Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain"

Transkripsi

1 Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Safira Medina ; K-01; Kelompok IV Abstrak Sintesis ester etil p-aminobenzoat atau benzokain telah dilakukan melalui reaksi esterifikasi dari asam p-aminobenzoat yang direaksikan dengan etanol dan asam sulfat pekat. aminobenzoat yang digunakan sebagai starting material disintesis terlebih dulu dari asam p-asetamidobenzoat yang direaksikan dengan HCl 6 M, amoniak pekat, dan asam asetat glasial. asetamidobenzoat disintesis dari p-asetotoluidida. Dan p-asetotoluidida disintesis dengan starting material p-toluidin dengan penambahan HCl pekat, asam asetat anhidrat, dan natrium asetat. Kata kunci: benzokain, senyawa pain-killer, reaksi esterifikasi. Abstract Synthesis of ester ethyl p-aminobenzoic or benzocaine has been done through esterification reaction from p-aminobenzoic acid which was reacted with ethanol and concentrated sulfuric acid. P- aminobenzoic acid that used as starting material was synthesized by p-acetamidobenzoic acid which was reacted with HCl 6 M, concentrated ammonia, and glacial acetat acid. P-acetamidobenzoic acid was synthesized from p-acetotoluidida. And p-acetotoluidida was synthesized with p-toluidin as starting material in addition of concentrated HCl, anhydric acetat acid, and sodium acetat. Keywords: benzocaine, pain-killer compound, esterification reaction. 1. PENDAHULUAN Anestesi lokal, atau pain-killer, adalah kelas senyawa yang dipelajari dengan baik. Para ahli kimia telah memperlihatkan kemampuannya untuk mempelajari fitur esensial dari obat yang terjadi secara natural dan dalam meningkatkan esensinya dengan cara mensubstitusi gugus tertentu sehingga menjadi senyawa yang secara keseluruhan adalah senyawa baru, yaitu senyawa sintetis/pengganti. Kebanyakan substituen tersebut memberikan dampak medis yang unggul dan tidak memiliki atau hanya sedikit memberikan efek samping atau bahaya. Sebelum ditemukannya benzokain, dahulu luas penggunaan dari kokain yang berperan sebagai painkiller, namun memiliki efek merusak sistem syaraf pusat. Benzokain juga merupakan senyawa sintesis yang sering digunakan sebagai zat untuk anestesi lokal guna meredakan atau menekan rasa nyeri atau sakit. Benzokain merupakan senyawa yang memiliki gugus ester dan amina primer yang terpisahkan oleh cincin aromatik. Percobaan yang telah dilakukan bertujuan untuk mensintesis benzokain, yang dapat dikarakterisasi melalui pengujian titik leleh. Tentunya dilakukannya sintesis benzokain ini dikarenakan benzokain merupakan jenis senyawa berefek pain-killer yang tidak memberikan efek samping seperti senyawasenyawa pain-killer lainnya (kokain, eukain, ataupun piperokain). Prinsip dari percobaan yang dilakukan ialah reaksi esterifikasi pada asam p-aminobenzoat yang didapat dari langkah sintesis-sintesis sebelumnya. 2. METODE PERCOBAAN a) Sintesis p-asetotoluidida 1. Sebanyak 3,22 gram p-toluidin + 40 ml air dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml atau labu Erlenmeyer 125 ml kemudian diaduk. 2. Campuran ditambah dengan 2,6 ml larutan HCl pekat dan diaduk selama dua menit. 3. Ditambahkan 4,2 ml asam asetat anhidrat sambil diaduk kemudian segera ditambahkan ml larutan natrium asetat. Larutan diaduk kuat. 4. Campuran didinginkan dalam penangas es sampai muncul Kristal. 5. Kristal yang muncul disaring dengan corong Buchner dan dicuci dengan sedikit air es. 6. Produk dikeringkan kemudian ditimbang dan untuk rahap sintesis selanjutnya. b) Sintesis Asetamidobenzoat

2 1. Sebanyak 2 gram atau seluruh p-asetotoluidida dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer atau gelas kimia 250 ml. 2. Ditambahkan 5,202 gram MgSO 4.7H 2 O dan 64 ml air. 3. Campuran kemudian dipanaskan sampai dengan suhu campuran mencapai 85 o C (dalam penangas air sambil diaduk). 4. Ditambahkan larutan KMnO 4 panas secara perlahan dan sambil diaduk. Larutan KMnO 4 dibuat dengan melarutkan 5,2 gram KMnO 4 dalam 28 ml air panas. Penambahan KMnO4 panas ke dalam campuran dilakukan dalam kurun 30 menit sampai dengan tercampur sempurna. 5. Setelah campuran homogen, ditambahkan 4 ml etanol lalu diaduk kuat sampai mendidih. 6. Campuran panas disaring menggunakan corong Buchner dan dicuci dengan air. 7. Filtrat hasil penyaringan dipindahkan ke dalam labu Erlenmeyer bersih, kemudian diletakkan dalam penangas es. 8. Ditambahkan H 2 SO 4 20% ke dalam filtrat sampai ph antara 2-3. Terbentuk Kristal. 9. Penyaringan dengan corong Buchner kembali. 10. Kristal produk yang dihasilkan ditimbang dan untuk tahap sintesis selanjutnya. c) Sintesis Aminobenzoat 1. Sebanyak 2 gram atau seluruh asam p- asetamidobenzoat dimasukkan ke dalam labu bundar 25 ml kemudian ditambahkan 10 ml HCl 6 M. ke dalamnya juga dimasukkan batang pengaduk magnet. 2. Dilakukan refluks selama 30 menit. 3. Setelah refluks, campuran didinginkan sampai suhu kamar. 4. Campuran dipindahkan ke dalam labu Erlenmeyer 50 ml. Labu bundar dibilas dengan 2,5 ml air dingin untuk kemudian air bilasan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. 5. Ditambahkan larutan amoniak pekat 15 M tetes demi tetes sampai ph campuran antara 7-8 (tidak boleh lebih dari 8). Setelah penambahan amoniak, endapan akan terbentuk dan melarut lagi. 6. Volume larutan diperkirakan. Kemudian ditambahkan 1 ml asam asetat glasial untuk setiap 30 ml larutan. Pengadukan kuat. 7. Labu berisi campuran diletakkan ke dalam penangas es. 8. Ditambahkan asam asetat glasial (bila perlu). 9. Labu digesek dengan batang pengaduk kaca untuk menginisiasi pembentukan kristal. 10. Penyaringan Kristal dengan corong Buchner. 11. Kristal dikeringkan dan ditimbang serta untuk tahap sintesis selanjutnya. d) Sintesis Benzokain 1. Sebanyak 0,5 gram atau seluruh asam p- aminobenzoat dimasukkan ke dalam labu bundar 25 ml. 2. Ditambahkan 3,8 ml etanol dan diaduk sampai larut. 3. Dimasukkan tetes demi tetes 0,38 ml H 2 SO 4 pekat sambil diaduk, hingga terbentuk endapan yang larut lagi setelah pemanasan. 4. Refluks selama satu jam. 5. Setelah refluks, campuran didinginkan pada suhu kamar dan didiamkan sampai terbentuk endapan. 6. Ditambahkan tetes demi tetes larutan Na 2 CO 3 10% sampai dengan ph ± Dilakukan ekstraksi pada campuran dengan 2 3 ml diklorometana. 8. Setelah ekstraksi, dilakukan pemisahan antara fasa organik dan fasa air. 9. Fasa organik yang telah dipisahkan dicuci dengan 2 8 ml air. Dilakukan ekstraksi kembali dan fasa organik kemudian dipindahkan. 10. Fasa organik ditambah dengan Na 2 SO 4 anhidrat. 11. Penyaringan menggunakan corong biasa. Filtrat ditampung dalam Erlenmeyer bersih berpengaduk magnet. 12. Dilakukan penguapan metilen klorida (dikerjakan dalam lemari asam). 13. Padatan yang terbentuk direkristalisasi dengan etanol-air. 14. Penyaringan menggunakan corong Buchner. 15. Kristal dikeringkan kemudian ditimbang dan diuji titik lelehnya. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis senyawa-senyawa bertahap untuk mensintesis benzokain telah berhasil dilakukan, dengan nama senyawa tujuan, massa produk yang dihasilkan, dan rendemennya disajikan dalam tabel 1. Table 1. Massa produk dan rendemen senyawa-senyawa dalam sintesis benzokain Nama Senyawa Massa Produk (gram) Rendemen (%) p-asetotoluidida 6, ,7 asetamidobenzoat 1,633 73,8 aminobenzoat 0,395 23,81

3 Benzokain 0,1 23,09 Tabel 2. Hasil uji titik leleh produk dan persen galatnya Senyawa Titik % leleh Galat p-asetotoluidida ,33 asetamidobenzoat ,41 aminobenzoat ,27 Benzokain ,56 a) Sintesis p-asetotoluidida Sintesis p-asetotoluidida menggunakan starting material berupa p-toluidin. P-toluidin merupakan senyawa berwarna putih hingga putih kecoklatan dengan titik didih yang cukup tinggi (200 o C). P- toluidin memiliki gugus amina primer yang terikat pada cincin aromatik benzena (toluena), pada posisi para. P-toluidin direaksikan dengan asam klorida pekat kemudian ditambahkan asam asetat anhidrat ke dalam campuran. Asam klorida pekat dalam campuran ini berperan sebagai katalis dalam reaksi, sedangkan asam asetat anhidrat merupakan molekul yang berperan sebagai elektrofil dalam reaksi, dan p-toluidin sendiri berperan sebagai gugus penyerang (nukleofil) yang akan menyerang atom karbon pada ikatan C karbonil (C=O). Penyerangan pada C karbonil oleh p-toluidin dalam keadaan asam (katalis HCl pekat) akan menghasilkan p- asetotoluidida. Dari hasil percobaan yang dilakukan, titik leleh senyawa p-asetotoluidida yang didapat berada pada rentang o C, serta rendemen sebesar 147,7%. Hasil dari uji titik leleh menunjukkan bahwa senyawa yang disintesis cukup murni, karena memiliki galat yang kecil, yaitu 0,33%, terhadap titik leleh literatur. Sedangkan rendemen produk mencapai lebih dari 100% disebabkan produk kristal yang ditimbang belum benar-benar kering, sehingga angka yang terbaca pada neraca menjadi lebih besar dari yang sebenarnya karena ada tambahan massa dari pelarut yang belum tersedot oleh alat pengisap. b) Sintesis Asetamidobenzoat Sintesis asam p-asetamidobenzoat dilakukan dengan starting material berupa p-asetotoluidida yang pada langkah sebelumnya telah disintesis. P- asetotoluidida direaksikan dengan padatan magnesium heptahidrat dan air, serta dilakukan pemanasan hingga suhu campuran mencapai 85 o C. Ketika suhu tersebut tercapai, larutan KMnO 4 panas ditambahkan secara perlahan ke dalam campuran sambil mengaduk campuran. Suhu campuran haruslah mencapai 85 o C karena suhu ini diperlukan untuk memungkinkan terjadinya reaksi oksidasi gugus alkil, dalam hal ini adalah gugus metil pada toluena, oleh KMnO 4. Jika pemanasan tidak dilakukan atau jika suhu tidak mencapai 85 o C, maka kemungkinan reaksi oksidasi tidak terjadi atau tidak optimal. Reaksi oksidasi oleh KMnO4 hanya dapat terjadi pada gugus alkil yang terikat langsung pada cincin benzena, baik alkil primer maupun alkil sekunder. Alkil tersier tidak dapat teroksidasi karena halangan sterik. Oksidasi gugus metil pada p-asetotoluidida ini menyebabkan terbentuknya asam p-asetamidobenzoat. Dari hasil percobaan, didapatkan rendemen produk sebesar 73,8% dan titik lelehnya pada rentang o C. Rendemen yang dihasilkan cukup besar dan titik leleh produk memiliki galat sebesar 0,41% terhadap literatur. Galat titik leleh maupun rendemen produk dipengaruhi oleh faktor filtrat yang disaring tidaklah berwarna bening sekali, namun berwarna sedikit kekuningan. Warna tersebut menandakan masih ada KMnO 4 yang turut terlarut dalam filtrat, sehingga mempengaruhi kemurnian senyawa produk yang dihasilkan. c) Sintesis Aminobenzoat aminobenzoat disintesis dengan starting material yaitu asam p-asetamidobenzoat yang pada langkah sebelumnya telah disintesis. asetamidobenzoat ditambah dengan HCl 6 M kemudian dilakukan refluks selama 30 menit. Penambahan HCl 6 M berfungsi sebagai asam yang akan mengkatalisis reaksi dengan cara H + dari HCl diserang oleh atom O pada ikatan amida pada senyawa asam p-asetamidobenzoat sehingga akan - terjadi protonasi atom O dan gugus COCH 3 padanya dapat lepas sebagai leaving group. Setelah refluks selama 30 menit dan pendinginan campuran pada suhu kamar, ditambahkan amoniak 15 M ke dalam campuran. Penambahan amoniak 15 M bertujuan untuk menetralkan campuran, sehingga endapan akan terbentuk namun kemudian melarut kembali. Selain itu, penambhan amoniak pekat ini juga bertujuan untuk menjaga agar ph campuran tidak lebih dari 8, karena yang ingin dihasilkan pada sintesis ini berupa senyawa yang bersifat asam. Tahap selanjutnya adalah penambahan asam asetat glasial yang berguna sebagai pengikat gugus - COCH 3 yang dilepaskan sebagai leaving group sehingga tidak kembali berikatan dengan asam p- aminobenzoat yang terbentuk. Asam asetat glasial merupakan pelarut protik hidrofilik yang larut tidak hanya pada senyawa polar, namun pada senyawa non polar, seperti minyak. Pembentukan asam asetat glasial menyebabkan pembentukan ester dan juga ikatan amida. Dari hasil percobaan didapatkan rendemen produk hanya sebesar 23,81% dan titik lelehnya

4 berada pada rentang o C. Rendemen yang dihasilkan sangat kecil, namun titik leleh produk yang dihasilkan menunjukkan bahwa produk yang disintesis ini cukup murni, karena hanya menghasilkan galat sebesar 0,27% terhadap titik leleh literatur. Rendemen produk yang kecil ini dapat disebabkan karena penambahan asam asetat glasial yang kurang cukup untuk mengikat gugus COCH - 3 yang lepas tadi, sehingga produk asam p- aminobenzoat yang dihasilkan menjadi berkurang. d) Sintesis Benzokain Benzokain disintesis pada percobaan ini melalui reaksi esterifikasi langsung dari asam p- aminobenzoat dengan sejumlah tertentu etanol. Benzokain merupakan senyawa yang mengandung gugus ester. Ester merupakan senyawa yang dapat disintesis dari asam karboksilat dan alkohol. Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Gambar 1. Persamaan reaksi sintesis benzokain dari asam p-aminobenzoat. Seperti reaksi esterifikasi langsung untuk menghasilkan rasa atau aroma buatan, reaksi ini memberikan hasil rendemen benzokain yang lebih rendah karena kesetimbangan kimia. Tetapi berdasarkan prinsip Le Chatelier, kesetimbangan reaksi bergeser untuk menghasilkan produk tambahan. Oleh karena prinsip tersebut, kesetimbangan berada pada sisi gaya yang lebih lemah, sebagai konsekuensinya yaitu pada sisi air. Mekanisme reaksi pada gambar 2 menunjukkan terjadinya protonasi asam karboksilat oleh katalis asam untuk menstabilkan resonansi intermediet I. Kemudian nukleofilik menyerang alkohol, yaitu berupa etanol dalam percobaan ini. Karena terjadi transfer proton, pelepasan molekul air, dan pelepasan proton, kemudian dihasilkan produk akhir berupa benzokain. Gambar 3 dan 4 juga memperjelas mekanisme reaksi sintesis benzokain. Dalam sintesis benzokain, digunakan juga natrium karbonat. Natrium karbonat ditambahkan untuk mengatur ph campuran berada pada ph ±8 (pada tahap ini akan terbentuk banyak gas CO 2 ). Natrium karbonat akan menurunkan ph campuran sehingga gugus amino tidak lagi terprotonasi. Sebab sebelumnya, reaksi berlangsung dalam suasana asam yang menyebabkan protonasi pada gugus amino. Karena jumlah natrium karbonat yang ditambahkan tidak banyak, secara kasar volum yang sama antara air dan etanol dihasilkan. Dalam kondisi ini, banyak benzokain non-ionik terbentuk dalam percobaan tetap tidak terlarut, dan beberapa ion natrium bisulfit dan natrium p-aminobenzoat yang tak bereaksi kemungkinan terendapkan. Gugus amino pada asam p-aminobenzoat tidak berpartisipasi dalam sintesis benzokain. Hal ini dikarenakan anilin pada asam p-aminobenzoat kurang bersifat elektrofil dibanding dengan alkil amina. Dalam percobaan yang dilakukan, untuk teknik penambahan asam sulfat pekat ke dalam campuran dilakukan secara tetes demi tetes sambil diaduk. Hal tersebut dikarenakan asam sulfat bersifat eksoterm yang jika ditambahkan secara sekaligus, akan menghasilkan panas dan asap. Hal tersebut sangat berbahaya bagi praktikan yang mengerjakan. Oleh karena itu, dilakukan ekstraksi menggunakan 2 3 ml diklorometana. Ekstraksi ini bertujuan untuk memisahkan benzokain dari senyawa-senyawa ionik. Dengan memisahkan fasa organik dan fasa air, fasa organik kemudian dicuci dengan 2 8 ml air kemudian diekstraksi lagi. Fasa organik dipisahkan kembali. Selanjutnya, setelah lapisan diklorometana-etanol dikeringkan menggunakan natrium bisulfat anhidrat, dilakukan filtrasi untuk mendapatkan filtrat fasa organik. Filtrat ini kemudian diuapkan untuk menguapkan metilenklorida. Proses penguapan ini akan menghasilkan kristal. Kristal yang terbentuk kemudian direkristalisasi menggunakan pelarut etanol:air. Proses rekristalisasi bertujuan untuk memurnikan kristal yang terbentuk, karena lapisan minyak yang melarut di dalam filtrat serta pelarutpelarut lain yang mungkin jadi pengotor akan teruapkan. Setelah itu, seharusnya dilakukan penyaringan dengan corong buchner, namun karena kristal yang didapatkan tidak banyak, maka kristal dikeringkan dengan kertas isap saja. Dari hasil percobaan, dihasilkan rendemen dan titik leleh produk berturut-turut sebesar 23,09% dan o C, dengan galat titik leleh produk sebesar 0,56% terhadap titik leleh literatur. Gambar 2. Mekanisme reaksi sintesis benzokain.

5 semester ini yang telah banyak membantu keberjalanan kerja selama di laboratorium, kepada asisten-asisten praktikum yang selalu membimbing selama pelaksanaan praktikum, kepada Ibu Deana selaku pimpinan praktikum yang senantiasa membimbing dan memperhatikan kami selaku praktikan dengan penuh pengertian, kepada orang tua saya yang selalu mensupport dengan doa dan kasih sayangnya, dan kepada Allah SWT. yang telah memberi saya kesempatan untuk menuntut ilmu di institusi ini. DAFTAR PUSTAKA Gambar 3. Unreacted starting material. Andreas Hintennach (2003), Synthesis of a local anesthetic Benzocaine. Pavia, Lampman, Kriz & Angel (2006), The Preparation of the Local Anesthetic, Benzocaine by an Esterification Reaction. of Benzocaine from p-aminobenzoic acid?#slide=1. Gambar 4. Benzokain terprotonasi menjadi benzokain netral dampak penambahan Na 2 CO 3 4. KESIMPULAN Sintesis senyawa benzokain berhasil dilakukan dengan data percobaan disajikan dalam tabel berikut. Senyawa p-asetotoluidida asetamidobenzoat aminobenzoat Benzokain Titik leleh o C % Galat Massa Produk (gram) yield (%) 0,33 6, ,7 0,41 1,633 73,8 0,27 0,395 23,81 0,56 0,1 23,09 UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada rekan-rekan satu kelompok praktikum selama satu

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO Septi Nur Diana 10510036 K-02 Kelompok J septinurdiana92@yahoo.com Abstrak Pada percobaan ini telah dilakukan sintesis senyawa organik dengan

Lebih terperinci

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Nurrahmi Handayani

Lebih terperinci

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI TUJUAN Mempelajari pengaruh konsentrasi katalisator asam sulfat dalam pembuatan etil asetat melalui reaksi esterifikasi DASAR TEORI Ester diturunkan dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK Paraf Asisten LAPRAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA RGANIK Judul : Sintesis Para Nitroasetanilida Tujuan Percobaan : Memperlajari reaksi nitrasi senyawa aromatis Pendahuluan Asetanilida adalah senyawa turunan

Lebih terperinci

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat 1.1 Latar Belakang Senyawa ester hasil kondensasi dari asam asetat dengan 1-pentanol akan menghasilkan senyawa amil asetat.padahal ester dibentuk dari isomer pentanol yang lain (amil alkohol) atau campuran

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL

Lebih terperinci

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH Petunjuk Paktikum I. ISLASI EUGENL DARI BUNGA CENGKEH A. TUJUAN PERCBAAN Mengisolasi eugenol dari bunga cengkeh B. DASAR TERI Komponen utama minyak cengkeh adalah senyawa aromatik yang disebut eugenol.

Lebih terperinci

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida NP 5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida CH CH + H H 2 S 4 + CH 3 CH C 4 H 6 3 C 7 H 6 3 C 9 H 8 4 C 2 H 4 2 (120.1) (138.1) (98.1) (180.2) (60.1) Klasifikasi

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah dilakukan. Sub bab pertama diuraikan mengenai waktu dan lokasi penelitian, desain penelitian, alat dan bahan

Lebih terperinci

Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh

Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh Jumat, 4 April 2014 Raisa Soraya*, Naryanto, Melinda Indana Nasution, Septiwi Tri Pusparini Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Penataan Ulang Beckmann

Penataan Ulang Beckmann Penataan Ulang Beckmann [Rizki Maulana Arief] [10512029; 01; 02] rizki.maulana@students.itb.ac.id Abstrak Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatik yang digolongkan sebagai amida primer,

Lebih terperinci

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi

Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi Penulis: Ricky Aditya 10512095; Kelas 01; Kelompok VI rickyadityasmansa@gmail.com Abstrak Dihidro 1,3

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak 40 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 41 Lampiran 3. Hasil uji asam dikofenak dengan FT-IR 42 Lampiran 4. Hasil uji butil diklofenak

Lebih terperinci

REKRISTALISASI DAN TITIK LELEH

REKRISTALISASI DAN TITIK LELEH REKRISTALISASI DAN TITIK LELEH I. Tujuan Dapat memahami teknik teknik dasar dalam pemisahan dan pemurnian zat padat dengan rekristalisasi serta menentukan kemurniannya dengan titik leleh. II. Teori Zat

Lebih terperinci

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein 57 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein CH H H + 2 + 2 H 2 H C 8 H 4 3 C 6 H 6 2 C 2 H 12 5 (148.1) (11.1) (332.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol JUDUL TUJUAN PERCBAAN IV : BENZIL ALKL : 1. Mempelajari kelarutan benzyl alkohol dalam berbagai pelarut. 2. Mengamati sifat dan reaksi oksidasi pada benzyl alkohol. ari/tanggal : Selasa, 2 November 2010

Lebih terperinci

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol) 4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol) NBCC CH 3 CN + C 20 H 14 O 2 C 26 H 29 ClN 2 O (286.3) (421.0) R-enantiomer S-enantiomer Klasifikasi

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol Paraf Asisten Judul LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari reaksi dehidrasi dari suatu alkohol untuk menghasilkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II I. Nomor Percobaan : VI II. Nama Percobaan : Reaksi Asetilasi Anilin III. Tujuan Percobaan : Agar mahasiswa dapat mengetahui salah satu cara mensintesa senyawa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212 PERCOBAAN VIII PEMURNIAN SENYAWA ORGANIK PADAT DENGAN REKRISTALISASI Tanggal Praktikum : 4 Maret 2014 Tanggal Pengumpulan : 13 Maret 2014 Disusun

Lebih terperinci

PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI

PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI Penulis: Gayatri Ayu Andari NIM: 10513053 Kelas: K-01 Kelompok: 4 gayatriayuandari@yahoo.com Abstrak Ekstraksi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk proses

Lebih terperinci

Penataan Ulang Beckmann

Penataan Ulang Beckmann Penataan Ulang Beckmann Penulis: Cyntia Stiani Anggraini 10512081; K-01; Kelompok VI cyntia_sa@yahoo.co.id Abstrak Di dalam laporan ini dibahas mengenai reaksi yang melibatkan penataan ulang Beckmann,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN I. Tujuan Praktikum 1. Melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat dan asam asetat anhibrida 2. Menjelaskan prinsip asetilasi II. Landasan Teoritis Reaksi asam salisilat (asam

Lebih terperinci

Sintesis Benzil Alkohol dan Asam Benzoat dengan Menggunakan Prinsip Reaksi Cannizzaro

Sintesis Benzil Alkohol dan Asam Benzoat dengan Menggunakan Prinsip Reaksi Cannizzaro Sintesis Benzil Alkohol dan Asam Benzoat dengan Menggunakan Prinsip Reaksi Cannizzaro Kezia, Akbar Saputro, Septianty Magdalena, Widhi Susanti Departemen Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia Kampus

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Paraf Asisten Judul JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik

Lebih terperinci

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NP 4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NaEt C 10 H 18 4 Na C 2 H 6 C 8 H 12 3 (202.2) (23.0) (46.1) (156.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun Oleh : Nama : Veryna Septiany NPM : E1G014054 Kelompok : 3 Hari, Jam : Kamis, 14.00 15.40 WIB Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung Lestari Nike Situngkir Tanggal Praktikum

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Bahan dan Peralatan 3.1.1 Bahan-bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metanol, NaBH 4, iod, tetrahidrofuran (THF), KOH, metilen klorida,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Sintesis amina sekunder rantai karbon genap dan intermediat-intermediat sebelumnya dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

5009 Sintesis tembaga ftalosianin P 59 Sintesis tembaga ftalosianin (H H ) 6 Mo 7 2 2. H2 + 8 + CuCl H 2-8 H 3-8 C 2 - H 2 - HCl Cu C 8 H 3 CH 2 CuCl H 2 Mo 7 6 2. H 2 C 32 H 16 8 Cu (18.1) (6.1) (99.) (1235.9) (576.1) Literatur Classic

Lebih terperinci

Kelompok G : Nicolas oerip ( ) Filia irawati ( ) Ayndri Nico P ( )

Kelompok G : Nicolas oerip ( ) Filia irawati ( ) Ayndri Nico P ( ) Kelompok G : Nicolas oerip (5203011028) Filia irawati (5203011029) Ayndri Nico P (5203011040) Mempelajari reaksi esterifikasi Apa sih reaksi esterifikasi itu? Bagaimana reaksi esterifikasi itu? Reaksi

Lebih terperinci

Kondensasi Senyawa Karbonil dan Reaksi Cannizaro

Kondensasi Senyawa Karbonil dan Reaksi Cannizaro Kondensasi Senyawa Karbonil dan Reaksi Cannizaro Maykel Gautama 10512075 ; K-01; Kelompok V maykel.gautama@gmail.com Abstrak Reaksi Cannizzaro adalah reaksi redoks yang menggunakan dua buah molekul aldehid

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ACARA 4 SENYAWA ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER Oleh: Kelompok 5 Nova Damayanti A1M013012 Nadhila Benita Prabawati A1M013040 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,

Lebih terperinci

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol) 4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol) FeCl 3. 6 H 2 O C 10 H 7 C 20 H 14 O 2 (144.2) (270.3) (286.3) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Penggabungan oksidatif naftol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak) LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak) 56 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 57 Lampiran 3. Hasil uji asam diklofenak dengan FT-IR 58 Lampiran 4. Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena 4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena C 6 H 10 (82.2) + 4 H H 2 2 H + 4 H 2 (34.0) + sodium tungstate dihydrate + Aliquat 336. Na 2 W 4 2 H 2 (329.9) C 6 H 10 4 C 25 H 54 ClN (404.2) (146.1) Klasifikasi

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

Laporan praktikum kimia logam dan non logam Laporan praktikum kimia logam dan non logam natrium peroksoborat Nama Anggota Kelompok Ebsya Serashi James Marisi Yeshinta Risky Priasmara Putri Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2010 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer

Lebih terperinci

Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes

Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Ibnu Ubaidillah Abstrak. Garam diazonium

Lebih terperinci

Reaksi Esterifikasi. Oleh : Stefanus Dedy ( ) Soegiarto Adi ( ) Cicilia Setyabudi ( )

Reaksi Esterifikasi. Oleh : Stefanus Dedy ( ) Soegiarto Adi ( ) Cicilia Setyabudi ( ) Reaksi Esterifikasi Oleh : Stefanus Dedy (5203011003) Soegiarto Adi (5203011006) Cicilia Setyabudi (5203011014) Macam Reaksi Senyawa Organik Reaksi Substitusi Reaksi penggantian (penukaran) suatu gugus

Lebih terperinci

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum B Waktu: 120 menit

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

Reaktifitas alkohol terhadap esterifikasi. Reaktifitas asam karboksilat terhadap esterifikasi

Reaktifitas alkohol terhadap esterifikasi. Reaktifitas asam karboksilat terhadap esterifikasi Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL REAKSI-REAKSI ALKHL DAN FENL TUJUAN Tujuan dari Percobaan ini adalah: 1. Membedakan alkohol dengan fenol berdasarkan reaksinya dengan asam karboksilat 2. Membedakan alkohol dan fenol berdasarkan reaksi

Lebih terperinci

REKRISTALISASI REKRISTALISASI

REKRISTALISASI REKRISTALISASI REKRISTALISASI Dwi Yuli Prastika 2013 Telah dilakukan percobaan rekritalisasi dengan tujuan mempelajari teknik pemurnian senyawa berbentuk kristal, memurnikan vanilin dan menentukan titik lebur vanilin.

Lebih terperinci

MODUL I Pembuatan Larutan

MODUL I Pembuatan Larutan MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan 3 Percobaan 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, seperti gelas kimia, gelas ukur, cawan petri, labu

Lebih terperinci

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat NP 4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat C 19 H 36 2 (296.5) 10 9 SnCl 4 H 2 Me (260.5) + H 3 C C N C 2 H 3 N (41.1) NH + 10 10 9 9 Me Me C 21 H 41 N 3 (355.6) NH Klasifikasi Tipe reaksi

Lebih terperinci

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Pengantar Gugus fungsi dari asam karboksilat terdiri atas ikatan C=O dengan OH pada karbon yang sama. Gugus karboksil biasanya ditulis -COOH. Asam alifatik memiliki gugus alkil

Lebih terperinci

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol 00 Nitrasi fenol menjadi -nitrofenol dan -nitrofenol KNO, H SO NO + NO C H O (9.) KNO (0.) H SO (98.) C H NO (9.) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi elektrofilik aromatis, nitrasi

Lebih terperinci

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NP 5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NH 4 HC 3 + + 2 C 2 C 2 C 2 H CH 3 H 3 C N CH 3 H + 4 H 2 + C N 3 C 7 H 6 C 6 H 10 3 C 19 H 23 4 N C 2 (79.1) (106.1) (130.1)

Lebih terperinci

BAB II SINTESIS ASPIRIN

BAB II SINTESIS ASPIRIN BAB II SINTESIS ASPIRIN 2.1. Tujuan Percobaan - Memahami reaksi esterifikasi fenol - Memahami reaksi pembuatan aspirin - Mampu melakukan uji kadar aspirin hasil reaksi 2.2. Tinjauan Pustaka Ester diturunkan

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III )

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL

Lebih terperinci

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan BAB III METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan Penyegar, Unit Pelayanan Terpadu Pengunjian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT. PSMB) Medan yang bertempat

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga, 24 BAB III METODA PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID Nama : Anca Awal Sembada NIM : 11214003 ` Kelompok : 1 (Shift

Lebih terperinci

Lampiran 1. Flowsheet pembuatan dry ethanol

Lampiran 1. Flowsheet pembuatan dry ethanol Lampiran 1. Flowsheet pembuatan dry ethanol Etanol p.a Dimasukkan ke dalam beaker glass Ditambahkan natrium sulfat anhidrat secukupnya Ditutup dengan plastik dan karet Digoyang Didiamkan selama 24 jam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini telah disintesis tiga cairan ionik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini telah disintesis tiga cairan ionik BAB IV HASIL DA PEMBAHASA Pada penelitian ini telah disintesis tiga cairan ionik berbasis garam benzotriazolium yaitu 1,3-metil oktadesil-1,2,3-benzotriazolium bromida 1, 1,3- metil heksadesil-1,2,3-benzotriazolium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK Waktu 150 menit Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Lebih terperinci

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN Konversi Etil p-metoksisinamat Isolat dari Kencur Kaempferia galanga L. Menjadi Asam p-metoksisinamat Menggunakan Katalis Basa NaH Murtina*, Firdaus, dan Nunuk Hariani Soekamto Departemen Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sementara analisis dengan menggunakan instrumen dilakukan

Lebih terperinci

ORTO DAN PARA NITROFENOL

ORTO DAN PARA NITROFENOL ORTO DAN PARA NITROFENOL Tujuan 1. Mensintesis o-nitrofenol dan p-nitrofenol dari fenol dan asam nitrat melalui nitrasi 2. Memisahkan o-nitrofenol dan p-nitrofenol dengan metode distilasi uap 3. Memurnikan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

SINTESIS KLOROFORM. I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk.

SINTESIS KLOROFORM. I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk. SINTESIS KLOROFORM I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk. II. TEORI Kloroform merupakan senyawa turunan dari alkana yaitu

Lebih terperinci

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 Disusun oleh : AMELIA DESIRIA KELOMPOK: Ma wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami, Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan 5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan H O O O NO 2 + HO HO 4-toluenesulfonic acid + NO 2 O H 2 C 7 H 5 NO 3 C 2 H 6 O 2 C 7 H 8 O 3 S. H 2 O C 9

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metodologi Seperti yang telah diungkapkan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat katalis asam heterogen dari lempung jenis montmorillonite

Lebih terperinci

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si DAFTAR HALAMAN Manual Prosedur Pengukuran Berat Jenis... 1 Manual Prosedur Pengukuran Indeks Bias... 2 Manual Prosedur Pengukuran kelarutan dalam Etanol... 3 Manual

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES ESTERIFIKASI ASAM SALISILAT DENGAN n-oktanol

OPTIMASI PROSES ESTERIFIKASI ASAM SALISILAT DENGAN n-oktanol Jurnal Wahana Matematika dan Sains, Volume 8 Nomor 1, April 2014 1 OPTIMASI PROSES ESTERIFIKASI ASAM SALISILAT DENGAN n-oktanol Ida Bagus Made Asmara Dwipa, Frieda Nurlita, I Nyoman Tika Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani

Lebih terperinci

SK SINTESIS SENYAWA ORGANIK PETUNJUK PRAKTIKUM. Tim Pembina Kimia Organik Mardi Santoso Agus Wahyudi Yulfi Zetra Didik Prasetyoko Arif Fadlan

SK SINTESIS SENYAWA ORGANIK PETUNJUK PRAKTIKUM. Tim Pembina Kimia Organik Mardi Santoso Agus Wahyudi Yulfi Zetra Didik Prasetyoko Arif Fadlan SK 091342 SINTESIS SENYAWA RGANIK PETUNJUK PRAKTIKUM Tim Pembina Kimia rganik Mardi Santoso Agus Wahyudi Yulfi Zetra Didik Prasetyoko Arif Fadlan Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian studi pendahuluan reaksi konversi selulosa jerami padi menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol 4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol C 12 H 26 O (186.3) OH H 2 SO 4 konz. (98.1) + HBr (80.9) C 12 H 25 Br (249.2) Br + H 2 O (18.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4002 Sintesis benzil dari benzoin 4002 Sintesis benzil dari benzoin H VCl 3 + 1 / 2 2 + 1 / 2 H 2 C 14 H 12 2 C 14 H 10 2 (212.3) 173.3 (210.2) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan ksidasi alkohol, keton, katalis logam transisi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci