TINGKAT KENYAMANAN TERMAL BAGI PENGGUNA TAMAN DI JAKARTA (STUDI KASUS : TAMAN SITU LEMBANG DAN TAMAN SUROPATI, JAKARTA)
|
|
- Sucianty Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINGKAT KENYAMANAN TERMAL BAGI PENGGUNA TAMAN DI JAKARTA (STUDI KASUS : TAMAN SITU LEMBANG DAN TAMAN SUROPATI, JAKARTA) Resthi Juliadriningsih Djadjuli Ahmad dan M. Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia restweee31@yahoo.com atau restweee31@gmail.com ABSTRACT City population growth lead to various problems of the city, among others, changes in the closure and use of urban land. Issues to be discussed is how much sensation of thermal comfort and how big a comfortable temperature and temperature ranges Situ Lembang Park and Park Suropati. This study aims to determine the sensation of thermal comfort, in addition to determine the ratio comfortable temperature and the temperature range in Situ Lembang Park and Park Suropati. The research method used is the comparative method by using the technique of field surveys and questionnaires. The study was conducted in two places simultaneously, namely on 22 and 23 November The study was conducted over 2 days with 3 division of time that morning (9:00 to 10:00), afternoon (12:00 to 13:00) and afternoon (15:00 to 16:00). Research in Situ Lembang Park showed that 40 respondents (40%) chose neutral, 47 respondents (47%) stated above option neutral sensation, and 13 respondents (13%) expressed a neutral sensation selection below. Meanwhile, the park Suropati showed that 39 respondents (39%) chose neutral, 56 respondents (56%) stated above option neutral sensation, and 4 respondents (4%) expressed a neutral sensation selection below. The whole Respondents in Situ Lembang Park feel comfortable at a temperature 37,75ºC, while comfortable temperature range is achieved between 35,78ºC to 39,72 ºC. And has a correlation of R = 0,155. While in the park Suropati feel comfortable at a temperature 30,67ºC, while comfortable temperature range is achieved between 32,91ºC to 28,43 ºC. And has a correlation of R = 0,191. From the above data it can be concluded that Suropati Park has a temperature of more neutral than Situ Lembang Park. Keywords : Thermal Comfort, Situ Lembang Park, Park Suropati Air Temperature, Air Humidity, Speed Wind, Solar Radiation
2 ABSTRAK Pertambahan penduduk kota mengakibatkan berbagai masalah kota, antara lain perubahan penutupan dan penggunaan lahan kota. Permasalahan yang akan dibahas adalah seberapa besar sensasi kenyamanan termal dan seberapa besar suhu nyaman serta rentang suhu Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensasi kenyamanan termal, selain itu untuk mengetahui perbandingan suhu nyaman dan rentang suhu di Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode komparatif dengan menggunakan teknik survei lapangan dan kuesioner. Penelitian dilakukan di dua tempat secara bersamaan yaitu pada tanggal 22 dan 23 november Penelitian dilakukan selama 2 hari dengan 3 pembagian waktu yaitu pagi hari ( ), siang hari ( ), dan sore hari ( ). Hasil Penelitian pada Taman Situ Lembang menunjukan bahwa 40 responden (40%) memilih netral, 47 responden (47%) menyatakan pilihan diatas sensasi netral, dan 13 responden (13%) menyatakan pilihan dibawah sensasi netral. Sedangkan, pada Taman Suropati menunjukan bahwa 39 responden (39%) memilih netral, 56 responden (56%) menyatakan pilihan diatas sensasi netral, dan 4 responden (4%) menyatakan pilihan dibawah sensasi netral. Seluruh Responden di Taman Situ Lembang merasa nyaman pada suhu 37,75ºC, sedangkan rentang suhu nyaman dicapai antara 35,78ºC sampai 39,72 ºC. Dan memiliki korelasi sebesar R= 0,155. Sedangkan pada Taman Suropati merasa nyaman pada suhu 30,67ºC, sedangkan rentang suhu nyaman dicapai antara 32,91ºC sampai 28,43 ºC. Dan memiliki korelasi sebesar R= 0,191. Dari Data diatas dapat disimpulkan bahwa Taman Suropati memiliki suhu lebih netral dibandingkan Taman Situ Lembang. Kata Kunci: Kenyamanan Termal, Taman Situ Lembang, Taman Suropati Suhu Udara, Kelembaban Udara, Kecepatan Angin, Radiasi Matahari.
