4 Hasil dan Pembahasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 Hasil dan Pembahasan"

Transkripsi

1 4 Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini tiga metabolit sekunder telah berhasil diisolasi dari kulit akar A. rotunda (Hout) Panzer. Ketiga senyawa tersebut diidentifikasi sebagai artoindonesianin L (35), artobilosanton (45), dan sikloartobilosanton (48). Senyawa yang berhasil diisolasi tersebut ketiganya merupakan senyawa flavon terprenilasi. Sikloartobilosanton dan artobilosanton merupakan senyawa yang terprenilasi pada posisi C-3 dan C-8 sedangkan artoindonesianin L merupakan senyawa yang terprenilasi pada C-6 dan memiliki gugus geranil (C 10 ) pada C-3. Geranil merupakan dua unit isopren yang bergabung. Senyawa-senyawa tersebut memiliki pola oksigenasi cincin B pada posisi 2, 4, dan A H C H 3' B H H ' H H H Artoindonesianin L (35) Artobilosanton (45) (IC 50 = 0,6 μg/ml) (IC 50 = 1,75 μg/ml) 5 6' H ' H H Sikloartobilosanton (48) (IC 50 = 4,6 μg/ml) 6' H Gambar 4.1 Senyawa yang diisolasi dari kulit akar A. rotunda dan sitotoksisitasnya terhadap sel murin leukemia P Sikloartobilosanton Sikloartobilosanton merupakan senyawa flavon yang terprenilasi pada posisi C-3 dan C-8. Isopren pada C-3 mengalami siklisasi dengan C-6 membentuk kerangka dihidrobenzosanton dan oksigen pada C-5 membentuk cincin furan. Berdasarkan siklisasi ini senyawa in termasuk pada cincin furanodihidrobenzosanton. Isopren pada C-8 mengalami siklisasi dengan oksigen pada C-7 membentuk cincin kromen.

2 Data spektum UV (MeH) menunjukan adanya serapan pita 1 pada 390 nm dan pita 2 pada 270 nm (Gambar 4.2). Adanya pita 1 dan 2 ini pada panjang gelombang tersebut merupakan ciri khas untuk senyawa golongan flavon. Pita 1 merupakan serapan yang terjadi karena adanya kromofor sinamoil pada cincin B kearah karbonil dan pita 2 terbentuk oleh adanya kromofor benzoil yang terbentuk oleh resonansi cincin A ke karbonil. Terjadinya geseran merah (pergeseran kearah panjang gelombang yang lebih besar) pada pita 1 sebesar 43 nm sehingga menjadi 433 nm karena penambahan reagen geser NaH, menandakan adanya gugus fenolik bebas. Penambahan reagen geser AlCl 3 juga mengakibatkan terjadinya pergeseran merah sehingga pita 1 menjadi 432 nm, tetapi penambahan reagen geser HCl tidak mengakibatkan pergeseran biru (pergeseran kearah panjang gelombang lebih kecil). Hal ini disebabkan terbentuknya kelat yang kuat pada oksigen di C-4 dan C-5, tetapi tidak terdapat orto dihidroksi yang kelatnya akan lepas pada saat penambahan HCl. MeH NaH AlCl 3 HCl Gambar 4.2 Spektrum UV-Vis Sikloartobilosanton Pengukuran spektum IR memperkuat kesimpulan dari spektrum UV (Gambar 4.3). Pada spektrum ini terlihat dengan jelas terdapat serapan gugus H pada 3427 cm -1, karbonil terkonjugasi pada 1653 cm -1, ikatan karbon-karbon aromatik pada 1550 cm -1 dan 1475 cm -1, dan adanya gugus C-H alifatik pada 2972 cm -1. Serapan pada spekroskopi inframerah muncul akibat adanya vibrasi ulur dan tekuk dari suatu gugus. Data UV-Vis dan IR ini belum bisa memberikan identifikasi yang jelas akan struktur senyawa, untuk keperluan tersebut dilakukan pengukuran NMR pada semua senyawa yang berhasil diisolasi. 28

3 C-H H C= C=C Gambar 4.3 Spektrum IR sikloartobilosanton Dari spektrum 1 H-NMR yang diperoleh terlihat adanya dua sinyal singlet pada geseran kimia 6,36 dan 6,10 ppm. Sinyal pada daerah aromatik ini menandakan adanya dua proton pada daerah aromatik. Pada daerah aromatik terlihat juga adanya sinyal dablet pada geseran kimia 6,89 dan 5,64 ppm dengan konstanta kopling 9,8 Hz. Geseran kimia dengan konstanta kopling sekitar sepuluh merupakan sinyal yang dimiliki oleh suatu sistem vinilik dengan konfigurasi cis. Pada daerah alifatik terlihat adanya sistem ABX pada geseran kimia 3,39 (dd, J = 15,3 dan 7,3 Hz); 3,17 (dd; J = 15,5 dan 7,3 Hz); dan 2,32 ppm (t; J = 15,3 Hz). Daerah alifatik juga menunjukan adanya sinyal dari empat metil pada geseran kimia 1,62; 1,43; 1,41; dan 1,29 dengan masing-masing integrasinya tiga dan multiplisitas singlet. Data lain yang juga penting adalah adanya sinyal singlet pada geseran kimia 13,3 ppm yang merupakan sinyal khas untuk H terkelasi. Adanya dua sinyal proton alifatik menunjukan lima subtitusi pada cincin A dan B. Subtitusi ini masuk akal mengingat pola trioksigenasi yang lazim pada genus Artocarpus dan adanya empat sinyal metil yang menunjukan adanya subtituen isopren. Dengan adanya subtituen isopren ini juga disimpulkan terdapat cincin kromen pada C-14 dan 15 yang juga merupakan sistem vinilik dengan konfigurasi cis. Sistem ABX menunjukan terbentuknya kerangka dihidrobenzosanton pada C-9 dan 10. Fakta-fakta ini merupakan ciri-ciri dari senyawa sikloartobilosanton sehingga dapat disimpulkan senyawa tersebut juga merupakan 29

