Laporan Kinerja KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Kinerja KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1

2 2016 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sebagai bahan bentuk pertanggungjawaban kinerja dan anggaran yang telah dilaksanakan selama tahun 2016, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, telah disusun Laporan Kinerja Tahun Penyusunan laporan kinerja ini merupakan bagian dari implementasi transparansi dan akuntabilitas kinerja dalam kerangka good governance di lingkungan Kementerian Pertanian. Laporan Kinerja Tahun 2016 disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini menggambarkan sejumlah capaian kinerja berdasarkan target kinerja yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun Namun demikian, juga terdapat beberapa catatan ketidakberhasilan dan permasalahan yang ditemui dalam pencapaian target kinerja tersebut. Kami berharap melalui laporan kinerja ini, dapat dilihat sasaran yang telah dicapai maupun yang belum berhasil, sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dan solusi yang dapat diimpelementasikan, agar kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dapat meningkat pada masa yang akan datang. i

3 Laporan Kinerja 2016 Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga, waktu, dan pikirannya, sehingga Laporan Kinerja ini dapat disusun dengan baik dan tepat waktu. Jakarta, Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP ii

4 2016 Laporan Kinerja RINGKASAN EKSEKUTIF Sepanjang tahun 2016, telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain: penerapan budidaya padi, penerapan budidaya jagung, penerapan budidaya kedelai, perbanyakan benih sumber, penguatan dan pengembangan desa mandiri benih, bantuan benih melalui pengadaan pusat, penerapan pengendalian hama terpadu (PPHT), penerapan penanganan dampak perubahan iklim (PPDPI), gerakan pengendalian OPT, bantuan sarana pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan. Pelaksanaan berbagai kegiatan tersebut mengacu pada Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun yang beroritensi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun sesuai Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran yang telah ditetapkan. Semua kegiatan merupakan penjabaran dari satu program yang dilaksanakan yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan. Pelaksanaan dan capaian kegiatan tersebut, semua ditujukan pada pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebagaimana yang telah ditandatangani oleh Menteri Pertanian. Perjanjian Kinerja tahun 2016 tersebut berisikan 10 indikator kinerja utama. Dari sepuluh indikator kinerja utama tahun 2016, menghasilkan kinerja tujuh indikator dengan capaian kategori Sangat Berhasil (capaian diatas 100%) meliputi produktivitas padi, jagung, ubi kayu, penggunaan benih unggul bersertifikat jagung, kedelai, dan pengamanan tanaman padi dan jagung. Sedangkan tiga indikator iii

5 Laporan Kinerja 2016 dengan kategori Berhasil (capaian %) yaitu produktivitas kedelai, penggunaan benih unggul bersertifikat padi, dan pengamanan tanaman kedelai. Realisasi total serapan anggaran tahun 2016 (posisi sampai dengan 31 Desember 2016) mencapai Rp4,73 triliun (62,18% dari pagu Rp7,61 triliun), dengan adanya self blocking sebesar Rp2,76 triliun, realisasi anggaran menjadi 97,67%. Masih terdapat sisa anggaran merupakan bentuk upaya efisiensi/penghematan belanja pemerintah, seperti penghematan perjalanan dinas, penyelenggaraan rapat/koordinasi di luar kantor, penghematan belanja barang dan modal melalui lelang/kontraktual. Permasalahan yang ditemui dalam pencapaian sasaran produksi terutama komoditas kedelai antara lain: kesulitan lahan untuk perluasan areal tanam, belum optimalnya penerapan teknologi budidaya sesuai rekomendasi dan spesifik lokasi, belum optimalnya system perbenihan, belum adanya penetapan HPP, dan jaminan pemasaran serta harga. Untuk itu telah dilakukan beberapa upaya antara lain: inventarisasi lahan untuk perluasan areal tanam kedelai, mendorong pemberdayaan penangkar benih terutama kedelai, dan mengusulkan HPP serta memperluas peran Bulog untuk membeli produksi kedelai ditingkat petani. iv

6 2016 Laporan Kinerja DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GRAFIK... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sumber Daya Manusia Dukungan Anggaran BAB II PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Perjanjian Kinerja (PK) Tahun Rencana Aksi Pencapaian Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Realisasi Anggaran BAB IV PENUTUP Kesimpulan Permasalahan Upaya Tindak Lanjut Yang Telah Dilakukan Saran Tindak Lanjut LAMPIRAN v

7 Laporan Kinerja 2016 vi

8 2016 Laporan Kinerja DAFTAR TABEL Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Tabel 2. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Program Tahun Tabel 4. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Padi Tabel 5. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Padi Tahun Tabel 6. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Padi Tahun Tabel 7. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun Tabel 8. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Padi Tahun Tabel 9. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Jagung Tabel 10. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Jagung Tahun Tabel 11. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Jagung Tahun Tabel 12. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun Tabel 13. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Kedelai Tabel 14. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Kedelai Tahun Tabel 15. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Kedelai Tahun vii

9 Laporan Kinerja 2016 Tabel 16. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun Tabel 17. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Ubi Kayu Tabel 18. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Ubi Kayu Tahun Tabel 19. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu Tahun Tabel 20. Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Padi, Jagung, Kedelai Tahun Tabel 21. Perkembangan Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Tahun Padi, Jagung, Kedelai Tabel 22. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Padi Tahun Tabel 23. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Jagung Tahun Tabel 24. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Kedelai Tahun Tabel 25. Luas Areal Tanaman Padi, Jagung, Kedelai yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI Tahun Tabel 26. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI Pada Tanaman Padi Tahun 2016 dan Tahun Tabel 27. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Jagung Tahun 2016 dan Tabel 28. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Kedelai Tahun 2016 dan Tabel 29. Capaian Luas Pertanaman yang Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun Tabel 30. Capaian Luas Areal, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Ubi Jalar Tahun viii

10 2016 Laporan Kinerja Tabel 31. Capaian Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun Tabel 32. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Tabel 33. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Menurut Kegiatan Tahun Tabel 34. Realisasi Serapan APBN Menurut Jenis Belanja Tahun Tabel 35. Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan Tabel 36. Realisasi Serapan Anggaran Subsidi Benih Tahun ix

11 Laporan Kinerja 2016 x

12 2016 Laporan Kinerja DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Padi Tahun Grafik 2. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Jagung Tahun Grafik 3. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Kedelai Tahun Grafik 4. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu Tahun xi

13 Laporan Kinerja 2016 xii

14 2016 Laporan Kinerja DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Pernyataan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Pemantauan Triwulanan Rencana Aksi Pencapaian Indikator Tercapainya Produktivitas Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu Tahun Pemantauan Triwulanan Rencana Aksi Pencapaian Indikator Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat PAdi, Jagung, Kedelai Tahun Pemantauan Triwulanan Rencana Aksi Pencapaian Indikator Luas Areal yang Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Padi, Jagung, Kedelai Tahun Lampiran 6. Capaian Produktivitas Padi Tahun Lampiran 7. Capaian Produktivitas Jagung Tahun Lampiran 8. Capaian Produktivitas Kedelai Tahun Lampiran 9. Capaian Produktivitas Ubi Kayu Tahun Lampiran 10. Capaian Luas Panen Padi Tahun Lampiran 11. Capaian Luas Panen Jagung Tahun Lampiran 12. Capaian Luas Panen Kedelai Tahun Lampiran 13. Capaian Luas Panen Ubi Kayu Tahun Lampiran 14. Capaian Produksi Padi Tahun Lampiran 15. Capaian Produksi Jagung Tahun Lampiran 16. Capaian Produksi Kedelai Tahun Lampiran 17. Capaian Produksi Ubi Kayu Tahun Lampiran 18. Penggunaan Benih Padi Bersertifikat Tahun xiii

15 Laporan Kinerja 2016 Lampiran 19. Penggunaan Benih Jagung Bersertifikat Tahun Lampiran 20. Penggunaan Benih Kedelai Bersertifikat Tahun Lampiran 21. Luas Serangan OPT dan DPI pada Tanaman Padi Tahun Lampiran 22. Luas Serangan OPT dan DPI pada Tanaman Jagung Tahun Lampiran 23. Luas Serangan OPT dan DPI pada Tanaman Kedelai Tahun Lampiran 24. Realisasi Kegiatan APBN Tahun Lampiran 25. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Tahun Lampiran 26. Realisasi Serapan Anggaran Tahun xiv

16 2016 Laporan Kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan pilar utama pembangunan perekonomian Indonesia dikarenakan hampir seluruh kegiatan perekonomian Indonesia berpusat pada sektor tersebut. Sektor pertanian mempunyai peran strategis dalam menjaga stabilitas negara melalui ketersediaan dan ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan prasyarat bagi suatu bangsa termasuk Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan pangan merupakan prioritas pembangunan nasional dalam masa Kabinet Kerja Hal ini ditindaklanjuti Kementerian Pertanian dengan menetapkan tujuh komoditas pangan utama yang diprioritaskan untuk dikembangkan lima tahun kedepan, tiga diantaranya merupakan komoditas tanaman pangan yaitu padi, jagung, kedelai. Khusus komoditas padi dan jagung diproyeksikan dapat mencapai swasembada dan surplus berkelanjutan, sehingga tidak ada impor. Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka menetapkan prioritas pada upaya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, serta empat komoditas tanaman pangan lainnya: kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar dalam rangka mendukung diversifikasi pangan. Pada periode pembangunan , telah ditetapkan sasaran produksi komoditas unggulan nasional secara tahunan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Untuk tahun 2016, sasaran produksi padi diproyeksikan 76,22 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 21,35 juta ton pipilan kering (PK), dan kedelai 1,5 juta ton biji kering 1

17 Laporan Kinerja 2016 (BK), kacang tanah 756 ribu ton BK, kacang hijau 296 ton BK, ubi kayu 27,07 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,70 juta ton umbi basah. Namun, dalam perkembangannya sesuai arahan Menteri Pertanian bahwa kegiatan difokuskan pada peningkatan produksi jagung, sasaran produksi seluruh komoditas utama tanaman pangan tahun 2016 mengalami perubahan sebagaimana yang dituangkan dalam revisi Renstra. Perubahan sasaran produksi tersebut yaitu: padi sebesar 76,23 juta ton GKG, jagung 24 juta ton PK, kedelai 1,2 juta ton BK, kacang tanah 675 ribu ton BK, kacang hijau 267 ton BK, ubi kayu 24,05 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,44 juta ton umbi basah. Tahun 2016, Kementerian Pertanian kembali melanjutkan program Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai yang telah dicanangkan tahun 2015 untuk mendorong dan mempercepat pencapaian sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Program Upsus dimaksudkan untuk meningkatkan integrasi, sinkronisasi, dan keterpaduan program dan kegiatan mulai dari pusat sampai tingkat lapangan. Dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan tanaman pangan tahun 2016 dialokasikan kegiatan APBN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Produk Tanaman Pangan. Beberapa kegiatan yang dialokasikan tahun 2016 semua diarahkan pada peningkatan produksi padi, jagung, kedelai, yaitu kegiatan utama pengelolaan produksi tanaman serealia, pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi. Disamping itu ditambah dengan kegiatan pendukung yaitu: pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan, penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan, pengembangan pengujian mutu benih, dan pengembangan peramalan serangan OPT, serta dukungan manajemen dan teknis 2

18 2016 Laporan Kinerja lainnya. Dalam melaksanaan program dan kegiatan pembangunan tersebut, tentunya menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang tidak mudah dan tidak sedikit. Tantangan tersebut antara lain: kondisi perubahan iklim ekstrim, bencana alam, peningkatan jumlah penduduk, laju urbanisasi yang tinggi, serta pasokan dan distribusi pangan yang belum merata. Sementara itu, berbagai permasalahan mendasar yang dihadapi sub sektor tanaman pangan antara lain mencakup aspek: lahan (skala penguasaan lahan oleh petani yang sangat kecil, status kepemilikan sebagian besar belum memiliki sertifikat, alih fungsi, persaingan antar komoditas), infrastruktur (sebagian jaringan irigasi dalam keadaan rusak, terbatasnya jalan usaha tani/jalan produksi), sarana produksi (belum tersedianya benih, pupuk, dan alsintan sesuai dengan kriteria 6 tepat), regulasi, kelembagaan, sumber daya manusia, akses permodalan, dan pemasaran hasil. Untuk menghadapi tantangan dan permasalahan tersebut, upayaupaya yang telah dilakukan pada tahun 2016, antara lain: melanjutkan program Upaya Khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai; refocusing anggaran dari kegiatan yang kurang produktif (rapat, pertemuan, konsinyering, perjalanan dinas) menjadi lebih produktif dan berdayaguna di lapangan (diantaranya: memperluas fasilitasi penerapan budidaya, tambahan bantuan benih, bantuan alsintan pascapanen), pengembangan dan penguatan desa mandiri benih, penanganan dan antisipasi dini OPT/DPI), meningkatkan koordinasi dan sinergisme antar instansi, serta melakukan perampingan jumlah Satker pengelola anggaran tahun 2016 menjadi 210 Satker dari semula 261 Satker pada tahun

