PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE DESIGN ENGINEER)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE DESIGN ENGINEER)"

Transkripsi

1 BDE 07 = LAPORAN PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA Judul : Membuat Laporan Perencanaan Teknis Jembatan PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE DESIGN ENGINEER) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

2 Pelatihan Bridge Desain Engineer KATA PENGANTAR Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Jasa Konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai bidang kerjanya, agar mereka mampu berkompetisi dalam memperebutkan pasar kerja. Berbagai upaya dapat ditempuh, baik melalui pendidikan formal, pelatihan secara berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi proyek atau kombinasi antara pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan di tempat kerja. Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi yang merupakan salah satu institusi pemerintah yang ditugasi untuk melakukan pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar-standar kompetensi kerja yang diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan penyediaan kompetensi kerja tersebut dimulai dengan analisa kompetensi dalam rangka menyusun suatu standar kompetensi kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi tenaga kerja di bidang Jasa Konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya sebagaimana dituntut dalam Undang-Undang No. 18 tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi dan peraturan pelaksanaannya. Sebagai alat untuk mengukur kompetensi tersebut, disusun dan dibakukan dalam bentuk SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang unit-unit kompetensinya dikembangkan berdasarkan pola RMCS (Regional Model Competency Standard). Dari standar kompetensi tersebut, pengembangan dilanjutkan dengan menyusun Standar Latih Kompetensi, Materi Uji Kompetensi, serta Materi Pelatihan yang berbasis kompetensi. Modul / Materi Pelatihan BDE 07 /, merepresentasikan unit kompetensi: Membuat dengan elemen-elemen kompetensi terdiri dari : 1. Membuat laporan penggunaan data teknis. 2. Membuat laporan nota perencanaan 3. Menyiapkan gambar rencana 4. Menyusun spesifikasi sesuai gambar rencana dan berdasarkan standar spesifikasi yang berlaku i

3 Pelatihan Bridge Desain Engineer Uraian penjelasan bab per bab dan pencakupan materi latih ini merupakan representasi dari elemen-elemen kompetensi tersebut, sedangkan setiap elemen kompetensi dianalisis kriteria unjuk kerjanya sehingga materi latih ini secara keseluruhan merupakan penjelasan dan penjabaran dari setiap kriteria unjuk kerja untuk menjawab tuntutan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dipersyaratkan pada indikator-indikator kinerja/ keberhasilan yang diinginkan dari setiap KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dari masing-masing elemen kompetensinya. Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai upaya meningkatkan kompetensi seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut diatas, sehingga masih diperlukan materi-materi lainnya untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja. Di sisi lain, modul ini sudah barang tentu masih terdapat kekurangan dan keterbatasan, sehingga diperlukan adanya perbaikan disana-sini dan kepada semua pihak kiranya kami mohon sumbangan saran demi penyempurnaan kedepan. Jakarta, Oktober 2007 KEPALA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Ir. DJOKO SUBARKAH, Dipl.HE NIP. : ii

4 PRAKATA Modul ini berisi uraian tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang Ahli Perencanaan Teknis Jembatan (Bridge Design Engineer) dalam penyiapan laporan perencanaan teknis jembatan. Ada 4 hal yang dicakup dalam modul ini yaitu laporan penggunaan data teknis, laporan nota perencanaan, penyiapan gambar rencana dan penyiapan spesifikasi. Data teknis mencakup data lalu lintas, data hidrologi, karakteristik sungai dan perlintasan lainnya, data topografi, data geologi teknik dan penyelidikan tanah dan kondisi lingkungan sekitar, diperlukan sebagai masukan untuk penyiapan perencanaan teknis jembatan. Nota perencanaan mencakup laporan perhitungan perencanaan bangunan atas, bangunan bawah dan pondasi jembatan, diperlukan jika di kemudian hari Pemilik Proyek mencari data-data teknis perencanaan jembatan untuk suatu keperluan. Sedangkan penyiapan gambar rencana dan spesifikasi merupakan bagian dari produk perencanaan teknis, jadi merupakan keharusan untuk disiapkan. Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi materi, sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam rangka penyempurnaan modul ini. Demikian modul ini dipersiapkan untuk membekali seorang AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (Bridge Design Engineer) dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang berkaitan dengan perencanaan teknis jembatan; mudah-mudahan modul ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Jakarta, Oktober 2007 Penyusun iii

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i PRAKATA... iii DAFTAR ISI... iv SPESIFIKASI PELATIHAN... vii A. Tujuan Pelatihan... vii B. Tujuan Pembelajaran... vii PANDUAN PEMBELAJARAN... viii A. Kualifikasi Pengajar/Instruktur... viii B. Penjelasan Singkat Modul... viii C. Proses Pembelajaran... ix BAB 1 PENDAHULUAN UMUM RINGKASAN MODUL BATASAN / RENTANG VARIABEL Batasan/Rentang Variabel Unit Kompetensi Batasan Rentang variabel Pelaksanaan Pelatihan PANDUAN PENILAIAN Acuan Penilaian Kualifikasi Penilai Penilaian Mandiri SUMBER DAYA PEMBELAJARAN BAB 2 LAPORAN PENGGUNAAN DATA PENDUKUNG PERENCANAAN TEKNIS Umum Laporan Penggunaan Data Lalu Lintas Laporan Penggunaan Data Hidrologi, Karakteristik Sungai dan Perlintasan Lainnya Laporan Penggunaan Data Topografi Laporan Penggunaan Data Kondisi Lingkungan Sekitar Laporan Penggunaan Data Geologi Teknik dan Penyelidikan Tanah 2-5 iv

6 RANGKUMAN LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI BAB 3 LAPORAN NOTA PERENCANAAN Umum Nota Perencanaan Bangunan Atas Jembatan Laporan penetapan lebar lantai kendaraan, jumlah jalur 3-1 dan lajur lalu lintas, dan kelas jembatan Laporan pemilihan tipe dan jenis bangunan atas 3-2 jembatan, expansion joint dan perletakan jembatan Laporan perencanaan bangunan atas jembatan mengacu pada standar perencanaan Nota perencanan bangunan bawah dan pondasi jembatan Laporan penetapan tipe dan jenis bangunan bawah 3-4 jembatan Laporan perencanaan abutment jembatan Laporan perencanaan pilar jembatan Laporan analisis data geologi teknik dan penyelidikan 3-6 tanah Laporan pemilihan jenis pondasi jembatan Laporan perencanaan pondasi jembatan sesuai dengan jenis yang dipilih Nota perencanaan oprit, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan Laporan perencanaan oprit (jalan pendekat) jembatan Laporan perencanaan bangunan pelengkap jembatan Laporan perencanaan bangunan pengaman jembatan RANGKUMAN LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI BAB 4 PENYIAPAN GAMBAR RENCANA Umum Pembuatan dan Pengawasan Penyiapan Gambar Rencana Jembatan Pengertian Umum Fungsi Gambar Jenis gambar..4-3 v

7 4.2.4 Penyajian Gambar Pengawasan Terhadap Pembuatan Gambar Rencana Verifikasi Gambar Rencana Pendokumentasian Gambar Rencana RANGKUMAN LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI BAB 5 PENYIAPAN SPESIFIKASI Umum Penyiapan Spesifikasi Umum Pengertian Spesifikasi Jenis-jenis Spesifikasi Penggunaan Spesifikasi Penggunaan Spesifikasi Teknis Struktur Spesifikasi Penyiapan Spesifikasi Khusus Penyiapan Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan 5-10 RANGKUMAN LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI LAMPIRAN : KUNCI JAWABAN PENILAIAN MANDIRI DAFTAR PUSTAKA vi

8 SPESIFIKASI PELATIHAN A. Tujuan Pelatihan Tujuan Umum Pelatihan Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu : Melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis jembatan berdasarkan standar perencanaan jembatan jalan raya yang berlaku. Tujuan Khusus Pelatihan Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta mampu : 1. Menerapkan ketentuan Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK). 2. Melakukan koordinasi untuk pengumpulan dan penggunaan data teknis. 3. Merencanakan dan menerapkan standar-standar perencanaan teknis bangunan atas jembatan. 4. Merencanakan bangunan bawah jembatan. 5. Merencanakan pondasi jembatan. 6. Merencanakan oprit (jalan pendekat), bangunan pelengkap dan pengaman jembatan. 7. Membuat laporan perencanaan teknis jembatan. B. Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Penilaian Seri / Judul Modul : BDE 07 /, merepresentasikan unit kompetensi: Membuat Laporan Perencanaan Teknis Jembatan. Tujuan Pembelajaran Setelah modul ini dibahas diharapkan peserta mampu membuat laporan perencanaan teknis jembatan. Kriteria Penilaian 1. Kemampuan dalam membuat laporan penggunaan data teknis. 2. Kemampuan dalam membuat laporan nota perencanaan. 3. Kemampuan dalam menyiapkan gambar rencana. 4. Kemampuan dalam menyusun spesifikasi sesuai gambar rencana dan berdasarkan standar spesifikasi yang berlaku. vi

9 PANDUAN PEMBELAJARAN A. Kualifikasi Pengajar / Instruktur Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan sertifikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya. Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam. Konsisten mengacu SKKNI dan SLK Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat. B. Penjelasan Singkat Modul Modul-modul yang dibahas di dalam program pelatihan ini terdiri dari: No. Kode Judul Modul 1. BDE 01 UUJK, Sistem Manajemen K3 dan Sistem Manajemen Lingkungan 2. BDE 02 Koordinasi Pengumpulan dan Penggunaan Data Teknis 3. BDE 03 Perencanaan Bangunan Atas Jembatan 4. BDE 04 Perencanaan Bangunan Bawah Jembatan 5. BDE 05 Perencanaan Pondasi Jembatan 6. BDE 06 Perencanaan Oprit (Jalan Pendekat), Bangunan Pelengkap dan Pengamat Jembatan 7. BDE 07 Sedangkan modul yang akan diuraikan adalah: Seri / Judul : BDE 06 / Deksripsi Modul : merupakan salah satu modul yang direncanakan untuk membekali Ahli Perencanaan Teknis Jembatan (Bridge Design Engineer) dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam membuat laporan perencanaan teknis jembatan mencakup laporan penggunaan data teknis, laporan nota perencanaan, penyiapan gambar rencana, dan penyiapan spesifikasi. viii

10 C. Proses Pembelajaran Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung 1. Ceramah Pembukaan : Menjelaskan Tujuan Pembelajaran. Merangsang motivasi peserta dengan pertanyaan atau pengalaman melakukan koordinasi pengumpulan dan penggunaan data teknis. Waktu : 5 menit. 2. Penjelasan Bab 1 : Pendahuluan. Modul ini merepresentasikan unit kompetensi. Umum Ringkasan Modul Koordinasi Batasan/Rentang Variabel Panduan Penilaian Panduan Pembelajaran Waktu : 20 menit. 3. Penjelasan Bab 2 : Laporan penggunaan data pendukung perencanaan Umum Laporan penggunaan data lalu lintas Laporan penggunaan data hidrologi, karekteristik sungai dan perlintasan lainnya Laporan penggunaan data topografi Laporan penggunaan data kondisi lingkungan sekitar Laporan penggunaan data geologi teknik dan penyelidikan tanah Waktu : 60 menit. Mengikuti penjelasan Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas. OHT 1 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mencatat hal-hal penting. OHT 2 Mengajukan pertanyaan bila perlu. Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mencatat hal-hal penting. Mengajukan pertanyaan bila perlu. OHT 3 ix

11 4. Penjelasan Bab 3 : Laporan Nota Perencanaan Umum Nota perencanaan bangunan atas jembatan Nota Perencanaan bangunan bawah dan pondasi jembatan Nota perencanaan oprit, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan Waktu : 70 menit. 5. Penjelasan Bab 4 : Penyiapan gambar rencana Umum Pembuatan dan pengawasan penyiapan gambar rencana jembatan Verifikasi gambar rencana. Pendokumentasian gambar rencana Waktu : 45 menit. 6. Penyiapan Spesifikasi Umum Penyiapan spesifikasi umum. Penyiapan spesifikasi khusus Penyiapan daftar kuantitas dan harga satuan. Waktu : 60 menit. 7. Rangkuman dan Penutup. Rangkuman Tanya jawab. Penutup. Waktu : 10 menit. Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mencatat hal-hal penting. Mengajukan pertanyaan bila perlu. Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mencatat hal-hal penting. Mengajukan pertanyaan bila perlu. Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mencatat hal-hal penting. Mengajukan pertanyaan bila perlu. Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mencatat hal-hal penting. Mengajukan pertanyaan bila perlu. OHT 4 OHT 5 OHT 8 OHT 8 x

12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Umum Modul BDE-07 : merepresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Perencanaan Teknis Jembatan (Bridge Design Engineer). Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsurunsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlaping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang direpresentasikan sebagai modul-modul yang relevan. Adapun unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam Perencanaan Teknis Jembatan adalah : No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi I. Kompetensi Umum 1. INA Menerapkan ketentuan Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK). II. Kompetensi Inti 1. INA Melakukan koordinasi untuk pengumpulan dan penggunaan data teknis. 2. INA Merencanakan bangunan atas jembatan dan/atau menerapkan standar-standar perencanaan teknis jembatan. 3. INA Merencanakan bangunan bawah jembatan. 4. INA Merencanakan pondasi jembatan. 5. INA Merencanakan oprit (jalan pendekat), bangunan pelengkap dan pengaman jembatan. 6. INA Membuat laporan perencanaan teknis jembatan. III. Kompetensi Pilihan - 1-1

13 1.2. Ringkasan Modul Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntutan atau isi unit kompetensi, ada judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut : a. Adapun unit kompetensi yang akan disusun modulnya: KODE UNIT : INA JUDUL UNIT : Membuat. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk membuat laporan perencanaan teknis jembatan. Direpresentasikan dalam modul seri/judul: BDE-07 Laporan Perencanaan Teknis Jembatan. b. Elemen Kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) terdiri dari: 1. Membuat laporan penggunaan data teknis, direpresentasikan sebagai bab modul berjudul : Bab 2 Laporan Penggunaan Data Pendukung Perencanaan Teknis. Uraian detailnya mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari: 1.1 Laporan penggunaan data lalu lintas dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan. 1.2 Laporan penggunaan data hidrologi dan karakteristik sungai dan perlintasan dengan prasarana transportasi lainnya dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan. 1.3 Laporan penggunaan data topografi dan kondisi lingkungan sekitar dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan. 1.4 Laporan penggunaan data geologi teknik dan penyelidikan tanah dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan. 2. Membuat laporan nota perencanaan, direpresentasikan sebagai bab modul berjudul : Bab 3 Laporan Nota Perencanaan. 1-2

14 Uraian detailnya mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari: 2.1 Laporan nota perencanaan bangunan atas dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan. 2.2 Laporan nota perencanan bangunan bawah dan pondasi jembatan dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan. 2.3 Laporan nota perencanaan oprit, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan. 3. Menyiapkan gambar rencana, direpresentasikan sebagai bab modul berjudul: Bab 4 Penyiapan Gambar Rencana. Uraian detailnya mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari: 3.1 Pembuatan gambar rencana jembatan diawasi untuk mendapatkan gambar rencana sesuai dengan nota perencanaan. 3.2 Verifikasi gambar rencana dilakukan untuk mendapat kepastian pemenuhannya terhadap persyaratan teknis. 3.3 Gambar rencana didokumentasikan sesuai dengan sistem file yang digunakan. 4. Menyusun spesifikasi sesuai gambar rencana berdasarkan standar spesifikasi yang berlaku, direpresentasikan sebagai bab modul berjudul: Bab 4 Penyusunan Spesifikasi. Uraian detailnya mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari: 4.1 Spesifikasi umum disusun sesuai dengan standar yang berlaku 4.2 Spesifikasi khusus disiapkan sesuai dengan persyaratan teknis yang diperlukan. 4.3 Daftar kuantitas dan harga satuan pekerjaan disiapkan sesuai dengan format yang telah ditentukan. Penulisan dan uraian isi modul secara detail betul-betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja/keberhasilannya (IUK). 1-3

