fabr. (HYMENOPTERA: APIDAE) PADA APIARI SAKATO PALAK JUHA NAGARI LURAH AMPALU VII KOTO SUNGAI SARIAK PADANG PARIAMAN Riny Oktavia 1, Jasmi 2, Rizki
Lebih terperinciAKTIVITAS Apis cerana MENCARI POLEN, IDENTIFIKASI POLEN, DAN KOMPETISI MENGGUNAKAN SUMBER PAKAN DENGAN Apis mellifera YUDI CATUR ANENDRA
AKTIVITAS Apis cerana MENCARI POLEN, IDENTIFIKASI POLEN, DAN KOMPETISI MENGGUNAKAN SUMBER PAKAN DENGAN Apis mellifera YUDI CATUR ANENDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN
Lebih terperinciHASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati
HASIL Jumlah Imago Lebah Pekerja A. cerana Berdasarkan hasil pembuatan peta lokasi sel pupa, dapat dihitung jumlah imago lebah pekerja yang keluar dari sel pupa. Jumlah imago lebah pekerja A. cerana (yang
Lebih terperinciAbdul Jamil, Armein Lusi Zeswita, Meliya Wati Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
KEPADATAN POPULASI ULAT GRAYAK (SPODOPTERA LITURA FABR) PADA KEBUN TEMBAKAU (NICOTIANA TOBBACO L.) DI JORONG SABORANG TOBEK KECAMATAN SITUJUH LIMO NAGARI. Abdul Jamil, Armein Lusi Zeswita, Meliya Wati
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI LALAT BUAH Bactrocera cucurbitae PADA BUAH PARE (Momordica charantia L.)
KEPADATAN POPULASI LALAT BUAH Bactrocera cucurbitae PADA BUAH PARE (Momordica charantia L.) ARTIKEL ILMIAH FIRDA SEPTRIA DENI NIM. 12010121 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciASOSIASI SERANGGA PADA STUP LEBAH Apis cerana DI PATALANGAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL DIKY OKTORINANDO NIM
ASOSIASI SERANGGA PADA STUP LEBAH Apis cerana DI PATALANGAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL DIKY OKTORINANDO NIM. 11010110 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciJURNAL WIWIT SATRIA NIM:
KOMPOSISI SERANGGA MALAM YANG DITEMUKAN DI AREAL KEBUN BUAH NAGA BERDAGING MERAH DI KENAGARIAN IV KOTO HILIE KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL WIWIT SATRIA NIM: 09010077 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciGambar 1. Koloni Trigona sp
BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP Oleh : Victor Winarto *) Rusmalia *) I. PENDAHULUAN Madu adalah salah satu produk primadona HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi kesehatan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan lebah betina
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Klasifikasi Lebah Madu Lebah madu merupakan serangga sosial yang hidup berkoloni dan memiliki tiga tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan
Lebih terperinci4 PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.: Euphorbiaceae) PENDAHULUAN
4 PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.: Euphorbiaceae) 53 PENDAHULUAN Kunjungan serangga penyerbuk tergantung pada ketersediaan serbuksari dan nektar tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang melakukan kontak langsung dengan insektisida kimia (Soetopo,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian hama dengan insektisida kimia telah menimbulkan resistensi hama terhadap insektisida, tercemarnya tanah dan air, dan bahaya keracunan pada manusia yang
Lebih terperinciKeyword: Bees, Nesting Habitat, Nest, Gate Nest, Eduction
MODEL GERBANG SARANG BUATAN YANG DISUKAI OLEH KOLONI Trigona sp. (HYMENOPTERA: MELIPONIDAE) UNTUK PENANGKARAN DI KORONG KULIEK SUNGAI BULUAH TIMUR BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Happy Rilla Priccilia,
Lebih terperinciPEMBAHASAN Aktivitas A . cerana Terbang Harian dan Mencari Polen
32 PEMBAHASAN Aktivitas A. cerana Terbang Harian dan Mencari Polen Aktivitas terbang harian A. cerana lebih awal dibandingkan dengan aktivitas harian mencari polen. Aktivitas terbang harian A. cerana dimulai
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIK SARANG BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) DI SUAKA MARGASATWA PINJAN-TANJUNG MATOP, SULAWESI TENGAH
KARAKTERISTIK FISIK SARANG BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) DI SUAKA MARGASATWA PINJAN-TANJUNG MATOP, SULAWESI TENGAH Indrawati Yudha Asmara Fakultas Peternakan-Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang
Lebih terperinci(LEPIDOPTERA; NOCTUIDE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH
KEPADATAN POPULASI Spodoptera exigua (LEPIDOPTERA; NOCTUIDE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa) DI SELAYO TANANG BUKIK SILEH KECAMATAN LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF ADDING FEED STIMULANTS AND FRAME PARTITIONS TOWARD THE ACTIVITY OF THE WORKER BEES Apis mellifera CLOSE TO FLOWER SEASON ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ADDING FEED STIMULANTS AND FRAME PARTITIONS TOWARD THE ACTIVITY OF THE WORKER BEES Apis mellifera CLOSE TO FLOWER SEASON Ahmad Nurohim 1), Mochammad Junus 2), Sri Minarti 2) 1) 2) Student
Lebih terperinciTINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.
TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG Oleh: Fetro Dola Samsu 1, Ramadhan Sumarmin 2, Armein Lusi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK, definisi HHBK adalah hasil hutan baik
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil hutan dapat dikelompokkan menjadi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK,
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE)
KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE) LILIH RICHATI CHASANAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinci1 Petunjuk Umum Bacalah petunjuk berikut dengan teliti! 1) Jumlah percobaan ada dua buah, masing-masing satu percobaan biologi dan satu percobaan fisika. 2) Jangan lupa menulis nama dan propinsi asal pada
Lebih terperinciPEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV
PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV Kendala utama penelitian walet rumahan yaitu: (1) rumah walet memiliki intensitas cahaya rendah, (2) pemilik tidak memberi ijin penelitian menggunakan metode pengamatan
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun
II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK HABITAT Trigona spp. DI HUTAN LARANGAN ADAT DESA RUMBIO KABUPATEN KAMPAR
KARAKTERISTIK HABITAT Trigona spp. DI HUTAN LARANGAN ADAT DESA RUMBIO KABUPATEN KAMPAR THE CHARACTERISTICS HABITATS OF Trigona spp. AT TRADITIONAL FOREST THE PROHIBITION RUMBIO VILLAGE KAMPAR REGENCY Muhammad
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan
Lebih terperinciWarta. Forcipomyia spp.: Sang Penghulu Bunga Kakao
Forcipomyia spp.: Sang Penghulu Bunga Kakao Fakhrusy Zakariyya 1), Dwi Suci Rahayu 1), Endang Sulistyowati 1), Adi Prawoto 1), dan John Bako Baon 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif - eksploratif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun (zaman devonian). Kirakira
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangga merupakan kelompok hewan dengan jumlah spesies serta kelimpahan tertinggi dibandingkan denga n makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Terdapat berbagai
Lebih terperinciDEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)
DEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) YANA KURNIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik
TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat keasaman
Lebih terperinciSISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan
SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan Mahasiswa Program S1 Fisika Bidang Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI KEPIK PENGHISAP BUAH
KEPADATAN POPULASI KEPIK PENGHISAP BUAH (Helopeltis theivora) PADA PERKEBUNAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PADANG MARDANI KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM E JURNAL WIDYA FITRIANI NIM. 11010065 PROGRAM
Lebih terperinciKeywords: Oryctes rhinoceros L., Oil palm plant, Population
KEPADATAN POPULASI KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros L.) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PLASMA II OPHIR KANAGARIAN KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT Rukayati 1, Ismed Wahidi 2, Abizar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu termasuk hewan serangga bersayap, sebagai penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Tubuh lebah madu beruas-ruas dan ruas tersebut saling berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di negara yang sedang berkembang, khususnya Indonesia. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciMETODE A. Waktu dan Tempat Penelitian
11 METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Juni 2009. Pengamatan serangga dilakukan di dua lokasi, yaitu pada pertanaman H. multifora di lingkungan Kampus Institut
Lebih terperinciPOLINATOR PADA TANAMAN KAYU PUTIH
POLINATOR PADA TANAMAN KAYU PUTIH Noor Khomsah Kartikawati Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta I. PENDAHULUAN Produksi biji merupakan puncak dari serangkaian aktifitas
Lebih terperinciTINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG
TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG SS Oleh: Ennike Gusti Rahmi 1), Ramadhan Sumarmin 2), Armein Lusi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)
IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Stroberi
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Stroberi Klasifikasi tanaman stroberi sebagai berikut (Benson, 1957) : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Famili : Rosaceae Genus
Lebih terperinciIdentifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)
Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto) Damalia Enesty Purnama 1, Agung Murti Nugroho 2, Ir. Bambang
Lebih terperinciMaksimum dan Minimum di Perak I Relative Humidity, Atmospheir Pressure and Temperature at Perak I Kelembaban/ Tekanan Udara/ Temperatur/
Tabel : 01.00.01 Kelembaban, Tekanan Udara dan Temperatur Maksimum dan Minimum di Perak I Relative Humidity, Atmospheir Pressure and Temperature at Perak I 2010 Kelembaban/ Tekanan Udara/ Temperatur/ B
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN
LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi Dan Rehabilitasi MANFAAT PERLEBAHAN Optimalisasi sumberdaya tumbuhan/tanaman (tanpa dimanfaatkan
Lebih terperinciTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO
TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO (Manihot utilissima Pohl) DENGAN BRINE SHRIMP LETHALITY TEST Susan Retnowati, 2011 Pembimbing : (I) Sajekti Palupi, (II) Elisawati Wonohadi ABSTRAK
Lebih terperinciDEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
KAJIAN KEMAMPUAN MENYEBAR KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros L.) BERDASARKAN ARAH MATA ANGIN (UTARA-SELATAN) PADA AREAL PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elais guinensis Jacq.) SKRIPSI OLEH DEWI HANDAYANI S 060302025
Lebih terperinciPENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Juni 009 : 7 PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL THE INFLUENCE OF NATURAL AND ARTIFICIAL DRYING FOWORD THE
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. diidentifikasi dengan cara membandingkan ciri-ciri dan dengan menggunakan
90 BAB V PEMBAHASAN A. Persebaran Serangga Pada Lahan Padi Jenis - jenis serangga yang ditemukan pada setiap wilayah sampling telah diidentifikasi dengan cara membandingkan ciri-ciri dan dengan menggunakan
Lebih terperinciLampiran 2. Dominansi spesies serangga penyerbuk di tiap-tiap habitat
AMPIRAN 164 165 ampiran 1. uhu dan kelembaban di seluruh 15 titik pengamatan. Tipe habitat Titik uhu terendah (ºC) uhu tertinggi (ºC) uhu rata-rata (ºC) Kelembaban ratarata (%) Titik abitat N E D Mg Permukiman
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER
KARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER Endri Yani* & Suryadi Fajrin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Limau Manis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kupu-kupu merupakan salah satu kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia dan harus dijaga kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya.
Lebih terperinciJenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013
Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 eskalisa.sch.id Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis
Lebih terperinciInformasi Data Pokok Kota Surabaya Tahun 2012 BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS
BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS Indonesia sebagai negara tropis, oleh karena itu kelembaban udara nya sangat tinggi yaitu sekitar 70 90% (tergantung lokasi - lokasi nya). Sedangkan, menurut
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Penyerbukan oleh Serangga
4 TINJAUAN PUSTAKA A. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbukan pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan sumber serbuksari, yaitu penyerbukan sendiri (self pollination) dan penyerbukan silang (cross pollination).
Lebih terperinciTingkat Kenyamanan Iklim Daerah Tujuan Wisata Di Pulau Jawa Bagian Tengah Dengan Menggunakan Tourism Climate Index
Tingkat Kenyamanan Iklim Daerah Tujuan Wisata Di Pulau Jawa Bagian Tengah Dengan Menggunakan Tourism Climate Index Herwina Dewani, Sobirin, Djoko Harmantyo Departemen Geografi, Fakultas Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciBulan Januari-Februari yang mencapai 80 persen. Tekanan udara rata-rata di kisaran angka 1010,0 Mbs hingga 1013,5 Mbs. Temperatur udara dari pantauan
Menjadi bagian dari negara Kepulauan Indonesia, Surabaya dikaruniai oleh iklim tropis dengan kelembaban udara cukup tinggi sepanjang tahun, yakni antara 70-90%. Secara geografis, Kota Pahlawan ini berada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki rasa manis alami yang dihasilkan oleh lebah berbahan baku nektar bunga. Madu kaya akan kandungan nutrisi
Lebih terperinciPRODUKSI PROPOLIS MENTAH LEBAH MADU TRIGONA SPP. DI PULAU LOMBOK. Septiantina Dyah Riendriasari* dan Krisnawati
Ulin J Hut Trop 1(1): 71-75 pissn 2599 1205, eissn 2599 1183 Maret 2017 PRODUKSI PROPOLIS MENTAH LEBAH MADU TRIGONA SPP. DI PULAU LOMBOK Septiantina Dyah Riendriasari* dan Krisnawati Balai Penelitian Teknologi
Lebih terperinciSTUDI LAMA SIMPAN UMBI PADA KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN Hippeastrum hybridum hort. Oleh Siti Fatimah Hanum 1
STUDI LAMA SIMPAN UMBI PADA KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN Hippeastrum hybridum hort. Oleh Siti Fatimah Hanum 1 Abstract: Hippeastrum at bali botanical garden is one of point interest for visitor
Lebih terperinciJenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga NeriumoleanderLinn.(Apocynaceae) di Kecamatan Pauh, Padang
96 Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga NeriumoleanderLinn.(Apocynaceae) di Kecamatan Pauh, Padang An inventory of insects visiting the flower of NeriumoleanderLinn.(Apocynaceae) in Pauh Subdistrict,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KADAR GAS CO TERHADAP KUALITAS UDARA DALAM GEDUNG AUDITORIUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ANALISIS PENGARUH KADAR GAS CO TERHADAP KUALITAS UDARA DALAM GEDUNG AUDITORIUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN SKRIPSI NOVA YANTI 060801016 PROGRAM STUDI SARJANA FISIKA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan luas areal 0,8 Ha. Lokasi ini berada tidak jauh dari pemukiman penduduk
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Daerah Pangkalan Pendaratan Ikan (UPTD PPI) Kota Gorontalo terletak di kelurahan Tenda Kecamatan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS
TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS Ayu Wardana 1, Maksi Ginting 2, Sugianto 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika 2 Dosen Bidang Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN DAN PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA PENGARUHNYA DALAM PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.
KEANEKARAGAMAN DAN PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA PENGARUHNYA DALAM PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.: Brassicaceae) TRI ATMOWIDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara
Lebih terperinciKeywords: butterflies visitor, Citrullus lanatus, water melon
BioCONCETTA Vol. II No.1 Tahun 2016 ISSN: 2460-8556/E-ISSN:2502-1737 BioCONCETTA: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/bioconcetta VISITOR BUTTERFLIES
Lebih terperinciEnvironment Factor of Malaria Incidence in Desa Telagah Kecamatan Namu Kabupaten Langkat, 2016
ARTIKEL PENELITIAN Gambaran Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Kejadian Malaria di Desa Telagah Kecamatan Namu Kabupaten Langkat Tahun 2016 Hamidah Syukriah Lubis 1, Elman Boy 2 1 Mahasiswa S1 Fakultas
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Budidaya lebah madu merupakan salah satu alternatif usaha peternakan yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk madu secara nasional. Beberapa
Lebih terperinciDI BALI LILIK SEKOLAH
AKTIVITAS Apis cerana MENCARI POLEN dan IDENTIFIKASI POLEN DI PERLEBAHAN TRADISIONAL DI BALI LILIK MUNTAMAH SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciTINGKAT KENYAMANAN TERMAL BAGI PENGGUNA TAMAN DI JAKARTA (STUDI KASUS : TAMAN SITU LEMBANG DAN TAMAN SUROPATI, JAKARTA)
TINGKAT KENYAMANAN TERMAL BAGI PENGGUNA TAMAN DI JAKARTA (STUDI KASUS : TAMAN SITU LEMBANG DAN TAMAN SUROPATI, JAKARTA) Resthi Juliadriningsih Djadjuli Ahmad dan M. Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur,
Lebih terperinci