Laporan Tahunan KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Tahunan KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1

2 2016 Laporan Tahunan KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama tahun 2016, yang dijabarkan dalam Visi, Misi, Tujuan, serta sasaran program dan kegiatan yang diemban sebagai perwujudan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dijabarkan dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian dan Rencana Strategis. Secara garis besar laporan ini menyajikan berbagai prestasi yang dicapai sepanjang tahun 2016 pada masing-masing unit Eselon II dalam rangka mewujudkan peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai sebagaimana yang diamanatkan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menetapkan kebijakan pencapaian swasembada pangan. Namun demikian, laporan ini juga memuat permasalahan dan kendala dalam pencapaian target-target yang telah ditetapkan. Sejalan dengan semangat Reformasi Birokrasi yang diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari, terus meningkatkan kinerja demi terwujudnya akuntabilitas dan transparansi menuju tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dalam pencapaian sasaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan selama ini, baik Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, Kementerian atau Lembaga, instansi serta stakeholder lainnya. i

3 Laporan Tahunan 2016 Akhir kata, semoga Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi yang akurat, tepat, dan akuntabel. Jakarta, Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP ii

4 2016 Laporan Tahunan RINGKASAN EKSEKUTIF Dalam upaya pencapaian swasembada pangan sebagaimana diamanatkan dalam Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan sasaran produksi padi, jagung, kedelai tahun 2016 masing-masing sebesar 76,23 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 24 juta ton pipilan kering, kedelai 1,1 juta ton biji kering. Di samping itu, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga menetapkan sasaran produksi komoditas utama lainnya, yaitu: kacang tanah 675 ribu ton biji kering, kacang hijau 267 ton biji kering, ubi kayu 24,05 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,44 juta ton umbi basah. Dalam mendukung pencapaian sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan tersebut, tahun 2016 melaksanakan satu program APBN yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, dengan kegiatan utama meliputi:1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia; 2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi; 3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan; 4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI; 5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan; 6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya; 7) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih; dan 8) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan. Produksi tanaman pangan tahun 2016 berdasarkan angka prakiraan, padi mencapai 79,141 juta ton GKG, jagung 23,164 juta ton pipilan kering, kedelai 885 ribu ton biji kering, kacang tanah 561 ribu ton biji kering, kacang hijau 279 ribu ton biji kering, ubi kayu 20,637 juta ton umbi basah dan ubi jalar 2,083 juta ton umbi basah. Dibandingkan tahun 2015, padi naik 4,97%, jagung naik iii

5 Laporan Tahunan ,11%, kedelai turun 8,06%, kacang tanah turun 7,35%, kacang hijau 2,83%,ubi kayu turun 5,43%, dan ubi jalar turun 9,31%. Sedangkan jika dibandingkan dengan sasaran produksi tahun 2016, padi dan kacang hijau telah mencapai target. Realisasi kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran produksi tahun 2016 antara lain: penerapan budidaya padi mencapai ha (97,85%); penerapan budidaya jagung ha (90,09%); penerapan budidaya kedelai ha (90,43%); perbanyakan benih sumber seluas 368 ha (78,74%); penguatan desa mandiri ha (87,27%); pengembangan desa mandiri benih 922 ha (77,47%); bantuan benih pusat padi ton(70,38%); bantuan benih jagung ton (93,19%); penjualan benih bersubsidi padi inbrida ton (43,81%); padi hibrida 720 ton (31,99%); kedelai 612 ton (24,49%); PPHT ha (96,64%); PPDPI 290 ha (90,63%); gerakan pengendalian OPT 506 kali (69,13%); sarana pascapanen unit (98,17%); unit pengolahan hasil 78 unit (100%); dan sarana angkut 737 unit (102,50%). Realisasi serapan APBN tahun 2016 mencapai Rp4,730 triliun (62,18% dari pagu Rp7,607 triliun). Namun dengan adanya selfblocking dalam rangka penghematan dan tunda bayar kegiatan ke tahun 2017 sebesar Rp2,764 triliun, sehingga realisasi serapan mencapai 97,67%. iv

6 2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i RINGKASAN EKSEKUTIF.....iii DAFTAR ISI.v DAFTAR TABEL..vii DAFTAR LAMPIRAN ix BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V PENDAHULUAN.1 PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN KINERJA TANAMAN PANGAN 13 REALISASI KEGIATAN APBN REALISASI ANGGARAN TAHUN BAB VI SUMBER DAYA MANUSIA.. 57 BAB VII PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT.59 BAB VIII PENUTUP.. 63 LAMPIRAN v

7 Laporan Tahunan 2016 vi

8 2016 Laporan Tahunan DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. PDB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Kontribusi PDB Sub Sektor Lingkup Pertanian terhadap PDB Sektor Pertanian Tahun PDB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun Neraca Perdagangan Komoditas Utama Tanaman Pangan Tahun Nilai Tukar Petani (NTP) Sektor Pertanian dan Subsektor TP Tahun Capaian Produksi Tanaman Pangan Tahun Tabel 7. Capaian Produktivitas TP Tahun Tabel 8. Capaian Luas Panen TP Tahun Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Neraca Produksi Padi/Beras, Jagung dan Kedelai Tahun Penggunaan Benih Bersetifikat Padi, Jagung dan Kedelai Tahun Luas Pertanaman Padi, Jagung, Kedelai Terkena OPT dan DPI Tahun Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Padi Tahun Realisasi Kegiatan Penerapan Budiddaya Jagung Tahun Realisasi Kegiatan Penerapan Budiddaya Kedelai Tahun Realisasi Luas Penangkaran dan Produksi Benih TP Tahun vii

9 Laporan Tahunan 2016 Tabel 16. Tabel 17. Tabel 18. Realisasi Pengecekan Mutu Benih TP Tahun Realisasi Penyaluran Benih Pasar Bebas Tahun Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber TP TA Tabel 19. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Tahun Tabel 20. Tabel 21. Tabel 22. Tabel 23. Tabel 24. Tabel 25. Tabel 26. Realisasi Kegiatan Penguatan Perlindungan TP Tahun Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Padi Tahun Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai Tahun Hasil Pengukuran IK UPT Lingkup Ditjen TP Tahun Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen TP Berdasarkan Kewenangan Tahun Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen TP Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun Tabel 27. Realisasi Nilai Kontrak Subsidi Benih Tahun Tabel 28. Tabel 29. Realisasi Serapan Anggaran Subsidi Benih Tahun Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdaasarkan Pendidikan, Golongan, dan Jenis Kelamin Tahun viii

10 2016 Laporan Tahunan DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Lampiran 2. Capaian Luas Panen Padi Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 3. Capaian Luas Panen Jagung Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 4. Capaian Luas Panen Kedelai Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 5. Capaian Luas Panen Kacang Tanah Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 6. Capaian Luas Panen Kacang Hijau Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 7. Capaian Luas Panen Ubi Kayu Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 8. Capaian Luas Panen Ubi Jalar Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 9. Capaian Produktivitas Padi Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 10. Capaian Produktivitas Jagung Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 11. Capaian Produktivitas Kedelai Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 12. Capaian Produktivitas Kacang Tanah Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 13. Capaian Produktivitas Kacang Hijau Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 14. Capaian Produktivitas Ubi Kayu Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 15. Capaian Produktivitas Ubi Jalar Tahun 2016 Per Provinsi ix

11 Laporan Tahunan 2016 Lampiran 16. Capaian Produksi Padi Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 17. Capaian Produksi Jagung Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 18. Capaian Produksi Kedelai Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 19. Capaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 20. Capaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 21. Capaian Produksi Ubi Kayu Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 22. Capaian Produksi Ubi Jalar Tahun 2016 Per Provinsi Lampiran 23. Realisasi Kegiatan APBN Tahun 2016 Ditjen TP Lampiran 24. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Tahun Lampiran 25. Realisasi Serapan Anggaran Ditjen TP Tahun x

12 2016 Laporan Tahunan BAB I PENDAHULUAN Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Kabinet Kerja telah menetapkan kebijakan pencapaian swasembada pangan. Sejalan dengan kebijakan tersebut, Kementerian Pertanian menindaklanjuti dengan menetapkan peningkatan produksi tujuh komoditas pangan, yang tiga diantaranya terkait dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, yaitu padi, jagung, dan kedelai. Dalam upaya pencapaian swasembada pangan tersebut yang ditandai dengan mengurangi impor terutama untuk komoditas padi dan jagung, maka tahun 2016 telah ditetapkan produksi padi 76,22 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 21,35 juta ton pipilan kering (PK), dan kedelai 1,5 juta ton biji kering (BK), kacang tanah 756 ribu ton BK, kacang hijau 296 ton BK, ubi kayu 27,07 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,70 juta ton umbi basah. Namun, dalam perkembangannya sesuai arahan Menteri Pertanian bahwa kegiatan difokuskan pada peningkatan produksi jagung, sasaran produksi seluruh komoditas utama tanaman pangan tahun 2016 mengalami perubahan sebagaimana yang dituangkan dalam revisi Renstra. Perubahan sasaran produksi tersebut yaitu: padi sebesar 76,23 juta ton GKG, jagung 24 juta ton PK, kedelai 1,1 juta ton BK, kacang tanah 675 ribu ton BK, kacang hijau 267 ton BK, ubi kayu 24,05 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,44 juta ton umbi basah. Untuk mendukung sinergi operasional dan mempercepat pencapaian target produksi, Menteri Pertanian menetapkan program Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai yang telah dimulai sejak akhir tahun 2014 dan terus berlanjut sampai tahun Dalam mendukung pencapaian sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan tersebut, 1

13 Laporan Tahunan 2016 tahun 2016 melaksanakan satu program APBN yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan. Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam program tersebut meliputi: 1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI 5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 7) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih 8) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Anggaran tahun 2016 terdiri dari APBN Sektoral dan APBN Subsidi. APBN Sektoral dialokasikan pada 210 Satker (1 Satker Pusat Ditjen TP, 2 Satker UPT Pusat, 33 Satker Dekonsentrasi, 32 Satker Tugas Pembantuan Provinsi, 52 Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota). Sedangkan APBN subsidi benih (BA ) sebesar ton, pelaksanaannya dilakukan melalui Public Service Obligation (PSO) oleh PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani. Untuk memberikan gambaran capaian kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan selama tahun 2016, disusun Laporan Tahunan sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi. Pokok-pokok materi didalamnya memuat capaian kinerja, pelaksanaan program kegiatan, realisasi serapan anggaran, serta permasalahan dan saran tindak lanjut. 2

14 2016 Laporan Tahunan Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan, upaya serta langkah-langkah perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan khususnya dan Kementerian Pertanian secara umum pada masa yang akan datang. 3

15 4 Laporan Tahunan 2016

16 2016 Laporan Tahunan BAB II PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 Program yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan. Untuk membiayai program tersebut dialokasikan Pagu APBN 2016 Sektoral (BA 018) sebesar Rp8,015 triliun. Selanjutnya melalui penghematan APBNalokasi anggaran mengalami penurunan sebesar Rp408 miliar, sehingga total anggaran menjadi Rp7,607 triliun, disamping sesuai Inpres Nomor 8 Tahun 2016, tanggal 26 Agustus 2016, dalam rangka penghematan anggaran, terdapat anggaran yang tidak bisa dicairkan (self blocking) sebesar Rp2,764 triliun, sehingga anggaran yang efektif dapat digunakan sebesar Rp4,843 triliun. Delapan kegiatan utama yang dilaksanakan dalam mendukung program APBN tersebut, yaitu: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (2); Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia; (3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan; (4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI; (5) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya; (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih; (7) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan (8) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan. Disamping kegiatan yang dibiayai APBN Sektoral, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melaksanakan kegiatan melalui APBN Subsidi berupa penyaluran benih bersubsidi yang disalurkan oleh PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani. Alokasi APBN Subsidi untuk subsidi benih (BA ) dengan pagu sebesar Rp1,014 triliun. Dalam pencapaian target produksi terutama padi, jagung, dan kedelai tahun 2016 dilakukan melalui peningkatan produktivitas melalui intensifikasi, perluasan areal tanam atau ekstensifikasi, budidaya padi dengan teknologi Hazton, pengembangan desa 5

17 Laporan Tahunan 2016 organik padi, pengembangan jagung di lahan khususmelalui pemanfaatan lahan perkebunan, pengembangan kedelai teknologi budidaya jenuh air (BJA), penggunaan benih unggul bersertifikat. Selain itu, juga dibarengi dengan upaya pengamanan potensi kehilangan hasil akibat gangguan serangan OPT dan DPI (banjir dan kekeringan), pengolahan/pemasaran hasil tanamanpangan serta penurunan susut hasil pada saat panen dan pascapanen. A. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia meliputi berbagai kegiatan dalam pengembangan komoditas padi dan jagung. Dalam upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani padi dan jagung melalui perbaikan paket teknologi dan sinergis antar komponen teknologi secara partisipatif oleh petani dan bersifat spesifik lokasi. Fokus utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2016adalah peningkatan produktivitas padi melalui penerapan teknologi tanam jajar legowo yang diarahkan pada kegiatan intensifikasi (peningkatan produktivitas) dan kegiatan ekstensifikasi (perluasan areal tanam) melalui kegiatan utama: 1) Padi inbrida peningkatan produktivitas 2) Padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman 3) Padi hibrida 4) Padi perluasan areal tanam 5) Pengembangan desa pertanian organik untuk padi 6) Budidaya padi dengan teknologi hazton Fokus utama pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2016 adalah peningkatan produktivitas, peningkatan luas tanam, peningkatan indeks pertanaman melalui kegiatan utama: 1) Gerakan pengembangan jagung hibrida 2) Jagung di lahan khusus Target awal kegiatan penerapan budidaya padi tahun 2016 seluas ha, namun karena adanya kebijakan penghematan 6

18 2016 Laporan Tahunan anggaran maka target kegiatan menjadi ha. Sementara kegiatan penerapan budidaya jagung tahun 2016, selain mengalami penghematan anggaran, terdapat alokasi tambahan kegiatan APBN- P jagung di lahan khusus seluas ha, namun kesanggupan daerah seluas ha. Sehingga target kegiatan penerapan budidaya jagung menjadi ha dari semula seluas ha. B. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi meliputi berbagai kegiatan dalam pengembangan komoditas kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Untuk mendorong peningkatan produktivitas dan produksi kedelai difokuskan melalui penerapan budidaya kedelai dengan pelaksanaan Ekstensifikasi (PAT-PIP) Kedelai, Intensifikasi Kedelai dan Pengembangan Kedelai Teknologi Budidaya Jenuh Air (BJA) kerjasama dengan IPB. Kegiatan utama yang difasilitasi APBN sektoral Ditjen Tanaman Pangan tahun 2016 melalui kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi tahun 2016, yaitu: 1) Intensifikasi Kedelai seluas hadirevisi menjadi ha di 29 provinsi pada 243 kabupaten/kota. Luas satu unit GP- PTT kedelai minimal sebesar 10 ha dan untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatan tersebut Pemerintah memberikan bantuan berupa sarana produksi paket lengkap meliputi benih, pupuk dan pestisida, 2) Ekstensifikasi PAT-PIP Kedelai seluas ha, direvisi menjadi ha, dilaksanakan di 28 Provinsi pada 219kab/kota. Luas satu unit PAT-PIP kedelai minimal 10 ha dan untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatan tersebut Pemerintah memberikan bantuan berupa sarana produksi paket lengkap yang meliputi benih, pupuk, pestisida dan komponen sarana produksi lainnya sesuai spesifikasi lokasi 3) Teknologi Budidaya Jenuh Air Kedelai seluas ha direvisi menjadi ha.sarana produksi yang diberikan berupa benih kedelai, pupuk an organik bersubsidi (NPK, SP-36, Urea, KCl), 7

19 Laporan Tahunan 2016 rhizobium, pestisida organik/an organik, herbisida, dan kapur pertanian. 4) Intensifikasi Ubi Kayu seluas ha, direvisi menjadi ha. Ekstensifikasi ubikayu seluas ha, direvisi menjadi ha.fasilitasi yang diberikan pemerintah kepada kelompok tani dalam bahan organik untuk intensifikasi, sedangkan untuk ekstensifikasi dalam bentuk bibit/stek varietas unggul bersertifikat dan bahan organik. 5) Pengembangan Wilayah Timur Ubi Jalar seluas ha dan CF-SKR 500 ha. 6) Pengembangan CF-SKR Kacang Tanah seluas 550 ha. C. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan difokuskan untuk mendorong peningkatan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat sehingga dapat mendorong peningkatan produksi dan produktivitas. Alokasi kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tahun 2016 meliputi: perbanyakan benih sumber 468 ha (setelah selfblocking), terdiri dari padi 198 ha, jagung 58 ha, kedelai 214 ha; kacang tanah 12 ha, kacang hijau 10 ha dan ubi kayu 2 ha. Penguatan Desa Mandiri Benih dengan sasaran sebanyak 743 unit/desa (7.434 ha), Pengembangan Desa Mandiri Benih 119 unit/desa (1.190 ha). Bantuan Benih Padi dan Jagung (DIPA Pusat) dengan alokasi untuk benih padi ton, dan jagung ton. Selain kegiatan yang difasilitasi APBN Sektoral, pada tahun 2016 mengalokasikan kegiatan Subsidi Benih yang dilaksanakan oleh PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero) sebagai penyalur benih bersubsidi. Alokasi benih bersubsidi TA sebanyak ton, terdiri dari benih padi inbrida ton, benih padi hibrida ton, dan benih kedelai ton. 8

20 2016 Laporan Tahunan D. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan difokuskan untuk mengamankan areal tanaman pangan dari potensi kehilangan hasil akibat gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) berupa banjir dan kekeringan. Alokasi kegiatan penguatan perlindungan tanaman pangan tahun 2016 meliputi: Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) ha, terdiri dari padi ha, jagung 465 ha, dan kedelai 210 ha; Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PP-DPI) 320 ha; dan Gerakan Pengendalian OPT termasuk bersama TNI sebanyak 735 kali. E. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan difokuskan untuk mencapat target yaitu: 1) menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan, 2) meningkatnya nilai tambah produk olahan tanaman pangan, 3) meningkatnya mutu hasil produksi tanaman pangan dan 4) meningkatnya penguasaan pasar domestik dan luar negeri. Alokasi kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan 2016 untuk untuk mendukung menurunnya susut hasil berupa bantuan sarana pascapanen padi, yang terdiri power thresser unit, combine harvester kecil unit, combine harvester sedang unit, combine harvester besar 403 unit, vertical dryer padi 30 ton 2 unit, vertical dryer padi kapasitas 3,5-6 ton 3 unit, RMU 23 unit, pengering padi 20 unit, polisher 22 unit, destoner 2 unit, dan alat angkut 700 unit. Bantuan sarana pascapanen jagung terdiri dari corn combine harvester 177 unit, corn sheller unit, vertical dryer jagung kapasitas 3,5-6 ton 15 unit, sarana pascapanen jagung 82 unit. Bantuan sarana pascapanen kedelai, terdiri dari power thresser Multiguna unit. Untuk mendukung meningkatnya nilai 9