4 sikloartobilosanton. Tabel 4.1 merupakan perbandingan data 1 H-NMR senyawa hasil penelitian 1 dan data literatur 2 (Sultanbawa, 1989). Tabel 4.1 Perbandingan data 1 H-NMR sikloartobilosanton Posisi Sikloartobilosanton 1 (Aseton-d 6, 500 MHz) Sikloartobilosanton 2 (Aseton-d 6, 200 MHz) 6 6,10 (1H; s) 6,14 (1H; s) 9a 2,32 (1H; t; 15,3) 2,36 (1H; t; 14) 9b 3,39 (1H; dd; 15,3; 7,3) 3,43 (1H; dd; 14; 7) 10 3,17 (1H; dd;15,3; 7,3) 3,21 (1H; dd; 14; 7) 12 1,62 (3H; s) 1,67 (3H; s) 13 1,29 (3H; s) 1,34 (3H; s) 14 6,89 (1H; d; 9,8) 6,92 (1H; d; 10) 15 5,64 (1H; d; 9,8) 5,64 (1H; d; 10) 17 1,41 (3H; s) 18 1,43 (3H; s) 1,47 (6H; s) 3 6,36 (1H; s) 6,43 (1H; s) H 13,35 (1H; s) 13,3 (1H; s) 4.2 Artoindonesianin L Senyawa artoindonesianin L memiliki pola trioksigenasi pada posisi 2, 4, dan 5. Senyawa ini memiliki subtituen isopren pada posisi C-6 dan geranil pada posisi C-3. Isopren pada posisi C-6 mengalami siklisasi membentuk cincin kromen dengan oksigen pada C-7. Berdasarkan adanya subtituen pada posisi C-3 yang tidak mengalami modifikasi senyawa ini termasuk pada golongan 3-prenilflavon. Spektrum UV (MeH) hanya menunjukan adanya serapan pada pita 275 nm, pita 1 terlihat dengan intensitas yang sangat kecil (Gambar 4.4). Intensitas pita 1 yang kecil disebabkan oleh adanya subtituen geranil pada C-3. Geranil memberikan halangan sterik yang besar. Halangan sterik ini menyebabkan benzen tidak bebas melakukan rotasi sehingga tumpang tindih elektron di orbital π menjadi sulit. Tumpang tindih yang tidak sempurna ini menyebabkan resonansi elekron menjadi kurang maksimal sehingga intensitas serapan berkurang. Walaupun serapan pada pita 2 kecil grafik UV-Vis masih memperlihatkan ciri 30

5 khas senyawa flavon. Penambahan reagen geser NaH dan AlCl 3 tidak menunjukan adanya pergeseran yang berarti, hal ini disebabkan intensitas pita 1 yang kecil dan adanya subtituen isoprenil pada C-6 yang menyebabkan tidak dapat terbentuknya kelat AlCl 3. Spektrum IR artoindonesianin L (Gambar 4.5) menunjukan adanya gugus H pada bilangan gelombang 3419 cm -1 dan 3367 cm -1, karbonil terkonjugasi pada bilangan gelombang 1678 cm -1, C-H alifatik pada 2974 cm -1 dan 2922 cm -1, dan adanya aromatik pada bilangan gelombang 1618 cm -1, 1531 cm -1, 1463 cm -1, dan 1456 cm -1. Karbonil terkonjugasi merupakan suatu ciri dari senyawa flavon sehingga data IR ini memperkuat pernyataan pada spektrum UV. MeH NaH AlCl 3 HCl Gambar 4.4 Spektrum UV artoindonesianin L 31

6 C-H C=C H C= Gambar 4.5 Spektrum IR artoindonesianin L Spektrum NMR artoindonesianin L menunjukan adanya lima metil. Pada suatu senyawa flavon yang memiliki lima metil {pada geseran kimia (δ ppm) 1,57 (3H; s); 1,53 (3H; s); 1,45 (3H; s); dan 1,42 (6H; s)} dapat diprediksikan sebagai adanya subtituen isopren (2 metil) dan geranil (3 metil). Adanya tiga sinyal siglet di daerah proton aromatik pada geseran kimia 6,83; 6,58; dan 6,27 ppm menunjukan adanya satu proton dan dua proton pada cincin aromatik. Merujuk pada senyawa yang sering ditemukan dalam genus Artocarpus maka dapat prediksi satu proton milik cincin A dan dua proton lagi milik cincin B. Pada senyawa ini tidak ditemukan adanya sistem ABX alifatik, hal ini mengindikasikan tidak terbentuknya siklisasi subtituen yang berada pada C-3. Sedangkan adanya signal pada geseran kimia 6,68 ppm dan 5,73 ppm dengan masing-masing multiplisitas dablet dan konstanta kapling 10,3 Hz menunjukan terbentuknya cincin kromen pada isopren yang tersubtitusi pada cincin A. Proton NMR tentu saja tidak dapat menunjukan dimana letak subtituen isopren pada cincin A. Untuk memastikan hal tersebut dilakukan pengukuran 13 C-NMR untuk melihat korelasi proton pada H terkelasi. Berdasarkan data korelasi tersebut diketahui posisi subtituen isopren terdapat pada C-6. Perbandingan data H-NMR dari artoindonesianin L yang diperoleh dari penelitian 1 dan berdasarkan literatur 2 (Suhartati, 2001) dapat dilihat pada Tabel

7 Tabel 4.2 Perbandingan 1 H-NMR artoindonesianin L Posisi Artonindonesianin L 1 (Aseton-d 6, 500 MHz) Artoindonesianin L 2 (CD 3 D, 500 MHz) 8 6,83 (1H, s) 9a, 9b 3,15 (2H; d; 7,3) 3,12 (2H; d; 7,1) 10 5,14 (1H; m) 5,09 (1H; t; 7,0) 12 1,45 (3H, s) 1,40 (3H, s) 13a, 13b 1,88 2H; d; 12,9) 1,88 (2H, m) 14a, 14b 1,99 (2H; d; 12,9) 1,99 (2H; m) 15 5,04 (1H; m) 5,02 (1H; t; 7,3) 17 1,53 (3H; s) 1,54 (3H; s) 18 1,57 (3H; s) 1,58 (3H; s) 19 6,68 (1H; d; 10,3) 6,68 (1H;d; 10) 20 5,73 (1H; d; 10,3) 5,68 (1H;d; 10) 21, 23 1,42( 6H; s) 1,43 (6H; s) 3 6,27 (1H; s) 6,44 (1H; s) 6 6,58 (1H; s) 6,65 (1H; s) H 13,59 (1H; s) 13,50 (1H; s) 4.3 Artobilosanton Senyawa ini memiliki kesamaan struktur seperti pada sikloartobilosanton, hanya saja tidak terbentuk cincin furan. Senyawa ini termasuk golongan dihidrobenzosanton. Secara biogenesis senyawa ini memiliki tingkat evolusi yang lebih rendah daripada sikloartobilosanton sehingga dapat diprediksi senyawa sikloartobilosanton terbentuk dari artobilosanton. Sama seperti turunannnya (sikloartobilosanton) senyawa ini menunjukan ciri khas panjang gelombang maksimum senyawa flavon dengan spektrum UV (MeH) pada 279 nm dan 387 nm (Gambar 4.6). Terjadi pergeseran merah pada penambahan NaH (pita 1 menjadi 437 nm) dan AlCl 3 (pita 1 menjadi 454 nm) tetapi tidak terjadi pergeseran biru pada penambahan HCl. Seperti sebelumnya ini menunjukan adanya gugus fenol bebas dan adanya kelat 33

8 hidroksi pada C-5. Spektrum IR (Gambar 4.7) menujukan adanya gugus hidroksida pada bilangan gelombang 3412 cm -1, karbonil terkonjugasi pada bilangan gelombang 1653 cm -1, C-H alifatik 2970 cm -1, dan ikatan karbon-karbon aromatik 1595 cm -1, 1554 cm -1, 1483 cm -1, dan 1446 cm -1. MeH NaH AlCl 3 HCl Gambar 4.6 Spektrum UV-Vis artobilosanton C-H H C=C C= Gambar 4.7 Spektrum IR artobilosanton 34

9 Sama seperti sebelumnya artobilosanton memiliki kesamaan dalam hal spektrum 1 H-NMR, yaitu adanya sinyal kromen dengan multiplisitas dablet pada geseran kimia 6,92 ppm dan 5,66 ppm dengan konstanta kopling 10,3 yang menunjukan konfigurasi cis, sistem ABX pada geseran kimia 4,00 ppm (d; J = 6,7); 3,41 ppm (dd; J = 15,9 dan 1,8 Hz); dan 2,44 ppm (dd; J = 15,9 dan 6,7 Hz), dan dua sinyal proton aromatik (6,59 ppm dan 6,12 ppm). Perbedaannya terletak pada jumlah sinyal metil dan adanya dua sinyal vinilik pada 4,65 dan 4,30 ppm dengan masing-masing multiplisitas singlet. Sinyal vinilik tersebut merupakan dua sinyal yang terdapat pada C-12. Pada daerah aromatik muncul sinyal singlet pada geseran kimia 5,62 ppm. Sinyal ini diketahui merupakan sinyal H berdasarkan korelasi data 13 C- NMR dan 1 H-NMR. Data 13 C-NMR digunakan untuk mengetahui korelasi sinyal proton dengan karbon. Tidak lengkapnya sinyal karbon dapat muncul akibat adanya sinyal yang bertumpuk sehungga muncul satu sinyal atau sinyal dengan intensitas rendah dan tidak terlihat karena adanya pengotor. Namun, meskipun data 13 C-NMR tidak sempurna kesimpulan struktur yang sudah ada dapat dilihat dari spektrum 1 C-NMR. Perbandingan data NMR artobilosanton hasil penelitian 1 dan data literatur 2 (Sultanbawa, 1989) dapat dilihat pada Tabel

10 Tabel 4.3 Perbandingan data 1 H-NMR artobilosanton Posisi Artobilosanton 1 (Aseton-d 6, 500 MHz) Artobilosanton 2 (Aseton-d 6, 200 MHz) 6 6,12 (1H; s) 6,10 (1H; s) 9a 2,44 (1H; dd; 15,9; 6,7) 2,37 (1H; dd; 8; 16) 9b 3,41 (1H; dd; 15,9; 1,8) 3,42 (1H; dd; 16; 2) 10 4,00 (1H; d; 6,7) 3,94 (1H; d; 8) 12 4,65 (1H; s) 4,60 (1H; m) 12b 4,30 (1H; s) 4,30 (1H; m) 13 1,78 (3H; s) 1,74 (3H; s) 14 6,92 (1H; d; 10,6) 6,92 (1H; d; 10) 15 5,66 (1H; d; 10,6) 5,64 (1H; d; 10) 17 1,42 (3H; s) 18 1,45 (3H; s) 1,40 (6H; s) 3 6,59 (1H; s) 6,57 (1H; s) H 13,37 (1H; s) 13,3 (1H; s) 4.4 Hubungan Biogenesis Senyawa yang Telah Berhasil Diisolasi Jika dilihat berdasarkan tingkat kerumitan struktur (Gambar 2.25), maka artoindonesianin L yang meskipun memiliki jumlah atom karbon lebih banyak merupakan senyawa yang paling rendah kerumitannya. Sikloartobilosanton merupakan turunan dari artobilosanton dengan kata lain senyawa ini yang paling tinggi tingkat kerumitannya. 36

11 PP H H H H H H H H 1 H H [] 2 H H PP H H 3 H + H H H H H H H 6 5 H Artobilosanton H 4 H H + H H H H H Sikloartobilosanton Gambar 4.8 Hubungan biogenesis senyawa yang berhasil diisolasi Berdasarkan Gambar 4.8 (Sultanbawa, 1989 dan Hakim et al, 2006) dapat terlihat bagaimana suatu kerangka kromen, dihidrobenzosanton, dan furan secara berurutan terbentuk. Reaksi pertama berkaitan dengan reaksi subtitusi elektrofilik suatu cincin aromatik, dimana pendorong elektron akan cenderung melakukan serangan pada posisi orto atau para. Reaksi selanjutnya merupakan oksidasi, pada tahap ini terjadi oksidasi oksigen pada C-7 dan pembentukan epoksida pada C-10 dan C-11. Senyawa hasil oksidasi kemudian mengalami penataan ulang sampai akhirnya menjadi artobilosanton. Artobilosanton kemudian mengalami fotoreaksi membentuk radikal dan akhirnya terjadi reaksi kopling oksidatif membentuk sikloartobilosanton. Pada artoindonesianin L reaksi pertama terjadi pada C-6 dan DMAPP pada posisi C-3 merupakan geranil piroposfat (GPP). Reaksi oksidasi pada tahap kedua hanya terjadi pada hidroksi di C-6 sehingga hanya akan terjadi reaksi pembentukan cincin kromen. Reaksi pada makhluk hidup pada dasarnya merupakan reaksi enzimatis sehingga memiliki sifat spesifik. Biogenesis sendiri merupakan prediksi dari reaksi yang terjadi melihat kecenderungan senyawa yang terkandung dalam suatu spesies atau genus. Untuk mendapatkan kebenaran biogenesis menjadi biosintesis perlu dilakukan isolasi enzim dan reaksi menggunakan senyawa bertanda. 37

12 4.5 Bioaktivitas Senyawa Bioaktivitas suatu senyawa berkaitan dengan tiga hal, yaitu ukuran, kepolaran, dan gugus fungsi. Terdapat dua senyawa yang memiliki sitotoksisitas yang sangat tinggi (Gambar 4.9) yaitu artoindonesianin L dan artobilosanton. Jika ditinjau kerangka senyawa tersebut dapat dilihat adanya orto dihidroksi bebas akan meningkatkan aktivitas. Adanya geranil bebas juga akan meningkatkan sitotoksisitas, sedangkan jika terjadi siklisasi membentuk kerangka furan sitotoksisitas akan menurun seperti pada sikloartobilosanton. H H H H H H H H Artoindonesianin L (35) Artobilosanton (45) (IC 50 = 0,6 μg/ml) (IC 50 = 1,75 μg/ml) H H H Sikloartobilosanton (48) (IC 50 = 4,6 μg/ml) Gambar 4.9 Sitotoksisitas senyawa yang diisolasi dari kulit akar A. rotunda terhadap sel murin leukemia P388 38

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36)

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36) Artonin E (36) diperoleh berupa padatan yang berwarna kuning dengan titik leleh 242-245 o C. Artonin E (36) merupakan komponen utama senyawa metabolit sekunder yang

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Penelitian yang dilakukan terhadap kayu akar dari Artocarpus elasticus telah berhasil mengisolasi dua senyawa flavon terprenilasi yaitu artokarpin (8) dan sikloartokarpin (13). Penentuan

Lebih terperinci

san dengan tersebut (a) (b) (b) dalam metanol + NaOH

san dengan tersebut (a) (b) (b) dalam metanol + NaOH 4 Hasil dan Pembaha san Pada penelitian mengenai kandungan metabolitt sekunder dari kulit batang Intsia bijuga telah berhasil diisolasi tiga buah senyawaa turunan flavonoid yaitu aromadendrin (26), luteolin

Lebih terperinci

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon 4 Pembahasan 4.1 Sintesis Resasetofenon O HO H 3 C HO ZnCl 2 CH 3 O Gambar 4. 1 Sintesis resasetofenon Pada sintesis resasetofenon dilakukan pengeringan katalis ZnCl 2 terlebih dahulu. Katalis ZnCl 2 merupakan

Lebih terperinci

4 Pembahasan Artokarpin (35)

4 Pembahasan Artokarpin (35) 4 Pembahasan Pada penelitian yang dilakukan terhadap kayu akar tumbuhan Kelewih (A. communis) telah berhasil diisolasi dua senyawa turunan flavonoid, yaitu artokarpin (35), dan kudraflavon C (77). Kedua

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Uji pendahuluan Uji pendahuluan terhadap daun Artocarpus champeden secara kualitatif dilakukan dengan teknik kromatografi lapis tipis dengan menggunakan beberapa variasi

Lebih terperinci

4 PEMBAHASAN. (-)-epikatekin (5, 7, 3, 4 -tetrahidroksiflavan-3-ol) (73). Penentuan struktur senyawa tersebut

4 PEMBAHASAN. (-)-epikatekin (5, 7, 3, 4 -tetrahidroksiflavan-3-ol) (73). Penentuan struktur senyawa tersebut 4 PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilakukan terhadap fraksi non-alkaloid kulit batang Litsea javanica, berhasil mengisolasi 4 senyawa, satu diantaranya adalah senyawa murni yaitu (-)-epikatekin (5, 7,

Lebih terperinci

4 Pembahasan. 4.1 Senyawa Asam p-hidroksi Benzoat (58)

4 Pembahasan. 4.1 Senyawa Asam p-hidroksi Benzoat (58) 4 Pembahasan Pada penelitian ini tiga senyawa metabolit sekunder telah berhasil diisolasi dari dan Desmodium triquetrum Linn. Senyawa tersebut antara lain asam p-hidroksi benzoat (58) dan kaempferol (33),

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Senyawa Fenolik Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar tumbuhan kenangkan yang diperoleh dari Desa Keputran Sukoharjo Kabupaten

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka 4 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Tinjauan Umum Famili Moraceae Moraceae adalah famili tumbuhan yang terdiri dari sekitar 60 genus, dan hampir 1400 spesies, termasuk tiga genus penting yaitu Morus, Ficus,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.l. Hasil IV.Ll. Hasil Sintesis No Nama Senyawa 1. 2'-hidroksi calkon 0 Rendemen (%) Titik Leleh Rf Spektrum 43 86-87 0,44 (eterheksana Spektrum UV A^fjnm (A): 314,4; 221,8;

Lebih terperinci

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris BAB IV ASIL DAN PEMBAASAN 4.1. Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris Serbuk daun (10 g) diekstraksi dengan amonia pekat selama 2 jam pada suhu kamar kemudian dipartisi dengan diklorometan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Uji fitokimia daun tumbulian Tabernaenwntana sphaerocarpa Bl Berdasarkan hasil uji fitokimia, tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa Bl mengandung senyawa dari

Lebih terperinci

HASIL. Tabel 1 Rendemen sintesis resasetofenon metode Cooper et al. (1955) Sintesis 1,3-Diketon

HASIL. Tabel 1 Rendemen sintesis resasetofenon metode Cooper et al. (1955) Sintesis 1,3-Diketon 3 Sintesis 1,3-Diketon Kira-kira 1 mmol dibenzoil resasetofenon dilarutkan dengan 4 ml piridina lalu dipanaskan hingga mencapai suhu 50 C. Sementara itu, sekitar 3 mmol KOH 85% digerus dalam mortar yang

Lebih terperinci

Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2. Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2

Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2. Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2 Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2 Spektrum 1 H NMR senyawa C7H8O2 Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2 Jawaban : Harga DBE = ½ (2C + 2 - H - X + N) = ½ (2.7 + 2-8 - 0 + 0) = ½ (16-8) = 4 Data spektrum

Lebih terperinci

A PRENYLATED FLAVONE FROM THE HEARTWOOD OF Artocarpus scortechinii King (Moraceae)

A PRENYLATED FLAVONE FROM THE HEARTWOOD OF Artocarpus scortechinii King (Moraceae) 46 Indo. J. Chem., 2009, 9 (), 46-50 A PRENYLATED FLAVNE FRM THE HEARTWD F Artocarpus scortechinii King (Moraceae) Flavon Terprenilasi dari Kayu Batang Artocarpus scortechinii King (Moraceae) Study Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Hasil pemisahan ekstrak n-heksana dengan kromatografi kolom Tujuh gram ekstrak n-heksana dipisahkan dengan kromatografi kolom, diperoleh 16 fi-aksi. Hasil

Lebih terperinci

berdasarkan cpdna tersebut spesies Artocarpus dibedakan berdasarkan tingkat filogenetiknya. Tiga spesies penting di Indonesia (berdasarkan kelangkaan

berdasarkan cpdna tersebut spesies Artocarpus dibedakan berdasarkan tingkat filogenetiknya. Tiga spesies penting di Indonesia (berdasarkan kelangkaan Bab I Pendahuluan Artocarpus merupakan salah satu genus utama dalam famili Moraceae selain Morus dan Ficus. Genus ini tumbuh di wilayah Indonesia, Asia Selatan, Papua Nugini, dan Pasifik Selatan (Lemmens,

Lebih terperinci

Mesomeri Jurnal Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan

Mesomeri Jurnal Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan N-METIL LAUROTETANIN DAN BOLDIN, DUA SENYAWA TURUNAN ALKALOID APORFIN DARI Cryptocarya tawaensis Merr (Lauraceae) Fera Kurniadewi a, Yana M. Syah b, Lia D. Juliawaty b dan Euis H. Hakim b a Jurusan Kimia,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Fraksinasi Sampel buah mahkota dewa yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari kebun percobaan Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL BAB III PERCOBAAN DAN HASIL III.1 Alat dan Bahan Isolasi senyawa metabolit sekunder dari serbuk kulit akar dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut MeOH pada suhu kamar (maserasi). Pemisahan

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Famili Moraceae. 2.2 Tinjauan Genus Artocarpus

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Famili Moraceae. 2.2 Tinjauan Genus Artocarpus 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Famili Moraceae Famili Moraceae termasuk famili tumbuhan yang tersebar di daerah hutan tropis sampai subtropis, yaitu di Asia, Amerika, Afrika, dan Australia. Famili ini

Lebih terperinci

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Hasil uji pendahuluan Setelah dilakukan uji kandungan kimia, diperoleh hasil bahwa tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa positif mengandung senyawa alkaloid,

Lebih terperinci

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik 08.30 Posted by ferry Spektrofotometri inframerah lebih banyak digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan

Lebih terperinci

SIKLOARTOBILOSANTON DARI KULIT BATANG DAN FLAVONOID DALAM BEBERAPA BAGIAN TUMBUHAN Artocarpus dadah YANG TUMBUH DI LAMPUNG

SIKLOARTOBILOSANTON DARI KULIT BATANG DAN FLAVONOID DALAM BEBERAPA BAGIAN TUMBUHAN Artocarpus dadah YANG TUMBUH DI LAMPUNG J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 2, Hal.: 82-86 ISSN 1978-1873 SIKLARTBILSANTN DARI KULIT BATANG DAN FLAVNID DALAM BEBERAPA BAGIAN TUMBUHAN Artocarpus dadah YANG TUMBUH DI LAMPUNG ABSTRACT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ASIL DA PEMBAASA ilai e-docking dan Log P Senyawa Analog UK-3A E-docking program ArgusLab 4,0 digunakan untuk melihat kesesuaian antara senyawa aktif (ligan) dengan reseptor (protein/ligan) secara in

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyulingan atau destilasi dari tanaman Cinnamomum

Lebih terperinci

Isolasi Senyawa Artobiloksanton dari Kulit Akar Artocarpus elasticus

Isolasi Senyawa Artobiloksanton dari Kulit Akar Artocarpus elasticus JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) C-75 Isolasi Senyawa Artobiloksanton dari Kulit Akar Artocarpus elasticus Amalia Zafitri dan Taslim Ersam Jurusan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

Isolasi Senyawa Artonin E dari Ekstrak Kulit Akar Artocarpus elasticus

Isolasi Senyawa Artonin E dari Ekstrak Kulit Akar Artocarpus elasticus JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) C-61 Isolasi Senyawa Artonin E dari Ekstrak Kulit Akar Artocarpus elasticus Lita Amalia dan Taslim Ersam Jurusan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Pemisahan dengan VLC Hasil pemisahaan dengan VLC menggimakan eluen heksan 100% sampai diklorometan : metanol (50 : 50) didiperoleh 11 fraksi. Pengujian KLT

Lebih terperinci

Penentuan struktur senyawa organik

Penentuan struktur senyawa organik Penentuan struktur senyawa organik Tujuan Umum: memahami metoda penentuan struktur senyawa organik moderen, yaitu dengan metoda spektroskopi Tujuan Umum: mampu membaca dan menginterpretasikan data spektrum

Lebih terperinci

ARTONIN M, TURUNAN FLAVON TERGERANILASI DARI Artocarpus rotunda

ARTONIN M, TURUNAN FLAVON TERGERANILASI DARI Artocarpus rotunda ARTNIN M, TURUNAN FLAVN TERGERANILASI DARI Artocarpus rotunda Tati Suhartati a#, Sjamsul Arifin Achmad b, Norio Aimi c, dan Euis olisotan akim b a Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brojonegoro

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. NaOH dalam metanol dengan waktu refluks 1 jam pada suhu 60 C, diperoleh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. NaOH dalam metanol dengan waktu refluks 1 jam pada suhu 60 C, diperoleh 37 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sintesis Senyawa Difeniltimah(IV) oksida Hasil sintesis senyawa difeniltimah(iv) oksida [(C 6 H 5 ) 2 SnO] menggunakan senyawa awal difeniltimah(iv) diklorida [(C 6 H 5 )

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TURUNAN SANTONTERPRENILASI GARCINIA CYLINDROCAPA (KOGBIRAT), ENDEMIK KEP. MALUKU

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TURUNAN SANTONTERPRENILASI GARCINIA CYLINDROCAPA (KOGBIRAT), ENDEMIK KEP. MALUKU kayu batang. Pada tahun 2009 telah dilakukan isolasi ISLASI DAN IDENTIFIKASI TURUNAN SANTNTERPRENILASI GARCINIA CYLINDRCAPA (KGBIRAT), ENDEMIK KEP. MALUKU 1 Rosalina, R. dan Ersam, T. Jurusan Kimia, FMIPA,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

DR. Harrizul Rivai, M.S. Lektor Kepala Kimia Analitik Fakultas Farmasi Universitas Andalas. 28/03/2013 Harrizul Rivai

DR. Harrizul Rivai, M.S. Lektor Kepala Kimia Analitik Fakultas Farmasi Universitas Andalas. 28/03/2013 Harrizul Rivai DR. Harrizul Rivai, M.S. Lektor Kepala Kimia Analitik Fakultas Farmasi Universitas Andalas 28/03/2013 Harrizul Rivai 1 Penggunaan Spektrofotometri UV-Vis Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif 28/03/2013

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis C-3,7-dimetil-7-hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis C-3,7-dimetil-7-hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sintesis C-3,7-dimetil-7-hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena Pada penelitian ini telah disintesis C-3,7-dimetil-7- hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena (CDHHK4R) dari

Lebih terperinci

4 Hasil dan pembahasan

4 Hasil dan pembahasan 4 Hasil dan pembahasan 4.1 Sintesis dan Pemurnian Polistiren Pada percobaan ini, polistiren dihasilkan dari polimerisasi adisi melalui reaksi radikal dengan inisiator benzoil peroksida (BPO). Sintesis

Lebih terperinci

III. SIFAT KIMIA SENYAWA FENOLIK

III. SIFAT KIMIA SENYAWA FENOLIK Senyawa Fenolik pada Sayuran Indigenous III. SIFAT KIMIA SENYAWA FENOLIK A. Kerangka Fenolik Senyawa fenolik, seperti telah dijelaskan pada Bab I, memiliki sekurang kurangnya satu gugus fenol. Gugus fenol

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA TURUNAN FLAVONOID TERPRENILASI DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA

AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA TURUNAN FLAVONOID TERPRENILASI DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA TURUNAN FLAVONOID TERPRENILASI DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA Iqbal Musthapa, Euis H.Hakim, Lia D. Juliawaty, Yana M. Syah, Sjamsul A. Achmad. Latar

Lebih terperinci

BEBERAPA SENYAWA FLAVON TERPRENILASI DARI ARTOCARPUS FRETESSI HASSK ENDEMIK SULAWESI SELATAN

BEBERAPA SENYAWA FLAVON TERPRENILASI DARI ARTOCARPUS FRETESSI HASSK ENDEMIK SULAWESI SELATAN Marina Chimica Acta, April 2004, hal. 23-28 Vol. 5 No.1 Jurusan Kimia FMIPA, Universitas asanuddin ISSN 1411-2132 BEBERAPA SENYAWA FLAVN TERPRENILASI DARI ARTCARPUS FRETESSI ASSK ENDEMIK SULAWESI SELATAN

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 asil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Sintesis polistiren dilakukan dalam reaktor polimerisasi dengan suasana vakum. al ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara karena stiren

Lebih terperinci

LIMA SENYAWA CALKON DARI KULIT BATANG CRYPTOKARYA PHOEBEOPSIS (LAURACEAE) DAN SIFAT SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL P 388, SEL HCT 166 DAN SEL A549

LIMA SENYAWA CALKON DARI KULIT BATANG CRYPTOKARYA PHOEBEOPSIS (LAURACEAE) DAN SIFAT SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL P 388, SEL HCT 166 DAN SEL A549 F. Kurniadewi. et. al. JRSKT Vol. 3 No. 1 Juli 2013 LIMA SENYAWA CALKN DARI KULIT BATANG CRYPTKARYA PHEBEPSIS (LAURACEAE) DAN SIFAT SITTKSIKNYA TERHADAP SEL P 388, SEL HCT 166 DAN SEL A549 Fera Kurniadewi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR PUBLIKASI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR PUBLIKASI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Hal JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR PUBLIKASI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN... ABSTRAK... ABSTRACT...

Lebih terperinci

Transformasi Gugus Fungsi Senyawa Baekeol Sebagai Model Pembelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas

Transformasi Gugus Fungsi Senyawa Baekeol Sebagai Model Pembelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas Transformasi Gugus Fungsi Senyawa Baekeol Sebagai Model Pembelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas Tati Rosmiati 1,a), Lia Dewi Juliawaty 2,b) dan Anita Alni 3,c) 1 SMA Negeri 3 Cimahi, Jl. Pasantren

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Sebanyak 5 kg buah segar tanaman andaliman asal Medan diperoleh dari Pasar Senen, Jakarta. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membuat, mengisolasi dan mengkarakterisasi derivat akrilamida. Penelitian diawali dengan mereaksikan akrilamida dengan anilin sulfat.

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Tinjauan Umum Tumbuhan Artocarpus Artocarpus atau oleh masyarakat di Indonesia dikenal sebagai tumbuhan nangkanangkaan, yang merupakan salah satu genus utama dalam famili

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Asap Cair Asap cair dari kecubung dibuat dengan teknik pirolisis, yaitu dekomposisi secara kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen

Lebih terperinci

Gambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi

Gambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi Bab IV Pembahasan IV.1 Ekstraksi selulosa Kayu berdasarkan struktur kimianya tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa. Selulosa sebagai kerangka, hemiselulosa sebagai matrik, dan lignin sebagai

Lebih terperinci

Senyawa Sikloartobiloksanton dari Kulit Akar Artocarpus elasticus

Senyawa Sikloartobiloksanton dari Kulit Akar Artocarpus elasticus C-80 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) Senyawa Sikloartobiloksanton dari Kulit Akar Artocarpus elasticus Ika Febriana Syafitri dan Taslim Ersam Jurusan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai penyakit dalam tubuh disebabkan oleh adanya radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul berbasis oksigen atau nitrogen dengan elektron tidak berpasangan

Lebih terperinci

Bab IV Pembahasan. Gambar IV 1 alat pirolisator sederhana

Bab IV Pembahasan. Gambar IV 1 alat pirolisator sederhana Bab IV Pembahasan IV.1 Rancangan alat Asap cair dari tempurung kelapa dibuat dengan teknik pirolisis, yaitu dekomposisi secara kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau

Lebih terperinci

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI Pendahuluan Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi cahaya dengan atom dan molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang. Beberapa sifat

Lebih terperinci

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013 1 PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P00147 Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 13 2, bis(4 HIDROKSI KLORO 3 METOKSI BENZILIDIN)SIKLOPENTANON DAN 2, bis(4 HIDROKSI 3 KLOROBENZILIDIN)SIKLOPENTANON

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TIJAUA PUSTAKA A. Terapi Fotodinamik (Photodynamic Therapy, PDT) Proses terapi PDT dapat diilustrasikan secara lengkap pada tahapan berikut. Mula-mula pasien diinjeksi dengan senyawa fotosensitizer

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang memiliki peranan penting dalam metabolisme tubuh manusia. Reaksi oksidasi ini disebabkan oleh senyawa reactive oxygen species

Lebih terperinci

SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID. R. E. Putri 1, A.

SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID. R. E. Putri 1, A. SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID R. E. Putri 1, A. Zamri 2, Jasril 2 1 Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-UR 2 Bidang Kimia Organik

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Umum Genus Artocarpus

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Umum Genus Artocarpus 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Umum Genus Artocarpus Moraceae adalah salah satu famili tumbuhan tingkat tinggi yang relatif besar, terdiri dari 60 genus dan kurang lebih 1600 spesies (eyne, 1987). Moraceae

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Isolasi Senyawa α-amirin Dari Tumbuhan Beilschmiedia Roxburghiana (Medang) Dan Uji Bioaktivitasnya

Isolasi Senyawa α-amirin Dari Tumbuhan Beilschmiedia Roxburghiana (Medang) Dan Uji Bioaktivitasnya Akta Kimindo Vol. 3 No. Oktober 07: 27-32 Akta Kimindo Vol. 3 No. Oktober 07 : 27-32 AKTA KIMIA INDONESIA Isolasi Senyawa α-amirin Dari Tumbuhan Beilschmiedia Roxburghiana (Medang) Dan Uji Bioaktivitasnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lipida merupakan salah satu unsur utama dalam makanan yang berkontribusi terhadap rasa lezat dan aroma sedap pada makanan. Lipida pada makanan digolongkan atas lipida

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Uji fitokimia daun Nypa fruticans Pada uji fitokimia terhadap daun Nypa fruticans memberikan hasil yang positif terhadap fenolik, fitosterol, dan flavonoid.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK DARI KULIT AKAR TUMBUHAN Artocarpus dadah Miq.

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK DARI KULIT AKAR TUMBUHAN Artocarpus dadah Miq. P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 205-217 205 E-ISSN: 2503-023X https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-biruni/index 10 2015 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran bilangan peroksida sampel minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang telah dipanaskan dalam oven dan diukur pada selang waktu tertentu sampai 96 jam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa Roxb.) menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran

Lebih terperinci

Jurnal Kimia Indonesia

Jurnal Kimia Indonesia Jurnal Kimia Indonesia Vol. 1 (1), 2006, h. 17-21 Isolasi Senyawa Antrakuinon dari Cassia multijuga (Leguminosae) Alfinda Novi Kristanti, Nanik Siti Aminah, Mulyadi Tanjung, Yusamsutin, Azizah, dan Dahlia

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.2 Kandungan Senyawa Kimia Tumbuhan Genus Artocarpus

2 Tinjauan Pustaka. 2.2 Kandungan Senyawa Kimia Tumbuhan Genus Artocarpus 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Tumbuhan Genus Artocarpus Moraceae merupakan suatu famili tumbuhan besar yang terdiri dari 60 genus dengan 1600 spesies (Hegnauer, 1969). Artocarpus merupakan salah satu

Lebih terperinci

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) 1.PENDAHULUAN 2.KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI 3.SPEKTROSKOPI UV-VIS 4.SPEKTROSKOPI IR 5.SPEKTROSKOPI 1 H-NMR 6.SPEKTROSKOPI 13 C-NMR 7.SPEKTROSKOPI MS 8.ELUSIDASI STRUKTUR Teknik

Lebih terperinci

Jurnal MIPA 39 (2) (2016): Jurnal MIPA.

Jurnal MIPA 39 (2) (2016): Jurnal MIPA. Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 128-134 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm AISOLASI DAN UJI DAYA ANTIMIKROBA EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus L. Merr) MH Setiawan S Mursiti, E Kusumo

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida Berna Elya Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok 16424,

Lebih terperinci

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS Anggota Kelompok : Azizah Puspitasari 4301412042 Rouf Khoironi 4301412050 Nur Fatimah 4301412057 Singgih Ade Triawan 4301412079 PENGERTIAN DAN PRINSIP

Lebih terperinci

Santon Dari Kulit Batang Tumbuhan Asam Kandis (Garcinia cowa)

Santon Dari Kulit Batang Tumbuhan Asam Kandis (Garcinia cowa) ISSN: Santon Dari Kulit Batang Tumbuhan Asam Kandis (Garcinia cowa) Darwati 1, Anni Anggraeni 1, dan Sri Adisumiwi 2 1Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia 2Fakultas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L etanol, diperoleh ekstrak

Lebih terperinci

Artelastokromen suatu diprenilpiranoflavon dan β-resorsilaldehid dari kayu batang Artocarpus lanceifolius #

Artelastokromen suatu diprenilpiranoflavon dan β-resorsilaldehid dari kayu batang Artocarpus lanceifolius # PROCEEDINGS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Artelastokromen suatu diprenilpiranoflavon dan β-resorsilaldehid dari kayu batang Artocarpus lanceifolius # Didin Mujahidin,* Sjamsul Arifin Achmad,* ƒ Yana Maolana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai 23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Aseton Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai pelarut polar dalam kebanyakan reaksi organik. Aseton dikenal juga sebagai dimetil

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis PSDVB-PAR Senyawa 4-(2 Piridilazo) Resorsinol merupakan senyawa yang telah lazim digunakan sebagai indikator logam pada analisis kimia karena kemampuannya membentuk

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor) 23 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Penyiapan Sampel Kualitas minyak kastor yang digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan reaksi transesterifikasi. Parameter kualitas minyak kastor yang dapat menjadi

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Benzena A. STRUKTUR DAN SIFAT BENZENA. Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6

KIMIA. Sesi. Benzena A. STRUKTUR DAN SIFAT BENZENA. Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 18 Sesi NGAN Benzena Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6 dengan struktur berbentuk cincin (siklik) segienam beraturan. Struktur kimia

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK DARI KULIT AKAR TUMBUHAN Artocarpus dadah Miq.

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK DARI KULIT AKAR TUMBUHAN Artocarpus dadah Miq. P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 04 (2) (2015) 145-153 e-issn: 2503-023X DOI: 10.24042/jpifalbiruni.v4i2.93 Oktober 2015 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK DARI KULIT AKAR

Lebih terperinci

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

FLAVONOID. Dwi Arif Sulistiono. G1C F.MIPA. Universitas mataram

FLAVONOID. Dwi Arif Sulistiono. G1C F.MIPA. Universitas mataram Dwi Arif Sulistiono FLAVNID G1C007008 F.MIPA. Universitas mataram 1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi sehingga memiliki keragaman flora yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah suatu industri salah satunya memiliki sifat toksik yang dapat merusak bahkan mematikan organisme hidup. Kandungan di dalam

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren (PS) Pada proses sintesis ini, benzoil peroksida berperan sebagai suatu inisiator pada proses polimerisasi, sedangkan stiren berperan sebagai monomer yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit

Lebih terperinci

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Nurrahmi Handayani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

Deskripsi EKSTRAK BAHAN AKTIF DARI TUMBUHAN MELINJO (GNETUM GNEMON), PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI ANTIKANKER KULIT

Deskripsi EKSTRAK BAHAN AKTIF DARI TUMBUHAN MELINJO (GNETUM GNEMON), PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI ANTIKANKER KULIT 1 Deskripsi EKSTRAK BAHAN AKTIF DARI TUMBUHAN MELINJO (GNETUM GNEMON), PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI ANTIKANKER KULIT Bidang Teknik Invensi : Invensi ini berhubungan dengan proses ekstraksi

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK ASETON DAUN Macaranga pruinosa BANGKA BELITUNG.

ISOLASI DAN KARAKTERISASI METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK ASETON DAUN Macaranga pruinosa BANGKA BELITUNG. ISLASI DAN KARAKTERISASI METABLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK ASETN DAUN Macaranga pruinosa BANGKA BELITUNG cca Roanisca a, dan Yana M. Syah b a Jurusan Kimia Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung b Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebanyak 400 gram sampel halus daun jamblang (Syzygium cumini)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebanyak 400 gram sampel halus daun jamblang (Syzygium cumini) 4.1 Ektraksi dan Fraksinasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebanyak 400 gram sampel halus daun jamblang (Syzygium cumini) dimaserasi dengan pelarut metanol selama 4 24 jam, dimana setiap 24 jam

Lebih terperinci