15 Berdasarkan IUK (Indikator Unjuk Kerja/Keberhasilan) sebagai dasar alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK, sehingga dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur Batasan/Rentang Variabel Batasan/rentang variabel adalah ruang lingkup, situasi dimana unjuk kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari unit kompetensi dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan termasuk peraturan dan produk jasa yang dihasilkan Batasan/Rentang Variabel Unit Kompetensi Adapun batasan / rentang variabel untuk unit kompetensi ini adalah : 1. Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok; 2. Tersedia tenaga ahli dan tenaga terampil yang dapat menyusun laporan penggunaan data teknis, menyusun laporan nota perencanaan, menyiapkan gambar rencana, dan menyusun spesifikasi sesuai gambar rencana berdasarkan standar spesifikasi yang berlaku; 3. Tersedia peralatan dan alat tulis kantor yang diperlukan untuk penyiapan laporan Batasan/Rentang Variabel Pelaksanaan Pelatihan Adapun batasan / rentang variabel untuk pelaksanaan pelatihan adalah: 1. Seleksi calon peserta dievaluasi dengan kompetensi prasyarat yang tertuang dalam SLK (Standar Latih Kompetensi) dan apabila terjadi kondisi peserta kurang memenuhi syarat, maka proses dan waktu pelaksanaan pelatihan disesuaikan dengan kondisi peserta, namun tetap mengacu tercapainya tujuan pelatihan dan tujuan pembelajaran. 2. Persiapan pelaksanaan pelatihan termasuk prasarana dan sarana sudah mantap. 3. Proses pembelajaran teori dan praktek dilaksanakan sampai tercapainya kompetensi minimal yang dipersyaratkan. 1-4

16 4. Penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran didukung juga dengan batasan/rentang variable yang dipersyaratkan dalam unit kompetensi Panduan Penilaian Untuk membantu menginterpretasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam setiap kriteria unjuk kerja yang meliputi : Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu. Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan. Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian Acuan Penilaian Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI adalah sebagai berikut: a. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi ini, terdiri dari: 1. Pemahaman terhadap: proses penyusunan laporan penggunaan data teknis, penyusunan laporan nota perencanaan, penyiapan gambar rencana, dan penyusunan spesifikasi sesuai gambar rencana berdasarkan standar spesifikasi yang berlaku; 2. Penerapan penggunaan data untuk penyiapan perencanaan teknis bangunan atas, bangunan bawah dan pondasi jembatan, serta oprit, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang berlaku. 3. Cermat, teliti, tekun, obyektif, dan berfikir komprehensif dalam menerima data lapangan sebelum digunakan untuk melakukan perencanaan teknis jembatan b. Konteks Penilaian 1. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori. 1-5

17 2. Penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja/ perilaku. 3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan keterampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK). c. Aspek Penting Penilaian 1. Ketelitian dan kecermatan dalam memahami dan menggunakan datadata utama yang diperlukan untuk penyiapan perencanaan teknis jembatan; 2. Kemampuan melakukan validasi terhadap data-data yang telah dikumpulkan oleh para petugas lapangan untuk digunakan dalam perencanaan teknis jembatan; Kualifikasi Penilai a. Penilai harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain: mrencanakan penilaian, meaksanakan penilaian dan mreview penilaian yang dibuktikan dengan sertifikat assesor. b. Penilai juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemonstrasikan dan bila ada syarat-syarat industri perusahaan lainnya muncul, penilai bisa disyaratkan untuk : 1. Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri /perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang dinilai. 2. Mempraktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang diperlukan dalam proses penilaian. c. Apabila terjadi kondisi Penilai (assesor) kurang menguasai teknis substansi, dapat mengambil langkah menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan lembaga, industri/perusahaan. Opsi-opsi tersebut termasuk : 1. Penilai di tempat kerja yang kompeten, teknis substansial yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek/ kebiasaan industri/ perusahaan yang ada sekarang. 1-6

18 2. Suatu panel penilai yang didalamnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan. 3. Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai. 4. Opsi-opsi ini memang memerlukan sumber daya, khususnya penyediaan dana lebih besar (mahal). Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart pada proses tersebut. Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilai dapat mengumpulkan informasi yang cukup, valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian yang betul-betul handal berdasar standar kompetensi. Kompeten? KOMPETENSI ASESOR Memiliki Kompetensi Assessment Memiliki Kompetensi bidang Substansi Penilaian Mandiri Penilaian mandiri merupakan suatu upaya untuk mengukur kapasitas kemampuan peserta pelatihan terhadap pengasaan substansi materi pelatihan yang sudah dibahas dalam proses pembelajaran teori maupun praktek. Penguasaan substansi materi diukur dengan IUK (Indikator Unjuk Kerja/ Indikator Kinerja/Keberhasilan) dari masing-masing KUK (Kriteri Unjuk Kerja), dimana IUK merupakan hasil analisis setiap KUK yang dipergunakan untuk mendesain/menyusun kurikulum silabus pelatihan. 1-7

19 Bentuk pelatihan mandiri antara lain: a. Pertanyaan dan Kunci Jawaban, yaitu: Menanyakan kemampuan apa saja yang telah dikuasai untuk mewujudkan KUK (Kriteria Unjuk Kerja), kemudian dilengkapi dengan Kunci Jawaban dimana kunci jawaban dimaksud adalah IUK (Indikator Unjuk Kerja/ Indikator Kinerja/Keberhasilan) dari masing-masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja) b. Tingkat Keberhasilan Pelatihan Dari penilaian mandiri akan terungkap tingkat keberhasilan peserta pelatihan dalam mengikuti proses pembelajaran. Apabila tingkat keberhasilan rendah, perlu evaluasi terhadap: 1. Peserta pelatihan terutama tentang pemenuhan kompetensi prasyarat dan ketekunan serta kemampuan mengikuti proses pembelajaran. 2. Materi/modul pelatihannya apakah sudah mengikuti dan konsisten mengacu tuntutan unit kompetensi, elemen kompetensi, KUK (Kriteria Unjuk Kerja), maupun IUK IUK (Indikator Unjuk Kerja/ Indikator Kinerja/Keberhasilan). 3. Instruktur/fasilitatornya, apakah konsisten dengan materi/modul yang sudah valid mengacu tuntutan unit kompetensi beserta unsurnya yang diwajibkan untuk dibahas dengan metodologi yang tepat. 4. Mungkin juga karena penyelenggaraan pelatihannya atau sebab lain Sumber Daya Pembelajaran Sumber daya pembelajaran dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori : - OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Laptop. - Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya. - Materi pembelajaran. b. Sumber daya pembelajaran praktek : - PC, lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang tidak familiar dengan komputer. - Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta pelatihan dalam menghitung dan merencanakan bangunan atas jembatan. 1-8

20 c. Tenaga kepelatihan, instruktur/assesor dan tenaga pendukung penyelenggaraan betul-betul kompeten. 1-9

21 BAB 2 LAPORAN PENGGUNAAN DATA PENDUKUNG PERENCANAAN TEKNIS 2.1. Umum Bab ini menjelaskan substansi laporan penggunaan data pendukung perencanaan teknis yang disiapkan oleh tim terkait untuk keperluan perencanaan teknis jembatan. Jenis data pendukung yang dicakup dalam laporan ini adalah data lalu lintas, data hidrologi, karakteristik sungai dan perlintasan lainnya, data topografi, data geologi teknik dan penyelidikan tanah dan kondisi lingkungan sekitar. Laporan ini mengetengahkan penggunaan data-data pendukung tersebut sebagai bahan masukan untuk penhyiapan perencanaan teknis jembatan Laporan Penggunaan Data Lalu Lintas Laporan penggunaan data lalu lintas didasarkan atas hasil analisis data lalu lintas hasil survai, prediksi lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHRT) dan koordinasi pencacahan jumlah kendaraan berat. Analisis data lalu lintas hasil survai menguraikan pengertian tentang survai lalu lintas rutin secara manual dan merupakan pengembangan terhadap sistem yang telah ada; pemilihan lokasi survai berdasarkan Pos-pos Perhitungan Lalu Lintas yang lazim digunakan (Pos Kelas A, Pos Kelas B, Pos Kelas C), periode perhitungan survai (40 jam selama 2 hari untuk Pos Kelas A atau B, 16 jam untuk Pos Kelas C), pengelompokan jenis kendaraan, pelaksanaan survai versi IIRMS, dan evaluasi hasil survai lalu lintas. Prediksi lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHRT) menguraikan bagaimana menganalisis hasil survai lalu lintas menjadi LHRT untuk keperluan bahan masukan bagi perencanaan teknis sebuah jembatan yang terletak pada suatu ruas jalan. Koordinasi pencacahan kendaraan berat dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang jumlah ekivalen sumbu terberat dari masing-masing jenis kendaraan berat yang melewati suatu jembatan, dimaksudkan ujntuk mengetahui apakah kendaraan berat yang akan melewati jembatan dimaksud selama umur 2-1

22 pelayanan mempunyai beban roda ganda (dual wheel load) yang masih dapat dicakup dalam MST 10 ton. Laporan disusun dengan maksud memastikan bahwa pengumpulan data lalu lintas, setelah dievaluasi, hasilnya digunakan untuk penetapan kebutuhan lebar jembatan (lebar lantai kendaraan dan trotoir kiri-kanan), termasuk di dalamnya menetapkan kelas jembatan, apakah jembatan kelas A, jembatan kelas B, ataukah jembatan kelas C Laporan Penggunaan Data Hidrologi, Karakteristik Sungai dan Perlintasan Lainnya Laporan penggunaan data hidrologi dan karakteristik sungai dan perlintasan lainnya menguraikan penggunaan hasil analisis karakteristik sungai, prediksi debit banjir sungai, penetapan panjang dan tinggi clearance (ruang bebas) jembatan yang melintasi sungai serta penetapan panjang dan tinggi clearance (ruang bebas) jembatan yang melintasi prasarana transportasi lainnya. Analisis karakteristik sungai menguraikan tipe sungai di daerah aliran (river basin), sungai aluvial dan non aluvial, dan gerusan sungai. Prediksi debit banjir sungai menguraikan perhitungan debit banjir rencana berdasarkan data yang tersedia, dilakukan dengan menggunakan prosedur perhitungan hidrologi. Tergantung pada ketersediaan data, perhitungan debit banjir rencana dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan cara-cara statistik, atau secara tidak langsung dengan cara Rational, cara Melchior, cara Weduwen, cara Haspers, atau diprediksi dengan cara perhitungan regional analyses. Penetapan panjang dan tinggi clearance (ruang bebas) jembatan yang melintasi sungai menguraikan cara menghitung penampang basah sungai berdasarkan periode ulang tertentu misalnya 50 tahun dan kegunaannya untuk menetapkan tinggi muka air banjir serta penetapan ruang bebas jembatan sesuai ketentuan. Dengan diketahuinya posisi tinggi muka air banjir dan clearance, maka tepi bawah bangunan atas jembatan dapat ditentukan, selanjutnya panjang jembatan dapat dihitung dengan diketahuinya titik-titik potong antara garis tepi bawah bangunan atas jembatan dengan profil sungai. Penetapan panjang dan tinggi clearance (ruang bebas) jembatan yang melintasi sungai menguraikan cara menghitung penampang basah sungai berdasarkan 2-2

23 periode ulang tertentu misalnya 50 tahun dan kegunaannya untuk menetapkan tinggi muka air banjir serta penetapan ruang bebas jembatan sesuai ketentuan. Dengan diketahuinya posisi tinggi muka air banjir dan clearance, maka tepi bawah bangunan atas jembatan dapat ditentukan, selanjutnya panjang jembatan dapat dihitung dengan diketahuinya titik-titik potong antara garis tepi bawah bangunan atas jembatan dengan profil sungai. Penetapan panjang dan tinggi clearance (ruang bebas) jembatan yang melintasi prasarana transportasi lainnya menguraikan bagaimana menetapkan panjang jembatan berdasarkan profil ruang bebas jembatan yang melintasi jalan raya atau melintasi jalan kereta api. Laporan disusun dengan maksud memastikan bahwa untuk menetapkan elevasi tepi bawah jembatan sudah mempertimbangkan panjang dan tinggi ruang bebas jembatan yang melintasi sungai, jalan raya lainnya ataupun jalan kereta api, sehingga keberadaan jembatan tidak terganggu oleh fasilitas transportasi lainnya Laporan Penggunaan Data Topografi Laporan penggunaan data topografi menguraikan penggunaan hasil survai pendahuluan, survai pengukuran topografi jembatan, pemetaan kondisi eksisting dan penetapan lokasi dan geometrik jembatan. Survai pendahuluan menguraikan penetapan alternatif-alternatif pemilihan lokasi jembatan dengan urutan kegiatan pra Survai dan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Survai Pendahuluan. Cakupan kegiatan pra Survai adalah mempelajari gambar proyek, penyiapan peta-peta topografi, geologi dan foto udara (kalau ada), persiapan kriteria desain, dan persiapan fungsi jembatan. Sedangkan cakupan Survai Pendahuluan adalah pengumpulan data primer dan data sekunder jembatan. Survai pengukuran topografi jembatan menguraikan pemasangan patok BM (Bench Mark) / CP (Control Point) dan patok kayu yang dipasang disekitar rencana jembatan, pengukuran kerangka kontrol vertikal, pengukuran kerangka kontrol horizontal, pengukuran penampang memanjang jalan, pengukuran penampang memanjang jalan di kiri kanan jembatan, pengukuran penampang melintang sungai, dan pengukuran situasi. 2-3

24 Pemetaan kondisi eksisting menguraikan penggambaran peta situasi, pemilihan skala peta, ploting grid dan koordinat poligon, ploting data situasi, penggambaran garis kontour dan penggambaran arah utara peta dan legenda. Penetapan lokasi dan geometrik jembatan menguraikan batasan-batasan aspek geometrik yang harus dijadikan pertimbangan dalam perencanaan jembatan baik ditinjau dari segi alinyemen horizontal maupun alinyemen vertikal agar trase jembatan dapat menjamin keamanan dan kenyaman bagi pengemudi. Laporan disusun dengan maksud memastikan bahwa untuk menetapkan as jembatan harus digunakan hasil pengukuran topografi yang didasarkan atas tata cara pengukuran yang berlaku untuk pengukuran situasi, pengukuran potongan memanjang dan pengukuran potongan melintang dalam rangka perencanaan jembatan. Jika trase dan as jembatan telah ditentukan, hasil pengukuran topografi juga digunakan untuk menyiapkan perencanaan geometrik di sekitar jembatan, dimulai dari titik awal oprit sampai titik akhir oprit jembatan Laporan Penggunaan Data Kondisi Lingkungan Sekitar Laporan penggunaan data kondisi lingkungan sekitar menguraikan rencana pemantauan kondisi lingkungan sekitar, pengaruh kondisi lingkungan sekitar terhadap jembatan yang akan dibangun dan koreksi terhadap pemilihan rencana lokasi jembatan jika dianggap perlu. Rencana pemantauan kondisi lingkungan sekitar menjelaskan tata cara teknologi yang dapat dipergunakan untuk melakukan pemantauan lingkungan, pendekatan ekonomi yang dapat dipakai untuk pengelolaan lingkungan dan pendekatan kelembagaan yang dipakai dalam pemantauan lingkungan. Pengaruh kondisi lingkungan sekitar terhadap jembatan yang akan dibangun menjelaskan kemungkinan-kemungkinan rusaknya jembatan yang dibangun jika ternyata jembatan dibuat melintasi sungai yang di wilayah hulunya sudah rusak karena penggundulan hutan. Dalam hal ini perlu dibuat bangunan pengaman untuk mencegah runtuhnya pilar-pilar atau abutment jembatan karena dihantam oleh loglog kayu yang hanyut mengikuti aliran air sungai. Koreksi terhadap pemilihan rencana lokasi jembatan menjelaskan dalam kondisi apa kita dapat mempertahankan rencana lokasi jembatan dan dalam kondisi apa kita harus merelokasi jembatan. 2-4

25 Laporan disusun dengan maksud memastikan bahwa pengaruh lingkungan sekitar sudah diperhitungkan dalam perencanaan jembatan. Pengaruh lingkungan sekitar dapat mengakibatkan jembatan perlu direlokasi atau tetap pada lokasi semula Laporan Penggunaan Data Geologi Teknik dan Penyelidikan Tanah Laporan penggunaan data geologi teknik dan data penyelidikan tanah menguraikan penggunaan hasil pemetaan permukaan detail, penentuan lokasi dan jumlah titik explorasi, survai sumber material (quarry), koordinasi pelaksanaan penyelidikan tanah dan pengambilan contoh tanah untuk pengujian laboratorium. Pemetaan permukaan detail menjelaskan pengertian tentang batuan, klasifikasi batuan dasar dan pemetaan geologi Penentuan lokasi dan jumlah titik explorasi menjelaskan dasar-dasar penentuan titik explorasi yang mencakup survai pendahuluan, jenis peralatan dan perlengkapan penyelidikan lapangan, titik ikat pengukuran, pengumpulan data dan informasi tentang bangunan utilitas yang ada di bawah tanah di sekitar lokasi rencana jembatan, penyelidikan geofisika, penyiapan laporan survai pendahuluan dan penentuan rencana letak titik sondir dan titik bor. Survai sumber material (quarry) menjelaskan kegiatan untuk memberikan informasi tentang lokasi sumber material yang ada disekitar lokasi rencana pembangunan jembatan, menyangkut jenis, komposisi, kondisi beserta perkiraan jumlah dan lainlainnya, yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi yang proporsional untuk pekerjaan struktur dan oprit jembatan dan akan dibuat petanya untuk dimasukkan ke dalam gambar rencana. Koordinasi pelaksanaan penyelidikan tanah menjelaskan kepastian tentang ketepatan lokasi titik-titik explorasi yang akan diambil data tanahnya, peralatan yang digunakan maupun pengujian laboratorium yang akan dilakukan terhadap sampling tanah yang diambil dari lapangan. Pengambilan contoh tanah untuk pengujian laboratorium menjelaskan bahwa dalam penyelidikan geoteknik untuk perencanaan jembatan diperlukan contoh-contoh tanah/batuan guna identifikasi, klasifikasi, pemeriksaan lapangan atau laboratorium. Contoh-contoh yang diambil harus benar-benar mewakili lapisan tanah/batuan yang dijumpai, karena contoh yang tidak mewakili dapat menghasilkan kesimpulankesimpulan yang salah. 2-5

26 Laporan disusun dengan maksud memastikan bahwa dari data geologi teknik dan hasil penyelidikan tanah dapat ditentukan apakah lokasi jembatan yang akan direncanakan terletak pada daerah stabil atau tidak. Jika sudah dapat dipastikan bahwa jembatan yang direncanakan lokasinya berada di daerah yang stabil, maka pada tahap penyelidikan tanah dapat ditentukan letak dan jumlah titik sondir dan titik bor. 2-6

27 RANGKUMAN a. Laporan ini mengetengahkan penggunaan data lalu lintas, data hidrologi, karakteristik sungai dan perlintasan lainnya, data topografi, data geologi teknik dan penyelidikan tanah dan data kondisi lingkungan sekitar untuk keperluan perencanaan teknis jembatan. b. Pengumpulan data lalu lintas, setelah dievaluasi, hasilnya digunakan untuk menetapkan kebutuhan lebar jembatan (lebar lantai kendaraan dan trotoir kiri-kanan), termasuk di dalamnya penetapan kelas jembatan, apakah jembatan kelas A, jembatan kelas B, ataukah jembatan kelas C. c. Penggunaan data hidrologi dan karakteristik sungai dan perlintasan lainnya dalam perencanaan teknis jembatan adalah untuk penetapan elevasi tepi bawah jembatan, setelah mempertimbangkan panjang dan tinggi ruang bebas jembatan yang melintasi sungai, jalan raya lainnya ataupun jalan kereta api, sehingga keberadaan jembatan aman tidak terganggu oleh transportasi lainnya. d. Penggunaan hasil pengukuran topografi adalah untuk menetapkan as jembatan, pembuatan peta situasi, penmbuatan potongan memanjang dan potongan melintang dalam rangka perencanaan jembatan. Jika trase dan as jembatan telah ditentukan, hasil pengukuran topografi juga digunakan untuk menyiapkan perencanaan geometrik di sekitar jembatan, dimulai dari titik awal oprit sampai titik akhir oprit jembatan. e. Penggunaan data geologi teknik dan hasil penyelidikan tanah adalah untuk memastikan apakah lokasi jembatan yang akan direncanakan terletak pada daerah stabil atau tidak. Jika sudah dapat dipastikan bahwa jembatan yang direncanakan lokasinya berada di daerah yang stabil, maka pada tahap penyelidikan tanah dapat ditentukan letak dan jumlah titik sondir dan titik bor. f. Penggunaan data pengaruh lingkungan sekitar rencana lokasi penempatan jembatan adalah untuk memastikan apakah jembatan perlu direlokasi atau tetap pada lokasi semula. Seluruh proses desain baru dilakukan secara rinci apabila lokasi penempatan jembatan sudah ditentukan secara pasti. 2-7

28 LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/ instruktur, maka pertanyaan dibawah perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur. Kode/ Judul Unit Kompetensi : INA : Membuat laporan perencanaan teknis jembatan Soal : No. Elemen Kompetensi / KUK (Kriteria Unjuk Kerja) 1. Membuat laporan penggunaan data teknis Pertanyaan Ya Tdk Jawaban: Apabila Ya sebutkan butirbutir kemampuan anda 1.1. Laporan penggunaan data lalu lintas dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan 1.1. Apakah anda mampu membuat laporan penggunaan data lalu lintas? a.... b.... c.... dst Laporan penggunaan data hidrologi dan karakteristik sungai dan perlintasan dengan prasarana transportasi lainnya dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan 1.2. Apakah anda mampu membuat laporan penggunaan data hidrologi dan karakteristik sungai dan perlintasan dengan prasarana transportasi lainnya? a.... b.... c.... dst Laporan penggunaan data topografi dan kondisi lingkungan sekitar dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan 1.3. Apakah anda mampu membuat laporan penggunaan data topografi dan kondisi lingkungan untuk keperluan perencanaan teknis jembatan a.... b.... c.... dst Laporan penggunaan data geologi teknik dan penyelidikan tanah dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan 1.4. Apakah anda mampu membuat laporan penggunaan data geologi teknik dan penyelidikan tanah dalam rangka penyiapan rencana teknis jembatan? a.... b.... c.... dst. 2-8

29 2-9

30 BAB 3 LAPORAN NOTA PERENCANAAN 3.1. Umum Bab ini menjelaskan substansi laporan nota perencanaan, mencakup nota perencanaan bangunan atas jembatan, nota perencanan bangunan bawah dan pondasi jembatan, nota perencanaan oprit, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan. Nota perencanan bangunan atas jembatan berisi laporan penetapan lebar lantai kendaraan, jumlah jalur dan lajur lalu lintas, dan kelas jembatan, laporan pemilihan tipe dan jenis bangunan atas jembatan, expansion joint dan perletakan jembatan, dan laporan perencanaan bangunan atas jembatan mengacu pada standar perencanaan. Nota perencanan bangunan bawah dan pondasi jembatan berisi laporan penetapan tipe dan jenis bangunan bawah jembatan, laporan perencanaan abutment jembatan, laporan perencanaan pilar jembatan, laporan analisis data geologi teknik dan penyelidikan tanah, laporan pemilihan jenis pondasi jembatan dan laporan perencanaan pondasi jembatan sesuai dengan jenis yang dipilih. Nota perencanaan oprit, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan berisi laporan perencanaan oprit (jalan pendekat) jembatan, laporan perencanaan bangunan npelengkap jembatan dan laporan perencanaan bangunan pengaman jembatan Nota perencanaan bangunan atas jembatan Laporan penetapan lebar lantai kendaraan, jumlah jalur dan lajur lalu lintas, dan kelas jembatan Laporan mencakup: A. Besaran-besaran yang menyangkut lebar lantai kendaraan, jumlah jalur dan lajur lalu lintas dan kelas jembatan yang harus ditentukan terlebih dahulu sebelum perencanaan jembatan dibuat, agar perencanaan jembatan tersebut dapat memenuhi persyaratan kapasitas maupun kemampuannya di dalam memikul beban hidup dan beban mati. 3-1

31 B. Penetapan lebar lantai kendaraan pada jembatan dengan mengikuti lebar perkerasan jalan, namun lebar trotoir jembatan tidak harus selalu sama dengan lebar bahu jalan. Berdasarkan standar yang berlaku di Indonesia, lebar trotoir jembatan ditentukan mengikuti Kelas Jembatan, untuk jembatan Kelas A lebar trotoir diambil = 1.00 m, untuk jembatan Kelas B lebar trotoir = 0.50 m, dan untuk jembatan Kelas C lebar trotoir = 0.50 m. C. Penetapan jumlah jalur lalu lintas (yaitu jumlah arah lalu lintas) dan lajur lalu lintas (yaitu bagian dari lantai kendaran yang digunakan oleh suatu rangkaian kendaraan) sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Penetapan lajur lalu lintas, dimaksudkan untuk menentukan beban hidup D dalam perhitungan perencanaan. Lajur lalu lintas mempunyai lebar minimum 2.75 meter dan lebar maksimum 3.75 meter. Lebar lajur minimum ini harus digunakan untuk menentukan beban D per jalur. D. Penetapan Kelas Jembatan dalam perencanaan jembatan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Kelas A digunakan untuk jembatan yang terletak pada jalan Nasional atau jalan Propinsi, 2. Kelas B digunakan untuk jembatan yang terletak pada jalan Kabupaten, sedangkan. 3. Kelas C digunakan untuk jembatan yang terletak pada ruas jalan kabupaten atau pada ruas jalan yang lebih rendah dari pada jalan Kabupaten Laporan pemilihan tipe dan jenis bangunan atas jembatan, expansion joint dan perletakan jembatan Laporan mencakup: A. Pemilihan tipe dan jenis jembatan dengan bentang-bentang 5 30 m dari jenis beton bertulang dengan tipe bervariasi mulai dari tipe pelat, pelat berongga, kanal pracetak, gelagar T atau gelagar box, tergantung dari panjang bentang yang akan digunakan. B. Pemilihan tipe dan jenis jembatan dengan bentang m dari jenis beton prategang dengan tipe bervariasi mulai dari gelagar I dengan lantai komposit, gelagar I pra peregangan dengan lantai komposit, gelagar T pasca peregangan, gelagar box pasca para peregangan dengan lantai 3-2

32 komposit, atau gelagar box monolitik dalam bentang sederhana, tergantung dari panjang bentang yang akan digunakan C. Pemilihan tipe dan jenis jembatan-jembatan bentang panjang 35 s/d 100 m, dapat digunakan jembatan rangka baja, dalam modul ini perencanaan jembatan rangka baja tidak dibahas karena berada di luar cakupan ahli muda perencana jembatan. D. Penentuan jumlah dan panjang bentang jembatan apabila jembatan dibuat melintasi sungai, melintasi jalan raya atau melintasi jalan kereta api. E. Pemilihan tipe dan jenis expansion joint dan perletakan jembatan dalam rangka melengkapi elemen-elemen perencanaan bangunan atas jembatan Laporan perencanaan bangunan atas jembatan mengacu pada standar perencanaan. Laporan mencakup: A. Penjelasan tentang standar perencanaan yang berlaku untuk membuat perencanaan teknis bangunan atas, konsep dasar perencanaan bangunan atas dengan konstruksi beton bertulang, konsep dasar perencanaan bangunan atas dengan konstruksi beton prategang dan prinsip-prinsip perencanaan bangunan atas jembatan dengan konstruksi tipe gelagar komposit. B. Metode perencanaan bangunan atas jembatan dengan konstruksi beton bertulang, dengan penjelasan tentang prinsip-prinsip dasar perhitungan bangunan atas jembatan dengan konstruksi beton bertulang sesuai dengan kriteria perencanaan yang berlaku dan memperkenalkan standar yang telah tersedia versi 2003 dan versi sebelumnya. C. Metode perencanaan bangunan atas jembatan dengan konstruksi beton prategang, dengan penjelasan tentang konsep dasar perhitungan bangunan atas jembatan dengan konstruksi beton prategang, mengetengahkan tegangan yang bekerja pada penampang akibat beban luar, profil kabel pada balok prategang dan analisis balok prategang. D. Metode perencanaan bangunan atas jembatan dengan konstruksi tipe gelagar komposit, dengan penjelasan tentang kriteria perencanaan dan 3-3

33 persyaratan teknis material dalam perencanaan konstruksi tipe gelagar komposit Nota perencanan bangunan bawah dan pondasi jembatan Laporan penetapan tipe dan jenis bangunan bawah jembatan Laporan mencakup: A. Penjelasan tentang jenis-jenis beban dan gaya yang bekerja pada abutment maupun pilar jembatan dengan mengambil acuan dari Pedoman Perencanaan Pembebanan Jalan Raya - SKBI maupun BMS7-C2-Bridge Design Code Prinsip-prinsip dasar dari dari kedua pedoman/tatacara diuraikan dalam garis untuk memberikan gambaran apabila perencana akan menggunakannya. B. Pemilihan tipe dan jenis abutment jembatan, dan penjelasan tentang apa yang menjadi dasar dalam memilih tipe-tipe abutment jembatan, apa hubungan antara tipe dengan tinggi abutment, apa keuntungan memilih pile cap dibanding tipe yang lainnya. C. Pemilihan tipe dan jenis pilar jembatan, dan penjelasan tentang apa yang menjadi dasar dalam memilih tipe-tipe pilar jembatan, apa hubungan antara tipe dengan tinggi pilar, apa bedanya tipe pilar di sungai dengan tipe pilar yang dibangun di darat. Kemudian juga diberikan contoh bagaimana air banjir dapat menggerus dasar pilar, yang jika dibiarkan akan mengancam stabilitas pilar Laporan perencanaan abutment jembatan Laporan mencakup: A. Kriteria perencanaan abutment jembatan yang menjelaskan bahwa penentuan kriteria perencanaan untuk abutment pada dasarnya tergantung pada tipe dan jenis abutment yang dipilih. Modul ini membatasi diri pada abutment yang dibuat dari beton bertulang, sehingga seluruh aspek perencanaan didasarkan atas perilaku beton bertulang. Untuk abutment jembatan, disarankan menggunakan beton K- 350, perencana harus mempelajari Spesifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui persyaratan-persyaratan bahan penyusun beton K-350 yaitu semen, air, agregat dan mungkin juga bahan tambah. Selain itu 3-4

34 persyaratan baja yang akan digunakan untuk penulangan beton juga harus dicermati oleh perencana. B. Penerapan ketentuan pembebanan, yang menjelaskan ada 2 pilihan yang dapat digunakan untuk menghitung perencanaan abutment, yaitu Pedoman Pembebanan Jalan Raya SKBI UDC : atau BMS7-C2-Bridge Design Code Modul ini mengetengahkan penggunaan BMS7-C2-Bridge Design Code 1992 untuk perencanaan abutment. C. Perhitungan dan perencanaan dimensi abutment jembatan, yang memberikan contoh perhitungan abutment jembatan dengan menguraikan beban/gaya-gaya dari bangunan atas, beban-beban bangunan bawah, summary: beban-beban yang bekerja pada abutment dan gaya/momen yang bekerja didasar footing ditinjau pada kondisi normal maupun kondisi gempa Laporan perencanaan pilar jembatan Laporan mencakup: A. Kriteria perencanaan pilar jembatan, yang menjelaskan bahwa penentuan kriteria perencanaan untuk pilar pada dasarnya tergantung pada tipe dan jenis pilar yang dipilih. Modul ini membatasi diri pada pilar yang dibuat dari beton bertulang, sehingga seluruh aspek perencanaan didasarkan atas perilaku beton bertulang. Untuk pilar jembatan, disarankan menggunakan beton K-350, perencana harus mempelajari Spesifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui persyaratan-persyaratan bahan penyusun beton K-350 yaitu semen, air, agregat dan mungkin juga bahan tambah. Selain itu persyaratan baja yang akan digunakan untuk penulangan beton juga harus dicermati oleh perencana. B. Penerapan ketentuan pembebanan, yang menjelaskan ada 2 pilihan yang dapat digunakan untuk menghitung perencanaan pilar, yaitu Pedoman Pembebanan Jalan Raya SKBI UDC : atau BMS7-C2-Bridge Design Code Modul ini mengetengahkan penggunaan BMS7-C2-Bridge Design Code 1992 untuk perencanaan pilar. C. Perhitungan beban-beban yang bekerja pada pilar jembatan, yang memberikan contoh perhitungan pilar jembatan dengan menguraikan 3-5

PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE DESIGN ENGINEER)

PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE DESIGN ENGINEER) BDE 2 = KOORDINASI PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN DATA TEKNIS Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5212.113.1.2.7 Judul : Melakukan Koordinasi Untuk Pengumpulan Dan Penggunaan Data Teknis

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE DESIGN ENGINEER)

PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE DESIGN ENGINEER) BDE 06 = PERENCANAAN OPRIT (JALAN PENDEKAT), BANGUNAN PELENGKAP DAN PENGAMAN JEMBATAN Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5212.113.01.06.07 Judul : Merencanakan Oprit (Jalan Pendekat),

Lebih terperinci

Bahu Jalan Berdasarkan MKJI KATA PENGANTAR

Bahu Jalan Berdasarkan MKJI KATA PENGANTAR Dan Bahu Jalan Berdasarkan MKJI KATA PENGANTAR Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Jasa Konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai bidang kerjanya, agar mereka mampu berkompetisi

Lebih terperinci

Sebidang Atau Tidak Sebidang KATA PENGANTAR

Sebidang Atau Tidak Sebidang KATA PENGANTAR Penerapan Prinsip Dasar Persimpangan KATA PENGANTAR Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Jasa Konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai bidang kerjanya, agar mereka mampu berkompetisi

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER ) Kode Jabatan Kerja : INA.5211.113.07 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Pada tahap ini disusun hal-hal penting yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER)

PELATIHAN AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER) DRAFT TRE 01 = PENERAPAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI DAN UNDANG-UNDANG TERKAIT Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5211.113.07.01.07 Judul : Menerapkan Ketentuan Undang-

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR merepresentasikan unit kompetensi

KATA PENGANTAR merepresentasikan unit kompetensi KATA PENGANTAR Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Jasa Konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai bidang kerjanya, agar mereka mampu berkompetisi dalam memperebutkan pasar kerja.

Lebih terperinci

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN 1 BAB I JEMBATAN PERKEMBANGAN JEMBATAN Pada saat ini jumlah jembatan yang telah terbangun di Indonesia

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR ( 8 ) PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN Januari 2009 D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A D I R E K T O R A T B I N

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM III - 1 BAB III 3.1 TINJAUAN UMUM Di dalam suatu pekerjaan konstruksi diperlukan suatu rancangan yang dimaksudkan untuk menentukan fungsi struktur secara tepat dan bentuk yang sesuai serta mempunyai fungsi

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute/lintasan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN Proses perencanaan yang terstruktur dan sisitematis diperlukan untuk menghasilkan suatu karya yang efektif dan efisien. Pada jembatan biasanya dirancang menurut

Lebih terperinci

PELATIHAN SOIL MECHANICS OF ROAD CONSTRUCTION ENGINEER

PELATIHAN SOIL MECHANICS OF ROAD CONSTRUCTION ENGINEER SMR 01 = UUJK, SMK3 DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5211.113.05.01.07 Judul : Menerapkan UUJK, K3 dan Pengendalian Lingkungan PELATIHAN SOIL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN

BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN BAB III METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Geometrik Lalu Lintas Perencanan geometrik lalu lintas merupakan salah satu hal penting dalam perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan geometrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti dibawah ini. Gambar 2.1. Komponen Jembatan 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE DESIGN ENGINEER)

PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE DESIGN ENGINEER) BDE 05 = PERENCANAAN PONDASI JEMBATAN Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5212.113.01.05.07 Judul : Merencanakan Pondasi Jembatan PELATIHAN AHLI PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN (BRIDGE

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER Disusun oleh : Andy Muril Arubilla L2A 306 004 Novi Krisniawati L2A 306 023 Disetujui,

Lebih terperinci

3.2. PENGUMPULAN DATA

3.2. PENGUMPULAN DATA 62 BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PERKERASAN ASPAL (FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT)

PELATIHAN MANDOR PERKERASAN ASPAL (FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT) FAP 05 = PEMERIKSAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi Kode : INA.5211.222.04.01.07 Judul : Melaporkan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Aspal PELATIHAN MANDOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR merepresentasikan unit kompetensi

KATA PENGANTAR merepresentasikan unit kompetensi Survai Dan Prakiraan Volume Lalu Lintas KATA PENGANTAR Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Jasa Konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai bidang kerjanya, agar mereka mampu berkompetisi

Lebih terperinci

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RONA CIPTA No. Mahasiswa : 11570 / TS NPM : 03 02 11570 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA

Lebih terperinci

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION PEKERJAAN (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Pembangunan sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam perkembangan sumber daya manusia saat ini sebab disadari makin meningkatnya jumlah pemakai

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Kompetensi Menyediakan Data Untuk Pembuatan Gambar Kerja. 1.2 Kode Unit. 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku

Lebih terperinci

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pengetahuan tentang perencanaan suatu bangunan berkembang semakin luas, termasuk salah satunya pada perencanaan pembangunan sebuah jembatan

Lebih terperinci

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS SEMINAR TUGAS AKHIR OLEH : ANDREANUS DEVA C.B 3110 105 030 DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS JURUSAN TEKNIK SIPIL LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan untuk membangun berbagai jenis konstruksi jembatan, yang pelaksanaannya menyesuaikan dengan kebutuhan kondisi setempat.

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Juru Gambar Pekerjaan Jalan Dan Jembatan Kode Jabatan Kerja : INA. 521322109 / KON. ST. III Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Inspektur Bendungan Tipe Urukan Klasifikasi : Pengawasan Bagian Sub Bidang Pekerjaan Bendungan Kualifikasi : Sertifikat IV (Empat) / Ahli

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Pekerjaan Persiapan dan pengumpulan Data 3.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan yang harus dipersiapkan guna memperlancar jalannya pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan prasarana umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jembatan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting

Lebih terperinci

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota Semarang dalam rangka meningkatkan aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III.1 Persiapan III.2. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI III.1 Persiapan III.2. Pengumpulan Data BAB III METODOLOGI III.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Definisi dan Klasifikasi jembatan serta standar struktur jembatan I.1.1 Definisi Jembatan : Jembatan adalah suatu struktur yang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Definisi dan Klasifikasi jembatan serta standar struktur jembatan I.1.1 Definisi Jembatan : Jembatan adalah suatu struktur yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Definisi dan Klasifikasi jembatan serta standar struktur jembatan I.1.1 Definisi Jembatan : Jembatan adalah suatu struktur yang memungkinkan route jalan melintasi halangan yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA 1.1 Umum

BAB I PE DAHULUA 1.1 Umum BAB I PE DAHULUA 1.1 Umum Salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya pengembangan suatu wilayah/daerah ialah Sistem Transportasi. Jalan raya dan jembatan merupakan bagian dari sistem transportasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arus Lalu lintas Ukuran dasar yang sering digunakan untuk mendefenisikan arus lalu lintas adalah konsentrasi aliran dan kecepatan. Aliran dan volume sering dianggap sama,

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu ajalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak

Lebih terperinci

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG Antonius 1) dan Aref Widhianto 2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung,

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : COST ESTIMATOR OF BRIDGE Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan BAB 1 PENDAHULUAN Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada

Lebih terperinci

Disusun Oleh: ADIB FAUZY L2A ERSY PERDHANA L2A Semarang, Nopember 2010 Disetujui :

Disusun Oleh: ADIB FAUZY L2A ERSY PERDHANA L2A Semarang, Nopember 2010 Disetujui : LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN TEMPERAK I KM. SMG 157+530 REMBANG ( Evaluation and Design of The Temperak I Bridge KM. SMG 157+530 Rembang ) Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM Di dalam pembuatan suatu konstruksi bangunan diperlukan perencanaan yang dimaksudkan untuk menentukan fungsi struktur secara tepat, dan bentuk yang sesuai serta mempunyai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV - 1

BAB IV ANALISA DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV - 1 BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV - 1 BAB IV ANALISA DATA Untuk memperoleh struktur jembatan yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Lalu Lintas Ukuran dasar yang sering digunakan untuk definisi arus lalu lintas adalah konsentrasi aliran dan kecepatan. Aliran dan volume sering dianggap sama, meskipun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Umum Jembatan adalah suatu struktur yang melintasi suatu rintangan baik rintangan alam atau buatan manusia (sungai, jurang, persimpangan, teluk dan rintangan lain) dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM Di dalam pembangunan suatu jalan diperlukan perencanaan yang dimaksudkan untuk merencanakan fungsi struktur secara tepat, dan bentuk bentuk yang sesuai serta mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Jembatan Pelengkung (arch bridges) Jembatan secara umum adalah suatu sarana penghubung yang digunakan untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lainnya oleh karena

Lebih terperinci

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN PENDAHULUAN Angkutan jalan merupakan salah satu jenis angkutan, sehingga jaringan jalan semestinya ditinjau sebagai bagian dari sistem angkutan/transportasi secara keseluruhan. Moda jalan merupakan jenis

Lebih terperinci

MODUL SIB 04 : MEMBACA GAMBAR

MODUL SIB 04 : MEMBACA GAMBAR PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 04 : MEMBACA GAMBAR 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK (HYDRO MECHANICAL DESIGN ENGINEER) Kode Jabatan Kerja : INA. 5220.112.09 Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : GEODETIC ENGINEER OF BUILDING Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Pelaksanaan, Semua Bagian Sub

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi Wasono, ST, MT

ABSTRAK. Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi Wasono, ST, MT ABSTRAK PERENCANAAN ULANG JEMBATAN KALI MARMOYO STA 41 + 300 SAMPAI DENGAN STA 41 + 500 DENGAN METODE RANGKA BAJA DI KABUPATEN MOJOKERTO DAN PEHITUNGAN RAB Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi

Lebih terperinci

3.2 TAHAP PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

3.2 TAHAP PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Untuk membantu dalam proses penyelesaian Tugas Akhir maka perlu dibuat suatu pedoman kerja yang matang, sehingga waktu untuk menyelesaikan laporan Tugas Akhir dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Jembatan adalah sebuah struktur konstruksi bangunan atau infrastruktur sebuah jalan yang difungsikan sebagai penghubung yang menghubungkan jalur lalu lintas pada

Lebih terperinci

PEMBEBANAN JALAN RAYA

PEMBEBANAN JALAN RAYA TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN JALAN RAYA Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Peraturan Spesifikasi pembebanan yang membahas masalah beban dan aksi-aksi lainnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S1 Teknik Sipil diajukan oleh : ARIF CANDRA SEPTIAWAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN UNDERPASS SIMPANG TUJUH JOGLO SURAKARTA

PERENCANAAN UNDERPASS SIMPANG TUJUH JOGLO SURAKARTA Lembar Pengesahan ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN UNDERPASS SIMPANG TUJUH JOGLO SURAKARTA ( DESIGN OF SIMPANG TUJUH JOGLO SURAKARTA UNDERPASS) Disusun Oleh : FARID WIBISONO L2A0 002 059 MOCH.

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Tugas Akhir : EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN KALI PELUS PURWOKERTO. Disusun oleh : Semarang, Agustus 2006

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Tugas Akhir : EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN KALI PELUS PURWOKERTO. Disusun oleh : Semarang, Agustus 2006 i HALAMAN PENGESAHAN Judul Tugas Akhir : EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN KALI PELUS PURWOKERTO Disusun oleh : Muhamad Zaenuri L2A0 01 102 Noor Prihartanto L2A0 01 112 Semarang, Agustus 2006 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN. Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University

TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN. Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Peraturan Spesifikasi pembebanan yang membahas masalah beban dan aksi-aksi lainnya yang akan digunakan dalam perencanaan

Lebih terperinci

MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN PELATIHAN ROAD DESIGN ENGINEER (AHLI TEKNIK DESAIN JALAN) MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN 2005 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Tinjauan Umum BAB I PENDAHULUAN I.1. Tinjauan Umum Peningkatan sarana transportasi sangat diperlukan sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan sosial ekonomi pada hampir seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya pengembangan infrastruktur pendukungnya. Kegiatan yang serba cepat, serta masyarakat yang dituntut

Lebih terperinci

disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT

disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN (3111040607) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN 1. DIPILIH LINTASAN YANG SEMPIT DAN STABIL. ALIRAN AIR YANG LURUS 3. TEBING TEPIAN YANG CUKUP TINGGI DAN STABIL 4. KONDISI TANAH DASAR YANG BAIK 5. SUMBU SUNGAI DAN SUMBU JEMBATAN

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : PELAKSANA PEMASANGAN PINTU AIR

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : PELAKSANA PEMASANGAN PINTU AIR KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : PELAKSANA PEMASANGAN PINTU AIR Klasifikasi : Pelaksanaan Sub Bidang Pekerjaan Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III / Teknisi

Lebih terperinci

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM : PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Perkembangan Teknologi Jalan Raya Sejarah perkembangan jalan dimulai dengan sejarah manusia itu sendiri yang selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I.1 Tinjauan Umum

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I.1 Tinjauan Umum I-1 I BAB I PENDAHULUAN I.1 Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan

Lebih terperinci

METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG

METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG Shita Andriyani NRP : 0321068 Pembimbing : Dr. Ir. Purnomo Soekirno JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN KERANGKA ACUAN KERJA STUDI PENATAAN DAN PERENCANAAN DED KOMPONEN PSU KAWASAN KUMUH KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENYIAPAN PRASARANA SARANA DAN UTILITAS KAWASAN KUMUH LOKASI : KABUPATEN BANGGAI LAUT TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

No. Klasifikasi Medan Jalan Raya Utama 1 Datar (D) 0 9,9 % 2 Perbukitan (B) 10 24,9 % 3 Pegunungan (G) >24,9 %

No. Klasifikasi Medan Jalan Raya Utama 1 Datar (D) 0 9,9 % 2 Perbukitan (B) 10 24,9 % 3 Pegunungan (G) >24,9 % BAB IV ANALISA DATA Dalam proses perencanaan jembatan, setelah dilakukan pengumpulan data baik dari instansional maupun pustaka, dilanjutkan dengan evaluasi data / review study, berikutnya dilakukan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali, dan terletak kurang lebih 400 meter dari pantai lebih. Jembatan ini

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TEMPUR PADA RUAS JALAN TOL SEMARANG BAWEN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TEMPUR PADA RUAS JALAN TOL SEMARANG BAWEN LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TEMPUR PADA RUAS JALAN TOL SEMARANG BAWEN (DESIGN OF KALI TEMPUR BRIDGE ON THE SEMARANG BAWEN TOLL WAY) Disusun oleh : DRYASMARA K NIM : L2A0 04

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JENIS JEMBATAN Jembatan dapat didefinisikan sebagai suatu konstruksi atau struktur bangunan yang menghubungkan rute atau lintasan transportasi yang terpisah baik oleh sungai, rawa,

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR Oleh : Faizal Oky Setyawan 3105100135 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL PERENCANAAN Latar Belakang Dalam rangka pemenuhan dan penunjang kebutuhan transportasi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG

KERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG KERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG I. LATAR BELAKANG Transportasi merupakan pendukung perekonomian suatu daerah. Tersedianya suatu jaringan dan sistem transportasi

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520

Lebih terperinci

3.2. TAHAP PERANCANGAN DESAIN

3.2. TAHAP PERANCANGAN DESAIN BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum pengumpulan dan pengolahan data, pada tahap ini disusun kegiatan yang harus dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PRT/M/2015

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PRT/M/2015 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PRT/M/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEAMANAN JEMBATAN DAN TEROWONGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data Umum Jembatan Beton Prategang-I Bentang 21,95 Meter Gambar 4.1 Spesifikasi jembatan beton prategang-i bentang 21,95 m a. Spesifikasi umum Tebal lantai jembatan

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jembatan adalah infrastruktur yang menghubungkan suatu daerah yang terpisah karena adanya sungai, rawa, selat, jurang, dan rintangan lainnya. Adanya jembatan waktu tempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan manusia adalah salah satunya dengan menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan manusia adalah salah satunya dengan menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu unsur yang sangat penting dan mendukung dalam usaha meningkatkan kesejahteraan manusia adalah salah satunya dengan menyediakan konstruksi jalan raya sebagai

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas umum,yang berada pada permukaan tanah, diatas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Ruas jalan Cicendo memiliki lebar jalan 12 meter dan tanpa median, ditambah lagi jalan ini berstatus jalan arteri primer yang memiliki minimal kecepatan 60 km/jam yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODOLOGI III-1 III-1 BAB III METODOLOGI III.1 PENDAHULUAN Dalam proses perencanaan jalan perlu dilakukan analisa yang teliti, semakin rumit masalah yang dihadapi maka akan semakin kompleks pula analisa yang harus dilakukan.

Lebih terperinci

III - 1 BAB III METODOLOGI

III - 1 BAB III METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN Dalam proses perencanaan jalan perlu dilakukan analisa yang teliti, semakin rumit masalah yang dihadapi maka akan semakin kompleks pula analisa yang harus dilakukan.

Lebih terperinci