BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Dapat dikatakan bahwa pada zaman sekarang sistem dibutuhkan untuk mengatur segala macam aktivitas yang ada di perusahaan agar tidak sewenangwenang atau keluar jalur dari tujuan perusahaan tersebut. Menurut Gelinas dan Dull (2008 : 11) sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan secara bersamaan untuk mencapai suatu tujuan spesifik. Sistem ini bisa dikatakan sebagai kumpulan dari bagian yang saling terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. Selain itu sistem juga merupakan suatu proses yang menerima input dan menghasilkan output. Hal ini diperkuat dengan pernyataan menurut O Brien dan Marakas (2010 : 26) yang menyatakan sistem merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima input dan menghasilkan output, dimana hasil dari output tersebut adalah sebuah fungsi transformasi dasar yang teratur bagi perusahaan. Fungsi- fungsi dasar ini meliputi : a. Input Meliputi pengumpulan dan perakitan elemen-elemen pada sistem supaya diproses lebih lanjut. b. Processing Meliputi proses perubahan dari input menjadi output. c. Output Meliputi pemindahan elemen-elemen telah dihasilkan dalam proses perubahan menuju tujuan akhir. Berdasarkan kedua pengertian di atas maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling bekerja sama dan teroganisir untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. 9

2 Informasi Informasi mempunyai peranan yang sangat penting pada perusahaan, karena tanpa adanya informasi, maka tidak ada data yang memberikan manfaat bagi perusahaan. Menurut O Brien dan Marakas (2010 : 34) informasi merupakan data yang telah dikonversi melalui analisis dan evaluasi dalam bentuk yang dimanipulasi atau diatur, dan ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk pengguna akhir. Pada pemrosesan data menjadi sebuah informasi, konteks data dan sudut pandang pengguna akhir yang mengakses data tersebut adalah hal yang sangat penting. Informasi juga harus bersifat akurat, relevan, lengkap, tepat waktu, dan dapat dirangkum secara jelas agar informasi tersebut memberikan manfaat yang berguna bagi perusahaan. Karakteristik-karakteristik informasi yang berguna menurut Hall (2011 : 13) yaitu : a. Relevansi (Relevance) Relevan ini dapat diartikan bahwa sesuai dengan yang dimaksud atau dibutuhkan. Maka dari itu laporan atau dokumen yang disajikan untuk pengguna akhir harus memberikan manfaat yang dibutuhkan. b. Ketepatan Waktu (Timeliness) Hal ini dapat berarti bahwa informasi yang berguna adalah informasi yang dipakai tepat pada waktunya. Contohnya yaitu seorang manajer bagian personalia membuat keputusan setiap bulannya untuk menentukan kinerja karyawan berdasarkan absen dan penilaian kinerja key performance indicator berdasarkan laporan status personalia, maka informasi dalam laporan personalia tidak boleh lebih dari satu bulannya. c. Akurasi (Accuracy) Informasi yang baik juga harus bersifat akurat atau bebas dari kesalahan material. Material disini berarti dapat diartikan sebagai sesuatu yang bersifat penting dan dapat mengakibatkan perubahan pada pertimbangan seseorang yang telah menaruh kepercayaan terhadap informasi. d. Kelengkapan (Completeness) informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan haruslah lengkap, hal ini berarti bahwa tidak ada informasi yang terlewat ataupun hilang.

3 11 Contohnya adalah pada sebuah laporan harus menyajikan semua perhitungan yang diperlukan dan menyediakan pesan yang tegas dan jelas atau tidak membingungkan bagi pengguna akhir informasi tersebut. e. Rangkuman (Summarization) Pada akhirnya semua informasi-informasi yang ada akan dikumpulkan dan dirangkum sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Manajer yang berada pada tingkat lebih rendah biasanya membutuhkan laporan informasi yang lebih detail, sedangkan pada manajer di tingkat yang lebih tinggi membutuhkan laporan informasi yang sudah terangkum atau lebih ringkas. Dari kedua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data-data yang telah diolah dengan karakteristik-karakteristik informasi yang memberikan manfaat bagi pengguna akhir laporan informasi. 2.3 Sistem Informasi Tanpa adanya sistem informasi yang baik di dalam perusahaan tentunya tujuan yang ingin dicapai tidak dapat terwujud. Hal ini dikarenakan tidak ada kerja sama yang terorganisir antara people, hardware, software, network, dan resource. O Brien dan Marakas (2010 : 4) menyatakan bahwa sistem informasi adalah serangkaian orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber daya, serta prosedur dan kebijakan yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam suatu perusahaan. Suatu sistem dapat menerima data sebagai input dan mengolah data tersebut menjadi sebuah output yang berguna bagi perusahaan. Sedangkan Stair dan Reynolds (2011 : 10) mengungkapkan bahwa sistem informasi merupakan suatu kumpulan komponen-komponen yang mengumpulkan, mengambil, memproses, menyimpan, dan mengirimkan informasi dengan tujuan untuk pengambilan keputusan, pengendalian, dan analisis bagi manajemen serta menghasilkan timbal balik (feedback) bagi pemakai informasi tersebut.

4 12 Sehingga dari kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu kumpulan orang, perangkat lunak dan keras, jaringan komunikasi, dan sumber daya yang memiliki tugas untuk mengumpulkan, mengambil, memproses, menyimpan dan mengirimkan informasi dengan tujuan membantu proses bisnis yang berjalan di perusahaan dan memberikan feedback bagi pemakai informasi tersebut. 2.4 Sistem Informasi Akuntansi Tidak dapat dihindari bahwa sekarang ini hubungan antara sistem informasi dan akuntansi sangat berkaitan, serta saling membutuhkan satu sama lainnya untuk menghasilkan laporan yang bermanfaat bagi perusahaan. Dull, Gelinas JR, dan Wheeler (2012 : 14) menyatakan bahwa Accounting Information Systems (AIS) is a specialized subsystem of the IS. The purpose of this separate AIS was to collect, process, and report information related to the financial aspects of business events. Hal ini berarti Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sebagai subsistem dari sistem informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan aspek keuangan pada kejadian bisnis. Tetapi ada yang berpendapat bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah bagian dari Sistem Informasi Manajemen suatu perusahaan, karena sistem tersebut menangkap, menyimpan, mengelola, dan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Menurut Jones dan Rama yang telah diterjemahkan oleh Slamet (2008 : 6) mengemukakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi, keuangan, dan informasi lainnya yang diperoleh dalam proses rutin transaksi akuntansi yang berguna bagi manajemen perusahaan. Dari dua definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, memproses dan mengelola data dengan tujuan menghasilkan informasi keuangan yang berguna bagi perusahaan.

