PELATIHAN TUKANG PLESTER (PLASTERER)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELATIHAN TUKANG PLESTER (PLASTERER)"

Transkripsi

1 TP-05 =MENGERJAKAN PLESTERAN Mempresentasikan Kode I Judul Unit Kompetensi Kode : INA Judul : PELATIHAN TUKANG PLESTER (PLASTERER) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM.-t BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA... PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

2 TP-05 =MENGERJAKAN PLESTERAN Mempresentasikan Kode I Judul Unit Kompetensi Kode : INA.S S.07 - Judul : PELATIHAN TUKANG PLESTER (PLASTERER) 2007 I, 1..1DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA... PUSAT PEMBUNAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

3 KATA PENGANTAR Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan 111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3. Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi. Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain : UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan, dan perlunya "Bakuan Kompetensi" untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamantakan (pasal 10 ayat 2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan K0r,npetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Lati1 Kompetensi). dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompeteusi sektorisub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatart-jabacat kefja.yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Ke~a. -i

4 ...tp;.os Fun 7 _I ModuI pelaljlafl adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh Iangtu1g dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dar; hasil inventarsisasi jabatan ke~a yang kemlkian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim PenyusunlTenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam melaksanakan tug as pad a jabatan kerjanya. Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud. Jakarta, November 2007 Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi Jr. Dioko Subarkah, Dipl. HE NIP

5 I MODUI.. TP-05 " n " 7 at PRAKATA Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian. dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli I terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi. Masyarakat sebagai pemakai prod uk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan. Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SOM, standar mutu, metode kerja dan lain",lain. Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam bidang cipta karya. Materi pelatihan pada jabatan kerja ini terdiri dari 1 (satu) kompetensi umum dan 4 (em pat) modul kompetensi inti, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Tukang Plester (Plasterer). Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini. Jakarta. November 2007 Tim Penyusun

6 ..,.,...TP-OS n ~ Plesteran DAFTAR lsi Halaman KATA PENGANTAR... PRAKATA... iii DAFTAR iv DAFTAR GAMBAR PESIFIKASI PELATIHAN... PANDUAN PEMBELAJARAN... BAB I: PENDAHULUAN VI viii ix 1.1 Umum Ringkasan Modul Batasan I Rentang Variabel Panduan Penilaian Kualifikasi Penilaian Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi Konteks Penilaian Aspek Penting Penilaian Sumber Daya Pembelajaran BAB II : PERSIAPAN PERMUKAAN BIDANG PLE5TERAN 2.1 Umum Persiapan Permukaan Pasangan Bata Merah... 1! Persiapan Permukaan Pasangan Conblock Persiapan Permukaan Beton Persiapan Permukaan Tanah /-3 Rangkuman Latihan I Penilaian Mandiri BAB III: PENGATURAN PERMUKAAN BIDANG PLE5TERAN 3.1 Umum Menentukan Kelurusan Plesteran Menentukan Ketebalan Plesteran Menentukan Ketegakan... m-2 T...1'Iester(Plasterer)

7 3.5 Menentukan Kedataran Rangkuman...: Latihan I Penilaian Mandiri BAB IV: PLESTERAN BIDANG DAN SUDUT 4.1 Umum... IV Plesteran Dinding IV Plesteran Lantai... IV Plesteran Langil-Langit IV Plesteran Lengkung... IV Plesteran Sudut... IV-13 Rangkuman... IV-19 Latihan I Penilaian Mandiri IV-20 BAB V: FINISHING PLESTERAN 5.1 Umum... V Finishing Plesteran Dengan Acian... V Finishing Plesteran Dengan Motif Kamprotan (Slurry)... V Finishing Plesteran Dengan Motif Batu Sikat V Pembuatan Lis Profil V Pembuatan Huruf/Angka... V Pembuatan Batu Buatan... V Pembersihan Lokasi Kerja... V-12 Rangkuman.... V-13 Latihan I Penilaian Mandiri V-14 KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA -~'-

8 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Adukan Ada "Pegangan" (Key) Gambar 2.2 Adukan Tanpa "Pegangan" (Key) Gambar 3.1 Memasang Paku Dan Benang Gambar 3.2 Mengukur Ketebalan Gambar 3.3 Pemasangan Lot Dan Benang Gambar 3.4 Menentukan Kedataran Plesteran Lantai Gambar 4.1 Dasar Kepala Plesteran Dinding... IV-2 Gambar4.2 Kepala Plesteran Dibuat Vertikal... IV-3 Gambar4.3 Kepala Plesteran Dibuat Horizontal... IV-3 Gambar4.4 Cara Mengambil Adukan Dengan Roskam Baja Dan Nampan Adukan (Hawk)... IV-4 Gambar 4.5 Cara Melekatkkan Adukan Pada Pasangan / Dinding Dengan Roskam Baja... IV-4 Gambar4.6 Cara Mengiris Kelebihan Adukan Dengan Acuan Lajur Kepala Plesteran... IV-5 Gambar 4.7 Dasar Kepala Plesteran Lantai... IV-7 Gambar 4.8 Lajur Kepala Plesteran Lantai IV-7 Gambar 4.9 Menghampar Adukan Di Antara Lajur Kepala Plesteran Lantai... IV-8 Gambar 4.10 Mengiris Kelebihan Adukan Antara Lajur Kepala Plesteran Lantai.. IV-8 Gambar 4.11 Dasar Kepala Plesteran Langit-Langit... IV-9 Gambar 4.12 Lajur Kepala Plesteran Langit-Langit... IV-10 Gambar 4.13 Melekatkan Adukan Di Antara Lajur Kepala... IV-10 Gambar 4.14 Mengiris Adukan Di Antara Lajur Kepala... IV-11 Gambar 4.15 Memasang Mistar... IV-11 Gambar4.16 Melekatkan Adukan Di Antara Cetakan... IV-12 Gambar 4.17 Mengiris Adukan Di Antara Cetakan... IV-12 Gambar4.18 Meratakan Sambungan Adukan IV-13 Gambar4.19 Menentukan Kesikuan Plesteran Ruang... IV-14 Gambar420,Menentukan Kesikuan Plesteran Kolom... IV-14 Gambar4.21 Dasar Kepala Plesteran Sudut Oinding... IV-15 Gambar 422 Lajur Kepala Plesteran Sudut Oinding... rv-16 Gambar 4-23 Uetekatkan Adukan Oi Antara Lajur Kepala Plesteran Sudut [)incjng..." N -16 T...,...P' - e) -\i

9 s R Sun 3 Gambar 424 Mengiis Adukan Di Antara Lajur Kepala Plesteran... IV-16 Garnbar 425 Melekatkan Adukan Pada Sudut Dinding IV-17 Gambar 4.26 Cara Mengiris Adukan Pada Sudut Dinding... IV-17 Gambar 5.1 Posisi Saringan Terhadap Permukaan Ptesteran... V-3 Gambar 5.2 Pengerjaan Motif Koral Sikat Dengan Menggunakan Mistar V-4 Gambar 5.3 Pengerjaan Motif Koral Sikat Dengan Menggunakan Mistar Dan Lis... V-5 Gambar 5.4 Membuat Garis Ukuran Lebar Lis Pad a Permukaan Plesteran.... V-6 Gambar5.5 Mengiris Kelebihan Adukan Plesteran Lis Profil..... V-7 Gambar 5.6 Cara Melukis Huruf... V-S Gambar 5.7 Melekatkan Adukan Huruf/Angka... V-9 Gambar 5.S Mengiris Adukan Huruf/Angka... V-9 Gambar 5.9 Membentuk Huruf/Angka... V-9 Gambar 5.10 Bentuk Huruf/Angka... V-10 Gambar 5.11 Batu Buatan Di Atas Tanah... V-10 Gambar 5.12 Batu Buatan Pada Dinding... V-11

10 SPESIFIKASI PELATIHAN A. TUJUAN UMUM Tujuan Umum Pelatihan Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu menggunakan pera/atan. Tujuan Khusus Pelatihan Pad a akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu: 1. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2. Membaca Gambar Sederhana 3. Mengarahkan Layanan/Kenek untuk membuat Adukan Plesteran 4. Menggunakan Peralatan 5. B. TUJUAN PEMBELAJARAN Kode I Judul Modul : TP-05 / mempresentasikan unit kompetensi tl". Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari modul, peserta mampu mengerjakan pjesteran. Kriteria Penilaian Pada akhir pelatihan peserta mampu : 1. Menyiapkan permukaan yang akan diplester 2. Mengatur permukaan yang akan diplester 3. Mengerjakan plesteran bidang dan sudut 4. Mengerjakan finishing plesteran

11 N 5 ~ PIesIEs., PANDUAN PEMBELAJARAN A. KUALlFIKASI PENGAJAR IINSTRUKTUR Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya. Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam. Konsisten mengacu SKKNI dan SLK Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat. B. PENJELASAN SINGKAT MODUL B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini : No. Modul Kode Judul Modul 1 TP-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2 TP-02 Membaca Gambar Sederhana 3 TP-03 Layanan/Kenek Untuk Membuat Adukan Plesteran I 4 TP-04 Menggunakan Peralatan 5 TP-05 B.2 Uraian Modul Seri / Judu/ : TP-05!. Oeskripsi Modul : merupakan salah satu modul untuk membekali seorang dengan harapan dapat: Menyiapkan permukaan yang akan diplester. Mengatur permukaan yang akan diplester, Mengerjakan plesteran bidang dan soout Menger}akan finishing plesteran.

12 - I ;...TP-OS R c. PROSES PEMBELAJARAN ~TANINSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG I, I I 11. Ceramah : Pembukaanl! I Bab I. Pendahuluan Menjelaskan T ujuan Pembelajaran yang meliputi Tujuan Umum Pelatihan (TUP) dan Tujuan Khusus Pelatihan (TKP) Merangsang motivasi peserta dengan pertanyaan atau pengafaman. Waktu : 5 menit Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. OHT 2. Ceramah : Bab II, Persiapan Permukaan Bidang Plesteran Memberikan penjefasan, uraian Mengikuti penjelasan, OHT atau-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan Umum instruktur dengan tekun Persia pan Permukaan dan aktif. Pasangan Bata Merah Mengajukan pertanyaan Persia pan Permukaan apabila ada yang kurang Pasangan Conblock jelas. Persiapan Permukaan Beton Persiapan Permukaan Tanah Waktu : 60 menit 3. Ceramah : Bab III, Pengaturan Pennukaan Bidang Plesteran Memberikan penjelasan, uraian Mengikuti penjelasan, OHT atau-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan Umum instruktur dengan tekun Menentukan Kelurusan dan aktif. Plesteran Mengajukan pertanyaan Menentukan Ketebalan apabila ada yang kurang Plesteran jela5. Menentukan Ketegakan Menentukan Kedataran : 80 menit 4. Celallaah : Bab IV, Plesteran Bidang Dan Sudut Uembelikan penjelasan, uraian Mengikuti penjelasan, OHT at.ai.j-j:ul bahasan mengenai : uraian atau bahasan.~ instruktur dengan tekun dan aktif. 1'IIIaW...(l'llslDe"j

13 IIIXIUl. TP-05 " -, PIesteIall : ~!, ~TANINSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG i, I PIesIet an Dinding Mengajukan pertanyaan!! i PIesteran Lantai apabila ada yang kurang! Plesteran Langit-Langit jelas. I I Plesteran Lengkung Plesteran Sudut I Waktu. 100 menit I 5. Ceramah : Bab V, Finishing Plesteran Memberikan penjelasan, uraian Mengikuti penjelasan, OHT atalj-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan Umum instruktur dengan tekun Finishing Plesteran Dengan dan aktif. Acian Mengajukan pertanyaan Finishing Plesteran Dengan apabila ada yang kurang Motif Kamprotan (Slurry) jelas. Finishing Plesteran Dengan Motif Batu Sikat Pembuatan Lis Profil Pembuatan Huruf/Angka Pembuatan Batu Buatan Pembersihan Lokasi Kerja Waktu : 120 menit -:0

14 BAB-I Pendahuluan BABI PENDAHULUAN 1.1. UMUM Modul TP-05: mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan. Modul ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari:bab I, menguraikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan unit kompetensi mengerjakan plesteran dan penilaiannya.; Bab II, menyiapkan permukaan bidang plesteran; Bab III, mengatur permukaaan bidang plesteran; Bab IV, melakukan plesteran bidang dan sudut, serta Bab V, finishing plesteran. Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsurunsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang dipresentasikan sebagai modul-modul yang relevan. Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam pekerjaan plesteran adalah : NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi II. I. Kompetensi Umum 1. INA Kompetensi Inti INA INA Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Membaca Gambar Sederhana Mengarahkan Layanan/Kenek Untuk Membuat Adukan Plesteran 4. INA Menggunakan Peralatan S. INA.S S.07, III. Kompetensi Pilihan I - i

15 MODUL TP-05 BAB-I Pendahuluan 1.2. RINGKASAN MODUL Ringkasan modul ini disusun konsisten konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut: a. Judul unit: Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul I title unit dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya menggunakan kata kerja operasional) b. Deskripsi unit: Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang diungkapkan dalam judul unit. c. Elemen kompetensi : Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen pendukung unit kompetensi. d. Kriteria unjuk kerja : Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk mempercrgakan kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian). Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai berikut: I 1. KODE UNIT INA.S S JUDUL UNIT 3. DESKRIPSI UNIT. I Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk mampu mengerjakan plesteran

16 BAB-I Pendahuluan ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menyiapkan permukaan 1.1 Permukaan pasangan bata merah yang akan diplester 2. Mengatur permukaan yang 2.1 akan diplester 3. Mengerjakan plesteran bidang dan sudut disiapkan sesuai ketentuan 1.2 Permukaan pasangan conblock disiapkan sesuai ketentuan 1.3 Permukaan beton disiapkan sesuai ketentuan 1.4 Permukaan dasar tanah disiapkan sesuai ketentuan Kelurusan ditentukan sesuai toleransi Ketebalan ditentukan sesuai toleransi Ketegakan ditentukan sesuai toleransi Kedataran ditentukan sesuai toleransi Plesteran dinding dikerjakan sesuai ketentuan Plesteran lantai dikerjakan sesuai ketentuan 3.3 Plesteran langit-iangit dikerjakan sesuai ketentuan 3.4 Plesteran lengkung dikerjakan sesuai ketentuan 3.5 Plesteran sudut dikerjakan sesuai ketentuan 4. Mengerjakan finishing 4.1 Finishing plesteran dengan acian plesteran dikerjakan sesuai spesifikasi teknis : 4.2 Finishing plesteran dengan motif. komprotan (slurry) dikerjakan sesuai spesifikasi teknis 4.3 Finishing plesteran dengan motif batu : sikat dikerjakan sesuai spesifikasi teknis :4.4 lis profil dibuat sesuai gambar kerja 4.5 Huruf I angka dibuat pada plesteran sesuai gam bar kerja 4.6 Batu buatan dibentuk sesuai gam bar kerja 4.7 Lokasi kerja dibersihkan sesuai ketentuan

17 BAB-I Pendahuluan Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja I keberhasilan (luk). Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya ruk sehingga, dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur BAT ASAN I RENT ANG VARIABEL Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah : 1) Kompetensi ini diterapkan secara perorangan 2} Tersedianya gambar kerja 3) Tersedianya spesifikasi teknis 4) Tersedianya alat-alat dan bahan yang lengkap 5) Tersedianya layanan/kenek 1.4. PANDUAN PENILAIAN Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk kerja yang meliputi : Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu. Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan. Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian Kualifikasi Penilaian a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain:. Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji Kompetensi) Melaksanakan penilaian dan Mereview Penilaian.

18 BAB-! Pendahuluan b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri perusahaannya lainnya muncul bias disyaratkan untuk : Mengetahui praktek-praktek I kebiasaan industri I perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang dinilai. Mempraktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang diperukan dalam proses penilaian. c. Rincian 0PSI-OPS; untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut termasuk: Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek I kebiasaan industri I perusahaan yang ada sekarang Suatu panel penilai yang didalamnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja' (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart pada proses tersebut. Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi. Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI adalah sebagai berikut :

19 MODUL TP-05 BAB-I Pendahuluan Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi terdiri dari : 1) Menyiapkan permukaan yang akan diplester sesuai dengan jenisnya 2) Mengatur permukaan yang akan diplester 3) Mengerjakan plesteran bidang dan sudut 4) Mengerjakan finishing plesteran 5) Membersihkan lokasi kerja Konteks penilaian 1) Penilaian harus mencakup melakukan peragaan dan mempraktekkan pekerjaan sebenarnya atau simulasi 2) Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori 3) Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK) Aspek Penting Penilaian 1) Ketelitian dan kecermatan dalam menyiapkan permukaan 2) Ketelitian dan kecermatan dalam mengatur permukaan 3) Kemampuan dalam mengerjakan plesteran 4) Mengerjakan finishing plesteran 5) Kemampuan mengatasi masalah yang terjadi dalam mengerjakan plesteran 6) Hasil akhir pekerjaan 7) Membersihkan lokasi kerja 1.5. SUMBER DAYA PEMBELAJARAN Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori : OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top. Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya. Materi pembelg1jaran. b. Sumber daya pembelajaran praktek : Spesifikasi Teknis Mengerjakan plesteran bidang dan sudut Mengerjakan finishing plesteran Alat tulis, kertas dan lain-lain. 1-6

20 MODUL TP-05 BAB-II Persiapan Permukaan Bidang Plesteran BAB II PERSIAPAN PERMUKAAN BIDANG PLESTERAN 2.1. UMUM Dalam kenyataan di lapangan kit a sering menemukan bidang plesteran yang retak atau bahkan plesteran yang mengelupas dari permukaan pasangan. Hal ini membuktikan/menunjukan bahwa daya rekat antara adukan dan bidang permukaan pasangan tidak berfungsi dengan baik. Retak atau mengelupasnya adukan plesteran tersebut sebenarnya bisa dikurangi bahkan dihilangkankan jika sebelum diplester permukaan pasangan disiapkan sesuai aturan yang berlaku. Cara menyiapkan bidang permukaan yang akan diplester bisa berbeda-beda, tergantung jenis bahan permukaan pasangan tersebut PERSIAPAN PERMUKAAN PASANGAN SATA MERAH 1. Mengorek siar pasangan bata merah kurang lebih sekitar 1 em (sebaiknya dilakukan pada saat adukan pasangan masih belum mengeras). Mengorek siar bertujuan supaya adukan plesteran mempunyai "pegangan" (key) sehingga adukan bisa melekat dengan kuat (lihat gambar 2.1 dan 2.2). Gambar. 2.1 Adukan Ada "Pegangan" (key)

21 BAB-I1 Persiapan Permukaan Bidang Plesteran Gambar 2.2 Adukan Tanpa "Pegangan" (key) 2. Membersihkan dinding dari debu, adukan, tanah atau kotoran Iepas lainnya dengan cara disapu atau dikorek dengan sendok. Hal ini dimaksudkan supaya adukan plestercin bisa melekat pad a pasangan dinding bata dengan sempurna. 3. Menyiram permukaan pasangan bata merah dengan air supaya air adukan plesteran tidak diserap langsung oleh pasangan bata merah sehingga proses pengerasan adukan bisa sempurna PERSIAPAN PERMUKAAN PASANGAN CONBLOCK Menyiapkan permukaan pasangan conblock sebelum diplester adalah dengan cara: 1. Membersihkan permukaan pasangan dari debu atau kotoran lain, dengan cara disapu. 2. Mengasarkan permukaan pasangan dengan cara "dikamprot" adukan S'emenpasir tipis secara merata. Pasangan conblock dan bata super (bata merah cetak mesin) tidak perlu disiram air karena daya serap airnya sudah memenuhi standar. Tidak dianjurkan mengorek siar pasangan atau mengasarkan permukaan pasangan conblcok dengan cara memahat (chipping) karena dapat mengurangi kekuatan pasangan PERSIAPAN PERMUKAAN BETON Menyiapk~m permukaan balok, kolom atau panel beton sebelum dip!ester hampir sama dengan menyiapkan pasangan conb/cok yakni dengan cara:

22 BAB-II Persia pan Permukaan Bidang Plesteran 1. Membersihkan permukaan dari debu atau kotoran lain, dengan cara disapu. Permukaan beton tidak perlu disiram air karena daya serap airnya sudah memenuhi standar. 2. "Mengamprot" dengan adukan semen-pasir tipis pada saat eetakan/bekisting beton baru dibuka, atau, 3. Permukaan beton yang sudah lama bisa dikasarkankan dengan eara dipahat (chipping) pada setiap jarak ±10 em, kemudian sebelum diplester dilabur dengan eairan semen. Pada waktu memahat usahakan tidak terlalu kuat supaya tidak merusak struktur beton tersebut PERSIAPAN PERMUKAAN TANAH Menyiapkan permukaan tanah yang akan diplester harus lebih hati-hati karena jika persiapan permukaannya kurang baik, plesteran bukan hanya sekedar retak-retak tetapi mungkin sebagian permukaan akan turun. 1. Pemadatan tanah Di dalam persyaratan teknis pada kontrak, permukaan tanah yang akan diplester biasanya disebutkan prosentasi kepadatan tanah yang dipersyaratkan, misal 60%, 70%, 80% atau 90% tergantung tujuan penggunaan lantai terse but. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka permukaan tanah harus dipadatkan baik secara manual atau pun masinal, tergantung prosentase kepadatan yang dipersyaratkan. Urutan kerja pemadatan tanah baik menggunakan alat tangan (timbris) atau mesin (stamper) pada dasarnya adalah sama, yakni: a. Menentukan ketinggian permukaan tanah (dari titik ± 0.00 turun setebal plesteran ditambah urugan pasir). b. Meratakan permukaan tanah c. Menghidupkan mesin Uika menggunakan mesin) d. Menumbuk permukaan tanah berulang-ulang secara merata sampai kepadatan yang dipersyaratkan terpenuhi (setelah dilakukan uji kepadatan tanah), 2. Pengurugan tanah dengan pasir Supaya tebal adukan plesteran relative sama dan permukaan plesteran tidak retak karena pergerakan tanah dasar, maka sebelum diplester permukaan tanah

23 MODUL TP-05 BAB-II Persia pan Permukaan Bidang Plesteran harus diurug dengan pasir urug sesuai ketebalan yang ditentukan dalam spesifikasi teknis. Berikut adalah urutan kerja pengurugan: a. Menentukan ketinggian permukaan tanah (dari titik ± 0.00 turun setebal plesteran). b. Menuangkan pasir di atas permukaan tanah. c. Meratakan permukaan urugan pasir. d. Memadatkan urugan pasir dengan cara disiram air. e. Meratakan kembali permukaan urugan pasir sesuai tanda permukaan urugan yang telah dibuat.

24 MODUL TP-05 BAB-II Persia pan Permukaan Bidang Plesteran RANGKUMAN 1. Pekerjaan persiapan permukaan pasangan bata merah terdiri dari: mengorek siar pasangan, membersihkan permukaan dari debu atau kotoran lainnya, dan menyiram permukaan pasangan dengan air 2. Pekerjaan persiapan permukaan pasangan conblock terdiri dari: membersihkan permukaan pasangan dari debu atau kotoran lainnya dan mengasarkan permukaan dengan cara dikamprot 3. Pekerjaan persiapan permukaan beton terdiri dari: membersihkan permukaan pasangan dari debu atau kotoran lainnya. mengasarkan permukaan dengan cara dikamprot, atau dipahat (chipping) untuk beton yang sudah lama 4. Pekerjaan persiapan untuk permukaan tanah terdiri dari: pemadatan tanah dan mengurug tanah dengan pasir urug

25 BAB-II Persia pan Permukaan Bidang Plesteran t;l.emenk()mpetensi&kriteria UNJUKKERJA (KUK) 1. Menyiapkan permukaan yang akan diplester LATIHAN I PENILAIANMANDIRI 1 Permukaan pasangan 1. Bagaimana cara menyiapkan permukaaan bata merah disiapkan sesuai ketentuan pasangan bata merah yang akan diplester? 2. Apa tujuan mengorek siar pasangan bata merah sebe/um dip/ester? 3. Mengapa pasangan bata harus dibersihkan dari debu atau kotoran lepas sebelum diplester? 4. Mengapa permukaan pasangan harus disiram air sebelum diplester? 2 Permukaan pasangan 1. Bagaimana cara menyiapkan permukaaan conblock disiapkan sesuai pasangan bata merah yang akan diplester? ketentuan 2. Mengapa pasangan conblock yang akan diplester tidak perlu disiram air? 3. Mengapa mengasarkan permukaan pasangan conblock yang akan diplester tidak boleh dipahat? 3 Permukaan beton 1. Bagamana cara memahat permukaan disiapkan sesuai beton yang akan diplester? ketentuan 2. Mengapa memahat permukaan beton yang akan diplester tidak boleh terlalu kuat? 3. Bagaimana cara menyiapkan perm'ukaan beton dengan cara dikamprot? 4 Permukaan dasar tanah 1. Jelaskan cara pengurugan permukaan disiapkan ketentuan sesuai tanah yang akan diplester dengan pasir! 2. Jelaskan cara memadatkan permukaan tanah yang akan diplester!

26 MODUl TP-05 BAB-II Persia pan Permukaan Bidang Plesteran Tugas Praktik Kerjakan tugas-tugas berikut! 1. Lakukan persia pan permukaan dinding bata merah yang akan diplester! 2. Lakukan persiapan permukaan dinding conblock yang akan diplester! 3. Lakukan persiapan permukaan beton yang akan diplester! 4. Lakukan persiapan permukaan tanah yang akan diplester!

27 BAB-m Pengaturan Penn......, PIesIu_ BAB III PENGATURAN PERMUKAAAN BIDANG PLESTERAN 3.1. UMUM Yang dimaksud Pengaturan permukaan adalah pekerjaan yang harus dilakukan sebelum mengerjakan plesteran supaya permukaan plesteran yang dihasilkan bisa memenuhi standar, yakni: lurus, tegak, datar, dan rata dengan tebal adukan maksimal3 em. Pengaturan permukaan terdiri dari pekerjaan: menentukan kelurusan, menentukan ketebalan, menentukan ketegakan, menentukan kedataran, dan menentukan kesikuan yang kesemuanya dibahas pada bab ini secara rinci MENENTUKAN KELURUSAN PLESTERAN Cara menentukan kelurusan plesteran: 1. Menaneapkan paku di bagian atas pada kedua ujung dinding. 2. Mengikat benang pada paku dan menarik benang sepanjang dinding (Lihat gambar 3.1). benang dasar Gambar 3.1 Memasang Paku Dan Benang III - 1

28 Mengeljakan Plesteran BAB-III Pengaturan Permukaan Bidang Plesteran 3.3. MENENTUKAN KETEBALAN PLESTERAN Ketebalan plesteran ditentukan dengan cara mengukur jarak dari permukaan pasangan bata ke benang pada kedua ujung dinding dengan jarak yang sama misal 2cm. Jarak dari dinding ke benang adalah tebal plesteran yang direncanakan (Lihat gambar 3.2) Gambar 3.2 Mengukur Ketebalan 3.4. MENENTUKAN KETEGAKAN Cara menentukan ketegakan permukaan plesteran: 1. Menancapkan paku di bagian atas benang mendatar 2. Menggantung lot pada paku tersebut dengan benang lot menyinggung benang mendatar 3. Menancapkan paku di bagian bawah pada kedua ujung dinding 4. Mengikat benang pada paku kemudian menarik benang sepanjang dinding 5. Mengatur posisi benang bawah supaya bersinggungan dengan benang lot (Lihat gam bar 3.3).

29 MODUL 1P-05 BAB-III Pengaturan Permukaan Bidang Plesteran unting-untingl1ot Gambar 3.3 Pemasangan Lot Dan Benang 3.5. MENENTUKAN KEDATARAN Titik duga lantai (± 0.00) dengan langit-iangit merupakan dua komponen bangunan yang saling terkait satu dengan lainnya dan memiliki persyaratan yang sama yakni, harus datar. Cara menentukan kedataran untuk permukaan plesteran adalah seperti berikut: 1. Menentukan titik duga lantai (± 0.00) 2. Membuat tanda untuk mengukur kedataran pada salah satu titiklsudut, misal 30 em dari ± 0.00 (untuk langit-iangit bisa diambillangsung misal 3 m dari ± 0.00) 3. Mengukur/memeriksa kedataran dengan waterpas/selang plastik yang diisi air pada setiap sudut dinding (pengukuran dengan selang diiakukan oleh dua orang) 4. Memberi tanda pada setiap sudut ruang pada jarak-jarak tertentu 5. Memasang benang pada jarak-jarak tertentu dengan ketinggian turun 30 em dari tanda kedataran (Lihat gambar 3.4.) Tukang P/ester (Plasterer)

30 BAB-III Pengaturan Permukaan Bidang Plesteran Gambar 3.4 Menentukan Kedataran Plesteran Lantai

31 BAB-III Pengaturan Permukaan Bidang Plesteran RANGKUMAN 1. Pengaturan permukaan terdiri dari: menentukan kelurusan, menentukan ketebalan, menentukan ketegakan, menentukan kedataran, dan menentukan kesikuan dengan tujuan supaya menghasilkan permukaan plesteran yang yang memenuhi standar 2. kelurusan permukaan plesteran ditentukan dengan cara memasang benang pada paku sepanjang bidang yang akan diplester 3. ketebalan plesteran ditentukan dengan cara mengukur jarak dari permukaan pasangan ke benang 4. ketegakan bidang plesteran ditentukan dengan cara memasang unting-unting/lot pada permukaan pasangan 5. kedataran permukaan ditentukan dengan cara mengukur dan menandai kedataran dengan menggunakan waterpas Tukang Plester

32 BAB-III Pengaturan Permukaan Bidang Plesteran... ELENIEN KOMPETENSI & KRITERIA LATIHAN I PENILAIAN NlANDIRI UNJUK KERJA (KUK) 2. Nlengatur permukaan yang akan diplester 1 Kelurusan ditentukan 1. Jelaskan cara menentukan kelurusan sesuai toleransi bidang plesteran! 2 Ketebalan ditentukan sesuai toleransi 1. Jelaskan cara menentukan adukan plesteran! ketebalan 3 Ketegakan ditentukan sesuai toleransi 1. Jelaskan cara bidang plesteran! menentukan ketegakan 4 Kedataran ditentukan sesuai toleransi 1. Jelaskan cara bidang plesteran! menentukan kedataran

33 BAB-III Pengaturan Permukaan Bidang Plesteran Tugas Praktik Kerjakan tugas-tugas berikut! 1. Tentukan kelurusan bidang plesteran! 2. Tentukan ketebalan adukan plesteran! 3. Tentukan ketegakan bidang plesteran! 4. Tentukan kedataran bidang plesteran!

34 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut BAB IV PLESTERAN BIDANG DAN SUDUT 4.1. UMUM Kenyataan di lapangan masih banyak pengerjaan plesteran bidang lengkung, dinding, lantai, langit-iangit, dan sudut yang masih belum sesuai dengan prosedur pengerjaan yang sebenarnya sehingga kualitas pekerjaan plesteran pun belum sesuai dengan standar yang diharapkan. Berdasarkan hal tersebut di atas prosedur kerja dalam pelaksanaan pekerjaan plesteran berikut diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas pekerjaan plesteran dimaksud PlESTERAN DINDING 1. Pembuatan kepala plesteran Setelah dinding yang akan diplester disiapkan, pengaturan ketebalan, kelurusan dan ketegakan juga sudah dilakukan, maka langkah berikutnya adalah membuat kepala plesteran. Pembuatan kepala adalah pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kecermatan karena ketegakan, dan kelurusan plesteran dinding tergantung kepala plesteran. a. Pembuatan dasar kepala plesteran 1) Melekatlkan adukan pada bagian-bagian dinding yang sudah ditentukan. 2) Meratakan permukaan adukan sesuai benang (adukan tidak mendorong benang) 3) Memasang bilah bambu/tripleks pada adukan 4) Memeriksa posisi bilah bambu/tripleks terhadap benang bilah bambu/tripleks tidak mendorong benang (Lihat gam bar 4.1)

35 BAB IV Plesteran Bidang Dan SUdut benan!1 dasar kepala plesteran Gambar 4.1 Dasar Kepala Plesteran Dinding b. Pembuatan lajur kepala Lajur kepala plesteran dibuat sebagai /andasan untuk mengiris kelebihan adukan plesteran sehingga permukaan plesteran akan menjadi lurus dan rata. Lajur kepala bisa dibuat tegak lurus (vertikal) (Iihat gambar 4.2) atau dibuat mendatar (horizontal) (Iihat gam bar 4.3). Pada waktu mengerjakan lajur kepa/a harus selalu memperhatikan permukaan dasar kepala plesteran sebagai batas permukaan!ajur. Urutan kerja pembuatan lajur kepala plesteran adalah seperti berikut: a. Melekatkan adukan diantara dasar kepala plesteran yang sudah dibuat. b. Mengiris adukan diantara kedua dasar kepala plesteran sampai rata dengan permukaan dasar kepala plesteran. C. Memeriksa kembali kelurusan dan kerataan lajur yang dibuat d. Memperbaiki kelurusan dan kerataan lajur Oika perlu). e. Memeriksa ketegakan lajur yang dibuat f. Memperbaiki ketegakan lajur Oika perlu).

36 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut Gambar 4.2 Kepala Plesteran Dibuat Vertikal Gambar 4.3 Kepala Plesteran Dibuat Horizontal 2. Melekatkan adukan di antara kepala plesteran Melekatkan adukan di antara lajur kepala plesteran pada dinding bisa dilakukan dengan sistim lempar seperti umumnya atau sistim tempe!. Perbedaan kedua sistim ini adalah:

37 MODUL TP-05 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut a. Sistim lempar 1) Alat yang digunakan cukup sendok plester 2) Lajur kepala plesteran lebih cocok dalam bentuk lajur vertikal 3) Pengerjaan cenderung dimulai dari bawah ke atas b. Sistim tempel 1) Alat yang digunakan roskam baja yang dikombinasikan dengan nampan adukan (hawk) Cara mengambil dan melekatkan adukan lihat gam bar 4.4. dan gambar 4.5 2) Lajur kepala plesteran lebih cocok dalam bentuk lajur horizontal 3) Pengerjaan bisa dimulai dari bawah ke atas atau sebaliknya dari atas ke bawah Gambar 4.4 Cara Mengambil Adukan Dengan Roskam Baja Dan Nampan Adukan (Hawk) Gambar 4.5 Cara Melekatkkan Adukan Pada Pasanganl Dinding Dengan Roskam Baja Tukang PI ester(plasterer)

38 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut 3. Mengiris kelebihan adukan plesteran Jika adukan plesteran tetah menutupi permukaan dinding dan ketebalannya sudah sarna atau lebih tebal dengan lajur kepala, maka langkah berikutnya adalah mengiris kelebihan adukan. Urutan kerja mengiris kelebihan adukan adalah sebagai berikut: a. Memeriksa kelurusan sisi mistar pengiris. b. Menempatkan mistar dengan kedua ujung rata dengan permukaan lajur kepala plesteran. Posisi salah satu ujung mistar agak miring ke bawah (Iihat gambar 4.6). c. Mengerak-gerakkan mistar ke atas dan ke bawah dengan kedua ujung tetap menempel rata pada permukaan lajur kepala plesteran (pengerjaan bisa dimulai dari bawah atau dari atas). Gambar 4.6 Cara Mengiris Kelebihan Adukan Dengan Acuan Lajur Kepala Plesteran

39 MODUL TP~OS BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut 4. Meratakan adukan permukaan plesteran Biasanya setelah adukan plesteran diiris dengan menggunakan mistar pengiris masih terdapat lobang-iobang yang belum tertutup sehingga harus dilakukan penambahan adukan. Penambahan adukan cukup pada tempat-tempat yang masih berlobang saja, kemudian untuk meratakan permukaan dengan menggunakan roskam kayu. Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu meratakan plesteran : a. Menggunakan roskam kayu dengan gerakan memutar. b. Memeriksa kembali kerataan permukaan plesteran yang telah digosok dengan roskam kayu. c. Mengisi dan meratakan permukaan kembali jika masih terdapat lobanglobang. Penggosokan dengan roskamkayu tidak harus sampai halus, karena pekerjaan ini akan dilanjutkan dengan pekerjaan acian PLESTERAN LANT AI 1. Pembuatan kepala plesteran Setelah permukaan tanah yang akan diplester disiapkan, pemadatan tanah, pengurugan permukaan tanah dengan pasir, pengaturan ketebalan, kelurusan dan kedataran sudah dilakukan, maka langkah berikutnya adalah membuat kepala plesteran. a. Pembuatan dasar kepala plesteran 1) Melekatlkan adukan pada bagian-bagian permukaan lantai yang sudah ditentukan. 2) Meratakan permukaan adukan sesuai benang (adukan tidak mendorong benang) 3) Memasang bilah bambu/tripleks pada adukan 4) Memeriksa posisi bilah bambu/tripleks terhadap benang (bilah bambu/tripleks tidak mendorong benang) (lihat gambar 4.7).

40 MODUl TP-05 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut patok ±o.oo ~!I2"f--- dasar kepala plesteran Gambar 4.7 Dasar Kepala Plesteran Lantai b. Pembuatan lajur kepala Urutan kerja pembuatan lajur kepala plesteran: a. Melekatkan adukan diantara dasar kepala plesteran yang sudah dibuat. b. Mengiris adukan diantara kedua dasar kepala plesteran sampai rata dengan permukaan dasar kepala plesteran (Iihat gambar 4.8). c. Memeriksa kembali kelurusan dan kerataan lajur yang dibuat d. Memperbaiki kelurusan dan kerataan lajur Uika perlu). e. Memeriksa kedataran lajur yang dibuat f. Memperbaiki kedataran lajur Oika perlu). Gambar 4.8 Lajur Kepala Plesteran Lantai

41 MODUL TP-05 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut 2. Menghampar adukan di antara lajur kepala plesteran Apabila lajur-iajur kepala plesteran diperkirakan sudah cukup kering langkah berikutnya adalah mengisi antara lajur-iajur tersebut dengan adukan. Pengerjaan plesteran di antara lajur untuk pekerjaan lantai lebih mudah dibandingkan dengan pekerjaan dinding atau langit-iangit. Urutan kerja pemelesteran di antara lajur dadala: a. Menuangkan adukan di antara dua lajur b. Meratakan adukan (adukan harus dilebihkan dari permukaan lajur plesteran tetapi tidak menutupi lajur plesteran) (lihat gam bar 4.9). Gambar 4.9 Menghampar Adukan Oi Antara Lajur Kepala Plesteran Lantai 3. Mengiris kelebihan adukan plesteran Mengiris kelebihan adukan dan meratakannya dengan mistar (lihat gambat 4.10) Gambar 4.10 Mengiris Kelebihan Adukan Antara Lajur Kepala Plesteran Lantai

42 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut 4. Meratakan permukaan plesteran Menambah kekurangan adukan atau mengisi lubang-iubang dan meratakannya kembali dengan mistar atau roskam kayu. Pengerjaan plesteran lantai di dalam ruang harus berakhir atau mengarah ke pintu keluar supaya pekerjaan yang sudah selesai tidak terganggu PLESTERAN LANGIT -LANGIT Kondisi langit-iangit biasanya sudah cukup datar, hanya perlu penyempurnaan pada beberapa bagian sebagai akibat dari tidak ratanya bekisting/papan cetakan beton lantai. Plesteran langit-iangit cukup dengan adukan yang halus dengan komposisi semen yang lebih banyak dan tidak terlalu tebal, sehingga pengerjaan lebih mudah. Melekatkan adukan dengan sistim tempel dengan menggunakan roskam baja dan nampan adukan lebih cocok untuk pekerjaan plesteran langit-iangit. Pada dasarnya pengerjaan plesteran langit-iangit sama dengan pengerjaan plesteran lantai, yakni terdiri dari pekerjaan-pekerjaan: 1. Pembuatan kepala plesteran a. Membuat dasar kepala plesteran (Iihat gam bar 4.11) peku Gambar 4.11 Dasar Kepala Plesteran Langit-Langit Tukang PI ester (Plasterer)

43 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut b. Membuat lajur kepala plesteran (Iihat gam bar 4.12). lajur kepala plesteran Gambar 4.12 Lajur Kepala Plesteran Langit-Langit 2. Melekatkan adukan di antara lajur kepala plesteran (lihat gam bar 4.13) Gambar 4.13 Melekatkan Adukan Di Antara Lajur Kepala

44 MODUl TP-OS BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut 3. Mengiris kelebihan adukan plesteran (lihat gambar 4.14) Gambar 4.14 Mengiris Adukan Oi Antara Lajur Kepala 4. Meratakan permukaan plesteran Mengisi lubang-iubang/kekurangan adukan dan meratakannya dengan mistar atau roskam kayu 4.5. PLESTERAN LENGKUNG Plesteran bidang lengkung dikerjakan jika plesteran dinding secara keseluruhan sudah selesai. 1. Memasang mistar pada kedua sisi dinding Supaya posisi mistar tidak berubah cetakan dipakukan ke dinding (lihat gambar 4.15) atau dijepit dengan jepitan besi. Posisi mistar satu sama lain harus segaris dan datar. Gambar 4.15 Memasang Mistar

45 MODUL TP-05 Mengerjakan P1esteran BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut 2. Melekatkan adukan (Iihat gam bar 4.16) Adukan untuk lengkungan harus dibuat dengan komposisi yang lebih baik daripada adukan plesteran dinding. Adukan dilekatkan dengan cara ditusuk-tusuk supaya padat sehingga tidak mudah terkelupas Gambar 4.16 Melekatkan Adukan Oi Antara Cetakan 3. Mengiris kelebihan adukan (lihat gam bar 4.17) Mengiris kelebihan adukan bisa dilakukan dengan mengunakan mistar atau roskan kayu. Pengirlsan harus dilakukan dengan hatl-hati supaya posisi mistar tidak berubah. Gambar 4.17 Mengiris Adukan Oi Antara Cetakan

46 MODUl TP-OS BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut 4. Melepas mistar Mistar dilepas jika diperkirakan adukan sudah cukup kering/mengeras. Melepas mistar harus dilakukan dengan hati-hati supaya pekerjaan tidak rusak dan bentuk lengkungan tidak berubah. 5. Meratakan adukan sambungan Setelah cetakan dilepas biasanya plesteran masih belum rata dan sambungan antara adukan plesteran dinding dan lengkungan kadang-kadang tampak terpisah (tidak menyatu) sehingga masih perlu diperbaiki. Berikut adalah cara perbaikan yang harus dilakukan: a. Menyiram plesteran sambungan antara bidang lengkung dan dinding b. Melekatkan adukan pada bagian sambungan antara bidang lengkung dan dinding c. Mengiris kelebihan adukan dengan menggunakan mistar atau roskam kayu d. Meratakan bag ian sambungan dengan cara menggosoknya dengan roskam kayu sehingga adukan tampak merata (Lihat gambar 4.18). Gambar 4.18 Meratakan Sambungan Adukan 4.6. PLESTERAN SUDUT Pertemuan dua bidang plesteran yang tidak siku dalam sebuah ruangan akan menimbulkan kesan yang tidak baik pada pasangan ubin lantai dan langit-iangit. Untuk menghilangkan kesan tersebut tentunya diperlukan cara pengerjaan plesteran sudut yang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Tukang PI ester(plasterer)

47 MODUl TP-OS BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut 1. Menentukan kesikuan a. Menentukan kesikuan permukaan dua bidang plesteran 1. Memasang benang pada bidang yang akan diplester 2. Memeriksa kesikuan antara benang dan permukaan dinding yang sudah diplester dengan siku rangka (lihat gambar 4.19).... ".. ~ '. '.. Gambar 4.19 Menentukan Kesikuan Plesteran Ruang b. Menentukan sudut siku antara bidang plesteran dan kolom 1) 2) Memasang mistar pada kolom yang akan diplester Memeriksa kesikuan antara mistar dengan bidang yang sudah diplester dengan siku rangka (lihat gam bar 4.20). siku mistar Gambar 4.20 Menentukan Kesikuan Plesteran Kolom

48 MODUL TP-05 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut 2. Pembuatan kepala plesteran a. Pembuatan dasar kepala plesteran (lihat gambar 4.21). 1) Melekatlkan adukan pada bag ian-bag ian dinding yang sudah ditentukan. 2) Meratakan permukaan adukan sesuai benang (adukan tidak mendorong benang) 3) Memasang bilah bambu/tripleks pad a adukan 4) Memeriksa posisi bilah bambu/tripleks terhadap benang (bilah bambu/tripleks tidak mendorong benang) dasar kepala plesteran Gambar 4.21 Dasar Kepala Plesteran Sudut Dinding b. Pembuatan lajur kepala (Iihat gambar 4.22) 1) Melekatkan adukan diantara dasar kepala plesteran yang sudah dibuat. 2) Mengiris adukan diantara kedua dasar kepala plesteran sampai rata dengan permukaan dasar kepala plesteran. 3) Memeriksa kembali kelurusan dan kerataan lajur yang dibuat 4) Memperbaiki kelurusan dan kerataan lajur Uika perlu) 5) Memeriksa ketegakan lajur yang dibuat 6) Memperbaiki ketegakan lajur Uika perlu).

49 MengeJjakan Plesteran BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut lajur kepala plesteran Gambar 4.22 Lajur Kepala Plesteran Sudut Oinding 3. Melekatkan adukan di antara kepala plesteran (lihat gambar 4.23). Gambar 4.23 Melekatkan Adukan Oi Antara Lajur Kepala Plesteran Sudut Dinding 4. Mengiris kelebihan adukan plesteran di antara lajur kepala plesteran plesteran (lihat gam bar 4.24) mistar--..., Tukang Gambar 4.24 Mengiris Adukan Oi Antara Lajur Kepala Plesteran

50 MODUL TP-05 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut 5. Melekatkan adukan pad a bagian sudut (lihat gambar 4.25). Gambar 4.25 Melekatkan Adukan Pada Sudut Dinding 6. Mengiris adukan pad a bagian sudut (Iihat gam bar 4.26). mistar--~ Gambar 4.26 Cara Mengiris Adukan Pada Sudut Dinding

51 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut 7. Meratakan permukaan plesteran Mengisi lubang-iubang/kekurangan adukan dan meratakannya dengan mistar atau roskam kayu.

52 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut RANGKUMAN 1. Mengerjakan plesteran dinding, langit-iangit, dan lantai pada dasarnya adalah sama, yakni terdiri dari: membuat kepala, melekatan adukan di antara kepala, mengiris kelebihan adukan di antara kepala, dan meratakan permukaan 2. Mengerjakan plesteran lengkung terdiri dari: memasang mistar, melekatkan adukan, mengiris kelebihan adukan di antara mistar, melepas mistar, dan meratakan adukan sambungan antara dinding dan bidang lengkung 3. Mengerjakan plesteran sudut terdiri dari: menentukan kesikuan, membuat kepala, melekatan adukan di antara kepala, mengiris kelebihan adukan di antara kepala, dan meratakan permukaan Tukang P/ester(Plasterer)

53 MODUL TP-05 BAS-IV Plesteran Bidang Dan Sudut SlEMEN KOMPETENSI& KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) 3. Mengerjakan plesteran bidang dan sudut. 1 Plesteran dinding dikerjakan sesuai ketentuan 2 Plesteran lantai dikerjakan sesuai ketentuan LATIHAN' PENlLAIAN MANDIRI 1. Jelaskan secara sing kat urutan kerja pelaksanaan plesteran dinding! 2. Sebutkan dua cara melekatkan adukan plesteran pada dinding pasangan! 3. Sebutkan kriteria plesteran dinding yang baik! 1. Jelaskan secara singkat urutan ke~a pelaksanaan plesteran lantai! 2. Sebutkan kriteria plesteran lantai ruangan yang baik! 3 Plesteran langit-iangit dikerjakan sesuai ketentuan 1. Jelaskan secara singkat urutan kerja pelaksanaan plesteran langit-iangit! 4 Plesteran lengkung dikerjakan sesuai ketentuan 1. Jelaskan secara singkat urutan kerja pelaksanaan plesteran bidang lengkung! 5 Plesteran sudut dikerjakan sesuai ketentuan 1. Jelaskan secara singkat urutan kerja pelaksanaan plesteran sudut! i I i

54 BAB-IV Plesteran Bidang Dan Sudut Tugas Praktik Kerjakan tugas-tugas berikut! 1. Kerjakan plesteran dinding sesuai luas dinding yang disediakan! 2. kerjakan plesteran lantai sesuai dengan ruangan yang disediakan! 3. kerjakan plesteran bidang lengkung sesuai dengan konstruksi lengkung yan disediakan! 4. kerjakan plesteran sudut sesuai dengan bentuk sudut yang disediakan!

55 BAB-V Finishing Plesteran BABV FINISHING PLESTERAN 5.1. UMUM Finishing plesteran merupakan tindak lanjut dari pekerjaan plesteran yang berupa pelapisan permukaan plesteran dengan berbagai macam tekstur baik halus maupun kasar. Finishing plesteran dengan permukaan yang hal us dibentuk dengan acian sedangkan permukaan yang kasar dibentuk dengan tekstur kamprotan {slurry}. koral sikat dan bentuk variasi plesteran seperti lis profil. atau batu buatan 5.2. FINISHING PLESTERAN DENGAN ACIAN Pengerjaan acian dilakukan jika adukan plesteran diperkirakan sudah cukup umur atau mengeras. yakni minimum 8 jam. Hal ini dilakukan supaya pengerasan adukan plesteran terjadi dengan sempurna sehingga retak-retak akibat penyusutan adukan plesteran bisa dihindari. Urutan ke~a pengerjaan acian adalah seperti berikut: 1. Membasahi permukaan plesteran dengan air secukupnya terutama jika permukaan plesteran sudah berumur lebih dari 8 jam. Membasahi permukaan plesteran bertujuan supaya: a. Daya rekat antara adukan plesteran dengan acian bisa sempurna sehingga lapisan acian tidak akan mengelupas b. Kandungan air adukan acian tidak diserap permukaan ple.steran sehingga pengerasan adukan acian bisa sempurna c. Permukaan acian tidak retak-retak akibat penyusutan adukan acian 2. Menggosok permukaan plesteran dengan roskam kayu supaya pasir adukan plesteran yang tidak melekat kuat bisa lepas 3. Melekatkan adukan adan tipis-tipis secara merata pada permukaan plesteran. Sebaiknya dimulai dari bag ian atas ke bawah dengan luas yang disesuaikan dengan kemampuan kerja dan waktu pengerasan adukan acian 4. Meratakan permukaan adukan acian dengan cara digosok roskam kayu. ~Iika adukan mengering. bisa ditambahkan air sedikit demi sedikit yang siramkan atau. dilaburkan dengan kuas ke permukaan adukan sambi! terus digosok dengan roskam kayu.

PELATIHAN TUKANG PLESTER (PLASTERER)

PELATIHAN TUKANG PLESTER (PLASTERER) TP-04 =MENGGUNAKAN PERALATAN Mempresentasikan Kode I Judul Unit Kompetensi Kode : INA.S230.223.60.04.07 Judul : PELATIHAN TUKANG PLESTER (PLASTERER) 2007 OEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Tukang Plester (Plasterer) Kode Jabatan Kerja : INA. 5230.223.60 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020 BENGKEL KERJA BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) TP 03 = LAYANAN/KENEK UNTUK MEMBUAT ADUKAN PLESTERAN Mempresentasikan Kode I Judul Unit Kompetensi Kode : INA.S230.223.60.03.07 Judul : Mengarahkan Layanan/kenek Untuk Membuat Adukan Plesteran PELATIHAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...... 13 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON F.45...... 04 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M B A D

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Ikatan Batu Bata merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat (siswa). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

(Project Claim Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Klim

(Project Claim Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Klim CM-12 = Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.12.07 Judul : Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim PELATIHAN AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

MEMPLESTER PROFIL HIAS

MEMPLESTER PROFIL HIAS MEMPLESTER PROFIL HIAS BAG- TKB.005.A-91 30 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI DANGKAL F.45...... 03 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN F.45...... 08 BUKU INFORMASI 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U M B

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS)

PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS) CS-03 = ORGANISASI PENGAWAS LAPANGAN (FIELD INSPECTOR) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5230.313.24.03.07 Judul : Organisasi Pengawas Lapangan (Field Inspector) PELATIHAN AHLI PENGAWAS

Lebih terperinci

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi CM-01 = Proyek/SMK3 (Project Safety and Health Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.11.07 Judul : Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek/SMK3 (Project Safety

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU I

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU I KUMPULAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU I JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU I DR. V. LILIK HARIYANTO JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON RCF 05 : PERJANJIAN KERJA DAN MANAJEMEN UNTUK MANDOR PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

OEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

OEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) TP-02 =MEMBACA GAMBAR SEDERHANA Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.S230.223.60.02.07 Judul : PELATIHAN TUKANG PLESTER (PLASTERER) 2007 OEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN I. LEMBAR INFORMASI Pekerjaan mengaci pada plesteran tembok merupakan pekerjaan menutup pori-pori yang terdapat

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAFTAR ISI 13. Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Berkala

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO BENGKEL KERJA BATU BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi CM-02 = Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.11.07 Judul : Sistem Manajemen Lingkungan Proyek PELATIHAN AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA) (CONSTRUCTION MANAGEMENT) 2007

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK (HYDRO MECHANICAL DESIGN ENGINEER) Kode Jabatan Kerja : INA. 5220.112.09 Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU.

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. NAMA : Ratna Handayani NPM : 26312045 JURUSAN : S1 TEKNIK ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING : Sumaiyah Fitriandini,

Lebih terperinci

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V PONDASI TELAPAK BAB V PONDASI TELAPAK I. METODA KONSTRUKSI PONDASI SETEMPAT A. Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan

Lebih terperinci

MEMPLESTER BIDANG RATA

MEMPLESTER BIDANG RATA MEMPLESTER BIDANG RATA BAG- TKB.005.A-90 30 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45... MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...... 13 BUKU PENILAIAN 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR BAG- TKB.004.A-86 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Konstruksi Pilaster merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER)

PELATIHAN AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER) DRAFT TRE 01 = PENERAPAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI DAN UNDANG-UNDANG TERKAIT Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5211.113.07.01.07 Judul : Menerapkan Ketentuan Undang-

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Praktik Kerja Batu/Beton Kode / SKS : TS 242/3 SKS Mata Kuliah Prasyarat : 1. Ilmu Bahan Bangunan 2. Alat Perkakas 3. Konstruksi Bangunan I Semester : 1 (Satu)

Lebih terperinci

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus. Seorang Pelaksana Pekerjaan Gedung memiliki : keahlian dan ketrampilan sebagaimana diterapkan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS)

PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS) CS-09 = MEMPERSIAPKAN DAFTAR SIMAK DAN DOKUMEN BERITA ACARA SERAH TERIMA Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5230.313.24.09.07 Judul : = Mempersiapkan Daftar Simak Dan Dokumen Berita

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45... MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45...... 05 BUKU INFORMASI 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M B A

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS)

PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG (CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS) CS-07 = MEMBUAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5230.313.24.07.07 Judul : Membuat Laporan Hasil Pemeriksaan PELATIHAN AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER ) Kode Jabatan Kerja : INA.5211.113.07 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN BATA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN BATA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN BATA BUKU INFORMASI Halaman 2 dari 126 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : OPERATOR BATCHING PLANT (BATCHING PLANT OPERATOR) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : INA-5200.221.08 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PERKERASAN ASPAL (FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT)

PELATIHAN MANDOR PERKERASAN ASPAL (FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT) FAP 05 = PEMERIKSAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5211.222.04.01.07 Judul : Melaporkan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Aspal PELATIHAN MANDOR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA KONSTRUKSI DINDING BATU BATA Mengambar Rekayasa HSKK 208 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI Perencanaan Waktu Pelaksanaan Konstruksi (time schedule) adalah rencana waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan konstruksi secara rinci dan berurutan. (pekerjaan

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Juru Ukur (Technician Surveying) Kode Jabatan Kerja : INA.5230.223.23 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Mekanik Tower Crane (Tower Crane Mechanics) Kode Jabatan Kerja : INA. 5230.223.13 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

PELATIHAN SOIL MECHANICS OF ROAD CONSTRUCTION ENGINEER

PELATIHAN SOIL MECHANICS OF ROAD CONSTRUCTION ENGINEER SMR 01 = UUJK, SMK3 DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5211.113.05.01.07 Judul : Menerapkan UUJK, K3 dan Pengendalian Lingkungan PELATIHAN SOIL

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Management Project)

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Management Project) CM-04 = Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.11.07 Judul : Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope PELATIHAN AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE DESIGN ENGINEER)

PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE DESIGN ENGINEER) BDE 07 = LAPORAN PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5212.113.01.07.07 Judul : Membuat Laporan Perencanaan Teknis Jembatan PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS

Lebih terperinci

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN BAG- TKB.004.A-89 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 7 3.2. Data Yang Diperlukan Untuk kelancaran penelitian maka diperlukan beberapa data yang digunakan sebagai sarana

Lebih terperinci

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED DESKRIPSI Semen Instan sebagai perekat untuk pemasangan Bata Ringan (AAC Block) dengan bahan dasar semen, pasir silika, filler dan adi>f yang dcampur secara

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA 3.1 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada temperatur yang

Lebih terperinci

Bahu Jalan Berdasarkan MKJI KATA PENGANTAR

Bahu Jalan Berdasarkan MKJI KATA PENGANTAR Dan Bahu Jalan Berdasarkan MKJI KATA PENGANTAR Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Jasa Konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai bidang kerjanya, agar mereka mampu berkompetisi

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PENGGUNAAN MDU Plasteran digunakan sebagai material penutup dinding bata konvensional ataupun bata

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat menentukan suatu nilai dari harga satuan dalam suatu pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri merupakan suatu tugas yang tidak mudah.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...7 1. Umum...7 2. Kejuruan...8 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...15 SUBSTANSI PEMELAJARAN...16 1.

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR MACAM-MACAM

Lebih terperinci

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 2.1. Pengenalan Produk Semen White Mortar TR30 merupakan salah satu semen mortar yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa tbk. White Mortar TR30 diproduksi dan

Lebih terperinci

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Kata Pengantar Pedoman Teknis Rumah berlantai 2 dilengkapi dengan Metode dan Cara Perbaikan Kerusakan ini dipersiapkan oleh Panitia D-III Arsitektur yang

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2835:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2835:2008 Daftar

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran LAMPIRAN Sistem proteksi pasif terdiri dari : Ketahanan Api dan Stabilitas Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga pada saat terjadi kebakaran pengguna gedung

Lebih terperinci

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Shotcrete Metode shotcrete adalah aplikasi mesin penyemprot beton yang ditemukan pada tahun 1910 oleh Carl Ethan Akeley (1864-1926). Kemudian berkembang dengan berbagai metode

Lebih terperinci

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : COST ESTIMATOR OF BRIDGE Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION PEKERJAAN (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR merepresentasikan unit kompetensi

KATA PENGANTAR merepresentasikan unit kompetensi KATA PENGANTAR Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Jasa Konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai bidang kerjanya, agar mereka mampu berkompetisi dalam memperebutkan pasar kerja.

Lebih terperinci

JUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN DAFTAR ISI 01. PENGECATAN SECARA UMUM 77 02. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM. 80 03. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EXPOSE. 81 04. PENGECATAN DINDING.. 82 05. PENGECATAN BESI. 84 06. PEKERJAAN

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI DANGKAL F.45...... 03 BUKU INFORMASI 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N

Lebih terperinci

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian

Lebih terperinci

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Financing Management Project)

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi. Kode : INA Judul : Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Financing Management Project) CM-03 = Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Financing Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.56303.13.09.11.07 Judul : Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Financing PELATIHAN AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Bata beton untuk pasangan dinding

Bata beton untuk pasangan dinding Standar Nasional Indonesia Bata beton untuk pasangan dinding ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i 1 Ruang lingkup... 1 2 Definisi... 1 3 Klasifikasi... 1 4 Syarat mutu...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG F.45 TPB 40528 27 I 07

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG F.45 TPB 40528 27 I 07 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1. Metode

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG (STEEL STRUCTURE ENGINEER OF BUILDINGS) SSEB-03 = ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR

PELATIHAN AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG (STEEL STRUCTURE ENGINEER OF BUILDINGS) SSEB-03 = ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR SSEB-03 = ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5233.212.26.03.07 Judul : Analisis dan Desain Struktur PELATIHAN AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG (STEEL

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN

METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN SNI 03-6877-2002 1. Ruang Lingkup 1.1 Metoda pengujian ini adalah untuk menentukan kadar rongga agregat halus dalam keadaan lepas (tidak

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR SAMBUNGAN

Lebih terperinci

KODE UNIT KOMPETENSI INA

KODE UNIT KOMPETENSI INA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR AIR MINUM JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN PERPIPAAN MEMBUAT RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI INA.52.00.204.

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan dan Struktur Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana di Kampus Bukit Jimbaran. 3.2 Bahan

Lebih terperinci