19 Laporan Kinerja 2016 Berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut tentunya belum sepenuhnya dapat menjawab seluruh tantangan dan permasalahan pembangunan yang ada, mengingat kinerja sub sektor tanaman pangan tidak sepenuhnya tergantung pada lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan semata, tetapi juga pihak/instansi lain yang memiliki peran untuk berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dukungan seluruh pihak pelaku pembangunan pertanian seperti: Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kemenko, Bulog, Eselon I lain lingkup Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten/kota), dunia usaha, perbankan, lembaga pembiayaan bukan bank, serta peran aktif petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian sangatlah diharapkan bagi keberlangsungan dan keberhasilan pembangunan sub sektor tanaman pangan dan sektor pertanian Indonesia. 1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan salah satu unit Eselon I pada Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. bertugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya, serta menyelenggarakan fungsi: 1) Perumusan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, 4

20 2016 Laporan Kinerja pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan; 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan; 3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan; 4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan; 5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan; 6) Pelaksanaan administrasi ; 7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. 5

21 Laporan Kinerja Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, susunan organisasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, meliputi: (1) Sekretariat Direktorat Jenderal, (2) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, (3) Direktorat Serealia, (4) Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, (5) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, dan (6) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan. Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Unit Pelaksana Teknis, yaitu: (1) Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392/Kpts/OT.130/6/2004,(2) Balai Besar Pengembangan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2006, dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/OT.130/6/2004. Masing-masing unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis lingkup tersebut di atas memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut: 1. Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan, serta menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran, serta kerjasama di bidang tanaman pangan; b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, penyusunan rancangan 6

22 2016 Laporan Kinerja peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan hubungan masyarakat serta informasi publik; d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta pemberian layanan rekomendasi di bidang tanaman pangan; e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lain, serta menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan. 7

23 Laporan Kinerja Direktorat Serealia, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung dan serealia lain, serta menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain; f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Serealia. 4. Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain, serta menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain; 8

24 2016 Laporan Kinerja c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain,ubi kayu dan aneka umbi lain; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain; f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Aneka Kacang dan Umbi. 5. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan, serta menyelenggarakan fungsi: a. Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan; b. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan; c. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim; d. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim; e. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim; f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, 9

25 Laporan Kinerja 2016 aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim; g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim; h. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 6. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan, serta menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan 10

26 2016 Laporan Kinerja penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan; f. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta penerapan standar mutu di bidang tanaman pangan; g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan. 7. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH), bertugas melaksanakan pengembangan pengujian mutu benih dan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura, serta menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian mutu benih dan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih; b. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura; c. Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode, uji arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura; d. Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan hortikultura yang beredar; e. Pelaksanaan sertifikasi benih untuk tujuan ekspor (orange, green, and blue certificate); f. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura; g. Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak penandaan SNI pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura; 11

27 Laporan Kinerja 2016 h. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih dan pelaksanaan kerjasama laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura; i. Pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. 8. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), bertugas melaksanakan dan mengembangkan peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura, serta menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan penyusunan program dan rencana kerja/teknis/ program; b. Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT dan faktor penentu perkembangan OPT; c. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan sistem Pengendalian Hama Terpadu; d. Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT; e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT; f. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu dan standar laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit; g. Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura; h. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT. 12

28 2016 Laporan Kinerja 9. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), bertugas melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, serta menyelenggarakanfungsi: a. Pelaksanaan pengelolaan sampel pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan; b. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan; c. Pelaksanaan perumusan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan; d. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan; e. Pelaksanaan pemantauan mutu pestisida dan pupuk yang beredar, serta produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan; f. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan; g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMPT. 1.4 Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai tahun 2016 pada 6 unit kerja Eselon II dan 3 Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebanyak 764 orang, terdiri dari golongan I sebanyak 4 orang, golongan II 195 orang, golongan III 499 orang, dan golongan IV 66 orang. Jika dilihat dari jenjang pendidikannya, terdiri dari: S3 sebanyak 7 orang, S2 118 orang, S1/D4 316 orang, SM/D3 51 orang, SLTA 244 orang, SLTP 15 orang, dan SD 13 orang. 13

29 Laporan Kinerja 2016 Pegawai tersebut tersebar di Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebanyak 168 orang, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan 56 orang, Direktorat Serealia 61 orang, Direktorat Aneka Kacang dan Umbi 54 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 66 orang, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 72 orang, Balai Besar Pengujian dan Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortukultura (BBPPMBTPH) 62 orang, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) 93 orang, dan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT) 38 orang, dan 93 orang yang ditugaskan di provinsi. Secara rinci jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 disajikan pada lampiran. 1.5 Dukungan Anggaran Pagu awal APBN Sektoral (BA.018) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 sebesar Rp7,731 triliun. Dalam pelaksanaannya, terjadi realokasi, penambahan dan penghematan anggaran TA. 2016, yaitu: (1) pada bulan April 2016, terdapat revisi realokasi anggaran antar program lingkup Kementerian Pertanian, dimana pagu APBN Ditjen Tanaman Pangan bertambah menjadi Rp8,014 triliun dengan penambahan anggaran sebesar Rp283,64 miliar untuk fasilitasi penanganan pascapanen berupa pengadaan Combine Harvester kecil unit beserta pembinaannya, (2) pada bulan Juli 2016, sesuai Inpres Nomor 4 Tahun 2016 mengenai Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/ Lembaga dalam rangka Pelaksanaan APBN TA.2016, terdapat revisi penghematan/pemotongan anggaran lingkup Kementerian Pertanian, dimana pagu APBN Ditjen Tanaman Pangan berkurang sebesar Rp407,71 miliar menjadi Rp7,607 triliun, dan (3) pada bulan September 2016, sesuai Inpres Nomor 8 Tahun 2016 mengenai Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka Pelaksanaan APBN-P 14

30 2016 Laporan Kinerja TA.2016, terdapat revisi penghematan/pemotongan anggaran lingkup Kementerian Pertanian tahap 2, dimana terdapat penghematan anggaran melalui mekanisme blokir mandiri (self bloking) dan penundaan pencairan dana kegiatan Rp2,764 triliun dari pagu APBN Ditjen Tanaman Pangan TA sebesar Rp7,607 triliun. Sebagian besar (91,08%) anggaran APBN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dialokasikan di daerah dalam bentuk dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, sisanya (8,92%) merupakan kegiatan koordinasi dan pembinaan di Pusat. Pada tahun 2016, jumlah Satuan Kerja (Satker) APBN lingkup Ditjen Tanaman Pangan sebanyak 210 Satker, yakni: 3 Satker Pusat, 34 Satker Dana Dekonsentrasi Dinas Pertanian Provinsi, 32 Satker Dana Tugas Pembantuan Dinas Pertanian Provinsi, dan 141 Satker Dana Tugas Pembantuan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Sementara itu, jika dilihat alokasi anggaran menurut kelompok kegiatan,meliputi: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Rp3,832 triliun (50,37%), (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp978,966 miliar (12,87%), (3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Rp455,452 miliar (5,99%), (4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim Rp166,953 miliar (2,19%), (5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Rp1,936 triliun (25,45%), (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Rp10 miliar (0,13%), (7) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Rp18,362 miliar (0,24%), dan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Rp209,281 miliar (2,75%). 15

31 Laporan Kinerja 2016 Selain anggaran sektoral (BA.018), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga mengelola anggaran subsidi harga benih padi, jagung, dan kedelai (BA ) dengan pagu Rp1,014 triliun yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk Public Service Obligation (PSO) oleh BUMN (PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani). 16

32 2016 Laporan Kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis sebagai salah satu unit kerja Eselon I Kementerian Pertanian bertindak sebagai penyelenggara kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan nasional sesuai kewenangan, tugas dan fungsi yang diembannya. Untuk melanjutkan kontribusinya dalam pembangunan sektor pertanian tahun , telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) tahun yang menjabarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan tanaman pangan tahun sebagai acuan dan arahan bagi seluruh jajaran unit kerja di lingkup dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan secara menyeluruh, terintegrasi dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub sektor terkait. Renstra tersebut disusun mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun Bidang Pangan dan Pertanian, yang mengamanatkan fokus pembangunan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 17

33 Laporan Kinerja 2016 Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan akuntabilitas kinerja, berlandaskan pada pencapaian, permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan, serta memperhatikan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja tahun 2015 dan mengacu pada Revisi Renstra Kementerian Pertanian , maka pada tahun 2016 telah melakukan Revisi Renstra , sebagaimana telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59a/HK.310/C/6/2016 tanggal 6 Juni Dalam konteks ini menyempurnakan kembali visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Renstra dengan tetap berpedoman pada pencapaian kinerja yang berorientasi outcome. Visi dan Misi Sesuai revisi Renstra , visi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah Terwujudnya pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup secara berkelanjutan untuk memperkuat kedaulatan pangan. Visi tersebut memiliki makna yang luas dan penting dalam upaya melaksanakan pembangunan pangan nasional. Dalam rangka pencapaian visi tersebut, juga telah memperbarui misinya agar mencerminkan mandatnya dengan lebih baik, yaitu: (1) mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan, (2) mengembangkan komoditas tanaman pangan yang memiliki nilai tambah dan daya saing, dan (3) mengembangkan komoditas tanaman pangan yang mendukung bioindustri. Visi dan misi tersebut menjadi kerangka utama arah pengembangan komoditas tanaman pangan selama periode Pada tahun , terdapat empat komoditas utama tanaman pangan yang menjadi prioritas dan harus ditingkatkan produksinya, yaitu: padi 18

34 2016 Laporan Kinerja dalam rangka swasembada, jagung untuk memenuhi kebutuhan keragaman pangan dan pakan lokal, kedelai diutamakan untuk mengamankan pasokan dan kebutuhan konsumsi pengrajin tahu dan tempe, dan ubi kayu sebagai penyedia bahan baku bioindustri. Tujuan dan Sasaran Strategis Untuk memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai pada periode Tujuan tersebut adalah: (1) terwujudnya swasembada padi, jagung dan meningkatnya produksi kedelai, (2) berkembangnya komoditas tanaman pangan bernilai ekonomi, dan (3) mendukung penyediaan bahan baku bioindustri. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan tersebut adalah: (1) terwujudnya peningkatan produksi dan daya saing tanaman pangan, dan (2) terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan mendukung penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi berkelanjutan Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun VISI MISI TUJUAN SASARAN 1. Mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan. Terwujudnya pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup secara berkelanjutan untuk memperkuat kedaulatan pangan 2. Mengembangkan komoditas tanaman pangan yang memiliki nilai tambah dan daya saing. 3. Mengembangkan komoditas tanaman pangan yang mendukung bioindustri. 1. Terwujudnya swasembada padi, jagung dan meningkatnya produksi kedelai. 2. Berkembangnya komoditas tanaman pangan bernilai ekonomi. 3. Mendukung penyediaan bahan baku bioindustri. 1. Terwujudnya peningkatan produksi dan daya saing tanaman pangan. 2. Terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan mendukung penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi berkelanjutan. 19

35 Laporan Kinerja 2016 Untuk menjabarkan tujuan dan sasaran strategis agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, juga telah menetapkan indikator kinerja dan target kinerja yang akan dicapai dalam periode Secara rinci indikator kinerja dan target kinerja tujuan dan sasaran strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun disajikan pada lampiran. Arah Kebijakan dan Strategi Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan kebijakan: 1) Pengembangan gerakan penerapan teknologi; 2) Penguatan sentra penangkaran benih dengan memantapkan hubungan penyediaan benih berdasarkan kelas benih dan tata kelembagaan yang baik; 3) Penguatan gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim dengan dukungan sarana pengendalian; 4) Pengembangan penanganan pascapanen sesuai kebutuhan lapangan; 5) Penguatan dukungan program tematik dan tata kelola kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi. Strategi operasional peningkatan produksi tanaman pangan ditempuh melalui dua strategi utama: 1) Perluasan Areal Tanam Peluasan areal tanam dilakukan melalui upaya: peningkatan indeks pertanaman (IP) pada lahan eksisting melalui optimalisasi lahan, perbaikan jaringan irigasi JITUT, JIDES, TAM dan pompanisasi, pencetakan lahan baru/cetak sawah, pemanfaatan lahan terlantar, dan konservasi lahan yang berkelanjutan, serta penanaman tumpang sari di lahan perkebunan dan kehutanan. 20

36 2016 Laporan Kinerja 2) Peningkatan Produktivitas Peningkatan produktivitas dilakukan melalui upaya: peningkatan penggunaan benih unggul bermutu, perbaikan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), pengamanan tanaman dari gangguan OPT dan DPI (banjir dan kekeringan), serta penguatan penanganan panen dan pascapanen. Program dan Kegiatan Sesuai pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran (RPP), dan mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian , maka dalam Renstra telah ditetapkan Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yakni Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan. Program ini menjadi acuan dalam menterjemahkan tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah dirumuskan ke dalam kegiatan-kegiatan dan rencana aksi yang bersifat operasional. Melalui program ini ditetapkan empat sasaran strategissebagai berikut: (1) tercapainya produktivitas tanaman pangan, (2) meningkatnya penggunaan benih varietas unggul bersertifikat, (3) terkendalinyaluas areal tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, dan (4) menurunnya susut hasil/losses tanaman pangan. Kegiatan program yang dilaksanakan meliputi: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, (3) Pengembangan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan, (4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim, (5) Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih, (7) 21

37 Laporan Kinerja 2016 Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 Perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.Dokumen perjanjian kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.melalui perjanjian kinerja terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumberdaya yang tersedia. Sesuai dengan kedua peraturan tersebut diatas (Perpres No. 29/2014 dan Permen PAN & RB No. 53/2014), pada tahun 2016 telah menetapkan perjanjian kinerja sebagai komitmen dalam mewujudkan pencapaian sasaran strategis pembangunan tanaman pangan tahun 2016.Perjanjian Kinerja tahun 2016 tersebut berisikan 10 indikator kinerja utama beserta targetnya dengan mempertimbangkan kriteria: spesifik, dapat diukur (measureable), dapat dicapai (attainable), berjangka waktu tertentu (time bound), serta dapat dipantau dan dikumpulkan. Di samping itu, dalam rangka keterpaduan dan sinergitas pencapaian strategi organisasi dan meningkatkan kinerja, juga telah melaksanakan penetapan/penandatanganan perjanjian 22

38 2016 Laporan Kinerja kinerja mulai dari level pejabat Eselon II hingga pejabat Eselon IV lingkup. Perjanjian Kinerja tahun 2016 ditetapkan pertama kali pada bulan Januari Dalam perjalanan waktu, melakukan revisi perjanjian kinerja tahun 2016 sebanyak tiga kali, dikarenakan adanya revisi DIPA TA dan revisi Renstra , yaitu: (1) pada bulan Maret 2016, terdapat realokasi anggaran antar kegiatan lingkup dalam rangka refocusing kegiatan mendukung pencapaian produksi padi tahun 2016, dan perubahan nomenklatur kegiatan penanganan pascapanen tanaman pangan (1765) menjadi pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan (5885) sesuai perubahan nomenklatur unit kerja berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor43/Permentan/ OT.010/8/2015tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, (2) pada bulan Mei2016, terdapat realokasi anggaran antar kegiatan lingkup dan penambahan anggaran untuk fasilitasi penanganan pascapanen,dan (3) pada bulan Agustus 2016, terdapat penghematan/pemotongan anggaran, sesuai Inpres No. 4 Tahun 2016 mengenai Langkah- Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/ Lembaga dalam rangka Pelaksanaan APBN TA.2016, dan perubahan indikator kinerja sesuai revisi Renstra yang telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59a/HK.310/C/6/2016 tanggal 6 Juni Perjanjian Kinerja Tahun 2016 berdasarkan perubahan/revisi pada bulan Agustus 2016 disajikan pada Tabel 2. 23

39 Laporan Kinerja 2016 Tabel 2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis: Terwujudnya Peningkatan Produksi dan Daya Saing Tanaman Pangan Indikator Kinerja Satuan Target 1. Tercapainya Produktivitas Padi (Ku/Ha) 52,35 2. Tercapainya Produktivitas Jagung (Ku/Ha) 52,63 3. Tercapaianya Produktivitas Kedelai (Ku/Ha) 15,76 4. Tercapainya Produktivitas Ubi Kayu (Ku/Ha) 240,00 5. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Padi (%) 50,00 6. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Jagung (%) 50,00 7. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Kedelai (%) 35,00 8. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Padi (%) 93,00 9. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Jagung (%) 98, Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Kedelai (%) 97, Rencana Aksi Pencapaian Kinerja Tahun 2016 Dalam pencapaian sasaran kinerja tahun 2016, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah merumuskan rencana aksi pencapaian kinerja selama setahun yang dilaksanakan dalam rangkain waktu periodik triwulanan. Rencana aksi pencapaian indikator kinerja per triwulanan selama tahun 2016 secara rinci disajikan pada lampiran. 24

40 2016 Laporan Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Capaian Sasaran Program dan Indikator Utama Pada Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2016, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan target kinerja pencapaian sasaran program pembangunan tanaman pangan, yaitu: Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan, dengan 10 indikator kinerja utama. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi terhadap target masing-masing indikator kinerja. Tingkat capaian kinerja dikelompokkan berdasarkan metode scoring dengan kategori sebagai berikut: skala 1: sangat berhasil, dengan capaian > 100%; skala 2:berhasil, dengan capaian %; skala 3:cukup berhasil, dengan capaian 60-79%; dan skala 4:kurang berhasil dengan capaian < 60%. Pengukuran realisasi indikator kinerja diperoleh dengan cara sebagai berikut: 1) Indikator kinerja tercapainya produktivitas padi, jagung, kedelai dan komoditas pangan lainnya diperoleh melalui hasil pengukuran/survey ubinan dilapangan oleh petugas BPS (Koordinator Statistik Kecamatan) dan Petugas Pertanian (Mantri tani/kcd) di wilayah kerja kecamatan masing-masing. Hasil pengukuran produktivitas dari lapangan selanjutnya dikumpulkan dan dilaporkan secara berjenjang dari tingkat kecamatan ke kabupaten/kota, dari kabupaten/kota ke provinsi dan dari provinsi ke pusat (BPS dan Kementan/Ditjen Tanaman 25

41 Laporan Kinerja 2016 Pangan) melalui Sistem Informasi Manajemen Tanaman Pangan (SIMTP). Luas tanam dan panen dihitung dan dikumpulkan oleh petugas pertanian (Mantri Tani/KCD) di masing-masing wilayah kerja kecamatan. Hasil penghitungan luas panen dilaporkan bulanan secara berjenjang dari tingkat kecamatan ke kabupaten/kota, dari kabupaten/kota ke provinsi dan dari provinsi ke pusat (BPS dan Kementan/Ditjen Tanaman Pangan) melalui Sistem Informasi Manajemen Tanaman Pangan (SIMTP). Penghitungan angka produksi dilakukan dengan cara mengalikan data produktivitas dan luas panen. Status angka produktivitas, luas panen dan produksi tahun 2016 yang digunakan dalam Laporan Kinerja ini adalah Angka Prakiraan yang telah dibahas antara Kementan (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan) dengan BPS tanggal 5-7 Oktober 2016 dan dirilis secara resmi oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan tanggal 1 November ) Indikator kinerja terlaksananya penggunaan benih unggul bersertifikat dihitung berdasarkan jumlah benih bersertifikat yang digunakan oleh petani dibandingkan terhadap total penggunaan benih dari seluruh pertanaman masing-masing komoditas pada tahun yang bersangkutan. Komponen yang digunakan dalam menghitung penggunaan benih varietas unggul bersertifikat, meliputi penggunaan benih dari pasar bebas (swadaya petani), bantuan benih, Cadangan Benih Nasional dan Subsidi Benih. Data dikumpulkan oleh Petugas Pengawas Benih di lapangan dilaporkan ke provinsi (BPSBTPH) dan dari provinsi dilaporkan ke pusat (Direktorat Perbenihan) setiap bulan melalui website, dan pos. 26

42 2016 Laporan Kinerja 3) Indikator kinerja pengamanan tanaman dari gangguan OPT dan DPI diperoleh melalui hasil perhitungan perbandingan luas pertanaman yang terkena serangan OPT Utama dan DPI (banjir dan kekeringan) menurut jenis komoditas dengan total luas pertanaman selama tahun bersangkutan. Data luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil pengamatan Petugas POPT tingkat kecamatan dan dilaporkan ke Koordinator POPT Kabupaten/kota, dari Koordinator ke LPHP selanjutnya disampaikan ke provinsi (BPTPH Provinsi), dan dari provinsi disampaikan ke pusat/direktorat Perlindungan Tanaman Ditjen Tanaman Pangan setiap dua mingguan melalui Si_Lintan, dan pos. Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Program Tahun 2016 Satuan Target Realisasi Capaian (%) Kategori Capaian 1. Tercapainya Produktivitas Padi (Ku/Ha) 52,35 52,64 100,55 Sangat Berhasil 2. Tercapainya Produktivitas Jagung (Ku/Ha) 52,63 52,83 100,38 Sangat Berhasil 3. T ercapainya Produktivitas Kedelai (Ku/Ha) 15,76 15,06 95,56 Berhasil 4. Tercapainya Produktivitas Ubi Kayu (Ku/Ha) 240,00 241,98 100,83 Sangat Berhasil 5. T erlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Padi Indikator Kinerja Sasaran Strategis 6. T erlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Jagung 7. T erlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Kedelai 8. T erlaksananya Luas Areal T anaman Pangan Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Padi 9. T erlaksananya Luas Areal T anaman Pangan Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Jagung Sasaran Program: Meningkatnya Produksi Tanaman Pangan (%) 50,00 44,39 88,78 Berhasil (%) 50,00 51,70 103,40 Sangat Berhasil (%) 35,00 55,74 159,26 Sangat Berhasil (%) 93,00 98,20 105,59 Sangat Berhasil (%) 98,00 98,62 100,63 Sangat Berhasil 10. T erlaksananya Luas Areal T anaman Pangan Aman Dari (%) 97,00 96,79 99,78 Berhasil Gangguan OPT dan DPI Kedelai Keterangan: Realisasi produktivitas tahun 2016 = berdasarkan Angka Prakiraan 27

43 Laporan Kinerja Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja Tahun 2016 Dari sepuluh indikator kinerja utama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016, menghasilkan kinerja tujuh indikator dengan capaian kategori Sangat Berhasil (capaian diatas 100%) meliputi produktivitas padi, jagung, ubi kayu, penggunaan benih unggul bersertifikat jagung, kedelai, dan pengamanan tanaman padi dan jagung. Sedangkan tiga indikator dengan kategori Berhasil (capaian %) yaitu produktivitas kedelai, penggunaan benih unggul bersertifikat padi, dan pengamanan tanaman kedelai Produktivitas Padi Berdasarkan Angka Prakiraan 2016, produktivitas padi 52,64 ku/ha, luas panen 15,036 juta ha dan produksi 79,141 juta ton GKG. Capaian produktivitas padi 2016 lebih tinggi 0,29 ku/ha atau mencapai 100,55% terhadap target (Sangat Berhasil). Namun bila dibandingkan terhadap tahun 2015, menurun 0,78 ku/ha (1,45%), tetapi meningkat 1,15 ku/ha (2,23%) terhadap rerata produktivitas periode Apabila dibandingkan terhadap target produktivitas tahun 2019 (akhir RPJMN ) sebesar 53,14 ku/ha, capaian 2016 telah hampir mencapai target 2019 (99,06%). Tabel 4. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Padi Tahun No. Uraian Rerata *) 1 Target (Ku/Ha) 55,93 50,10 52,00 51,83 51,40 52,25 52,35 2 Realisasi (Ku/Ha) 49,80 51,36 51,52 51,35 53,41 51,49 52,64 3 Capaian (%) 89,04 102,51 99,08 99,07 103,91 98,72 100,55 4 Sangat Sangat Sangat Kategori Capaian Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan 28

44 2016 Laporan Kinerja Kinerja capaian produktivitas tahun yang fluktuatif berkisar antara 89,04% sampai 103,91% dan rerata 98,72%, meskipun capaian tahun 2016 bukan merupakan yang tertinggi, namun lebih tinggi dibanding rerata. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan pada tahun 2016 cukup berhasil mendorong peningkatan produktivitas hingga mampu mencapai produktivitas yang lebih tinggi dan melampaui target yang ditetapkan. Luas panen padi tahun 2016 mencapai 15,04 juta ha meningkat 920 ribu ha (6,52%) dibanding tahun Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 mencapai 103,26%, dan telah mencapai 97,34% terhadap target 2019 (akhir RPJMN ) sebesar 15,45 juta ha. Sedangkan bila dibandingkan terhadap rerata luas panen periode , meningkat cukup signifikan seluas 1,36 juta ha (9,91%). Sementara itu, produksi padi tahun 2016 menunjukkan keberhasilan yang cukup memuaskan mencapai 79,14 juta ton GKG atau 103,82% dari target 76,23 juta ton GKG. Selain mencapai target, juga meningkat cukup tinggi 3,744 juta ton GKG (4,97%) dibandingkan tahun Begitu juga terhadap rerata produksi tahun meningkat 8,674 juta ton GKG (12,31%). Apabila dibandingkan dengan target tahun 2019 (akhir RPJMN ) produksi padi 2016 mencapai 96,42% terhadap target 2019 (80,078 juta ton GKG). Produksi padi tahun 2016 mencapai 103,83% jika dibandingkan dengan target produksi padi pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian yang berdasarkan Renstra edisi revisi sebesar 76,22 juta ton GKG. Peningkatan produksi padi tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015 yang cukup besar terjadi karena adanya peningkatan luas panen sebesar 0,92 juta ha (6,54%). Peningkatan luas panen pada 29

45 Laporan Kinerja 2016 tahun 2016 ini dikarenakan adanya pertanaman pada periode Oktober-Desember 2015 yang memberikan peningkatan yang signifikan pada luas panen periode Januari-Maret Selain itu, pengaruh dari adanya La Nina yang terjadi pada tahun 2016 yang cenderung kemarau basah dan terjadi hujan diatas normal selama tahun 2016 telah menciptakan peluang untuk tanam musim ketiga pada area yang biasanya hanya mempunyai dua musim tanam. Musim tanam ketiga menyumbang sekitar 21% terhadap produksi padi tahunan yang biasanya tergantung pada air irigasi. Estimasi didasarkan pada potensi panen pada bulan Agustus dan perkiraan curah hujan bulan Agutus 2016 di bagian tengah dan barat Jawa dan daerah-daerah selatan Sumatera. Tabel 5. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Padi Tahun Rerata Realisasi 2015 Target 2016 Realisasi 2016 *) Perbandingan Realisasi 2016 Thd. Rerata No. Uraian Realisasi 2015 Target 2016 % Capaian Selisih % Capaian Selisih % Capaian Selisih 1 Produktvitas (Ku/Ha) (0.77) Luas Panen (000 Ha) 13,679 14,115 14,561 15, , Produksi (000 Ton) 70,467 75,398 76,226 79, , , ,915 Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Dalam periode tahun , produktivitas padi meningkat ratarata 1,78% per tahun, dari 49,49 ku/ha pada tahun 2011 menjadi 53,41ku/ha pada tahun 2015, sementara pada tahun 2016 meningkat 0,55%. Luas panen padi meningkat rerata 1,69% per tahun, dari 13,20 juta ha pada tahun 2011 menjadi 14,12 juta ha pada tahun 2015, pada tahun 2016 meningkat 6,52%. Sementara itu produksi padi rerata tumbuh 3,51% per tahun, dari 65,76 juta ton GKG tahun 2011 menjadi 75,39 juta ton GKG pada tahun 2015, tahun 2016 meningkat signifikan 4,97%. 30

46 2016 Laporan Kinerja Tabel 6. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Padi Tahun No. Uraian Realisasi Tahun Rerata Realisasi % Pertumbuhan *) Produktvitas (Ku/Ha) (1.44) 2 Luas Panen (000 Ha) 13,204 13,446 13,835 13,797 14,115 13,679 15, Produksi (000 Ton) 65,757 69,056 71,280 70,846 75,398 70,467 79, Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Grafik 1. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Padi Tahun Produktvitas (Ku/Ha) Luas Panen (000 Ha) Produksi (000 Ton) 54,00 53, , , , , ,00 47, *) *) *) Produksi padi tahun 2016 berdampak terhadap pencapaian swasembada dan surplus beras yang cukup besar 12,19 juta ton atau mencapai indeks swasembada 136,01%. Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara membandingkan antara produksi beras dengan kebutuhan. Produksi padi tahun 2016 (Angka Prakiraan) setara dengan 46,03 juta ton beras tersedia untuk konsumsi. Sementara itu kebutuhan beras tahun 2016 sebesar 33,84 juta ton meliputi: konsumsi langsung penduduk (tingkat konsumsi 124,89 kg/kapita/tahun, jumlah penduduk 258,71 juta jiwa), pakan ternak/unggas, industri bukan makanan dan kehilangan hasil/susut/tercecer. 31

47 Laporan Kinerja 2016 Tabel 7.Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2016 No. Uraian Volume Satuan 1 Produksi Padi/Gabah (GKG) Ton 2 Kebutuhan/Konsumsi Gabah Ton 3 Gabah Tersedia (Produksi Gabah (1) - Konsumsi Gabah (2)) Ton 4 Beras tersedia (62,74% x Gabah Tersedia (3)) Ton 5 Kebutuhan/Konsumsi Beras Ton 6 Neraca Surplus/Defisit (Beras T ersedia (4) - Konsumsi Beras (5)) T on 7 Jumlah Penduduk (Proyeksi BPS ) Jiwa 8 Konsumsi Beras Perkapita 124,89 Kg/Kapita/T hn 9 Indeks Swasembada (Beras T ersedia (3) / Konsumsi Beras (5)) 136,01 % Keterangan: Produksi merupakan angka prakiraan Penghitungan (konsumsi gabah, gabah tersedia, beras tersedia, konsumsi beras) berdasarkan formula BPS dan BKP Konsumsi beras perkapita berdasarkan angka Bappenas Peningkatan luas panen dan produksi padi tahun 2016 didukung oleh kegiatan utama padi yaitu: kegiatan padi inbrida peningkatan produktivitas, padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman, padi perluasan areal, padi hibrida, pengembangan desa pertanian organik untuk padi, dan pengembangan padi dengan teknologi budidaya hazton, peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat melalui pemberian bantuan benih, perbaikan jaringan irigasi tersier, optimasi lahan, peningkatan perlindungan tanaman dari gangguan OPT dan DPI, perbaikan penanganan pascapanen, peningkatan penyuluhan, pengawalan dan pendampingan yang dilakukan oleh petugas pertanian bekerjasama dengan TNI/Babinsa dan mahasiswa dalam program UPSUS. Beberapa kegiatan APBN yang mendukung terjadinya peningkatan produktivitas, luas panen dan produksi padi tahun 2016 antara lain: 32

48 2016 Laporan Kinerja 1) Penerapan Budidaya Padi Target kegiatan penerapan budidaya padi tahun 2016 seluas ha, terdiri dari: padi inbrida peningkatan produktivitas ha, padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman ha, padi hibrida ha, padi perluasan areal tanam (PAT) ha, pengembangan desa pertanian organik untuk padi ha,dan budidaya padi dengan teknologi hazton ha. Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya padi produktivitas perluasan areal peningkatan indeks pertanaman, dan padi hibrida yang diberikan berupa benih dan alat tanam jajar legowo. Sementara untuk pengembangan desa pertanian organik, selain bantuan benih dan alat tanam, juga diberikan bantuan berupa pupuk organik, pestisida nabati, MOL, dan fasilitasi pendukung pertanian organik. Demikian juga budidaya padi dengan teknologi budidaya Hazton selain bantuan benih dan alat tanam, juga diberikan bantuan berupa pupuk organik, pupuk organik cair (POC) lengkap, decomposer, dan agensia hayati. Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya padi mencapai ha (97,85%), terdiri dari: padi inbrida peningkatan produktivitas ha (98,00%), padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman ha (95,53%), padi hibrida ha (98,61%), padi perluasan areal tanam (PAT) ha (99,18%), pengembangan desa pertanian organik untuk padi ha (93,69%), budidaya padi dengan teknologi hazton ha (98,96%). Sisa kegiatan seluas ha sampai akhir Desember 2016 sedang dalam persemaian. 33

49 Laporan Kinerja 2016 Luas panen kegiatan penerapan budidaya padi mencapai ha, produksi ton dan produktivitas 64,21 ku/ha, atau 122,66% terhadap target (52,35 ku/ha), dengan rincian padi inbrida peningkatan produktivitas 67,95 ku/ha, padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman 57,22 ku/ha, padi hibrida 74,66 ku/ha, padi perluasan areal tanam 51,75 ku/ha, pengembangan desa pertanian organik untuk padi 54,25 ku/ha, dan budidaya padi dengan teknologi hazton 43,69 ku/ha. Tabel 8. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Padi Tahun 2016 No. Uraian Rencana Realisasi Realisasi Panen Produktvitas Produksi (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 1 Padi Inbrida Peningkatan Produktivitas 1,512,598 1,482, , ,857,511 2 Padi Inbrida PAT PIP 301, , , ,490 3 Padi Hibrida 38,000 37, , ,929 4 Padi Inbrida PAT 306, , , ,325 5 Pengembangan desa pertanian organik padi 2,440 2, ,897 6 Pengembangan padi teknologi hazton 40,495 40, , ,138 Jumlah 2,202,054 2,154, , ,828,193 2) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Padi Kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih padi telah mampu menyediakan benih yang berkualitas di lapangan sehingga meningkatkan penggunaan benih unggul bersertifikat padi pada tahun 2016 yang mencapai ton setara luas 7,24 juta ha atau 43,52% dari total luas tanam 16,63 juta ha. Capaian tersebut didukung oleh kegiatan: pemberdayaan penangkar, bantuan benih, subsidi benih, penguatan dan pengembangan desa mandiri benih, serta ketersediaan benih di pasar bebas yang cukup. Peningkatan penggunaan benih 34

50 2016 Laporan Kinerja unggul bersertifikat berpengaruh langsung terhadap peningkatan produktivitas dan kualitas hasil. 3) Penguatan Perlindungan Tanaman Padi dari Gangguan OPT dan DPI Dalam rangka mengamankan areal tanaman dari gangguan OPT, telah dilaksanakan kegiatan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT), Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI), gerakan pengendalian OPT, penguatan Brigade Proteksi Tanaman, dan penguatan pengamatan peramalan. Melalui kegiatan tersebut, telah berhasil mengamankan pertanaman padi dari gangguan OPT dan DPI mencapai 98,20% dari total pertanaman padi tahun 2016 seluas 16,63 juta ha. Hal ini berarti sepanjang tahun 2016 pertanaman padi yang tidak terkena gangguan OPT dan DPI mencapai 16,33 juta ha, dan hanya 299 ribu ha (1,80% pertanaman yang terserang OPT dan terkena DPI), jauh lebih rendah dari tahun 2015 yang mencapai 4,08%. 4) Penanganan Pascapanen Padi Dalam rangka mendukung penurunan susut hasil dialokasikan bantuan sarana pascapanen padi sebanyak unit terdiri dari: power thresher unit, combine harvester kecil unit, combine harvester sedang unit, combine harvester besar 446 unit, vertical dryer 5 unit, penggilingan 23 unit, dan polisher 22 unit. Berdasarkan realisasi bantuan sarana pascapanen padi tersebut, diprediksi dapat menurunkan susut hasil padi sebesar 0,146% atau mengamankan produksi padi pada tahun 2016 sebesar ton GKG. 35

51 Laporan Kinerja ) Dukungan Kegiatan Eselon-I Lain Lingkup Kementan Peningkatan produktivitas dan produksi padi juga didukung oleh kegiatan Eselon-I lain dalam rangka pelaksanaan UPSUS Kegiatan dari Ditjen PSP antara lain rehabilitasi jaringan irigasi seluas 454 ribu ha, irigasi perpompaan ha, dan irigasi rawa ha, cetak sawah 132 ribu ha, serta kegiatan pengawalan dan pendampingan oleh TNI/Babinsa dan Perguruan Tinggi/Mahasiswa. Kegiatan Badan PPSDMP antara lain peningkatan penyuluhan dan pendampingan oleh penyuluh pertanian lapangan. Melalui kegiatan tersebut selain berdampak pada peningkatan IP, juga dapat meningkatkan produktivitas Produktivitas Jagung Berdasarkan Angka Prakiraan 2016, produktivitas jagung 52,83 ku/ha, luas panen 4,385 juta ha dan produksi 23,165 juta ton pipilan kering. Capaian produktivitas jagung 2016 lebih tinggi 0,20 ku/ha atau mencapai 100,38% dibanding target (Sangat Berhasil). Begitu juga bila dibandingkan terhadap tahun 2015, meningkat 1,04 ku/ha (2,01%), dan meningkat 3,95 ku/ha (8,08%) terhadap rerata produktivitas periode Sementara itu apabila dibandingkan terhadap target produktivitas tahun 2019 (akhir RPJMN ) sebesar 55,84ku/ha, produktivitas jagung tahun 2016 telah mencapai 94,61%. Skala kinerja capaian indikator produktivitas jagung tahun 2016 menunjukkan keberhasilan yang sedikit lebih tinggi dibanding rerata capaian periode

52 2016 Laporan Kinerja Tabel 9. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Jagung Tahun No. Uraian Rerata *) 1 Target (Ku/Ha) 48,10 48,73 48,34 47,95 50,54 48,73 52,63 2 Realisasi (Ku/Ha) 45,65 48,99 48,44 49,54 51,79 48,88 52,83 3 Capaian (%) 94,91 100,53 100,21 103,32 102,47 100,31 100,38 4 Kategori Capaian Berhasil Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Luas panen jagung tahun 2016 mencapai seluas 4,39 juta ha, masih kurang 175 ribu ha dibandingkan target, namun jika dibandingkan dengan target awal Renstra seluas 4,15 juta ha, telah melebih target. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, meningkat 597 ribu ha (15,77%), demikian juga dibandingkan dengan rerata periode meningkat 531 ribu ha (13,78%). Produksi jagung tahun 2016 mencapai 23,16 juta ton pipilan kering. Capaian produksi tersebut mencapai 96,52% dari target, namun demikian meningkat cukup signifikan 3,55 juta ton pipilan kering (18,11% terhadap produksi tahun 2015) dan meningkat lebih tinggi 4,33 juta ton pipilan kering (23,00% terhadap rerata produksi tahun ). Produksi jagung tahun 2016 mencapai 108,48% jika dibandingkan dengan target produksi jagung pada IKU Kementerian Pertanian yang berdasarkan Renstra edisi revisi sebesar 21,35 juta ton pipilan kering. Peningkatan produksi jagung tahun 2016 sebesar 3,55 juta ton pipilan kering sebagian besar berasal dari kontribusi peningkatan luas panen sebesar 3,09 juta ton pipilan kering atau 87,04% dan kontribusi dari peningkatan produktivitas 460 ribu ton pipilan kering atau 12,96%. 37

53 Laporan Kinerja 2016 Tabel 10. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Jagung Tahun No. Uraian Realisasi Realisasi 2015 Target 2016 Realisasi 2016 *) Perbandingan Realisasi 2016 Thd. Rerata Realisasi 2015 Target 2016 % Capaian Selisih % Capaian Selisih % Capaian Selisih 1 Produktivitas (Ku/Ha) Luas Panen (000 Ha) 3,854 3,787 4,560 4, (175) 3 Produksi (000 Ton) 18,833 19,612 24,000 23, , , (835) Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Produktivitas jagung periode tahun meningkat rata-rata 12,99% per tahun, dari 45,65 ku/ha pada tahun 2011 menjadi 51,78 ku/ha pada tahun 2015, sementara produktivitas tahun 2016 sebesar 52,83 ku/ha naik 1,05 ku/ha (2,03%). Sementara luas panen cenderung menurun pada periode tahun rata-rata 1,92% per tahun, dari 3,86 juta ha tahun 2011 menjadi 3,79 juta ha tahun 2015, sedangkan tahun 2016 meningkat 15,77%.Pada periode yang sama, produksi jagung rerata meningkat 11,23% per tahun, dari 17,64 juta ton pipilan kering tahun 2011 menjadi 19,61 juta ton pipilan pada tahun 2015, dan tahun 2016 meningkat menjadi 19,83 juta ton (naik 4,34%). Tabel 11. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Jagung Tahun No. Uraian Realisasi/Tahun Rerata Realisasi % Pertumbuhan *) Produktivitas (Ku/Ha) Luas Panen (000 Ha) 3,865 3,958 3,822 3,837 3,787 3,854 4,385 (1.92) Produksi (000 Ton) 17,643 19,387 18,512 19,008 19,612 18,833 23, Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan 38

54 2016 Laporan Kinerja Grafik 2. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Jagung Tahun ,00 52,00 50,00 48,00 46,00 44,00 42,00 Produktivitas (Ku/Ha) *) Luas Panen (000 Ha) *) Produksi (000 Ton) *) Produksi jagung tahun 2016 (Angka Prakiraan) sebesar 23,16 juta ton pipilan kering apabila dibandingkan dengan kebutuhan tahun 2016 sebesar 20,244 juta ton, mengalami defisit sebesar 411 ribu ton, atau dengan indeks swasembada mencapai 97,97%. Kebutuhan jagung tahun 2015 meliputi: kebutuhan benih, konsumsi langsung, pakan (industri pakan dan peternak lokal), industri (pangan, non pangan dan non pakan) dan kehilangan hasil/susut/tercecer. Tabel 12. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2016 No. Uraian Volume Satuan 1 Produksi Jagaung (Pipilan Kering) 23,164,915 Ton 2 Kebutuhan 22,589,831 Ton 3 Neraca Surplus/Defisit (produksi Jagung (1) - Kebutuhan (2)) 575,084 Ton 4 Jumlah Penduduk (Proyeksi BPS ) 258,704,986 Jiwa 5 Konsumsi Jagung Perkapita 1.56 Kg/Kapita/Tahun 6 Indeks Swasembada (Produksi Jagung (1) / Kebutuhan (2) % Keterangan: Produksi berdasarkan Angka Praakiraan Kebutuhan berdasarkan proyeksi dari Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Asosiasi Peternak Lokal, Kompartemen Industri Makanan dan Minuman KADIN, dan BKP (Neraca Bahan Makanan/NBM) Konsumsi jagung perkapita berdasarkan angka Susenas BPS Keberhasilan capaian produktivitas tahun 2016 disebabkan karena meningkatnya penggunaan benih berkualitas melalui program bantuan benih, sehingga petani dapat memperoleh produksi yang lebih baik dari pertanaman sebelumnya. Selain itu juga bantuan 39

55 Laporan Kinerja 2016 pupuk pada program pengembangan jagung pada lahan khusus juga turut memberikan sumbangan meningkatnya angka produktivitas tersebut. Faktor lain yang mendukung meningkatnya produksi jagung nasional adalah adanya kebijakan pemerintah untuk tidak melakukan impor jagung serta adanya harga minimum jagung pipilan kering sebesar Rp3.150,- per kg (kadar air 15%). Kebijakan penolakan impor berdampak pada keyakinan petani untuk memberikan input yang cukup bagi tanaman sehingga mampu mencapai produksi optimal. Penetapan harga minimum juga berdampak pada petani bahwa usaha budidaya jagung yang mereka laksanakan dapat memberikan pendapatan yang lebih baik bagi keluarga mereka. Beberapa kegiatan APBN yang mendukung terjadinya peningkatan produktivitas, luas panen dan produksi jagung tahun 2016 antara lain: 1) Penerapan Budidaya Jagung Sasaran kegiatan penerapan budidaya jagung tahun 2016 seluas ha, terdiri dari: pengembangan jagung hibrida ha dan pengembangan jagung di lahan khusus ha. Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya jagung yang diberikan berupa benih jagung hibrida dan alat tanam yang jumlah/rasionya disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi. Sementara jika penanaman dilakukan di lahan hutan atau tumpang sari dengan tanaman lainnya, maka jumlah bantuan disesuaikan dengan tanaman jagung terhadap tanaman lainnya. Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya jagung mencapai ha (92,38%), terdiri dari: pengembangan jagung 40

56 2016 Laporan Kinerja hibrida ha (100%) dan pengembangan jagung di lahan khusus ha (77,20%). Sisa pertanaman pendukung kegiatan utama jagung pada lahan khusus seluas ha akan ditanam pada bulan Januari-Maret tahun 2017 karena terlambatnya penyaluran benih. Hal ini masih diperkenankan sebagaimana kebijakan yang tertuang pada Petunjuk Teknis Pengembangan Jagung di Lahan Khusus tahun Produktivitas kegiatan pengembangan jagung hibrida 61,70 ku/ha, atau 117,23% terhadap target (52,63 ku/ha). Sementara pengembangan jagung di lahan khusus yang mana anggarannya berasal dari APBN-P dan DIPA baru terbit pada akhir bulan Juli 2016, daerah sebagian besar baru dapat melaksanakan proses administrasi keuangan untuk kontrak kegiatan pada bulan Agustus-September 2016, sehingga kegiatan ini sebagian besar baru bisa ditanam pada periode Oktober 2016-Maret Oleh sebab itu, sampai dengan Desember 2016 belum ada kegiatan yang telah memasuki panen. Dengan demikian, capaian produktivitas kegiatan belum dapat disajikan. 2) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Jagung Kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih jagung telah mampu menyediakan benih yang berkualitas di lapangan. Penggunaan benih unggul bersertifikat jagung pada tahun 2016 mencapai ton setara luas 3,07 juta ha atau 52,28% dari total luas tanam 4,90 juta ha. Tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat tersebut lebih tinggi dari tahun 2015 yang hanya mencapai 50,40%. Peningkatan penggunaan benih varietas unggul bermutu tahun 2016 disebabkan oleh bantuan benih pada kegiatan penerapan 41

57 Laporan Kinerja 2016 budidaya jagung, bantuan benih DIPA Pusat, perbanyakan benih sumber, dan ketersediaan benih yang cukup di pasar bebas terutama jagung hibrida. 3) Penguatan Perlindungan Tanaman Jagung Dari Gangguan OPT dan DPI Dalam rangka mengamankan produksi dari gangguan OPT, telah dilaksanakan kegiatan PPPHT, gerakan pengendalian OPT, pengadaan bantuan sarana pengendalian, penguatan Brigade Proteksi Tanaman, dan penguatan pengamatan peramalan. Melalui kegiatan tersebut, telah berhasil mengamankan pertanaman jagung dari gangguan OPT dan DPI mencapai 98,62% dari total pertanaman jagung tahun 2016 seluas 4,90 juta ha. 4) Penanganan Pascapanen Jagung Dalam rangka meningkatkan penangananpascapanen untuk meningkatkan kualitas hasil dan penurunan susut, pada tahun 2016 disalurkan bantuan sarana pascapanen jagung sebanyak unit (95,12% dari target unit). Alsin yang disalurkan terdiri dari: corn combine harvester 177 unit, corn sheller unit, dan vertical dryer 15 unit. Dampak dari bantuan sarana pascapanen jagung tersebut, diprediksi mampu menurunkan susut hasil jagung sebesar 0,517% atau dapat mengamankan produksi jagung pada tahun 2016 sebesar ton pipilan kering Produktivitas Kedelai Berdasarkan Angka Prakiraan tahun 2016, produktivitas kedelai mencapai 15,06ku/ha, luas panen 588 ribu ha dan produksi 886 ribu 42

58 2016 Laporan Kinerja ton biji kering. Capaian produktivitas kedelai 2016 lebih rendah 0,70 ku/ha atau mencapai 95,56% dibanding target (Berhasil). Produktivitas kedelai tahun 2016, apabila dibandingkan terhadap tahun 2015, menurun 0,62 ku/ha (3,95%), namun meningkat 0,28ku/ha (1,92%) terhadap rerata produktivitas periode Apabila dibandingkan terhadap target produktivitas tahun 2019 (akhir RPJMN ) sebesar 17,00 ku/ha, maka capaian 2016 telah mencapai 88,59%. Kategori skala kinerja capaian indikator produktivitas kedelai tahun 2016 menunjukkan keberhasilan yang lebih rendah dibanding rerata capaian periode , namun apabila dibandingkan terhadap tahun 2011 dan 2013 berada pada kategori sama (Berhasil) namun angkanya lebih tinggi. Tabel 13. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Kedelai Tahun No. Uraian Rerata *) Target (Ku/Ha) Realisasi (Ku/Ha) Capaian (%) Sangat Sangat Sangat 4 Kategori Capaian Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Luas panen kedelai tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target mencapai 84,24%. Sedangkan bila dibandingkan terhadap tahun 2015, menurun 26 ribu ha (4,25%), dan dibandingkan dengan rerata periode menurun 6 ribu ha (1,03%). Produksi kedelai tahun 2016 mencapai 886 ribu ton biji kering, menurun 78 ribu ribu ton biji kering (8,06%) dibandingkan terhadap produksi tahun Apabila dibandingkan terhadap target 43

59 Laporan Kinerja 2016 mencapai 80,51%, sedangkan apabila dibandingkan terhadap ratarata meningkat 7 ribu ton biji kering (0,80%). Sementara itu apabila dibandingkan terhadap target 2019 (akhir RPJMN) baru mencapai 59,04% dari target 1,50 juta ton, yang sama dengan target produksi kedelai tahun 2016 pada IKU Kementan. Tabel 14. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Kedelai Tahun No. Uraian Rerata Realisasi 2015 Target 2016 Realisasi 2016 *) Perbandingan Realisasi 2016 Thd. Rerata Realisasi 2015 Target 2016 % Capaian Selisih % Capaian Selisih % Capaian Selisih 1 Produktivitas (Ku/Ha) (0.62) (0.70) 2 Luas Panen (000 Ha) (6) (26) (110) 3 Produksi (000 Ton) , (78) (214) Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Dalam periode tahun , perkembangan produktivitas kedelai meningkat rata-rata 3,63% per tahun, dari 13,68ku/ha pada tahun 2011 menjadi 15,68 ku/ha pada tahun 2015, namun tahun 2016 menurun menjadi 15,06 ku/ha. Sementara itu luas panen turun rerata 0,06% per tahun, dari 622 ribu ha pada tahun 2011 menjadi 614 ribu ha pada tahun 2015, dan tahun 2016 kembali turun menjadi 588 ribu ha. Produksi kedelai menunjukkan fluktuasi setiap tahun, sedikit menurun dari 851 ribu ton biji kering tahun 2011 menjadi 843 ribu ton biji kering dan kembali turun tahun 2013 menjadi 780 ribu ton. Selanjutnya meningkat signifikan tahun 2014 dan tahun 2015 masing-masing menjadi 955 ribu ton biji kering dan 983 ribu ton biji kering. Fluktuasi tersebut dipengaruhi oleh penurunan luas panen karena:faktor iklim basah (La-Nina) yang kurang kondusif untuk pertanaman kedelai; di beberapa lokasi terjadi puso akibat terkena banjir dan serangan OPT; harga kedelai ditingkat petani relatif rendah, sehingga petani kurang tertarik untuk menanam kedelai; 44

60 2016 Laporan Kinerja harga kedelai lokal tidak kompetitif dengan kedelai impor; dan terjadi persaingan antar komoditas terutama dengan jagung. Tabel 15. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Kedelai Tahun No. Uraian Realisasi/Tahun Rata-rata Realisasi % Pertumbuhan *) Produktivitas (Ku/Ha) (3.95) 2 Luas Panen (000 Ha) (0.06) (4.25) 3 Produksi (000 Ton) (8.06) Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Telah berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi kedelai, antara lain: 1) dukungan anggaran untuk sarana produksi benih pupuk dan pestisida; 2) jaminan harga pembelian oleh pemerintah melalui Permendag; dan 3) kerjasama pendampingan dan pengawalan kegiatan Budidaya Jenuh Air (BJA) kedelai dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan menempatkan tenaga pendamping dan koordinator pendamping. Namun upaya tersebut ternyata belum mampu untuk meningkatkan produksi kedelai tahun Grafik 3. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Kedelai Tahun Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (000 Ton) 16, , ,00 14,50 14,00 13, , , *) *) Produksi kedelai tahun 2016 (Angka Prakiraan) sebesar 886 juta ton biji kering apabila dibandingkan dengan kebutuhan tahun 2016 sebesar 2,768 juta ton (termasuk konsumsi langsung, kebutuhan 45

61 Laporan Kinerja 2016 benih, industri, dan kehilangan) mengalami defisit sebesar 1,883 juta ton, atau dengan indeks swasembada mencapai 31,99%. Kondisi demikian menggambarkan bahwa produksi dalam negeri belum mampu mengimbangi kebutuhan, sehingga untuk mencukupinya masih sangat bergantung impor. Tabel 16. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2016 No. Uraian Volume Satuan 1 Produksi Kedelai (Biji Kering) 885,575 Ton 2 Kebutuhan 2,768,320 T on 3 Neraca Surplus/Defisit (Produksi Kedelai (1) - Kebutuhan (2)) (1,882,745) Ton 4 Jumlah Penduduk (Proyeksi BPS ) 258,704,986 Jiwa 5 Konsumsi Kedelai Perkapita 8.67 Kg/Kapita/Tahun 6 Indeks Swasembada (Produksi Kedelai (1) / Kebutuhan (2)) % Keterangan: Produksi berdasarkan Angka Prakiraan Kebutuhan berdasarkan proyeksi dari Kompartemen Industri Makanan dan Minuman KADIN, dan BKP (NBM) Konsumsi kedelai perkapita berdasarkan angka Susenas BPS Peningkatan produktivitas kedelai 2015 didukung oleh beberapa faktor antara lain: perbaikan penerapan pengelolaan teknologi budidaya akibat bantuan saprodi (bantuan benih, rhizobium, bahan organik atau kapur pertanian), peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat, peningkatan perlindugan tanaman dari gangguan OPT dan DPI, serta perbaikan penanganan pascapanen. Beberapa kegiatan APBN yang mendukung terjadinya peningkatan produktivitas, luas panen dan produksi kedelai tahun 2016 antara lain: 1) Penerapan Budidaya Kedelai Sasaran kegiatan penerapan budidaya kedelai tahun 2016 seluas ha, terdiri dari: intensifikasi kedelai ha, 46

62 2016 Laporan Kinerja ekstensifikasi kedelai ha, dan budidaya jenuh air (BJA) ha. Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya kedelai yang diberikan berupa benih kedelai bersertifikat dan rhizobium. Untuk areal pasang surut di luar pulau Jawa, diberikan juga sarana produksi berupa bahan organik atau kapur pertanian. Sementara kegiatan teknologi BJA sarana produksi yang diberikan berupa benih kedelai, pupuk an organik bersubsidi (NPK, SP-36, Urea, KCl), rhizobium, pestisida organik/an organik, herbisida, dan kapur pertanian. Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya padimencapai ha (90,43%), terdiri dari: ha (92,82%), ekstensifikasi ha (87,13%), dan BJA ha (100,00%). Produktivitas kegiatan intensifikasi kedelai mencapai 15,06 ku/ha, atau 88,59% terhadap target (17,00 ku/ha). Sementara capaian produktivitas ekstensifikasi kedelai sebesar 13,86 ku/ha (92,40% terhadap target (15,00 ku/ha), dan produktivitas BJA 18,07 ku/ha (83,85% terhadap target 21,55 ku/ha). Masih rendahnya capaian produktivitas kegiatan penerapan budidaya kedelai disebabkan karena masih rendahnya realisasi panen. 2) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Kedelai Kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih kedelai telah mampu menyediakan benih yang berkualitas di lapangan. Penggunaan benih unggul bersertifikat kedelai pada tahun 2016 mencapai ton setara luas 257 ribu ha atau 46,94% dari total luas tanam 536 ribu ha. Tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat tersebut lebih tinggi dari tahun 2015 yang hanya mencapai 40,73%. 47

63 Laporan Kinerja 2016 Peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat kedelai tahun 2016 karena adanya dukungan bantuan benih pada kegiatan penerapan budidaya kedelai, perbanyakan benih sumber, subsidi benih, dan sebagian dari benih pasar bebas. 3) Penguatan Perlindungan Tanaman Kedelai dari Gangguan OPT dan DPI Dalam rangka mengamankan produksi dari gangguan OPT, telah dilaksanakan kegiatan PPPHT, PPDPI, gerakan pengendalian OPT, penguatan Brigade Proteksi Tanaman. Melalui kegiatan tersebut, telah berhasil mengamankan pertanaman kedelai dari gangguan OPT dan DPI mencapai 96,79% dari total pertanaman kedelai tahun 2016 seluas 536 ribu ha. 4) Penanganan Pascapanen Kedelai Fasilitasi bantuan sarana pascapanen kedelai pada tahun 2016 dialokasikan sebanyak unit berupa power thresher multiguna yang terealisasi 100%. Berdasarkan realisasi penyaluran bantuan sarana pascapanen kedelai tersebut diprediksi dapat menurunkan susut hasil kedelai sebesar 0,998% atau diperkirakan dapat mengamankan produksi kedelai pada tahun 2016 sebesar ton Produktivitas Ubi Kayu Berdasarkan Angka Prakiraan produktivitas ubi kayu sebesar 241,98 ku/ha, luas panen 853 ribu ha dan produksi 20,637 juta ton umbi basah. Capaian produktivitas ubi kayu 2016 lebih tinggi 1,98 ku/ha atau mencapai 100,83% dibanding target (Sangat Berhasil), dan meningkat 12,47 ku/ha (5,43%) dibanding tahun 2015, dan meningkat 21,05 ku/ha (9,53%) terhadap rerata produktivitas periode Apabila dibandingkan terhadap target 48

64 2016 Laporan Kinerja produktivitas tahun 2019 (akhir RPJMN ) sebesar 255,00 ku/ha, maka capaian 2016 telah mencapai 94,89%. Skala kinerja capaian indikator produktivitas ubi kayu tahun 2016 lebih rendah dibanding rerata capaian periode , namun kategori capaian setiap tahun sangat berhasil. Tabel 17. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Ubi Kayu Tahun No. Uraian Rerata *) Target (Ku/Ha) Realisasi (Ku/Ha) Capaian (%) Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat 4 Kategori Capaian Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Sangat Berhasil Sangat Berhasil Luas panen ubi kayu tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target masih terdapat kekurangan 149 ribu ha atau mencapai 85,10%. Demikian juga dibandingkan terhadap tahun 2015, menurun 97 ribu ha (10,22%), dan juga menurun 220 ribu ha (20,49%) dibandingkan dengan rerata periode Produksi ubikayu tahun 2016, bila dibandingkan terhadap target mencapai 85,80%, terhadap produksi tahun 2015 menurun 1,164 juta ton umbi basah (5,34%), dan terhadap rerata produksi tahun menurun 2,842 juta ton umbi basah (22,10%). 49

65 Laporan Kinerja 2016 Tabel 18. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Ubi Kayu Tahun No. Uraian Rerata Realisasi 2015 Target 2016 Realisasi 2016 *) Perbandingan Realisasi 2016 Thd. Rerata Realisasi 2015 Target 2016 % Capaian Selisih % Capaian Selisih % Capaian Selisih 1 Produktivitas (Ku/Ha) Luas Panen (000 Ha) 1, , (220) (97) (149) 3 Produksi (000 Ton) 23,479 21,801 24,052 20, (2,842) (1,164) (3,415) Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Dalam periode tahun , perkembangan produktivitas ubi kayu meningkat rata-rata 3,16% per tahun, dari 202,96 ku/ha pada tahun 2011 menjadi 229,51 ku/ha pada tahun 2015, demikian juga tahun 2016 kembali meningkat menjadi 241,98 ku/ha. Sementara capaian produksi ubi kayu cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya, yang disebabkan pengaruh penurunan luas tanam/panen yang cukup signifikan, dari 1,18 juta ha tahun 2011 menjadi 950 ribu ha pada tahun 2015 (rata-rata turun 5,35% per tahun), dan kembali turun sebesar 10,22% tahun Penurunan produksi ubi kayu tahun rata-rata mencapai sebesar 2,38% per tahun, dari 24,04 juta ton umbi basah tahun 2011 menjadi 21,80 juta ton umbi basah pada tahun Demikian pula halnya pada tahun 2016, produksi ubi kayu kembali turun sebesar 2,38% dari tahun Tabel 19. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu Tahun No. Uraian Realisasi/Tahun Rerata Realisasi % Pertumbuhan *) Produktivitas (Ku/Ha) Luas Panen (000 Ha) 1,185 1,130 1,066 1, , (5.35) (10.22) 3 Produksi (000 Ton) 24,044 24,177 23,937 23,436 21,801 23,479 20,637 (2.38) (5.34) Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan 50

66 2016 Laporan Kinerja Grafik 4. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu Tahun Produktivitas Ubikayu (Ku/Ha) Luas Panen Ubi kayu (000 Ha) Produksi Ubikayu (000 Ton UB) 240, , ,00 230,00 220,00 210,00 200,00 190,00 180, *) 1.150, , , ,00 950,00 900, *) , , , , , *) Faktor pendukung peningkatan produktivitas ubi kayu tahun 2016 antara lain karena meningkatnya kesadaran petani dalam menerapkan teknologi budidaya ubi kayu, penggunaan pupuk organik dalam budidaya ubi kayu, dan harga yang cukup tinggi, sehingga petani bersemangat untuk meningkatkan produktivitas dan produksinya. Kegiatan APBN yang mendukung pencapaian produktivitas, luas panen dan produksi ubi kayu tahun 2016 yang diharapkan menjadi stimulan bagi petani/kelompok tani yaitu pengelolaan produksi ubikayu seluas ha, terdiri dari intensifikasi ha dan ekstensifikasi ha, serta kegiatan perbanyakan benih sumber seluas 2 ha. Fasilitasi yang diberikan pemerintah kepada kelompok tani dalam bahan organik untuk intensifikasi, sedangkan untuk ekstensifikasi dalam bentuk bibit/stek varietas unggul bersertifikat dan bahan organik. Realisasi tanam kegiatan pengelolaan produksi ubi kayu mencapai seluas ha atau mencapai 88,05% dari target, dengan rincian intensifikasi ha dan ekstensifikasi ha. Sementara kegiatan perbanyakan benih sumber ubi kayu telah terealisasi 100%. 51

67 Laporan Kinerja Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Padi, Jagung, Kedelai Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan peningkatan produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan. Semakin tinggi persentase penggunaan benih unggul bersertifikat menunjukkan semakin luas para petani dalam menggunakan sarana produksi benih yang bermutu. Pada tahun 2016 tingkat penggunaan benih varietas unggul bersertifikat jagung dan kedelai semuanya mencapai diatas target yang ditetapkan dalam sasaran indikator kinerja (Sangat Berhasil), yakni jagung 104,56% dan kedelai 134,11%. Sementara tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat padi mencapai 43,52% dari kebutuhan benih atau 87,04% dari target 50% (Berhasil). Target tingkat penggunaan benih padi, jagung, dan kedelai selama periode Renstra tetap, yaitu masingmasing sebesar 50%, 50%, dan 35%. Tabel 20. Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2016 (%) Capaian 2016 Selisih Realisasi 2016 Thd. Rerata Realisasi Target Realisasi No. Komoditas Thd Target Rerata Realisasi Target *) (%) Padi (8.73) (4.42) (6.48) 2 Jagung (3.13) Kedelai (0.19) Keterangan: Realisasi 2016 data sementara s.d 31 Desember 2016 Tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat padi tahun 2016 mencapai ton seluas 7,24 juta ha atau mencapai 43,52% dari total luas pertanaman padi tahun 2016 seluas 16,63 juta ha, sisanya seluas 9,39 juta ha (56,48% menggunakan benih non sertifikat). Capaian tersebut menurun 4,42% dari tahun 2015 (47,94%), sementara apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian tahun (52,25%), lebih rendah 8,73%. Tingginya 52

68 2016 Laporan Kinerja penggunaan benih unggul bersertifikat pada periode karena dukungan program bantuan benih dari pemerintah termasuk Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) sampai dengan tahun Penggunaan benih unggul bersertifikat jagung tahun 2016 mencapai ton seluas 3,07 juta ha atau mencapai 52,28% dari total luas pertanaman jagung tahun 2016 seluas 4,90 juta ha, sisanya seluas 1,83 juta ha (47,72% menggunakan benih non sertifikat). Capaian tersebut meningkat 1,88% dari tahun 2015 (50,40%), sementara itu apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian tahun (55,41%), mengalami penurunan sebesar 3,13%. Tingginya penggunaan benih unggul bersertifikat jagung pada periode karena dukungan program bantuan benih dari pemerintah termasuk Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) sampai dengan tahun Penggunaan benih unggul bersertifikat kedelai tahun 2016 mencapai ton seluas 257 ribu ha atau mencapai 46,94% dari total luas pertanaman kedelai tahun 2016 seluas 536 ribu ha, sisanya seluas 279 ribu ha (53,06% menggunakan benih non sertifikat). Capaian tersebut meningkat 6,21%dari tahun 2015 (40,73%). Sementara itu apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian tahun (47,13%), mengalami penurunan sebesar 0,19%. Tingginya penggunaan benih unggul bersertifikat kedelai pada periode karena dukungan program bantuan benih dari pemerintah termasuk Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) sampai dengan tahun

69 Laporan Kinerja 2016 Tabel 21. Perkembangan Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Tahun Padi, Jagung, Kedelai (%) Realisasi/Tahun Rerata Realisasi % Pertumbuhan No. Komoditas *) Padi (6.88) (9.22) 2 Jagung (7.01) Kedelai (5.12) Keterangan: *) Realisasi 2016 data sementara s.d 31 Desember 2016 Penggunaan benih unggul bersertifikat tahun 2016 didukung antara lain perbanyakan benih sumber, penguatan dan pengembangan desa mandiri benih, bantuan benih (penerapan budidaya dan pengadaan pusat), penguatan pengawasan dan sertifikasi benih, CBN dan subsidi benih. Pelaksanaan kegiatan perbanyakan benih sumber padi tahun 2016 seluas 196 Ha (84,84% dari target 231 ha), jagung 36 ha (78,26% dari target 46 ha, kedelai 126 Ha (71,71% dari target 175 ha). Selain itu pada tahun 2016 dilaksanakan penguatan desa mandiri benih yang merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun 2015 dengan realisasi ha (87,27% dari target ha) dan pengembangan desa mandiri benih 922 ha (77,48% dari target ha). Melalui kegiatan desa mandiri benih dapat memenuhi kebutuhan benih yang berkualitas dan tepat waktu di lokasi. Bantuan benih padi tahun 2016 berasal dari kegiatan penerapan budidaya padi ton, pengadaan pusat ton, subsidi benih ton, dan CBN 310 ton. Bantuan benih jagung 2016 berasal dari kegiatan penerapan budidaya jagung ton dan bantuan benih pengadaan pusat ton. Bantuan benih kedelai berasal dari penerapan budidaya kedelai ton dan subsidi 612 ton. 54

70 2016 Laporan Kinerja Sementara itu, penggunaan benih unggul bersertifikat tahun 2016 yang berasal dari pasar bebas padi ton, jagung ton, dan kedelai ton. Berdasarkan hasil inventarisasi, sebaran varietas unggul padi yang dominan digunakan petani tahun 2016 meliputi lima varietas unggul, yaitu: Ciherang 31,92%, Mekongga 15,24%, IR 64 6,93%, Situbagendit 4,23% dan Cigeulis seluas 3,41%, sisanya varietas lain. Tabel 22. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Padi Tahun 2016 No Varietas Luas Penyebaran (ha)*) % 1 Ciherang ,92 2 Mekongga ,24 3 IR ,93 4 Situbagendit ,23 5 Cigeulis ,41 6 Varietas Unggul Lainnya ,52 7 Varietas Lokal ,75 Jumlah ,00 Keterangan: *)Data sementara s.d 31 Desember 2016 Sementara itu, sebaran varietas unggul jagung yang dominan digunakan petani meliputi lima varietas unggul, yaitu: Bisi-2 15,00%, P-21 13,69%, Bisi-18 11,46%, P-23 10,73%, dan NK-22 8,64%, sisanya varietas lain. Tabel 23. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Jagung Tahun 2016 No Varietas Luas Penyebaran (Ha) % 1 Bisi-2 661, P , Bisi , P , NK , Varietas Unggul Lainnya 1,324, Varietas Lokal 460, Total 4,410, Keterangan: *)Data sementara s.d 31 Desember

71 Laporan Kinerja 2016 Sebaran penggunaan varietas unggul kedelai sebanyak lima varietas unggul dominan, yaitu: Anjasmoro 34,08%, Wilis 19,24%, Grobogan 16,29%, Baluran 5,80%, dan Burangrang 3,49%, sisanya varietas lain. Tabel 24. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Kedelai Tahun 2016 No Komoditas/Varietas Luas Penyebaran (Ha) % 1 Anjasmoro 182, Wilis 103, Grobogan 87, Baluran 31, Bungrangrang 18, Varietas Unggul Lainnya 60, Varietas Lokal 52, Total 536, Keterangan: *)Data sementara s.d 31 Desember Luas Pertanaman Padi, Jagung, Kedelai yang Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Pengamanan pertanaman pangan dari gangguan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan terkena Dampak Perubahan Iklim (DPI) banjir dan kekeringan merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan produksi tanaman pangan baik kuantitas maupun kualitas. Upaya pengamanan areal tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI dilakukan dengan meningkatkan: 1) Pengamatan dan sistem peringatan dini OPT/DPI; 2) Gerakan pengendalian OPT dan adaptasi DPI; 3) Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perlindungan tanaman; 4) Peran dan fungsi kelembagaan serta sumberdaya manusia perlindungan tanaman; dan 5) Penyediaan sarana penanggulangan OPT/DPI. Dalam Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2016, pencapaian sasaran strategis peningkatan produksi tanaman pangan (terutama padi, jagung dan kedelai), diantaranya ditentukan melalui pencapaian indikator kinerja utama 56

72 2016 Laporan Kinerja Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman Dari Gangguan OPT dan DPI, dengan target padi sebesar 93%, jagung 98%, dan kedelai 97%, dan target ini sama setiap tahun selama periode Renstra Pada tahun 2016 capaian pengamanan pertanaman dari gangguan OPT dan DPI padi mencapai 98,20% (105,59% dari target atau Sangat Berhasil), jagung 98,62% (100,63% dari target atau Sangat Berhasil), dan kedelai 96,79% (99,78% dari target atau Berhasil). Dari hasil pengukuran dan pengumpulan data lapangan, luas areal pertanaman padi yang terkena serangan OPT, banjir dan kekeringan seluas 299 ribu ha atau 1,80% dari total luas tanam 16,63 juta ha. Dengan demikian, maka luas pertanaman padi yang aman dari serangan OPT dan DPI seluas 16,33 juta ha atau mencapai 98,20% dari total luas tanam. Tabel 25. Luas Areal Tanaman Padi, Jagung, Kedelai yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2016 (%) No. Komoditas Capaian 2016 Selisih Realisasi 2016 Thd Rerata Realisasi Target Realisasi Thd Target Rerata Realisasi Target (%) Padi Jagung Kedelai (0.72) (0.21) Luas serangan OPT dan DPI padi tahun 2016 lebih rendah ha dari tahun 2015, disebabkan penurunan luas serangan OPT seluas ha dan kekeringan yang menurun cukup signifikan ha, meskipun luas banjir meningkat ha. Luas pertanaman padi yang terkena serangan OPT dan DPI tahun 2016 sebenarnya jauh luas, namun karena ada upaya-upaya yang dilakukan, sehingga luas terkena bisa berkurang. 57

73 Laporan Kinerja 2016 Tabel 26. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI Pada Tanaman Padi Tahun 2016 dan Tahun 2015 No. Uraian Tahun 2015 Tahun 2016 Selisih 2016 Thd 2015 Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso 1 Total Luas Tanam (Ha) 13,981,580 16,628,432 2,646,852 2 Luas OPT Utama (Ha) 182,782 6, ,390 4,539 (33,392) (2,330) 3 Luas Terkena DPI (Ha) 387, , ,210 80,752 (237,651) (162,675) - Luas Banjir (Ha) 48,330 25, ,203 71,900 72,873 46,404 - Luas Kekeringan (Ha) 339, ,931 29,007 8,852 (310,524) (209,079) 4 Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 570, , ,600 85,291 (271,043) (165,005) - % Thd. Total Luas Tanam (%) (2.28) (1.28) Luas Areal yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI (Ha) - % Thd. Total Luas Tanam 13,410, ,328, ,917, Tabel 27. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Jagung Tahun 2016 dan 2015 No. Uraian Tahun 2015 Tahun 2016 Selisih 2016 Thd 2015 Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso 1 Total Luas Tanam (Ha) 4,035,257 4,900, ,235 2 Luas OPT Utama (Ha) 12, , (1,863) Luas Terkena DPI (Ha) 50,011 23,497 57,024 37,448 7,013 13,951 - Luas Banjir (Ha) 2,535 1,568 23,174 15,577 20,639 14,009 - Luas Kekeringan (Ha) 47,476 21,929 33,850 21,871 (13,626) (58) 4 Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 62,716 23,565 67,866 37,739 5,150 14,174 - % Thd. Total Luas Tanam (%) (0.17) 0.19 Luas Areal yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI (Ha) 3,972,541 4,832, ,085 - % Thd. Total Luas Tanam Luas serangan OPT dan DPI jagung tahun 2016 lebih tinggi ha dari tahun 2015, namun luas serangan OPT dan kekeringan menurun masing-masing seluas ha dan ha, sementara banjir meningkat ha. Luas serangan OPT dan DPI kedelai tahun 2016 lebih tinggi 24 ha dari tahun 2015, dengan penurunan luas serangan OPT dan kekeringan masing-masing seluas ha dan ha, sementara banjir meningkat ha. 58

74 2016 Laporan Kinerja Tabel 28. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Kedelai Tahun 2016 dan 2015 No. Uraian Tahun 2015 Tahun 2016 Selisih 2016 Thd 2015 Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso 1 Total Luas Tanam (Ha) 689, ,176 (152,965) 2 Luas OPT Utama (Ha) 5, ,519 5 (3,674) (2) 3 Luas Terkena DPI (Ha) 11,985 6,385 15,683 10,853 3,698 4,467 - Luas Banjir (Ha) 1,751 1,384 14,486 10,403 12,735 9,019 - Luas Kekeringan (Ha) 10,234 5,002 1, (9,037) (4,552) 4 Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 17,178 6,392 17,202 10, ,465 - % Thd. Total Luas Tanam (%) Luas Areal yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI (Ha) 671, ,974 (152,989) - % Thd. Total Luas Tanam (0.72) Capaian tingkat pertanaman yang aman dari gangguan OPT dan DPI tahun 2016 padi lebih tinggi 5,23% dari rerata , demikian jagungdan kedelai masing-masing 0,24% dan 0,07%. Tabel 29. Capaian Luas Pertanaman yang Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun (%) No. Komoditas Capaian 2016 Selisih Realisasi 2016 Thd Rerata Realisasi Target Realisasi Thd Target Rerata Realisasi Target (%) Padi Jagung Kedelai (0.72) (0.21) Beberapa faktor pendukung kegiatan APBN dalam mengendalikan luas serangan OPT dan penanganan DPI antara lain: Pemantapan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT), Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI), dan Gerakan Pengendalian OPT selain dilaksanakan oleh petugas POPT bersama petani juga didukung oleh TNI/Babinsa, penguatan Brigade Proteksi Tanaman, penguatan Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit (LPHP), dan Teknologi Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian OPT (P3OPT), yaitu sebagai berikut: 59

75 Laporan Kinerja Pada tahun 2016 kegiatan PPHT padi dialokasikan seluas ha, jagung seluas 465 ha dan kedelai seluas 210 ha yang tersebar di 33 provinsi, dengan realisasi PPHT padi mencapai ha (96,94%), PPHT jagung 420 ha (90,32%), dan PPHT kedelai 190 ha (90,48%). 2. Kegiatan PPDPI tahun 2016 dilaksanakan seluas 290 ha atau 90,63% dari target 320 ha di 16 provinsi, terdapat 30 ha yang tidak dapat dilaksanakan karena terjadi pemotongan anggaran (self blocking) yaitu di Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Maluku. Diharapkan 29 kelompok tani pelaksana dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan antisipasi dan adaptasi DPI danditerapkannya budidaya tanaman sehat sesuai iklim setempat. 3. Kegiatan gerakan pengendalian OPT pada tanaman padi direncanakan sebanyak 562 kali, jagung 104 kali, kedelai 50 kali, dan TNI 19 kali yang tersebar di 33 provinsi. Realisasi pelaksanaan gerakan pengendalian padi sebanyak 424 kali atau 75,44%, jagung 62 kali atau 59,62%, kedelai 29 kali atau 58,00%, dan gerakan pengendalian bersama TNI 9 kali atau 47.37%. 4. Penguatan perlindungan tanaman pangan yang dilaksanakan di BPTPH/Dinas Pertanian, LPHP, Laboratorium Pestisida dan Brigade Proteksi Tanaman (BPT). Sebagai institusi terdepan, LPHP/LAH yang terdapat di seluruh provinsi telah melaksanakan fungsinya sebagai pusat pengembangan teknologi perlindungan tanaman, pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT/penanganan DPI serta pemasyarakatan agens hayati/pestisida nabati. Selain itu, dalam meningkatkan akurasi pengamatan dan peramalan OPT, pada tahun 2016 telah berhasil dikembangkan model teknologi 60

76 2016 Laporan Kinerja Pengamatan Peramalan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (P3OPT) sebanyak 15 model yang terdiri dari: teknologi padi 10 model, jagung 2 model, kedelai 3 model. Model peramalan tersebut merupakan pelengkap dari model yang selama ini telah dikembangkan dan diaplikasikan di lapangan Pencapaian Kinerja Lainnya Capaian Produksi Komoditas Tanaman Pangan Lainnya Berdasarkan data Angka Prakiraan tahun 2016 yang dirilis Direktur Jenderal Tanaman Pangan tanggal 1 November 2016, capaian produksi komoditas utama tanaman pangan lainnya pada tahun 2016 untuk kacang tanah sebesar 561 ribu ton biji kering, kacang hijau 279 ribu ton biji kering, dan ubijalar 2,08 juta ton umbi basah. Capaian tersebut bila dibandingkan dengan produksi tahun 2015 (ATAP), produksi kacang tanah turun 45 ribu ton biji kering (7,35%), kacang hijau naik 8 ribu ton biji kering (2,83%), dan ubi jalar turun 214 ribu ton umbi basah (9,31%). Bila dibandingkan dengan ratarata capaian produksi tahun , produksi kacang tanah turun 109 ribu ton (16,28%), kacang hijau naik 10 ribu ton (3,66%), dan ubi jalar turun 266 ribu ton (11,31%). Sementara itu, bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2016, kacang tanah mencapai 83,10%, kacang hijau 95,74%, dan ubi jalar 85,26%. Berdasarkan Angka Prakiraan tahun 2016, produktivitas kacang tanah sebesar 13,23 ku/ha, kacang hijau 12,22 ku/ha, dan ubi jalar 169,44 ku/ha. Capaian tersebut bila dibandingkan dengan produktivitas tahun 2015 (ATAP), kacang hijau naik 0,39 ku/ha (3,30%), dan ubi jalar naik 8,91 ku/ha (5,55%), kecuali kacang tanah sedikit menurun 0,10 ku/ha (0,74%). Bila dibandingkan dengan ratarata capaian produktivitas tahun , produktivitas kacang tanah naik 0,19 ku/ha (1,48%), kacang hijau naik 0,64 ku/ha (5,51%), dan ubi jalar naik 24,92 ku/ha (17,25%). Sedangkan bila dibandingkan dengan target produktivitas tahun 2016, produktivitas 61

77 Laporan Kinerja 2016 kacang tanah mencapai 95,05%, kacang hijau 104,45% dan ubi jalar mencapai 97,46% dari target. Tabel 30. Capaian Luas Areal, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Ubi Jalar Tahun 2016 Uraian Perbandingan Realisasi 2016 Thd. Realisasi Realisasi T arget Realisasi Realisasi Realisasi 2015 Target *) % Capaian Selisih % Capaian Selisih % Capaian Selisih 1. Kacang Tanah a. Luas Panen (000 Ha) (90) (30) (61) b. Produktivitas (Ku/Ha) (0.10) (0.69) c. Produksi (000 Ton) (109) (45) (114) 2. Kacang Hijau a. Luas Panen (000 Ha) (4) (1) (21) b. Produktivitas (Ku/Ha) c. Produksi (000 Ton) (12) 3. Ubijalar a. Luas Panen (000 Ha) (41) (20) (18) b. Produktivitas (Ku/Ha) (4.41) c. Produksi (000 Ton) 2,349 2,298 2,444 2, (266) (214) (360) *) Realisasi tahun 2016 berdasarkan Angka Prakiraan Capaian luas panen tahun 2015 (Angka Prakiraan) kacang tanah seluas 424 ribu ha, kacang hijau 228 ribu ha, dan ubijalar 123 ribu ha. Capaian luas panen tersebut bila dibandingkan dengan tahun 2015 (ATAP), kacang tanah turun 30 ribu ha (6,69%), kacang hijau turun seribu ha (0,46%), dan ubi jalar juga turun 20 ribu ha (14,08%). Bila dibandingkan dengan rata-rata capaian luas panen tahun , luas panen kacang tanah turun 90 ribu ha (7,57%), kacang hijau turun 4 ribu ha (1,70%), dan ubi jalar turun 41 ribu ha (24,85%). Sedangkan jika dibandingkan dengan target luas panen tahun 2016, kacang tanah mencapai 87,42%, kacang hijau 91,66% dan ubi jalar mencapai 87,48% dari target. 62

78 2016 Laporan Kinerja Meningkatnya Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Nilai penerapan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) tahun 2015 yang evaluasinya telah dilakukan tahun 2016 oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanain memperoleh nilai 75,13 dengan kategori capaian BB (sangat baik), lebih tinggi dari hasil penilaian SAKIP tahun 2014 yang memperoleh nilai 74,55 dengan kategori yang sama. Walaupun kategori nilai sama, namun tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 0,58 point. Peningkatan terjadi pada komponen pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan capaian kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Direktorat Jenderal Tanaman Pangan didukung oleh tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berperan sebagai Unit Kerja Pelayanan Publik (UKPP) yang secara langsung maupun tidak langsung melayani masyarakat,baik individu maupun dunia usaha (instansi/lembaga). Ketiga UPT tersebut adalah: (1) Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT); (2) Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH);dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT). Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik di bidang pertanian pada UPT lingkup Ditjen Tanaman Pangan, maka dilakukan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) secara berkala setiap tahun. Pengukuran IKM dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Kementerian Pertanian. 63

79 Laporan Kinerja 2016 Aspek pengukuran meliputi 14 unsur pelayanan, lima diantaranya yaitu: (1) Prosedur pelayanan, (2) Kemampuan petugas pelayanan, (3) Kecepatan pelayanan, (4) Kewajaran biaya pelayanan, dan (5) Keamanan pelayanan. Pada tahun 2015, berdasarkan hasil pengukuran IKM pada tiga UPT, secara keseluruhan Ditjen Tanaman Pangan memperoleh kategori kinerja sangat baik, dengan nilai IKM rata-rata sebesar 3,35 atau mencapai 83,64 (nilai konversi IKM) dan nilai mutu pelayanan memperoleh nilai A. Nilai pengukuran IKM pada UPTBBPPMBTPH sebesar 3,23 (82,82)dan nilai mutu pelayanan kategori A (sangat baik), BBPOPT mendapat nilai IKM 3,49 (87,30) dan nilai mutu pelayanan kategori A (sangat baik), serta BPMPT mendapatkan nilai IKM 3,32 (82,93) dan nilai mutu pelayanan kategori A (sangat baik). Tabel 31. Capaian Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015 No Unit Kerja (UPT) Nilai IKM Konversi Nilai Mutu Kinerja Nilai IKM Pelayanan UKPP 1 BBPMBTPH Cimanggis A Sangat Baik 2 BBPOPT Jatisari A Sangat Baik 3 BPMPT A Sangat Baik Ditjen Tanaman Pangan A Sangat Baik 3.2. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Ditjen Tanaman Pangan Realisasi total serapan anggaran tahun 2016 (posisi sampai dengan 31 Desember 2016) mencapai Rp4,73 triliun (62,18% dari pagu Rp7,61 triliun), dengan adanya self blocking sebesar Rp2,76 triliun, realisasi anggaran menjadi 97,67%. Realisasi tersebut lebih tinggi dibanding realisasi serapan anggaran tahun 2015 yang hanya 91,46% dan rerata serapan tahun sebesar 89,09%, serta 64

80 % Capaian 2016 Laporan Kinerja lebih tinggi dari rerata serapan Eselon I lingkup Kementan tahun 2016 yang hanya 96,93%. Prestasi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun 2016 telah terjadi perbaikan dalam pengelolaan dan percepatan serapan anggaran, sehingga anggaran yang disediakan dalam DIPA dapat terealisasi lebih tinggi. Serapan anggaran tersebut secara tidak langsung mencerminkan keberhasilan pencapaian pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Disamping itu juga terdapat beberapa kegiatan tahun 2017 yang dilakukan pembayarannya pada tahun 2017, yang termasuk dalam anggaran dalam self blocking. Tabel 32. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun No. Tahun Pagu Anggaran Realisasi (Rp.Juta) (Rp. Juta) Capaian (%) ,838,939 2,664, *) 4,522,601 4,060, *) 2,887,230 2,337, ,273,832 2,024, ,882,204 2,636, Rerata ,080,961 2,744, **) 7,607,186 4,730, Keterangan: *) Pagu anggaran termasuk anggaran Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) yang pada tahun sebelumnya masuk anggaran subsidi benih **) Terdapat self blocking sebesar Rp2,76 triliun 95,00 90,00 85,00 80,00 75,00 Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun , Capaian (%) 90,17 93,85 89,79 80,95 89,05 91,46 Realisasi serapan anggaran berdasarkan kegiatan menunjukkan semua kegiatan memiliki serapan diatas 95%, kecuali kegiatan dukungan manajemen dan teknis lainnya mencapai 94,10%, sementara yang tertinggi dicapai oleh kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan sebesar 99,57%. Rendahnya realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya, disebabkan oleh upaya efisiensi/penghematan belanja pemerintah, seperti penghematan perjalanan dinas, penyelenggaraan rapat/koordinasi di luar kantor, penghematan belanja barang dan modal melalui lelang/kontraktual. 65

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Maret 2014 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Februari 2013 Laporan AkLrntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR 2015 Laporan Tahunan KATA PENGANTAR Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun 2015, maka menyusun laporan tahunan. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 ini merupakan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR KATA PENGATAR Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 setiap Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga wajib menyusun Laporan Kinerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan,

Lebih terperinci

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR 2016 Laporan Tahunan KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama tahun 2016, yang dijabarkan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, Kementerian Pertanian merupakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. AUP Nomor 3, Pasar Minggu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian LAPORAN KINERJA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG

Lebih terperinci

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2014. Laporan

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat Pengolahan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Laporan Tahunan 2013 2013 Laporan Tahunan RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam rangka mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan padi, jagung dan kedelai telah ditetapkan sasaran produksi padi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur terletak di bagian Timur Pulau Jawa, dengan luas wilayah 47.154,70 kilometer persegi, dikelilingi oleh 2.916 km garis pantai. Batas wilayah di sebelah

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 LOG O Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian Gedung A, Lantai 4, Ruang 442-447 Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/8/2012 TANGGAL : 15 Agustus 2012 TENTANG : INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010-2014 INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tahun 2010 merupakan tahun transisi pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 KATA PENGANTAR Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 109/PMK. 02/2006 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 109/PMK. 02/2006 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 109/PMK. 02/2006 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN CADANGAN BENIH NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2006

Lebih terperinci

Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR

Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tahun 2014 merupakan tahun terakhir dalam pelaksanaan Renstra Kementerian Pertanian periode 2010-2014. Kementerian Pertanian pada periode 2010-2014 telah menetapkan

Lebih terperinci

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 EVALUASI E-PROPOSAL DAN RENCANA KERJA TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN-RI 1 SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 NO. KOMODITI LUAS TANAM LUAS PANEN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TA. 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TA. 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TA. 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2017 RINGKASAN EKSEKUTIF Sub sektor Hortikultura masih memiliki peran strategis dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, KATA PENGANTAR Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian terus berupaya meningkatkan peran

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN PRODUKSI BERAS NASIONAL DALAM MENGHADAPI KONDISI IKLIM EKSTRIM

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN PRODUKSI BERAS NASIONAL DALAM MENGHADAPI KONDISI IKLIM EKSTRIM INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN PRODUKSI BERAS NASIONAL DALAM MENGHADAPI KONDISI IKLIM EKSTRIM PRESIDEN, Dalam upaya mengamankan produksi gabah/beras nasional serta antisipasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i Laporan Tahunan 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011 ini dapat disusun tepat pada waktunya.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN PROGRAM SWASEMBADA PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SERTA PENINGKATAN PRODUKSI GULA DAN DAGING SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Dialog dalam Rangka Rapimnas Kadin 2014 Hotel Pullman-Jakarta, 8 Desember

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Unit : Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Indikator Target Terwujudnya koordinasi dan Presentase hasil

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 200 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 200 Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4

DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4 D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI i BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4 A. BIRO PERENCANAAN 5 1. Bagian Penyusunan

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Laporan Tahunan

Laporan Tahunan 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Pupuk dan Pestisida Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2012 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN

PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN 2016-2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah subhanallahu wa ta ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-nya, sehingga penyusunan Rencana

Lebih terperinci

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Guna mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, maka sesuai amanat instruksi Presiden RI No.7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/Permentan/HK.140/2/2016 TENTANG PEDOMAN SUBSIDI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Lebih terperinci

Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016

Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia KATA PENGANTAR Saat ini

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA MANUAL IKSP DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA (2016) Nama IKSP Jumlah Produksi Aneka Cabai (Ton) Direktur Jenderal Hortikultura Jumlah produksi aneka cabai besar, cabai

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci