ANALISIS DAMPAK PANEN RAYA KOMODITAS PADI TERHADAP NILAI TUKAR PETANI (Kasus : Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

Transkripsi

1 ANALISIS DAMPAK PANEN RAYA KOMODITAS PADI TERHADAP NILAI TUKAR PETANI (Kasus : Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang) Nursamsi *), Salmiah**), Sri Fajar Ayu***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara **) Ketua Komisi Pembimbing di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ***) Anggota Komisi Pembimbing di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak panen raya terhadap NTP (Nilai Tukar Petani) dan pengaruhnya terhadap konsumsi bahan pokok Rumah Tangga Tani. Metode analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah uji beda rata-rata paired sampel dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panen raya komoditas padi berdampak terhadap konsumsi bahan pokok (Ikan, Gula, Buah, dan gas LPG). Konsumsi bahan pokok (Ikan, Gula, Buah, dan gas LPG) lebih rendah pada saat panen raya dibandingkan dengan non panen raya. Kata Kunci : Panen Raya, Konsumsi Bahan Pokok ABSTRACT The research objective is to analyze the impacts of harvest on NTP (Farmers Term of Trade) and its influencing on the consumption patterns of Domestic Farmers basic needs. The data analysis method used in this research is the paired sample T-test with 95% of reliability. The results show that rice harvest has impact on the consumption of basic needs (Fish, Sugar, Fruit, and LPG/Liquefied Petroleum Ga ). The consumption of basic needs (Fish, Sugar, Fruit, and LPG/Liquefied Petroleum Gas )is lower in the harvest time than in non-harvest time. Keywords: Harvest Time, Consumption Pattern Latar belakang PENDAHULUAN Keputusan Mentri Industri dan Perdagangan NO. 115/mpp/kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998, secara umum kebutuhan bahan makanan pokok masyarakat sering disingkat SEMBAKO (sembilan bahan pokok) yang meliputi Beras dan Sagu, 1

2 Jagung, Sayur dan Buah, Daging, Susu, Gula Pasir, Garam, Minyak Goreng, dan Minak Tanah atau Gas Elpiji. Menurut Sugiarto (2005), struktur pengeluaran rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah perubahan pengeluaran menurut waktu, perbedaan antar selera, perbedaan pendapatan dan lingkungan. Perilaku pengeluaran rumah tangga yang tersedia harus sesuai dengan tingkat kemampuan pendapatan yang diperoleh dan bagaimana mendistribusikannya, agar tidak terguncang untuk memenuhi kebutuhan dibawah tingkat kesejahteraan. Pada dasarnya akses kebutuhan rumah tangga terhadap pengeluaran bahan pangan dan bahan bukan makanan yang dibutuhkan sangat tergantung dari dayabeli, tingkat pendapatan, harga pangan, proses distribusi, kelembagaan tingkat lokal, maupun kondisi sosial lainnya Kesejahteraan petani secara sederhana dapat dilihat dari bagaimana ia memenuhi kebutuhan keluarganya, baik dari konsumsi kebutuhan makanan, pakaian, kesehatan, serta kelayakan hunian tempat tinggal. Salah satu masalah klasik yang sering dialami petani padi adalah anjloknya harga jual gabah/beras pada saat panen raya, dan meningkatnya harga pada saat diluar panen. Kondisi tersebut menyebabkan petani menjadi rugi dan usahatani padi tidak menguntungkan. Kabupaten Deli Serdang yang salah satu produksi panen terbesar sering sekali melakukan panen serentak dibeberapa daerah. Harga gabah kering panen (GKP) sebelumnya Rp 4.800,-/Kg turun menjadi Rp 3.800,-/Kg di daerah Percut sei Tuan saat panen raya yang terjadi dibulan februari (Republika, 2016). Hal diatas dapat menyebabkan berkurangnya penerimaan petani sehingga pendapatan petani juga berkurang jika hasil produksi petani tetap. Dengan demikian petani akan memenuhi kebutuhan rumah tangganya sesuai pendapatan yang dimiliki untuk dialokasikan sebaik mungkin. 2

3 Identifikasi masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah ada dampak panen raya terhadap konsumsi bahan pokok Rumah Tangga Tani. TINJAUAN PUSTAKA Panen raya adalah panen yang menghasilkan produksi dalam jumlah besar dan terjadi dibanyak wilayah. Untuk mengetahui pengeluaran rumahtangga petani dapat dikelompokkan dengan pola pengeluaran pangan non pangan rumahtangga selama periode tertentu. Indikator yang digunakan BPS tahun 2008 yaitu pengeluaran pangan terdiri dari beras, ikan, telur, minyak goreng, gula, kopi, teh, sayuran, dan buah. Dan pengeluaran non pangan yaitu pendidikan, pulsa, listrik, obat-obatan, pakaian, transportasi, dan rokok (Purba, 2015). Menurut Sugiarto (2005), struktur pengeluaran rumahtangga dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah perubahan pengeluaran menurut waktu, perbedaan antar selera, perbedaan pendapatan dan lingkungan. Perilaku pengeluaran rumahtangga yang tersedia harus sesuai dengan tingkat kemampuan pendapatan yang diperoleh dan bagaimana mendistribusikannya, agar tidak terguncang untuk memenuhi kebutuhan dibawah tingkat kesejahteraan. Pada dasarnya akses kebutuhan rumahtangga terhadap pengeluaran bahan pangan dan bahan bukan makanan yang dibutuhkan sangat tergantung dari dayabeli, tingkat pendapatan, harga pangan, proses distribusi, kelembagaan tingkat lokal, maupun kondisi sosial lainnya. Landasan Teori Teori penawaran menyatakan jika penawaran akan komoditas tertentu dipasar meningkat (berlebih) makan harga komoditas tersebut akan turun. Indikator panen raya adalah adanya peningkatan jumlah produksi (dari sisi supply), akibatnya harga mengalami penurunan. Berdasarkan teori hipotesis pendapatan relatif yang dikemukakan oleh James Duesenberry dalam bukunya Income, Saving, and Theory of Consumer Behavior, 3

4 pola konsumsi seseorang ditentukanoleh pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Dalam jangka panjang konsumsi berubah secara proporsional dengan pendapatan. Akan tetapi dalam jangka pendek konsumsi berubah dalam proporsi yang lebih kecil dari perubahan pendapatan. Rumahtangga akan terus menambah konsumsi makanannya sejalan dengan bertambahnya pendapatan, namun sampai batas tertentu penambahan pendapatan tidak lagi menyebabkan bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Metode penentuan daerah penelitian METODE PENELITIAN Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan metode purposive atau sengaja, sehingga Kecamatan Hamparan Perak dipilih dengan alasan memiliki produksi padi terbanyak di Kabupaten Deli Serdang. Tabel 1. Jumlah Sampel Disetiap Desa No Nama Desa Populasi (KK) Sampel (KK) 1 Paya Bakung /4.769 x 98= 14 2 Bulu Cina /4.769 x 98=14 3 Tandam Hilir II /4.769 x 98=22 4 Kota Datar /4.769 x 98=17 5 Paluh Manan /4.769 x 98= 8 6 Paluh Kurau /4.769 x 98=23 Jumlah Sumber: Data Sekunder Diolah Penentuan sampel Dipilih 6 (enam) desa dari Kecamatan Hamparan Perak untuk dijadikan sampel dengan alasan produksi padi diatas rata-rata produksi Kecamatan Hamparan Perak, yaitu Desa Paluh Kurau, Paluh Manan, Kota Datar, Bulu Cina, Tandam Hilir II, dan Paya Bakung. Jumlah petani sampel sebanyak 98 petani yang dihitung mrnggunakan rumus Slovin dan untuk menentukan sampel disetiap desa digunakan metode Pengambilan Sampel Berstrata Proporsional (Proportionate Stratified Random Sampling). Sehingga diambil sampel 14 petani di Desa Paya Bakung, 14 petani di Bulu Cina, 22 petani di Tandam Hilir II, 17 Petani di Kota Datar, 8 petani di Paluh Manan, dan 23 petani di Paluh Kurau. 52% sampel memiliki sawah tadah hujan dengan satu kali musim tanam selama setahun, 4

5 sedangkan 48% petani memiliki sawah irigasi dengan dua kali musim tanam selama setahun. Metode analisis data untuk mengetahui dampak panen raya terhadap konsumsi bahan pokok petani digunakan metode komparatif dan deskriptif, yaitu uji beda rata-rata pired sampel dengan bantuan SPSS. Uji ini digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan konsumsi bahan pokok rumah tangga tani pada saat panen raya dan non panen raya, sehingga dapat dilihat apakah panen raya memiliki dampak terhadap konsumsi bahan pokok petani. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut: H 0 : Tidak ada perbedaan yang nyata konsumsi bahan pokok saat panen raya dan non panen raya H 1 : Ada perbedaan yang nyata konsumsi bahan pokok saat panen raya dan non panen raya Kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikan / P-Value - Jika nilai signifikan / P Value > 0,05 ; maka Ho diterima Jika nilai signifikan / P Value < 0,05 ; maka H 1 diterima HASIL DAN PEMBAHASAN Dampak Panen Raya Terhadap Konsumsi Bahan Pokok Petani (Beras, Ikan, Telur, Minyak Goreng, Gula, Buah, Sayur dan Gas LPG) Kecamatan Hamparan Perak terdiri dari 20 Desa, dari enam desa sampel ada beberapa daerah yang panen diwaktu bersamaan. Dalam artian, bulan panen sama dan berdekatan. Dibulan April Desa Paya Bakung, Bulu Cina, dan beberapa lahan di Tandam Hilir II mengalami panen. Di akhir bulan Maret memasuki bulan April, desa Tandam Hilir II dan Paluh Kurau juga mengalami panen. Sedangkan dibulan Februari Desa Kota Datar, Paluh Manan, Paluh Kurau mengalami panen. Dibulan September Desa Paya Bakung, Desa bulu Cina, Desa Paluh Manan mengalami panen bersama. Sehingga dari bulan Maret hingga April padi melimpah melimpah, dan hal yang sama terjadi dibulan September. Harga gabah terendah ditingkat petani berada pada masa panen bulan April dan akhir Seprember. Harga gabah yang semula Rp 4.539,-/Kg menjadi Rp 3.683,- 5

6 /Kg. Rendahnya harga ditingkat petani dengan hasil produksi perpetani yang tetap mengakibatkan penerimaan petani berkurang dari biasanya, sehingga pendapatan petani juga berkurang. Berikut disajikan rata-rata konsumsi bahan pokok rumah tangga petanai di daerah penelitian pada saat panen raya dan non panen raya. Tabel 5. Rata-Rata Konsumsi Bahan Pokok Rumah Tangga Tani Non panen raya dan Panen Raya Uraian Non Panen Panen Keterangan raya Raya Beras (Kg/Bulan) 30,5 30,5 Tetap Ikan (Kg/Bulan) 8,5 7,2 Menurun Telur (Buah/Bulan) 29,1 28,4 Menurun Minyak Goreng (Kg/Bulan) 4,7 4,7 Tetap Gula (Kg/Bulan) 1,7 1,6 Menurun Buah (Kg/Buah) 2,6 2,3 Menurun Sayur (Kg/Bulan) 5 4,8 Menurun Gas LPG (Kg/Bulan) 7,1 6,5 Menurun Sumber: Data Primer diolah Dari Tabel diatas dapat dilihat rata rata konsumsi bahan pokok rumahtangga tani selama sebulan didaerah penelitian. Beras dan minyak goreng yang memiliki konsumsi tetap, sedangkan sisanya ikan, telur, gula, buah sayur dan LPG jika dilihat dari rata rata konsumsi mengalami penurunan. Penurunan kebutuhan tersebut tidak terlalu besar baik konsumsi ikan, telur, gula, buah, sayur dan gas LPG. Dari beberapa jenis konsumsi kebutuhan pokok petani diatas, akan dianalisis dengan menggunakan uji Paired Sampel untuk mengetahui apakah ada perbedaan konsumsi bahan pokok saat panen raya dan non panen raya. berikut ini disajikan hasil output dari SPSS: 6

7 Tabel 6. Hasil Uji Beda Rata Rata Pola Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Petani Sebelum Panen Raya Dan Saat Panen Raya Uraian Mean t df Signifikansi Ikan Non panen raya dan Panen Raya 1,267 3,207 0,002 Telur Non panen raya dan Panen Raya 0,653 0,664 0,506 Gula Non panen raya dan Panen Raya 0,073 3,140 0,002 Buah Non panen raya dan Panen Raya 0,275 3,424 0,001 Sayur Non panen raya dan Panen Raya 0,153 1,000 0,320 LPG Non panen raya dan Panen Raya 0,606 5,406 0,000 Sumber: Data Primer Diolah Dari hasil output SPSS hanya ikan, gula, buah dan gas LPG yang berbeda tingkat konsumsinya dilihat dari signifikansi > 0,05. Karena bahan makanan ini dapat digantikan, atau ditiadakan dalam rumahtanggatani. Kecenderungan petani mengurangi konsumsi rumahtangga akan ikan, buah serta gula jika pendapatan mereka lebih sedikit. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat dikatakan bahwa konsumsi rumah tanggatani akan ikan, gula, buah dan LPG menglami penurunan jika terjadi panen raya. Akan tetapi berbeda halnya dengan beras, minyak goreng, dan sayur tidak memiliki perbedaan jumlah konsumsi non panen raya dan panen raya. Kecenderungan petani mengurangi konsumsi rumahtangga akan ikan, buah serta gula jika pendapatan mereka lebih sedikit, artinya jika petani mengalami panen raya,penerimaannya menjadi lebih sedikit hingga mempengaruhi konsumsi rumah tangganya akan ikan, buah, dan gula pasir. Beberapa petani tidak akan membeli buah dalam setiap bulannya, serta mengurangi konsumsi ikannya dengan mensubstitusikannya kepada konsmsi ikan asin, tempe dan tahu. Gas LPG juga digunakan petani dan menguranginya jika mengalami penurunan pendapatan akibat penerimaan yang rendah. Memang beberapa petani juga menggunakan kayu bakar selain LPG, akan tetapi meningkatkan penggunaan kayu bakar jika sedang mengalami kesulitan. 7

8 Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN 1. Panen raya komoditas padi berdampak terhadap konsumsi Ikan, Gula, Buah, dan gas LPG dimana konsumsi bahan pokok ini lebih rendah pada saat panen raya dibandingkan pada saat non panen raya. Saran 1. Saran Kepada Petani Petani harus melakukan penjemuran atau pengolahan pasca panen pada padinya untuk mengurangi kadar air, hingga bisa disimpan dan dapat dijual saat padi tidak sedang melimpah untuk menghindari harga jual gabah yang rendah. 2. Saran Kepada Pemerintah Pemerintah diharapkan turun ikut campur dalam hal stabilisasi harga gabah ditingkat petani dengan melakukan pembelian gabah oleh perum BULOG untuk menghindari rendahnya harga gabah pada saat terjadi panen raya. Selain itu menyusun pola tanam padi untuk menghindari panen bersama. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti diharapkan menentukan sampel dengan proporsi yang sama antara petani dengan sawah tadah hujan dan sawah irigasi, untuk membandingkan NTP diantara keduanya dan menganalisis pengaruh jumlah kilang padi, agen disetiap desa dengan penetapan harga gabah ditingkat petani. DAFTAR PUSTAKA Badan Ketahanan Pangan Pertanian Kebijakan Stabilisasi Harga Pangan. bkp.pertanian.go.id Purba, Rayzon., Ahmad R., Kausar Analisis kesejahteraan Rumah Tangga Petani Plasma Kelapa Sawit Di Desa Rimbah Jaya Tran 500 Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Online Mahasiswa. Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Pekanbaru. Sugiarto Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani menurut Pola Pendapatan Dan Pengeluaran Di Pedesaan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor Badan Pusat Statistika Kecamatan Hamparan Perak Dalam Angka. BPS. Medan. 8