INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN"

Transkripsi

1

2

3

4 LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/8/2012 TANGGAL : 15 Agustus 2012 TENTANG : INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN A. KEMENTERIAN PERTANIAN Membantu Presiden dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian. a. perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang pertanian; b. pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang pertanian; c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian; d. pengawasan atas pelaksanaan tugas Kementerian Pertanian; e. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsi Kementerian Pertanian kepada Presiden; 1. Tercapainya swasembada dan swasembada berkelanjutan Swasembada : 1. Jumlah Produksi Kedelai 2. Jumlah Produksi Gula 3. Jumlah Produksi Daging Sapi Swasembada Berkelanjutan: 1. Jumlah Produksi Padi 2. Jumlah Produksi Jagung - Ditjen. Tanaman Pangan - Ditjen. Perkebunan - Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan Ditjen. Tanaman Pangan 1

5 2. Meningkatnya diversifikasi pangan 3. Meningkatnya nilai tambah, daya saing dan ekspor 4. Meningkatnya kesejahteraan petani 1. Persentase penurunan konsumsi beras pertahun 2. Persentase peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani, buah-buahan dan sayuran. 3. Skor Pola Pangan Harapan (PPH). 1. Jumlah sertifikasi produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet (pemberlakuan sertifikasi wajib) 2. Persentase peningkatan produk olahan yang di ekspor 3. Persentase peningkatan substitusi tepung gandum/terigu 4. Persentase peningkatan surplus neraca perdagangan. 1. Pendapatan per kapita petani 2. Nilai Tukar Petani (NTP) 3. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Pertanian 4. Penyerapan Tenaga Kerja sektor Pertanian 5. Investasi sektor Pertanian Badan Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Ditjen PPHP Ditjen PPHP Ditjen PPHP Ditjen PPHP PSEKP BPS BPS BPS BKPM 2

6 B. SEKRETARIAT JENDERAL Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian. a. koordinasi kegiatan Kementerian Pertanian; b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian; c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian; d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat; e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pertanian. 1. Meningkatnya pelaksanaan kegiatan Kementerian Pertanian melalui dukungan koordinasi, pembinaan, kerjasama luar negeri dan pelayanan administrasi. 1. Persentase pencapaian Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) 2. Peringkat Integritas Pelayanan Publik 3. Persentase peningkatan pengelolaan keuangan dan perlengkapan yang dilaksanakan 4. Pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian Biro Perencanaan Biro Organisasi dan Kepegawaian Biro Keuangan dan Perlengkapan Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian 3

7 B.1. Biro Perencanaan Melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian. a. koordinasi dan penyiapan penyusunan kebijakan, rencana dan program pembangunan pertanian; b. koordinasi dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian; c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan pertanian; d. koordinasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Biro Perencanaan. 1. Peningkatan koordinasi dan pembinaan penyusunan rencana kerja kebijakan dan program, anggaran, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan, serta ketatausahaan Kementerian. 1. Jumlah dokumen kebijkaan, program dan wilayah 2. Jumlah dokumen anggaran 3. Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi 4. Jumlah laporan kinerja Kementerian Pertanian Eselon I lingkup Kementan dan Instansi terkait lainnya Eselon I lingkup Kementan dan Instansi terkait lainnya Eselon I lingkup Kementan dan Instansi terkait lainnya Eselon I lingkup Kementan dan Instansi terkait lainnya 4

8 B.2. Biro Organisasi dan Kepegawaian Melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan kepegawaian. a. koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional, serta pengembangan budaya kerja; b. koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi birokrasi; c. pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai; d. pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian. : 1. Penataan kelembagaan, pelayanan administrasi perencanaan serta pengembangan pegawai dan mutasi. 1. Jumlah dokumen penataan kelembagaan yang dihasilkan 2. Jumlah laporan pembinan jabatan fungsional, pelayanan publik dan budaya kerja 3. Jumlah dokumen ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi (RB) yang dilaksanakan 4. Jumlah dokmen perencanaan, pengembangan dan mutasi pegawai yang dihasilkan Laporan Tahunan Biro Organisasi dan Kepegawaian Laporan Tahunan Biro Organisasi dan Kepegawaian Laporan Tahunan Biro Organisasi dan Kepegawaian Laporan Tahunan Biro Organisasi dan Kepegawaian 5

9 B.3. Biro Hukum dan Informasi Publik 1. Tugas: Melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan dan bantuan hukum, serta pengelolaan informasi publik bidang pertanian. 2. Fungsi: a. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian; b. pengembangan sistem jaringan dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum pertanian; c. penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum; d. penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi publik bidang pertanian; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Biro Hukum dan Informasi Publik. 3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama: 1 Tersedianya produk perundang-undangan, layanan perjanjian dan bantuan hukum dan terkelolanya informasi publik bidang pertanian melalui multimedia, pameran dan peragaan 1. Jumlah dokumen peraturan perundangan bidang pertanian yang diterbitkan 2. Jumlah naskah perjanjian yang dihasilkan 3. Jumlah layanan bantuan hukum yang dilaksanakan 4. Jumlah layanan informasi publik bidang pertanian 5. Jumlah kompendium hukum, himpunan Peraturan Menteri, dan penempatan dalam Berita Negara 1. Program Legislasi Pertanian; 2. Kebijakan masing-masing eselon I lingkup Kementerian Pertanian; 3. Daerah Laporan bulanan kegiatan perjanjian Laporan bulanan kegiatan layanan bantuan hukum PPID Utama dan PPID Pelaksana Eselon I Laporan bulanan kegiatan dokumentasi dan informasi hukum 6

10 B.4. Biro Keuangan dan Perlengkapan melaksanakan pengelolaan urusan keuangan dan barang milik/kekayaan negara, serta arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian. a. pelaksanaan urusan perbendaharaan dan penerimaan negara bukanpajak (PNBP); b. pelaksanaan akuntansi dan verifikasi anggaran Kementerian Pertanian; c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian; d. pengelolaan arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian, dan pelaksanaan administrasi keuangan Sekretariat Jenderal; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Biro Keuangan dan Perlengkapan. 1. Pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib. 1. Jumlah dokumen penetapan pejabat pengelola keuangan Kementerian Pertanian, proses penyelesaian kerugian Negara dan realisasi pendapatan PNBP 2. Jumlah laporan verifikasi dokumen sumber laporan keuangan dan laporan keuangan dengan Sistem Akuntansi Instansi lingkup Kementerian Pertanian 3. Jumlah dokumen penyelesaian usulan penghapusan, pemanfaatan dan pengelolaan BMN Kementerian Pertanian 4. Jumlah dokumen pelaksanaan arsip dan pembinaan fungsional arsiparis 5. Jumlah laporan pengelolaan keungan Sekretariat Jenderal dan pelaksanaan kegiatan Biro Survey dan laporan tahunan Unit Eselon I dan daerah Laporan keuangan Unit Eselon I dan daerah Unit eselon I dan daerah Unit Eselon I lingkup Kementerian Pertanian Unit Eselon II Sekretariat Jenderal dan bagian lingkup Biro Keuangan dan Perlengkapan 7

11 B.5. Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan ketatausahaan, kerumahtanggaan, Hubungan antar lembaga dan keprotokolan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dibidang pertanian. 2. Fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan; b. pelaksanaan urusan kerumahtanggaan; c. pelaksanaan hubungan antar lembaga dan protokol; d. pelaksanaan hubungan masyarakat; 1. Penyelenggaraan Ketatausahaan Kementerian Pertanian, Kerumahtanggaan dan Pelaksanaan Hubungan Masyarakat di Bidang Pertanian 1. Jumlah laporan Penyelenggaraan Ketatausahaan Kementerian dan Pimpinan, pengadaan bahan dokumen pimpinan, serta bahan bimbingan ketatausahaan 2. Jumlah laporan pemeliharaan sarana dan prasarana Kantor Pusat Kementan, urusan keamanan dan ketertiban kantor pusat, sarana angkutan pegawai, serta kerumahtanggaan pimpinan 3. Jumlah laporan kerja sama dengan lembaga tinggi negara, organisasi asosiasi dan Profesi serta Jumlah laporan Hubungan dan kerjasama dengan MPR/DPR/DPRD/DPD dan Bakohumas; 4. Jumlah laporan keprotokolan dan pelayanan pimpinan Data Penyelenggaraan Ketatausahaan Kementerian dan Pimpinan, bahan dan dokumen pimpinan, serta bahan bimbingan Ketatausahaan Data sarana dan prasarana Kantor Pusat Kementerian Pertanian, urusan keamanan dan ketertiban Kantor Pusat, sarana angkutan pegawai, serta kerumahtanggaan pimpinan Data rapat koordinasi kerja sama dengan lembaga tinggi dan pendampingan kunjungan kerja lembaga pemerintah Data pendampingan dan pengawalan kegiatan pimpinan 8

12 5. Jumlah laporan Penyebarluasan informasi program pembangunan pertanian dan Jumlah Paket pemasyarakatan program pembangunan pertanian Data Penyebarluasan informasi program pembangunan pertanian dan Paket pemasyarakatan program pembangunan pertanian 9

13 B.6. Pusat Kerjasama Luar Negeri Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penelaahan, dan pembinaan pelaksanaan kerjasama luar negeri di bidang pertanian. a. penyiapan perumusan kebijakan kerjasama luar negeri di bidang pertanian; b. penelaahan dan perumusan program kerjasama luar negeri di bidang pertanian secara bilateral, regional, dan multilateral; c. pembinaan pelaksanaan kerjasama luar negeri di bidang pertanian; d. pembinaan Atase Pertanian; e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. 1. Peningkatan intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional, multilateral. 1. Jumlah dokumen pembinaan dan penyelenggaraan kerjasama Internasional 2. Jumlah laporan Nota Kesepakatan kerjasama pertanian dalam kerangka bilateral, regional dan multilateral Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan Instansi terkait lain seperti Kementerian Luar Negeri, Bappenas, Negara mitra, Lembaga donor, dll Pusat Kerjasama Luar Negeri, Eselon I ligkup Kementerian Pertanian 10

14 B.7. Pusat Data dan Informasi Sistem Pertanian Melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian, dan pelayanan data dan informasi pertanian. a. pembinaan dan pengembangan sistem informasi pertanian; b. pembinaan, penyediaan dan pelayanan data dan informasi tanaman pangan dan peternakan; c. pembinaan, penyediaan dan pelayanan data dan informasi hortikultura dan perkebunan; d. pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat. 1. Tersedianya data, metodologi, hasil analisis dan sistem informasi pertanian, serta ketatausahaan. 1. Jumlah laporan data pertanian ( hulu, on farm, hilir) 2. Jumlah laporan analisis data pertanian 3. Jumlah laporan pengembangan sistem dan teknologi informasi pertanian 4. Jumlah petugas pengelola dan pengumpul data pertanian yang dilatih Dinas Provinsi, Kabupaten yang menangani data pertanian, Eselon I lingkup kementan, BPS Dinas Provinsi, Kabupaten yang menangani data pertanian, Eselon I lingkup kementan, BPS Eselon I lingkup Kementerian, Dinas Provinsi, Kabupaten, Eselon I lingkup Kementan 11

15 B.8. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Melaksanakan pengelolaan perlindungan varietas tanaman serta pelayanan perizinan dan rekomendasi teknis pertanian. a. perumusan rencana, program dan anggaran, serta kerja sama; b. pemberian pelayanan permohonan hak dan pengujian perlindungan varietas tanaman, serta pendaftaran varietas dan sumber daya genetik tanaman; c. penerimaan, analisis, fasilitasi proses teknis penolakan atau pemberian izin, rekomendasi teknis, dan pendaftaran di bidang pertanian; d. pelayanan penamaan, pemberian, penolakan permohonan, pembatalan hak, serta pelayanan permohonan banding, konsultasi, pertimbangan, dan perlindungan hukum perlindungan varietas tanaman; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian. 1. Pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian 1. Jumlah pelayanan permohonan hak perlindungan varietas tanaman (PVT) 2. Jumlah tanda daftar varietas dan sumber daya genetik tanaman 3. Jumlah pelayanan hukum PVTPP 4. Jumlah surat izin bidang pertanian 5. Jumlah rekomendasi teknis bidang pertanian Pusat perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian Pusat perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian Pusat perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian Pusat perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian Pusat perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian 12

16 6. Jumlah laporan pengelolaan administrasi dan dukungan manajemen lainnya PVTPP Pusat perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian 13

17 C. INSPEKTORAT JENDERAL Melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian. a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian; b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Pertanian; d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Pertanian; dan e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal. No Sasaran Indikator kinerja Utama Sumber Data 1. Meningkatnya pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pertanian. Efektivitas, efisiensi dan keekonomisan pelaksanaan program/kegiatan pada satker lingkup Kementerian Pertanian yang diaudit Laporan hasil audit kinerja tim audit Inspektorat Jenderal Kementan 14

18 C.1. Sekretariat Inspektorat Jenderal Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Inspektorat Jenderal. 2. Fungsi: a. koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerjasama, serta evaluasi pelaksanaan program dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengawasan; b. pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tatalaksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; d. koordinasi, dan pengelolaan data dan pemantauan laporan hasil audit; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat Jenderal. 1. Meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya, sarana dan prasarana, anggaran, serta piranti lunak organisasi lingkup Inspektorat Jenderal. 1. Dokumen perencanaan dan pelaksanaan anggaran yang disusun 2. Laporan Keuangan Inspektorat Jenderal yang disusun sesuai SAP 3. Pemantauan Penyelesaian tindak lanjut laporan hasil Rekapitulasi atas data audit (LHA) 4. Pembinaan Sistem Pengendalian Intern lingkup Kementerian Pertanian Data Sekretariat Inspektorat Jenderal Data satker Inspektorat Jenderal Kementan Rekapitulasi atas data LHA kinerja Inspektorat Jenderal Data laporan kegiatan pembinaan dan evaluasi SPI 15

19 C.2. Inspektorat I Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya pada unit kerja lingkup Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Hortikultura dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. a. penyusunan rencana dan program, dan anggaran Inspektorat I; b. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern lingkup Inspektorat I; c. pelaksanaan pengawasan kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, serta kegiatan pengawasan lainnya; d. penyusunan laporan hasil pengawasan kinerja dan keuangan, serta pengawasan lainnya; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat I. 1. Meningkatnya pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas di lingkup Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Hortikultura, dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 1. Reviu Laporan Keuangan (LK) pada satker lingkup Sekretariat Jenderal, Ditjen Hortikultura dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dan Reviu LK Kementerian 2. Pengawalan dan Evaluasi Program/Kegiatan Strategis pada satker Lingkup Setjen, Ditjen Hortikultura dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 3. Audit kinerja pada satker lingkup Sekretariat Jenderal, Ditjen Hortikultura dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 4. Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada satker lingkup Setjen, Ditjen Hortikultura dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dan Reviu AKIP Kementerian Data laporan hasil reviu laporan keuangan Eselon I dan LK Kementerian Data laporan hasil pengawalan dan evaluasi kegiatan strategis dari Inspektorat I Rekapitulasi atas data laporan hasil audit kinerja dari Inspektorat I Data laporan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah dari Inspektorat I 16

20 C.3. Inspektorat II Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya pada unit kerja lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Badan Ketahanan Pangan. a. penyusunan rencana dan program, dan anggaran Inspektorat II; b. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern lingkup Inspektorat II; c. pelaksanaan pengawasan kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; d. penyusunan laporan hasil pengawasan kinerja dan keuangan, serta pengawasan lainnya; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat II. 1. Meningkatnya pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas di lingkup Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian serta Badan Ketahanan Pangan 1. Reviu Laporan Keuangan (LK) pada satker lingkup Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan 2. Pengawalan dan Evaluasi Program/Kegiatan strategis pada satker lingkup Ditjen Tanaman Pagan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan 3. Audit kinerja pada satker lingkup Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan 4. Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada satker Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan Data laporan hasil reviu laporan keuangan Eselon I Data laporan hasil pengawalan dan evaluasi kegiatan strategis dari Inspektorat II Rekapitulasi atas data laporan hasil audit kinerja dari Inspektorat II Data laporan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah dari Inspektorat II 17

21 C.4. Inspektorat III Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya pada unit kerja lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. a. penyusunan rencana dan program, dan anggaran Inspektorat III; b. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern lingkup Inspektorat III; c. pelaksanaan pengawasan kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; d. penyusunan laporan hasil pengawasan kinerja dan keuangan, serta pengawasan lainnya; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat III. 1. Meningkatnya pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas di lingkup Ditjen Perkebunan, Ditjen P2HP dan Badan Litbang Pertanian 1. Reviu laporan keuangan (LK) pada satker lingkup Ditjen Perkebunan, Ditjen P2HP dan Badan Litbang Pertanian 2. Pengawalan dan Evaluasi Program/Kegiatan Strategis pada satker lingkup Ditjen Perkebunan, Ditjen P2HP dan badan Litbang Pertanian 3. Audit kinerja pada satker ligkup Ditjen Perkebunan, Ditjen P2HP dan Badan Litbang Pertanian 4. Evaluasi Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada Satker Ditjen Perkebunan, Ditjen P2HP dan Badan Litbang Pertanian Data laporan hasil riviu laporan keuangan Eselon I Data laporan hasil pengawalan dan evaluasi kegiatan strategis dari Inspektorat III Rekapitulasi atas data laporan hasil audit kinreja dari Inspektorat III Data laporan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah dari Inspektorat III 18

22 C.5. Inspektorat IV Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya pada unit kerja lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Inspektorat Jenderal dan Badan Karantina Pertanian. a. penyusunan rencana dan program, dan anggaran Inspektorat IV; b. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern lingkup Inspektorat IV; c. pelaksanaan pengawasan kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; d. penyusunan laporan hasil pengawasan kinerja dan keuangan, serta pengawasan lainnya; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat IV. 1. Meningkatnya pelaksanaan pengawasan intern tehadap pelaksanaan tugas di lingkup Inspektorat Jenderal, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Badan Karantina Pertanian 1. Reviu Laporan Keuangan (LK) pada satker lingkup Ditjen Peternakan dan Keswan, Inspektorat Jenderal dan Badan Karantina Pertanian 2. Pengawalan dan Evaluasi Program/Kegiatan strategis pada satker lingkup Ditjen peternakan dan Keswan, Inspektorat Jenderal dan Badan Karantina Pertanian 3. Audit Kinerja pada satker lingkup Ditjen Peternakan dan Keswan, Inspektorat Jenderal dan Badan Karantina Pertanian 4. Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada satker Ditjen Peternakan dan Keswan, Inspektorat Jenderal dan Badan Karantina Pertanian Data laporan hasil reviu laporan keuangan Eselon I Data laporan hasil pengawalan dan evaluasi kegiatan strategis dari Inspektorat IV Rekapitulasi atas data laporan hasil audit kinerja Inspektorat IV Data laporan hasil evaluasi akuntabillitas kinerja pemerintah dari Inspektorat IV 19

23 C.6. Inspektorat Investigasi Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu, serta upaya percepatan pemberantasan korupsi. a. penyusunan rencana dan program, dan anggaran Inspektorat Investigasi; b. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan tujuan tertentu dan percepatan pemberantasan korupsi; c. pelaksanaan pengawasan tujuan tertentu; d. pengelolaan pengaduan masyarakat; e. pelaksanaan upaya percepatan pemberantasan korupsi; f. penyusunan laporan hasil pengawasan tujuan tertentu; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat Investigasi. 1. Meningkatnya pelaksanaan pengawasan tujuan tertentu pada satker di lingkup Kementerian Pertanian 1. Pembinaan komitmen anti korupsi lingkup Kementerian Pertanian 2. Audit investigasi lingkup Kementerian Pertanian 3. Pengawasan dengan tujuan tertentu lingkup Kementerian Pertanian Data laporan kegiatan pembinaan dan evaluasi komitmen anti korupsi menjadi WBK Data laporan hasil audit (LHA) Inspektorat Investigasi Data laporan hasil audit (LHA) Inspektorat Investigasi 20

