BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan perusahaan. Hampir semua kejadian penting dalam perusahaan mengandung aspek keuangan, misalnya keputusan mengenai penambahan suatu lini produk baru, memperluas kapasitas, menambah mesin pabrik, menjual tambahan surat berharga, mengadakan perjanjian leasing, pembagian dividen, dan membeli kembali saham perusahaan. Semuanya merupakan contoh peristiwa yang tidak terlepas dari aspek keuangan. Pengelolaan dana suatu perusahaan sangatlah penting artinya agar dapat digunakan sesuai kebutuhan. Bukanlah hal yang mustahil kalau ada suatu perusahaan yang dapat meningkatkan penjualan, tetapi mengalami kesulitan uang karena arus kas masuk yang diterimanya tidak mencukupi untuk membeli bahan baku atau membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo. Dengan demikian berarti seorang manajer keuangan harus dapat melihat lebih jauh dan merencanakan tindakan yang diambil untuk memenuhi kebutuhan dana dalam melaksanakan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.

2 Berikut ini penulis akan mengemukakan pengertian Manajemen Keuangan menurut Husnan (2002), dalam bukunya Dasar Dasar Manajemen Keuangan, Manajemen Keuangan didefinisikan sebagai kegiatan untuk memperoleh dana dan menggunakan dana dengan tujuan untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai perusahaan. Secara umum fungsi manajer keuangan adalah merencanakan, mencari dan memanfaatkan dana dengan berbagai cara untuk memaksimumkan efisiensi (daya guna operasi perusahaan). Untuk itu diperlukan suatu rencana yang tepat sehingga manajer dapat memperoleh dan mengalokasikan dana secara efisien. Manajer dapat memproyeksikan arus kas tersebut terhadap kondisi keuangan. Dana yang diperoleh oleh manajer keuangan dapat bersumber baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut disebut pembelanjaan perusahaan dalam artian yang luas (business finance) atau manajemen keuangan (financial management). Sedangkan pembelanjaan dalam artian yang sempit adalah aktivitas yang hanya bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana saja yang sering juga dinamakan pembelanjaan pasif atau pendanaan (financing) Pembelanjaan Perusahaan Fungsi Pembelanjaan Perusahaan meliputi :

3 1. Fungsi penggunaan dana atau pengalokasian dana (use/allocation of funds). Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Efisiensi penggunaan dana secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut atau rentabilitas. Dengan demikian maka manajer keuangan dalam menjalankan fungsi penggunaan dana harus selalu mencari alternatif investasi untuk kemudian dianalisa. Dari hasil analisa tersebut diambil keputusan investasi mana yang akan dipilih. 2. Fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan (financing, obtaining of funds). Dalam hal ini manajemen keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masing masing sumber dana yang akan dipilih karena masing masing sumber dana mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda beda Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari hari, misalkan untuk memberikan uang muka pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan lain sebagainya, di mana uang atau

4 dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya selama hidupnya perusahaan. Pengertian modal kerja (Riyanto, 2001) dapat dikemukakan dalam beberapa konsep : 1. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur aktiva lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar dan kembali dalam bentuk semula atau di mana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. 2. Konsep Kualitatif Pada konsep ini modal kerja hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar saja, maka pada kondep kualitatif ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus dibayar. Oleh karenanya maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital). 3. Konsep Fungsional

5 Dasar konsep ini adalah fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan pada periode akunting tertentu dapat seluruhnya menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep fungsional terdiri dari: kas, piutang usaha (berdasarkan cost), persediaan, depresiasi aktiva tetap untuk periode yang bersangkutan. Sedangkan surat surat berharga (investasi sementara) dan marjin piutang usaha, merupakan modal kerja potensial Jenis - jenis Modal Kerja Jenis jenis modal kerja menurut W. B. Taylor (Sawir,2001) dapat digolongkan menjadi : 1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) Jumlah kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

6 b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) Jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Pengertian normal di sini adalah dalam artian yang dinamis. Apabila suatu perusahaan misalnya selama 4 atau 5 bulan rata rata per bulannya mempunyai produksi 1000 unit. Apabila kemudian ternyata bahwa selama 4 atau 5 bulan berikutnya luas produksi rata rata per bulannya 2000 unit, maka luas produksi normalnya di sinipun berubah menjadi 2000 unit. 2. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara : a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah ubah disebabkan karena fluktuasi musim. b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur. c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) Modal kerja yang besarnya berubah ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya misal adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak.

7 2.5. Jenis Perkiraan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi Dalam neraca perusahaan asuransi ada perbedaan pos pos perkiraan dibandingkan dengan perusahaan dagang. Perbedaan tersebut antara lain pada perkiraan tersebut di bawah ini (PSAK, 2002) : 1. Investasi Lazimnya dalam bidang usaha asuransi kerugian, investasi (penyertaan) merupakan salah satu kegiatan pengelolaan keuangan yang utama di luar usaha asuransi. Dengan demikian perkiraan ini disajikan pada urutan pertama pada aktiva, namun demikian bukanlah merupakan suatu keharusan. Investasi ditujukan antara lain untuk : - memperoleh keuntungan - menjamin solvabilitas perusahaan - menunjang kegiatan operasional asuransi Investasi dapat merupakan investasi jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Piutang Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan menjadi dua kategori yaitu piutang underwriting dan piutang non underwriting. Piutang underwriting terdiri dari piutang premi dan piutang reasuransi. a. Piutang Premi

8 Piutang Premi adalah tagihan premi kepada tertanggung / agen / broker, dan perusahaaan asuransi (ceding company) sebagai akibat adanya transaksi asuransi. b. Piutang Reasuransi Piutang reasuransi timbul dari kompensasi hutang piutang kepada reasuradur sehubungan dengan kewajiban membayar premi reasuransi setelah dikurangi komisi dan klaim reasuransi. c. Piutang Non Underwriting Piutang Non Underwriting (piutang lain-lain) adalah piutang yang timbul di luar transaksi operasi asuransi seperti piutang pegawai, piutang bunga, dan lainnya. 3. Kewajiban a. Hutang Klaim Hutang Klaim adalah hutang yang timbul sehubungan dengan adanya persetujuan atas klaim yang diajukan oleh tertanggung / perusahaan asuransi (ceding company) yang belum dibayar oleh perusahaan. Hutang klaim diakui dan dicatat pada saat klaim disetujui untuk dibayar (claim settled). b. Hutang Reasuransi Hutang Reasuransi adalah hutang kepada reasuradur yang timbul sehubungan dengan kewajiban membayar premi reasuransi setelah dikurangi dengan komisi reasuransi dan klaim reasuransi. c. Hutang komisi

9 Hutang komisi adalah hutang yang timbul sehubungan dengan terjadinya penutupan asuransi. d. Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan (Unearned Premium) diakui dan dicatat pada tanggal neraca yang besarnya ditetapkan berdasarkan estimasi sesuai dengan metode yang digunakan. Premi yang belum merupakan pendapatan dibentuk dan dihitung secara berkala pada akhir periode buku atau merupakan pendapatan premi yang ditangguhkan pengakuannya. e. Estimasi Klaim Tanggungan Sendiri Estimasi Klaim Tanggungan Sendiri diakui dan dicatat pada tanggal neraca yang besarnya berdasarkan estimasi jumlah kerugian yang menjadi kewajiban perusahaan. Estimasi klaim tanggungan sendiri yang dihitung / dibentuk secara berkala pada akhir periode buku atau merupakan klaim yang dilaporkan dan telah dicatat perusahaan, tetapi belum diselesaikan (ditetapkan) ganti ruginya Analisa Sumber - Sumber dan Penggunaan Dana Sebagai langkah pertama dalam analisa sumber sumber dan penggunaan dana adalah penyusunan Laporan perubahan Neraca yang disusun atas dua neraca dari dua saat atau titik waktu. Laporan tersebut menggambarkan perubahan dari

10 masing masing elemen tersebut mencerminkan adanya sumber atau penggunaan dana. Pengertian dana yang digunakan dalam analisis sumber - sumber dan penggunaan dana tersebut dapat dalam artian yang sempit yaitu Kas atau dalam artian yang lebih luas, yaitu sebagai Modal Kerja. Pengertian mana yang akan digunakan dalam analisa sumber sumber dan penggunaan dana itu tergantung kepada kebutuhan kita sendiri, yaitu apa yang ingin kita analisa. 1. Dana dalam Aliran Kas. Menurut pengertian ini dana diartikan sebagai kas. Dalam komponen aktiva, kas merupakan elemen aktiva yang paling likuid. Adapun perubahan perubahan dari elemen elemen neraca antara dua saat yang efeknya memperbesar Kas dan ini dikatakan sebagai sumber sumber dana adalah sebagai berikut : a. Berkurangnya aktiva lancar selain Kas. b. Berkurangnya aktiva tetap. c. Bertambahnya setiap jenis utang. d. Bertambahnya modal. e. Adanya keuntungan dari operasinya perusahaan. Berkurangnya aktiva lancar selain Kas. Berkurang aktiva lancar selain Kas berarti bertambahnya dana atau Kas. Berkurangnya barang (inventory) dapat terjadi karena terjualnya barang tersebut, dan hasil penjualan itu merupakan sumber dana atau kas bagi perusahaan itu.

11 Berkurangnya piutang berarti bahwa piutang itu telah dibayar dan penerimaan piutang merupakan penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan. Demikian pula berkurangnya surat surat berharga atau Efek berarti bahwa efek itu terjual dan hasil penjualan tersebut merupakan sumber dana atau kas bagi perusahaan tersebut. Berkurangnya aktiva tetap Sepertinya halnya berkurangnya aktiva lancar, berkurangnya aktiva tetap pun merupakan sumber dana atau kas bagi perusahaan yang bersangkutan. Berkurangnya aktiva tetap bruto berarti bahwa sebagian dari aktiva tetap itu dijual dan hasil penjualannya merupakan sumber dana. Berkurangnya aktiva tetap neto tersebut berarti adanya depresiasi dalam tahun yang bersangkutan dan depresiasi dalam tahun yang bersangkutan dan depresiasi inipun merupakan sumber dana. Bertambahnya setiap jenis utang Bertambahnya utang, baik utang lancar maupun utang jangka panjang merupakan sumber dana. Bertambahnya utang berarti adanya tambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan. Bertambahnya Modal Bertambahnya modal misalnya disebabkan karena adanya emisi saham baru, dan hasil penjualan saham baru itu merupakan sumber dana.

12 Adanya keuntungan dari operasinya perusahaan Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan neto dari operasinya berarti bahwa ada tambahan dana bagi perusahaan yang bersangkutan. Adapun perubahan perubahan yang efeknya memperkecil dana atau Kas dan itu dikatakan sebagai penggunaan dana dapatlah disebutkan sebagai berikut : a. Bertambahnya aktiva lancar selain Kas. b. Bertambahnya aktiva tetap. c. Berkurangnya setiap jenis utang. d. Berkurangnya modal. e. Pembayaran cash dividend. f. Adanya kerugian Bertambahnya aktiva lancar selain Kas Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi karena pembelian barang, dan pembelian barang membutuhkan dana. Dengan demikian penambahan aktiva lancar merupakan penggunaan dana. Bertambahnya aktiva tetap Bertambahnya aktiva tetap bruto dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap, dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana.

13 Berkurangnya utang Berkurangnya utang, baik utang lancar maupun utang jangka panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur utangnya. Pembayaran kembali utang berarti penggunaan dana. Berkurangnya modal Berkurangnya modal dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan. Berkurangnya modal berarti berkurangnya dana. Ini berarti bahwa pengurangan modal itu merupakan penggunaan dana. Dalam P.T. pembelian kembali saham pun merupakan penggunaan dana. Pembayaran cash dividend Pembayaran cash dividend jelas merupakan penggunaan dana. Cash dividend dibayarkan dari keuntungan neto sesudah pajak. Adanya kerugian karena operasi perusahaan Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat disertai dengan berkurangnya aktiva atau bertambahnya utang. Sebenarnya bertambahnya utang merupakan sumber dana, tetapi dengan adanya kerugian, tambahan dana tersebut digunakan untuk menutup kerugian. Dengan demikian maka adanya kerugian merupakan penggunaan dana.

14 2. Dana dalam Artian Modal Kerja. Modal kerja di sini adalah dalam artian neto yaitu kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar. Dalam laporan sumber sumber dan penggunaan modal kerja tidak tercantum di dalamnya sumber sumber dari penggunaan dana yang berasal dari unsur unsur modal kerja sendiri, karena perubahan perubahan yang hanya menyangkut unsur unsur Aktiva Lancar dan Utang Lancar saja, kedua accounts tersebut disebut Current Accounts. Analisa sumber sumber dan penggunaan dana (baik dalam artian Kas maupun dalam artian modal kerja) tidak hanya dilakukan terhadap waktu yang lalu saja, tetapi juga penting dilakukan terhadap laporan yang diproyeksikan untuk periode yang akan datang (projected statement of sources and uses of funds). Analisa terhadap projected statement of sources and uses of funds tersebut dimaksudkan untuk menilai kebijakan perusahaan yang bersangkutan dalam penggunaan dana dan cara mendapatkannya dana untuk periode yang mendatang Modal Kerja Perusahaan Asuransi Perusahaan asuransi (baik asuransi jiwa maupun kerugian) tergolong dalam bidang produksi jasa. Dengan demikian maka dalam komponen aktiva lancar perusahaan, tidak diperlukan elemen aktiva lancar yang berupa persediaan barang sebagai hasil produksi. Dengan sendirinya modal kerja yang diperlukan berupa kas, piutang, biaya dibayar dimuka, investasi. Karena itu jika dibandingkan dengan

15 perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi barang, memang secara relatif kebutuhan modal kerja perusahaan asuransi lebih kecil. Elemen aktiva lancar yang diperlukan lebih sedikit. Dengan perkataan lain bahwa lebih kecil di sini bukan dari segi jumlah (secara mutlak) namun dari segi jenis elemen yang dibutuhkan dalam modal kerja. Pada umumnya, sumber modal kerja suatu perusahaan asuransi dapat berasal dari : 1. Hasil operasi perusahaan. Jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan cara menganalisa laporan perhitungan laba (rugi). Laba perusahaan yang tidak diambil (Laba ditahan) oleh pemilik perusahaan akan memperbesar modal kerja perusahaan yang bersangkutan. Dalam perusahaan asuransi, sumber dana yang paling besar didapat dari penjualan premi asuransi (premi bruto). Perlu dicatat bahwa biaya operasi perusahaan yang tunai akan mengurangi modal kerja. Sedangkan biaya operasi perusahaan yang tidak tunai (penyusutan, amortisasi, diskonto, dan sebagainya) pada periode yang bersangkutan tidak memerlukan pengeluaran uang, sehingga pada periode tersebut tidak mengurangi / menggunakan modal kerja. 2. Keuntungan penjualan surat berharga Surat berharga merupakan unsur aktiva lancar. Jika surat berharga yang dimiliki perusahaan kemudian dijual dengan harga yang lebih tinggi daripada harga

16 perolehannya, maka keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan sumber modal kerja. 3. Penjualan aktiva tetap Dengan adanya hasil penjualan aktiva tetap yang tidak digunakan untuk membeli pengganti aktiva tersebut maka akan menambah modal kerja perusahaan. 4. Penjualan saham atau obligasi Jika perusahaan membutuhkan tambahan modal kerja, maka manajemen dapat mengambil langkah / keputusan dengan cara mengeluarkan saham baru ataupun dapat menjual obligasi. Keduanya merupakan sumber modal kerja. Namun karena obligasi mengandung resiko lebih besar yaitu beban tetap berupa bunga maka penerbitan saham dipandang dari sudut resiko lebih memungkinkan dan menguntungkan Proyeksi Kebutuhan Dana Salah satu tugas pokok manajer keuangan adalah menyusun perencanaan, baik yang berkaitan dengan kebutuhan dana maupun alokasinya. Pada sisi lain, perencanaan diperlukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan / program yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang. Dengan menunjuk elemen elemen rencana perusahaan, tampak bahwa dana yang berasal dari hutang jangka panjang maupun modal sendiri. Namun dalam

17 frekuensi yang rendah (hanya sesekali). Penerbitan saham / pengeluaran surat berharga (dana jangka panjang) akan memperkecil biaya per Rupiah yang dikeluarkan. Jika dikaitkan efisiensi perusahaan dalam kegiatan operasionalnya, maka perencanaan / proyeksi kebutuhan dana merupakan hal yang sangat penting artinya bagi perusahaan. Oleh karena itu setiap manajer keuangan perlu menguasai metode / konsep peramalan / proyeksi kebutuhan dana secara akurat dan efektif. Kegagalan manajer keuangan dalam menyusun proyeksi tersebut dapat berpengaruh terhadap akurasi penggalian sumber dana yang pada akhirnya mengakibatkan pengelolaan keuangan perusahaan tidak efisien. 1. Perputaran Modal kerja Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turn over period) dimulai dari saat di mana kas diinvestasikan dalam komponen komponen modal kerja sampai saat di mana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover ratenya). Berapa lama periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover ratenya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing masing komponen dari modal kerja tersebut. Periode perdagangan lebih pendek daripada barang yang mengalami proses produksi.

18 2. Proyeksi / Peramalan Kebutuhan Dana. Untuk keperluan analisis pembahasan lebih lanjut, berikut ini akan dikemukakan secara singkat metode peramalan kebutuhan dana berdasarkan prosentase penjualan. Walaupun dasar perhitungan kebutuhan dana menggunakan ramalan penjualan, namun diasumsikan bahwa nilai ramalan penjualan telah diketahui sehingga tidak dipersoalkan lebih lanjut. Dalam hubungan ini, pendekatan yang dapat dilakukan dengan cara yang paling sederhana guna meramalkan kebutuhan dana, dinyatakan dalam prosentase penjualan yang diinvestasikan pada masing masing perkiraan dalam neraca. Penentuan kebutuhan dana yang diperlukan dari luar perusahaan ditentukan dengan formula (Supranto,2001) sebagai berikut : Kebutuhan dana A B dari luar = (DTR) - (DTR) - b. m (TR2) TR TR A = Aktiva B = Hutang TR = Premi Bruto = Penjualan premi asuransi. TR2 = Proyeksi penjualan premi tahun ke n. DTR = Perubahan Premi Bruto. A TR = Aktiva dibagi dengan Premi Bruto. B TR = Hutang dibagi dengan Premi Bruto.

19 m = Net Underwriting Income Premi Bruto b = Laba ditahan Total Laba Metode Kuadrat Minimum (Least Square Method) Implementasi metode prosentase penjualan dalam rangka menghitung jumlah kebutuhan dana, memerlukan prediksi / proyeksi penjualan untuk tahun yang akan datang. Atas dasar prediksi tersebut, kebutuhan dana yang diperlukan dari luar dapat dihitung dengan menggunakan metode prosentase penjualan yang dimaksud. Dalam rangka menghitung / memprediksi hasil penjualan, dapat digunakan trend linier dengan metode kuadrat minimum (least square method) dengan formula sebagai berikut : Y = a + bx Dengan ketentuan : Y = Pendapatan Premi pada tahun yang diproyeksikan. a = Σ Yi n Yi = Pendapatan premi dari tahun lalu yang digunakan sebagai dasar peramalan.

20 n = Jumlah tahun yang digunakan dari jumlah total pendapatan premi sebagai dasar peramalan. b = Σ (Ui. Yi) Σ ( Ui)² Ui = Code assigned to the midpoints. (Kode atau angka yang dihubungkan dengan nilai tengah). x = Variabel jarak jumlah tahun yang menghubungkan nilai tengah tahun pendapatan premi dengan tahun yang diproyeksikan Risk Based Capital dan Penilaian Terhadap Perusahaan Asuransi Kerugian. Menurut hasil Biro Riset Info Bank, ada 10 kelompok rasio keuangan yang digunakan untuk menilai bagus tidaknya perusahaan asuransi umum atau kerugian. (Info Bank, 2002). 1. Rasio Risk Based Capital (RBC) untuk tahun 2001 pemerintah menetapkan standar terbaik di atas atau sama dengan 40% tetapi untuk akhir tahun 2002 pemerintah menetapkan standar rasio risk based capital diatas atau sama dengan 75% dan untuk akhir tahun 2003 pemerintah menetapkan standar rasio risk based capital diatas atau sama dengan 100%. (Info Bank, 2002 dan Kompas, 2003). Rasio ini untuk melihat tingkat solvensi perusahaan asuransi.

21 Apakah perusahaan itu mampu menanggung segala resiko klaim? (Bobot 10%). 2. Rasio likuiditas dan rasio deposito wajib terhadap cadangan teknis. Rasio ini untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar tagihan lancarnya. Intinya dari rasio ini akan kelihatan tingkat likuiditas perusahaan. Rasio terbaik likuiditas harus sama dengan atau lebih besar dari 120% dan rasio deposito wajib terhadap cadangan teknis harus sama atau di atas 5%. (Masing - masing bobotnya 5%). 3. Rasio cadangan teknis terhadap aktiva lancar serta rasio penjumlahan cadangan teknis dan modal sendiri terhadap pendapatan premi neto. Kedua rasio ini intinya digunakan untuk melihat kecukupan cadangan teknis terhadap kekayaan lancar. Standar terbaik rasio pertama harus kurang dari 100%. Sedangkan terbaik rasio kedua harus di atas 150%. (Masing masing bobotnya 5%). 4. Rasio cadangan premi terhadap premi neto retensi sendiri. Rasio ini untuk mengetahui bagian dari premi resiko sendiri yang disahkan sebagai cadangan. Ukuran terbaiknya adalah diatas 40%. (Bobot 10%). 5. Perubahan pendapatan premi bruto dengan ukuran rata rata terbaik di atas atau sama dengan 20%. Pertumbuhan ini untuk mengukur perkembangan pendapatan premi bruto. (Bobot 10%).

22 6. Rasio premi retensi sendiri terhadap modal sendiri. Rasio ini untuk mengetahui kekuatan modal sendiri terhadap premi resiko sendiri. Nah, bila mempunyai rasio di bawah 280%, itulah yang terbaik. (Bobot 10%). 7. Rasio beban klaim neto terhadap premi neto. Rasio ini untuk melihat apakah premi neto mampu menutup beban klaim neto. Rasio terbaiknya adalah kurang atau sama dengan 65%.(Bobot 10%). 8. Rasio investasi terhadap penjumlahan cadangan teknis dan utang klaim. Rasio ini untuk menyidik apakah cadangan teknis dan utang klaim bisa diproduktifkan dalam bentuk investasi dengan standar terbaik di atas atau sama dengan 100%.(Bobot 10%). 9. Rasio penjumlahan klaim usaha, dan komisi terhadap pendapatan premi neto. Rasio ini untuk mengetahui apakah biaya biaya yang dikeluarkan tidak melebihi pendapatan. Kata lainnya, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi. Rasio terbaiknya di bawah atau sama dengan 100%. 10. Rasio laba (rugi) sebelum pajak terhadap rata rata modal sendiri. Rasio ini untuk mengetahui tingkat keuntungan relatif terhadap investasi pada umumnya. Rasio terbaik dipilih di atas atau sama dengan 12 %, yang diambil dari rata rata suku bunga deposito satu tahun. (Bobot 10%). Nah, setelah diperoleh angka dari 10 kelompok rasio itu, Biro Riset Info Bank masuk pada tahap pemberian nilai terhadap masing masing ratio. Perusahaan yang masuk kriteria rasio ideal akan diberi skor 10 untuk masing masing kelompok rasio. Perusahaan yang tidak mencapai rasio terbaik atau ideal diberi skor 0 sampai

23 dengan 9,9, bergantung pada posisi setiap rasio. Misalnya, skor rasio likuiditas asuransi X yang 100% tentu berbeda dengan skor asuransi Y yang 50%. Langkah berikutnya adalah penjumlahan nilai setiap rasio itu. Setelah jumlah nilai diketahui, barulah disematkan predikat. Rentang jumlah penyematan predikat tersebut Nilai 81 sampai dengan 100 mendapat predikat sangat bagus, 66 sampai dengan kurang dari 81 bagus, 51 sampai dengan kurang 66 cukup bagus, 0 sampai dengan kurang dari 51 tidak bagus. Jika ada nilai total yang sama, yang akan membedakannya adalah posisi RBC. Kalau rasio itu pun masih sama, pembedanya adalah tingkat likuiditas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang hasil akhirnya sangat dibutuhkan baik bagi manajemen untuk menyusun rencana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

Bab 4 Manajemen Modal Kerja

Bab 4 Manajemen Modal Kerja Dasar Manajemen Keuangan 62 Bab 4 Manajemen Modal Kerja Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang konsep modal kerja, perputaran modal kerja, dan penentuan jumlah modal kerja. S etiap

Lebih terperinci

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja Modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta lancar (current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis 13 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Modal Kerja Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis dewasa ini, semakin memacu dunia usaha untuk meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2012) dengan judul Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti yang mengkaji tentang modal kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Modal Kerja 2.1.1.1. Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari hari. Pengertian modal kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengelolaan modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengelolaan Dan Modal Kerja 2.1.1. Pengertian pengelolaan Dalam suatu perusahaan, pengelolaan mempunyai arti penting karena perkembangan perusahaan tergantung dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:2) Laporan Keuangan adalah : Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja 2.1.1. Pengertian dan Konsep Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori Dalam undang-undang perkoperasian No. 25 tahun 1992 pada Bab I ayat 1 UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Peranan, dan Jenis Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar seperti definisi menurut Harahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari tentunya membutuhkan dana untuk membiayainya. Dana yang telah dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan suatu perusahaan. Oleh sebab itu masalah modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas M a n a j e m e n K e u a n g a n 153 Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung dan menjelaskan mengenai teknik penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana beserta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana, kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 1. 2. 2.1.Pengertian Modal Kerja Mengenai pengertian modal kerja, dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya adalah (Eugene.F Brigham,Joel.F Houston, 2006:131) Modal kerja atau

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 10 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lubis (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Modal Kerja Sebagai Dasar Penilaian Posisi Keuangan Perusahaan pada PT. Indofarma Global Medika

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan suatu usaha perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja, perusahaan yang bergerak dibidang apapun baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan keputusan. Seiring dengan perkembangannya, tugas manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal dan Klasifikasi Modal Dalam perusahaan, masalah modal merupakan masalah yang tidak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung banyak dan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin banyaknya perusahaan-perusahaan menjadi besar, maka faktor produksi modal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu a. Penelitian yang dilakukan oleh Manalu (2004) mengenai analisis tingkat efifiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Modal Kerja Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva lancar seperti kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Berdasarkan pengertian pokok modal kerja (Working

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang berarti ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. menurut waktu yang telah ditetapkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. menurut waktu yang telah ditetapkan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep, Kontruksi, dan Variabel Penelitian Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal kerja Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, modal kerja sangat berpengaruh dalam perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai Alat Penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Beberapa pengertian laporan keuangan menurut para ahli: Menurut Harahap (2013:105): Laporan Keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian dan Pentingnya Investasi Investasi diambil dari kata bahasa Inggris investation yang bermakna penanaman modal. Investasi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Resimen IndukV/Brawijaya Malang tahun Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Resimen IndukV/Brawijaya Malang tahun Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dikutip dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ulfa (2011) dengan judul Analisis Sumber dan Penggunaan Dana pada Primer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas masalah yang hampir sama dilakukan oleh Mohammad Wisnu Prabowo (2010) meneliti tentang Analisis Sumber dan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Sebelum membahas pengertian manajemen keuangan sebaiknya kita telusuri dulu beberapa istilah pokok beserta pengertian-pengertian yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seringkali sangat bermanfaat untuk membuat suatu laporan keuangan tertentu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengevaluasi operasi-operasi perusahaan baik

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan

ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan Melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan Merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2005:85) kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian modal kerja Burton A, Kolb (Sawir, 2005:129) menyatakan modal kerja adalah investasi perusahan dalam aktiva jangka pendek atau

Lebih terperinci

BAB V MODAL KERJA DAN KAS

BAB V MODAL KERJA DAN KAS BAB V MODAL KERJA DAN KAS 5.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Modal Kerja Setiap perusahaan selalu mernbutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal kerja Bersih a. Pengertian Modal kerja Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN MODAL KERJA Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g, Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Definisi Manajemen Keuangan Definisi manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman. Secara umum manajemen keuangan dapat diartikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN MODAL KERJA

MANAJEMEN MODAL KERJA MANAJEMEN MODAL KERJA Konsep Modal Kerja 1. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pd kuantitas dr dana yg tertanam dlm unsur aktiva lancar (Aktiva yg sekali berputar kembali dlm bentuk semula / dana

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya II. LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari penertian modal kerja menurut beberapa ahli, antara

Lebih terperinci

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142 PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Likuiditas Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau kegagalan perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Modal Kerja

Manajemen Modal Kerja Development Manajemen Modal Kerja Oleh: Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB. Analysis Concept Testing Memahami pengertian modal kerja, Memahami bentuk-bentuk modal kerja, Memahami permasalahanpermasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Modal Kerja Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Housten (2006:131) mengatakan bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek-kas, sekuritas,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MODAL KERJA

PENGOLAHAN MODAL KERJA PENGOLAHAN MODAL KERJA MODAL KERJA Yaitu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasianal perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah guru, membayar hutang,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Working capital dalam perusahaan merupakan peran vital guna kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu jumlah yang harus terus menerus

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB 9 ANALISA SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

BAB 9 ANALISA SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA BAB 9 ANALISA SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA A. Arti Penting Analisa Sumber-Sumber dan Penggunaan Dana Analisa sumber-sumber dan penggunaan dana (analisa aliran dana) merupakan alat analisa finansial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan adalah masalah efektivitas modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam

Lebih terperinci