LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK BERDASARKAN METODE SPEKTROSKOPI (MASSA, IR, HNMR, DAN CNMR)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK BERDASARKAN METODE SPEKTROSKOPI (MASSA, IR, HNMR, DAN CNMR)"

Transkripsi

1 LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK BERDASARKAN METODE SPEKTROSKOPI (MASSA, IR, HNMR, DAN CNMR) OLEH: NAMA : SHARNILA STAMBUK : KELOMPOK : III (TIGA) KELAS : C4 ASISTEN : NASRUL HAQ, S.FARM FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

2 Dalam dunia farmasi, terdapat berbagai macam metode dan alat-alat yang digunakan guna keperluan aspek kefarmasian. Alat-alat yang digunakan antara lain contohnya yaitu alat-alat instrumen. Alatalat instrumen berfungsi untuk menghitung kadar suatu senyawa dalam sediaan, baik itu kadar dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Analisis instumen dikenal sebagai analisis fisika-kimia, sebab instrumen yang digunakan dalam penentun sampel didasarkan pada sifat-sifat fisika-kimia dari molekul atau atom dalam sampel yang dianalisis. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik, sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan. Elusidasi struktur molekul senyawa organik merupakan tahapan terpenting dari penggunaan analisis spektroskopi modern. Dalam elusidasi struktur molekul untuk menentukan struktur senyawa. Adapun metode yang digunakan yaitu spektroskopi dimana metode ini merupakan metode yang paling tepat dalam menentukan rumus molekul atau elusidasi struktur senyawa-senyawa organik. Adapun penentuan rumus molekul terdapat 2 cara yaitu menggunakan cara klasik melalui analisis elementer dan melalui metode modern yang melihat dari nilai M + nya kemudian dibandingkan dengan tabel J.H Beynon. Metode klasik akan memberikan data tentang jenis unsure dan perbandingan mol atom-atom unsure penyusun molekul. Namun dalam penggunaan analisis elementer terdapat kelemahan yang di miliki yaitu analisis elementer hanya dapat mengidentifikasi sebatas unsur karbon, hidrogen dan oksigen saja. Sedangkan penentuan berat molekul suatu senyawa yang di peroleh dari M + spektrum dari spektroskopi massa, dengan mudah menyusun rumus molekul suatu senyawa, sehingga lebih tearah untuk menetapkan struktur molekul suatu senyawa berdasarkan metode spektroskopi.

3 Melihat pentingnya metode-metode diatas dalam menentukan rumus struktur molekul suatu sampel maka praktikum ini dilakukan agar mahasiswa mampu menganalisis ion untuk memberikan informasi tentang berat molekul senyawa dan struktur kimianya. 1.2 Maksud Praktikum Adapun maksud percobaan ini yaitu untuk memahami elusidasi struktur senyawa organic berdasarkan metode spektroskopi (massa, IR, HNMR dan CNMR 1.3 Tujuan Percobaan Adapun tujuan percobaan yaitu untuk menentukan dan melakukan elusidasi struktur senyawa organik berdasarkan metode spektroskopik (massa, IR, HNMR dan CNMR). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dengan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai ungsi dari

4 panjang gelombang. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar diseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinue, minokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar,2008). Diagram sederhana dari spektrofotometer (Ditjen POM, 1979) : Sumber Monokromator Sel Penyerap Meter atau Pencatat Amplifier Detektor Prinsip kerja spektrofotometer mula-mula zat yang akan diukur diidentifikasi, berupa atom atau molekul. Radiasi dari sumber infra merah dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua bagian yang sama dengan arah yang saling tegak lurus. Setelah itu, kedua radiasi tersebut dipantulkan kembali ke dua cermin sehingga bertemu kembali di pencacah sinar untuk berinteraksi. Sebagian sinar diarahkan ke sampel lalu ke detektor sedangkan sebagian lagi dibalikkan ke sumber gerak. Maju mundur cermin akan menyebabkan sinar yang menuju detektor berfluktuasi tetapi terkendali (Cahyono, 2008). Spektroskopi inframerah merupakan teknik yang sangat berguna untuk pengidentifikasian senyawa- senyawa yang tidak di kenal, misalnya produkk dari suatu sintesis atau metabolit kemih dari seekor hewan percobaan, terutama ketika di gunakan bersama-sama dengan teknik elusidasi stuktur lainnya, seperti resonansi magnetic nuklir dan spektrometri massa (Cairns, 2008). Spektrometer massa adalah suatu instrument yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massa dan

5 beratnya. Teknik ini tidak dapat dilakukan dengan spektroskopi, akan tetapi nama spektroskopi dipilih disebabkan persamaannya dengan pencatat fotografi dan spectrum garis optic. Umumnya spectrum massa diperoleh dengan mengubah senyawa suatu sampel menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan (m/e). proses ionisasi menghasilkan partikelpartikel bermuatan positif, dimana massa yang terdistribusi adalah spesifik terhadap senyawa induk. Selain untuk penentuan struktur molekul, spectrum massa dipakai untuk penentuan analisis kuantitatif. Biasanya sampel ditembaki dengan berkas electron yang menghasilkan suatu ion molekul atau fragmen ionic.fragmen-fragmen bermuatan ini dapat dipisahkan menurut massanya (Asis, 2010). Merupakan suatu instrumen yang menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji, memilah ion tersebut menjadi spektum yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada. Umumnya hanya ion positif yang dipelajari karena ion negatif yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa. Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu) (Khopkar, 2008). Dalam suatu spectrometer NMR, radio frekuensi dibuat tetap pada 60 MHz, sedangkan Ho diubah ubah dalam suatu range kecil, dan frekuensi absorpsi direkam untuk berbagai harga Ho. Jadi spectrum NMR ialah grafik dari banyaknya enegi yang diserap (I, intensitas) versus kuat medan magnet (Supratman,2007). Dalam spektro 1 HNMR, suatu medan magnet luar berupa tapalkuda permanen atau suatu electromagnet. Kuat medan magnet luar dilambangkan (Ho) akan bergasing / berputar pada momen magnet nuklirnya (inti), terinduksi, apabila senyawa sampel mengandung atom atom hidrogen ditempatkan dalam medan magnet luar tersebut, maka

6 inti hidrogen/ proton dapat bersikap paralel atau anti paralel atau anti paralel terhadap arah medan magnet luar ( tergantung bentuk ikatan atom hydrogen dengan atom unsure lain dalam molekul senyawa). Dalam keadaan paralel ataupun anti paralel suatu poton / atom hydrogen senyawa dikenal radiasi gelombang frekuensi gelombang radio yang cocok, maka momen magnet inti hydrogen/proton menyerap radiasi tersebut dan terjadi pembalikkan arah(flip) dan menyebabkan poton bepindah arah dari keadaan paralel menjadi anti paralel atau dikatakan proton mengalami peristiwa resonansi yang dikenal sebagai resonansi magnetic inti (NMR) (Supratman, 2007). Rumus molekul yang telah diketahui dapat digunakan untuk menghitung nilai DBE dan memperkirakan kemungkinan bentuk struktur unknown tersebut sehingga sudah terbayang bentuk struktur molekul yang akan dituju. Terdapat banyak metode penentuan persentase bobot dari unsur-unsur dalam suatu senyawaan, bergantung macamnya senyawa dan unsur penyusunnya. Dua metode klasik ialah analisis pengendapan dan analisis pembakaran, adapun metode analisis pembakaran masih digunakan secara meluas (Khopkar, 2008). Jika suatu zat mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen, setelah dilakukan penimbangan, dapat dibakar dalam suatu tabung tertutup dalam suatu aliran oksigen untuk menghasilkan karbondioksida dan air (Khopkar, 2008). Produk pembakaran tersebut dikeluarkan dari tabung dengan aliran oksigen ke dalam dua bahan penyerap, yaitu penyerap uap air oleh magnesium perkolat dan penyerap gas karbon dioksida oleh natrium hidroksida menghasilkan natrium karbonat. Adapun pertambahan berat penyerap masing-masing merupakan bobot air dan karbon dioksida. Hasil oksidasi sempurna senyawa tersebut diukur kemudian dengan dasar stokiometri dapat dihitung unsur-unsur penyusunnya (Khopkar, 2008).

7 Penentuan nilai DBE menurut Dudley H. William and lan Fleming dalam buku Spectroscopic methods in organic chemistry, adapun rumus molekul yang telah diketahui dapat digunakan untuk memperkirakan berapa banyak ikatan rangkap atau sistem lingkar yang mungkin ada sesuai rumus molekul yang telah diketahui tersebut dengan menggunakan persamaan (2008). C a H b O c DBE = (2 a+2 ) b 2 Apabila terdapat atom Cl, Br, I pada formula molekul maka perlakuan sebagai atom monovalen H, dan jika terdapat atom trivalen (N, P, dll) maka digunakan rumus sebagai berikut (Khopkar, 2008): C a H b O c N d DBE = Bila diperoleh nilai DBE = 0 atau cincin (2a+2 ) (b d) 2 berarti tidak ada ikatan rangkap 1 berarti terdapat satu ikatan rangkap dua atau satu cincin (bukan aromatis). 2 berarti ada dua ikatan rangkap dua atau satu ikatan rangkap dua dan satu cincin atau satu ikatan rangkap tiga, dst. 2.2 Uraian Bahan 1. Alkohol ( Ditjen POM, 1979 : 65) Nama Resmi : AETHANOLUM Nama Lain : Etanol, Alkohol RM/BM : C 2 H 6 O Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas; mudah terbakar dan memberikan nyala biru yang tidak berasap. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan

8 Eter P Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya, di tempat sejuk jauh dari nyala api Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh kuman 2. Eter (Ditjen POM, 1979 : 66) Nama resmi : AETHER ASTHETICUS Nama lain : Eter anastesi, efoksierana RM/BM : C 4 H 10 O/ 74,12 Pemerian : Cairan transparan, tidak berwarna, bau khas; rasa manis dan membakar. Sagat mudah menguap; sangat mudah terbakar Kelarutan : Larut dalam 10 bagian air; dapat bercampur dengan etanol (95%) P, dengan kloroform P, dengan minyak lemak dan dengan minyak atsiri Penyimpanan : Dalam wadah kering tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk. Kegunaan : Anastesi Umum 3. Kloroform (Ditjen POM, 1979: 151) Nama resmi : CHLOROFROM Nama lain : Kloroform RM/BM : CHCl 3 / 119,38 Pemerian : Cairan, mudah menguap, tidak berwarna; bau khas; rasa manis dan membakar Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 200 bagian air, mudah larut dalam etanol mutlak P, dalam eter P, dalam sebagian besar pelarut organic, dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemak Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik tersumbat kaca, terlindung dari cahaya Khasiat : Anastetikum umum, pengawet; zat tambahan

9 3.1 Alat Praktikum BAB 3 METODE KERJA Adapun alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah instrument CHNS, spektroskopi IR, spektroskopi massa. 3.2 Bahan Praktikum Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah senyawa yang mengandung rumus molekul C 4 H 8 O Cara Kerja a) Alat konvensional Di timbang zat yang mengandung karbon, hydrogen, dan oksigen, lalu zat dapat di bakar dalam suatu tabung tertutup dalam suatu aliran oksigen untuk menghilangkan karbon di oksida dan air. b) Instrumen CHNS Ditimbang zat yang mengandung karbon, hydrogen, nitrogen, sulfur dan oksigen senyawa organic. Produk pembakaran di pisahkan oleh kolom kromatografi dalam bentuk NO 2, CO 2,SO 2, H 2 O yang kemudian di deteksi dengan bantuan detector konduktivitas termal (TCD, Thermal Conductivity Detector) memberikan sinyal keluaran sebandng dengan persentase masing-masing komponen campuran.

10 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil a. Spektrum massa C 4 H 8 O Spektrum IR dari senyawa C 4 H 8 O b. c. Interpretasi data HNMR dari senyawa C 4 H 8 O d. Spektrum IR dari senyawa C 2 H 6 O

11 e. Spektrum HNMR C 2 H 6 O f. Spektrum IR C 9 H 10 O g. Spektrum HNMR C 9 H 10 O

12 4.2 Pembahasan

13 Elusidasi struktur molekul senyawa organik merupakan tahapan terpenting dari penggunaan analisis spektroskopi modern. Dalam elusidasi struktur molekul untuk menentukan struktur senyawa. Adapun metode yang digunakan yaitu spektroskopi dimana metode ini merupakan metode yang paling tepat dalam menentukan rumus molekul atau elusidasi struktur senyawa-senyawa organik. Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak" digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan nonelektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya. Pada praktikum kali ini, data yang di gunakan untuk menentukan sturktur senyawa dan rumus molekul yang ada pada suatu sampel yaitu dilakukan pemeriksaan pendahuluan seperti pada gambar d yang menunjukkan suatu data adanya puncak kuat yang terdapat pada daerah kisaran 1050 cm -1 yang menandakan adanya C-O dan puncak melebar pada kisaran cm- 1 yang di yakinkan dengan adanya OH. Hal ini menandakan rumus molekul senyawa kemungkinan alcohol atau fenol. Diperoleh nilai DBE nya yaitu 0 yang menandakan tidak ada ikatan rangkap yang terdapat pada suatu sampel atau rumus molekulnya. Berdasarkan nilai yang diperoleh dari spectrum IR,dapat di simpulkan bahwa senyawa dengan rumus molekul C 4 H 8 O adalah suatu alcohol. Selanjutnya dilakukan analisis pada spectrum HNMR dari senyawa C 2 H 6 O yaitu terdapat tiga peak, yang menandakan adanya

14 tiga gugus yang tidak equivalen satu dengan yang lainnya. Pada gesekan kimia ± 1 ppm terdapat tiga peak yang mengandung 3 proton (H) menyerap di atas medan biasanya gugus alkana (CH 3 ).

15 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang diberikan sebagaimana data DBE = 0 menunjukkan bahwa struktur molekul C 2 H 6 O tidak memilki ikatan rangkap dan data IR menyimpulkan bahwa senyawa yang tidak di ketahui merupakan alcohol, sehingga struktur molekul senyawa dengan rumus C 2 H 6 O adalah CH 3 CH 2 OH 5.2 Saran Sebaiknya laboratorium melengkapi instrument yang ada pada materi praktikum agar praktikan lebih mudah untuk melakukan praktikum DAFTAR PUSTAKA Anonim., 2016, Penuntun Praktikum Analisis Instrumen, Universitas Muslim Indonesia: Makassar. Azis, B., 2010, Spektroskopi Resnonansi Magnetik Inti (NMR), Universitas Hasanuddin: Makassar.

16 Cahyono, M., 2008, Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik, Graha Ilmu : Yogyakarta. Cairns, 2008, Intisari Kimia Farmasi, EGC: Jakarta. Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Supratman, U., 2010, Elusidasi Struktur Senyawa Organik (Metode Spektroskopi untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik), Widya Pajajaran: Bandung. Hasil Diskusi LAMPIRAN 1. Contoh analisis elementer untuk penentuan rumus molekul senyawa. Bila suatu senyawa organik hanya tersusun dari atom C, H dan O beratnya 36 mg di oskidasi sempurna sehingga di peroleh 88 mg gas CO 2 dan 36 mg H 2 O. bagaimana rumus molekul senyawa tersebut jika spectrum massa dengan puncak ion molekul (M + ) 72 sma. Adapun reaksi yang terjadi adalah CHO + O 2 CO 2 + H 2 O 36 mg 88 mg 36 mg Hasil analisis di ketahui bobot atom C dalam CO 2 adalah 12/44 x 88 mg = 24 mg sementara bobot atom H dalam H 2 O adalah 2/18 x 36

17 mg= 4mg. Adapun bobot atom yang terdapat dalam senyawa adalah 36 mg (24+4)mg = 8 mg, sehingga perbandingan mol atom C, H, dan O dalam molekl senyawa adalah 24/12:4/1 :8/16 atau 2: 4: 0,5. Karena massa relative senyawa tersebut sudah di ketahui dari spectrum massanya (M + ) 72 sma. Maka rumus molekul senyawa dapat di hitung sebagai berikut: (C 2 H 4 O 0,5 )n = 72 (12x2 + 1x4 + 16x0,5)n = 72 ( )n = n = 72 N = 2 Rumus molekul senyawa adalah C 4 H 8 O 2. Perhitungan nilai DBE Diberikan senyawa dengan rumus molekul C 10 H 14 N 2, perkiraan banyaknya ikatan rangkap dan atau seistem lingkar yang mungkin terdapat pada struktur senyawa tersebut? (2 qa+2 ) (b d ) C a H b O c N d DBE= 2 C 10 H 14 N 2 (2 X 10+2 ) (14 2) DBE= 2 = 5 Struktur molekul senyawa dengan rumus molekul C 10 H 14 N 2 sudah diketahui dan telah di lakukan analisis data spektroskopi IR dan NMR terhadap senyawa tersebut, maka dapat di pastikan bahwa senyawa tersebut memiliki satu cincin romatik/ heterosiklik, DBE= 4 dan satu cincin (bukan aromatis), DBE =1 ini sesuai dengan nilai DBE senyawa= 5 sebagaimana di ketahui senyawa tersebut adalah nikotin. 3. Tentukan nilai DBE senyawa C 4 H 8 O dan perkirakan ikatan rangkap atau system lingkar kemungkinan terdapat pada rumus molekul senyawa tersebut? Jawab : (2 x 4+2) 8 C 4 H 8 O DBE= 2 Analisis data = 1

18 a. Kemungkinan senyawa tersebut mempunyai 1 ikatan rangkap C=C atau C=O atau mempunyai 1 ikatan siklis (bukan aromatis), atau lain-lainnya. b. Untuk memastikan struktur molekul senyawa C 4 H 8 O tersebut maka di perlukan selain data bobot massa telah di ketahui sebelumnya dari data spektroskopi massa, juga data spectrum IR dan HNMR yang akan di bahas selanjutnya.

19 4. Serapan inframerah karakteristik dari senyawa haloalkana Haloalkana, absorpsi uluran ikatan CX suatu haloalkana jatuh pada daerah sidikjari spectrum IR, yakni cm -1 (7-20µm), 5. Serapan inframerah dari senyawa di-propil Eter Alcohol dan amina menunjukkan absorpsi uluran OH atau NH yang jelas pada cm -1 (2,7-3,3µm), dikiri absorpsi CH. Bila terdapat dua hydrogen pada suatu nitrogen amina (-NH 2 ), absorpsi NH Nampak sebagai peak kembar. Jika terdapat hanya satu H pada N itu, maka terlihat suatu satu peak. Tentu saja bila terdapat serapan dalam daerah ini. Gugus O dan N dalam bentuk C-O dan C-N di temukan di daerah sidik jari pada daerah cm -1 (8-11 µm) namun tidak selalu mudah di identifikasi karena banyak peak dari gugus lain. Eter mempunyai suatu pita uluran C-O yang terletak dalam daerah sidik jari pada cm -1 (7,9-9,5µm). karenaoksigen bersifat elektronegatif, uluran akan menyebabkan perubahan besar dalam momen ikatan; oleh karena itu, serapan C-O biasanya kuat. 6. Spectrum IR dari senyawa C 4 H 8 O seperti gambar di bawah ini:

20 Tentukan puncak-puncak sebagai signal adanya gugus fungsi : Analisis data puncak puncak spectrum IR adalah sebagia berikut : a. Adanya puncak kuat pada daerah 1722 cm -1 menunjukkan terdapat gugus karbonil C=O. hal ini menandakan rumus molekul senyawa kemungkinan keton atau aldehida. Karena senyawa unknown hanya memiliki satu atom oksigen, maka tidak mungkin karboksilat atau ester. b. Terdapat pita pada daerah cm -1 di identifikasi sebagai gugus C-H alifatik (absorpsi untuk uluran CH aromatic, lemah berada di dekat 3030 cm -1 (3,3µm), tepat di sebelah kiri absorpsi CH alifatik), juga karena rumus molekul senyawa memiliki atom C sebanyak 4 serta harga DBEnya adalah 1 c. Pita CH pada aldehida mempunyai spectra IR yang sangat mirip dengan spectra keton, bedanya, aldehida mempunyai H terikat pada karbon karbonil. Ikatan C-H istimewa ini menunjukan pita uluran karakteristik (tepat dikanan pita CH alifatik) pada cm -1 (3,45-3,55µm) dan cm -1 (3,60-3,70µm). kedua peak CH ini runcing, tetapi lemah dan peak pada 2900cm -1 (3,45µm) dapat tersembunyi oleh absorpsi yang bertumpang tindih dari ikatan CH lain. d. Berdasarkan interpretasi spectrum IR dapat di simpulkan bahwa senyawa dengan rumus molekul C 4 H 8 O adalah suatu keton alifatik. 7. Analisis data peak spectrum HNMR pada senyawa C 4 H 8 O

21 Analisis data peak a. Terdapat tiga peak, menandakan adanya tiga gugus yang tidak equivalen satu dengan lainnya b. Pada gesekan kimia 1,058 ppm terdapat peak yang mengandung 3 proton (H) menyerap di atas medan biasanya gugus alkana (CH 3 ) dengan polan pemisahan/ terbelah menjadi tiga/ triplet menandakan adanya proton (H) tetangga yang tak ekuivalen dengannya, memiliki proton (H) sebanyak N=2 (gugus CH 2 ) sesuai aturan N+1 = 3. Demikian pula pada gesekan kimia 2, 319 terdapat peak mengandung 3 proton (H) menyerap di atas medan dengan pola pemisahan singlet, menandakan bahwa gugus alkana (CH 3 ) yang tidak memiliki atom proton (H) tetangga yang tak ekivalen dengannya. c. Pada gesekan kimia 2,449 ppm terdapat peak mengandung 2 proton (H) juga menyerap di atas medan (gugus alkana, CH 2 ) dengan pola pemisahan kuartet/ terbelah empat, menandakan bahwa gugus ini memiliki atom proton (H) tetangga tak ekivalen sebanyak N=3 (gugus CH 3 ) sebagaimana aturan N+1=4 Kesimpulan 1. Sebagaimana data DBE= 1 menunjukkan bahwa struktur molekul C 4 H 8 O memiliki satu ikatan rangkap berasal dari gugus karbonil (C=O) 2. Data IR menyimpulkan bahwa senyawa unknown meruoakan keton alifatik, sehingga struktur molekul senyawa dnegan rumus C 4 H 8 O adalah CH 3 CH 3 C CH 3 ǁ O

22

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik 08.30 Posted by ferry Spektrofotometri inframerah lebih banyak digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

Lebih terperinci

Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2. Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2

Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2. Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2 Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2 Spektrum 1 H NMR senyawa C7H8O2 Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2 Jawaban : Harga DBE = ½ (2C + 2 - H - X + N) = ½ (2.7 + 2-8 - 0 + 0) = ½ (16-8) = 4 Data spektrum

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED Daerah radiasi IR: 1. IR dekat: 0,78 2,5 µm 2. IR tengah: 2,5 50 µm 3. IR jauh: 50 1000 µm Daerah radiasi spektroskopi IR: 0,78 1000 µm Penggunaan

Lebih terperinci

Bab IV Pembahasan. Gambar IV 1 alat pirolisator sederhana

Bab IV Pembahasan. Gambar IV 1 alat pirolisator sederhana Bab IV Pembahasan IV.1 Rancangan alat Asap cair dari tempurung kelapa dibuat dengan teknik pirolisis, yaitu dekomposisi secara kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Asap Cair Asap cair dari kecubung dibuat dengan teknik pirolisis, yaitu dekomposisi secara kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen

Lebih terperinci

BAB VII NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE (RESONANSI

BAB VII NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE (RESONANSI BAB VII NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE (RESONANSI INTl MAGNIT) 1. Pendahuluan Pada tahun 1945, dua group saijana fisika Purcell, Tony dan Pound (Harvard University) dan Bloch, Hansen dan Packard (Stanford

Lebih terperinci

Daerah radiasi e.m: MHz (75-0,5 m)

Daerah radiasi e.m: MHz (75-0,5 m) NMR = NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE = RESONANSI MAGNET INTI PENEMU: PURCELL, DKK (1945-1950), Harvard Univ. BLOCH, DKK, STANFORD. UNIV. Guna: - Gambaran perbedaan sifat magnet berbagai inti. - Dugaan letak

Lebih terperinci

SPEKTROMETRI MASSA. Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7.

SPEKTROMETRI MASSA. Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7. SPEKTROMETRI MASSA Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7 siti_marwati@uny.ac.id Spektrometri massa, tidak seperti metoda spektroskopi yang lain, tidak melibatkan interaksi antara radiasi ektromagnetik

Lebih terperinci

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) 1.PENDAHULUAN 2.KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI 3.SPEKTROSKOPI UV-VIS 4.SPEKTROSKOPI IR 5.SPEKTROSKOPI 1 H-NMR 6.SPEKTROSKOPI 13 C-NMR 7.SPEKTROSKOPI MS 8.ELUSIDASI STRUKTUR Teknik

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Paraf Asisten Judul JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik

Lebih terperinci

SPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRI, MS)

SPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRI, MS) SPEKTROMETRI MASSA (MASS SPECTROMETRI, MS) Anna Permanasari 003 1 Spektrometri massa Teknik analisis instrumental untuk membantu identifikasi dan elusidasi struktur molekul senyawa murni berdasarkan massa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyulingan atau destilasi dari tanaman Cinnamomum

Lebih terperinci

Spektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Ionisasi Percepatan Pembelokan Pendeteksian

Spektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Ionisasi Percepatan Pembelokan Pendeteksian Spektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1 Absorbansi Panjang Gelombang Maksimal No λ (nm) Absorbansi 1 500 0.634 2 510 0.555 3 520 0.482 4 530 0.457 5 540 0.419 6 550 0.338 7 560 0.293 8 570 0.282 9 580 0.181 10 590

Lebih terperinci

Spektrofotometer UV /VIS

Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI Konsep mol

STOIKIOMETRI Konsep mol STOIKIOMETRI Konsep mol Dalam hukum-hukum dasar materi ditegaskan bahwa senyawa terbentuk dari unsur bukan dengan perbandingan sembarang tetapi dalam jumlah yang spesifik, demikian juga reaksi kimia antara

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNETIK INTI (NMR)

SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNETIK INTI (NMR) SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNETIK INTI (NMR) OLEH ARIESTA C. B. AZIS H311 07 040 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010 BAB I PENDAHULUAN Rasa ingin

Lebih terperinci

Penentuan struktur senyawa organik

Penentuan struktur senyawa organik Penentuan struktur senyawa organik Tujuan Umum: memahami metoda penentuan struktur senyawa organik moderen, yaitu dengan metoda spektroskopi Tujuan Umum: mampu membaca dan menginterpretasikan data spektrum

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNET INTI (NMR = NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE)

SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNET INTI (NMR = NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE) SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNET INTI (NMR = NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE) Spektrum inframerah suatu senyawa memberikan gambaran mengenai gugus fungsional dalam sebuah molekul organik. Spektroskopi resonansi

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM 1.1 Teori Atom Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani pada tahun

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS Disusun Oleh : RENI ALFIYANI (14030194086 ) PENDIDIKAN KIMIA A 2014 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Lebih terperinci

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI Pendahuluan Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi cahaya dengan atom dan molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang. Beberapa sifat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

PENGENALAN SPEKTROFOTOMETRI PADA MAHASISWA YANG MELAKUKAN PENELITIAN DI LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN USU KARYA TULIS ILMIAH.

PENGENALAN SPEKTROFOTOMETRI PADA MAHASISWA YANG MELAKUKAN PENELITIAN DI LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN USU KARYA TULIS ILMIAH. PENGENALAN SPEKTROFOTOMETRI PADA MAHASISWA YANG MELAKUKAN PENELITIAN DI LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN USU KARYA TULIS ILMIAH Oleh ELLIWATI HASIBUAN, S.Si, M.Si NIP. 196210172000032001 Pranata

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisis Sediaan Farmasi Penentuan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak salicyl

Laporan Praktikum Analisis Sediaan Farmasi Penentuan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak salicyl Laporan Praktikum Analisis Sediaan Farmasi Penentuan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak salicyl Gol / kelompok : S/ A Nama / nrp : Grace Suryaputra ( 2443011013) Yuvita R Deva ( 2443011086) Felisia

Lebih terperinci

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA PENDAHULUAN Glibenklamid merupakan sulfonylurea generasi kedua yang digunakan sebagai obat antidiabetik oral yang berperan menurunkan konsentrasi glukosa darah. Glibenklamid merupakan salah satu senyawa

Lebih terperinci

Prinsip dasar alat spektroskopi massa: ANALISIS MASSA. Fasa Gas (< 10-6 mmhg)

Prinsip dasar alat spektroskopi massa: ANALISIS MASSA. Fasa Gas (< 10-6 mmhg) Spektroskopi Massa Spektroskopi Masssa adalah alat untuk mendapatkan BERAT MOLEKUL. Alat ini mengukur m/z, yaitu perbandingan MASSA terhadap muatan (umumnya muatan +1). Contoh: Spektroskopi Massa Prinsip

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Spektrofotometri Inframerah

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Spektrofotometri Inframerah 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Spektrofotometri Inframerah Spektrofotometri inframerah (IR) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisa senyawa kimia. Spektra inframerah suatu senyawa dapat

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 Oleh KIKI NELLASARI (1113016200043) BINA PUTRI PARISTU (1113016200045) RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047) LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049) ISNY

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) 2. Tinjauan Pustaka 2.1 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sel bahan bakar merupakan salah satu solusi untuk masalah krisis energi. Sampai saat ini, pemakaian sel bahan bakar dalam aktivitas sehari-hari masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi polimer

Lebih terperinci

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA BAB 1 TIJAUA PUSTAKA 1.1 Glibenklamid Glibenklamid adalah 1-[4-[2-(5-kloro-2-metoksobenzamido)etil]benzensulfonil]-3- sikloheksilurea. Glibenklamid juga dikenal sebagai 5-kloro--[2-[4{{{(sikloheksilamino)

Lebih terperinci

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS PRINSIP DASAR HUKUM BEER INSTRUMENTASI APLIKASI 1 Pengantar Istilah-Istilah: 1. Spektroskopi : Ilmu yang mempelajari interaksi materi dengan

Lebih terperinci

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi. TEKNIK SPEKTROSKOPI Teknik Spektrokopi adalah suatu teknik fisiko-kimia yang mengamati tentang interaksi atom maupun molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM) Hasil interaksi tersebut bisa menimbulkan

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur

Lebih terperinci

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA. Definisi Jenis-jenis reaksi kimia Persamaan reaksi Analisa kimia

REAKSI KIMIA. Definisi Jenis-jenis reaksi kimia Persamaan reaksi Analisa kimia REAKSI KIMIA Definisi Jenis-jenis reaksi kimia Persamaan reaksi Analisa kimia Reaksi Kimia : Peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk)

Lebih terperinci

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-sisa organisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang

Lebih terperinci

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NP 5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NH 4 HC 3 + + 2 C 2 C 2 C 2 H CH 3 H 3 C N CH 3 H + 4 H 2 + C N 3 C 7 H 6 C 6 H 10 3 C 19 H 23 4 N C 2 (79.1) (106.1) (130.1)

Lebih terperinci

MAKALAH Spektrofotometer

MAKALAH Spektrofotometer MAKALAH Spektrofotometer Nama Kelompok : Adhitiya Oprasena 201430100 Zulfikar Adli Manzila 201430100 Henky Gustian 201430100 Riyan Andre.P 201430100 Muhammad Khairul Huda 20143010029 Kelas : A Jurusan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun Oleh : Nama : Veryna Septiany NPM : E1G014054 Kelompok : 3 Hari, Jam : Kamis, 14.00 15.40 WIB Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung Lestari Nike Situngkir Tanggal Praktikum

Lebih terperinci

SPEKTROMETRI MASSA INTERPRETASI SPEKTRA DAN APLIKASI. Interpretasi spektra dan aplikasi

SPEKTROMETRI MASSA INTERPRETASI SPEKTRA DAN APLIKASI. Interpretasi spektra dan aplikasi SPEKTROMETRI MASSA INTERPRETASI SPEKTRA DAN APLIKASI Interpretasi spektra dan aplikasi 1. Interpretasi spektra massa: penentuan struktur untuk senyawa sederhana 2. Interpretasi spektra massa: beberapa

Lebih terperinci

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa karbon yang menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Gugus fungsi tersebut berupa ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap

Lebih terperinci

STRUKTUR KIMIA DAN SIFAT FISIKA

STRUKTUR KIMIA DAN SIFAT FISIKA STRUKTUR KIMIA DAN SIFAT FISIKA Objektif: Bab ini akan menguraikan tentang sifatsifat fisika SENYAWA ORGANIK seperti : Titik Leleh dan Titik Didih Gaya antar molekul Kelarutan Spektroskopi dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gugus fungsi adalah suatu gugus yang memberikan karakteristik kepada senyawa organik, oleh karena itu jika suatu molekul memiliki dua gugus fungsi berlainan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Pada bab IV ini akan menjelaskan kajian dari efek fotoinisiator yang akan mempengaruhi beberapa parameter seperti waktu pemolimeran, kelarutan poly tetrahydrofurfuryl

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Furfural Bonggol jagung (corn cobs) yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur 4-5 hari untuk menurunkan kandungan airnya, kemudian

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O Garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O telah diperoleh dari reaksi larutan kalsium asetat dengan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA A. TUJUAN 1. Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel. 2. Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan karakteristik dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas zat yang digunakan. Dari hasil pengujian, diperoleh karakteristik zat seperti yang tercantum

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polimer Benzilkitosan Somorin (1978), pernah melakukan sintesis polimer benzilkitin tanpa pemanasan. Agen pembenzilasi yang digunakan adalah benzilklorida. Adapun

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Sampel Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar Bringharjo Yogyakarta, dibersihkan dan dikeringkan untuk menghilangkan kandungan air yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M!

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M! 1. Suatu senyawa mengandung kadar unsur (% berat) sebagai berikut : S = 35,97%; O = 62,9%; dan H = 1,13%. Rumus molekul senyawa tersebut adalah. 2. Gas hidrogen dapat dibuat dari reaksi antara logam magnesium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Domperidone Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan buku Martindale (Sweetman, 2009) sediaan tablet domperidone merupakan sediaan yang mengandung

Lebih terperinci

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O 2

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O 2 Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk

Lebih terperinci

2. Substitusi dengan kelompok halogen OH. Halogen gugus-oh diganti dengan menggunakan pereaksi atau PCl5 PCL3:

2. Substitusi dengan kelompok halogen OH. Halogen gugus-oh diganti dengan menggunakan pereaksi atau PCl5 PCL3: Analisa gugus fungsi Reaksi Kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya reaksi antar ion, sedangkan

Lebih terperinci

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al. Kamu tentunya pernah menyaksikan berita tentang penyalah gunaan formalin. Formalin merupakan salah satu contoh senyawa aldehid. Melalui topik ini, kamu tidak hanya akan mempelajari kegunaan aldehid yang

Lebih terperinci

GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON

GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON Kelompok VII: 1. Anggi Cahaya Nirwana (F1C116012) 2. Eko Prastyo (F1C116022) 3. Mardiana (F1C116023) 4. Mutiara Sarah H. (F1C116029)

Lebih terperinci

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C) Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini tiga metabolit sekunder telah berhasil diisolasi dari kulit akar A. rotunda (Hout) Panzer. Ketiga senyawa tersebut diidentifikasi sebagai artoindonesianin L (35),

Lebih terperinci

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4 Alkena dan Alkuna Pertemuan 4 Alkena/Olefin hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C = C) Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap: alkadiena tiga ikatan rangkap: alkatriena,

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor) 23 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Penyiapan Sampel Kualitas minyak kastor yang digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan reaksi transesterifikasi. Parameter kualitas minyak kastor yang dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Serbuk Dispersi Padat Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan dihasilkan serbuk putih dengan tingkat kekerasan yang berbeda-beda. Semakin

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK ASISTEN : VI (ENAM) : HERIKISWANTO LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Kulit Telur Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003). Pembentukan kulit telur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirup 2.1.1 Defenisi Sirup Sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambah gliserol, sorbitol atau polialkohol

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 6 Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia DIAH RATNA SARI 11609010 KELOMPOK I Tanggal Percobaan : 27 Oktober 2010 Shift Rabu Siang (13.00 17.00

Lebih terperinci

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL Oleh : ZIADUL FAIEZ (133610516) PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2015 BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ACARA 4 SENYAWA ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER Oleh: Kelompok 5 Nova Damayanti A1M013012 Nadhila Benita Prabawati A1M013040 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Nama : Ivan Parulian NIM : 10514018 Kelompok : 10 Tanggal Praktikum : 06 Oktober 2016 Tanggal Pengumpulan : 13

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula

Lebih terperinci

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan Dr.Krishna P Candra Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

Lebih terperinci

TRY OUT SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2010 TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA 2011 Waktu: 150 Menit PUSAT KLINIK PENDIDIKAN INDONESIA (PKPI) bekerjasama dengan LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SSCIntersolusi

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) Bagian I: Pilihan Ganda 1) Suatu atom yang mempunyai energi ionisasi pertama bernilai besar, memiliki sifat/kecenderungan : A. Afinitas elektron rendah

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II 1 SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi kinetik yang tersimpan dalam materi B. Energi kimia dapat dibebaskan

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI KNSEP DASAR KIMIA RGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI 1. Kekhasan Atom Karbon Atom karbon adalah atom yang memiliki enam elektron dengan dengan konfigurasi 1s 2 2s 2 2p 2. Empat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER) LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER) I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Spektrofotometer sangat berhubungan dengan pengukuran jauhnya pengabsorbansian energi cahaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis C-3,7-dimetil-7-hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis C-3,7-dimetil-7-hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sintesis C-3,7-dimetil-7-hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena Pada penelitian ini telah disintesis C-3,7-dimetil-7- hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena (CDHHK4R) dari

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN : Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,

Lebih terperinci

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.

Lebih terperinci

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS Anggota Kelompok : Azizah Puspitasari 4301412042 Rouf Khoironi 4301412050 Nur Fatimah 4301412057 Singgih Ade Triawan 4301412079 PENGERTIAN DAN PRINSIP

Lebih terperinci

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Abstrak Spektrofotometri: pengukuran dengan menggunakan prinsip spektroskopi / cahaya Cahaya terdiri dari banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa, mengidentifikasi, menentukan suatu zat dalam suatu cuplikan. Dalam menganalisa terdapat 3 aspek komprehensif

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi.

PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi. 1.2 Dasar Teori HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. asil dan Pembahasan 4.1 Analisis asil Sintesis Pada penelitian ini aldehida didintesis dengan metode reduksi asam karboksilat menggunakan reduktor ab 4 / 2 dalam TF. 4.1.1 Sintesis istidinal dan Fenilalaninal

Lebih terperinci

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Pengantar Gugus fungsi dari asam karboksilat terdiri atas ikatan C=O dengan OH pada karbon yang sama. Gugus karboksil biasanya ditulis -COOH. Asam alifatik memiliki gugus alkil

Lebih terperinci