Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Financing Management Project)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Financing Management Project)"

Transkripsi

1 CM-03 = Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Financing Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Financing PELATIHAN AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA) (CONSTRUCTION MANAGEMENT) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

2 KATA PENGANTAR Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan 111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3. Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi. Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain : - UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan, dan perlunya Bakuan Kompetensi untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi - UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat 2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja - UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). - PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja. Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) i

3 Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya. Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud. Jakarta, November 2007 Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE NIP Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) ii

4 PRAKATA Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi. Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan. Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu, metode kerja dan lain-lain. Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung gambar arsitektur bidang cipta karya. Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) ini terdiri dari 3 (tiga) modul kompetensi umum 7 (tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings). Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini. Jakarta, November 2007 Tim Penyusun Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) iii

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i PRAKATA... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR LAMPIRAN... vi SPESIFIKASI PELATIHAN... vii PANDUAN PEMBELAJARAN... viii BAB I : PENDAHULUAN... I Umum... I Ringkasan Modul... I Batasan Dan Rentang Variabel... I Panduan Penilaian... I Kualifikasi penilaian... I Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi... I Konteks penilaian... I Aspek penting penilaian... I Sumber Daya Pembelajaran... I-7 BAB II : PERENCANAAN KEUANGAN PROYEK... II Umum... II Identifikasi Kebutuhan Keuangan Proyek... II Cash flow (Arus Kas) Secara Umum... II Arus Kas Proyek... II Tahapan Penyusunan Arus Kas... II Tahapan Operasional... II Tahapan Finansial... II Pedoman Dasar Penyusunan Arus Kas... II Menyusun Arus Kas (Latihan)... II-9 RANGKUMAN LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) iv

6 BAB III: PROSES PENGENDALIAN KEUANGAN PROYEK... III Umum... III Hasil Identifikasi Kondisi Ekonomi, Estimasi Biaya Konstruksi, Durasi Proyek, Faktor Risiko Proyek, Tax benefits... III Monitor Pengaruh Yang Teridentifikasi Kurang Baik Dan Koreksi Trend Negative... III Tindakan Koreksi... III-2 RANGKUMAN LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI BAB IV: PENCATATAN DAN ADMINISTRASI KEUANGAN PROYEK... IV Umum... IV Laporan Rugi Laba... IV Pembukuan Keuangan Proyek Untuk Kepentingan Audit... IV Laporan Arus Kas... IV Laporan Realisasi Keuangan Secara Berkala... IV-2 RANGKUMAN LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) v

7 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 2.1 Cash Flow Umum... II-10 Lampiran 2.2 Contoh Cash Flow Proyek Konstruksi Investasi... II-11 Lampiran 4.1 Contoh Rugi-Laba Konsulidasi... IV-3 Lampiran 4.2 Contoh Neraca Konsulidasi... IV-4 Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vi

8 SPESIFIKASI PELATIHAN A. TUJUAN UMUM Tujuan Umum Pelatihan Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengelola pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung. Tujuan Khusus Pelatihan Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu: 1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja / SMK3 (Safety& Health Management). 2. Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management) 3. Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan (Financing Management) 4. Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup (Scope Management) 5. Menerapkan Sistem Manajemen Waktu (Time Management) 6. Menerapkan Sistem Manajemen Biaya (Cost Management) 7. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (Quality Management) 8. Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management) 9. Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi (Communication Management) 10. Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan (Procurement Management) 11. Menerapkan Sistem Manajemen Risiko (Risk Management) 12. Menerapkan Sistem Manajemen Klaim (Claim Management) B. TUJUAN PEMBELAJARAN Kode / Judul Modul : Sistem Manajemen Keuangan (Financing Management) mempresentasikan unit kompetensi : Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan (Financing Management). Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan (Financing Management). Kriteria Penilaian Pada akhir pelatihan peserta mampu : 1. Memberikan kontribusi dalam perencanaan Keuangan proyek 2. Memberikan kontribusi dalam proses pengendalian Keuangan proyek. 3. Memberikan kontribusi dalam mencatat dan administrasi keuangan proyek Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vii

9 PANDUAN PEMBELAJARAN A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya. Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam. Konsisten mengacu SKKNI dan SLK Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat. B. PENJELASAN SINGKAT MODUL B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini : Nomor Modul Kode 1 CMB 01 2 CMB 02 3 CMB 03 4 CMB 04 Judul Modul Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja / SMK3 (Safety & Health Management) Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management). Sistem Manajemen Keuangan (Financing Management). Sistem Manajemen Ruang Lingkup (Scope Management). 5 CMB 05 Sistem Manajemen Waktu (Time Management). 6 CMB 06 Sistem Manajemen Biaya (Cost Management). 7 CMB 07 Sistem Manajemen Mutu (Quality Management) 8 CMB 08 9 CMB CMB 10 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (HR Management) Sistem Manajemen Komunikasi (Communication Management) Sistem Manajemen Pengadaan (Procurement Management) 11 CMB 11 Sistem Manajemen Risiko (Risk Management) 12 CMB 12 Sistem Manajemen Klaim (Claim Management) Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) viii

10 B.2 Uraian Modul Seri / Judul : CMB-03 / Sistem Manajemen Keuangan (Financing Management). Deskripsi Modul : Sistem Manajemen Keuangan (Financing Management) merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) dengan harapan dapat : Memberikan kontribusi dalam perencanaan Keuangan proyek, memberikan kontribusi dalam proses pengendalian Keuangan proyek, memberikan kontribusi dalam mencatat dan administrasi keuangan proyek. C. PROSES PEMBELAJARAN KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 1. Ceramah : Pembukaan/ Bab I, Pendahuluan Menjelaskan tujuan instruksional umum(tiu) dan Tujuan instruksional khusus (TIK) Menjelaskan maksud dan tujuan menerapkan sistem manajemen keuangan Menjelaskan pengertian menerapkan sistem manajemen keuangan. Waktu : 5 menit 2. Ceramah / Demonstrasi : Bab II, Perencanaan keuangan proyek Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Identifikasi kebutuhan Keuangan proyek Cash flow (Arus Kas) proyek Waktu : 70 menit Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan menerapkan sistem manajemen keuangan. Mengikuti penjelasan pengertian menerapkan sistem manajemen keuangan. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. OHT LCD OHT LCD Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) ix

