BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN 4.1 UMUM Pada bab ini, hasil dari pengumpulan data eksisting akan dianalisis berdasarkan teori yang diperoleh melalui kajian studi pustaka sesuai dengan ruang lingkup pembahasan. Kemudian diolah dengan perhitungan statistik untuk mendapatkan nilai perbandingan (rasio) penerapan standar kompetensi di tiap proyek konstruksi. Data eksisting ini diperoleh dari 14 pihak kontraktor dan 11 pihak mandor yang ada di 14 proyek. Data Perusahaan "Status Perusahaan" 36% BUMN 64% BUMD Swasta Nasional Swasta Asing Gambar 4. 1 Persentase status perusahaan kontraktor Doyoroso Haryaning Putro IV - 1

2 Data Perusahaan "Pengalaman Perusahaan di Bidang Pekerjaan Konstruksi yang Sama dengan yang Sedang Dikerjakan" 7% 7% 7% < 5 tahun 5-10 tahun 79% tahun > 15 tahun Gambar 4. 2 Persentase pengalaman perusahaan di bidang pekerjaan yang sama Dari perusahaan-perusahaan kontraktor yang disurvey terdiri dari 36% perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan 64% berasal dari perusahaan swasta nasional, sedangkan tidak terdapat jenis perusahaan yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun swasta asing. Untuk pengalaman perusahaan kontraktor di bidang pekerjaan konstruksi yang sama dengan yang sedang dikerjakan, 79% diantaranya telah bergerak selama lebih dari 15 tahun (> 15 tahun). Sedangkan untuk yang memiliki pengalaman kurang dari 5 tahun (< 5 tahun), 5 sampai 10 tahun (5 10 tahun), dan 10 sampai 15 tahun (10 15 tahun) memiliki persentase yang sama, yaitu masing-masing sebesar 7%. Data Responden () "Lama Bekerja di Bidang Jasa Konstruksi" 14% 28% < 5 tahun 29% 5-10 tahun 29% tahun > 15 tahun Gambar 4. 3 Persentase lama respoden (kontraktor) bekerja di bidang jasa konstruksi Pengalaman responden dari perusahaan kontraktor yang bekerja di bidang jasa konstruksi, 28% kurang dari 5 tahun (< 5 tahun), 29 % pernah bekerja selama 5 10 tahun, sebanyak 29% bekerja selama tahun dan sisanya 14% telah bekerja selama lebih dari 15 tahun (>15 tahun). Jabatan responden beragam mulai dari staf engineer, kasie engineering, manajer teknik, site manager, wakil site manager, dan project manager. Doyoroso Haryaning Putro IV - 2

3 Data Responden () "Lama Bekerja di Bidang Jasa Konstruksi" < 5 tahun 5-10 tahun tahun > 15 tahun Gambar 4. 4 Persentase lama responden (mandor) bekerja di bidang jasa konstruksi Pengalaman responden dari pihak mandor yang telah bekerja di bidang jasa konstruksi, terdiri dari 3 pernah bekerja selama 5 10 tahun, sebanyak 3 bekerja selama tahun, 4 telah bekerja selama lebih dari 15 tahun (>15 tahun), dan tidak ada mandor yang memiliki pengalaman di bawah 5 tahun. Data Proyek "Nilai Proyek Berdasarkan Kontrak (dalam Rupiah)" 14% 7% < 5 milyar 79% 5-10 milyar milyar > 20 milyar Gambar 4. 5 Persentase data nilai proyek Dari 14 proyek yang disurvey, didapat nilai proyek berdasarkan kontrak (dalam rupiah), yaitu 14% yang mempunyai nilai kontrak di bawah 5 milyar (< 5 milyar), 7% mempunyai nilai kontrak milyar, 79% mempunyai nilai kontrak lebih besar dari 20 milyar (> 20 milyar), dan tidak terdapat proyek yang mempunyai nilai kontrak antara 5 10 milyar. Doyoroso Haryaning Putro IV - 3

4 4.2 PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI Peran Tenaga Kerja Data Pustaka Pada dunia konstruksi, mandor ialah pekerja di lapangan yang memiliki wewenang atas pekerja konstruksi/tukang di bawahnya. Umumnya, mandor adalah seorang pekerja konstruksi yang memiliki kemampuan dan pengalaman bertahun-tahun bekerja di lapangan. Dengan demikian, mandor juga seharusnya memiliki pengetahuan yang luas dan dapat menjadi aset penting dalam suatu proyek atau apabila mungkin bisa menjadi aset dari suatu perusahaan konstruksi. Oleh karena itu, para engineer sering menyebut seorang mandor yang baik sebagai salah satu faktor kunci dari pelaksanaan proyek mereka. Bila dilihat perannya dalam kehidupan pembangunan nasional, mandor menurut Ir. Habibuddin Dipl. HE (Puslatjakons, Departemen Pekerjaan Umum), memiliki tiga fungsi. Pertama, mandor berfungsi sebagai job seeker yang melakukan pencarian lapangan kerja bagi para tukangnya. Kedua, mandor berfungsi sebagai trainer yang setiap hari di lapangan dan membetulkan kesalahan-kesalahan teknis yang dilakukan oleh para tukang. Ketiga, mandor bertindak mengawasi para tukangnya dalam melakukan pekerjaan. Fungsi mandor sebagai pelaku pekerjaan konstruksi sehari-harinya berada di garis terdepan, baik dalam pemberian pengarahan maupun melakukan pengendalian pekerjaan. Dengan peran yang sangat berpengaruh terhadap para tukang yang berada di bawah wewenangnya, mandor mempunyai dampak langsung terhadap hasil akhir bangunan baik itu secara fisik maupun kualitas hasil akhir pekerjaan. Doyoroso Haryaning Putro IV - 4

5 Data Kuisioner A) - Pertanyaan 1 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 1 - "Apakah pada proyek ini memerlukan tenaga kerja mandor?" 10 Gambar 4. 6 Persentase jawaban bagian A No. 1 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor diketahui bahwa 10 responden memerlukan tenaga kerja mandor dalam melaksanakan pekerjaannya. - Pertanyaan 2 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 2 - "Apakah proyek ini dapat dilaksanakan tanpa menggunakan tenaga kerja mandor?" 10 Gambar 4. 7 Persentase jawaban bagian A No. 2 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor di proyek yang dituju diketahui yaitu 10 menjawab tidak dapat dilaksanakan jika tidak menggunakan jasa mandor. Doyoroso Haryaning Putro IV - 5

6 B) - Pertanyaan 2 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 2 (1) - "Apakah Anda pernah bekerja pada perusahaan ini sebelumnya?" Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 2 (2) - "Jika pernah, berapa proyek yang pernah Anda kerjakan sebelum ini?" 18% 22% 45% < 5 proyek 82% 33% 5-10 proyek > 10 proyek Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 2 (3) - "Apakah jenis pekerjaan tersebut sama dengan yang Anda kerjakan sekarang?" 10 Gambar 4. 8 Persentase jawaban bagian A No. 2 1, 2 2, dan 2 3 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak mandor di proyek yang dituju diketahui, 82% responden sebelumnya pernah bekerja pada perusahaan kontraktor yang sama dengan yang sekarang dan sisanya 18% belum pernah. Pengalaman responden dalam mengerjakan proyek dengan perusahaan kontraktor yang sama, 45% menjawab kurang dari 5 proyek (< 5 proyek), 33% yang menjawab 5 10 proyek, dan 22% yang pernah bekerja sebanyak lebih dari 10 proyek (> 10 proyek). Seluruh responden yang pernah bekerja pada perusahaan kontraktor yang sama dengan sebelumnya menjawab bahwa jenis pekerjaan konstruksi yang dilakukan juga sama dengan yang sebelumnya pernah dikerjakan. Doyoroso Haryaning Putro IV - 6

7 C) dan - Pertanyaan 3 () dan pertanyaan 1 () Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 3 - " apa sajakah yang ada pada proyek ini? " 21% 27% Pembesian Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 1 - "Bertindak sebagai mandor apakah Anda di proyek ini?" 47% 16% 11% Pembesian 26% 26% Tukang Kayu Tukang Batu/Bata 26% Tukang Kayu Tukang Batu/Bata Lainnya Lainnya Gambar 4. 9 Persentase jawaban bagian A No. 3 () dan No. 1 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada kontraktor diketahui, 27% dari mandor yang bekerja pada proyek tersebut bekerja sebagai mandor pembesian, 26% mandor kayu, 26% mandor batu/bata, dan mandor lainnya 21%. Sedangkan dari data yang diperoleh kepada pihak mandor, 16% bekerja sebagai mandor pembesian, 11% sebagai mandor kayu, 26% sebagai mandor batu/bata, dan 26% sebagai mandor lainnya. - Pertanyaan 4 () dan pertanyaan 3 () Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 4 - "Berapakah kapasitas maksimum pekerjaan yang pernah diselesaikan oleh Anda dalam proyek ini (per hari)?" Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 3 - "Berapakah kapasitas maksimum pekerjaan yang pernah diselesaikan oleh Anda dalam proyek ini (per hari)?" 14% 14% 43% < 150 m m2 18% 18% 37% < 150 m m2 29% m2 > 450 m2 27% m2 > 450 m2 Gambar Persentase jawaban bagian A No. 4 () dan No. 3 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada proyek yang dituju mengenai besarnya kapasitas maksimum pekerjaan mandor yang pernah diselesaikan per hari diketahui, 43% dari kontraktor menjawab kurang dari 150 m 2 (< 150 m 2 ), 29% menjawab antara m 2, 14% antara m 2, dan yang menjawab lebih dari 450 m 2 (> 450 m 2 ) per harinya terdapat 14%. Sedangkan data yang diperoleh dari pihak mandor, 37% menjawab kurang dari 150 m 2, 27% antara m 2, 18% antara m 2, dan 18% yang Doyoroso Haryaning Putro IV - 7

8 menjawab bahwa kapasitas maksimum pekerjaan yang pernah diselesaikan per hari mencapai lebih dari 450 m 2 (> 450 m 2 ) Analisis Perbandingan Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa pada umumnya pihak kontraktor memerlukan tenaga kerja mandor untuk membantu melaksanakan proyek konstruksinya. Hal ini disebabkan tidak semua jenis pekerjaan dapat ditangani langsung oleh kontraktor dan mengingat pentingnya efisiensi kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, sehingga disinilah dirasakan pentingnya peran mandor sebagai ujung tombak pelaksana konstruksi yang turun langsung ke lapangan. yang bekerja di lapangan memiliki tugas sebagai pengawas dan membetulkan kesalahan-kesalahan teknis yang dibuat oleh para tukang. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, tenaga kerja mandor sebaiknya telah memenuhi persyaratan jabatan kerja dari segi pendidikan, pengalaman dan kesehatan. Umumnya mandor mandor dari proyek yang disurvey, telah memiliki pengalaman bekerja dengan perusahaan kontraktor yang sama dengan sebelumnya dan mengerjakan jenis pekerjaan yang sama dengan yang sedang dikerjakan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, perusahaan kontraktor lebih memilih mandor yang pernah bekerja sama dengannya karena telah melihat secara langsung hasil pekerjaan serta pengalaman mandor tersebut. Dari pihak mandor juga sudah terbiasa dengan cara kerja atau peraturan yang ditetapkan oleh kontraktor. Oleh karena itu, apabila hasil pekerjaan mandor sesuai dengan spesifikasi yang ada, kontraktor cenderung menggunakan jasa mandor tersebut untuk jenis pekerjaan yang sama pada proyek selanjutnya walaupun mandor yang bersangkutan memiliki kompetensi dan pengalaman dalam jenis pekerjaan yang lain. Pihak kontraktor juga menyatakan bahwa tenaga kerja yang ada pada suatu proyek, baik itu mandor maupun tukang, serta kapasitas pekerjaan yang harus diselesaikannya, disesuaikan dengan kebutuhan dan jadwal pelaksanaan proyek konstruksi tersebut. Dalam suatu proyek yang disurvey, jenis jenis pekerjaan yang ada mencakup pekerjaan struktur, seperti mandor pembesian, mandor kayu, dan mandor batu/bata. Sedangkan terdapat mandor lainnya untuk pekerjaan finishing, seperti mandor pembersihan, mandor pintu, dan mandor plester. Untuk jenis pekerjaan finishing biasanya besarnya kapasitas yang harus diselesaikan oleh seorang mandor per harinya relatif lebih besar dari jenis pekerjaan struktur, karena dari hasil kuisioner, dengan durasi yang lebih pendek daripada pekerjaan struktur, mandor pekerjaan finishing memerlukan jumlah tukang yang lebih banyak. Pekerjaan struktur memiliki durasi Doyoroso Haryaning Putro IV - 8

9 pekerjaan lebih lama karena dalam pekerjaannya harus bertahap dari satu zona struktur ke zona yang lain, sedangkan jenis pekerjaan finishing dapat dilaksanakan secara paralel Kedudukan Tenaga Kerja Data Pustaka Kedudukan mandor dalam suatu organisasi lapangan pelaksanaan suatu proyek berada di bawah susunan struktur perangkat perusahaan kontraktor di proyek tersebut. Biasanya mandor menerima perintah dari pihak kontraktor yang langsung memimpin di lapangan, seperti Site Operation Manager (SOM). dan para tukang yang berada di bawah wewenangnya merupakan satuan unit kerja yang tidak terikat secara tetap pada suatu perusahaan. Antara kontraktor dan mandor biasanya hanya terjadi ikatan moral tanpa landasan hukum. Ikatan ini didasarkan hanya pada rasa saling mempercayai, sehingga jika terjadi pelanggaran janji atas ikatan tersebut, sanksinya pun dalam bentuk sanksi moral, seperti tidak mempercayai lagi pihak yang melanggar janji sehingga hubungan antara keduanya menjadi tidak baik dan kerja sama tidak berlanjut pada masa yang akan datang. Akan tetapi bagi mandor maupun kontraktor yang bisa menjaga kepercayaan yang diberikan di antara mereka, biasanya mereka akan terlibat hubungan kerja sama yang terus menerus, sehingga jadilah mandor tersebut sebagai mandor langganan serta aset dari kontraktor tersebut. Bahkan pada beberapa kasus terdapat mandor yang akhirnya dipekerjakan secara tetap oleh kontraktor. Ikatan yang terjadi antara mandor dengan tukang yang berada di bawah wewenangnya tidak jauh berbeda dengan ikatan antara mandor dengan kontraktor, berupa ikatan moral tanpa landasan hukum. Doyoroso Haryaning Putro IV - 9

10 Data Kuisioner A) - Pertanyaan 10 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No "Apakah terdapat mandor di proyek ini yang bekerja lebih dari satu kompetensi?" 43% 57% Gambar Persentase jawaban bagian A No. 10 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor dari proyek yang dituju, diketahui 43% menjawab bahwa terdapat mandor yang bekerja lebih dari satu kompetensi pada proyek tersebut dan sisanya 57% menjawab tidak ada. - Pertanyaan 11 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No "Apakah mandor termasuk dalam struktur organisasi pada proyek ini?" 10 Gambar Persentase jawaban bagian A No. 11 () Doyoroso Haryaning Putro IV - 10

11 Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor, seluruhnya menjawab bahwa mandor tidak termasuk dalam struktur organisasi pada proyek tersebut (10). - Pertanyaan 13 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No "Jasa mandor apakah yang digunakan oleh perusahaan Anda?" 7% 14% Lepas 79% Langganan Tetap Gambar Persentase jawaban bagian A No. 13 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor diketahui, 79% menggunakan jasa mandor langganan, 14% jasa mandor lepas, dan sisanya 7% menjawab menggunakan jasa mandor tetap. B) dan - Pertanyaan 9 () dan pertanyaan 4 () Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 9 - "Berapakah tukang yang dibawahi oleh seorang mandor pada proyek ini?" 14% < 5 orang 5-10 orang Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 4 - "Berapakah jumlah tukang yang dibawahi oleh Anda?" 9% < 5 orang 5-10 orang 86% orang 91% orang > 15 orang > 15 orang Gambar Persentase jawaban bagian A No. 9 () dan No. 4 () Doyoroso Haryaning Putro IV - 11

12 Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner diketahui, 86% dari kontraktor menjawab bahwa tukang yang dibawahi oleh mandor pada proyek tersebut lebih dai 15 orang (> 15 orang), 14 % menjawab antara orang, dan tidak terdapat pihak kontraktor yang menjawab tukang yang dibawahi oleh mandor pada proyeknya kurang dari 5 orang (< 5 orang) dan antara 5 10 orang. Sedangkan dari pihak mandor diketahui, 91% membawahi tukang sebanyak lebih dari 15 orang (> 15 orang), 9% antara orang, dan tidak ada yang membawahi kurang dari 5 orang dan antara 5 10 orang. - Pertanyaan 12 () dan pertanyaan 9 () Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No "Apakah ada ikatan secara struktural antara kontraktor dengan mandor pada proyek ini?" Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 9 - "Apakah ada ikatan secara struktural antara kontraktor dengan mandor pada proyek ini?" 27% 10 73% Gambar Persentase jawaban bagian A No. 12 () dan No. 9 () Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner diketahui, seluruh dari kontraktor (10) menjawab bahwa tidak ada ikatan secara struktural antara kontraktor dengan mandor pada proyek ini. Sedangkan dari pihak mandor yang menjawab terdapat ikatan kerja secara struktural dengan kontraktor sebesar 27% dan yang menjawab tidak ada sebesar 73% Analisis Perbandingan Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa penguasaan seorang mandor terhadap suatu disiplin keilmuan dan pengetahuan dapat lebih dari satu keterampilan saja, karena terdapat beberapa proyek yang mandornya pada pekerjaannya lebih dari satu kompetensi. Sebagai contoh, pada salah satu proyek terdapat seorang mandor yang memegang jabatan untuk jenis pekerjaan pembesian, pekerjaan batu/bata dan pekerjaan bobok sekaligus. Umumnya ikatan yang terjadi antara kontraktor dengan mandor berdasarkan hanya pada rasa saling mempercayai dan tidak ikatan secara struktural, sehingga jika terjadi pelanggaran janji atas ikatan tersebut, sanksinya pun dalam bentuk sanksi moral. Sebagai contoh, bentuk Doyoroso Haryaning Putro IV - 12

13 sanksinya adalah dengan tidak mempercayai lagi pihak yang melanggar janji sehingga hubungan antara keduanya menjadi tidak baik dan kerja sama tidak berlanjut pada masa yang akan datang. Pada beberapa proyek yang disurvey, terdapat mandor yang menyatakan bahwa terdapat ikatan kerja secara struktural dengan pihak kontraktor. Hal ini dikarenakan Surat Perintah Kerja (SPK) yang diberikan kepada mereka, tetapi bagi pihak kontraktor SPK tersebut tidak menjadikan hubungan di antara mereka menjadi hubungan struktural. Hubungan kerja yang terjadi tetap berdasarkan pada rasa saling mempercayai. Bagi mandor maupun kontraktor yang bisa menjaga kepercayaan yang diberikan di antara mereka, biasanya mereka akan terlibat hubungan kerja sama yang terus menerus, sehingga jadilah mandor tersebut sebagai mandor langganan serta aset dari kontraktor tersebut. Bahkan pada beberapa perusahaan kontraktor terdapat mandor yang dipekerjakan secara tetap. Sedangkan jasa mandor lepas biasanya digunakan oleh kontraktor jika mandor langganannya sedang bekerja pada proyek lain. Pengadaan tukang pada suatu proyek disesuaikan dengan kebutuhan dan penjadwalan pada proyek tersebut, sehingga jumlahnya dapat mengalami perubahan sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan oleh mandor. Menurut Ir. Totok Priyanto, MUP (Puslatjakons, Departemen PU), dalam kehidupan nyata di dunia jasa konstruksi Indonesia, mandor umumnya mempunyai penguasaan atas sejumlah tukang sekitar 10 sampai dengan 100 tukang. Sedangkan pada pelaksanaannya di lapangan, kemungkinan terjadinya penyimpangan dari pernyataan tersebut tetap ada. Sebagai contoh, untuk pekerjaan finishing pada salah satu proyek yang disurvey, seorang mandor sampai membutuhkan tukang sebanyak 169 orang untuk mengejar kapasitas pekerjaan yang telah ditargetkan oleh kontraktor Perekrutan Tenaga Kerja Data Pustaka Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang handal dan profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu jabatan konstruksi tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensi dan keterampilannya. Kompetensi kerja mandor terdiri dari: a. Kompetensi Umum Menerapkan ketentuan K-3 (Kesehatan dan Keselamtan Kerja) dalam lingkungan kerja. Doyoroso Haryaning Putro IV - 13

14 b. Kompetensi Inti i. memahami gambar kerja dan jadwal (schedule) kerja, cara kerja, sumber daya ii. membuat rencana kerja harian dan mingguan iii. mengkoordinasikan persiapan pekerjaan iv. melaksanakan pengawasan, mengarahkan, dan member contoh pelaksanaan pekerjaan v. mengontrol dan mengevaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan c. Kompetensi Pilihan Menyiapkan tata cara kontrak/perjanjian kerja Data Kuisioner A) - Pertanyaan 5 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 5 - "Sulitkah proses mendapatkan mandor?" 10 Gambar Persentase jawaban bagian A No. 5 () Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner diketahui, seluruh dari kontraktor (10) menjawab tidak mengalami kesulitan dalam proses mendapatkan mandor. Doyoroso Haryaning Putro IV - 14

15 - Pertanyaan 6 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 6 - "Apakah Anda mengetahui terdapat persyaratan untuk menjadi mandor?" 7% 93% Gambar Persentase jawaban bagian A No. 6 () Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner diketahui, 93% dari kontraktor mengetahui terdapat persyaratan untuk menjadi mandor, dan sisanya 7% tidak mengetahui. - Pertanyaan 7 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 7 - "Apakah mandor yang bekerja di proyek ini telah memenuhi persyaratan tersebut?" 7% 93% Gambar Persentase jawaban bagian A No. 7 () Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner kepada pihak kontraktor juga diketahui, 93% menjawab bahwa mandor yang bekerja pada proyek ini telah memenuhi persyaratan kerja mandor yang dimaksud, dan sisanya menjawab tidak. Doyoroso Haryaning Putro IV - 15

16 - Pertanyaan 14 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No "Apakah ada tenaga kerja asing yang bekerja sebagai mandor pada proyek ini?" 10 Gambar Persentase jawaban bagian A No. 14 () Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner, dapat diketahui seluruh kontraktor (10) menjawab tidak ada tenaga kerja asing yang bekerja sebagai mandor pada proyek tersebut. B) - Pertanyaan 5 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 5 - "Apakah terdapat ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan mengenai jumlah tukang yang dapat dibawahi oleh seorang mandor?" 36% 64% Gambar Persentase jawaban bagian A No. 5 () Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek melalui kuisioner, dapat diketahui 64% dari mandor menjawab tidak terdapat ketentuan dari perusahaan kontraktor mengenai jumlah tukang yang dapat dibawahi oleh seorang mandor, dan sisanya sebanyak 36% menjawab ada ketentuan dari perusahaan mengenai jumlah tukang. Doyoroso Haryaning Putro IV - 16

17 - Pertanyaan 7 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 7 - "Apakah terdapat ketentuan dalam perekrutan tukang oleh mandor?" 18% 82% Gambar Persentase jawaban bagian A No. 7 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 82% dari mandor menjawab tidak terdapat ketentuan dari perusahaan kontraktor mengenai proses perekrutan tukang oleh mandor, dan sisanya sebanyak 18% menjawab ada ketentuan dari perusahaan mengenai proses perekrutan tukang oleh mandor. - Pertanyaan 8 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 8 - "Apakah ada tukang di proyek ini yang memiliki profesi asli sebagai selain tukang?" 4 6 Gambar Persentase jawaban bagian A No. 8 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak mandor, dapat diketahui 6 menjawab tukang yang bekerja pada proyek ini mempunyai profesi asli sebagai selain tukang, dan sisanya 4 menjawab tukang yang bekerja tidak mempunyai profesi asli selain menjadi tukang. Doyoroso Haryaning Putro IV - 17

18 C) & - Pertanyaan 8 () dan pertanyaan 6 () Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 8 - "Apakah perusahaan Anda turut terlibat dalam proses perekrutan tukang pada proyek ini?" Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 6 - "Apakah perusahaan tempat Anda bekerja ikut terlibat dalam proses perekrutan tukang pada proyek ini?" 64% 36% 27% 73% Gambar Persentase jawaban bagian A No. 8 () dan No. 6 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 64% dari kontraktor menjawab tidak turut terlibat dalam proses perekrutan tukang pada proyek ini, dan 36% turut terlibat. Sedangkan 73% dari pihak mandor menjawab dari perusahaan tidak ikut terlibat dalam proses perekritan tukang, dan sisanya 27% menjawab ikut terlibat Analisis Perbandingan Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa pada umumnya kontraktor tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan mandor. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari kontraktor menggunakan jasa mandor langganan. Perusahaan kontraktor tersebut biasanya sudah memiliki daftar nama mandor yang pernah bekerja sama dengan mereka dan memiliki track record yang baik, sehingga dapat didistribusikan kepada proyek proyek mereka yang memerlukan tenaga kerja mandor. Sedangkan yang menggunakan jasa mandor lepas, kontraktor tersebut tidak mengalami kesulitan karena banyaknya tenaga kerja mandor yang belum terserap untuk bekerja di proyek. Mengenai tenaga kerja asing yang bekerja di proyek, tidak ditemukan ada yang bekerja sebagai mandor. Hal ini karena masih berlimpahnya tenaga kerja lokal, faktor komunikasi dengan para pekerja yang lain, dan efisiensi biaya yang akan dikeluarkan untuk upah tenaga kerja asing yang lebih mahal. Persyaratan jabatan kerja mandor yang disyaratkan oleh Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), mencakup syarat pendidikan yang harus diselesaikan, pengalaman kerja Doyoroso Haryaning Putro IV - 18

19 dan aspek kesehatan. Dari hasil survey diketahui sebagian besar kontraktor telah mengetahui mengenai persyaratan jabatan kerja mandor dan mandor yang bekerja pada proyek tersebut telah memenuhinya. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tenaga kerja pada suatu proyek konstruksi didasarkan kepada kebutuhan dan jadwal pelaksanaannya. Oleh karena itu, dalam perekrutan jumlah tenaga kerja tukang dalam proyek konstruksi juga disesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, sebagian besar kontraktor tidak terlibat langsung dalam pembatasan jumlah maupun perekrutan tukang, melainkan mandor sendiri yang mengatur pembatasan jumlah dan perekrutan tukang berdasarkan kriteria yang mereka tetapkan. Beberapa perusahaan kontraktor juga ada yang menentukan proses perekrutan dan penggunaan jumlah tukang oleh mandor jika progres pekerjaan mandor di lapangan tidak sesuai dengan target kontraktor. terdapat ketentuan yang spesifik dalam proses perekrutan tukang oleh mandor, melainkan hanya berdasarkan pengamatan hasil kerja tukang secara langsung di lapangan. Apabila tukang tersebut dapat menghasilkan pekerjaan yang rapi, cepat dan bermutu baik, maka tukang tersebut dianggap telah memenuhi ketentuan yang diharapkan oleh mandor dan dapat diterima bekerja pada proyek tersebut. Hal ini menyebabkan tenaga kerja tukang yang melamar untuk bekerja pada suatu proyek mempunyai latar belakang yang sangat beragam Administrasi Proyek Studi Pustaka Dalam dunia tenaga kerja, sistem upah merupakan hal yang sewajarnya sebagai bentuk kompensasi atas kontribusi pekerja atau buruh kepada perusahaan. Jadi ketika perusahaan merekrut pekerja atau buruh yang diharapkan ialah pekerja/buruh tersebut dapat menjalankan serangkaian pekerjaannya untuk menghasilkan barang atau jasa yang mendukung kegiatan usaha sehingga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan tempat dia bekerja. Keuntungan yang didapat tersebut salah satunya digunakan perusahaan untuk memberikan kompensasi berupa upah kepada pekerja/buruh. Sistem upah yang diterapkan disini meliputi upah per hari, per minggu, per bulan dan upah sesuai dengan progres pekerjaan yang telah diselesaikan. Mengenai sistem pemberian upah kepada mandor, dapat dilihat juga bahwa mandor pada akhirnya harus menjaga mutu hasil pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi teknis yang Doyoroso Haryaning Putro IV - 19

20 disyaratkan serta keinginan dari pihak Pemilik. Hal ini dikarenakan sistem pembayaran pekerjaan yang diberlakukan umumnya didasarkan atas hasil kemajuan pekerjaan/progres. Jaminan tenaga kerja berguna sebagai suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja sakit, hari tua dan meninggal dunia. Jenis jenis jaminan yang berlaku, yaitu jaminan kesehatan, jaminan kesehatan/kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian Data Kuisioner A) - Pertanyaan 16 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No "Apakah perusahaan Anda terlibat dalam proses pemberian upah kerja dari mandor kepada tukang?" 10 Gambar Persentase jawaban bagian A No. 16 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada pihak kontraktor, dapat diketahui 10 tidak terlibat dalam proses pemberian upah kerja dari mandor kepada tukang. Doyoroso Haryaning Putro IV - 20

21 - Pertanyaan 18 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No "Jika terdapat mandor yang bekerja tidak sesuai spesifikasi yang disyaratkan, apakah terdapat hukuman/penalti?" 10 Gambar Persentase jawaban bagian A No. 18 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 10 dari kontraktor menjawab terdapat hukuman/penalti kepada mandor jika pekerjaannya tidak sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. - Pertanyaan 19 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 19 (1) - "Jika terjadi pemutusan hubungan kerja dengan mandor, apakah perlu perusahaan Anda membayar ganti rugi?" Perlu Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 19 (2) - "Apakah terdapat prosedur lain?" 21% 10 79% Gambar Persentase jawaban bagian A No dan 19 2 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 10 dari kontraktor menjawab perusahaan tidak perlu membayar ganti rugi jika terjadi pemutusan hubungan kerja dengan mandor. Sedangkan untuk adanya prosedur selain pemutusan hubungan kerja, 21% dari kontraktor yang menjawab ada, dan 79% menjawab tidak ada. Doyoroso Haryaning Putro IV - 21

22 B) - Pertanyaan 11 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No "Bagaimanakah sistem upah yang diterapkan oleh Anda untuk para tukang?" 9% Per minggu Per bulan 91% Sesuai progres pekerjaan Lainnya Gambar Persentase jawaban bagian A No. 11 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 9% menjawab sistem upah kerja yang diterapkan kepada tukang yaitu sesuai dengan progres pekerjaan, dan 91% menjawab sistem lainnya yaitu per 2 minggu. Sedangkan tidak ada yang menjawab sistem upah per minggu dan per bulan. Doyoroso Haryaning Putro IV - 22

23 C) dan - Pertanyaan 15 () dan pertanyaan 10 () Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 15 (1) - "Apakah perusahaan Anda mempunyai sistem upah yang diterapkan untuk membayar mandor?" 10 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 15 (2) - "Jika ya, bagaimanakah sistem upah yang diterapkan oleh kontraktor untuk mandor?" 14% 7% Per Minggu Per Bulan Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No "Bagaimanakah sistem pembayaran upah kerja yang diterapkan oleh kontraktor kepada mandor?" 18% Per minggu Per bulan 79% Sesuai Progres Lainnya (2 minggu) 82% Sesuai progres pekerjaan Lainnya (2 minggu) Gambar Persentase jawaban bagian A No. 15 1, 15 2 (), dan No. 10 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 14% menjawab sistem upah kerja yang diterapkan kepada tukang yaitu sistem per minggu, 7% sesuai dengan progres pekerjaan, dan 79% menjawab sistem lainnya yaitu per 2 minggu. Sedangkan 18% dari pihak mandor menjawab sistem upah sesuai dengan progres pekerjaan, dan 82% menjawab sistem lainnya yaitu per 2 minggu. Sedangkan tidak ada yang menjawab sistem upah per minggu dan per bulan. Doyoroso Haryaning Putro IV - 23

24 - Pertanyaan 17 () dan pertanyaan 12 () Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 17 (1) - "Apakah tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini memperoleh jaminan tenaga kerja?" 10 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 12 (1) - "Apakah tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini memperoleh jaminan tenaga kerja?" 10 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 17 (2) - "Jika ya, jaminan apa saja yang diperoleh?" Pertanyaan Data Kuisioner Bagian A No. 12 (2) - "Jika ya, jaminan apa saja yang diperoleh?" 37% 31% Kesehatan 46% 39% Kesehatan 32% Tenaga Kerja Lainnya 15% Tenaga kerja Lainnya Gambar Persentase jawaban bagian A No. 17 1, 17 2 (), dan No. 12 1, 12 2 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 10 dari kontraktor menjawab tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini memperoleh jaminan tenaga kerja. Sedangkan dari pihak mandor dapat diketahui, 10 memperoleh jaminan tenaga kerja Analisis Perbandingan Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa sistem upah sebagai bentuk kompensasi atas kontribusi jasa kerja mandor kepada perusahaan sangat penting untuk diterapkan. Konstribusi jasa mandor dalam menyelesaikan serangkaian pekerjaannya akan membantu perusahaan kontraktor menghasilkan keuntungan dengan meningkatnya efisiensi dan untuk mengejar proyek selesai tepat pada waktunya. Dari setiap perusahaan kontraktor yang disurvey, umumnya telah memiliki sistem pembayaran upah kepada mandor yang cukup baik, ditandai dengan diterapkannya sistem harian, mingguan, bulanan, dan sesuai progres pekerjaan. Sebagian besar dari kontraktor menerapkan sistem sesuai dengan progres pekerjaan per 2 minggunya. Melalui sistem ini akan mempermudah kontraktor untuk mengontrol pembayaran upah dan mengawasi pekerjaan mandor, karena Doyoroso Haryaning Putro IV - 24

25 kontraktor akan meninjau kemajuan pekerjaan mandor selama 2 minggu kemudian membayar upah tenaga kerja mandor tersebut sesuai dengan upah yang berlaku saat itu. pada umumnya juga tidak berhubungan langsung dengan para tukang, melainkan melalui mandornya. Hal ini untuk meningkatkan keefektifan kinerja dari kontraktor, sehingga tidak perlu untuk mengawasi pekerjaan tukang, mengecek absensi tukang, jadwal pekerjaan tukang. Segala permasalahan yang berhubungan dengan tukang sebaiknya dapat diselesaikan oleh mandor. Begitu pun dengan sistem pembayaran upah kerja kepada tukang. akan menyerahkan sepenuhnya kepada mandor. Biasanya para mandor akan menerapkan sistem yang sama seperti sistem pembayaran yang dia terima dari perusahaan kontraktor. Sebagai contoh, apabila seorang mandor memperoleh upah sesuai dengan kemajuan pekerjaannya setiap 2 minggu maka mandor tersebut akan memberikan upah kepada tukang tukangnya dengan sistem yang sama. Hasil wawancara dengan beberapa perusahaan konstruksi yang dituju menunjukkan bahwa terdapat suatu prosedur yang diterapkan oleh perusahaan apabila hasil pekerjaan mandor tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. tersebut biasanya akan mendapatkan penalti/hukuman berupa surat peringatan mengenai jenis pekerjaan yang telah dilakukannya. Kemudian jika mandor tersebut tetap mengulangi kesalahan tersebut, maka dia diharuskan untuk mengulangi pekerjaannya tanpa biaya tambahan melainkan dikurangi dari upah yang akan diberikan kepadanya. Terdapat beberapa kasus dari perusahaan kontraktor yang pernah mengganti mandornya karena hasil pekerjaannya yang tidak bermutu baik dan membuat rugi perusahaan. Dalam hal ini perusahaan tidak perlu membayar ganti rugi karena secara tidak langsung hasil pekerjaan mandor tersebut akan menurunkan kredibilitas perusahaan kontraktor. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992, pemerintah menyatakan jamsostek merupakan perlindungan wajib bagi tenaga kerja dalam suatu perusahaan. Kesadaran akan perlunya jaminan tenaga kerja bagi mandor telah diterapkan oleh perusahaan perusahaan konstruksi yang disurvey. Jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) yang digunakan oleh sebagian besar perusahaan mencakup jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian. Dengan adanya jaminan tenaga kerja maka mandor dan tukang yang bekerja pada suatu perusahaan kontraktor akan terlindungi jika terjadi suatu peristiwa atau keadaan yang tidak diharapkan oleh mereka, sebagai contohnya kecelakaan yang tidak diperkirakan. Jenis perlindungan itu dapat berupa santunan berupa uang atau upah. Doyoroso Haryaning Putro IV - 25

26 4.3 PENERAPAN STANDAR KERJA MANDOR Data Pustaka Dalam rangka penyiapan tenaga kerja professional di bidang jasa konstruksi pada suatu jabatan kerja tertentu dalam hal ini mandor, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya. Standar yang akan menjadi tolak ukur pada karya tulis ini mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Tahun 2006 yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Pedoman Sertifikasi dan Registrasi Keterampilan Kerja Jasa Konstruksi Tahun 2005 yang ditetapkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Standar Kompetensi Kerja ialah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seorang mandor untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Diharapkan dengan adanya standar standar yang menjadi tolak ukur tersebut dapat meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan mutu hasil pekerjaan di lapangan. Dengan dikuasainya standar kompetensi kerja tersebut oleh mandor dan diterapkan di lapangan, maka yang bersangkutan akan mampu: a. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan dari kontraktor. b. Mengorganisasikan dengan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan. c. Mengetahui apa yang harus dilakukan, bila terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula. d. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan permasalahan atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda. Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari sektor pemerintah maupun swasta, semua pihak dituntut untuk mempersiapkan diri untuk mampu bertahan dalam menghadapi kondisi globalisasi tersebut. Seiring dengan globalisasi ini, standardisasi manajemen telah menjadi isu utama lebih khususnya mengenai standardisasi sistem manajemen mutu yang dikeluarkan oleh ISO 9001 Tahun Doyoroso Haryaning Putro IV - 26

27 4.3.2 Data Kuisioner A) - Pertanyaan 3 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 3 - "Apakah perusahaan tempat Anda bekerja sudah memperhatikan mengenai penerapan standar kerja mandor dalam proyek konstruksi dengan baik dan benar?" 10 Gambar Persentase jawaban bagian B No. 3 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 10 dari perusahaan kontraktor sudah memperhatikan mengenai penerapan standar kerja mandor dalam proyek konstruksi dengan baik dan benar. - Pertanyaan 4 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 4 - "Dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya, apakah penerapan standar kompetensi kerja di Indonesia lebih banyak?" 21% 79% Gambar Persentase jawaban bagian B No. 4 () Doyoroso Haryaning Putro IV - 27

28 Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada kontraktor, dapat diketahui 79% menjawab bahwa dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya penerapan standar kompetensi di Indonesia lebih banyak, dan 21% sisanya menjawab tidak. - Pertanyaan 5 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 5 - "Dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya, apakah penerapan standar kompetensi kerja di Indonesia lebih baik?" 21% 79% Gambar Persentase jawaban bagian B No. 5 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada kontraktor, dapat diketahui 79% menjawab bahwa dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya penerapan standar kompetensi di Indonesia lebih baik, dan 21% sisanya menjawab tidak. B) - Pertanyaan 1 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 1 - "Sudah berapa lama Anda berprofesi sebagai mandor dengan jenis pekerjaan yang sama dengan proyek ini?" 9% 9% < 3 tahun 82% 3-5 tahun > 5 tahun Gambar Persentase jawaban bagian B No. 1 () Doyoroso Haryaning Putro IV - 28

29 Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 82% menjawab telah lebih dari 5 tahun (> 5 tahun) berprofesi sebagai mandor dengan jenis pekerjaan yang sama dengan proyek ini, 9% selama 3 5 tahun dan 9% kurang dari 5 tahun (< 5 tahun). - Pertanyaan 2 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 2 (1) - "Apakah Anda pernah bekerja sebagai mandor dengan jenis pekerjaan yang berbeda dengan proyek ini?" 73% 27% Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 2 (2) - "Jika ya, mandor pekerjaan apa saja?" 67% 33% Pembesian Tukang Kayu Tukang Batu/Bata Lainnya Gambar Persentase jawaban bagian B No. 2 1 dan 2 2 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 73% diantaranya tidak pernah bekerja dengan jenis pekerjaan yang berbeda dengan proyek ini, dan 27% sisanya pernah. Sedangkan dari mandor yang pernah, 33% juga pernah bekerja sebagai mandor kayu, 67% menjadi mandor lainnya seperti mandor finishing, mandor galian, mandor bobok, mandor pembersihan, dan lain-lain. ada yang bekerja sebagai mandor pembesian dan mandor batu/bata. - Pertanyaan 3 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 3 - "Berapa lama pengalaman Anda sebagai mandor dengan jenis pekerjaan yang berbeda dengan proyek ini?" 33% < 3 tahun 67% 3-5 tahun > 5 tahun Gambar Persentase jawaban bagian B No. 3 () Doyoroso Haryaning Putro IV - 29

30 Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor yang mempunyai pengalaman sebagai mandor dengan jenis pekerjaan yang berbeda dengan yang sedang dikerjakan sekarang, dapat diketahui 67% mempunyai pengalaman selama lebih dari 5 tahun (> 5 tahun), dan 33% kurang dari 3 tahun (< 3 tahun). Sedangkan tidak ada yang mempunyai pengalaman antara 3 5 tahun. - Pertanyaan 4 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 4 - "Apakah tingkat pendidikan terakhir yang telah Anda selesaikan?" 9% 18% SMP / sederajat 73% SMA / sederajat D1 Lainnya Gambar Persentase jawaban bagian B No. 4 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 9% telah menyelesaikan tingkat pendidikan terakhir sampai tingkat SMP, 73% sampai tingkat SMA, tingkat D1, dan 18% sisanya tingkat pendidikan lainnya. - Pertanyaan 5 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 5 - "Apakah Anda juga memiliki profesi selain sebagai mandor?" 55% 45% Gambar Persentase jawaban bagian B No. 5 () Doyoroso Haryaning Putro IV - 30

31 Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 55% tidak mempunyai profesi lain sebagai mandor, dan sisanya sebesar 45% mempunyai profesi selain mandor. - Pertanyaan 8 Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 8 - "Apakah penggunaan standar kerja mandor dalam sebuah proyek itu penting?" 10 Gambar Persentase jawaban bagian B No. 8 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner kepada mandor, dapat diketahui 10 menyatakan pentingnya penggunaan standar kerja mandor dalam sebuah proyek. C) dan - Pertanyaan 1 () dan pertanyaan 7 () Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 1 - "Apakah ada ketentuan atau standar tertentu dari perusahaan Anda untuk menjaga kualitas kerja mandor?" Ada Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 7 - "Apakah terdapat standar kerja tertentu bagi mandor yang berlaku di proyek ini?" Gambar Persentase jawaban bagian B No. 1 () dan No. 7 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 10 dari pihak kontraktor menjawab terdapat ketentuan atau standar tertentu dari perusahaan untuk menjaga Doyoroso Haryaning Putro IV - 31

32 kualitas kerja mandor. Sedangkan 10 dari pihak mandor juga menjawab terdapat standar kerja tertentu bagi mandor yang berlaku di proyek ini. - Pertanyaan 2 () dan pertanyaan 6 () Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 2 - "Apakah Anda mengetahui terdapat Standar Kompetensi Kerja di Indonesia?" Pertanyaan Data Kuisioner Bagian B No. 6 - "Apakah Anda mengetahui terdapat Standar Kompetensi Kerja di Indonesia?" 14% 9% 86% 91% Gambar Persentase jawaban bagian B No. 2 () dan No. 6 () Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner, dapat diketahui 86% dari pihak kontraktor mengetahui adanya Standar Kompetensi Kerja yang berlaku di Indonesia, dan 14% menjawab tidak mengetahui. Sedangkan dari pihak mandor terdapat 91% yang tidak mengetahui terdapatnya Standar Kompetensi Kerja di Indonesia, dan sisanya hanya 9% yang mengetahui Analisis Perbandingan Berdasarkan studi pustaka dan data kuisioner serta wawancara di lapangan diketahui bahwa sebagian besar perusahaan kontraktor sudah memperhatikan mengenai penerapan standar kerja mandor dalam proyek konstruksi dengan baik dan benar. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan dan penerapan standar kerja yang digunakan untuk menghasilkan suatu proyek yang bermutu baik atau memuaskan bagi pelanggan dan akan mendatangkan manfaat yang lebih bagi perusahaan. Standar yang digunakan pada umumnya ialah standar manajemen mutu perusahaan, yaitu yang sudah dikeluarkan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang sudah diakui secara internasional dan kemudian diadopsi oleh Indonesia menjadi SNI :2001. Sistem manajemen mutu yang diterapkan disini merupakan sarana atau sebagai alat untuk dapat mencapai tujuan mutu dalam menerapkan total quality control yang diharapkan mampu menjawab perkembangan globalisasi dimana tujuan akhirnya adalah mencapai efektifitas dan efisiensi suatu perusahaan atau organisasi. Doyoroso Haryaning Putro IV - 32

33 Perkembangan dan penerapan standar kerja mandor yang berlaku di Indonesia ditandai dengan diterbitkannya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Tahun 2006 sebagai standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya. SKKNI untuk tenaga kerja konstruksi disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku pelaksana langsung di lapangan dan ahlinya dari jabatan kerja yang bersangkutan. Semakin banyaknya perusahaan perusahaan kontraktor yang menerapkan standar kerja seperti ISO 9001:2000 dalam melaksanakan pekerjaannya juga menunjukkan adanya perkembangan dalam menghadapi persaingan global untuk meningkatkan daya saing, efektifitas dan efisiensi perusahaan. Secara tidak langsung, standar standar kerja yang digunakan oleh perusahaan akan turut mempengaruhi kinerja mandor dalam meningkatkan kualitas pekerjaan di lapangan. Perusahaan akan menerapkan standar kerja yang dimilikinya kepada setiap pekerja yang ada di bawahnya termasuk para mandor dan tukang, karena standar tersebut menunjukkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang betul betul dapat diandalkan. Pengetahuan mengenai SKKNI oleh perusahaan kontraktor sudah cukup baik, akan tetapi masih ada pihak kontraktor yang belum mengetahui adanya SKKNI yang diterapkan untuk mengukur kualitas tenaga kerja mandor di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan masih terdapat 14 % dari responden kontraktor yang menyatakan tidak mengetahui tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Sedangkan dari pihak mandor ditandai dengan kurangnya pengetahuan mereka mengenai SKKNI. Dari seluruh responden hanya 9 % yang menyatakan mengetahui adanya SKKNI. Hal ini dapat disebabkan antara lain karena kurangnya informasi atau sosialisasi dari pemerintah sebagai penerbit SKKNI dan kurangnya kesadaran dari mandor bahwa penerapan standar kerja yang baik akan meningkatkan daya saing mereka terlebih bagi mandor yang bersertifikat. Sistem standar kerja yang dimiliki oleh perusahaan bukanlah sesuatu hal yang bisa didapat dalam sekejap, akan tetapi merupakan sinergi hasil usaha semua pihak yang ada dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin mendapat pengakuan dari standar kerja yang diterapkan oleh perusahaan tersebut memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang dan profesional dari keseluruhan pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan. Dengan demikian akan dirasakan pentingnya penerapan sistem standar kerja di perusahaan untuk menjaga komitmen dan kredibilitas perusahaan. Doyoroso Haryaning Putro IV - 33

34 Pengalaman kerja tenaga kerja mandor dalam dunia jasa konstruksi turut menjadi salah satu persyaratan bagi perusahaan untuk menggunakan jasanya. Semakin banyak proyek yang pernah dikerjakan dengan mutu dan kualitas yang baik akan menjadi nilai lebih bagi perusahaan untuk memberikan kepercayaan kepadanya. yang bekerja pada proyek proyek yang disurvey sebagian besar telah mempunyai pengalaman dalam mengerjakan jenis pekerjaan yang sama dengan yang sedang dikerjakan. Walaupun tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa mandor yang pernah mempunyai pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan yang berbeda. Hal ini dapat menjadi nilai tambah bagi mandor karena kompetesinya tidak terpaku pada suatu kompetensi tertentu. Akan lebih mudah baginya untuk memperoleh pekerjaan. Namun apabila mandor tersebut tidak konsisten dalam penguasaan keterampilannya, sehingga hasil pekerjaannya tidak lebih baik atau kurang memenuhi kualitas daripada mandor yang menguasai hanya satu kompetensi, maka akan mengurangi nilai jual mandor tersebut dan perusahaan mungkin akan tidak percaya lagi kepadanya. Tingkat pendidikan yang pernah diselesaikan juga berperan dalam penerapan standar kerja mandor, karena diharapkan dengan tingkat pendidikan yang baik akan mempermudah dalam pemahaman dan pelaksanaaan instruksi kerja di lapangan. Pendidikan minimal yang disyaratkan yang diterbitkan oleh SKKNI untuk jabatan kerja mandor, yaitu SMK Sipil/STM Bangunan Gedung, SMU dan pelatihan terkait atau praktisi yang disetarakan. 73 % dari mandor yang disurvey telah menamatkan pendidikannya sampai tingkat SMU atau sederajat, 9 % yang telah menamatkan sampai tingkat SMP atau sederajat, sedangkan 18 % lainnya sampai tingkat Sekolah Dasar. Sebagian perusahaan kontraktor sampai saat ini tetap melihat pengalaman kerja sebagai prioritas utama dalam pemilihan mandornya. Perusahaan tidak mempermasalahkan tingkat pendidikan selama hasil pekerjaannya di lapangan tetap memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Dapat dilihat dari terdapatnya beberapa perusahaan yang mempekerjakan mandor yang tidak memenuhi syarat pendidikan, yaitu SMP dan SD. mandor tersebut tidak dapat memiliki sertifikat bila ditinjau berdasarkan persyaratan yang tercantum dalam SKKNI. Sehingga apabila mandor tersebut memiliki keinginan untuk mendapatkan sertifikat, dia harus mengikuti Ujian Persamaan setara SMU. Doyoroso Haryaning Putro IV - 34

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikat Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor DAFTAR PUSTAKA

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikat Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor DAFTAR PUSTAKA Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikat Keterampilan Kerja DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia : Mandor Pembesian / Penulangan Beton. 2007 Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PENYAJIAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PENYAJIAN DATA BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PENYAJIAN DATA 3.1 DESKRIPSI UMUM Seperti yang telah disebutkan pada Bab I, metodologi penelitian pada bab ini membahas tentang langkah-langkah yang digunakan dalam proses

Lebih terperinci

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan bidang konstruksi secara alami merupakan sektor pembangunan yang terbesar menyerap tenaga kerja khususnya yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri jasa konstruksi telah mengalami kemajuan yang sangat cepat, dan pasar konstruksi sudah terjadi lintas negara. Kita tidak dapat mengelak ataupun menghambat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualifikasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001), definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Jadi, kualifikasi

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA

BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA 4.1 UMUM Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil perbandingan antara data yang didapat dari literatur dengan data dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan)

PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan) PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan) M. Ridwan Anas 1, Irwan Suranta Sembiring 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Merupakan pimpinan dalam suatu proyek,baik dilapangan maupun dikantor, sebagai penangung jawab tercapainya tujuan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifat nya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data lapangan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai penerapan asuransi Jamsostek pada proyek konstruksi. a. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Dalam setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PELAKSANA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR PROYEK TERHADAP BIAYA, MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR PROYEK TERHADAP BIAYA, MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR PROYEK TERHADAP BIAYA, MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari tahun 2013 mencapai 114,1 juta orang dengan jumlah pekerja di sektor konstruksi sebesar

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan,kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang PERSEPSI BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI TERHADAP KOMPETENSI DAN SIKAP LULUSAN SMK JURUSAN BANGUNAN DALAM MENGISI LAPANGAN KERJA PADA JASA KONSTRUKSI DI KOTA PADANG Meri Sufina Universitas Putra Indonesia

Lebih terperinci

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor BAB II TEORI DASAR

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor BAB II TEORI DASAR BAB II TEORI DASAR 2.1 DESKRIPSI UMUM Pekerjaan atau Proyek Konstruksi ialah suatu rangkaian kegiatan untuk membangun bangunan ataupun konstruksi yang bersifat unik dengan mutu, waktu, dan membutuhkan

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI I GUSTI AGUNG AYU ISTRI LESTARI ABSTRAK Fakultas Teknik Univ. Mahasaraswati Denpasar Tujuan utama dalam konstruksi adalah ketepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya dan memiliki keunikan tersendiri. Definisi pekerjaan (proyek)

Lebih terperinci

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi Membangun sebuah bisnis tentunya membutuhkan banyak persiapan. Selain modal dan sumber daya, hal penting yang perlu dipersiapkan adalah legalitas

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

Tesis, Optimasi Penjadwal Tenaga kerja Proyek Konstruksi

Tesis, Optimasi Penjadwal Tenaga kerja Proyek Konstruksi Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Konstruksi merupakan aktivitas pekerjaan yang memiliki karakteristik unik yang tidak berulang, di mana proses yang terjadi pada suatu proyek tidak

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah satu bagian dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait dalam Proyek Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Proyek yang dikatakan berhasil merupakan cerminan dari

Lebih terperinci

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Lapangan Project Herry Putranto Project Manager Wisnu Yudi Administrasi Agung Logistik Asep Safety Officer Rizal Supervisior Prihartono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ketenagakerjaan merupakan bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia perlu terus ditingkatkan karena kualitas sumber daya manusia mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilaksanakan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil,

Lebih terperinci

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil 1 Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK (HYDRO MECHANICAL DESIGN ENGINEER) Kode Jabatan Kerja : INA. 5220.112.09 Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) Sistem suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur Manajemen suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini industri konstruksi di Indonesia berkembang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini industri konstruksi di Indonesia berkembang begitu pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini industri konstruksi di Indonesia berkembang begitu pesat dalam berbagai hal, seiring dengan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan dan perkembangan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pembangunan dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan di Indonesia baik di bidang jasa, perdagangan, maupun industri yang

Lebih terperinci

Kuesioner Variabel Independen Peranan Audit Internal

Kuesioner Variabel Independen Peranan Audit Internal Kuesioner Variabel Independen Peranan Audit Internal NO Pertanyaan Ya 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi perusahaan secara tertulis? 2 Apakah dalam struktur organisasi perusahaan tercantum

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR Pengertian kompetensi. keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR Pengertian kompetensi. keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Kompetensi 2.1.1.1. Pengertian kompetensi Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan

Lebih terperinci

No Indonesia. Selain itu, hasil karya Arsitektur dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan kegiat

No Indonesia. Selain itu, hasil karya Arsitektur dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan kegiat TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6108 ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 179) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah penerapan pengakuan pendapatan kontrak dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian bangsa, dimana konstribusi industri konstruksi akan meningkat sejalan dengan kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

II. KEGIATAN PENGAWASAN

II. KEGIATAN PENGAWASAN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN KONSULTANSI PENGAWASAN PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT BONEA BENTENG DI LINGKUP DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan

Lebih terperinci

kemudahan. (Undang Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung)

kemudahan. (Undang Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung) Skema Sertifikasi Latar Belakang Manajemen Teknik Operasional Bangunan adalah Sekelompok pekerja profesional dalam satu manajemen, yang terlibat dalam proses Pemanfaatan bangunan gedung adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM PENGAWASAN Sistem pengawasan ataupun pengendalian sangat diperlukan dalam suatu proyek konstruksi. Menurut Mockler (1972) dalam Husen (2009), pengendalian dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha-usaha peningkatan manajemen mengalami perkembangan ke arah penyempurnaan. Pada awalnya hanya terbatas dalam lingkup perusahaan kemudian berkembang ke luar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu merupakan kebutuhan utama setiap orang, setiap institusi bahkan setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana usaha untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri konstruksi, tenaga kerja adalah faktor penting di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri konstruksi, tenaga kerja adalah faktor penting di dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri konstruksi, tenaga kerja adalah faktor penting di dalam mengukur kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan karena sifat pekerjaan konstruksi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi dan persaingan bebas sekarang ini banyak kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi dan persaingan bebas sekarang ini banyak kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dan persaingan bebas sekarang ini banyak kegiatan pekerjaan konstruksi yang tidak ada habisnya. Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa Konstruksi merupakan salah satu kegiatan bidang ekonomi yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner : Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Sampel Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel data dari kelompok tenaga ahli konstruksi yang bekerja di perusahaan penyedia jasa konstruksi,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi Dan Bisnis Program Studi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Proses Seleksi Variabel Sistem Pelaksanaan Proyek Dalam proses penentuan variabel sistem pelaksanaan proyek perumahan, peneliti melibatkan praktisi dan profesional

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI Disusun Oleh : LINA AZHARI [14101017] S1 Teknik Telekomunikasi A SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perencanaan proyek. Besarnya nilai upah dari pekerja ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perencanaan proyek. Besarnya nilai upah dari pekerja ditentukan BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang. Nilai upah dari pekerja proyek merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perencanaan proyek. Besarnya nilai upah dari pekerja ditentukan oleh produktivitas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA SLK PELAKSANA PEKERJAAN JEMBATAN 1 STANDAR KERJA (S L K) Keahlian : Pelaksanaan Jembatan Nama Jabatan : Pelaksana Pekerjaan Jembatan (Bridge Construction Engineer) Kode SKKNI : DEPARTEMEN PEMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu penelitian dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder.

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian mengenai construction waste melalui penyebaran kuisioner dengan responden yang berasal dari kontraktor yang sedang atau telah menangani

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang 29 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran kuisioner dilakukan pada bulan April sampai Mei 2015. Pada bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang digunakan untuk mengolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan tukang pada pekerjaan struktur proyek gudang multipurepose, dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan tukang pada pekerjaan struktur proyek gudang multipurepose, dimana BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap kompetensi kerja mandor dan tukang pada pekerjaan struktur proyek gudang multipurepose, dimana penelitian yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT. Module Tri Arba Pembangunan ekonomi baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta akan tetap dilakukan walaupun situasi perekonomian kita saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja sering digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu hasil yang dicapai terhadap sesuatu. Sehingga kesuksesan suatu perusahaan dapat diukur dari kinerja

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya persaingan di era globalisasi saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya persaingan di era globalisasi saat ini, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan meningkatnya persaingan di era globalisasi saat ini, maka tantangan terbesar bagi suatu lembaga baik itu dari pihak swasta ataupun lembaga pemerintahan negeri

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari jabatan pada struktur organisasi perusahaan, yaitu : 1. Direktur Adapun kewajiban Direktur

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN Proyek rehabilitasi jaringan irigasi yang dikerjakan oleh CV Muara Kencana mengalami keterlambatan pengerjaan pada minggu ketiga dan minggu keempat. Hasil atau

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : GEODETIC ENGINEER OF BUILDING Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Pelaksanaan, Semua Bagian Sub

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Deskripsi Umum Sampel yang diambil dalam penelitian ini, Sekolah Dasar penerima bantuan P2DT-DB dan P2DB-AK yang berlokasi di daerah Kabupaten Sleman. Sampel diambil gedung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan penerapan suatu ilmu pengetahuan dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pecemaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan proyek konstruksi di Kota Yogyakarta saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan proyek konstruksi di Kota Yogyakarta saat ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan proyek konstruksi di Kota Yogyakarta saat ini sangat berkembang pesat. Pembangunan seperti hotel, apartement, pertokoan, perumahan sudah banyak di bangun.

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 51 BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA IV.1. Penyebaran Kuesioner Proses wawancara dan penyebaran kuesioner di Kota Bandung dimulai dari tanggal 3 Agustus 7 hingga 1 Desember 7. Pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

Surat Perjanjian Kerja Sama Terkait Program Pemagangan Keterampilan Orang Asing (Contoh)

Surat Perjanjian Kerja Sama Terkait Program Pemagangan Keterampilan Orang Asing (Contoh) (Tipe Pengawasan Asosiasi) Surat Perjanjian Kerja Sama Terkait Program Pemagangan Keterampilan Orang Asing (Contoh). dari negara. (selanjutnya disebut Lembaga Pengirim) dan. dari negara Jepang (selanjutnya

Lebih terperinci