3 1 PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan pembangunan yang terjadi di daerah perkotaan tentunya akan menimbulkan suatu dampak, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Salah satu contoh adalah semakin berkurangnya persediaan ruang terbuka hijau (tempatnya bertumbuhnya vegetasi alami) dan dapat menimbulkan masalah sosial dan masalah lingkungan. Penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) suatu kota dapat mereduksi peningkatan gas polusi udara dan dapat mengakibatkan penurunan suhu kota yang awalnya nyaman menjadi tidak nyaman. Permasalahan dari penelitian adalah Permasalahan yang akan dibahas adalah seberapa besar sensasi kenyamanan termal dan seberapa besar suhu nyaman serta rentang suhu Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar sensasi kenyamanan termal, selain itu untuk mengetahui suhu nyaman dan rentang suhu nyaman di Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Kenyamanan termal adalah proses yang melibatkan proses fisik fisiologis dan psikologis. Kenyamanan termal adalah lingkungan indoor dan faktor pribadi yang akan menghasilkan kondisi lingkungan termal yang dapat diterima sampai 90% atau lebih dari penghuni dalam sebuah ruang (ASHRAE, 2004). Menurut Dr.Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T, kenyaman termal adalah suatu kondisi yang dinikmati oleh manusia. Faktor-faktor kenyamanan termal (4 faktor lingkungan dan 3 faktur manusia) : Suhu udara, Kecepatan angin, Kelembaban udara, Rata-rata suhu radian permukaan ruang, Aktivitas manusia, Usia, Pakaian. Thermal Humidity Index(THI) adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mengkaji tingkat kenyamanan di suatu daerah. Dari metode THI dapat dihasilkan suatu indeks untuk menetapkan efek dari kondisi panas pada kenyamanan manusia yang mengkombinasikan suhu udara dan kelembapan udara. 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Lokasi penelitian terletak di Kawasan Menteng, yaitu Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Letak Taman Situ Lembang tidak begitu jauh dari Taman Suropati, hanya sekitar 350 meter. Gambar. Masterplan Taman Situ Lembang dan Taman Suropati Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakanan Derah Khusus Ibukota Jakarta
4 Taman Situ Lembang yang terletak di Jl. Lembang, memiliki danau yang lumayan luas dengan hiasan pohon teratai serta air mancur besar di tengah-tengahnya. Di Taman Situ Lembang terdapat area bermain anak, serta area memancing ikan gratis bagi yang menggemarinya. Taman Situ Lembang memiliki luas area ± 11,774 m 2. Gambar. Batas Wilayah Taman Situ Lembang Sumber: Olahan Data Pribadi. Gambar. Masterplan Taman Situ Lembang Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakanan Daerah Khusus Ibukota Jakarta
5 Taman Suropati terletak di Jl.Diponegoro dan di Jl. Imam bonjol, disisi sebelah utara Jl.Teuku Umar, disisi sebelah barat Jl.Besuki, dan disisi sebelah timur Jl.Samsurizal. Taman Suropati mempunyai ciri sebagai Taman tropis. Didalam Taman Suropati terdapat 6 buah patung ASEAN, Air mancur, dan rimbunan pohon mahoni. Taman Suropati memiliki luas area ± 16,570 m 2. Gambar. Batas Wilayah Taman Suropati Sumber: Olahan Data Pribadi Gambar. Masterplan Taman Suropati Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakanan Daerah Khusus Ibukota Jakarta
6 2.2 Metode Jenis Penelitian ini termasuk golongan Penelitian Komparatif. Metode pengumpulan data ada 2 yaitu Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung. Metode Langsung terdiri dari Observasi (dengan melakukan pengukuran dan pengamatan langsung sehingga didapatkan data primer), Wawancara (dengan orang yang lewat direalisasikan secara bersamaan untuk pengumpulan data lingkungan), Kuesioner (data sensasi termal yang dirasakan). Sedangkan Metode Tidak Langsung terdiri dari Studi literatur yang dilakukan untuk memperoleh oleh informasi-informasi tambahan untuk melengkapi kebutuhan data-data dalam melakukan penelitian. Metode Analisi Data adalah data yang diperoleh dengan metode statistik. Data primer di tabulasi dan digambarkan secara grafik. Data yang digrafikkan tersebut pengukuran fakor yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal: suhu udara (Ta), kecepatan udara (Va), kelembaban udara (RH), Radiasi, dan jumlah pengunjung yang datang di Taman Situ Lembang dan Taman Suropati. Peralatan Penelitian yang digunakan : a. Anemometer fungsinya untuk mengukur kecepatan angin ; b. Mini Digital Thermometer (kiri) dan Thermometer (kanan), fungsinya untuk mengukur suhu udara ; Hygrometer fungsinya untuk mengukur kelembaban ; c. Infrared Power Meter, fungsinya untuk Mengukur suhu ; d. Solar Power Meter, fungsinya untuk Mengukur Radiasi Matahari. Gambar. Alat yang digunakan pada saat melakukan penelitian Sumber: Olahan Data Pribadi Lokasi Titik Pengukuran pada Taman Situ Lembang terdapat 4 titik pengukuran dibagian dalam tapak dan 4 titik dibagian luar tapak. Sedangkan, pada Taman Suropati terdapat 5 titik pengukuran di bagian dalam tapak dan 5 titik dibagian luar tapak. Responden berjumlah 200 orang. pada tanggal 22 november sebanyak 100 responden, 50 responden di Taman Situ Lembang dan 50 responden di Taman Suropati. pada tanggal 23 november sebanyak 100 responden, 50 responden di Taman Situ Lembang dan 50 responden di Taman Suropati.
7 Taman Situ Lembang Batas Wilayah Utara : Perumahan Menteng Selatan : Perumahan Menteng Barat : Perumahan Menteng Timur : Perumahan Menteng Keyplan KETERANGAN : Pengukuran Dalam Tapak 2 2 Pengukuran Luar Tapak 1 1 Taman Suropati Gambar. Titik Pengukuran Taman Situ Lembang 1 Batas Wilayah Utara : Perumahan Menteng Selatan : BAPPENAS Barat : Perumahan Menteng Timur : Perumahan Menteng Keyplan KETERANGAN : 4 5 Pengukuran Dalam Tapak Pengukuran Luar Tapak 3 Gambar. Titik Pengukuran Taman Suropati 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Suhu Udara (Ta) dan Kelembapan Udara (%), pada tanggal 22 dan 23 November 2014 Gambar. Suhu Udara dan Kelembapan Udara
8 Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dilapangan selama dua hari pada bulan November Pada Taman Situ Lembang dan Taman Suropati memiliki hasil Suhu Udara rata-rata 34 o C, Suhu Udara Minimal 33 o C, dan Suhu Udara Maksimal 35 o C. Hal ini menunjukan bahwa pada sore hari memiliki Suhu Udara lebih tinggi dari pada pagi hari dan siang hari. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dilapangan selama dua hari pada bulan November Pada Taman Situ Lembang dan Taman Suropati memiliki hasil Kelembapan Udara rata-rata 56,33%, Kelembapan Udara Minimal 56%, dan Kelembapan Udara Maksimal 57 oc. Hal ini menunjukan bahwa pada sore hari memiliki Kelembapan Udara lebih tinggi dari pada pagi hari dan siang hari Kecepatan Angin (m/s), pada tanggal 22 dan 23 November Gambar. Kecepatan Angin Taman Situ Lembang Hasil pengukuran pada Taman Situ Lembang tanggal 22 November memiliki Kecepatan rata-rata di titik 1 (0,833 m/s), titik 2 (0,6 m/s), titik 3 (0,667 m/s), titik 4 (0,567 m/s). Pada Tanggal 23 November memiliki Kecepatan rata-rata di titik 1 (0,433 m/s), titik 2 (0,833 m/s), titik 3 (0,567 m/s), titik 4 (0,6 m/s). Pada tanggal 23 November membuktikan bahwa pada siang hari dititik 1 mempunyai kecepatan angin tertinggi yaitu 1,1 m/s. Hasil pengukuran pada tanggal 22 November memiliki Kecepatan rata-rata di titik 1 (0,433 m/s), titik 2 (0,833 m/s), titik 3 (0,567 m/s), titik 4 (0,6 m/s). Gambar. Kecepatan Angin Taman Suropati Hasil pengukuran pada Taman Suropati tanggal 22 November membuktikan bahwa pada siang hari dititik 5 mempunyai kecepatan angin tertinggi yaitu 1,2 m/s. Hasil pengukuran pada tanggal 22 November memiliki Kecepatan rata-rata di titik 1 (0,733 m/s), titik 2 (0,633 m/s), titik 3 (0,633 m/s), titik 4 (0,7 m/s), titik 5 (0,833 m/s). Pada tanggal 23 November membuktikan bahwa pada siang hari dititik 5 mempunyai kecepatan angin tertinggi yaitu 1,2 m/s. Hasil pengukuran pada tanggal 22 November memiliki Kecepatan rata-rata di titik 1 (0,733 m/s), titik 2 (0,9 m/s), titik 3 (0,6 m/s), titik 4 (1,03 m/s), titik 5 (1,167 m/s).
9 3.3. Radiasi Matahari (W/m 2 ), pada tanggal 22 dan 23 November Gambar. Radiasi Matahari Taman Situ Lembang Hasil pengukuran pada tanggal 22 November di Taman Situ Lembang membuktikan bahwa pada pagi hari dititik 4 dan sore hari di titik 1 mempunyai radiasi matahari tertinggi yaitu 191 w/m 2. Hasil pengukuran pada tanggal 22 November memiliki radiasi matahari rata-rata di titik 1 (102,267 w/m 2 ), titik 2 (75,167 w/m 2 ), titik 3 (80,5 w/m 2 ), titik 4 (88,5w/m 2 ). Gambar. Radiasi Matahari Taman Suropati Hasil pengukuran pada tanggal 23 November di Taman Situ Lembang, pada siang hari dititik 1 mempunyai radiasi matahari tertinggi yaitu 65,0 w/m 2. Hasil pengukuran pada tanggal 23 November memiliki radiasi matahari rata-rata di titik 1 (58,0 w/m 2 ), titik 2 (48,47w/m 2 ), titik 3 (45,47 w/m 2 ), titik 4 (27,5 w/m 2 ) THI (Thermal Humidity Indeks) Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dilapangan selama dua hari pada bulan November 2014, dengan parameter iklim yang diamati, yaitu Suhu Udara dan Kelembapan Udara untuk menghitung indeks kenyamanan Thermal Humidity Indeks (THI) Tingkat Kenyamanan Termal Bagi Pengguna Taman Di Jakarta. Selain itu Kecepatan Angin dan Suhu Radiasi juga di ukur dalam melakukan penelitian Data suhu dan kelembaban yang diukur pada masing masing petak akan digunakan untuk menghitung Thermal Humidity Index (THI), dengan rumus sebagai berikut : Ta = suhu atau temparatur udara ( C) RH = Kelembaban udara (%)
10 Tabel. Hasil Pengukuran Thermal Humidity Index (THI) Sumber : Olahan Data Pribadi Nilai THI Taman Situ Lembang dan Taman Suropati yang paling kecil terjadi pada tanggal 22 dan 23 November di pagi hari yaitu 26,578 dan siang hari yaitu 27,38. Suhu Udara terendah juga terjadi pada tanggal 22 dan 23 November 2014 dengan suhu udara 33 o C di pagi hari dan 34 o C di siang hari. indeks kenyamanan (THI) Tingkat Kenyamanan Termal Bagi Pengguna Taman Di Jakarta bulan November 2014 masuk dalam kondisi nyaman Distribusi Sensasi Termal dari Responden Taman Situ Lembang Gambar. Presentase Pengguna Taman Situ Lembang Pada Taman Situ Lembang dapat dilihat dalam gambar 5.3 dan 5.4 bahwa 40 responden (40%) memberikan pilihan "0" atau netral (nyaman), 47 responden (47%) memberikan diatas netral, dam 13 responden (13%), memberikan pilihan dibawah netral. Data diatas memperlihatkan, secara rata-rata bahwa lebih banyak responden yang merasakan sejuk dan nyaman dibandingkan merasakan panas, dalam data ini menunjukan suhu di dalam Taman Situ Lembang mempunyai tingkat sensasi kenyamanan termal yang seimbang bagi para pengguna. Dikarenakan ketika melakukan penelitiandi Taman Suropati keadaan cuaca mendung dan kurang cahaya matahari. Taman Suropati Gamba. Presentase Pengguna Taman Suropati Pada Taman Situ Lembang dapat dilihat dalam gambar 5.5 dan 5.6 bahwa 39 orang responden (39%) memberikan pilihan "0" atau netral (nyaman), 56 responden (56%) memberikan diatas netral, dam 4 responden (4%) memberikan pilihan dibawah netral. Data diatas memperlihatkan, secara rata-rata bahwa lebih banyak responden yang merasakan sejuk dan nyaman dibandingkan merasakan panas, dalam data ini
11 menunjukan suhu di dalam Taman Suropati mempunyai tingkat sensasi kenyamanan termal yang seimbang bagi para pengguna. Dikarenakan ketika melakukan penelitiandi Taman Suropati keadaan cuaca mendung dan kurang cahaya matahari Suhu Nyaman dan Rentang Nyaman Hasil Pengukuran Sensasi Termal Terhadap Suhu Udara Secara Keseluruhan Responden Taman Situ Lembang Gambar. Sensasi Termal Taman Situ Lembang Gambar. Total Keseluruhan Sensasi Termal Taman Situ Lembang Hasil perhitungan sensasi termal responden dan pengukuran suhu di dalam Taman Situ Lembang, bahwa suhu nyaman (netral), dimana keseluruhan responden merasa nyaman, di capai pada angka 37,75 ºC suhu udara (Ta). Sedangkan rentang suhu nyaman, dimana keseluruhan responden merasa nyaman, dicapai antara 35,78 ºC sampai 39,72 ºC. Dan r (regresi) menunjukan angka 0,155 yang berarti sangat baik atau berkorelasi cukup tinggi antara sensasi termal responden dengan suhu udara di dalam bangunan, karena angka 0,155 hampir mendekati angka 1 yang berarti sangat berkorelasi (korelasi positif). Hasil Pengukuran Sensasi Termal Terhadap Suhu Udara Secara Keseluruhan Responden Taman Suropati Gambar. Sensasi Termal Taman Suropati
12 Gambar. Sensasi Termal Taman Suropati Hasil perhitungan sensasi termal responden dan pengukuran suhu di dalam Taman Suropati, bahwa suhu nyaman (netral), dimana keseluruhan responden merasa nyaman, di capai pada angka 30,67 ºC suhu udara (Ta). Sedangkan rentang suhu nyaman, dimana keseluruhan responden merasa nyaman, dicapai antara 32,91 ºC sampai 28,43 ºC. Dan r (regresi) menunjukan angka 0,191 yang berarti sangat baik atau berkorelasi cukup tinggi antara sensasi termal responden dengan suhu udara di dalam bangunan, karena angka 0,191 hampir mendekati angka 1 yang berarti sangat berkorelasi (korelasi positif). 4 KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan pada Taman Situ Lembang (78% ) menyatakan pilihan diatas sensasi netral (hangat, panas, panas sekali), sementara dua puluh dua responden (22%) menyatakan pilihan dibawah sensasi netral (sejuk, dingin, dingin sekali). Seluruh responden Taman Situ Lembang merasa nyaman pada suhu 37,75ºC. Seluruh responden Taman Situ Lembang merasa rentang suhu nyaman pada suhu antara 36,78 ºC sampai 39,72 ºC. Dan nilai memiliki korelasi sebesar r = 0,191. Seluruh responden pria Taman Situ Lembang merasa nyaman pada suhu 37,13ºC, sedangkan seluruh responden wanita merasa nyaman pada suhu 38,27ºC. Pada Taman Suropati (85% ) menyatakan pilihan diatas sensasi netral (hangat, panas, panas sekali), lima belas responden (15%) menyatakan pilihan dibawah sensasi netral (sejuk, dingin, dingin sekali). Seluruh responden Taman Suropati merasa nyaman pada suhu 30,67ºC. Seluruh responden Taman Situ Lembang merasa rentang suhu nyaman pada suhu antara 32,91 ºC sampai 28,43 ºC. Dan nilai memiliki korelasi sebesar r = 0,191. Seluruh responden pria Taman Suropati merasa nyaman pada suhu 28,48ºC, sedangkan seluruh responden wanita merasa nyaman pada suhu 31,89ºC. Suhu rata-rata didalam Taman Situ Lembang dan Taman Suropati yaitu sebesar 34 ºC, Suhu Minimalnya sebesar 33 ºC dan Suhu Maksimalnya sebesar 35 ºC. Untuk kepentingan pengabdian di bidang arsitektur, terutama di bidang teknologi bangunan dan kenyamanan termal, maka hasil dari penelitian dapat direkomendasikan beberapa hal berikut yaitu Pada Taman Situ Lembang sebaiknya lebih diperhatikan dalam hal peruntukannya, dikarenakan seharusnya danau yang berada di dalam Taman Situ Lembang berfungsi sebagai resapan. Tetapi kebanyakan orang yang datang ke dalam Taman Situ Lembang untuk memancing di pinggir danau. Sebaiknya pada Taman Situ Lembang di beri pembatas Tapak atau pagar.. Pada Taman Situ Lembang sebaiknya diisediakan tempat lahan parkir untuk motor dan mobil, dikarenakan kurangnya keamanan di Taman Situ Lembang. Sedangkan Pada Taman Suropati sebaiknya sculpture yang sudah ada kita jaga dan kita rawat. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dapat menggambil judul Tingkat Kenyamanan Termal apapun seperti : tingkat kenyamanan termal pejalan kaki, tingkat kenyamanan termal terhadap elemen arsitektur, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pengguna taman dijakarta, karena Tingkat Kenyamanan Termal Bagi Pengguna Taman Dijakarta sangat mempengaruhi kenyamanan termal pengguna. Dengan adanya Penelitian ini, semoga dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
13 5 N-NOTE Turner, Peter (1997). Java (ed. 1st edition). Melbourne: Lonely Planet Publications. hlm. p. 37. ISBN "Jakarta: When to Go". Lonely Planet. Lonely Planet Publications Diakses DAFTAR PUSTAKA Hardjodinomo, Soekirno Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta, Bandung. Sukawi, Taman Kota dan Upaya Pengurangan Suhu Lingkungan Perkotaan. Seminar Nasional Peran Arsitektur Perkotaan dalam Mewujudkan Kota Tropis : Universitas Diponegoro Semarang. Abdurrahman Surjomihardjo, 1977, Perkembangan Kota Jakarta, Jakarta: Dinas Museum dan Sejarah Pemda DKI Jakarta. Voskuil, 1989, Batavia : Beeld van Een Stad, Fibula/Uniboek bv. Thorsson, S. et al. (2007). Thermal Comfort and Outdoor Activity in Japanese Urban Public Places. Environment and Behavior, Vol. 39, No. 5, Hoppe P (2002) Different aspects of assessing indoor and outdoor thermal comfort. Energy Build 34(6): Ardina Putri Rahtama Kenyamanan Termal Ruang Luar Di Koridor Jalan Tugu- Kraton Kota Yogyakarta
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HIJAU GEDUNG KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HIJAU GEDUNG KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM Lisa Novianti dan Tri Harso Kayono Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: sha.lisa2@yahoo.com
Lebih terperinciSTUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK TUNAS MUDA X IKKT JAKARTA BARAT
STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK TUNAS MUDA X IKKT JAKARTA BARAT Tuti Purwaningsih dan M Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: tutipurwa@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Lokasi yang dipilih adalah taman yang berada di Kecamatan Menteng Kota Jakarta Pusat yaitu Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situ Lembang. Waktu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang berkembang sangat pesat dengan ciri utama pembangunan fisik namun di lain sisi, pemerintah Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengujian kenyamanan termal ruang luar di Koridor Jalan Tugu-Kraton menjadi salah satu alat ukur tingkat kenyamanan di Kota Yogyakarta. terdiri dari kenyamanan ruang,
Lebih terperinciSTUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA
STUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA 100406077 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 STUDI TINGKAT
Lebih terperinciIdentifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)
Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto) Damalia Enesty Purnama 1, Agung Murti Nugroho 2, Ir. Bambang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur, Kota Jakarta, Propinsi DKI Jakarta dengan sampel tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat Provinsi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat Provinsi DKI Jakarta yang terletak di Jalan H. Kelik Kelurahan Srengseng Kecamatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INDEKS LUAS DAUN DENGAN IKLIM MIKRO DAN INDEKS KENYAMANAN
Media Konservasi Vol. 17, No. 3 Desember 2012 : 143 148 HUBUNGAN ANTARA INDEKS LUAS DAUN DENGAN IKLIM MIKRO DAN INDEKS KENYAMANAN (Correlation between Leaf Area Index with Micro Climate and Temperature
Lebih terperinciPENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN)
PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN) Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh SOFIANDY
Lebih terperinciPENGARUH LUASAN BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SISWA PADA BANGUNAN SD NEGERI SUDIRMAN 1 KOTA MAKASSAR
PENGARUH LUASAN BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SISWA PADA BANGUNAN SD NEGERI SUDIRMAN 1 KOTA MAKASSAR Muhammad Tayeb 1, Ramli Rahim 2, Baharuddin 3 1 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciKENYAMANAN TERMAL PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI JAKARTA PUSAT
ISSN: 288-821 KENYAMANAN TERMAL PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI JAKARTA PUSAT Muhammad Syarif Hidayat 1 Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta Email: 1 syarifh@gmail.com; ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kenyamanan permukiman di kota dipengaruhi oleh keberadaan ruang terbuka hijau dan tata kelola kota. Pada tata kelola kota yang tidak baik yang ditunjukkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan manusia modern delapan puluh persennya dilakukan di dalam ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut biasanya
Lebih terperinciBAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA
14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar
Lebih terperinciKUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA
LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/
Lebih terperinciKAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI
KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB I PENDAHULUAN Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan
Lebih terperinciEvaluasi Kenyamanan Termal pada Ruang Kelas Pondok Pesantren Daar el-huda di Kabupaten Tangerang
Evaluasi Kenyamanan Termal pada Ruang Kelas Pondok Pesantren Daar el-huda di Kabupaten Tangerang Azka Noor 1 dan Heru Sufianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciKARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG
KARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG Adela Carera * dan Eddy Prianto Laboratorium Teknologi Bangunan, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kawasan Tanah Abang, merupakan wilayah yang padat di Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Di samping padat akan pemukiman penduduknya, Tanah Abang adalah kawasan bisnis
Lebih terperinciSTUDI KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN MASJID JAMI AL-MUBAROK KABUPATEN TANGERANG
STUDI KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN MASJID JAMI AL-MUBAROK KABUPATEN TANGERANG Debby Desyana dan M.Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta - Indonesia e-mail: debby_desyana@yahoo.com
Lebih terperinciPengaruh Fungsi Vegetasi terhadap Kenyamanan Termal Lanskap Jalan di Kawasan Kolonial Jalan Besar Idjen, Malang
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pengaruh Fungsi Vegetasi terhadap Kenyamanan Termal Lanskap Jalan di Kawasan Kolonial Jalan Besar Idjen, Malang Rizki Alfian (1), Irawan Setyabudi (2), Rofinus Seri Uran (3) (1)
Lebih terperinciFOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, RUMUS INDEKS KETIDAKNYAMANAN SUATU WILAYAH. Sugiasih 1
FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, 24 33 RUMUS INDEKS KETIDAKNYAMANAN SUATU WILAYAH Sugiasih 1 1 Badan Pertanahan Nasional Abstract Index of discomfort can be determined, this value is to accommodate everyone
Lebih terperinciNILAI PREDICTED MEAN VOTE (PMV) PADA BANGUNAN DENGAN SISTEM PERKONDISIAN UDARA CAMPURAN (Studi Kasus: Gereja Katedral Semarang)
NILAI PREDICTED MEAN VOTE (PMV) PADA BANGUNAN DENGAN SISTEM PERKONDISIAN UDARA CAMPURAN (Studi Kasus: Gereja Katedral Semarang) Augi Sekatia *) *) Mahasiswa Program Doktor Teknik Arsitektur dan Perkotaan,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi
BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman.
Lebih terperinciPengaruh Bukaan Jendela Terhadap Kinerja Termal Rumah Tinggal Tipe 40 di Kota Malang, Studi Kasus Rumah Tinggal Tipe 40 di Perumahan Griya Saxophone
Pengaruh Bukaan Jendela Terhadap Kinerja Termal Rumah Tinggal Tipe 40 di Kota Malang, Studi Kasus Rumah Tinggal Tipe 40 di Perumahan Griya Saxophone Sofyan Surya Atmaja, Agung Murti Nugroho, Subhan Ramdlani
Lebih terperinciKAITAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN KENYAMANAN TERMAL PERKOTAAN THE RELATIONSHIP OF GREEN OPEN SPACE WITH HUMAN COMFORT IN URBAN AREAS
Available online at: http://journal.ipb.ac.id/index.php/agromet J. Agromet 28 (1): 23-32, 2014 ISSN: 0126-3633 KAITAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN KENYAMANAN TERMAL PERKOTAAN THE RELATIONSHIP OF GREEN OPEN
Lebih terperinciEvaluasi Indeks Kenyamanan Taman Kota (Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung) Denpasar, Bali
Evaluasi Indeks Kenyamanan Taman Kota (Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung) Denpasar, Bali ROHMAN HADI *) KOMANG ARTHAWA LILA I GUSTI ALIT GUNADI Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas
Lebih terperinciSOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN
SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciIII. METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian
III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di jalur pedestrian kawasan Jalan M.H. Thamrin Jend. Sudirman, Jakarta (Gambar 4). Jalur pedestrian pada Jalan M.H. Thamrin
Lebih terperinciPengaruh Bukaan terhadap Kenyamanan Termal Siswa pada Bangunan SMP N 206 Jakarta Barat
Pengaruh Bukaan terhadap Kenyamanan Termal Siswa pada Bangunan SMP N 206 Jakarta Barat Yandhi Hidayatullah dan M. Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail:
Lebih terperinciPENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL
PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL Frans Soehartono 1, Anik Juniwati 2, Agus Dwi Hariyanto 3 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam kenyamanan penggunaan bangunan tersebut oleh penghuni. Peletakan ventilasi yang baik dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI DATA Penelitian evaluasi kenyamanan termal dilaksanakan di Sekolah Menengah yang berlokasi di 7Jalan Raden Dewi Sartika Nomor 96 Kota Bandung. Seperti
Lebih terperinciPENGARUH TIPE TUTUPAN LAHAN TERHADAP IKLIM MIKRO DI KOTA BITUNG. Yorri Yotam Junam Sanger Johannes E. X. Rogi Johan Rombang
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907 4298, Volume 12 Nomor 3A, November 2016: 105-116 PENGARUH TIPE TUTUPAN LAHAN TERHADAP IKLIM MIKRO DI KOTA BITUNG Yorri Yotam Junam Sanger Johannes E. X. Rogi Johan Rombang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi Penelitian
17 MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada 11 Maret hingga 5 Juni 011. Waktu penelitan dibagi menjadi enam periode, setiap periode perlakuan dilaksanakan selama 14 hari. Penelitian
Lebih terperinciIdentifikasi Potensi UHI terhadap RTH dan Kenyamanan Thermal pada Taman Walikota di Kota Kendari
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Identifikasi Potensi UHI terhadap RTH dan Kenyamanan Thermal pada Taman Walikota di Kota Kendari Santi (1), Siti Belinda (2), Hapsa Rianty (3) linda.amri@gmail.com (1) Kelompok Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kenyaman termal menjadi aspek penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan sebuah kawasan (urban development). Kegiatan manusia secara langsung dipengaruhi oleh
Lebih terperinciEVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG SEKOLAH SMA NEGERI DI KOTA PADANG
EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG SEKOLAH SMA NEGERI DI KOTA PADANG Lusi Susanti, Nike Aulia Laboratorium Sistem Kerja dan Ergonomi, Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas, Padang Email: lusi@ft.unand.ac.id
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TAPAK
BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah
Lebih terperinciASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM
ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM James Rilatupa 1 ABSTRACT This paper discusses the thermal comfort for room as a part of comfort principles in architecture design. This research
Lebih terperinciPERSEPSI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG LUAR PADA RUANG PUBLIK (STUDI KASUS : TAMAN KOTA I GUSTI NGURAH MADE AGUNG)
UNDAGI Jurnal Arsitektur Warmadewa, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2017, Hal 45-56 ISSN 2338-0454 PERSEPSI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG LUAR PADA RUANG PUBLIK (STUDI KASUS : TAMAN KOTA I GUSTI NGURAH MADE
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN:
INVESTIGASI SETING AIR CONDITIONING (AC) PADA USAHA PENINGKATAN KENYAMANAN THERMAL DAN HEMAT ENERGI DI KELAS Sugiono* 1, Ishardita P.Tama 2,Wisnu W 3, Lydia D.R. Suweda 4 Jurusan Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH KERAPATAN BANGUNAN PADA KARAKTERISTIK TERMAL RUMAH TINGGAL KAMPUNG NAGA TERHADAP KENYAMANAN PENGHUNI
ISSN: 2088-8201 PENGARUH KERAPATAN BANGUNAN PADA KARAKTERISTIK TERMAL RUMAH TINGGAL KAMPUNG NAGA TERHADAP KENYAMANAN PENGHUNI Tathia Edra Swasti Staf pengajar Teknik Arsitektur, Universitas Mercu Buana,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan di paparkan mengenai kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan mengenai kualitas dalam ruang pada kantor PT. RTC dari aspek termal dan pencahayan
Lebih terperinciEVALUASI KENYAMANAN TAMAN JALUR HIJAU DI KOTA SURABAYA (STUDI KASUS : JALAN RAYA DARMO)
EVALUASI KENYAMANAN TAMAN JALUR HIJAU DI KOTA SURABAYA (STUDI KASUS : JALAN RAYA DARMO) COMFORTABLE EVALUATION OF GREEN LINE PARK IN SURABAYA CITY (CASE STUDY : RAYA DARMO ROAD) Arachis Ratnasari Sumarsono
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir The Green Residential Tropical & Resort Architecture BAB V HASIL RANCANGAN V.1. Analisa V.1.1. Zoning Vertical Gambar V. 1. Zoning Vertical Sumber: Hasil Analisa Bangunan
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42)
INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42) ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN THERMAL WEBB DI RUMAH TINGGAL T-45 PADA MUSIM KEMARAU Studi Kasus: Rumah Tinggal di Komplek HKSN Permai Banjarmasin M. Tharziansyah
Lebih terperinciIklim, karakternya dan Energi. Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T
Iklim, karakternya dan Energi Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T Cuaca Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer atau planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau adalah area memanjang baik berupa jalur maupun mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, sebagai tempat tumbuhnya vegetasi-vegetasi,
Lebih terperinciHermawan Dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNSIQ Wonosobo
Persepsi Kenyamanan Termal Penghuni Rumah Tinggal di Daerah Pegunungan dan Pantai (Studi Kasus Rumah Tinggal di Pegunungan Muria, Pantai Jepara dan Pantai Pati) Hermawan Dosen Teknik Arsitektur Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyamanan thermal adalah salah satu hal sangat dibutuhkan tubuh agar manusia dapat beraktifitas dengan baik selain faktor kenyamanan lainnya yaitu kenyamanan visual,
Lebih terperinciPOLA RUANG LUAR KAWASAN PERUMAHAN DAN KENYAMANAN THERMAL DI SEMARANG
Riptek, Vol.3, No.2, Tahun 2009, Hal.: 21-26 POLA RUANG LUAR KAWASAN PERUMAHAN DAN KENYAMANAN THERMAL DI SEMARANG Maidinita,D *), Hardiman,G **) ; Prianto,E **) Abstrak Padatnya lahan di pusat kota akan
Lebih terperinciZONA NYAMAN BERAKTIFITAS IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG
ZONA NYAMAN BERAKTIFITAS IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG Adela Carera a, Eddy Prianto b, Bambang Supriyadi c a,b,c Magister Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG
KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Hotel Resort ini saya menggunakan kosep dasar adalah Arsitektur Hijau dimana bangunan ini hemat energi, minim menimbulkan dampak negatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang memerlukan banyak bangunan baru untuk mendukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi Penelitian Perkembangan dan pembangunan yang terjadi di perkotaan membuat kawasan kota menjadi semakin padat. Salah satu penyebabnya adalah pertambahan jumlah
Lebih terperinciRumus Indeks Ketidaknyamanan Suatu Wilayah
JURNAL FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, 19-25 ISSN 2252-763X Rumus Indeks Ketidaknyamanan Suatu Wilayah Sugiasih Badan Pertanahan Nasional, Jalan Brigjend Katamso (Komplek THR) Yogyakarta 55152, Indonesia
Lebih terperinciCV. ARMOYO KREASI MANDIRI
CV. ARMOYO KREASI MANDIRI KATALOG DATA LOGGER SUHU, KELEMBABAN DAN KARBONDIOKSIDA Edy Sucipto 085289616255 / 083805110880 (Telp & SMS) edy@armoyo.id sales@alatuji.id Data Logger Suhu, Kelembaban dan Suhu,
Lebih terperincilib.archiplan.ugm.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keterbatasan lahan yang terjadi di perkotaan diiringi dengan tingginya kebutuhan penduduk akan hunian menjadikan kawasan kota berkembang menjadi kawasan yang padat
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
6 3.3.5 Persamaan Hubungan RTH dengan Suhu Udara Penjelasan secara ilmiah mengenai laju pemanasan/pendinginan suhu udara akibat pengurangan atau penambahan RTH adalah mengikuti hukum pendinginan Newton,
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pembangunan JORR W1 yang menghubungkan Kebon Jeruk dan Penjaringan memberikan dampak positif dan negatif bagi kawasan di sekitarnya. Salah satu dampak negatif yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (Dipayana dkk, 2012; DNPI, 2009; Harvell dkk 2002; IPCC, 2007; Sudarmadji
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah dirasakan pada hampir seluruh wilayah di dunia dan salah satu dampak yang dirasakan oleh manusia adalah pemanasan global (Dipayana dkk, 2012; DNPI,
Lebih terperinciEvaluasi Desain Asrama Siswa dalam Aspek Kenyamanan Termal pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) SMA Negeri Olahraga (SMANOR) Jawa Timur
Evaluasi Desain Asrama Siswa dalam Aspek Kenyamanan Termal pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) SMA Negeri Olahraga (SMANOR) Jawa Timur Fenesa Fidi Kirani¹, Wulan Astrini², Wasiska iyati² ¹Jurusan Arsitektur/Fakultas
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciANALISIS PERBEDAAN IKLIM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN PENGUNJUNG PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PEKANBARU
ISSN 1978-5283 Putri, M.RG., Zulkarnaini., Anita, S 2016 : 10 (2) ANALISIS PERBEDAAN IKLIM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN PENGUNJUNG PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PEKANBARU Miranti Putri Ridwan Gucci Alumni
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari
Lebih terperinciTINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI LINGKUNGAN PERUMAHAN DALUNG PERMAI KABUPATEN BADUNG
TESIS TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI LINGKUNGAN PERUMAHAN DALUNG PERMAI KABUPATEN BADUNG I MADE DWI SETIAWAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS
Lebih terperinciPengaruh Tata Vegetasi Horizontal terhadap Peningkatan Kualitas Termal Udara pada Lingkungan Perumahan di Malang [Kosong 14]
Pengaruh Tata Vegetasi Horizontal terhadap Peningkatan Kualitas Termal Udara pada Lingkungan Perumahan di Malang [Kosong 14] Ahmad Zakkisiroj 1, Damayanti Asikin 2 dan Rr. Haru Agus Razziati 3 1, 2, 3
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.
Lebih terperinciKAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D
KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D 300 377 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Simulasi 3.1.1. Lokasi Ke-1 Lokasi Ke-1 merupakan ruang semi tertutup yang terletak di Jalan Tambak Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM. Gambar 5 Kawasan Menteng pada tahun 1930 (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta)
11 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Sejarah Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situ Lembang Kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan tak lepas dari aspek kesejarahan yang mewarnai berbagai lokasi di dalamnya.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lingkungan Mikro Lokasi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Mikro Lokasi Penelitian Berdasarkan pengambilan data selama penelitian yang berlangsung mulai pukul 06.00 sampai pukul 16.00 WIB, data yang diperoleh menunjukkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Tanpa Skala. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian. Gambar 2 Lokasi Penelitian
15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini yaitu dimulai pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan September 2011. Lokasi yang dipilih
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STUDI KASUS
BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU
BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat
Lebih terperinciKAJIAN KUALITAS DAN KENYAMANAN TERMAL PERMUKIMAN UNTUK ARAHAN PENATAAN PERMUKIMAN BERBASIS ECO-SETTLEMENTS DI KELURAHAN PANDEYAN KOTA YOGYAKARTA
KAJIAN KUALITAS DAN KENYAMANAN TERMAL PERMUKIMAN UNTUK ARAHAN PENATAAN PERMUKIMAN BERBASIS ECO-SETTLEMENTS DI KELURAHAN PANDEYAN KOTA YOGYAKARTA Muhamad Nurhidayat nurhidayatnm@gmail.com Djaka Marwasta
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar 4.1 Site Lokasi BSD. Gambar 4.2 Site Plan Perumahan BSD
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Tapak dan Ruang Luar Pengolahan tapak dan ruang luar Konsep Tapak yang saya terapkan pada site Gambar 4.1 Site Lokasi BSD Gambar 4.2 Site Plan Perumahan BSD Monica
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B1, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI
ANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciIV KONDISI UMUM TAPAK
IV KONDISI UMUM TAPAK 4.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Secara geografis kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea terletak pada 16 32 BT 16 35 46 BT dan 6 36 LS 6 55 46 LS. Secara administratif terletak di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat perbankan dan pusat perindustrian menuntut adanya kemajuan teknologi melalui pembangunan
Lebih terperinciANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA Lustyyah Ulfa, Ridho
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciSTUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN
STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN SKRIPSI OLEH ELBERT 100406057 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas
Lebih terperinciANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DIATAS PANTAI TROPIS LEMBAB Studi Kasus Rumah Atas Pantai Desa Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utara
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DIATAS PANTAI TROPIS LEMBAB Studi Kasus Rumah Atas Pantai Desa Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utara Arlan Kaharu Jefrey I. Kindangen Judy O. Waani INTISARI Pemukiman
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Sentra Agrobisnis Anjuk Ladang menggunakan konsep Power of Climate, dengan konsep tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan tema dari Working With Climate
Lebih terperinciTINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN KAWASAN HUTAN KOTA BERDASARKAN KARAKTERISTIK HUTAN KOTA DI KOTA KISARAN
TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN KAWASAN HUTAN KOTA BERDASARKAN KARAKTERISTIK HUTAN KOTA DI KOTA KISARAN THE LEVEL OF ENVIRONMENTAL COMFORT OF URBAN FOREST AREA BASED ON THE CHARACTERISTICS OF URBAN FOREST
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota merupakan perwujudan aktivitas manusia yang berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi, pemerintahan, politik, dan pendidikan, serta penyedia fasilitas
Lebih terperinci