Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016"

Transkripsi

1 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia

2 KATA PENGANTAR Saat ini jumlah penduduk dunia tercatat sudah lebih dari 7 miliar orang. Jumlah tersebut diperkirakan menjadi dua kali lipat pada tahun Hal ini merefleksikan bahwa tantangan pangan global semakin berat dan kompleks. Tidak ada cara lain selain kerja keras secara simultan dan sinergi dari seluruh pihak terkait sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan ke depan. Sesuai dengan sasaran Kementerian Pertanian dalam upaya pencapaian Swasembada Pangan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian terus berupaya meningkatkan peran melalui penyediaan infrastruktur pada aspek perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan irigasi pertanian, fasilitasi pembiayaan, pupuk dan pestisida, serta alat mesin pertanian. Sebagaimana tujuan dan sasaran tahun 2016 yang ditetapkan dalam Review Renstra , Ditjen PSP sesuai dengan tugas dan fungsinya telah melaksanakan program/kegiatan yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja antara Dirjen PSP dengan Menteri Pertanian pada tahun Selanjutnya hasil pencapaian kinerja tersebut akan dijelaskan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PSP tahun 2016, sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang memuat hal-hal menyangkut pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome) dan keluaran (output) yang mendukung. Disadari bahwa Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2016 masih perlu penyempurnaan. Untuk itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan di masa yang akan datang. Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Ir. Pending Dadih Permana, M.Ec.Dev NIP i

3 IKHTISAR EKSEKUTIF Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta memenuhi PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Kewajiban Melaporkan Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, yang ditindaklanjuti dengan PermenPANRB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja ini didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra) dan Penetapan Kinerja (PK) Ditjen PSP. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, telah ditetapkan tugas pokok dan fungsi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu mendorong upaya penyediaan infrastruktur pada aspek perluasan dan perlindungan lahan pertanian, pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier, fasilitasi pembiayaan, penyediaan pupuk dan pestisida, serta alat mesin pertanian pra panen. Dalam pelaksanaan tugas dimaksud, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian didukung oleh 6 unit kerja Eselon II yaitu Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Direktorat Irigasi Pertanian, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Pupuk dan Pestisida serta Sekretariat Direktorat Jenderal. Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Terwujudnya Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian Mendukung Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan pula misi sebagai berikut : (1) Mewujudkan perluasan dan perlindungan lahan pertanian; (2) Mengembangkan pengelolaan air dan irigasi pertanian; (3) Memfasilitasi penyediaan, penyaluran, dan penggunaan pupuk bersubsidi melalui PSO sesuai azas 6 (enam) tepat jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu, dan harga serta meningkatkan pengawasan terhadap pupuk dan pestisida beredar; (4) Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan sektor pertanian serta mendorong perlindungan usaha tani melalui pengembangan asuransi pertanian; (5) Menyelenggarakan sistem mekanisasi pertanian di Indonesia.. Pada tahun 2016, sesuai dengan penetapan kinerja Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Menteri Pertanian, telah ditetapkan sasaran program yaitu Penambahan luas pertanaman yang diukur melalui 2 indikator kinerja yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi seluas Ha dan jumlah penambahan luas tanam padi seluas Ha. Dicapai melalui kegiatan : 1) Perluasan dan Pengendalian Lahan Pertanian; 2) Peningkatan ketersediaan air untuk sektor pertanian; 3) Peningkatan fasilitasi penyaluran pupuk dan pengawasan pestisida 4) Peningkatan fasilitasi pembiayaan, pemberdayaan kelembagaan, dan permodalan pertanian, serta peningkatan perlindungan terhadap resiko, 5) Peningkatan pemanfaatan alat dan mesin pertanian dan 6). Dukungan Manajemen dan Teknis kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian. ii

4 Dari pengukuran 2 indikator kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa 1 indikator yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi tercapai 129,096 dari target seluas Ha (97,66%), termasuk kategori berhasil, dan 1 indikator kinerja jumlah penambahan luas tanam padi tercapai ,9 ha dari target Ha (1.421%) termasuk kategori sangat berhasil. Pengukuran capaian indikator kinerja penambahan luas baku lahan dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi kegiatan perluasan sawah TA dengan target dalam PK, sedangkan pengukuran indikator kinerja penambahan luas tanam padi dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi Jumlah penambahan luas tanam padi tahun 2016 terhadap tahun 2015 dengan angka target penambahan luas tanam padi yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja. Angka realisasi perluasan sawah adalah angka realisasi per 31 Desember Angka realisasi luas tanam tahun 2016 adalah angka yang dirilis oleh BPS per 25 Januari 2017, sedangkan angka luas tanam tahun 2015 adalah angka tetap yang dirilis oleh BPS. Secara umum, capaian indikator kinerja TA 2016 menunjukkan peningkatan yang signifikan walaupun capaian perluasan sawah belum mencapai 100% yang disebabkan adanya kebijakan penghematan dan luncuran anggaran. Namun untuk luas tambah tanam pada tahun ini menunjukkan peningkatan yang luar biasa, karena pada tahun 2016 seluruh elemen terkait bekerja secara massif dan sinergi untuk pencapaian swasembada padi pada Tahun Adanya Bantuan Pemerintah (program perluasan sawah dan pengembangan jaringan irigasi tersier yang sebagian besar penyelesaian fisiknya pada akhir tahun 2015, pendampingan TNI, Rakor Pangan, Kegiatan Padat Karya, dan lain-lain, ternyata berdampak positif dalam peningkatan Luas Tambah Tanam. Demikian halnya didukung oleh peningkatan jumlah alokasi alsintan yang meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, pada 2016 mendapat dukungan anggaran senilai Rp ,-, namun dalam perkembangannya telah mengalami beberapa kali revisi anggaran yang disebabkan kondisi ekonomi makro Indonesia yang tidak menguntungkan sebagai dampak dari rendahnya harga komoditas ekspor di pasar internasional dan penurunan penerimaan pajak yang berpengaruh besar terhadap pencapaian pendapatan nasional. Kondisi ini menyebabkan adanya kebijakan penghematan anggaran yang ditetapkan melalui INPRES No 4 Tahun 2016 tanggal 12 Mei 2016 dan INPRES No 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016 tentang Langkahlangkah Penghematan Belanja K/L dalam rangka Pelaksanaan APBN-P TA 2016 yang ditindaklanjuti oleh Menteri Keuangan dalam Surat No S-2124/AG/2016 tentang Penundaan/Penangguhan Revisi Anggaran dalam rangka mempercepat Penyelesaian Revisi Penghematan Belanja K/L APBNP TA Akibat penghematan dan penundaan anggaran tersebut, anggaran Ditjen PSP yang semula Rp ,- berkurang menjadi Rp Bahkan memasuki kuartal ke 4 (empat) TA 2016, penghematan anggaran kembali diterapkan pemerintah melalui Kebijakan Self Blocking (Surat Menteri Keuangan No S- 851/MK.02/2016 tanggal 30 September 2016 tentang Luncuran Kegiatan dalam APBN-P TA 2016), sehingga Pagu Ditjen PSP setelah Blocking berkurang menjadi Rp. 7,010,680,093,000,-. Anggaran tersebut terbagi atas Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp ,- Dana Dekonsentrasi sebesar Rp ,- dan dana Satker Pusat sebesar Rp Secara total sampai dengan 31 Desember 2015, realisasi penyerapan anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian adalah iii

5 senilai Rp ,3 dari target Rp (98.11%) dari target anggaran setelah self blocking atau 75.51% dari target setelah penghematan sebesar Rp Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian ke depan, maka perlu dilakukan langkah nyata mulai dari proses perencanaan hingga implementasi pelaksanaan kegiatan di lapang melalui : 1). Perencanaan yang lebih cermat khususnya dalam menetapkan sasarn program dan indikator kinerjanya 2). Peningkatan pembinaan dan pengawalan mulai dari penyusunan RAB kegiatan, pemberkasan banpem, transfer dana dan pelaksanaan konstruksi, 3). Peningkatkan sistim monitoring dan pengendalian untuk dapat mengidentifikasi permasalahan dan solusinya sejak dini serta 4). Peningkatan koordinasi dan dukungan seluruh stakeholders baik di pusat maupun daerah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian, dan 5). Peningkatan tindakan preventif dan antisipasi terhadap kondisi perubahan iklim yang terjadi. iv

6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... IKHTISAR EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii vi viii ix x xi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kedudukan Tugas dan Fungsi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dukungan Sumber Daya Manusia Dukungan Anggaran... 7 II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Tahun Visi Misi Tujuan dan Sasaran Arah Kebijakan Program dan Kegiatan Perjanjian Kinerja Tahun III. AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Organisasi Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Pencapaian Sasaran Program Ditjen PSP Tahun Analisis Capaian Sasaran Program Ditjen PSP TA v

7 3.1.4 Analisis Capaian Sasaran Program 2016 terhadap tahun 2015 dan Renstra Realisasi Anggaran Hambatan dan Kendala Upaya dan Tindak Lanjut IV. PENUTUP LAMPIRAN vi

8 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Dukungan Anggaran Kegiatan PSP Tahun Tabel 2 : Indikator Kinerja Tujuan Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tabel 3 : Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen PSP TA Tabel 4 : Perbandingan Capaian Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi TA dengan TA dan Jangka Menengah Renstra Tabel 5 : Capaian Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/ Gambut Terpadu dan Pra Sertifikasi Lahan Petani Tahun Tabel 6 : Capaian Indikator Kinerja Irigasi Pertanian Tahun Tabel 7 : Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pupuk dan Pestisida Tabel 8 : Realisasi fisik dan keuangan Pupuk Bersubsidi TA Tabel 9 : Capaian Kegiatan Asuransi Peratanian dan Asuransi Ternak Sapi TA Tabel 10 : Capaian Indikator Kinerja Jumlah Asuransi Peratanian TA Tabel 11 : Realisasi Anggaran Asuransi Pertanian (AUTP) TA Tabel 12 : Capaian Indikator Kinerja Jumlah Asuransi Ternak Sapi (AUTS) Tahun Tabel 13 : Realisasi Anggaran Asuransi Ternak Sapi (AUTS) TA Tabel 14 : Capaian Realisasi Fisik Penyediaan Bantuan Alsintan Satker Pusat Tahun Tabel 15 : Kontribusi Alsintan Terhadap Pencapaian Surplus Beras Tahun Tabel 16 : Bantuan Alsintan dari APBN Tahun Tabel 17 : Capaian Dukungan Manajemen dan Teknis Kegiatan PSP Tabel 18 : Perbandingan Capaian Jumlah Penambahan Luas Baku Padi TA dengan TA dan Renstra Tabel 19 : Capaian Luas Tambah Tanam Padi TA terhadap Luas Tambah Tanam Padi TA dan Renstra Tabel 20 : Realisasi Keuangan setelah Self Blocking Ditjen PSP TA Tabel 21 : Realiasi Pagu Anggaran berdasarkan Kegiatan Ditjen PSP TA vii

9 DAFTAR GRAFIK DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1 : Tren luas tanam padi tahun viii

10 DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 : Pengembangan Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Aceh Barat Daya Gambar 2 : Pengembangan Embung/Dam Parit/Long Storage di Kab. Lebak Gambar 3 : Pengembangan Irigasi Permukaan / Perpipaan Kab. Batanghari Gambar 4 : Perluasan Sawah di Kab. Kolaka ix

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Struktur Organisasi Ditjen PSP Tahun Lampiran 2 : Jumlah Pegawai Ditjen PSP Tahun Lampiran 3 : Rencana Aksi Indikator Kinerja Utama Ditjen PSP Tahun Lampiran 4 : Rencana Kinerja Tahunan Ditjen PSP Lampiran 5a: Perjanjian Kinerja Ditjen PSP Tahun 2016 (Semula) Lampiran 5b: Perjanjian Kinerja Ditjen PSP Tahun 2016 (Revisi) Lampiran 6 : Realisasi Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier per Provinsi 71 Lampiran 7 : Realisasi kegiatan irigasi rawa per provinsi Lampiran 8 : Alokasi Bantuan Alsintan per Provinsi tahun Lampiran 9 : Data LTT Padi tahun 2015, LTT Padi tahun 2016 dan Data Series Luas Tanam Padi Tahun x

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyediaan pangan dalam jumlah dan mutu yang baik merupakan tantangan yang semakin kompleks untuk dihadapi, seiring dengan pertambahan penduduk yang terus meningkat, jumlah rumah tangga pertanian yang cenderung berkurang, dan laju alih fungsi lahan pertanian produktif ke non produktif yang masih tergolong besar. Lahan pertanian pangan, termasuk lahan pertanian padi di Indonesia harus berkompetisi dengan dorongan pertumbuhan industry dan manufaktur, pariwisata, perumahan/real estate, dan pembangunan kota-kota baru serta pembangunan sarana infrastruktur dan fasiliats umum yang membutuhkan lahan yang lebih luas. Dengan kondisi dan tantangan pembangunan tersebut, swasembada pangan menjadi sangat penting dan strategis sebagai salah satu program prioritas nasional harus diwujudkan dalam penyediaan pangan nasional. Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian merupakan bagian integral dalam mendukung pembangunan pertanian nasional. Penyediaan prasarana dan sarana pertanian, secara langsung atau tidak langsung, menunjang sekaligus mendorong terhadap peningkatan produktifitas dan produksi pertanian. Namun dalam prosesnya, beragam kendala dan permasalahan muncul sebagai tantangan dalam pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian ke depan, seperti terjadinya penurunan kondisi sarana dan prasarana pertanian yang existing, menyangkut aspek kuantitas dan kualitas, upaya pemanfaatan dan pemeliharaan/perawatan yang belum optimal, serta tingkat kemampuan petani atau kelompoktani yang tergolong masih rendah, pada akhirnya berdampak terhadap pencapaian peningkatan produksi pertanian. Kondisi ini menjadi dorongan dan tekad pemerintah untuk lebih serius dalam menangani aspek pengelolaan sarana dan prasarana pertanian pada tahun-tahun yang akan datang. Sejalan dengan kondisi tersebut, Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8), yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 telah menetapkan unit organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yang secara spesifik menangani prasarana dan sarana pertanian. Tugas pokok dan fungsi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yang utama adalah mendorong upaya penyediaan infrastruktur pada aspek perluasan dan perlindungan lahan pertanian, Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

13 pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier, fasilitasi pembiayaan, penyediaan pupuk dan pestisida, serta alat mesin pertanian pra panen. Pembangunan prasarana dan sarana pertanian yang dilaksanakan oleh Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian saat ini merupakan pelaksanaan tahun kedua dalam rencana pembangunan jangka menengah Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, pengelolaan sumber daya, kebijakan dan program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan juga memenuhi PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Kewajiban Melaporkan Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, yang ditindaklanjuti dengan PermenPANRB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka dilaksanakan Penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PSP. Penyusunan Laporan Kinerja ini didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Perjanjian Kinerja (PK) yang telah ditandatangani oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Menteri Pertanian Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyediaan prasarana dan sarana di bidang pertanian. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1) Perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan perluasan dan perlindungan lahan pertanian, pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier, fasilitasi pembiayaan, serta penyediaan pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian prapanen; 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan perluasan dan perlindungan lahan pertanian, pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier, fasilitasi pembiayaan, serta penyediaan pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian prapanen; 3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penyelenggaraan perluasan dan perlindungan lahan pertanian, pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier, fasilitasi pembiayaan, serta penyediaan pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian prapanen; 4) Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelengaraan perluasan dan perlindungan lahan pertanian, pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier, fasilitasi pembiayaan serta penyediaan pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian prapanen; 5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan perluasan adan perlindungan lahan pertanian, pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier, fasilitasi pembiayaan serta penyediaan pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian prapanen; 2 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

14 6) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian; dan 7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian didukung oleh 6 (enam) Unit Kerja Eselon II, yaitu : 1) Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan 2) Direktorat Irigasi Pertanian 3) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian 4) Direktorat Pembiayaan Pertanian 5) Direktorat Pupuk dan Pestisida 6) Sekretariat Direktorat Jenderal. Masing-masing Unit Kerja Direktorat didukung oleh 3 (tiga) sampai 4 (empat) unit Eselon III dan 7 (tujuh) sampai dengan 9 (sembilan) unit Eselon IV. Sedangkan Sekretariat Direktorat Jenderal didukung oleh 4 (empat) unit Eselon III dan 12 (dua belas ) unit Eselon IV Susunan Organisasi dan Tata kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden No. 45 tahun 2015 dan Permentan No 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian dengan susunan organisasi yang terdiri dari 1 unit Sekretariat Direktorat Jenderal, 5 unit Direktorat, 21 unit kerja Eselon III, dan 51 unit kerja Eselon IV. Susunan organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian sebagaimana dalam Lampiran 1. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut, maka tugas dan fungsi dari masingmasing unit kerja adalah sebagai berikut: 1) Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian menyelenggarakan fungsi : a) Koordinasi penyusunan rencana dan program, anggaran, serta kerja sama di bidang prasarana dan sarana pertanian; b) Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c) Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan hubungan masyarakat serta informasi publik; Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

15 d) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta pemberian layanan rekomendasi di bidang prasarana dan sarana pertanian; dan e) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 2) Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perluasan dan perlindungan lahan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan menyelenggarakan fungsi : a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang basis data lahan, perluasan areal, optimasi dan rehabilitasi lahan serta perlindungan lahan; b) Pelaksanaan kebijakan di bidang basis data lahan, perluasan areal, optimasi dan rehabilitasi lahan serta perlindungan lahan; c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang basis data lahan, perluasan areal, optimasi dan rehabilitasi lahan serta perlindungan lahan; d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang basis data lahan, perluasan areal, optimasi dan rehabilitasi lahan serta perlindungan lahan; e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang basis data lahan, perluasan areal, optimasi dan rehabilitasi lahan serta perlindungan lahan; dan f) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. 3) Direktorat Irigasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Irigasi Pertanian menyelenggarakan fungsi : a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup; b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup; c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup; d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup; e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air serta iklim, 4 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

16 konservasi air dan lingkungan hidup; dan f. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Irigasi Pertanian. 4) Direktorat Pembiayaan Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi pembiayaan pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pembiayaan Pertanian menyelenggarakan fungsi : a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang kredit program dan fasilitasi pembiayaan, kelembagaan pembiayaan serta pemberdayaan permodalan dan asuransi pertanian; b) Pelaksanaan kebijakan di bidang kredit program dan fasilitasi pembiayaan, kelembagaan pembiayaan serta pemberdayaan permodalan dan asuransi pertanian; c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kredit program dan fasilitasi pembiayaan, kelembagaan pembiayaan serta pemberdayaan permodalan dan asuransi pertanian; d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kredit program dan fasilitasi pembiayaan, kelembagaan pembiayaan serta pemberdayaan permodalan dan asuransi pertanian; e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang kredit program dan fasilitasi pembiayaan, kelembagaan pembiayaan serta pemberdayaan permodalan dan asuransi pertanian; dan f) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pembiayaan Pertanian. 5) Direktorat Pupuk dan Pestisida mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan pupuk dan pestisida. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat pupuk dan pestisida menyelenggarakan fungsi : a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; b) Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

17 d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; dan e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pupuk dan Pestisida. 6) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan alat dan mesin pertanian prapanen. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian menyelenggarakan fungsi : a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyediaan, pendaftaran, pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian prapanen; b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan, pendaftaran, pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian prapanen; c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyediaan, pendaftaran, pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian prapanen; d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan, pendaftaran, pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian prapanen; e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penyediaan, pendaftaran, pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian prapanen; dan f) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Dukungan Sumberdaya Manusia Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan sumber daya manusia pada Semester II sebanyak 361 orang yang tersebar pada Sekretariat Direktorat Jenderal dan 5 (lima) Direktorat dengan perincian sebagai berikut : 1) Sekretariat Direktorat sebanyak 83 orang, 2) Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebanyak 60 orang, 3) Direktorat Irigasi Pertanian sebanyak 65 orang, 4) Direktorat Pembiayaan Pertanian sebanyak 42 orang, 5) Direktorat Pupuk dan Pestisida sebanyak 58 orang, 6) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebanyak 53 orang. 6 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

18 Semua sumber daya Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tersusun secara sistematis untuk mendukung kelancaran kinerja guna mencapai tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta tujuan dan sasaran Kementerian Pertanian. Secara rinci jumlah pegawai Ditjen PSP pada Semester II tahun 2016 dapat dilihat pada Lampiran Dukungan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan anggaran tahun 2016 pada awal Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp ,00. Dalam perkembangannya telah mengalami beberapa kali revisi anggaran yang disebabkan kondisi ekonomi makro Indonesia yang tidak menguntungkan sebagai dampak dari rendahnya harga komoditas ekspor di pasar internasional dan penurunan penerimaan pajak sebagai sumber utama pendapatan nasional. Kondisi ini menyebabkan adanya kebijakan penghematan anggaran yang ditetapkan melalui INPRES No 4 Tahun 2016 tanggal 12 Mei 2016 dan INPRES No 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016 tentang Langkah-langkah Penghematan Belanja K/L dalam rangka Pelaksanaan APBN-P TA 2016 yang ditindaklanjuti oleh Menteri Keuangan dalam Surat No S-2124/AG/2016 tentang Penundaan/Penangguhan Revisi Anggaran dalam rangka mempercepat Penyelesaian Revisi Penghematan Belanja K/L APBNP TA Akibat penghematan dan penundaan anggaran tersebut, anggaran Ditjen PSP yang semula Rp ,00 berkurang menjadi Rp ,00 Bahkan memasuki kuartal ke 4 (empat) TA 2016, penghematan anggaran kembali diterapkan pemerintah melalui Kebijakan Self Blocking (Surat Menteri Keuangan No S-851/MK.02/2016 tanggal 30 September 2016 tentang Luncuran Kegiatan dalam APBN-P TA 2016), sehingga Anggaran yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan Ditjen PSP setelah Self Blocking menjadi Rp ,00. Anggaran tersebut terbagi atas Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp ,00 Dana Dekonsentrasi sebesar Rp ,00 dan dana Satker Pusat sebesar Rp Rincian alokasi anggaran per kegiatan seperti pada Tabel 1 berikut : Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

19 Tabel 1. Dukungan Anggaran Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian TA PROGRAM Penyediaan Prasarana dan Sarana Pertanian Per Jenis Kewenangan : - Pusat - Dekonsentrasi - Tugas Pembantuan Per Jenis Kegiatan : - Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian PAGU AWAL (Rp) PAGU REVISI (Rp)* SELF BLOCK** ANGGARAN TERSEDIA 11,069,300,141,000 9,109,711,454,000 2,099,031,361,000 7,010,680,093,000 5,044,552,245,000 3,861,949,740,000 1,684,256,704,000 2,177,693,036, ,704,054, ,481,675,000 82,145,197, ,336,478,000 5,677,043,842,000 4,691,280,039, ,629,460,000 4,358,650,579, ,308,840,000 1,335,182,498, ,764,254,295 1,187,418,243,705 - Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian 4,325,907,388,000 2,815,870,136, ,985,335,288 2,628,884,800,712 - Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan 3,886,538,140,000 3,705,702,539,000 1,445,889,500,411 2,259,813,038,589 - Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 947,098,048, ,138,821, ,873,092, ,265,728,900 - Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 371,299,590, ,495,660,000 83,612,619, ,883,041,000 - Fasilitasi Pembiayaan Pertanian 581,148,135, ,321,800,000 73,906,560, ,415,240,000 Sumber data : Bagian Perencanaan TA Ditjen PSP 8 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

20 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis Rencana Strategis (Renstra) Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian disusun dengan mengacu kepada Renstra Kementerian Pertanian Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian selama periode telah mengalami beberapa kali review, seiring dengan perubahan atau revisi anggaran yang terjadi sehingga perlu dilakukan penyempurnaan akibat perubahan kebijakan yang ada. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun memuat program/kegiatan untuk mendukung 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian. Renstra ini merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian yang akan dilaksanakan oleh Ditjen PSP selama periode Sesuai review renstra (Desember 2016) tertuang visi, misi, tujuan dan arah kebijakan sebagai berikut : Visi Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Terwujudnya Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian Mendukung Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Misi Untuk mencapai Visi tersebut Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mengemban Misi sebagai berikut : 1) Mewujudkan perluasan dan perlindungan lahan pertanian; 2) Mengembangkan pengelolaan air dan irigasi pertanian; 3) Memfasilitasi penyediaan, penyaluran, dan penggunaan pupuk bersubsidi melalui PSO sesuai azas 6 (enam) tepat jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu, dan harga serta meningkatkan pengawasan terhadap pupuk dan pestisida beredar. Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

21 4) Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan sektor pertanian serta mendorong perlindungan usaha tani melalui pengembangan asuransi pertanian. 5) Menyelenggarakan sistem mekanisasi pertanian di Indonesia Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Melaksanakan penyediaan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian yang meliputi aspek pengelolaan dan perlindungan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan pertanian, pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin pertanian Tujuan strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun dicapai dengan: 1) Tersedianya lahan pertanian dalam mendukung pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan 2) Terwujudnya Pengelolaan air irigasi pertanian dalam mendukung pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan 3) Tersalurnya pupuk bersubsidi sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu, dan harga) serta lebih teraturnya peredaran pupuk pestisida di lapangan sesuai peraturan yang berlaku. 4) Terfasilitasinya pembiayaan dan perlindungan usaha tani. 5) Terwujudnya sistem mekanisasi pertanian di Indonesia sesuai dengan arah pembangunan pertanian Indikator Kinerja Tujuan dan Target Jangka Menengah Untuk mengukur sejauh mana Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian telah mencapai tujuan strategis tersebut diatas maka ditetapkan indikator kinerja dan target kinerja yang harus dicapai pada akhir tahun kelima (2019). Untuk mengukur kinerja tujuan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang berada dalam unit kerja lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, sebagaimana pada Lampiran Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

22 Indikator Kinerja tersebut merupakan indikator kinerja utama Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagaimana Tabel 2 berikut: Tabel 2. Indikator Kinerja Tujuan Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian No. Tujuan Indikator Kinerja Utama Target Melaksanakan penyediaan dan Jumlah penambahan Luas Penambahan Luas Areal pengembangan Prasarana dan Areal Pertanaman Pertanaman seluas Ha Sarana Pertanian yang meliputi aspek pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan pertanian, pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin pertanianpertanian Sumber Data : Review Renstra Ditjen PSP (Desember 2016) Sasaran Sasaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah : Penambahan Luas Pertanaman seluas Ha, yang dicapai melalui kegiatan : 1) Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian 2) Peningkatan ketersediaan air untuk sektor pertanian 3) Peningkatan fasilitasi penyaluran pupuk dan pengawasan pestisida 4) Peningkatan fasilitasi pembiayaan, pemberdayaan kelembagaan, dan permodalan pertanian, serta peningkatan perlindungan terhadap resiko 5) Peningkatan pemanfaatan alat dan mesin pertanian 6) Dukungan Manajemen dan Teknis Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian Arah Kebijakan dan Strategi Strategi Strategi yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan visi dan misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai berikut : Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

23 1) Good Governance Melaksanakan manajemen penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian yang efisien, bersih, transparan, bebas dari KKN dengan penyelenggaraan disiplin anggaran dan penciptaan kebijakan yang mendorong peran serta pemangku kepentingan terkait, baik di pusat maupun daerah sesuai dengan peta kewenangannya. 2) Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Lahan dan Air Secara Lestari Melaksanakan pengembangan lahan melalui penyempurnaan data luasan lahan pertanian, tata kelola lahan dan air, pengendalian alih fungsi lahan, perluasan areal pertanian, optimalisasi lahan terlantar/ tidur, konservasi dan rehabilitasi, reklamasi, jalan usaha tani dan jalan produksi pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) serta meningkatkan kesuburan dan produktivitas lahan melalui pengelolaan air yang efisien dan efektif dengan mengembangkan dan merehabilitasi jaringan irigasi di tingkat usahatani dan irigasi desa, dan Tata Air Mikro (TAM) melalui partisipasi masyarakat. Sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim terutama kenaikan suhu udara dan ketersediaan air di saat musim kemarau sehingga perlu tersedia sumber irigasi suplementer melalui teknik pemanenan air (water harvesting) seperti pembangunan embung/dam parit dan sumur resapan. 3) Menetapkan Skala Prioritas Kawasan Pengembangan Melaksanakan penetapan skala prioritas kawasan pengembangan pertanian yang berbasis komoditas. Perkembangan otonomi daerah yang telah dilaksanakan bisa dipandang positif, kondisi ini dapat membangun sistem pembagian manfaat ekonomi secara lebih adil dan merata antar wilayah, antar pelaku ekonomi (pengentasan kemiskinan) dan antar generasi yang dapat memberikan dampak positif (langsung maupun tidak langsung) terhadap perbaikan ekosistem lokal maupun global. Oleh karena itu, penetapan skala prioritas kawasan pengembangan pertanian berbasis komoditas perlu dikaji skala ekonominya dengan baik. 12 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

24 4) Mendorong Pola Partisipatif Melaksanakan pemberdayaan masyarakat/petani dalam pengelolaan lahan dan air dengan meningkatkan kemampuan SDM melalui pengarusutamaan gender (PUG) agar mandiri dan proaktif melalui kegiatan-kegiatan penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian dalam suatu wadah organisasi/kelompok petani yang kuat dan mandiri. Fasilitasi pemerintah harus diselenggarakan untuk mendorong kreatifitas dan memberdayakan usaha masyarakat dan memberdayakan usaha masyarakat, antara lain melalui pola Bantuan Sosial/Bantuan Pemerintah. 5) Menggalang Sinergi dan Meningkatkan Mutu Koordinasi Melaksanakan penggalangan sinergi semua instansi terkait dalam memberdayakan potensi sumber daya pertanian yang ada untuk pengelolaan prasarana dan sarana pertanian. 6) Strategi fasilitasi pembiayaan bagi kelompok usaha tani yang Feasible dan tidak Bankable, adalah mengoptimalkan skim Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sebagian bunga bank disubsidi oleh pemerintah serta mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) dari Gapoktan PUAP di pedesaan untuk pembiayaan usaha mikro dan ritel. 7) Strategi Perlindungan petani dan usaha tani adalah mengembangkan skema pembiayaan dalam rangka perlindungan petani dan usaha taninya melalui fasilitasi program asuransi bagi kerugian petani akibat kegagalan panen 8) Strategi Penerapan pemupukan berimbang spesifik lokasi, dengan mendorong penggunaan pupuk majemuk dan pupuk organik melalui pemberian subsidi harga pupuk dan bantuan langsung pupuk, serta bantuan sarana pengolah pupuk organik di tingkat petani. 9) Strategi dalam meningkatkan pengawasan pupuk dan Pestisida, yaitu dengan mendorong peran pemerintah daerah dalam pengawasan pupuk dan pestisida melalui peningkatan kinerja Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pupuk dan Pestisida. Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

25 10) Strategi pelaksanaan penyediaan alat dan mesin pertanian, yaitu melaksanakan manajemen penyediaan dan pengawasan alat dan mesin pertanian yang efisien, bersih, transparan, bebas dari KKN dengan penyelenggaraan disiplin anggaran dan penciptaan kebijakan yang mendorong peran serta stakeholder terkait baik di pusat maupun daerah sesuai dengan peta kewenangannya. 11) Strategi pengembangan alat dan mesin pertanian secara selektif dan progresif, yaitu dengan melaksanakan pengembangan alsintan melalui optimalisasi penggunaan alsintan dan pemanfaatan teknologi alat dan mesin pertanian yang dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, serta kualitas semua sumber daya termasuk sumber daya tenaga kerja 12) Strategi pengawasan alsintan, yaitu pemberdayaan petugas pengawas melalui peningkatan kompetensi petugas pengawas dan penyediaan sarana pendukung 13) Strategi penumbuhan dan pengembangan UPJA dan bengkel alsintan, yaitu pemberdayaan kelembagaan UPJA dan bengkel Alsintan melalui peningkatan kompetensi SDM, organisasi dan bisnis serta penerapan inovasi teknologi dibidang alat dan mesin pertanian Arah Kebijakan Kebijakan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam rangka menunjang pembangunan pertanian untuk menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumberdaya lokal dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani adalah sebagai berikut : 1) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran : Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, ditempuh melalui : a) Penambahan Baku Lahan (PBL) b) Pendekatan kawasan yang berskala ekonomi c) Kesesuaian daya dukung dan agropedoklimat d) Partisipasi dan pemberdayaan petani e) Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan. 14 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

26 2) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: Perlindungan lahan, adalah : a) Kebijakan perlindungan kawasan pertanian produktif yang diperlukan untuk mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan, melalui peningkatan koordinasi dengan instansi terkait di dalam penetapan kawasan dan penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten (RTRWP/K). b) Kebijakan konservasi lahan melalui pemberdayaan masyarakat pada lahan pertanian kritis, semi kritis, dan potensial kritis. 3) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: basis data lahan dalam pengembangan infrastruktur pertanian melalui program audit lahan pertanian. a) Kebijakan dalam penyediaan data dan informasi luas baku lahan pertanian yang akurat, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan. b) Kebijakan tentang jaringan data spasial Nasional berdasarkan Informasi Geospasial (IG) yang diterapkan dalam One Map Policy. 4) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: terwujudnya upaya optimasi dan rehabilitasi lahan, dilakukan melalui mengoptimalkan pemanfaatan lahan. 5) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: tercapainya pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil, adalah : a) Diprioritaskan pada kawasan kekeringan dengan mendayagunakan baik air permukaan maupun air tanah. b) Pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil secara berkelanjutan dengan cara partisipatif. 6) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: tercapainya pengembangan jaringan irigasi dan optimasi pemanfaatan air irigasi, adalah: a) Peningkatan fungsi prasarana irigasi, b) Penerapan teknologi hemat air c) Peningkatan partisipasi masyarakat. d) Pengembangan dan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air (P3A), melalui : Peningkatan kemampuan P3A dalam Pengelolaan Air Irigasi dan Produksi Pertanian; Pengelolaan irigasi secara partisipatif; Pengembangan jejaring dan kemitraan P3A. Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

27 7) Kebijakan yang terkait dengan pengembangan konservasi air dan lingkungan hidup serta antisipasi perubahan iklim, adalah : a) Pengembangan teknik pemanenan air dengan pembangunan embung/dam parit/longstorage. b) Pengembangan teknik penyerapan air ke dalam tanah dengan sumur resapan c) Pengembangan Model Adaptasi Perubahan Iklim (PMAPI) 8) Kebijakan terkait dengan revitalisasi pembiayaan petani dan kelembagaan petani dalam rangka meningkatkan ketersediaan pembiayaan/kredit bagi petani, fokus pada : a) Pembiayaan yang bersumber dari dana perbankan ; b) Pembiayaan yang bersumber dari dana BUMN/ CSR c) Pembiayaan yang bersumber dari dana lembaga Keuangan Non Bank; d) Pembiayaan yang bersumber dari pembiayaan swasta dan masyarakat; e) Pembiayaan yang bersumber dari dana masyarakat tani dan atau masyarakat yang peduli terhadap pertanian ; f) Pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah pusat (APBN) dan pemerintah daerah (APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota) ; g) Pembiayaan yang bersumber dari lembaga keuangan mikro dan lembaga adat yang berkembang di masyarakat; serta sumber pembiayaan lainya. h) Pengembangan asuransi usaha tani padi (AUTP) untuk menanggulangi resiko gagal panen. i) Pengembangan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) untuk menanggulangi resiko kematian dan kehilangan ternak sapi 9) Kebijakan terkait pupuk dan pestisida, adalah: a) Fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian guna mendorong penerapan pemupukan secara berimbang guna meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil komoditas pertanian. b) Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida ramah lingkungan. c) Fasilitasi pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida pertanian. 10) Kebijakan pengembangan alsintan, didalamnya memuat beberapa hal sebagai berikut : 16 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

28 a) Kebijakan yang terkait dengan sasaran meningkatnya kepemilikan alsintan pada 33 propinsi sebesar 3 5 %, adalah : (a) sosialisasi pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan, (b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Kabupaten/Kota guna pemantapan kegiatan kepemilikan alsintan, (c) kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan. b) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya penumbuhan dan pengembangan UPJA Pemula, Berkembang dan Profesional, meningkat masing-masing 10%, 10% dan 15% per tahun, adalah : (a) sosialisasi Permentan No.25 Tahun 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan UPJA, (b) Pembentukan Tim UPJA, (c) kebijakan pemberdayaan dalam pengelolaan UPJA, (d) peningkatan peranan UPJA dalam pengembangan alsintan, (e) kebijakan peningkatan integrasi subsistem pengguna, penyedia alsintan, permodalan dan pembinaan dalam keberlanjutan kelembagaan UPJA. c) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengembangan bengkel alsintan di 33 propinsi, adalah : (a) sinkronisasi dan koordinasi dengan instansi terkait, (b) peningkatan peranan produsen alsintan dalam pengembangan bengkel, (c) peningkatan keahlian pengelola bengkel alsintan. d) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan mesin pertanian yang berdayaguna dan berhasil guna di 33 provinsi meliputi : (a) sosialisasi pengawasan alsintan (b) meningkatkan jumlah dan kompetensi petugas pengawas alsintan dan (c) meningkatkan sarana pengawasan alsintan. e) Kebijakan yang terkait dengan kualitas koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan di 33 Provinsi dalam rangka peningkatan forum komunikasi dan informasi pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan. Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

29 2.2. Program Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Program Pengembangan dan Penyediaan Prasarana dan Sarana Pertanian dengan indikator kinerja program adalah : 1) Tersedianya kebijakan, norma, standart, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang prasarana dan sarana pertanian 2) Terlaksananya bimbingan teknis dan pengawasan di bidang prasarana dan sarana pertanian 3) Tersedianya dan teroptimalisasinya pendayagunaan lahan dan air dalam mendukung pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. 4) Berkembangnya sistem pembiayaan usaha pertanian yang fleksibel dan mudah diakses oleh petani serta sistem perlindungan usaha petani dan mitigasi resiko usaha petani melalui Asuransi Pertanian. 5) Tersedianya dan Tersalurkannya pupuk dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu dan harga) 6) Berkembangnya sistem mekanisasi pertanian di Indonesia melalui kebijakan pengembangan, pemanfatan, pengawasan dan kelembagaan alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan arah pembangunan pertanian. 7) Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi antar sektor dan lembaga dalam mendorong optimalisasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional 8) Meningkatnya peran serta masyarakat dan stakeholder dalam pengembangan dan pengelolaan prasarana dan sarana pertanian secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan. 9) Terselenggaranya manajemen dan administrasi pembangunan berdasarkan prinsip profesionalitas, integritas, transparansi dan akuntabilitas 18 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

30 2.3. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 Perjanjian Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Menteri Pertanian untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung Program Kementerian Pertanian. Perjanjian Kinerja ini menjadi dokumen untuk mewujudkan capaian strategis Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian TA sebagai berikut : Tabel 3. Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen PSP TA No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 1. Penambahan Luas Pertanaman 1. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Sawah 2. Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi Ha Ha Sumber Data : Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Ditjen PSP, Kementerian Pertanian Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) yang telah ditandatangani oleh Direktur Jenderal PSP dan Menteri Pertanian tertuang dalam Lampiran 4 dan 5. Pencapaian sasaran strategis program Ditjen PSP yaitu Penambahan Luas Pertanaman diukur melalui indikator kinerja : 1) Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Sawah dan 2) Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi. Pencapaian sasaran strategis tersebut dicapai melalui kegiatan sebagai berikut : 1) Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian; 2) Peningkatan ketersediaan air untuk sektor pertanian; 3) Peningkatan fasilitasi penyaluran pupuk dan pengawasan pestisida 4) Peningkatan fasilitasi pembiayaan, pemberdayaan kelembagaan, dan permodalan pertanian, serta peningkatan perlindungan terhadap resiko; 5) Peningkatan penyediaan pemanfaatan alat dan mesin pertanian dan 6) Dukungan manajemen dan teknis kegiatan prasarana dan sarana pertanian. Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

31 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2016 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat berhasil (capaian >100%), (2) berhasil (capaian %), (3) cukup berhasil (capaian 60-79%), dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan Pencapaian Sasaran Strategis Ditjen PSP Tahun 2016 Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu Penambahan Luas Pertanaman diukur melalui Indikator Kinerja yaitu 1). Jumlah Penambahan luas Lahan Sawah dan 2). Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi. Sasaran Program Ditjen PSP pada TA 2016 adalah penambahan luas pertanaman diukur melalui : 1) jumlah penambahan lahan sawah seluas Ha dan 2) jumlah penambahan luas tanam padi seluas Ha. Pencapaian sasaran tersebut melalui kegiatan : 1) Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian; 2) Peningkatan ketersediaan air untuk sektor pertanian; 3) Peningkatan fasilitasi penyaluran pupuk dan pengawasan pestisida 4) Peningkatan fasilitasi pembiayaan, pemberdayaan kelembagaan, dan permodalan pertanian, serta peningkatan perlindungan terhadap resiko, 5) Peningkatan pemanfaatan alat dan mesin pertanian dan 6) Dukungan Manajemen dan Teknis kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian. Pengukuran capaian indikator kinerja penambahan luas baku lahan padi dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi kegiatan perluasan sawah TA dengan target, sedangkan pengukuran indikator kinerja penambahan luas tanam padi dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi jumlah penambahan luas tanam padi tahun 2016 dengan angka target penambahan luas tanam padi yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja. Angka realisasi perluasan sawah adalah angka realisasi per 31 Desember 20 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

32 2016. Angka realisasi luas tanam tahun 2016 adalah angka yang dirilis oleh Pusat Data Pertanian per 25 Januari 2017, sedangkan angka luas tanam tahun 2015 adalah angka tetap yang dirilis oleh BPS. Dari pengukuran 2 indikator kinerja Ditjen PSP dalam pencapaian sasaran program Penambahan Luas Pertanaman dapat disimpulkan bahwa indikator penambahan luas pertanaman yang diukur melalui jumlah penambahan lahan sawah seluas Ha (97,69%) dari target seluas Ha dengan kategori Berhasil. Selanjutnya untuk jumlah penambahan luas tanam padi sebesar ,9 Ha (1.421%) dari target Ha termasuk kategori Sangat Berhasil. Capaian kinerja Ditjen PSP pada Semester II sebagaimana Tabel 4 berikut. Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian pada Semester II Tahun 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target (Ha) Realisasi (Ha) Capaian (%) Kategori 1. Penambahan Luas Pertanaman 1. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Sawah 2. Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi ,69 Berhasil , Sangat Berhasil Sumber data : PK dan Hasil Pengukuran Kinerja Ditjen PSP, Analisis Capaian Sasaran Program Ditjen PSP Tahun 2016 Pencapaian sasaran program Ditjen PSP tahun 2016 yaitu penambahan luas pertanaman tidak lain adalah untuk mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian yaitu swasembada padi. Pencapaian sasaran program tersebut diwujudkan melalui kegiatan sebagai berikut : Penambahan Luas Baku Lahan Melalui Pencetakan Sawah Baru Capaian penambahan luas baku lahan sawah pada TA 2016 seluas Ha (97,69%) termasuk kategori Berhasil. Sementara dana untuk kegiatan konstruksi perluasan sawah terserap sebesar Rp ,00 dari pagu Rp ,00 sehingga realisasi keuangan adalah 96.20%. Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

33 Secara fisik, kegiatan perluasan sawah masih terus berjalan namun sampai batas waktu pelaporan terlaporkan seperti tersebut di atas. Tidak tercapainya target 100 % disebabkan hal-hal sebagai berikut : 1) Hasil SID yang dijadikan acuan untuk Desa Dombeyoha pelaksanaan konstruksi cetak sawah Kab. Kolaka Kab. Kolaka Utara Utara kurang akurat 2) Penetapan CP/CL belum sepenuhnya mengikuti ketentuan dalam pedoman teknis, sehingga masih ada beberapa lokasi mengalami kesulitan dalam memperoleh sumber air 3) Penyelesaian pengerjaan fisik terlambat, hal ini dikarenakan kurangnya jumlah alat berat, sulitnya mobilisisasi alat berat ke lokasi terutama lokasi yang merupakan kepulauan, adanya banjir, serta beberapa lokasi yang mempunyai vegetasi sangat berat 4) Sawah yang sudah selesai dicetak tidak bisa segera ditanami, hal ini disebabkan antara lain lokasi terkena banjir, kebiasaan petani yang tidak mau tanam diluar kebiasaan musim tanam di wilayah setempat 5) Masih ada beberapa lokasi yang terdapat simpukan sisa land clearing dan masih berada di lokasi sawah. Sesuai dengan PK Dirjen PSP dengan Menteri Pertanian TA 2016, terdapat kegiatan lain di Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan untuk mencapai sasaran program Ditjen PSP melalui penambahan luas tanam padi adalah sebagai berikut : 1) Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu 22 Sasaran kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu adalah terealisasinya kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu dengan target Ha yang dilaksanakan 4 Provinsi (6 Kabupaten) dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,-. Realisasi fisik kegiatan mencapai Ha dari target seluas 4.779,5 Ha (83,67%) dengan realisasi anggaran kegiatan terserap Rp ,- dari pagu sebesar Rp ,-. (77,45%). Dari pagu anggaran di atas, terdapat self-blocking sebesar Rp ,-. Setelah revisi DIPA tanggal 10 November 2016, terdapat penambahan anggaran pada DIPA revisi yang lebih besar dari target awal Rp ,- menjadi Rp ,- Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

34 ab. Banyuasin Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu masuk dalam kriteria Cukup Berhasil, hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian Kab. Banyuasin sebesar 73,76 %. Tidak tercapainya target 100 % dikarenakan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang mendapatkan alokasi kegiatan seluas 500 ha, tidak melaksanakan kegiatan ini dan dananya dikembalikan ke kas negara. Hal ini disebabkan karena lokasi yang telah disiapkan untuk kegiatan di Kecamatan SP Padang dalam kondisi tergenang akibat banjir. Selain itu, Kabupaten Kepulauan Meranti yang semula ditargetkan melaksanakan kegiatan seluas 500 ha, hanya mampu melaksanakan seluas 329 ha karena lokasi tidak memenuhi kriteria. Ke depan, diharapkan penanggung jawab Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu dapat lebih selektif dalam mengusulkan calon lokasi kegiatan. 2) Kegiatan Pra Sertifikasi Lahan Petani Pada TA. 2016, alokasi anggaran kegiatan Pra Sertifikasi Lahan Pertanian adalah sebanyak paket ( bidang/persil) di 26 Propinsi (163 Kabupaten/Kota). Total anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan Pra dan Pasca Sertifikasi Lahan Pertanian sebesar Rp ,-. Namun demikian, terjadi penghematan anggaran menjadi Rp ,- untuk bidang dengan realisasi kegiatan sebesar bidang (81,14 %). Realisasi anggaran (sampai dengan Desember 2016) sebesar Rp ,- (81,87 %) dari pagu sebesar Rp ,- Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan Pra Sertifikasi Lahan Petani masuk dalam Kategori Berhasil, yang dinilai berdasarkan persentase capaian sebesar 81,14 %. Dari sisi Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

35 pelaksanaannya, kontribusi kegiatan Pra Sertifikasi Lahan Petani yang dapat diperoleh yaitu : Diperolehnya data penetapan calon lokasi dan calon petani (CPCL) serta jumlah persil/bidang yang diperuntukan bagi petani dan/atau pemilik penggarap lahan pertanian rakyat yang akan digunakan untuk perencanaan kegiatan Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT) oleh BPN ditahun mendatang, Memberikan kepastian kepada petani pemilik penggarap yang telah mengusahakan tanahnya tetapi belum mempunyai hak atas tanah yang tetap (subyek) dan lahan pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan di sentra produksi (obyek) atas tanah yang akan disertifikasi secara cepat, tepat, mudah, dan aman, Mempercepat penyajian dokumen administrasi subyek dan obyek untuk diproses lebih lanjut dalam pembuatan sertifikat tanah oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Capaian kegiatan Pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu dan Pra Sertifikasi Lahan Petani seperti pada tabel 5. Tabel 5. Capaian Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/ Gambut Terpadu dan Pra Sertifikasi Lahan Petani Tahun 2016 Indikator Kinerja Target (Ha) Realisasi (Ha) Capaian (%) Kategori Pengembangan rawa gambut terpadu 4, , Berhasil Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi dan pasca sertifikasi 63,407 51, Berhasil Sumber Data : PK dan Hasil Pengukuran Kinerja Direktorat Perluasan dan Perluasan Lahan, Peningkatan Ketersediaan Air untuk Sektor Pertanian Pencapaian sasaran Ketersediaan Air untuk Sektor Partanian yang menjadi tanggung jawab Direktorat Irigasi Pertanian adalah : 24 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

36 a) Jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya, b) Jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun, c) Jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/ direhabilitasi, d) Jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim. Pengukuran indikator kinerja Direktorat Irigasi Pertanian dalam pencapaian sasaran kegiatan Meningkatnya Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian dapat disimpulkan termasuk dalam Kategori Berhasil. Hal ini didasarkan dari penilaian terhadap 4 indikator kinerja, dimana 3 indikator Kab. Kab. Ciamis Ciamis masuk Kategori Berhasil yaitu jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya tercapai 98,30 %, jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun tercapai 99,55 %, dan jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim tercapai 93,91 %, sedangkan 1 indikator masuk Kategori Cukup Berhasil yaitu jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi tercapai 75,26 %. Penilaian capaian masing-masing indikator kinerja Direktorat Irigasi Pertanian terdapat pada Tabel 6 di bawah ini. Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

37 Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja Irigasi Pertanian Tahun 2016 Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target * Realisasi Capaian Kategori Meningkatnya Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian 1. Jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya Ha Ha 98,30 % Berhasil 2. Jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun Unit Unit 99,55 % Berhasil 3. Jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabi litasi Ha Ha 75,26 % Cukup Berhasil 4. Jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim Unit Unit 93,91 % Berhasil Sumber Data : Direktorat Irigasi Pertanian TA Dari capaian Indikator Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian TA pada Tabel 6 di atas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut : Masih terdapat realisasi Indikator Kinerja dalam kategori cukup berhasil yang disebabkan adanya tunda bayar/luncuran pada tahun Realisasi Indikator Kinerja dapat bertambah pada tahun 2017 setelah anggaran yang ditunda bayar/luncurkan dicairkan. 26 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

38 1) Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi tersier. Pada TA 2016 capaian jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier adalah sebesar ha yang tersebar di 26 Provinsi dan 230 Kabupaten. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier termasuk dalam kategori Berhasil. Hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian kegiatan sebesar 98,30 % dari target ha. Alokasi anggaran kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier sebesar Rp ,00 dengan blokir Rp ,00 dan terealisasi senilai Rp ,00 atau 99,91 %. Rincian realisasi per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 6. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kegiatan RJIT TA mengalami penurunan alokasi kegiatan (TA seluas Ha) menjadi Ha pada TA Hal ini sesuai dengan target dalam Renstra TA sebesar 3,332,435 Ha dengan target alokasi RJIT yang sangat besar sudah dilaksanakan pada TA. 2015, dalam rangka upaya percepatan pencapaian Nawa Cita Pemerintah untuk mendukung pencapaian swasembada pangan. Dengan direhabilitasinya jaringan irigasi tersier secara luas pada TA. 2015, diharapkan manfaatnya/dampaknya sudah dapat meningkatkan IP minimal 0,3 dan produksi minimal 0,3 ton/ha. 2) Pengembangan Irigasi Perpipaan/Irigasi Pompanisasi Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpipaan/Pompanisasimerupakan salah satu bentuk upaya pengembangan sumber air irigasi untuk usaha pertanian sub sektor tanaman pangan. Kegiatan irigasi perpipaan/irigasi perpompaan dimaksudkan untuk meningkatkan intensitas pertanaman (IP) sebesar 0,5 pada lahan sawah serta meningkatkan ketersediaan air sebagai suplesi pada lahan pertanian. Hal ini perlu dilakukan mengingat beragamnya kondisi dan potensi daerah, yang berdampak pada beragamnya perkembangan teknologi irigasi yang berkembang di setiap daerah. Kegiatan irigasi perpipaan/irigasi Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

39 perpompaan merupakan kegiatan baru yang dialokasikan pada TA.2016 yang dilaksanakan di 32 Provinsi tersebar di 319 Kabupaten (1.691 unit). Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan pengembangan irigasi perpipaan/irigasi perpompaan masuk ke dalam Kategori Berhasil. Hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian unit yang sudah ditansfer dana sebesar 99,73%. 3) Pengembangan Irigasi Rawa Kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa juga merupakan kegiatan baru pada TA yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja jaringan irigasi tersier di lahan rawa sehingga meningkatkan fungsi layanan irigasi. Target alokasi kegiatan adalah seluas Ha yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi (7 Kabupaten). Realisasi fisik sampai akhir tahun 2016 seluas 60,209 Ha, proses penyaluran dana bantuan pemerintah tahap I (70%) seluas Ha, sedangkan proses penyaluran dana bantuan pemerintah tahap II (30%) masih dilakukan seluas Ha. Rincian realisasi per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 7. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran (transfer dana), kegiatan pengembangan irigasi rawa masuk ke dalam Kategori Berhasil sebesar 99,88 %. 4) Pengembangan/Pelaksanaan Konservasi Air dan Lingkungan Hidup serta Antisipasi Perubahan Iklim. Pada TA 2016, alokasi kegiatan Pengembangan/Pelaksanaan Konservasi Air dan Lingkungan Hidup serta Antisipasi Perubahan Iklim dilaksanakan di 16 provinsi dan 66 kabupaten dalam bentuk fisik berupa embung/dam parit/long storage. Kegiatan ini sudah dilaksanakan pada TA dengan realisasi sebanyak 324 unit (86,40%) dari target sebanyak 375 unit. Pembangunan embung/dam parit/long storage bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan sumber air di tingkat usaha tani sebagai suplesi irigasi tanaman pangan dan mengurangi resiko terjadinya kegagalan panen akibat kekeringan pada lahan usaha tani di musim kemarau. Tahun 2016, target pembangunan embung/dam parit/long storage yang dialokasikan sebanyak unit dan telah 28 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

40 terealisasi sampai akhir Desember 2016 sebanyak unit dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 (87,96 %). 5) Water Resources and Irrigation Management Program (WISMP) Water Resources and Irrigation Sector Management Program (WISMP) merupakan salah satu program nasional dengan sumber dana berasal dari pinjaman dan hibah luar negeri pada sektor pengairan untuk mengatasi adanya penurunan tingkat kinerja pengelolaan sumber daya air dan irigasi. Program ini direncanakan selama 15 (lima belas) tahun dan dibagi ke dalam 3 (tiga) Adjustable Program Loan (APL). Pelaksanaan kegiatan program WISMP APL I dimulai pada tahun 2006 dan berakhir pada tahun Saat ini sedang berjalan kegiatan program WISMP II yang telah efektif berjalan sejak Kegiatan WISMP II direncanakan berakhir Kegiatan utama dalam Program WISMP adalah kegiatan pemberdayaan kelembagaan. Kontribusi kegiatan WISMP terhadap Ditjen PSP salah satunya adalah turut membantu meningkatkan kapasitas kelembagaan petani pemakai air melalui kegiatan Pelatihan GP3A dalam aspek managemen, organisasi dan keuangan, Pelatihan Teknis Optimasi Lahan dan Air untuk Pengembangan Agribisnis, Pelatihan Sekolah Lapang Iklim, Mitigasi dan Adaptasi terhadap perubahan MT I, Pelatihan Sekolah Lapang PHT, Pelatihan mengenai Pengajuan dan Pelaksanaan Dana Investasi Agribisnis, Studi Banding, Legalisasi Kelembagaan, dan lain-lain Peningkatan Fasilitasi Penyaluran Pupuk dan Pengawasan Pestisida Pencapaian sasaran strategis melalui kegiatan Fasilitasi Penyaluran Pupuk dan Pengawasan Pestisida yang menjadi tanggung jawab Direktorat Pupuk dan Pestisida diukur melalui capaian indikator kinerja, khususnya berkaitan dengan kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi dan pengembangan UPPO mendukung desa organik. Capaian kinerja Direktorat Pupuk dan Pestisida dapat dilihat sebagaimana pada Tabel 7 berikut : Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

41 Tabel 7. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pupuk dan Pestisida Tahun 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target satuan Realisasi % Capaian Tersalurnya pupuk bersubsidi dan dioptimalkannya Rumah Kompos di daerah sentra produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan sentra peternakan. 1. Jumlah Pupuk Bersubsidi Ton ,60 2. Jumlah Terbit Permentan dan 2 Permentan/ 2 100,00 Keputusan Dirjen Tahun 2016 Kep. Dirjen 3. Jumlah Terbit Kepmentan 1 Kepmentan 1 100,00 tentang HPP Tahun Jumlah pelaksanaan sosialisasi 33 Provinsi ,00 permentan tahun Jumlah petunjuk pelaksanaan verifikasi dan validasi penyaluran pupuk bersubsidi Tahun Pedoman 1 100,00 Terlaksananya pengawasan pupuk dan pestisida 6. Jumlah pelaksanaan verifikasi dan validasi penyaluran pupuk bersubsidi tahun Jumlah terbangunnya Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) mendukung desa organik 1. Jumlah sampel mutu pupuk dan Pestisida yang beredar 2. Terfasilitasinya pembentukan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Pusat 33 Provinsi , Unit , Sampel ,00 1 Keputusan 1 100,00 Terfasilitasinya pendaftaran pupuk dan pestisida 1. Jumlah pendaftaran pupuk 200 Ijin ,5 2. Jumlah pendaftaran pestisida 200 Ijin ,00 Sumber data : Direktorat Pupuk dan Pestisida TA ) Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah jenis pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi di lini IV. Sasaran kegiatan adalah diterapkannya pemupukan berimbang spesifik lokasi di tingkat petani, untuk mendukung peningkatan produktivitas dan produksi serta memperbaiki kualitas hasil komoditas pertanian. 30 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

42 Pupuk yang disubsidi adalah Urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk organik yang diproduksi oleh BUMN Pupuk dengan rincian jumlah pupuk yang disubsidi berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60/Permentan/SR.310/ 12/2015 tanggal 3 Desember 2015 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian TA adalah sbb: Urea sebanyak ton; SP-36 sebanyak ton; ZA sebanyak ton; NPK ton dan Organik sebanyak ton dan diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 59/Permentan/ SR.310/12/2016 tanggal 2 Desember 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60/Permentan/SR.310/12/2015 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggara 2016 adalah sebagai berikut : Urea sebanyak ton; SP- 36 sebanyak ton; ZA sebanyak ton; NPK sebanyak ton dan Organik sebanyak ton. Alokasi anggaran subsidi pupuk TA 2016 didasarkan pada DIPA Nomor : SP DIPA /2016 senilai Rp , yang kemudian mengalami revisi dengan nilai masing-masing sebesar : a). Pupuk Urea, Rp ,00 b). Pupuk SP-36, Rp ,00 c). Pupuk ZA, Rp ,00 d). Pupuk NPK Rp ,00 dan e). Pupuk Organik, Rp ,00. Realisasi kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi tahun 2016 untuk semua jenis pupuk berdasarkan realisasi fisik sampai posisi tanggal 31 Desember 2016 adalah: ton dari target ton atau 96,30 %. Seperti pada Tabel 8. Tabel 8 Realisasi Fisik dan Keuangan Pupuk Bersubsidi TA KEGIATAN FISIK KEUANGAN TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % * Pupuk Bersubsidi (Ton) 9,550,000 9,196, ,063,193,550 26,853,260, Pupuk Urea 4,140,472 4,023, ,144,462,794 10,674,063, Pupuk SP36 880, , ,173,935,082 2,934,115, Pupuk ZA 1,050,000 1,001, ,264,835,252 1,986,294, Pupuk NPK 2,700,000 2,642, ,380,952,738 10,409,351, Pupuk Organik 779, , ,099,007, ,434, Sumber Data : Direktorat Pupuk dan Pestisida TA Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, secara umum kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi (Urea, SP-36, ZA, Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

43 NPK dan Organik) sampai dengan tanggal 31 Desember 2016, dalam Kategori Berhasil. Kontribusi kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi bagi peningkatan produksi padi adalah jaminan ketersediaan pupuk yang dapat menjaga/meningkatkan produktivitas padi di areal sawah yang mendapatkan pupuk. Setiap tahun, Menteri Pertanian perlu menetapkan Kebutuhan dan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian sebagai respon terhadap perubahan yang terjadi di setiap tahunnya. Draft Peraturan Menteri Pertanian TA dalam proses pengajuan untuk mendapat penetapan lebih lanjut. Dalam draft tersebut kebutuhan pupuk bersubsidi tahun 2017 diusulkan sebanyak ton yang terdiri dari Pupuk Urea sebanyak ton; Pupuk SP-36 sebanyak ton; Pupuk ZA sebanyak ton; Pupuk NPK sebanyak ton dan Pupuk Organik sebanyak ton. 2) Kegiatan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) Mendukung Desa Organik Kegiatan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) mendukung desa organik merupakan kegiatan bantuan pemerintah yang diberikan kepada masyarakat tani sebagai salah satu upaya memperbaiki kesuburan lahan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Diharapkan dengan adanya bantuan pemerintah berupa Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO), petani dapat memproduksi dan menggunakan pupuk organik insitu secara optimal. Bantuan yang diberikan dalam kegiatan UPPO antara lain bangunan rumah kompos, bak fermentasi, alat pengolah pupuk organik (APPO), kendaraan roda 3, bangunan kandang ternak komunal, ternak sapi dan bantuan pakan selama 6 bulan. Pembangunan UPPO diarahkan pada lokasi yang memiliki potensi sumber bahan baku pembuatan kompos, terutama limbah organik/limbah panen tanaman, kotoran ternak/limbah ternak dan sampah organik rumah tangga pada kawasan sentra produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan. Pada tahun 2016 target untuk pembangunan UPPO adalah 575 unit yang tersebar di 25 provinsi, Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

44 kabupaten. Dalam pelaksanaannya, realisasi keuangan dan fisik telah tercapai 100%, sehingga capaian tersebut masuk dalam Kategori Berhasil. Kontribusi dari kegiatan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) adalah memenuhi kebutuhan pupuk organik insitu oleh dan untuk petani, utamanya untuk mendukung kegiatan SRI di lokasi setempat atau masyarakat sekitarnya. Selain itu juga menyediakan fasilitasi terpadu untuk pengolahan bahan organik (jerami, sisa tanaman, limbah ternak, sampah organik) menjadi kompos (pupuk organik), memperbaiki kesuburan dan produktivitas lahan pertanian serta melestarikan sumberdaya lahan pertanian dan lingkungan Peningkatan Fasilitasi Pembiayaan, Pemberdayaan Kelembagaan, dan Permodalan Pertanian, serta Peningkatan Perlindungan Terhadap Resiko Pencapaian sasaran kegiatan diukur melalui Peningkatan Fasilitasi Pembiayaan, Pemberdayaan Kelembagaan, dan Permodalan Pertanian, serta Peningkatan Perlindungan Terhadap Resiko yang menjadi tanggungjawab Direktorat Pembiayaan. Pengukuran capaian indikator kinerja jumlah asuransi pertanian dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi jumlah lahan tanaman padi yang diasuransikan (Ha) dengan target lahan tanaman padi yang diasuransikan (Ha). Sedangkan untuk pengukuran capaian indikator kinerja jumlah asuransi ternak sapi dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi jumlah ternak sapi yang diasuransikan (ekor) dengan target ternak sapi yang diasuransikan (ekor). Angka realisasi asuransi pertanian adalah angka realisasi lahan tanaman padi yang sudah terdaftar dalam peserta asuransi oleh Jasindo dan diterbitkan polis serta ditetapkan melalui SK definitive dari Dinas Pertanian Kabupaten. Angka realisasi asuransi ternak sapi adalah angka realisasi ternak sapi yang sudah terdaftar dalam peserta asuransi oleh Jasindo dan diterbitkan polish serta ditetapkan melalui SK definitive dari Dinas Pertanian Kabupaten. Pencapaian sasaran kegiatan Direktorat Pembiayaan yang diukur melalui 2 indikator kinerja yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja (revisi Desember 2016), dapat disimpulkan bahwa indikator jumlah asuransi pertanian dalam hal ini adalah Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) terealisasi seluas Ha dari target Ha (100%) termasuk Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

45 Kategori Berhasil, Untuk indikator kinerja jumlah asuransi ternak sapi terealisasi sejumlah ekor dari target ekor (100%) termasuk Kategori Berhasil seperti pada Tabel 9. Tabel 9. Capaian Kegiatan Asuransi Pertanian dan Asuransi Ternak Sapi TA No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja % Kategori Capaian 1. Meningkatnya fasilitasi pembiayaan, Jumlah Asuransi Ha Ha *) 100,00 Berhasil pemberdayaan kelembagaan, dan Pertanian permodalan pertanian, serta peningkatan perlindungan terhadap risiko gagal panen melalui asuransi pertanian Jumlah Asuransi Ternak Sapi Target Realisasi Ekor Ekor 100,00 Berhasil Sumber data : PK (Desember, 2016) dan Hasil Pengukuran Kinerja Direktorat Pembiayaan, 2016 Keterangan : *) Dari realisasi AUTP sejumlah Ha, pembayaran subsidi premi sejumlah Ha diluncurkan pada TA ) Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Dari capaian asuransi pertanian (AUTP) seluas Ha, pembayaran subsidi premi yang telah dibayarkan pada tahun 2016 kepada pihak Jasindo adalah seluas Ha, sedangkan pembayaran subsidi premi seluas Ha akan diluncurkan pada TA Hal ini disebabkan adanya pemblokiran anggaran pada Direktorat Pembiayaan sejumlah Rp ,00 yang menyebabkan rencana tunda bayar sejumlah Rp ,00 untuk sisa pembayaran AUTP seluas Ha. Pencapaian sasaran kegiatan Fasilitasi Pembiayaan yaitu meningkatnya fasilitasi pembiayaan, pemberdayaan kelembagaan, dan permodalan pertanian, serta peningkatan perlindungan terhadap risiko gagal panen melalui asuransi pertanian diukur berdasarkan indikator jumlah asuransi pertanian dan jumlah asuransi ternak sapi. Analisis capaian sasaran kegiatan tersebut, sebagai berikut : Pada tahun 2016, capaian jumlah asuransi pertanian (AUTP) sesuai target dalam perjanjian kinerja tercapai seluas Ha dari target seluas Ha (100%). Sedangkan capaian setelah pemblokiran 34 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

46 (self-blocking) adalah seluas Ha dari target Ha (125%). Tabel 10. Capaian Indikator Kinerja Jumlah Asuransi Pertanian TA Indikator Kinerja Jumlah Asuransi Pertanian (AUTP) Target Awal (Ha) FISIK % Target Setelah Blokir (Ha) Realisasi (Ha) Awal Setelah Blokir Kriteria ,00 125,00 Berhasil Sumber Data : Direktorat Pembiayaan Pertanian, 2016 Realisasi anggaran dari pelaksanaan asuransi pertanian (AUTP), sebagai berikut ; Tabel 11. Realisasi Anggaran Asuransi Pertanian (AUTP) TA Indikator Kinerja Jumlah Asuransi Pertanian (AUTP) Target Awal (Rp.) KEUANGAN % Target Setelah Blokir (Rp.) Realisasi (Rp.) Awal Setelah Blokir 72,000,000,000 57,600,000,000 57,599,989, Sumber Data : Direktorat Pembiayaan Pertanian, 2016 Apabila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya, capaian jumlah asuransi pertanian tahun 2016 seluas Ha bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 seluas ,55 Ha, mengalami peningkatan sebesar Ha atau 114,13% (Tabel 11). Pencapaian kinerja jumlah asuransi pertanian secara umum dinilai berhasil, namun dalam pelaksanaan asuransi pertanian (AUTP) di lapangan, beberapa kendala dan permasalahan masih ditemukan selama proses pelaksanan kegiatan, sebagai berikut : Tidak adanya dana operasional di Propinsi/Kabupaten/Kota untuk kepentingan pembinaan dan pengawalan program asuransi pertanian Petugas Propinsi/Kabupaten Kota belum memfokuskan program asuransi pertanian sebagai program utama yang penting dalam upaya perlindungan terhadap petani Petani belum sepenuhnya memahami manfaat dari program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), sehingga belum banyak petani yang menjadi peserta AUTP secara sukarela Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

47 Terbatasnya tenaga/petugas, baik di Dinas Provinsi dan Kabupaten/ Kota, termasuk tenaga/petugas dari PT. Jasindo yang menangani pelaksanaan program AUTP Untuk itu telah dilakukan upaya tindak lanjut sebagai berikut : Mengusulkan penyediaan dana operasional di Propinsi/Kabupaten/ Kota untuk pembinaan dan pengawalan pelaksanaan program asuransi pertanian di TA Melaksanakan sosialisasi dan koordinasi tentang peningkatan pemahaman bagi para Petugas di Propinsi/Kabupaten Kota sehingga menempatkan program asuransi pertanian sebagai program utama yang penting dalam upaya perlindungan petani Mendorong Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten/Kota untuk menambah petugas pelaksana program AUTP Meningkatkan sosialisasi melalui media cetak, elektronik dan sosialisasi secara langsung melalui pertemuan sampai tingkat desa Mendorong Jasindo untuk menambah petugas yang membantu pelaksanaan AUTP Melaksanakan koordinasi dengan Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten/Kota untuk dapat mendampingi dan memberikan pemahaman terkait teknis pertanian Capaian Jumlah Asuransi Pertanian tahun 2016 yaitu seluas Ha bila dibandingkan dengan target jangka menengah seluas Ha, maka baru mencapai 8,33% dan masih terdapat kekurangan seluas Ha yang harus terwujudkan di periode ke depan. Untuk pencapaian kekurangan target jangka menengah, maka pada tahun 2016 selalu dilakukan pendampingan oleh petugas pusat, daerah dan pihak Jasindo dalam rangka sosialisasi dan percepatan pelaksanaan kegiatan AUTP. Kontribusi dari kegiatan asuransi pertanian dalam mendukung program swasembada pangan adalah mitigasi gagal panen seluas Ha melalui pembayaran premi asuransi gagal panen seluas Ha. 36 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

48 2) Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) Pada tahun 2016, capaian jumlah asuransi ternak sapi sesuai target dalam perjanjian kinerja tercapai sejumlah ekor dari target sejumlah ekor (100%). Sedangkan capaian setelah pemblokiran (selfblocking) adalah sejumlah ekor dari target sejumlah ekor (100%). Tabel 12. Capaian Indikator Kinerja Jumlah Asuransi Ternak Sapi (AUTS) TA Indikator Kinerja Jumlah Asuransi Ternak Sapi (AUTS) Target Awal (Ha) FISIK % Target Setelah Blokir (Ha) Realisasi (Ha) Awal Setelah Blokir Kriteria ,00 100,00 Berhasil Sumber Data : Direktorat Pembiayaan Pertanian, 2016 Realisasi anggaran dari pelaksanaan asuransi ternak sapi (AUTS), sebagai berikut ; Tabel 13. Realisasi Anggaran Asuransi Ternak Sapi (AUTS) TA Indikator Kinerja Jumlah Asuransi Ternak Sapi (AUTS) Target Awal (Rp.) KEUANGAN % Target Setelah Blokir (Rp.) Realisasi (Rp.) Awal Setelah Blokir ,00 100,00 Sumber Data : Direktorat Pembiayaan Pertanian, 2016 Kegiatan asuransi ternak sapi merupakan program baru yang dilaksanakan sebagai bagian dari program kegiatan prasarana dan sarana pertanian pada tahun Dari pencapaian target dan realisasi, capaian pelaksanaan kegiatan ini dikategorikan Berhasil. Namun demikian, beberapa kendala dan permasalahan masih ditemukan dalam pelaksanaannya, salah satunya adalah tidak adanya dana operasional di Propinsi/Kabupaten/Kota untuk mengawal program asuransi usaha ternak sapi. Untuk itu telah dilakukan upaya mengusulkan dana operasional di Propinsi/Kabupaten/Kota untuk mendukung pembinaan, pendampingan, dan pengawalan program asuransi ternak sapi di TA Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

49 Kontribusi dari kegiatan asuransi ternak sapi adalah mendukung program swasembada daging melalui mitigasi terjadinya kerugian peternak sapi akibat hal-hal yang diluar kendali petani/peternak untuk ternak sejumlah ekor sapi melalui pembayaran premi asuransi ternak sapi Peningkatan Alat dan Mesin Pertanian Capaian kinerja Peningkatan Alat dan Mesin Pertanian yang menjadi tanggungjawab Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, diukur dengan cara membandingkan angka realisasi dengan angka target. Realisasi Keuangan dan Fisik pencapaian kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dana Satker Pusat khususnya penyediaan bantuan alat dan mesin pertanian setelah adanya selfbloking adalah sebesar 100%, dengan Kategori Berhasil. Realisasi pencapaian kinerja penyediaan bantuan alat dan mesin pertanian dana Satker Pusat tahun 2016 adalah sebagai berikut : Tabel 14. Capaian Realisasi Fisik Penyediaan Bantuan Alsintan Satker Pusat TA Periode : S/D 31 Desember 2016 (Dalam Rp. 000) Nama Kegiatan VOLUME Awal VOLUME Blokir VOLUME SETELAH BLOKIR REALISASI % Thd Volume Awal % Volume Blokir Alsintan Pusat ,71 100,00 1. TR ,90 100,00 2. TR ,68 100,00 3. Pompa Air ,16 100,00 4. Rice Transplanter ,57 100,00 5. Excavator ,00 100,00 6. Handsprayer ,00 100,00 7. Tray ,89 100,00 Sumber Data : Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Ditjen PSP 2016 Dari Tabel 14 di atas dapat dijelaskan bahwa penyediaan alsintan pada TA dapat terealisasi 100% disebabkan adanya kebijakan pemotongan anggaran dan self blocking sebesar Rp ,00 Namun demikian, prosentase (%) SP2D terhadap Nilai Kontrak tidak dapat terealisasi 100% dikarenakan adanya penundaan pembayaran tagihan 2016 yang akan dibayarkan di tahun 2017 sebesar Rp ,688,00 dikurangi realisasi SP2D Rp ,427,00 yaitu sebesar Rp ,00 38 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

50 Pencapaian kinerja realisasi fisik Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dana satker TP Provinsi khususnya penyediaan bantuan alat dan mesin pertanian adalah sebesar 100% dan Pencapaian kinerja realisasi keuangan adalah sebesar 96,31%. Berdasarkan penilaian skoring termasuk dalam Kategori Berhasil. Selain Alsintan yang diadakan di Pusat dilakukan pula pengadaan di Daerah sebanyak unit yang terdiri dari Traktor Roda 2 sebanyak unit, Pompa Air sebanyak unit dan Rice Transplanter sebanyak unit. Penyediaan Alsintan tersebut sudah terealisasi seluruhnya (100%) dengan rincian alokasi alsintan per Provinsi dapat dilihat pada Lampiran 8. Dukungan penggunaan alsintan saat ini sangat diperlukan mengingat kondisi sektor pertanian di Indonesia saat ini dihadapkan pada permasalahan semakin terbatasnya ketersediaan tenaga kerja, khususnya di daerah perdesaan. Pengurangan jumlah rumah tangga petani dan tingginya arus urbanisasi, ditambah dengan perubahan iklim yang terjadi menyebabkan pola dan sistem budidaya semakin tidak menentu sehingga membutuhkan waktu pengelolaan yang semakin cepat. Diharapkan fasilitasi bantuan alsintan dapat meningkatkan mutu pengolahan tanah; peningkatan Indeks Pertanaman (IP); efisiensi biaya produksi; penyelamatan kehilangan hasil; peningkatan mutu hasil; dan peningkatan pendapatan petani. Hasil kajian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Litbang Kementerian Pertanian telah menunjukkan bahwa alsintan merupakan salah satu kegiatan yang berdampak nyata terhadap peningkatan produksi komoditas padi. Artinya jika kita memberikan bantuan penyediaan alsintan kepada petani padi maka diyakini akan mampu memberikan kontribusi pada peningkatan produksi padi. Bentuk dukungan alsintan terhadap peningkatan produksi padi adalah sebagai berikut: 1) Dukungan Terhadap Peningkatan Intensitas Pertanaman dan Efisiensi Tenaga kerja Dukungan alsintan memungkinkan terjadinya peningkatan efisiensi tenaga kerja dan Intensitas Pertanaman (IP). Pemanfaatan alsintan secara optimal lebih jauh akan membantu memecahkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi seperti menurunnya pertumbuhan produksi tanaman pangan, produktivitas lahan dan meningkatnya alih fungsi lahan. Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

51 Selain traktor, dukungan pompa irigasi memungkinkan terjadinya perubahan pola tanam (intensitas pertanaman) dari 1 kali setahun menjadi 2 kali atau lebih dalam setahun. Selain dapat memecahkan permasalahan kelangkaan air, pompa air irigasi sekaligus dapat meningkatkan kesempatan kerja, karena bertambahnya jumlah areal tanam per tahun. Dalam hal ini, efisiensi yang dilakukan pompa dapat berupa penghematan jumlah air atau tenaga kerja yang digunakan untuk usaha tani, atau dapat pula berupa peningkatan indeks pertanaman (IP) yaitu dengan semakin meningkatnya jumlah frekuensi tanam per tahun per satuan luas dan waktu. 2) Dukungan Terhadap Upaya Menekan Urbanisasi/Meningkatkan Daya Tarik Bekerja di Sektor Pertanian Dewasa ini SDM pertanian di pedesaan mengalami penurunan sehingga perlu upaya menarik tenaga potensial pedesaan untuk tidak keluar (urban) dari desa/daerah masing-masing dan bekerja di sektor pertanian. Alsintan merupakan salah satu dari upaya tersebut. Jika upaya sosialisasi alsintan tidak dilakukan, maka tidak tertutup kemungkinan pada waktu mendatang akan terjadi kesulitan dalam mencari tenaga kerja pedesaan ini. 3) Dukungan Terhadap Upaya Menekan Biaya Produksi Efisiensi sebagai akibat penggunaan alsintan dalam proses produksi akan menurunkan biaya produksi per satuan luas dan pada akhirnya akan terjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Mengingat strategisnya peranan alsintan dalam memberikan dukungan pada tercapainya sasaran pembangunan pertanian secara luas, maka untuk meningkatkan kemampuan pencapaian sasaran produksi tanaman pangan, maka langkah operasional kebijakan pengembangan alsintan pra panen di Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan alsintan pengolahan lahan (traktor roda 2 dan traktor roda 4), rice transplanter, dan pompa air. Kebijakan pengadaan alsintan oleh pemerintah dilakukan melalui dana/anggaran yang berasal dari APBN (Dana Pusat dan Tugas Pembantuan) dan APBD. Selain itu pengadaan juga dapat melalui cara swadaya dan kerjasama dengan swasta. Agar pengadaan, peredaran, dan penggunaan alsintan oleh petani dapat mengarah kepada alsintan yang berkualitas dan sesuai dengan Standar Nasional (SNI), maka ditetapkan Pedoman 40 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

52 Pengawasan Pengadaan, Peredaran, dan Penggunaan Alsintan melalui Permentan No. 65/Permentan/OT.140/12/2006 yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah (Bupati/Walikota) untuk menetapkan petugas pengawasnya. Dalam menyusun kebutuhan alsintan dilakukan melalui perhitungan estimasi kontribusinya terhadap peningkatan produksi padi. Misalnya penggunaan traktor roda 2 diasumsikan memiliki kontribusi terhadap peningkatan IP sebesar 34% sd 41%. Sedangkan pompa air diasumsikan memiliki kontribusi terhadap peningkatan IP sebesar 24% sd 28%. Dengan menghitung alsintan yang tersedia (existing) dan luas cakupan (coverage area) maka akan diketahui berapa besar kontribusi alsintan terhadap produksi padi. Asumsi kontribusi traktor roda 2 dan pompa air terhadap produksi padi adalah sebagai berikut: Tabel 15. Kontribusi Alsintan Terhadap Pencapaian Surplus Beras Tahun No URAIAN TAHUN 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 TR 2 Pompa Air TR 2 Pompa Air TR 2 Pompa Air TR 2 Pompa Air TR 2 Pompa Air 1 Ketersediaan alsintan (unit) Luas cakupan (ha) Kontribusi Peningkatan IP 0,34 0,24 0,35 0,25 0,37 0,26 0,39 0,27 0,41 0, Kontribusi Thd Produksi (ton beras) Produksi Nasional (ton beras) Kontribusi (%) 19,47 13,83 19,88 13,99 20,25 14,12 20,55 14,23 20,81 14,30 Sumber Data : Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, 2016 Sebagai gambaran kondisi Alsintan di Indonesia (existing) berdasarkan bantuan alsintan dari APBN dari tahun 2011 sd 2016 seperti pada Tabel berikut : Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

53 Tabel 16. Bantuan Alsintan dari APBN Tahun 2011 s.d 2016 TAHUN N0 JENIS ALSINTAN TOTAL APBN KTNGENSI REFOC APBNP 1 Traktor Roda Pompa Air Traktor R4 TP Traktor R4 Bun Rice Trans Chopper Cultivator JUMLAH Sumber Data : Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Ditjen PSP Dukungan Manajemen dan Teknis Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian Pengukuran kinerja kegiatan dilakukan dalam indikator kinerja yang telah ditetapkan pada dokumen penetapan kinerja dengan cara membandingkan angka realisasi dengan angka target. Berikut ini target dan capaian indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang ditampilkan pada Tabel. Tabel 17. Capaian Dukungan Manajemen dan Teknis Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Fisik % Capaian 1 Meningkatnya fasilitasi pelayanan 1 Jumlah dokumen perencanaan program, 6 Dokumen Berhasil teknis dan administrasi untuk anggaran dan kerjasama mendukung 2 Jumlah administrasi keuangan dan 34 Provinsi Berhasil pelaksanaan kerja Direktorat perlengkapan Jenderal 3 Jumlah SAK dan SIMAK BMN 34 Provinsi Berhasil 4 Jumlah Standar Operasional Prosedur (SOP) tata laksana kepegawaian 2 Dokumen Berhasil 5 Jumlah peraturan perundang- undangan dan kebijakan prasarana dan sarana pertanian 6 Jumlah informasi prasarana dan sarana pertanian yang dipublikasikan 1 Dokumen Berhasil 7 leaflet Berhasil Sumber data : Bagian Evaluasi dan Pelaporan Ditjen PSP TA Jumlah dukungan Prasarana dan Sarana kerja 1 Paket Berhasil untuk Direktorat Jenderal 8 Jumlah laporan pelaksanaan program/ kegiatan 5 Laporan Berhasil 9 Jumlah laporan hasil tindak lanjut pemeriksaan dan audit (LHP dan LHA) 4 Dokumen Berhasil 42 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

54 Sekretariat Direktorat Jenderal telah melaksanakan tugas dan fungsinya yaitu melakukan dukungan manajemen dan teknis yang terkait dengan perencanaan program, anggaran dan kerjasama, administrasi keuangan dan perlengkapan, sarana penunjang, kualitas dan kuantitas SDM, evaluasi dan layanan rekomendasi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis maupun PK. Dukungan manajemen dan teknis pelaksanaan kegiatan prasarana dan sarana pertanian yang optimal sangat membantu dalam percepatan pencapaian sasaran program Ditjen PSP tahun Analisis Capaian Sasaran Program Pada Semester II Tahun 2016 Terhadap Tahun 2015 dan Renstra Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Melalui Pencetakan Sawah Baru Capaian penambahan luas baku lahan padi melalui kegiatan perluasan sawah TA sebesar Ha bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar Ha mengalami peningkatan seluas Ha atau sebesar 643%. Atau bila dibandingkan dengan target Renstra TA realisasi sampai dengan tahun 2016 sebesar Ha atau 14.91% dari target seluas Ha. Penjelasan tersebut seperti pada Tabel 18. Tabel 18. Perbandingan Capaian Jumlah Penambahan luas Baku Padi TA dengan TA dan Renstra Target (Ha) Capaian (Ha) Capaian 2016 terhadap Targ Target Indikator Capaian 2015 et Kinerja 2019 % Selisih % % Selisih (Ha) (Ha) Jumlah Penam bahan Luas Baku Lahan Padi Sumber Data : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA Untuk akselerasi pencapaian swasembada pangan tahun 2017 Pemerintah telah mengalokasikan anggaran secara masif dalam pembukaan lahan sawah pada tahun 2016 seluas Ha, yang dalam perkembangan mengalami perubahan menjadi Ha. Pelaksanaannya juga dikerjasamakan dengan TNI dengan harapan realisasi pembukaan lahan Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

55 sawah sesuai dengan target yang ditetapkan. Walaupun bila dibandingkan dengan target Renstra sebesar Ha, capaian tahun ini masih jauh dari harapan (baru terealisasi 14.91%) Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi Pada tahun 2016 tercapai realisasi luas tambah tanam padi sebesar ,9 Ha dari target tanam seluas Ha (1.421%). Apabila dibandingkan dengan capaian luas tanam padi pada tahun 2015 pada periode Januari-Desember 2015 sebesar Ha. Seperti pada tabel berikut: Tabel 19. Capaian Luas Tambah Tanam Padi Tahun 2016 terhadap Luas Tambah Tanam Padi Tahun 2015 dan Renstra Target (Ha) Capaian (Ha) Capaian 2016 terhadap Indikator Kinerja Target Target Capaian % Selisih (Ha) % % Selisih (Ha) Jumlah Penambahan , , ,9 Luas Tanam Padi Sumber data : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA Berdasarkan capaian ini, dapat dikatakan dukungan kegiatan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yang dilaksanakan sepanjang semester II tahun 2016 berhasil mendukung capaian luas tambah tanam padi yaitu seluas ,9 (1.421%) bila dibandingkan capaian pada periode yang sama di tahun 2015: Berbeda dengan Tahun 2015, dimana capaian indikator keberhasilan diutamakan dari 2 (dua) kegiatan utama yaitu kegiatan Perluasan sawah dan Pengembangan Jaringan irigasi, maka berdasarkan Review Renstra pada bulan Desember 2016, Indikator keberhasilan tersebut dicapai melalui seluruh aspek kegiatan prasarana dan sarana pertanian yaitu :1) Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian; 2) Peningkatan ketersediaan air untuk sektor pertanian; 3) Peningkatan fasilitasi penyaluran pupuk dan pengawasan pestisida 4) Peningkatan fasilitasi pembiayaan, pemberdayaan kelembagaan, dan permodalan pertanian, serta peningkatan perlindungan terhadap resiko, 5) Peningkatan pemanfaatan alat dan mesin pertanian dan 6) Dukungan Manajemen dan Teknis kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian. 44 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

56 Bila dicermati data series luas tanam selama periode 10 tahun ( ), capaian luas tanam seluas Ha, merupakan data tertinggi DATA SERIES LUAS TANAM PADI Grafik 1 Trend luas tanam padi tahun Capaian keberhasilan pada TA 2016 ini diprediksi selain dari kegiatan utama Ditjen PSP seperti juga adanya Dukungan TNI sebagai motivator dalam percepatan pertanaman, seperti dilaksanakannya Rakor Pangan di beberapa Propinsi Sentra Pangan untuk menajamkan strategi pencapaian target Luas Tambah Tanam. Rakor Pangan dilaksanakan di Propinsi sentra, adapun beberapa hal pokok dalam Rakor tersebut adalah: a) Peningkatan kemampuan petani secara kualitas dan kuantitas (Satkorwil) bersama instansi terkait membantu menyiapkan melatih dan mendidik SDM Petani melaksanakan pelatihan KPD guna mendukung tenaga PPL, melakukan giat percontohan atau demplot, membangkitkan motivasi dan kesadaran para tokoh masyarakat dalam bertani. b) Peningkatan produksi pertanian khususnya PAJALE melalui program UPSUS (mendorong petani melaksanakan budaya tanam serentak dan meningkatkan LTT membantu pembangunan infrastruktur jaringan irigasi tersier/embung/long storage/dam parit dll, membantu sinergi dengan stake holder lainnya dalam distribusi air untuk pertanian pengawasan saprodi (pupuk dan benih), Optimalisasi brigade alsintan untuk mendukung percepatan tanam dan meningkatkan IP). Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

57 c) Mendorong percepatan kegiatan cetak sawah dan realisasi tanam serta penyediaan saprodi maupun alsintan. Selain itu adanya Program Padat Karya yang dilaksanakan berupa Bantuan Pemerintah terhadap Kegiatan Percontohan yang turut berkontribusi langsung terhadap penambahan luas tambah tanam. Kegiatan tersebut diantaranya adalah : a) Rehabilitasi jaringan irigasi tersier b) Rehabilitasi bendungan/dam parit/long strorage/embung c) Fasilitasi percepatan tanam d) Fasilitasi pengembangan padi organik Kegiatan lainnya yang diprediksi meningkatkan luas tambah tanam adalah adanya Pengembangan Jaringan Irigasi tersier yang dilaksanakan pada TA 2015 seluas Ha, kemungkinan besar berdampak pada Tahun 2016 ini Karena sebagian besar penyelesaian fisik kegiatan baru dapat diselesaikan pada akhir Tahun Adanya peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) yang cukup signifikan pada tahun ini disebabkan adanya upaya pencapaian swasembada yang dilakukan Kementerian Pertanian secara massif melalui Keputusan Menteri Pertanian No130/Kpts/OT.050/2/2016 tentang Peubahan keempat atas Keputusan Menteri Pertanian No 1243/Kpts/OT.160/12/2014 tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai, sehingga seluruh elemen di Kementerian Pertanian terlibat secara aktif dalam pencapaian swasembada pangan khususnya padi pada TA Realisasi Anggaran Realisasi anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA adalah sebesar Rp ,1 dari target Rp ,9 (98.18%) yang dihitung dari target anggaran setelah self blocking atau 68,10 % dari target setelah penghematan. Realisasi anggaran TA 2016 dapat dilihat seperti pada Tabel 20 dan Tabel 21 berikut : 46 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

58 Tabel 20. Realisasi Keuangan setelah Self Blocking Ditjen PSP TA (Rp. 000) NO SATKER PAGU PAGU SETELAH SELF-BLOCKING REALISASI % Terhadap Pagu % Terhadap Pagu selfblocking 1 PUSAT ,01 54,96 97,47 2 DEKONSENTRASI ,86 82,88 97,23 3 TUGAS PEMBANTUAN ,44 91,55 98,53 JUMLAH ,1 75,51 98,11 Sumber Data : Bagian Keuangan dan Perlengkapan Ditjen PSP, 2016 Tabel 21. Realisasi Pagu Anggaran berdasarkan Kegiatan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2016 NO ASPEK KEGIATAN PAGU PAGU SETELAH SELF-BLOCKING REALISASI % terhadap pagu % terhadap pagu selfblocking 1 IRIGASI PERTANIAN ,60 99,31 2 PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN ,64 98,12 3 ALAT DAN MESIN PERTANIAN ,39 98,68 4 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA ,58 87,36 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

59 NO ASPEK KEGIATAN PAGU PAGU SETELAH SELF-BLOCKING REALISASI % terhadap pagu % terhadap pagu selfblocking 5 PUPUK DAN PESTISIDA ,25 95,93 6 PEMBIAYAAN PERTANIAN ,55 97,28 TOTAL ,08 97,56 Sumber Data : Bagian Keuangan dan Perlengkapan Ditjen PSP, 2016 Anggaran tersebut sebagian besar dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan fisik pembangunan prasarana dan sarana pertanian di daerah melalui tugas pembantuan dan pengadaan alsintan secara e-catalog. Mekanisme pengelolaan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan dilakukan secara Bantuan Pemerintah (Bapem), sehingga tercapai efisiensi penggunaan anggaran melalui : 1). Tidak adanya unsur pengambilan keuntungan dari anggaran bapem yang diserahkan, 2). Adanya potensi penambahan volume pekerjaan dari volume yang ditargetkan melalui swadaya masyarakat/petani. Selain itu, efisiensi penggunaan anggaran juga tercapai melalui diterapkannya pengadaan alsintan secara e-catalog. Dengan sistem e-catalog ini telah disepakati perjanjian antara LKPP dan pengusaha terkait adanya jaminan dari pengusaha bahwa harga alsintan yang diusulkan dalam e- catalog adalah lebih rendah dari harga pasar Hambatan Dan Kendala Pelaksanaan kinerja pembangunan prasarana dan sarana pertanian tahun 2016 masih mengalami hambatan/kendala, sehingga pencapaian target sasaran strategis belum seluruhnya tercapai. Dalam rangka meningkatkan kinerja pada masa mendatang, maka perlu diketahui faktor yang menjadi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tahun Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain : 1. Kendala Administrasi 1) Kebijakan anggaran nasional yang mengharuskan adanya penghematan anggaran di tahun berjalan, sehingga mengakibatkan adanya revisi DIPA/POK, relokasi kegiatan dan keterlambatan pencairan dana. 48 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

60 2) Sinergitas dan koordinasi program/kegiatan lintas sektor belum berjalan optimal. 3) Terjadinya perubahan struktur organisasi baik di Pusat maupun pada beberapa satker daerah pelaksana kegiatan sehingga terjadi perubahan pejabat pelaksana kegiatan seperti Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Bendahara yang menyebabkan kegiatan tidak bisa segera dilaksanakan. 4) Dalam persiapan administrasi khususnya dalam penyusunan RUKK masih kurang cermat. 5) Masih lemahnya sistem pengendalian kegiatan. 7) Lambatnya penerbitan peraturan Bupat Bupati/Walikota yang menjadi dasar untuk pelaksanaan kegiatan (sebagai contoh lambatnya penerbitan peraturan Bupati/Walikota yang menjadi dasar Penyaluran Pupuk Bersubsidi). 2. Kendala Teknis 1) Terjadinya tumpang tindih CPCL denganlahan sawah existing dan kawasan hutan sehingga diperlukan waktu tambahan untuk melakukan verifikasi ulang di lapangan. 2) Keterbatasan petugas pelaksana kegiatan pada tingkat kabupaten dan provinsi. 3) Survey Investigasi Desain (SID) belum seluruhnya selesai. 4) Keterlambatan dalam menetapkan calon lokasi dan kelompok tani penerima kegiatan di beberapa daerah yang disebabkan kesulitan dalam memilih lokasi dan petani yang sesuai dengan pedoman teknis. 5) Petani belum memahami seutuhnya tentang tujuan dan manfaat kegiatan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sehingga belum banyak petani yang menjadi peserta AUTP. 6) Terbatasnya petugas baik pada tingkat kota/kabupaten maupun procvinsi serta Jasindo yang menangani pelaksanaan kegiatan AUTP. 7) Proses verifikasi kelayakan mengalami hambatan dikarenakan pemahaman teknis pertanian masih kurang oleh petugas Jasindo Upaya dan Tindak Lanjut Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, maka diperlukan upaya tindak lanjut dan tindakan antisipatif ke depan sebagai berikut : Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

61 1. Aspek Administratif 1) Percepatan pelaksanaan kegiatan setelah terjadi proses penghematan dengan koordinasi, sosialisasi dan pembinaan yang intensif. 2) Meningkatkan koordinasi lintas sektoral untuk sinergitas pelaksanaan kegiatan. 3) Meningkatkan sistim monitoring dengan instrument yang lebih sesuai untuk pendataan sesuai kebutuhan. 4) Dalam melakukan pembinaan agar lebih ditekankan terhadap sosialisasi penyusunan RUKK / RDKK. 5) Koordinasi dengan Pemerintah Daerah utuk melakukan percepatan Penerbitan Peraturan Bupati/Walikota. 6) Mengoptimalkan system pengendalian untuk dapat mengidentifikasi permasalahan dan solusinya sejak dini. 2. Aspek Teknis 1) Percepatan penyelesaian masalah adanya tumpang tindih lokasi perluasan areal sawah dengan melibatkan instansi terkait di daerah. 2) Percepatan pelaksanaan Survey Inventigasi Daerah (SID) kegiatan dengan meningkatkan pera Tim Teknis/Korlap dalam pengawalan pelaksanaan SID. 3) Penambahan petugas pelaksana kegiatan perluasan sawah, baik di Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten. 4) Mendorong pemerintah daerah agar menaruh perhatian serius terhadap pengembangan kawasan dan menyusun perencanaan detil dalam wujud road map yang dijadikan acuan dalam perencanaan tahunan nantinya. 5) Peningkatan sosialisasi melalui media cetak, elektronik, dan sosialisasi langsung dengan petani melalui pertemuan- pertemuan dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga tingkat desa. 6) Penambahan petugas pelaksana kegiatan AUTP, baik pada tingkat kabupaten/kota dan provinsi serta Jasindo. 7) Berkoordinasi dengan Dinas Pertanan Kota/Kabupaten maupun provinsi untuk dapat mendampingi dan memberikan pemahaman terkait teknis pertanian. 8) Dalam pembinaan ke daerah menekankan agar identifikasi calon petani dan calon lokasi dapat dilakukan pada tahun sebelumnya sehingga proses penyelesaian administrasi kegiatan dapat dipercepat. 9) Meningkatkan pembinaan untuk pelaksanaan kegiatan teknis sesuai pedoman yang telah ditentukan dan RUKK yang telah dibuat. Apabila ada perubahan, agar dapat segera merevisi RUKK. 50 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

62 10) Meningkatkan persiapan antisipatif terhadap pengaruh iklim dalam pelaksanaan kegiatan, dengan mengatur rencana pelaksanaan seefektif mungkin. Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

63 BAB IV PENUTUP Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, maka dalam rangka mendukung pencapaian empat target sukses Kementerian Pertanian telah disusun Rencana Strategis dan Program Kerja Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian Renstra dimaksud menjadi acuan dalam pencapaian sasaran strategis Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu meningkatnya produktivitas pertanian melalui terlaksananya penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian. Pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian dalam pencapaian sasaran strategis tersebut, disampaikan dalam Laporan Kinerja Ditjen PSP. Dalam Laporan Kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan. Untuk itu masih perlu diupayakan perbaikan untuk mengatasi kendala teknis dan administrasi yang dihadapi. Sebagai upaya untuk perbaikan untuk meningkatkan kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian ke depan, maka perlu dilakukan langkah nyata mulai dari proses perencanaan hingga implementasi pelaksanaan kegiatan di lapang melalui : 1). Peningkatan kualitas perencanaan kegiatan, 2). Peningkatan sosialisasi, pembinaan dan pengawalan mulai dari pemberkasan bantuan Pemerintah, penyusunan RUKK, transfer dana dan pelaksanaan konstruksi, 3). Peningkatkan sistim monitoring dan pengendalian untuk dapat mengidentifikasi permasalahan dan solusinya sejak dini serta 4). Peningkatan koordinasi dan dukungan seluruh stakeholders baik di pusat maupun daerah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian, dan 5). Peningkatan tindakan preventif dan antisipasi terhadap kondisi perubahan iklim yang terjadi. 52 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

64 Lampiran Lampiran 1. Struktur Organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian; 2. Jumlah Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian; 3. Rencana Aksi Indikator Kinerja Utama Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian; 4. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen PSP 5. Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian; (PK Sebelum dan PK Revisi) 6. Realisasi Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Per Provinsi; 7. Realisasi Kegiatan Irigasi Rawa Per Provinsi; 8. Alokasi Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Tahun Data LTT Padi Tahun 2015, LTT Padi Tahu 2016 dan Data Series Luas Tanam Padi Tahun Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

65 54 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

66 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

67 56 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

68 NO. 1 2 UNIT KERJA ESELON II Sekretariat Ditjen PSP Dit. Perluasan dan Perlindungan Lahan GOLONGAN I GOLONGAN II GOLONGAN III GOLONGAN IV JENIS KELAMIN A B C D Jml A B C D Jml A B C D Jml A B C D E Jml L P S3 S2 S1 D4 PENDIDIKAN S. Muda D3 D2 D1 SMA SMP SD JML 3 Dit. Irigasi Pertanian Dit. Pembiayaan Pertanian Dit. Pupuk dan Pestisida Dit. Alat dan Mesin Pertanian JUMLAH Ket: Setditjen sudah termasuk Dirjen PSP 1 DPK dari BPKP Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

69 58 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

70 Unit Kerja : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun : 2016 RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA UTAMA DITJEN PSP TA Sasaran Strategis Kementan Indikator Target Realisasi % Swasembada Padi 1 Produksi Padi (Juta ton GKG) 76,23 Kemajuan Pelaksanaan (%) Permasalahan Tindak Lanjut Sasaran Program Ditjen PSP Penambahan Luas Pertanaman Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi (Ha) ,8 366,01% 366,01% Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Sawah (Ha) Kegiatan utama dalam jumlah penambahan luas tanam padi a Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian - Pengembangan Jaringan Irigasi (Ha) Terjadinya perubahan kebijakan pengelolaan dana semula melalui Bansos menjadi Bantuan Pemerintah sehingga memerlukan penyesuaian administrasi dan mekanisme pengelolaannya Kegiatan pendukung dalam pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai - Sosialisasi dan pendampingan secara intensif kepada petugas dan kelompok sampel Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

71 60 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

72 PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR TARGET ALOKASI (Rp Miliar) TOTAL ALOKASI (Rp Miliar) PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Penambahan Luas Pertanaman 14, , , , , , Tercapainya Perluasan Areal Tanam 1. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi (Ha) 23, ,155 80, , , Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi (Ha) 600, ,055 37,650 67,400 53,500 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

73 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian Meningkatnya Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian 4, , ,620.5 Jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya (Ha) 2,478, , , , ,000 4, ,057.4 Jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim (Unit) 1, Jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun (unit) 0 1, ,500 1, Jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi (Ha) 0 80,000 10,000 60,000 50, Water Resources and Irrigation Sector Management Program (WISMP) (paket) Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian Meningkatnya Luasan Areal Pertanian, Pengoptimalan Lahan, dan Mengendalikan Laju Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Serta Mendorong Peningkatan Status Kepemilikan Lahan Petani dan Mengevaluasi Pemanfaatan Sertifikat Tanah Petani 4, , , , , ,417.4 Jumlah Cetak sawah (Ha) 23, ,155 80, , , , , , , ,000.0 Jumlah bidang tanah petani yang di pra-sertifikasi / pasca sertifikasi (persil) 63,407 80,000 80,000 85, Jumlah Updating data lahan sawah (dokumen) Jumlah Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu (Ha) 4, ,000 5,000 5, Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah , , , ,448.6 Jumlah pengembangan optimasi lahan pertanian (Ha) 951, , ,144.2 Jumlah Pengembangan Metode SRI (Ha) 163, Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program (ICWRMIP) (unit) Flood Management in Selected River Basin (FMSRB) (dokumen) Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

74 Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian 3, , , , , ,591.6 Penyaluran dan Meningkatnya Pemanfaatan Alat dan Mesin Pertanian Jumlah bantuan alat dan mesin pertanian (unit) 56, ,802 54,150 66,420 56,457 3, ,709 3, ,582 3,315 17,591.8 Jumlah Pembentukan dan peningkatan kapasitas UPJA (kelompok) Dukungan Manajemen dan dukungan Teknis Lainnya pada Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Meningkatnya fasilitasi pelayanan teknis dan administrasi untuk mendukung pelaksanaan kerja Direktorat Jenderal 1, , , ,050.9 Jumlah dokumen perencanaan (Program, Anggaran dan Kerjasama), keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan program peningkatan nilai tambah, daya saing, sarana dan prasarana pertanian , , , Fasilitasi Pupuk dan Pestisida ,056.5 Tersalurnya Pupuk Bersubsidi dan Dioptimalkanya Rumah Kompos di Daerah Sentra Produksi Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Sentra Peternakan. Jumlah Rumah Kompos yang dibangun untuk mendukung pengembangan pertanian organik (unit) Jumlah Layanan verifikasi dan validasi penyaluran pupuk bersubsidi (layanan) Jumlah Penguatan Komisi Pengawas Pupuk Pestisida (KP3) (Paket) Jumlah Operasional Pengawasan Pupuk dan Pestisida (Dokumen) Jumlah Penguatan PPNS Pupuk dan Pestisida (Paket) Jumlah Pupuk Bersubsidi yang disalurkan (juta ton) *) ,34 *) ,19 *) ,37 *) ,52 *) ,61 Jumlah Bantuan Langsung Pupuk (juta ton) *2046, Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun

75 Fasilitasi Pembiayaan Pertanian ,233.0 Meningkatnya Fasilitasi Pembiayaan, Pemberdayaan Kelembagaan, dan Permodalan Pertanian, Serta Peningkatan Perlindungan Terhadap Resiko Gagal Panen Melalui Asuransi Pertanian Jumlah Pembentukan LKMA (LKMA) Jumlah Layanan Pembiayaan Pertanian (Layanan) Dukungan Fasilitasi Pembiayaan Pertanian (Bln) Jumlah Luas lahan sawah yang tercakup dalam asuransi pertanian (Ha) Jumlah Terbentuk dan terfasilitasinya Gapoktan PUAP dengan dana Stimulus dana Penguatan Modal Usaha (Gapoktan) 1,000, ,000 1,000,000 1,500,000 2,000, , Jumlah Asuransi Ternak Sapi (ekor) 20, , , ,

76 65

77 66 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

78 67

79 68 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

80 69

81 70 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

82 71

83 NO PROPINSI/KABUPATEN TOTAL PAGU SP2D Tahap I (70%) SP2D Tahap II (30%) T A H A P A N TOTAL SP2D Realisasi Fisik (Ha) (Rp) (Ha) (Rp) (Ha) (Rp) (Ha) (Rp) % (Ha) % INDONESIA 454, ,804,800, , ,073,340, , ,258,480, , ,331,820, , ACEH 30,000 48,000,000,000 29,920 33,510,400,000 22,293 10,700,640,000 29,920 44,211,040, , Aceh Tamiang 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Aceh Besar 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000, ,000 2,240,000, , Aceh Tengah 2,500 4,000,000,000 2,420 2,710,400, ,640,000 2,420 3,139,040, , Aceh Tenggara 2,500 4,000,000,000 2,500 2,800,000,000 2,500 1,200,000,000 2,500 4,000,000, , Aceh Timur 4,000 6,400,000,000 4,000 4,480,000,000 4,000 1,920,000,000 4,000 6,400,000, , Aceh Utara 3,800 6,080,000,000 3,800 4,256,000,000 3,800 1,824,000,000 3,800 6,080,000, , Bireuen 3,500 5,600,000,000 3,500 3,920,000, ,000,000 3,500 4,304,000, , Nagan Raya 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000 3,000 1,440,000,000 3,000 4,800,000, , Pidie Jaya 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000, ,000,000 2,000 2,612,000, , Aceh Selatan 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 1, ,000,000 2,000 3,116,000, , Gayo Lues 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000 3,000 1,440,000,000 3,000 4,800,000, , Aceh Barat Daya 700 1,120,000, ,000, ,000, ,120,000, SUMATERA UTARA 17,960 28,736,000,000 17,960 20,115,200,000 17,960 8,620,800,000 17,960 28,736,000, , Mandailing Natal 2,500 4,000,000,000 2,500 2,800,000,000 2,500 1,200,000,000 2,500 4,000,000, , Serdang Bedagai 3,676 5,881,600,000 3,676 4,117,120,000 3,676 1,764,480,000 3,676 5,881,600, , Simalungun 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Tapanuli Selatan 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Toba Samosir ,000, ,000, ,000, ,000, Samosir ,000, ,800, ,200, ,000, Padang Lawas Utara 1,250 2,000,000,000 1,250 1,400,000,000 1, ,000,000 1,250 2,000,000, , Kota Gunung Sitoli Karo 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000 3,000 1,440,000,000 3,000 4,800,000, , Asahan 1,824 2,918,400,000 1,824 2,042,880,000 1, ,520,000 1,824 2,918,400, , Labuhan Batu ,000, ,400, ,600, ,000, Padang Lawas ,000, ,000, ,000, ,000,

84 3 SUMATERA BARAT 21,097 33,755,200,000 20,947 23,460,640,000 11,877 5,700,800,000 20,947 29,161,440, , Agam 2,350 3,760,000,000 2,350 2,632,000,000 2,109 1,012,320,000 2,350 3,644,320, , Dharmasraya 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 1, ,280,000 2,000 3,121,280, , Lima Puluh Kota 2,310 3,696,000,000 2,310 2,587,200,000 1, ,200,000 2,310 3,494,400, , Padang Pariaman 1,900 3,040,000,000 1,900 2,128,000,000-1,900 2,128,000, , Pasaman 2,150 3,440,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Pasaman Barat 1,200 1,920,000,000 1,200 1,344,000, ,000,000 1,200 1,392,000, , Pesisir Selatan 2,350 3,760,000,000 2,350 2,632,000, ,000,000 2,350 2,920,000, , Sijunjung 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Solok 767 1,227,200, ,040, ,040, Solok Selatan 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000, ,000,000 1,000 1,176,000, Tanah Datar 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000-1,000 1,120,000, , Kota Bukit Tinggi ,000, ,400, ,600, ,000, Kota Solok ,000, ,000, ,000, Kota Sawahlunto ,000, ,000, ,000, ,000, Kota Padang Panjang ,000, ,000, ,000, Kota Pariaman ,000, ,000, ,000, ,000, Kota Payakumbuh 700 1,120,000, ,000, ,000, ,120,000, Kota Padang 750 1,200,000, ,000, ,400, ,010,400, JAMBI 4,800 7,680,000,000 4,700 5,264,000,000 4,700 2,256,000,000 4,700 7,520,000, , Bungo 1,700 2,720,000,000 1,700 1,904,000,000 1, ,000,000 1,700 2,720,000, , Kerinci 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Sarolangun 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Tebo ,000, ,000, ,000, ,000, SUMATERA SELATAN 8,750 14,000,000,000 8,750 9,800,000,000 8,750 4,200,000,000 8,750 14,000,000, , Empat Lawang 1,750 2,800,000,000 1,750 1,960,000,000 1, ,000,000 1,750 2,800,000, , Muara Enim ,000, ,000, ,000, ,000, OKU Timur 6,500 10,400,000,000 6,500 7,280,000,000 6,500 3,120,000,000 6,500 10,400,000, , BENGKULU 5,900 9,440,000,000 4,595 5,146,400,000 4,595 2,205,600,000 4,595 7,352,000, , Bengkulu Selatan 800 1,280,000, ,000, ,000, ,280,000, Bengkulu Tengah ,000, Kepahiang ,000, ,000, ,000, ,000, Lebong 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Muko-muko ,000, ,000, ,000, ,000, Rejang Lebong ,000, ,000, ,000, ,000, Seluma 900 1,440,000, Bengkulu Utara ,000, ,000, ,000, ,000, Kaur ,000, ,400, ,600, ,000,

85 7 LAMPUNG 12,600 20,160,000,000 12,600 14,112,000,000 12,300 5,904,000,000 12,600 20,016,000, , Lampung Timur 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Tanggamus 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Way Kanan 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Lampung Selatan 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000, ,000,000 1,000 1,456,000, , Lampung Utara ,000, ,000, ,000, ,000, Lampung Tengah 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Pesawaran 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Pring Sewu 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Pesisir Barat 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Kota Metro 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , JAWA BARAT 51,800 82,880,000,000 51,800 58,016,000,000 51,800 24,864,000,000 51,800 82,880,000, , Tasikmalaya 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000 3,000 1,440,000,000 3,000 4,800,000, , Bandung 3,500 5,600,000,000 3,500 3,920,000,000 3,500 1,680,000,000 3,500 5,600,000, , Bandung Barat 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Bekasi 4,000 6,400,000,000 4,000 4,480,000,000 4,000 1,920,000,000 4,000 6,400,000, , Bogor 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Ciamis 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Cianjur 2,200 3,520,000,000 2,200 2,464,000,000 2,200 1,056,000,000 2,200 3,520,000, , Cirebon 4,000 6,400,000,000 4,000 4,480,000,000 4,000 1,920,000,000 4,000 6,400,000, , Garut 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Indramayu 5,000 8,000,000,000 5,000 5,600,000,000 5,000 2,400,000,000 5,000 8,000,000, , Karawang 5,000 8,000,000,000 5,000 5,600,000,000 5,000 2,400,000,000 5,000 8,000,000, , Kuningan 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Majalengka 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Purwakarta 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Subang 5,000 8,000,000,000 5,000 5,600,000,000 5,000 2,400,000,000 5,000 8,000,000, , Sukabumi 2,400 3,840,000,000 2,400 2,688,000,000 2,400 1,152,000,000 2,400 3,840,000, , Sumedang 2,400 3,840,000,000 2,400 2,688,000,000 2,400 1,152,000,000 2,400 3,840,000, , Kota Tasikmalaya 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Pangandaran 1,800 2,880,000,000 1,800 2,016,000,000 1, ,000,000 1,800 2,880,000, , Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

86 9 JAWA TENGAH 56,435 90,296,000,000 56,435 63,238,080,000 52,271 25,059,200,000 56,435 88,297,280, , Banjarnegara 1,935 3,096,000,000 1,935 2,198,080,000 1, ,920,000 1,935 3,096,000, , Banyumas 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Batang 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Blora 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Brebes 2,200 3,520,000,000 2,200 2,464,000,000 2,200 1,056,000,000 2,200 3,520,000, , Demak 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Grobogan 2,200 3,520,000,000 2,200 2,464,000,000 2,200 1,056,000,000 2,200 3,520,000, , Jepara 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000, ,400,000 2,000 2,362,400, , Karanganyar 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Kebumen 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Kendal 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000-2,000 2,240,000, , Klaten 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000 3,000 1,440,000,000 3,000 4,800,000, , Kudus Magelang 4,000 6,400,000,000 4,000 4,480,000,000 4,000 1,920,000,000 4,000 6,400,000, , Pati 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 1, ,880,000 2,000 3,166,880, , Pekalongan 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 1, ,000,000 2,000 3,032,000, , Pemalang 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Purbalingga 1,600 2,560,000,000 1,600 1,792,000,000 1, ,000,000 1,600 2,560,000, , Purworejo 6,500 10,400,000,000 6,500 7,280,000,000 6,500 3,120,000,000 6,500 10,400,000, , Semarang 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Sragen 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Sukoharjo 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Tegal 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Temanggung 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Wonogiri 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Wonosobo 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , DI. YOGYAKARTA 7,800 12,480,000,000 7,800 8,736,000,000 7,800 3,744,000,000 7,800 12,480,000, , Sleman 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Bantul 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Kulonprogo 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000 3,000 1,440,000,000 3,000 4,800,000, , Gunung Kidul 800 1,280,000, ,000, ,000, ,280,000,

87 11 JAWA TIMUR 93, ,328,000,000 91, ,945,060,000 90,982 43,671,240,000 91, ,616,300, , Banyuwangi Blitar 3,500 5,600,000,000 3,500 3,920,000,000 3,500 1,680,000,000 3,500 5,600,000, , Bojonegoro 4,000 6,400,000,000 4,000 4,480,000,000 4,000 1,920,000,000 4,000 6,400,000, , Bondowoso 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Gresik 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Jember 4,000 6,400,000,000 3,262 3,653,860,000 3,222 1,546,440,000 3,262 5,200,300, , Jombang 3,550 5,680,000,000 3,550 3,976,000,000 3,550 1,704,000,000 3,550 5,680,000, , Kediri 3,500 5,600,000,000 1,305 1,461,600,000 1, ,400,000 1,305 2,088,000, , Lamongan 10,000 16,000,000,000 10,000 11,200,000,000 10,000 4,800,000,000 10,000 16,000,000, , Lumajang 3,250 5,200,000,000 3,250 3,640,000,000 3,250 1,560,000,000 3,250 5,200,000, , Madiun 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000 3,000 1,440,000,000 3,000 4,800,000, , Magetan 3,700 5,920,000,000 3,700 4,144,000,000 3,700 1,776,000,000 3,700 5,920,000, , Malang 3,250 5,200,000,000 3,250 3,640,000,000 3,250 1,560,000,000 3,250 5,200,000, , Mojokerto 2,700 4,320,000,000 2,700 3,024,000,000 2,700 1,296,000,000 2,700 4,320,000, , Nganjuk 3,675 5,880,000,000 3,675 4,116,000,000 3,675 1,764,000,000 3,675 5,880,000, , Ngawi 3,750 6,000,000,000 3,750 4,200,000,000 3,750 1,800,000,000 3,750 6,000,000, , Pacitan 4,000 6,400,000,000 4,000 4,480,000,000 4,000 1,920,000,000 4,000 6,400,000, , Pamekasan 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000 3,000 1,440,000,000 3,000 4,800,000, , Pasuruan 1,550 2,480,000,000 1,550 1,736,000,000 1, ,000,000 1,550 2,480,000, , Ponorogo 6,500 10,400,000,000 6,500 7,280,000,000 6,500 3,120,000,000 6,500 10,400,000, , Probolinggo 2,700 4,320,000,000 2,700 3,024,000,000 2,700 1,296,000,000 2,700 4,320,000, , Sampang ,000, ,200, ,800, ,000, Sidoarjo ,000, ,000, ,000, ,000, Situbondo 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Sumenep 3,600 5,760,000,000 3,600 4,032,000,000 3,600 1,728,000,000 3,600 5,760,000, , Trenggalek 3,620 5,792,000,000 3,620 4,054,400,000 3,620 1,737,600,000 3,620 5,792,000, , Tulungagung 4,000 6,400,000,000 4,000 4,480,000,000 4,000 1,920,000,000 4,000 6,400,000, , Tuban 7,000 11,200,000,000 7,000 7,840,000,000 7,000 3,360,000,000 7,000 11,200,000, , BANTEN 20,000 32,000,000,000 19,950 22,344,000,000 19,725 9,468,000,000 19,950 31,812,000, , Lebak 5,849 9,358,400,000 5,849 6,550,880,000 5,849 2,807,520,000 5,849 9,358,400, , Pandeglang 4,500 7,200,000,000 4,500 5,040,000,000 4,500 2,160,000,000 4,500 7,200,000, , Serang 4,151 6,641,600,000 4,151 4,649,120,000 3,926 1,884,480,000 4,151 6,533,600, , Tangerang 5,000 8,000,000,000 5,000 5,600,000,000 5,000 2,400,000,000 5,000 8,000,000, , Kota Cilegon ,000, ,000, ,000, ,000, Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

88 13 BALI 11,000 17,600,000,000 11,000 12,320,000,000 9,899 4,751,520,000 11,000 17,071,520, , Bangli 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Buleleng 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Gianyar 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 1, ,240,000 2,000 3,182,240, , Jembrana 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Klungkung 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Tabanan 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 1, ,000,000 2,000 2,744,000, , Karangasem 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000, ,280,000 1,000 1,545,280, NTB 21,650 34,640,000,000 21,650 24,248,000,000 21,650 10,392,000,000 21,650 34,640,000, , Bima 6,000 9,600,000,000 6,000 6,720,000,000 6,000 2,880,000,000 6,000 9,600,000, , Lombok Barat 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Lombok Tengah 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Lombok Timur 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 2, ,000,000 2,000 3,200,000, , Lombok Utara 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , Sumbawa 4,650 7,440,000,000 4,650 5,208,000,000 4,650 2,232,000,000 4,650 7,440,000, , Sumbawa Barat 4,000 6,400,000,000 4,000 4,480,000,000 4,000 1,920,000,000 4,000 6,400,000, , NTT 3,040 4,864,000,000 3,040 3,404,800,000 2,508 1,204,000,000 3,040 4,608,800, , Belu 850 1,360,000, ,000, ,000, ,360,000, Kupang ,000, ,800, ,800, Manggarai Barat ,000, ,000, ,000, ,000, Nagekeo ,000, ,000, ,000, ,000, Sikka ,000, ,000, ,000, ,000, Sumba Timur ,000, ,000, ,000, ,000, Sumba Barat Daya ,000, ,000, ,000, ,000, Manggarai 50 80,000, ,000, ,000, ,000, KALIMANTAN TENGAH 2,500 4,000,000,000 2,500 2,800,000,000 2,500 1,200,000,000 2,500 4,000,000, , Barito Utara Barito Timur 2,500 4,000,000,000 2,500 2,800,000,000 2,500 1,200,000,000 2,500 4,000,000, , KALIMANTAN SELATAN 3,006 4,809,600,000 3,006 3,366,720,000 3,006 1,442,880,000 3,006 4,809,600, , Hulu Sungai Selatan 1,006 1,609,600,000 1,006 1,126,720,000 1, ,880,000 1,006 1,609,600, , Tabalong 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Tapin 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, ,

89 18 KALIMANTAN TIMUR 1,200 1,920,000, Kutai Timur 1,200 1,920,000, SULAWESI TENGAH 6,600 10,560,000,000 6,600 7,392,000,000 5,833 2,799,960,000 6,600 10,191,960, , Banggai 800 1,280,000, ,000, ,120, ,136,120, Morowali 800 1,280,000, ,000, ,000, ,280,000, Morowali Utara 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000, ,840,000 1,000 1,375,840, Parigi Moutong 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Poso 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000 3,000 1,440,000,000 3,000 4,800,000, , SULAWESI SELATAN 34,435 55,096,000,000 34, ,566,040,000 7,876 3,780,240,000 34,435 42,346,280, , Bantaeng 3,135 5,016,000,000 3,135 3,511,200, ,000,000 3,135 3,823,200, , Barru 1,000 1,600,000,000 1,000 1,119,400,000-1,000 1,119,400, , Bone 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000-3,000 3,360,000, , Bulukumba 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000-2,000 2,240,000, , Enrekang 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000-3,000 3,360,000, , Gowa 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000 2,320 1,113,600,000 3,000 4,473,600, , Jeneponto 1,380 2,208,000,000 1,380 1,545,600,000 1, ,800,000 1,380 2,090,400, , Luwu 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000-2,000 2,240,000, , Luwu Timur 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000-2,000 2,240,000, , Luwu Utara 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000, ,000,000 1,000 1,330,000, , Maros 1,470 2,352,000,000 1,470 1,646,400, ,200,000 1,470 1,977,600, , Pangkajene Kepulauan 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000-1,000 1,120,000, , Pinrang 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 1, ,200,000 2,000 3,183,200, , Sidenreng Rappang 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000, ,440,000 2,000 2,565,440, , Sinjai 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000-1,000 1,120,000, Soppeng 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000-2,000 2,240,000, , Tana Toraja 650 1,040,000, ,440, ,440, Wajo 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000-2,000 2,240,000, , Toraja Utara 800 1,280,000, ,000, ,000, SULAWESI TENGGARA 11,275 18,040,000,000 11,275 12,628,000,000 7,470 3,585,600,000 11,275 16,213,600, , Kolaka 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 1, ,000,000 2,000 2,924,000, , Kolaka Utara 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000, ,000,000 1,000 1,432,000, , Konawe 2,850 4,560,000,000 2,850 3,192,000,000 2,850 1,368,000,000 2,850 4,560,000, , Konawe Selatan 1,375 2,200,000,000 1,375 1,540,000, ,600,000 1,375 1,657,600, , Konawe Utara 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Kolaka Timur 2,000 3,200,000,000 2,000 2,240,000,000 1, ,000,000 2,000 2,864,000, , Muna Barat ,000, ,000, ,000, muna 650 1,040,000, ,000, ,000, Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

90 22 GORONTALO 5,250 8,400,000,000 5,250 5,880,000,000 5,250 2,520,000,000 5,250 8,400,000, , Bone Bolango ,000, ,000, ,000, ,000, Gorontalo 1,100 1,760,000,000 1,100 1,232,000,000 1, ,000,000 1,100 1,760,000, , Boalemo 950 1,520,000, ,064,000, ,000, ,520,000, Gorontalo Utara 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000,000 1, ,000,000 1,000 1,600,000, , Pohuwato 1,650 2,640,000,000 1,650 1,848,000,000 1, ,000,000 1,650 2,640,000, , SULAWESI BARAT 10,800 17,280,000,000 10,800 12,096,000,000 9,800 4,704,000,000 10,800 16,800,000, , Polewali Mandar 6,300 10,080,000,000 6,300 7,056,000,000 6,300 3,024,000,000 6,300 10,080,000, , Majene ,000, ,000, ,000, ,000, Mamasa 3,000 4,800,000,000 3,000 3,360,000,000 3,000 1,440,000,000 3,000 4,800,000, , Mamuju Tengah 1,000 1,600,000,000 1,000 1,120,000, ,000 1,120,000, , MALUKU 2,500 4,000,000,000 2,425 2,716,000,000 2,425 1,164,000,000 2,425 3,880,000, , Kepulauan Buru 1,000 1,600,000, ,036,000, ,000, ,480,000, Maluku Tengah 1,500 2,400,000,000 1,500 1,680,000,000 1, ,000,000 1,500 2,400,000, , MALUKU UTARA 2,200 3,520,000,000 2,200 2,464,000,000 2,200 1,056,000,000 2,200 3,520,000, , Halmahera Tengah 1,100 1,760,000,000 1,100 1,232,000,000 1, ,000,000 1,100 1,760,000, , Halmahera Timur 1,100 1,760,000,000 1,100 1,232,000,000 1, ,000,000 1,100 1,760,000, , PAPUA 950 1,520,000, ,064,000, ,000, ,520,000, Nabire ,000, ,000, ,000, ,000, Kota Jayapura ,000, ,000, ,000, ,000, PAPUA BARAT 6,750 10,800,000,000 6,643 7,440,000,000 5,850 2,808,000,000 6,643 10,248,000, , Manokwari 2,300 3,680,000,000 2,300 2,576,000,000 2,300 1,104,000,000 2,300 3,680,000, , Fak Fak 800 1,280,000, ,000, ,000, ,280,000, Sorong 2,500 4,000,000,000 2,500 2,800,000,000 2,500 1,200,000,000 2,500 4,000,000, , Kaimana ,000, ,000, ,000, Sorong Selatan 1,000 1,600,000, ,000,000, ,000, ,120,000,

91 80

92 TOTAL PAGU NO PROPINSI/KABUPATEN SP2D Tahap I (70%) SP2D Tahap II (30%) T A H A P A N TOTAL SP2D Realisasi Fisik (Ha) (Rp) (Ha) (Rp) (Ha) (Rp) (Ha) (Rp) % (Ha) % INDONESIA 80, ,000,000,000 80, ,923,200,000 12,665 11,398,500,000 80, ,321,700, , JAMBI 5,000 15,000,000,000 5,000 10,500,000,000 4,740 4,266,000,000 5,000 14,766,000, , Tanjung Jabung Barat 2,000 6,000,000,000 2,000 4,200,000,000 2,000 1,800,000,000 2,000 6,000,000, , Tanjung Jabung Timur 1,500 4,500,000,000 1,500 3,150,000,000 1,500 1,350,000,000 1,500 4,500,000, , Batanghari 500 1,500,000, ,050,000, ,500, ,432,500, Tebo 1,000 3,000,000,000 1,000 2,100,000, ,500,000 1,000 2,833,500, , SUMATERA SELATAN 75, ,000,000,000 75, ,423,200,000 7,925 7,132,500,000 75, ,555,700, , Ogan Komering Ilir 34, ,000,000,000 34,000 71,400,000,000 4,314 3,882,600,000 34,000 75,282,600, , Banyu Asin 35, ,000,000,000 35,000 73,423,200,000 3,611 3,249,900,000 35,000 76,673,100, , Ogan Ilir 6,000 18,000,000,000 6,000 12,600,000,000 6,000 12,600,000, ,

93 82

94 NO PROVINSI JENIS ALSINTAN TARGET REALISASI FISIK REALISASI KEUANGAN UNIT RP. UNIT % RP. % 1 Aceh 1,201 48,322,925,000 1,201 40,084,570, Traktor Roda ,952,075, ,693,770, Pompa Air 179 4,322,850, ,808,800, Rice Transplanter 116 9,048,000, ,582,000, Jambi ,256,135, ,920,670, Traktor Roda ,172,275, ,519,370, Pompa Air 69 1,651,860, ,467,600, Rice Transplanter 44 3,432,000, ,933,700, Sumatera Selatan 2,471 73,489,875,000 2, ,112,826, Traktor Roda 2 1,915 49,263,375,000 1, ,839,970, Pompa Air 350 8,158,500, ,335,000, Rice Transplanter ,068,000, ,937,856, Bangka Belitung 47 1,493,860, ,371,869, Traktor Roda ,750, ,749, Pompa Air ,110, ,440, Rice Transplanter 4 304,000, ,680, Banten ,521,475, ,319,076, Traktor Roda ,842,675, ,648,976, Pompa Air 110 2,494,800, ,190,100, Rice Transplanter 72 5,184,000, ,480,000, Jawa Barat 3, ,132,290,000 3, ,831,135, Traktor Roda 2 2,735 66,050,250,000 2, ,610,270, Pompa Air ,954,040, ,504,340, Rice Transplanter ,128,000, ,716,525, Jawa Timur 4, ,629,380,000 4, ,653,875, Traktor Roda 2 3,540 85,862,700,000 3, ,236,400, Pompa Air ,982,680, ,565,000, Rice Transplanter ,784,000, ,852,475, Bali 330 9,491,955, ,027,299, Traktor Roda ,989,200, ,242,754, Pompa Air 49 1,126,755, ,545, Rice Transplanter 33 2,376,000, ,102,000, Kalimantan Tengah ,148,460, ,082,226, Traktor Roda ,172,520, ,221,389, Pompa Air 118 3,047,940, ,707,167, Rice Transplanter 76 5,928,000, ,153,670, Kalimantan Selatan 1,844 63,588,830,000 1, ,906,971, Traktor Roda 2 1,390 42,968,205,000 1, ,555,548, Pompa Air 275 7,016,625, ,230,866, Rice Transplanter ,604,000, ,120,557,

95 11 Sulawesi Utara 207 6,846,575, ,488,890, Traktor Roda ,600,050, ,532,890, Pompa Air ,525, ,000, Rice Transplanter 16 1,280,000, ,119,000, Sulawesi Tengah ,779,485, ,226,719, Traktor Roda ,055,975, ,116,372, Pompa Air 74 2,043,510, ,819,707, Rice Transplanter 46 3,680,000, ,290,640, Sulawesi Selatan 2,390 74,464,950,000 2, ,879,904, Traktor Roda 2 1,799 48,177,150,000 1, ,189,324, Pompa Air 360 8,731,800, ,746,480, Rice Transplanter ,556,000, ,944,100, Sulawesi Tenggara ,138,530, ,034,577, Traktor Roda ,300,250, ,828,110, Pompa Air 57 1,484,280, ,290,940, Rice Transplanter 43 3,354,000, ,915,527, Gorontalo 139 5,015,225, ,592,971, Traktor Roda ,447,550, ,288,415, Pompa Air ,675, ,446, Rice Transplanter 26 1,976,000, ,780,110, Sulawesi Barat 210 6,576,720, ,808,600, Traktor Roda ,910,200, ,430,185, Pompa Air ,520, ,995, Rice Transplanter 24 1,824,000, ,626,420, Maluku 75 3,120,775, ,730,845, Traktor Roda ,422,225, ,190,877, Pompa Air ,550, ,340, Rice Transplanter 14 1,120,000, ,032,628, Maluku Utara 48 2,067,360, ,983,637, Traktor Roda ,550, ,217, Pompa Air ,810, ,575, Rice Transplanter 9 720,000, ,845, Papua Barat 38 1,580,250, ,457,604, Traktor Roda ,850, ,654, Pompa Air 9 302,400, ,900, Rice Transplanter 6 504,000, ,050, Papua 80 3,461,700, ,187,348, Traktor Roda ,167,725, ,032,318, Pompa Air ,975, ,800, Rice Transplanter 9 738,000, ,230, TOTAL NASIONAL 20, ,126,755,000 20, ,437,777, Traktor Roda 2 15, ,877,550,000 15, ,558,559, Pompa Air 3,054 72,641,205,000 3, ,364,043, Rice Transplanter 2, ,608,000,000 2, ,515,174, Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

96 85

97 Luas Tanam Padi Tahun No Provinsi *) 1 Aceh 320, , , , , , , , , , ,630 2 Sumatera Utara 765, , , , , , , , , , ,803 3 Sumatera Barat 415, , , , , , , , , , ,630 4 Riau 148, , , , , , , , ,448 99,104 94,104 5 Jambi 138, , , , , , , , , , ,305 6 Sumatera Selatan 614, , , , , , , , , ,356 1,035,900 7 Bengkulu 86, , , , , , , , , , ,247 8 Lampung 441, , , , , , , , , , ,611 9 Kep. Bangka Belitung 9,945 10,726 5,423 12,429 4,778 9,155 10,197 10,228 12,857 17,088 16, Kepulauan Riau D.K.I. Jakarta 1,455 1,639 1,748 1,853 2,014 1,683 2,351 1,672 1,542 1, Jawa Barat 1,586,615 2,184,405 1,937,997 1,876,377 2,113,946 1,908,375 1,971,891 1,987,484 1,980,535 1,820,036 2,269, Jawa Tengah 1,444,132 1,899,962 1,770,653 1,656,841 1,957,748 1,705,809 1,788,529 1,815,981 1,804,761 1,864,540 2,160, D.I. Yogyakarta 118, , , , , , , , , , , Jawa Timur 1,522,752 1,973,173 1,940,599 1,680,176 2,284,847 1,900,140 1,925,625 2,074,500 2,026,820 2,105,427 2,544, Banten 309, , , , , , , , , , , Bali 139, , , , , , , , , , , Nusa Tenggara Barat 267, , , , , , , , , , , Nusa Tenggara Timur 167, , , , , , , , , , , Kalimantan Barat 387, , , , , , , , , , , Kalimantan Tengah 212, , , , , , , , , , , Kalimantan Selatan 456, , , , , , , , , , , Kalimantan Timur 135, , , , , , , ,877 99, , , Kalimantan Utara 31,117 45,239 26,704 17, Sulawesi Utara 102, , , , , , , , , , , Sulawesi Tengah 189, , , , , , , , , , , Sulawesi Selatan 658, , , ,940 1,057, , ,690 1,036, ,412 1,037,586 1,341, Sulawesi Tenggara 94, , ,092 97, , , , , , , , Gorontalo 36,209 50,225 49,802 44,829 57,467 50,597 56,502 60,396 62,993 57,223 69, Sulawesi Barat 62,362 72,344 71,191 63,655 85,194 83,925 83,466 94,634 88,246 93, , Maluku 14,906 16,020 19,531 18,668 22,993 23,335 18,694 28,070 18,068 21,871 29, Maluku Utara 20,373 12,262 16,275 15,875 15,162 19,296 14,846 22,821 21,509 26,802 24, Papua Barat 6,389 9,351 11,975 10,957 8,322 7,622 8,169 7,664 7,270 7,202 6, Papua 15,635 23,708 34,309 19,763 33,627 27,091 33,025 53,984 38,652 45,785 54,955 INDONESIA 10,889,565 13,543,920 12,960,437 12,497,125 14,161,992 13,243,302 13,602,690 13,907,248 13,668,934 14,011,389 16,628,432 Keterangan : *) T ahun 2016 merupakan total luas tanam Januari- November 2016 yang bersumber dari data PPD Pusdatin-BPS 86 (Hektar)

98 Luas Tanam Padi (Total) di Lahan Sawah + Bukan Sawah Menurut Provinsi (hektar) TANPA ESTIMASI Indonesia Tahun : 2015 Provinsi Januari Februari Maret April Jan-Apr Mei Juni Juli Agustus Mei-Ags September Oktober November Desember Sep-Des Jan-Des % Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) Aceh 70,036 29,635 6,845 5, ,116 22,504 89,960 32,930 17, ,821 26,018 9,475 40, , , , Sumatera Utara 34,788 37,316 51,035 47, ,590 59,985 64,307 46,749 48, , ,827 71,384 81,817 88, , , Sumatera Barat 33,705 43,988 46,865 41, ,411 45,607 39,986 26,792 33, ,290 60,429 37,966 41,705 51, , , Riau 5,321 4,020 11,834 2,396 23,571 4,725 6,584 1,744 1,902 14,955 22,588 15,718 13,462 8,810 60,578 99, Jambi 11,010 10,939 9,807 6,945 38,701 10,521 15,371 5,418 3,896 35,206 5,277 6,758 15,024 28,191 55, , Sumatera Selatan 65,675 16,055 28,234 49, , , ,592 25,998 11, ,173 37,604 36, , , , , Bengkulu 13,030 9,982 7,011 4,562 34,585 12,384 18,677 10,071 5,633 46,765 5,971 3,967 5,968 22,190 38, , Lampung 104,190 33,925 66,770 47, ,906 77,007 73,101 30,176 10, ,367 27,449 3,849 52, , , , Kepulauan Bangka Beli , ,471 5,127 2,571 2,284 3,721 1,389 9,965 17, Kepulauan Riau Dki Jakarta , Jawa Barat 278, , , , , , ,509 94,717 84, ,949 69,417 41,005 87, , ,161 1,820, Jawa Tengah 222, , , , , , ,343 63,420 54, ,262 55,448 46, , , ,913 1,864, Di Yogyakarta 7,422 6,206 15,694 19,882 49,204 6,584 4,081 3,605 3,932 18,202 8,013 1,918 21,959 51,968 83, , Jawa Timur 308,961 83, , , , ,988 91,652 94,623 94, ,656 61,989 34, , , ,969 2,105, Banten 60,446 17,893 22,161 41, ,488 57,420 38,125 9,629 13, ,663 20,938 7,329 16,663 78, , , Bali 22,762 20,784 8,558 5,190 57,294 8,919 12,494 13,763 11,655 46,831 12,747 2,569 4,010 11,395 30, , Nusa Tenggara Barat 117,300 35,514 11,585 45, ,054 54,730 25,407 9,706 9,432 99,275 12,767 5,844 6,267 82, , , Nusa Tenggara Timur 65,744 46,697 18,858 6, ,468 5,445 9,395 19,630 9,302 43,772 2,939 2,431 5,385 64,304 75, , Kalimantan Barat 5, ,714 25,494 34,632 39,779 24,374 8,387 42, , ,890 83,181 66,789 42, , , Kalimantan Tengah 14,377 11,681 38,949 35, ,531 19,783 15,273 2, ,564 13,054 32,745 55,970 36, , , Kalimantan Selatan 75,196 62,696 80,255 84, ,532 36,962 35,584 41,117 14, , ,035 80, , , Kalimantan Timur 22,803 4, ,550 6,960 20,373 3,211 1,077 31,621 10,570 7,259 12,747 12,938 43, , Kalimantan Utara 1, , ,799 2,516 5,405 8,226 7,512 1,863 1,081 18,682 26, Sulawesi Utara 12,782 11,912 8,936 8,306 41,936 10,231 14,060 12,628 11,106 48,025 11,238 5,035 12,506 13,950 42, , Sulawesi Tengah 37,558 24,997 14,738 8,289 85,582 15,534 27,938 26,840 17,105 87,417 7,050 3,313 11,602 17,121 39, , Sulawesi Selatan 180,749 82,621 60,369 47, , , ,886 30,714 37, ,890 48,871 6,316 14, , ,763 1,037, Sulawesi Tenggara 18,279 18,515 22,615 12,319 71,728 11,912 13,081 16,990 11,867 53,850 7,552 4,331 5,829 4,848 22, , Gorontalo 4,916 1,296 4,211 2,904 13,327 9,706 10, ,552 1, ,881 15,726 22,344 57, Sulawesi Barat 24,127 6,640 9,220 3,456 43,443 6,694 11,125 6,493 4,165 28,477 6, ,345 11,210 21,527 93, Maluku 7, ,194 2,603 6, , , ,336 4,171 21, Maluku Utara 5,819 1, ,170 8,634 1,404 2,525 1,174 1,291 6,394 1,963 1,326 3,270 5,215 11,774 26, Papua Barat 465 1, , ,431 3, ,495 7, Papua 7,897 11,990 4, ,042 2,632 10,701 1,147 2,500 16, ,015 1,908 3,763 45, JUMLAH 1,840, ,532 1,150,323 1,230,357 5,084,928 1,614,930 1,212, , ,782 4,038, , ,320 1,032,345 2,571,467 4,888,327 14,011,

99 Luas Tanam Padi (Total) di Lahan Sawah + Bukan Sawah Menurut Provinsi (hektar) TANPA ESTIMASI Indonesia Tahun : 2016 Provinsi Januari Februari Maret April Jan-Apr Mei Juni Juli Agustus Mei-Ags September Oktober November Desember Sep-Des Jan-Des % Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) Aceh 69, , , , , , , , , , , , , , , , Sumatera Utara 87, , , , , , , , , , , , , , , , Sumatera Barat 44, , , , , , , , , , , , , , , , Riau 11, , , , , , , , , , , , , , , , Jambi 19, , , , , , , , , , , , , , , , Sumatera Selatan 101, , , , , , , , , , , , , , , ,035, Bengkulu 21, , , , , , , , , , , , , , , , Lampung 170, , , , , , , , , , , , , , , , Kepulauan Bangka Beli , , , , , , , , Kepulauan Riau Dki Jakarta Jawa Barat 293, , , , , , , , , , , , , , , ,269, Jawa Tengah 262, , , , , , , , , , , , , , , ,160, Di Yogyakarta 11, , , , , , , , , , , , , , , , Jawa Timur 362, , , , ,013, , , , , , , , , , ,008, ,544, Banten 71, , , , , , , , , , , , , , , , Bali 18, , , , , , , , , , , , , , , , Nusa Tenggara Barat 126, , , , , , , , , , , , , , , , Nusa Tenggara Timur 55, , , , , , , , , , , , , , , , Kalimantan Barat 12, , , , , , , , , , , , , , , , Kalimantan Tengah 13, , , , , , , , , , , , , , , , Kalimantan Selatan 81, , , , , , , , , , , , , , , , Kalimantan Timur 12, , , , , , , , , , , , , , , , Kalimantan Utara 4, , , , , , , , , Sulawesi Utara 18, , , , , , , , , , , , , , , , Sulawesi Tengah 29, , , , , , , , , , , , , , , , Sulawesi Selatan 197, , , , , , , , , , , , , , , ,341, Sulawesi Tenggara 12, , , , , , , , , , , , , , , , Gorontalo 5, , , , , , , , , , , , , , , , Sulawesi Barat 16, , , , , , , , , , , , , , , , Maluku 3, , , , , , , , , , , , , Maluku Utara 4, , , , , , , , , , , , , , , Papua Barat 1, , , , , , , Papua 4, , , , , , , , , , , , , , , JUMLAH 2,147, ,115, ,406, ,246, ,915, ,478, ,018, , , ,286, ,218, , ,069, ,168, ,425, ,628, Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

100 89

101 90 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

102 91

103 92 Laporan Kinerja Ditjen PSP Semester II tahun 2016

104 93

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian LAPORAN KINERJA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

Lebih terperinci

Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP

Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) disusun sebagai wujud pertanggungjawaban dan akuntabilitas instansi pemerintah dalam lingkup Satuan/Unit Kerja tertentu. LAKIP

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, KATA PENGANTAR Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian terus berupaya meningkatkan peran

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT D!T. PAI TA. 201 3 KAT A PEN GANT AR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014 Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014 DAFTAR INFORMASI PUBLIK TAHUN 2014 INFORMASI PUBLIK WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT A Tipe Dokumen : Nama Dokumen : Dokumen Direktorat

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

: 1 (satu) eksemplar : LAKIP Diljen PSP Tahun [I ~ I J..\t.,~ti.J Madjid. r/ l...:. ; 0' ~ /'

: 1 (satu) eksemplar : LAKIP Diljen PSP Tahun [I ~ I J..\t.,~ti.J Madjid. r/ l...:. ; 0' ~ /' 2012 KEMENTER\AN PERTAN\AN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANiAN KANTOR PUSAT KEMENTERIAN PERTANIAN GEDUNG D JALAN HARSONO RM NOM OR 3 RAGUNAN PASAR MINGGU, JAKARTASELATAN KODE POS 12550 TELEPON

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan... 7

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan... 7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Kondisi Umum... 1 1.2. Potensi dan Permasalahan... 7 BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN... 22 2.1. Visi... 22 2.2. Misi...

Lebih terperinci

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmatnya Laporan Kinerja 2016 sebagai penjabaran kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dapat tersusun. Direktorat Alat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DJT. ALSJNTAN TA. 2013 KAT A PEN GANT AR Untuk

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2011 2014 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN DITJEN. PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 i KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian,

Lebih terperinci

Laporan Tahunan. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Tahun Anggaran Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Laporan Tahunan. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Tahun Anggaran Kementerian Pertanian Republik Indonesia Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA (REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA. 2015-2019 DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 2015 Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id www.pertanian.go.

Lebih terperinci

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Evaluasi 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraaan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. 2. Undang

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) TRIWULAN I TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan UMUM ASPEK AIR IRIGASI ASPEK PENGELOLAAN & PERLUASAN LAHAN ASPEK ALSINTAN ASPEK PUPUK& PESTISIDA ASPEK PEMBIAYAAN Penyediaandan pengembangan prasarana dan sarana pertanian mendukung peningkatan produksi

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN IV TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Puji Syukur Ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) TRIWULAN II TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA. 2014

LAPORAN KINERJA TA. 2014 LAPORAN KINERJA TA. 2014 DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, 2015 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Pengelolaan Air Irigasi,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan 1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan 2. Arahan pimpinan terkait penugasan UPSUS Pencapaian Swasembada Padi, Jagung & Kedelai 3. Indikator kinerja harus jelas & terukur. Tambahan dukungan

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia ISI PAPARAN I II III IV PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS LINGKUP DITJEN PSP TA. 2017 REALISASI ANGGARAN PROGRAM/KEGIATAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2016 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Pembiayaan Pertanian,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KAT A PENGANT AR Untuk melaksanakan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

I. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Salah satu tuntutan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Pupuk dan Pestisida Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN (REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN 2011-2014 KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2012 PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2015 DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERUIAN PERTANIAN Direktorat Pupuk dan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2014 Direktur Pupuk dan Pestisida, Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2014 Direktur Pupuk dan Pestisida, Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc NIP Direktorat Pupuk dan Pestisida KATA PENGANTAR Direktorat Pupuk dan Pestisida mempunyai tugas melaksanakan Penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN I TAHUN 2017 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Puji Syukur Ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A (REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN 2011-2014 KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015-2019. Dalam rangka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan IKHTISAR EKSEKUTIF Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN

DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN Laporan Kinerja DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN Tahun 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Pembiayaan, Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. ERZALDI ROSMAN V I S I 2017-2022 MISI PROVINSI TERKAIT PERTANIAN MISI 1 : MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian sasaran swasembada pangan berkelanjutan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya prasarana dan sarana pertanian guna peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SINJAI TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan,

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah laporan kinerja Tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Irigasi Indonesia adalah Negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian dengan makanan pokoknya bersumber dari beras, sagu, serta ubi hasil pertanian.

Lebih terperinci

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Penyelenggaraan tugas pembantuan menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang

Lebih terperinci