24 D. DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang tanaman pangan. a. Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen tanaman pangan; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan; dan e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 1. Mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional 1. Jumlah produksi Dinas Pertanian dan BPS 2. Mengamankan kehilangan (susut) hasil produksi 3. Mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena DPI 2. Susut hasil produksi Dinas Pertanian dan BPS 3. Luas areal tanaman pangan yang ditoleransi terserang OPT dan terkena DPI Dinas Pertanian dan BPS 21

25 D.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. a. koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja sama di bidang tanaman pangan; b. pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman pangan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 1. Meningkatkan kinerja perencanaan, keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan 1. Dokumen manajemen perencanaan, keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov, Kab/Kota melalui laporan rutin yang dikirim, BPS, Pusdatin 2. Mengamankan kehilangan hasil produksi akibat bencana alam 3. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanaman pangan 2. Bantuan bencana alam dalam rangka pengamanan produksi 3. Bantuan Modal untuk LM3 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov, Kab/Kota Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov, Kab/Kota 22

26 D.2. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan tanaman pangan. a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan. 1. Meningkatkan produksi dan kualitas produk pertanaman 2. Meningkatkan penggunaan benih unggul sehingga dapat mendorong peningkatan produksi dan mutu hasil produksi Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) untuk kawasan SLPTT dan non SLPTT Pemberdayaan Penangkaran Benih Dinas Pertanian Prov/Kab melalui laporan rutin yang dikirim Dinas Pertanian Prov/Kab melalui laporan rutin yang dikirim 23

27 D.3. Direktorat Budidaya Serealia Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya serealia. a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Serealia. 1. Mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan Sekolah Lapangan (SL) dan Dem Area Produktivitas Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov, Kab/Kota melalui laporan rutin yang dikirim 24

28 D.4. Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya aneka kacang dan umbi. a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubikayu, aneka kacang, dan aneka umbi; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubikayu, aneka kacang, dan aneka umbi; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya kedelai, ubikayu, aneka kacang, dan aneka umbi; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya kedelai, ubikayu, aneka kacang, dan aneka umbi; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. 1. Mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan Sekolah Lapangan (SL) dan Dem Area Produktivitas Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov, Kab/Kota melalui laporan rutin yang dikirim 25

29 D.5. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan tanaman pangan. a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 1. Mengendalikan luas serangan OPT dan terkena DPI di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan 1. SLPHT dan SLI Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura dari laporan POPT-PHP di tingkat kecamatan 2. Jumlah Bantuan Sarana Pengendalian OPT Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura dari laporan POPT-PHP di tingkat kecamatan 26

30 D.6. Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen tanaman pangan. a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 1. Mengamankan kehilangan hasil produksi pada saat pascapanen Jumlah bantuan sarana pascapanen Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov/Kab dan Instansi terkait lainnya 27

31 D.7 Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Melaksanakan pengembangan pengujian mutu benih dan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura. a. Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian mutu benih dan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih; b. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura; c. Pelaksaan uji banding (uji profidiensi, untuk kerja metode, uji arbirtase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura; d. Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan hortikultura yang beredar; e. Pelaksaan sertifikasi benih untuk tujuan ekspor (Orange, Green and Blue Certificate); f. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura; g. Pelaksanaan Sertifikasi Sistem Mutu dan pemberian hak penandaan SNI pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura; h. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih dan pelaksanaan kerjasama laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura; i. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar 3. Sasaran dan indikator Utama : 1. Meningkatkan metode pengujian mutu benih tanaman pangan 1. Jumlah Laboratorium yang menerapkan sistem mutu BPSBTPH dan instansi lainnya 2. Mengetahui unjuk kerja suatu laboratorium pengujian mutu benih 2. Jumlah laboratorium peserta uji profesional BPSBTPH dan laboratorium swasta 3. Mengetahui mutu benih yang beredar di pasaran 3. Jumlah pelaksanaan uji petik mutu benih yang beredar Dinas Pertanian Prov, BPSBTPH dan Instansi terkait 28

32 D.8 Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Melaksanakan dan mengembangkan peramalan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), serta rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura. a. Penyusunan program dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura; b. Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT, dan faktor penentu perkembangan OPT; c. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT); d. Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT; e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT; f. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu dan standar Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP); g. Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura; h. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT. 3. Sasaran dan indikator Utama : 1. Meningkatkan kinerja pengamatan serangan OPT 2. Meningkatkan kinerja teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT 1. Jumlah informasi peramalan serangan OPT 2. Jumlah teknologi pengamatan peramalan dan pengendalan OPT Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Prov, Kab/Kota melalui pengambilan dan pengumpulan data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Prov, Kab/Kota melalui pengambilan data oleh kelompok jabatan fungsional BBOPT melalui kegiatan pengembangan teknologi proteksi tanaman 29

33 E. DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang hortikultura. a. perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura; b. pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura; c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria dibidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Hortikultura. 1. Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman hortikultura yang aman konsumsi berdaya saing dan berkelanjutan. 1. Produksi Hortikultura Laporan dari Dinas Pertanian Propinsi 2. Benih Bermutu Laporan dari Ditjen Hortikultura, Dinas Pertanian Propinsi dan stakeholder lainnya 3. Luas serangan OPT utama hortikultura terhadap total luas panen Laporan dari Balai Proteksi Tanaman pangan dan Hortikultura (BPTPH) 30

34 E.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura. a. koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja sama di bidang hortikultura; b. pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang hortikultura; e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Hortikultura. 1. Meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana anggaran, serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura. 1. Pelayanan Manajemen Laporan dari pegawai melalui Bagian Tata Usaha 2. Pelaporan kinerja Laporan dari Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura, Dinas Teknis yang membidangi Hortikultura di tingkat Propinsi dan Kab/Kota 3. Dokumen Manajemen Laporan dari Ditjen Hortikultura, Dinas teknis yang membidangi Hortikultura di tingkat Propinsi, Kab/Kota dan Instansi terkait lainnya 4. Lembaga Pengembangan Hortikultura (PMD dan LM3) Laporan dari Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikulutra 31

35 E.2. Direktorat Perbenihan Hortikultura Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan hortikultura. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang benih tanaman buah, sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih; b. pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi teknis di bidang benih tanaman buah, sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang benih tanaman buah, sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang benih tanaman buah, sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih; e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Hortikultura. 1. Berkembangnya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura 1. Benih Tanaman Sayuran Bermutu 2. Benih Tanaman Florikultura Bermutu 3. Benih Tanaman Obat Bermutu 4. Benih Tanaman Buah Bermutu Laporan dari Dinas teknis yang membidangi hortikultura di tingkat Propinsi, BPSBTPH dan BBH Laporan dari Dinas teknis yang membidangi hortikultura di tingkat Propinsi, BPSBTPH dan BBH Laporan dari Dinas teknis yang membidangi hortikultura di tingkat Propinsi, BPSBTPH dan BBH Laporan dari Dinas teknis yang membidangi 32

36 hortikultura di tingkat Propinsi, BPSBTPH dan BBH 5. Lembaga Perbenihan Hortikultura Laporan dari Dinas teknis yang membidangi hortikultura di tingkat Propinsi, BPSBTPH, BBH dan Penangkar Benih 33

37 E.3. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman buah. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya dan pascapanen tanaman pohon, perdu, terna dan merambat; b. pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya dan pascapanen tanaman pohon, perdu, terna dan merambat; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya dan pascapanen tanaman pohon, perdu, terna dan merambat; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman pohon, perdu, terna dan merambat; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah. 1. Meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan kebun dan penanganan pascapanen buah. 1. Kawasan tanaman buah Laporan dari Dinas teknis yang membidangi hortikultura ditingkat Propinsi dan Kab/Kota 2. Registrasi kebun tanaman buah 3. Fasilitas pengelolaan pascapanen tanaman buah Laporan dan usulan registrasi kebun tanaman buah dari Dinas Pertanian Propinsi Laporan pelaksanaan kegiatan penyediaan sarana prasarana pascapanen tanaman buah dari Ditjen Hortikulutra, Dinas Pertanian Propinsi dan Dinas Pertanian Kab/Kota 34

38 E.4. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman sayuran dan tanaman obat. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya dan pascapanen tanaman sayuran buah, daun, dan umbi, serta tanaman obat dan jamur; b. pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya dan pascapanen tanaman sayuran buah, daun, dan umbi, serta tanaman obat dan jamur; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya dan pascapanen tanaman sayuran buah, daun, dan umbi, serta tanaman obat dan jamur; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman sayuran buah, daun, dan umbi, serta tanaman obat dan jamur; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat. 1. Meningkatnya luas areal dan perbaikan pengelolaan lahan usaha dan penanganan pascapanen sayuran dan tanaman obat 1. Kawasan tanaman sayuran Laporan dari Dinas teknis yang membidangi hortikultura di tingkat Propinsi dan Kab/Kota 2. Kawasan tanaman obat Laporan dari Dinas teknis yang membidangi hortikultura di tingkat Propinsi dan Kab/Kota 3. Registrasi lahan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat 4. Fasilitas pengelolaan pascapanen sayuran dan tanaman obat Laporan dan usulan registrasi lahan usaha sayuran dan tanaman obat dari dinas Propinsi Laporan pelaksanaan kegiatan penyediaan sarana prasarana pascapanen sayuran dan 35

39 tanaman obat dari Direktorat Jenderal Hortikultura, Dinas Pertanian Propinsi dan Dinas Pertanian Kab/Kota 36

40 E.5. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman florikultura. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya dan pascapanen tanaman daun, bunga potong, pot dan lansekap; b. pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya dan pascapanen tanaman daun, bunga potong, pot dan lansekap; c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria dibidang budidaya dan pascapanen tanaman daun, bunga potong, pot dan lansekap; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman daun, bunga potong, pot dan lansekap; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat budidaya dan pascapanen florikultura. 1. Meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan lahan usaha dan penanganan pascapanen tanaman florikultura 1. Kawasan tanaman florikultura 2. Registrasi lahan usaha tanaman florikultra 3. Fasilitas pengelolaan pascapanen Tanaman Florikulutra Laporan dari Dinas teknis yang membidangi hortikulutra di tingkat Propinsi dan Kab/Kota Laporan dan usulan registrasi unit usaha tanaman florikultra dari Dinas Pertanian Propinsi Laporan pelaksanaan kegiatan penyediaan sarana prasarana pascapanen tanaman florikultura dari Ditjen Hortikultura, Dinas Pertanian Propinsi dan Dinas Pertanian Kab/Kota 37

41 E.6. Direktorat Perlindungan Hortikultura Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan hortikultura. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang perlindungan tanaman buah, sayuran dan obat, florikultura, pengelolaan dampak iklim dan persyaratan teknis; b. pelaksanaan kebijakan di bidang perlindungan tanaman buah, sayuran dan obat, florikultura, pengelolaan dampak iklim dan persyaratan teknis; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perlindungan tanaman buah, sayuran dan obat, florikultura, pengelolaan dampak iklim dan persyaratan teknis; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan tanaman buah, sayuran dan obat, florikultura, pengelolaan dampak iklim dan persyaratan teknis; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Hortikultura. 1. Terkelolanya serangan OPT dalam pengamanan produksi hortikultura dan terpenuhinya persyaratan teknis yang terkait dengan perlindungan tanaman dalam mendukung ekspor hortikultura 1. Fasilitas pengelolaan OPT 2. Rekomendasi dampak perubahan iklim 3. Lembaga perlindungan tanaman hortikultura 4. Draft Pest List persyaratan teknis SPS 5. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) Laporan dari BPTPH dan Dinas pertanian Propinsi Laporan dari BPTPH dan BMKG Laporan dari Balai Proeksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Laporan dari Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH), lembaga penelitian dan perguruan tinggi Laporan dari Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) 38

42 F. DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perkebunan. a. perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan. 1. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan 1. Produksi tebu Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 2. Produksi kapas Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 3. Produksi nilam Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 4. Produksi tembakau Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 5. Produksi kakao Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 39

43 6. Produksi kopi Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 7. Produksi lada Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 8. Produksi t e h Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 9. Produksi cengkeh Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 10. Produksi kelapa sawit Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 11. Produksi karet Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 12. Produksi kelapa Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 13. Produksi jambu mete Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 14. Produksi jarak pagar Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 15. Produksi kemiri sunan Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota 40

44 F.1. Sekretariat Direktorat memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan. a. koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran dan kerja sama di bidang perkebunan; b. pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang perkebunan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Perkebunan. 1. Peningkatan pelayanan dan pembinaan di bidang manajemen dan teknis pembangunan perkebunan Jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan dan pembinaan yang berkualitas dibidang perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan Dinas yang membidangi perkebunan tingkat Provinsi, Kab/Kota 41

45 F.2. Direktorat Tanaman Semusim melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman semusim. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim; b. pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Semusim. 1. Peningkatan luas areal tanaman semusim 1. Luas areal Tebu Dinas yang membidangi perkebunan tingkat Provinsi, Kab/Kota 2. Luas areal Kapas Dinas yang membidangi perkebunan tingkat Provinsi, Kab/Kota 3. Luas areal nilam Dinas yang membidangi perkebunan tingkat Provinsi, Kab/Kota 4. Luas areal tembakau Dinas yang membidangi perkebunan tingkat Provinsi, Kab/Kota 42

46 F.3. Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman rempah dan penyegar. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan penyegar; b. pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan penyegar; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan penyegar; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan penyegar; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar. 1. Peningkatan luas areal tanaman rempah dan penyegar 1. Luas areal kakao Dinas yang membidangi perkebunan tingkat Provinsi, Kab/Kota 2. Luas areal kopi Dinas yang membidangi perkebunan tingkat Provinsi, Kab/Kota 3. Luas areal lada Dinas yang membidangi perkebunan tingkat Provinsi, Kab/Kota 4. Luas areal teh Dinas yang membidangi perkebunan tingkat Provinsi, Kab/Kota 5. Luas areal cengkeh Dinas yang membidangi perkebunan tingkat Provinsi, Kab/Kota 43

47 F.4. Direktorat Tanaman Tahunan melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman tahunan. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Tahunan. 1. Peningkatan luas areal tanaman tahunan 1. Luas areal Kelapa Sawit Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi, Kab/Kota 2. Luas areal Karet Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi, Kab/Kota 3. Luas areal Kelapa Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi, Kab/Kota 4. Luas areal Jambu Mete 5. Luas areal Jarak Pagar 6. Luas areal kemiri sunan Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi, Kab/Kota Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi, Kab/Kota Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi, Kab/Kota 44

48 F.5. Direktorat Perlindungan Perkebunan melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan perkebunan. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; b. pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan. 1. Penurunan luas areal yang terserang OPT Luas areal pengendalian OPT Perkebunan Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi, Kab/Kota 45

49 F.6. Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen dan pembinaan usaha. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik; d. pemberian bimbingan usaha teknis dan evaluasi di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha. 1. Peningkatan mutu produk perkebunan dan usaha perkebunan berkelanjutan 1. Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP 2. Jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO 3. Jumlah perusahaan perkebunan yang ditangani kasus gangguan usahanya Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi, Kab/Kota Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi, Kab/Kota, PBS, PBN, dan Asosiasi Perusahaan/Asosiasi Komoditi dan Sekretariat ISPO Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi, Kab/Kota, PBS, PBN, Asosiasi Perusahaan/Asosiasi Komoditi dan masyarakat 46

50 F.7. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya 1. melaksanakan pengawasan dan pengembangan pengujian mutu benih; 2. melaksanakan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan; 3. melaksanakan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen. a. Pengawasan pelestarian plasma nutfah tingkat nasional; b. Pelaksanaan pengujian mutu benih perkebunan introduksi, eks impor dan yang diekspor serta rekayasa genetika; c. Pelaksanaan pengujian adaptasi (observasi) benih perkebunan dalam rangka pelepasan varietas; d. Pelaksanaan penilaian pengujian manfaat dan kelayakan benih perkebunan dalam rangka penarikan varietas; e. Pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan dalam rangka pemberian sertifikat layak edar; f. Pelaksanaan pemantauan benih perkebunan yang beredar lintas provinsi; g. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian mutu benih perkebunan dan uji acuan (referee test); h. Pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT) perkebunan; i. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi OPT serta faktor yang mempengaruhi; j. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi; k. Pengembangan teknik surveilance OPT penting; l. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model peramalan, taksasi kehilangan hasil dan teknik pengendalian OPT perkebunan; m. Pelaksanaan eksplorasi dan inventarisasi musuh alami OPT perkebunan; n. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan, penilaian kualitas dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan; o. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi agens hayati OPT perkebunan; p. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu; q. Pelaksanaan pengujian dan analisis residu pestisida; r. Pemberian pelayanan teknik kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; s. Pengelolaan data dan informasi kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; t. Pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan manajemen laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; u. Pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; v. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. 47

51 1. Peningkatan pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan dan penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan 1. Jumlah benih yang tersertifikasi 2. Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan Pemilik sumber benih, penangkar benih dan Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi/Kabupaten wilayah kerja BBP2TP Surabaya Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi/Kabupaten wilayah kerja BBP2TP Surabaya dan Perguruan Tinggi 48

52 F.8. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan Melaksanakan pengawasan, pengembangan pengujian mutu benih dan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan serta pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan laboratorium. a. Pengawasan pelestarian plasma nutfah tingkat nasional; b. Pelaksanaan pengujian mutu benih perkebunan introduksi, eks impor dan yang akan diekspor serta rekayasa genetika; c. Pelaksanaan pengujian adaptasi (observasi) benih perkebunan dalam rangka pelepasan varietas; d. Pelaksanaan penilaian pengujian manfaat dan kelayakan benih perkebunan dalam rangka penarikan varietas; e. Pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan dalam rangka pemberian sertifikat layak edar; f. Pelaksanaan pemantauan benih perkebunan yang beredar lintas provinsi; g. pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian mutu benih perkebunan dan uji acuan (referee test); h. pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT) perkebunan; i. pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi OPT serta faktor yang mempengaruhi; j. pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi; k. pengembangan teknik surveillance OPT penting; l. pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model peramalan, taksasi kehilangan hasil dan teknik pengendalian OPT perkebunan; m.pelaksanaan eksplorasi dan inventarisasi musuh alami OPT perkebunan; n. pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan, penilaian kualitas dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan o. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi agens hayati OPT perkebunan; p. pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu; q. pelaksanaan pengujian dan analisis residu pestisida; r. pemberian pelayanan teknik kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; s. pengelolaan data dan informasi kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; t. pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan manajemen laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; u. pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; v. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. 49

53 1. Peningkatan pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan dan penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan 1. Jumlah benih yang tersertifikasi 2. Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan Pemilik sumber benih, penangkar benih, Waralaba Benih dan Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi/Kabupaten wilayah kerja BBP2TP Medan Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi/Kabupaten, UPTD, UPPT, Puslit/Balit dan Perguruan Tinggi 50

54 F.9. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon melaksanakan pengawasan, pengembangan pengujian mutu benih dan analisis teknis dan pengemabngan proteksi tanaman perkebunan serta pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan laboratorium. a. pengawasan pelestarian plasma nutfah tingkat nasional; b. pelaksanaan pengujian mutu benih perkebunan introduksi, eks impor dan yang akan di ekspor serta rekayasa genetika; c. pelaksanaan pengujian adaptasi (observasi) benih perkebunan dalam rangka pelepasan varietas; d. pelaksanaan penilaian pengujian manfaat dan kelayakan benih perkebunan dalam rangka penarikan varietas; e. pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikat benih perkebunan dalam rangka pemberian sertifikasi layak edar; f. pelaksanaan pemantauan benih perkebunan yang beredar lintas provinsi; g. pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian mutu benih perkebunan dan uji acuan (referee test); h. pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT) perkebunan; i. pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi OPT serta faktor yang mempengaruhi; j. pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi; k. pengembangan teknik surveillance OPT penting; l. pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model peramalan, taksasi kehilangan hasil dan teknik pengendalian OPT perkebunan; m.pelaksanaan eksplorasi dan inventarisasi musuh alami OPT perkebunan; n. pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan, penilaian kualitas, pelepasan dan evaluasi agens hayati OPT perkebunan; o. pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu; p. pelaksanaan pengujian dan pemanfaatan pestisida nabati; q. pemberian pelayanan teknik kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; r. pengelolaan data dan informasi kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; s. pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan manajemen laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; t. pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; u. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. 51

55 1. Peningkatan pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan dan penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan 1. Jumlah benih yang tersertifikasi 2.Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan Pemilik sumber benih, penangkar benih, dan Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi/Kabupaten wilayah kerja BBP2TP Ambon Dinas yang membidangi perkebunan di Prov/Kab wilayah kerja BBP2TP Ambon, Puslit/Balit dan Perguruan Tinggi 52

56 G. DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan. a. perumusan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner dan pasca panen; b. pelaksanaan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner dan pasca panen; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner dan pasca panen; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner dan pasca panen; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama: 1. Meningkatnya ketersediaan pangan hewani (daging, telur, susu) 2. Meningkatnya kontribusi ternak domestik dalam penyediaan pangan hewani (daging dan telur) 3. Meningkatnya ketersediaan protein hewani asal ternak 4. Tersedianya daging sapi domestik sebesar 90 % 1. Produksi daging meningkat 4,25% per tahun (ton) 2. Produksi telur meningkat 4,42% per tahun (ton) 3. Produksi susu meningkat 9,74% per tahun (ton) 4. Kontribusi daging sapi domestik terhadap total produksi daging nasional meningkat (%) 5. Kontribusi daging ayam buras terhadap total produksi daging nasional meningkat (%) 6. Ketersediaan protein hewani asal ternak per kapita meningkat 3,58% per tahun (gr/kapita/hari) 7. Produksi daging sapi domestik terhadap total penyediaan daging sapi nasional (%) Laporan dari BPS, Disnak, Ditjen PKH BPS, Dinas Propinsi dan Kab/Kota BPS, Dinas Propinsi dan Kab/Kota Ditjen PKH, Dinas Propinsi, Kab/Kota Dinas Propinsi dan Kab/Kota BPS, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Propinsi, Kab/Kota Dijen PKH, Dinas Propinsi, Kab/Kota 53

57 G.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. a. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerjasama, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik di bidang peternakan dan kesehatan hewan; b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan; d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang peternakan dan kesehatan hewan; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama: 1. Terjaminnya dukungan manajemen dan teknis pembangunan peternakan dan kesehatan hewan 1. Dokumen Perencanaan, keuangan, kepegawaian dan pelaporan Ditjen Peternakan dan Keswan 2. Penyelesaian PP, Perpres, Kepmentan turunan dari UU No 18 th 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan 3. Data dan Statistik Peternakan Sekretariat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Sekretariat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Biro Hukum dan Humas Sekretariat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, BPS 54

58 G.2. Direktorat Perbibitan Ternak Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan ternak. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; b. pelaksanaan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; d. pemberian bimbingan teknis dan evalusi di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbibitan Ternak. 1. Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak. 1. Peningkatan produksi perbenihan (Semen Beku) 2. Peningkatan produksi bibit ternak 3. Peningkatan produksi embrio ternak 4. Pengendalian pemotongan sapi/kerbau betina produktif Balai Inseminasi Buatan Direktorat Perbibitan Ternak Direktorat Perbibitan Ternak,Balai Embrio Transper Direktorat Perbibitan Ternak, dinas atau lembaga yang menangani fungsi peternakan di Propinsi, Kab/Kota 55

59 G.3. Direktorat Pakan Ternak Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pakan ternak. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan, dan mutu pakan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan, dan mutu pakan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan, dan mutu pakan; d. pemberian bimbingan teknis dan evalusi di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan, dan mutu pakan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pakan Ternak. 1. Peningkatan produksi pakan ternak. 1. Pengembangan bahan pakan ternak asal tumbuhan dan hewan 2. Pengembangan hijauan pakan ternak 3. Pengembangan pakan olahan 4. Pengawasan mutu pakan dan pengembagan laboratorium pakan daerah Dinas/kelembagaan yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Propinsi dan Kab/Kota Dinas/kelembagaan yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Propinsi dan Kab/Kota Dinas/kelembagaan yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Propinsi dan Kab/Kota Dinas/kelembagaan yang menagani fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Propinsi dan Kab/Kota 56

60 G.4. Direktorat Budidaya Ternak Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya ternak. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya ternak potong, perah, unggas dan aneka ternak, serta usaha dan kelembagaan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya ternak potong, perah, unggas dan aneka ternak, serta usaha dan kelembagaan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya ternak potong, perah, unggas dan aneka ternak, serta usaha dan kelembagaan; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya ternak potong, perah, unggas dan aneka ternak, serta usaha dan kelembagaan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Ternak. 1. Peningakatan produksi dan populasi ternak 1. Peningkatan kelahiran ternak 2. Peningkatan usaha budidaya ternak Dinas peternakan atau yang menangani fungsi peternakan di Propinsi. Kab/Kota Dinas atau yang menangani fungsi peternakan di Propinsi, Kab/Kota 57

61 G.5. Direktorat Kesehatan Hewan Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kesehatan hewan. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan, dan pengawasan obat hewan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan, dan pengawasan obat hewan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan, dan pengawasan obat hewan; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan, dan pengawasan obat hewan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Kesehatan Hewan. 1. Terkendali dan tertanggulanginya penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis 1. Pengendalian, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular strategis zoonosis (PHMSZ), virat, bakterial, Parasiter dan gangguan reproduksi 2. Penguatan otoritas veteriner 3. Penurunan angka kematian ternak Direktorat Kesehatan Hewan, Dinas/kelembagaan yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Propinsi, Kab/Kota, Balai Penyidikan penyakit hewan Direktorat kesehatan hewan, Dinas/Kelembagaan yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Propinsi dan Kab/Kota, Direktorat kesehatan hewan, Dinas/Kelembagaan yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan 58

62 4. Peningkatan status kesehatan hewan hewan di Propinsi dan Kab/Kota, Direktorat kesehatan hewan, Dinas/Kelembagaan yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Propinsi dan Kab/Kota, Puskewan. 59

63 G.6. Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen Standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kesehatan masyarakat veteriner dan pascapanen. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan sanitary dan keamanan produk hewan, zoonosis dan kesejahteraan hewan, serta pengujian dan sertifikasi produk hewan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan sanitary dan keamanan produk hewan, zoonosis dan kesejahteraan hewan, serta pengujian dan sertifikasi produk hewan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan sanitary dan keamanan produk hewan, zoonosis dan kesejahteraan hewan, serta pengujian dan sertifikasi produk hewan; d. pemberian bimbingan teknis dan evalusi di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan sanitary dan keamanan produk hewan, zoonosis dan kesejahteraan hewan, serta pengujian dan sertifikasi produk hewan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen. 1. Terjaminnya pangan asal hewan yang ASUH dan meningkatnya penanganan pasca panen 1. Peningkatan pengendalian penyakit zoonosis dan kesrawan serta pelayanan veteriner 2. Unit usaha produk pangan asal hewan yang memenuhi persyaratan teknis kesmavet 3. Peningkatan Rumah Potong Hewan yang higienis Direktorat Kesmavet dan Pasca Penen, Dinas Kelembagaan yang menangani fungis peternakan Propinsi, Kab/Kota Direktorat Kesmavet dan Pascapanen, Dinas atau kelembagaan yang menangani fungsi peternakan Propinsi, Kab/Kota Direktorat Kesmavet dan Pascapanen, Dinas atau kelembagaan yang menangani fungsi peternakan Propinsi, Kab/Kota 60

64 G.7. PUSAT VETERINARIA FARMA (PUSVETMA) Melaksanakan pengadaan dan penyaluran vaksin, antisera, diagnostika dan biologis lain dalam rangka penanggulangan, pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. a. Memproduksi vaksin, antisera, diagnostika dan bahan biologis lain; b. Menguji mutu hasil produksi; c. Melaksanakan penyediaan dan pemeliharaan sarana produksi serta distribusi hasil produksi; d. Melakukan penyidikan guna peningkatan mutu hasil produksi dan identifikasi penyakit. 1. Produksi vaksin unggas dan non unggas Produksi vaksin, antisera, diagnostika dan bahan biologis Pusvetma Surabaya 2. Produksi antigen Produksi antigen Pusvetma Surabaya 3. Distribusi hasil Produksi Distribusi hasil Produksi Pusvetma Surabaya, Dinas Peternakan Propinsi 61

65 G.8. BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN ( BPMSOH) Melaksanakan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat. a. Pelaksanaan pengujian mutu obat hewan; b. Pelaksanaan sertifikasi obat hewan; c. Pelaksanaan pengkajian obat hewan; d. Pelaksanaan pemantauan obat hewan yang beredar; e. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian mutu obat hewan; f. Pelaksanaan pembuatan dan penyusunan formulasi pakan hewan percobaan; g. Pengelolaan hewan percobaan; h. Pengelolaan limbah pengujian mutu obat hewan; i. Pemberian pelayanan teknik kegiatan mutu dan pengkajian obat hewan; j. Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BBPMSOH; 1. Pengambilan sample bahan uji 2. Pengujian mutu pakan produk hewan, dan obat hewan Pengambilan sample obat hewan Pengujian sample obat hewan Sertifikasi obat hewan BBPMSOH, Dinas Peternakan Propinsi, Stakeholder terkait BBPMSOH, Dinas Peternakan Propinsi, Stakeholder terkait BBPMSOH, Dinas Peternakan Propinsi, Stakeholder terkait 62

66 G.9. BALAI BESAR VETERINER (BB VET) WATES Melaksanakan penyidikan, pengujian veteriner dan pengembangan teknis dan metode penyidikan dan pengujian veteriner. a. Penyusunan program dan fungsi evaluasi kegiatan penyidikan, pengujian veteriner; b. Pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan diagnosa penyakit hewan menular strategis; c. Pelaksanaan diagnosa penyakit hewan; d. Pelaksanaan penyidikan penyakit hewan secara epidemiologik veteriner; e. Pemantauan dan evaluasi pelayanan veteriner; f. Pemeriksaan kesehatan hewan; g. Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi produk asal hewan (food borne disease dan zoonosis); h. Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi status kesehatan hewan ; i. Pelaksanaan analisa resiko penyakit hewan ; j. Pelaksanaan pengujian toksikologi pakan ; k. Pemberian saran teknis penanggulangan penyakit hewan ; l. Pembuatan peta regional penyait hewan; m. Pemberian pelayanan teknis laboratorium veteriner ; n. Pengembangan dan diseminasi teknis dan metode penyidikan dan pengujian veteriner ; o. Pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner ; p. Pemberian pelayanan teknis kegiatan penyidikan, pengujian veteriner dan pengembangan teknik dan metode penyidikan dan pengujian veteriner.; q. Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar Veteriner Wates. 1. Pengambilan sampel pengujian penyakit hewan dan produk asal hewan 2. Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan 3. Pengembangan teknik dan metode pengujian Pengambilan sampel pengujian Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan Pengembangan teknik dan metode pengujian BB Vet Wates BB Vet Wates BB Vet Wates, Dinas Peternakan Propinsi 63

67 G.10. BALAI BESAR VETERINER (BB VET) MAROS Melaksanakan penyidikan, pengujian veteriner dan pengembangan teknis dan metode penyidikan dan pengujian veteriner. a. Penyusunan program dan fungsi evaluasi kegiatan penyidikan, pengujian veteriner; b. Pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan diagnosa penyakit hewan menular strategis; c. Pelaksanaan diagnosa penyakit hewan; d. Pelaksanaan penyidikan penyakit hewan secara epidemiologik veteriner; e. Pemantauan dan evaluasi pelayanan veteriner; f. Pemeriksaan kesehatan hewan; g. Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi produk asal hewan (food borne disease dan zoonosis); h. Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi status kesehatan hewan; i. Pelaksanaan analisa resiko penyakit hewan; j. Pelaksanaan pengujian toksikologi pakan; k. Pemberian saran teknis penanggulangan penyakit hewan; l. Pembuatan peta regional penyait hewan; m. Pemberian pelayanan teknis laboratorium veteriner; n. Pengembangan dan diseminasi teknis dan metode penyidikan dan pengujian veteriner; o. Pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner; p. Pemberian pelayanan teknis kegiatan penyidikan, pengujian veteriner dan pengembangan teknik dan metode penyidikan dan pengujian veteriner; q. Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar Veteriner Maros. 1. Pengambilan sampel pengujian penyakit hewan dan produk asal hewan 2. Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan 3. Pengembangan teknik dan metode pengujian Pengambilan sampel pengujian Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan Pengembangan teknik dan metode pengujian BB Vet Maros BB Vet Maros BBVet Maros, Dinas Peternakan Propinsi 64

68 G.11. BALAI BESAR VETERINER (BB VET) DENPASAR Melaksanakan penyidikan, pengujian veteriner dan pengembangan teknis dan metode penyidikan dan pengujian veteriner. a. Penyusunan program dan fungsi evaluasi kegiatan penyidikan, pengujian veteriner; b. Pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan diagnosa penyakit hewan menular strategis; c. Pelaksanaan diagnosa penyakit hewan; d. Pelaksanaan penyidikan penyakit hewan secara epidemiologik veteriner; e. Pemantauan dan evaluasi pelayanan veteriner; f. Pemeriksaan kesehatan hewan g. Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi produk asal hewan (food borne disease dan zoonosis) h. Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi status kesehatan hewan i. Pelaksanaan analisa resiko penyakit hewan j. Pelaksanaan pengujian toksikologi pakan k. Pemberian saran teknis penanggulangan penyakit hewan l. Pembuatan peta regional penyait hewan m.pemberian pelayanan teknis laboratorium veteriner n. Pengembangan dan diseminasi teknis dan metode penyidikan dan pengujian veteriner; o. Pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner; p. Pemberian pelayanan teknis kegiatan penyidikan, pengujian veteriner dan pengembangan teknik dan metode penyidikan dan pengujian veteriner; q. Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BB Vet Denpasar. 1. Pengambilan sampel pengujian penyakit hewan dan produk asal hewan 2. Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan 3. Pengembangan teknik dan metode pengujian Pengambilan sampel pengujian Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan Pengembangan teknik dan metode pengujian BB Vet Denpasar BB Vet Denpasar BB Vet Denpasar, Dinas Peternakan Propinsi 65

69 G.12. BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI PERAH BATURADEN Melaksanakan pemuliaan, pemeliharaan, produksi dan pemasaran bibit unggul sapi perah. a. Penyusunan program dan evaluasi kegiatan pemuliaan, pemeliharaan, produksi dan pemasaran bibit unggul sapi perah;. b. pelaksanaan pemuliaan bibit unggul sapi perah; c. Pelaksanaan uji performance (betina) dan uji progeny (jantan) sapi perah unggul; d. pelaksanaan pencatatan (recording) pembibitan sapi perah unggul; e. pelaksanaan pemeliharaan bibit unggul sapi perah; f. perawatan kesehatan bibit unggul sapi perah dan perawatan higienis produksi susu segar g. pemberian saran teknis pemuliaan, pemeliharaan, produksi dan pemasaran bibit unggul sapi perah; h. pemberian pelayanan teknik kegiatan pemuliaan, pemeliharaan, dan produksi bibit unggul sapi perah; i. pelaksanaan distribusi, pemasaran, informasi hasil produksi bibit unggul sapi perah dan ikutannya; j. pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BBPTU sapi perah. 1. Pemuliaan ternak sapi perah 2. Produksi bibit ternak sapi perah 3. Distribusi bibit ternak sapi perah Pemuliaan ternak sapi perah Produksi bibit ternak sapi perah Distribusi bibit ternak sapi perah BBPTU Sapi Perah Baturaden BBPTU Sapi Perah Baturaden BBPTU Sapi Perah Baturaden, Dinas Peternakan Propinsi 66

70 G.13. BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN (BBIB) SINGOSARI Melaksanakan produksi, pemasaran, dan pemantauan mutu semen unggul ternak, serta pengembangan inseminasi buatan a. Pnyusunan progran kegiatan produksi, pemasaran, dan pemantauan mutu semen unggul ternak, serta pengembangan inseminasi buatan; b. Pelaksanaan pemeliharaan ternak pejantan unggul; c. Pelaksanaan pengujian keturunan fertilitas pejantan unggul; d. Pelaksanaan produksi dan penyimpanan semen unggul ternak; e. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan mutu semen unggul ternak yang beredar; f. Pelaksamaan pengembangan teknik metoda inseminasi buatan; g. Pemberian saran teknik produksi semen unggul ternak; h. Pemberian pelayanan teknik kegiatan produksi dan pemantauan semen unggul ternak, dan pengembangan inseminasi buatan; i. Pelaksanaan pemasaran dan distribusi semen unggul ternak; j. Pemberian informasi dan pelaksanaan dokumentasi hasil kegiatan inseminasi buatan; k. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari. 1. Produksi benih (semen beku) ternak unggul 2. Distribusi benih (semen beku) ternak unggul Produksi benih (semen beku) ternak unggul Distribusi benih (semen beku) ternak unggul BBIB Singosari, BBIB Singosari, Dinas Peternakan Propinsi 67

71 G.14. BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB) LEMBANG Melaksanakan produksi dan pemasaran benih unggul ternak, pengembangan inseminasi buatan. serta a. Pelaksanaan pemeliharaan ternak pejantan unggul; b. Pelaksanaan pengujian keturunan dan fasilitas pejantan unggul; c. Pelaksanaan produksi dan penyimpanan semen beku unggul; d. Pelaksanaan pencatatan dan pementauan penggunaan semen beku, serta pengawasan mutu semen beku; e. Pelaksanaan pengembangan ternak dan metoda inseminasi buatan; f. Pemberian saran teknik produksi semen beku benih unggul; g. Pemberiaan pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan ternak; h. Pemberiaan pelayanan teknik kegiatan produksi semen beku unggul; i. Pemberian informasi dan dokumentasi hasik kegiatan inseminasi buatan; j. Pelaksanaan distribusi dan pemasaran semen beku unggul; k. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Inseminasi Buatan Lembang. 1. Produksi benih (semen beku) tenak unggul 2. Distribusi benih (semen beku) ternak unggul Produksi benih (semen beku) ternak unggul Distribusi benih (semen beku) ternak unggul BIB Lembang BIB Lembang, Dinas Peternakan Propinsi 68

72 G.15. BALAI EMBRIO TERNAK (BET) CIPELANG Melaksanakan produksi, pengembangan dan distribusi embrio ternak. a. Pelaksanaan pemeliharaan ternak donor dan resipien; b. Pelaksanaan penyiapan donor, inseminasi buatan, panen/flashing, dan seleksi/ranking embrio; c. Pelaksanaan pemeliharaan embrio; d. Pelaksanaan penyiapan resifien dan transfer embrio; e. Pemantauan dan evaluasi hasil embrio; f. Pelaksanaan registrasi bibit hasi transfer embrio; g. Pemberian saran teknik produksi transfer embrio; h. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan teknik donor dan repisien; i. Pemberian pelayanan teknik kegiatan produksi dan aplikasi transfer embrio; j. Pemberian informasi, dokumentasi dan penyebaran hasil transsfer embrio; k. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Embrio Ternak Cipelang. 1. Produksi embrio Produksi embrio ternak BET Cipelang ternak 2. Distribusi embrio ternak Distribusi bibit unggul BET Cipelang, Dinas Peternakan Provinsi 69

73 G.16. BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK PETERNAKAN (BPMPP) BOGOR Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian mutu produk peternakan. a. Pelaksanaan penyiapan sampel mutu produk peternakan; b. Pelaksanaan pemeriksaan keamanan produk peternakan; c. Penyiapan perumusan hasil pengujian mutu produk peternakan; d. Pengenbangan teknik metode pemeriksaan dan pengujian mutu produk peternakan; e. Pelayanan teknik kegiatan pemeriksaan dan pengujian mutu produk peternakan; f. Pelaksanaan pemantauan dan suvei mutu produk peternakan; g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan Bogor. 1. Pengambilan sample bahan uji 2. Pengujian mutu pakan, produk hewan dan obat hewan Pengambilan sample produk peternakan Pengujian sample produk peternakan BPMPP Bogor BPMPP Bogor, Dinas Peternakan Propinsi, Stakeholder terkait 70

74 G.17. BALAI PENGUJIAN MUTU PAKAN TERNAK (BPMPT) BEKASI Melaksanakan pemeriksaan pengujian mutu pakan ternak. a. Melaksanakan penyiapan sampel mutu pakan ternak; b. Pelaksanaan pemeriksaan keamanan pakan ternak; c. Penyiapan perumusan hasil pengujian mutu pakan ternak; d. Pengembangan teknik dan metode pemeriksaan dan pengujian mutu pakan ternak; e. Pelayanan teknik kegiatan pemeriksaan dan pengujian mutu pakan; f. Pelaksanaan pemantauan dan survei mutu pakan ternak; g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak Bekasi. 1. Pengambilan sample bahan uji 2. Pengujian mutu pakan ternak Pengambilan sample pakan ternak Pengujian sample pakan ternak BPMPT Bekasi, Dinas Peternakan Propinsi, Stakeholder terkait BPMPT Bekasi, Dinas Peternakan Propinsi, Stakeholder terkait 71

75 G.18. BALAI PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN VETERINER (BPPV) REGIONAL I MEDAN Melaksanakan penyidikan penyakit hewan, pengujian kesehatan hewan dan produk asal hewan, dan pengamanan hewan, serta produk asal hewan. a. Pelaksanaan diagnosa penyakit hewan; b. Pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit hewan; c. Pemantauan dan evaluasi pasca vaksinasi hewan; d. Pemantauan pelayanan medik veteriner; e. Pemeriksaan kesehatan ternak, unggas, satwa, semen dan embrio; f. Pelaksanaan pengujiaan veteriner produk asal hewan (food borne disease dan zoonosis) serta melakukan analisa resiko penyakit hewan; g. Analisis veteriner terapan; h. Pelaksanaan sertifikasi status kesehatan hewan dan hasil uji produk asal hewan; i. Pemberian saran teknis penaggulangan dan penolakan penyakit hewan; j. Pembuatan peta regional penyakit hewan; k. dokumentasi dan penyebaran informasi kesehatan hewan; l. pemberian pelayanan teknis laboaturium kesehatan hewan dan laboraturium kesehatan masyarakat veteriner; m. Pelayanan teknis kegiatan penyidikan, pengijian veteriner, pengamanan hewan dan produk asal hewan; n. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional I Medan 1. Pengambilan sample pengujian penyakit hewan dan produk asal hewan 2. Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan Pengambilan sample pengujian Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan BPPVet Reg I Medan, Dinas Peternakan Provinsi BPPVet Reg I Medan, Dinas Peternakan Provinsi 72

76 G.19. BALAI PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN VETERINER (BPPV) REGIONAL II BUKITTINGGI Melaksanakan penyidikan penyakit hewan, pengujian kesehatan hewan dan produk asal hewan, dan pengamanan hewan, serta produk asal hewan. a. Pelaksanaan diagnosa penyakit hewan; b. Pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit hewan; c. Pemantauan dan evaluasi pasca vaksinasi hewan; d. Pemantauan pelayanan medik veteriner; e. Pemeriksaan kesehatan ternak, unggas, satwa, semen dan embrio; f. Pelaksanaan pengujiaan veteriner produk asal hewan (food borne disease dan zoonosis) serta melakukan analisa resiko penyakit hewan; g. Analisis veteriner terapan; h. Pelaksanaan sertifikasi status kesehatan hewan dan hasil uji produk asal hewan; i. Pemberian saran teknis penaggulangan dan penolakan penyakit hewan; j. Pembuatan peta regional penyakit hewan; k. dokumentasi dan penyebaran informasi kesehatan hewan; l. pemberian pelayanan teknis laboaturium kesehatan hewan dan laboraturium kesehatan masyarakat veteriner; m. Pelayanan teknis kegiatan penyidikan, pengijian veteriner, pengamanan hewan dan produk asal hewan; n. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional II Bukittinggi 1. Pengambilan sample pengujian penyakit hewan dan produk asal hewan 2. Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan Pengambilan sample pengujian Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan BPPVet Reg II Bukittinggi, Dinas Peternakan Provinsi BPPVet Reg II Bukittinggi, Dinas Peternakan Provinsi 73

77 G.20. BALAI PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN VETERINER (BPPV) REGIONAL III BANDAR LAMPUNG Melaksanakan penyidikan penyakit hewan, pengujian kesehatan hewan dan produk asal hewan, dan pengamanan hewan, serta produk asal hewan. a. Pelaksanaan diagnosa penyakit hewan; b. Pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit hewan; c. Pemantauan dan evaluasi pasca vaksinasi hewan; d. Pemantauan pelayanan medik veteriner; e. Pemeriksaan kesehatan ternak, unggas, satwa, semen dan embrio; f. Pelaksanaan pengujiaan veteriner produk asal hewan (food borne disease dan zoonosis) serta melakukan analisa resiko penyakit hewan; g. Analisis veteriner terapan; h. Pelaksanaan sertifikasi status kesehatan hewan dan hasil uji produk asal hewan; i. Pemberian saran teknis penaggulangan dan penolakan penyakit hewan; j. Pembuatan peta regional penyakit hewan; k. dokumentasi dan penyebaran informasi kesehatan hewan; l. pemberian pelayanan teknis laboaturium kesehatan hewan dan laboraturium kesehatan masyarakat veteriner; m. Pelayanan teknis kegiatan penyidikan, pengijian veteriner, pengamanan hewan dan produk asal hewan; n. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional III Bandar lampung. 1. Pengambilan sample pengujian penyakit hewan dan produk asal hewan 2. Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan Pengambilan sample pengujian Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan BPPVet Reg III Bandar Lampung, Dinas Peternakan Provinsi BPPVet Reg III Bandar Lampung, Dinas Peternakan Provinsi 74

78 G.21. BALAI PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN VETERINER (BPPV) REGIONAL V BANJARBARU Melaksanakan penyidikan penyakit hewan, pengujian kesehatan hewan dan produk asal hewan, dan pengamanan hewan, serta produk asal hewan. a. Pelaksanaan diagnosa penyakit hewan; b. Pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit hewan; c. Pemantauan dan evaluasi pasca vaksinasi hewan; d. Pemantauan pelayanan medik veteriner; e. Pemeriksaan kesehatan ternak, unggas, satwa, semen dan embrio; f. Pelaksanaan pengujiaan veteriner produk asal hewan (food borne disease dan zoonosis) serta melakukan analisa resiko penyakit hewan; g. Analisis veteriner terapan; h. Pelaksanaan sertifikasi status kesehatan hewan dan hasil uji produk asal hewan; i. Pemberian saran teknis penaggulangan dan penolakan penyakit hewan; j. Pembuatan peta regional penyakit hewan; k. dokumentasi dan penyebaran informasi kesehatan hewan; l. pemberian pelayanan teknis laboaturium kesehatan hewan dan laboraturium kesehatan masyarakat veteriner; m. Pelayanan teknis kegiatan penyidikan, pengijian veteriner, pengamanan hewan dan produk asal hewan; n. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional V Banjarbaru. 1. Pengambilan sample pengujian penyakit hewan dan produk asal hewan 2. Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan Pengambilan sample pengujian Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan BPPVet Reg V Banjarbaru, Dinas Peternakan Provinsi BPPVet Reg V Banjarbaru, Dinas Peternakan Provinsi 75

79 G.22. BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI ACEH INDRAPURI Melaksanakan pemuliaan, produksi dan pemasaran sapi Aceh unggul. a. Pelaksanaan pemeliharaan bibit sapi Aceh unggul; b. Pelaksanaan Uji performance dan uji progeny sapi Aceh unggul; c. Pelaksanaan perkawinan (breeding ternak) sapi Aceh unggul; d. Pelaksanaan pencatatan (recording)pembibitan sapi Aceh unggul; e. Pemberian saran teknik produksi bibit sapi Aceh unggul; f. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan bibit sapi Aceh unggul; g. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan bibit sapi Aceh unggul; h. Pelaksanaan distribusi dan pemasaran hasil produksi bibit sapi Aceh unggul; i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Aceh Indrapuri. 1. Pemuliaan ternak Pemuliaan Sapi Aceh BPTU Sapi Aceh Indrapuri 2. Produksi benih tenak unggul Produksi bibit Sapi Aceh BPTU Sapi Aceh Indrapuri 3. Distribusi bibit ternak Distribusi bibit Sapi Aceh BPTU Sapi Aceh Indrapuri, Dinas Peternakan Prop 76

80 G.23. BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL BABI DAN KERBAU SIBORONG- BORONG Melaksanaan pemuliaan dan produsi bibit babi dan kerbau unggul, serta pemasarannya. a. Pelaksanaan pemeliharaan bibit babi dan kerbau unggul; b. Pelaksanaan uji performance dan uji progeny babi dan kerbau unggul; c. Pelaksanaan perkawinan (breeding ternak) babi dan kerbau unggul; d. Pelaksanaan pencatatan (recording) babi dan kerbau unggul; e. Pemberian saran teknik produksi bibit babi dan kerbau unggul; f. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan babi dan kerbau unggul; g. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemuliaan dan produksi babi dan kerbau unggul; h. Pelaksanaan distribusi dan pemasaran produksi babi dan kerbau unggul; i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Pembibitan Ternak Unggul Babi dan Kerbau Siborong-Borong. 1. Pemuliaan ternak Pemuliaan babi dan kerbau BPTU Siborong- Borong 2. Produksi benih ternak unggul Produksi bibit babi BPTU Siborong- Borong 3. Produksi bibit ternak Produksi bibit kerbau BPTU Siborong- Borong 4. Distribusi bibit babi dan kerbau Distribusi bibit babi dan kerbau BPTU Siborong- Borong, Dinas Peternakan Propinsi 77

81 G.24. BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI POTONG PADANG MANGATAS Melaksanakan pemuliaan, produksi dan pemasaran bibit sapi potong unggul. a. Pelaksanaan pemeliharaan bibit sapi potong ungul; b. Pelaksanaan uji performance dan uji progeny sapi potong ungul; c. Pelaksanaan perkawinan (breeding ternak) sapi potong ungul; d. Pelaksanaan pencatatan (recording) sapi potong ungul; e. Pemberian saran teknik produksi bibit sapi potong ungul; f. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan sapi potong ungul; g. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemuliaan dan produksi sapi potong ungul; h. Pelaksanaan distribusi dan pemasaran produksi sapi potong ungul; i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Potong Padang Mangatas. 1. Pemuliaan ternak Pemuliaan sapi potong BPTU Padang Mangatas 2. Produksi bibit ternak unggul Produksi bibit sapi potong BPTU Padang Mangatas 3. Distribusi bibit sapi Distribusi bibit sapi potong BPTU Padang Mangatas, Dinas Peternakan Prop 78

82 G.25. BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI DWIGUNA DAN AYAM SEMBAWA Melaksanakan pemuliaan, produksi dan pemasaran bibit sapi dwiguna dan ayam unggul. a. Pelaksanaan pemeliharaan bibit sapi dwiguna dan ayam unggul; b. Pelaksanaan uji performance dan uji progeny sapi dwiguna dan ayam unggul; c. Pelaksanaan perkawinan (breeding ternak) sapi dwiguna dan ayam unggul; d. Pelaksanaan pencatatan (recording) sapi dwiguna dan ayam unggul; e. Pemberian saran teknik produksi bibit sapi dwiguna dan ayam unggul; f. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan sapi dwiguna dan ayam unggul; g. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemuliaan dan produksi sapi dwiguna dan ayam unggul; h. Pelaksanaan distribusi dan pemasaran produksi sapi dwiguna dan ayam unggul; i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Dwiguna dan Ayam Unggul Sembawa. 1. Pemuliaan ternak Pemuliaan Sapi Dwi Guna BPTU Sembawa 2. Produksi benih ternak Produksi bibit sapi Dwi BPTU Sembawa unggul Guna 3. Produksi bibit ternak Produksi bibit ayam BPTU Sembawa 4. Distribusi bibit ternak Distribusi bibit ternak unggul sapi dwiguna dan Ayam unggul sembawa BPTU Sembawa, Dinas Peternakan Propinsi 79

83 G.26. BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL KAMBING, DOMBA DAN ITIK PELAIHARI Melaksanakan pemuliaan, produksi dan pemasaran kambing, domba dan itik unggul. a. Pelaksanaan pemeliharaan bibit kambing, domba, dan itik unggul; b. Pelaksanaan uji performance dan uji progeny kambing, domba, dan itik unggul; c. Pelaksanaan perkawinan (breeding ternak) kambing, domba, dan itik unggul; d. Pelaksanaan pencatatan (recording) pembibitan kambing, domba, dan itik unggul; e. Pemberian saran teknik produksi bibit kambing, domba, dan itik unggul; f. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan bibit kambing, domba, dan itik unggul; g. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemuliaan dan produksi bibit kambing, domba, dan itik unggul; h. Pelaksanaan distribusi dan pemasaran produksi sapi dwiguna dan ayam unggul; i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Pembibitan Ternak Unggul Kambing, Domba, dan Itik Pelaihari. 1. Pemuliaan ternak Pemuliaan ternak BPTU Pelaihari 2. Produksi benih ternak Produksi bibit BPTU Pelaihari unggul kambing/domba 3. Produksi bibit ternak Produksi bibit itik BPTU Pelaihari 4. Distribusi bibit ternak Distribusi bibit Ternak unggul kambing, domba dan itik BPTU Pelaihari, Dinas Peternakan Propinsi 80

84 G.27. BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI BALI Melaksanakan pelestarian, pemuliaan, pembibitan, produksi, dan pengembangan serta penyebaranhasil produksi bibit Sapi Bali murni unggul secara nasional. a. Pelaksanaan pemeliharaan bibit Sapi Bali murni unggul; b. Pelaksanaan pelestarian, pemuliaan, dan pembibitan melalui teknologi pemurnian; c. Pelaksanaan pencatatan (recording) pembibitan bibit Sapi Bali murni unggul; d. Pelaksanaan seleksi bedasarkan uji performance dan uji progeny Sapi Bali murni unggul; e. Pelaksanaan standarisasi teknik Sapi Bali murni unggul; f. Pelaksanaan sertifikasi g. Memberikan saran teknik pemeliharaan Sapi Bali murni unggul; h. Melakukan pengembangan bibit Sapi Bali murni unggul; i. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1. Pemuliaan ternak Pemuliaan Sapi Bali BPTU Sapi Bali 2. Produksi benih ternak Produksi bibit Sapi bali BPTU Sapi Bali unggul 3. Produksi bibit ternak Distribusi Sapi Bali BPTU Sapi Bali, Dinas Peternakan Propinsi 81

85 G.28. BALAI PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN VETERINER SUBANG Melaksanakan penyidikan penyakit hewan, pengujian kesehatan hewan dan produk asal hewan, dan pengamanan hewan, serta produk asal hewan. a. Pelaksanaan diagnose penyakit hewan; b. Pelaksanaan surveilans epidemilogik penyakit hewan; c. Pemantauan dan evaluasi pasca vaksinasi hewan; d. Pemantauan pelayanan medic veteriner; e. Pemeriksaan kesehatan ternak, unggas, satwa, semen dan embrio; f. Pelaksanaan pengujian veteriner produk asal hewan (food born disease dan zoonosis) g. Pelaksanaan analisis veteriner terapan; h. Pelaksanaan sertifikasi status kesehatan hewan dan hasil uji produk asal hewan; i. Pemberian saran teknik penangulangan dan penolakan penyakit hewan; j. Pembuatan peta regional penyakit hewan; k. Pelayanan teknis kegiatan penyidikan, pengujian veteiner, pengamanan hewan, dan produk asal hewan; l. Pemberian pelayanan teknis laboratorium kesehatan hewan dan laboatoriumm kesehatan masyarakat veteriner; m. Pelaksanaan dokumentasi data penyakit hewan, dan penyebaran informasi kesehatan hewan; n. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Subang. 1. Pengambilan sample pengujian penyakit hewan dan produk asal hewan 2. Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan Pengambilan sample pengujian Pengujian dan pemeriksaan penyakit hewan BPP Vet Subang, Dinas Peternakan Propinsi, Stakeholder terkait BPP Vet Subang, Dinas Peternakan Propinsi, Stakeholder terkait 82

86 H. DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. a. perumusan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; b. pelaksanaan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 1. Meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan. 1. Peningkatan produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik 2. Peningkatan net ekspor komoditas segar dan olahan 3. Peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian di pasar domestik BPS dan Data dari daerah BPS, Bloomberg, Ceomtrade Pengumpulan dan pengolahan data Provinsi, Kab/Kota, Data dari institusi lain yang terkait 4. Peningkatan jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian BPS, Data dari daerah 83

87 H.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. a. koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerjasama di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian; b. pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tatalaksana, serta pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 1. Terselenggaranya pelayanan administrasi dan pelayanan teknis lainnya secara profesional dan berintegritas di lingkungan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 1. Jumlah dokumen prencanaan, keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan program peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor hasil pertanian 2. Jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui LM3 Laporan dari Ditjen PPHP, Dinas teknis yang membidangi PPHP di tingkat Provinsi, Kab/Kota Laporan dari Sekretariat Ditjen PPHP 84

88 H.2. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil pertanian. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. 1. Meningkatnya usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan 1. Pengembangan unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan 2. Pengembangan unit usaha pengolahan hasil hortikultura 3. Pengembangan unit usaha pengolahan hasil perkebunan Laporan dari Dinas teknis yang membidangi pengolahan hasil tanaman pangan di tingkat Provinsi, Kab/Kota Laporan dari Dinas teknis yang membidangi pengolahan hasil hortikulutra di tingkat Provinsi, Kab/Kota Laporan dari Dinas teknis yang membidangi pengolahan hasil perkebunan di tingkat Provinsi, Kab/Kota 85

89 4. Pengembangan unit usaha pengolahan hasil peternakan Laporan dari Dians teknis yang membidangi pengolahan hasil peternakan di tingkat Provinsi, Kab/Kota 86

90 H.3. Direktorat Mutu dan Standardisasi Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang standardisasi, penerapan dan pengawasan jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerjasama dan harmonisasi; b. pelaksanaan kebijakan di bidang standardisasi, penerapan dan pengawasan jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerja sama dan harmonisasi; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang standardisasi, penerapan dan pengawasan jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerjasama dan harmonisasi; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang standardisasi, penerapan dan pengawasan jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerjasama dan harmonisasi; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Mutu dan Standardisasi. 1. Meningkatnya mutu hasil pertanian. 1. Jumlah rancangan SNI produk pertanian 2. Jumlah unit usaha yang menerapkan sistem jaminan mutu 3. Jumlah laboratorium penguji dan lembaga penilaian kesesuaian 4. Jumlah kerjasama standar mutu dan harmonisasi standar mutu. Ditjen teknis, Direktorat Mutu dan Standardissi, BSN Laporan daerah (Provinsi, Kab/Kota) sektor pertanian Laboratorium lingkup pertanian Ditjen teknis, Direktorat Mutu dan Standardissi, Direktorat Pemasaran Internasional, Bdan Karantina Pertanian, Pusat Kerjasama Luar Negeri, BSN, Kementerian terkait, ASEAN 87

91 5. Jumlah pengujian dan sertifikasi alsintan 6. Jumlah pengawasan jaminan mutu Laporan pengujian mutu alsintan di lapangan dan laporan sidang Komisi teknis I, II, III Data dan laporan daerah (Provinsi, Kab/Kota) sektor pertanian 88

92 H.4. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan usaha dan investasi. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri; b. pelaksanaan kebijakan di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi. 1. Meningkatnya usaha, kemitraan, kewirausahaan dan Investasi di sektor pertanian 1. Jumlah unit binaan kemitraan dan kewirausahaan di sektor pertanian 2. Jumlah fasilitasi investasi di sektor pertanian. 3. Jumlah pameran, promosi, eksibisi dan perlombaan dalam negeri maupun luar negeri Survey lokasi, database, dan laporan daerah Laporan dari daerah dan kegiatan Penyelenggara promosi 89

93 H.5. Direktorat Pemasaran Domestik Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran domestik. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran; b. pelaksanaan kebijakan di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pemasaran Domestik. 1. Meningkatnya pemasaran hasil pertanian di pasar domestik. 1. Jumlah kelembagaan pemasaran bagi petani 2. Jumlah komoditi dalam pemantauan dan stabilisasi harga komoditas pertanian utama 3. Jumlah kerjasama pengembangan jaringan pasar 4. Jumlah unit pelayanan informasi pasar komoditi pertanian Dinas lingkup pertanian Provinsi, kab/kota Laporan dari Dinas pertanian, prekebunan dan peternakan serta instansi terkait (BPS, Kemenprin, Kemendag, BUMN,dll) Dinas lingkup pertanian Provinsi, Kab/Kota Dinas lingkup prtanian Provinsi, Kab/Kota 90

94 H.6. Direktorat Pemasaran Internasional Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran internasional. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, multilateral, dan kerjasama komoditi; b. pelaksanaan kebijakan di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, multilateral, dan kerjasama komoditi; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, multilateral, dan kerjasama komoditi; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, multilateral, dan kerjasama komoditi; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pemasaran Internasional. 1. Meningkatnya pemasaran internasional hasil pertanian. 1. Jumlah bahan posisi Delri sebagai bahan perundingan dalam negosiasi kerjasama pemasaran forum bilateral, regional dan multilatral komoditi pertanian - Kementan: kebijakan pembangunan sektor pertanian termasuk data ekspor-impor, data produksi, data harga: kemendag: kebijakan perdangangan internasional komoditi pertanian dan lainnya; Kemenlu: kebijakan politik Indonesia dalam forum internasional; Kemenperin: kebijakan sektor industri komoditi pertanian; dan 91

95 Kemenkeu: data tarif bea masuk, kebijakan teknis perdangan internasional; BPS; data ekpor-impor: data harga 2. Jumlah partisipasi dalam perundingan internasional bidang pertanian untuk memperjuangkan pemasaran komoditi pertanian indonesia 3. Jumlah hasil analisa data ekpor dan impor komoditi pertanian serta data perdangan lainnya yang diperlukan 4. Jumlah gapoktan yang dibina dalam rangka peningkatan ekpor Kemendag BPS: data ekspor-impor dan data harga komoditi pertanian Indonesia; Website internasional: data ekspor-impor dan data harga serta data tarif bea masuk komoditi pertanian secara internasional; Direktorat Jenderal teknis lingkup Kementrian Pertanian: data produksi Survey lokasi, database dan laporan daerah 92

96 I. DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang prasarana dan sarana pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan. a. perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 1. Terlaksananya penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian melalui kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan; pengelolaan air irigasi; fasilitasi pembiayaan pertanian; fasilitasi pupuk dan pestisida; serta fasilitasi alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi pertanian dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Meningkatnya aksesbilitas dan luas lahan yang dioptimasi, dikonservasi, direhabilitasi maupun direklamasi serta meningkatnya luasan areal pertanian baru, meningkatnya efesiensi dan ketersediaan air irigasi pada lahan-lahan pertanian, terfasilitasinya alat dan mesin pertanian, tersalurkannya pupuk dan pestisida dan terfasilitasinya pola pembiayaan pertaian Laporan dari Dinas lingkup pertanian Provinsi, Kab/Kota 93

97 I.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. a. koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerjasama di bidang prasarana dan sarana pertanian; b. pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama: 1. Terlaksananya pengembangan fasilitasi dalam prasaranan dan sarana pertanian melalui upaya pendayagunaan/pening katan lahan pertanian, pengelolaan air irigasi pertanian, perluasan dan pengelolaan lahan 1. Pelayanan Manajemen Laporan dari pegawai melalui sub bagian tata usaha 2. Pengelolaan laporan Laporan dari Sekretariat Dijen Prasaranan dan Sarana Pertanian, Dinas teknis yang membidangi Prasaranan dan Sarana Pertanian di tingkat Provinsi, Kab/Kota 3. Pengelolaan dokumen Laporan dari Sekretariat Dijen Prasaranan dan Sarana Pertanian, Dinas teknis yang membidangi Prasaranan dan Sarana Pertanian di tingkat Provinsi, Kab/Kota dan Instansi terkait lainnya. 94

98 . 4.Pemberdayaan satker prasaranan dan sarana pertanian Sekretariat Ditjen PSP 95

99 I.2 Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perluasan dan pengelolaan lahan. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi, rehabilitasi dan konservasi lahan, dan perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi, rehabilitasi dan konservasi lahan, dan perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi, rehabilitasi dan konservasi lahan, dan perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi, rehabilitasi dan konservasi lahan, dan perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan. 1. Meningkatnya produktivitas lahan pertanian, luas areal pertanian baru dan prasarana Jalan pertanian serta pengendalian lahan untuk mendukung peningaktan produksi pertanian. 1. Cetak sawah Petugas dinas lingkup pertanian Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan 2. Perluasan areal hortikultura 3. Perluasan areal perkebunan 4. Perluasan areal peternakan Petugas dinas lingkup pertanian Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan Petugas dinas lingkup pertanian, Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan Petugas dinas lingkup pertanian, Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan 5. Optimasi lahan Petugas dinas lingkup pertanian, Kab/Kota yang 96

100 6. Pengembangan metode System Rice of Intensification (SRI) mendapatkan alokasi kegiatan Petugas dinas lingkup pertanian, Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan 7. Pra/Pasca sertifikasi lahan pertanian Petugas dinas lingkup pertanian, Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan, kantor pertanahan Kab/Kota 8. Jalan pertanian Petugas dinas lingkup pertanian, Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan 9. Jumlah audit lahan Data citra satelit dan identifikasi lapangan 10.Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) Petugas dinas lingkup pertanian Kab/Kota dan petugas dinas lingkup pertanian Provinsi 97

101 I.2. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan air irigasi. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengelolaan Air Irigasi. 1. Meningkatnya ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian 1. Pengembangan sumber air Dinas lingkup Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan 2. Optimasi pemanfaatan air irigasi 3. Pengembangan konservasi air 4. Pengelolaan air irigasi untuk pertanian Dinas lingkup Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan Dinas lingkup Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan Dinas lingkup Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan 98

102 I.3. Direktorat Pembiayaan Pertanian Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembiayaan pertanian. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembiayaan program, pembiayaan syariah dan kerjasama, pembiayaan agribisnis, serta kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan program, pembiayaan syariah dan kerjasama, pembiayaan agribisnis, serta kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembiayaan program, pembiayaan syariah dan kerjasama, pembiayaan agribisnis, serta kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembiayaan program, pembiayaan syariah dan kerjasama, pembiayaan agribisnis, serta kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pembiayaan Pertanian. 1. Pengembangan Sentra Usaha Ekonomi Produktif petani melalui Gapoktan PUAP & Penumbuhan Gapoktan PUAP menjadi LKM-A, Tersedianya plafon kredit program (KKP-E, KUPS, KPEN-RP dan KUR) oleh perbankan. Meningkatnya kemampuan tenaga pendamping dalam memfasilitasi petani kepada perbankan, tersalurnya pembiayaan syariah melalui Bank Syariah & LKM-A, terbentuknya LKM-A pada Gapoktan PUAP berprestasi, sebagai unit pembiayaan petani perdesaan, tersusunnya kebijakan pembiayaan petani, serta terbentuknya pola asuransi pertanian untuk melindungi usaha 1. Terbentuknya dan terfasilitasinya Gapoktan PUAP dengan dana stimulus dana penguatan modal usaha 2. Realisasi penyediaan kredit program oleh perbankan 3. Meningkatnya jumlah petani yang mendapatkan pembiayaan 4. Tumbuhnya pembiayaan syariah bagi hasil 5. Meningkatnya kemampuan pengurus Gapoktan dalam mengelola dana melalui pembiayaan, menerapkan SOP standar LKM-A Data dari daerah Data dari perbankan Data dari instansi terkait Data dari daerah Data dari instansi terkait 99

103 pertanian. 6. Terealisasinya kebijakan pembiayaan pertanian 7. Terlindunginya usaha pertanian dari dampak kerugian Data dari daerah Data dari instansi terkait 100

104 I.4. Direktorat Pupuk dan Pestisida Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pupuk dan pestisida pertanian. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pupuk dan Pestisida. 1. Tersalurnya pupuk bersubsidi. 1. Kebijakan subsidi pupuk 2. Bantuan langsung pupuk 3. Roadmap kebutuhan dan penyediaan pupuk Petugas dinas lingkup pertanian Provinsi dan Kab/Kota seluruh Indonesia dan pelaksana BUMN serta insansi terkait Petugas dinas lingkup prtanian Provinsi, Kab/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan dan BUMN pelaksana kegiatan BLP Petugas perencana kebutuhan pupuk, Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Hortikultura dan Ditjen Perkebunan 101

105 I.5. Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang alat dan mesin pertanian. a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan, pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan, pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan, pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan, pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Alat dan Mesin Pertanian. 1. Meningkatnya pemanfaatan alat dan mesin pertanian. 1. Jumlah alat dan mesin pertanian yang efesien dan brekelanjutan di lokasi 2. Roadmap kebutuhan dan penyesiaan alsintan 3. Pengawasan alsintan yang beredar Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Perkebunan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ditjen Hortikultura, Badan Litbang, BPMA dan Dinas Pertnaian Provinsi, Kab/Kota Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Perkebunan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ditjen Hortikultura, Badan Litbang, BPMA dan Dinas Pertnaian Provinsi, Kab/Kota Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Perkebunan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan 102

106 4. Usaha pelayanan jasa alat dan mesin (UPJA) mandiri Hewan, Ditjen Hortikultura, Badan Litbang, BPMA dan Dinas Pertnaian Provinsi, Kab/Kota Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Perkebunan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ditjen Hortikultura, Badan Litbang, BPMA dan Dinas Pertnaian Provinsi, Kab/Kota 103

107 J. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian. a. Penyusunan kebijakan teknis, rencanan dan program penelitian dan pengembangan pertanian ; b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian ; c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian ; dan d. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 1. Meningkatnya Inovasi dan Diseminasi Teknologi Pertanian 1. Varietas Unggul Baru tanaman dan galur unggul ternak Satker lingkup Badan Litbang Pertanian 2. Inovasi teknologi Pertanian Satker lingkup Badan Litbang Pertanian 3. Rekomendasi kebijakan pertanian 4. Teknologi pertanian yang terdiseminasi Satker lingkup Badan Litbang Pertanian Satker lingkup Badan Litbang Pertanian 104

108 J.1. SEKRETARIAT BADAN Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. a. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program di bidang penelitian dan pengembangan pertanian; b. Pengelolaan urusan kepegawaian; c. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; d. Penyusunan kerjasama, rancangan peraturan perundang-undangan dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 1. Meningkatnya manajemen perencanaan program dan anggaran, kerjasama, pengelolaan sumberdaya dan hasil litbang pertanian. 1. Jumlah dokumen perencanaan program, anggaran, sistem informasi, dan laporan pelaksanaan program/kegiatan litbang seluruh satker Badan Litbang Pertanian. 2. Jumlah kerjasama kemitraan, sinergi penelitian pertanian, dan pemanfaatan hasil dengan Perguruan Tinggi. 3. Jumlah invensi yang didaftarkan perlindungan HKI, promosi teknologi, dan naskah perjanjian kerjasama lisensi. Seluruh Satker Badan Litbang Pertanian Satker lingkup Badan Litbang Satker Badan Litbang Pertanian yang menghasilkan invensi, melaksanakan promosi teknologi & kerjasama lisensi 105

109 4. Jumlah SDM yang mengikuti S3, S2, S1, Training dan Scientific Exchange 5. Jumlah pengadaan peralatan kendaraan/pembangunan sarana dan prasarana. 6. Jumlah judul kerjasama penelitian dengan Instansi Pemerintah, Swasta dan LSM. Data base kepegawaian dan laporan kegiatan (skripsi, tesis, disertasi, laporan training dan laporan SE) Satker lingkup Badan Litbang Pertanian Satker lingkup Badan Litbang Pertanian, laporan kerjasama, laporan monev kerjasama, seminar kerjasama 106

110 J.2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbang Tanaman Pangan) 1. Tugas: Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan program, serta pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman pangan. 2. Fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan penelitian dan pengembangan tanaman pangan; b. Perumusan program penelitian dan pengembangan tanaman pangan; c. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan; d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman pangan; e. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman pangan; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat. 1. Tersedianya varietas unggul baru, benih sumber dan inovasi teknologi tanaman pangan mendukung pencapaian swasembada padi dan jagung berkelanjutan, swasembada kedelai, serta peningkatan produktivitas tanaman pangan lainnya. 1. Varietas unggul baru (VUB) tanaman pangan. 2. Produksi benih sumber padi, serealia, kacangkacangan dan umbiumbian dengan SMM ISO Inovasi teknologi budidaya, panen dan pasca panen primer tanaman pangan. Satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan Satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan Satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan 107

111 J.2.1. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan program, serta pelaksanaan penelitian tanaman padi. a. Penyusunan program dan evaluasi pelaksanaan penelitian tanaman padi; b. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan, serta eksplorasi, konservasi, karakterisasi, dan pemanfaatan plasma nutfah padi; c. Pelaksanaan penelitian agronomi, fisiologi, ekologi, dan organisme pengganggu tanaman padi; d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis bidang tanaman padi; e. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman padi; dan f. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. 1. Tersedianya varietas unggul baru, benih sumber dan inovasi teknologi padi mendukung pencapaian swasembada padi berkelanjutan dan pencapaian surplus beras 10 juta ton tahun Varietas unggul baru (VUB) padi. 2. Produksi benih sumber padi, dengan SMM ISO Inovasi teknologi budidaya, panen dan pasca panen primer padi. BB Padi BB Padi BB Padi 108

112 J.2.2. Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Melaksanakan penelitian tanaman serealia. a. Penyusunan program dan evaluasi pelaksanaan penelitian tanaman serealia; b. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, pemanfaatan plasmanutfah jagung dan serealia lainnya; c. Pelaksanaan kegiatan agronomi, fisiologi dan organism penganggu tanaman jagung dan serealia lainnya; d. Pelaksanaan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman serealia; dan e. Pengelolaan tatausaha dan rumah tangga balai. 1. Tersedianya varietas unggul baru, benih sumber dan inovasi teknologi tanaman serealia mendukung pencapaian swasembada jagung berkelanjutan, serta peningkatan produktivitas tanaman serealia lainnya 1.Varietas unggul baru (VUB) jagung dan serealia lainnya. 2.Produksi benih sumber jagung dengan SMM ISO dan benih sumber serealia lainnya. 3.Inovasi teknologi budidaya, panen dan pasca panen primer jagung dan serealia lainnya. Balitsereal Balitsereal Balitsereal 109

113 J.2.3. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) Melaksanakan penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian. a. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman kacang-kacangan dan umbiumbian; b. Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi, fitopatologi tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian; c. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian; d. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman kacangkacangan dan umbi-umbian; e. Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 1. Tersedianya varietas unggul baru, benih sumber dan inovasi teknologi tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian mendukung pencapaian swasembada kedelai serta peningkatan produktivitas tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian lainnya 1. Varietas unggul baru (VUB) kedelai dan kacang-kacangan dan umbi-umbian lainnya 2. Produksi benih sumber kedelai dengan SMM ISO dan benih sumber kacangkacangan dan umbiumbian lainnya 3. Inovasi teknologi budidaya, panen dan pasca panen primer kedelai kacangkacangan dan umbiumbian lainnya Balitkabi Balitkabi Balitkabi 110

114 J.2.4. Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolit Tungro) Melaksanakan penelitian sistem pengendalian penyakit tungro. a. Pelaksanaan penelitian epidemiologi penyakit tungro; b. Pelaksanaan penelitian ketahanan tanaman terhadap penyakit tungro; c. Pelaksanaan penelitian pengendalian penyakit tungro; d. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian penyakit tungro; e. Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan; dan pendayagunaan hasil penelitian penyakit tungro; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 1. Tersedianya varietas unggul baru tahan tungro benih sumber varietas tahan tungro dan inovasi teknologi pengendalian penyakit tungro mendukung pencapaian swasembada padi berkelanjutan dan pencapaian surplus beras 10 juta ton tahun Varietas unggul baru (VUB) tahan tungro 2. Produksi benih sumber padi tahan tungro dengan SMM mengacu pada ISO Inovasi teknologi pengendalian penyakit tungro Lolit Tungro Lolit Tungro Lolit Tungro 111

115 J.3. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hortikultura Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, penelitian dan pengembangan hortikultura, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, serta pemantauan dan evaluasi penelitian dan pengembangan hortikultura; b. Pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan hortikultura; c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan hortikultura; dan d. Pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. 1 Meningkatnya Inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan 1. Varietas Unggul Baru (VUB) tanaman hortikultura yang diminati konsumen 2. Inovasi teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan 3. Jumlah benih sumber : - Benih sumber (G0) kentang; - Benih sumber bawang merah dan sayuran potensial; - Benih sumber anggrek dan tanaman hias lain; - Benih sumber krisan; - Benih sumber buah tropika, jeruk dan buah subtropika; - Benih batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE. Balai Penelitian lingkup Puslitbang Hortikultura Balai Penelitian lingkup Puslitbang Hortikultura - Hasil Produksi Benih (UPBS) Balitsa - Hasil Produksi Benih (UPBS) Balitsa - Hasil Produksi Benih (UPBS) Balithi - Hasil Produksi Benih (UPBS) Balithi - Hasil Produksi Benih (UPBS) Balitbu Tropika dan Balitjestro - Hasil Produksi Benih (UPBS) Balitjestro 112

116 J.3.1. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Balitsa mempunyai tugas pokok melaksanakan penelitian tanaman sayuran. a. Penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran; b. Penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopalogi tanaman sayuran; c. Penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman sayuran; d. Pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman sayuran; e. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman sayuran; dan f. Penyelenggaraan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Meningkatnya Inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis tanaman sayuran untuk terwujudnya industri tanaman sayuran yang berdaya saing dan berkelanjutan 1. Varietas Unggul Baru (VUB) sayuran yang diminati konsumen 2. Inovasi teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan 3. Jumlah benih sumber : - Benih sumber (G0) kentang; - Benih sumber bawang merah; dan - Benih sumber sayuran potensial. Balitsa Balitsa Balitsa 113

117 J.3.2. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Balitbu Tropika mempunyai tugas pokok melaksanakan penelitian tanaman buah tropika. a. Penelitian genetika, pemuliaan dan perbenihan tanaman buah tropika; b. Penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan plasmanutfah tanaman buah tropika; c. Penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman buah tropika; d. Penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman buah tropika; e. Pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman buah tropika; f. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman buah tropika; dan g. Penyelenggaraan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Meningkatnya Inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis tanaman buah tropika untuk terwujudnya industri tanaman buah tropika yang berdaya saing dan berkelanjutan 1. Varietas Unggul Baru (VUB) buah tropika yang diminati konsumen. 2. Inovasi teknologi budidaya produksi tanaman buah tropika ramah lingkungan. 3. Benih sumber buah tropika. Balitbu Tropika Balitbu Tropika Balitbu Tropika 114

118 J.3.3. Balai Penelitian Tanaman Hias Balai Penelitian Tanaman Hias memiliki tugas pokok sebagai unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan tanaman hias di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. a. Pelaksanaan Penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman hias; b. Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman hias; c. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman hias; d. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman hias; e. Penyiapan kerja sama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman hias; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 1 Meningkatnya Inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis tanaman hias untuk terwujudnya industri tanaman hias yang berdaya saing dan berkelanjutan 1. Varietas Unggul Baru (VUB) tanaman hias yang diminati konsumen 2. Inovasi teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan 3. Jumlah benih sumber : - Benih sumber anggrek dan tanaman hias lain; - Benih sumber krisan. Balithi Balithi Balithi 115

119 J.3.4. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatan penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika seperti apel, anggur, lengkeng, dan buah subtropika lain. a. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan dan perbenihan tanaman jeruk dan buah subtropika; b. Pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman jeruk dan buah subtropika; c. Pelaksanaan penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman jeruk dan buah subtropika; d. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman jeruk dan buah subtropika; e. Pelaksanaan pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika; f. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika; dan g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Meningkatnya Inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis tanaman jeruk dan buah sub tropika untuk terwujudnya industri tanaman jeruk dan buah sub tropika yang berdaya saing dan berkelanjutan 1. Varietas Unggul Baru (VUB) jeruk dan buah subtropika yang diminati konsumen 2. Inovasi teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan 3. Jumlah benih sumber : - Benih sumber jeruk dan buah subtropik; - Benih batang bawah dan batang atas jeruk hasil perbanyakan SE Balitjestro Balitjestro Balitjestro 116

120 J.4. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, penelitian dan pengembangan perkebunan, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pemantauan dan evaluasi penelitian dan pengembangan perkebunan; b. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan perkebunan; c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan perkebunan; dan d. Pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 3. Sasaran Indikator Kinerja Utama : 1. Meningkatnya inovasi teknologi tanaman perkebunan untuk meningkatkan produktivitas, diversivikasi dan nilai tambah tanaman perkebunan. 1. Varietas/klon unggul tanaman perkebunan 2. Inovasi teknologi untuk peningkatan produtivitas tanaman perkebunan 3. Jumlah benih sumber : - Tanaman Perkebunan; - Jumlah bibit tebu melalui teknologi SE (Budset G2). Balai-Balai, UPT lingkup Puslitbang Perkebunan Balai-Balai, UPT lingkup Puslitbang Perkebunan Balai-Balai, UPT lingkup Puslitbang Perkebunan 117

121 J.4.1. Balai penelitian tanaman Rempah dan Obat Melaksanakan penelitian tanaman rempah, obat, aromatik dan jambu mete. a. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan, dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman rempah, obat, aromatik dan jambu mete; b. Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi, dan fitopatologi tanaman rempah, obat, aromatik dan jambu mete; c. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman rempah, obat, aromatik dan jambu mete; d. Pelaksanaan penelitian penanganan hasil tanaman rempah, obat, aromatik dan jambu mete; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman rempah, obat, aromatik dan jambu mete; f. Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman rempah, obat, aromatik dan jambu mete dan g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 3. Sasaran Indikator Kinerja Utama : 1. Meningkatnya inovasi teknologi tanaman rempah dan obat untuk meningkatkan produktivitas, diversivikasi dan nilai tambah tanaman rempah dan obat. 1. Varietas/klon unggul tanaman rempah dan obat 2. Inovasi teknologi untuk peningkatan produtivitas tanaman rempah dan obat 3. Benih sumber tanaman rempah dan obat Balai penelitian Tanaman rempah dan Obat Balai penelitian Tanaman rempah dan Obat Balai penelitian Tanaman rempah dan Obat 118

122 J.4.2. Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Melaksanakan penelitian tanaman pemanis dan serat, tembakau dan minyak industri. a. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan, dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman pemanis, serat, tembakau dan minyak industri; b. Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi, dan fitopatologi tanaman pemanis,serat, tembakau dan minyak industri; c. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman pemanis, serat, tembakau dan minyak industri; d. Pelaksanaan penelitian penanganan hasil tanaman pemanis, serat, tembakau dan minyak industri; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman pemanis, serat, tembakau dan minyak industri; f. Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman pemanis, serat, tembakau dan minyak industri; dan g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 3. Sasaran Indikator Kinerja Utama : 1. Meningkatnya inovasi teknologi tanaman pemanis dan serat untuk meningkatkan produktivitas, diversivikasi dan nilai tambah tanaman pemanis dan serat. 1. Varietas/klon unggul tanaman pemanis dan serat 2. Inovasi teknologi untuk peningkatan produtivitas tanaman pemanis dan serat 3. Jumlah benih sumber : - Benih sumber tanaman pemanis dan serat; - Jumlah bibit tebu melalui teknologi SE (Budset G2). Balai penelitian Tanaman pemanis dan Serat Balai penelitian Tanaman pemanis dan Serat Balai penelitian Tanaman pemanis dan Serat 119

123 J.4.3. Balai Penelitian Tanaman Palma Melaksanakan penelitian tanaman palma. a. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan, dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman palma; b. Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi, dan fitopatologi tanaman palma; c. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman palma; d. Pelaksanaan penelitian penanganan hasil tanaman palma; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman palma; f. Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman palma; dan g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 3. Sasaran Indikator Kinerja Utama : 1. Meningkatnya inovasi teknologi tanaman palma untuk meningkatkan produktivitas, diversivikasi dan nilai tambah tanaman palma. 1. Varietas/klon unggul tanaman palma 2. Inovasi teknologi untuk peningkatan produtivitas tanaman palma 3. Benih sumber tanaman palma Balai penelitian Tanaman Palma Balai penelitian Tanaman Palma Balai penelitian Tanaman Palma 120

124 J.4.4. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Melaksanakan penelitian tanaman industri dan penyegar. a. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan, dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman industri dan penyegar; b. Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi, dan fitopatologi tanaman industri dan penyegar; c. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman industri dan penyegar; d. Pelaksanaan penelitian penanganan hasil tanaman industri dan penyegar; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman industri dan penyegar; f. Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman industri dan penyegar; dan g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 3. Sasaran Indikator Kinerja Utama : 1. Meningkatnya inovasi teknologi tanaman industri dan penyegar untuk meningkatkan produktivitas, diversifikasi dan nilai tambah tanaman industri dan penyegar. 1. Varietas/klon unggul tanaman industri dan penyegar 2. Inovasi teknologi untuk peningkatan produtivitas tanaman industri dan penyegar 3. Benih sumber tanaman industri dan penyegar Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar 121

125 J.5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan program, serta pelaksanaan penelitian dan pengembangan peternakan. a. Penyiapan perumusan kebijakan penelitian dan pengembangan peternakan; b. Perumusan program penelitian dan pengembangan peternakan; c. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan peternakan; d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan peternakan; e. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan peternakan; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat. 1. Meningkatkan inovasi teknologi peternakan dan veteriner mendukung program percepatan swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK). 1. Galur Unggul/harapan ternak dan TPT spesifik lokasi 2. Inovasi teknologi peternakan dan teknologi veteriner 3. Bibit/benih sumber ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) 4. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner Balitnak, Lolitsapi Potong dan Lolitkambing Potong Bbalitvet, Balitnak, Lolitsapi Potong dan Lolitkambing Potong Balitnak, Lolitsapi Potong dan Lolitkambing Potong Puslitbangnak 122

126 J.5.1. Balai Besar Penelitian Veteriner Melaksanakan penelitian di bidang veteriner a. Penyusunan program dan evaluasi pelaksanaan penelitian veteriner; b. Pelakswanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan sumber daya plasma nutfah mikroba vetriner; c. Pelaksanaan penelitian virologi, Bakteriologi, Parasitologi, Mikologi, Toksikologi, Patologi, Epidemiologi, Bioteknologi, Farmakologi dan Teknik penyehatan Hewan; d. Pelaksanaan penelitian penyakit zoonosis dan penelitian keamanan pangan produk peternakan; e. Pelaksanaan penelitian dan perkembangan komponen teknologi veteriner; f. Pelaksanaan penelitian dan pelayanan diagnostik veteriner sebagai rujukan penyakit hewan; g. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian veteriner; dan h. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai besar. 1. Meningkatkan inovasi teknologi veteriner mendukung program percepatan swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK). Inovasi teknologi veteriner Bbalitvet 123

127 J.5.2. Balai Penelitian Ternak Melaksanakan penelitian ternak unggas, sapi perah dan dwiguna, kerbau, domba, kambing perah, tanaman pakan ternak serta aneka ternak. a. Pelaksanaan penelitian eksplorasi, identifikasi, karakterisasi, evaluasi serta pemanfaatan plasma nutfah ternak dan hijauan; b. Pelaksanaan penelitian pemuliaan, reproduksi dan nutrisi pada ternak Unggas, Sapi perah dan dwi guna, Kerbau, Domba, Kambing perah serta Aneka ternak; c. Pelaksanaan penelitian bioteknologi ternak dan agrostologi; Pelaksanaan penelitian komponen teknologi, sistem dan usaha agribisnis ternak; d. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian ternak; e. Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian ternak; f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Pelaksanaan penelitian eksplorasi, identifikasi, karakterisasi, evaluasi serta pemanfaatan plasma nutfah ternak dan hijauan; g. Pelaksanaan penelitian pemuliaan, reproduksi dan nutrisi pada ternak Unggas, Sapi perah dan dwi guna, Kerbau, Domba, Kambing perah serta Aneka ternak; h. Pelaksanaan penelitian bioteknologi ternak dan agrostologi; Pelaksanaan penelitian komponen teknologi, sistem dan usaha agribisnis ternak; i. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian ternak; Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian ternak; dan j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 1. Meningkatkan inovasi teknologi peternakan dan veteriner mendukung program percepatan swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK). 1. Galur Unggul/harapan ternak ternak unggas, sapi perah, kerbau, domba, kambing perah dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak. Balitnak 2. Inovasi teknologi peternakan Balitnak 3. Bibit/benih sumber ternak dan Balitnak tanaman pakan ternak (TPT) 124

128 J.5.3. Loka Penelitian Sapi Potong Melaksanakan penelitian komoditas Sapi Potong. a. Melaksanakan penelitian eksplorasi, evaluasi, pelestarian serta pemanfaatan plasma nutfah sapi potong; b. Melaksanakan penelitian pemuliaan, reproduksi dan nutrisi sapi potong; c. Melaksanakan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis sapi potong; d. Melaksanakan pelayanan teknik kegiatan penelitian sapi potong; e. Menyiapkan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian sapi potong, serta; f. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga. 1. Meningkatkan inovasi teknologi peternakan dan veteriner mendukung program percepatan swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK). 1. Galur Unggul/harapan ternak Sapi Potong dan TPT. 2. Inovasi teknologi peternakan 3. Bibit/benih sumber ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) Lolitsapi Potong Lolitsapi Potong Lolitsapi Potong 125

129 J.5.4. Loka Penelitian Kambing Potong Melaksanakan penelitian komoditas Kambing Potong. a. Melaksanakan penelitian eksplorasi, evaluasi, pelestarian serta pemanfaatan plasma nutfah kambing potong; b. Melaksanakan penelitian pemuliaan, reproduksi dan nutrisi kambing potong; c. Melaksanakan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis kambing potong; d. Melaksanakan pelayanan teknik kegiatan penelitian kambing potong; e. Menyiapkan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian kambing potong, serta; f. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga. 1. Meningkatkan inovasi teknologi peternakan dan veteriner mendukung program percepatan swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK). 1. Galur Unggul/harapan ternak Kambing Potong dan TPT. 2. Inovasi teknologi peternakan. 3. Bibit/benih sumber ternak dan tanaman pakan ternak (TPT). Lolitkambing Potong Lolitkambing Potong Lolitkambing Potong 126

130 J.6. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Melaksanakan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian. a. Perumusan program analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; b. Pelaksanaan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan di bidang pertanian; c. Pelaksanaan telaah ulang program dan kebijakan di bidang pertanian; d. Pemberian pelayanan teknik di bidang analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; e. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil analisis dan pengkajian serta konsultansi publik di bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; f. Evaluasi dan pelaporan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; dan g. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. 1. Tersedianya rekomendasi kebijakan pertanian bagi stakeholder dalam rangka pembanguna n pertanian Jumlah rekomendasi kebijakan tentang: a. penguatan daya saing dan perlindungan usaha pertanian; b. pengelolaan sumberdaya pertanian dan pembangunan infrastruktur pertanian; c. pengembangan kelembagaan dan peraturan mendorong iklim usaha yang kondusif; d. makro ekonomi yang mendorong pertumbuhan sektor pertanian; e. dinamika pembangunan ekonomi pertanian & perdesaan; f. isu-isu kebijakan aktual. Bappenas,Eselon I lingkup Kemtan, Eselon II lingkup Badan Litbang Pertanian, Laporan Hasil Penelitian PSE-KP. 127

131 J.7. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran teknologi Pertanian Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian. a. Perumusan program, anggaran dan evaluasi perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian; b. Pengelolaan sumberdaya dan pelayanan perpustakaan; c. Pembinaan sumberdaya perpustakaan di lingkungan kementerian pertanian; d. Pembinaan dan pengelolaan publikasi hasil penelitian pertanian; e. Penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dan hasil-hasil penelitian pertanian melalui tata kelola teknologi informasi dan promosi; f. Pengelolaan sarana instrumentasi teknologi informasi dan bahan pustaka; dan g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Perpustakaan dan Penyebaran teknologi Pertanian. 1. Meningkatnya pemanfaatan informasi oleh pengguna melalui pengembangan layanan perpustakaan serta pengembangan sistem informasi dan diseminasi inovasi pertanian mendukung ketahanan dan kemandirian pangan 1.Jumlah artikel yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah; Jumlah publikasi yang diterbitkan IAARD Press; dan Jumlah artikel untuk jurnal internasional 2. Persentase perpustakaan digital yang dibangun/dibina dan jumlah kajian perpustakaan, dokumentasi, dan informasi 3. Jumlah koleksi database jurnal ilmiah internasional yang dilanggan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 128

132 J.8. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang mekanisasi pertanian. a. Pelaksanaan penelitian keteknikan pertanian; b. Pelaksanaan rekayasa, rancang bangun dan modifikasi desain, model serta prototipe alat dan mesin pertanian; c. Pelaksanaan uji fungsional calon prototipe alat dan mesin pertanian; d. Pelaksanaan penelitian dan rekayasa sistem mekanisasi pertanian; e. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis dibidang mekanisasi pertanian; f. Penyusunan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian; g. Pengelolaan informasi dan dokumentasi hasil penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian; h. Pengelolaan sarana teknis penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian; i. Pengelolaan kerjasama dan pendayagunaan penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian; dan j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 1. Meningkatnya inovasi dan adopsi teknologi mekanisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas, efisiensi dan nilai tambah produk pertanian dan limbahnya. 1. Inovasi teknologi (prototipe, model) mekanisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas, efisiensi, mutu dan nilai tambah komoditas utama pertanian dan limbahnya (teknologi). 2. Bahan rekomendasi kebijakan nasional mekanisasi pertanian (rekomendasi). Eselon I lingkup Kemtan, Eselon II lingkup Badan Litbang Pertanian Mitra, PSE-KP 129

133 J.9. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Melaksanakan penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian. a. Perumusan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian; b. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian; c. Pelaksanaan pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis dibidang sumberdaya lahan pertanian; d. Pelaksanaan penelitian teknologi inderaja dan inventarisasi sumberdaya lahan pertanian; e. Pelaksanaan penelitian sosial ekonomi dan sintesis kebijakan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian; dan f. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. 3. Sasaran Indikator Kinerja Utama : 1. Tersedianya data, informasi dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. 1. Tersedianya peta tinjau dan tematik semi detail potensi sumberdaya lahan pertanian. 2. Jumlah teknologi pengelolaan SDL (lahan kering, lahan sawah, rawa, pasang surut, dan lingkungan pertanian), formula pupuk dan pembenah tanah 3. Jumlah teknologi pengelolaan sumberdaya iklim & air, serta teknologi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim terhadap sektor pertanian. 4. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumberdaya lahan dan perubahan iklim global. Eselon II lingkup Badan Litbang Pertanian Eselon II dan III lingkup Badan Litbang Pertanian Eselon II dan III lingkup Badan Litbang Pertanian Eselon II dan III lingkup Badan Litbang Pertanian 130

134 J.9.1. Balai Penelitian Tanah Melaksanakan penelitian tanah. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi konservasi dan kesuburan tanah; b. Pelaksanaan penelitian konservasi, rehabilitasi dan reklamasi tanah, kesuburan tanah, pupuk dan biologi tanah; c. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanah; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanah; e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai; dan f. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi konservasi dan kesuburan tanah. 3. Sasaran Indikator Kinerja Utama : 1. Tersedianya informasi dan teknologi pengelolaan lahan, pupuk, serta bahan organik yang inovatif unggul, rasional dan terukur. 1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan sawah dan lahan kering serta lahan suboptimal dan terdegradasi. 2. Jumlah formula pupuk nano, anorganik, pupuk hayati dan pembenah tanah. Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian 3. Jumlah/jenis test kit. Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian 4. Jumlah Perangkat Lunak yang dirakit/diciptakan. Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian 5. Jumlah Informasi Pengembangan Pupuk (organic, hayati, anorganik) Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian 131

135 J.9.2. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Melaksanakan penelitian agroklimat dan hidrologi. a. Pelaksanaan inventarisasi data dan informasi sumberdaya iklim dan air; b. Pelaksanaan penelitian sumberdaya iklim dan air; c. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi pengelolaan sumberdaya iklim dan air; d. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian agroklimat dan hidrologi; e. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian agroklimat dan hidrologi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 3. Sasaran Indikator Kinerja Utama : 1. Tersedianya data, informasi dan peta pengelolaan sumberdaya iklim dan air untuk pengembangan 1. Jumlah teknologi pengelolaan air sumberdaya iklim dan air, modifikasi iklim mikro, serta pengelolaan air lahan gambut. 2. Jumlah informasi serta sistem informasi iklim dan air menghadapi perubahan iklim Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian 3. Jumlah Peta Daerah Rawan Banir dan Kekeringan Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian 4. Jumlah Katam Dinamik Terpadu Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian 132

136 J.9.3. Balai Penelitian Lahan Rawa Melaksanakan penelitian lahan rawa untuk pertanian. a. Pelaksanaan penelitian eksplorasi, karakterisasi dan konservasi ekosistem lahan rawa untuk pertanian; b. Pelaksanaan penelitian teknologi pengelolaan sumberdaya lahan rawa; c. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis pertanian lahan rawa; d. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian pertanian lahan rawa; e. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian pertanian lahan rawa; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 3. Sasaran Indikator Kinerja Utama : 1. Tersedianya data, informasi dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan. 1. Jumlah Teknologi Pengelolaan (hara, tata air, remediasi, dan budidaya pertanian) lahan rawa 2. Jumlah formula pupuk hayati lahan rawa 3. Jumlah peta tematik lahan rawa dan Katam Rawa Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian. Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian. Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian. 133

137 J.9.4. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Melaksanakan penelitian pencemaran lingkungan dan penanggulangannya di lahan pertanian. a. Pelaksanaan penelitian pencemaran tanah, air dan tanaman, serta emisi gas rumah kaca dari pertanian; b. Pelaksanaan penelitian teknologi pengelolaan pengendalian lingkungan pertanian dan remediasi pencemaran; c. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi budidaya pertanian ramah lingkungan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian pencemaran lingkungan dan penanggulangannya di lahan pertanian; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian pencemaran lingkungan dan penanggulangannya di lahan pertanian; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 3. Sasaran Indikator Kinerja Utama : 1. Tersedianya data, peta, informasi, dan teknologi hasil penelitian lingkungan pertanian 1. Jumlah peta residu senyawa POPs dan logam berat. 2. Jumlah teknologi remediasi lahan tercemar residu senyawa POPs dan logam berat. 3. Jumlah teknologi pengelolaan lahan rendah emisi GRK 4. Informasi emisi dan faktor emisi GRK 5. Perangkat uji cepat untuk mengukur residu pestisida Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian. Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian. Eselon II lingkup Badan Litbang Pertanian. Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian. Eselon III lingkup Badan Litbang Pertanian. 134

138 J.10. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Melaksanakan penelitian dan pengembangan bioteknologi dan sumberdaya genetik pertanian. a. Penyusunan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan bioteknologi dan sumberdaya genetik pertanian; b. Pelaksanaan penelitian konservasi dan karakterisasi yang meliputi fisik, kimia, biokimia, metabolisme biologis dan biomolekuler sumberdaya genetik pertanian; c. Pelaksanaan penelitian bioteknologi sel, bioteknologi jaringan, rekayasa genetik dan bioprospeksi sumberdaya genetik pertanian; d. Pelaksanaan penelitian keamanan hayati dan keamanan pangan produk bioteknologi; e. Pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan bioteknogi dan sumberdaya genetik pertanian; f. Pelaksanaan pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis produk bioteknologi pertanian; g. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian bioteknologi dan sumberdaya genetik pertanian; dan h. Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BB Biogen. 1. Meningkatnya inovasi hasil bioteknologi dan pengelolaan sumberdaya genetik pertanian (SDGP) untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan daya saing produk pertanian 1. Jumlah varietas atau galur harapan komoditas pertanian 2. Jumlah inovasi teknologi berbasis bioteknologi BB Biogen BB Biogen 135

139 J.11. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen pertanian. a. Penyusunan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan pascapanen; b. Pelaksanaan penelitian identifikasi dan karakterisasi sifat fungsional dan mutu hasil pertanian; c. Pelaksanaan penelitian pengolahan hasil, perbaikan mutu, pemanfaatan limbah, dan pengembangan produk baru; d. Pelaksanaan penelitian teknologi proses fisik, kimia, dan biologi hasil pertanian; e. Pelaksanaan penelitian sistem mutu dan keamanan pangan hasil pertanian; f. Pelaksanaan pengembangan sistem informasi teknologi pascapanen pertanian; g. Pelaksanaan pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis bidang pascapanen pertanian; h. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian pascapanen pertanian; dan i. Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BB-Pascapanen. 1 Meningkatnya inovasi Teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor Teknologi penanganan segar dan pengolahan hasil pertanian Hasil penelitian dan pengembangan di BB-Pascapanen dan Instansi Terkait 136

140 J.12. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian. a. Perumusan program dan evaluasi pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian; b. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian; c. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan norma dan standar metodologi pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian; d. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan paket teknologi unggulan; e. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan model teknologi pertanian regional dan nasional; dan f. Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna UPT Lingkup BBP2TP (33 satker) dan lembaga terkait. UPT Lingkup BBP2TP (33 satker) dan lembaga terkait 137

141 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NAD Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP NAD. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP NAD dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. BPTP NAD dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. 138

142 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Sumatera Utara. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Sumatera Utara dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Sumatera Utara dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 139

143 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Riau. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Riau dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Riau dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 140

144 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Jambi. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Jambi dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. BPTP Jambi dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. 141

145 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Sumatera Barat. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Sumatera Barat dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Sumatera Barat dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 142

146 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Bengkulu. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Bengkulu dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Bengkulu dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 143

147 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Sumatera Selatan. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Sumatera Selatan dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. BPTP Sumatera Selatan dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. 144

148 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bangka Belitung Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Bangka Belitung. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Bangka Belitung dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Bangka Belitung dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 145

149 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Lampung. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Lampung dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Lampung dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 146

150 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Banten. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. No Sasaran Indikator Kinerja Utama 1 Penyediaan dan 1. Inovasi teknologi penyebarluasan inovasi spesifik lokasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna Sumber Data BPTP Banten dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Banten dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 147

151 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DKI Jakarta Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP DKI Jakarta. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP DKI Jakarta dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. BPTP DKI Jakarta dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. 148

152 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Jawa Barat. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Jawa Barat dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Jawa Barat dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 149

153 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Jawa Tengah. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Jawa Tengah dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Jawa Tengah dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 150

154 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DI. Yogyakarta Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP DI Yogyakarta. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP DIY dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. BPTP DIY dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. 151

155 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Jawa Timur. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Jawa Timur dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Jawa Timur dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 152

156 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Bali. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Bali dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Bali dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 153

157 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Nusa Tenggara Barat. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Nusa Tenggara Barat dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. BPTP Nusa Tenggara Barat dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. 154

158 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Nusa Tenggara Timur. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Nusa Tenggara Timur dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. BPTP Nusa Tenggara Timur dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. 155

159 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Kalimantan Barat. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Kalimantan Barat dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Kalimantan Barat dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 156

160 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Kalimantan Tengah. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Kalteng dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. BPTP Kalteng dan instansi pertanian di propinsi & stakeholder lainnya di daerah. 157

161 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Kalimantan Selatan. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Kalimantan Selatan dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Kalimantan Selatan dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 158

162 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Kalimantan Timur. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Kalimantan Timur dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Kalimantan Timur dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 159

163 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Gorontalo. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Gorontalo dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Gorontalo dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 160

164 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Sulawesi Utara. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Sulawesi Utara dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. BPTP Sulawesi Utara dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. 161

165 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Sulawesi Tengah. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Sulawesi Tengah dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Sulawesi Tengah dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 162

166 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Sulawesi Tenggara. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Sulawesi Tenggara dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Sulawesi Tenggara dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 163

167 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Sulawesi Selatan. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Sulawesi Selatan dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Sulawesi Selatan dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 164

168 J Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja LPTP Sulawesi Barat. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi LPTP Sulawesi Barat dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna LPTP Sulawesi Barat dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. 165

169 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Maluku. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Maluku dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. BPTP Maluku dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah. 166

170 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Maluku Utara. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Maluku Utara dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Maluku Utara dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 167

171 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Papua. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Papua dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Papua dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 168

172 J Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja BPTP Papua Barat. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna BPTP Papua Barat dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah BPTP Papua Barat dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 169

173 J Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau Melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di wilayah kerja LPTP Kepulauan Riau. a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi; b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi; c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 1 Penyediaan dan penyebarluasan inovasi spesifik lokasi mendukung program strategis pembangunan pertanian nasional dan daerah 1. Inovasi teknologi spesifik lokasi 2. Teknologi yang terdiseminasikan ke pengguna LPTP Kepulauan Riau dan instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah LPTP Kepulauan Riau dan Instansi pertanian di propinsi dan stakeholder lainnya di daerah 170

174 K. BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN Melaksanakan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan. a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penyuluhan, pelatihan dan pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi sumber daya manusia pertanian sesuai dengan peraturan perundangundangan; b. Pelaksanaan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi sumber daya manusia pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan; c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi sumber daya manusia pertanian sesuai dengan peraturan perundangundangan; d. Pelaksanaan administrasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. 1 Meningkatnya kompetensi aparatur dan non aparatur pelatihan 1. Kompetensi aparatur di sektor pertanian 2. Kompetensi non aparatur di sektor pertanian Pusat Pelatihan Pertanian, UPT pelatihan Pusat dan UPT daerah (ex UPT Pusat) Pusat Pelatihan Pertanian, UPT pelatihan Pusat dan UPT daerah (ex UPT Pusat) 2. Meningkatnya kinerja ketenagaan penyuluh pertanian 3. Meningkatnya kompetensi aparatur fungsional pertanian melalui pendidikan 4. Meningkatnya ketersediaan tenaga teknis menengah pertanian dan calon wirausahawan muda 3. Kinerja ketenagaan penyuluhan pertanian 4. Kompetensi aparatur fungsional pertanian 5. Tenaga teknis menengah dan calon wirausaha muda pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian dan Pemda Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi SDM Pertanian dan STPP Pusat Pendidikan, Standardiasi dan Sertifikasi Profesi SDM Pertanian, SPP UPT Pusat dan SMK-SPP Pemda/Swasta 171

175 5. Meningkatnya kemandirian kelembagaan petani 6. Mengembangkan kelembagaan pemerintah di bidang SDM pertanian 6. Kemandirian kelembagaan petani 7. Kualitas kelembagaan pemerintah di bidang SDM Pertanian Pusat Pelatihan Pertanian, Pusat Penyuluhan Pertanian, UPT Pelatihan Pusat, UPT daerah (ex UPT Pusat) dan Pemda Pusat Pelatihan Pertanian, Pusat Penyuluhan Pertanian, Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian, UPT Pelatihan dan Pendidikan Pusat, UPT Daerah (ex UPT Pusat) dan Pemda 172

176 K.1. Sekretariat Badan Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. a. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian; b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan urusan kepegawaian; d. Evaluasi dan pelaporan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; e. Pelaksanaan urusan tata usaha Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. 1. Tersusunnya Dokumen Norma, Standar, Pedoman dan Kebijakan (NSPK) 2. Terfasilitasinya pelayanan perkantoran 1. Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, organisasi dan kepegawaian, serta evaluasi dan pelaporan Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani 2. Pelayanan perkantoran BPPSDMP BPPSDMP 173

177 K.2. Pusat Penyuluhan Pertanian Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, penyuluhan, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, pemantauan, evaluasi dan pelaporan, serta informasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian; b. Pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian; c. Pelaksanaan pengembangan kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan pertanian; d. Pelaksanaan pemberdayaan dan pengembangan kelembagaan petani dan usaha tani. 1. Tertatanya kelembagaan Penyuluhan Pertanian 2. Terfasilitasinya kelembagaan petani 3. Tersusunnya dokumen, materi penyuluhan pertanian 1. Jumlah kelembagaan penyuluhan pertanian pemerintah (Bakorluh, Bapelluh, BPP) yang difasilitasi. 2. Jumlah kelembagaan petani yang difasilitasi dan dikembangkan 3. Jumlah programa, materi dan informasi pertanian yang dihasilkan dan disebarluaskan Pusat Penyuluhan Pertanian, Pemerintah Daerah Propinsi, Kab/Kota Pusat Penyuluhan Pertanian, Pemerintah Daerah Propinsi, Kab/Kota dan Kecamatan, serta Unit Eselon I lingkup Kementrian Pertanian yang berhubungan langsung dengan kelembagaan petani Pusat Penyuluhan Pertanian, Pemerintah Daerah Propinsi, Kab/Kota dan Kecamatan, serta masukan dari Eselon I di Kementan 174

178 4. Terfasilitasinya ketenagaan penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kinerja penyuluh 5. Tersusunnya Dokumen Norma, Pedoman dan Kebijakan (NSPK) 6. Tersusunnya Dokumen Norma, Pedoman dan Kebijakan (NSPK) FEATI 4. Jumlah ketenagaan penyuluhan pertanian yang difasilitasi 5. Jumlah dokumen kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian 6. Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, serta monev FEATI Pusat Penyuluhan Pertanian dan Pemda Pusat penyuluhan Pertanian dan Pemda Informasi didapat dari pusat dan daerah (Propinsi dan Kabupaten penerima dana FEATI) melalui laporan dari pemerintah daerah 175

179 K.3. Pusat Pelatihan Pertanian Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, pelatihan, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, kerja sama, dan pemantauan, serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pelatihan pertanian; b. pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan pertanian; dan c. pelaksanaan pengembangan kelembagaan dan ketenagaan pelatihan pertanian. 1. Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensi 2 Terlatihnya aparatur dan non apartur untuk meningkatkan kompetensi 1. Jumlah ketenagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan 2. Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya Pusat Pelatihan Pertanian, UPT Pelatihan Pusat dan Daerah (Eks UPT Pusat) Pusat Pelatihan Pertanian, UPT Pelatihan Pusat dan Daerah (Eks UPT Pusat) 3. Tersusunnya Dokumen Norma Standar Pedoman dan Kebijakan (NSPK) 3. Jumlah non aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya 4. Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, organisasi dan kepegawaian serta evaluasi dan pelaporan kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian Pusat Pelatihan Pertanian, UPT Pelatihan Pusat dan Daerah (Eks UPT Pusat) Pusat Pelatihan Pertanian, UPT Pelatihan Pusat dan Daerah (Eks UPT Pusat) 176

180 4. Terlaksananya kegiatan pemberdayaan masyarakat desa tertinggal (Program READ) 5. Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, serta monitoring dan evaluasi Program READ 6. Jumlah desa yang meningkat kapasitasnya melalui Program READ Propinsi dan Kabupaten penerima dana READ melalui laporan dari pemerintah daerah Propinsi dan Kabupaten penerima dana READ melalui inventarisasi data dengan instrumen kuesioner dan laporan dari pemerintah daerah 177

181 K.4. Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, kerjasama, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian; b. Pelaksanaan pengembangan di bidang pendidikan pertanian; dan c. Pelaksanaan penyusunan dan pengembangan di bidang standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian.. 1. Terstandardisasinya jenis profesi SDM pertanian 2. Tersertifikasinya penyuluh pertanian 3. Tertatanya kelembagaan pendidikan kedinasan pertanian 4. Terfasilitasinya ketenagaan pendidikan pertanian untuk meningkatkan kompetensi 1. Jumlah jenis profesi SDM pertanian yang distandardisasi 2. Jumlah penyuluh pertanian yang mendapat sertifikasi profesi 3. Jumlah kelembagaan pendidikan yang ditingkatkan dan dikembangkan kualitasnya 4. Jumlah ketenagaan pendidikan kedinasan yang ditingkatkan kualitasnya Unit Eselon I Lingkup Kementan Unit Eselon I lingkup Kementan STPP dan Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian STPP dan Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian 5. Terfasilitasinya aparatur pertanian yang mengikuti pendidikan formal S2 dan S3 6. Tersusunnya Dokumen, Norma, Standar, Pedoman, dan 5. Jumlah aparatur yang mengikuti jenjang pendidikan formal S2 dan S3 6. Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, organissi Perguruan tinggi mitra yang bekerjasama dengan Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi SDM pertanian Pusat pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi 178

182 Kebijakan (NSPK) 7. Terfasilitasinya Generasi Muda Pertanian melalui Pendidikan di SMK- SPP. 8. Terfasilitasinya ketenagaan pendidikan menengah pertanian (SMK-SPP) dan kepegawaian serta evaluasi dan pelaporan kegiatan Revitalisasi Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian 7. Jumlah generasi muda pertanian yang difasilitasi melalui pendidikan di SMK- SPP 8. Jumlah ketenagaan pendidikan menengah pertanian yang ditingkatkan kualitasnya Pertanian dan STPP SMK-SPP dan Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian SMK-SPP dan Pusat pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian 9. Tersusunnya Dokumen, Norma, Standar, Pedoman, dan Kebijakan (NSPK) 9. Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, organissi dan kepegawaian serta evaluasi dan pelaporan kegiatan Pendidikan Menengah Pertanian Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian, dan SPP 179

183 K.5. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Melaksanakan dan mengembangkan program pendidikan profesional di bidang ilmu ilmu pertanian khususnya penyuluhan pertanian, peternakan dan perkebunan. a. Pelaksanaan dan pengembangan program pendidikan professional penyuluhan pertanian, peternakan, perkebunan b. Pelaksanaan penelitian terapan penyuluhan pertanian, peternakan dan perkebunan c. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat d. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dan hubungannya dengan lingkungan e. Pelaksanaan administrasi umum, akademik, dan kemahasiswaan 1. Tertatanya kelembagaan pendidikan kedinasan pertanian 2. Terfasilitasinya ketenagaan pendidikan pertanian untuk meningkatkan kompetensi 3. Terfasilitasinya tenaga fungsional yang mengikuti pendidikan Diploma 1. Jumlah kelembagaan pendidikan yang ditingkatkan dan dikembangkan kualitasnya 2. Jumlah ketenagaan pendidikan kedinasan yang ditingkatkan kualitasnya 3. Jumlah tenaga fungsional yang mengikuti jenjang pendidikan kedinasan yang sesuai standar kompetensinya STPP STPP STPP 4. Tersusunnya Dokumen, Norma, Standar, Pedoman, dan Kebijakan (NSPK) 5. Terfasilitasinya pelayanan perkantoran 4. Jumlah dokumen STPP perencanaan, keuangan, organisasi dan kepegawaian serta evaluasi dan pelaporan kegiatan Revitalisasi Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian 5. Pelayanan perkantoran STPP 180

184 K.6. Sekolah Pertanian Pembangunan Melaksanakan kegiatan pendidikan formal kejuruan 3 (tiga) tahun bagi tamatan Sekolah Menengah Pertama tertentu, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menghasilkan tenaga teknisi menengah pertanian yang mahir dan memiliki jiwa wiraswasta, tanggungjawab sosial dan disiplin nasional dan berperan serta dalam melaksanakan pembangunan pertanian di wilayah bimbingannya. a. Memberikan pelajaran pendidikan dan latihan kepada siswa di bidang keterampilan pertanian sesuai dengan kurikulum program studi yang ditetapkan b. Melakukan kegiatan ko-kurikuler c. Melakukan bimbingan dan konseling bagi siswa d. Melakukan kegiatan latihan/kursus keterampilan terjual untuk masyarakat pertanian yang memerlukan e. Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dalam pembangunan pertanian f. Melakukan pengelolaan sarana pendidikan dan latihan g. Melakukan kegiatan bimbingan teknis edukatif terhadap SPP Daerah dan SPP Swasta di wilayah bimbingannya. 1. Terfasilitasinya Generasi Muda Pertanian melalui Pendidikan di SMK- SPP 2. Terfasilitasinya pendidikan menengah pertanian (SMK-SPP) 1. Jumlah generasi muda pertanian yang difasilitasi melalui pendidikan di SPP 2. Jumlah kelembagaan pendidikan menengah pertanian yang ditingkatkan kualitasnya SP (UPT) SPP (UPT) 3. Terfasilitasinya ketenagaan pendidikan menengah pertanian (SMK-SPP) 4. Tersusunnya Dokumen, Norma, Standar, Pedoman, dan Kebijakan (NSPK) 5. Terfasilitasinya pelayanan perkantoran 3. Jumlah ketenagaan SPP (UPT) pendidikan menengah pertanian yang ditingkatkan kualitasnya 4. Jumlah dokumen SPP (UPT) perencanaan, keuangan, organissi dan kepegawaian serta evaluasi dan pelaporan kegiatan Pendidikan Menengah Pertanian 5. Pelayanan perkantoran SPP (UPT) 181

185 K.7. Balai Pelatihan Pertanian (PPMKP/BBPKH/BBPP/BPP) Melaksanakan dan mengembangkan teknik pelatihan manajemen, kepemimpinan, multimedia teknis, fungsional dan kewirausahaan bagi aparatur dan non aparatur. a. Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan kerjasama; b. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan; c. Pelaksanaan pelatihan manajemen, kepemimpinan, multimedia teknis pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; d. Pelaksanaan pelatihan fungsional pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; e. Pelaksanaan pelatihan kewirausahaan pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; f. Pelaksanaan pengembangan teknik pelatihan pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; g. Penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) pelatihan manajemen, kepemimpinan teknis, fungsional dan kewirausahaan pertanian; h. Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan manajemen, kepemimpinan teknis, fungsional dan kewirausahaan pertanian; i. Pelaksanaan pemberian konsultasi agribisnis; j. Pemberian pelayananan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan manajemen, kepemimpinan teknis, fungsional dan kewirausahaan pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; k. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga 1. Tertatanya kelembagaan pelatihan pertanian 2. Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensi 1. Jumlah kelembagaan Pelatihan UPT Pusat dan Daerah yang difasilitasi dan dikembangkan 2. Jumlah kelembagaan Pelatihan milik petani (P4S) yang terbina dan terklasifikasi kelembagaannya 3. Jumlah ketenagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan PPMKP/BBPKH/ BBPP/BPP PPMKP/BBPKH/ BBPP/BPP PPMKP/BBPKH/ BBPP/BPP 182

186 3 Terlatihnya aparatur dan non apartur untuk meningkatkan kompetensi kerja 4. Tersusunnya dokumen Norma Standar Pedoman dan Kebijakan (NSPK) 4. Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya 5. Jumlah non aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya 6. Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, organisasi dan kepegawaian serta evaluasi dan pelaporan kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian PPMKP/BBPKH/ BBPP/BPP PPMKP/BBPKH/ BBPP/BPP PPMKP/BBPKH/ BBPP/BPP 5. Terfasilitasinya pelayanan perkantoran 7. Pelayanan perkantoran PPMKP/BBPKH/ BBPP/BPP 183

187 L. BADAN KETAHANAN PANGAN Melaksanakan pengkajian, pengembangan dan koordinasi di bidang pemantapan ketahanan pangan. a. pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan; b. pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan distribusi pangan dan cadangan pangan; c. pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan pola konsumsi dan penganekaragaman pangan; d. pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pengawasan keamanan pangan segar; dan e. pelaksanaan administrasi Badan Ketahanan Pangan. 1. Meningkatnya ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan. 1. Penurunan penduduk rawan pangan 2. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 3. Penurunan konsumsi beras 4. Pengembangan lembaga distribusi stabilisasi pangan pokok SUSENAS- BPS SUSENAS-BPS yang diolah Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi SUSENAS-BPS yang diolah Pusat Penganekaragaman konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi Pusat distribusi dan cadangan pangan, Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi 184

188 L.1. Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Melaksanakan pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan pola konsumsi, penganekaragaman pangan serta pengawasan keamanan pangan segar. a. pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan, dan evaluasi konsumsi pangan; b. pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan, dan evaluasi penganekaragaman pangan; dan c. pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan, dan pengawasan keamanan pangan segar. 1. Meningkatnya pemantapan penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan. 1. Jumlah desa yang diberdayakan dalam P2KP (Percepatan Penganekaragama n Konsumsi Pangan) 2. Laporan hasil promosi dalam kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman 3. Laporan hasil koordinasi keamanan pangan segar 4. Laporan hasil pemantauan, monitoring, evaluasi dan perumusan serta pengawasan keamanan pangan segar Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi Pusat penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan dan SKPD Pusat penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan dan SKPD Pusat penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi 185

189 5. Laporan hasil analisisi pola konsumsi pangan penduduk 6. Laporan hasil pemantauan, monitoring, evaluasi dan perumusan kebijakan P2KP 7. Jumlah hasil kerjasama dengan perguruan tinggi 8. Jumlah hasil pengembangan olahan pangan lokal Pusat penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi Pusat penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi Badan/Satuan Kerja Ketahanan pangan Propinsi Badan/Satuan Kerja Ketahanan pangan Propinsi 186

190 L.2. Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Melaksanakan pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan distribusi pangan dan cadangan pangan. a. pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi distribusi pangan; b. pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi harga pangan; dan c. pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi cadangan pangan. 3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU): 1. Meningkatnya pemantapan distribusi dan harga pangan. 1. Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) 2. Jumlah kelembagaan cadangan pangan 3. Laporan hasil panel harga pangan pokok 4. Laporan hasil pemantauan/pengump ulan data distribusi, harga dan cadangan pangan 5. Laporan pengembangan model pemantuan distribusi, harga candangan pangan Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi SKPD Propinsi dan Kab/Kota Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi Pusat distribusi dan cadangan pangan dan SKPD 187

191 L.3. Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Melaksanakan pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan. a. pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi ketersediaan pangan; b. pengkajian, penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantapan, pemantauan dan evaluasi akses pangan; dan c. pengkajian, penyusunan kebijakan, pencegahan, penanggulangan, pemantauan dan evaluasi kerawanan pangan. 1. Meningkatnya pemantapan ketersediaan pangan dan penanganan rawan pangan 1. Jumlah desa mandiri pangan. 2. Jumlah lokasi rawan pangan. 3. Laporan hasil analisis ketersediaan, rawan pangan dan akses pangan dalam antisipasi rawan pangan Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi Pusat ketersediaan dan kerawanan pangan, Badan/Satuan Kerja Ketahanan Pangan Propinsi 4. FSVA sebagai acuan dalam penanganan rawan pangan. 5. Jumlah aparat yang mengikuti apresiasi analisisi ketersediaan pangan. Pusat ketersediaan dan kerawanan pangan dan SKPD Pusat ketersediaan dan kerawanan pangan dan SKPD 188

192 L.4. Sekretariat Badan Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Ketahanan Pangan. a. koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja sama di bidang ketahanan pangan; b. pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Badan Ketahanan Pangan. 1. Meningkatnya manajemen, dan pelayanan adminstrasi dan keuangan secara efektif dan efesien dalam mendukung pengembangan dan koordinasi kebijakan ketahanan pangan. 2. Meningkatnya koordinasi perumusan kebijakan, evaluasi dan pengendalian ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan 1. Dokumen perencanaan program dan penganggaran ketahanan pangan 2. Laporan hasil pemantuan dan evaluasi program dan kegiatan ketahanan pangan. 3. Laporan hasil pelayanan kepegawaian, Organisasi, Tatalaksana, Humas, Informasi Publik, Tata Usaha dan Hukum. 4. Laporan waktu pealaksanaan pelayanan keuangan dan perlengkapan. 5. Laporan hasil sidang pleno, konferensi dan sidang regional ketahanan pangan. Sekretariat Badan dan SKPD Sekretariat Badan dan SKPD Sekretariat Badan Sekretariat Badan Sekretariat dewan ketahanan pangan/sekretariat badan 189

193 3. Meningkatnya model pengembangan pemberdayaan masyarakat dalam pemantapan ketahanan pangan keluarga 6. Jumlah kelembagaan masyarakat mandiri oleh SOLID 7. Jumlah kelembagaan federasi oleh SOLID 8. Laporan hasil pelayanan manajemen dan administrasi terhadap SOLID 9. Jumlah prasarana desa yang dibangun oleh SOLID 10. Rencana demonstrasi Plot yang dilakukan di desa binaan SOLID Sekretariat Badan, SKPD Ketahanan Pangan Provinsi Maluku dan Maluku Utara Sekretariat Badan, SKPD Ketahanan Pangan Provinsi Maluku dan Maluku Utara Sekretariat Badan, SKPD Ketahanan Pangan Provinsi Maluku dan Maluku Utara Sekretariat Badan, SKPD Ketahanan Pangan Provinsi Maluku dan Maluku Utara Sekretariat Badan, SKPD Ketahanan Pangan Provinsi Maluku dan Maluku Utara 190

194 M. BADAN KARANTINA PERTANIAN Melaksanakan perkarantinaan pertanian 2. Fungsi a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati b. Pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati d. Pelaksanaan administrasi Badan Karantina Pertanian 3. Sasaran dan Indikator kinerja Utama: 1. Meningkatnya efektifitas pelayanan karantina dan pengawasan keamanan hayati 1. Efektifitas pengendalian resiko masuk dan keluarnya HPHK dan OPTK, serta pengawasan keamanan hayati 2. Efektifitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor MP OPTK dan keamanan hayati 3. Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian Sekretariat Badan Sekretariat Badan Sekretariat Badan 191

195 M.1 Sekretariat Badan Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Badan Karantina pertanian 2. Fungsi: a. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program di bidang perkarantinaan hewan dan tumbhan, serta pengawasan keamanan hayati b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan urusan kepegawaian d. Penyusunan rancangan peraturan dan perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik e. Pelaksanaan urusan tata usaha Badan Karantina Pertanian 1. Meningkatnya kualitas kinerja manajemen dalam mendukung penyelenggaraan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati 1. Kualifikasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinatah (SAKIP) baik 2. Terpenuhinya SDM yang sesuai dengan standar kompetensi Barantan Inspektorat Jenderal (Itjen) Sekretariat Badan 3. Indeks Budaya Kerja Sekretariat Badan 4. Tingkat penyelesaian rancangan peraturan perundang-undangan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati 5. Tingkat kepedulian masyarakat terhadap perkarantinaan dan keamanan hayati Sekretariat Badan Sekretariat Badan 192

196 M.2 Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perkarantinaan hewan dan pengawasan keamanan hayati hewani 2. Fungsi: a. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan hewan hidup b. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang perkarantinaan produk hewan c. Penyusunan kebijakan teknis pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa lain impor, ekspor serta antar area. 1. Kebijakan teknis yang efektif dalam operasional pencegahan masuk, menyebar dan keluarnya HPHK, Pangan Hewani yang tidak aman serta media lain yang mengancam kelestarian sumberdaya hayati hewani dan kesehatan pangan hewani Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi Pusat Hewan Keamanan Hewani Karantina dan Hayati 193

197 M.3 Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan hayati Nabati 1. Tugas: Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati. 2. Fungsi: a. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, pemantauan serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan benih b. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan non benih c. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan pangan segar asal tumbuhan, invasive alien species agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa lain impor, ekspor serta antar area. 1. Kebijakan teknis yang efektif dalam operasional pencegahan masuk, menyebar dan keluarnya OPTK, Pangan Nabati yang tidak aman serta media lain yang mengancam kelestarian sumberdaya hayati tumbuhan dan kesehatan pangan nabati Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 194

198 M.4 Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan 1. Tugas: Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengawasan dan penindakan, dan pelaksanaan kerjasama, serta pengelolaan informasi perkarantinaan 2. Fungsi: a. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, pemantaua, dan evaluasi di bidang pengawasan dan penindakan perkarantinaan b. Pelaksanaan kerjasama perkarantinaan c. Pengelolaan informasi perkarantinaan Kebijakan teknis 1. pengawasan dan penindakan yang dapat mendukung meningkatnya kepatuhan pengguna jasa karantina dan integritas petugas karantina 2. Kerjasama yang kondusif dalam mendukung efektifitas perumusan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan pertanian 3. Sistem informasi yang optimal dalam mendukung kinerja manajemen dan operasional karantina Kebijakan pengawasan dan penindakan karantina hewan/karantina tumbuhan/keamanan hayati yang dapat diimplementasikan Pemanfaatan dokumen Kerjasama SPS dan dokumen kerjasama operasional yang dihasilkan dalam perumusan kebijakan serta pelaksanaan pengawasan dan pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati Peningkatan infrastruktur sistem informasi dan akses informasi instansi terkait, pengguna jasa dan unit kerja lingkup Badan Karantina Pertanian melalui jaringan pusat data karantina pertanian Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (PKKIP) Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (PKKIP) Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (PKKIP) 195

199 A. UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PUSAT A.1 Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 1. Tugas Melaksanakan uji standar, uji rujukan, dan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati. 2. Fungsi: a. Penyusunan program, sistem informasi dan dokumentasi pelaksanaan uji standar, uji rujukan, dan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati b. Pelaksanaan uji standar laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati c. Pelaksanaan uji rujukan atas hasil uji laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati d. Pelaksanaan uji konfirmasi hasil pemantauan hama penyakit hewan (HPH)/hama penyakit hewan karantina (HPHK), Organisme pengganggu tumbuhan (OPT)/organisme pangganggu tumbuhan karantina (OPTK) e. Pelaksanaan uji profisiensi dan uji banding antar laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati f. Pelaksanaan uji profisiensi dan uji banding antar laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati g. Pelaksanaan pembuatan koleksi standar HPH/HPHK dan OPT/OPTK h. Pelaksanaan pengembangan dan uji coba teknik dan metode pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, dan pemusnahan HPH/HPHK dan OPT/OPTK i. Penyusunan standarisasi sumberdaya manusia, metode, alat dan bahan laboratorium karantina hewan, karantina tumbhan dan keamanan hayati] j. Pelaksanaan validasi/verifikasi metode, alat dan bahan uji laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati k. Pemberian pelayanan uji standar, uji rujukan dan fasilitasi penyusunan bahan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium karantina hewan, karantin atumbuhan dan keamanan hayati l. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBUSKP 196

200 A.2 Balai Uji Terap, Teknik dan Metode Karantina Pertanian 1. Tugas: Melaksanakan uji terap dan diseminasi penerapan teknik dan metode perkarantinaan sesuai standar internasional 2. Fungsi: a. Penyusunan rencana kerja, program dan anggaran b. Pelaksanaan kerjasama dalam rangka kerja uji terap dan diseminasi penerapan teknik dan metode karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati c. Pelaksanaan uji terap teknik dan metode karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati sesuai standar internasional d. Pelaksanaan bimbingan teknis penerapan teknik dan metode karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati sesuai standar internasional e. Pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi hasil uji terap teknik dan metode karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai 1. Penyelenggaraan laboratorium yang berkualitas dalam mendukung efektifitas penilaian dan pengendalian resiko ditempat pemasukkan dan pengeluaran 1. Jml Uji Terap teknik dan metoda tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati yang dapat diterapkan, dan jumlah desiminasi teknik dan metode yang dapat diimplementasikan (paket) 2. Jumlah sampel lab. yang diperiksa sesuai ruang lingkup pengujian (Uji Standar, rujukan, konfirmasi dan profisiensi) 3. Jumlah laboratorium karantina yang diakreditasi sesuai rencana Laporan evaluasi Kinerja (BUTTMKP) Laporan evaluasi Kinerja (BBUSKP) Laporan evaluasi Kinerja (BBUSKP) 197

201 B. UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) DAERAH 1. Tugas: Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani/nabati. a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga 1. Pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati yang efektif Realisasi target sertifikasi dalam pelaksanaan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan standar teknik dan metode yang diberlakukan PKKIP LHP Itjen dan Laporan evaluasi kinerja Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian Peningkatan Indesk kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa PKKIP Sekretariat Badan 198

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian 01 Meningkatnya Pelaksanaan 01 Persentase Pencapaian Sistem Akuntabilitas Kegiatan Kementerian Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4

DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4 D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI i BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4 A. BIRO PERENCANAAN 5 1. Bagian Penyusunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA A. KEMENTRIAN : (18) KEMENTERIAN PERTANIAN FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 215 B.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA MANUAL IKSP DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA (2016) Nama IKSP Jumlah Produksi Aneka Cabai (Ton) Direktur Jenderal Hortikultura Jumlah produksi aneka cabai besar, cabai

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR

Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tahun 2014 merupakan tahun terakhir dalam pelaksanaan Renstra Kementerian Pertanian periode 2010-2014. Kementerian Pertanian pada periode 2010-2014 telah menetapkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tahun 2010 merupakan tahun transisi pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2012 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 113 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA Diterbitkan oleh: Biro Perencanaan, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Selatan Telpon/Fax : 021-7890625 Website: www.pertanian.go.id

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 LOG O Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian Gedung A, Lantai 4, Ruang 442-447 Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan,

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017 Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, 26-27 Januari 2017 Prioritas Nasional KETAHANAN PANGAN dengan 2 Program Prioritas yaitu: 1) PENINGKATAN PRODUKSI

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 299/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERTANIAN

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 299/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERTANIAN CUPLIKAN PERATURAN MENTERI NOMOR : 299/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG ORGANISASI TATA KERJA DEPARTEMEN BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI Pasal 1 Departemen Pertanian merupakan unsur pelaksana Pemerintah, dipimpin

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-018.02-0/2016 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN II CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

LAPORAN TRIWULAN II CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 LAPORAN TRIWULAN II CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesulitan dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan kinerja

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016 PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii iv v vi DAFTAR TABEL vii viii DAFTAR GAMBAR ix x DAFTAR LAMPIRAN xi xii 1 PENDAHULUAN xiii xiv I. PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM DIREKTOAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2005-2009

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus BAB XII DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 224 Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Maret 2014 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4 i DAFTAR ISI Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 18 Tahun 2010 Tanggal : 22 November 2010 Tentang : Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral BAB I : KEDUDUKAN,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN BHINNEKA TU NGGA L IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

a. Kepala Balai ; b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha; c. Kepala Seksi Proteksi Tanaman Pangan; d. Kepala Seksi Proteksi Hortikultura; e. Kelompok Jabatan

a. Kepala Balai ; b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha; c. Kepala Seksi Proteksi Tanaman Pangan; d. Kepala Seksi Proteksi Hortikultura; e. Kelompok Jabatan BAB XXII BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PADA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN Pasal 98 Susunan Organisasi Balai Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura terdiri dari:

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2. BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-018.02-0/2015 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERTANIAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERTANIAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERTANIAN PEDOMAN RETENSI ARSIP

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

SALINAN. Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KEMENTERIAN PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN IV CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

LAPORAN TRIWULAN IV CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 LAPORAN TRIWULAN IV CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perencanaan Kinerja adalah suatu proses penetapan kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. AUP Nomor 3, Pasar Minggu

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

6. Sekretariat Ditjen PPHP C. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Pengembangan

6. Sekretariat Ditjen PPHP C. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Pengembangan DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi... 2 C. Struktur Organisasi... 2 1. Sekretariat Direktorat Jenderal... 3 2. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian...

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci