MANAJEMEN AGRIBISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJEMEN AGRIBISNIS"

Transkripsi

1 PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS SEMESTER IV TA. 2017/2018 Oleh : 1. Prof. Dr. Ir. Syarif Imam Hidayat 2. Dr. Ir. Zainal Abidin, M.S. 3. Liana Fatma Leslie Pratiwi, S.P., M.Sc. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA 2018 Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 1

2 KARTU PESERTA PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS Nama Mahasiswa :.. N P M :.. Semester / Jurusan : / Agribisnis Tahun Akademi : 2017/ 2018 Golongan : Nilai Akhir : No Acara Praktikum Tanggal Praktikum Nilai Aktivitas Nilai Laporan Paraf Pembimbing Mengetahui, Kepala Laboratorium Dosen Pengampu, Ir. Sigit Dwi Nugroho, M.Si Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 2

3 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SAW atas limpahan rahmad, taufiq dan hidayahnya buku panduan praktikum Manajemen Agribisnis dapat terselesaikan sesuai dengan rencana. Buku panduan ini memuat tentang materi-materi kegiatan yang akan dilaksanakan mahasiswa dalam praktikum selama satu semester dengan tujuan sebagai sarana pelatihan bagi mahasiswa agar lebih trampil, kreatif dan inovatif dalam merencanakan serta mengelola agribisnis yang dilakukan. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung demi kelancaran pelaksanaan praktikum Manajemen Agribisnis. Ucapan terima kasih utamanya disampaikan pada: 1. Kaprogdi Agribisnis yang telah memberikan arahan dan dukungan 2. Kalab. Agribisnis yang telah membantu memberikan fasilitas penuh dalam pelaksanaan praktikum. Demikian buku panduan ini disusun dan kami menyadari bahwa panduan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu besar harapan penyusun, agar para pengguna baik praktikan maupun pembimbing dapat memberikan saran perbaikan demi kesempurnaannya. Surabaya, Februari 2018 Penyusun Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 3

4 TATA TERTIB PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS 1. Seluruh rangkaian acara kegiatan praktikum wajib diikuti oleh semua mahasiswa yang mengambil mata kuliah MANAJEMEN AGRIBISNIS. 2. Bagi mahasiswa yang mengulang kuliah diwajibkan mengikuti seluruh acara praktikum termasuk kunjungan ke industri (Praktikum Lapangan). 3. Demi kelancaran pelaksanaan praktikum, praktikan diwajibkan datang 10 menit sebelum praktikum dimulai dan toleransi keterlambatan 15 menit. 4. Apabila tidak mengikuti salah satu rangkaian acara praktikum maka harus membuat surat izin yang diserahkan kepada asisten dan WAJIB mengikuti acara susulan pada golongan lain yang sedang melaksanakan materi yang ditinggalkan. Khusus untuk praktikum lapangan praktikan WAJIB mengikutinya. Bagi yang tidak mengikuti akan mendapatkan nilai E. 5. Berpakaian rapi dan sopan, menggunakan baju berkerah dan sepatu tertutup dalam mengikuti semua acara praktikum. 6. Dilarang merokok, berbuat tidak sopan, membuat gaduh, dan melakukan hal-hal lain yang dapat mengganggu pelaksanaan praktikum. 7. Menghormati dan berlaku sopan terhadap sesama praktikan, asisten, dosen. 8. Dosen dan asisten berhak menegur, memperingatkan, dan memberi sanksi kepada praktikan yang dianggap menggangu pelaksanaan praktikum. 9. Ketentuan lain yang belum tercantum akan diberitahukan kemudian. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 4

5 ACARA I & II AGRIBISNIS SUATU SISTEM A. Pendahuluan Menurut asal kata dasarnya Agribisnis (Agribusiness) berasal dari kata Agri = Agriculture artinya pertanian dan Business berarti usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun yang terkait dengan pertanian berorientasi profit. Pengertian lain menurut Downey dan Erickson (1987), agribisnis meliputi seluruh sector bahan masukan, usaha tani, produk yang memasok bahan masukan usahatani; terlibat dalam produksi; dan pada akhirnya menangani pemrosesan, penyebaran, penjualan secara borongan dan penjualan eceran produk kepada konsumen akhir. Agribisnis sebagai suatu sistem merupakan suatu sistem yang berintikan pertanian, tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan yang terstruktur secara vertikal. Agribisnis sebagai suatu sistem dapat digambarkan sebagai berikut : INPUT P E M A S A R A N Pertanian arti luas : Tanaman Pangan & Horti, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Kehutanan PENGOLAHAN P E N U N J A N G MANUFACTURING Gambar 1. Agribisnis Suatu Sistem Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 5

6 Sistem agribisnis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem yaitu (Masyhuri, 2013): 1. On Farm dan Off Farm 2. Input Usahatani Output 3. Input Usahatani Pengolahan - Pemasaran 4. Input Usahatani Pengolahan Pemasaran Penunjang 5. Input Usahatani Pengolahan Pemasaran Penunjang - Pembinaan Sistem agribisnis umumnya diuraikan menjadi lima (5) subsistem yaitu Input, Usahatani, Pengolahan, Pemasaran dan Penunjang yang diuraikan sebagai berikut : 1. Subsistem Input Pertanian/ Hulu Subsistem yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian, misalanya industri dan perdagangan agrokimia (pupuk, pestisida, dan lainnya), industri agrootomotif (mesin dan peralatan), dan industri benih/bibit. 2. Subsistem Usahatani Subsitem ini yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem input pertanian / agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer. Termasuk ke dalam subsistem usahatani ini adalah usaha tanaman pangan, usaha tanaman hortikultura, usaha tanaman obat-obatan, usaha perkebunan, usaha perikanan, usaha peternakan, dan kehutanan. Termasuk ke dalam kegiatan ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer. 3. Subsistem Pengolahan Hasil (Agroindustri) Subsistem ini melakukan pengolahan produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir. Namun lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 6

7 4. Subsistem Pemasaran Subsistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama dalam subsistem ini mengenai pendistribusian produk. 5. Subsistem Penunjang Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, berupa lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah (kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata-ruang, serta kebijakan lainnya). Dalam rangka mempelajari Sistem Agribisnis seperti pada gambar 1, dibutuhkan penyederhanaan pemahaman agar diperoleh kesamaan persepsi dan konsepsi sehingga masing-masing subsistem dapat dijelaskan tentang hubungan, keterkaitan dan ketergantungannya terhadap subsistem yang lain. Untuk itu dibutuhkan suatu model sehingga dapat dipelajari secara seksama B. Tujuan Praktikum 1. Mendalami agribisnis sebagai suatu sistem dalam tataran praktis suatu komoditas. 2. Mengetahui hubungan, keterkaitan dan ketergantungan yang terjadi pada masing-masing subsistem agribisnis pada suatu komoditas. 3. Menjelaskan dan membahas secara rinci tantangan, peluang, hambatan dan faktor-faktor yang mendukung subsistem-subsistem yang ada. C. Panduan Pelaksanaan Praktikum ACARA I a. Tentukan satu komoditas untuk satu kelompok yang saudara kuasai dari (pertanian/ peternakan/ perikanan/ perkebunan/ kehutanan) b. Identifikasi dan deskripsikan mengenai uraian pada setiap subsistemsubsistem tersebut bekerja. c. Diskusikan di kelas dan di luar kelas dengan mencari informasi melalui buku, jurnal, media berita cetak dan online, website pemerintah, dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 7

8 lainnya. Lebih baik mengambil studi kasus di suatu daerah, misalnya komoditas Mangrove di Kecamatan Wonorejo Kota Surabaya. d. Laporkan selengkapnya untuk membantu pembahasan dengan mengikuti matrik pada tabel 1 berikut : Tabel 1. Uraian Sistem Agribisnis subsistem Subsistem No uraian Input/ Hulu 1 Item/ jenis Subsistem Usahatani Subsistem Pengolahan Subsistem Pemasaran Subsistem Penunjang 2 Pelaku 3 Potensi / Teknologi 4. Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman 8. Kendala / Masalah 9. Pemecahan masalah ACARA II a. Presentasikan tugas yang telah didapatkan pada acara I dan kumpulkan matriks sesuai dengan tabel 1 lengkap dengan deskripsinya. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 8

9 ACARA III MEGA SEKTOR AGRIBISNIS A. Pendahuluan Dalam melihat agribisnis, Saragih (1998) mengembangkan pendekatan ekonomi makro dan ekonomi pembangunan. Dalam sudut pandang ini agribisnis merupakan suatu mega-sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dam lain sebagainya), maupun secara horizontal (tanaman pangan, hortikultura, pertanakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan). Berdasarkan pandangan itu pula maka agribisnis (atau sering pula disebut sebagai sistem agribisnis ) menjadi kegiatan ekonomi yang memberikan sumbangan terbesar dalam perekonomian nasional indonesia, baik dilihat dari sumbangannya terhadap pendapatan nasional dan pendapat daerah, kesempatan kerja secara nasional dan di masing-masing daerah, ekspor non migas, dan penciptaan nilai tambah. Menurut pengertian dan pandangan diatas Agribisnis dianggap sebagai kegiatan usaha menambah nilai yang tidak akan pernah hilang ditelan masa. Setiap saat produk-produk Agribisnis dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia. Dalam perkembangannya agribisnis membutuhkan sumbangan dari ilmu dan ahli dibidang yang lain begitupun teknologi yang dapat diaplikasikan senantiasa mengacu dan seharusnya mengikuti perkembangan IPTEK. Hanya saja para pelaku agribisnis seyogyanya mempunyai visi, misi, yang sama dalam memajukan dunia agribisnis. B. Tujuan Praktikum 1. Membahas lebih detail konsep agribisnis yang multi disiplin sebagai mega sektor. 2. Memperkaya wawasan untuk dituangkan dalam diskusi dan tulisan sistem agribisnis. 3. Menjelaskan fenomena-fenomena yang berkembang berbagai komponen dalam mega sektor agribisnis. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 9

10 C. Panduan Pelaksanaan Praktikum Berdasarkan konsep, agribisnis meliputi berbagai disiplin sektor atau disebut mega sektor agribisnis (MS). Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Sektor pertanian (1) (2) (5) (6) (4) (7) (3) 2. Sektor industri 3. Sektor jasa 1. Identifikasi/ tentukan ruang lingkup kegiatan yang masuk didalam mega sektor agribisnis (MSA) dengan mencantumkan nomor-nomor segmennya. 2. Berikan penjelasan butir (1) dengan rinci serta cintoh-contohnya dibidang agribisnis (pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan kehutanan). 3. Atas dasar uraian diatas, rumuskan konsep agribisnis menurut pemahaman saudara (ingat! Kata-kata kunci) 4. Mengapa segmen-segmen tertentu termasuk dalam kegiatan agribisnis, sedangkan yang lain tidak, ikuti dengan contoh! Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 10

11 ACARA IV FUNGSI MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS A. Pendahuluan Mengelola agribisnis dalam suatu cakupan usaha tidaklah mudah. Ada berbagai kendala, ciri yang membedakan bisnis pertanian dengan bisnis non pertanian, yang nantinya berimplikasi kepada resiko yang ditanggung, kelayakan usaha, kesinambungan usaha sampai kepada profil yang diharapkan diterima. Belum lagi masalah Sumber Daya Manusia, kebijakan pemerintah, masalah ISO sampai masalah kesiapan menghadapi bebas WTO atau APEC Orientasi pengelolaan yang sudah berubah mengharuskan pelaku-pelaku didalam agribisnis menerapkan prinsip-prinsip manajemen guna diperoleh hasil yang efektif dan penggunaan sumber daya yang efisien didalam serta aktifitas yang dikelolanya. Berbagai isu yang berkembang cepat sampai dunia informasi dan komunikasi menghendaki SDM yang tanggap dan mampu agar memperoleh kemenangan dalam persaingan. B. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui pentingnya penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam agribisnis 2. Mempelajari subsistem-subsistem mana yang Crusial ditangani dan subsistem-subsistem yang mana lebih memberikan prospek. 3. Mendiskusikan berbagai isu-isu manajemen yang berkembang dalam agribisnis seperti ISO (International Standart Organization), TQM (Total Quality Manajemen), ECO Labeling, Global Mrket, On Time delivery, Just in Time dan Lain-lain. C. Panduan Pelaksanaan Praktikum 1. tentukan satu komoditas masing-masing kelompok berbeda, pilih dari komoditas pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan suatu unit usaha. 2. Ikuti proses dan prinsip-prinsip manajemen yang ddilakukan unit usaha tersebut. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 11

12 3. Bagaimana pihak manajemen mengelola, menyiasati dan menyikapi, boleh jadi ada kiat-kiat tertentu mengelola agribisnis tersebut. 4. Untuk membantu jalannya diskusi dan penulisan laporan ikuti matrik sebagai berikut : No. Subsistem Fungsi manajemen Subsistem I Subsistem II Subsistem III Subsistem IV 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pemimpinan 4. Pengendalian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 12

13 ACARA V SUBSISTEM PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN (AGROINDUSTRI) A. Pendahuluan Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri pertanian dari produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen. Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan, usahatani, pengolahan hasil/ agroindustri, pemasaran, sarana dan pembinaan (pendukung). Agroindustri tidak dapat lepas dan merupakan bagian dari sistem agribisnis yang lebih luas. Sistem agribisnis perwujudan dari usaha pokok diversifikasi secara vertikal dan horizontal, yang proses penanganan komoditas dilakukan secara tuntas sejak proses produksi prapanen sampai dengan pascapanen dan pemasarannya. Pengembangan agroindustri di Indonesia memiliki prospek yang cerah untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Nilai tambah diartikan sebagai 1) besarnya output suatu usaha setelah dikurangi pengeluaran/biaya antaranya, 2) Jumlah nilai akhir dari suatu produk yang bertambah pada setiap tahapan produksi, 3) nilai output dikurangi dengan nilai input bahan baku yang dibeli dan nilai depresiasi yang disisihkan oleh perusahaan (Setiawan, 2008). Pengertian lain menurut Hardjanto (1993) analisis nilai tambah merupakan metode perkiraan sejauh mana bahan baku yang mendapat perlakuan mengalami perubahan nilai. Terdapat banyak cara menghitung nilai tambah salah satunya adalah metode perhitungan nilai tambah yang digunakan oleh Hayami,et.al (1987) yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Metode Nilai Tambah menurut Hayami Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 13

14 B. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mengetahui konsep subsistem agribisnis pengolahan produk pertanian pada suatu komoditas pertanian. 2. Mahasiswa mampu menghitung nilai tambah produk dalam suatu agroindustri. C. Panduan Pelaksanaan Praktikum 1. Mahasiswa diminta untuk mengerjakan soal yang disediakan oleh dosen mengenai perhitungan nilai tambah pada suatu agroindustri menggunakan metode nilai tambah Hayami. 2. Dikerjakan secara individu di kertas folio dan diperbolehkan berdiskusi secara kelompok. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 14

15 ACARA VI ANALISIS TITIK IMPAS (BEP) SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS A. Pendahuluan Suatu perusahaan yang rasional tentu tidak menginginkan menderita kerugian, bahkan sebaliknya perusahaan menginginkan laba atau target laba tertentu. Agar supaya perusahaan tidak rugi harus bergerak ke tingkat tertentu karena di bawah tingkat tersebut perusahaan mengalami kerugian. Untuk menghitung/mengenali tingkatan tersebut digunakan analisis BEP yang akan menemukan titik tertentu yang pada titik tersebut perusahaan tidak untung dan tidak rugi. Perusahaan yang menginginkan keuntungan pasti bergerak di atas titik tersebut, bahkan berdasar titik tersebut perusahaan bisa menyusun kemampuan untuk menghasilkan laba tertentu pula. Analisis titik impas (BEP) merupakan suatu analisis yang sering digunakan untuk mempelajari tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profit) dari kegiatan pemasarannya. BEP dalam hal ini diartikan sebagai tingkat penjualan tertentu yang memberikan penerimaan sama dengan biaya pemasaran dari suatu barang seperti dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Grafik Titik Impas Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 15

16 Untuk analisis titik impas tersebut perlu dipahami terlebih dahulu tentang pengertian 1) harga jual, 2) biaya tetap, 3) biaya variabel, dan 4) marjin kontribusi. Harga jual adalah harga pokok penjualan barang, sedangkan biaya tetap adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran tetapi tidak berubahubah seiring dengan volume penjualan atau disebut pula dengan biaya tidak langsung (indirect cost). Sebaliknya, yang dimaksud dengan biaya variabel adalah seluruh biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah barang yang dipasarkan. Sedangkan marjin kontribusi (contribution margin) merupakan selisih dari harga jual dan biaya variabel. Titik impas dapat diperhitungkan secara fisik dan nilai seperti dapat ditunjukkan sebagai rumus berikut: 1) Keterangan: FC = Fixed Cost AVC = Average Variable Cost SP = Selling Price BEP = Break Even Point Q = Quantity 2) 3) Namun tidak jarang juga analisa tersebut dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu besar laba (π) yang diharapkan akan diperoleh secara tetap. Untuk itu, maka rumusan tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut: Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 16

17 Contoh : Perusahaan Pertanian merencanakan akan menjual permen rambutan dengan harga jual sebesar Rp ,- per kg untuk penjualan pada tahun 2018 dengan biaya variabel per produk adalah Rp ,-. Diperhitungkan bahwa biaya pengelolaan/ biaya tetap per tahun mencapai Rp. 10 juta. Dengan data tersebut maka dapat dihitung titik impas penjualan tersebut : Sehingga dapat diketahui bahwa minimal produk yang harus dijual adalah kg, dan nilai penjualan nya adalah Rp ,-. B. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat menghitung titik impas pada skala produksi, p enjualan, maupun harga sebagai salah satu alat pengambilan keputusan manajemen pada suatu usaha. 2. Mahasiswa dapat menghitung menghitung sales minimal untuk meraih laba tertentu (target laba) pada suatu industri. C. Panduan Pelaksanaan Praktikum ACARA VI 1. Mahasiswa diminta untuk mengerjakan soal yang disediakan oleh dosen mengenai perhitungan BEP dan sales minimal pada usaha. 2. Dikerjakan secara individu di kertas folio dan diperbolehkan berdiskusi secara kelompok. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 17

18 ACARA VII SUBSISTEM AGRIBISNIS : PEMASARAN DAN PENDUKUNG A. Pendahuluan Subsistem Pemasaran Didalam terminology sistem agribisnis, kegiatan pemasaran termasuk salah satu kegiatan agroindustri suatu produk pertanian yang telah mengalami pengelolaan (processing good) harus segera dipasarkan untuk mendapatkan imbalan dari usaha agribisnis tersebut. Berbagai aspek yang terkait dengan pemasaran termasuk lembaga, saluran, distribusi serta keinginan dan selera konsumen terhadap suatu produk pertanian menjadi pertimbangan didalam memasarkan dan mengembangkan pasar produksi. Subsistem Pendukung Sebagai rangkaian dari beberapa subsistem agribisnis didukung oleh beberapa institusi atau beberapa disiplin ilmu lain. Keberadaan institusi-institusi itu akan mempengaruhi kinerja sistem agribisnis baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, maka dalam mengelola agribisnis agar dapat berkembang, maju dan memiliki daya saing, kolaborasi dengan perguruan Tinggi, Bank, Pemerintah (Pusat/ Daerah) dan lain-lain akan sangat dibutuhkan. Orientasi pengembangan agribisnis pada kebutuhan konsumen (pasar) dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka upaya dan strategi guna memenuhi tuntutan pasar dengan kualitas produk dan harga bersaing agar terus dilakukan. Dukungan tidak hanya terbatas pada inovasi dan pengembangan produk, namun perlu juga disinergikan dengan penyediaan alat-alat transportasi yang memadai serta infrastruktur yang cukup. B. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mengetahui saluran pemasaran dari suatu komoditas pertanian/ agroindustri yang efektif. 2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis subsistem pendukung yang ada pada sistem agribisnis yang berhubugan dengan subsistem agroindustri. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 18

19 3. Mahasiswa memiliki pengetahuan secara mendalam mengenai pendekatan sistem agribisnis yang komperehensif integral. C. Panduan Pelaksanaan Praktikum 1. Dari produk agroindustri yang telah dipilih pada acara VII, setiap kelompok mahasiswa melakukan analisis terhadap a. Identifikasi saluran dan distribusi pemasaran, sebutkan pula faktor pendukung dan penghambat didalam pemasaran produk yang saudara amati. b. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen didalam membeli produk tersebut c. Identifikasi kegiatan-kegiatan marketing mix yang mungkin dilakukan oleh agroindustri tersebut. d. Identifikasi infrastruktur pertanian (subsistem pendukung) pada kegiatan di subsistem agroindustry dan pemasaran. Lakukan dengan seksama apa saja problematika dan kendala infrastruktur yang dihadapi, kemudian berikan alternatif solusinya. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 19

20 ACARA VIII PRAKTEK OBSERVASI DAN WAWANCARA DI LAPANG Mahasiswa ditugaskan untuk mengunjungi suatu industri pengolahan hasil pertanian dan melakukan observasi dan wawancara mengenai : ACARA V dan VI a. Proses produksi b. Biaya-biaya (Tetap, Variabel, dan lainnya) c. Hasil produksi d. Harga produk jadi dan e. Komponen lain dalam menghitung nilai tambah dan analisis BEP ACARA VII Sesuai dengan instuksi pada panduan pelaksanaan praktikum acara VII. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 20

21 ACARA IX PRESENTASI HASIL PRAKTEK DI LAPANG DAN PENGUMPULAN LAPORAN Mahasiswa diminta untuk mempresentasikan tugas dan mengumpulkan laporan. Laporan diketik satu setengah spasi pada kertas HVS ukuran A4, dan kertas bufallo sebagai cover.: FORMAT LAPORAN HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Praktek Lapangan BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN (Sesuai dengan instruksi pada acara VIII) BAB IV. PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN NB : Laporan dibuat oleh setiap kelompok dan diharapkan setiap praktikan memiliki arsip. Laporan dibuat untuk memperoleh nilai keaktifan dalam mengikuti praktikum Manajemen Agribisnis. Pengumpulan laporan resmi dikumpulkan pada saat pelaksanaan presentasi, namun bila ada yang ingin merevisi laproan setelah diperoleh masukan pada saat presentasi dapat mengumpulkan ulang revisi laporan selambat-lambatnya satu minggu sebelum pelaksanaan ujian akhir semester Manajemen Agribisnis. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Page 21

PENGENALAN KONSEP AGRIBISNIS MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN KONSEP AGRIBISNIS

PENGENALAN KONSEP AGRIBISNIS MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN KONSEP AGRIBISNIS PENGENALAN KONSEP AGRIBISNIS MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN KONSEP AGRIBISNIS Apa itu Agribisnis? So...What is Agribusiness? Agribisnis = perusahaan di bidang pertanian Pemahaman yang bersifat mikro, dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

PEMASARAN AGRIBISNIS

PEMASARAN AGRIBISNIS PANDUAN PRAKTIKUM PEMASARAN AGRIBISNIS SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2017/2018 Oleh : 1. Ir. Setyo Parsudi, M.P. 2. Dr. Ir. Sudiyarto, MM. 3. Liana Fatma Leslie Pratiwi, S.P., M.Sc. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

KONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017

KONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017 KONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017 PERTANIAN MODEREN berwawasan Agribisnis CARA PANDANG KEGIATAN

Lebih terperinci

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI PENGERTIAN AGRIBISNIS Arti Sempit Suatu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian sebagai upaya memaksimalkan keuntungan. Arti Luas suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Agribisnis Semakin bergemanya kata agribisnis ternyata belum diikuti dengan pemahaman yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di negara-negara berkembang. Peranan atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara menduduki

Lebih terperinci

Introduction to Agribusiness. Wisynu Ari Gutama

Introduction to Agribusiness. Wisynu Ari Gutama Introduction to Agribusiness Wisynu Ari Gutama introduction Agribusiness is the sum of the total of all operations involved in the manufacturing and distribution of farm supplies, production activities

Lebih terperinci

ACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan

ACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan ACARA 3. KELEMBAGAAN!! Instruksi Kerja : a. Setiap praktikan mengidentifikasi kelembagaan pertanian yang ada di wilayah praktek lapang yang telah ditentukan. b. Praktikan mencari jurnal mengenai kelembagaan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM ILMU USAHATANI SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK Oleh : 1. Ir. EKO PRIYANTO, MP. 2. DR. Ir. ENDANG YEKTININGSIH, MP.

PANDUAN PRAKTIKUM ILMU USAHATANI SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK Oleh : 1. Ir. EKO PRIYANTO, MP. 2. DR. Ir. ENDANG YEKTININGSIH, MP. PANDUAN PRAKTIKUM ILMU USAHATANI SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2017-2018 Oleh : 1. Ir. EKO PRIYANTO, MP. 2. DR. Ir. ENDANG YEKTININGSIH, MP. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS - FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Konsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis

Konsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis Konsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis Contents 1. Pertanian berwawasan agribisnis 2. Konsep Agribisnis 3. Unsur Sistem 4. Mata Rantai Agribisnis 5. Contoh Agribisnis Pertanian Moderen berwawasan Agribisnis

Lebih terperinci

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis 5Kebijakan Terpadu Pengembangan Agribisnis Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan kondisi yang makin seimbang. Persentase sumbangan sektor pertanian yang pada awal Pelita I sangat

Lebih terperinci

AGRIBISNIS. Sessi 3 MK PIP. Prof. Rudi Febriamansyah

AGRIBISNIS. Sessi 3 MK PIP. Prof. Rudi Febriamansyah AGRIBISNIS Sessi 3 MK PIP Prof. Rudi Febriamansyah AGRIBISNIS Agribisnis dalam arti sempit (tradisional) hanya merujuk pada produsen dan pembuat bahan masukan untuk produksi pertanian Agribisnis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian memiliki peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Pembangunan ekonomi nasional dalam abad ke-21 (paling tidak dalam beberapa

Lebih terperinci

SISTEM AGRIBISNIS SUMARDJO. Departemen SOSEK-Faperta IPB. 1. Agribisnis Sebagai Suatu-Sistem

SISTEM AGRIBISNIS SUMARDJO. Departemen SOSEK-Faperta IPB. 1. Agribisnis Sebagai Suatu-Sistem SISTEM AGRIBISNIS SUMARDJO Departemen SOSEK-Faperta IPB 1. Agribisnis Sebagai Suatu-Sistem Sistem agribisnis mengandung pengertian sebagai rangkaian kegiatan dari beberapa sub-sistem yang saling terkait

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROBISNIS PERIKANAN. Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agrobisnis Perikanan

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROBISNIS PERIKANAN. Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agrobisnis Perikanan BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROBISNIS PERIKANAN Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agrobisnis Perikanan Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PELANGGARAN DAN SANKSI LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI

PELANGGARAN DAN SANKSI LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI PELANGGARAN DAN SANKSI LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Tingkat pelanggaran dan sanksinya Pelanggaran Ringan : Review Jurnal Internasional 5 Tahun Terakhir Tentang Ergonomi dalam Bentuk Hardcopy

Lebih terperinci

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Website:

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Website: SEPINTAS TENTANG AGRIBISNIS Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Website: http://almasdi.staff.unri.ac.id Email: asyahza@yahoo.co.id Pendahuluan Sektor agribisnis merupakan lapangan kerja

Lebih terperinci

Tugas Akhir Lingkungan Bisnis

Tugas Akhir Lingkungan Bisnis Tugas Akhir Lingkungan Bisnis Oleh : Rossidah 11.02.8043 11-D3MI-03 Masalah Pemasaran Produk Agribisni Masalah pemasaran produk hasil pertanian di Indonesia adalah rendahnya mutu sumber daya manusia, khususnya

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Praktikan diwajibkan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum. 2. Praktikan diwajibkan hadir 15 menit sebelum pelaksanaan praktikum. 3. Praktikan diwajibkan mengikuti segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

PETUNJUK DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN ASISTENSI LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN SEMESTER GANJIL 2016 / 2017

PETUNJUK DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN ASISTENSI LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN SEMESTER GANJIL 2016 / 2017 PETUNJUK DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN ASISTENSI LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN SEMESTER GANJIL 2016 / 2017 1. Kegiatan praktikum FDM diselenggarakan Setelah diadakannya Introduction. Jika tidak mengikuti

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN. Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agribisnis Perikanan

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN. Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agribisnis Perikanan BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agribisnis Perikanan Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Perancangan Teknik Industri 2

Perancangan Teknik Industri 2 Nama : NPM : Kelas : Kelompok : PANDUAN PRAKTIKUM Perancangan Teknik Industri 2 Disusun Guna Menunjang Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 (Untuk Praktikan) Oleh: Asisten Laboratorium Perancangan Teknik

Lebih terperinci

Wawasan Agribisnis Sudut Pandang Agribisnis. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

Wawasan Agribisnis Sudut Pandang Agribisnis. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ Wawasan Agribisnis Sudut Pandang Agribisnis Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ www.adamjulian.net Agribisnis Secara umum agribisnis dapat dipandang dari dua sudut, yaitu : 1. Sudut pandang makro, agribisnis

Lebih terperinci

SISTEM AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

SISTEM AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI SISTEM AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI Sekilas Pandang Kondisi Makro Catatan: Sektor Primer: (1) Pertanian Kehutanan dan Perikanan; (2) Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri: Industri Pengolahan Sektor

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN H. ISKANDAR ANDI NUHUNG Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian ABSTRAK Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berubahnya orientasi usahatani dapat dimaklumi karena tujuan untuk meningkatkan pendapatan merupakan konsekuensi dari semakin meningkatnya kebutuhan usahatani dan kebutuhan

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN PENDAHULUAN Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi secara keseluruhan yang dilaksanakan secara terencana rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Hal ini didasarkan pada kesadaran bahwa negara Indonesia adalah negara agraris yang harus melibatkan

Lebih terperinci

CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN : VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN

CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN : VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 2001-2004: VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN Visi Pembangunan Pertanian Visi pembangunan pertanian dirumuskan sebagai : Terwujudnya masyarakat yang sejahtera

Lebih terperinci

Perancangan Teknik Industri 3

Perancangan Teknik Industri 3 Nama : NPM : Kelas : Kelompok : PANDUAN PRAKTIKUM Perancangan Teknik Industri 3 Disusun Guna Menunjang Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 (Untuk Praktikan) Oleh: Asisten Laboratorium Perancangan Teknik

Lebih terperinci

STANDAR MUTU PENYELESAIAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA FEB UNSOED

STANDAR MUTU PENYELESAIAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA FEB UNSOED STANDAR MUTU PENYELESAIAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA FEB UNSOED Isi: Rasional Standar Pembimbingan Skripsi Standar Seminar Proposal Skripsi Standar Ujian Skripsi Standar Ujian Pendadaran FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan atau kontribusi yang sangat besar dalam pembangunan ekonomi suatu negara terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia.

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM. Disusun oleh : Tim Laboratorium Teknik Komputer

PANDUAN PRAKTIKUM. Disusun oleh : Tim Laboratorium Teknik Komputer PANDUAN PRAKTIKUM Disusun oleh : Tim Laboratorium Teknik Komputer LABORATORIUM KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI 2014 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warrahmatullohi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran untuk menguraikan nalar dan pola pikir dalam upaya menjawab tujuan penelitian. Uraian pemaparan mengenai hal yang berkaitan dan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PISANG AWAK DI KABUPATEN PACITAN TESIS

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PISANG AWAK DI KABUPATEN PACITAN TESIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PISANG AWAK DI KABUPATEN PACITAN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS Diajukan

Lebih terperinci

TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM Sistem agribisnis : Rangkaian kegiatan dari beberapa subsistem yg saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain Sub-sistem agribisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di Indonesia pada saat ini cukup pesat, hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan yang semakin berkembang. Sehingga

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI LABORATORIUM PENGEMBANGAN SISTEM & MANAJEMEN INDUSTRI Nomor Referensi Responsi Laboratorium Tujuan Penggunaan Petunjuk ini Petunjuk ini dipergunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) Sebagai suatu negara yang aktif dalam pergaulan dunia, Indonesia senantiasa dituntut untuk cepat tanggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele (Clarias sp) adalah salah satu satu komoditas perikanan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan komoditas unggulan. Dikatakan

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA PRAKTIKUM PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU

TATA TERTIB PESERTA PRAKTIKUM PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU TATA TERTIB PESERTA PRAKTIKUM PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU A. Sebelum Praktikum 1. Praktikan dapat mengikuti praktikum apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut: a. Terdaftar pada KRS untuk mata

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember ANALISIS NILAI TAMBAH Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://adamjulian.web.unej.ac.id PRICE-CONSUMPTION CURVE AND DEMAND AGRIBISNIS Sistem Agribisnis dan Lembaga Penunjangnya (Soehardjo,

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU STUDY ON ADDED VALUE OF SOYBEAN AGRIBUSINESS PRODUCT AT MAJU LESTARI TOFU INDUSTRY

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA Oleh: ERNI DWI LESTARI H14103056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2010-2014 adalah terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di Negara-negara berkembang. Sektor pertanian merupakan sumber persediaan bahan makanan dan bahan mentah yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Perancangan Teknik Industri 3

Perancangan Teknik Industri 3 Nama : NPM : Kelas : Kelompok : PANDUAN PRAKTIKUM Perancangan Teknik Industri 3 Disusun Guna Menunjang Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 (Untuk Praktikan) Oleh: Asisten Laboratorium Perancangan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PANDUAN PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS Oleh: Dr.Ir. Endang Yektiningsih, MP. Ir. Sigit Dwi Nugroho, MSi. Fanny Septya, SP., M.Si. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS - FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Implementing Technology Through Creative Business

Implementing Technology Through Creative Business Business Plan Competition (BPC) merupakan salah satu rangkaian acara EURECA 2017 dimana peserta dituntut untuk mengembangkan ide bisnis yang feasible dan inovatif untuk kemudian dipresentasikan dihadapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Studi kelayakan yang juga sering disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah merupakan langkah awal kegiatan produksi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah merupakan langkah awal kegiatan produksi sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah merupakan langkah awal kegiatan produksi sehingga investasi pada hakekatnya merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4 ABSTRAKSI Suatu perusahaan seringkali menghadapi berbagai masalah. Seperti dalam menghadapi pesaing, harga bahan baku yang cenderung berubah, ataupun keadaan ekonomi yang berubah dan faktor - faktor lain

Lebih terperinci

AGRIBISNIS KENTANG DI KABUPATEN WONOSOBO

AGRIBISNIS KENTANG DI KABUPATEN WONOSOBO AGRIBISNIS KENTANG DI KABUPATEN WONOSOBO Liana Fatma Leslie Pratiwi, Suhatmini Hardyastuti, Lestari Rahayu W. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Abstrak Sistem

Lebih terperinci

Prosedur ini berlaku dalam pelaksanaan seminar skripsi mahasiswa S1 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB.

Prosedur ini berlaku dalam pelaksanaan seminar skripsi mahasiswa S1 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB. 1. TUJUAN Memberikan acuan bagi pelaksanaan seminar skripsi dengan menciptakan kejelasan mekanisme, keteraturan dan ketertiban pelaksanaan seminar skripsi agar terselenggara seminar skripsi mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia melalui peningkatan nilai tambah, ekspor, pengurangan kemiskinan, dan penciptaan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI DAN PENGEMBANGANYA DI CV. GELONDONGAN VANNAMEI DESA BANJARSARI KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

ANALISIS USAHATANI PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI DAN PENGEMBANGANYA DI CV. GELONDONGAN VANNAMEI DESA BANJARSARI KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK SKRIPSI ANALISIS USAHATANI PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI DAN PENGEMBANGANYA DI CV. GELONDONGAN VANNAMEI DESA BANJARSARI KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK SKRIPSI Oleh : FAUZI PANDJI IRAWAN NPM.0624310041 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sub-sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,

Lebih terperinci

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

PERATURAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I PERATURAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I A.Tata Tertib dan Sanksi Kegiatan Praktikum 1. Praktikan diharapkan hadir 15 menit sebelum pelaksanaan praktikum. 2. Praktikan harus memakai pakaian kerja (cattlepack)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian diartikan sebagai rangkaian berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, memantapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Kekayaan sumberdaya alam tersebut salah satunya tercurah pada sektor pertanian. Berbagai macam komoditas

Lebih terperinci

Tgl. Pembuatan : Disetujui oleh Paraf. Tgl. Revisi : 9 hal

Tgl. Pembuatan : Disetujui oleh Paraf. Tgl. Revisi : 9 hal Hal 1 dari 10 SOP/UJM-F/LK/001 LABORATORIUM KOMPUTER Dibuat oleh Paraf Direvisi oleh Paraf : : : : FAKULTAS Tgl. Pembuatan : 6 05-2013 Disetujui oleh Paraf : Rektor : Tgl. Revisi : 9 hal Tujuan disusunnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Agribisnis Sering ditemukan bahwa agribisnis diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu

BAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan agroindustri di lndonesia pada umumnya belum memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu memanfaatkan berbagai peluang yang muncul

Lebih terperinci

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN Biaya - volume-profit ( CVP ) analisis memperkirakan bagaimana perubahan biaya ( baik variabel dan tetap ), volume penjualan, dan harga mempengaruhi

Lebih terperinci

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga C. Program PERKREDITAN PERMODALAN FISKAL DAN PERDAGANGAN KEBIJAKAN KETERSEDIAAN TEKNOLOGI PERBAIKAN JALAN DESA KEGIATAN PENDUKUNG PERBAIKAN TATA AIR INFRA STRUKTUR (13.917 ha) Intensifikasi (9900 ha) Non

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A14104105 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Agribisnis (LUHT4312)

Studi Kelayakan Agribisnis (LUHT4312) Panduan Praktikum Studi Kelayakan Agribisnis (LUHT4312) Tim Prog Studi Agribisnis S PENDAHULUAN tudi Kelayakan Agribisnis merupakan matakuliah yang mempelajari tentang pengertian usaha agribisnis, studi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA PANDUAN MAGANG PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA 2017 Kata Pengantar Mulai Semester Ganjil 2017/2018 magang menjadi mata kuliah wajib di Prodi

Lebih terperinci

TATA TERTIB PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI

TATA TERTIB PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI TATA TERTIB PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI A. SEBELUM PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat mengikuti praktikum apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut: a. Terdaftar pada KRS pada semester

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah kekayaan sumber daya alam hayati, yang dulu lebih berorientasi kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. khususnya lahan pertanian intensif di Indonesia semakin kritis. Sebagian besar

I. PENDAHULUAN. khususnya lahan pertanian intensif di Indonesia semakin kritis. Sebagian besar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak dimulainya revolusi hijau (1970 -an), kondisi lahan pertanian khususnya lahan pertanian intensif di Indonesia semakin kritis. Sebagian besar lahan pertanian Indonesia

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran sektor pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata dalam pembentukan

Lebih terperinci

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL PRAKTIKUM MANUFAKTUR TERINTEGRASI I

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL PRAKTIKUM MANUFAKTUR TERINTEGRASI I MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL PRAKTIKUM MANUFAKTUR TERINTEGRASI I 1. KETENTUAN Ketentuan Umum: 1. Praktikan adalah mahasiswa/i Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro yang

Lebih terperinci

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI PENGERTIAN AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI Agribisnis adalah segala bentuk kegiatan bisnis yang berkaitan dengan usaha tani (kegiatan pertanian) sampai dengan pemasaran komoditi

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 4. Nama : NPM : Kelas : Kelompok : Oleh: Asisten Laboratorium. Perancangan Teknik Industri 4

PANDUAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 4. Nama : NPM : Kelas : Kelompok : Oleh: Asisten Laboratorium. Perancangan Teknik Industri 4 Nama : NPM : Kelas : Kelompok : PANDUAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 4 Oleh: Asisten Laboratorium Perancangan Teknik Industri 4 PTA 2017/2018 Disusun Guna Menunjang Praktikum Perancangan Teknik

Lebih terperinci

PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG Nomor: 362 /PER/SM.200/J.4.9/02/2014

PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG Nomor: 362 /PER/SM.200/J.4.9/02/2014 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG Jalan. Magelang Kopeng Km. 7 Kotak Pos 152 Magelang 56101 Telepon.:

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ELOKTRONIKA DASAR. Program Studi Pendidikan Fisika. FKIP-Universitas Prof Dr. Hamka UHAMKA

MODUL PRAKTIKUM ELOKTRONIKA DASAR. Program Studi Pendidikan Fisika. FKIP-Universitas Prof Dr. Hamka UHAMKA MODUL PRAKTIKUM ELOKTRONIKA DASAR Program Studi Pendidikan Fisika FKIP-Universitas Prof Dr. Hamka UHAMKA 1 MODUL PRAKTIKUM ELOKTRONIKA DASAR Pendahuluan A. Umum Praktikum elektronika dasar merupakan pengimplementasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umar Hadikusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umar Hadikusumah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena menarik setelah diberlakukannya UU No 22 dan UU No 25 tahun 1999 sebagai landasan hukum otonomi daerah adalah keinginan beberapa daerah, baik itu

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L)

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) DISUSUN OLEH: Widya Iswara Nuning Yunara Nurfadillah Ramlah FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Mata Kuliah : MANAJEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada PT X. Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah PT X yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan teknologi pengolahan sagu Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR UJIAN AKHIR SEMESTER

MANUAL PROSEDUR UJIAN AKHIR SEMESTER MANUAL PROSEDUR UJIAN AKHIR SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 MANUAL PROSEDUR UJIAN AKHIR SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KULIAH KE 10: AGROBISNIS DAN

KULIAH KE 10: AGROBISNIS DAN KULIAH KE 10: AGROBISNIS DAN AGROINDUSTRI TIK: Setelah mempelajari kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan agrobisnis dan agroindustri Catatan: Di akhir kuliah mohon dilengkapi 15 menit pemutan video Padamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang tepat dari para pelaku ekonomi. konsumen adalah sebagai pemasok faktor faktor produksi kepada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang tepat dari para pelaku ekonomi. konsumen adalah sebagai pemasok faktor faktor produksi kepada perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian terus tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Jika perekonomian dalam suatu negara berjalan stabil maka kesejahteraan

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila Modul ke: Pendidikan Pancasila Kontrak Perkuliahan Fakultas Gunawan Wibisono SH MSi Program Studi PERKENALAN DOSEN Nama: Gunawan Wibisono SH MSi HP: 081398511963 PEMILIHAN KETUA KELAS KONTRAK PERKULIAHAN

Lebih terperinci

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU Ubi kayu menjadi salah satu fokus kebijakan pembangunan pertanian 2015 2019, karena memiliki beragam produk turunan yang sangat prospektif dan berkelanjutan sebagai

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA UJIAN AKHIR SEMESTER

MANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA UJIAN AKHIR SEMESTER 0 MANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA UJIAN AKHIR SEMESTER JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2010 1 MANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA UJIAN AKHIR SEMESTER JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci