STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV. INTRAFOOD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV. INTRAFOOD"

Transkripsi

1 STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV. INTRAFOOD Anita Suharyati, Mohd. Harisudin, Emi Widiyanti. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl Ir Sutami No 36 A Kentingan Surakarta Telp./ Fax. (0271) nitanito14@gmail.com Telp : Abstract : This research is aimed to know about characteristics of instant ginger products CV. Intrafood, know the competitive position of the product instant ginger CV. Intrafood, as well as to formulate competitive strategies that can be applied CV. Intrafood in marketing instant ginger. This study was used a descriptive analysis. Method of determining the location using purposive (deliberately). Data used in the study were primary data and secondary data. Methods of data analysis using CPM (competitive profile matrix) analysis. From the results of the research showed the characteristics of the product instant ginger CV. Intrafood. The competitive position of products in the instant ginger CV. Intrafood CPM analysis product positioning instant ginger CV. Intrafood the instant ginger a peaked at number 2 among the three competitors. Instant ginger products CV. Intrafood had total scores higher (2.9242) than the instant ginger product C (1.5909) and instant ginger product D (1.5303). Total score highest occupied by instant ginger product B was equal to Strategies that can be applied in the instant ginger product competition CV. Intrafood was to maintain the benefits of the product that is the warmth and instant ginger spiciness level, benchmark presentation of the colors look like ginger ginger instant instant C, benchmark smell, consistency, taste, after-taste with a major competitor (instant ginger B) as well as the benchmark brand name, packaging design, quality packing, color packing, the performance of the product in the packaging, and completeness label with a major competitor (instant ginger B). Key words : Ginger drink, CPM, Benchmark. Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik jahe instan produk CV. Intrafood, mengetahui posisi bersaing jahe instan produk CV. Intrafood, serta merumuskan strategi bersaing yang bisa diterapkan CV. Intrafood dalam memasarkan produk jahe instan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Metode penentuan lokasi menggunakan metode purposive (sengaja) yaitu CV. Intrafood. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data menggunakan analisis CPM (competitive profile matrix). Dari hasil penelitian menunjukan karakteristik jahe instan produk CV. Intrafood. Hasil analisis CPM posisi jahe instan produk CV Intrafood yaitu jahe instan A menempati posisi nomor 2 diantara ketiga pesaingnya. Jahe instan produk CV. Intrafood memiliki total skor lebih tinggi (2,9242) dibanding produk Jahe instan C (1,5909) dan produk jahe instan D (1,5303). Total skor tertinggi diduduki oleh produk jahe instan B yaitu sebesar 3,5758,. Strategi yang dapat diterapkan dalam persaingan jahe instan produk CV. Intrafood adalah mempertahankan manfaat pada produk jahe instan yaitu kehangatan dan tingkat kepedasannya, benchmark tampilan warna penyajian jahe instan seperti jahe instan C, benchmark aroma, kekentalan, rasa, after taste dengan pesaing utama (jahe instan B) serta benchmark nama merek, desain kemasan, kualitas kemasan, warna kemasan, kinerja produk dalam kemasan, dan kelengkapan label dengan pesaing utama (jahe instan B). Kata Kunci : Jahe Instan,, CPM, Benchmark

2 PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alam hayati. Salah satu sumber kekayaan tersebut berasal dari banyaknya jenis-jenis tanaman obat tradisional yang berada di alam. Seiring berjalannya waktu, saat ini tren masyarakat konsumen menuntut pangan dan produk kesehatan yang aman dengan slogan back to nature dengan didasari oleh kesadaran untuk mengkonsumsi pangan yang sehat. Hal ini telah meningkatkan permintaan terhadap produk rimpang organik, diantaranya jahe untuk dikonsumsi secara langsung maupun menjadi produk olahan (Balittro, 2008). Rimpang jahe dapat dimanfaatkan sebagai bahan Pelaku industri olahan jahe diantaranya yaitu CV. Intrafood, PT. Florisa, PT. Sidomuncul, PT. Konimex, PT. Gunung Subur dan PT. Jico Agung. Industri-industri tersebut mengolah jenis jahe sebagai minuman kesehatan, karena manfaat dan khasiatnya telah lama dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Industri-industri kecil dan besar mulai saling berkompetisi untuk memenuhi jumlah permintaan minuman sehat alami yang berasal dari jenis jahe ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya merek produk minuman instan yang beredar dipasaran. pembuatan minyak atsiri, kosmetik serta simplisia (bahan alamiah obat yang belum mengalami pengolahan apapun kecuali pengeringan) (Setyaningrum, 2013). Khasiat jahe sebagai penghangat tubuh memiliki keunikan yang khas. Peluang pasar bagi komoditas ini sangat besar, baik di pasar lokal dengan semakin menjamurnya industri obat, makanan, dan minuman yang berbahan dasar jahe, maupun di pasar internasional. Komoditas jahe digunakan sebagai bahan minuman kesehatan dalam bentuk minuman siap saji atau minuman instan yang berbentuk serbuk oleh berbagai industri baik industri kecil maupun industri besar. Salah satu industri di kawasan Kota Surakarta, yang memproduksi minuman serbuk jahe instan adalah CV. Intrafood dengan nama merek produknya Jahe Wangi Intra. Dilatarbelakangi oleh persaingan usaha yang semakin ketat, diantaranya terlihat dari harga jahe instan dipasaran yang bersaing, promosi dan persaingan antar produk yang semakin gencar, baik melalui berbagai media informasi serta keterlibatan dari masing-masing produk pada event tertentu dengan tujuan dapat menarik minat konsumen. Tabel 1 Daftar Merek Minuman Jahe Instan yang Beredar di Kota Surakarta Nama Perusahaan CV. Intrafood PT. Florisa PT. Sidomuncul PT. Konimex PT. Gunung Subur PT. Jico Agung Sumber : Analisis Data Primer 2013 Nama merek Produk Jahe wangi Intra Wedang jahe Angetsari Jahe wangi Sidomuncul Sari jahe Herbadrink Jahe wangi Kepala Djenggot Jahe wangi Miwon

3 Banyaknya jenis pilihan merek jahe instan yang ada di pasaran saat ini dengan keunggulan dan karakteristik masing-masing produk ditawarkan, membuat konsumen dapat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Dalam menjalankan strategi yang kompetitif, perusahaan diharapkan terus menerus mengetahui dan memantau pesaing. Tujuannya adalah agar perusahaan mengetahui keunggulan pesaing serta dimana letak kelemahannya. Hal-hal yang perlu diketahui dari pesaing dan terus menerus dipantau dengan cara membandingkan atribut produk pesaing yaitu : rasa, aroma, warna penyajian, manfaat, kekentalan, after taste, nama merek, desain kemasan, kualitas kemasan, warna kemasan, kinerja produk dalam kemasan serta kelengkapan label. Hal ini penting dilakukan agar perusahaan mampu bersaing dipasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik jahe instan produk CV. Intrafood, mengetahui posisi bersaing jahe instan produk di CV. Intrafood, merumuskan strategi bersaing yang bisa diterapkan CV. Intrafood dalam memasarkan produk jahe instan. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Teknik pelaksanaan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail (Surakhmad, 1998). Metode penentuan obyek penelitian dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja. Penelitian ini dilakukan di CV. Intrafood. Sebagai pelopor minuman jahe di Indonesia, CV. Intrafood sedang meningkatkan penjualan produknya dengan menerapkan strategi bersaing melawan kompetitor produk sejenis di pasaran. Tabel 2. Data Penjualan Jahe Instan Produk CV. Intrafood Januari-Desember Tahun 2012 Produk Jahe instan dos Jahe instan besar (24 dos dos kecil (24 Jahe instan metalized (40 Jahe instan metalized (40 Jumlah per bulan Bulan x 20 bks) dos x 5 bks) pak x 10 bks) pak x 5 bks) (karton) Januari 1584, , ,23 656, ,61 Februari 2110,58 855, ,98 473, ,96 Maret 1664,13 638, ,38 156, ,92 April 1293,83 770, ,35 373, ,28 Mei 1052,08 744, ,95 156, ,92 Juni 895,79 775, , ,33 Juli 1465, , , ,64 Agustus 447,79 226, , ,70 September 1344,42 926, , ,63 Oktober 2100, , , ,59 Nopember 1417,17 573, , ,98 Desember 1082,79 817, , ,24 Sumber : Analisis Data Sekunder CV. Intrafood

4 Informan dalam penelitian ini adalah informan yang benar-benar mempunyai kredibilitas dan pemahaman yang mendalam mengenai produk jahe instan di CV. Intrafood yaitu manajer pemasaran, dengan alasan sudah sering ke lapang dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen. Pengambilan panelis dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu orang-orang yang bersedia menilai dan merasakan untuk mengetahui gambaran dan posisi produk jahe instan dan produk pesaing. Panelis yang dipilih sebanyak 30. Panelis tersebut merupakan panelis dewasa yang tidak terlatih. Syarat dari panelis tersebut adalah orang dewasa yang tidak alergi terhadap produk olahan jahe. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Posisi Bersaing. Untuk mengetahui posisi jahe instan produk CV. Intrafood terhadap pesaing di digunakan analisis CPM (Competitive profil Matrix). Penilaian CPM diukur berdasarkan faktor penentu keberhasilan yang dianalisis meliputi rasa, aroma, warna setelah penyajian, manfaat, kekentalan, after taste, nama merek, desain kemasan, kualitas kemasan, warna kemasan, kinerja produk dalam kemasan, serta kelengkapan label. Selanjutnya dilakukan penentuan bobot dari masing-masing faktor keberhasilan penting, dimana setiap faktor yang diukur dalam skala (bobot) yang sama untuk setiap perusahaan, namun dengan peringkat bervariasi sehingga memudahkan untuk dilakukan analisis komparatif. Bobot dalam CPM berkisar dari 0,0 yang berarti tidak penting dan 1,0 yang berarti penting. Jumlah dari semua bobot dari faktor-faktor yang dianalisis harus sama dengan 1,0. Penilaian peringkat oleh panelis diantara angka 1 sampai dengan 4, dimana 4 = sangat kuat, 3 = kuat, 2 = lemah, dan 1 = sangat lemah. Peringkat dari ke 30 panelis kemudian diambil peringkat yang paling banyak (nilai modus) selanjutnya dikalikan dengan bobot dari masing-masing faktor keberhasilan penting untuk setiap produk yang dibandingkan. Nilai tertimbang/nilai terbobot (skor) adalah hasil yang dicapai setelah masing-masing bobot dikali dengan masing-masing nilai peringkatnya. Tabel 3. Matriks Profil Kompetitif. Faktor-Faktor Bobot Jahe Instan A Jahe Instan B Jahe Instan C Jahe Instan D Keberhasilan Penting Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor dst Total Sumber : David 2009

5 Strategi Bersaing Strategi bersaing dirumuskan dengan melihat pada hasil CPM (Competitive Profile Matrix). perusahaan dengan total skor tertinggi sebagai dasar perumusan strategi. Benchmarking, adalah alat manajemen yang telah banyak digunakan untuk mengidentifikasi dan meningkatkan kemampuan pemasaran yang berharga (Vorhies & Morgan, 2005). Benchmarking pada dasarnya belajar dari orang lain denganmenggunakan pengetahuan dan pengalaman orang lain untuk memperbaiki organisasi. Hal ini dilakukan dengan menganalisis kinerja dan mencatat kekuatan dan kelemahan organisasi dan menilai apa yang harus dilakukan untuk peningkatan sebuah organisasi (Lankford, 2000). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karakteristik Jahe Instan Produk CV. Intrafood Karakteristik jahe instan produk CV. Intrafood yang telah dinilai oleh panelis adalah sebagai berikut : Panelis menilai warna cairan produk jahe instan produk CV. Intrafood sudah pas yang mencerminkan bahan aslinya yaitu jahe identik dengan warna cokelat. Atribut aroma pada jahe instan dinilai oleh panelis sudah kuat dan panelis menyukai aroma kuatnya jahe pada produk jahe instan produk CV. Intrafood. Tampilan minuman jahe instan produk CV. Intrafood dinilai oleh panelis sudah cukup baik dengan cairan minuman yang kental/pekat berisi sari pati jahe. Atribut rasa jahe instan produk CV. Intrafood dinilai oleh panelis sudah pas karena rasa jahenya cukup kuat dan rasa pemanisnya terasa tidak berlebihan. Jahe instan produk CV. Intrafood memiliki manfaat yaitu sensasi hangat dan pedas yang begitu kuat. Rata-rata panelis menilai jahe instan produk CV. Intrafood tidak menimbulkan after taste efek pahit setelah diminum sehingga panelis menilai jahe instan produk CV. Intrafood aman apabila dikonsumsi. Rata-rata panelis menilai merek jahe instan produk CV. Intrafood kurang terkenal namun pengunaan huruf dan nama yang tertera pada kemasan dinilai sudah dapat dibaca dengan jelas, penulisan tipografi cukup menarik perhatian panelis. Desain kemasan yaitu corak batiknya sudah dikenal memenuhi kemasan bagian depan, visualisasi gambar jahe kurang, mudah dibuka. Panelis menilai kualitas kemasan jahe instan produk CV. Intrafood tidak kaku. Warna kemasan jahe instan produk CV. Intrafood kuning kecoklatan. Kinerja produk didalam terkesan lengket dengan kemasan luar. Kondisi ini dipengaruhi oleh keadaan granul pada proses awal pembuatan, suhu udara didalam kemasan, proses pemasukan kedalam kemasan serta kualitas kemasan. Label yang tertera pada kemasan jahe instan produk CV. Intrafood yaitu : deskripsi produk, saran penyajian, komposisi, kejelasan tanggal kadaluarsa, berat tiap sachet dan izin Depkes. Hal ini dinilai panelis masih kurang yaitu tidak adanya label halal MUI, pencantuman nilai gizi pada kemasan sachet, khasiat dalam mengkonsumsi jahe instan serta tidak adanya layanan costumer service.

6 Posisi bersaing jahe instan produk di CV. Intrafood Analisis CPM (Competitive Profil Matrix) Tabel 4. Matriks Profil Kompetitif Persaingan Produk Jahe Instan No Faktor-Faktor Keberhasilan Penting Bobot Sumber : Hasil Analisis Data 2013 Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa bahwa jahe instan produk CV. Intrafood yaitu jahe instan A memiliki posisi nomor 2 diantara produk jahe instan yang paling diminati panelis dengan total skor sebesar 2,9242. Total skor tertinggi diduduki oleh produk jahe instan B yaitu sebesar 3,5758, karena memang dari segi harga merupakan paling tinggi dari harga produk jahe instan lain. Hasil ini menunjukkan bahwa jahe instan produk CV. Intrafood memiliki total skor lebih tinggi yaitu sebesar (2,9242) serta lebih unggul dibanding jahe instan C (1,5909) dan produk jahe instan D (1,5303) namun kalah dengan produk jahe instan B (3,5758). Strategi Bersaing Jahe Instan Produk CV. Intrafood. Strategi bersaing yang dapat dirumuskan untuk jahe instan produk CV. Intrafood menjadi dua yaitu produk dan kemasan. Untuk strategi produk yaitu : Mempertahankan manfaat pada produk jahe instan Jahe instan A Jahe instan B Jahe instan C Jahe instan D Perin gkat Skor Pering kat Skor Pering kat Skor Pering kat 1 Warna penyajian 0, , , , , Aroma 0, , , , , Kekentalan 0, , , , , Rasa 0, , , , , Manfaat 0, , , , , After Taste 0, , , , , Nama merek 0, , , , , Desain kemasan 0, , , , , Kualitas kemasan 0, , , , , Warna kemasan 0, , , , , Kinerja produk 0, , , , ,2273 dalam kemasan 12 Kelengkapan label 0, , , , ,0152 Total 1,0000 2,9242 3,5758 1,5909 1,5303 yaitu kehangatan dan tingkat kepedasannya. Produk jahe instan identik dengan sensasi hangat setelah diminum. Jahe instan produk CV. Intrafood berdasarkan penilaian panelis unggul pada atribut manfaat yaitu sensasi hangat dan pedas setelah dirasakan, dan hal ini perlu untuk dipertahankan untuk menjaga kepercayaaan konsumen jahe instan produk CV. Intrafood. Konsumen akan menganggap produk jahe instan yang paling hangat dan pedas setelah dirasakan merupakan produk yang asli/murni dari bahan jahe. 1. Benchmark tampilan warna penyajian jahe instan seperti jahe instan C. Benchmark merupakan suatu rujukan atau standar pengukuran sebagai perbandingan, yang diakui sebagai standar mutu tinggi (standart of excellence) untuk praktek bisnis tertentu (Watson, 1997). Warna minuman yang cenderung mirip dengan warna asli bahan pembuatnya Skor

7 akan lebih dipilih. Warna minuman produk jahe instan produk CV. Intrafood sudah pas yang mencerminkan bahan aslinya yaitu jahe identik dengan warna cokelat namun perlu untuk benchmark tampilan warnanya seperti jahe instan C (cokelat tua) sehingga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap jahe instan produk CV. Intrafood ; Benchmark aroma, kekentalan, rasa, after taste dengan pesaing utama (jahe instan B). Jahe memiliki sifat khas yaitu beraroma harum menyengat. Semakin kuat dan tajam aroma jahe menandakan bahwa produk tersebut benar-benar asli, alami dan aman dikonsumsi. Kekentalan pada minuman jahe instan menandakan berkualitasnya produk tersebut dibandingkan dengan produk jahe instan yang encer. Kualitas produk yang baik dihasilkan dari awal sampai akhir produksi sehingga akan memberikan kepuasan bagi konsumen. CV. Intrafood sebaiknya benchmark kekentalan dengan pesaing utama dengan selalu menjaga dan memperhatikan kualitas dari produk jahe instan yang diproduksi. CV. Intrafood bisa mengaplikasikan benchmark rasa jahe instan dengan pesaing kuncinya (jahe instan B) yaitu dengan menambah kadar gula sehingga didapatkan produk jahe instan yang lebih manis. Kebanyakan orang menyukai rasa manis karena bisa menimbulkan efek segar. Rasa jahe yang kuat perlu dipertahankan oleh CV. Intrafood. Dari perpaduan kandungan jahe yang tinggi dan kadar gula yang pas menghasilkan produk minuman jahe instan yang enak. Dengan benchmark aroma, kekentalan, rasa, after taste dengan pesaing utama diharapkan CV. Intrafood bisa unggul posisi bersaingnya dipasaran serta berkembang menjadi usaha skala besar dan dapat meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk strategi kemasan yaitu dengan Benchmark merek, desain kemasan, kualitas kemasan, warna kemasan, kinerja produk dalam kemasan, dan kelengkapan label dengan pesaing utama (jahe instan B). Strategi penguatan citra merek (branding) dari produk jahe instan produk CV. Intrafood sebagai langkah strategis untuk menahan konsumen agar tetap loyal, setia, bangga, dan puas dengan cara memasarkan dan menjual secara experiential (pengalaman) kepada para konsumen jahe instan baru melalui berbagai promosi. Suatu desain kemasan klasik yang terlihat elegan, mahal serta tampak seperti kemasan produk luar negri yang berkualitas akan lebih dipilih konsumen. Selain itu juga bisa dibuat kemasan sachet yang bersih, praktis, simpel, tidak mudah rusak/mengkerut serta kemudahan dalam membuka produk tanpa menggunakan alat bantu sperti pisau dan gunting. Benchmark kemasan jahe instan produk CV. Intrafood yaitu dengan lebih banyak menampilkan visual bahan-bahan yang digunakan dan menampilkan ilustrasi kesegaran jahe. Benchmark warna kemasan dengan memberikan warna yang cerah mencolok dan mengkilap pada produk jahe instan karena berdasarkan hasil penelitian, warna produk jahe instan CV. Intrafood dominan cokelat, di mana warna

8 kemasan produk jahe instan pesaing juga dominan warna orange-cokelat. Hal ini menyebabkan produk CV. Intrafood tidak terlihat perbedaan signifikan dengan produk pesaing sehingga kurang memikat perhatian konsumen jika disejajarkan bersamaan dengan produk pesaing. Benchmark kinerja produk dalam kemasan CV. Intrafood dapat meningkatkan citra prestisius kemasan dengan menekankan pada kualitas bahan dari alumunium yang dilapisi plastik srink yang digunakan dengan menambah ketebalan, memperhatikan dan mengontrol granul jahe dan dasaran gula hingga pada saat proses pemasukan kedalam kemasan, serta mengontrol kondisi udara didalam kemasan supaya tidak terkesan lengket dengan kemasan sehingga kemasan menjadi lebih menarik. Benchmark logo alami dan jamu dengan gambar daun warna hijau segar bisa ditambahkan untuk memperkuat citra keaslian dan keamanan jahe instan produk CV. Intrafood. Selain itu CV. Intrafood bisa mengoptimalkan label layanan konsumen kemasan bagian belakang dengan menyediakan saluran komunikasi baik dalam bentuk alamat surat, nomor layanan telepon, sedangkan untuk menjangkau keluhan konsumen secara lebih luas menggunakan layanan internet berupa website resmi dan alamat . Layanan yang tersedia adalah untuk mempertahankan loyalitas konsumen. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Strategi Bersaing Jahe Instan Produk CV. Intrafood diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Karakteristik jahe instan produk CV. Intrafood yang telah dinilai oleh panelis ; Hasil analisis CPM posisi jahe instan produk CV. Intrafood yaitu jahe instan A menempati posisi nomor 2 diantara ketiga pesaingnya. Jahe instan produk CV. Intrafood memiliki total skor lebih tinggi (2,9242) dibanding produk jahe instan C (1,5909) dan produk jahe instan D (1,5303). Total skor tertinggi diduduki oleh produk jahe instan B yaitu sebesar 3,5758, ; Strategi bersaing yang dapat dirumuskan untuk jahe instan produk CV. Intrafood adalah sebagai berikut : Mempertahankan manfaat pada produk jahe instan yaitu kehangatan dan tingkat kepedasannya., Benchmark tampilan warna penyajian jahe instan seperti jahe instan C, Benchmark aroma, kekentalan, rasa, after taste dengan pesaing utama (jahe instan B). Benchmark nama merek, desain kemasan, kualitas kemasan, warna kemasan, kinerja produk dalam kemasan, dan kelengkapan label dengan pesaing utama (jahe instan B). Saran Saran yang dapat diberikan mengenai persaingan produk jahe instan CV. Intrafood antara lain sebagai berikut : Merubah ijin edar produk yang semula P-IRT menjadi POM TR (Obat tradisional produksi dalam negeri) sehingga akan meningkatkan kepercayaan konsumen pada produk jahe instan yang dibeli; Mencantumkanm khasiat/ manfaat konkrit dari mengkonsumsi produk jahe instan sehingga konsumen tahu manfaat yang didapatkan dan tidak ragu

9 untuk mengkonsumsi; Mempromosikan perusahaan dan produk jahe instan dengan cara mensosialiasikan melalui iklan di media cetak dan elektronik sehingga diharapkan masyarakat mengenal dan mengetahui jahe instan beserta manfaatnya; Mengoptimalkan layanan konsumen pada label kemasan dengan menyediakan saluran komunikasi baik dalam bentuk alamat surat, nomor layanan telepon, website serta alamat . Layanan konsultasi yang dibuat pada website CV. Intrafood sebaiknya terus diupdate serta menyediakan informasi yang berhubungan dengan jahe seperti ginger articles, ginger recipes, ginger benefit, dan ginger pedia. Semakin update-nya website CV. Intrafood dapat menarik lebih banyak pengunjung situs serta membuat produk jahe instan semakin dikenal sehinga setiap keluhan konsumen mampu ditampung demi perbaikan produk jahe instan. Lankford Benchmarking : Understanding the Basic. The Coastal Business Journal. Vol.1, No. 1 Watson G H Strategic Benchmarking : Mengukur Kinerja Perusahaan Anda Dibandingkan Perusahaan- Perusahaan Terbaik Dunia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Balittro Budidaya Organik Tanaman Jahe. Zingiber officinale Rosc. Bogor. Setyaningrum H D, Saparinto C Jahe. Penebar Swadaya. Depok. Surakhmad, W Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. CV. Tarsito. Bandung. Vorhies D W, Morgan N A Benchmarking Marketing Capabilities for Sustainable Competitive Advantage. Journal of Marketing. Vol 69. No. 80.

STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV. INTRAFOOD

STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV. INTRAFOOD STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV. INTRAFOOD SKRIPSI Oleh: Anita Suharyati H0809011 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV. INTRAFOOD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanaman apotek hidup. Jahe yang memiliki nama latin Zingiber

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanaman apotek hidup. Jahe yang memiliki nama latin Zingiber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jahe merupakan salah satu tanaman obat yang cukup bermanfaat bagi kesehatan. Khasiatnya sebagai obat tradisional membuatnya dijuluki sebagai salah satu tanaman apotek

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV. INTRAFOOD SURAKARTA MENGGUNAKAN PERCEPTUAL MAPPING

PERUMUSAN STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV. INTRAFOOD SURAKARTA MENGGUNAKAN PERCEPTUAL MAPPING PERUMUSAN STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV. INTRAFOOD SURAKARTA MENGGUNAKAN PERCEPTUAL MAPPING Mohd. Harisudin 1, Emi Widiyanti 2 dan Anita Suharyati 3 1,2,3 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal. 437-448 ISSN 2302-1713 STRATEGI BERSAING PRODUK AMPYANG (STUDI KASUS PADA UKM AMPYANG KHAS JAWA DI KABUPATEN KARANGANYAR) Nur Alitasari, Eny Lestari, Erlyna

Lebih terperinci

Strategi Bersaing Keripik Singkong Cap Gerus Produksi UKM Sumekar Pratiwi Kabupaten Tuban

Strategi Bersaing Keripik Singkong Cap Gerus Produksi UKM Sumekar Pratiwi Kabupaten Tuban Strategi Bersaing Cap Gerus Produksi UKM Sumekar Pratiwi Kabupaten Tuban Mohd. Harisudin, Setyowati, Nizar Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Email: mohamad_h@staff.uns.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sistem agribisnis memiliki cakupan yang sangat luas. Sistem agribisnis terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: Pertama, subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun 2005 2008 Tahun Laki-laki Perempuan Total Pertumbuhan (jiwa) (jiwa) (jiwa) (persen) 2005 424,819 406,752 831,571 1.32 2006 431,862

Lebih terperinci

terus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal

terus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan-persaingan yang terjadi dalam pasar bisnis semakin ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Semua perusahaan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu rempah-rempah penting. Oleh karena itu, jahe menjadi komoditas yang mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai usaha

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Pada bab ini saya akan menjelaskan mengenai konsep desain yang telah

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Pada bab ini saya akan menjelaskan mengenai konsep desain yang telah BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN Pada bab ini saya akan menjelaskan mengenai konsep desain yang telah saya buat untuk brand dan kemasan permen Secret of Java serta gambaran visual pada item-item yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI PEMASARAN SUSU KALEYO DI UMKM BRAYAT MANUNGGAL KABUPATEN SRAGEN. Program Studi Agribisnis

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI PEMASARAN SUSU KALEYO DI UMKM BRAYAT MANUNGGAL KABUPATEN SRAGEN. Program Studi Agribisnis 1 NASKAH PUBLIKASI STRATEGI PEMASARAN SUSU KALEYO DI UMKM BRAYAT MANUNGGAL KABUPATEN SRAGEN Program Studi Agribisnis Oleh : Wahyu Wulandari W H 0808199 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

INFORMASI LABEL KEMASAN MOCHIBO INFORMATION OF "MOCHIBO" AS A FOOD LABELLING ABSTRACT ABSTRAK

INFORMASI LABEL KEMASAN MOCHIBO INFORMATION OF MOCHIBO AS A FOOD LABELLING ABSTRACT ABSTRAK 112 Fitriah dan Kusumadinata Informasi label kemasan Mochibo INFORMASI LABEL KEMASAN MOCHIBO INFORMATION OF "MOCHIBO" AS A FOOD LABELLING M Fitriah 1a dan AA Kusumadinata 1 1 Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini keadaan perekonomian Indonesia sedang dalam tahap pemulihan, akibat dari krisis yang terjadi belakangan ini melibatkan harga kebutuhan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada perubahan penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan analisis terhadap atribut rasa, aroma, warna, dan kelarutan

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan analisis terhadap atribut rasa, aroma, warna, dan kelarutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam industri makanan maupun minuman, rasa memegang peranan yang sangat berpengaruh terhadap daya terima konsumen. Rasa merupakan salah satu atribut sensoris yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kepentingan yang besar terhadap sektor pertanian. Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia yang dilihat dari

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN Analisis sikap dan kepuasan konsumen dengan menggunakan model sikap Multiatribut Fishbein terhadap minuman teh celup merupakan suatu gambaran penilaian konsumen terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. susunan asam-asam amino yang lengkap (Fitri, 2007). Produksi telur yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. susunan asam-asam amino yang lengkap (Fitri, 2007). Produksi telur yang tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu sumber protein pangan hewani yang memiliki kandungan gizi yang lengkap dan baik bagi pertumbuhan. Produk pangan hasil peternakan unggas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana dan fitur-fitur yang selalu berubah setiap waktunya. Ini disebabkan karena manusia tidak pernah

Lebih terperinci

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN PELABELAN DAN IKLAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan Pengertian (1) Label

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN

TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN Oleh : Aditya Oryza 0911033001 Novan Bagas Sayoga 0911030088 Vicky Pratama Putra 105100301111051 Winanto 0911033042 Yakun A. 0911030068 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

MODEL TIPE PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI TEH DI KABUPATEN SUKOHARJO

MODEL TIPE PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI TEH DI KABUPATEN SUKOHARJO MODEL TIPE PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI TEH DI KABUPATEN SUKOHARJO Umi Nur Solikah dan Tria Rosana Dewi Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta Email: umi_solikah@yahoo.co.id

Lebih terperinci

2.6.2 Nonprobability Sampling Menentukan Ukuran Sampel Skala Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Instrumen...

2.6.2 Nonprobability Sampling Menentukan Ukuran Sampel Skala Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Instrumen... ABSTRAK Penelitian ini dilakukan terhadap produk Teh Kotak sebagai salah satu produk minuman teh dalam kemasan karton yang diproduksi oleh PT Ultra Jaya. Adapun masalah yang dihadapi adalah: 1)Teh Kotak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner kepada konsumen, pembahasan dan analisa yang telah dikemukan pada bab-bab terdahulu mengenai pengaruh

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri teh saat ini sedang menghadapi berbagai masalah, antara lain terjadinya over production nasional maupun dunia dan di sisi lain tingkat konsumsi teh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi seperti saat ini, perkembangan dunia usaha telah membawa para pelaku bisnis kedalam persaingan yang sangat ketat. Persaingan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis)

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis) 63 VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis) Analisis Important-Performance merupakan suatu cara untuk

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Analisa Kecukupan Data Data yang telah didapat, baik itu berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan sebagai referensi dan literatur dari perancangan media promosi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal Profil konsumen merupakan gambaran identitas yang dapat menonjolkan karakteristik dari seseorang yang membedakan dirinya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat bersaing dengan usaha pesaingnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 didunia, menjadikan negara yang potensial untuk pemasaran berbagai barang maupun jasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan produk sejenis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. dengan produk sejenis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis dalam perkembangan di era globalisasi menuntut perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam menghadapi persaingan di lingkungan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jahe adalah tanaman berjuta khasiat yang berada di sekitar kita yang sudah banyak dimanfaatkan oleh manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman obat.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman obat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman obat. Iklimnya yang strategis memberi ruang bagi beragam spesies tanaman obat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, dapat dirasakan dengan jelas bahwa persaingan bisnis kian kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Irma Wardani dan Umi Nur Solikah Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang dilihat dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, jenis pekerjaan dan pendapatan dari masing- masing responden.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi persaingan usaha saat ini semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk hortikultura merupakan salah satu dari hasil kekayaan alam Indonesia, terutama buah-buah serta biji-bijian yang menempati posisi paling penting dalam hal pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

Penentuan Strategi Pemasaran Produk Minuman Energi (Dwi Sukma Donoriyanto) 11

Penentuan Strategi Pemasaran Produk Minuman Energi (Dwi Sukma Donoriyanto) 11 Penentuan Strategi Pemasaran Produk Minuman Energi (Dwi Sukma Donoriyanto) 11 PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK MINUMAN ENERGI DENGAN TEORI PERMAINAN (GAME THEORY) UNTUK MENINGKATKAN MINAT KONSUMEN DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan untuk masyarakat umum saja akan tetapi juga menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini, tidak luput juga diikuti dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluang bisnis minuman masih sangat segar untuk dilakoni mengingat iklim cuaca di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang menyegarkan

Lebih terperinci

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt TANAMAN BERKHASIAT OBAT By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt DEFENISI Tanaman obat adalah jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan atau eksudat (sel) tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan/

Lebih terperinci

Sebesar 85 persen responden menyatakan bahwa atribut. kemudahan meminum penting, 12 persen responden menyatakan sangat

Sebesar 85 persen responden menyatakan bahwa atribut. kemudahan meminum penting, 12 persen responden menyatakan sangat VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 7.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Yakult Hasil analisis pada bab ini akam berusaha untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam. Suhartanto (2001) organisasi dapat meningkatkan keuntungannya dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam. Suhartanto (2001) organisasi dapat meningkatkan keuntungannya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis sekarang ini sangatlah dituntut untuk berpacu dalam persaingan memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam Suhartanto (2001) organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri kosmetik belakangan ini memang menjadi magnet yang dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan bisnis industri kosmetik menuntut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH Ahmad Faiz Haqqoni 1*, Irwan Iftadi 1**, Wakhid Ahmad Jauhari 1*** 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh. Analisis data ini sudah dilakukan sejak awal penelitian

BAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh. Analisis data ini sudah dilakukan sejak awal penelitian BAB IV ANALISIS DATA A. TEMUAN PENELITIAN Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang diperoleh dari informan maupun dari lapangan. Analisis data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran pemasaran. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai seperangkat alat pemasaran

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dari pengolahan data dan analisis terhadap variable-variabel kemasan dan pengaruhnya pada minat beli konsumen,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH D.6 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH Ahmad Faiz Haqqoni 1*, Irwan Iftadi 1**, Wakhid Ahmad Jauhari 1*** 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era Modern ini, sesuatu yang praktis sangat dibutuhkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era Modern ini, sesuatu yang praktis sangat dibutuhkan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada era Modern ini, sesuatu yang praktis sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Segala hal yang ada dibuat sedemikian praktis agar dapat menghemat banyak waktu. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sudah ada dan semakin berkembang dari waktu ke waktu, disamping itu pula kosmetik berperan penting untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN DATA PERUNTUKAN DATA 1. Ukuran coklat Menentukan Ukuran Kemasan 2. Jumlah isi per kemasan : 24 pcs Ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan nilai gizi

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan nilai gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan konsumsi pangan tidak lagi hanya memikirkan tentang cita rasa, harga dan tampilan makanan tetapi juga mulai memperhatikan nilai gizi. Konsumen mulai beralih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan kondisi pasar yang semakin terbuka terhadap informasi yang datang dari manapun, menuntut

Lebih terperinci

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak) Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak) Slogan back to nature membuat masyarakat berbondong-bondong memanfaatkan produk bersumber alam dalam upaya menjaga kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Produk minuman merupakan salah satu produk instan yang banyak digemari oleh masyarakat. Ada berbagai macam produk minuman yang telah dikembangkan oleh berbagai industri,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang 2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai ramuan, rempah - rempah, bahan minyak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor 1. Ketersediaan bahan baku obat tradisional

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor 1. Ketersediaan bahan baku obat tradisional 9 Lampiran. Indikator dan Parameter Faktor Internal No Indikator Parameter Skor. Ketersediaan bahan baku obat tradisional. Ketersediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasinya. Ketersediaan bangunan,

Lebih terperinci

IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Komersil (Perusahaan) Sasaran Karya Perancangan Branding pada produk sayuran hidroponik dan organik merek AVA FARM. AVA FARM merupakan usaha penjualan sayur yang bergerak

Lebih terperinci

DESAIN KEMASAN MAKANAN TRADISIONAL MADURA DALAM RANGKA PENGEMBANGAN IKM ABSTRACT

DESAIN KEMASAN MAKANAN TRADISIONAL MADURA DALAM RANGKA PENGEMBANGAN IKM ABSTRACT 118 Desain Kemasan Makanan Tradisional..(Iffan M) DESAIN KEMASAN MAKANAN TRADISIONAL MADURA DALAM RANGKA PENGEMBANGAN IKM Iffan Maflahah Prodi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA 7.1. Analisis Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Penelitian ini menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Costumer

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET 6.1. Persepsi Responden Terhadap Merek Pada penelitian ini responden diminta untuk mengisi kuesioner terkait dengan penilaian mereka terhadap desain

Lebih terperinci

IbM Kelompok Tani Buah Naga

IbM Kelompok Tani Buah Naga IbM Kelompok Tani Buah Naga Wiwik Siti Windrati, Sukatiningsih, Tamtarini dan Nurud Diniyah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Jember ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya untuk makan karena hanya dengan makan manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya untuk makan karena hanya dengan makan manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini dunia usaha sangat berkembang dengan pesat, hal ini disebabkan adanya ide kreatif dan inovatif. Seiring dengan ide tersebut konsep pemasaran pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis menghadapi era baru dan persaingan bisnis sekarang banyak sekali produk instan yang beredar dipasaran dengan menawarkan berbagai macam keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. perusahaan harus memiliki nilai keunikan tersendiri dimata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. perusahaan harus memiliki nilai keunikan tersendiri dimata konsumennya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke 21 ini, dapat dirasakan kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis yang bisa berkompetisi dengan optimal atau maksimal,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman yang terus menerus membuat banyak hal di berbagai aspek untuk melakukan perubahan. Hal tersebut menimbulkan banyaknya persaingan yang mengharuskan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam objek wisata alam maupun objek wisata sejarah. Selain itu, Bandung menawarkan pengalaman berwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyukai menggunakan ramuan-ramuan tradisional daripada

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyukai menggunakan ramuan-ramuan tradisional daripada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trend hidup masyarakat dalam bidang pengobatan agaknya sudah mulai bergeser kembali dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional. Masyarakat mulai menyukai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuk angin seringkali kita dengar dalam bahasa kita sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. Masuk angin seringkali kita dengar dalam bahasa kita sehari-hari di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masuk angin seringkali kita dengar dalam bahasa kita sehari-hari di Indonesia. Masuk angin untuk menyebutkan kondisi tubuh kita dalam keadaan tidak enak badan, meriang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar dan konsumen. Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan. lain guna memperebutkan pasar.

BAB I PENDAHULUAN. pasar dan konsumen. Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan. lain guna memperebutkan pasar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dimana pemerintah sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang perekonomian khususnya perdagangan, pemasaran merupakan falsafah

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Brand Awareness Kesadaran konsumen terhadap merek suatu produk. Top of Mind Dengan mengumpulkan informasi dari 110 responden didapatkan bahwa Kecap Matahari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan hidup manusia terbagi menjadi dua, yaitu kebutuhan primer dan sekunder. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Bisnis Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis yang berkaitan dengan pariwisata seperti hotel, tempat rekreasi, serta kuliner

Lebih terperinci

4.2. Strategi Kreatif 1) Positioning : Makanan ringan/ camilan asli daerah sukabumi yang mempunyai ciri khas rasa autentik dan higienis, mengandung un

4.2. Strategi Kreatif 1) Positioning : Makanan ringan/ camilan asli daerah sukabumi yang mempunyai ciri khas rasa autentik dan higienis, mengandung un BAB IV STRATEGI 4.1. Strategi Komunikasi Dalam pembuatan desain kemasan ini penulis melakukan beberapa penedekatan dalam membuat strategi komunikasi antara lain: 1) Pendekatan Emosional Konsumen tertarik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, sementara itu perkembangan tekologi menuntut masyarakat untuk bekerja secara berdayaguna sehingga memerlukan daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat meningkatkan kinerja dan kualitas dari suatu bisnis sehingga mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, terlebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari tahun ke tahun perkembangan dan persaingan di segala sektor industri semakin meningkat, hal ini menuntut perusahaan semakin kreatif dalam menjalakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan 5.1.1 Konsep Tema Perancangan Pada perancangan Desain Label Kemasan Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) Susu Kacang Kedelai Milky Soya akan dirancang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tengah keluarga, Kecap manis ABC Mantap meluncurkan desain kemasan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tengah keluarga, Kecap manis ABC Mantap meluncurkan desain kemasan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karekteristik Produk a. Kecap Manis ABC Kecap adalah salah satu bahan makanan yang jadi kesukaan banyak orang di segala usia. Untuk mempertahankan eksistensi dan citarasanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan

REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan VII. REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN Hasil analisis perilaku konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Umum Konsumen BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Tahu Djadi Sari yang dibeli oleh konsumen bertujuan untuk dikonsumsi oleh keluarganya/rumah tangga. Hal ini dikarenakan tahu yang dijual oleh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa LAMPIRAN 72 72 Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci