RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I"

Transkripsi

1

2

3 Lampiran 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SD Negeri Tejosari Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : V/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 pertemuan) Standar Kompetensi Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia Kompetensi Dasar Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia I. Indikator Pertemuan I 1. Mengidentifikasi persebaran daerah asal suku bangsa di Indonesia 2. Memberikan contoh-contoh sikap menghormati keragaman suku bangsa Pertemuan II 1. Mengidentifikasi keragaman budaya yang terdapat di Indonesia 2. Memberikan contoh-contoh sikap menghormati budaya di Indonesia II. Tujuan pembelajaran Pertemuan I 1. Setelah siswa menyimak gambar (peta Indonesia) dan materi persebaran daerah asal suku bangsa di Indonesia, siswa secara individu dapat mengidentifikasi keaneragaman di Indonesia dengan benar.

4 2. Melalui diskusi berpasangan, siswa dapat menyebutkan suku-suku yang terdapat di Indonesia dengan tepat. 3. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menunjukkan persebaran daerah asal suku bangsa di Indonesia dengan tepat. 4. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat merumuskan cara menghormati keragaman suku bangsa dengan benar. Pertemuan II 1. Setelah siswa menyimak materi tentang keaneragaman budaya, siswa dapat menjelaskan definisi dari kebudayaan dengan tepat. 2. Setelah siswa menyimak materi tentang keaneragaman budaya, siswa dapat mengidentifikasi tiga bentuk kebudayaan dengan tepat. 3. Melalui diskusi berpasangan, siswa dapat menyebutkan keaneragaman budaya di Indonesia berdasarkan tiga bentuk kebudayaan dengan tepat. 4. Melalui diskusi kelas, siswa dapat berbagi dalam menunjukkan contoh cara menghormati keaneragaman budaya di Indonesia dengan tepat. III. Materi ajar 1) Nama- nama suku bangsa Indonesia, misal : a. Baduy dari Banten b. Banjar Hulu dan Banjar Kuala dari Kalimantan Selatan c. Asmat, Dani, Dera dan Sentani dari Papua d. Madura, Jawa, Osing, dan Tengger dari Jawa Timur e. Makasar, Bugis, Toraja dan Bandar dari Sulawesi Selatan 2) Keanekaragaman budaya Kebudayaan berarti segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Tiga bentuk kebudayaan yaitu: a. Kebudayaan dalam bentuk gagasan b. Kebudayaan dalam bentuk kebiasaan c. Kebudayaan dalam bentuk benda- benda budaya Rumah adat Gambar pakaian adat Upacara adat

5 Lagu daerah Tarian daerah Seni pertunjukan 3) Cara menghormati keragaman suku bangsa : a. Tidak membedakan suku bangsa lain b. Menghormati bahasa suku bangsa lain c. Tidak membedakan warna kulit 4) Cara menghormati keanekaragaman budaya di Indonesia : a. Bangga dengan hasil kebudayaan dalam negeri b. Mau menonton seni pertunjukan dalam negeri c. Tidak menghina kebudayaan suku bangsa lain d. Menghormati kelompok lain yang menjalankan kebiasaan dan adat istiadat. IV. MetodePembelajaran 1. Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square V. Kegiatan pembelajaran Pertemuan ke-1 Pendahuluan a. Apersepsi Siswa menerima pertanyaan dari guru, misalnya coba sebutkan jenis tarian, lagu daerah, alat musik yang sudah kalian ketahui? b. Motivasi Siswa menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa c. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan d. Siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan Kegiatan Inti Think 10 menit 50 menit

6 a. Siswa menyimak gambar (peta Indonesia) dan materi persebaran daerah asal suku bangsa di Indonesia (eksplorasi) b. Siswa secara individu berfikir untuk mencari jawaban atas pertanyaan dari guru yang terdapat dalam lembar kerja mengenai keaneragaman di Indonesia (elaborasi) Pair c. Siswa berdiskusi berpasangan untuk berbagi jawaban mengenai pertanyaan suku-suku yang terdapat di Indonesia (elaborasi) Square d. Siswa berpasangan bertemu dalam kelompok berempat berdiskusi tentang tugas yang sudah dikerjakan, mencocokkan pekerjaan yang dibahas berpasangan (elaborasi) e. Siswa dalam kelompok berempat berdiskusi tentang tugas mengenai persebaran suku di Indonesia dengan menunjukkan pada peta (elaborasi) Diskusi kelas f. Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (elaborasi) g. Siswa yang lain memberi tanggapan terhadap jawaban (konfirmasi) h. Siswa didampingi guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari yaitu, suku-suku di Indonesia, persebaran daerah suku di Indonesia (konfirmasi) Penutup Dalam penutup guru: a. Memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik b. Memberikan kesimpulan 10 menit

7 c. Siswa di dampingi guru merangkum pelajaran Pertemuan ke-2 Pendahuluan a. Apersepsi Siswa menerima pertanyaan dari guru, misalnya coba sebutkan jenis tarian, lagu daerah, alat musik yang sudah kalian ketahui? b. Motivasi Siswa menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa c. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan d. Siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan Kegiatan Inti Think a. Siswa menyimak materi keaneragaman budaya Indonesia (eksplorasi) b. Siswa secara individu berfikir untuk mencari jawaban atas pertanyaan dari guru yang terdapat dalam lembar kerja mengenai tiga bentuk kebudayaan (elaborasi) Pair c. Siswa berdiskusi berpasangan untuk berbagi jawaban mengenai pertanyaan kebudayaan yang terdapat di Indonesia (elaborasi) Square d. Siswa berpasangan bertemu dalam kelompok berempat berdiskusi tentang tugas yang sudah dikerjakan, mencocokkan pekerjaan yang dibahas berpasangan (elaborasi) 10 menit 50 menit

8 e. Siswa dalam kelompok berempat berdiskusi tentang tugas mengenai bagaimana menghormati dan menghargai keaneragaman budaya (elaborasi) Diskusi kelas f. Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (elaborasi) g. Siswa yang lain memberi tanggapan terhadap jawaban (konfirmasi) h. Siswa didampingi guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari yaitu, keaneragaman budaya di Indonesia dan cara menghormati keanergaman budaya(konfirmasi) Penutup Dalam penutup guru: a. Memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik b. Memberikan kesimpulan c. Siswa di dampingi guru merangkum pelajaran 10 menit VI. Sumber dan Media Pembelajaran Sumber Susilaningsih, Endang BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hlm Syamsiyah, Siti BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hlm Yulianti, Reni BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hlm VII. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Unjuk kerja pengamatan Unjuk kerja diskusi

9

10 Lampiran 2. Materi pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama Persebaran Daerah Asal Suku Di Indonesia 1. Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. 2. Suku-suku bangsa di Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke. Persebaran di pengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. 3. Perbedaan suku bangsa satu dengan suku yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini: a. Tipe fisik, seperti warna kulit dan rambut. b. Bahasa, misalnya bahasa Batak, bahasa Jawa, dan bahasa Madura. c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara adat, dan upacara kematian. d. Kesenian daerah, misalnya patrilineal (menurut garis ayah) dan matrilineal (menurut garis ibu). e. Kesenian daerah, misalnya tari Jangger, tari serimpi, tari cakalele, dan tari seudeti. f. Batasan fisik lingkungan, misalnya badui dalam dan badui luar. 4. Terdapat beberapa teori yang menyatakan asal usul-usul nenek moyang bangsa Indonesia, teori tersebut adalah sebagai berikut: a. Menurut teori pertama Suku bangsa Yunan datang ke Indonesia secara bergelombang. Ada dua gelombang terpenting. Gelombang pertama terjadi sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka yang pindah dalam pe-riode ini kemudian dikenal sebagai rumpun bangsa Proto Melayu. Proto Melayu disebut juga Melayu Polynesia. Rumpun bangsa Proto Melayu tersebar dari Madagaskar hingga Pasifik Timur. Mereka bermukim di daerah pantai. Termasuk dalam

11 bangsa Melayu Tua adalah suku bangsa Batak di Sumatera, Dayak di Kalimantan, dan Toraja di Sulawesi. Gelombang kedua terjadi sekitar 2000 tahun lalu, disebut Deutero Melayu. Mereka disebut penduduk Melayu Muda. Mereka mendesak Melayu Tua ke pedalaman Nusantara. Termasuk bangsa Melayu Muda adalah suku bangsa Jawa, Minang-kabau, Bali, Makassar, Bugis, dan Sunda. b. Menurut teori Nusantara penduduk Indonesia tidak berasal dari luar. Teori ini didukung banyak ahli, seperti J.Crawfurd, K.Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Menurut para ahli ini penduduk Indonesia (bangsa Melayu) sudah memiliki peradaban yang tinggi pada bada ke-19 SM. Taraf ini hanya hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama. Hal ini menunjukkan penduduk Indonesia tidak berasal dari mana-mana, tetapi berasal dan berkembang di Nusantara. 5. Tiap suku bertempat tinggal di daerah tertentu dalam suatu provinsi di Indonesia, perhatikan peta 1.1 dan tabel 1.1! 6. Sikap menghormati keragaman suku bangsa di Indonesia a. Menghargai adat istiadat dan budaya warga yang berbeda di daerah masing-masing b. Menciptakan kerukunan dalam masyarakat yang majemuk seperti halnya kerukunan dalam sebuah keluarga c. Memupuk semangat tolong-menolong antar sesama warga, baik saat menyelesaikan masalah maupun tolong-menolong dalam memenuhi kebutuhan hidup d. Membiasakan bermusyawarah untuk memecahkan berbagai perbedaan menjadi suatu kemufakatan e. Biasa mengutamakan kepentingan umum atau kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan

12 Tabel 1.1 Daftar provinsi di Indonesia dan suku bangsa yang tinggal di wilayahnya Daerah Asal Suku-suku Bangsa di Indonesia No. Daerah asal Suku bangsa Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Riau Kepulauan Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Tamiang, Singkil, Anak Jame, Simeleuw, dan Pulau. Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing, dan Maya-maya. Minangkabau, Melayu, dan Mentawai. Melayu, Akit, Talang Mamak, Orang utan Bonai, Sahai, dan Laut Melayu. Batin, Kerinci, Penghulu, Pedah, Melayu, Jambi, Kubu. Muko-muko, Pekal, Serawai, Pasemah, Enggano, Kaur, Rejang, Lembak Melayu, Kikim, Semenda, Komering, Lampung Bangka Belitung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Pasemah, Lintang, Pegagah, Rawas, Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan, Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Musi Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulangbawang, Krui Abung Bangka Baduy, Sunda, Banten Betawi Sunda Jawa Jawa

13 Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Gorontalo Sulawesi Utara Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jawa, Madura, Tengger Bali Bali, Sasak, Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Sumba Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung Kayau, Ulu Aer, Mbaluh, Manyuke, Skadau, Melayu-Pontianak Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, Katingan Ngaju, Laut, Maamyan, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan, Aba Ngaju, Otdanum, Apokayan,Punan, Murut Mandar, Bugis, Toraja, Sa dan, Bugis, Makassar Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki, Kabaina, Butung, Muna, Bungku Mandar, Mamuju, Mamasa Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Suluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai Gorontalo Minahasa, Bolaang-Mangondow, Sangiher- Talaud, Gorontalo, Sangir Buru, Banda, Seram, Kei, Ambon Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, Bacan Mey Brat, Arfak Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, Tobati

14 Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan Pertama Persebaran Daerah Asal Suku Di Indonesia A. Tujuan 1. Siswa secara individu dapat mengidentifikasi keaneragaman di Indonesia 2. Siswa dalam kolompok berpasangan dapat menyebutkan suku-suku yang terdapat di Indonesia dan menunjukkan persebarannya. 3. Siswa dalam kelompok berempat dapat merumuskan cara menghormati keragaman suku bangsa B. Petunjuk Pengerjaan 1. Jelaskan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia menurut teori pertama menggunakan bahasa sendiri! 2. Perhatikan gambar peta dibawah ini kemudian lengkapi tabel dibawahnya sesuai dengan gambar!

15 No. Provinsi Suku Bangsa A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. N. O. P. Q. NAD Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Singkil, Simeleuw C. Diskusikan dengan kelompokmu bagaimana cara menghormati keaneragaman suku bangsa di Indonesia serta manfaatnya, kemudian tiliskan hasil diskusi tersebut dibawah ini!

16 Lampiran 4. Materi pembelajaran Siklus I Pertemuan kedua Keaneragaman Budaya Di Indonesia 1. Istilah budaya berasal dari kata sansekerta, yaitu buddayah atau budhi yang berarti akal budi. Dalam arti luas kebudayaan berarti segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. 2. Kebudayaan terbagi dalam tiga bentuk, yaitu kebudayaan dalam bentuk gagasan, kebiasaan, dan benda-benda budaya. a. Kebudayaan berupa gagasan, antara lain ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan peraturan. b. Kebudayaan yang berupa kebiasaan, antara lain cara mencari makan (mata pencaharian), tata cara pergaulan, tata cara perkawinan, kesenian, dan bermacam-macam upacara tradisi. c. Kebudayaan yang berupa benda adalah semua benda yang diciptakan oleh manusia, seperti alat-alat keperluan sehari-hari, rumah, perhiasan, pusaka (senjata), kendaraan, dan lain-lain. 3. Keragaman budaya di Indonesia Bentuk keragaman budaya bangsa Indonesia terlihat pada macam-macam jenis kesenian daerah, bentuk rumah adat, pakaian adat, tradisi, dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. a. Kesenian daerah Kesenian daerah merupakan kreasi masyarakat setempat yang di wujudkan dalam bentuk tarian, nyanyian, dan alat musik daerah. Tiap daerah di Indonesia mempunyai tarian dan nyanyian khas masing-masing. Perhatikan tabel 2.1 dan 2.2 di bawah ini. Tabel 2.1 Tari-tarian Tradisional Indonesia No. Daerah Asal Nama Tarian Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Tari Seudati, Saman, Bukat Tari Serampang, Baluse, Manduda Tari Piring, Payung, Tabuik

17 Sumatera Barat Riau Sumatera Selatan Lampung Bengkulu Jambi Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah-Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Maluku Papua Tari Joget Lambak, Tandak Tari Kipas, Tanggai, Tajak Tari Melinting, Bedana Tari Adum, Bidadari Tari Rangkung, Sekapur Sirih Tari Yapong, Serondeng, Topeng Tari Jaipong, Merak, Patilaras Tari Bambangan Cakil, Enggotenggot, Bedaya, Beksan, Tari Reog Ponorogo, Remong Tari Legong, Arje, Kecak Tari Batunganga, Sampari Tari Meminang, Perang Tari Tandak Sambas, Zapin Tembung Tari Hudog, Belian Tari Balean Dadas, Tambun Tari Baksa Kembang Tari Kipa, Gaurambuloh Tari Balumba, Malulo Tari Lumense, Parmote Tari Maengket Tari Nabar Ilaa, Perang Tari Perang, Sanggi Tabel 2.2 Lagu-lagu Daerah No. Daerah Asal Judul Lagu Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Sumatera Selatan Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Madura Piso Surit Lisoi, Sinanggar Tullo, Sing Sing So, Butet Kambanglah Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang, Kampuang Nan Jauh di Mato Soleram Dek Sangke, Tari Tanggai, Gendis Sriwijaya Jali-jali, Kicir-kicir, Surilang Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Sapu Nyere Pegat Simpai Gundul-gundul Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu, Pitik Tukong, Ilir-ilir, Rek Ayo Rek, Turi-turi Putih Karaban Sape, Tanduk Majeng

18 Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Bali NTT Maluku Papua Cik Cik Periok Naluya, Kalayar, Tumpi Wayu Ampar Ampar Pisang, Paris Barantai Si Patokaan, O Ina Ni Keke, Esa Mokan Anging Mamiri, Ma Rencong, Pakarena Tondok Kadadingku Dewa Ayu, Meyong-meyong, Macepetcepetan, Janger, Cening Putri Ayu. Desaku, Moree, Pai Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De Teang, Kole-Kole, Ole Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo Mama, Huhatee Apuse, Yamko Rambe Yamko b. Pakaian Adat Pakaian adat merupakan pakaian yang digunakan oleh masyarakat di daerah tertentu, tiap pakaian daerah mempunyai bentuk dan nama yang berbedabeda. Perhatikan gambar 2.1 di bawah ini. c. Rumah Adat Rumah adat merupakan bangunan khas suatu daerah yang mempunyai fungsi berbeda-beda di setiap daerah. Fungsi rumah adat di antaranya tempat melangsungkan upacara, tempat bermusyawarah atau sebagai tempat tinggal tetua adat. Perhatikan gambar 2.2 d. Senjata Tradisional Senjata tradisional merupakan senjata khas daerah. Senjata tradisional ada yang digunakan sebagai perkakas sehari-hari dan ada yang merupakan alat perlengkapan upacara. Beberapa nama senjata tradisional, antara lain Rencong (Aceh), Kujang (Jawa Barat), Clurit (Jawa Timur), Mandau (Kalimantan), Keris (Jawa Tengah). e. Pertunjukkan Rakyat Pertunjukkan rakyat merupakan salah satu ciri khas daerah yang dapat diperkenalkan sebagai daya tarik wisata. Beberapa pertunjukkan rakyat yang terkenal antara lain Ketoprak (Jawa Tengah), Reog (Jawa Timur), Ondelondel (Jakarta), Debus (Banten), dan Loncat Batu (Nias).

19 f. Tradisi dan Kepercayaan Banyak tradisi dan kepercayaan di Indonesia dan masih sangat melekat di masyarakat, hal ini disebabkan masyarakat masih percaya dan berangapan tentang adanya alam gaib dan kekuatan di luar kekuatan manusia. Beberapa kepercayaan tersebut adalah sebagai berikut Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang, misalnya pohom besar. Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki kekuatan gaib, misalnya benda-benda pusaka. Syamanisme, yaitu kepercayaan terhadap seseorang yang dapat menghubungkan manusia dengan roh. g. System Kekerabatan Berikut sistem kekerabatan di Indonesia Matrilineal yaitu sistem keturunan menurut garis Ibu. Sistem ini berlaku di Suku Minangkabau Patrilineal yaitu sistem keturunan menurut garis ayah. Sistem ini berlaku di Batak, Bali, dan Papua Bilateral yaitu sistem kekerabatan menurut garis ayah dan ibu. 4. Sikap Menghormati Budaya di Indonesia Dasar hukum sikap menghormati budaya di Indonesia menurut UUD 1945, antara lain sebagai berikut: a. Pasal 28 ayat 1: Setiap orang wajib menghormati hak azasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ; b. Pasal 32 ayat 1: Negara memajukan kebudayaan nasional Indo- nesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya ; c. Pasal 32 ayat 2: Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Selain itu, dasar hukum menghormati budaya di Indonesia terdapat pada Pancasila sila ke-3.

20 Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan kedua Keaneragaman Budaya Di Indonesia A. Tujuan 1. Siswa secara individu dapat mengidentifikasi tiga bentuk kebudayaan dengan tepat 2. Siswa dalam kolompok berpasangan dapat menyebutkan keaneragaman budaya yang terdapat di Indonesia. 3. Siswa dalam kelompok berempat dapat merumuskan cara menghormati keragaman budaya B. Petunjuk Pengerjaan 1. Sebutkan dan jelaskan tiga bentuk kebudayaan beserta contohnya menggunakan bahasa sendiri! 2. Perhatikan gambar peta dibawah ini kemudian lengkapi tabel dibawahnya sesuai dengan gambar!

21 No. A. NAD Provinsi Tarian tradisional Lagu daerah Rumah adat B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. N. O. P. Q. 3. Diskusikan dengan kelompokmu dan berikan penilaian dengan cara membubuhkan tanda centang ( ) pada kolom yang kamu anggap baik atau buruk! No Pernyataan Mempelajari berbagai kesenian daerah yang disenangi. Merasa bangga memakai barang buatan luar negeri. Mengunjungi museum tempat benda-benda bersejarah. Tanggapan Baik Buruk

22 Menghargai perbedaan pendapat dari orang lain Mengulurkan bantuan terhadap teman yang berbeda agama. Mengikuti budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya daerahnya. Mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan pribadi. Membatasi diri dalam pergaulan masyarakat. Mengumpulkan kliping aneka budaya daerah agar dipuji. Merasa rendah diri menggunakan bahasa daerah asalnya. Menjalin persabatan dengan teman yang berlainan suku bangsa. Menyelesaikan perselisihan dengan jiwa besar. Melaksanakan kegiatan bakti sosial dengan rasa pamrih. Gemar menyaksikan pementasan kesenian daerah. Mengutamakan kepentingan pribadi dengan mengorbankan kepentingan orang lain.

23 Lampiran 6. TES EVALUASI SIKLUS I PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI TEJOSARI MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014 Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Golongan penduduk yang terikat oleh kesadaran dan identitas kesatuan kebudayaan setempat disebut a. kepala suku c. suku bangsa b. warganegara d. suku primitif 2. Suku bangsa berikut ini yang termasuk dalam rumpun bangsa Melayu Tua adalah Suku... a. jawa c. bali b. makasar d. toraja 3. A B C D Dari peta tersebut suku Madura ditunjukkan oleh huruf a. A c. C b. B d. D 4. Suku bangsa yang tinggal di wilayah Sumatera Barat adalah... a. Minangkabau c. Betawi b. Makasar d. Ambon 5. Suku sasak, suku Dompa, dan suku Bima adalah suku yang terdapat di a. NTB c. Bali b. NTT d. Irian

24 6. Berikut ini yang termasuk ciri fisik suatu bangsa adalah a. warna kulit c. bahasa daerah b. pakaian d. tarian adat 7. Kebudayaan daerah dapat diperkenalkan dengan cara berikut, kecuali a. pertukaran kesenian antardaerah b. penyebarluasan informasi melalui media c. mengganti budaya daerah dengan budaya luar d. membentuk organisasi kebudayaan daerah 8. Sikap menghormati keragaman suku bangsa dapat dilakukan dengan cara a. fanatisme terhadap suku bangsa sendiri b. bersahabat dan saling membantu c. merendahkan suku bangsa lain d. membanggakan suku bangsa sendiri 9. Istilah kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddayah yang berarti a. kesenian c. akal budi b. sopan santun d. kebiasaan 10. Tiap daerah memiliki tumah adat sendiri. Berikut ini yang menunjukkan gambar rumah bali adalah a. c. b. d. 11. Sasando adalah jenis alat music dari daerah NTB, yang cara memainkannya dengan cara a. ditiup c. dipukul b. digesek d. dipetik

25 12. Cakalele adalah jenis tarian dari daerah a. Makasar c. Toraja b. Minahasa d. Bone 13. Perhatikan pakaian adat berikut ini! Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Pakaian adat dari Sumatera Barat ditunjukkan oleh gambar a. Gambar 1 c. Gambar 3 b. Gambar 2 d. Gambar Berikut ini contoh sikap yang tidak menghormati budaya bangsa sendiri adalah a. bangga memiliki bangsa Indonesia b. senang menggunakan bahasa Indonesia c. lebih suka dengan budaya luar yang modern d. lebih suka dengan kebudayaan Nasional 15. Sikap menghormati keanekaragaman kebudayaan tampak dalam tindakan a. membiarkan kelompok lain mempraktikkan kebudayaannya b. belajar berbagai seni tradisional c. mencela pertunjukkan kesenian suku bangsa lain d. mengembangkan kesenian tradisional

26 Lampiran 7 1. B 11. B Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus I 2. D 12. B 3. B 13. A 4. A 14. A 5. B 15. B 6. D 7. D 8. B 9. B 10. C Cara Penilaian: Benar = 1 Salah = 0 Skor ideal = 15 Nilai = skor perolehan skor ideal 100

27 Lampiran 8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Nama Sekolah : SD Negeri Tejosari Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : V/ 1 Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan) Standar Kompetensi Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia Kompetensi Dasar Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia I. Indikator Pertemuan I 1. Menyebutkan jenis usaha-usaha perekonomian dalam masyarakat Pertemuan II 1. Menyebutkan contoh usaha ekonomi yang dikelola sendiri dan kelompok 2. Memberi contoh kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi II. Tujuan pembelajaran Pertemuan I 1. Melalui menyimak materi dan gambar siswa dapat mengidentifikasi makna kegiatan ekonomi dan memahami jenis usaha-usaha kegiatan ekonomi di Indonesia dengan tepat 2. Melalui diskusi berpasangan, siswa dapat mengidentifikasi jenis usaha-usaha kegiatan ekonomi di Indonesia dengan tepat

28 3. Melaui diskusi kelompok, siswa dapat memberikan contoh-contoh kegiatan ekonomi di Indonesia dengan tepat Pertemuan II 1. Malalui menyimak, siswa dapat memahami pengelolaan usaha ekonomi dan pengelompokkan kegiatan ekonomi di Indonesia dengan tepat. 2. Melalui diskusi berpasangan, siswa dapat mengidentifikasi pengelompokkan pengelolaan usaha dengan tepat. 3. Melalui kerja kelompok siswa dapat mengidentifikasi pengelompokkan kegiatan ekonomi di Indonesia (kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi) dengan tepat. III. Materi ajar 1. Jenis-jenis usaha ekonomi a. Pertanian b. Perkebunan c. Peternakan d. Perikanan e. Kehutanan f. Pertambangan g. Perindustrian h. Perdagangan i. Pelayanan jasa pariwisata 2. Usaha ekonomi yang dikelola sendiri dan dikelola kelompok a. Usaha ekonomi yang dikelola sendiri : - Usaha pertanian - Industri kecil - Usaha perdagangan - Usaha jasa b. Usaha ekonomi yang dikelola kelompok - Firma - CV - PT - BUMN - Koperasi 3. Pengelompokan kegiatan ekonomi di Indonesia a. Kegiatan produksi b. Kegiatan konsumsi c. Kegiatan distribusi

29 IV. MetodePembelajaran 1. Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square V. Kegiatan pembelajaran Pertemuan ke-1 Pendahuluan a. Apersepsi Memberi gambaran siswa tentang kondisi pasar serta semua peristiwa yang ada di pasar b. Motivasi Guru memotivasi siswa bahwa dengan mempelajari kegiatan ekonomi mereka bisa menjadi ekonom atau pengamat ekonomi c. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan d. Siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan Kegiatan Inti Think a. Siswa menyimak gambar dan materi jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi (eksplorasi) b. Siswa secara individu berfikir untuk mencari jawaban atas pertanyaan dari guru yang terdapat dalam lembar kerja mengenai jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi (elaborasi) Pair c. Siswa berdiskusi berpasangan untuk berbagi jawaban mengenai pertanyaan tentang jenis-jenis usaha (elaborasi) Square d. Siswa berpasangan bertemu dalam kelompok berempat berdiskusi tentang tugas yang sudah dikerjakan, 10 menit 50 menit

30 mencocokkan pekerjaan yang dibahas berpasangan (elaborasi) Diskusi kelas e. Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (elaborasi) f. Siswa yang lain memberi tanggapan terhadap jawaban (konfirmasi) g. Siswa didampingi guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari yaitu, jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi di Indonesia (konfirmasi) Penutup Dalam penutup guru: a. Memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik b. Memberikan kesimpulan c. Siswa di dampingi guru merangkum pelajaran Pertemuan ke-2 Pendahuluan a. Apersepsi guru memberi pertanyaan pada siswa seputar materi yang lalu. Apa yang dimaksud dengan industri? b. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan c. Siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan Kegiatan Inti Think a. Siswa menyimak materi jenis pengelolaan usaha ekonomi dan pengelompokan kegiatan ekonomi di Indonesia (eksplorasi) 10 menit 10 menit 50 menit

31 b. Siswa secara individu berfikir untuk mencari jawaban atas pertanyaan dari guru yang terdapat dalam lembar kerja mengenai jenis pengelolaan usaha ekonomi (elaborasi) Pair c. Siswa berdiskusi berpasangan untuk berbagi jawaban mengenai pertanyaan jenis pengelolaan usaha ekonomi (elaborasi) d. Siswa berdiskusi berpasangan untuk mendiskusikan contoh-contoh kegiatan produksi, distribusi, konsumsi (elaborasi) Square e. Siswa berpasangan bertemu dalam kelompok berempat berdiskusi tentang tugas yang sudah dikerjakan, mencocokkan pekerjaan yang dibahas berpasangan (elaborasi) Diskusi kelas f. Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (elaborasi) g. Siswa yang lain memberi tanggapan terhadap jawaban (konfirmasi) h. Siswa didampingi guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari yaitu, pengelompokan kegiatan ekonomi di Indonesia beserta contohnya (konfirmasi) Penutup Dalam penutup guru: a. Memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik b. Memberikan kesimpulan c. Siswa di dampingi guru merangkum pelajaran 10 menit

32

33 Lampiran 9 Materi pembelajaran siklus II Kegiatan Ekonomi A. Pengertian Kebutuhan manusia bermacam-macam antara lain kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan, hiburan, dan rekreasi. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan usaha atau bekerja. Usaha manusia inilah yang disebut dengan kegiatan ekonomi. B. Jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi Jenis-jenis usaha perekonomian yang ada di masyarakat Indonesia beraneka ragam, di antaranya adalah pertanian, perdagangan, perikanan, peternakan, industri kerajinan, dan jasa. 1. Usaha bidang pertanian Hasil usaha pertanian adalah usaha yang menghasilkan bahan pangan. Di antaranya padi, jagung, kacang, kedelai, sagu, umbiumbian, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Tanaman ini mempunyai umur pendek (dapat dipanen tiga sampai enam bulan). Hasil pertanian yang berumur panjang adalah hasil perkebunan, seperti kelapa sawit, kopi, cokelat, teh, dan sebagainya. Orang yang bekerja dalam bidang pertanian atau orang yang mengolah tanah dan bercocok tanam disebut petani. Petani dibedakan menurut jenis usahanya yang meliputi sebagai berikut.

34 a. Petani sawah : mengolah sawah. b. Petani ladang : mengolah lahan kering. c. Petani perkebunan : mengolah lahan luas untuk tanaman perkebunan. d. Petani tambak : mengolah lahan untuk tambak. 2. Perdagangan Perdagangan adalah kegiatan usaha yang menyalurkan barang produksi dari produsen ke konsumen. Pedagang menjual barang ke konsumen. Pedagang disebut sebagai perantara. Jenis usaha perdagangan, di antaranya pedagang bahan makanan, pedagang sandang, pedagang perhiasan, pedagang hewan, dan lain-lain. Menurut tempat usahanya, pedagang dibedakan menjadi sebagai berikut. a. Pedagang tetap, yaitu pedagang yang memiliki tempat yang tetap, misalnya berdagang di pasar, ruko (rumah toko), toko, warung atau mal/supermaket. b. Pedagang asongan, yaitu pedagang yang tidak menetap dan berdagang dengan cara berkeliling. c. Pedagang kaki lima, yaitu pedagang yang tidak menetap dan berpindahpindah tempatnya. Contohnya, pedagang di pinggir jalan raya atau trotoar. 3. Perikanan Usaha perikanan dibedakan menjadi perikanan darat dan perikanan laut.

35 a. Perikanan darat adalah usaha memelihara dan menangkap ikan di perairan darat. Perikanan darat meliputi perikanan air tawar dan perikanan air payau. b. Perikanan air laut adalah usaha menangkap ikan di pantai dan pembudidayaan ikan laut dalam tambak-tambak yang terdapat dalam tambak-tambak. 4. Peternakan Peternakan adalah kegiatan usaha dengan cara memelihara hewan dan mengambil hasilnya dengan cara dijual ke konsumen. Peternak adalah orang yang pekerjaannya memelihara hewan. Jenis-jenis usaha peternakan dibedakan menjadi sebagai berikut. a. Peternak hewan besar : memelihara sapi, b. Peternak hewan kecil : memelihara biriperekonomian biri, kambing, kelinci. c. Peternak unggas : memelihara puyuh, ayam, itik, dan burung. 5. Industri Usaha bidang industri merupakan bidang usaha yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (bahan baku), atau mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan industri dibedakan menjadi 3 kelompok berikut ini. a. Industri kecil atau rumah tangga merupakan kegiatan produksi yang sebagian besar menggunakan tenaga manusia. b. Industri sedang merupakan kegiatan produksi yang mulai menggunakan mesin-mesin sebagai alat produksi. c. Industri besar atau industri berat yaitu kegiatan produksi yang sebagian besar kegiatannya dilakukan oleh mesin dan alat. 6. Usaha bidang jasa Jasa adalah kegiatan usaha dalam bentuk pelayanan terhadap konsumen. Contoh usaha jasa adalah perusahaan angkutan, perusahaan asuransi, pengacara, dokter, bank, bengkel, warung internet, warung telekomunikasi (wartel), dan rental computer.

36 C. Jenis Usaha Berdasarkan Kepemilikan Modal 1. Usaha Perseorangan Usaha perseorangan adalah kegiatan yang diusahakan, dimiliki, dan dipimpin oleh seseorang. Kekayaan perusahaan adalah milik pribadi orang tersebut. Seluruh keuntungan dan kerugian perusahaan ditanggung sendiri oleh pemilik perusahaan. Usaha perseorangan cocok untuk semua bidang produksi. Usaha ini merupakan bentuk yang paling sederhana. 2. Usaha Kelompok Usaha kelompok disebut juga usaha gabungan yaitu kerjasama antar beberapa orang yang bertujuan mencari laba. Masing-masing orang dari anggota itu bertnggung jawab secara pribadi terhadap kewajiban usahanya. Menurut bentuknya usaha kelompok digolongkan berikut ini a. Persekutuan Firma (Fa) Persekutuan firma adalah persekutuan antara dua orang atau lebih untuk menjalankan usaha bersama dengan satu nama dan semua anggota bertanggung jawab penuh atas usaha yang dijalankan. Pembagian keuntungan didasarkan atas perbandingan modal yang ditanamkan. b. Persekutuan Komanditer (CV) Persekutuan komanditer adalah persekutuan antara dua orang atau lebih untuk menjalankan usaha bersama. Seorang di antaranya sebagai sekutu aktif, sedangkan yang lainnya sebagai sekutu pasif komanditer (sekutu diam). Sekutu aktif bertanggung jawab penuh atas kelancaran usaha, sedangkan sekutu diam mempercayakan jalannya usaha pada sekutu aktif. c. Perseroan Terbatas (PT) Perseroan terbatas adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang modalnya diperoleh dari penjualan saham yang nilai nominalnya

37 sama besar. Orang yang membeli saham disebut pesero. Setiap pesero bertanggung jawab pada saham yang ditanamkan. Pemilik Perseroan Terbatas adalah pemegang saham. d. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BUMN adalah usaha yang modalnya berasal dari negara yang bertujuan membangun ekonomi nasional. Pimpinan perusahaan adalah sebagai penentu kebijakan yang juga mengurus kekayaan perusahaan. Menurut Inpres No. 17/1967 dan UU No. 9 /1969 tanggal 1 Agustus Ada tiga jenis BUMN yaitu sebagai berikut. Perusahaan Jawatan (Perjan) Perjan adalah perusahaan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, tidak semata-mata mencari keuntungan. Contohnya PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api). Perusahaan Umum (Perum) Perum adalah perusahaan yang modalnya berasal dari negara. Selain melayani masyarakat, perum juga mencari keuntungan. Contohnya Perum DAMRI dan Perum Bulog. Perusahaan perseroan (Persero) Persero adalah perusahaan negara terbatas yang mencari keuntungan, baik yang sahamnya sebagian atau seluruhnya dimiliki negara. Hal ini diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Stbl.1847 No. 23). Sekarang perjan dan perum diubah menjadi persero (PT). PT modalnya berupa saham-saham. Jadi persero bukan hanya milik negara tapi juga swasta. Contoh Persero, antara lain PT Kereta Api Indonesia (dulu Perusahaan Jawatan Kereta Api), PT PLN, PT Indosat, PT Semen Cibinong, PT Taspen, dan PT Jasa Raharja. Dalam hal ini masyarakat boleh membeli saham melalui pasar modal. Persero yang demikian disebut PT Terbuka (Tbk). Contohnya PT Semen Gresik Tbk, PT Telkom Tbk, PT BNI Tbk, dan PT INDOSAT Tbk. Ada juga yang belum dijual sahamnya, yaitu PT PLN, PT POSINDO, dan PT GIA.

38 e. Koperasi adalah badan usaha yang berdasarkan usaha bersama dan berasaskan kekeluargaan. Koperasi berasal dari kata cooperation yang artinya bekerja bersamasama untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan UU Pokok Perkoperasian No.12/1967, koperasi berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan. Di samping itu, koperasi juga berfungsi sebagai berikut. Alat perjuangan ekonomi. Alat pendemokrasian ekonomi nasional. Salah satu urat nadi perekonomian Indonesia. Alat memperkokoh kedudukan bangsa. Tujuan koperasi adalah menyejahterakan anggotanya. Koperasi sesuai dengan UUD 1945 Pasal 33 Ayat (1), yaitu bentuk perekonomian yang disusun atas usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi juga sesuai dengan UU No. 25/1992 tentang koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas kekeluargaan. Koperasi didirikan pertama kali oleh Drs. Moh.Hatta. Oleh karena itu, beliau mendapat sebutan sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Landasan koperasi ada tiga, yaitu landasan idiil berupa Pancasila, landasan struktural berupa UUD1945, dan landasan mental berupa rasa karsa, rasa setia kawan, dan kesadaran berpribadi. Ciri koperasi adalah swakarsa, swadaya, dan swasembada. Manfaat koperasi di antaranya adalah anggota dapat memenuhi kebutuhannya dengan harga murah, pembayaran dapat diangsur, melayani peminjaman dengan jasa kecil terciptanya hubungan kekeluargaan. Menurut usahanya, koperasi dibedakan menjadi koperasi konsumsi, koperasi simpan pinjam, koperasi produksi, dan koperasi serba usaha. D. Pengelompokkan Kegiatan Ekonomi 1. Kegiatan Produksi

39 Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Orang yang melakukan produksi disebut produsen. Yang termasuk kegiatan produksi, antara lain periklanan, industry, dan kerajinan. Contoh jenis produksi hasil dari olahan teknologi adalah sebagai berikut. a. Jenis produk makanan, misalnya tahu, tempe, selai, trasi dan lain-lain b. Jenis produk minuman seperti serbat, sirup, teh, minuman ringan dan lain-lain c. Jenis produk keperluan sehari-hari, misalnya obat-obatan, minyak rambut, sabun, dan lain-lain. 2. Kegiatan Distribusi Distribusi adalah penyebaran hasil produksi ke konsumen. Produk yang dihasilkan produsen disalurkan ke pemakai atau konsumen melalui perantara. Perantara atau orang yang menyalurkan hasil produksi ke konsumen disebut distributor. Agar proses distribusi lancar perlu adanya distributor. 3. Kegiatan Konsumsi Konsumsi adalah kegiatan memakai atau menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan, baik berupa barang maupun jasa. Konsumen adalah orang yang memakai hasil produksi. Contoh kegiatan konsumsi, antara lain kegiatan menghabiskan makanan dan kegiatan menggunakan kendaraan.

40 Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan Pertama A. Tujuan a. Siswa secara individu dapat mengidentifikasi pengertian kegiatan ekonomi b. Siswa dalam kolompok berpasangan dapat mengidentifikasi jenis usaha-usaha kegiatan ekonomi di Indonesia. c. Siswa dalam kelompok berempat dapat memberikan contoh-contoh kegiatan ekonomi di Indonesia dengan tepat B. Petunjuk Pengerjaan a. Jelaskan pengertian dari kegiatan ekonomi menggunakan bahasa sendiri! b. Berikan pendapatmu, apa akibat yang akan timbul jika seseorang tidak melakukan kigiatan ekonomi! c. Perhatikan macam-macam usaha pada gambar-gambar berikut ini! A B

41 C D 1. Usaha apa saja yang terlihat dalam gambar diatas? 2. Untuk apa orang melakukan kegiatan seperti itu? 3. Apa yang dihasilkan kegiatan usaha gambar A? 4. Apa yang dihasilkan kegiatan usaha gambar B? 5. Apa yang dihasilkan kegiatan usaha gambar C? d. Diskusikan bersama teman kelompokmu! Jenis-jenis usaha yang ada di Indonesia beserta ciri-cirinya! Tuliskan hasil diskusi tersebut dengan mengisi tabel di bawah ini! Jenis usaha Ciri-ciri Hasil

42 Lampiran 11 TES EVALUASI SIKLUS II PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI TEJOSARI MATERI KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014 Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Berikut ini yang termasuk tanaman perkebunan adalah a. padi, jagung, kacang b. tebu, singkong, ketela c. cokelat, the, padi d. teh, kopi, cokelat 2. Berikut ini yang merupakan hasil perkebunan berumur panjang atau tahunan adalah a. cengkeh, lada, dan karet b. jagung, tebu, dan tembakau c. kedelai, tembakau, dan karet d. jagung, tebu, dan teh 3. Pembuatan garam di pantai termasuk usaha di bidang a. perdagangan c. ekstraktif b. pertanian d. industri 4. Segala usaha untuk mengolah atau memanfaatkan mineral demi kesejahteraan manusia disebut a. penggalian c. pengeboran b. pengilangan d. pertambangan 5. Hewan- hewan berikut ini yang termasuk ternak ungas adalah a. ayam, itik, dan burung c. kambing, domba, dan kelinci b. sapi, kerbau, dan kuda d. ayam, kambing, dan domba 6. Petani dan nelayan adalah pekerjaan yang hasilnya berupa a. barang c. uang b. jasa d. tenaga

43 7. Pedagang yang tidak menetap dan berdagang dengan berkeliling disebut a. pedagang tetap c. pedagang asongan b. pedagang kaki lima d. pedagang musiman 8. Koperasi berasal dari kata cooperation yang berarti a. bergotong royong c. bekerja keras b. bekerja sama d. bekerja sungguh-sungguh 9. Usaha koperasi dilakukan berdasarkan atas asas a. kekeluargaan c. kerakyatan b. kesejahteraan d. keadilan 10. Perusahaan yang modalnya didapat dari penjualan saham disebut a. firma c. koperasi b. PT d. Perusahaan Daerah 11. Berikut ini yang bukan kegiatan produksi adalah a. menanam padi c. memelihara ikan b. membuat meja dan kursi d. bepergian naik bus 12. Kegiatan memakai barang atau jasa disebut kegiatan a. konsumsi c. produksi b. distribusi d. pemborosan 13. Kegiatan menyalurkan barang-barang kebutuhan dari produsen ke konsumen disebut kegiatan a. konsumsi c. produksi b. distribusi d. perdagangan 14. Berikut ini yang merupakan kegiatan distribusi adalah a. menanam durian c. membuat tempe b. memakai sepatu d. mengangkut hasil pertanian 15. Koperasi adalah bentuk perekonomian yang sesuai dengan UUD 45 Pasal a. 33 Ayat (1) c. 33 Ayat (3) b. 37 Ayat (1) d. 27 Ayat (1)

44 Lampiran B 11. A Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus II 2. A 12. A 3. B 13. B 4. C 14. D 5. D 15. D 6. B 7. A 8. D 9. C 10. C Cara Penilaian: Benar = 1 Salah = 0 Skor ideal = 15 Nilai = skor perolehan skor ideal 100

45 Lampiran 13 Daftar Nilai Siswa Kondisi Awal No. Nama Nilai Keterangan 1 AN L 60 Tidak Tuntas 2 AS L 40 Tidak Tuntas 3 AP L 50 Tidak Tuntas 4 DS P 70 Tuntas 5 DNRF L 35 Tidak Tuntas 6 DRN P 60 Tidak Tuntas 7 EP L 75 Tuntas 8 HP L 60 Tidak Tuntas 9 MNN L 65 Tuntas 10 MRR L 50 Tidak Tuntas 11 MR L 70 Tuntas 12 SP P 80 Tuntas 13 SH L 60 Tidak Tuntas 14 SW P 65 Tuntas 15 S L 55 Tidak Tuntas 16 TW L 80 Tuntas 17 WNT P 60 Tidak Tuntas 18 WS P 50 Tidak Tuntas 19 YK P 65 Tuntas Jumlah 1150 Rata-rata Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 35 Prosentase ketuntasan klasikal 26%

46 Lampiran 14 Daftar Nilai Siswa Siklus I No. Nama Nilai Keterangan 1 AN L 75 Tuntas 2 AS L 50 Tidak Tuntas 3 AP L 60 Tidak Tuntas 4 DS P 75 Tuntas 5 DNRF L 50 Tidak Tuntas 6 DRN P 70 Tuntas 7 EP L 80 Tuntas 8 HP L 70 Tuntas 9 MNN L 85 Tuntas 10 MRR L 55 Tidak Tuntas 11 MR L 80 Tuntas 12 SP P 90 Tuntas 13 SH L 70 Tuntas 14 SW P 75 Tuntas 15 S L 60 Tidak Tuntas 16 TW L 90 Tuntas 17 WNT P 65 Tuntas 18 WS P 70 Tuntas 19 YK P 85 Tuntas Jumlah 1355 Rata-rata Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 50 Prosentase ketuntasan klasikal 74%

47 Lampiran 15 Daftar Nilai Siswa Siklus II No. Nama Nilai Keterangan 1 AN L 80 Tuntas 2 AS L 70 Tuntas 3 AP L 75 Tuntas 4 DS P 80 Tuntas 5 DNRF L 70 Tuntas 6 DRN P 85 Tuntas 7 EP L 75 Tuntas 8 HP L 70 Tuntas 9 MNN L 95 Tuntas 10 MRR L 75 Tuntas 11 MR L 85 Tuntas 12 SP P 95 Tuntas 13 SH L 80 Tuntas 14 SW P 85 Tuntas 15 S L 70 Tuntas 16 TW L 95 Tuntas 17 WNT P 80 Tuntas 18 WS P 85 Tuntas 19 YK P 95 Tuntas Jumlah 1545 Rata-rata Nilai tertinggi 95 Nilai terendah 70 Prosentase ketuntasan klasikal 100%

48 Lampiran 16 Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I Pertama Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

49 Lampiran 17 Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I Kedua Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

50 Lampiran 18 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II Pertama Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

51 Lampiran 19 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II Kedua Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

52 Lampiran 20 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II Ketiga Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

53 Lampiran 21 Data Mentah Uji Instrumen Siklus 1 No. Butir Soal Abs

54 Lampiran 22 Data Mentah Uji Instrumen Siklus 2 No. Butir Soal Abs

55 Lampiran 23 Foto Kegiatan Pembelajaran

56

57

58

59

60

Nama-nama suku bangsa di Indonesia.

Nama-nama suku bangsa di Indonesia. Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang majemuk atau heterogen. Bangsa kita mempunyai beraneka ragam suku bangsa, budaya,

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (SOCIAL SCIENCE)

UJI KOMPETENSI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (SOCIAL SCIENCE) UJI KOMPETENSI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (SOCIAL SCIENCE) KELAS / GRADE : V (Lima) SEMESTER : I (Satu) Uji Kompetensi : 3 (tiga) TAHUN : 2008 2009 WAKTU : 40 Menit KURIKULUM : KTSP 2008 UK 3 Grade-V-Kur

Lebih terperinci

Contoh Keanekaragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia

Contoh Keanekaragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia Contoh Keanekaragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan Bhinneka tunggal Ika yang artinya

Lebih terperinci

2. Keberagaman suku bangsa dan budaya

2. Keberagaman suku bangsa dan budaya 2. Keberagaman suku bangsa dan budaya Suku bangsa sering juga disebut etnik, Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan juga

BAB II KAJIAN TEORI. apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan juga BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Memahami 1. Pengertian Kemampuan Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada,

Lebih terperinci

Suku Bangsa di Indonesia

Suku Bangsa di Indonesia Suku Bangsa di Indonesia 1. Persebaran suku bangsa di Indonesia Suku bangsa adalah bagian dari suatu bangsa. Suku bangsa mempunyai ciri-ciri mendasar tertentu. Ciriciri itu biasanya berkaitan dengan asal-usul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pemahaman Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Mata Pelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pemahaman Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Mata Pelajaran BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Mata Pelajaran IPS 1. Pemahaman a. Arti Pemahaman Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan mengerti atau memahami sesuatu setelah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran a. Definisi Belajar Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan manusia sebagai jalan untuk memperoleh perubahan ke arah yang lebih

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMEBLAJARAN (RPP) PRA SIKLUS. : SD Negeri Jolosekti : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas/Semester : V / 2 : 3 x 35 Menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMEBLAJARAN (RPP) PRA SIKLUS. : SD Negeri Jolosekti : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas/Semester : V / 2 : 3 x 35 Menit RENCANA PELAKSANAAN PEMEBLAJARAN (RPP) PRA SIKLUS Sekolah : SD Negeri Jolosekti Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas/Semester : V / 2 Waktu : 3 x 35 Menit A. Standar Kompetensi : 1. Menghargai

Lebih terperinci

Geografi BUDAYA NASIONAL DAN INTERAKSI GLOBAL I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Budaya Nasional 1. Pengertian Budaya Nasional

Geografi BUDAYA NASIONAL DAN INTERAKSI GLOBAL I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Budaya Nasional 1. Pengertian Budaya Nasional xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI BUDAYA NASIONAL DAN INTERAKSI GLOBAL I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami budaya

Lebih terperinci

Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia

Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Jenis-Jenis Usaha Masyarakat Di masyarakat terdapat berbagai jenis usaha. Jenis usaha tersebut dapat dibagi menurut lapangan usaha dan pemiliknya. 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Satuan Pendidikan : SDN Kebon Dalem Kelas / Semester : IV / 1 Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit Standar Kompetensi 1. Memahami

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN BUTIR-BUTIR SOAL TES 1 IPS KELAS IV SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012

KISI-KISI INSTRUMEN BUTIR-BUTIR SOAL TES 1 IPS KELAS IV SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KISI-KISI INSTRUMEN SOAL TES 1 SEBELUM UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KISI-KISI INSTRUMEN BUTIR-BUTIR SOAL TES 1 IPS KELAS IV SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 Sekolah : SD Negeri

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN KARANGAYU 02

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN KARANGAYU 02 LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN KARANGAYU 02 Disusun oleh : Nama : Bayu Iskandar NIM : 1401409014 Program studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 47 LAMPIRAN 1 RPP SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SD Negeri 6 Salatiga Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : 3 (tiga)/ II (dua) Materi Pokok : Kegiatan jual beli di lingkungan

Lebih terperinci

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN DESA - KOTA : 1 A. PENGERTIAN DESA a. Paul H. Landis Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran a. Definisi Belajar Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan manusia sebagai jalan untuk memperoleh perubahan ke arah yang lebih

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan Merupakan NTP tertinggi, dengan Angka 116,18 NTP Provinsi Lampung Oktober

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 4. KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIALatihan Soal 4.1

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 4. KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIALatihan Soal 4.1 SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 4. KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIALatihan Soal 4.1 1. Berikut ini yang termasuk tanaman perkebunan adalah... coklat, teh, dan padi teh, kopi, dan coklat padi, jagung,

Lebih terperinci

Rekreasi. Tema 6. Kamu Harus Mampu

Rekreasi. Tema 6. Kamu Harus Mampu Tema 6 Rekreasi Wisatawan asing sering datang ke Indonesia karena tertarik dengan kekayaan dan potensi alam di Indonesia, juga sikap keramahtamahan penduduk Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

TUGAS MATAPELAJARAN AGAMA ISLAM

TUGAS MATAPELAJARAN AGAMA ISLAM TUGAS MATAPELAJARAN AGAMA ISLAM (bentuk bentuk diferensi sosial agama) Nama : Febrinasari SMA : Mutiara, Natar Kata diferensiasi berasal dari bahasa Inggris different yang berarti berbeda. Sedangkan sosial

Lebih terperinci

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya Selain kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga termasuk kaya akan keragaman budaya. Beraneka ragam budaya dapat dijumpai di Negara ini. Keragaman budaya tersebut

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I. : 4 x 35 menit (2 x Pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I. : 4 x 35 menit (2 x Pertemuan) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Nama Sekolah : SDN Dieng Kulon 02 Kelas/ Semester : IV / II Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Alokasi waktu : 4 x 35 menit (2 x Pertemuan) STANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI LAMPUNG No. 04/10/18/Th. X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP Provinsi Lampung September 2016 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar

Lebih terperinci

114 LAMPIRAN D.1 RPP SIKLUS I RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh Achmad Firmansyah NIM 090210204055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI LAMPUNG No. 04/04/18/Th. XI, 3 April 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP Provinsi Lampung Maret 2017 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) Page 1 of 7 Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar (3T) Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar No Provinsi Kabupaten / Kota Status 1 Kalimantan Barat 2 Kalimantan Timur 3 Sulawesi Utara 4 Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09/18/Th. XI, 4 September 2017 NTP Provinsi Lampung Agustus 2017 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63 No. 14/03/34/TH.XVI, 3 Maret 2014 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Mulai Desember 2013, penghitungan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No Provinsi Kabupaten / Kota Status Sambas Bengkayang 1 Kalimantan Barat Sanggau Sintang Kapuas Hulu Nunukan 2

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PERTANIAN 2. Program : Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 3.

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18 No. 51/09/34/Th.XVI, 1 September 2014 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Agustus 2014, NTP

Lebih terperinci

NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 NO NAMA SATKER BADAN KETAHANAN PANGAN, KEMENTERIAN PERTANIAN DKI JAKARTA 1 DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI LAMPUNG No. 04/12/18/Th. IX, 1 Desember 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP Provinsi Lampung November 2015 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar

Lebih terperinci

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam Bab 7 Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Potensi Alam Bab ini akan membahas tentang kegiatan ekonomi yang didasarkan pada potensi alam. Pelajarilah dengan saksama agar kamu dapat mengenal aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah Mata Pelajaran Materi Ajar Kelas/Semester Alokasi waktu : SD Negeri 01 Mojoroto : IPS (Ilmu

Lebih terperinci

Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014

Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014 Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014 NO WILAYAH KERJA KANTOR REGIONAL I YOGYAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH Pemerintah

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 30 MARET 2017) NO 1 Provinsi Kalimantan Utara 2 Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013

PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013 PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013 SATKER PAGU REALISASI % DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA 3,025,650,000 2,207,781,900 72.97 BADAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016. BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI No.81/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016. Pada September 2016 NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat 97,02

Lebih terperinci

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015 REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015 No. SATKER PAGU ANGGARAN (RP.) REALISASI (RP.) % 1 019032 DINAS KELAUTAN, PERTANIAN DAN KETAHANAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I (RPP SIKLUS I)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I (RPP SIKLUS I) 34 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I (RPP SIKLUS I) Satuan Pendidikan : SD Negeri Simpar Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV / 2 Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2x pertemuan) Pelaksanaan : Kamis,

Lebih terperinci

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Pola Pemukiman Terpusat Pola Pemukiman Linier Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : 6 x 35 menit (3 x pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : 6 x 35 menit (3 x pertemuan) Lampiran 1 68 Lampiran 2 69 70 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SD TEGALREJO 04 SALATIGA : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SD Negeri Salatiga 8 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : IV/ I Waktu

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24 No. 35/06/34/Th.XVII, 1 Juni 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Mei 2015, NTP Daerah Istimewa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh Nama : Muhammad Rois Amin NIM : 13108241176 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI LAMPUNG No. 04/05/18/Th. VIII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP Provinsi Lampung April 2014 untuk masing-masing sub sektor tercatat sebesar

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SD N Ketitang Wetan 01 Pati : IPS : V / I : 2 x 35 Menit

Lebih terperinci

RINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA

RINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA 17 2014, No.67 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) IRIO memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa analisa. Kemampuan

Lebih terperinci

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan telah ada sejak ratusan bahkan ribuan

Lebih terperinci

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota Geografi Pengertian Desa Kota Potensi Desa Kota Unsur - unsur potensi Fisik desa Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota Sekian... Pengertian Desa... Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 17 APRIL 2017) NO 1 Provinsi Maluku Utara 2 Kabupaten

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40 No. 59/11/34/Th.XVI, 3 November 2014 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Oktober 2014, NTP

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 100 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) A. Identitas Nama Sekolah : MIN Gadur Koto Tinggi Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Topik : Keanekaragaman Indonesia. Kelas / Semester : III

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015 No. 97/12/21/Th.X, 1 Desember PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER Pada November NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat 98,99 mengalami kenaikkan sebesar 0,43 persen dibanding

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Kelas Eksperimen

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Kelas Eksperimen LAMPIRAN 74 Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Kelas Eksperimen 75 76 Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Kelas Kontrol 77 78 Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Pada Kelas Eksperimen 79 80 Lampiran

Lebih terperinci

Pentingnya Koperasi bagi

Pentingnya Koperasi bagi Bab 8 Pentingnya Koperasi bagi Kesejahteraan Masyarakat Tahuka kamu apa koperasi itu? Apa tujuan didirikannya koperasi? Apa alasan dibuatnya koperasi? Koperasi merupakan organisasi dari anggota, oleh anggota

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI No. 37/05/21/Th. X, 4 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL Pada April NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat 98,69 mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48 No. 23/04/34/Th.XVII, 1 April 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Maret 2015, NTP Daerah

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi Modul ke: Fakultas FEB Pengantar Bisnis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Bentuk Kepemilikan Bisnis Alternatif Bentuk Pemilikan Bisnis: Perusahaan Perseorangan, Kemitraan, Korporasi, BUMN dan BUMD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tejosari yang teletak di Kelurahan Tejosari, Kecamatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI No.47/07/21/Th. XII, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2017 Pada Juni 2017 NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat 96,99 mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 09/02/12/Th. XIX, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71 No. 27/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada April 2015, NTP Daerah

Lebih terperinci

Lampiran 1 57

Lampiran 1 57 56 Lampiran 1 57 Lampiran 2 58 Lampiran 3 59 Lampiran 4 60 61 Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) PENELITIAN SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah T [LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN] DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No 6 7 Provinsi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas /Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar (Perbatasan) No Provinsi No Kabupaten / Kota Status 1 Sambas Perbatasan 2 Bengkayang Perbatasan 1 Kalimantan Barat

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 08 MEI 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh

Lebih terperinci

BAB X PENGGUNAAN LAHAN DAN KEGIATAN EKONOMI. Kata Kunci PETA KONSEP

BAB X PENGGUNAAN LAHAN DAN KEGIATAN EKONOMI. Kata Kunci PETA KONSEP BAB X PENGGUNAAN LAHAN DAN KEGIATAN EKONOMI Setelah mempelajari bab ini diharapkan kamu memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola permukiman berdasarkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu : SDN Kenari : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : IV (Empat)/ 2 (dua) : 2 x 35 menit I.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI No. 24/03/21/Th.X, 2 Maret PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI Pada Februari NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat 100,54 mengalami kenaikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI No. 05/01/21/Th.XI, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER Pada Desember NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat 98,78 mengalami

Lebih terperinci

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah Nilai Tukar Petani (NTP) September 2017 Sebesar 100,69 Atau Naik 0,85 Persen. Upah Nominal Harian Buruh Tani Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017 BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA No. 35/07/Th.XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017 Indeks NTP Sulawesi Tenggara pada Juni 2017 tercatat 94,38 atau mengalami

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SOAL UJI VALIDITAS Instrumen Soal untuk Uji Validitas SD Negeri Blotongan 02 Kecamatan Sidorejo Salatiga

LAMPIRAN 1 SOAL UJI VALIDITAS Instrumen Soal untuk Uji Validitas SD Negeri Blotongan 02 Kecamatan Sidorejo Salatiga 71 72 LAMPIRAN 1 SOAL UJI VALIDITAS Instrumen Soal untuk Uji Validitas SD Negeri Blotongan 02 Kecamatan Sidorejo Salatiga Nama : No. Absen : Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65 No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Desember 2014, NTP

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05 No. 19/04/34/TH.XVI, 1 April 2014 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Maret 2014, NTP Daerah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas, di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01 No. 71/12/34/Th.XVII, 1 Desember 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada November 2015,

Lebih terperinci

PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN

PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN Pengertian dasar sejarah kebudayaan yang dimaksudkan di sini adalah pembahasan umum mencakup pembahasan mengenai istilah dan definisi kebudayan, perbedaan kebudayaan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015 BPS PROVINSI ACEH No.44/09/Th.XVIII, 1 September 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 21/04/12/Th. XIX, 01 April 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 05/01/12/Th. XVIII, 02 Januari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci