PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS"

Transkripsi

1 PANDUAN PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS Oleh: Dr.Ir. Endang Yektiningsih, MP. Ir. Sigit Dwi Nugroho, MSi. Fanny Septya, SP., M.Si. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS - FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2018

2 KARTU PESERTA PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS Nama Mahasiswa N P M Semester / Prodi : : : / Agribisnis Tahun Akademik : 2017 / 2018 Golongan Nilai Akhir :.. :.. No Acara Praktikum Tanggal Praktikum Nilai Aktivitas Nilai Laporan Paraf Pembimbing Surabaya, Mengetahui : Kalab Agribisnis Pembimbing Praktikum IR. EKO PRIYANTO, MP.... ii

3 KATA PENGANTAR Praktikum merupakan media belajar bagi peserta didik untuk meningkatkan ketrampilan (skill) setelah teori diberikan. Kegiatan belajar dalam bentuk praktikum dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Melalui praktikum diharapkan peserta didik akan lebih mampu menyerap ilmu dan mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah secara ilmiah dengan tetap memegang prinsip etika dan estetika sehingga diharapkan menjadi insan yang lebih berdaya guna. Keberhasilan agribisnis tidak dapat dilepaskan dari perencanaan yang disusun secara baik dan matang. Setiap saat selalu dilakukan evaluasi terhadap kelebihan, kekurangan, tantangan, dan hambatan sehingga usaha tidak sampai gulung tikar tetapi justru semakin berkembang. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan praktek membuat perencanaan untuk pengembangan agribisnis yang didasarkan pada hasil evaluasi usaha yang telah berjalan terhadap mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Buku Panduan Praktikum Perencanaan dan Pengembangan Agribisnis ini dapat tersusun atas masukan berbagai pihak, serta pengamatan dan pengalaman penulis, oleh karena itu sudah selayaknya penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga. Dengan berbekal ketidaksempurnaan maka penyusun berharap adanya saran yang membangun sehingga materi dari Buku Panduan ini semakin berbobot dan bermanfaat bagi mahasiswa dan pihak-pihak yang memerlukan. Surabaya, 22 Pebruari 2018 Penyusun iii

4 DAFTAR ISI Halaman KARTU PESERTA PRAKTIKUM KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI. i ii iv PENDAHULUAN. 1 ACARA I : Mendeskripsikan Usaha Agribisnis. 3 ACARA II & III : Perencanaan dan Pelaksanaan Produksi Usaha Agribisnis... 4 ACARA IV : Evaluasi Posisi Agribisnia dengan Metode SWOT. 6 ACARA V : Analsisi Efisiensi Usaha Agribisnis.. 9 ACARA VI, VII dan VIII : Perencanaan Pengembangan Agribisnis.. 11 ACARA IX & X : Network Planning 17 PENUTUP 19 DAFTAR PUSTAKA 20 iv

5 PENDAHULUAN Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan Agribisnis merupakan kegiatan merencanakan usaha agribisnis sebagai suatu sistem, sehingga dalam mempelajarinya perlu dipahami oleh mahasiswa dan pengguna tentang hal-hal yang terkait, antara lain : 1. Pengertian perencanaan agribisnis. 2. Tahapan perencanaan agribisnis. 3. Titik tolak perencanaan agribisnis. 4. Tujuh kegiatan perencanaan agribisnis. Perencanaan Agribisnis adalah usaha sistematis untuk mencari alternatif-alternatif baru, disertai dengan penghitungan konsekuensi finansialnya terhadap hasil dan biaya. Tujuan beragribisnis adalah untuk memperoleh keuntungan yang tertinggi atau memperoleh biaya yang terendah. Secara ekonomi, agar proses agribisnis dapat berkelanjutan maka setidaknya nilai hasil usaha harus sebesar biaya ditambah laba, sehingga dapat menampung seluruh resiko usaha. Dari sudut agribisnis yang dilakukan oleh pelaku agribisnis skala mikro seperti petani, peternak, nelayan dan lainnya, nilai hasil usaha agribisnis yang diperoleh harus mencapai sebesar biaya usahatani ditambah biaya kebutuhan hidup petani-nelayan. Dalam perencanaan agribisnis terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu meliputi : 1. Mencari alternatif-alternatif. 2. Menghitung rentabilitas dan melakukan analisis perencanaan. 3. Membandingkan situasi baru dengan situasi saat ini. 1

6 Titik tolak perencanaan agribisnis pada hakekatnya dimulai dari mempertimbangkan pemanfaatan semaksimal mungkin dari faktor-faktor yang paling langka. Misalnya tanah paling langka, maka gunakanlah tanah seintensif mungkin dengan teknik intensifikasi untuk meningkatkan produktifitas. Bila tenaga kerja paling langka, maka usahakan dapat ditunjukkan untuk memproduksi sebanyak-banyaknya per satuan tenaga kerja, dengan menggunakan tanah dan modal yang ada. Jika modal paling langka, maka diarahkan untuk ektensifikasi dengan menggunakan tenaga kerja yang banyak (padat karya, bukan padat modal). Jadi perbandingan kuantitatif antara luas tanah dibanding jumlah modal yang digunakan, akan tergantung kelangkaan relatifnya. Perbandingan akan berubah, jika perbandingan nilainya berubah. Oleh karena itu agribisnis harus selalu dinamis agar dapat menyesuaikan dengan perbandingan yang selalu berubah tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa titik tolak perencanaan agribisnis adalah perbandingan kuantitatif dan kualitatif antara luas tanah, jumlah tenaga kerja, dan jumlah modal. Kegiatan Perencanaan Agribisnis: Berdasarkan titik tolak tersebut di atas, maka kegiatan perencanaan agribisnis disusun sebagai berikut : 1. Indentifikasi kebutuhan pasar. 2. Identifikasi sumberdaya yang potensial dalam agribisnis 3. Indentifikasi jaringan ketersediaan modal usaha. 4. Penyusunan pola agribisnis yang memiliki keunggulan kompetitif komoditas. 5. Perencanaan modal dan pengajuan kredit. Untuk lebih mendalami kegiatan agribisnis tidak hanya berdasarkan uraian diatas, tetapi dalam proses pembelajaran perlu mahasiswa melakukan sendiri penyusunan perencanaan agribisnis tersebut. Oleh sebab itu mahasiswa dituntun mempunyai wawasan yang luas terhadap jenis usaha yang akan digeluti atau yang disukai. 2

7 ACARA I MENDESKRIPSIKAN USAHA AGRIBISNIS 1. Tujuan Pembelajaran : Acara praktikum ini ditujukan untuk merumuskan secara deskriptif ide bisnis dan profil usaha agribisnis (meliputi perencanaan produk seperti jenis produk baik barang ataupun jasa, keunggulan produk, merk dan logo, perencanaan lokasi, serta perencanaan SDM) sebagai bahan untuk perencanaan selanjutnya. Profil usaha meliputi : a. Usaha Penyediaan Input b. Usahatani (Produksi Komoditi) c. Kegiatan Pasca Panen dan Pengolahan d. Kegiatan Distribusi dan Pemasaran 2. Tempat Praktikum : Laboratorium Statistik Program Studi Agribisnis UPN Veteran Jawa Timur. 3. Metode Pelaksanaan : a. Pembagian kelompok mahasiswa berdasarkan subsistem agribisnis b. Diskusi kelompok merumuskan ide dan gambaran umum usaha, perencanaan produk, perencanaan lokasi (faktor pertimbangan lokasi dan rencana layout) serta perencanaan SDM meliputi sistem organisasi dan pembagian tugas c. Masing-masing kelompok mempersiapkan presentasi perencanaan bisnis 1 d. Kegiatan pada acara 1 akan dipresentasikan pada minggu ke 2 praktikum PPA 3

8 ACARA II & III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PRODUKSI USAHA AGRIBISNIS 1. Tujuan Pembelajaran Pada kegiatan ini, masing-masing kelompok berada pada tahap inti yakni perencanaan dan pelaksanaan kegiatan produksi. Tahap perencanaan produksi merumuskan perencanaan bahan baku, tenaga kerja, modal dan proses produksi yang selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan produksi pertama untuk menghasilkan produk contoh. 2. Tempat Pelaksanaan Laboratorium Kewirausahaan Agribisnis Fak.Pertanian UPNV Jawa Timur 3. Metode Pelakasanaan a. Pada minggu ke 4 praktikum PPA, kelompok merumuskan perencanaan bahan baku, tenaga kerja dan modal dari segi sumber, jenis, jumlah (Q), dan nilai yang dirangkum dalam tabulasi input produksi b. Lakukan identifikasi biaya dan penentuan HPP yang akan digunakan untuk analisis BEP c. Dalam kegiatan ini kelompok melakukan analisis finansial meliputi analisis BEP /titik impas serta arus perputaran modal dipandu asisten praktikum/dosen pengampu serta merumuskan kesimpulan dari analisis tersebut. Menghitung titik impas adalah alat analisis keuangan utama yang digunakan oleh pemilik bisnis. Begitu Anda mengetahui biaya tetap dan variabel untuk produk yang dihasilkan bisnis atau perkiraannya yang bagus, Anda dapat menggunakan informasi tersebut untuk menghitung titik impas perusahaan Anda dengan contoh nota penjualan. Pemilik usaha kecil dapat menggunakan perhitungan untuk menentukan berapa banyak unit produk yang mereka butuhkan untuk menjual pada titik harga tertentu untuk dipecah. Titik impas perusahaan adalah titik di mana penjualannya benar-benar menutupi pengeluarannya. Pada dasarnya ada beberapa metode dalam menentukan BEP. Dalam Rumus BEP yang pertama, yang harus diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total variabel, hasil penjualan total atau harga jual per unit. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: 4

9 Break even point dalam unit. Keterangan rumus : BEP : Break Even Point FC : Fixed Cost VC : Variabel Cost P : Price per unit S : Sales Volume. Break even point dalam rupiah. Setelah mengamati kedua rumus diatas dapat kita tarik kesimpulan jika titik impas sama dengan total biaya tetap dibagi dengan selisih antara harga satuan dan biaya variabel. Perhatikan bahwa dalam formula ini, biaya tetap dinyatakan sebagai total semua biaya overhead untuk perusahaan, sedangkan Biaya Harga dan Variabel dinyatakan sebagai biaya per unit harga untuk setiap unit produk terjual. Penyebut persamaan, harga dikurangi biaya variabel, disebut margin kontribusi. Setelah biaya variabel unit dikurangkan dari harga, apa pun yang tersisa margin kontribusi tersedia untuk membayar biaya tetap perusahaan. d. Pada acara yang sama, kelompok juga merencanakan dan mempersiapkan proses produksi meliputi kelengkapan peralatan, cara pembuatan, rencana volume dan intensitas produksi e. Pada minggu ke 5 praktikum PPA (acara ke 3) dilakukan kegiatan produksi usaha agribisnis untuk menghasilkan produk contoh dan menentukan media promosi f. Pada minggu ke 6 praktikum PPA, setiap kelompok melakukan presentasi bisnis 2 dengan materi perencanaan produksi dan perkenalan produk 5

10 ACARA IV EVALUASI POSISI AGRIBISNIS DENGAN METODE SWOT 1. Tujuan Pembelajaran : Tujuan pada acara praktikum ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap posisi usaha agribisnis yang sedang berlangsung, dengan mendasarkan pada Kekuatan (S), Kelemahan (W), Peluang (O) dan Hambatan (T) pada usaha agribisnis. Dengan diketahuinya posisi usaha agribisnis, maka dapat dilakukan perencanaan dan pengembangan yang lebih tepat, sehingga akan dapat meningkatkan keuntungan dan menekan resiko kegagalan. 2. Dasar Teori Yang dimaksud dengan analisis SWOT adalah suatu cara menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-langkah strategi dalam pengoptimalan usaha yang lebih menguntungkan. Dalam analisis faktor-faktor internal dan eksternal akan ditentukan aspek-aspek yang menjadi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities), dan yang menjadi ancaman (Treathment) sebuah organisasi. Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan (Freddy Rangkuti, 2005:19). Dalam Pengelolaan dan pengembangan suatu aktifitas memerlukan suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang saling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang menyeluruh. Sebagai persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu analisis yang tajam dari para pegiat organisasi. Salah satu analisis yang cukup populer di kalangan pelaku organisasi adalah Analisis SWOT. 6

11 Maksud dari analisis SWOT ini adalah untuk meneliti dan menentukan kondisi suatu lembaga, baik bisnis maupun non bisnis dalam hal : a. Kuat (sehingga dapat dioptimalkan ) b. Lemah (sehingga dapat segera dibenahi) c. Kesempatan-kesempatan di luar (untuk dimanfaatkan) d. Ancaman-ancaman dari luar (untuk diantisipasi) Langkah Langkah Analisis Data dalam analisis SWOT Langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut: a. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel informasi SWOT. b. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal organisasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness). c. Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. 3. Tempat Praktikum : Laboratorium Statistik Program Studi Agribisnis UPN Veteran Jawa Timur. 7

12 4. Metode Pelaksanaan : Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :I a. Deskripsikan profil usaha agribisnis yang telah dikerjakan pada Acara I tetapi dengan metode SWOT, yaitu dengan menguraikan Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Hambatan Usaha tersebut b. Rumuskan strategi pengembangan usaha berdasarkan analisis SWOT (deskripsikan dalam bentuk matriks SWOT) c. Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis SWOT 8

13 ACARA V ANALISIS EFISIENSI USAHA AGRIBISNIS 1. Tujuan Pembelajaran : Tujuan pada acara praktikum ini adalah untuk menganalisis efisiensi teknis dan ekonomis dari usaha agribisnis yang telah saudara kerjakan pada Acara I dan II tersebut diatas. 2. Dasar Teori Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi usaha agribisnis adalah dengan menganalisis efisiensinya. Efisiensi dalam produksi merupakan ukuran perbandingan antara output dan input. Konsep efisiensi menurut Kopp (1981) adalah kemampuan organisasi melakukan produksi untuk menghasilkan produk tertentu pada tingkat biaya minimum. Sedangkan menurut Nicholson (1995), efisiensi dibedakan antara efisiensi ekonomis dan efisiensi alokatif. Efisiensi ekonomi terdiri atas dua komponen yaitu efisiensi teknis (technical efficiency) dan efisiensi harga atau efisiensi alokatif (price efficiency or allocative efficiency). Efisiensi teknis mengukur berapa produksi yang dapat dicapai suatu set input tertentu. Besarnya produksi tersebut menjelaskan keadaan pengetahuan teknis dan modal tetap yang dikuasai oleh petani atau produsen. Suatu usaha dikatakan lebih efisien secara teknis jika dengan menggunakan set input yang sama produk yang dihasilkan lebih tinggi Efisiensi teknis juga sering disebut efisiensi jangka panjang. Sedangkan efisiensi harga (alokatif) berhubungan dengan keberhasilan petani dalam mencapai keuntungan maksimum. Efisiensi ini disebut juga efisiensi jangka pendek. Efisiensi ekonomi akan tercapai jika terpenuhi dua kondisi berikut : 9

14 a. Proses produksi harus berada pada tahap kedua yaitu pada waktu 0 Ep 1 b. Kondisi keuntungan maksimum tercapai, dimana value marginal product sama dengan marginal cost atau MP = MC. Jadi efisiensi ekonomi tercapai jika tercapai keuntungan maksimum. Asumsi perusahaan memaksimumkan keuntungan, maka kondisi nilai marjinal produk sama dengan harga input variabel yang bersangkutan (NPM = Px). c. Efisiensi teknis dicapai jika besarnya produksi rata-rata sama dengan produksi marjinal (PR = PM) 3. Tempat Praktikum : Laboratorium Statistik Program Studi Agribisnis UPN Veteran Jawa Timur. 4. Metode Pelaksanaan : Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Setiap kelompok melakukan analisis efisiensi berdasarkan data pada perencanaan produk b. Membuat rumusan kesimpulan dari analisis untuk mengetahui keberlangsungan usaha c. Setiap kelompok mempresentasikan analisis efisiensi usaha 10

15 ACARA VI,VII, DAN VIII PERENCANAAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS 1. Tujuan Pembelajaran : Praktikum perencanaan pengembangan agribisnis ditujukan untuk memberikan pembelajaran kepada mahasiswa tentang bagaimana menyusun perencanaan untuk pengembangan agribisnis yang didasarkan pada hasil evaluasi usaha agribisnis sebelumnya. 2. Dasar Teori a. Definisi Perencanaan Agribisnis Perencanaan Agribisnis adalah usaha sistematis untuk mencari alternatifalternatif baru, disertai dengan penghitungan konsekuensi finansialnya terhadap hasil dan biaya (Anonim, 1994). Tujuan beragribisnis adalah untuk memperoleh pendapatan yang paling tinggi baik berbentuk natura maupun uang. Ditinjau secara ekonomis murni, agar proses agribisnis berkelanjutan maka : Nilai hasil = biaya + laba guna menampung seluruh resiko usaha. Dari sudut agribisnis yang dilakukan oleh petani-nelayan dalam bentuk usahatani maka : Nilai hasil = biaya + menampung kebutuhan hidup petani-nelayan secara sejahtera. b. Tahapan dalam Perencanaan Agribisnis meliputi : 1. Mencari alternatif-alternatif. 2. Menghitung rentabilitas dan melakukan analisis perencanaan. 3. Membandingkan situasi baru dengan situasi saat ini. 11

16 c. Titik Tolak Perencanaan Agribisnis Pada hakekatnya yang perlu diusahakan adalah pemanfaatan semaksimal mungkin dari faktor-faktor yang paling langka. Misalnya tanah paling langka, maka gunakanlah tanah seintensif mungkin dengan teknik intensifikasi untuk meningkatkan produktifitas. Bila tenaga kerja paling langka, maka usahakan dapat ditunjukkan untuk memproduksi sebanyak-banyaknya per satuan tenaga kerja, dengan menggunakan tanah dan modal yang ada. Jika modal paling langka, maka diarahkan untuk ektensifikasi dengan menggunakan tenaga kerja yang banyak (padat tenaga kerja, bukan padat modal). Jadi perbandingan kuantitatif antara luas tanah dibanding jumlah modal yang digunakan, akan tergantung kelangkaan relatifnya. Perbandingan akan berubah, jika perbandingan nilainya berubah. Oleh karena itu agribisnis harus selalu dinamis agar dapat menyesuaikan dengan perbandingan yang selalu berubah tadi. Singkatnya, titik tolak perencanaan agribisnis adalah: Perbandingan kualitatif antara luas tanah, jumlah tenaga kerja, jumlah modal. Kegiatan Perencanaan Agribisnis: Berdasarkan titik tolak tersebut di atas, maka kegiatan perencanaan agribisnis akan berlangsung sebagai berikut: 1. Indentifikasi kebutuhan pasar. 2. Indentifikasi kebutuhan industri hilir. 3. Indentifikasi jaringan ketersediaan modal usaha. 4. Penyusunan pola usaha agribisnis yang memiliki keunggulan kompetitif komoditas. 5. Perencanaan modal dan pengajuan kredit. d. Proses Perencanaan Agribisnis 12

17 1) Mengumpulkan fakta dan informasi yang berkaitan dengan kebijakan operasional usaha, sistem dan rencana kesejahteraan sdm, jaringan bisnis, pemasaran, dan persaingan usaha 2) Menganalisis situasi dan masalah-masalah yang terlibat dengan alat analisis terkait seperti analisis 4P (product, price, place, promotion) dan STP (segmentation, targeting, and positioning) untuk analisis pemasaran produk,analisis pesaing untuk mengidentifikasi persaingan dengan produk sejenis, dan analisis rantai pasar 3) Merumuskan posisi usaha berdasarkan analisis dan rencana kebijakan operasional di atas 4) Mengembangkan altematif untuk arah tindakan dan memilih alternatif yang paling sesuai berdasarkan kesimpulan di poin 3 5) Mengembangkan wahana untuk mengevaluasi kemajuan, dan mencocokkan kembali pandangan seseorang serentak dengan berlangsungnya perencanaan 3. Tempat Praktikum : Laboratorium Statistik Program Studi Agribisnis UPN Veteran Jawa Timur. 4. Metode Pelaksanaan : a. Untuk acara ke VI dan VII, lakukan langkah-langkah sebagai berikut. Langkah 1 : Mengumpulkan Fakta Pengumpulan fakta dan informasi telah dijadikan langkah pertama dari proses perencanaan walaupun pengumpulan informasi merupakan bagian yang tetap dan berulang dalam proses perencanaan. Pengumpulan fakta dibagi menjadi: 13

18 Untuk mengumpulkan informasi yang memadai guna mengetahui perlunya rencana Untuk mengumpulkan secara sistematik fakta-fakta khusus yang diperlukan agar rencana itu berjalan setelah diputuskan. Karena kesulitan dalam pengumpulan fakta, beberapa manajer cenderung mengabaikan langkah ini dan menganut falsafah "Seat of the pants" (tanpa pedoman, hanya mengandalkan informasi saja), yang akan mengurangi peluang untuk berhasil. Langkah 2 : Menganalisis Fakta dan informasi guna memenuhi analisis pasar, penyusunan kebijakan operasional dan SDM dan analisis persaingan Dasar untuk mengembangkan rencana yang baik terletak pada proses penganalisisan fakta. Proses ini menjawab pertanyaan-pertanyaan: Arah mana yang kita tuju? Bagaimana kita akan sampai ke sana? Hal itu membantu mengungkapkan sejumlah masalah dan peluang, dan menghasilkan kerangka kerja untuk mendasari keputusan yang berhasil. Penganalisisan fakta akan mencegah kesalahan yang terjadi dan memungkinkan penggunaan sumberdaya organisasi dengan sangat bijaksana. Langkah 3 : Merumuskan kebijakan operasional usaha dan SDM Kebijakan operasional usaha terdiri dari kebijakan undang-undang yang ditetapkan pemerintah serta kebijakan operasional yang ditetapkan perusahaan. Kebijakan pemerintah terkait perencanaan dan pengembangan agribisnis seperti pengajuan perizinan dan peraturan lain terkait usaha. Sedangkan kebijakan SDM dapat berupa penyusunan rencana kesejahteraan SDM, legalitas organisasi dan jaringan bisnis. 14

19 Langkah ke 4 : Melakukan analisis pemasaran dan persaingan dengan mengidentifikasi masing-masing indikator yang membangun analisis Langkah 5 : Menetapkan Tujuan dan Hasil Banyak ahli manajemen memper-timbangkan bahwa penetapan tujuan merupakan langkah pertama dalam proses perencanaan. Pembagian langkah-langkah perencanaan dewasa ini, merupakan perumusan dan informasi yang merupakan bagian dari penetapan tujuan. Semua proses berlangsung secara berkesinambungan dalam corong perencanaan. Tujuan tidak dapat ditentukan dalam keadaan vakum, tetapi harus dikaitkan kepada hal yang dapat dicapai. Tujuan harus dibentuk sebagai konsekuensi dari pengumpulan dan penganalisisan informasi dan fakta. b. Untuk acara ke VIII dilakukan tahap selanjutnya yakni langkah 6 & 7 Langkah 6 : Mengembangkan Alternatif Setelah tujuan ditetapkan, beberapa cara untuk bertindak harus dikembangkan; artinya, manajer agribisnis harus mencari berbagai cara untuk sampai ke tujuan. Hasil yang dicapai tergantung pada kegiatan alternatif yang dipilih untuk mencapai tujuan. Alternatif harus ditimbang, dievaluasi, diuji dengan mengingat sumberdaya agribisnis yang unik dengan mempertimbangkan hasil analisis pemasaran dan kebijakan operasional yang telah dirumuskan. Imaginasi merupakan hal yang sangat menentukan, karena cara baru dan atau jalan baru dapat membuka peluang baru menuju keberhasilan. Langkah 7 : Mengevaluasi Kemajuan Pengawasan dan pengecekan kemajuan telah ditentukan oleh para ahli manajemen sebagai salah satu prioritas tertinggi 15

20 Evaluasi menunjukkan apakah rencana sedang berjalan, dan memungkin kan penganalisisan informasi baru serta penemuan pelumasan baru. Hal itu harus digabungkan ke dalam proses perencaan sebagai salah satu langkah terpenting karena rencana hanya berlaku selama situasi tidak berubah. Rencana harus dievaluasi bila dibentuk menjadi program untuk kegiatan khusus, dan bila sekali waktu menyimpang dari arah yang ditentukan. 5. Presentasi Presentasikan hasil analisis perencanaan dan pengembangan usaha agribisnis kelompok berdasarkan kegiatan analisis yang telah dilakukan pada akhir sesi acara ke VIII. 16

21 ACARA IX DAN X NETWORK PLANNING 1. Tujuan Pembelajaran : Praktikum dengan acara Network Planning ini ditujukan untuk memberikan pembelajaran kepada mahasiswa tentang bagaimana menyusun perencanaan jaringan untuk menentukan koordinasi dan urut-urutan kegiatan yang saling berpengaruh. 2. Dasar Teori a. Konsep Analisa Network Diperlukan untuk koordinasi dan pengurutan kegiatan-kegiatan pabrik/proyek yang kompleks, saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain b. Tujuan Analisis Network Planning Tujuannya adalah agar perencanaan dan pengawasan terhadap semua kegiatan dapat dilakukan secara sistematis sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja. c. Macam Analisis Network Planning: CPM (Critical Path Method) PERT (Program Evaluation and Review Technique) d. Pembuatan Network: Events/Node/Kejadian adalah permulaan (star node) atau akhir (end node) dari suatu kegiatan. Biasanya diberi simbol lingkaran. Kegiatan adalah suatu pekerjaan atau tugas di mana penyelesaiannya memerlukan periode waktu, biaya serta fasilitas lain. Biasanya diberi simbol anak panah e. Hal yang perlu diperhatikan, ketika membuat network suatu proyek Pecahlah/uraikanlah proyek menjadi aktivitas/kegiatan Logika Urutan Kegiatan (Kegiatan yang bersifat Seri dan Paralel) 17

22 Diagram Urutan Kegiatan Perhitungkan Waktu (Waktu Normal, Waktu Dipercepat, Waktu Paling Lambat) dan Biaya masing-masing kegiatan (Biaya Normal dan Biaya Percepatan) Mencari Jalur dan Jalur Kritis 3. Tempat Praktikum : Laboratorium Statistik Program Studi Agribisnis UPN Veteran Jawa Timur. 4. Metode Pelaksanaan : Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Siapkan kertas dan alat tulis lainnya. b. Lihat kembali tugas yang sudah saudara kerjakan pada Acara I dan II c. Susun kerangka jaringan dari kegiatan perencanaan agribisnis yang telah saudara buat. d. Simpan perencanaan tersebut kemudian simpan kedalam file dengan nama masing-masing mahasiswa dan nomor acaranya. 6. Mintakan pengesahan dari Dosen Pengampu Mata Praktikum setelah saudara menyelesaikan tugas ini. 18

23 PENUTUP Kegiatan-kegiatan dalam praktikum tersebut di atas diharapkan akan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam pembuatan perencanaan dalam rangka pengembangan agribisnis. Jika memungkinkan mahasiswa dapat mengembangkan sendiri dengan mengambil contoh-contoh kasus agribisnis yang lain dan metode pemecahan masalah serta perencanaan yang berbeda. Buku Panduan ini akan selalu diperbaiki dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu dan teknologi. Semoga bermanfaat. 19

24 DAFTAR PUSTAKA Anonim. Perencanaan Agribisnis. Departemen Pertanian. Perpustakaan. Diakses tanggal 10 Maret 2012 Anonim Petunjuk Praktis : Bertani, Berkebun, Beternak, Permainan, Buku Pertanian. Diakses tanggal 10 Maret Penyuluhan, Kopp, Raymond J, "The Measurement of Productive Efficiency: A Reconsideration," The Quarterly Journal of Economics, MIT Press, vol. 96(3), pages , August. Noor, T.I Kelayakan Usaha Agribisnis. Program Magister Manajemen, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung. Rahman, S. Handout Agribisnis Diakses tanggal 10 Maret Syahza, A Perencanaan Produksi Agribisnis. Diakses tanggal 10 Maret

PERENCANAAN PRODUKSI AGRIBISNIS

PERENCANAAN PRODUKSI AGRIBISNIS Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP. Email: asyahza@yahoo.co.id dan syahza@telkom.net http://almasdi.unri.ac.id PERENCANAAN PRODUKSI AGRIBISNIS Proses Perencanaan Agribisnis 1. Mengumpulkan fakta dan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Studi kelayakan yang juga sering disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknis pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan teknik survei, yaitu cara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Metode Kuantitatif. 102 POKOK BAHASAN VIII ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Sub Pokok Bahasan : Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK

STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK Aspek Pasar Aspek Pemasaran Aspek Teknik n Teknologi Aspek Manajemen Aspek Sumberdaya Manusia Aspek Keuangan Aspek Politik, Ekonomi dan Sosial Aspek Lingkungan Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui berbagai macam proyek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui berbagai macam proyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui berbagai macam proyek pembangunan yang harus dikerjakan dengan baik. Demi kelancaran keberlangsungan suatu proyek

Lebih terperinci

ANALISA NETWORK PENDAHULUAN PEMBUATAN NETWORK

ANALISA NETWORK PENDAHULUAN PEMBUATAN NETWORK ANALISA NETWORK PENDAHULUAN Konsep network ini mula-mula disusun oleh perusahan jasa konsultan manajemen Boaz, allen dan Hamilton, yang disusun untuk perusahaan pesawat terbang Lockheed. Konsep Analisa

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI DAN PENGEMBANGANYA DI CV. GELONDONGAN VANNAMEI DESA BANJARSARI KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

ANALISIS USAHATANI PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI DAN PENGEMBANGANYA DI CV. GELONDONGAN VANNAMEI DESA BANJARSARI KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK SKRIPSI ANALISIS USAHATANI PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI DAN PENGEMBANGANYA DI CV. GELONDONGAN VANNAMEI DESA BANJARSARI KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK SKRIPSI Oleh : FAUZI PANDJI IRAWAN NPM.0624310041 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Agribisnis Semakin bergemanya kata agribisnis ternyata belum diikuti dengan pemahaman yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan bisnis di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan bisnis di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin menonjol akan kompleks, perubahan, dan persaingan. Keadaan ini menimbulkan persaingan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

MANAJEMEN AGRIBISNIS

MANAJEMEN AGRIBISNIS PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS SEMESTER IV TA. 2017/2018 Oleh : 1. Prof. Dr. Ir. Syarif Imam Hidayat 2. Dr. Ir. Zainal Abidin, M.S. 3. Liana Fatma Leslie Pratiwi, S.P., M.Sc. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN Prinsip-Prinsip Efisiensi Usahatani Usahatani ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian Priyanto (2011), tentang Strategi Pengembangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di Kabupaten Rembang Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang tersebar luas di wilayahnya. Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris dan sebagian

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging,

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE JALUR KRITIS PADA PROSES PEMBUATAN PRODUK ALBUM PHOTO PT ALDIAN CITRASETIA SEMARANG

ANALISIS PENERAPAN METODE JALUR KRITIS PADA PROSES PEMBUATAN PRODUK ALBUM PHOTO PT ALDIAN CITRASETIA SEMARANG ANALISIS PENERAPAN METODE JALUR KRITIS PADA PROSES PEMBUATAN PRODUK ALBUM PHOTO PT ALDIAN CITRASETIA SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN BISNIS RESTORAN. Oleh: Tim Pengampu Restoran (Prihastuti Eka) Program Studi PT Boga Fakultas Teknik UNY

STRATEGI PERANCANGAN BISNIS RESTORAN. Oleh: Tim Pengampu Restoran (Prihastuti Eka) Program Studi PT Boga Fakultas Teknik UNY STRATEGI PERANCANGAN BISNIS RESTORAN Oleh: Tim Pengampu Restoran (Prihastuti Eka) Program Studi PT Boga Fakultas Teknik UNY PENDAHULUAN usaha kan berhasil dalam arti menghasilkan profit dan berkembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Ekonomi 3.1.1.1 Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktorfaktor produksi dengan produk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan mnggunakan metode survei, yaitu pengambilan sampel dalam waktu yang sama dengan menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROBISNIS PERIKANAN. Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agrobisnis Perikanan

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROBISNIS PERIKANAN. Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agrobisnis Perikanan BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROBISNIS PERIKANAN Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agrobisnis Perikanan Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK)

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK) PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK) PENGERTIAN suatu alat yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengawasi kemajuan dari suatu proyek. Jaringan dikembangkan dari informasi yang diperoleh

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN. Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agribisnis Perikanan

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN. Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agribisnis Perikanan BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Agribisnis Perikanan Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TEKNIK PENGAWASAN ATAU PENGENDALIAN MANAJEMEN

TEKNIK PENGAWASAN ATAU PENGENDALIAN MANAJEMEN TEKNIK PENGAWASAN ATAU PENGENDALIAN MANAJEMEN Teknik Pengendalian Manajemen Teknik Pengendalian Tradisional Teknik Pengendalian Lanjutan Teknik Pengendalian Tradisional Pengamatan Personal Laporan Statistik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah Penulis melakukan analisis terhadap lingkungan industri yang dihadapi oleh Dewi Sambi Tenun dan Perancangan saluran distribusi multi channel Marketing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan tinggi menempati posisi yang strategis dalam pembangunan masyarakat. Perkembangan masyarakat

Lebih terperinci

Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery

Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery Nama : Ade Hamdani NPM : 24209890 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Hantoro Arief Gisijanto SE.

Lebih terperinci

Manajemen Proyek CPM (Critical( PERT (Program( Evaluation and Review Technique

Manajemen Proyek CPM (Critical( PERT (Program( Evaluation and Review Technique Manajemen Proyek CPM (Critical( Critical-Path Method) ) dan PRT (Program( valuation and Review Technique April 009. Pendahuluan Proyek : suatu sistem yang kompleks melibatkan koordinasi dari sejumlah bagian

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 : Akuntansi : Rino Rinaldo, SE., MMSI Penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berkawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan teknologi pengolahan sagu Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu

Lebih terperinci

DIAGRAM JARINGAN KERJA (Network Diagram)

DIAGRAM JARINGAN KERJA (Network Diagram) Manajemen Proyek TKS 4208 DIAGRAM JARINGAN KERJA (Network Diagram) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Dalam perangkat manajemen proyek, kita mengenal sebuah diagram yang disebut network diagram (diagram jaringan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Diajukan Oleh:

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Diajukan Oleh: EVALUASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN ANALISIS KURVA S PADA PROYEK STUDI DETAIL DESAIN PANTAI LES TEJAKULA DI KAB BULELENG BALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Teknologi Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI A. Zainul Fanani LKMM Tingkat Menengah UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013 1 PENGERTIAN KINERJA Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PISANG AWAK DI KABUPATEN PACITAN TESIS

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PISANG AWAK DI KABUPATEN PACITAN TESIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PISANG AWAK DI KABUPATEN PACITAN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS Diajukan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA (MAHASISWA DAN DOSEN) DI UNISKA BANJARMASIN. Normajatun*

ANALISIS STRATEGI MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA (MAHASISWA DAN DOSEN) DI UNISKA BANJARMASIN. Normajatun* Al Ulum Vol.61 No.3 Juli 2014 halaman 11-16 11 ANALISIS STRATEGI MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA (MAHASISWA DAN DOSEN) DI UNISKA BANJARMASIN Normajatun* ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Gambir merupakan salah satu produk ekspor Indonesia yang prospektif, namun hingga saat ini Indonesia baru mengekspor gambir dalam bentuk gambir asalan.

Lebih terperinci

How to Build a Good Financial Plan

How to Build a Good Financial Plan How to Build a Good Financial Plan Bagaimana Mendanai Bisnis? First Things First Berapa banyak uang yang dibutuhkan? Digunakan untuk apa? Pinjaman yang tidak aman Pinjaman yang aman Penjaminan Pinjaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI SEMESTER GENAP 2004/2005

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI SEMESTER GENAP 2004/2005 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI SEMESTER GENAP 2004/2005 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH BOBOT SKS STATUS MK PENGAJAR : EVALUASI

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN USAHA PERIKANAN

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN USAHA PERIKANAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM MANAJEMEN USAHA PERIKANAN Disusun oleh Tim Asisten Manajemen Usaha Perikanan Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik pupuk organik PT Agrindo Surya Graha yang berlokasi di jalan PLTP Angkrong, Kampung Sunda Wenang, RT 25/ Rw 11,

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. X adalah perusahaan konveksi dan sablon yang berada di Jl. Baturahayu, terusan Buah Batu, Bandung. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2008 hingga sekarang. Dari tahun 2011 s/d 2014 perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di CV. Bening Jati Anugerah yang terletak di Desa Parung Kabupaten Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian April sampai dengan Agustus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Didalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan ataupun pengawasan proses produksi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada PT. Holland yang bergerak dalam bidang produksi serta penjualan

BAB I PENDAHULUAN. Pada PT. Holland yang bergerak dalam bidang produksi serta penjualan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada PT. Holland yang bergerak dalam bidang produksi serta penjualan Martabak dan Terang Bulan. Bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi setiap harinya banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan yaitu berusaha untuk mencapai pendapatan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2017/18

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2017/18 PENYUSUN : Ir. HARI DWI UTAMI, MS., M.Appl.Sc., Ph.D. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2017/18 1 Nama Pratikan :. NIM : EKONOMI PRODUKSI PETERNAKAN PENYUSUN : Ir. HARI DWI UTAMI,

Lebih terperinci

ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI

ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI Nama : Kristian Natanael NPM : 24213871 Dosen Pembimbing : Radi Sahara, SE., MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) meminta pemerintah segara mengambil kebijakan membuka kembali peluang pasar tekstil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini telah mulai banyak masyarakat yang menciptakan usaha terlebih dalam tingkat usaha kecil dan menengah. Hal itu diharapkan agar dapat mempercepat pemulihan ekonomi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan, walaupun pada dasarnya semua fungsi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan, walaupun pada dasarnya semua fungsi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemasaran merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan yang sering disebut sebagai ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan, walaupun pada dasarnya semua fungsi dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Agribisnis (LUHT4312)

Studi Kelayakan Agribisnis (LUHT4312) Panduan Praktikum Studi Kelayakan Agribisnis (LUHT4312) Tim Prog Studi Agribisnis S PENDAHULUAN tudi Kelayakan Agribisnis merupakan matakuliah yang mempelajari tentang pengertian usaha agribisnis, studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di Indonesia pada saat ini cukup pesat, hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan yang semakin berkembang. Sehingga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi ANALISIS PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK TERHADAP RANGKA SPRING BED UKURAN BESAR DAN UKURAN KECIL DENGAN MENGGUNAKAN METODE BREAK EVEN POINT, MARGIN OF SAFETY, SHUT DOWN POINT DAN DEGREE OPERATING LEVERAGE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan di masa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks pula masalah yang akan dihadapi. Untuk dapat menghadapi masalah tersebut diperlukan perencanaan

Lebih terperinci

Materi 4 Ekonomi Mikro

Materi 4 Ekonomi Mikro Materi 4 Ekonomi Mikro Teori Produksi Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami analisis ekonomi konsep biaya, biaya produksi jangka pendek dan panjang. Mahasiswa dapat memahami konsep

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia menjadi semakin tidak stabil. Isu kenaikan harga

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia menjadi semakin tidak stabil. Isu kenaikan harga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dampak krisis moneter pada saat ini masih sangat dirasakan oleh bangsa Indonesia. Berbagai permasalahan yang semakin kompleks menjadikan perekonomian di Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM I. Pendahuluan A. Latar Belakang (Min. 1 lembar) B. Rumusan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis Kemitraan

II. LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis Kemitraan II. LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis Kemitraan Kemitraan pada dasarnya mengacu pada hubungan kerjasama antar pengusaha yang terbentuk antara usaha kecil menengah (UKM) dengan usaha besar. Kemitraan

Lebih terperinci