5 Elemen-elemen Sistem Informasi Akuntansi Dull, Gelinas JR, dan Wheeler (2012 : 7) menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi memiliki sepuluh elemen sebagai berikut : a. Technology Teknologi sebagai pondasi pada Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan kegiatan operasional bisnis serta pengetahuan teknologi untuk merencanakan dan mengelola aktivitas bisnis perusahaan. b. Databases Database ini berperan untuk melakukan analisis, menyiapkan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen, dan mengaudit catatan keuangan perusahaan. c. Reporting Elemen ini memiliki peran untuk merancang laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi, dimana laporan ini akan bermanfaat untuk mendukung keputusan manajemen perusahaan. d. Control Pengendalian disini berarti bahwa memastikan semuanya terjadi sesuai dengan yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan. e. Business operations Operasional bisnis pada perusahaan seperti mempekerjakan karyawan, membeli persediaan, dan mengumpulkan uang dari pelanggan. f. Events processing Elemen ini memiliki aspek operasional dan aspek Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Contohnya beberapa tidak memiliki dampak secara langsung terhadap akuntansi, dan ada beberapa transaksi akuntansi yang dibukukan ke dalam buku besar. g. Management decision making Bagian ini menjelaskan bahwa informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan harus disesuaikan dengan jenis keputusan di bawah bahan pertimbangan yang ada di dalam perusahaan. h. Systems development and operation

6 14 Pengembangan sistem dan operasinya bermanfaat bagi perusahaan untuk fungsi-fungsi bisnis yang ada di perusahaan. Seperti memilih data untuk laporan, merancang laporan, dan mengkonfigurasi sistem perusahaan. i. Communications Kemampuan komunikasi dibutuhkan untuk menjalin hubungan yang baik antara pihak internal dengan pihak eksternal perusahaan, dengan komunikasi yang baik maka akan menghasilkan solusi yang efektif. j. Accounting and auditing principles Untuk merancang dan mengoperasikan sistem akuntansi tentunya harus mengetahui standar akuntansi yang dipakai serta standar audit untuk informasi akuntansi tersebut. Dari elemen-elemen diatas maka SIA memiliki beberapa manfaat dan tujuan penting pada perusahaan yang terdiri dari: 1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas dan transaksi perusahaan. 2. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan. 3. Melakukan pengendalian secara tepat terhadap aset organisasi. 2.6 Siklus Transaksi Pada setiap aktivitas perusahaan tentunya terdapat siklus transaksi yang mendukung kegiatan perusahaan untuk mencapai target perusahaa. Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh Slamet (2008 : 22) menyatakan bahwa siklus transaksi adalah pengelompokan berbagai hal yang terjadi secara umum dalam suatu urutan tertentu, dimana setiap siklus transaksi tersebut memiliki lebih dari satu kejadian. Sebagai contoh yaitu saat pelanggan melakukan pemesanan barang, bagian gudang melakukan pengiriman barang, dan bagian penjualan melakukan pencatatan transaksi penjualan. Selain itu terdapat pendapat lain yang mengatakan bahwa siklus transaksi terdiri dari siklus penjualan, siklus pembelian, siklus produksi, siklus sumber daya manusia, dan siklus keuangan. Hal ini diperkuat oleh Romney dan

7 15 Steinbart (2006 : 30) yang mengemukakan bahwa siklus transaksi adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya, yang dimulai dari proses pembelian, produksi, sampai kepada penjualan barang atau jasa. Siklus transaksi pada perusahaan terdiri dari lima subsistem antara lain : 1. Revenue Cycle Merupakan transaksi penjualan dan penerimaan kas. 2. Expenditure Cycle Merupakan transaksi pembelian dan pengeluaran kas. 3. Human Resource / Payroll Cycle Transaksi yang memiliki hubungan antara perekrutan dan pemabyaran atas tenaga kerja. 4. Production Cycle Transaksi yang berhubungan antara proses perubahan bahan baku, menjadi barang setengah jadi, dan pada akhirnya menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. 5. Financing Cycle Transaksi yang memiliki hubungan antara penerimaan modal dari stakeholder dan kreditur. Berdasarkan kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa siklus transaksi merupakan aktivitas yang dijalankan secara umum pada waktu tertentu untuk menyelesaikan serangkaian kegiatan yang dijalankan perusahaan untuk mencapai suatu target. 2.7 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai sistem informasi akuntansi pembelian yang terdiri dari dua bagian yaitu pengertian pembelian dan proses pada sistem informasi akuntansi pembelian Pembelian Tentunya untuk mencapai tujuan perusahaan maka diperlukan barang atau jasa untuk mendukung aktivitas perusahaan, maka dari itu perusahaan

8 16 harus mengeluarkan biaya dengan membeli atau menyewa barang atau jasa tersebut. Soemarso (2007 : 208) mengemukakan bahwa pembelian adalah akun yang digunakan untuk mencatat semua pembelian barang dagang dalam suatu periode. Sedangkan menurut Mulyadi (2008 : 316) menyatakan bahwa pembelian merupakan serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui pertukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual kembali. Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelian adalah suatu upaya untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam kepentingan usaha bisnisnya Proses dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Dalam sistem informasi akuntansi pembelian tentunya memiliki berbagai macam proses pembelian dari bertemu dengan supplier sampai pembayaran atas pembelian barang dari supplier. Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh Slamet (2008 : 356) proses pembelian setiap jenis perusahaan hampir serupa dan meliputi beberapa atau seluruh kegiatan sebagai berikut : 1. Melakukan konsultasi dengan supplier Pada awalnya perusahaan dapat melakukan mengumpulkan informasi dengan menghubungi beberapa supplier untuk mendapatkan informasi mengenai ketersediaan kuantitas dan harga dari barang tersebut. 2. Memproses permintaan barang Dokumen permintaan barang disiapkan karyawan yang lalu akan diteruskan kepada supervisor. Permintaan ini lalu digunakan oleh departemen pembelian untuk memesan barang. 3. Mengadakan perjanjian dengan supplier untuk pembelian barang di masa yang akan datang Perjanjian dengan supplier ini seperti kontrak dengan supplier untuk beberapa tahun mendatang. 4. Penerimaan barang dari supplier

9 17 Setiap barang yang datang harus dicek ulang apakah sesuai dengan barang yang dipesan dari kualitas dan kuantitas barang tersebut. Pada perusahaan besar biasanya terdapat unit yang terpisah untuk memeriksa dan bertanggung jawab dalam menerima barang. 5. Pengakuan kewajiban atas barang yang diterima Setelah barang diterima, biasanya supplier akan mengirimkan invoice kepada perusahaan. Apabila tagihan tersebut sudah sesuai dengan barang yang dikirim baik dari kuantitas dan harganya, departemen keuangan akan mencatat tagihan tersebut. 6. Pemilihan invoice yang akan dibayar Perusahaan akan melakukan pemilihan tagihan untuk pembayaran berdasarkan jadwal dan umumnya dilakukan secara mingguan. 7. Penulisan cek Setelah memilih tagihan yang akan dibayarkan, maka perusahaan melakukan penulisan, penandatanganan, dan pengiriman cek kepada supplier. 2.8 Sistem Informasi Akuntansi Utang Usaha Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai sistem informasi akuntansi utang usaha yang terdiri dari tiga bagian yaitu pengertian utang usaha dan proses pada sistem informasi akuntansi utang usaha serta hubungan antara pembelian dan utang usaha Utang Usaha Utang Usaha di dalam perusahaan memiliki peran untuk mencatat transaksi pembelian yang terjadi karena adanya perbedaan waktu dalam penerimaan jasa atau pembelian barang dengan pembayaran yang dilakukan terhadap aktivitas tersebut. Menurut Kieso, Weygant, dan Warfield. (2008 : 619) mengungkapkan bahwa utang usaha merupakan jumlah yang terhutang pada pihak lain untuk barang, peralatan, atau jasa yang dibeli pada saldo normal.

10 18 Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2012) utang usaha adalah kewajiban untuk membayar barang atau jasa yang telah diterima dan akan dilakukan pembayaran setelah mendapat penagihan berupa faktur atau yang telah disetujui oleh pemasok sesuai perjanjian. Dari dua pengertian diatas, terdapat kesimpulan bahwa utang usaha merupakan suatu jumlah nominal terhutang terhadap pihak lain yang harus dibayarkan atas suatu barang atau jasa yang telah diterima atau dibeli menggunakan faktur dan mempunyai jangka waktu utang bermacammacam Proses dalam Sistem Informasi Akuntansi Utang Usaha Sistem informasi akuntansi utang usaha memiliki berbagai fungsi baik untuk memonitor rutinitas pekerjaan, mendukung pengambilan keputusan sampai dengan menyiapkan laporan untuk pihak internal dan eksternal. Menurut Gelinas dan Dull (2008 : 463) proses utang usaha merupakan suatu hubungan struktur interaksi antara orang, perlengkapan, metode dan pengendalian yang dirancang untuk mencapai fungsi-fungsi seperti : 1. Menangani rutinitas pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang dari departemen keuangan. 2. Mendukung kebutuhan pengambilan keputusan dari orang-orang yang mengelola departemen keuangan. 3. Membantu dalam menyiapkan laporan bagi pihak internal dan eksternal Hubungan Pembelian dan Utang Usaha pada Siklus Pengeluaran Pembelian dan utang usaha memiliki keterkaitan di dalam siklus pengeluaran karena di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan. Menurut Romney dan Steinbart (2006 : ) siklus pengeluaran adalah kumpulan aktivitas-aktivitas bisnis dan pengolahan data yang memiliki keterkaitan dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa, diantaranya yaitu proses pembelian, proses penerimaan barang,

11 19 proses pencatatan timbulnya utang usaha, dan proses pengeluaran kas dalam rangka membayar utang usaha. 2.9 Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas Pada bagian ini akan membahas mengenai sistem informasi akuntansi pengeluaran kas yang terdiri dari pengertian pengeluaran kas serta fungsi dan tujuannya bagi perusahaan Pengeluaran Kas Dapat dikatakan bahwa pengeluaran kas memilki peranan penting dalam perusahaan, karena dengan adanya pengeluaran kas yang baik, maka terdapat aliran kas yang tersusun dan dikelola dengan baik dan teratur. Hall (2012 : 220) menyatakan bahwa pengeluaran kas merupakan suatu silkus yang mengolah pembayaran berbagai macam kewajiban yang timbul akibat dari proses bisnis pembelian. Sehingga siklus pengeluaran kas ini memiliki pengertian sekumpulan aktivitas operasional dan bisnis perusahaan yang mengolah data-data yang berkaitan dengan pembelian dan pembayaran atas barang dan jasa Fungsi dan Tujuan Siklus Pengeluaran Kas Siklus pengeluaran kas tentunya memiliki fungsi-fungsi yang nantinya akan memberikan manfaat bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya Fungsi Pengeluaran Kas Pengeluaran kas ini memiliki fungsi-fungsi yang mendukung kegiatan operasional dan bisnis perusahaan, fungsi-fungsi ini terdiri dari : 1. Memberikan informasi keperluan akan barang tersebut. 2. Menampung, menerima dan menyimpan barang tersebut. 3. Menjamin keabsahan pada kewajiban perusahaan.

12 20 4. Mengontrol utang usaha perusahaan. 5. Membukukan transaksi-transaksi pembelian ke dalam buku besar. 6. Menyediakan laporan-laporan yang terkait, baik laporan keuangan dan laporan manajemen yang dibutuhkan perusahaan Tujuan Siklus Pengeluaran Kas 1. Mencatat dan mengkategorikan pengeluaran kas dengan tepat dan akurat. 2. Memastikan bahwa barang yang dipesan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan diterima dalam kondisi yang baik. 3. Menjamin semua pengeluaran kas telah sama atau sesuai dan cocok dengan pengeluaran yang telah diotorisasi. 4. Menjamin bahwa dokumen-dokumen berupa faktur yang berkaitan dengan pembelian barang atau jasa tersebut sah dan benar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Mekanisme Pemungutan PPN Pajak Pertambahan Nilai (PPN) memiliki mekanisme dalam pemungutannya. Berdasarkan Waluyo (2011 : 10) menyatakan mekanisme pemungutan PPN terdiri atas tiga metode yaitu : 1. Addition Method Metode ini mengatakan bahwa PPN dihitung dari tarif kali seluruh penjumlahan nilai tambah. 2. Subtraction Method Metode ini, PPN yang terutang dihitung dari tarif kali selisih antara harga penjualan dengan pembelian. 3. Credit Method

13 21 Metode ini harus mencari selisih antara pajak yang dibayar saat pembelian dengan pajak yang dipungut saat penjualan Sifat Pemugutan PPN Pajak Pertambahan Nilai (PPN) memiliki sifat atau karakteristik dalam pemungutannya. Waluyo (2011 : 11) mengemukakan Pajak Pertambahan Nilai memiliki beberapa sifat atau karakteristik yang terdiri dari : 1. PPN sebagai pajak objektif 2. PPN sebagai pajak tidak langsung (indirect tax) 3. Pemungutan PPN multistage tax 4. PPN dipungut dengan menggunakan alat bukti Faktur Pajak 5. PPN bersifat netral 6. PPN tidak menimbulkan pajak ganda 7. PPN sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dilakukan atas konsumsi dalam negeri Tipe Pemungutan PPN Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ini memiliki jenis atau tipe-tipe dalam pemungutannya. Menurut Waluyo (2011 : 11-12) menyatakan tipe pemungutan atau perlakukan perolehan barang modal dapat diklasifisikan yaitu : 1. Consumption Type Value Added Tax Pada tipe ini semua pembelian digunakan dalam produksi termasuk barang modal dikurangkan dari nilai tambahnya sehingga memberikan sifat netral PPN atas pola produksi. 2. Net Income Type Value Added Tax Merupakan tipe yang tidak memungkinkan adanya pengurangan pembelian barang modal dari dasar pengenaan.

14 22 3. Gross Product Type Value Added Tax Pada tipe ini mengemukakan bahwa pembelian barang modal tidak dapat diperkenankan sama sekali untuk dikurangkan dari dasar pengenaan pajak Prinsip Pemungutan PPN Tentunya dalam pemungutannya Pajak Pertambahan Nilai memiliki prinsip-prinsip atau pedoman. Menurut Waluyo (2011 : 12) menyatakan terdapat dua prinsip pemungutan yaitu : 1. Prinsip Tempat Tujuan (Destination) Merupakan PPN dipungut pada tempat barang atau jasa tersebut dikonsumsi. 2. Prinsip Tempat Asal (Origin Principle) Prinsip ini diartikan bahwa PPN dipungut di tempat asal barang atau jasa yang akan dikonsumsi Pajak Masukan Pada saat Pengusaha Kena Pajak melakukan pembelian terhadap Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, maka akan dikenakan Pajak Masukan. Waluyo (2011 : 99) mengemukakan bahwa Pajak Masukan merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan / atau penerimaan Jasa Kena Pajak atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan / atau Impor Barang Kena Pajak Pajak Keluaran Pada saat Pengusaha Kena Pajak melakukan penjualan terhadap Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, maka akan dikenakan Pajak

15 23 Keluaran. Waluyo (2011 : 125) menyatakan bahwa Pajak Keluaran merupakan Pajak Pertambahan Nilai Terutang yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, Ekspor Barang Kena Pajak, dan / atau Jasa Kena Pajak Mekanisme Penghitungan PPN Pada umumnya penghitungan PPN adalah Pengusaha Kena Pajak mengkreditkan atau mengurangkan pajak masukan dalam suatu masa dengan pajak keluaran dalam masa pajak yang sama. Hal ini diperkuat oleh Waluyo (2011 : 10) yang mengemukakan bahwa Pengusaha Kena Pajak hanya diharuskan membayar kepada negara selisih antara Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dari pembeli Barang Kena Pajak dan / atau penerima Jasa Kena Pajak (Pajak Keluaran) dengan Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar kepada penjual Barang Kena Pajak dan / atau pemberi Jasa Kena Pajak (Pajak Masukan). Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak pada waktu perolehan atau impor Barang Kena Pajak atau penerimaan Jasa Kena Pajak ternyata lebih besar daripada Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut, maka kelebihan Pajak Pertambahan Nilai tersebut akan dikompensasikan. Sedangkan yang dikembalikan hanya kelebihan Pajak Pertambahan Nilai untuk Masa Pajak pada akhir tahun buku Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan.

16 Sistem Pengendalian Internal Untuk sistem pengendalian internal akan dibahas dengan tiga bagian yang terdiri dari pengertian pengendalian internal, komponen-komponen pengendalian internal, dan pengendalian internal pada siklus pembelian Pengendalian Internal Dapat dikatakan bahwa pengendalian internal memiliki peranan penting dalam perusahaan karena dengan adanya pengendalian internal dapat menguji keakuratan laporan keuangan perusahaan dan meminimalisir terjadinya penyimpangan yang ada di perusahaan. Menurut Dull, Gelinas, JR, Wheeler (2012 : 224) dalam Commitee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commision (COSO), pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh entitas dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya yang dirancang untuk menyediakan jaminan yang memadai sehubungan dengan pencapaian tujuan dalam kategori-kategori sebagai berikut : 1) Efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan. 2) Laporan keuangan yang dapat dipercaya. 3) Kesesuaian dengan peraturan dan hukum yang diterapkan atau berlaku Komponen-komponen Pengendalian Internal Pengendalian internal juga memiliki komponen-komponen didalamnya yang saling berhubungan dan mendukung. Dull, Gelinas, JR, dan Wheeler (2012 : ) menyatakan bahwa terdapat lima komponen yang terdiri dari : 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Merupakan kumpulan pola di dalam organisasi, yang mempengaruhi kesadaran pengendalian pada diri orang-orangnya, hal ini adalah pondasi untuk semua komponen-komponen pengendalian internal yang menyediakan kedisiplinan dan struktur. 2. Penilaian Resiko (Risk Assessment)

17 25 Merupakan identifikasi entitas dan analisis resiko-resiko yang relevan untuk mencapai tujuan-tujuannya dengan membentuk dasar untuk menentukan bagaimanan resiko-resiko tersebut harus dikelola. 3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Merupakan kebijakan dan prosedur yang mendukung untuk memastikan arahan manajemen dilaksanakan. 4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Mengidentifikasi, menangkap, dan pertukaran informasi di dalam bentuk dan jangka waktu yang memungkinkan orang-orang untuk melakukan tanggung jawab atau tugas-tugas mereka. 5. Pemantauan (Monitoring) Merupakan sebuah proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian internal dari waktu ke waktu. Hal ini merupakan kunci di dalam kesuksesan jangka panjang pada sistem pengendalian internal Pengendalian Internal pada Siklus Pembelian Supaya perusahaan perusahaan memiliki proses bisnis yang baik, maka pada setiap siklusnya harus terdapat pengendalian internal yang baik juga. Berdasarkan Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh Slamet (2008 : 442) menyatakan bahwa pengendalian internal yang digunakan pada siklus pembelian meliputi : 1. Pemisahan tugas terhadap individu yang mengotorisasi, melaksanakan pembelian, dan mencatat transaksi untuk mencegah terjadinya kecurangan. 2. Menggunakan informasi dari kejadian masa lalu untuk mengendalikan aktivitas pembelian. 3. Memantau semua kegiatan pembelian. 4. Memiliki dokumen-dokumen yang berurutan dan memiliki nomor urut yang tercetak. 5. Mencatat pihak yang bertanggung jawab dalam proses yang terjadi. 6. Membatasi hak akses terhadap aset dan informasi perusahaan.

18 26 7. Melakukan rekonsiliasi atas semua catatan dengan bukti fisik dari aset yang ada Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek Pada bagian ini akan membahas mengenai analisis dan perancangan berorientasi objek yang terdiri dari konsep pengembangan sistem, konsept object oriented, system requirements, business modeling dan requirement discipline, design discipline, serta kerangka pikir Konsep Pengembangan Sistem Saat ini sistem harus terus berkembang mengikuti perkembangan zaman yang ada, oleh karena itu dibutuhkan suatu pedoman dengan metode-metode tertentu untuk mendukung dalam pengembangan sistem tersebut. Metode pengembangan sistem menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 47) adalah suatu pedoman yang digunakan untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas yang mendukung proses bisnis perusahaan di dalam pengembangan sistem, dimana di antaranya termasuk models, tools, dan teknik-teknik lainnya. Pengertian models disini adalah perumpamaan dari aspek-aspek yang ada di dalam dunia nyata. Sedangkan pengertian tools disini merupakan alat-alat seperti perangkat lunak yang membantuk dalam pembuatan model atau komponen lainnya di dalam suatu perusahaan Unified Modeling Language (UML) Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 48) menyatakan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah sekumpulan set standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan untuk pengembangan berorientasi obyek. Berbagai diagram khusus dapat dipahami dan digambarkan oleh analis dan pengguna akhir yang digunakan dalam proyek pengembangan sistem dengan menggunakan Unified Modeling Language.

19 27 Berikut merupakan model-model komponen sistem yang menggunakan Unified Modeling Language antara lain : 1. Use Case Diagram 2. Class Diagram 3. Activity Diagram 4. Sequence Diagram 5. Communication Diagram 6. Package Diagram 7. Deployment Diagram Unified Process Unified process ini adalah salah satu metode yang digunakan di dalam pengembangan sistem. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 50) mendefinisikan Unified Process (UP) an object oriented system development methodology originally offered by Rational Software, which is now part of IBM. Developed by Grady Booch, James Rumbaugh, and Ivar Jacobson, the UP is their attempt to define a complete methodology that, in addition to providing several unique features, uses UML for system models and the UP system development life cycle describe earlier. Unified process memiliki empat tahapan sebagai berikut : 1. Inception Merupakan tahapan awal dimana aktivitas-aktivitas penilaian terhadap sebuah proyek perangkat lunak dilaksanakan. 2. Elaboration Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai kebutuhan, persyaratan, dan fungsi utama perangkat lunak. 3. Construction Untuk membangun perangkat lunak sampai pada saat perangkat lunak tersebut dapat digunakan. 4. Transition

20 28 Tahapan ini berfokus pada penyampaian perangkat lunak yang telah selesai dan dapat digunakan untuk diberikan kepada pengguna Konsep Object Oriented Sekarang ini konsep pengembangan sistem juga didukung dengan konsep berorientasi obyek (object oriented), hal ini mendukung sistem informasi di dalam perusahaan agar dapat memudahkan menganalisis, merancang dan memprogram suatu aplikasi di dalam perusahaan. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 60) pendekatan berorientasi obyek ini memperhatikan sistem informasi sebagai suatu kumpulan dari obyekobyek yang berinteraksi satu sama lain. Pendekatan berorientasi obyek ini terdapat tiga bagian, yaitu : 1. Object-Oriented Analysis (OOA) menjelaskan bahwa semua tipe obyek melaksanakan tugas pada suatu sistem dan menunjukkan interaksi apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna untuk menuntaskan tugas-tugas tersebut. 2. Object-Oriented Design (OOD) memiliki tugas menyampaikan antara orang-orang dengan tipe obyek yang diperlukan dan perangkat di dalam sistem untuk menunjukkan interkasi antar obyek dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dan memperbaiki definisi pada masing-masing obyek, sehingga dapat diimplementasikan pada lingkungan atau bahasa yang spesifik. 3. Object-Oriented Programming (OOP) merupakan bahasa pemograman yang digunakan untuk mendefinisikan masing-masing obyek yang ada di dalam sistem, termasuk setiap pesan yang dikirim antar obyek.

21 System Requirements Tentunya dalam merancang suatu sistem pastinya ada hal-hal yang dibutuhkan oleh sistem tersebut. Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 130), mengemukakan bahwa system requirements adalah syarat-syarat yang dibutuhkan pengguna dan fungsi-fungsi yang harus terdapat di dalam sistem. Pada umumnya system requirements dibagi menjadi dua kategori yaitu : 1. Functional Requirement Merupakan segala macam aktivitas yang ditangani oleh sistem atau fungsi-fungsi yang harus ada di dalam sistem. 2. Nonfunctional Requirement Merupakan karakteristik sistem selain aktivitas yang ada di dalam sistem. Nonfunctional requirement dibagi menjadi lima bagian : a. Technical requirement Mencakup karakteristik operasional terkait dengan lingkungan organisasi, hardware, dan software. b. Performance requirement Mencakup karakteristik operasional terkait dengan pengukuran beban kerja, seperti waktu respon. c. Usability requirement Mencakup karakteristik operasional terkait dengan users, seperti user interface, prosedur kerja, bantuan online, dan dokumentasi d. Reliability requirement Mencakup karakteristik operasional terkait dengan ketergantungan suatu sistem, pencatatan semua event, pemrosesan kesalahan, serta deteksi dan perbaikan kesalahan. e. Security requirement Mencakup pembagian akses setiap user pada fungsi-fungsi yang ada di dalam sistem.

22 Business Modeling and Requirement Discipline Event Table Pada pengembangan sistem, setiap event yang ada di dalam sistem perlu diketahui untuk merespon kebutuhan pengguna. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 174) event table adalah katalog dari use case yang mendaftar event-event ke dalam baris-baris dan informasi mengenai setiap event ke dalam kolomkolom. Informasi yang ditampilkan pada event table yaitu : 1. Event : kejadian yang menyebabkan sistem melakukan sesuatu. 2. Trigger : sinyal yang memberitahu sistem bahwa peristiwa telah terjadi karena adanya data yang harus diproses. 3. Source : pihak external agent memberikan data ke dalam sistem. 4. Use case : apa yang dilakukan oleh sistem saat kejadian terjadi. 5. Response : output yang dihasilkan oleh sistem. 6. Destination : external agent menerima data dari sistem. Gambar 2.1 Event Table ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 175) )

23 Use Case Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 166) mengemukakan bahwa use case merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh sistem dengan respon kepada permintaan pengguna. Use case menyajikan pendekatan secara visual yang dapat digunakan untuk pemodelan pada pengembangan sistem. Gambar 2.2 Notasi use case diagram ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 215 ) Gambar 2.3 Use Case Diagram ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 216) ) Penggambaran use case diagram menggunakan beberapa simbol atau lambang untuk melambangkan setiap pengguna dan hal-hal yang dilakukan sistem untuk merespon permintaan pengguna atas sistem Use Case Description Dari gambar use case diagram kita mendapat gambaran apa yang dapat dilakukan sistem untuk merespon permintaan

24 32 pengguna secara umum. Pada use case desription akan dijelaskan secara lebih detil mengenai proses-proses dari use case tersebut. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 220) Use Case Description merupakan penjelasan secara terperinci yang berkaitan mengenai proses-proses pada use case. Use case description ini memiliki tiga bagian yang terdiri dari : 1. Brief Description Biasanya digunakan untuk sistem yang dikembangkan dengan skala kecil dan use case yang sederhana. Gambar 2.4 Brief Description ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 221) ) 2. Intermediate Description Pengembangan dari brief description yang digunakan untuk menggambarkan aliran aktivitas atau kegiatan internal dari suatu use case. Gambar 2.5 Intermediate Desciption ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 222) ) 3. Fully Developed Desciption Suatu metode formal yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan suatu use case.

25 33 Gambar 2.6 Fully Developed Description ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 223) ) Domain Model Class Diagram Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 184) domain model class diagram merupakan diagram UML yang menunjukkan hal-hal penting pada pekerjaan pengguna seperi problem domain classes, associations, dan atributnya. Pada suatu class diagram digambarkan dengan model kotak dimana pada bagian atas diberi nama kelas tersebut, lalu bagian tengahnya diberikan atribut-atribut apa saja yang dibutuhkan dari kelas tersebut dan pada bagian bawahnya diberi method. Hubungan atau asosiasi antar class tersebut digambarkan dengan garis penghubung antar class.

26 34 Gambar 2.7 Class ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 185) ) Gambar 2.8 Hubungan antar class ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 187) ) Pada gambar 2.8 diatas dapat dilihat hubungan antar class dengan garis penghubung antar class yang disebut dengan multiplicity of association, dimana garis penghubung ini dapat dibedakan menjadi enam jenis pada gambar berikut :

27 35 Gambar 2.9 Hubungan relasional antar class ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 186) ) Pada class diagram, Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 189) mengungkapkan apabila terdapat karakteristik class yang sama digunakan hierarki yang berguna untuk menyusun class dimulai dari karakteristik umum sampai dengan khusus. Class yang memiliki karakteristik umum dikenal sebagai superclass, sedangkan class yang memiliki karakteristik khusus dikenal sebagai subclass. Adapun penurunan karakteristik atau inheritance dapat diterapkan apabila karakteristik suatu superclass dimiliki oleh suatu subclass. Gambar 2.10 Generalization pada class diagram ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 190) )

28 36 Pada hierarki class diagram, terdapat whole-part hierarchies yang menyusun class-class sesuai dengan komponen-komponen yang terhubung. Hierarki tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Aggregation Hubungan antara seluruh atau sebagian obyek yang dapat dipisah-pisah bagiannya. Gambar 2.11 Aggregation pada class diagram ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 192) ) 2. Composition Hubungan antara seluruh atau sebagian obyek yang tidak dapat dipisahkan bagian-bagiannya. Gambar 2.12 Composition pada class diagram Activity Diagram Diagram ini menjelaskan mengenai pemodelan logical dari proses bisnis dan workflow pekerjaan di dalam bisnis. Activity diagram dapat digunakan untuk menjelaskan bermacam-macam pemodelan aktivitas yang berlangsung pada sistem informasi yang berjalan pada perusahaan. Satzinger, Jackson dan Burd

29 37 (2005 : 144) menjelaskan bahwa activity diagram merupakan diagram yang menggambarkan aliran aktivitas pengguna secara berurutan. Beberapa simbol yang digunakan dalam merancang activity diagram, yaitu : 1. Swimlane Meliputi suatu bentuk persegi yang mempresentasikan aktivitas-aktivitas yang diselesaikan pada setiap agen. 2. Synchronization bar Meliputi notasi yang berfungsi memisahkan atau menyatukan urutan jalur aktivitas. 3. Starting activity (Pseudo) Meliputi notasi yang menunjukkan untuk mulainya suatu aktivitas. 4. Transition arrow Meliputi notasi berupa anak panah yang menggambarkan arah perpindahan suatu aktivitas ke aktivitas lainnya. 5. Activity Meliputi notasi yang menggambarkan aktivitas-aktivitas. 6. Ending activity (Pseudo) Meliputi notasi yang menunjukkan untuk berakhirnya suatu aktivitas. 7. Decision activity Meliputi notasi yang menggambarkan kondisi dari suatu aktivitas.

30 38 Gambar 2.13 Activity Diagram Symbols ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 145) ) System Sequence Diagram Diagram ini biasanya untuk mendokumentasikan input dan output dari sistem bagi pengguna akhir. Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 226) menjelaskan bahwa system sequence diagram ini merupakan diagram yang mendeskripsikan interaksi antara aktor dengan sistem, dimana aliran informasi yang telah masuk dan keluar secara terotomatisasi dideskripsikan dengan jelas. Berikut notasi-notasi dalam sequence diagram yaitu : 1. Lifeline Meliputi garis vertikal yang dibentuk untuk menunjukkan waktu hidup dari suatu obyek. 2. Object Meliputi simbol yang mempresentasikan pengguna sistem atau sistem yang terkomputerisasi atau terotomatisasi. 3. Input message Meliputi garis horizontal yang mendeskripsikan pesan masuk dari pengguna. 4. Output message Meliputi garis putus-putus horizontal yang mendeskripsikan hasil dari pesan yang dimasukkan oleh pengguna.

31 39 Gambar 2.14 Sample System Sequence Diagram ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 229) ) Design Discipline Updated Design Class Diagram Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 337) mengemukakan bahwa design class diagram dapat dikembangkan untuk setiap layernya, dimana pada view dan data access layer dapat dilakukan penentuan beberapa class baru. Pada domain layer, setiap class baru ditambahkan sebagai use case controllers. Adanya tambahan method pada setiap class dalam updated class diagram dapat dilakukan, dimana method tersebut memiliki tiga jenis yaitu : 1. Constructor methods Merupakan metode yang membentuk instance dari sebuah obyek 2. Data get and set methods Merupakan metode yang mengambil dan mengubah nilai sebuah atribut. 3. Use case specific methods Merupakan metode yang mewakili use case yang ada.

32 40 Gambar 2.15 Updated Design Class Diagram ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 339) ) Completed Three-Layer Design Sequence Diagram Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 325) menyatakan bahwa completed three-layer design sequence diagram adalah pengembangan dari first-cut sequence diagram dengan tambahan data access layer. Gambar 2.16 Completed Three-Layer Design Sequence Diagram ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 325) )

33 Package Diagram Package diagram ini terdiri dari tiga bagian yaitu view layer, domain layer dan data access layer. Diagram ini digambarkan dengan persegi panjang, sedangkan untuk hubungan antar package digambarkan dengan anak panah bergaris putus-putus. Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 339) menjelaskan bahwa package diagram adalah diagram yang mengelompokkan elemenelemen dalam tingkatan unit yang lebih tinggi. Kegunaan package diagram ini adalah untuk mengelompokkan kelas-kelas dari suatu kelompok yang terkait. Gambar 2.17 Package Diagram ( Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 341) ) User Interface User Interface menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 442), memiliki input dan ouput serta melibatkan interaksi dari pengguna sistem secara langsung untuk menghasilkan input maupun output tersebut. Saat pengguna

34 42 menggunakan sistem tersebut terdapat aspek-aspek yang berkaitan dengan user interface tersebut. Berikut adalah penjelasan aspek-aspek tersebut : 1. Aspek fisik Merupakan perangkat yang dapat dilihat dan disentuh secara langsung, sebagai contoh perangkat keras (hardware), seperti keyboard, mouse, printer dan lain-lain. 2. Aspek persepsi Merupakan hal yang dapat dicakup oleh indera manusia seperti penglihatan (garis, angka, kata-kata, bentuk), pendengaran (suara notifikasi dari sistem), atau penyentuhan oleh pengguna (menggunakan mouse untuk mengakses tomboltombol di layar). 3. Aspek konseptual Merupakan hal-hal yang diketahui pengguna mengenai penggunaan sistem, operasi yang dapat dilaksanakan, serta prosedur yang diikuti agar operasi yang dilakukan berjalan dengan baik Deployment Environment Deployment environment menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 270), terdiri dari hardware, system software, serta network environment yang memiliki hubungan bagaimana sistem akan beroperasi. 1. Single Computer and Multitier Architecture Single computer bekerja pada sebuah single computer system dan secara langsung dipasang pada device di mana bisa berdiri sendiri dalam sebuah PC application. Keuntungan utama dari single computer architecture adalah simple dan sistem informasi yang digunakan secara relatif mudah dirancang, dibangun, dioperasikan, dan dipertahankan.

35 43 Multitier Architecture bekerja pada multiple computer system dalam sebuah upaya yang korporatif dan sesuai dengan kebutuhan proses informasi. Multitier Architecture dapat dibagi dua yakni Clustered architecture dan Multicomputer architecture. Clustured architecture adalah kumpulan komputer dengan tipe yang sama di mana dapat saling bertukar informasi dan bertindak sebagai suatu sistem komputer dalam skala yang besar. Sedangkan multicomputer architecture adalah kumpulan dari berbagai macam komputer yang berbeda di mana dapat saling bertukar informasi melalui fungsi yang spesifik. 2. Centralized and Distributed Architecture Centralized architecture merupakan arsitektur yang melokasikan seluruh computing resources dalam sebuah lokasi yang sentral atau single location. Centralized architecture biasanya digunakan pada proses aplikasi dalam skala yang besar dan real time application. Distributed architecture adalah arsitektur yang mengembangkan computing resources pada beberapa lokasi di mana terhubung oleh sebuah computer network. 3. Computer Network Computer network merupakan sebuah set transmission lines, specialized hardware, dan communication protocols yang memungkinkan komunikasi antara users dan sistem komputer yang berbeda. Computer network dapat dibagi berdasarkan jarak yang merentang, yakni Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network (WAN). Local Area Network (LAN) berjarak kurang dari satu kilometer dan menghubungkan komputer dalam satu bangunan atau lantai. Wide Area Network (WAN) dapat digunakan untuk menghubungkan komputer lebih dari satu kilometer, atau jarak yang berskala besar. 4. Internet, Intranet and Extranet

36 44 Internet adalah sebuah kumpulan jaringan global yang menggunakan protocol-tcp/ip dari jaringan yang sama. World Wide Web (WWW), juga biasa disebut dengan Web merupakan sebuah kumpulan sumber-sumber seperti dokumen-dokumen dan program-program yang dapat diakses dengan internet menggunakan protokol standar. Sedangkan Intranet adalah jaringan pribadi yang menggunakan protokol Internet tapi dapat diakses hanya dengan kumpulan pengguna internal yang terbatas. Intranet juga menggambarkan kumpulan sumber-sumber yang dapat diakses secara pribadi yang dikelola dan dikirimkan lewat satu protokol Web atau lebih dengan jaringan yang mendukung TCP/IP. Extranet merupakan intranet yang telah diperluas diluar organisasi, untuk secara langsung dihubungkan dengan organisasi, untuk memfasilitasi arus informasi Software Architecture Software Architecture menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 277) adalah deployment environment yang simple seperti single centralized computer dapat disesuaikan dengan simple software architecture. Hal ini berbeda dengan distributed, multitier hardware, dan network architectures yang memerlukan software architecture yang lebih kompleks. 1. Client atau Server Architecture Client / server architecture dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu client dan server. Server adalah sebuah proses, modul, object, atau komputer yang menyajikan layanan atas network. Server mengelola satu atau lebih sumber sistem informasi atau menyediakan well-defined services. Sedangkan client adalah sebuah proses, modul, object, atau komputer yang meminta layanan dari satu server atau lebih. Client berkomunikasi

37 45 dengan server untuk meminta sumber-sumber atau layanan, dan server menanggapi permintaan tersebut. 2. Three-Layer Client atau Server Architecture Client / server architecture yang membagi aplikasi ke dalam view layer, business logic layer, dan data layer. View layer berisikan user interface yang menerima input dan format dari user, serta menampilkan hasil dari proses tersebut. Business logic layer berisikan program yang mengimplementasikan peraturan dan prosedur bisnis dari sebuah aplikasi. Sedangkan data layer merupakan bagian dari three-layer architecture yang berinteraksi dengan database untuk mengelola data yang disimpan Kerangka pikir Untuk menentukan langkah-langkah dalam penelitian, maka dibuat kerangka pikir ini untuk membantuk supaya penelitian lebih teroganisir dan tersusun dengan rapi. Kerangka pikir ini dapat digambarkan sebagai berikut :

38 46 INCEPTION 1. Latar Belakang 1. Studi Pustaka 1. Company Profile 1.SIA Siklus Pembelian 2. Ruang Lingkup 2. Survey Awal 2. Struktur Organisasi 2.SIA Siklus Pengeluaran Kas 3. Tujuan & Manfaat 3. Wawancara 3. Prosedur Sistem Berjalan 4. Metodologi 4. Dokumentasi 5. Kerangka Pikir 5. Observasi 6. Analisis & Perancangan Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada sistem yang Solusi-solusi untuk mengatasi masalah yang ditemukan ELABORATION Perancangan dengan menggunakan Metode Object Oriented Analysis & Design: Menganalisis Requirement, Merancang Deployment Architecture & Support Services Architecture, Merancang Software Architecture, Merancang Use Case Realizations,Merancang Database, Merancang System & User Interface dan Merancang System Security & Control. CONSTRUCTION Pembuatan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi untuk mengendalikan Pembelian & Pengeluaran Kas pada PT Swadharma Griyasatya Gambar 2.18 Kerangka Pikir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Setiap perusahaan memiliki sistem untuk setiap fungsi yang ada dalam perusahaan. Sistem-sistem yang ada di setiap fungsi berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan dan mendeskripsikan secara jelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini peran teknologi informasi sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Adanya teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Teori Umum 2.1.1.1 Sistem A system is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose. (Hall, 2011 : 5) Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi 1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, et al (2012), sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang saling terkait yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien, James A. dan George M. Marakas (2010: 26) sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri lebih dari satu elemen atau komponen yang saling terhubung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2012:24), sistem merupakan kumpulan dari dua atau lebih komponen yang berinteraksi untuk mencapai sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2010: 26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan dalam mengontrol aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dibidang teknologi, perusahaanperusahaan semakin dipacu dengan menggunakan teknologi yang maju sebagai media untuk tetap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling terintegrasi yang memiliki maksud yang sama yaitu untuk menyelesaikan suatu tujuan (Satzinger,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kecepatan dan ketepatan memegang peranan penting di dalam pengambilan keputusan perusahaan, hal ini membuat banyak perusahaan mulai memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan secara bersama untuk mencapai tujuan spesifik. Sistem juga bisa dikatakan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin sengit. Konsumen juga semakin cerdas dalam memilih produk atau jasa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak dari perusahaan yang menggantungkan proses bisnis dan melakukan managemen data dengan menggunakan Teknologi Informasi, yang tentunya saat ini semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang pesat terjadi saat ini secara global telah menuntut perusahaan, baik dari perusahaan berskala kecil, menengah maupun atas, publik maupun privat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat saat ini dapat terlihat dalam berbagai kalangan baik dari kalangan anak muda hingga kalangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era zaman modernisasi ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa persaingan antar perusahaan baik itu perusahaan sejenis atau perusahaan lain menjadi semakin kompetitif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta memberikan pelayanan yang terbaik agar dapat meningkatkan loyalitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan pembangunan yang semakin pesat saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pencapaian sebuah perusahaan dalam meningkatkan produktivitas memiliki tantangan dalam dunia bisnis, tidak hanya kemampuan untuk membuat bisnis semakin besar namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney & Steinbart (2014:3), sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sebuah proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang memiliki peranan sangat penting pada suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan karyawan itulah yang nantinya akan memberdayakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2011: 5), sistem merupakan kumpulan atau kelompok yang terdiri dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan atau subsistem-subsistem

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soendoro dan Haryanto (2005), definisi dari sistem dapat

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soendoro dan Haryanto (2005), definisi dari sistem dapat BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Soendoro dan Haryanto (2005), definisi dari sistem dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa teori umum yang digunakan sebagai landasan teori.di bawah ini merupakan teori-teori tersebut. 2.1.1. Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Secara etimologi, kata sistem berasal dari bahasa Latin yaitu systēma yang berarti kumpulan atau kesatuan dari komponen atau elemen. Ini juga bisa berarti sebagai komposisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi sangatlah penting bagi perusahaan untuk dapat menunjang setiap kegiatan operasionalnya dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perancangan, penerapan dan pengoperasian Sistem Informasi adalah mahal dan sulit. Upaya dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dunia teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini membuat setiap perusahaan bersaing untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis retail memiliki berbagai macam jenis, seperti jenis store retail, nonstore retail atau biasanya yang kita kenal dengan penjualan melalui online, organization

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan dan sebagai alat pendukung operasional perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, membuat persaingan bisnis semakin kompetitif terutama perusahaan yang bergerak pada sektor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA 1 Ria Ayu Anggraini Binus University, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia Tanty Oktavia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini manusia telah terkoneksi ke dalam situasi yang segala sesuatunya memerlukan informasi yang sangat dibutuhkan dan bisa didapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja berbagai elemen di dalam organisasi/perusahaan. Salah satu cara untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya dunia bisnis, perusahaan-perusahaan semakin bersaing dalam mendapatkan laba maksimum untuk dapat memastikan kelangsungan hidup dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis saat ini sangatlah kompetitif. Banyak industri atau perusahaan yang berlomba-lomba untuk terus dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehari-harinya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lainnya yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK Dewan Pelawi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan rangkaian komponen yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan spesifik dari organisasi

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien, James A. dan George M. Marakas (2010: 26) sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri lebih dari satu elemen atau komponen yang saling terhubung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2013 : 26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama menuju tujuan tertentu dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut, menyebabkan meningkatnya tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat membuat peran teknologi menjadi hal yang penting bagi proses bisnis di suatu perusahaan. Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan sistem informasi pada saat ini sangat memungkinkan manusia untuk bekerja secara cepat, tepat, dan akurat. Hal tersebut berbeda dengan beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Dalam melaksanakan analisis dan perancangan sistem informasi pada PT. Roda Hammerindo Jaya, maka dibutuhkan pemahaman yang baik tentang sistem informasi dan akuntansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sistem yang berperan dalam mendukung keperluan perusahaan akan informasi di dalam menjalankan proses bisnisnya. Menurut Gelinas (2008:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era masa ini, seluruh kegiatan perusahaan ingin dilakukan dengan serba cepat, hal tersebut menuntut perusahaan untuk mengimbangi dengan teknologi dan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Utama 2.1.1 UMKM Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini seiring kemajuan perkembangan ilmu teknologi dan informasi (IT) yang sangat pesat, terutama dalam hal pertukaran informasi. Informasi saat ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan bisnis yang semakin pesat yang mana pemanfaatan Teknologi Informasi sangat penting bagi perusahaan-perusahaan, terutama pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat dewasa ini, Teknologi Informasi juga mendukung perkembangan Sistem Informasi sehingga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat terjadi di berbagai bidang tak terkecuali dalam bidang ekonomi dalam hal ini ada kaitannya dengan proses penjualan dan pembelian. Semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi saat ini, perkembangan dari teknologi sangat dibutuhkan. Semakin banyaknya kebutuhan semakin banyak pula inovasi yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penggunaan teknologi informasi menjadi suatu kebutuhan utama dalam menunjang efektivitas dan efisiensi suatu proses bisnis perusahaan terutama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML MEMAHAMI PENGGUNAAN UML Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 461 Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Boby* 1, Marta Dilia Kosasih 2, Ervi Cofriyanti 3 1,2,3 STMIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan seperangkat elemen yang saling terhubung atau komponen yang mengumpulkan (input), memanipulasi (proses), menyimpan dan menyebarkan (output)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Analisis Darminto dan Julianty (2002: 52) mengatakan bahwa Analisis adalah penguraian suatu pokok atas sebagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian dan Penjualan selalu ada didalam dunia usaha. Dua hal tersebut merupakan proses bisnis yang penting untuk sebuah perusahaan. Setiap dokumen baik transaksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2012:24) A system is a set of two more interrelated components that interact to achieve a goal. Artinya Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan suatu material handling yang penting dalam manufaktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi yang semakin cepat saat ini menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengembangkan sistem informasi yang ada di dalam perusahaan, yang dapat

Lebih terperinci

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP)

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) Daftar Isi 4.1 Pengantar USDP... 2 4.2 Fase USDP... 2 4.2.1 Fase, Workflow dan Iterasi... 3 4.2.2 Perbedaan USDP dan Siklus Hidup Waterfall... 3 4.2.3

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah 1.1 Latar Belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, sistem informasi merupakan sesuatu yang sangat di butuhkan dan juga tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia. banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II Shelly Susilawati 1, Veronika Kris Andriyanti 2, Elvina Rahardi 3, Sugiarto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Definisi Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) definisi sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem Informasi di dunia saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan teknologi yang semakin meluas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Sistem informasi akuntansi pada perusahaan pada era globalisasi saat ini dianggap penting, dikarenakan informasi yang digunakan oleh manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Pengertian sistem informasi menurut Gelinas dan Dull (2008: 13), An Information system or Management Information System (MSI) is a man made system

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan perusahaan pada zaman sekarang tidak terlepas dari aktivitas bisnis sebagai modal utama dalam menangani setiap proses bisnis yang terkait dengan suatu produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah system yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lain yang diperoleh dalam proses transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era milenium, perkembangan teknologi telah berkembang pesat dimana hal tersebut memberi dampak besar bagi berbagai aspek termasuk salah satunya dalam perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram DAFTAR ISTILAH Activity Diagram Actor Admin Adobe Dreamweaver AIX Analysis Apache Aplikasi ASP diagram yang digunakan untuk memodelkan aktivitas bisnis pada suatu sesuatu untuk mewakili peran yang dimiliki

Lebih terperinci