KARYA ILMIAH Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 01eh AHMADREKOTOMO

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARYA ILMIAH Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 01eh AHMADREKOTOMO"

Widyawati Muljana
6 tahun lalu
Tontonan:

1 PENGARUH RANSUM BERKA DAR PROTEIN 35% SEBANYAK 40, 60, 80, DAN 100% BERAT BIOMASSA TERHADAP PER'rUl'lBUHAN PASCA LARVA UDANG WINDU (Penaeus monodon Fabricius) PADA PADAT PENEBARAN AWAL 50 EKOR PER M Z J,, I KARYA ILMIAH Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor 01eh AHMADREKOTOMO C Mengetahui: Panitia Ujian, Henyetujui: Dosen Pembimbing,!,., Ketua 16 Juni 1986 Tanggal lulus

2 iii RINGKASAN AHMAD REKOTOMO. Pengaruh Hansum Berkadar Protein 35% Sebanyak 40, 60, 80, dan 100% Berat Biomassa Terhadap Pertumbuhan Pasca Larva Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius) pada Padat Penebaran Awal 50 Ekor Per Heter Persegi (di bawah bimbingan II'. SUTOHO AKHMAD, H.Sc sebagai ketua dan II'. MUH.Al1I1AD M. RASWIN sebagai anggota). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pemberian ransum tertentu yang berbeda terhadap pertumbuhan pasca larva udang windu pada padat penebaran awal 50 ekor per meter persegi. Penelitian ini dilakukan di Balai Budidaya Air Payau, Jepara, Jawa Tengah, dari akhir Juli sampai awal Oktober Dalam pelaksanaannya, telr,h digunal~an benih udang pada stadia awal pasca larva 15 (PL ) dengan berat 15 awal rata-rata individu antara 1,48-2,05 mg. Wadah penelitian yang digunakan adalah 12 buah tangki kayu berukuran 80 x 40 x 40 cm 3 yang bagian dalamnya dilapisi plastik. Vladah ini diisi air laut berkadar garam sekitar 22 permil setinggi 25 cm. Padat penebaran awal yang digunakan adalah 50 ekor per meter persegi atau 16 ekor per wadah. Hansum yang digunakan berkadar protein 35 persen, berkadar energi dapat dicerna sebesar 2720,70 kkal/kg ransum, dibuat berdasarkan formula Novari (1983), dan diberikan dalam bentuk remah sebanyak per sen tertentu dari berat biomassa perlalman.

3 iv Penyesuaian ransum terhadap perubahan berat biomassa dilakukan tujuh hari sekali. Pemberian ransum dilakukan dua kali sehari pada pukul enam sore dan dua belas tengah malam. Penelitian ini rnenggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan klasifikasi satu arah, dangan empat perlakuan dan masing-masing perlakuan dengan tiga ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah pemberian ransum sebanyak 40, 60, 80, dan 100 persen barat biornassa perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemberian ransum sebanyak 40, 60, 80, dan 100 persen BBMp' menghasilkan pertumbuhan biomassa mutlak rata-rata berturutturut 208,77; 304,04; 5LfO,30; dan 406,23 mg. Pertumbuhan biornassa relatif rata-rata berturut-turut 735,30; 1164,36; 1925,08; dan 1576,02 persen. Laju pertumbuhan harian rata-rata berturut-turut 7,91; 9,44; 11,35; dan 10,54 persen. Laju pertumbuhan saat ~ berturut-turut 0,53; 0,63; 0,75; dan 0,70. Analisa varians terhadap nilai-nilai indikator pertumbuhan menunjuldtan adanya perbedaan nyata pada taraf kepercayaan 99 persen. Se1anjutnya persamaan hubungan antara tingkat ransum dan indikator pertumbuhan mutlak, pertumbuhan relatif, laju pertumbuhan harlan, dan laju pertumbuhan saat ~ berbentuk kuadratik berturut-tu~ut pada taraf kepercayaan 99, 90, 95, dan 90 persen, dan

4 v mel1capai mal~simum berturu t-turu t pada til1gka t pemberian ransum 84,46; 86,86, 86,61; dan 87,28 persen BBHp. karena i tu telah diambil l:esirnpulan bahwa sampai batas tertentu, yalmi antara 84,Lf6 sampai 87,28 per sen BBHp' Oleh peningkatan ransum menghasilkan pertumbuhan yang cenderung meningkat. Peningkatan ran sum jjelewati batas tersebut menyebabkan pertumbuhetn yang cenderung menurun. Dengan demikian dapa t di te,d,k kesimpulan bahwa kurva pertumbuhan hasil perlalman penulis mirip dene;an lmrva pertumbuhan Warren dan Davis (1967) yang merupakan perwujudan dari hubungcln tingkat per~berian ransum dan tingginya pertumbuhan. Da ta-data kema tian ya'ng diperoleh sewaldu pel1eli tian dan dicatat sebagai data pelengkap, elenunjukkan bahwa tingll:at kematian terenclah didapatll:an pada tingkat ransum 60 persen BBI'! yaitu 33,33 persen, sedangkan pada tingp kat ransum 80, 100, dan LID persen B13H p didapatkan tingkat l,ematian yang lebih tinggi dari tingkat ransulll 60 persen BBH, yaitu berturut-turut 35,42; 37,50; dan p 45,83 persen. Data kematian tersebut diduga belum membentuk pqla yang sempurna, dan hanya cenderung memperlihatkan bentuk "kembar cermin" atau mirror twin pola pertumbuhan biomassanya. Dalam usaha menilai pengaruh terpadu indikatorindikator kualitas lingkungan terhadap kehidupan dan pertumbuhan udang uji, telah digunakan cara penilaian

5 vi penilaian terbobot (weighted scoring) dengan indikatorindii-;:a tor i tu merupakan unsur-unsur pernbobot. Nilai t erbo bot indika tor lmali tils lingkungan semua wadah penelitian secara keseluruhan bericisar antara 9,6 sampai dengan 10,0. Dcncan demikian Japilt ditarik kesimpulan balma Imali tas line;kunt;ctn setiap \'Iadah peneli tian dapat diberill.an preclilwt "sangat baik", clan bahvla nilai besaran foj~ tor liniskungiln yant:; diillila tj. se\'lill\. tu pen eli tian dapa t dill.atakan masih berad.a dalaja batas 1,el8.yal :an hidup maupun pertumbuhan udang uji, sehincc;a d.iancgap tidal: mempengaruhi jalannya penclitian.

6 vii RIWAYAT HIDUP Penu1is di1ahirkan di Jakarta pada tangga1 1 Mei 1962, anak ke-4 ayah yang bernama Agoes Soedijono dan ibu Soemarsih. Pada tahun 1974 penu1is 1u1us Seko1ah Dasar Negeri Blok R II Jakarta, tahun 1977 lu1us Seko1ah Henengah Pertama Negeri LXXXV Jakarta, dan tahun u1us Seko1ah Henengah Atas Negeri XI Jakarta. Penulis masuk Institut Pertanian Bogor pada tahun 1981 dan kemudian memi1ih Faku1tas Perikanan da1am bidang keah1ian Budidaya Peraian Pada tahun 1984 penu1is diangkat sebagai Asisten Muda tidak tetap da1am mat a ajaran Biokimia. Penu1is dinyatakan 1u1us dari Fakultas Perikanan IPB da1am sidang ujian pada tangga1 16 Juni 1986.

7 viii KATA PENGANTAR puji dan syulmr penulis panjatkan kehadirat Allah SIVT atas segala rahmat-nya, sehingga penulis dapat men:r2- lesaikan karya ilmiah ini. Tulisan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Perikanan lnstitut Pertanian Bogor. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan sejak tang gal 4 September sampai 1 Oktober 1985 di Balai Budidaya Air Payau, Jepara. Jawa Tengah. Pada kesempatan inipenulis menyampa:'kan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak lr. Sutomo Akhmad, I'I.Sc dan Bapak Ir. Muhammad M. Raswin selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan sejak persiapan hingga selesainya penyusunan karya ilmiah ini. 2. Bapak lr. Bambang Salamoen Ranoemihardjo, Kepala Balai Budidaya Air Payau, Jepara, bese~ta staf atas segala fasilitas yang diberikan selama penulis melakukan penelitian. 3. lbu lr. lng Mokoginta H.S, Bapalt Ir. Darnas Dana M.Sc, Bapak Dr. lr. A.A. Matjik. Bapak Dr. Jr. Djoko Setianto, Bapak Prof. Dr. Sumardi Sastrakusumah, Bapak Dr. lr. Kardyo Praptokardyo at as segal a saran yang telah diberikan dalam penulisan karya ilmiah ini.

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

dokumen-dokumen yang mirip

PABA PADAT PENEBBRAM AWAL 125 EKOR PL-20 PEW METER PERSEGI KARYA ILMIAH. JURUSAM BUDiDAYA PERAIRAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Oleh FAKULTAS PERIKANAN

PABA PADAT PENEBBRAM AWAL 125 EKOR PL-20 PEW METER PERSEGI KARYA ILMIAH. JURUSAM BUDiDAYA PERAIRAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Oleh FAKULTAS PERIKANAN UH PEMBERlAN RAMSUM LNI Ipl UWIP.40lC. 272 IC: P6,80 BERKADAR PROTEIN 40 PERSEN SEBWNVWK 32,52,72 dan 92 PEWSEN BOBOT B1OMASSA TERHADAP PEWTUMBUHAM PASCALARVA UDAHG WlMDU (Penaeus rnonodon Fab.) PABA PADAT