21 Laporan Tahunan 2016 tambah produk olah tanaman pangan berupa bantuan sarana pengolahan hasil tanaman pangan sebanyak 78 unit yang terdiri dari Unit Pengolahan (UPH) Jagung 49 unit dan UPH Kedelai 29 unit. Untuk mendukung peningkatan mutu hasil produksi tanaman pangan berupa pengembangan standarisasi dan mutu 33 sertifikat, sedangkan untuk mendukung peningkatan penguasaan pasar domestik dan luar negeri dilakukan dengan pengadaan informasi harga sebanyak 271 informasi harga. F. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya dalam rangka mendukung operasional teknis kegiatan meliputi: operasional satuan kerja (satker); keuangan, perlengkapan; kepegawaian, hubungan masyarakat; pengembangan data statistik; koordinasi perencanaan program dan anggaran, umum, monitoring evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan, serta dukungan sarana produksi untuk kawasan perbatasan/daerah tertinggal. G. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Alokasi kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian tahun 2016 meliputi: pengembangan/validasi metode pengujian mutu benih dengan target 10 metode, pelayanan pengujian mutu benih dengan target sampel, pengadaan koleksi benih yang terdiri atas koleksi varietas dan IPTB (Isolat Patogen Tular Benih) sebanyak 40 koleksi, fasilitasi penerapan sistem mutu untuk 8 laboratorium, penyelenggaraan uji profisiensi sebanyak 48 laboratorium, dan Uji Petik Mutu Benih 90 sampel di 7 provinsi. H. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Alokasi kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan tahun 2016 meliputi: pengembangan model peramalan OPT 15 model, pengamatan keadaan lapang OPT padi, jagung dan kedelai 49 data lokasi sasaran, bahan operasional laboratorium di 8 laboratorium di BBPOPT, uji mutu produk agens 10

22 2016 Laporan Tahunan hayati di 9 laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/ Laboratorium Agen Hayati, perbanyakan isolat dan produk agens hayati padat sebanyak test tube. 11

23 12 Laporan Tahunan 2016

24 2016 Laporan Tahunan BAB III KINERJA TANAMAN PANGAN A. Indikator Makro 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Secara nominal PDB sektor pertanian sampai dengan triwulan III tahun 2016 mencapai Rp1.303,9 triliun, meningkat Rp81,86 triliun (6,70%) dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebesarrp1.222,06 triliun yang didukung oleh peningkatan pada seluruh subsektor penyusunnya. Peningkatan tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan. Tabel 1. PDB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2016 (Rp.miliar) Bila diperhatikan kontribusi masing-masing subsektor pada PDB sektor pertanian sampai dengan triwulan III tahun 2016, PDB sub sektor perkebunan sebesar Rp miliar merupakan penyumbang terbesar dengan kontribusi 28,83%, disusul subsektor tanaman pangan Rp miliar (25,16%), dan perikanan Rp miliar (17,54%). Sedangkan subsektor tanaman hortikultura Rp miliar (11,25%), peternakan Rp miliar (11,15%) dan jasa pertanian merupakan subsektor dengan kontribusi terkecil. 13

25 Laporan Tahunan 2016 Tabel 2. Kontribusi PDB Sub Sektor Lingkup Pertanian terhadap PDB Sektor Pertanian Tahun 2016 (%) Sampai dengan triwulan III tahun 2016, kinerja sektor pertanian secara riil ditunjukkan oleh nilai PDB atas dasar harga konstan (tahun dasar = 2010) yang mencapai Rp ,94 triliun. Nilai tersebut naik Rp triliun (2,67%) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp triliun. Hal ini terutama disebabkan meningkatnya kinerja pada seluruh subsektor pendukungnya. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, pada tahun 2016 laju pertumbuhan PDB sektor pertanian sebesar 2,67% yang didukung oleh peningkatan seluruh subsektor pendukungnya, antara lain:subsektor perikanan sebesar 6,57%, peternakan 4,33%, perkebunan 3,02%, tanaman hortikultura 2,57%, jasa pertanian 2,11%, tanaman pangan 0,11%. 14

26 2016 Laporan Tahunan Tabel 3. PDB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2016 (Rp.miliar) 2. Ekspor Impor Komoditas Utama Tanaman Pangan Secara keseluruhan kondisi perdagangan komoditas utama tanaman pangan tahun 2016 mengalami defisit. Hal ini tercermin pada neraca perdagangan yang bernilai negatif, baik volume maupun nilainya. Volume impor komoditas utama tanaman pangan periode Januari-Oktober 2016 mencapai 17,62 juta ton, sedangkan ekspornya hanya mencapai 185,868 ribu ton atau terjadi defisit sebesar 17,4 juta ton. Sementara dari sisi nilainya, juga menunjukkan defisit neraca perdagangan sebesar US$5,408 juta dengan nilai ekspor US$109,24 juta dan impor US$5.51 juta. Pada tahun 2016, volume ekspor terbesar komoditas utama tanaman pangan adalah komoditas gandum dengan volume mencapai ton (US$30,605 ribu), kemudian disusul oleh jagung ton (US$11,63 ribu), kacang hijau ton (US$ 24,669 ribu),dan ubi kayu ton (US$7,1 ribu). Sementara di sisi impor, gandum/meslin menjadi penyumbang terbesar mencapai 9.29 juta ton (US$2,19 juta), kemudian disusul oleh kedelai 5.32 juta ton (US$2,16 juta), beras 1.16 juta ton (US$480,4 ribu), dan jagung 1.06 juta ton (US$242,2 ribu). 15

27 Laporan Tahunan 2016 Tabel 4. Neraca Perdagangan Komoditas Utama Tanaman Pangan Tahun 2016 Volume Nilai No Komoditas Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor Neraca (Ton) (Ton) (Ton) (000 US$) (000 US$) (000 US$) 1 Beras ( ) ( ) 2 Jagung ( ) ( ) 3 Kedelai ( ) ( ) 4 Kacang Tanah ( ) ( ) 5 Ubi Kayu ( ) ( ) 6 Ubi Jalar Gandum ( ) ( ) 8 Kacang Hijau (34.851) (32.970) 9 Lainnya (13.326) (10.390) Jumlah ( ) ( ) Sumber: BPS (diolah) Keterangan: Cakupan Kode HS Sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP belum dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya atas kesejahteraan petani, tetapi sampai saat ini NTP masih merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan petani. NTP dihitung dengan cara membandingkan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persen. Data NTP menggunakan tahun dasar 2007=100, dan mulai November 2013 terjadi penggantian tahun dasar menjadi 2012=

28 2016 Laporan Tahunan Tabel 5. Nilai Tukar Petani (NTP) Sektor Pertanian dan Subsektor Tanaman Pangan Tahun 2016 No. Uraian Indeks Harga Indeks Harga Nilai T ukar Petani (NT P) Diterima Petani (IT ) Dibayar Petani (IB) T anaman T anaman T anaman Pertanian Pertanian Pertanian Pangan Pangan Pangan 1 Januari 102,55 103,94 125,31 129,39 122,20 124,49 2 Februari 102,23 103,31 125,08 128,80 122,35 124,67 3 Maret 101,32 100,69 124,81 126,60 123,18 125,73 4 April 101,22 98,68 124,18 123,61 122,68 125,26 5 Mei 101,55 98,66 124,70 123,74 122,80 125,42 6 Juni 101,47 98,74 125,18 124,46 123,37 126,05 7 Juli 101,39 98,21 125,78 124,57 124,06 126,85 8 Agustus 101,56 98,12 126,16 124,59 124,22 126,98 9 September 102,02 98,53 127,07 125,49 124,56 127,36 10 Oktober 101,71 98,57 126,79 125,64 124,66 127,47 11 Nopember 101,31 98,17 127,13 126,07 125,49 128,42 12 Desember 101,49 98,18 127,81 126,58 125,94 128,92 Rata-rata 101,65 99,48 125,83 125,80 123,79 126,47 Sumber: BPS (diolah) NTP sektor pertanian secara nasional pada Desember 2016 sebesar 101,49 naik 0,18% dibandingkan NTP November 2016 sebesar 101,31. Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,53%, lebih besar dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,36%. Sementara NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) pada periode yang sama juga mengalami kenaikan sebesar 0,01%, dari 98,17 pada November 2016 menjadi 98,18 pada Desember Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,40%, lebih besar dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,39%. B. Capaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Berdasarkan Angka Prakiraan Tahun 2016 BPS RI, capaian produksi komoditas utama tanaman pangan tahun 2016 menunjukkan capaian yang cukup baik, sebagian besar komoditas mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 (ATAP). Namun demikian, belum seluruh komoditas mencapai target produksi yang telah ditetapkan, kecuali padidan kacang hijau yang mencapai di atas target.produksi tanaman pangan tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016) padi mencapai 79,141 juta ton GKG, jagung 23,164 juta ton pipilan kering, kedelai 885 ribu ton biji kering, kacang tanah 561 ribu ton biji kering, kacang hijau 279 ribu ton biji kering, ubi kayu 20,637 juta ton 17

29 Laporan Tahunan 2016 umbi basah dan ubi jalar 2,083 juta ton umbi basah. Dibandingkan tahun 2015, padi naik 4,97%, jagung naik 18,11%, kedelai turun 8,06%, kacang tanah turun 7,35%, kacang hijau 2,83%, ubi kayu turun 5,43%, dan ubi jalar turun 9,31%. Sedangkan jika dibandingkan dengan sasaran produksi tahun 2016, padi mencapai 103,82%%, jagung 96,52%, kedelai 80,51%, kacang tanah 83,10%, kacang hijau 104,54%, ubi kayu 85,80% dan ubi jalar 85,26%. Tabel 6. Capaian Produksi Tanaman Pangan Tahun 2016 (Angka Prakiraan) Produksi (000 Ton) No. Komoditas AT AP Sasaran T ahun AT AP 2015 Capaian 2016 Thd Sasaran *) Selisih (%) Selisih (%) 1 Padi 75,398 76,226 79,141 3, , Jagung 19,612 24,000 23,165 3, (835) (3.48) 3 Kedelai 963 1, (78) (8.06) (214) (19.49) 4 Kacang Tanah (45) (7.35) (114) (16.90) 5 Kacang Hijau Ubi Kayu 21,801 24,052 20,637 (1,164) (5.34) (3,415) (14.20) 7 Ubi Jalar 2,298 2,444 2,084 (214) (9.31) (360) (14.74) Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Sasaran berdasarkan Renstra Ditjen Tanaman Pangan edisi revisi Peningkatan produksi tahun 2016 (Angka Prakiraan) dibandingkan tahun 2015 (ATAP) terutama padi dan jagung sebagain besar didukung oleh peningkatan luas panen. Sementara peningkatan produksi jagung juga didukung oleh meningkatnya produktivitas, demikian juga kacang hijau mengalami peningkatan produktivitas. Sedangkan menurunnya produksi kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubijalar tahun 2016 sebagian besar disebabkan oleh menurunnya luas panen. Produktivitas tanaman pangan tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016) padi sebesar 52,64 ku/ha, jagung 52,83 ku/ha, kedelai 15,06 ku/ha, kacang tanah 13,23ku/ha, kacang hijau 12,22 ku/ha, ubi kayu 241,98ku/ha dan ubi jalar 169,44 ku/ha. Dibandingkan tahun 2015, capaian produktivitas tahun 2016 padi turun 1,45%, jagung naik 2,03%, kedelai turun 3,98%, kacang tanah turun 0,71%, kacang hijau naik 3,30%, ubi kayu 18

30 2016 Laporan Tahunan naik 5,43% dan ubi jalar naik 5,55%. Sedangkan bila dibandingkan dengan sasaran 2016, produktivitas tahun 2016, padi mencapai 100,55%, jagung 100,39%, kedelai 95,56%, kacang tanah 95,05%, kacang hijau 101,16%, ubi kayu 100,82%, dan ubi jalar 97,46%. Tabel 7. Capaian Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016) Produktivitas (Ku/Ha) No. Komoditas AT AP Sasaran T ahun Capaian 2016 Thd AT AP 2015 Sasaran *) Selisih (%) Selisih (%) 1 Padi (0.78) (1.45) Jagung Kedelai (0.62) (3.98) (0.70) (4.44) 4 Kacang Tanah (0.09) (0.71) (0.69) (4.95) 5 Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar (4.41) (2.54) Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Luas panen tanaman pangan tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016) padi mencapai 15,036 juta ha, jagung 4,385 juta ha, kedelai 588 ribu ha, kacang tanah 424 ribu ha, kacang hijau 228 ribu ha, ubi kayu 853 juta ha dan ubi jalar 123 ribu ha. Capaian luas panen tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016) bila dibandingkan dengan tahun 2015 (ATAP), padi naik 6,51%, jagung naik 15,77%, kedelai turun 4,24%, kacang tanah turun 6,69%, kacang hijau turun 0,46%, ubi kayu turun 10,22% dan ubi jalar turun 14,08%. Sedangkan jika dibandingkan dengan sasaran luas panen tahun 2016, padi mencapai %, jagung 96,15%, kedelai 84,25%, kacang tanah 87,42%,kacang hijau 103,36%, ubi kayu 85,10%, dan ubi jalar 87,48%. 19

31 Laporan Tahunan 2016 Tabel 8. Capaian Luas Panen Tanaman Pangan Tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016) Luas Panen (000 Ha) No. Komoditas AT AP Sasaran T ahun Capaian 2016 Thd AT AP 2015 Sasaran *) Selisih (%) Selisih (%) 1 Padi 14,117 14,561 15, Jagung 3,787 4,560 4, (175.49) (3.85) 3 Kedelai (26) (4.24) (109.92) (15.75) 4 Kacang Tanah (30) (6.69) (61.03) (12.58) 5 Kacang Hijau (1) (0.46) Ubi Kayu 950 1, (97) (10.22) (149.30) (14.90) 7 Ubi Jalar (20) (14.08) (17.61) (12.52) Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan Beberapa kendala dalam pencapaian sasaran produksi tanaman pangan tahun 2016 antara lain terutama selain padi dan jagung: 1) adopsi teknologi budidaya di tingkat petani belum optimal, sehingga capaian produktivitas tingkat petani masih lebih rendah dari potensi hasilnya; 2) adanya persaingan dengan komoditas non pangan dalam pemanfaatan lahan; 3) belum meratanya penggunaan teknologi alsintan, sehingga berpengaruh terhadap efisiensi usahatani; 4) mekanisme penyediaan benih belum berjalan optimal yang menyebabkan keterlambatan penyediaan benih/tidak sesuai dengan jadwal tanam; 5) kemitraan belum berkembang; dan 6) perubahan iklim global/anomali iklim yang berdampak pada ketidaksesuaian waktu tanam. C. Neraca Produksi Beras, Jagung dan Kedelai Tahun 2016 Berdasarkan perhitungan neraca kebutuhan, produksi padi (beras) tahun 2016 (Angka Prakiraan Produksi 2016) mampu surplus sebesar 12,187 juta ton, jagung surplus 575 ribu ton dan kedelai mengalami defisit 1,883 juta ton. Dengan demikian maka produksi padi dan jagung mampu swasembada, sehingga tidak ada impor beras dan mengurangi impor jagung. Produksi padi nasional tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016) sebesar 76,141 juta ton GKG setara dengan 46,029 juta ton beras tersedia untuk konsumsi. Bila dibandingkan dengan 20

32 2016 Laporan Tahunan kebutuhan konsumsi beras tahun 2016 sebesar 33,842 juta ton, produksi padi tahun 2016 terjadi surplus beras sebesar 12,187 juta ton atau mencapai indeks swasembada 136,01. Kebutuhan beras tahun 2016 meliputi: konsumsi langsung penduduk 33,842 juta ton (tingkat konsumsi 124,89 kg/kapita/tahun, jumlah penduduk 258,705 juta jiwa), pakan ternak/unggas ton, industri bukan makanan ton dan kehilangan hasil/susut/tercecer 1,151 juta ton. Produksi jagung tahun 2016 (Angka Prakiraan Produksi 2016) sebesar 23,165 juta ton pipilan kering, bila dibandingkan dengan kebutuhan (konsumsi, industri, dan tercecer) tahun 2016 sebesar 22,590 juta ton, mengalami surplus 575 ribu juta ton atau dengan indeks swasembada 131,01. Kebutuhan jagung tahun 2016 meliputi: kebutuhan benih 96 ribu ton, konsumsi langsung 404 ribu ton, pakan (industri pakan dan peternak lokal) 16,180 juta ton, industri (pangan, non pangan dan non pakan) 4,752 juta ton dan kehilangan hasil/ susut/tercecer 1,158 juta ton. Produksi kedelai tahun 2016 sebesar 886 ribu ton (Angka Prakiraan Produksi 2016) bila dibandingkan dengan kebutuhan (konsumsi dan industri) tahun 2016 sebesar 2,768 juta ton, masih terjadi defisit sebesar 1,883 juta ton atau baru mencapai indeks swasembada 31,99. Kebutuhankedelai tahun 2016 meliputi: kebutuhan benih, konsumsi langsung, pakan ternak/unggas, industri bukan makanan dan kehilangan hasil/susut/tercecer. 21

33 Laporan Tahunan 2016 Tabel 9. Neraca Produksi Padi/Beras, Jagung dan Kedelai Tahun 2016 (Berdasarkan Angka Prakiraan Produksi 2016) No. Uraian Neraca Produksi Kebutuhan **) Indeks Surplus/Defisit Swasembada (Ton) (Ton) (Ton) 1 Beras Tersedia *) 46,028,594 33,842,420 12,186, Jagung 23,164,915 22,589, , Kedelai 885,575 2,768,320 (1,882,745) Keterangan: *) Konversi beras tersedia = 62,74% x produksi padi Angka Prakiraan Produksi 2016 ( ton GKG) **) Kebutuhan beras = konsumsi langsung, pakan ternak/unggas, industri dan susut/tercecer Kebutuhan jagung = benih, konsumsi langsung, pakan, industri dan susut/tercecer Kebutuhan kedelai = benih, konsumsi langsung, pakan ternak/unggas, industri dan susut/tercecer Jumlah penduduk tahun 2016 = jiwa (berdasarkan angka proyeksi BPS ) Tingkat konsumsi perkapita/tahun: beras = 124,89 kg, jagung = 1,56 kg, kedelai = 8,67 kg D. Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan, yang sekaligus juga dapat meningkatkan mutu produk, efisiensi usahatani dan pendapatan petani serta sebagai sarana pengendali terhadap hama dan penyakit tanaman. Pada tahun 2016 berdasarkan laporan yang diterima, penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kelas Benih Sebar (BR) yang digunakan oleh petani, untuk padi sebesar ton (43,52%), untuk benih jagung sebesar ton (52,28%) dan untuk benih kedelai sebesar ton (46,94%) (data realisasi tanam periode Januari-Desember 2016). Perbandingan capaian realisasi tingkat penggunaan benih varietas unggul bersertifikat tahun 2016 terhadap tahun 2015, menunjukkan bahwa tingkat penggunaan benih varietas unggul bersertifikat untuk padi mengalami penurunan sebesar 9,22%, jagung mengalami peningkatan sebesar 3,73% dan kedelai 22

34 2016 Laporan Tahunan meningkat 15,25%. Komponen yang digunakan dalam menghitung penggunaan benih varietas unggul bersertifikat, selain peredaran benih di pasar bebas (swadaya petani), komponen lainnya berasal dari bantuan pemerintah melalui program Upsus, Cadangan Benih Nasional, subsidi benih, dan bantuan benih di pusat dan di daerah, sehingga beberapa komponen tersebut dapat mempengaruhi tingkat penggunaan benih tersebut. Tabel 10. Penggunaan Benih Bersertifikat Padi, Jagung, dan Kedelai Tahun 2016 Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Selisih 2016 Thd Realisasi 2016 No. Komoditas 2015 Rencana Realisasi % Absolut % (%) (%) (%) Realisasi 1 Padi 47,94 50,00 43,52 87,04 (4,42) (9,22) 2 Jagung 50,40 50,00 52,28 104,56 1,88 3,73 3 Kedelai 40,73 35,00 46,94 134,11 6,21 15,25 Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016 E. Pengamanan Pertanaman Dari Gangguan OPT dan DPI Luas pertanaman padi yang terserang OPT dan terkena DPI (banjir dan kekeringan) pada tahun 2016 seluas ha (puso ha) atau mencapai 1,80% dari total luas tanam padi tahun 2016 (seluas ha), jagung ha ha (puso ha) atau mencapai 1,38% dari total luas tanam jagung tahun 2016 (seluas ha), kedelai ha (puso ha) atau 3,21% dari total luas tanam kedelai tahun 2016 seluas ha. Sementara target luas areal tanaman padi, jagung, dan kedelai yang aman dari serangan OPT dan DPI masing-masing sebesar 93,00%, 98,00%, dan 97,00%. 23

35 Laporan Tahunan 2016 Tabel 11. Luas Pertanaman Padi, Jagung, Kedelai Terkena OPT dan DPI Tahun 2016 No 1 Padi a. Total Luas Tanam (Ha) Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso b. Luas OPT Utama (Ha) 182,782 6, ,390 4,539 (33,392) (2,330) c. Luas Terkena DPI (Ha) 387, , ,210 80,752 (237,651) (162,675) - Banjir (Ha) 48,330 25, ,203 71,900 72,873 46,404 - Kekeringan (Ha) 339, ,931 29,007 8,852 (310,524) (209,079) d. Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 570, , ,600 85,291 (271,043) (165,005) - % Thd Total Luas Tanam (%) (2.28) (1.28) 2 Jagung a. Total Luas Tanam (Ha) b. Luas OPT Utama (Ha) 12, , (1,863) 223 c. Luas Terkena DPI (Ha) 50,011 23,497 57,024 37,448 7,013 13,951 - Banjir (Ha) 2,535 1,568 23,174 15,577 20,639 14,009 - Kekeringan (Ha) 47,476 21,929 33,850 21,871 (13,626) (58) d. Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 62,716 23,565 67,866 37,739 5,150 14,174 - % Thd Total Luas Tanam (%) (0.17) Kedelai Uraian a. Total Luas Tanam (Ha) Tahun 2015 Tahun 2016 Selisih 2016 Thd ,981,580 16,628,432 2,646,852 Luas Areal yang Aman dari OPT dan DPI (Ha) 13,410,937 16,328,832 2,917,895 - % Thd Total Luas Tanam (%) ,035,257 4,900, ,235 Luas Areal yang Aman dari OPT dan DPI (Ha) 3,972,541 4,832, ,085 - % Thd Total Luas Tanam (%) , ,176 (152,965) b. Luas OPT Utama (Ha) 5, ,519 5 (3,674) (2) c. Luas Terkena DPI (Ha) 11,985 6,385 15,683 10,853 3,698 4,467 - Banjir (Ha) 1,751 1,384 14,486 10,403 12,735 9,019 - Kekeringan (Ha) 10,234 5,002 1, (9,037) (4,552) d. Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 17,178 6,392 17,202 10, ,465 - % Thd Total Luas Tanam (%) Luas Areal yang Aman dari OPT dan DPI (Ha) 671, ,974 (152,989) - % Thd Total Luas Tanam (%) (0.72) Keterangan: - OPT = organisme penggganggu tumbuhan - DPI = dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) Jika dibandingkan dengan tahun 2015, luas pertanaman padi yang terkena serangan OPT dan DPI turun, sementara jagung dan kedelai meningkat. Namun jika diperhatikan, luas partanaman padi, jagung, dan kedelai yang terkena banjir mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015, sebagai akibat pengaruh La-Nina sehingga musim penghujan lebih panjang pada tahun Luas pertanaman padi, jagung, dan kedelai yang terkena serangan OPT dan DPI tahun 2016 sebenarnya meluas, namun dengan adanya upaya-upaya yang dilakukan, sehingga luas terkena bisa berkurang. 24

36 2016 Laporan Tahunan F. Penurunan Susut Hasil (Losses) Penurunan susut hasil tahun 2016 untuk padi ditargetkan sebesar 0,181%, jagung 0,48% dan kedelai sebesar 0,65%. Target tersebut didasarkan atas perhitungan kontribusi input sarana pascapanen tanaman pangan tahun 2016 yaitu padi sebanyak unit, jagung unit, serta kedelai unit. Berdasarkan realisasi bantuan sarana pascapanen padi tahun 2016, diprediksi dapat menurunkan susut hasil padi sebesar 0,146% atau mencapai 80,66% dari target susut padi 0,181%. Sedangkan berdasarkan realisasi bantuan sarana pascapanen jagung diprediksi dapat menurunkan susut hasil jagung sebesar 0,517% atau mencapai 107,67% dari target susut jagung 0,48%. Sementara bantuan sarana pascapanen kedelai diprediksi menurunkan susut hasil kedelai sebesar 0,998% atau mencapai 153,54% dari target susut hasil kedelai 0,650%. Tercapainya target susut hasil padi, jagung, dan kedelai disebabkan karena banyaknya bantuan sarana pascapanen yang diberikan pemerintah pada tahun

37 26 Laporan Tahunan 2016

38 2016 Laporan Tahunan BAB IV REALISASI KEGIATAN APBN 2016 A. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 1. Penerapan Budidaya Padi Target kegiatan penerapan budidaya padi tahun 2016 seluas ha, terdiri dari: padi inbrida peningkatan produktivitas ha, padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman ha, padi hibrida ha, padi perluasan areal tanam (PAT) ha, pengembangan desa pertanian organik untuk padi ha, dan budidaya padi dengan teknologi hazton ha. Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya padi produktivitas perluasan areal peningkatan indeks pertanaman, dan padi hibrida yang diberikan berupa benih dan alat tanam jajar legowo. Sementara untuk pengembangan desa pertanian organik, selain bantuan benih dan alat tanam, juga diberikan bantuan berupa pupuk organik, pestisida nabati, MOL, dan fasilitasi pendukung pertanian organik. Demikian juga budidaya padi dengan teknologi budidaya Hazton selain bantuan benih dan alat tanam, juga diberikan bantuan berupa pupuk organik, pupuk organik cair (POC) lengkap, decomposer, dan agensia hayati. Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya padimencapai ha (97,85%), terdiri dari: padi inbrida peningkatan produktivitas ha (98,00%), padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman ha (95,53%), padi hibrida ha (98,61%), padi perluasan areal tanam (PAT) ha (99,18%), pengembangan desa pertanian organik untuk padi ha (93,69%), budidaya padi dengan teknologi hazton ha (98,96%). Sisa kegiatan seluas ha sampai akhir Desember 2016 sedang dalam persemaian. 27

39 Laporan Tahunan 2016 Luas panen kegiatan penerapan budidaya padi mencapai ha, produksi ton dan produktivitas 64,21 ku/ha, atau 122,66% terhadap target (52,35 ku/ha), dengan rincian padi inbrida peningkatan produktivitas 67,95 ku/ha, padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman 57,22 ku/ha, padi hibrida 74,66 ku/ha, padi perluasan areal tanam 51,75 ku/ha, pengembangan desa pertanian organik untuk padi 54,25 ku/ha, dan budidaya padi dengan teknologi hazton 43,69 ku/ha. Tabel 12. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Padi Tahun 2016 No. Uraian Rencana Realisasi (Ha) (Ha) (Ha) 1 Padi Inbrida Peningkatan Produktivitas ,00 2 Padi Inbrida PAT PIP ,53 3 Padi Hibrida ,61 4 Padi Inbrida PAT ,18 5 Pengembangan desa pertanian organik padi ,69 6 Pengembangan padi teknologi hazton ,96 Jumlah ,85 Gambar 2. Gerakan Panen Padi Serentak Gambar 1. Gerakan Tanam Padi Serentak Gambar 3. Pertanaman Padi Organik Gambar 4. Panen Padi Metode Hazton 28

40 2016 Laporan Tahunan 2. Penerapan Budidaya Jagung Sasaran kegiatan penerapan budidaya jagung tahun 2016 seluas ha, terdiri dari: pengembangan jagung hibrida ha dan pengembangan jagung di lahan khusus ha. Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya jagung yang diberikan berupa benih jagung hibrida dan alat tanam yang jumlah/rasionya disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi. Sementara jika penanaman dilakukan di lahan hutan atau tumpang sari dengan tanaman lainnya, maka jumlah bantuan disesuaikan dengan tanaman jagung terhadap tanaman lainnya. Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya jagung mencapai ha (92,38%), terdiri dari: ha (100%) dan pengembangan jagung di lahan khusus ha (77,20%). Sisa pertanaman pendukung kegiatan utama jagung pada lahan khusus akan ditanam pada bulan Januari-Maret tahun 2017 karena terlambatnya penyaluran benih. Hal ini masih diperkenankan sebagaimana kebijakan yang tertuang pada Petunjuk Teknis Pengembangan Jagung di Lahan Khusus tahun Produktivitas kegiatan pengembangan jagung hibrida 61,70 ku/ha, atau 117,23% terhadap target (52,63 ku/ha). Sementara pengembangan jagung di lahan khusus yang anggaran berasal dari APBN-P yang DIPA baru terbit pada akhir bulan Juli 2016, daerah sebagian besar baru dapat melaksanakan proses administrasi keuangan untuk kontrak kegiatan pada bulan Agustus-September 2016, sehingga kegiatan ini sebagian besar baru bisa ditanam pada periode Oktober 2016-Maret

41 Laporan Tahunan 2016 Tabel 13. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Jagung Tahun 2016 No. Kegiatan Tanam (ha) Target Realisasi % Capaian 1 Gerakan Pengembangan Jagung Hibrida ,00 2 Jagung di Lahan Khusus ,20 Jumlah ,38 Gambar 5. Gerakan Tanam Jagung Gambar 6. Gerakan Panen Jagung B. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 1. Penerapan Budidaya Kedelai Sasaran kegiatan penerapan budidaya kedelai tahun 2016 seluas ha, terdiri dari: intensifikasi kedelai ha, ekstensifikasi kedelai ha, dan budidaya jenuh air (BJA) ha. Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya kedelai yang diberikan berupa benih kedelai bersertifikat dan rhizobium. Untuk areal pasang surut di luar pulau Jawa, diberikan juga sarana produksi berupa bahan organik atau kapur pertanian. Sementara kegiatan teknologi BJA sarana produksi yang diberikan berupa benih kedelai, pupuk an organik bersubsidi (NPK, SP-36, Urea, KCl), rhizobium, pestisida organik/an organik, herbisida, dan kapur pertanian. 30

42 2016 Laporan Tahunan Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya kedelai mencapai ha (90,43%), terdiri dari: ha (92,81%), ekstensifikasi ha (87,13%), dan BJA ha (100,00%). Produktivitas kegiatan intensifikasi kedelai mencapai 15,06 ku/ha, atau 88,59% terhadap target (17,00 ku/ha). Sementara capaian produktivitas ekstensifikasi kedelai sebesar 13,86 ku/ha (92,40% terhadap target (15,00 ku/ha), dan produktivitas BJA 18,07 ku/ha (83,85% terhadap target 21,55 ku/ha). Masih rendahnya capaian produktivitas kegiatan penerapan budidaya kedelai disebabkan karena masih rendahnya realisasi panen. Tabel 14. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Kedelai Tahun 2016 No. Kegiatan Tanam (ha) Target Realisasi % Capaian 1 Intensifikasi Kedelai ,82 2 Ekstensifikasi Kedelai ,13 3 Budidaya Jenuh Air (BJA) ,00 Jumlah ,43 Gambar 7. Gerakan Tanam Kedelai Gambar 8. Gerakan Panen Kedelai 31

43 Laporan Tahunan Pengelolaan Produksi Ubi Kayu Kegiatan pengelolaan produksi ubi kayu tahun 2016 dialokasikan seluas ha, terdiri dari intensifikasi ha dan ekstensifikasi ha. Fasilitasi yang diberikan pemerintah kepada kelompok tani dalam bahan organik untuk intensifikasi, sedangkan untuk ekstensifikasi dalam bentuk bibit/stek varietas unggul bersertifikat dan bahan organik. Realisasi tanam kegiatan pengelolaan produksi ubi kayu mencapai seluas ha atau mencapai 88,05% dari target, dengan rincian intensifikasi ha dan ekstensifikasi ha. Adapun sisa yang belum dilaksanakan sampai akhir Desember 2016 masing-masing seluas ha dan haa masuk dalam selfblocking. 3. Pengelolaan Produksi Ubi Jalar Pengelolaan produksi ubi jalar tahun 2016 dialokasikan seluas ha, terdiri dari pengembangan ubi jalar wilayah timur ha dan CF-SKR ubi jalar 500 ha. Realisasi kegiatan pengelolaan produksi ubi jalar mencapai ha, terdiri dari pengembangan ubi jalar wilayah timur 2.05 ha (85,10%) dan CF-SKR ubi jalar 100%. Sisa kegiatan pengembangan ubi jalar wilayah timur yang belum dilaksanakan seluas 643 ha masuk dalam selfblocking. 4. CF-SKR Kacang Tanah Selain dana yang berasal dari APBN, pada tahun 2016 kacang tanah mendapat bantuan dari dana hibah Jepang dalam kegiatan CF-SKR. Bantuan sarana produksi kegiatan CF-SKR kacang tanah, diberikan langsung kepada kelompok tani peserta dalam bentuk transfer uang untuk bantuan sarana produksi pupul an organic, pupuk organik, dan herbisida. Realisasi pelaksanaan CF-SKR kacang tanah seluas 550 ha (100%) dari sasaran. 32

44 2016 Laporan Tahunan C. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 1. Penilaian Varietas, Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan a. Pengujian Adaptasi Lokal Rencana pengiriman galur/mutan untuk kegiatan uji adaptasi/multilokasi yang dilaksanakan oleh BPSBTPH dibeberapa provinsi pada tahun 2016 sebanyak 70 galur, terdiri dari 53 galur padi dan 17 galur palawija. Dari jumlah tersebut,seluruh galur telah terealisasi pengirimannya 100%. b. Pelepasan Varietas Jumlah proposal pelepasan varietas tanaman pangan yang sebanyak 54 galur. Sampai dengan akhir Desember 2016, telah diterbitkan 27 Keputusan Menteri Pertanian tentang Pelepasan Varietas Tanaman Pangan, yang merupakan usulan pelepasan varietas yang diajukan sejak tahun 2015 dan Varietas yang telah dilepas tersebut terdiri dari: 11 varietas jagung hibrida, 1 varietas jagung bersari bebas pulut, 3 varietas padi sawah, 2 varietas padi gogo, 1 varietas padi ladang, 4 varitas kacang tanah, 1 varietas kedelai, 3 varietas ubi jalar, dan 1 varietas ubi kayu. c. Sertifikasi Benih Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih yang diproduksi melalui proses sertifikasi benih, yaitu proses pemberian sertifikat benih setelah melalui pemeriksaan pertanaman lapangan. 33

45 Laporan Tahunan 2016 Tabel 15. Realisasi Luas Penangkaran dan Produksi Benih Tanaman Pangan Tahun 2016 No. Komoditas Kelas Benih Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016 Realisasi luas areal penangkaran benih tanaman pangan tahun 2016 untuk areal penangkaran benih padi seluas ha, benih jagung ha, benih kedelai ha, benih kacang tanah 330 ha, kacang hijau 39 ha, dan ubi kayu 10 ha. Sedangkan produksi benih varietas unggul bersertifikat untuk benih padi sebanyak ton, benih jagung ton, benih kedelai ton, kacang tanah 154 ton dan kacang hijau 35 ton. d. Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Luas Penangkaran (Ha) Produksi (Ton) 1 Padi BD , ,63 BP , ,18 BR : , ,66 - Inbrida , ,60 - Hibrida 2.620,96 173,06 Jumlah Padi , ,47 2 Jagung BD 59,50 33,53 BP 322,40 94,04 BR : 2.246, ,71 - Komposit 737,07 552,26 - Hibrida 1.509, ,45 Jumlah Jagung 2.628, ,28 3 Kedelai BD 219,05 66,60 BP 3.207, ,91 BR , ,27 Jumlah Kedelai , ,78 4 Kacang Tanah BD 25,64 2,07 BP 99,84 40,43 BR 204,90 111,85 Jumlah Kc.Tanah 330,38 154,35 5 Kacang Hijau BD 0,14 1,60 BP 22,96 20,33 BR 16,42 13,42 Jumlah Kc Hijau 39,52 35,35 Pengawasan benih yang beredar di pasaran merupakan salah satu upaya untuk mengetahui kondisi benih yang beredar di pasaran. 34

46 2016 Laporan Tahunan Realisasi pengecekan mutu benih tanaman pangan tahun 2016 untuk padi sebanyak ton, jagung komposit 89 ton, jagung hibrida ton, kedelai ton, kacang tanah ton, dan kacang hijau 0,73 ton. Tabel 16. Realisasi Pengecekan Mutu Benih Tanaman Pangan Tahun 2016 No. Komoditas Benih yang Dicek (Ton) Memenuhi Standar Hasil Pengecekan (Ton) % Tidak Memenuhi Standar 1 Padi 23, , , Jagung Komposit Jagung Hibrida 4, , Kedelai 70, , , Kacang Tanah 3, , Kacang Hijau Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016 Sedangkan realisasi penyaluran benih pasar bebas pada tahun 2016 untuk benih padi sebanyak ton, benih jagung ton, benih kedelai ton, benih kacang tanah 104 ton, dan benih kacang hijau 6 ton. Tabel 17. Realisasi Penyaluran Benih Pasar Bebas Tahun 2016 No. Komoditas BD (Ton) BP (Ton) BR (Ton) F1 (Ton) Jumlah (Ton) 1 Padi 1,228 52,530 22, ,450 2 Jagung ,009 28,008 29,344 3 Kedelai ,030-4,572 4 Kacang Tanah Kacang Hijau Jumlah 1,283 53,357 27,330 28, ,476 Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember Perbanyakan Benih Sumber Perbanyakan benih sumber di 31 Balai Benih dialokasikan seluas 468 ha untuk padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Realisasi tanam perbanyakan benih sumber seluas 368,5 ha atau (78,74%), dengan rincian benih padi kelas BS-BD seluas 60 ha dan kelas BD-BP seluas 136 ha, benih jagung kelas BS-BD seluas 11 ha % 35

47 Laporan Tahunan 2016 dan kelas BD-BP seluas 25 ha, benih kedelai kelas BS-BD seluas 31,5 ha dan kelas BD-BP seluas 94 ha, benih kacang tanah BS-BD seluas 3 ha dan kelas BD-BP seluas 5 ha, benih kacang hijau BS-BD seluas 1 ha dan benih ubi kayu kelas BD- BP seluas 2 ha. Tabel 18. Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Tanaman Pangan TA 2016 Realisasi No. Komoditas Rencana Produksi Ha % 1 Padi ,85 60,00 30,61 2 Jagung , ,56 3 Kedelai ,5 71, ,10 4 Kacang Tanah , ,50 5 Kacang Hijau , ,00 6 Ubi Kayu , Jumlah Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember Desa Mandiri Benih , ,26 Untuk tercapainya berdaulat pangan prioritas pembangunan pertanian yang harus terwujud adalah tercapainya sasaran produksi padi, jagung dan kedelai. Terkait dengan hal itu, maka sebagaimana yang tertuang dalam RPJMN kegiatan penguatan desa mandiri benih dan pengembangan desa mandiri benih merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mendukung pencapaian sasaran produksi dan merupakan salah satu upaya pemecahan masalah dari aspek perbenihan. Kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih pada Tahun Anggaran 2016, dialokasikan sebanyak 994 unit/desa (9.940 ha) di 31 provinsi dan mengalami penghematan menjadi ha. Selain kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih pada Tahun Anggaran 2016 juga terdapat kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Benih pada Tahun Anggaran 2016, dialokasikan sebanyak 122 unit/desa di 24 provinsi dan mengalami penghematan menjadi 119 unit/desa. Sampai dengan Desember 2016 kegiatan penguatan desa mandiri telah terealisasi tanam ha (87,27%), realisasi panen ha, produksi benih ton % 36

48 2016 Laporan Tahunan dan produksi benih bersertifikat ton. Sedangkan pengembangan desa mandiri benih telah terealisasi tanam 922 ha (77,47%), realisasi panen 722 ha, produksi benih ton dan produksi benih bersertifikat ton (Data sementara per 30 Desember 2016). 4. Bantuan Benih Padi Inbrida dan Jagung Hibrida di Pusat TA 2016 Pada tahun 2016, pemerintah menyediakan anggaran untuk bantuan benih DIPA Tahun Anggaran 2016, dengan jumlah alokasi benih padi inbrida ton dan jagung hibrida ton. Realisasi penyaluran bantuan benih pusat untuk komoditas padi sebesar ton atau 70,38% dari kontrak 1.881ton, sedangkan jagung ton atau 93,19% dari kontrak ton. Rendahnya realisasi karena ada provinsi yang tumpang tindih dengan bantuan lain sehingga kontrak dibatalkan dan adanya penghematan anggaran. Gambar 9. Penyerahan Bantuan Benih Padi Gambar 10. Penyerahan Bantuan Benih Jagung Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember Subsidi Benih Alokasi benih bersubsidi Tahun Anggaran 2016 sebanyak ton, terdiri dari benih padi inbrida ton, benih padi hibrida ton, dan benih kedelai ton. Sampai dengan akhir Desember 2016 realisasi penjualan subsidi benih sebanyak ton, dengan rincian untuk benih padi inbrida ton, padi hibrida 720 ton, dan benih kedelai 612 ton. 37

49 Laporan Tahunan 2016 Sampai dengan akhir Desember realisasi Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi (DUPBB) padi inbrida, padi hibrida, dan kedelai sebanyak ton(43,97%) dengan penjualan ton, dengan rincian untuk benih padi inbrida ton (43,81%), padi hibrida 720ton (31,99%), dan benih kedelai 612 ton (24,49%) dari pagu. Tabel 19. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Tahun 2016 No. Komoditas 1 Padi Inbrida 97,500 43, , Padi Hibrida 2, Kedelai 2, Jumlah Alokasi (Ton) DUPBB Penjulalan (Ton) % Thd Pagu (Ton) % Thd Pagu % Thd DUPBB 102,250 44, , Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016 Realisasi Fisik 6. Cadangan Benih Nasional Stok CBN sampai dengan akhir tahun 2015 untuk benih padi inbrida sebanyak ton, padi hibrida 816 ton, jagung hibrida ton, jagung komposit ton, dan kedelai ton. Penggunaan benih CBN berdasarkan Surat Penugasan Direktur Jenderal Tanaman Pangan selama Tahun 2016 untuk kegiatan pemulihan 743 ton benih padi inbrida, sehingga stok CBN sampai dengan akhir bulan Desember 2016 untuk komoditas padi inbrida ton, padi hibrida 816 ton, jagung hibrida ton, jagung komposit ton dan kedelai ton. (Data sementara per 30 Desember 2016). 38

50 2016 Laporan Tahunan D. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) 1. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) Penerapan Pengendalian Hama Terpadu Skala Luas (PPHT-SL) merupakan salah satu upaya pengamanan produksi tanaman pangan. Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan pengendalian OPT yang berbasis sumberdaya alam yang ramah lingkungan antara lain penggunaan agens pengendali hayati (APH), pestisida nabati, penanaman tanaman refugia sebagai mikro habitat musuh alami, dan pengendalian spesifik lokasi lainnya. Di dalam konsep PPHT-SL terdapat pemberdayaan petani dan menghilangkan sekat individu, karena lahan pengamatan seluas minimal 25 ha adalah hamparan untuk dikelola bersama-sama. Sampai dengan bulan Desember 2016 PPHT padi telah realisasi ha atau 96,94% dari target ha, PPHT jagung 420 ha atau 90,32% dari target 465 ha, dan PPHT kedelai 190 ha atau 90,48% dari target 210 ha. Dari kegiatan PPHT tahun 2016 diharapkan: (a) menurunnya penggunaan pestisida kimia sintetis, meningkatnya perkembangan musuh alami dan meningkatnya penggunaan pengendali ramah lingkungan di 539 hamparan pertanaman padi, 28 hamparan pertanaman jagung dan 19 hamparan pertanaman kedelai, (b) tersosialisasinya PPHT kepada masyarakat di sekitar hamparan dan (c) ditetapkannya Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk Musim Tanam (MT) berikutnya. 2. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI) Kegiatan PPDPI bertujuan untuk memberdayakan petani dalam menerapkan upaya antisipasi kerusakan tanaman akibat dampak perubahan iklim ekstrim (banjir dan kekeringan) di lahan usahataninya sesuai dengan iklim setempat terutama pada daerah rawan terkena banjir dan kekeringan, mengurangi resiko kehilangan hasil akibat dampak perubahan iklim 39

51 Laporan Tahunan 2016 (banjir/kekeringan) dan meningkatkan pengamanan produksi tanaman padi dari dampak perubahan iklim. Realisasi kegiatan PPDPI pada tahun 2016 seluas 290 ha atau 90,63% dari target 320 ha di 15 Provinsi. Namun 30 ha yang tidak dapat dilaksanakan karena terjadi pemotongan anggaran (self blocking) yaitu di Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Maluku. Output dari kegiatan PPDPI tahun 2016 adalah 29 kelompok tani telah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan antisipasi dan adaptasi DPI, diterapkannya upaya antisipasi dan adaptasi DPI seluas 290 hektar dan diterapkannya budidaya tanaman sehat sesuai iklim setempat pada 29 kelompok tani. 3. Gerakan Pengendalian Dalam rangka mengantisipasi terjadinya peningkatan serangan OPT perlu dilakukan gerakan pengendalian OPT yang dilakukan secara bersama-sama. Untuk memberikan motivasi dan kepedulian kepada masyarakat petani akan pentingnya pengendalian OPT yang dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan maka perlu dilakukan gerakan massal pengendalian OPT. Tujuan dilaksanakannya Gerakan Pengendalian OPT adalah merupakan salah satu upaya meminimalkan kerusakan serangan dan memberdayakan serta meningkatkan kepedulian masyarakat tani akan pentingnya pengendalian OPT, dan memupuk kerjasama antar kelompok pengendalian di daerah endemis serangan OPT. Gerakan ini dimaksudkan sebagai stimulus bagi para petani untuk terus mengendalikan OPT yang menyerang di daerahnya. Realisasi kegiatan Gerakan pengendalian sampai dengan akhir Desember 2016, gerakan pengendalian padi 424 kali atau 75,44% dari target 562 kali, gerakan pengendalian jagung 62 kali atau 59,62% dari target 104 kali, gerakan pengendalian kedelai 29 kali atau 58,00% dari target 50 kali, dan gerakan 40

52 2016 Laporan Tahunan pengendalian bersama TNI 9 kali atau 47,37% dari target 19 kali. Hasil dari gerakan pengendalian OPT dapat mengamankan areal pertanaman padi seluas ha, jagung seluas ha, kedelai seluas 435 ha dan TNI seluas 360 ha. Gambar 11. Gerakan Pengendalian OPT Gambar 12. Gerakan Pengendalian OPT Bersama TNI 4. Kegiatan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan untuk mendukung peningkatan produksi dan keamanan pangan serta terjaganya kelestarian lingkungan. Dalam melaksanakan pengujian, laboratorium pada Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman sebagai laboratorium penguji telah menerapkan sistem mutu sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025: 2008 (ISO/IEC 17025:2005). Output yang dihasilkan berupa sertifikat LHP sebanyak dengan capaian % dari target LHP, dan 2) Pelatihan Instrumen Laboratorium dan Manajemen, dalam rangka meningkatkan SDM personil Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman selama kurun waktu Januari-Desember 2016, 41

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR 2015 Laporan Tahunan KATA PENGANTAR Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun 2015, maka menyusun laporan tahunan. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 ini merupakan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Laporan Tahunan 2013 2013 Laporan Tahunan RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam rangka mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan padi, jagung dan kedelai telah ditetapkan sasaran produksi padi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Maret 2014 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN N LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016 Jl. Raya Ragunan No. 15 Pasar Minggu PO. BOX 7356/Jks, Jakarta

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Februari 2013 Laporan AkLrntabilitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR 2016 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sebagai bahan bentuk pertanggungjawaban kinerja dan anggaran yang telah dilaksanakan selama tahun 2016, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR KATA PENGATAR Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 setiap Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga wajib menyusun Laporan Kinerja

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i Laporan Tahunan 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011 ini dapat disusun tepat pada waktunya.

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, Kementerian Pertanian merupakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Menimbang

Lebih terperinci

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 LAK KIP (LAPORAN KINERJA IN NSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPAN NEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2014 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Scanned

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PRODUKSI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PRODUKSI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT SEREALIA I. PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Guna mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, maka sesuai amanat instruksi Presiden RI No.7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 EVALUASI E-PROPOSAL DAN RENCANA KERJA TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN-RI 1 SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 NO. KOMODITI LUAS TANAM LUAS PANEN

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Tanggal 4 Januari 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OUTLINE 1. Evaluasi 2016 2. Sasaran luas tanam

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

Laporan Tahunan

Laporan Tahunan 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, sesuai Instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAKIN. L aporan Kinerja KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016

LAKIN. L aporan Kinerja KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016 2016 LAKIN L aporan Kinerja KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016 KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT SEREALIA I. PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada 47 Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada Abstrak Berdasarkan data resmi BPS, produksi beras tahun 2005 sebesar 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, sehingga tahun 2005 terdapat

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

Laporan Tahunan 2012

Laporan Tahunan 2012 i KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) No. 40/07/13/Th.XVIII, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) A. PADI Produksi padi tahun 2014 tercatat sebesar 2.519.020 ton GKG (ATAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang besar

Lebih terperinci

5. Pupuk dan benih belum enam tepat; 6. Lemahnya permodalan petani; 7. Fluktuatif harga komoditas Harus bisa

5. Pupuk dan benih belum enam tepat; 6. Lemahnya permodalan petani; 7. Fluktuatif harga komoditas Harus bisa 1. Alih fungsi lahan 2. Rusaknya infrastruktur jaringan irigasi; 3. Tenaga kerja berkurang dan mahal, kurangnya peralatan mekanisasi Pertanian; 4. Masih tingginya susut hasil (losses); 5. Pupuk dan benih

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun i P a g e KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR 31. a/hk.310/c/4/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR

Lebih terperinci

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman pangan sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki posisi strategis dalam penyediaan kebutuhan, sumber lapangan kerja dan pendapatan, serta sumber devisa.

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015) No. 47/07/35/Th XIII,1 Juli 2015 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2014 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pangan dan unit kerja dibawahnya secara berjenjang wajib menyusun Laporan

KATA PENGANTAR. Pangan dan unit kerja dibawahnya secara berjenjang wajib menyusun Laporan KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, sesuai Instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang ditindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang amat subur sehingga sebagian besar penduduknya bergerak dalam sektor agraris. Indonesia memiliki iklim tropis basah, dimana iklim

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 47/07/33/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 11,30 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur terletak di bagian Timur Pulau Jawa, dengan luas wilayah 47.154,70 kilometer persegi, dikelilingi oleh 2.916 km garis pantai. Batas wilayah di sebelah

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)

Lebih terperinci

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Pupuk dan Pestisida Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar sangat perlu memantapkan kestabilan pangan secara berkelanjutan, oleh karenanya perlu melakukan strategi dan upaya-upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Direktur. DR. Ir. Maman Suherman, MM NIP Laporan Tahunan 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Direktur. DR. Ir. Maman Suherman, MM NIP Laporan Tahunan 2015 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Tahun 2015 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2015, maka disusunlah Laporan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung Zubachtirodin, M.S. Pabbage, dan Subandi Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros PENDAHULUAN Jagung mempunyai peran strategis perekonomian nasional, mengingat

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 17/03/12/Thn. XIX, 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 4.044.829 TON GKG, NAIK SEBESAR

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2014. Laporan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR 16/KPA/SK.310/C/2/2016 TENTANG

KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR 16/KPA/SK.310/C/2/2016 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR 16/KPA/SK.310/C/2/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN. RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I. PENDAHULUAN. 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN. RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I. PENDAHULUAN. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN. RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I. PENDAHULUAN. 1 Hal. A. Latar Belakang. 1 B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan 4

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI No. 1/08/3309/Th.I, 11 Agustus 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KAB. BOYOLALI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Kabupaten Boyolali Tahun

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/33 Th.X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 diperkirakan 11,30 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/Permentan/HK.140/2/2016 TENTANG PEDOMAN SUBSIDI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Berbagai masukan dan saran perbaikan akan menjadi sangat penting agar laporan ini menjadi lebih baik.

KATA PENGANTAR. Berbagai masukan dan saran perbaikan akan menjadi sangat penting agar laporan ini menjadi lebih baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Negara PAN dan RB-RI No. 10/2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan unit kerja dibawahnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 40/11/34/Th. X, 03 November 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan III (ARAM

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN PDB SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005

ANALISIS PERTUMBUHAN PDB SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005 ANALISIS PERTUMBUHAN PDB SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005 A. Statistik Pertumbuhan PDB 1. Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) sektor pertanian dalam arti sempit (Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan)

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/07/12/Th.VI. 02 Juli 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2011 DAN RAMALAN I TAHUN 2012) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2011,

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN... 1 Hal. 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Landasan Hukum... 9 1.3. Maksud dantujuan... 11 1.4. Sistematika Penulisan...

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat padi dan kedelai guna memenuhi kebutuhan benih untuk pelaksanaan budidaya tanaman pangan secara nasional, Pemerintah telah memprogramkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun ) No.22/03/35/Th XIII,2 Maret 2015 A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 12,398 juta ton Gabah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang paling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian adalah bagian dari pembangunan ekonomi yang berupaya dalam mempertahankan peran dan kontribusi yang besar dari sektor pertanian terhadap pembangunan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013) BPS KABUPATEN ASAHAN No. 02/10/1208/Thn. XVII, 20 Oktober PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN ) ANGKA TETAP PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 103.881 TON GABAH KERING GILING (GKG),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki peranan penting

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014) No. 16/03/36/Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014) PRODUKSI PADI 2014 LEBIH RENDAH BILA DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Banten

Lebih terperinci