11 3. Ceramah / Demonstrasi : Bab III, Proses pengendalian keuangan proyek Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Hasil Identifikasi Kondisi ekonomi, estimasi biaya konstruksi, durasi proyek, faktor risiko proyek, tax benefits Monitor pengaruh yang terindikasi kurang baik dan koreksi trend negative Waktu : 75 menit 4. Ceramah / Demonstrasi : Bab IV, Mencatat dan administrasi keuangan proyek Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Pembukuan keuangan proyek untuk kepentingan audit Laporan realisasi keuangan secara berkala Waktu : 80 menit Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. OHT LCD OHT LCD Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) x

12 BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM Modul CMB-03: Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing Management) mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsurunsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, Hasil identifikasi kebutuhan keuangan proyek dikontribusikan sesuai dengan persyaratan kontrak, Cash flow (arus kas) proyek dibuat sebagai alat untuk mengukur kemampuan/kinerja manajemen, Hasil identifikasi kondisi ekonomi, mengetahui estimasi biaya konstruksi, mengetahui durasi proyek, faktor risiko proyek, Tax benefits dikontribusikan, Hasil memonitor pengaruh yang terindikasi kurang baik dan melakukan koreksi jika trend negatif diketahui dikontribusikan, Pembukuan keuangan proyek dilaksanakan untuk kepentingan audit, Laporan realisasi keuangan secara berkala sesuai yang dicatat pada pembukuan proyek. Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam perencanaan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung(Construction Management Of Buildings). KELOMPOK KOMPETENSI UMUM : NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI Menerapkan Sistem Manajemen 1. INA INA INA Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek /SMK3 (Project Safety & Health Management) Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project Environmental Management) Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing Management) Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 1

13 BAB I Pendahuluan KELOMPOK KOMPETENSI INTI : NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi Menerapkan Sistem Manajemen Ruang 4. INA Lingkup Proyek (Project Scope Management) 5. INA INA INA Menerapkan Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management) Menerapkan Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management) Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality Management) Menerapkan Sistem Manajemen 8. INA Sumber Daya Manusia Proyek (Project Human Resources Management) Menerapkan Sistem Manajemen 9. INA Komunikasi Proyek Communication Management) (Project Menerapkan Sistem Manajemen 10. INA Pengadaan Proyek Procurement Management) (Project KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS : NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi 11. INA INA Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management) Menerapkan Sistem Manajemen Klim Proyek (project Claim Management) 1.2. RINGKASAN MODUL Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut: Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 2

14 BAB I Pendahuluan a. Judul unit : Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya menggunakan kata kerja operasional) b. Deskripsi unit : Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang diungkapkan dalam judul unit. c. Elemen kompetensi : Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen pendukung unit kompetensi. d. Kriteria unjuk kerja : Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian) Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai berikut: 1. KODE UNIT : INA JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing Management) 3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk mampu menerapkan Keahlian dalam Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing Management) Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 3

15 ELEMEN KOMPETENSI 1. Memberikan kontribusi dalam Keuangan proyek perencanaan 2. Memberikan kontribusi dalam proses pengendalian Keuangan proyek 3. Memberikan kontribusi dalam mencatat dan administrasi proyek keuangan KRITERIA UNJUK KERJA BAB I Pendahuluan 1.1 Hasil identifikasi kebutuhan keuangan proyek dikontribusikan sesuai dengan persyaratan kontrak. 1.2 Cash flow (arus kas) proyek dibuat sebagai alat untuk mengukur kemampuan/kinerja manajemen 2.1 Hasil identifikasi kondisi ekonomi, mengetahui estimasi biaya konstruksi, mengetahui durasi proyek, faktor risiko proyek, Tax dikontribusikan benefits 2.2 Hasil memonitor pengaruh yang terindikasi kurang baik dan melakukan koreksi jika trend negatif diketahui dikontribusikan 3.1 Pembukuan keuangan proyek dilaksanakan untuk kepentingan audit 3.2 Laporan realisasi keuangan secara berkala sesuai yang dicatat pada pembukuan proyek Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK) Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur BATASAN / RENTANG VARIABEL Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah : 1. Kompetensi ini diterapkan dalam kaitannya dengan pelaksanaan konstruksi 2. Peraturan perundang undangan terkait Keuangan tersedia secara lengkap 3. Ketentuan dan peraturan daerah setempat yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dapat dikumpulkan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 4

16 BAB I Pendahuluan 4. Dokumen tertulis tentang metode kerja pelaksanaan konstruksi tersedia secara lengkap 1.4. PANDUAN PENILAIAN Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk kerja yang meliputi : - Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertetu. - Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan. - Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian Kualifikasi Penilaian a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain : Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji Kompetensi) Melaksankan penilaian dan Mereview Penilaian. b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri perusahaannya lainnya muncul bias disyartkan untuk : Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang dinilai. Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang diperukan dalam proses penilaian. c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut termasuk : Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 5

17 BAB I Pendahuluan Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang. Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan. Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai. Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart padapross tersebut Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi. Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI adalah sebagai berikut : Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi terdiri dari : 1. Perjanjian kerja yang tertuang dalam dokumen kontrak beserta lampirannya. 2. Metode kerja pelaksanaan konstruksi. 3. Prosedur kerja pengelolaan keuangan Konteks Penilaian 1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya. 2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori. 3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK). Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 6

18 BAB I Pendahuluan Aspek Penting Penilaian 1. Ketelitian dan kecermatan dalam memahami apa yang tersurat dan tersirat didalam dokumen kontrak khususnya yang menyangkut Keuangan. 2. Kecermatan dan ketelitian dalam memahami metode kerja pelaksanaan konstruksi dalam manajemen keuangan SUMBER DAYA PEMBELAJARAN Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori : - OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top. - Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya. - Materi pembelajaran. - Fasilitator b. Sumber daya pembelajaran praktek : - PC/ Lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang tidak familiar dengan computer. - Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta pelatihan dalam menghitung dan merencanakan manajemen konstruksi bangunan gedung. c. Sumber daya manusia/kualifikasi Pengajar/Instruktur : seperti yang dijelaskan pada Panduan Pembelajaran halaman vii. - Kualifikasi Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sertifikat keahlian atau sejenisnya. - Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam. Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 7

19 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek BAB II PERENCANAAN KEUANGAN PROYEK 2.1. UMUM Keuangan adalah bidang fungsional tertentu yang dijumpai dalam penjurusan administrasi bisnis (business administration). Istilah keuangan dapat didefinisikan sebagai manajemen aliran uang dalam suatu organisasi, baik organisasi tersebut merupakan perusahaan, sekolah, bank, rumah sakit, ataupun lembaga pemerintahan. Keuangan berkaitan dengan aliran uang dan juga kewajiban pembayaran. Keuangan atau manajemen keuangan adalah suatu bidang aplikasi dari administrasi bisnis. Prinsip-prinsip yang dikembangkan berkenaan dengn keuangan atau akuntansi, ekonomi, atau bidang ilmu lainnya yang diaplikasikan pada masalah pengelolaan uang. Keuangan mempunyai teori dan prinsip tersendiri, namun pada dasarnya berkaitan dengan aplikasi. Sebagai salah satu disiplin ilmu bisnis, keuangan harus secara seksama dibedakan dengan akuntansi dan ekonomi. 1. Perbedaan Keuangan dan Akuntansi. Akuntansi berkaitan dengan pencatatan, pelaporan, dan dan pengukuran transaksi bisnis. Dengan menggunakan sistem pembukuan yang diterima umum melalui pencatatan dan pembukuan secara berpasangan (double-entry), akuntansi menyediakan data aktivitas organisasi. Data bisa jadi merupakan kejadiaan historis seperti Neraca tahun lalu, atau bisa jadi peramalan operasi masa depan, seperti anggaran operasi tahun yang akan datang. Keuangan memanfaatkan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi untuk membuat kebijakan membantu organisasi mencapai tujuannya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa akuntansi adalah proses pengumpulan data yang berkenaan dengan pencatatan dan pelaporan yang akurat, sedangkan keuangan adalah proses manajerial atau pengambilan keputusan. 2. Perbedaan Keuangan dan Ekonomi. Ekonomi berkaitan dengan penganalisisan distribusi sumber daya dalam suatu masyarakat, mempelajari transaksi diantara manusia yang melibatkan barang dan jasa dengan atau tanpa melalui pertukaran uang. Perhatian Ekonomi banyak diarahkan pada penawaran dan permintaan, biaya dan laba, dan produksi maupun konsumsi. Perkembangan lebih lanjut dari bidang ekonomi banyak berhubungan dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu politik, dan psikologi. Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 1

20 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek Bidang keuangan banyak memanfaatkan hasil kerja para ekonomi dan menggunakan berbagai alat perhitungan ekonomi. Diawali dengan teori dan asumsi yang dikembangan dalam ekonomi mikro (micro economics) dan mencoba menerapkannya untuk menjelaskan kerja dari perusahaan atau bisnis modern. Bidang keuangan meminjam model peramalan dan model lainnya dari ekonomi makro (macro economics) dan mengujikan dengan dibandingkan situasi yang ada untuk meramalkan berbagai tindakan yang memungkinkan diambil perusahaan. Peramalan keuangan lebih untuk lingkup perusahaan sendiri, sedang peramalan ekonomi lebih luas pada industri dan berbagai aktivitas ekonomi. Manajemen Keuangan Manajemen keuangan (financial management). Perusahaan menghadapi permasalahan mendapatkan dana untuk membiayai aktivitasnya dengan memanfaatkan dan yang dimiliki sacara optimum. Dalam pasar yang bersaing, perusahaan harus secara aktif mengelola dana yang dimilikinya untuk mencapai sasaran perusahaan, Banyak alat dan teknik yang telah dikembangakan untuk membantu manajer keuangan memberikan rekomendasi tindakan yang sebaiknya ditempuh. Alat tersebut dapat membantu manajer menentukan sumber mana yang menawarkan biaya modal (cost of fund) yang terendah, adn aktivitas mana yang akan memberikan imbalan atau perolehan (return) terbesar dari modal yang diinvestasikan. Manajemen keuangan adalah bidang yang banyak berkaitan dengan pengelolaan perusahaan, dan aka menjadi pedoman utama dari pendekatan yang harus kita gunakan dalam mempelajari keuangan. Sasaran Manajemen Keuangan Dalam upaya mengejar kekayaan maksimum, manajemen keuangan menginterpretasikan sasaran pokok perusahaan kedalam sasaran yang harus segara dicapai. Hal demikian ini juga berlaku di unit operasi lainnya disamping keuangan. Bidang pemasaran mungkin mengidentifikasikan sasaran seperti meningkatkan penjualan atau berhasil memasuki segmen pasar baru. Bidang produksi mungkin menciptakan sasaran seperti menekan biaya produksi atau mempercepat proses produksi. Dengan mencapai sasaran fungsionalnya masing-masing, bagian-bagian membantu perusahaan mencapai sasaran memaksimumkan kekayaan. Dari sisi manajemen keuangan ada dua sasaran yang harus dicapai, yaitu profitabilitas (profitability) dan kelangsungan hidup (viability). Perusahaan selalu ingin menghasilkan laba atau keuntungan (profitable), dan juga dapat Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 2

21 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek melanjutkan atau berkesinambungan bisnisnya. Bisa jadi perusahaan mampu menghasilkan laba akan tetapi gagal untuk mempertahankan kesinambungan atau kelangsungan hidup bisnisnya IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KEUANGAN PROYEK 1. Sumber Pendanaan Dari sistem pendanaan proyek, mungkin memiliki sistem kombinasi yaitu meminjam dari lembaga keuangan, melakukan laba ditahan, cadangan keuangan (iquity), Uang hangus, pembayaran dimuka dari pelanggan. Biaya dari pendanaan proyek adalah secara normal dibebankan sebagai bunga bank untuk proyek konstruksi. 2. Persyaratan Kontrak Gagasan untuk mengidentifikasi status keuangan pelanggan dalam menentukan kemampuan pelanggan untuk membayar proyek. Jika ada beberapa keraguan mungkin saja diusahakan memperoleh suatu LC (Letter of Credit) yang tidak dapat dibatalkan, arti penting yang utama yaitu untuk memastikan bahwa pelanggan dapat memberikan semua schedule pembayaran. Kontrak dan manajemen proyek akan membantu menggambarkan persyaratan untuk membiayai kebutuhan dalam proyek konstruksi. Syarat- Syarat pembayaran susuai kontrak dari pelanggan digunakan sebagai masukan dalam memastikan kebutuhan keuangan dari suatu proyek ini didalam membantu penilaian arus kas, yang akan mempengaruhi keuangan proyek. 3. Kondisi Ekonomi Gagasan terhadap faktor eksternal adalah tidak termasuk kendali manager proyek, tetapi harus sadar akan semua risiko di daerah ini dan pada waktu tertentu dipastikan bahwa rencana keuangan harus diperbaharui untuk memenuhi risiko ini. Meliputi faktor politis, peraturan per undang undangan, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi biaya keuangan baik meningkat atau berkurangnya biaya proyek. 4. Perkiraan Biaya Konstruksi Institusi pemberi pinjaman akan menguji perkirakan biaya proyek secara hati-hati sebelum meminjamkan atau mengambil bagian di proyek. Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 3

22 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek 5. Durasi Proyek Semua peminat akan dipengaruhi oleh durasi proyek dalam menentukan lamanya investasi mereka ketika mereka akan memulihkan itu; bersama-sama menetapkan laba yang diharapkan. 6. Manfaat Pajak Banyak proyek jangka panjang memberikan manfaat pajak yang harus diperhitungkan ketika masuk pada rencana keuangan. 7. Faktor Risiko Suatu rencana keuangan yang ideal akan mengalokasikan risiko para pihak, investor, pelanggan, dan pihak ketiga yang berminat. Sebagian dari risiko itu adalah : Risiko Penyelesaian proyek, Biaya melebihi rencana, risiko politik dan perundang undangan, risiko teknologi. 8. Penasehat Keuangan Konractor yang dilibatkan dalam suatu proyek secara penuh disarankan untuk menggunakan Penasehat keuangan yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan pasar modal swasta CASH FLOW (ARUS KAS) SECARA UMUM Laporan Akuntansi yang disajikan sebagai bukti pertanggung jawaban Keuangan yang akuntabel dan memadai, perlu didukung oleh usaha internal lainnya untuk mendukung perencanaan keuangan secara kas. Kita ketahui bersama bahwa Laporan Akuntansi bersifat Akrual Basis, dimana pencatatan berdasarkan timbulnya hak dan kewajiban, timbul tagihan dan Utangpiutang. Disisi lain jenis bisnis jasa konstruksi butuh pencatatan sederhana berbasis Kas terutama untuk proyek, tersedianya dana likuid dan pembayaran likuid menjadi lebih penting. Maka peranan perencanaan Arus Kas harus dikuasai dengan baik agar tidak menghambat progres fisik di lapangan Arus Kas Proyek Merupakan daftar yang mencakup prakiraan penerimaan dan pengeluaran dana yang terjadi pada suatu unit usaha (bisa proyek, cabang, divisi bahkan badan usaha) selama jangka waktu yang ditentukan. Untuk proyek biasanya selama umur proyek, sedangkan unit yang jangka panjang ditetapkan sesuai Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 4

23 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek dengan masa kalender. Akurasinya tergantung kepada pengalaman dan biasanya semakin dekat semakin akurat dan detil tetapi semakin jauh cukup secara global asalkan secara total sama dengan anggaran pendapatan dari biaya unit yang bersangkutan. Oleh karena proyek merupakan tulang punggung transaksi dalam usaha jasa konstruksi maka uraian berikut mengkhususkan pada penyusunan prakiraan arus kas untuk proyek. Dengan anggapan bahwa unit diatas proyek adalah merupakan gabungan perencanaan proyek-proyek ditambah perencanaan unit itu sendiri, maka tidak dibahas dalam tulisan ini Tahapan Penyusunan Arus Kas Tahapan penyusunan arus kas terdiri dari Tahapan Operasional yang hampir sepenuhnya disumbangkan oleh tim teknis proyek dan Tahapan financial yang disusun oleh tim administrasi dan keuangan proyek Tahapan Operasional Penyediaan data dan perhitungan dari: 1. Data Kontrak antara pemberi Kerja dan kontraktor berikut pasalpasal yang berkaitan dengan: a. NiIai kontrak (jenis mata uang dan kandungan pajak didalamnya). b. Tata cara progres tagihan (uang muka, flisik, retensi) dan pemotongan. c. Persyaratan penagihan dan waktu yang dibutuhkan hingga pencairan dana. 2. Data pekerjaan yang dikerjakan oleh mandor/pekerja harian a. Anggaran dan tarif pengupahan setempat b. Jadwal progres dan kemajuan pekerjaan c. Jadwal penggunaan tenaga proyek borongan dan pekerja harian d. Jadwal pembayaran rutin mingguan/2 mingguan atau bulanan 3. Data pekerjaan yang dikerjakan oleh sub kontraktor a. Anggaran dan biaya sub kontraktor b. Jadwal prugres dan kemajuan pekerjaan sub. c. Persyaratan penagihan (Uang muka, fisiki dan retensi) d. Pengalaman waktu proses verifikasi hingga pembayaran Sub. Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 5

24 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek 4. Data pengadaan bahan utama dan bahan tambahan a. Anggaran dan biaya bahan. b. Jadwal kebutuhan dan pembelian bahan. c. Prakiraan waktu proses pengadaan dan verifikasi dokumen pembayaran. d. Kebijaksanaan pembayaran di masing-masing perusahaan untuk suplier. 5. Data pekerjaan yang menggunakan alat sendiri ataupun sewa (abaikan penyusutan) a. Anggaran dan biaya peralatan. b. Jadwal penggunaan alat. c. Prakiraan biaya operasional dan operator serta mekanik. d. Pembelian alat di luar sewa atau investasi. e. Mobilisasi dan demobilisasi. f. Prakiraan biaya pemeliharaan. 6. Data sumberdaya manusia dan sarana penunjang (overhead) a. Anggaran dan biaya umum. b. Anggaran jaminan, asuransi dan mutasi. c. Anggaran kantor, mess dan sarana lain. 7. Rangkuman data diatas akan menghasilkan nilai rupiah dan skedul waktu realisasi atas: a. Penerimaan yang terdiri dari: - Penerimaan uang muka - Penerimaan tahapan (dipotong macam-macam, dan pajak) - Penerimaan retensi b. Pengeluaran yang terdiri dari: - Pengeluaran sub kontraktor (uang muka tahapan dan retensi) - Pengeluaran untuk mandor dan pekerja - Pengeluaran untuk bahan - Pengeluaran untuk peralatan dan - Pengeluaran untuk overhead c. Selisih antara penerimaan dan pengeluaran yang menggambarkan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 6

25 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek - Lebih (surplus) berarti masih ada dana yang dapat digunakan periode berikutnya. - Kurang (defisit) berarti tidak ada dana yang dapat digunakan periode berikutnya. 8. Menentukan Kas Awal: Kas awal menunjukan dana yang tersedia atau diberikan oleh kantor pusat/cabang/devisi kepada proyek yang diberikan pada awal sebelum proyek membuat perencanaan cash flow secara akurat. Besarnya ditentukan oleh pengalaman dan asumsi masing-masing kebutuhan Tahapan Finansial Tahapan finansial adalah usaha untuk menutup defisit operasional baik lewat pinjaman bank (jika proyek mandiri) ataupun lewat droping oleh kantor di atasnya secara terencana dengan baik. Demikian pula jika Surplus, ada usaha untuk mengembalikan/menutup pinjaman/droping ataupun menempatkan ealebihan dana pada bank yang menguntungkan ataupun meminjamkannya kepusat atau proyek lain. 1. Estimasi kebutuhan dana pada awal periode Nilai rupiah atas usaha diatas juga dipengaruhi oleh asumsi kebutuhan dana pada awal periode berikut (kas awal periode berikut) dimana dana tersebut siap digunakan untuk membiayai pengeluaran pada bulan berikut sebelum ada dana penerimaan. Besarannya juga dapat ditetapkan berdasarkan kapan estimasi tanggal jatuh tempo penerimaan dana, maka persentase pengeluaran dapat ditetapkan. Contoh: penerimaan diperkirakan cair pada pertengahan bulan, sedangkan estimasi pengeluaran bulan tersebut Rp. 1 juta, maka kebutuhan dana pade awal periode tersebut adalah 50% nya, yaitu Rp. 500 ribu. 2. Estimasi Beban Bunga dan Hasil Penempatan Baik meminjam ke bank ataupun ke kantor pusat estimasi kebutuhan dana pada awal periode/cabang/divisi selalu diikuti oleh resiko beban atau kewajiban yang dinyatakan dalam persentase (%) dari suatu nilai kumulatif. Persentase tersebut Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 7

26 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek umumnya diasumsikan lebih besar untuk kondisi peminjaman dan lebih kecil untuk kondisi penempatan, selisih antara 1 s/d 3% walaupun nanti realisasinya berbeda Pedoman Dasar Penyusunan Arus Kas Berdasarkan pengalaman menyusun perencanaan arus kas, ada hal-hal yang harus dilaksanakan dan jangan dilakukan (dihindarkan) sebagai berikut: 1. Pilih yang signifikan dan gabungkan yang kecil-kecil, Tetapkan beberapa item besar yang menentukan baik nama dan nilainya sedangkan sisanya cukup digabungkan dan dibagi prorata. Misalkan: a. Total biaya sub kontraktor Rp. 100 juta selama bulan 6 s/d bulan ke- 15. b. Pekerjaan sub kontraktor yang besar diwakili oleh sub kontraktor A Rp. 20 juta; kontraktor B Rp. 25 juta dan sub kontraktor C Rp. 30 juta. Masing-masing harus detil per periode pengeluaran dana sedangkan lainnya digabung saja menjadi Rp. 25 juta dengan pembagian perperiode prorata Rp. 2,5 juta mulai bulan ke-6 sampai dengan bulan ke-15. (Catatan: Secara total biaya sub kontraktor tetap harus sama dengan rencana anggaran dan biaya). 2. Penggunaan angka digit Tidak perlu menggunakan angka satuan bahkan koma terutama untuk rupiah, cukup dalam ribuan dan bahkan dalam jutaan (tergantung dengan total nilai proyek), karena kesalahan yang mugkin terjadi hanya perbedaan maksimal mendekati seribu sampai sejuta. 3. Mata uang Jika dijumpai penggunaan mata uang yang berbeda sebaiknya perencanaan cash flow juga sesuai dengan masing-masing mata uamg terkecuali ada saatnya pada satu periode terjadi devisit mata uang rupiah yang dikonversikan dalam mata uang USD contohnya. 4. Periode Kolom periode sebaiknya semakin dekat semakin detil, bila perlu mingguan dan semakin jauh bila perlu disajikan dalam triwulan atau Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 8

27 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek semester. Sebagai contoh: jika masa proyek selama 3 tahun atau 36 bulan maka kolom periode disajikan sebagai berikut: a. Bulan pertama sampai bulan ke 3 secara mingguan berarti ada 12 kolom b. Bulan ke-4 sampai akhir tahun ke-1 secara bulanan berarti ada 9 kolom c. Tahun ke-2 sampai tahun ke-3 secara triwulan berarti ada 8 kolom Berarti secara total ada periode sebanyak 29 kolom untuk proyek 3 tahun. Demikian selanjutnya menginjak waktu terdekat dirubah lebih akurat menjadi periode mingguan. 5. Fokus kedepan Realisasi tidak akan berubah terlalu banyak karena dana yang telah dikeluarkan tidak akan kembali lagi secara kas dan cukup disajikan secara kumulatif. Disinilah letak perbedaan dengan metode aktual akuntansi. Perhatian lebih dicurahkan ke depan Menyusun Arus Kas (Latihan) Secara sederhana ditampilkan dalam contoh berikut dalam jutaan: dimana diasumsikan kas awal sebesar 2 juta, kas awal setiap periode berikutnya minimal 50% dari rencana pengeluaran karena penerimaan diterima di pertengahan periode. Baik meminjam dana ataupun mengembalikan atau menempatkan dana belum memperhitungkan bunga. (Lihat lampiran 2.1 Cash Flow dan 2.2). Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 9

28 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek Dalam jutaan Rupiah. Lampiran 2.1 CONTOH CASH FLOW UMUM Cash Flow B u l a n Jumlah Tahap Operasional Penerimaan Pengeluaran Surplus (Defisit) Kas Awal Surplus (Defisit) Tahap Finansial Pinjaman Simpanan Kas Akhir Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 10

29 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek LAMPIRAN 2.2 CONTOH CASH FLOW PROYEK KONSTRUKSI INVESTASI PROJECTED CASH FLOW PENGEMBANGAN.. No. DESCRIPTION YEAR YEAR YEAR YEAR YEAR YEAR A REVENUE 2,074, ,074, ,074,737.3 A.1 PV REVENUE (...%) B EXPENSE B.1 INVESTATION 1. Contruction (7,663,915.7) (7,663,915.7) (8,551,046.1) 2. Market Fee (766,391.6) (766,391.6) (855,104.6) 3. Design & Engineering (22,700.0) (22,700.0) (23,400.0) 4. Legal & Permit (180,000.0) B.2 OPERATION Listrik (120,000.0) (120,000.0) (120,000.0) Telepon (109,440.0) (109,440.0) (109,440.0) Air bersih (36,444.0) (36,444.0) (36,444.0) Gaji Professional Staff (306,000.0) (306,000.0) (306,000.0) Gaji Karyawan (228,000.0) (228,000.0) (228,000.0) PBB (83,400.0) (83,400.0) (83,400.0) Pemeliharaan (69,600.0) (69,600.0) (69,600.0) TOTAL OPERATION (952,884.0) (952,884.0) (952,884.0) C TOTAL EXPENSE ( Exclude COM ) (8,633,007.3) (8,453,007.3) (9,429,550.7) (952,884.0) (952,884.0) (952,884.0) D NON DISC.NET CASH FLOW ( Exclude COM ) (8,633,007.3) (8,453,007.3) (9,429,550.7) 1,121, ,121, ,121,853.3 E ACCUMULATIVE 'D' (8,633,007.3) (17,086,014.5) (26,515,565.3) (25,393,712.0) (24,271,858.7) (23,150,005.4) F COST OF MONEY (98.5) G TOTAL EXPENSE ( Include COM ) (8,633,105.8) (8,453,007.3) (9,429,550.7) (952,884.0) (952,884.0) (952,884.0) G.1 PV TOTAL EXPENSE ( I =...% ) H NON DISC.NET CASH FLOW ( Include COM ) (8,633,105.8) (8,453,007.3) (9,429,550.7) 1,121, ,121, ,121,853.3 ACCUMULATIVE 'H' (8,633,105.8) (17,086,113.0) (26,515,663.8) (25,393,810.5) (24,271,957.2) (23,150,103.9) Dan seterusnya Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 11

30 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek RANGKUMAN 1. Rencana Keuangan Proyek Suatu rencana keuangan yang menyeluruh dapat dikembangkan yang mana akan dengan jelas mengidentifikasi semua persyaratan keuangan dari suatu proyek konstruksi dan untuk membiayainya. Semua pihak harus memahami oleh siapa, dan kapan, semua equity yang diperlukan, hutang, dan asuransi, dengan jumlah dan jenis yang sesuai untuk disediakan sepanjang periode konstruksi 2. Badan Hukum Para pihak dan penasehat keuangan harus memutuskan atas terbentuknya landasan hukum dari patungan yang akan memaksimalkan manfaat yang diantisipasi: perseroan, korporasi, kepercayaan usaha patungan atau suatu kombinasi dari padanya. 3. Otoritas Pembelanjaan Otoritas untuk pembelanjaan oleh manager proyek adalah pada umumnya ditentukan oleh kebijakan komitmen perusahaan/patungan dan ditunjukkan terutama/lebih disukai di struktur organisasi normal yang memiliki tingkatan kepastian di dalam suatu proyek dan hanya dapat membelanjakan dengan sejumlah tertentu yang sebelumnya membubuhkan tandatangan yang diperlukan. Adalah bijaksana untuk semua aspek keuangan diperlukan para pihak yang turut menandatangani rangkap; hanyalah pendelegasian, juga tergantung pada ukuran dan kompleksitas proyek. 4. Mengidentifikasi kebutuhan Keuangan Proyek Dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut : a. Sumber pendanaan, b. Persyaratan kontrak, c. Kondisi ekonomi. d. Perkiraan biaya konstruksi, e. Durasi proyek, f. Manfaat pajak, g. Faktor risiko. Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 12

31 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek 5. Arus Kas (Cash Flow) Membuat daftar arus kas mencakup prakiraan penerimaan dan pengeluaran dana yang terjadi pada suatu unit usaha/proyek (selama umur proyek) dan disusun dari tahapan operasional kemudian tahapan finansial Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 13

32 BAB II Perencanaan Keuangan Proyek ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) 1. Memberikan kontribusi dalam perencanaan Keuangan proyek 1 Hasil identifikasi kebutuhan keuangan proyek dikontribusikan sesuai dengan persyaratan kontrak. 2 Cash flow (arus kas) proyek dibuat sebagai alat untuk mengukur kemampuan/kinerja manajemen LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI 1. Apa definisi keuangan? 2. Apa perbedaan Keuangan dengan Akuntansi? 3. Apa yang diidentifikasi didalam perencanaan keuangan proyek? 4. Data apa yang diperlukan untuk merencanakan Arus Kas? 1. Apakah cash flow (arus kas) itu? 2. Sebutkan penerimaan proyek? 3. Sebutkan pengeluaran proyek? 4. Apa yang terjadi bila ada selisih antara penerimaan dengan pengeluaran? 5. Apa yang disebut Kas awal? Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 14

33 BAB III Proses Pengendalian Keuangan Proyek BAB III PROSES PENGENDALIAN KEUANGAN PROYEK 3.1. UMUM Pengendalian keuangan memastikan bahwa jaminan direduksi bila perlu, keperluan dana dari mitra proyek dibuat jika dibutuhkan, dan semua asuransi dan penarikan/penyimpanan bank dibuat sesuai waktu yang tepat. Pengendalian keuangan dan biaya dilaksanakan secara efektif untuk menjamin semua item sesuai dengan anggaran belanja dan perkiraan arus kas keuangan HASIL IDENTIFIKASI KONDISI EKONOMI, ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI, DURASI PROYEK, FAKTOR RISIKO PROYEK, DAN TAX BENEFITS 1. Sistem Akuntansi Proyek Sistem akuntansi proyek harus mengikuti struktur uraian pekerjaan (WBS); yang memperlihatkan uraian seluruh total proyek kedalam model yang dapat dikendalikan. Pada proyek ukuran kecil dan sedang dapat diuraikan dengan menggunakan program excel didalam mengembangkan S Curve, akan tetapi untuk proyek berskala besar sistem akuntansi pada umumnya lebih kompleks dan rumit, dan harus dengan bantuan software. Pengendalian keuangan dilakukan dengan monitoring realisasi pengeluaran dan pendapatan terhadap anggaran dan perkiraan arus kas, adanya penyesuaian cara kerja atau masalah yang terjadi dimana cara ini menunjukkan adanya deviasi. 2. Internal Audit dan Eksternal Audit Audit eksternal/internal memastikan menggunakan cara akuntansi yang benar dan praktek keuangan terpelihara. Audit sangat membantu Manajer Proyek yang tidak dapat menyelesaiakn masalah atau mungkin tidak terlihat. Eksternal audit sering menjadi persyaratan undang undang dari pemerintah lokal 3. Analisis Arus Kas Memperbaharui semua realisasi keuangan dan data biaya secara teratur memberi suatu sistem informasi keuangan terbaru dimana Project Manager meneliti kecenderungan pada sistem ini berdasarkan karakteristik yang unik tentang proyek - masa lampau dan kecenderungan yang didasarkan pada data saat ini, perkiraan untuk jangka sisa waktu proyek dapat ditinjau kembali. Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 1

34 BAB III Proses Pengendalian Keuangan Proyek Pemanfaatan informasi jadwal yang telah diperbaharui dapat dibuat analisis perkiraan dan kecenderungan arus kas sehingga dapat dibuat untuk menentukan penyesuaian apa yang mungkin diperlukan pada rencana keuangan. 4. Laporan Keuangan Untuk proyek, sekalipun mereka mestinya tidak menggunakan mitra, yang memerlukan pembiayaan penuh, laporan berkala keuangan adalah suatu keperluan bagi manajemen dan untuk pemilik dana siapapun yang mungkin dilibatkan. Ketika proyek terdiri atas beberapa bentuk konsursium atau perkongsian, pertemuan berkala (bulanan atau triwulanan) adalah umum selama pemimpin proyek menyampaiakn status proyek dan perkiraan masa depan mencakup status tentang kesehatan yang keuangan nya MONITOR PENGARUH YANG TERIDENTIFIKASI KURANG BAIK DAN KOREKSI TREND NEGATIF Tindakan Koreksi Berdasar pada kesehatan keuangan dilihat dari rasio rentabilitas atau profitabilitas, pada status keuangan (status pada waktu periode pelaporan), dan suatu analisis dari status keuangan dengan relevan menetapkan ukuranukuran, suatu rencana tindakan dapat disiapkan untuk mengoreksi penyimpangan apapun pada rencana dan perkiraan awal. Anggaran boleh ditinjau kembali dan disesuaikan menurut status arus dari proyek, diperlukan persetujuan dari para pihak. Mungkin suatu kebutuhan untuk meningkatkan pendapatan dari sumber keuangan untuk memproyeksikan kondisi keuangan. Betapapun besarnya liquiditas atau solvabilitas suatu perusahaan /proyek, kalau perusahaan /proyek tidak mampu menggunakan modalnya secara effektif dan efisien atau tidak mampu memperoleh laba yang besar, maka perusahaan/proyek pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan utang utangnya. Indikasi kurang baik atau trend negative artinya memiliki rasio yang rendah karena pengeluaran lebih besar dibanding dengan volume penjualan. Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 2

Pemberdayaan Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha (PJTBU) Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil Managemen Aliran Kas

Pemberdayaan Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha (PJTBU) Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil Managemen Aliran Kas Pemberdayaan Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha (PJTBU) Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil Managemen Aliran Kas Denies Priantinah SE., M.Si., Ak Pendahuluan Laporan Akuntansi bersifat Akrual Basis. transaksi

Lebih terperinci

(Project Claim Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Klim

(Project Claim Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Klim CM-12 = Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.12.07 Judul : Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim PELATIHAN AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management of Buildings) Kode Jabatan Kerja : INA. 563.13.09 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN

Lebih terperinci

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi CM-01 = Proyek/SMK3 (Project Safety and Health Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.11.07 Judul : Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek/SMK3 (Project Safety

Lebih terperinci

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi CM-02 = Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.11.07 Judul : Sistem Manajemen Lingkungan Proyek PELATIHAN AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA) (CONSTRUCTION MANAGEMENT) 2007

Lebih terperinci

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Management Project)

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Management Project) CM-04 = Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.11.07 Judul : Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope PELATIHAN AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : COST ESTIMATOR OF BRIDGE Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS)

PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS) CS-03 = ORGANISASI PENGAWAS LAPANGAN (FIELD INSPECTOR) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5230.313.24.03.07 Judul : Organisasi Pengawas Lapangan (Field Inspector) PELATIHAN AHLI PENGAWAS

Lebih terperinci

CM-06 = Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

CM-06 = Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi CM-06 = Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.07.07 Judul : Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost PELATIHAN AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA) (CONSTRUCTION MANAGEMENT)

Lebih terperinci

CM-10 = Sistem Manajemen Pengadaan Barang & Jasa Proyek (Project Procurement Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

CM-10 = Sistem Manajemen Pengadaan Barang & Jasa Proyek (Project Procurement Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi CM-10 = Sistem Manajemen Pengadaan Barang & Jasa Proyek (Project Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.10.07 Judul : Sistem Manajemen Pengadaan Barang & Jasa Proyek (Project

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN O H T PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl.

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin ketatnya persaingan global, menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS)

PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS) CS-07 = MEMBUAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5230.313.24.07.07 Judul : Membuat Laporan Hasil Pemeriksaan PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON RCF 05 : PERJANJIAN KERJA DAN MANAJEMEN UNTUK MANDOR PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK (HYDRO MECHANICAL DESIGN ENGINEER) Kode Jabatan Kerja : INA. 5220.112.09 Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan, BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di lembaga pendidikan bahasa Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE C O N T R A C T O R S PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE Mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan www.siapkontraktor.com BIAYA PROYEK BBAHAN UUPAH AALAT S SUBKON O OVERHEAD Membuat perencanaan kebutuhan bahan

Lebih terperinci

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.130, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Jangka Panjang. Rencana Kerja. Anggaran. Persero. Penyusunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.06/2013

Lebih terperinci

CM-07 = Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

CM-07 = Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi CM-07 = Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.07.07 Judul : Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality PELATIHAN AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

JAWABAN BAB 7. Nama : Fitri Gusniawati. Nim :

JAWABAN BAB 7. Nama : Fitri Gusniawati. Nim : JAWABAN BAB 7 Nama : Fitri Gusniawati Nim : 51912102 Kelas : DKV-3 1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang lembaga keuangan. Apa yang dimaksud dengan lembaga deposito dan non deposito? Apa saja bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan menjelaskan perbedaan PSAK 34 sebelum revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan dengan penerapan persentase

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS III. Illia Seldon Magfiroh PS AGRIBISNIS FAPERTA UNIVERSITAS JEMBER

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS III. Illia Seldon Magfiroh PS AGRIBISNIS FAPERTA UNIVERSITAS JEMBER ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS III Illia Seldon Magfiroh PS AGRIBISNIS FAPERTA UNIVERSITAS JEMBER PENYEBAB KEGAGALAN BISNIS Gagasan usaha tidak selalu berhasil ketika akan dilaksanakan, faktor penyebab

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE C O N T R A C T O R S PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE Mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan www.siapkontraktor.co.id BIAYA PROYEK BBAHAN UUPAH AALAT S SUBKON O OVERHEAD Membuat perencanaan kebutuhan bahan

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER ) Kode Jabatan Kerja : INA.5211.113.07 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 12 Entrepreneurship and Inovation Management PERENCANAAN KEUANGAN Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Paska Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian Financial Plan Financial

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.08/2016 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN JAMINAN KEPADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR DALAM RANGKA PENUGASAN PENYEDIAAN

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Tentang Permasalahan Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN INVESTASI, KERJASAMA DAN PINJAMAN/UTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. Sesuai dengan Undang-undang

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI PROGRAM KERJA MINGGUAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, Pertama penulis akan membahas mengenai apakah pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik yang digunakan oleh PT.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat Bab Pendahuluan BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat pada dewasa ini, maka setiap perusahaan membutuhkan laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan merupakan hal penting bagi sebuah perusahaan. Pertumbuhan dibutuhkan untuk merangsang dan menyalurkan bakat manajerial

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan merupakan hal penting bagi sebuah perusahaan. Pertumbuhan dibutuhkan untuk merangsang dan menyalurkan bakat manajerial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan merupakan hal penting bagi sebuah perusahaan. Pertumbuhan dibutuhkan untuk merangsang dan menyalurkan bakat manajerial dengan menawarkan promosi yang tepat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase penyelesaian (percentage of completion) yang dilakukan PT. TPHE dengan menggunakan pendekatan fisik. Penulis juga akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan perusahaan. Hampir semua

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas yang disajikan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan metode kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang digunakan adalah PT TPHE

Lebih terperinci

CS-05 = JADWAL PELAKSANAAN

CS-05 = JADWAL PELAKSANAAN CS-05 = JADWAL PELAKSANAAN Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5230.313.24.05.07 Judul : PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS)

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN 4.1 UMUM Pada bab ini, hasil dari pengumpulan data eksisting akan dianalisis berdasarkan teori yang

Lebih terperinci

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan dan Ruang Lingkup Bab ini bertujuan untuk memberikan pemahaman secara garis besar mengenai dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep, Kontruksi, dan Variabel Penelitian Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 02 /BL/2007 TENTANG BENTUK DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER)

PELATIHAN AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER) DRAFT TRE 01 = PENERAPAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI DAN UNDANG-UNDANG TERKAIT Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5211.113.07.01.07 Judul : Menerapkan Ketentuan Undang-

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Mengelola dan Menyusun Laporan Keuangan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Menurut Ir. Abrar Husen, MT., Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci